analisis kemampuan komunikasi matematis - Perpustakaan ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of analisis kemampuan komunikasi matematis - Perpustakaan ...
ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS
SISWA KELAS VIIA SMP NEGERI 3 TOLITOLI PADA
OPERASI HIMPUNAN DITINJAU DARI
KEMAMPUAN MATEMATIKA
Oleh
Novianti Haerani
No. Stb. A 231 17 066
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Matematika
Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
iv
ABSTRAK
Novianti Haerani. 2021. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa
Kelas VIIA SMP Negeri 3 Tolitoli pada Materi Operasi Himpunan Ditinjau dari
Kemampuan Matematika. Skripsi, Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Tadulako. Pembimbing Drs. Baharuddin, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi kemampuan
komunikasi matematis siswa SMP Negeri 3 Tolitoli pada materi operasi himpunan
ditinjau dari kemampuan matematika. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Subjek penelitian ini dipilih berdasarkan kemampuan matematika.
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 3 siswa yang
diambil dari 32 siswa yaitu satu siswa dengan kemampuan matematika tinggi, satu
siswa dengan kemampuan matematika sedang, dan satu siswa dengan kemampuan
matematika rendah. Hasil dari penelitian ini adalah (1) Subjek dengan kemampuan
matematika tinggi mencapai tiga indikator yaitu yang pertama mampu menyatakan
ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan, yang kedua mampu
menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan dan
tulisan, dan yang ketiga mampu menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol
matematika untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika. (2) Subjek
dengan kemampuan matematika sedang mampu mencapai dua indikator yaitu
mampu menyatakan ide-ide matematis melalui tulisan, namun kurang mampu
menyatakannya secara lisan dan mampu menginterpretasikan dan mengevaluasi
ide-ide matematis baik secara lisan dan tulisan. (3) Subjek dengan kemampuan
matematika rendah hanya mencapai satu indikator kemampuan komunikasi
matematis yaitu menyatakan ide-ide matematis secara tulisan namun tidak
sempurna.
Kata kunci: Kemampuan Komunikasi Matematik, Kemampuan Matematika
Operasi Himpunan.
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul βAnalisis Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 3 Tolitoli pada Operasi
Himpunan Ditinjau dari Kemampuan Matematikaβ. Sholawat serta salam tak lupa
pula penulis haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, keluarga,
sahabat serta para pengikutnya yang senantiasa istiqomah dijalan-Nya.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam
memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan
Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Tadulako. Oleh karena itu, penulis mempersembahkan skripsi ini
dengan hormat, bangga dan rasa haru sebagai wujud rasa syukur dan terima kasih
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta bapak Sarifuddin dan ibu
Nurhayati Busra (Alm) dengan penuh keikhlasan dan kesabaran dalam
membesarkan, merawat, mendidik dan memberikan kasih sayang, nasehat, dan doa
tulus yang menyertai penulis hingga akhir penyelesaian studi ini. Semoga Allah
SWT selalu menjaga, melindungi serta menyertai beliau dalam setiap keadaan.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dari berbagai pihak, rasa
terima kasih sedalam-dalamnya kepada bapak Drs. Baharuddin, M.Si.,
pembimbing dan dosen wali yang telah meluangkan waktu dan tenaga membimbing
vi
penulis dari penyusunan proposal, penelitian sampai dengan penyelesaian skripsi
ini dan yang selama ini telah memberikan dukungan dan arahan kepada penulis dari
bangku kuliah sampai pada penyelesaian studi, tidak lupa pula ucapan terima kasih
kepada ibu Dra. Anggraini, M.Si dan bapak Drs. Ibnu Hadjar, M.Si pembahas yang
telah membimbing dan memberi masukan terhadap penyelesaian skripsi. Semoga
Allah SWT selalu menjaga, melindungi, dan membelas kebaikan mereka serta
menyertainya dalam berbagai keadaan.
Selanjutnya penulis mengucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Mahfudz, M. P., Rektor Universitas Tadulako yang telah
memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas
Tadulako.
2. Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tadulako yang telah memberikan pelayanan yang baik
kepada penulis serta memberlakukan kebijakan-kebijakan di lingkungan
fakultas demi mempercepat mahasiswa menyelesaikan studi.
3. Dr. Nurhayadi, M.Si. Wakil Dekan Bidang Akademik Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.
4. Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D. Wakil Dekan Bidang Umum dan
Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.
5. Dr. Iskandar, M.Hum. Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.
vii
6. Purnama Ningsih, M.Si., Ph.D., Ketua Jurusan Pendidikan MIPA FKIP
Universitas Tadulako.
7. Dr. Pathuddin, S.Pd., M.Si. Koordinator Program Studi Pendidikan
Matematika yang telah banyak memberikan nasehat, dukungan serta masukan
selama menjadi mahasiswa di Program Studi Pendidikan Matematika.
8. Drs. Gandung Sugita, M.Si. Dosen Program Studi Pendidikan Matematika
yang telah memberikan bantuan dalam melakukan validasi terhadap tes
masalah yang dibuat oleh peneliti.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako yang telah mendidik dan
memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama duduk dibangku
kuliah.
10. Operator Prodi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Tadulako, Kak Karim yang telah banyak membantu
dalam pengurusan berkas administrasi selama perkuliahan.
11. Badrun Latif Hi. Koring S.Pd., M.Pd Kepala SMP Negeri 3 Tolitoli yang telah
memberikan izin kepada penulis untuk meneliti di sekolah tersebut.
12. Ibu Diniarsi Guru Matematika yang telah memberikan banyak bantuan kepada
penulis selama melakukan penelitian dan semua guru-guru beserta staf Tata
Usaha SMP Negeri 3 Tolitoli yang telah bersedia menerima dan memberikan
semangat serta motivasi kepada penulis.
13. Siswi kelas VIIA yang telah bersedia menjadi subjek dalam penelitian.
viii
14. Sahabat-sahabat saya Amilatul Maβrifah, Wiwi Ikha Pratiwi, Anastasiya yang
selalu memberikan saran, semangat dan banyak membantu penulis.
15. Teman-teman SMA terkhusus Arfandi, Sitti Aisyah Annisa Putri, dan Putu
Yudha Prastika yang telah memberikan saran, motivasi maupun dukungan
dalam melewati suka dan duka selama di bangku kuliah.
16. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2017 kelas A, B, C
dan D yang telah memberikan saran, selalu memberikan motivasi maupun
dukungan dalam melewati suka dan duka selama di bangku kuliah.
17. Kakak-kakak senior terkhusus kak Aswan, kak Rusli, dan kak Fatur yang sudah
banyak membantu dan memberikan saran.
Tanpa berkah dan izin-Nya, semua ini tidak akan terlaksana. Penulis menyadari
bahwa tidak ada yang sempurna di dunia ini, semoga Allah SWT senantiasa
melindungi kita dan membalas segala budi serta amal baik yang telah penulis terima
dari berbagai pihak dengan segala bentuk kemuliaan dan kemurahan-Nya. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata penulis berharap semoga apa yang telah penulis persembahkan
dalam karya ini dapat berguna bagi pembaca. Terima kasih.
