Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015

18
Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015 Isnu Rahadi Wiratama, Hendro Dwiyatno, Chabibah Nur Afida, Dian Bastiyan K, Imam Garaudy, Andre Wijaya MP, Muhammad Arifin Kelas 7A Program DIV Akuntansi Reguler, STAN, Tangerang Selatan [email protected] Abstrak Akhir 2015 Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community. Dimana keberhasilan Indonesia memanfaatkan pembukaan pasar yang luas dalam masyarakat ASEAN akan banyak tergantung kepada kualitas pembangunan ekonomi kita dan peningkatan daya saing. Kualitas pembangunan ekonomi yang tinggi yang didukung oleh daya sainginternasional yang tinggi, kualitas manusia yang unggul,logistik yang efisien, serta kelembagaan yang baik akan membuat Indonesia siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Untuk itu kita berharap agar pemerintah baru serta otoritas ekonomi lainnya mengubah pengelolaan ekonominya, peningkatan daya saing negara melalui THM, perbaikan nerca perdagangan intra-extra ASEAN. Sehingga kita siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Kata Kunci: innovation driven economic, neraca perdagangan, neraca pembayaran. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepuluh negara-negara anggota ASEAN (Assosiation of South East Asian Nation) akan segera memasuki tahapan baru dalam perekonomian kawasan yang dikenal sebagai ASEAN Economic Community 2015 (AEC 2015), dimanapada tahapan perekonomian ini menjadi tonggak resmi terjadinya pembebasan arus faktor produksi tenaga kerja terampil dan investasi padaruang lingkup kawasan Asia Tenggara. Namun dalam menyongsong situasi perekonomian tersebut, masih terdapat banyak indikator perekonomian yang masih belum menunjukkan tanda-tanda positif yang menjanjikan bagi perekonomian kawasan dalam memasuki era awal implementasi AEC 2015. Belum disepakatinya harmonisasi tarif eksternal untuk perdangan non-anggota, sementara akan terjadi aliran bebas faktor produksi tenaga kerja terampil dan modal, akan menyisakan pertanyaan besar terkait masalah- masalah yang mungkin muncul. Laporan terakhir Sekretariat ASEAN pada “ASEAN Economic Community Scorecard” pada tahun 2012 serta studi Pillai (2013) dinyatakan bahwa implementasi AEC 2015 pada Tahapan 1 (2008-2009), Tahapan 2(2010-2011) dan Tahapan 3 (2012-2013) telah mencapai total pemenuhan terhadap 73,0% dari total target. Hal ini menunjukkan bahwa hingga batas akhir 31 Desember 2015 para pemimpin negara ASEAN harus bekerja keras dalam memastikan bahwa 27,0% target tersisa mampu dicapai di tengah berbagai tantangan yang ada. 1.2 Tujuan Adapun tujuan penulisan paper ini adalah sebagai berikut :

Transcript of Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015

Ekonomi Inovasi dan Pola Kolaborasi THM :Strategi Menghadapi AseanEconomic Community (AEC) 2015

Isnu Rahadi Wiratama, Hendro Dwiyatno, Chabibah Nur Afida, DianBastiyan K, Imam Garaudy, Andre Wijaya MP, Muhammad Arifin

Kelas 7A Program DIV Akuntansi Reguler, STAN, Tangerang [email protected]

Abstrak – Akhir 2015 Indonesia akan memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN atau ASEAN Economic Community.

Dimana keberhasilan Indonesia memanfaatkan pembukaan pasar yang luas dalam masyarakat ASEANakan banyak tergantung kepada kualitas pembangunan ekonomi kita dan peningkatan daya saing.

Kualitas pembangunan ekonomi yang tinggi yang didukung oleh daya sainginternasional yang tinggi,kualitas manusia yang unggul,logistik yang efisien, serta kelembagaan yang baik akan membuat

Indonesia siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN. Untuk itu kita berharap agar pemerintah baruserta otoritas ekonomi lainnya mengubah pengelolaan ekonominya, peningkatan daya saing negara

melalui THM, perbaikan nerca perdagangan intra-extra ASEAN. Sehingga kita siap menghadapiMasyarakat Ekonomi ASEAN.

Kata Kunci: innovation driven economic, neraca perdagangan, neraca pembayaran.

1 PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang

Sepuluh negara-negaraanggota ASEAN (Assosiation of SouthEast Asian Nation) akan segeramemasuki tahapan baru dalamperekonomian kawasan yang dikenalsebagai ASEAN Economic Community2015 (AEC 2015), dimanapadatahapan perekonomian ini menjaditonggak resmi terjadinyapembebasan arus faktor produksitenaga kerja terampil daninvestasi padaruang lingkupkawasan Asia Tenggara. Namundalam menyongsong situasiperekonomian tersebut, masihterdapat banyak indikatorperekonomian yang masih belummenunjukkan tanda-tanda positifyang menjanjikan bagiperekonomian kawasan dalammemasuki era awal implementasiAEC 2015. Belum disepakatinyaharmonisasi tarif eksternal untukperdangan non-anggota, sementara

akan terjadi aliran bebas faktorproduksi tenaga kerja terampildan modal, akan menyisakanpertanyaan besar terkait masalah-masalah yang mungkin muncul.

Laporan terakhir SekretariatASEAN pada “ASEAN EconomicCommunity Scorecard” pada tahun2012 serta studi Pillai (2013)dinyatakan bahwa implementasi AEC2015 pada Tahapan 1 (2008-2009),Tahapan 2(2010-2011) dan Tahapan3 (2012-2013) telah mencapaitotal pemenuhan terhadap 73,0%dari total target. Hal inimenunjukkan bahwa hingga batasakhir 31 Desember 2015 parapemimpin negara ASEAN harusbekerja keras dalam memastikanbahwa 27,0% target tersisa mampudicapai di tengah berbagaitantangan yang ada.

1.2 TujuanAdapun tujuan penulisan paper iniadalah sebagai berikut :

1. Untuk menambah pemahaman penulisterkait topik SektorInternasional khususnya tentangAsean Economic Community.

2. Untuk menganalisis secara empiriskesiapan Indonesia menghadapiAsean Economic Community melaluiindikator neraca perdaganganekstra-ASEAN, neraca perdaganganintra-ASEAN dan GlobalCompetitiveness Index.

3. Untuk menganalisis pendekatanekonomi inovasi dan Triple HelixModel sebagai StrategiMenghadapai Asean EconomicCommunity.

