Download pdf - PT Len Industri (Persero)

36

Transcript of Download pdf - PT Len Industri (Persero)

ISSN 2086-5651

PELINDUNG :Atini Hasanah - VP Sekretaris Perusahaan

PIMPINAN REDAKSI :Rastina Anggraeni - Manajer Komunikasi Korporasi

TIM REDAKSI :Komunikasi Korporasi

DITERBITKAN & DIPUBLIKASIKAN :

KONTEN & DESAIN GRAFIS : Ais L., Dendy A., Endriawan, Maulida H., Nindita C., Shifa A.,

REDAKSI

No. 31 Edisi Agustus 2020Media Informasi | PT Len Industri (Persero)

22

24

20

01

18

07

13

06

10

05

08

DAFTAR ISI

25

14

21

28

30

etersediaan alat kesehatan saat ini menjadi K kebutuhan utama bagi setiap negara terdampak pandemi menangani pasien Covid-19. Kondisi ini

mendorong pemerintah untuk melakukan langkah konkrit melalui Kementerian Riset dan Teknologi serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dengan membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi yang berisi sinergi antara pemerintah, akademisi, dan industri. Keikutsertaan PT Len Industri (Perseo) dalam konsorsium tersebut diwujudkan dengan keberhasilan kerja sama Len Industri dan BPPT untuk membuat produk Emergency Ventilator #BPPT3S-Len.

Emergency Ventilator #BPPT3S-Len merupakan alat bantu darurat pernafasan (emergency ventilator) yang dirancang dengan sistem invasif untuk membantu penanganan pasien Covid-19.

01Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Emergency Ventilator #BPPT3S-Len telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan RI. Len Industri melakukan produksi massal dan diedarkan untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. Serangkaian proses uji klinis telah dilakukan kepada pasien yang dilaksanakan di RS Ridwan Maureksa, RS Pertamina Jaya, RSUD Balaraja, dan RSUD Tangerang.

Hingga saat ini, Len Industri telah menerima permintaan sebanyak 145 unit ventilator #BPPT3S-Len dari BPPT, PERURI, PT KIO, kitabisa.com, dan Yayasan BUMN. Emergency Ventilator #BPPT3S-Len dipasarkan dengan harga Rp 25 juta.

Foto : Maulida

Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 202002

Alat ini dilengkapi dengan sirkuit pernafasan yang terdiri dari selang, filter, dan katup-katup yang dipilih dari bahan-bahan yang sesuai dengan grade medis. #BPPT3S-Len terbuat dari bahan metal pada unit utama penggerak dan silicone rubber pada bagian kantong resuscitator.

Desain ventilator yang diadopsi oleh BPPT merupakan jenis ventilator yang telah teruji secara medis di Spanyol. Ventilator jenis ini sudah diproduksi secara massal di negara tersebut. Desainnya bersifat open, artinya lembaga manapun bisa menggunakannya disesuaikan dengan ketersediaan komponen dan bahan pendukung yang ada di masing-masing negara. #BPPT3S-Len sendiri diproduksi dengan menggunakan material kandungan lokal 100%.

Kantongi Izin Edar, Mulai Produksi MassalTertanggal 9 Juni 2020, Emergency Ventilator #BPPT3S-Len telah mengantongi izin edar dari Kementerian Kesehatan RI. Dengan demikian, Len Industri dapat

melakukan produksi massal dan diedarkan untuk membantu penanganan Covid-19 di Indonesia. Len Industri juga telah melakukan serangkaian proses uji klinis kepada pasien yang dilaksanakan di RS Ridwan Maureksa, RS Pertamina Jaya, RSUD Balaraja dan RSUD Tangerang.

Hingga saat ini, Len Industri telah menerima permintaan sebanyak 145 unit ventilator #BPPT3S-Len dari BPPT, PERURI, PT KIO, kitabisa.com, dan Yayasan BUMN. Emergency Ventilator #BPPT3S-Len dipasarkan dengan harga 25 juta rupiah.

Pada 3 Juli 2020, Kepala BPPT, Hammam Riza, melakukan tinjauan proses produksi emergency ventilator untuk melihat kapasitas Len Industri memproduksi ventilator secara massal. Emergency ventilator ini adalah kerja sama BPPT dan Len Industri kesekian kalinya. Dalam kunjungan tersebut, Hammam menyampaikan harapannya agar sinergi ini dapat terus dilakukan untuk menaikkan index inovasi Indonesia.

Beliau menambahkan, "Saya ingin

membawa ventilator ini ke produksi massal. Tentu saja di ujung sana kita tahu bahwa ventilator ini akan dimanfaatkan, karenanya kami meyakini bahwa kita (BPPT dan Len Industri) bisa betul-betul mempersiapkan pasar untuk berbagai produk hasil kerja sama.”

Teknologi VentilatorTerdapat dua tipe ventilator, yaitu invasif dan non-invasif. Untuk pasien Covid-19, biasanya akan ditemui gejala pasien susah bernafas. Dalam kondisi ini pasien bisa dibantu dengan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) atau ventilator non-invasif agar tidak terjadi disfungsi sistem pernafasan.

Apabila kondisi pasien darurat dan tidak dapat mengontrol pernafasannya sendiri, maka pasien dapat menggunakan ventilator invasif yang akan membantu mengambil kendali keseluruhan sistem pernafasan pasien. Ventilator invasif inilah yang dikembangkan BPPT dan Len Industri.

Ventilator invasif ini diatur sesuai dengan kondisi pasien berdasarkan volume, tekanan, dan frekuensi

Foto : Endri, Maulida

03Buletin LenBuletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

udara yang diberikan ke paru-paru pasien. Untuk menghasilkan volume tidal yang diinginkan, #BPPT3S-Len menggunakan mekanisme Cam yang terdiri dari 4 buah ukuran, sehingga didapatkan volume tidal sebesar 250mL, 300mL, 350mL dan 450mL.

Desain dari BPPT berbasis Semi-Automatic BVM (Bag Valve Mask), atau disebut juga Ambu Bag. Desain tersebut terinspirasi dari desain terbuka yang mampu membuat dukungan mekanik pada proses pemerasan (bagging) kantong resusitasi manual untuk mempermudah kerja tenaga kesehatan dalam menangani lonjakan jumlah pasien.

Alat ini bekerja dengan menirukan gerakan meremas kantong resusitator untuk mendistribusikan sejumlah udara dengan volume tertentu, rasio inspirasi:ekspirasi tertentu, dan mampu mengatur frekuensi pernafasan dengan tetap memperhatikan keamanan tekanan udara terhadap keselamatan organ paru-paru pasien.

Diresmikan oleh Presiden RI

Bertepatan dengan peringatan Hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2020, Presiden RI Joko Widodo luncurkan produk-produk riset inovasi karya anak bangsa untuk percepatan penanganan Covid-19. Dalam agenda yang dilaksanakan secara virtual tersebut, Presiden Joko Widodo meluncurkan 9 produk, di antaranya adalah Emergency Ventilator; PCR Test Kit; Rapid Diagnostics Test; Artificial Intellegent untuk deteksi Covid-19; Mobile Lab BSL-2; Imunomodulator Herbal; Plasma Convalecence; Medical Asistant Robot Raisa; dan Powered Air Purifying Respirator.

Presiden Joko Widodo dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan dukungan atas terciptanya inovasi alat-alat kesehatan sebagai produk dalam negeri. Dirinya optimis bahwa ke depan Indonesia tidak perlu impor, tetapi dapat menciptakan produk secara mandiri. Presiden Joko Widodo juga mengajak berbagai pihak untuk terus melakukan inovasi-inovasi dan menghasilkan karya-karya yang dibutuhkan bangsa ini.