Palu, 15 Juni 2021
Penulis
Novianti Haerani
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................. v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 5
1.5 Batasan Istilah ............................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ................ 7
2.1 Kajian Teori ............................................................................................... 7
2.1.1 Kemampuan Komunikasi Matematis ............................................... 7
2.1.2 Kemampuan Matematika ............................................................... 10
2.1.3 Himpunan ...................................................................................... 11
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................................. 13
2.3 Kerangka Pemikiran ................................................................................. 16
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 19
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 19
3.2 Instrumen Penelitian ................................................................................. 19
3.3 Setting dan Subjek Penelitian ................................................................... 19
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 20
3.5 Kredibilitas Data ...................................................................................... 21
3.6 Analisis Data ............................................................................................ 21
x
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 23
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 23
4.1.1 Penentuan Subjek ............................................................................................ 23
4.1.2 Paparan Data dan Kredibilitas Data ................................................................. 25
4.2 Analisis Data ............................................................................................ 47
4.3 Pembahasan .............................................................................................. 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 58
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 58
5.2 Saran ........................................................................................................ 59
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 60
LAMPIRAN ......................................................................................................... 63
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 4.1 Pengelompokkan Kemampuan Matematika Siswa ..........................23
Tabel 4.2 Tingkat Kemampuan Matematika Siswa ........................................24
Tabel 4.3 Subjek Penelitian..............................................................................24
Tabel 4.4 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara NJ dalam
Menyatakan Ide-Ide Matematis Melalui Lisan dan Tulisan pada
HT1...................................................................................................30
Tabel 4.5 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara NJ dalam
Menginterpretasikan ide-ide matematis baik secara Lisan dan
Tulisan pada HT2. ............................................................................32
Tabel 4.6 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara NJ dalam
Menggunakan isitilah-istilah, simbol-simbol matematika untuk
memodelkan permasalahan matematika pada HT3. .........................35
Tabel 4.7 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara FL
dalam Menyatakan ide-ide matematis Melalui Lisan dan Tulisan
pada HT1 ..........................................................................................40
Tabel 4.8 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara FL
dalam Menginterpretasikan ide-ide matematis baik secara Lisan
dan Tulisan pada HT2 ......................................................................43
Tabel 4.9 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara FL dalam
Menggunakan isitilah istilah, simbol-simbol matematika untuk
memodelkan permasalahan matematika pada HT3. .........................45
Tabel 4.10 Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara MA
dalam Menyatakan ide-ide matematis melalui Lisan dan Tulisan
pada HT1. .........................................................................................48
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Alur Kerangka Pemikiran.............................................................18
Gambar 4.1 Hasil Tes Tertulis NJ ....................................................................27
Gambar 4.2 NJ Dalam Menyatakan Ide-Ide Matematika ................................27
Gambar 4.3 NJ Dalam Menginterpretasikan dan Mengevaluasi Ide
Matematis .....................................................................................31
Gambar 4.4 NJ Dalam Menggunakan Simbol-Simbol Matematika ................33
Gambar 4.5 Hasil Tes Tertulis FL....................................................................36
Gambar 4.6 FL Dalam Menyatakan Ide-Ide Matematika ................................37
Gambar 4.7 FL Dalam Menginterpretasikan dan Mengevaluasi Ide
Matematis .....................................................................................41
Gambar 4.8 FL Dalam Menggunakan Simbo-Simbol Matematika .................43
Gambar 4.9 Hasil Tes Tertulis MA ..................................................................46
Gambar 4.10 MA Dalam Menyatakan Ide-Ide Matematika ..............................46
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1: Instrumen Tes Tertulis ................................................................. 63
Lampiran 2: Lembar Validasi Instrumen ......................................................... 64
Lampiran 3: Kunci Jawaban Instrumen Tes Tertulis ....................................... 66
Lampiran 4: Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester Siswa Kelas VII A........ 69
Lampiran 5: Hasil Tes Tertulis Subjek Kemampuan Matematika Tinggi
(NJ) .............................................................................................. 71
Lampiran 6: Hasil Tes Tertulis Subjek Kemampuan Matematika Sedang
(FL) ............................................................................................. 72
Lampiran 7: Hasil Tes Tertulis Subjek Kemampuan Matematika Rendah
(MA) ............................................................................................ 73
Lampiran 8: Transkip Wawancara Subjek Kemampuan Matematika Tinggi
(NJ) .............................................................................................. 74
Lampiran 9: Transkip Wawancara Subjek Kemampuan Matematika Sedang
(FL) ............................................................................................. 77
Lampiran 10: Transkip Wawancara Subjek Kemampuan Matematika Rendah
(MA) ............................................................................................ 81
Lampiran 11: Surat Izin Penelitian .................................................................. 82
Lampiran 12: Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ......................... 83
Lampiran 13: SK Pembimbing......................................................................... 84
Lampiran 14: Dokumentasi Penelitian ............................................................. 86
Lampiran 15: Pernyataan Keaslian Tulisan ..................................................... 87
Lampiran 16: Autobiografi .............................................................................. 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Matematika adalah satu diantara mata pelajaran yang ada pada setiap jenis
pendidikan formal yang ditempuh. Pada proses pembelajaran matematika selain
menyelesaikan soal siswa juga dituntut untuk mengkomunikasikan dengan
menjelaskan kembali ide-ide matematika tersebut. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Arifin (2016) bahwa dalam pembelajaran matematika seorang
siswa yang sudah mempunyai kemampuan pemahaman matematik dituntut juga
untuk bisa mengkomunikasikannya, agar pemahaman tersebut bisa dimengerti
orang lain. Dengan mengkomunikasikan ide matematiknya pada orang lain seorang
siswa dapat meningkatkan pemahaman matematiknya. Lebih lanjut dijelaskan oleh
NCTM (2000), bahwa terdapat lima kemampuan dasar matematika yang
merupakan standar yakni pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan
bukti (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi (connection),
dan representasi (representation). Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis memegang peranan yang penting dalam pembelajaran
matematika. Kemampuan komunikasi matematis sangat diperlukan dalam
memahami serta menyelesaikan persoalan matematika. Lebih lanjut Maya (2018)
menjelaskan bahwa kemampuan komunikasi matematis kemampuan dasar yang
harus dimiliki siswa dalam belajar matematika. Proses komunikasi dapat membantu
2
siswa membangun pemahamannya terhadap konsep-konsep dalam matematika dan
mudah dipahami.
Asikin (Wijayanto, 2018) mengungkapkan pentingnya kemampuan
komunikasi matematis dalam pembelajaran matematika yaitu untuk membantu
siswa menajamkan cara siswa berpikir, sebagai alat untuk menilai pemahaman
siswa, membantu siswa membangun pengetahuan matematiknya, meningkatkan
kemampuan pemecahan masalah matematik, memajukan penalarannya,
membangun kemampuan diri, meningkatkan keterampilan sosialnya, serta
bermanfaat dalam mendirikan komunitas matematik. Sejalan dengan hal tersebut
Astuti (2015) mengemukakan komunikasi memainkan peranan yang penting dalam
membantu siswa bukan saja dalam membina konsep melainkan membina perkaitan
antara ide dan bahasa abstrak dengan simbol matematika. Siswa juga harus
diperkenankan mempersembahkan ide-ide mereka secara bertutur, menulis,
melukis gambar atau grafik. Lebih dalam Kadir (Asnawati, 2017) menjelaskan
bahwa kemampuan siswa mengkomunikasikan ide-ide matematiknya ketika
memecahkan masalah atau ketika menyampaikan proses dan hasil pemecahan
masalah juga merupakan kemampuan yang dapat mengembangkan kemampuan
berpikir matematik tingkat tinggi siswa seperti logis, analitis, sistematis, kritis,
kreatif, dan produktif.
Satu diantara materi dalam pembelajaran matematika yang menuntut
kemampuan komunikasi matematis adalah himpunan. Materi ini banyak
menggunakan penerapan simbol-simbol dan istilah-istilah matematika dalam
3
penyelesaiannya. Hal tersebut berkaitan dengan salah satu indikator
kemampuan komunikasi matematis menurut NCTM (2000) yaitu kemampuan
dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-notasi matematika dan struktur-
strukturnya.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan salah
satu guru matematika di SMP Negeri 3 Tolitoli, pada materi himpunan masih
banyak siswa yang tidak mampu menggunakan notasi-notasi pada operasi
himpunan seperti gabungan, irisan, selisih, dan komplemen. Apabila siswa
diberikan soal yang memuat lebih dari satu operasi himpunan, maka banyak siswa
yang melakukan kesalahan dalam menggunakan notasinya. Sejalan dengan masalah
tersebut, Yenni (2016) mengemukakan kemampuan komunikasi siswa masih jauh
dari harapan. Kebanyakan siswa masih berorientasi dapat mengerjakan soal tanpa
perlu memaknainya. Lebih lanjut dijelaskan oleh guru tersebut bahwa kemampuan
siswa berdeba-beda dipengaruhi kemampuan matematikanya. Isroil (2017)
menjelaskan setiap individu memiliki kemampuan yang berbeda dalam penguasaan
konsep matematika, sehingga sangat berpengaruh pada kemampuan dalam
menyelesaikan masalah matematika.
Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis siswa kelas VII
SMP Negeri 3 Tolitoli pada materi himpunan ditinjau dari kemampuan
matematikanya.
4
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka pertanyaan
dalam penelitian ini adalah: Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa
SMP Negeri 3 Tolitoli pada materi himpunan berdasarkan kemampuan
matematika? Berdasarkan pertanyaan pokok tersebut dirumuskan pertanyaan-
pertanyaan berikut ini:
a. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Negeri 3 Tolitoli
yang berkemampuan matematika tinggi dalam menyelesaikan soal himpunan?
b. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Negeri 3 Tolitoli
yang berkemampuan matematika sedang dalam menyelesaikan soal himpunan?
c. Bagaimana kemampuan komunikasi matematis siswa SMP Negeri 3 Tolitoli
yang berkemampuan matematika rendah dalam menyelesaikan soal himpunan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini,
yaitu:
a. Untuk memperoleh deskripsi kemampuan komunikasi matematis siswa SMP
Negeri 3 Tolitoli pada materi himpunan yang kemampuan matematikanya
tinggi.
b. Untuk memperoleh deskripsi kemampuan komunikasi matematis siswa SMP
Negeri 3 Tolitoli pada materi himpunan yang kemampuan matematikanya
sedang.