1.3 Rumusan MasalahAdapun masalah yang akan dibahasdalam paper ini sebagai berikut :

1. Bagaimana kesiapan Indonesiamenghadapi Asean EconomicCommunity melalui indikatorneraca perdagangan ekstra-ASEAN?

2. Bagaimana kesiapan Indonesiamenghadapi Asean EconomicCommunity melalui indikatorneraca perdagangan intra-ASEAN?

3. Bagaimana kesiapan Indonesiamenghadapi Asean EconomicCommunity melalui indikatorGlobal Competitiveness Index?

4. Bagaimana ekonomi inovasi danTriple Helix Model digunakansebagai sebagai StrategiMenghadapai Asean EconomicCommunity?

2 LANDASAN TEORI

2.1 Neraca Pembayaran (Balance ofPayment)

Hady (2001:59)mendefinisikan balance of payment(BOP) adalah suatu catatan yangdisusun secara sistematis tentangseluruh transaksi ekonomi yangmeliputi perdagangan barang/jasa,transfer keuangan dan moneterantara penduduk (resident) suatu

negara dan penduduk luar negeri(rest of the world) untuk suatuperiode waktu tertentu, biasanyasatu tahun.Neraca pembayaranadalah suatu catatan yangsistematis mengenai transaksiekonomi yang dilakukan olehpenduduk (residen) suatu negaradengan penduduk negara lainnya(non residen) dalam jangka waktutertentu (Sugiyono, 2002). Dengankata lain neraca pembayaranmencatat nilai barang dan jasaserta volume modal netto yangmasuk dan keluar dari suatunegara untuk suatu periodetertentu, biasanya dua belasbulan (Jackson, 2009).Secaragaris besar neraca pembayaranmeliputi:

1. Current AccountMeliputi transaksi yang

berkaitan dengan ekspor dan importerhadap barang dan jasa. Melaluipos transaksi ini akan terlihatjelas apakah neraca perdagangansuatu negara surplus atau bahkandefisit.

2. Capital AccountMencakup arus modal masuk

sebagai inflow dan arus modalkeluar (outflow). Adapun inflowdapat meliputi modal resmi maupunbentuk modal lainnya.

3. Errors and OmissionsErrors and Ommissions

sebagai kesalahan yang belumdiperhitungkan atau kesalahanyang diabaikan. Pada modelperhitungan IMF (InternationalMonetary Fund) merupakan neracapenyeimbang yang memberi maknadefisit atau surplus neracapembayaran pada tahunpencatatan.

4. ReserveBahwa pada cara yang

disajikan oleh IMF merupakanperkembangan cadangan devisa dari

tahun sebelum pencatatan sampaipada saat pencatatan atau yanglazim dinyatakan sebagai monetarymovement.

2.2 Asean Economic Community (AEC)MEA adalah bentuk integrasi

ekonomi ASEAN dalam artian adanyasystem perdagaangan bebas antaraNegara-negara asean. Indonesiadan sembilan negara anggota ASEANlainnya telah menyepakatiperjanjian Masyarakat EkonomiASEAN (MEA) atau ASEAN EconomicCommunity (AEC).

Pada KTT di Kuala Lumpurpada Desember 1997 Para PemimpinASEAN memutuskan untuk mengubahASEAN menjadi kawasan yangstabil, makmur, dan sangatkompetitif dengan perkembanganekonomi yang adil, dan mengurangikemiskinan dan kesenjangansosial-ekonomi (ASEAN Vision2020).

Pada KTT Bali pada bulanOktober 2003, para pemimpin ASEANmenyatakan bahwa MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA) akan menjaditujuan dari integrasi ekonomiregional pada tahun 2020, ASEANSecurity Community dan KomunitasSosial-Budaya ASEAN dua pilaryang tidak terpisahkan dariKomunitas ASEAN. Semua pihakdiharapkan untuk bekerja secarayang kuat dalam membangunKomunitas ASEAN pada tahun 2020.

Selanjutnya, PertemuanMenteri Ekonomi ASEAN yangdiselenggarakan pada bulanAgustus 2006 di Kuala Lumpur,Malaysia, sepakat untuk memajukanMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)dengan target yang jelas danjadwal untuk pelaksanaan.

Pada KTT ASEAN ke-12 padabulan Januari 2007, para Pemimpinmenegaskan komitmen mereka yangkuat untuk mempercepatpembentukan Komunitas ASEAN pada

tahun 2015 yang diusulkan diASEAN Visi 2020 dan ASEAN ConcordII, dan menandatangani DeklarasiCebu tentang PercepatanPembentukan Komunitas ASEAN padatahun 2015 Secara khusus, parapemimpin sepakat untukmempercepat  pembentukanKomunitas Ekonomi ASEAN padatahun 2015 dan untuk mengubahASEAN menjadi daerah denganperdagangan bebas barang, jasa,investasi, tenaga kerja terampil,dan aliran modal yang lebihbebas.

2.2.1 Karakteristik Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA) adalah realisasi tujuanakhir dari integrasi ekonomi yangdianut dalam Visi 2020, yangdidasarkan pada konvergensikepentingan negara-negara anggotaASEAN untuk memperdalam danmemperluas integrasi ekonomimelalui inisiatif yang ada danbaru dengan batas waktu yangjelas. dalam mendirikanMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA),ASEAN harus bertindak sesuaidengan prinsip-prinsip terbuka,berorientasi ke luar, inklusif,dan berorientasi pasar ekonomiyang konsisten dengan aturanmultilateral serta kepatuhanterhadap sistem untuk kepatuhandan pelaksanaan komitmen ekonomiyang efektif berbasis aturan.

Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA) akan membentuk ASEANsebagai pasar dan basis produksitunggal membuat ASEAN lebihdinamis dan kompetitif denganmekanisme dan langkah-langkahuntuk memperkuat pelaksanaan baruyang ada inisiatif ekonomi;mempercepat integrasi regional disektor-sektor prioritas;memfasilitasi pergerakan bisnis,tenaga kerja terampil dan bakat;

dan memperkuat kelembagaanmekanisme ASEAN. Sebagai langkahawal untuk mewujudkan MasyarakatEkonomi ASEAN, 

Pada saat yang sama,Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)akan mengatasi kesenjanganpembangunan dan mempercepatintegrasi terhadap NegaraKamboja, Laos, Myanmar danVietNam melalui Initiative forASEAN Integration dan inisiatifregional lainnya. Bentuk Kerjasamanya adalah :

1. Pengembangan sumber daya manusiadan peningkatan kapasitas;

2. Pengakuan kualifikasiprofesional;

3. Konsultasi lebih dekat padakebijakan makro ekonomi dankeuangan;

4. Langkah-langkah pembiayaanperdagangan;

5. Meningkatkan infrastruktur6. Pengembangan transaksi elektronik

melalui e-ASEAN;7. Mengintegrasikan industri di

seluruh wilayah untukmempromosikan sumber daerah;

8. Meningkatkan keterlibatan sektorswasta untuk membangun MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA).

Pentingnya perdaganganeksternal terhadap ASEAN dankebutuhan untuk Komunitas ASEANsecara keseluruhan untuk tetapmelihat ke depan, karakteristik utama MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA):

1. Pasar dan basis produksi tunggal,2. Kawasan ekonomi yang kompetitif,3. Wilayah pembangunan ekonomi yang

merata4. Daerah terintegrasi penuh dalam

ekonomi global.Karakteristik ini saling

berkaitan kuat. Dengan Memasukkanunsur-unsur yang dibutuhkan darimasing-masing karakteristik danharus memastikan konsistensi danketerpaduan dari unsur-unsur

serta pelaksanaannya yang tepatdan saling mengkoordinasi diantara para pemangku kepentinganyang relevan.