“Sudah saatnya dunia industri harus berani berinvestasi. Sudah saatnya masyarakat juga mulai mencintai produk-produk dalam negeri. Kita harus bangga buatan Indonesia. Kita harus terus menerus memperbaiki ekosistem yang kondusif. Ekosistem bagi tumbuhnya, bagi berkembangnya inovasi, ekosistem industrialisasi. Itu yang kita inginkan. Dan juga mentalitas bangga terhadap produk dalam negeri,” tuturnya.

Sebelumnya, emergency ventilator telah dipresentasikan di depan Presiden RI di Istana Negara (19/05). Setelah diresmikan, Len Industri melakukan beberapa perbaikan seperti menambahan karet & pengait Cover, PCB untuk meminimalisir Wirewrap dan Wiring, I2C LCD, dudukan sensor, serta label dan striker agar produk semakin andal dan siap untuk diedarkan.

Zakky Gamal Yasin, Direktur Utama Len Industri berharap agar ke depannya Len Industri dan BPPT dapat terus berjalan beriringan menciptakan inovasi yang dibutuhkan dan bermanfaat bagi masyarakat. (*shifa*)

Kepala BPPT, Hammam Riza didampingiDirektur Utama Len Industri, Zakky Gamal Yasin

bersama rombongan BPPT saat meninjau proses produksi Emergency Ventilator #BPPT3S-Len

di PT Len Industri (Persero), Bandung (3/07/2020).

Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 202004

Kepala BPPT - Hammam Riza

Foto : Endri, Maulida

05Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

HIGHLIGHT

en Industri bersama Adhi karya dan Kementerian L Perhubungan melakukan Partial Acceptance Test pada dua (2) stasiun, yaitu Stasiun Taman Mini dan

Stasiun Kampung Rambutan. Pengujian dilakukan selama 16 hingga 27 Juli 2020 dengan tetap menjalankan protokol pencegahan Covid-19.

Pimpinan Proyek LRT Jabodebek, Yadi Ramdani menjelaskan salah satu kegiatan yang dilakukan adalah pengujian point machine sebagai penggerak point wesel, sehingga nantinya dapat menggerakkan kereta ke jalur yang ditentukan. Pengujian terus dilakukan secara berulang dalam fase tersebut.

Pembangunan fisik depo harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum seluruh kebutuhan peralatan bisa dipasang dan diintegrasikan secara keseluruhan dalam satu sistem.

Setelah prasarana selesai dibangun, Len akan memasang sistem Platform Screen Door System (PSD) dan Sistem Persinyalan berteknologi Moving Block – CBTC (Communication-Based Train Control) yang memungkinkan kereta LRT Jabodebek beroperasi tanpa masinis atau driverless seperti pada APMS Skytrain Bandara Soekarno Hatta.

Selanjutnya, prasarana yang kini sedang terus digarap yakni pembangunan stasiun LRT Jabodebek di Cawang yang terintegrasi dengan stasiun Kereta Rel Listrik (KRL) Cawang.(*ais*)

Foto : Ais

06 Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

abah pandemi Covid-19 W berimbas kepada hampir seluruh sendi ekonomi

kehidupan di tahun ini. Tak terkecuali LenSolar, produk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap yang dipasarkan Len Industri melalui anak perusahaannya, PT Surya Energi Indotama (SEI).

Meski LenSolar menawarkan program diskon Paket Kemerdekaan hingga 25% yang berlaku di sepanjang bulan Agustus 2020, nyatanya tak mampu mendongkrak nilai riil penjualan LenSolar.

Nurjani, Manajer Unit Bisnis LenSolar PT SEI mengatakan, "Program Kemerdekaan sebenarnya mampu meningkatkan permintaan pelanggan. Tapi pandemi memengaruhi keputusan beli, hampir 50% lebih tidak jadi. Permintaan iya, tapi

penjualan belum."

Bagi masyarakat umum atau rumah perorangan (bukan industri) juga belum signifikan efek penjualannya, karena untuk dapat memiliki PLTS memang harus ada pembelian atau investasi di awal. Walaupun kepemilikan PLTS sudah bisa melalui kartu kredit. Terobosan pembiayaan menjadi sangat penting dalam pengembangan bisnis ini.

"Jadi mereka masih berfikir mending bayar PLN yang nyicil. Sebaran LenSolar sendiri hingga kini kurang lebih 60-an unit, di Bandung 10% dan Jakarta 90%.”

Namun begitu menurut Jani, geliatnya sekarang sudah mulai bagus kembali berkat diberlakukannya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Permintaanmeeting dari beberapa developer mulai

terlihat kembali. Corona sempat membuat diam sejenak selama beberapa bulan lalu.

"Cuma menunggu benar-benar selesai wabah Covid-19, baru bisa naiknya kelihatan. Sekarang kadang agak ribet dan masih takut-takut juga. Ketertarikan konsumen sempat turun pas Corona menyebar. Sekarang sudah mulai naik lagi," pungkas Jani.

LenSolar meyakini bahwa prospek bisnisnya ke depan akan terus membaik. Mengingat bahwa sejatinya produk ini memiliki keunggulan sebagai energi baru terbarukan (EBT), bukan energi fosil yang mencemari lingkungan dan bakal habis suatu saat nanti. Kini, sebagian masyarakat kian menyadari hal ini. (*ais*)

Foto : Shifa

HIGHLIGHT

107Buletin LenBuletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

kibat pandemi Covid-19 A yang berdampak signifikan di seluruh

sektor dalam negeri aupun global, PT Len Industri (Persero) kembali meninjau target atau Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) tahun 2020. Jumlah pendapatan senilai Rp5,7 triliun yang ditargetkan di awal, kini direvisi menjadi Rp4,2 triliun.

Zakky Gamal Yasin selaku Direktur Utama Len Industri mengatakan bahwa Len berhasil membukukan

pendapatan Rp4,2 triliun tahun 2019 lalu. Tahun ini bukan tahun yang mudah dan banyak penyesuaian, sehingga 2020 ini perusahaan fokus mempertahankan pencapaian tahun sebelumnya.

Rinciannya adalah transportasi perkeretaapian 34,7%, renewable energy 18,7%, ICT dan navigasi 22,3%, pertahanan 15,9%, dan 8,4% dari pendapatan lini bisnis lainnya.

Agar target tercapai, Len Industri

telah merancang Program Quick Wins 2020. Program ini diantaranya berupa penguatan kondisi finansial perusahaan, penguatan produksi radar dan penguatan posisi perusahaan di pasar pertahanan –seperti mejadi lead integrator radar dan integrator naval combat system di Indonesia, optimalisasi program inovasi bisnis dan pengembangan produk, serta penetrasi dan ekspansi bisnis. (*ais*)

Foto : Dendy

HIGHLIGHT

Foto : Dendy, Shifa

Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 202008

ementerian Badan Usaha K Milik Negera (BUMN) RI membentuk Tim Percepatan

Pengembangan dan Pemanfaatan Energi Surya di BUMN dengan nomor surat SK-252/MBU/07/2020 per tanggal 27 Juli 2020 dan ditanda tangani oleh Menteri BUMN, Erick Thohir.

Tim Percepatan terdiri dari Tim Pengarah yang diketuai langsung oleh Menteri Erick Thohir, serta Tim Kerja yang terdiri dari Direktur Operasi I PT Len Industri (Ketua), Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha PT Pertamina (Persero), Direktur Mega Project PT PLN (Persero), Direktur Niaga &

Manajemen Pelanggan PT PLN (Persero), serta Chief Executive Officer Subholding Power and New Renewable Energy PT Pertamina (Persero).

