deskripsi kemampuan berpikir kritis matematis - Repository ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of deskripsi kemampuan berpikir kritis matematis - Repository ...
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS AWAL PADA MATERI GARIS DAN SUDUT SISWA KELAS
VII SMP NEGERI 2 BUA
NURFIA RIDWAN
1601402050
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO
2020
DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS AWAL PADA MATERI GARIS DAN SUDUT SISWA KELAS
VII SMP NEGERI 2 BUA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Pendidikan pada program studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Cokroaminoto Palopo
NURFIA RIDWAN 1601402050
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS COKROAMINOTO PALOPO 2020
v
ABSTRAK
Nurfia Ridwan, 2020. Deskripsi Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Awal pada Materi Garis dan Sudut Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bua. (dibimbing oleh Salwah dan Jumarniati).
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsi kemampuan berpikir kritis matematis awal pada materi garis dan sudut siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bua. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bua yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri. Penelitian ini juga digunakan instrumen pendukung yaitu; (1) tes kemampuan berpikir kritis matematis awal. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis kualitatif dimana peneliti melakukan reduksi terhadap data yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan berpikir kritis matematis awal siswa dengan kemampuan tinggi yaitu terletak pada indikator menginterpretasi, menganalisis, dan mengevaluasi, kemampuan berpikir kritis matematis awal siswa dengan kemampuan sedang yaitu terletak pada indikator menginterpretasi dan menganalisis, dan kemampuan berpikir kritis matematis awal siswa dengan kemampuan rendah yaitu terletak pada indikator menginterpretasi
Kata kunci: kemampuan awal, berpikir kritis matematis, garis dan sudut.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu Alaikum Wr. Wb.
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahnya yang selama ini telah memberikan penulis kekuatan dan
semangat sehingga penyusunan skripsi ini dapat diselesaikan shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah SAW dalam menjalankan aktivitas
dimuka bumi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini terwujud
berkat campur tangan dari insan-insan yang telah digerakkan hatinya oleh sang
khalik untuk memberikan dukungan, bantuan dan bimbingan langsung maupun
tidak langsung bagi penulis. Penulis sangat berterima kasih yang sebesar-besarnya
kepada kedua orang tua tercinta bapak saya Alm Ridwan dan ibu saya Nurmiati
yang telah merawat dengan penuh kasih sayang yang tidak pernah luput darinya
bersama dengan iringan doa yang tulus dan ikhlas demi kesuksesan penulis baik
dalam menuntut ilmu maupun kesehariannya. Serta tidak lupa pula ucapan terima
kasih kepada keluarga penulis yang senantiasa mendukung penulis dalam meraih
suatu kesuksesan.
Pada kesempatan ini penulis juga menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Bapak Prof. Drs. H. Hanafie Mahtika, M.S., Rektor Universitas
Cokroaminoto Palopo.
2. Ibu Dr. Rusdiana Junaid, M. Hum., M.A., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Cokroaminoto Palopo.
3. Bapak Fahrul Basir, S.Pd., M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika Universitas Cokroaminoto Palopo
4. Ibu Salwah, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Jumarniati, S.Pd., M.Pd. pembimbing I dan
pembimbing II penelitian yang penuh kesabaran dalam membimbing dan
mengarahkan penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Kepada Dosen dan Staf Program Studi Pendidikan Matematika yang selalu
membantu penulis selama kuliah sebagai mahasiswa Universitas
Cokroaminoto Palopo.
vii
6. Sahabat-sahabat terdekat saya yang selalu mengingatkan perkuliahan
sekaligus memberikan bantuan, motivasi, informasi dalam menyelesaikan
studi S1 dan skripsi ini.
7. Kepada Rekan seperjuangan Pendidikan Matematika angakatan 2016
khususnya kelas B dan semua warga Program Studi Pendidikan Matematika
FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo.
Semoga segala bantuannya bernilai ibadah di sisi-Nya. Penulis menyadari
akan berbagai keterbatasan dan kekurangan yang ada pada penulis. Sehingga tidak
menutup kemungkinan terdapat kekurangan, kelemahan bahkan kesalahan dalam
penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun
dari segenap pembaca sangat penulis harapkan sebagai bahan pertimbangan pada
penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat memenuhi fungsinya dengan baik.
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Palopo, Agustus 2020
Nurfia Ridwan
viii
RIWAYAT HIDUP
Nurfia Ridwan, lahir di Bua pada tanggal 23 Juli 1998, anak
pertama dari dua bersaudara yang merupakan anak dari
pasangan Bapak Alm Ridwan dan Ibu Nurmiati. Penulis
mengawali pendidikan di SD Negeri 251 Sakti pada tahun
2004 dan selesai pada tahun 2010. Kemudian penulis
melanjutkan pendidikannya di SMP Negeri 1 Bua pada tahun
2013 dan selesai pada tahun 2016. Setelah itu, penulis melanjutkan pendidikannya
di SMA Negeri 1 Bua yang sekarang berganti nama menjadi SMA Negeri 10
Luwu pada tahun 2013 dan selesai pada tahun 2016. Kemudian pada tahun yang
sama penulis meneruskan pendidikannya di Universitas Cokroaminoto Palopo
(UNCP) dan diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika.
Akhir perjuangan dalam menuntut ilmu di Universitas Cokroaminoto Palopo
penulis menyelesaikan skripsi yang berjudul “Deskripsi Kemampuan Berpikir
Kritis Matematis Awal pada Materi Garis dan Sudut Siswa Kelas VII SMP Negeri
2 Bua”.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH SKRIPSI .......................... iii
HALAMAN KETERANGAN UJI SIMILARITY .......................................... iv
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vi
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.4. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
1.5. Batasan Istilah .............................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kajian Teori ..................................................................................... 6
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................... 8
2.3. Kerangka Pikir ................................................................................. 9
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 10
3.2. Jenis dan Desain Penelitian ............................................................ 10
3.3. Subjek Penelitian ............................................................................. 10
3.4. Instrumen Penelitian ........................................................................ 11
3.5. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 11
3.6. Prosedur Penelitian ......................................................................... 11
3.7. Analisis Data .................................................................................... 12
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ................................................................................ 13
x
4.2 Pembahasan ..................................................................................... 19
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 22
5.2 Saran ................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 24
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis .................................................... 8
2. Klarifikasi Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa .......................... 11
3. Data Valid Subjek Berpikir Kritis Matematis Kemampuan tinggi, Kemampuan sedang dan Kemampuan rendah ........................................ 18
xii
DAFTAR GAMBAR Halaman
1. Jawaban tes berpikir kritis matematis kemampuan tinggi ...................... 13
2. Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan tinggi ............ 14
3. Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan tinggi ............ 14
4. Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan sedang .......... 15
5. Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan sedang .......... 16
6. Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan sedang .......... 16
7. Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan rendah ........... 17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang
dinamis dan taraf perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan
pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan
budaya kehidupan. Konsep pendidikan tersebut terasa semakin penting ketika
seseorang harus memasuki kehidupan dimasyarakat dan dunia kerja, karena yang
bersangkutan harus mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah untuk
menghadapi masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari saat ini maupun
yang akan datang (Handayani, 2017).