2.3 Innovation-Driven Economic(Ekonomi inovasi)

Ekonomi Inovasi oleh DanRobles didefinisikan sebagaiInnovation economics is aneconomic doctrine thatreformulates the traditionalmodel of economic growth so thatknowledge, technology,entrepreneurship, and innovationare positioned at the center ofthe model rather than seen asindependent forces that arelargely unaffected by policy.

Teori ini diperkenalkan olehSchumpeter pertama kalidikemukakan dalam bukunya yangberbahasa Jerman pada tahun 1911,lalu pada tahun 1934 diterbitkandengan berbahasa Inggris yangberjudul The Theory of EconomicDefelopment. Kemudian JosephAlois Schumpeter menggambarkanteorinya yang lebih lanjuttentang proses pembangunan danfaktor utama yang menentukanpembangunan dalam bukunya yangberjudul Business Cycles padatahun 1939.

Salah satu pendapatSchumpeter yang penting adalahlandasan teori pembangunannyayaitu keyakinannya bahwa systemkapitalisme merupakan system yangpaling baik untuk menciptakanpembangunan ekonomi yang pesat.Namun demikian, Schumpetermeramalkan secara pesimis bahwadalam jangka panjang systemkapitalisme akan mengalamikemandegan (stagnasi). Pendapatini sama dengan kaum klasik.

Proses perkembangan ekonomimenurut Schumpeter, faktor utamayang menyebabkan perkembanganekonomi adalah proses inovasi danpelakunya adalah para innovator

atau entrepreneur (wiraswasta).Kemajuan ekonomi suatu masyarakathanya bisa diterapkan denganadanya inovasi oleh paraentrepreneur. Dan kemajuanekonomi tersebut diartikansebagai peningkatan output totalmasyarakat.

Dalam membahas perkembanganekonomi, Schumpeter membedakanpengertian pertumbuhan ekonomidan pembangunan ekonomi walaupunkeduanya merupakan sumberpeningkatan output masyarakat.Menurut Schumpeter pertumbuhanekonomi adalah peningkatan outputmasyarakat yang disebabkan olehsemakin banyaknya jumlah faktorproduksi yang digunakan dalamproses produksi masyarakat tanpaadanya perubahan “teknologi”produksi itu sendiri. Misalnyakenaikan out put yang disebabkanoleh pertumbuhan stok modal tanpaperubahan teknologi produksi yanglama.

Sedangkan pembangunanekonomi adalah kenaikan out putyang disebabkan oleh inovasi yangdilakukan oleh para wiraswasta.Inovasi ini berarti perabaikan“teknologi” dalam arti luar,miasalnya penemuan produk baru,pembukaan pasar baru dsb. Inovasitersebut menyangkut perbaikankuantitatif dari system ekonomiitu sendiri yang bersumber darikreatifitas para wiraswastanya.

Pembangunan ekonomi berawalpada suatu lingkungan social,polotik, dan teknologi yangmenunjang kreatifitas parawiraswastanya. Adanya lingkunganyang menunjang kreatifitas akanmenimbulkan beberapa wiraswastaperintis yang mencoba menerapkanide ide baru dalam kehidupanekonomi. Mungkin tidak semuaperintis tersebut akan berhasildalam melakukan inovasi. Bagiyang berhasil melakukan inovasi

tersebut akan menimbulkan posisimonopoli bagi pencetusnya. Posisimonopoli ini akan menghasilkankeuntungan di atas keuntungannormal yang diterima parapengusaha yang tidak berinovasi.Keuntungan monopolistis inimerupakan imbalan bagi parainnovator dan sekaligus jugamerupakan rangsangan bagi paracalon innovator. Hasrat untukberionovasi terdorong oleh adanyaharapan memperoleh keuntunganmonopolistis tersebut.

Inovasi mempunyai 3 pengaruhyaitu :

1. Diperkenalkannya teknologi baru2. Menimbulkan keuntungan yang lebih

(keuntungan monopolistis) yangmerupakan sumber dana penting bagiakumulasi modal

3. Inovasi akan di ikuti olehtimbulnya proses peniruan (imitasi)yaitu adanya pengusaha-pengusahalain yang meniru teknologi barutersebut

Proses peniruan (imitasi)pada akhirnya akan di ikuti olehinvestasi (akumulasi modal) olehpara peniru (imitator) tersebut.Proses peniruan ini mempunyaipengaruh berupa :

1. Menurunnya keuntungan monopolistisyang dinikmati oleh para innovator

2. Penyebaran teknologi baru di dalammasyarakat, berarti teknologitersebut tidak lagi menjadimonopoli pencetusnya.

Kesemua proses yangdijelaskan di atas meningkatkanout put masyarakat dan secarakeseluruhan merupakan prosespembangunan ekonomi. Dan menurutSchumpeter, sumber kemajuanekonomi yang lebih penting adalahpembangunan ekonomi tersebut.

Faktor-faktor PenunjangInovasi :

Menurut Schumpeter ada 5macam kegiatan yang termasuksebagai inovasi yaitu :

1. Di perkenalkannya produk baru yangsebelumnya tidak ada

2. Di perkenalkannya cara berproduksibaru

3. Pembukaan daerah-daerah pasar baru4. Penemuan sumber-sumber bahan mentah

baru5. Perubahan organisasi industry

sehingga efisiensi industryMenurut Schumpeter hanya

mereka yang berani mencoba danmelaksanakan ide-ide baru yangbisa disebut entrepreneursedangakan pengusaha yang secarahanya mengelola secara rutinperusahaannya bukan entrepreneurmelainkan hanyalah seorangmanajer. Kunci dalam prosesinovasi adalah terdapatnyalingkungan yang menunjang inovasitersebut. Menurut Schumpeter,system kapitalis dan bebasberusaha yang didukung olehlembaga-lembaga social politikyang sesuai merupakan lingkunganyang paling subur bagi timbulnyainnovator dan inovasi. Hanyadalam system inilah menurutnyasemangat berinovasi palingtinggi.

Selain itu ada 2 faktor lainyang menunjang terlaksananyainovasi yaitu :

1. Tersedianya cadangan ide-ide barusecara memadai.

2. Adanya system perkreditan yang bisamenyediakan dana bagi paraentrepreneur merealisir ide-idetersebut jadi kenyataan.

3 PEMBAHASAN3.1 Kesiapan Menghadapi MEA : Analisis

Neraca Perdagangan Indonesia vsnegara-negara ASEAN

Isu daya saing produkIndonesia di tataran ASEANmasihperlu menjadi perhatianserius dimana nerara perdaganganIndonesia masih mencatatkan nilainegatif terhadap negara-negarautama di kawasan seperti

Singapura, Malaysia, Thailand danVietnam. Bahkan apabila dicermatisecara lebih lanjut makasesungguhnya neraca perdaganganIndonesia terhadap negara ASEANsecara umum hingga kondisi per-Oktober 2014 mencatatkan nilaiyang negatif sebesar -8164,71Juta USD.