5
c. Untuk memperoleh deskripsi kemampuan komunikasi matematis siswa SMP
Negeri 3 Tolitoli pada materi himpunan yang kemampuan matematikanya
rendah.
1.4 Manfaat Penelitian
Dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik
bagi siswa, guru maupun peneliti yaitu:
a. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada siswa mengenai
kemampuan komunikasi matematis serta indikator-indikatornya pada materi
himpunan.
b. Bagi Guru
Penelitian ini dapat memberikan pemahaman bagi guru tentang indikator-
indikator kemampuan komunikasi matematis yang perlu dikembangkan pada
materi himpunan.
c. Bagi Peneliti
Penelitian ini menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti
mengenai kemampuan komunikasi matematis di SMP Negeri 3 Tolitoli pada materi
himpunan apabila ditinjau dari kemampuan matematikanya.
1.5 Batasan Istilah
Untuk menghindari perbedaan penafsirasiran terhadap istilah-istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka diberikan pembatasan istilah yaitu:
6
a. Analisis
Analisis yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu penyelidikan terhadap
kemampuan komunikasi matematis yang dimiliki oleh siswa.
b. Kemampuan Komunikasi Matematis
Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis pada penelitian ini
merujuk pada indikator dari NCTM (2000), yaitu:
1. Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan.
2. Kemampuan menginterpretasi dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara
lisan dan tulisan.
3. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika
dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau permasalahan
matematika.
c. Kemampuan Matematika
Kemampuan matematika yang dimaksud pada penelitian ini adalah
kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menyelesaikan soal matematika yang
dikategorikan menjadi tiga yaitu tinggi, sedang, rendah.
d. Himpunan
Himpunan adalah kumpulan objek yang memiliki sifat yang sama dan
terdefinisi dengan jelas. Pada penelitian ini terkhusus pada operasi himpunan, yaitu
gabungan dua himpunan, irisan dua himpunan, selisih dua himpunan, serta
komplemen.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Kajian Teori
2.1.1 Kemampuan Komunikasi Matematis
Menurut Yuniarti (2014) komunikasi adalah proses menuangkan ide atau
gagasan dan pemahaman matematis menggunakan angka, gambar, dan kata dalam
beragam komunitas termasuk didalamnya guru, teman sebaya, kelompok, atau
kelas. Ramdani menyatakan bahwa komunikasi matematika adalah kemampuan
untuk berkomunikasi yang meliputi kegiatan penggunaan keahlian menulis,
menyimak, menelaah, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide, simbol, istilah,
serta informasi matematika yang diamati melalui proses mendengar,
mempresentasi, dan diskusi. Sejalan dengan ini, Yenni (2016) mengemukakan
bahwa komunikasi matematis mensyaratkan agar siswa mampu
mengkomunikasikan gagasan dengan pembicaraan lisan, catatan, simbol, tabel,
grafik, diagram atau media lain untuk memperjelas situasi.
Kemampuan komunikasi matematis merupakan kemampuan dasar yang
harus dimiliki siswa dalam belajar matematika. Proses komunikasi dapat membantu
siswa membangun pemahamnnya terhadap konsep-konsep dalam matematika dan
mudah dipahami. Herdiana (Maya, 2017).
Greenes dan Schulman (Umar, 2012) yang menyatakan bahwa komunikasi
matematik merupakan: 1) kekuatan sentral bagi siswa dalam merumuskan konsep
dan strategi matematik; 2) modal keberhasilan bagi siswa terhadap pendekatan
8
dan penyelesaian dalam eksplorasi dan investigasi matematik; 3) wadah bagi siswa
dalam berkomunikasi dengan temannya untuk memperoleh informasi, membagi
pikiran dan penemuan, curah pendapat, menilai dan mempertajam ide untuk
meyakinkan orang lain.
Kemampuan komunikasi matematik adalah suatu kemampuan dimana siswa
menyampaikan sesuatu yang diketahuinya melalui peristiwa dialog atau saling
berhubungan yang terjadi di lingkungan kelas, dimana terjadi pengalihan
penyampaian pesan berisi tentang materi matematika yang dipelajari siswa,
misalnya berupa konsep, rumus, atau strategi penyelesaian suatu masalah, cara
pengalihan pesan tersebut dapat dilakukan secara lisan maupun tulisan (Budianti &
Jubaedah, 2018). Sedangkan menurut NCTM (2000) komunikasi adalah salah satu
bagian esensial dari matematika dan pendidikan matematika. Komunikasi adalah
cara untuk membagi ide-ide dan menjelaskan pemahaman.
Adapun indikator kemampuan komunikasi matematika menurut Sumarmo
(Nurβaeni, 2010) yaitu:
1. Menghubungkan benda nyata, gambar, dan diagram ke dalam idea matematika.
2. Menjelaskan idea, dan relasi matematik secara lisan atau tulisan dengan benda
nyata, gambar, grafik dan aljabar.
3. Menyatakan peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
4. Mendengarkan, berdiskusi, dan menulis tentang matematika.
5. Membaca dengan pemahaman atau presentasi matematika tertulis.
6. Membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi, dan
generalisasi.
9
7. Menjelaskan dan membuat pertanyaan tentang matematika yang telah
dipelajari.
Indikator kemampuan komunikasi matematis lainnya dikemukakan oleh
Kementrian Pendidikan Ontario tahun 2015 (Wahyuni, 2019) sebagai berikut:
1. Written text, yaitu memberikan jawaban dengan menggunakan bahasa sendiri,
membuat model situasi atau persoalan menggunakan lisan, tulisan,konkret
grafik dan alajabar, menjelaskan dan membuat pertanyaan mengenai
matematika yang dipelajari, mendengarkan, mendiskusikan dan menulis
tentang matematika, membuat konjektur menyusun argumen dan generalisasi.
2. Drawing, yaitu merefleksikan benda-benda nyata, gambar,dan diagram ke
dalam ide matematika.
3. Mathematical expressions, yaitu mengekspresikan konsep matematika dengan
menyataka peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika.
Adapun indikator kemampuan komunikasi matematis pada penelitian ini
merujuk pada indikator dari NCTM (2000), yaitu:
1. Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan.
2. Kemampuan menginterpretasi dan mengevaluasi ide-ide matematis baik secara
lisan dan tulisan.
3. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika
dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau permasalahan
matematika.
Berdasarkan uraian tersebut maka komunikasi matematis adalah kemampuan
yang berkaitan dengan mengkomunikasikan ide-ide, simbol-simbol, istilah, serta
10
notasi dalam matematika baik secara lisan dengan menghubungkan konsep
matematika dengan kehidupan sehari-hari dalam bahasa atau simbol matematika,
maupun tertulis melalui model-model matematika.
2.1.2 Kemampuan Matematika
Menurut Poerwadarminta dalam Putri (2013) Kemampuan berasal dari kata
βmampuβ yang mempunyai arti kesanggupan, kecakapan, atau kekuatan.
Sedangkan menurut Menurut Nasution (2013) kemampuan matematika siswa
adalah cara yang konsisten yang dilakukan siswa dalam menangkap stimulus atau
informasi, cara mengingat, cara berfikir dan memecahkan soal yang dipengaruhi
oleh lingkungan fisik, emosi, lingkungan sosial, kondisi fisik dan psikis siswa.
Pada umumnya, kemampuan matematika merupakan kemampuan yang telah
dimiliki siswa dalam pelajaran matematika. (Putri, 2013). Menurut Hudojo
(Mahrousa, 2009), kemampuan matematika merupakan kemampuan ilmu
mengenai struktur dan hubunganβhubungannya, simbul-simbul sangat diperlukan,
karena, simbul-simbul itu penting untuk membantu memanipulasi aturan-aturan
dengan operasi yang diterapkan.