Masalah utama pembelajaran pada pendidikan formal (sekolah) saat ini
adalah masih rendahnya daya serap siswa. Hal ini tampak dari rata-rata hasil
belajar siswa yang senantiasa masih sangat memprihati. Hasil ini tentunya
merupakan akibat dari kondisi pembelajaran yang masih bersifat konvensional,
dimana guru lebih mendominasi dalam proses pembelajaran dan tidak
memberikan akses bagi siswa untuk berkembang secara mandiri melalui
penemuan dalam proses berpikirnya, sehingga sebagian siswa kurang mampu
menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pengetahuan
tersebut akan dimanfaatkan atau diaplikasikan pada situasi baru (Rahayu, 2018).
Kenyataan di lapangan siswa belum mampu menggunakan konsep yang
diperolehnya dari bangku sekolah untuk mengatasi masalah yang dihadapinya
dalam kehidupan sehari-hari yang berarti bahwa belum mampu berpikir kritis. Hal
ini terjadi karena siswa hanya menghafal konsep yang diterima dari bapak dan ibu
guru di sekolah yang dianggapnya sebagai kewajiban saja dalam menerima
pelajaran. Walaupun demikian, kita menyadari bahwa ada siswa yang mampu
memiliki tingkat hafalan yang baik terhadap materi yang diterimanya, namun
kenyataannya mereka masih kurang memahami dan mengerti secara mendalam
pengetahuan yang bersifat hafalan tersebut. Sebagian besar peserta didik kurang
mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana
pengetahuan tersebut akan dimanfaatkan pada situasi baru (Djafar, 2014).
2
Matematika adalah ilmu pasti yang dipelajari di sekolah dan menuntut
pemahaman, kemampuan berlatih, mengkomunikasikan gagasan melalui
pendekatan yang dapat berupa kalimat dan persamaan matematika, diagram,
grafik atau tabel karena objek yang dipelajari dalam matematika merupakan benda
abstrak dan dari masalah-masalah sulit. Mampelajari matematika dalam
pemahaman akan konsep matematika merupakan kemampuan yang harus dimiliki
siswa karena selain menjadi tujuan pembelajaran matematika dalam UU No. 23
Tahun 2006, pemahaman konsep matematika maupun permasalahan sehari-hari
(Supardi, 2019).
Guru dalam mengajar selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang
memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut
siswa untuk menyelesaikan masalah, tetapi jarang mengajarkan bagaimana siswa
seharusnya menyelesaikan masalah. Apalagi dengan perkembangan zaman
sekarang ini yang semakin menuntut kualitas pada manusianya sehingga perlu
adanya pembaharuan lingkungan pendidikan yang mengarahkan siswa untuk
senantiasa berpikir kritis. Berpikir kritis penting bagi siswa karena berpikir kritis
siswa dapat menganalisis dan mencari solusi serta membuat keputusan terhadap
suatu masalah secara sistematis khususnya dalam pembelajaran (Djafar, 2014).
Berpikir kritis adalah memproses informasi secara mental atau secara
kognitif. Secara lebih formal, berpikir adalah penyusun ulang atau manipulasi
kognitif baik dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long
term memory. Jadi berpikir kritis adalah sebuah representasi simbol dari beberapa
peristiwa atau idea dalam dunia. Berpikir kritis juga dapat dikatakan sebagai
proses yang menstimulus dan respon (Paradesa, 2015). Jhonson (Syukur, 2015)
mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah proses sistematis yang
memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengevaluasi keyakinan dan
pendapat mereka sendiri.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, kenyataan ini dijumpai pula pada
siswa kelas VII SMP Negeri 2 Bua selain itu siswa juga yang merasa bingung
dengan kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan kemampuan
menganalisis. Hal ini dikarenakan siswa hanya mencontoh apa yang dikerjakan
guru, dan dalam menyelesaikan soal siswa beranggapan cukup dikerjakan seperti
3
apa yang dicontohkan. Akibatnya siswa kurang memiliki kemampuan
menyelesaikan soal dengan alternatif lain. Siswa juga kurang memperoleh
kesempatan secara bebas untuk mengekspresikan dirinya. Kemampuan
menganalisis ini merupakan bagian dari kemampuan berpikir kritis. Cara berpikir
kritis meliputi pemikiran analisis dengan tujuan untuk mengevaluasi apa yang
telah dibaca.
Berdasarkan pernyataan di atas tentang permasalahan pembelajaran
matematika, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Deskripsi
Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Awal pada Materi Garis dan Sudut Siswa
Kelas VII SMP Negeri 2 Bua”.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan berpikir
kritis matematis awal pada materi garis dan sudut siswa kelas VII SMP Negeri 2
Bua ?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan sebelumnya maka,
tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis
matematis awal pada materi garis dan sudut siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Bua.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Bagi Siswa
Siswa dapat mengembangkan berpikir kritis matematis dalam menyelesaikan
soal yang kontekstual.
2. Bagi Guru
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi kepada guru untuk
mengetahui sejauh mana tingkat kemampuan berpikir kritis siswa dan dapat
memperbaiki sistem pembelajaran sehingga dapat memberikan pembelajaran
yang baik bagi siswa.
4
3. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan yang baik dalam
rangka perbaikan pembelajaran di sekolah.
4. Bagi Peneliti
Sebagai calon pengajar, hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti
karena dapat memperoleh pengalaman dalam memilih cara pembelajaran
yang tepat.