Hal ini menunjukkanbahwaIndonesia walaupun secarakumulatif sudah mulai mencatatkannilai neraca perdagangan yangpositif, namun pada tataranASEAN, Indonesia masih mengalamimasalah serius dalam kinerjaperdagangan dan daya saingproduk. Hal ini harus menjadiperhatian serius sehingga AEC2015 tidak menjadikan Indonesiahanya menjadi “penonton pinggir”dari aktivitas perekonomian yangsemakin terbuka dan kehilangankesempatan untuk mendapatkannilai tambah dan peningkatankesejahteraan secara optimal darikeleluasaan arus perdaganganbarang, jasa dan investasi.

Tabel 1. Neraca Perdagangan Indonesiadengan ASEAN

2009-2014 (Juta USD)

3.2 Kesiapan Menghadapi MEA : AnalisisNeraca Perdagangan Negara-NegaraASEAN

Perdagangan intra-ASEANternyata belum cukup mampu untukmenunjukkan manfaatnya secaraoptimal pada pemberian nilaitambah bagi perekonomian kawasan.Selain isu klasik mengenaiproporsiperdagangan intra-ASEANyang masih belum cukup tinggidibandingkan dengan perdaganganintra kerjasama kawasan ekonomiyang ada lainnya diinternasional, ternyata secaranilai tambah dan keseimbanganperdagangan intra-ASEAN belumcukup menjanjikan sebagai arusperdagangan yangmenguntungkanbagi negara-negara ASEAN. Negara-negara ASEAN lebih berpotensimencatatkan neraca perdaganganyang positif pada perdaganganekstra-ASEAN dibandingkanperdagangan intra-ASEAN, kecualiMalaysia sebagai satu-satunyanegara yang konsisten padaperiode 2009 hingga 2013.

Walaupun secara kumulatif,terutama pada rentang waktu 2012dan 2013 ekspor netto ekstra-ASEAN justru mencatatkan nilairekapitulasi yang negatif namunsesungguhnya nilai ekspor nettoyang positif dalam intra- ASEANdidominasi oleh segelintirperekonomian saja yaitu Singapuradan Thailand. Untuk itu, parapengambil kebijakan di ASEANperlu kembali merumuskankebijakan agar ASEAN tetap mampumenjadi sumber pendorongkesejahteraan bagi negara anggotadan kawasannya terutamadalamaspek perdagangan internasionalkarena sesungguhnya itulah yangmenjadi esensi awal semangat yangmendorong negara-negara ASEANsepakat untuk membangun kerjasamaperekonomian di kawasan.

Tabel 2. Neraca Perdagangan Negara-Negara ASEAN;2009-2013 (Miliar USD)

3.3 Kesiapan Menghadapi MEA : AnalisisDaya Saing Indonesia versi WorldEconomy Forum

Daya saing (competitiveness)menjadi elemen yang penting dalamdinamika persaingan terutama diera globalisasi atau maupunsekedar di tahapan regionalisasisebagaimana yang dituju oleh AEC2015 saat ini. Menurut World Bank(2014), negara-negara di kawasanASEAN perlu memberikan perhatianyang lebih pada upaya-upayapembangunan daya saing melaluiupaya-upaya untuk membanguntingkat produktifitas yang lebihtinggi disertai dengan investasiyang cukup pada pendidikan danpelatihan generasi muda. Namunternyata arah pembangunan dayasaing berbagai negara di kawasanini ternyata masih hanya berfokuspada pembangunan yang bersifatoperasional dan belum menyentuhpembangunan yang lebihbersifatfundamental, misalkan pembangunansumber daya manusia.

Data Human Development Index(HDI) yang dikeluarkan olehPerserikatan Bangsa-Bangsamenunjukkan bahwa 50% negaraanggota ASEAN masih berada padatahapan pembangunan sumber dayamanusia berkualitas sedang bahkankhusus untuk Myanmar masihdikategorikan sebagai negara

dengan pembangunan sumber dayamanusia berkualitas rendah. Namunpada dasarnya terdapat berbagaiperubahan-perubahan teknis yangdilakukan oleh negara-negara dikawasan dalam meningkatkan dayasaingnya, seperti yang dialamioleh Brunei Darussalam,Indonesia, Singapura, Thailanddan Vietnam yang mulai menerapkanpenggunaan teknolog informasidalam berbagai aktivitasperizinan bisnis dan perpajakan.Bahkan Laos dan Myanmar jugamelakukan perbaikan sistem denganmembenahi sistem perpajakannasional agar menjadi lebih mudahdan efisien. Namun ternyatasegala perbaikan yang dilakukanini belum mampu mendongkrakperingkat dari negara-negarakawasan ASEAN padaberbagaiindikator global, dikarenakanperubahan sistematis yangdilakukan masih terbatas padaaspek-aspek operasional danmengenyampingkan halhal yanglebih bersifat fundamentalseperti pembangunan sumber dayamanusia sehingga perubahantersebut belum dapat dikatakansebagai perbaikan daya saing yangoptimal.

Tabel.3. Perbandingan Indikator DayaSaing Negara Anggota ASEAN:

GCI, EDB dan HDI

3.4 Triple Helix Model (THM) BertemaKnowledge-Based Innovation (KBI)di China

China adalah salah satunegara yang sangat pesatpertumbuhan ekonominya. Pesatnyapembanunan ekonomi China sangatterkait dengan upaya optimalisasipengembangan dan pemanfaatanpengetahuna dan teknologi dinegaranya.

Pengembangan ilmupengetahun dan teknologi yangberorientasi pembangunan sisteminovasi nasional untukpembangunan ekonomi sudahditekankan dalam NationalTechnology and InnovationConference sejak 1999. PemerintahChina berkomitmen memperkuatgagasan abru tentangmemberdayakan potensi bangsa.Pemerintah China menyerukanrakyatknya untuk menjadiinnovation-oriented society pada2020, dan menjadi pemimpin globaldi bidang ilmu pengetahuan danteknologi.

Rencana tersebut berdampakmeningkatkanya secara tajam totalbiaya untuk kegiatan penelitiandan pengembangan selama 15 tahunke depan, yaitu semula 1,23% dariGDP pada 2004 menjadi 2,5% danmeningkat lebih besar lagi pada2020. Pemerintah China berharapnegaranya kelak menjadi saah satudari lima besar negara di duniasebagai negara terbanyak jumlah(paten) penemuan yang dihasilkanpara ilmuwan/warganya. Bahkankarya-karya ilmiah dari parailmuwan China diharapkan pulayang paling banyak dikutip didunia (Cao, et al.,2006).

Semua itu bermuara darikeinginan China untuk menjadinegara inovatif yang berbasispengetahuna atau dikenal sebagaiKnowledge-Based-Innovation (KBI).Penerapan ilmu pengetahun dan

strategi inovasi teknologimembutuhkan interaksi yang eratdan berkesinambungan di antaraberbagai lembaga penelitian,perguruan tinggi, industri, daninstansi pemerintah.