Ketua Tim Kerja, Direktur Operasi I PT Len Industri, Linus Andor M. Sijabat menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi energi alternatif tenaga matahari yang sangar besar. Sangat disayangkan jika dibiarkan begitu saja, karena pemakaiannya yang masih minim sekarang. BUMN bisa menjadi inisiator atau pelopor di Indonesia, sekaligus untuk mengejar target bauran energi 2025 tentang Kebijakan Energi Nasional pada Perpres No.79 tahun 2014.

Di lingkungan BUMN sendiri, jika semua perusahaan BUMN memanfaatkan PLTS, potensinya diperkirakan sebesar 1,4 Giga Watt peak (GWp) dengan biaya investasi kurang lebih Rp 15 triliun.

Pemanfaatannya bisa diterapkan di jalan tol, bandara, SPBU, stasiun, pertambangan, pabrik, kantor, perkebunan, tambang dan sebagainya. Potensi tersebut terdiri dari jalan tol sebesar 81,7 MW, bandara 167 MW, SPBU 75 MW, stasiun 55,8 MW, tambang 131 MW, pabrik 28 MW, kantor 35,75 MW, perkebunan 400 MW, pelabuhan 192 MW, serta gudang 231,5 MW.(*ais*)

Len Pimpin Tim Percepatan Pemanfaatan 1,4 GWp Energi Surya

HIGHLIGHT

109Buletin LenBuletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

POTENSI PLTS BUMN 1,4 GWpdengan Nilai Investasi Rp 15 TBUMN Bisa Menjadi Implementasi di Indonesia dan Membantu Pemerintah Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca.

Role ModelGreen Energy

PMS (Automatic People Mover System) AKalayang atau Skytrain Bandara Soekarno Hatta telah beroperasi sejak

September 2017 dan masih menggunakan kendali masinis (belum driverless) saat itu. Moda tersebut menghubungkan empat (4) terminal Bandara Internasional Soekarno Hatta, dan melayani rata-rata 20.000-25.000 penumpang per hari

H i n g g a k i n i , p e n g o p e r a s i a n d a n pemeliharaan APMS Kalayang dilakukan oleh PT Len Industri (Persero) melalui cucu perusahaannya yakni PT Len Rekaprima Semesta.

PT Angkasa Pura II dalam membangun moda ini mempercayakan PT Len Industri untuk membangun seluruh fasilitas operasinya seperti sistem persinyalan CBTC (ATP, ATO, CBI, dan ATS), Sistem OCC (ruang kendali), sistem telekomunikasi, dan sistem kelistrikan (Power Substation, Power Rail 750 VDC), memasok sarana keretanya, dan menangani integrasi sistem prasarana jalan kereta, sarana kereta, dan fasilitas operasi.

Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 202010

Foto : Endri

Uji KeretaFull Driverless Pertama diIndonesia

Uji Driverless APMS Skytrain Berhasil

Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material (TIEM) BPPT, Eniya Listiani Dewi didampingi Direktur Operasi I PT Len Industri (Persero), Linus Andor M. Sijabat menjajal sistem driverless pada Skytrain Bandara Soekarno Hatta dalam rangka kegiatan akhir audit teknologi CBTC (Communication-Based Train Control) oleh BPPT di Tangerang (20/07).

Sistem CBTC menjadikan APMS Kalayang tersebut moda transportasi kereta full driverless (tanpa masinis) pertama di Indonesia yang dapat memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara.

Eniya meninjau ruang OCC (Operation Control Center) untuk

memantau uji ketahanan (endurance test) operasi driverless APMS Kalayang yang sedang menjalankan empat train set kalayang secara otomatis dari terminal T1 ke terminal T3 dan sebaliknya secara looping terus menerus dan melihat peralatan track-side CBTC di ER (Equipment Room).

Linus menyatakan, “Setelah dari audit ini mendapatkan rekomendasi dari BPPT, selanjutnya akan dilanjutkan sertifikasi dari Kementerian Perhubungan. APMS Kalayang Bandara Soekarno Hatta akan menjadi moda kereta full driverless pertama di Indonesia yang memberikan keamanan, kenyamanan, dan keandalan bagi para penumpang di bandara.”

“Tim BPPT membantu audit dari sistem perkeretaapian di kalayang ini. Kita sudah melihat performa, sistem, dan seluruh aspek. Selama 14 bulan, kita cek dan kali ini kita sudah memastikan semua bergerak dengan baik. Beberapa

waktu yang lalu saya dilapori tim yang menguji, ada beberapa prosedur yang perlu diperbaiki, terus sudah ditangani dengan baik. Dan kali ini sudah clear semua, sehingga kita bisa mengeluarkan rekomendasi teknis dari BPPT,” jelas Eniya saat melihat peralatan onboard CBTC di kereta dan mencoba salah satu train set kalayang yang berjalan secara driverless.

Eniya juga berharap Indonesia bisa lebih maju karena semua sudah bisa ditangani oleh tenaga lokal di Indonesia.

Hadir pula dalam acara ini Direktur Teknologi Elektronika BPPT Yudi Purwantoro, Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT Michael Andreas Purwoadi, Ketua Tim Audit Edhi Purnomo, GM UB Sistem Transportasi Len Dewayana Agung Nugroho, VP Pengembangan Teknologi Len Tarmidzi Kemal F. Lubis.

111Buletin LenBuletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Teknologi CBTC dan Moving Block

Sistem persinyalan adalah salah satu faktor penting dalam pengoperasian kereta. Sistem ini sangat memengaruhi tingkat kenyamanan dan keamanan pengguna kereta, meskipun tidak terlihat oleh penumpang.

Sistem CBTC (Communication-Based Train Control) atau sistem kendali kereta berbasis komunikasi merupakan sistem persinyalan kereta yang menggunakan frekuensi radio (RF) sebagai komunikasi data nirkabel antar berbagai sub-sistem yang terintegrasi, sesuai dengan standar IEEE 1474.1 hingga 1474.4.

CBTC menggunakan teknologi persinyalan Moving Block memungkinkan blok kereta yang fleksibel, berubah-ubah, dan bergerak sesuai dengan pergerakan dan spesifikasi keretanya, sehingga headway atau jarak keberangkatan antar kereta dapat diatur lebih dekat namun tetap dalam jarak aman. Dengan kata lain, CBTC memungkinkan untuk memendekkan jarak aman antar kereta, sehingga jumlah kereta (train set) yang beroperasi bisa lebih banyak.

Keamanan, ketepatan jadwal kereta, kapasitas angkut penumpang yang besar, serta jarak singkat antar kereta adalah hal penting bagi penumpang

dalam menggunakan transportasi massal.

Sistem tersebut berbeda dengan sistem Fixed Block (konvensional) di mana track dibagi per-section atau blok dan dalam satu blok hanya boleh terdapat satu kereta, sehingga jumlah kereta (train set) yang beoperasi menjadi lebih terbatas.

Perlengkapan sistem pesinyalan ini di sepanjang jalur kereta juga tidak sebanyak pada sistem fixed block, sehingga lebih efisien dalam pengoperasian dan pemeliharaan. CBTC cocok untuk sistem persinyalan kereta di area urban yang membutuhkan sistem angkutan massal yang efisien.

Penggunaan sistem persinyalan CBTC dapat mendukung upaya dalam memberikan pelayanan yang aman, nyaman, dan dapat diandalkan kepada para penggunanya. (*ais*)

CBTC menggunakan teknologi persinyalan

Moving Block memungkinkan blok kereta yang fleksibel,

berubah-ubah, dan bergerak sesuai

dengan pergerakan dan spesifikasi

keretanya, sehingga headway atau jarak

keberangkatan antar kereta dapat diatur lebih dekat namun tetap dalam jarak

aman.

Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 202012

Foto : Endri

T ingkat infeksi dan kematian akibat Covid-19 di Indonesia sampai saat ini belum

menunjukkan adanya penurunan yang signifikan, di sisi lain, kondisi pereknomian juga kian melemah. Dari kondisi tersebut, tepat pada bulan Mei lalu, pemerintah resmi mengumumkan bahwa Indonesia mulai menerapkan tatanan baru yaitu Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) sebagai upaya untuk memulihkan aspek kesehatan dan sosial-ekonomi Indonesia secara beriringan.

Menteri BUMN, Erick Thohir telah menerbitkan Surat Edaran Nomor S-336/MBU/05/2020 tentang antisipasi skenario AKB BUMN yang mulai diberlakukan usai lebaran. Mengacu pada skenario tersebut, Len Industri turut membuat kebijakan melalui Keputusan Direksi No. 093/SKEP/DU/V/2020 tentang penetapan pengaturan aktivitas kerja dan protokol interaksi penanganan Covid-19 sebagai bagian dari pelaksanaan kegiatan #CovidSafeLenInc menuju Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Hingga saat ini, Len Industri telah menerapkan protokol kesehatan pencegahan dan pengendalian Covid-19, mulai dari protokol penerapan fasilitas tempat kerja yang aman dan sehat, penerapan

jadwal WFH (Work From Home) dan WFO (Work From Office) bagi karyawan, penggunaan masker, physical distancing, protokol penyelenggaraan rapat, mobilitas karyawan, produksi, kegiatan proyek, hingga protokol interaksi penanganan Covid-19 untuk pelanggan, pemasok, mitra dan stakeholder.

Selain itu, Len Industri juga telah membangun infrastruktur pendukung seperti penyediaan westafel dan hand sanitizer di beberapa titik, menerapkan pemeriksaan suhu tubuh bagi karyawan maupun tamu, serta memasang tanda (sign) physical distancing.

Budiman Sukanda, Koordinator Utama Task Force Len Industri menjelaskan, “Ketentuan sistem kerja seperti WFO terjadwal maksimal 50% kapasitas ruangan per unit kerja supaya memenuhi ketentuan physical distancing. Di Len, sistem WFH sendiri ini sudah diterapkan sejak 18 Maret 2020 hingga hari ini dan terus dievaluasi secara bertahap.”

Sesuai hasil penilaian readiness oleh Kementerian BUMN, Len Industri siap 100% dalam menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru dengan nilai task force 100%.

“Kami juga melakukan monitoring dan

evaluasi penerapan protokol serta kesiapan menjalani skenario Adaptasi Kebiasaan Baru secara berkala,” jelas Direktur Keuangan & SDM, Priadi Ekatama Sahari.

Untuk memastikan kesehatan karyawan, Len Industri juga melakukan rapid test secara bertahap kepada seluruh karyawan. Pengecekan kesehatan karyawan juga dilakukan melalui kuesioner yang tersedia pada link saat melakukan absensi online. Karyawan yang memiliki keluhan kesehatan akan segera dihubungi dan ditindaklanjuti oleh Bagian K3L.

Len Industri juga turut menggandeng karyawan milenial sebagai Covid Ranger yang akan membantu memberikan sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran karyawan dalam melakukan protokol kesehatan, hingga nantinya dapat menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan sehari-hari.

Budiman memaparkan, “Protokol ini jangan dipandang sebagai suatu hambatan dalam bekerja, karena selain bertujuan untuk melindungi karyawan dan stakeholder yang berkunjung, protokol ini juga membentuk kedisiplinan dan kebiasaan hidup bersih dan sehat.” (*shifa*)

Len Industri Terapkan Protokol Kesehatan AKB

Foto: Maulida

13Buletin Len No. 31 Agustus 2020

14 Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Jenis teknologi solar cell dapat dibedakan dari teknologi proses dan bahan semikonduktor yang digunakan. Dilihat dari teknologi proses, ada dua jenis teknologi yaitu teknologi kristalin dan teknologi thin film. Pada teknologi kristalin, solar cell dibuat tersendiri dalam bentuk kepingan bahan semikonduktor dengan ukuran tertentu , yang disebut wafer. Untuk bahan berbasis silicon, kita mengenal wafer silikon. Setelah wafer diproses menjadi solar cell maka untuk dapat menghasilkan daya untuk kebutuhan praktis, solar cell tersebut diinterkoneksi dan dienkapsulasi pada alas atau substrat (umumnya terbuat dari kaca) menjadi sebuah solar panel di fasilitas fabrikasi yang berbeda.

Pada teknologi thin film, bahan-bahan semikonduktor langsung ditempelkan (dideposisikan) pada alas / substrat dengan teknik tertentu kemudian dilakukan proses scribe (penggoresan) dengan menggunakan laser untuk membuat solar cell individualnya dan kontak listrik keluar. Proses selanjutnya adalah enkapsulasi sehingga keluaran dari teknologi proses thin film adalah solar panel / modul surya. Lapisan bahan semikonduktor memiliki ketebalan berkisar dari beberapa nano meter sampai sepersekian micron (bandingkan dengan ketebalan wafer yang berkisar 150 – 180 mikron) sehingga panel surya thin film sangat ekonomis dalam penggunaan bahan dan dapat dibuat di atas substrat yang fleksibel dan proses produksi bisa dilakukan secara “R2R” (Roll to Roll).

Teknik penempelan bahan semikonduktor antara lain melalui proses CVD (Chemical Vapor Deposition) dengan berbagai modifikasinya, PVD (Physical Vapor Deposition, Sputering, dan lain-lain. Kelemahan utama dari thin film adalah efisiensi dan kestabilan yang rendah dibanding kristalin. Solar cell thin film dikembangkan terutama untuk menekan harga.

Thin Film Silikon Amorfus ( a-Si)Seperti diketahui bahwa bahan kristal silikon dapat berada sebagai monokristal (kristal tunggal), multi atau polikristal dan non-kristal (amorfus). Silikon monokristal adalah bahan berbentuk kristal dimana struktur kristal atom silikonnya bersifat homogen sehingga orientasi atom, parameter kisi kristal dan sifat elektroniknya tetap dan seragam di seluruh bahan. Silikon multi atau polikristal terdiri dari campuran kristal dengan orientasi yang bervariasi (tidak seragam), sehingga terdapat daerah perbatasan (grain boundaries) antar kristalnya. Silikon amorfus adalah bahan silikon yang tidak berbentuk kristal karena tidak ada keteraturan orientasi atom-atomnya. Bahan silikon amorfus juga sangat tidak stabil karena adanya ikatan menggantung (dangling bond) pada struktur kristalnya sehingga untuk digunakan sebagai bahan solar cell, silikon amorfus mengalami proses hidrogenasi terlebih dahulu. Oleh karena itu, silikon amorfus dilambangkan sebagai a-Si:H.

Jenis Teknologi Solar Cell Fotovoltaik

TEKNOLOGI

Foto: Dendy

15Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Silikon monokristal menghasilkan efisiensi cell paling tinggi, disusul oleh multikristalin dan akhirnya silikon amorfus. Dalam bahan kristal, elektron yang terbentuk oleh cahaya dapat bergerak sejauh 200 hingga 300 μm (disebut Diffusion Length) dan carrier life time sekitar 1 mikro detik sebelum terjadinya rekombinasi dengan hole sehingga peluang untuk menyeberang daerah P-N junction dan menghasilkan listrik lebih besar. Sedangkan pada bahan amorfus nilai diffusion length hanya sekitar 0,1 μm, sehingga ketika elektron terbentuk dalam bahan amorfus, maka akan segera mengalami rekombinasi sebelum sempat menyeberangi daerah P-N junction dan menghasilkan listrik. Ini menyebabkan efisiensi solar cell menjadi sangat rendah.