1.5 Batasan Istilah
Batasan istilah dalam penelitian ini dibuat untuk menghindari terjadinya
penafsiran ganda dalam penelitian. Adapun batasan istilah tersebut adalah:
1. Berpikir Kritis Matematis
Kemampuan berpikir kritis matematis siswa yang dimaksudkan dalam
penelitian ini adalah suatu kegiatan yang memerlukan pemikiran secara detail atas
apa yang telah diamati untuk menyelesaikan suatu masalah dengan penalaran dan
pembuatan keputusan yang tepat.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
1. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa
Berpikir kritis adalah memproses informasi secara mental atau secara
kognitif. Secara formal, berpikir merupakan penyusunan ulang atau manipulasi
kognitif baik dari lingkungan maupun simbol-simbol yang disimpan dalam long
term memory. Jadi berpikir kritis merupakan sebuah representasi simbol dari
beberapa peristiwa atau idea dalam dunia. Berpikir kritis juga dapat dikatakan
sebagai proses yang mestimulus dan respon. (Paradesa, 2015).
Paul Ernest (Hasrawanti, 2017) mendefinisikan berpikir kritis sebagai
kemampuan membuat kesimpulan berdasarkan pada observasi dan informasi.
Menurut Bayer (Hasrawanti, 2017) menggambarkan berpikir kritis sebagai
kegiatan menilai dengan akurat, kepercayaan dan dengan menggunakan argumen
atau secara singkat ia menyatakan bahwa berpikir kritis adalah tindakan yang
dilakukan seseorang dalam membuat penilaian dengan penalaran yang baik.
Jhonson (Syukur, 2015) mengemukakan bahwa berpikir kritis adalah sebuah
proses sistematis yang memungkinkan siswa untuk merumuskan dan
mengevaluasi keyakinan dan pendapat mereka sendiri. Tujuan dari berpikir kritis
adalah untuk mencapai pemahaman yang mendalam. Pemahaman membuat kita
mengerti maksud dibalik ide yang mengarahkan hidup kita setiap hari.
Pemahaman tersebut mengungkapkan makna dibalik suatu kejadian.
Menurut Ennnis (Kumalasari, 2011) berpikir kritis adalah berpikir rasional
dan reflektif yang difokuskan pada apa yang diyakini dan dikerjakan. Rasional
berarti memiliki keyakinan dan pandangan yang didukung oleh bukti yang tepat,
aktual, cukup, dan relevan. Reflektif berarti mempertimbangkan secara aktif,
tekun dan hati-hati atas segala alternatif sebelum mengambil keputusan. Definisi
yang dikemukakan Ennis (Kumalasari, 2011) berpendapat definisi yang
dikemukakan Ennis memuat tiga hal: (1) berpikir kritis merupakan proses
pemecahan masalah dalam suatu konteks interaksi dengan dunia dan orang lain;
(2) berpikir kritis merupakan proses penalaran berdasarkan informasi dan
kesimpulan yang diterima sebelumnya yang hasilnya terwujud dalam penarikan
6
kesimpulan; (3) berpikir kritis pada suatu keputusan mengenai yang diyakini dan
dikerjakan. Ennis (Rahayu, 2018) juga memberikan definisi berpikir kritis adalah
berpikir reflektif yang berfokus pada pola pengambilan keputusan tentang apa
yang harus diyakini dan dilakukan.
Berdasarkan uraian berpikir kritis diatas menyimpulkan bahwa kemampuan
berpikir kritis adalah suatu kemampuan berpikir yang masuk akal, reflektif, dan
teliti untuk mengevaluasi informasi yang pada akhirnya memungkinkan kita untuk
membuat keputusan, tidak hanya dengan percaya saja dengan apa yang dilihat
tetapi mempertimbangkan penalarannya serta mencari informasi lain untuk
memperoleh kebenaran.
Indikator berpikir kritis menurut Edward Glaser yang di kutip Ales Fisher
diterjemahkan oleh Beyamin (Pertiwi, 2018), di antaranya yaitu:
a. Mengenal masalah,
b. Mencari cara-cara yang dapat dipakai untuk menangani masalah,
c. Mengumpulkan data dan menyusun informasi yang diperlukan,
d. Mengenal asumsi-asumsi dan nilai-nilai yang tidak dinyatakan,
e. Memahami dan menggunakan bahasa secara tepat, jelas, dan khas,
f. Menganalisis data,
g. Menilai fakta dan mengevaluasi pertanyaan-pertanyaan,
h. Mengenal adanya hubungan yang logis antar masalah-masalah,
i. Menarik kesimpulan-kesimpulan dan kesamaan-kesamaan yang diperlukan,
j. Menguji kesamaan-kesamaan dan kesimpulan-kesimpulan yang seseorang
ambil,
k. Menyusun kembali pola-pola keyakinan seseorang berdasarkan pengalaman
yang lebih luas,
l. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal yang kualitas-kualitas tertentu
dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa indikator berpikir
kritis matematis siswa terlihat pada tabel berikut.
7
Tabel 1. Indikator Kemampuan Berpikir Kritis Indikator Umum Indikator
Menginterpretasi Memahami masalah yang ditunjukkan dengan menulis diketahui maupun yang ditanyakan soal dengan tepat.
Menganalisis Mengidentifikasi hubungan-hubungan antara pernyataan-pernyataan, pertanyaan-pertanyaan, dan konsep-konsep yang diberikan dalam soal yang ditunjukkan dengan membuat model matematika dengan tepat dan memberi penjelasan dengan tepat
Mengevaluasi Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaiakan soal, lengkap dan benar dalam melakukan perhitungan
Menginferensi Membuat kesimpulan dengan tepat.
Sumber: Edward Glaser (Pertiwi, 2018)
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Hendrayati (2019), dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Model
Kooperatif Tipe Examples Non Examples untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bua Ponrang”
menyimpulkan bahwa adanya peningkatan kemampuan berpikir kritis
matematis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Bua Ponrang setelah diterapkan
model kooperatif tipe example non example.
2. Sengka (2016), dalam penelitiannya yang berjudul “Deskripsi Pemahaman
Konsep pada Materi Pemecahan Masalah Berdasarkan Kemampuan Awal
Matematika Siswa SMP Negeri 6 Palopo”. Penelitian tersebut hasil
kemampuan awal matematika siswa dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP
Negeri 6 Palopo setelah penerapan pemahaman konsep.
3. Devi (2019), melakukan penelitian dengan berjudul “Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization dalam
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas XI SMA
Negeri 10 Luwu”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan
8
berpikir kritis siswa kelas XI SMA Negeri 10 Luwu meningkat setelah
diterapkan model pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization (TAI) dengan rata-rata gain ternormalisasi 0,78.