Puspita (2019) Secara umum kemampuan matematika merupakan
kemampuan yang telah dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika. Saat belajar
setiap siswa memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan itu
berdampak pada perbedaan siswa dalam memahami suatu konsep matematika dan
memecahkan masalah matematika. Berdasarkan uraian diatas, kemampuan
matematika adalah kemampuan yang dimiliki siswa dalam menyelesaikan
11
persoalan matematika dan mempengaruhi hasil belajar yang dibagi menjadi tiga
tingkatan yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
2.1.3 Himpunan
a. Pengertian Himpunan
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan
dengan jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui objek yang termasuk himpunan
dan tidak termasuk dalam himpunan tersebut.
Contoh himpunan:
1. Kumpulan nama bulan dalam tahun masehi (karena terdefinisi dengan jelas)
(Januari, Februari, Maret, April, Mei, Jinu, Juli, Agustus, September, Oktober,
November, Desember)
2. Kumpulan kendaraan beroda dua (karena terdefinisi dengan jelas)
(Motor, Sepeda)
Contoh bukan himpunan:
1. Kumpulan gadis yang cantik (karena tidak terdefinisi dengan jelas)
2. Kumpulan anak yang pintar (karena tidak terdefinisi dengan jelas)
{π, π, π} berarti suatu himpunan yang beranggotakan a, b, dan c.
b. Diagram Venn
Badriyah (2017) menjelaskan bahwa suatu himpunan dapat dinyatakan
dengan cara menuliskan anggotanya dalam suatu gambar (diagram) yang
dinamakan diagram Venn. Aturan dalam membuat diagram Venn adalah sebagai
berikut:
12
a. Menggambar sebuah persegi panjang untuk menunjukkan semesta dengan
mencantumkan huruf S di pojok kiri atas.
b. Menggambar kurva tertutup sederhana yang menggambarkan himpunan.
c. Memberi nokta (titik) berdekatan dengan masing-masing anggota himpunan.
c. Operasi Himpunan
1. Irisan (intersection)
Irisan himpunan A dan B adalah himpunan semua anggota semesta yang
merupakan anggota himpunan A sekaligus anggota himpunan B.
π΄ β© B = {x β£ x β A dan x β B }
2. Gabungan (union)
Misalkan S adalah himpunan semesta. Gabungan himpunan A dan B adalah
himpunan yang anggotanya semua anggota S yang merupakan anggota himpunan
A atau anggota himpunan B, dilambangkan dengan π΄ βͺ π΅
π΄ βͺ π΅ = {x β£ x β A atau x β B}
3. Komplemen (complement)
Misalkan π΄ adalah subset dari S maka komplemen himpunan π΄ (ditulis
dengan π΄π atau π΄β²) adalah anggota S yang tidak di muat oleh π΄. Dengan notasi
pembentukan himpunan, definisi ini dapat dituliskan sebagai berikut:
π΄π = {x β£ x β A, x β S }
13
4. Selisih (difference)
Selisih himpunan A dan B adalah himpunan yang anggotanya semua
anggota himpunan A yang bukan anggota himpunan B, dinotasikan π΄ β π΅ ( dibaca
A selisih b ). Adapun notasi pembentukan himpunan adalah:
π΄ β π΅ = {x β£ x β A , x β B} = π΄ β© π΅π
π΅ β π΄ = {x β£ x β B , x β A} = π΅ β© π΄π
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Pane (2018) tentang analisis kemampuan
matematika pada materi penyajian data. Penelitian tersebut relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Relevansinya yaitu menganalisis
kemampuan komunikasi matematis siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan
rendah dan menganalisis berdasarkan indikator NCTM. Adapun perbedaannya
yaitu pada penelitian tersebut menganalisis pada materi penyajian data sedangkan
penelitian yang akan dilakukan oleh calon peneliti pada materi himpunan. Pada
penelitian ini diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa dengan
kemampuan matematika tinggi pada umumnya lebih baik dari siswa dengan
kemampuan matematika sedang maupun rendah. Siswa mampu menyelesaikan soal
dengan baik. Selain itu, siswa mampu mencapai hampir seluruh indikator kemampuan
komunikasi matematika. Siswa dengan kemampuan komunkasi matematika tinggi
hampir mampu mengekspresikan dan mengevaluasi ide matematikanya dengan baik
dan mampu memahami, serta menggunakan istilah, simbol, notasi dan strukturnya
untuk menyajikan ide matematika dengan baik. Kemampuan komunikasi matematika
siswa dengan kemampuan matematika sedang hampir mampu mengekspresikan ide
14
matematikanya dengan baik serta mampu memahami, menginterpretasikan, dan
mengevaluasi ide matematikanya dengan baik. Siswa dengan kemampuan matematika
sedang belum mampu menggunakan istilah, notasi, simbol den strukturnya untuk
menyajikan ide-ide matematikanya dengan baik. Sedangkan siswa dengan kemampuan
matematika rendah pada umumnya memiliki kemampuan komunikasi matematika pada
tingkat lebih rendah dibandingkan siswa dengan kemampuan matematika siswa tinggi
maupun sedang. Siswa belum mampu menunjukkan ekspresi ide matematikanya
melalui tulisan dengan baik, belum mampu memahami, menginterpretasikan, dan
mengevaluasi ide matematika, serta belum mampu menggunakan istilah, notasi, simbol
dan strukturnya untuk menyajikan ide-ide matematika dengan baik.
Penelitian yang dilakukan oleh Lamonta (2016) tentang kemampuan
komunikasi matematis siswa pada materi balok. Penelitian ini relevan dengan
penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Relevansinya yaitu meneliti kemampuan
komunikasi matematis siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian tersebut menganalisis kemampuan
komunikasi matematis siswa berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh Qohar
(2011). Pada penelitian ini deperoleh bahwa subjek berkemampuan tinggi mencapai
tiga indikator komunikasi matematis yaitu menyatakan permasalahan matematika
yang berkaitan volume balok dalam bentuk gambar, menyatakan permasalahan
yang diberikan kedalam bentuk model matematika yang berbentuk persamaan
kemudian menyelesaikannya dan menyatakan suatu gambar menjadi ide atau
masalah matematika yang berkaitan dengan volume balok, kemudian dapat
diselesaikan permasalahan tersebut. Subjek berkemampuan sedang mencapai dua
indikator komunikasi matematis yaitu menyatakan permasalahan matematika yang
15
berkaitan dengan volume balok dalam bentuk gambar dan menyatakan suatu
gambar menjadi ide atau masalah matematika yang berkaitan dengan volume balok,
kemudian dapat diselesaikan permasalahan persebut. Subjek berkemampuan
rendah hanya mencapai satu indikator komunikasi matematis yaitu menyatakan
permasalahan matematika yang berkaitan dengan volume balok dalam bentuk
gambar.
Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanto (2018) tengtang kemampuan
komunikasi matematis pada materi segitiga dan segiempat. Perbedaan penelitian
tersebut dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu penelitian ini
menganalisis berdasarkan indikator yang dikemukakan oleh Soemarno, yaitu
menyatakan benda-benda nyata, situasi dan peristiwa sehari-hari ke dalam bentuk model
matematika (gambar, tabel, diagram, grafik, ekspresi aljabar); menjelaskan ide, dan model
matematika (gambar, tabel, diagram, grafik, ekspresi aljabar) ke dalam bahasa biasa;
menjelaskan dan membuat pertanyaan matematika yang dipelajari; mendengarkan,
berdiskusi dan menulis tentang matematika; membaca dengan pemahman suatu prestasi
tertulis; dan membuat konjektur, menyusun argumen, merumuskan definisi dan
generalisasi. Pada penelitian ini diperoleh bahwa kemampuan Komunikasi matematis
siswa masih tergolong rendah. Karena jika kita lihat presentase dari hasil analisis butir soal
dapat kita lihat untuk soal no. 1 60% dengan indikator menyatakan benda nyata ke dalam
bentuk matematika, soal no. 2 55% dengan indikator menyatakan peristiwa sehari-hari
dalam bahasa atau simbol matematika, soal no. 3 40% dengan indikator menjelaskan dan
membuat pertanyaan matematika yang dipelajari, soal no. 4 30% dengan indikator
membuat konjektur, menyusun argumen merumuskan definisi dan generalisasi dan soal no.
16
5 5% dengan indikator mengungkapkan kembali suatu uraian paragraf matematika dalam
bahasa sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Ritonga (2018) tentang analisis kemampuan
komunikasi matematis siswa yang berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah.
Penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tentang
kemampuan komunikasi matematis siswa. Perbedaannya adalah pada penelitian ini
peneliti menganalisis menggunakan indikator yang dikembangkan dari NCTM.