Dalam konteks ini,implementasi model THM idaksepeti THM yang menempatkanuniversitas sebagai sumber utamaimu penegtahuan, menjadikan duaelemen;universitas dan lembagapenelitian negara. Universitasdianggap lembaga pengajaran danpemberian ilmu pengetahuan bukanpemain ekonomi.Adapun lembaga-lembaga penelitian negara tidakhanya memainkan pean pentingdalam proyek penelitian nasionaldi bidang teknologi melaluiNational Key Laboratories danmemberikan panduan kebijakankepada pemerintah pusat dandaerah, tetapi juga memprakarsaidan melaksanakan program KBI barudi berbagai perusahaan, litbangpusat, dan zona-zona pembangunanberteknologi tinggi dan baruuntuk teknologi komunikasi.

Selain itu, model THM yangsemula berfokus pada interaksitiga elemen (universitas-pemerintah-industri), penelitianakademis/inovasi THM di Chinadidominasi oleh interaksi antaraIndustri Chan, Universitas Xue,dan Lembaga Penelitian Yan yangberda di bawah kebijakapemerintah. Peran pemerintahketika mempromosikan KBI jarangdisebutkan dan dianalisis dalamliteratur yang ada meskipun Lidan Tan (2006) menjelaskan,pemerintah harus mempromsikan,mengkoordinasikan, mengawasi, danmengevaluasi kolaborasi antarauniversitas dan industri.

Ada dua jenis inovasi yangmuncul dari kolaborasi atarapemerintah, universitas/lembagapenelitian dan industri. Pertama,

inovasi yang difukuskan pada ilmupengetahun berbasis inovasi dantransfer teknologi,yakni dariuniversitas/lembaga penelitianuntuk industri. Kedua, inovasiteknologi yang difokuskan padapengembangan kapasitas inovasiperusahaan melalui kolaborasiantara universitas, industri, danlembaga peneitian.

Kolaborasi antarapemerintah pusat dan daerah jugapenting dalam mendukungpengembangan inovasi THM.Misalnya, perjanjian kerja samaantara Departmen Pendidikan danProvinsi Guandong dalammemprosikan THM yang bertumpupada KBI. Kerja sama yangditandatangani pada awal 2007dengan anggaran khususdialokasikan untuk memastikankolaborasi universitas, industri,lembaga penelitaian danpengembangan (litbang).

Peran pemerintah dalampenerapan ilu pengetahua danteknologi inovasi di China adaahsebagai pemegang keputusan.Pemerintah cenderung bertindaksebagai pemimpin atas lemgaakedemis dan industri, ketimbangsebagai mira kolaborator dalamjaringan inovasi THM.

Gambar 1. THM Model InChina

3.5 Konsep Double Helix Model (DHM)Ghana : Pengungkit Daya SaingEkspor

Publikasi InternasionalTrade Center (2011) yang mengulasPubic Private Collaboration forRxport Success sebagai temautamanya, menyebutkan beberapastudi kasus di negara-negara yangmelakukan kolaborasi antarasektor publik dan swasta. Ghanamerupakan salah satu negera yangsukses mengimplementasikan konsepkolaborasi antara pemerintah danpengusaha dalam menigkatkankinerja operaional kepabeananyang secara langsung mendukungsektor ekspor di Ghana melauiproyek Ghana Community NetworkService Limited (GCNet).

Kolaborasi antara pemerintahdan pengusaha inimenghasilkansuatu sistem yang dinamakanTradeNet. TradeNet adalahkomunitas jaringan perdaganganyang terintegrasi. SistemTradeNet mempersingkat waktuperizinan, menaikkan pendapatancukai, mengurangi kesalahankarena entri data, menjamintransparansi, serta meningkatkankonsistensi dalam setiap prosesyang dilakukan.

TradeNet mendorongpeningkatan yang signifikanterhadap daya saing ekspor diGhana, terutama bagi perusahaanskala kecil dan menungah. Hal ii,antara lain disebabkan olehcepatnya penerbitan ijinelektronik, serifikasi, danpengiriman ke otoritas tujuanekspor.

Secara umum, ada lima halutama yang mendorong keberhasilanpproyek kerjasama pemerintah danswasta, yaitu :

1. Pemerintah mendukung keberlangsunganproyek yang disertai pemberianinvestasi langsung. Hal inimenggambarkan komitmen yang kuatdari pemerintah demi kesuksesanseluruh proyek.

2. Teknologi yang digunakan terbuktisukses seperti diimplemetasikan diSingapura. Ini membuktikan inovasimembawa hasil dan memberikangambaran serta kepercayaanstakeholders dan minta kerjasama,terkait performa dan inovasi yangdapat dilakukan.

3. Seluruh mitra kerja potensialdiundang untu bergabung, terutamayang dianggap kredibel. Bahkanbeberapa di antaranya memilikibisnis di level internasional, sertasignidikan dengan pengalaman diproyek-proyek IT yang komprehensif.Mereka bukan operator tanpapengalaman, melainkan entitasbereputasi dan berpotensimenjalankan proyek dengan baik.

4. Model bisnis GCNet akan memastiknbahwa sistem ini efektif untukkepetingan bersama dari semuapemangku kepentingan. Hal iniberarti, sistem dirancang untukberkelanjutan dan memilki pembiayaantersendiri.

5. Kersajama pemerntah-swasta dikelolasecara baik oleh tim profesioanalyang lagsung bertanggung jawab kedewan direksi. GCNet mematujiprinsip-prinsip tata kelolaperusahaan yang baik sertamenerapkan kode etik yang tinggi.

3.6 Dampak Realisasi Double HelixModel (DHM) di Thailand: PemimpinSektor Otomotif di Asia Tenggara

Publikasi InternationalTrade Center (2011) pernahmengupas kesuksesan Thailanddalam membangun inovasipengembangan jaraingan otomotifskala regional dan gloobal.Gambar di bawah ini menunjukkanakselerasi ekspor mobil yang

dilakukan negara tersebut dalamkurun waktu 1990 hingga 2009.

Selam dua dekade terakhir,Thailand telah muncul sebagaipusat produksi otomotif di pasarregional dan global yang terusberkembang. Ekspansi yang cepatdi industri otomotif berdampakterbentukya jarringan peneydiasuku cadang dan kompeonenotomotif di Thailand meningkatsignifikan. Thailand pun kemudiandisebut sebagai Detroit of theEast, yang sebagian besar pemainutamanya berasal dari industriotomotif internasional denganmenggunakan negara sebegai motorpenggerak.

Pola kolaborasi diawalidengan kebijakan pemerintah yangmengundang berbagai produsenotomotif untuk mendirikan pabrikperakitan di dalam negeri.Pemerintah memberikan kemudahandan insentif menguntungkan bagiprodusen otomotif tersebut.Secartidak langsung melalui kebijakanini, Thailand juga memperolehkeuntungan melalui penjualanbahan baku dari dalam negeri.Selain itu, keadaan ini bisaberpengaruh positif bagipertumbuhan industri otomotiflokal meskipun belum dilakukandalam skala besar. Ini merupakanproses persiapan Thailand untukmasuk ke industri otomotif secarautuh.