2.3 Kerangka Pikir
Siswa belum mampu menggunakan konsep yang diperolehnya dari bangku
sekolah untuk mengatasi masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari
yang berarti bahwa belum mampu berpikir kritis. Hal ini terjadi karena siswa
hanya menghapal konsep yang diterima dari bapak dan ibu guru di sekolah yang
dianggapnya sebagai kewajiban saja dalam menerima pelajaran. Sebagian besar
dari siswa kurang mampu menghubungkan antara apa yang dipelajari dengan
bagaimana pengetahuan tersebut dimanfaatkan pada situasi baru. Guru dalam
mengajar selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang memberikan pelajaran
tentang bagaimana siswa belajar, guru juga menuntut siswa untuk menyelesaikan
masalah, tetapi jarang mengajarkan bagaimana siswa seharusnya menyelesaikan
masalah. Memahami berpikir kritis matematis secara baik dan benar, guru dituntut
mampu mengelolah pembelajaran matematika di kelas.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bua yang terletak di Jalan poros
Palopo-Belopa, Desa Lengkong, Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu, pada bulan
Maret semester genap tahun ajaran 2019/2020.
3.2 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dipilih dengan
alasan penelitian untuk mengetahui gambaran Kemampuan Berpikir Kritis
Matematis Awal pada Materi Garis dan Sudut Siswa Kelas VII SMP Negeri 2
Bua. Penelitian kualitatif bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang
dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, presepsi, tindakan dan lain-lain
(Ilyas, 2015).
3.3 Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bua. Langkah-langkah dalam
pengambilan subjek penelitian adalah:
1. Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas VIIa. Dipilihnya kelas VIIa dengan
pertimbangan:
a. Siswa kelas VIIa telah mengikuti serangkaian materi yang telah diberikan
oleh guru.
b. Karakter siswa kelas VIIa relatif dikenal baik oleh guru.
c. Kegiatan siswa kelas VIIa tidak terlalu padat.
2. Memberikan tes awal berupa soal uraian dengan mencantumkan petunjuk
mengerjakan soal. Banyak soal yang diberikan ada empat soal. Langkah ini,
dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis matematis siswa.
3. Calon subjek dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan berpikir siswa,
yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
4. Subjek dipilih berdasarkan dengan tabel di bawah ini:
10
Tabel 2. Klarifikasi Tingkat Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Skor Kategori
0 ≤ NKBK ≤ 60 Rendah
60 ≤ NKBK ≤ 75 Sedang
75 ≤ NKBK ≤ 100 Tinggi Sumber. Ahmadi (Amini, 2018)
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah peneliti sendiri. Peneliti merupakan perencana,
pelaksana pengumpulan data, penganalisis, penafsiran data, dan menjadi pelapor
hasil penelitian. Peneliti sebagai instrumen akan mempermudah menggali
informasi lain dari yang lain (temuan-temuan yang menarik), yang tidak
direncanakan sebelumnya, yang tidak terduga terlebih dahulu atau yang tidak
lazim terjadi. Penelitian ini juga digunakan instrumen pendukung lainnya yaitu:
(1) tes kemampuan awal berpikir kritis matematis.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui pemberian
tes awal kepada siswa.
Langkah-langkah pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Peneliti menyampaikan beberapa penjelasan kepada siswa sehubungan
dengan penelitian yang dilakukan.
2. Subjek diberikan tes berdasarkan aspek-aspek kemampuan berpikir kritis
matematis awal.
3. Tes diberikan untuk menentukan subjek yang dilihat kemampuan berpikir
kritisnya.
Keabsahan data merupakan konsep penting dalam penelitian kualitatif.
Pemeriksaan terhadap keabsahan data bertujuan untuk mengurangi bias yang
terjadi pada saat pengumpulan data. Menurut Moleong (Anandita, 2015) untuk
menentukan keabasahan data temuan ada beberapa teknik pemeriksaan meliputi
perpanjangan keikutsertaan, ketekunan pengamatan, trigulasi, pengecekan
sejawat, kecukupan referensi, kajian kasus negatif, pengecekan anggota, uraian
rinci, audit kebergantungan, dan audit kepastian. Pengecekan keabsahan yang
digunakan dalam penelitian ini triagulasi sumber, yaitu mendapat data dari
11
sumber, yaitu mendapat data dari sumber yang berbeda-beda dengan sumber yang
sama. Data diperoleh dari beberapa siswa yang berbeda, tetapi perlakuan yang
diberikan kepada setiap siswa sama yaitu tes tertulis dengan soal yang sama.
3.6 Prosedur Penelitian
1. Tahap persiapan
a. Merancang instrumen penelitian
b. Validasi instrumen penelitian
c. Mengurus surat izin untuk melakukan penelitian
2. Tahap pelaksanaan
a. Memberikan tes kepada siswa mengenai garis dan sudut
b. Menentukan subjek penelitian berdasarkan hasil tes awal
3. Tahap analisis data
Setelah melakukan penelitian, data yang diperoleh akan dianalisi dengan
teknik analisis kualitatif
3.7 Analisis data
Menurut Creswell (Sari, 2018) analisis data kualitatif merupakan proses
berkelanjutan yang membutuhkan refleksi terus-menerus terhadap data,
mengajukan pertanyaan-pertanyaan analisis dan menulis catatan singkat sepanjang
penelitian. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis data
non statistik karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Analisis
dilakukan secara mendalam pada siswa tentang pemecahan masalah setelah siswa
dikategorikan berdasarkan kemampuan awalnya. Analisis data dilakukan terbatas
pada apa yang dikerjakan siswa. Langkah-langkah menganalisis data sebagai
berikut:
1. Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari hasil tes
berpikir kritis matematis.
2. Reduksi data adalah kegiatan yang mengacu pada proses menyeleksi,
memfokuskan, mengabstraksikan, dan mentrasnformasi data mentah.
Penelitian ini dilakukan dengan membuat rangkuman yang terdiri dari inti,
proses, pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Kata-
12
kata subjek yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian dihilangkan. Validasi
data dilakukan pada saat sebelum penelitian dilakukan.
3. Penyajian data meliputi pengklarifikasian dan identitas data, yaitu menuliskan
kumpulan data yang teorganisir dan terkategori sehingga memungkinkan
untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. Penelitian ini, hasil tes
dikategorikan berdasarkan indikator pada setiap aspek yang diamati.
4. Menafsirkan data/menarik kesimpulan penelitian dari data yang sudah
dikumpulkan dan memverifikasi kesimpulan tersebut. penarikan kesimpulan
dilakukan berdasarkan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan baik
melalui tes terhadap subjek. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan
hasil pekerjaan subjek dengan hasil tes sehingga dapat ditarik kesimpulan
yang benar tentang penyelesaian masalah yang dimiliki siswa.