Pada penelitian ini diperoleh bahwa siswa dengan kemampuan matematika tinggi
mampu mencapai keseluruhan indikator komunikasi matematis. Siswa dengan
kemampuan sedang mampu mencapai tiga indikator dari lima indikator secara
keseluruhan pada penelitian ini, sedangkan siswa dengan kemampuan rendah hanya
mencapai satu indikator komunikasi matematis.
2.3 Kerangka Pemikiran
Kemampuan komunikasi matematis adalah salah satu kemampuan yang
harus dimiliki oleh siswa untuk memahami konsep serta menyelesaikan soal.
Menurut Lanani (2013) komunikasi dalam matematika dapat menolong guru
memahami kemampuan siswa dalam menginterpretasi dan mengekspresikan
pemahamannya tentang konsep dan proses matematika yang mereka pelajari.
Dengan komunikasi dalam matematika kita akan memiliki sedikit keterangan, data,
dan fakta tentang pemahaman siswa dalam melakukan proses dan aplikasi
matematika. Baroody (Senjayawati, 2015) mengemukakan bahwa kemampuan
komunikasi matematis diperlukan dalam pembelajaran matematika agar dapat
memudahkan siswa dalam memahami materi matematika dalam pembelajaran
17
sehari- hari. Selain itu juga dapat menjadi modal penting dalam menyelesaikan,
mengekplorasi, dan menginvestigasi matematik serta merupakan wadah dalam
beraktivitas sosial dengan temannya, menilai dan mempertajam ide untuk
meyakinkan orang lain.
Dalam pembelajaran matematika, siswa mempelajari objek-objek yang
abstrak serta penggunaan istilah-istilah dan notasi-notasi dalam menyelesaikan soal
sehingga sangat dibutuhkan kemampuan untuk memahami serta menerapkan notasi
tersebut yang merupakan salah satu indikator kemampuan komunikasi matematis
menurut NCTM, yaitu kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, notasi-
notasi matematika dan struktur-strukturnya untuk memodelkan situasi atau
permasalahan matematika.
Selain kemampuan komunikasi matematis, kemampuan matematika yang
dimiliki oleh siswa juga sangat penting serta mempengaruhi hasil belajar siswa.
Puspita (2019) Secara umum kemampuan matematika merupakan kemampuan yang
telah dimiliki siswa dalam pembelajaran matematika. Saat belajar setiap siswa
memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Perbedaan kemampuan itu berdampak pada
perbedaan siswa dalam memahami suatu konsep matematika dan memecahkan masalah
matematika. Kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam menyelesaikan soal
berdeda-beda, yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Putri (2013) bahwa kemampuan matematika merupakan
kemampuan yang telah dimiliki siswa dalam pelajaran matematika.
Berdasarkan uraian tersebut, perlu diketahui bagaimana kemampuan
komunikasi matematis siswa berdasarkan kemampuan matematikanya. Hal ini
18
bertujuan untuk mendapatkan gambaran atau deskripsi kemampuan komunikasi
siswa pada materi himpunan.
Adapun kerangka pemikiran seperti bagan berikut :
Gambar 2.1 Alur Kerangka Pemikiran
Kemampuan matematika siswa
Siswa
berkemampuan
tinggi
Siswa
berkemampuan
sedang
Siswa
berkemampuan
rendah
Siswa menyelesaikan soal operasi himpunan
Kemampuan komunikasi matematis siswa dengan kemampuan
matematika tinggi, sedang dan rendah
19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan pendekatan penelitian
kualitatif. Pada penelitian ini juga digunakan data kuantitatif yaitu berupa data
sekunder dari nilai ujian semester siswa.
3.2 Instrumen Penelitian
Pada penelitian kualitatif, peneliti berperan langsung dalam proses
pengumpulan data, analisis, penafsiran, serta pelaporan hasil penelitian. Adapun
instrumen pada penelitian ini yaitu berupa tes tertulis dengan materi himpunan serta
pedoman wawancara terstruktur. Pedoman wawancara disusun berdasarkan respon
siswa pada tes tertulis untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis secara
lisan pada materi himpunan apabila ditinjau dari kemampuan matematika siswa.
3.3 Setting dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 3 Tolitoli yang berlokasi di Jalan
Sultan Hasanuddin No.49, Kecamatan Baolan, Kabupaten Tolitoli, Provinsi
Selawesi Tengah.
Subjek dalam penelitian ini berasal dari kelas VIIA yang kemudian
dikelompokkan sesuai dengan kemampuan matematikanya. Adapun
pengelompokan tingkat kemampuan siswa berdasarkan pengelompokan yang
dikemukakan Arikunto (2008) yaitu dengan menggunakan kemampuan
20
matematika atau nilai (KM), nilai rata-rata (οΏ½Μ οΏ½) dan standar deviasi (SD) ulangan
tengah semester siswa. MAiterianya sebagai berikut:
KM > οΏ½Μ οΏ½ + SD : kategori kemampuan matematika tinggi
οΏ½Μ οΏ½ β SD β€KM β€ οΏ½Μ οΏ½ + SD : kategori kemampuan matematika sedang
KM < οΏ½Μ οΏ½ β SD : kategori kemampuan matematika sedang
Setelah pengelompokan kemampuan matematika siswa kelas VIIA tersebut
dipilih tiga orang informan yang masing-masing memiliki kemampuan matematika
tinggi, sedang, dan rendah. Pemilihan didasarkan pada nilai yang tertinggi untuk
subjek dengan kemampuan matematika tinggi, apabila terdapat lebih dari satu orang
siswa yang mendapatkan nilai tertinggi maka peneliti meminta pertimbangan dari
guru untuk mendapatkan siswa yang bersedia serta kumunikatif. Cara yang sama
akan dilakukan untuk memilih subjek dengan kemampuan sedang dan rendah.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik dalam pengumpulan data pada penelitian ini yaitu:
1. Tes Tertulis
Tes tertulis dengan materi operasi himpunan ini bertujuan untuk data
tentang kemampuan komunikasi matematis masing-masing subjek dengan
kemampuan matematika tinggi, sedang, dan rendah. Tes tertulis pada ini penelitian
ini berupa satu nomor soal uraian yang dibuat oleh peneliti dan kemudian divalidasi
untuk mendapatkan data tentang kemampuan komunikasi matematis siswa.
2. Wawancara
Setelah pemberian tes tertulis calon peneliti melakukan wawancara kepada
21
setiap subjek untuk mendapatkan informasi yang lebih mendalam tentang
kemampuan komunikasi matematis siswa yang tidak diperoleh dari tes tertulis.
Wawancara ini juga bertujuan untuk memperoleh kemampuan komunikasi
matematis siswa secara lisan. Alat bantu yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
voice recorder atau alat perekam suara yang berfungsi untuk menyimpan data
dalam bentuk audio.
3.5 Kredibilitas Data
Pemeriksaan kredibititas data pada penelitian ini menggunakan triangulasi
metode. Menurut Bachri (2010) triangulasi pada prinsipnya merupakan model
pengecekan data untuk menentukan apakah sebuah data benar-benar
menggambarkan fenomena pada sebuah penelitian. Adapun triangulasi metode
dijelaskan oleh Bachri (2010) dapat dilakukan dengan menggunakan lebih dari satu
teknik pengumpulan data untuk menapatkan data yang sama. Pada penelitian ini,
calon peneliti melakukan triangulasi dengan melakukan pengecekan data dari
teknik pengumpulan tes tertulis dan wawancara.
3.6 Analisis Data
Analisis data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
data menurut Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2014) yaitu reduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Pada tahap ini, data yang diperoleh dari lapangan yang jumlahnya semakin
banyak, kompleks, dan rumit perlu dianalisis melalui reduksi data. Mereduksi data
berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang
22
penting, dicari tema dan polanya. Hal ini bertujuan agar data yang telah direduksi
akan memberikan gambaran yang lebih jelas serta mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.
2. Data Display (Penyajian Data)
Pada tahap penyajian data sekumpulan informasi yang telah didapatkan
pada tahap reduksi disajikan sehingga memungkinkan akan adanya penarikan
kesimpulan. Pada tahap ini data disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan
sejenisnya. Dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data adalah teks yang bersifat naratif. Dengan menyajikan data, maka
akan mempermudah untuk memahami yang terjadi serta merencanakan langkah
selanjutnya berdasarkan apa yang telah diperoleh.