Kebijakan proaktif di sektorindustri di Thailand, telahdianggap membawa kesuksesan besardari program yang dikelola pihakswasta dengan strategi yangberorientasi pasar. Selama duadekade terakhir, Thailand telahmenjadi pusat produksi kendaraanuntuk pasar regional danglobal.Ekspansi yang tebilangcepat di Industri otomotif telah

meahirkan kemampuan untukmemproduksi suku cadang dankomponen dalam negeri, yangakhirnya meningkatkan kualtaskomponen lokal untuk mobil-mobilpproduksi Thailand.

Kunci dari penerapan DHM diThailand, yaiyu menjadikan UKMmereka sebagai rantai pasokproduk otomotif untuk skalglobal.Thailand paham bagaimanamemaksimalkan kapasitas UKMmereka agar memilki daya sainginternasional pada sektor ini.

Kini, proses manufaktur danproduksi initi komponen otomotifmasih didominasi oelhe perusahaanluar negeri. Adapun perusahaanlokal terlibat di jaringanproduksi sebagai pemasokkomponen-komponen sederhana untukkendaraan. Sistem ini membuatsemua pemangku kepentinganmemperoleh keuntungan darikolaborasi yang dilakukan diselutuh produksi.

Gambar 2. Akseletasi ekspormobil Thailand

3.7 Studi Kasus: Analisis DampakLiberalisasi Perdagangan terhadapIndonesia: Perdagangan BebasIndonesia-Jepang

Hubungan kerjasama di bidangekonomi antara Jepang danIndonesia telah terjalin lebihdari setengah abad. Selama itu

pula, Jepang telah turut berperandalam mendorong pembangunanekonomi Indonesia. Peran Jepangdalam perekonomian Indonesiadapat ditinjau dari tiga aspek,meliputi sektor perdagangan,investasi, dan kerjasama ekonomi.Di bidang perdaganganinternasional (ekspor-impor),Jepang adalah mitra dagangterbesar Indonesia. Begitu pulahalnya dengan bidang investasi,investor-investor Jepangmemainkan peran terbesar dalampenanaman modal langsung (foreigndirect investment). Kemudian,Jepang juga memberikan bantuandalam jumlah yang besar dalamskema kerjasama ekonomi sebagaiupaya mendukung pembangunan diIndonesia. Dalam perdaganganinternasional, Jepang merupakannegara mitra dagang terbesardalam hal ekspor-impor Indonesia.Pada periode 2006-2010, eksporIndonesia memiliki tren yangmeningkat, sementara imporIndonesia dari Jepang.jugameningkat di tingkat yang lebihtinggi. Neraca perdaganganIndonesiaJepang juga terusmengalami surplus walaupuntrennya cenderung menurun akibatpeningkatan impor lebih besardari peningkatan ekspor.Komoditas yang diperdagangkanantara kedua negara juga beragam,sesuai dengan keunggulankomparatif dan daya saing keduanegara. Jepang mengimporkomoditas, seperti minyak bumi,gas alam cair, batubara, hasiltambang, udang, tekstil danproduk tekstil, mesin,perlengkapan listrik, dan lain-lain. Sedangkan, Indonesiasendiri mengimpor mesin-mesin dansuku cadang (spare parts), produkplastik dan kimia, baja,perlengkapan listrik, suku cadangelektronik, mesin alat

transportasi, dan suku cadangmobil (kementrianperdagangan:2014). Indonesia danJepang merupakan dua negara yangsatu sama lain salingmembutuhkan.

Kerjasama ekonomi Indonesiadan Jepangsudah terjadi sangatlama sekali sekitar 55 tahun,Walau sejarah mencatat kisahsuram penjajahan Jepang diIndonesia, saat ini kedua negaratelah membina hubunganpersahabatan yang sangat eratyang berlandaskan hubungankerjasama dan pertukaran diberbagai bidang seperti politik,ekonomi, kebudayaan dansebagainya. Hubungan persahabatanseperti ini, bukanlah sesuatuyang dapat dibangun dalam seharisaja. Di Indonesia ada sekitar11.000 orang Jepang, sebaliknyadi Jepang terdapat lebih 24.000orang Indonesia. Perusahaan-perusahaan Jepang yang beroperasidi Indonesia berjumlah lebih dari1000 perusahaan, di mana bekerja300.000 orang Indonesia.Sementara itu, di Indonesiaterdapat lebih dari 85.000 orangyang belajar Bahasa Jepang,jumlah ini terbesar di AsiaTenggara dan menempati kedudukanke-6 di 86 dunia.KerjasamaIndonesia dan Jepang sangatmenguntungkan bagi kedua belahpihak karena antara dua negaraini saling membutuhkan dibidangekonomi(Rusmiyati, Heni. 2014.Interview of “ IJEPA” KementrianPerdagangan Republik Indonesia,Jl. M.I. Ridwan Rais No.5,Jakarta Pusat).

Melalui Framework Agreementtelah menyepakati dua macam skemapenurunan tarif bea masuk dalamrangka IJEPA, antara lain: (1)skema tarif prefensi umum, skema

ini telah menyepakati sekitar 35persen pos tarif bea masukIndonesia akan diturunkan menjadi0% (nol persen), sedangkan Jepangmenurunkan sekitar 80 persen postarifnya. (2) Skema Tarif UserSpesific Duty Freee Scheme(USDFS). USDFS adalah skemapemberian penetapan tarif beamasuk 0% (nol persen) atas imporbahan baku dari Jepang yangdigunakan dalam kegiatan prosesproduksi oleh industri-industritertentu yang telah disepakatitermasuk yang bergerak di bidangkendaraan angkut bermotor dankomponenkomponennya.

Kesepakatan perdaganganbebas dalam bingkai kesepakatankerjasama ekonomi secarabilateral yang pertama kaliIndonesia lakukan dengan negaramitra adalah IJEPA (Indonesia-JapanEconomic Partnership Agreement).Perjanjian tersebut disusun gunamenghasilkan manfaat bagi keduapihak secara fair, seimbang, danterukur melalui liberalisasiakses pasar, fasilitasi, dankerjasama melalui pengembangankapasitas untuk sektor-sektorindustri prioritas. Terdapat 11bidang yang dicakup dalamkesepakatan IJEPA antara lainperdagangan barang, pengaturanterkait asal barang dan prosedurkepabeanan. Penandatangananperjanjian tersebut telahdilakukan oleh baik kepala negaraIndonesia dan Jepang pada tanggal20 Agustus 2007 di Jakarta.