13
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Bua pada kelas VIIa yang pilih
sebagai kelas yang diteliti, untuk menentukan subjek dalam penelitian ini
dilakukan dengan cara memberikan tes kemampuan berpikir kritis matematis awal
yang terdiri dari 4 soal uraian pada kelas VIIa, hasil dari tes kemampuan berpikir
kritis matematis awal ini kemudian dianalisis untuk menentukan subjek dengan
kemampuan berpikir kritis matematis awal. Berdasarkan hasil tes yang diberikan
subjek penelitian yang terpilih ada 3 yaitu subjek dengan kemampuan tinggi,
kemampuan sedang, dan kemampuan rendah.
1. Paparan Data Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Awal
a. Paparan Data Hasil Tes Berpikir Kritis Matematis Siswa Kemampuan
Tinggi
1. Soal tes berpikir kritis matematis pada indikator menginterpretasi.
“Diberikan tiga buah garis yaitu k, l, dan m serta sudut-sudut yang berada di lingkarannya, k dan l adalah sejajar sedangkan garis m memotong garis k dan l. Jika ∠P = 125° Ilustrasikan persamaan tersebut kedalam bentuk gambar!”
Gambar 1. Jawaban tes berpikir kritis matematis kemampuan tinggi indikator menginterpretasi
Jawaban di atas terlihat subjek sudah bisa menyelesaikan soal pada indikator
menginterpretasi. Dilihat dari jawaban subjek sudah bisa menggambarkan garis
dengan benar walaupun sudut yang dituliskan kurang tepat.
2. Soal tes berpikir kritis matematis pada indikator menganalisis.
“Empat buah batang kayu yang sejajar dalam posisi vertikal disatukan dengan sebuah batang kayu seperti pada gambar berikut ini.”
Jawaban:
14
Jika∠ A = 130° tentukan:
a) Besar sudut D b) Besar sudut E c) Besar sudut F
Gambar 2. Jawaban tes berpikir kritis matematis kemampuan tinggi indiktor menganalisis
Jawaban di atas terlihat bahwa subjek sudah dapat menyelesaikan soal
dengan benar. Terlihat dari jawaban subjek yang sudah dapat menentukan
besar sudut pada soal tersebut walaupun ada satu sudut yang salah.
3. Soal tes berpikir kritis matematis pada indikator mengevaluasi.
“Banar atau salahkah pernyataan berikut: a. Garis adalah kumpulan titik-titik. b. Bidang adalah kumpulan titik-titik. c. Bidang adalah kumpulan garis-garis. d. Ruang adalah kumpulan garis-garis.
Gambar 3. Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan tinggi indikator mengevaluasi
Jawab:
Jawaban:
15
Jawaban di atas terlihat subjek sudah bisa menjawab dan menyimpulkan
soal dengan baik. Jawaban di atas menunjukkan bahwa subjek sudah bisa
membedakan pernyataan yang benar dan pernyataan yang salah.
4. Soal tes berpikir kritis matematis pada indikator menginferensi.
Soal dengan indikator menginferensi, disitu siswa tidak memberikan
jawaban.
b. Paparan Data Hasil Tes Berpikir Kritis Matematis Siswa Kemampuan Sedang
1. Soal tes berpikir kritis matematis pada indikator menginterpretasi. Diberikan tiga buat garis yaitu k, l, dan m serta sudut-sudut yang berada di
lingkarannya, k dan l adalah sejajar sedangkan garis m memotong garis k dan l. Jika ∠P = 125°
Ilustrasikan persamaan tersebut kedalam bentuk gambar!
Gambar 4. Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan sedang
indikator menginterpretasi Jawaban di atas terlihat subjek sudah bisa menyelesaikan soal pada indikator
menginterpretasi. Dilihat dari jawaban subjek sudah bisa menggambarkan garis
benar walaupun sudut yang dituliskan kurang tepat.
2. Soal tes berpikir kritis matematis pada indikator menganalisis. ”Empat buah batang kayu yang sejajar dalam posisi vertikal disatukan dengan sebuah batang kayu seperti pada gambar berikut ini.
Jika∠ A = 130° tentukan: a) Besar sudut D b) Besar sudut E c) Besar sudut F”
Jawaban:
16
Jawab:
Gambar 5.Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan sedang indikator menganalisis
Jawaban di atas terlihat bahwa subjek sudah dapat menyelesaikan soal
dengan benar. Terlihat dari jawaban subjek yang sudah dapat menentukan besar
sudut pada soal tersebut walaupun ada satu sudut yang salah.
3. Soal tes berpikir kritis matematis pada indikator mengevaluasi.
“Banar atau salahkah pernyataan berikut: a. Garis adalah kumpulan titik-titik. b. Bidang adalah kumpulan titik-titik. c. Bidang adalah kumpulan garis-garis. d. Ruang adalah kumpulan garis-garis.
Gambar 6. Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan sedang indikator mengevaluasi
Jawaban di atas terlihat subjek tidak dapat menjawab soal dengan benar.
Terlihat dari jawaban subjek yang salah, karena subjek tidak dapat memahami
maksud dari soal yang menyatakan apakah pernyataan tersebut benar atau salah
4. Soal tes berpikir kritis matematis pada indikator menginferensi. Soal dengan indikator menginferensi, disitu siswa tidak memberikan jawaban.
Jawaban:
17
c. Paparan Data Hasil Tes Berpikir Kritis Matematis Siswa Kemampuan Rendah
1. Soal tes berpikir kritis matematis pada indikator menginterpretasi.
“Diberikan tiga buat garis yaitu k, l, dan m serta sudut-sudut yang berada di lingkarannya, k dan l adalah sejajar sedangkan garis m memotong garis k dan l. Jika ∠P = 125°
Ilustrasikan persamaan tersebut kedalam bentuk gambar!”
Gambar 7. Jawaban tes berpikir kritis matematis siswa kemampuan rendah indikator menginterpretasi
Jawaban di atas terlihat subjek sudah bisa menyelesaikan soal pada
indikator menginterpretasi. Dilihat dari jawaban subjek sudah bisa
menggambarkan garis dan sudut dengan benar.
Soal tes berpikir kritis matematis pada indikator menganalisis dan
mengevaluasi disitu siswa tidak memberikan jawaban.