3. Penarikan kesimpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles nd Huberman
adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang digunakan
masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Upaya penarikan
kesimpulan dilakukan secara terus-menerus selama penelitian. Informasi yang
awalnya belum jelas akan menjadi semakin rinci sehingga bisa mengarah pada
penarikan kesimpulan mengenai kemampuan komunikasi matematis siswa yang
ditinjau dari kemampuan matematikanya.
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Penentuan Subjek
Penentuan subjek pada penelitian ini mengacu pada nilai ulangan tengah
semester siswa di kelas VIIA SMP Negeri 3 Tolitoli yang terdiri dari 32 orang. Dari
nilai ulangan tengah semester siswa tersebut, dikelompokkan siswa yang
berkemampuan matematika tinggi, siswa yang berkemampuan matematika sedang,
dan siswa yang berkemampuan matematika rendah berdasarkan pengelompokan
tingkat kemampuan siwa menurut Arikunto (2008) yang telah dipaparkan pada
BAB III yaitu dengan menggunakan kemampuan matematika atau nilai (KM), nilai
rata-rata (οΏ½Μ οΏ½) dan standar deviasi (SD) ulangan tengah semester siswa.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rata-rata (οΏ½Μ οΏ½) 51,4 dan standar
deviasi (SD) 17,4. Pengelompokkan kemampuan matematika siswa berdasarkan
rata-rata dan standar deviasi tersebut disajikan pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1. Pengelompokkan Kemampuan Matematika Siswa
No. Kemampuan Matematika Nilai
1. Tinggi KM > 68,8
2. Sedang 34 β€KM β€ 68,8
3. Rendah KM < 34
24
Berdasarkan pengelompokkan tersebut diperoleh pengelompokkan siswa
kelas VIIA berdasarkan tingkat kemampuan matematika yang disajikan pada Tabel
4.2 berikut.
Tabel 4.2. Tingkat Kemampuan Matematika Siswa
No. Tingkat Matematika Jumlah
1. Kemampuan Tinggi 5
2. Kemampuan Sedang 20
3. Kemampuan Rendah 7
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh bahwa siswa yang berkemampuan
matematika tinggi berjumlah 5 orang, siswa yang berkemampuan matematika
sedang berjumlah 20 orang, dan siswa yang berkemampuan matematika rendah
berjumlah 7 orang. Dari setiap tingkat kemampuan matematika tersebut akan dipilih
masing-masing satu siswa untuk dijadikan subjek penelitian. Adapun subjek
penelitian yang dipilih disajikan pada Tabel 4.3 berikut.
Tabel 4.3. Subjek Penelitian
No. Kategori Kemampuan Kode Subjek
1. Kemampuan Tinggi NJ
2. Kemampuan Sedang FL
3. Kemampuan Rendah MA
Pemilihan didasarkan pada nilai yang tertinggi untuk subjek dengan
kemampuan matematika tinggi, kemudian terdapat lebih dari satu orang siswa yang
mendapatkan nilai tertinggi maka peneliti meminta pertimbangan dari guru untuk
mendapatkan siswa yang bersedia serta kumunikatif. Cara yang sama dilakukan
untuk memilih subjek dengan kemampuan sedang dan rendah.
25
4.1.2 Paparan Data dan Kredibilitas Data
Setelah pemilihan subjek penelitian, selanjutnya dilakukan pengumpulan
data dengan memberikan instrumen penelitian yang telah divalidasi kepada masing-
masing subjek untuk diperoleh data tentang kemampuan komunikasi matematis
siswa.
Setelah melakukan pengumpulan data, selanjutnya akan dipaparkan data
hasil penelitian. Data tersebut yaitu data dari subjek dengan kemampuan
matematika tinggi, sedang, dan rendah. Paparan tersebut diuraikan sesuai dengan
indikator kemampuan komunikasi matematis, yaitu kemampuan menyatakan ide-
ide matematis melalui lisan dan tulisan, kemampuan menginterpretasikan ide-ide
matematis baik secara lisan dan tulisan, kemampuan dalam menggunakan isitilah-
istilah, simbol-simbol matematika untuk memodelkan permasalahan matematika.
Instrumen tes tertulis dalam penelitian ini adalah tes yang berisi masalah
mengenai operasi himpunan yang berbentuk uraian. Sebelum digunakan, soal
tersebut divalidasi oleh dosen yaitu bapak Drs. Gandung Sugita, M.Si. berikut ini
akan dipaparkan instrumen tes tertulis yang digunakan pada penelitian ini.
Instrumen Tes Tertulis
Suatu kelas terdapat 18 siswa yang gemar bermain tenis meja, 20 siswa yang gemar
bermain bulutangkis, 6 siswa yang gemar bermain keduanya, dan 3 siswa yang
tidak gemar bermain keduanya.
a. Gambarlah diagram Venn dari situasi tersebut.
b. Tentukan banyak siswa dalam kelas tersebut.
26
Peneliti hanya memberikan satu soal karena soal tersebut sudah dapat
mendeskripsikan kemampuan komunikasi matematis siswa berdasarkan indikator
NCTM, kemudian peneliti memberikan lembar soal kepada ketiga subjek yang
masing-masing berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Selanjutnya
memberikan beberapa pertanyaan wawancara yang bersesuaian dengan indikator
kemampuan komunikasi matematis menurut NCTM. Untuk mempermudah analisis
terhadap hasil pekerjaan dan wawancara subjek, maka digunakan pengkodean pada
data tes tertulis dan hasil wawancara dari ketiga subjek. Pedoman pengkodean
tersebut sebagai berikut:
1. Pengkodean hasil tes tertulis:
Pengkodean hasil tes tertulis disimbolkan dengan HTx dengan HT
menyimbolkan bagian dari hasil tes tertulis subjek. Sedangkan x menyimbolkan
bagian tahapan dari penyelesaian tes tertulis yaitu 1 (bagian menuliskan informasi
yang diketahui dan ditanyakan pada soal), 2 (bagian jawaban untuk soal a atau
menggambar diagram Venn), dan 3 (bagian jawaban soal b atau mencari jumlah
siswa).
2. Pengkodean hasil wawancara
Pengkodean hasil wawancara yaitu peneliti diberi kode sebagai P, subjek
dengan kemampuan matematika tinggi disimbolkan dengan NJ, subjek dengan
kemampuan matematika sedang disimbolkan dengan FL, dan subjek dengan
kemampuan matematika rendah disimbolkan dengan MA. Adapun dua digit angka
teradik menyatakan baris pada transkip wawancara.
27
A. Paparan Data dan Uji Kredibilitas Data Subjek yang Berkemampuan
Matematika Tinggi (NJ).
HT1
HT2
HT3
Gambar 4.1 Hasil Tes Tertulis NJ
1) Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan.
a. Hasil Tes Tertulis (HT1) Subjek Berkemampuan Matematika Tinggi (NJ)
Gambar 4.2 NJ Dalam Menyatakan Ide-Ide Matematis
28
Berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi matematis pada HT1, dapat
dilihat bahwa NJ menuliskan dan menjelaskan informasi-informasi yang diketahui
pada soal. NJ menyimbolkan himpunan siswa yang gemar bermain tenis meja
sebagai A; himpunan siswa yang gemar bermain bulutangkis sebagai B. NJ
menyatakan jumlah anggota suatu himpunan dalam simbol kardinalitas himpunan,
yaitu jumlah anggota himpunan A sebagai π(π΄) dan jumlah anggota himpunan B
sebagai π(π΅). NJ menyatakan informasi βsiswa yang gemar bermain keduanyaβ
dalam simbol matematika yaitu (π΄ β© π΅) kemudian jumlahnya dalam kardinalitas
himpunan yaitu π(π΄ β© π΅). NJ menyatakan informasi βsiswa yang tidak gemar
bermain keduanyaβ dalam simbol matematika yaitu (π΄ βͺ π΅)π kemudian jumlahnya
dalam kardinalitas himpunan yaitu π(π΄ βͺ π΅)π . NJ menuliskan informasi yang
ditanyakan dalam soal yaitu, gambar diagram venn serta jumlah siswanya (n(s)).
b. Transkrip Wawancara Peneliti dengan Subjek Berkemampuan Matematika
Tinggi (NJ) Mengenai HT1
P05 : Disini adik tuliskan βA adalah himpunanβ (memperlihatkan
hasil tes tertulis subjek), apa itu himpunan?
NJ06 : Emm, kayak semacam kelompok yang bisa dibedakan dengan jelas
P07 : Terus disini adik tuliskan lagi βA adalah himpunan siswa yang
gemar bermain tenis mejaβ kenapa dituliskan seperti itu?