IJEPA sebagai salah satubentuk FTA khusus telahberlangsung efektif hampirmencapai empat tahun, dankarenanya menarik untuk dikajidampaknya sejauh ini bagiperekonomian Indonesia danJepang. Adapun tujuan dari

penilaian dampak suatu FTA adalahuntuk mengetahui apakah tujuansuatu FTA dapat dipenuhi (Plummer2010). Salah satu bidangperjanjian yang penting untukdievaluasi dampaknya atau perludilakukan penilaian dampak adalahbidang atau sektor perdaganganbarang IJEPA

Dampak positif tersebut akansignifikan bila IJEPA dapatmendorong kesetaraan perlakuan dikawasan ataupun secaramultilateral. Namun manfaat dariIJEPA akan tergerus manakalaIndonesia dan Jepang membuatbanyak kesepakatan FTA barudengan negara-negara lain yangmenciptakan kesenjangan perlakuandengan negara mitra FTAsebelumnya. Secara ideal,kesepakatan FTA menyeluruh tanpadiskriminasi di kawasan atausecara multilateral akanmemberikan manfaat peningkatankesejahteraan yang signifikanbagi negara-negara anggotanya

Dalam level mikro, pembukaanakses pasar yang lebih luassebagai salah satu tujuan daripembentukan IJEPA akanmenciptakan iklim kompetisiantara pelaku usaha Indonesia danJepang. Iklim serupa terjadi puladalam level makro. Melalui FTAakan terjadi persaingan antarakedua negara dalam menciptakankesejahteraan yang akanmeningkatkan daya saing keduanya.Sebagaimana dinyatakan Aiginger(2006), peningkatan daya saingsuatu negara dapat berjalanseiring sejalan denganpeningkatan daya saing negaralainnya.

sumber : Aiginger, Karl. 2006.“Competitiveness: From a DangerousObsession to a Welfare Creating Ability

with Positive Externalities”. Journal ofIndustry, Competition, and Trade 6: 161–177

Grafik 1 : Perkembangan Ekspor ImporMigas dan Non Migas Indonesia-Jepang

3.8 Pola Kolaborasi Triple Helix Model(THM) sebagai Strategi HegemoniPasar ASEAN

Dari pembahasan di atas,dapat dikemukakan kembali yangmemulai pola THM di negara majuseperti Amerika Serikat justrupara akademisi dari suatuuniversitas. Adapun pola THM diChina terjadi berkat doronganpemerintah kepada para akademisi,baik yang tergabung dalaminstitusi universitas maupunlembaga penelitian. Paraakademisi/ peneiti itulah yangmenghasilkan hak paten di China,kemudian ha paten ini akandieksekusi oleh pengusaha danmenjadikannya sebagai produk-produk komersial yang berskalaglobal.

Di Amerika Serikat danChina, akademisi terlibat secaraaktif dalam pola THM. Adapun dinegara-negara berkembang sepertiThailand, India, Ghana,pemerintah yang menjadi penggerakutama dan hanya pada pola DHM.Peran akademisi belum begituoptimal di negara-negara itu.

Dengan merujuk kepada kajiandan perbandingan tersebut, maka

pola THM yang dilakukan di Chinadengan mengkombinasikan pola DHMdi India, memungkinkan untukdiimpementasikan di Indonesia.Pola THM seperti di AmerikaSerikat, nampaknya belum bisaditerapkan di Indonesia mengingatmasih lemahnya peran akademisiuntuk terlibat setara denganpemeritah dan pengusaha.

Peran akademisi di Chinasangat ditonjokan. Sebabpemerintah memberikan fasilitaskhusus termasuk dengan mendirikanpusat penelitian dan pengembanganyang memadai agar mereka bisamaksimal dalam menjalankanperannya. Pola ini dibutuhkanIndonesia karena di negara inimasih minim fasilitas penelitiandan pengembangannya dan belumkompatibel dengan pengusaha.Bagaimana degan pola DHM diIndia? Pola DHM di India yangmasih berorientasi menyeraptenaga kerja, relevan puladiterapkan di Indonesia karenadapat mengurani jumahpengangguran yang tinggi.

MP3EI yang dicanagkanpemerintah Indonesia bisadikatakan membentuk pola DHM.MP3EI mengoptimalkan hasil sumberdaya alami sebagai keunggulankomparatif yang bernilai tambah.Pemerintah aktif memetakankeberadaan daya unggul komoditasIndonesia da membaginya menjadienam koridor utama. Masing-masingkoridor memiliki daya tarik yangunik. Hal ini hampir serupatetapi tidak sama dengan pola DHMIntegrated Textile Park yang adadi beberapa negara bagian Indiaseperti Punjab dan Bungalore.

Terkait pola DHM ini,pemerintah cenderung terfokuspada penyediaan, perencanaan, daninvestasi yang melibatkan skema

pemerintah-pengusaha. Jika skemapemerintah-pengusaha nilaiproyeknya terlalu besar, makasulit melibatkan pengusaha mudayang umumnya berkecimpung dalamUKM. Isu ini harus direspon danditindaklanjuti oleh MP3EI,dengan memfasilitasi pengusahamuda yang berpotensi tinggi.Pengusaha muda semestinyadidorong berperan sebagaipelaksana, praktisi, sekaliguspelaku utama penggerakperekonomian bangsa. Apalagi,dalam upaya mengurangipengangguran dan mengentaskankemiskinan, peran pengusahaterbukti sangat signifikan.

Pemerintah dapatmengoptimalkan potensi mereka,termasuk memberinya pengeahuandan membantunyamengimplementasikan pengetahuan(dari kalangan akademisi) yangberoreientasi pada terciptanyaproduk dan jasa yang inovatif dankompetitif guna merebut pasarASEAN. Di antara para pengusahamudanya pun harus saling membantudan berbagi wawasan agar terwujudkesadaran bersama dan kesiapanmenghadapi MEA 2015.

Isu penting lain yang perluditanggapi segara adalahmentransfomasikan pola MP3EI yangcenderung DHM menjadi THM.Pemerintah perlu melengkapi MP3EIdengan melibatkan penuh peranakademisi. Apabila di China,pemereintahannya mendorongakademisi sebagai pusat produksipaten, maka di Indonesia,pemerintah pun dapat mendorongakademis memajukan pengusaha[,baik melalui manajemen,teknologi, inovasi, dankreativitas.

Setiap koridor yang ada padaperencanaan MP3EI mesti

melibatkan peran akademisisetempat, yakni universitaslokal, dan lembaga penelitian danpengembangan lokal. Pemerintahberperan sebagai penyedia danaberkelanajutan untuk menghidupkanperan akademisi tersebut.

Pemerintah dapatmengoptimalkan peran akademisiagar melakukan pengkajian danpengembangan bisnis bagi kemajuanbisnis para pengusaha mudaIndonesia. Hal ini penting karenamayoritas pengusaha mudaIndonesia berskala UKM. Modalyang mereka miliki tidak memadaiuntuk mengembangkan bisnisnyamenjadi industri berdaya sainginternasional.

Akademisi juga dapatberperan sebagai pelakusosialisasi atas segla bentukinformasi dari pemerintah danpengusaha muda dengan caramengedukasi dan diseminasi.Akademisi bisa dikerahkan untukmenjadi konsultan bagi emerintahdalam membuat kebijakan yangberkaitan dengan usaha Indonesiamerebut pasar ASEAN. Bentuk peranakademisi sebagai konsultan yaitumenghimpun segala kumpulan data,informasi, hasil analisis bahkanprediksi kondisi ekonomi,politik, sosial atau mengenaikecenderungan pasar, bahkanperubahan dalam isu regional danglobal.