2. Data Valid Subjek Kemampuan Awal Berpikir Kritis Matematis
Bagian ini dilakukan data valid tentang kemampuan awal berpikir kritis
matematis siswa kemampuan tinggi, kemampuan sedang, dan kemampuan rendah
pada materi garis dan sudut.
Jawab:
18
Tabel.3 Data Valid Subjek Berpikir Kritis Matematis Kemampuan tinggi, Kemampuan sedang dan Kemampuan rendah. No Soal
Indikator Kemampuan Tinggi
Kamampuan Sedang
Kemampuan Rendah
1 Menginterpretasi Subjek kemampuan tinggi sudah melaksanakan indikator menginterpretasi dengan menggambarkan garis dengan benar walapun sudut yang dituliskan kurang tepat.
Subjek kemampuan sedang sudah melaksanakan indikator menginterpretasi dengan menggambarkan garis dengan benar walapun sudut yang dituliskan kurang tepat.
Subjek kemampuan rendah sudah melaksanakan indikator menginterpretasi dengan menggambarkan garis dan sudut dengan benar.
2 Menganalisis
Subjek kemampuan tinggi sudah melaksanakan indikator menganalisis karena subjek sudah dapat menyelesaikan soal dengan benar. Terlihat dari jawaban subjek yang sudah dapat menentukan besar sudut pada soal tersebut walaupun ada satu sudut yang salah.
Subjek kemampuan sedang sudah melaksanakan indikator menganalisis karena subjek sudah dapat menyelesaikan soal dengan benar. Terlihat dari jawaban subjek yang sudah dapat menentukan besar sudut pada soal tersebut walaupun ada satu sudut yang salah.
Subjek kemampuan rendah tidak melaksanakan indikator menganalisis karena subjek tidak memberikan jawaban.
3 Mengevaluasi Subjek kemampuan tinggi sudah melaksanakan indikator mengevaluasi karena subjek sudah dapat membedakan pernyataan benar dan salah.
Subjek kemampuan sedang tidak melaksanakan indikator mengevaluasi karena subjek memberikan jawaban yang salah.
Subjek kemampuan tinggi tidak melaksanakan indikator mengevaluasi karena subjek tidak menjawab soal tes yang diberikan.
4 Menginferensi Subjek kemampuan tinggi tidak melaksanakan indikator menginferensi
Subjek kemampuan sedang tidak melaksanakan indikator
Subjek kemampuan rendah tidak melaksanakan indikator
19
karena subjek tidak menjawab soal tes yang diberikan.
menginferensi karena subjek tidak menjawab soal tes yang diberikan
menginferensi karena subjek tidak menjawab soal tes yang diberikan
Sumber: Data Primer Setelah diolah (2020)
4.2 Pembahasan Bagian ini berisi tentang pembahasan hasil penelitian dari Deskripsi
kemampuan berpikir kritis matematis awal pada materi garis dan sudut siswa
kelas VII SMP Negeri 2 Bua. Analisis kemampuan berpikir kritis matematis
dengan melihat indikator pada berpikir kritis yaitu menginterpretasi, menganalisis,
mengevaluasi, dan menginferensi.
Masalah yang digunakan dalam penelitian adalah masalah mengenai garis dan
sudut. Masalah tersebut disusun sesuai dengan jenjangan indikator.
Mengindentifikasi kemampuan berpikir kritis pada setiap subjek, peneliti
berupaya untuk mengetahui metode yang digunakan subjek untuk menyelesaikan
masalah-masalah yang diberikan melalui analisis dari peneliti.
Langkah awal dalam penelitian ini adalah memberikan tes kemampuan awal
berupa soal essai sebanyak 4 nomor. Memilih subjek penelitian, peneliti melihat
hasil dari tes kemampuan berpikir kritis matematis awal, sehingga terpilihlah
subjek yang berpikir kritis matematis kemampuan tinggi, berpikir kritis matematis
kemampuan sedang, dan berpikir kritis matematis kemampuan rendah.
Pembahasan hasil penelitian ini akan menjelaskan secara rinci hasil penelitian
berdasarkan indikator berpikir kritis matematis.
Berpikir kritis matematis kemampuan tinggi untuk soal pertama yaitu subjek
sudah memenuhi indikator dengan baik terlihat dari tes yang diberikan subjek
sudah dapat memahami masalah dengan menggambarkan garis dan sudut dengan
benar. Artinya subjek sudah melaksanakan indikator menginterpretasi. Soal
kedua, subjek sudah memahami masalah yang diberikan karena subjek sudah
dapat menyelesaikan soal dengan benar. Terlihat dari jawaban subjek yang sudah
dapat menentukan besar sudut pada soal tersebut walaupun ada satu sudut yang
salah. Artinya subjek sudah melaksanakan indikator menganalisis. Soal ketiga,
subjek sudah memahami masalah yang diberikan karena subjek sudah dapat
membedakan pernyataan benar dan salah. Artinya subjek sudah melaksanakan
20
indikator mengevaluasi. Soal keempat yaitu subjek belum memahami masalah
yang diberikan karena subjek tidak menjawab soal yang diberikan. Artinya subjek
tidak melaksanakan indikator menginferensi. Seperti pada penelitian
(Hendryawan, 2017) menunjukkan bahwa subjek dengan kemampuan awal tinggi
tidak dapat mencapai tahap maksimum dalam berpikir kritis. Subjek ini tidak
dapat menguasai salah satu indikator yang diberikan.
Berpikir kritis matematis kemampuan sedang untuk soal pertama yaitu subjek
sudah memenuhi indikator dengan baik terlihat dari tes yang diberikan subjek
sudah dapat memahami masalah dengan menggambarkan garis dan sudut dengan
benar. Artinya subjek sudah melaksanakan indikator menginterpretasi. Soal
kedua, subjek sudah memahami masalah yang diberikan karena subjek sudah
dapat menyelesaikan soal dengan benar. Terlihat dari jawaban subjek yang sudah
dapat menentukan besar sudut pada soal tersebut walaupun ada satu sudut yang
salah. Artinya subjek sudah melaksanakan indikator menganalisis. Soal ketiga
yaitu subjek dalam memilih pemecahan masalah belum tepat karena subjek belum
memahami masalah yang diberikan. Artinya subjek tidak melaksanakan indikator
mengevaluasi. Soal keempat yaitu subjek belum memahami masalah yang
diberikan karena subjek tidak menjawab soal yang diberikan. Artinya subjek tidak
melaksanakan indikator menginferensi. Seperti pada penelitian (Early, 2017)
menunjukkan bahwa siswa pada kelompok belajar sedang hanya menguasai 2
indikator pada tes yang diberikan.