NJ08 : Itukan pemisalannya
P09 : Disini harus A? Kalau saya ganti dengan yang lain seperti P atau Q
bisa?
NJ10 : Iya bisa
P11 : Jadi B juga seperti itu?
NJ12 : Iya kak.
29
P13 : Terus adik tuliskan π(π΄) = 18, apa itu π(π΄)?
NJ14 : Itu jumlah himpunan, jumlah himpunan A
P15 : Kalau π(π΅) ini apa?
NJ16 : Jumlah himpunan B
P17 : Kalau baris selanjutnya ini (sambil menunjuk baris setelah π(π΅)
pada HT1), coba bacakan ini apa?
NJ18 : (Membaca hasil pekerjaannya) n A iris B sama dengan 6
P19 : Kenapa dituliskan seperti itu?
NJ20 : Karna itu himpunan siswa yang gemar keduanya
P21 : Kalau baris selanjutnya apa ini? (menunjukkan baris setelah π(π΄ β© π΅) pada HT1)
NJ22 : (Membaca hasil pekerjaannya) itu n A gabung B komplemen.
P23 : Kenapa dituliskan begitu?
NJ24 : Karna itu himpunan siswa yang tidak gemar bermain keduanya.
P25 : Lanjut, kemudian disini untuk yang ditanyakan bagian a gambar
diagram Venn terus bagian b jumlah siswanya, kalau jumlah
kesuluruhan memang disimbolkan dengan π(π)? Apa itu π nya?
NJ26 : Himpunan semestanya.
Hasil wawancara menunjukkan bahwa NJ menjelaskan kembali informasi-
informasi yang telah dituliskan pada HT1. NJ menyatakan kembali ide matematis
berupa himpunan (NJ06). NJ menjelaskan alasan menyimbolkan setiap informasi-
informasi yang ada pada HT1 seperti, alasan menyimbolkan A (NJ08) serta
memahami bahwa himpunan dapat disimbolkan dengan huruf kapital lainnya
(NJ10). NJ juga menyatakan informasi lainnya seperti simbol kardinalitas
himpunan (NJ14), (NJ16); menyatakan irisan (NJ18), (NJ20); gabungan serta
komplemen (NJ22), (NJ24). NJ juga memahami simbol π(π) sebagai jumlah
anggota himpunan semesta (NJ26).
30
c. Uji Kredibitas Data Hasil Tes dan Hasil Wawancara NJ pada HT1
Uji kredibilitas data NJ dilakukan untuk memperoleh kesesuaian data hasil
tes tertulis HT1 dengan hasil wawancara pada HT1. Uji kredibilitas tersebut
ditunjukkan pada Tabel 4.4 berikut.
Tabel 4.4. Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara NJ dalam
Menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan pada HT1.
No. Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. NJ menyimbolkan himpunan
siswa yang gemar bermain tenis
meja sebagai A; himpunan siswa
yang gemar bermain bulutangkis
sebagai B
NJ menyatakan kembali ide
matematis berupa himpunan
(NJ06). NJ mampu menjelaskan
alasan menyimbolkan setiap
informasi-informasi yang ada pada
HT1 seperti, alasan menyimbolkan
A (NJ08).
2. NJ menyatakan jumlah anggota
suatu himpunan dalam simbol
kardinalitas himpunan, serta
menyimbolkan irisan, gabungan,
dan komplemen.
NJ juga menyatakan informasi
lainnya seperti simbol kardinalitas
himpunan (NJ14), (NJ16);
menyatakan irisan (NJ18), (NJ20);
gabungan serta komplemen
(NJ22), (NJ24).
3. NJ menuliskan informasi yang
ditanyakan dalam soal yaitu,
gambar diagram venn serta jumlah
siswanya (n(s)).
NJ juga memahami simbol π(π)
sebagai jumlah anggota himpunan
semesta (NJ26).
Berdasarkan Tabel 4.4, diperoleh bahwa ada kesesuaian antara hasil tes
tertulis NJ pada HT1 dengan hasil wawancara NJ dalam menyatakan ide-ide
matematis baik secara lisan dan tulisan sehingga dapat disimpulkan bahwa data
subjek berkemampuan matematika tinggi pada HT1 kredibel.
31
2) Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide matematis baik secara
lisan dan tulisan.
a. Hasil Tes Tertulis (HT2) Subjek Berkemampuan Matematika Tinggi (NJ)
Gambar 4.3 NJ dalam Menginterpretasikan dan Mengevaluasi Ide Matematis
Berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi matematis pada HT2, dapat
dilihat bahwa NJ menggambarkan diagram Venn berdasarkan informasi yang ada
dengan benar. NJ menempatkan setiap unsur-unsur pada diagram Venn dengan
benar. Untuk memperjelas cara memperoleh nilai-nilai pada diagram Venn NJ
menuliskan A = 18 β 6 serta B = 20 β 6 untuk ditempatkan pada diagram Venn. NJ
menempatkan nilai 3 sebagai π(π΄ βͺ π΅)π berada diluar dari π΄ βͺ π΅ pada diagram
Venn. NJ menempatkan nilai 6 sebagai π(π΄ β© π΅) berada ditengah yaitu sebagai
irisan dari himpunan A dan B.
b. Transkrip Wawancara Peneliti dengan Subjek Berkemampuan Matematika
Tinggi (NJ) Mengenai HT2.
P27 : Ini di diagram Vennnya di himpunan A kenapa 12, padahal yang
diketahui 18?
NJ28 : Kan dia dikurang sama siswa yang suka keduanya itu, jadi 18
dikurang 6 sama dengan 12.
P29 : Oh jadi begitu? Yakin?
32
NJ30 : Iya kak.
P31 : Terus kalau 6 ini kenapa ditempatkan ditengah seperti ini?
(Menunjuk angka 6 pada diagram Venn HT2).
NJ32 : Karna dia termasuk anggota himpunan A dan himpunan B.
P33 : Kalau B, kenapa jumlahnya hanya 14, padahal disini diketahui
jumlahnya B ada 20 orang.
NJ34 : Sama kayak yang A tadi, dikurang 6, jadi hasilnya 14.
Berdasarkan hasil wawancara NJ mengenai HT2 diperoleh bahwa NJ
menjalaskan unsur-unsur yang ditempatkan pada diagram Venn dengan benar
(NJ28) serta alasan penempatan setiap unsur-unsurnya pada diagram Venn (NJ32).
NJ menjelaskan cara memperoleh setiap unsur pada diagram Venn (NJ28), (NJ34).
c. Uji Kredibitas Data Hasil Tes dan Hasil Wawancara NJ pada HT2
Uji kredibilitas data NJ dilakukan untuk memperoleh kesesuaian data hasil
tes tertulis HT2 dengan hasil wawancara pada HT2. Uji kredibilitas tersebut
ditunjukkan pada Tabel 4.5 berikut.
Tabel 4.5. Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara NJ dalam
Menginterpretasikan ide-ide matematis baik secara lisan dan tulisan,
pada HT2.
No. Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. NJ menempatkan setiap unsur-
unsur pada diagram Venn dengan
benar.
NJ menejalaskan unsur-unsur
yang ditempatkan pada diagram
Venn dengan benar (NJ28)
2. Untuk memperjelas cara
memperoleh nilai-nilai pada
diagram Venn NJ menuliskan A =
18 β 6 serta B = 20 β 6.
NJ menjelaskan cara
memperoleh setiap unsur pada
diagram Venn (NJ28), (NJ34).
Berdasarkan Tabel 4.5, diperoleh bahwa ada kesesuaian antara hasil tes
tertulis NJ pada HT2 dengan hasil wawancara NJ dalam menginterpretasikan ide-
33
ide matematis baik secara lisan dan tulisan. sehingga dapat disimpulkan bahwa data
subjek berkemampuan matematika tinggi pada HT2 kredibel.
3. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika
untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika.
a. Hasil Tes Tertulis (HT3) Subjek Berkemampuan Matematika Tinggi (NJ)
Gambar 4.4. NJ dalam Menggunakan Simbol-simbol Matematika
Berdasarkan hasil tes tertulis NJ pada HT3, dapat dilihat bahwa NJ
memahami penggunaan simbol-simbol dalam operasi himpunan untuk
menyelesaikan soal. NJ menggunakan simbol-simbol operasi himpunan untuk
memodelkan permasalahan berdasarkan diagram Venn pada HT2. NJ
mengoperasikan simbol-simbol pada model yang telah dibuat dengan benar. Pada
langkah selanjutnya NJ mensubstitusi nilai dari setiap bentuk yang disimbolkan
kemudian melakukan operari bilang bulat dengan benar, sehingga NJ menemukan
jawaban dari permasalahan tersebut dengan benar.
b. Transkrip Wawancara Peneliti dengan Subjek Berkemampuan Matematika
Tinggi (NJ) Mengenai HT3.