Karena alasan itulah maka pada solar cell thin film silikon amorfus, struktur solar cell-nya tidak hanya berupa P-N Junction tetapi p-i-n atau n-i-p dimana p menyatakan lapisan silikon amorfus tipe-P, n adalah lapisan tipe-N yang berfungsi sebagai kolektor elektron dan hole, sedangkan i adalah lapisan silikon amorfus murni yang belum di-doping yang berfungsi sebagai absorber tempat cahaya menghasilkan elektron dan hole. Capaian efisiensi industrial masih di 6 sampai 7%, meskipun capaian di lab bisa mencapai 13,6%. Konstruksi solar cell thin film amorfus ditunjukkan pada Gambar 16.

Gambar 16. Struktur Thin Film a-Si:H

Solar cell ini dinamakan Solar Cell Mikromorf yang merupakan pengembangan dari thin film amorfus yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensinya. Strukturnya merupakan solar cell double junction, yaitu gabungan dari 2 buah P-N junction, yakni P-N junction silikon amorfus dan P-N junction silikon mikrokristal, atau dengan kata lain solar cell ini merupakan 2 buah solar cell yang ditumpuk. Lapisan paling atas biasanya adalah lapisan amorfus yang menyerap cahaya daerah biru dan di bawahnya adalah lapisan mikrokristal yang menyerap cahaya merah dan inframerah dekat. Capaian efisiensi industrial adalah di sekitar 11 sampai 12%. Struktur solar cell mikromorf ditunjukkan pada Gambar 17.

Gambar 17. Struktur Thin Film Tandem Micromorf

Sebagai upaya untuk menekan harga solar cell kristalin berbasis wafer maka telah dikembangkan pula pembuatan solar cell dengan teknologi thin film menggunakan bahan kristal silikon berkualitas tinggi di atas alas atau substrat kaca. Percobaan dengan bahan silikon multi atau polikristal menemui banyak kendala, karena struktur bahan kristalnya yang tidak kontinu, tetapi dengan menggunakan silikon monokristal dengan ketebalan 10 μm telah dapat menghasilkan efisiensi 7,5% dan dengan perbaikan pada skema kontaknya bisa didapat efisiensi 9%. Proses deposisi bahan dilakukan dengan metoda penumbuhan epitaxy. Strukturnya ditunjukkan pada Gambar 18.

Gambar 18. Struktur Thin Film Kristalin

Solar cell Copper Indium Gallium Selenide (CIGS) adalah solar cell jenis thin film non-silikon yang menggunakan bahan senyawa CIGS sebagai bahan semikonduktornya. Strukturnya terdiri dari :Ÿ Alas atau substrat yang dapat dibuat dari gelas / kaca atau

bahan fleksibel seperti polyimide atau lembaran logam (metal foil).

Ÿ Logam Molybdenum (Mo) sebagai kontak belakang dan reflektor yang dilapiskan dengan metoda sputtering

Ÿ Lapisan CIGS yang berfungsi sebagai absorber tipe-P tempat dihasilkannya elektron dan hole oleh cahaya matahari

Ÿ Lapisan bahan Cadmium Sulfide (CdS) yang berfungsi sebagai type-N.

Ÿ Lapisan Zinc-oxide murni untuk melindungi lapisan CdS dan lapisan Zinc-oxide yang telah didoping oleh Alumunium yang berfungsi sebagai lapisan TCO (Transparent Conducting Oxide) yang mengumpulkan dan menghantarkan elektron yang terbentuk pada lapisan absorber. Capaian efisiensi adalah 20% pada substrat gelas dan 17 % pada substrat fleksibel. Struktur solar cell CIGS ditunjukkan pada Gambar 19.

Thin Film Tandem Silikon Amorfus danSilikon Mikrokristalin ( μ-cSi)

Thin Film Silikon Kristalin (c-Si)

Thin Film CIS/ CIGS

16 Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Gambar 19. Struktur Thin Film CIGS

Solar cell thin film ini menggunakan lapisan tipis bahan Cadmium Telluride sebagai bahan absorber-nya (bersifat tipe-P) yang berfungsi menyerap energi cahaya dan menghasilkan elektron dan hole ketika dipapar energi cahaya matahari sedangkan sebagai bahan emiter (tipe-N) adalah Cadmium sulfide (CdS). Solar cell CdTe ini merupakan solar cell dengan harga lebih murah dengan energi payback time kurang dari setahun dan telah banyak digunakan dalam sistem skala besar dengan market share lebih dari 50 % market thin film. Capaian efisiensi industrial adalah 10 sampai 11% sedangkan capaian di lab mencapai 16,5 %. Strukturnya ditunjukkan pada Gambar 20.

Gambar 20. Struktur Solar cell Thin Film CdTe

Solar cell ini dinamakan III-IV karena menggunakan unsur-unsur dari golongan III dan V pada sistem berkala unsur sebagai bahan semikonduktornya dan umumnya merupakan solar cell Multijunction yaitu solar cell yang terdiri dari gabungan beberapa

solar cell atau beberapa P-N junction yang dibuat dari bahan-bahan yang berbeda. Setiap cell (sub cell) dirancang untuk dapat menyerap cahaya dengan panjang gelombang tertentu, sehingga dapat memanfaatkan hampir semua spektrum cahaya (panas yang dihasilkan berkurang) dan karenanya dapat mencapai efisiensi tinggi melewati batas teoritis yang bisa dicapai oleh solar cell single junction.

Akan tetapi, biaya produksi solar cell ini masih terlalu tinggi untuk diaplikasikan secara umum karena strukturnya yang kompleks dan harga materialnya yang tinggi. Proses fabrikasi soler cell ini menggunakan peralatan dan teknik yang sama dengan fabrikasi komponen mikroelektronika seperti Metalorganic Vapour Phase Epitaxy. Oleh karena efisiensinya yang tinggi, maka solar cell ini lebih banyak digunakan untuk penggunaan di luar angkasa dan untuk penerapan di permukaan bumi dengan sistem CPV (Concentrator Photovotaic).

Dalam CPV, cahaya matahari difokuskan dengan sistem lensa ke arah solar cell, sehingga radiasi cahaya yang mengenai solar cell bisa mencapai ratusan kali dibanding cahaya matahari di permukaan bumi. Radiasi matahari di permukaan bumi didefinisikan sebagai 1 matahari (1 Sun) yaitu 1000 Watt/m2. Dengan sistem konsentrator radiasi bisa dibuat 400 Sun atau lebih. Solar cell multijunction yang saat ini sudah umum digunakan adalah solar cell triple junction yang terdiri dari Indium Gallium Phosphide (InGaP), Gallium Arsenide (GaAs), Indium Gallium Arsenide (InGaAs) dan wafer Germanium. Terdapat juga tunnel junction yang memiliki tahanan listrik rendah, sehingga elektron lebih mudah memasuki daerah deplesi. Capaian efisiensi untuk triple junction adalah 37,9% tanpa konsentrator dan 44,4% dengan konsentrator. Struktur solar cell triple junction ditunjukkan pada Gambar 21.

Gambar 21. Struktur Solar Cell Triple Junction

Solar cell Perovskite adalah solar cell yang termasuk ke dalam jenis thin film dengan bahan semikonduktor / absorber-nya adalah adalah senyawa yang struktur kristalnya berbentuk perovskite. Senyawa yang saat ini paling umum digunakan adalah

Thin Film Cadmium Telluride (CdTe)

Solar Cell Unsur III-V Thin Film Perovskite

TEKNOLOGI

17Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Methylammonium lead trihalide (CH NH PbX ) dimana X adalah 3 3 3

unsur halogen yaitu Iodine, Bromine atau chlorine dengan energi band gap (E ) berkisar antara 1,5 dan 2,3 eVolt, tergantung pada G

kandungan halidanya. Selain itu, bisa juga digunakan Formamidium Lead Trihalide (H NCHNH PbX ) dengan band gap antara 1,5 dan 2 2 3

2,3 eV. Keunggulan dari bahan perovskite ini adalah bahwa bahan ini dapat diatur supaya memiliki band gap tertentu, sehingga dapat pula memenuhi band gap ideal sebesar 1,34 eV yang secara teoritis dapat menghasilkan efisiensi hingga 33,7%.