Berpikir kritis matematis kemampuan rendah untuk soal pertama yaitu subjek
sudah memenuhi indikator dengan baik terlihat dari tes yang diberikan subjek
sudah dapat memahami masalah dengan menggambarkan garis dan sudut dengan
benar. Artinya subjek sudah melaksanakan indikator menginterpretasi. Soal kedua
yaitu subjek belum memahami masalah yang diberikan karena subjek tidak
menjawab soal yang diberikan.Artinya subjek tidak melaksanakan indikator
menganalisis. Soal ketiga yaitu subjek belum memahami masalah yang diberikan
karena subjek tidak menjawab soal yang diberikan. Artinya subjek tidak
melaksanakan indikator mengevaluasi. Soal keempat yaitu subjek belum
memahami masalah yang diberikan karena subjek tidak menjawab soal yang
diberikan. Artinya subjek tidak melaksanakan indikator menginferensi. Seperti
21
pada penelitian (Hendryawan, 2017) menunjukkan bahwa subjek dengan
kemampuan awal rendah tidak menuliskan penyelesaian secara sistematis, kadang
tidak dapat memilih dan membenarkan strategi untuk memecahkan masalah
dengan tepat secara tertulis.
Hasil penelitian untuk subjek berpikir kritis matematis kemampuan tinggi,
subjek berpikir kritis matematis kemampuan sedang dan subjek berpikir kritis
matematis kemampuan rendah menunjukkan perbedaan kemampuan dari masing-
masing subjek dimana subjek berpikir kritis matematis kemampuan tinggi
memenuhi 3 indikator yaitu menginterpretasi, menganalisis dan mengevaluasi,
subjek berpikir kritis matematis kemampuan sedang memenuhi 2 indikator yaitu
indikator menginterpretasi dan menganalisis sedangkan dan subjek berpikir kritis
matematis kemampuan rendah hanya memenuhi 1 indikator saja yaitu indikator
menginterpretasi.
22
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan pada bab IV
maka disimpulkan sebagai berikut:
1. Berpikir kritis matematis siswa dengan kemampuan tinggi yaitu terletak pada
indikator menginterpretasi, menganalisis dan mengevaluasi, pada indikator
menginferensi siswa dengan kemampuan tinggi perlu pendalaman dan
pemahaman yang lebih agar dapat menguasai indikator tersebut.
2. Berpikir kritis matematis siswa dengan kemampuan sedang yaitu terletak
pada indikator menginterpretasi dan menganalisis, pada indikator
mengevaluasi dan menginferensi siswa dengan kemampuan sedang perlu
pendalaman dan pemahaman yang lebih agar dapat menguasai indikator
tersebut.
3. Berpikir kritis matematis siswa dengan kemampuan rendah yaitu terletak
pada indikator menginterpretasi, pada indikator menganalisis, mengevaluasi
dan menginferensi siswa dengan kemampuan rendah perlu pendalaman dan
pemahaman yang lebih agar dapat menguasai indikator tersebut.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai
berikut:
1. Sebaiknya peneliti selanjutnya sebelum melakukan penelitian baiknya
memperhatikan terlebih dahulu pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata
pelajaran karena akan mempengaruhi hasil tes berpikir kritis siswa.
2. Pemilihan materi tes kemampuan berpikir kritis awal dapat dilakukan dengan
materi yang berbeda dari penelitian ini.
3. Penentuan kelas untuk penelitian sebaiknya berdiskusi terlebih dahulu dengan
guru mata pelajaran agar guru dapat menyarankan kelas yang sesuai dengan
tujuan penelitian yang akan dilakukan.
4. Diharapakan peneliti selanjutnya untuk melakukan tes wawancara kepada
subjek penelitian ini agar penelitian lebih efektif.
23
5. Diharapakan peneliti selanjutnya mengembangakan penelitian ini agar lebih
baik lagi.
6. Sebaiknya kedepannya penelitian yang dilakukan yaitu pada kelas yang
mempelajari materi yang akan diteliti agar hasil penelitian lebih akurat.
24
DAFTAR PUSTAKA
Amini, F. S. 2018. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis dan Habbits Of Mind (Striving for Accuracy) melalui Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Palopo. Skripsi tidak Diterbitkan. Palopo: UNCP.
Devi, S. 2019. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted
Individualization dalam meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematika Siswa Kelas XI SMA Negeri 10 Luwu. Sripsi tidak diterbitkan. Palopo: FKIP-UNCP.
Djafar, 2014. Penerapan Model pembelajaran Examples Non Examples Untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik Kelas VIII.K Smp Negeri 4 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Jurnal Bionature, Volume 15, Nomor 2.
Handayani, D. 2017. Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan
Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Lamasi. Skripsi tidak Diterbitkan. Palopo: UNCP.
Hasrawanti. 2017. Deskripsi Kemampuan Bepikir Kritis Matematis Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Matematika di Kelas VIII SMP Negeri 13 Palopo. Skripsi tidak Diterbitkan. Palopo: UNCP.
Hendrayati, G. 2019. Penerapan Model Kooferatif tipe Examples Non Exsamples
untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Bua Ponrang. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palopo : FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo.
Hendryawan, S., Yusuf, Y., & Wachyar, T. Y. 2017. Analisis Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis Siswa SMP Tingkat Rendah pada Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Green’s Motivational Strategies. AKSIOMA: Jurnal Matematika dan Pendidikan Matematika. 8(2).
Ilyas, M. 2015. Metodologi Penelitian Pendidikan matematika: Pustaka
Ramadhan. Bandung. Kumalasari. 2011. Pembelajaran Matematika Model CORE Dalam Upaya
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis. Proseding. Ponorogo: Universitas Muhammadiyah Ponogoro
Paradesa, R. 2015. Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Mahasuswa melalui
Pendekatan Konstruktivisme pada Mata Kuliah Keuangan. Jurnal Pendidikan Matematika JPM RAFA Vol.1, No.2.
Pertiwi, W. 2018 . Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Peserta Didik
SMK pada Materi Matriks .Jurnal Pendidikan Tambusai. 2(4).
25
Rahayu, G. 2018. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 3 Palopo. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palopo: FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo.
Sari, W. 2018. Deskripsi Pemecahan Masalah pada Materi Bangun Datar Siswa
Kelas VIII SMP Negeri 3 Palopo berdasarkan Kemampuan Awal. Skripsi tidak diterbitkan. Palopo: FKIP-UNCP.