Komite khusus yangdirencanakan dibentuk untukagenda MEA diharapkan bisamenjembatani kelemahan terkaitperan akademisi dan kendala yangdihadapi pengusaha muda,khususnya UKM. Komiter khusususulan pemerintah sebaiknyasegera ditindaklanjuti secaraprogresif. Apabila inisiatifawalnya Komite ini diketuai oleh

Menteri Koordinator Perekonomian,Sebaiknya distrukturkan secaraformal seperti pola THM China.

Di Komite khusus iniditunjuk ketua pelaksana yangsebaiknya dari pemerintah selevelwakil menteri. Anggota-anggotanyamerupakan para ahli daripengusaha dan akademisi untukmelanjutkan pelaksanaan MP3EIyang masih butuh penambahankepentingan MEA.

Perwakilan pemerintahberasal dari pejabat kunciKementerian Riset dan Teknologi,Kementerian Koperasi dan UKM,Kementerian BUMN, KementerianPerdagangan, KementerianPeridusrian, KementerianKeuangan, Bappenas, dan BKPMyaang memahami dinamika ASEAN.Perwakilan pengusaha diutamakandari Himpunan Pengusaha MudaIndonesia (HIPMI),karena merekayang paling banyak berkecimpungdi area kewirausahaan dantersebar diberbagai daerah.Inovasi dan kreativitas jugadimilki oleh mereka. Perwakilanakademisi berasal dai LIPI,universitas yang ada di enalmkoridor dan lembaga litbang.

Posisi Indonesia terhadapmitra dagang ASEAN unggul padasektor alaminya seperti produkolahan kayu, produk olahanpertanian, produk olahan karet,dan perikanan. Adapun di sektorotomotif, tekstil serta pakaian,dan elektronik, posisi Indonesiatidak terlalu menonol. Sektor-sektor tersebut telah ditetapkansebagai sebagai sektor pioniryang akan diintegrasikan padapasar bebas ASEAN 2015.

Apabila sektor-sektor diatas dipadukan dengan sektor-sektor acuan MP3EI seperti

minyak, gas, batu bara, kelapasawit, perkapalan, telematika,baja, makanan, tembaga, bauksit,aluminium, nikel dan pariwisata,maka diharapkan, Indonesia dapatmenjadi pemimpin pasar MEA.

Gagasan pola THM ini harusdidukung dengan nilai-nilaikonstruktif dari unsur pemerinta,pengusaha musa, dan akademisi.Tujuannya untuk memperkuat peranutama yang dipapakan.

Nilai-nilai konstruktif yangharus dilakukan pemerintah untukmenyukseskan Indonesia sebagaipemimpin pasar MEA :

Menjaga stabilitas politik danekonomi Indonesia.

Pemerintah bertanggung jawabmenciptakan iklim yang kondusif.

Mengalokasikan annggaran yangmemadai dalam mempersiapkanIndonesia di Kancah MEA 2015.

Memberikan payung hukum bagipengusaha muda untuk megelola danmelindungi bisnisanya.

Menyediakan infrastruktur yangdibutuhkan oleh sektor Industri danakademisi.

Memberikan kredit mikro unuk parapelaku usaha terutama di daearahagar dapat berkembang

Tegas dalam pemberantasan korupsi Memberikan perlindungan dan

pelayanan sosial kepada masyarakat.

Nilai-nilai konstruktifyang harus diterapkan olehpengusaha muda dalam mendukungpola THM dan merebut pasarASEAN :

Menjaga stabilitas politik danekonomi Indonesia

Menghasilkan prosduk dan jasa yanginovatif, kompetitif, dan berdayasaing tinggi.

Mengambl langkah-langkah inovatifuntuk mengembangakan teknologi dan

metode produksi demi memeangkanpersaingan regional.

Menjadi inisiator, fasilitator, danpelatih di kalangan pengusaha mudauntuk mendorong kesiapan menghadapipasar ASEAN 2015.

Mengadakan berbagai forum diskusidan bertukar pikiran.

Turut mengintegrasikan ekonomiIndonesia agar mampu bersaing dengannegara lain di Asia Tenggara.

Membangun usaha yang tangguh danberkometisi secara maksimal sebagaikunci utama kemajuan bangsa.

Nilai-nilai konstruktifyang harus diterapkan olehakademisi dalam mendukung polaTHM dan merebut pasar ASEAN :

Menjaga stabilitas politik danekonomi Indonesia.

Sebagai sumber pengetahuan, riset,dan pengembangan yang mendukungindustri untuk bisa bersaing dipasar regional.

Mentransfer laboratory know-how kepihak industri.

Menjadi pusat inkubator bisnis untukmendukung sektor industri lokal.

Sebagai fasilitator yang melayanijasa riset, konsutan, edukasi,pelatihan untuk meningkatkanawareness seluruh masayarakatIndonesia.

Diseminasi hasil kegiatan ilmiah,forum, dan analsisi kepadamasyarakat luas dalam bentuk bukuatau edukasi umum.

Sumber : Darwis, Yuliandre. 2014.Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ProspekPengusaha Muda Indonesia Berjaya di PasarASEAN. Jakarta : Kencana PrenadamediaGroup. Cetakan Pertama hal 55-63

4 PENUTUPAkhir 2015 Indonesia akan

memasuki Masyarakat Ekonomi ASEANatau ASEANEconomic Community.Dimana keberhasilan Indonesiamemanfaatkan pembukaan pasar yang

luas dalam masyarakat ASEAN akanbanyak tergantung kepada kualitaspembangunan ekonomi kita.Kualitaspembangunan ekonomi yangtinggi yang didukung oleh dayasainginternasional yang tinggi,kualitas manusia yangunggul,logistik yang efisien,serta kelembagaan yang baik akanmembuat Indonesia siap menghadapiMEA. Untuk itu kita berharap agarpemerintah baru serta otoritasekonomi lainnya mengubahpengelolaan ekonominya, agar trenpenurunan pertumbuhan ekonomidapat dibalik peningkatan dayasaing negara melalui THM,perbaikan nerca perdaganganintra-extra ASEAN. Sehingga kitasiap menghadapi MEA.

5 REFERENSI

Aiginger, Karl. 2006. “Competitiveness: From a Dangerous Obsession to a Welfare Creating Ability with Positive Externalities”. Journal of Industry, Competition, and Trade 6: 161–177Darwis, Yuliandre. 2014. Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 Prospek Pengusaha Muda Indonesia Berjaya di Pasar ASEAN. Jakarta : Kencana Prenadamedia Group. Cetakan Pertama hal 55-63Tulus Tambunan.2012. Perekonomian Indoneia: Kajian Teoritis dan Empiris. Jakarta : Ghalia Indonesia.Zuhal. 2013. Gelombang Ekonomi Inovasi.Jakarta: Gramedia.http://www.weforum.org/reports/ http://www.doingbusiness.org/rankings http://hdr.undp.org/en/2014-report http://www.kemendag.go.id/id/economic-profile http://www.asean.org/resources/publications/asean-publications/item/asean-economic-community-handbook-for-business-2012 http://www.asean.org/images/resources/2014/May/