Perovskite juga dapat dibuat menjadi solar cell mutijunction dengan teknologi produksi yang murah, antara lain spin coating, spray coating, ink-jet printing dan screen printing. Masalah besar yang masih dihadapi solar cell ini adalah masalah kestabilan. Gangguan kestabilan bersumber dari pengaruh uap dan oksigen, tekanan thermal, panas akibat timbulnya tegangan, sinar UV, sinar tampak, dan sifat mekanik yang gampang pecah. Capaian efisiensi adalah 20,1% tetapi belum stabil. Struktur perovskite ditunjukkan pada Gambar 22.

Gambar 22. Struktur Solar Cell Perovskit

Trend efisiensi dan serapan pasar untuk tiap teknologi disajikan pada Gambar 23 sebagai gambaran untuk pengambilan keputusan mengenai pemilihan teknologi ketika pembuatan pabrik solar cell ke depan. Pembangunan fasilitas pabrik solar cell saat ini harus seoptimal mungkin bisa memproduksi beberapa jenis solar cell yang akan berkembang ke depan.

ITRPV Roadmap - 2015

Gambar 23. Trend atau Roadmap Efisiensi dan Serapan Pasar Untuk Tiap Jenis Teknologi.

Referensi :1. Stuart R Wenham, Martin A Green, Mauriel E Watt :

“Applied Photovoltaics”, Center for Photovoltaic Devices and Systems, UNSW Australia.

2. Institut National de l'Energie Solaire (INES): “ Tailor Made Course on Management and Economic of Photovoltaic”, France, November, 2015

3. Robert G. Seippel : “Photovoltaics”, Reston Publishing Company. USA.

4. http://news.energysage.com5. http://www.kschan.com6. http://schmid-group.com7. https://www.researchgate.net8. http://www.coursera.org9. https://www.pv-tech.org10. http://sciencedirect.com11. Sumber-sumber lain

Trend Teknologi dan Pasar

ITR

PV

Ro

ad

map

- 2

015 PERKEMBANGAN

TEKNOLOGI FOTOVOLTAIK (BAGIAN II)

Oleh : Asep Sopandi VP Divisi Produksi Len 2015-2017

Manager Produksi Modul Surya Len 2009-2015

(Bagian I telah dimuat dalam Buletin Len Edisi No.30)

S eiring dengan perkembangan bisnis perkeretaapian saat ini, Len Industri berupaya untuk

menguatkan identitasnya sebagai industri produsen produk-produk persinyalan. Len Industri melalui Divisi Pengembangan Teknologi dan Unis Bisnis Sistem Transportasi mewujudkan upaya tersebut dengan melakukan re-branding atau penjenamaan ulang produk-produk persinyalan Len Industri dengan nama SiL yang berarti “Signalling by Len”.

“Bagian Pengembangan Bisnis dan Teknologi telah melakukan kajian evaluasi serta pemetaan kembali atas branding produk untuk produk-produk persinyalan yang telah ada, dengan tujuan untuk memetakan dan memperkuat identitas produk maupun sistem untuk memudahkan penyampaian dalam kegiatan memasarkan, bahkan untuk meyakinkan, baik dari customer saat ini maupun calon customer yang akan datang”, jelas Manajer Pengembangan Bisnis dan Investasi, Wildan Iskandar, dalam sambutannya pada agenda sosialisasi internal re-branding

produk persinyalan Len Industri secara virtual (9/07/2020).

Keputusan re-branding diambil melalui beberapa pertimbangan dari persoalan yang ada, diantaranya misinterpretasi dari salah satu produk persinyalan Len Industri; tidak adanya nama spesifik untuk produk persinyalan Len Industri; dan tidak adanya keseragaman nama-nama produk yang telah ada saat ini.

Pada produk interlocking misalnya, Len memiliki produk SIL-02 Next G. Nama “SIL” pada produk ini merupakan pemberian dari Hatta Rajasa sebagai Menteri Perhubungan saat itu, yang artinya “Sistem Interlocking Len”. Namun, nama “SIL” juga digunakan sebagai standar internasional untuk keamanan produk electrical engineering, yang artinya “Safety Integration Level”. Oleh karena itu, nama “SIL” pada produk Len dapat memunculkan misinterpretasi.

Produk persinyalan Len mencakup OCC, train control, interlocking dan train equipment. Pertimbangan lainnya, keempat produk tersebut tidak memiliki keseragaman nama. Hal ini tentu akan menyulitkan komunikasi

atau pengenalan produk kepada para pelanggan dan stakeholder. Oleh karena itu, re-branding produk-produk persinyalan perlu dilakukan untuk memudahkan proses pemasaran serta penguatan identitas jenama (brand).

Berdasar penjelasan presentasi Tim Pengembangan Bisnis dan Teknologi, terdapat 4 nama produk yang diluncurkan, yaitu:

1. (untuk produk SiLSafeInterlocking System)

2. (untuk produk Train SiLMoveControl System)

3. (untuk produk SiLTrack Trackside Equipment)

4. (untuk produk Control SiLVueCenter)

Penjenamaan tersebut saat ini dalam proses legalisasi Hak Kekayaan Intektual (HKI) melalui Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual yang telah diumumkan pada 26 Maret – 26 Mei 2020. Selain itu, penjenamaan ini juga telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi No. 029/SKEP/DU/II/2020 pada Februari 2020. (*shifa*)

Wajah BaruProduk PersinyalanLen Industri

18 Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Foto : Asep, Dendi

ComprehensiveSignallingSolutions

Interlocking SystemTo control safety of

train route

Control Center SystemTo manage O&M of

entire rail system

Trackside Signalling ProductsTo enable safety of

rail signaling operation

Train Control SystemTo control safety of train

movement

19Buletin Len No. 31 Agustus 2020

Menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh tentu menjadi kewajiban yang

harus dilakukan setiap orang, terlebih di kondisi pandemi seperti saat ini. Daya tahan tubuh dan sistem imunitas yang kuat terbukti dapat mencegah munculnya berbagai macam penyakit. Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mencapainya, salah satunya dengan olah raga.

Sejak pemerintah menerapkan aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), Komunitas Zumba Len Industri juga terpaksa harus menghentikan aktivitas zumba yang biasa dilakukan di ha Len Industri Grsetiap hari Senin dan Jum'at. Namun, pandemi Covid-19 tidak menghalangi komunitas ini untuk tetap melakukan kegiatan Zumba secara kolektif. Dengan memanfaatkan teknologi, Komunitas Zumba Len Industri mengajak anggotanya untuk melakukan umba secara virtual.z

“Zumba virtual pertama diadakan tanggal 18 April 2020. Alhamdulillah diikuti oleh 20 orang peserta. Karena tingginya antusias peserta zumba, maka zumba virtual ini diadakan kembali tanggal 22 April 2020, sekalian munggahan menyambut Bulan Suci Ramadhan,” jelas Agan Sugandi, selaku Ketua Komunitas Zumba Len Industri.Kegiatan ini juga kembali diadakan pada tanggal 29 April 2020. Meskipun dilakukan secara virtual dengan menggunakan aplikasi zoom, Agan mengatakan bahwa agenda tersebut dapat terselenggara dengan lancar.