Sengka, N. 2016. Deskripsi Konsep pada Materi Pemecahan Berdasarkan
Kemampuan Awal Matematis Siswa SMP Negeri 6 Palopo. Skripsi tidak diterbitkan. Palopo: FKIP-UNCP.
Supardi, E. 2019. Penerapan Model Pembelajaran PBL (Problem Based
Learning) dengan Pendekatan Inquiry Terbimbing untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VII SMPN 1 Bua. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palopo: FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo.
Syukur, A. 2015. Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa Dalam
Pemecahan Masalah Pada Materi Trigonometri.Skripsi Tidak Diterbitkan. Palopo: FKIP Universitas Cokroaminoto Palopo.
28
TES BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
Nama Sekolah : SMP Negeri 2 Bua
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester :VII/Genap
Pokok Pembahasan : Garis dan Sudut
Waktu : 40 Menit
Petunjuk
1. Bacalah doa sebelum mengerjakan soal
2. Tuliskan nama dan kelas
3. Kerjakan soal yang dianggap paling mudah
4. Pahami soal secara baik-baik apabila ada yang kurang dimengerti silahkan
ditanyakan
Soal:
1. Diberikan tiga buat garis yaitu k, l, dan m serta sudut-sudut yang berada di
lingkarannya, k dan l adalah sejajar sedangkan garis m memotong garis k dan
l. Jika ∠P = 125°
Ilustrasikan persamaan tersebut kedalam bentuk gambar!
2. Empat buah batang kayu yang sejajar dalam posisi vertikal disatukan dengan
sebuah batang kayu seperti pada gambar berikut ini.
Jika∠ A = 130° tentukan:
a). Besar sudut D
b). Besar sudut E
c). Besar sudut F
3. Banar atau salahkah pernyataan berikut:
a. Garis adalah kumpulan titik-titik.
b. Bidang adalah kumpulan titik-titik.
29
c. Bidang adalah kumpulan garis-garis.
d. Ruang adalah kumpulan garis-garis.
4. Sebuah kayu dimisalkan panjang kayu tersebut adalah MN dimana diantaranya titik M dan N terdapat titik L sedemikian sehingga ML : MN = 2 : 3. Jika panjang ML = 50 cm. tentukan panjang LN pada kayu.
30
JAWABAN TES BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
1.
2. a). Besar sudut D
∠D = ∠A = 130° karena D sehadapan dengan A meskipun berjahuan.
b). Besar sudut E
∠E = ∠A = 130° karena E dan D bertolak belakang
c). Besarsudut F
∠F = 180° - 130° = 50°
3. a). Benar, karena titik-titik yang terhubung akan membentuk garis terlebih
dahulu.
b). Salah, karena titik-titik harus menjadi garis terlebih dahulu baru kemudian
menjadi bidang
m
Q P
T
R k
l
125°
U V W
S
l k
P
Q 125° m S R
31
c). Benar, karena bidang adalah garis-garis yang terhubung sehingga terjadi
suatu bidang tertentu
d). Salah, karena sebelum menjadi ruang, garis harus membentuk bidang
terlebih dahulu
4. Diketahui panjang kayu ML = 50 cm
ML : MN = 2 : 3
Ditanyakan panjang kayu LN = …………?
Penyelesaian :
=
=
MN =
MN =
MN = 75 cm
LN = MN – ML = 75 cm – 50 cm = 25 cm
33
. Rubrik penilaian kemampuan berpikir kritis matematis siswa
INDIKATOR KETERANGAN SKOR
Menginterpretasi
Tidak menuliskan yang diketahui dan ditanyakan 0
Menafsirkan yang diketahui saja dengan tepat atau ditanyakan dengan tepat
1
Menuliskan yang diketahui saja dengan tepat atau yang ditanyakan saja dari soal dengan tepat dan lengkap
2
Menulis yang diketahui dari soal dengan tepat tetapi kurang lengkap
3
Menulis yang diketahui dan ditanyakan dari soal dengan tepat dan lengkap
4
Menganalisis
Tidak membuat model matematika dari soal yang diberikan
0
Membuat model matematika dari soal yang diberikan tetapi tidak tepat
1
Membuat model matematika dan soal yang diberikan dengan tepat tanpa memberikan penjelasan
2
Membuat model matematika dari soal yang diberikan dengan tepat tetapi ada kesalahan dalam penjelasan
3
Membuat model matematika dari soal yang diberikan dengan tepat dan memberikan penjelasan yang benar dan lengkap
4
Mengevaluasi
Tidak menggunakan strategi dalam menyelesaikan soal 0
Menggunakan strategi yang tidak tepat dan tidak lengkap dalam menyelesaikan soal
1
Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal, tetapi tidak lengkap atau menggunakan strategi yang tidak tepat tetapi lengkap dengan menyelesaikan soal
2
Menggunakanstrategi yang tepat dalam menyelesaikan soal, lengkap tetapi melakukan kesalahan dalam perhitungan atau penjelasan
3
Menggunakan strategi yang tepat dalam menyelesaikan soal, lengkap dan benar dalam melakukan perhitungan/penjelasan
4
Menginferensi
Tidak membuat kesimpulan 0
Membuat kesimpulan yang tidak tepat dan tidak sesuai dengan konteks soal
1
Membuat kesimpulan yang tidak tepat meskipun disesuaikan dengan kontekstual
2
Membuat kesimpulan dengan tepat, sesuai dengan konteks soal tetapi tidak lengkap
3
Membuat kesimpulan dengan tepat, sesuai dengan konteks soal dan lengkap
4
Sumber. Edward Gleser (Sari, 2019)
36
DAFTAR NILAI TES BERPIKIR KRITIS MATEMATIS SISWA
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VII A
No. Nama Nilai
1 Adit 38
2 Afdal 44
3 Ahmad Fakhmi Audi 25
4 Ainun Saharani 25
5 Al Furqan Nur Said 44
6 Alwan 25
7 Ashilah Azzahra 25
8 Diandra Mayzahrariza 38
9 Dri Amansyah 50
10 Evan 25
11 Finka Yulianto 25
12 Fitry Rahmadani 50
13 Hasrah 25
14 Hijriah 57
15 Muh. Rahmadani Haswal 44
16 Nabila Ariestia Ego 25
17 Natalia Saleppang 63
18 Nurul Izzah 38
19 Rafli Masri 44
20 Rahma Kartini 25
21 Rasya Aditiya 38
22 Rihadatul Aisyah 38
23 Risky 50
24 Rival Bawan Mallisa 63
25 Salsabila Aristhy 25