Jenis olah raga asal Colombia dengan perpaduan gerakan senam dan tarian, disertai iringan musik latin ini cukup populer di kalangan masyarakat. Selain dapat membakar kalori, musik dan gerakan zumba yang menyenangkan dapat memproduksi hormon endorfin yang berfungsi memicu perasaan positif. Olah raga ini juga mudah dilakukan oleh semua kalangan usia.

“ harus punya keahlian apa-apa, Nggak

gerakannya dan lagu-lagunya simple, ikutin yang lagi . Semua orang bisa hitsngikutin. cuma Modal murah pakaian olah raga sama sepatu,” jelas Agan.

Selama diberlakukannya aturan PSBB, kegiatan Zumba tidak dapat dilakukan secara rutin. Namun, sejak berakhirnya PSBB proporsional Kota Bandung dan mulai diterapkannya Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Komunitas Zumba Len bersama Tim Gugus Tugas Covid-19 Len mengagendakan pelaksanaan zumba untuk kembali dilakukan secara rutin setiap Senin pukul 16.30 WIB.

Kegiatan ini dimulai pada tanggal 2 Juli 2020 di Grha Len Industri dan berlangsung lancar dan aman dengan menerapkan protokol-protokol kesehatan Adaptasi Kebiasaan Baru. Harapannya, kegiatan ini bisa menjadi motivasi bagi anggota maupun karyawan Len Industri untuk tetap berolah raga dan menjaga kesehatan jasmani di tengah pandemi. (*shifa*)

20 Buletin Len No. 31 Agustus 2020

MenjagaKesehatanJasmaniDi TengahPandemi

KOMUNITAS

en Incorporated melakukan L penyerahan hewan qurban dalam rangka Hari Raya Idul

Adha 1441H kepada warga di sekitar operasi perusahaan, baik di Kota Bandung, Subang, maupun Desa Binaan yang ada di Kabupaten Bandung.

Penyerahan hewan qurban didukung oleh entitas anak perusahan yaitu, PT Eltran Indonesia, PT Surya Energi Indotama, PT Len Railway Systems, PT Len Telekomunikasi Indonesia, dan PT Len Rekaprima Semesta.

Hewan qurban yang diserahkan sebanyak 2 ekor sapi dan 11 ekor domba oleh VP Sekretaris Perusahaan, Atini Hasanah kepada Lurah Kelurahan Pasirluyu, Han Hadrian, Kadus Desa Sadawarna Subang, dan Kepala Desa

Mekarsari/Gambung Kabupaten Bandung.

Selain itu, perusahaan juga kembali menyalurkan bantuan perlengkapan Rapid Test dan APD (alat pelindung diri) kepada RSUD Majalaya, Kabupaten Bandung, Kamis (30/07). Pemilihan rumah sakit tersebut sebagai rekomendasi dari Pemerintah Kabupaten Bandung untuk menanggulangi pasien Covid-19 di Kabupaten Bandung.

Manajer PKBL & CSR Len Industri, Donny Gunawan, secara simbolis menyerahkan bantuan tersebut kepada Yuli Irnawati selaku Wakil Direktur RSUD Majalaya Kabupaten Bandung. Acara juga dihadiri oleh Wakil Bupati Kabupaten Bandung, Gungun Gunawan beserta perwakilan Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung. (*ais*)

21Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Foto : PKBL

Sejak 1993, Len tidak pernah absen menyalurkan dana Corporate Social Reponsilibity

(CSR) maupun Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) sebagai tanggung jawab sosial perusahaan kepada masyarakat. Namun berbeda dari biasanya, tahun ini, Len Industri fokus menyalurkan sebagian besar dana CSR dan PKBL perusahaan untuk penanggulangan Covid-19.

“Sejak April lalu, Len ditugaskan menjadi koordinator penanggulangan Covid-19 di Kabupaten Bandung. Sejak itu memang kita lebih fokus ke sana,” jelas Donny Gunawan, Manajer PKBL.

Len Industri menyalurkan total 1 miliar dana CSR dan Bina Lingkungan berupa bantuan obat-obatan dan alat kesehatan, seperti rapid test, masker, Alat Pelindung Diri (APD), dan hand sanitizer untuk tenaga medis di beberapa rumah sakit dan puskesmas di Kota dan Kabupaten Bandung. Len Industri juga menyalurkan bantuan berupa penyemprotan disinfektan,

pembagiaan masker, hand sanitizer, paket sembako, dan nasi gratis untuk masyarakat terdampak Covid-19 yang telah dilakukan sejak Maret lalu.

Bantu UMKM Pantang Kibarkan Bendera Putih

Tidak dipungkiri bahwa pandemi Covid-19 memberikan dampak serius bagi stabilitas UMKM binaan Len Industri. Untuk itu, Len Industri memberikan kemudahan bagi mitra binaan melalui kebijakan relaksasi kredit. Mitra binaan Len Industri diperkenankan untuk melakukan penangguhan pembayaran maksimal hingga satu tahun, disesuaikan dengan kondisi masing-masing UMKM. Kebijakan ini ditempuh sebagai upaya Len Industri untuk menjaga roda perekonomian UMKM agar tetap berjalan.

Meski banyak mitra binaan yang kesulitan dengan kondisi pandemi ini, ada pula mitra binaan yang justru mampu menghasilkan profit tinggi, seperti produk Bir Pletok. Minuman jahe ini justru laris di pasaran karena dipercaya dapat membantu

meningkatkan daya tahan tubuh.

Selain itu, pandemi Covid-19 juga memberikan peluang bisnis di bidang usaha konveksi. Len Industri bekerja sama dengan mitra binaannya yang bergerak di bidang usaha konveksi untuk memproduksi alat pelindung diri (APD) dan masker yang nantinya akan disalurkan ke tenaga kesehatan, rumah sakit, dan masyarakat sebagai implementasi program Bina Lingkungan.

Pada tanggal 20, 29, & 30 Juni lalu, PKBL Len Industri juga sukses mengadakan sosialisasi dan pelatihan nasional dengan tajuk “Menjadi UMKM Inovatif dan Produktif di Era New Normal”, bekerja sama dengan Universitas Pasundan. Sosialisasi dan pelatihan daring ini diikuti oleh lebih dari 400 peserta nasional bahkan internasional. Keberhasilan ini merupakan potensi peluang yang baik bagi Len Industri untuk mengadakan pelatihan-pelatihan daring lainnya dengan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

22 Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Foto : Asep, PKBL

Dorong Digitalisasi UMKM

Berkenaan dengan kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB), Len Industri memiliki misi mendorong mitra binaannya untuk melakukan transformasi digital. Saat ini, bisnis daring seperti online shop, e-commerce, dan marketplace membuka peluang pasar yang sangat menjanjikan. Meski demikian, peluang ini menjadi tantangan, melihat masih banyak mitra binaan Len Industri yang tidak awam dengan teknologi.

Dengan dorongan melalui pelatihan-pelatihan UMKM yang diselenggarakan oleh Len Industri, diharapkan mitra binaan secara kolektif dapat mulai menjalankan roda bisnisnya melalui platform digital. Ke depannya, Len Industri juga akan mulai melakukan peremajaan mitra binaan dengan menarik UMKM dari generasi milenial.

Fokus Tingkatkan Kualitas SDM

Menurut Donny, saat ini yang menjadi prioritas utama adalah

membantu masyarakat untuk menjalankan AKB dengan menerapkan protokol-protokol kesehatan. Disiplin masyarakat untuk selalu menjaga kesehatan dan kebersihan sangat diperlukan untuk menghadapi pandemi Covid-19. Hal ini menjadi dasar komitmen Len Industri ke depan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dengan peningkatan kualitas kesehatan dan pendidikan melalui CSR dan PKBL.

“Kita memiliki misi untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat, mengalami tingkat pertumbuhan kesejahteraan bersama. Jadi memang peningkatan kualitas sumber daya manusia akan menjadi prioritas kita ke depannya. Nah, sekarang penekanannya lebih ke bidang kesehatan dan pendidikan,” jelas Donny.

Komitmen Len Industri

Selama 5 tahun terakhir, PKBL Len Industri berhasil mempertahankan perolehan skor maksimal pada penilaian efektivitas penyaluran dan tingkat kolektibilitas pinjaman Program Kemitraan dan Bina Lingkungan oleh Kementerian BUMN. Begitu pula

dengan skor CSR. Nilai ini menjadi acuan Len Industri memperkuat komitmennya untuk terus melakukan perbaikan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Kalau soal komitmen, tidak perlu dipertanyakan lagi, karena kita akan melaksanakan dengan sepenuh hati. Len itu kan berada dan berasal dari masyarakat, jadi kita tentu memiliki misi untuk tumbuh dan berkembang bersama masyarakat. Komitmen kita untuk memajukan lingkungan dan kondisi sosial masyarakat di lingkungan Len selalu merupakan bagian dari kepentingan perusahaan,” ujar Donny. (*shifa*)

Kalau soal komitmen, tidak

perlu dipertanyakan lagi, karena kita

akan melaksanakan dengan sepenuh hati. Len itu kan

berada dan berasal dari masyarakat,

jadi kita tentu memiliki misi untuk

tumbuh dan berkembang

bersama masyarakat.

23Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

AKHLAKAMANAH . KOMPETEN . HARMONIS . LOYAL . ADAPTIF . KOLABORATIF

Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

AKHLAK - Budaya Perusahaan PT Len Industri (Persero)

Sebagai wujud kontribusi Len Industri dalam mendukung Transformasi Human Capital BUMN, Insan Len menerapkan nilai-nilai utama (core values) sebagai identitas dan perekat budaya kerja yang mendukung peningkatan kinerja secara berkelanjutan.

AKHLAK sebagai nilai utama Insan Len dalam menjalankan peran untuk meningkatkan daya saing dan menjadikan Len Industri sebagai pabrik talenta.

A - Amanah, memegang teguh kepercayaan yang diberikanK - Kompeten, terus belajar dan mengembangkan kapabilitasH - Harmonis, saling peduli dan menghargai perbedaanL - Loyal, berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negaraA - Adaptif, terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan ataupun

menghadapi perubahanK - Kolaboratif, membangun kerjasama yang sinergis

Melalui Keputusan Direksi Nomor 145/SKEP/DU/VII/2020 tentang Penetapan Visi, Misi, dan Nilai Budaya PT Len Industri (Persero) tanggal 21 Juli 2020 telah menetapkan AKHLAK

sebagai Nilai Budaya Perusahaan. Ketetapan tersebut mengacu kepada Core Values BUMN agar menjadi landasan moral dan bertindak setiap insan perusahaan dalam melaksanakn pekerjaan, serta dalam rangka menentukan arah pengembangan perusahaan agar bisa

berkompetensi di pasar global.

n Telepon : 022 - 520 2682 ext. 309n Mobile : 0813 2378 7747 (SMS)n Fax : 022 - 520 5332 (UP : Tim WBS Len)n Email : [email protected] Kotak - kotak pelaporan yang ditempatkan di tempat -tempat strategis

di lingkungan PT Len Industri (Persero), Jl. Soekarno-Hatta No. 442, Bandung 40254.

Silahkan Hubungi :

SEMUA BENTUK PENYELEWENGAN ATAU PELANGGARAN ETIKA USAHA DAN

TATA PERILAKU (CODE OF CONDUCT)INSAN LEN

AWASI & LAPORKANPELANGGARAN !

WHISTLE BLOWING SYSTEM

Sistem Pelaporan Pelanggaran

KAMI MELINDUNGI IDENTITAS PELAPOR

Tim GCG - Sekretaris Perusahaan

Whistle Blowing System

25Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Saat ini, Len Industri telah menerapkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan SNI ISO 3001:2016 yang bertujuan untuk memberikan pemastian kepada perusahaan bahwa sistem anti penyuapan yang diterapkan telah mencakup prosedur yang memadai terhadap penyuapan dan korupsi.

Menurut SMAP, penyuapan merupakan perbuatan untuk menawarkan, menjanjikan, memberikan, menerima atau meminta keuntungan yang tidak semestinya dari nilai apapun (berupa keuangan atau non-keuangan), langsung atau tidak langsung, terlepas dari lokasi, merupakan pelanggaran peraturan perundang-undangan, sebagai bujukan atau hadiah untuk orang yang bertindak atau menahan diri dari bertindak terkait kinerja dari tugas orang tersebut.

Meningkatkan Kredibilitas dan Nilai Perusahaan.

Ÿ Menjaga kredibilitas korporasi.Ÿ Meningkatkan kepercayaan

publik, pemegang saham, dan pemangku kepentingan lainnya.

Memitigasi Risiko “Pertanggungjawaban Pidana Korporasi”.

Ÿ Bukti kuat bahwa korporasi telah melakukan langkah-langkah pencegahan penyuapan.

Ÿ Memberi pesan kuat pada publik tentang komitmen perusahan terhadap anti suap dan korupsi.

Menjaga KeberlangsunganPerusahaan.

Ÿ Mencegah terjadinya penyuapan yang berakibat pada high cost economy.

Ÿ Memberi dukungan kepada korporasi untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik.

SMAP

26 Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Prosedur yangProporsional

Top Level Commitment

Monitor & Review

Komunikasi

DueDilligence

RiskAsessment

Leadership Commitment

Communication Building Ecosystems Collective Action

SMAP

127Buletin LenBuletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

28 Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020 29

Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 202030 FOTO

Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020 31

32

DIRGAHAYU INDONESIA

Quiz TTSEdisi Agustus 2020

Temukanlah 10 jawaban pada matriks abjad di atas. Tulis jawaban nomor 1 hingga 10 dan lengkapi dengan identitas diri (Nama, Unit Kerja, No. Hp). Jawaban diemail ke : [email protected] dengan Subject : Quiz Bulen No.31.

Pemenang akan diundi pada tanggal 30 September 2020. Bagi 2 (dua) orang pemenang dengan jawaban benar dan beruntung akan mendapatkan hadiah

masing-masing Rp200.000. Selamat mencoba....!

Buletin Len No. 31 Edisi Agustus 2020

2M

Bersihkan meja kerja& kursi dengan disinfektan

Disiplin memakai masker Gunakan siku untuk membukapintu & menekan tombol lift

Cuci tangan dengansabun secara berkala

Disiplin menerapkanphysical distancing

Usahakan aliran udara & sinarmatahari masuk ke ruang kerja

Adaptasi Kebiasaan Baru

Bersihkan gagang pintudengan disinfektan

Bersihkan perlengkapanpribadi dengan disinfektan

Tinggalkan sepatu diluar rumah

Sebelum cuci tangan & gantipakaian, jangan bersentuhan

dengan anggota keluarga maupunbarang-barang di rumah

Segera mandi hinggatubuh bersih dan segar

kembali

Segera cuci pakaian danmasker dengan deterjen

Saat Tiba di Rumah

Saat Berada di Kantor

ES O

Pastikan dalam kondisisehat

Patuhi ketentuan shiftkerja (jam datang & pulang)

untuk menghindari kemacetan

Gunakan masker danpakaian lengan panjang

Hindari menggunakan kendaraan umum

(jika terpaksa, lakukanphysical distancing)

Membawa masker cadangan,handsanitizer, dan

perlengkapan pribadilainnya

Cuci tangan dengan sabun/handsanitizer setibanya

di kantor

<37.5 °c

75%

Saat Berangkat ke Kantor