P35 : Terus kalau untuk mencari π(π) nya, kenapa Adik menggunakan
rumus begini? Bisa Adik jelaskan?
34
NJ36 : Kan mau dijumlahkan semua 12 tambah 6 tambah 14 terus
ditambah 3.
P37 : Lanjut
NJ38 : (Memperhatikan HT3) Kan 12 itu π(π΄) β π(π΄ β© π΅), terus 6 kan
π(π΄ β© π΅), terus ditambahkan lagi sama yang 14 itu, 14 kan
π(π΅) β π(π΄ β© π΅), baru ditambah yang 3 itu π(π΄ βͺ π΅)π .
P39 : Lanjut
NJ40 : Terus sisanya jadi π(π΄) + π(π΅) β π(π΄ β© π΅) + itu π(π΄ βͺ π΅)π, jadi
18 + 20 β 6 +3, 20 + 18 = 38, 38 β 6 = 32, 32 + 3 = 35.
P41 : Jadi?
NJ42 : Yang B jawabannya 35, jumlah siswanya.
P43 : Yakin Adik jawabannya seperti itu?
NJ44 : (Memperhatikan HT3) Iya kak.
P45 : Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan soal ini?
NJ45 : (Berpikir) Tidak.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan NJ mengenai HT3 diperoleh
bahwa NJ menjelaskan simbol-simbol pada rumus yang digunakan untuk
menentukan jumlah siswa (K38) serta alasan menggunakan rumus tersebut (NJ36).
NJ menjelaskan operasi pada simbol-simbol yang digunakan untuk menyelesaikan
soal (NJ40) . NJ mengoperasikan bilangan-bilangan bulat pada model yang telah
dibuat dengan benar, sehingga bisa menentukan jumlah siswa pada soal tersebut
dengan benar (NJ42). NJ meyakini kebenaran jawaban setelah mengevaluasi
kembali (NJ44).
35
c. Uji kredibitas Data Hasil Tes dan Hasil Wawancara NJ pada HT3
Uji kredibilitas data NJ dilakukan untuk memperoleh kesesuaian data hasil
tes tertulis HT1 dengan hasil wawancara pada HT1. Uji kredibilitas tersebut
ditunjukkan pada Tabel 4.6 berikut.
Tabel 4.6. Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara NJ dalam
Menggunakan isitilah-istilah, simbol-simbol matematika untuk
memodelkan permasalahan matematika pada HT3.
No. Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. NJ menggunakan simbol-simbol
operasi himpunan untuk
memodelkan permasalahan
berdasarkan diagram Venn.
NJ menjelaskan simbol-simbol
pada rumus yang digunakan untuk
menentukan jumlah siswa (K38).
2. NJ mengoperasikan simbol-
simbol pada model yang telah
dibuat dengan benar
NJ menjelaskan operasi pada
simbol-simbol yang digunakan
untuk menyelesaikan soal (NJ40)
3. NJ melakukan operasi bilang
bulat dengan benar.
NJ mengoperasikan bilangan-
bilangan bulat pada model yang
telah dibuat dengan benar, sehingga
bisa menentukan jumlah siswa pada
soal tersebut dengan benar (NJ42).
Berdasarkan Tabel 4.6, diperoleh bahwa ada kesesuaian antara hasil tes
tertulis NJ pada HT3 dengan hasil wawancara NJ dalam menggunakan isitilah-
istilah, simbol-simbol matematika untuk memodelkan permasalahan matematika
sehingga dapat disimpulkan bahwa data subjek berkemampuan matematika tinggi
pada HT3 kredibel.
36
B. Paparan Data dan Uji Kredibilitas Data Subjek yang Berkemampuan
Matematika Sedang (FL).
HT1
HT2
HT3
Gambar 4.5 Hasil Tes Tertulis FL
1) Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, serta
menggambarkannya secara visual.
a. Hasil Tes Tertulis (HT1) Subjek Berkemampuan Matematika Sedang (FL)
Gambar 4.6. FL dalam Menyatakan Ide-ide Matematis
37
Berdasarkan hasil tes kemampuan komunikasi matematis FL pada HT1,
dapat dilihat bahwa FL dapat menulisakan informasi-informasi yang diketahui pada
soal. FL menyatakan A adalah siswa yang gemar bermain tenis meja dan B siswa
yang gemar bermain bulu tangkis. FL mengetahui penggunaan simbol-simbol pada
informasi yang diketahui seperti simbol kardinalitas himpunan yaitu jumlah
anggota himpunan A sebagai π(π΄) dan jumlah anggota himpunan B sebagai π(π΅).
FL juga menyatakan siswa yang gemar keduanya dalam simbol irisan himpunan
yaitu (π΄ β© π΅), serta jumlahnya sebagai π(π΄ β© π΅). FL juga menyatakan informasi
siswa yang tidak gemar bermain keduanya dalam simbol gabungan dan komplemen
(π΄ βͺ π΅)π, serta jumlahnya sebagai π(π΄ βͺ π΅)π. FL menuliskan informasi yang
ditanyakan yaitu jumlah siswa dalam kelas tersebut dalam simbol π(s).
b. Transkrip Wawancara Peneliti dengan Subjek Berkemampuan Matematika
Sedang (FL) Mengenai HT1.
P5 : Nah terus disini Adik tuliskan A adalah siswa yang gemar bermain
tenis meja, A ini simbol dari apa?
FL6 : Himpunan.
P7 : Apa yang Adik ketahui tentang himpunan itu? Apa itu himpunan?
FL8 : Kelompok
P9 : Terus disini B siswa yang gemar bermain bulu tangkis, apa B nya
ini?
FL10 : Himpunan.
P11 : Himpunan juga?
FL12 : Iya kak.
P13 : Kalau simbolnya ini harus disimbolkan dengan A dan B? Bisa saya
ganti dengan P dan Q?
38
FL14 : Tidak bisa.
P15 : Tidak bisa? Kenapa tidak bisa?
FL16 : (Berpikir) Eh bisa kak.
P17 : Terus disini Adik tuliskan π(π΄) = 16, apa π(π΄) ini?
FL18 : Jumlah kak.
P19 : Jumlah apa?
FL20 : Siswa yang gemar bermain tenis meja.
P21 : Disini dituliskan π(π΄).
FL22 : Jumlah dari A.
P23 : Oh begitu, kalau π(π΅), apa maksudnya π(π΅) ini?
FL24 : Siswa yang gemar bermain bulu tangkis.
P25 : Siswa yang gemar bermain bulutangkis bukannya B? Ini π(π΅).
FL26 : Jumlahnya kak.
P27 : Terus kalau yang selanjutnya ini, dibaca apa? (sambil menunjuk
baris setelah π(π΅) pada HT1).
FL28 : (Membacakan hasil pekerjaan) n A irisan B.
P29 : Maksudnya apa ini π (π΄ β© π΅)? Kenapa Adik simbolkan seperti
itu?
FL30 : Jumlah dari A dan B
P31 : Jadi yang ada 6 ini jumlah dari A dan B?
FL32 : (Memperhatikan kembali soal) Jumlah siswa yang gemar bermain
keduanya.
P33 : Jadi disimbolkan seperti ini? Yakin?
FL34 : Yakin.
P35 : Selanjutnya ini dibaca apa?
FL36 : (Membaca HT1) n A gabung B komplemen.
P37 : Maksudnya apa itu?
FL38 : Jumlah siswa yang tidak gemar keduanya.
39
P39 : Terus yang ditanyakan Adik tuliskan gambar diagram Venn
kemudian bagian b nya itu π(π ), kenapa disimbolkan dengan
π(π )?
FL40 : Himpunan seluruhnya.
Berdasarkan kutipan wawancara FL mengenai HT1, diperoleh bahwa FL
menyatakan himpunan dengan menyimbolkan sebagai A dan B (FL6), (FL10). FL
memahami pengguanaan simbol kardinalitas himpunan yaitu jumlah anggota pada
setiap himpunan (FL18). FL menyatakan jumlah anggota himpunan A sebagai π(π΄)
(FL22), serta jumlah anggota himpunan B sebagai π(π΅) (FL26), hanya saja FL
selalu ragu dan kurang teliti dalam menjawab pertanyaan yang diajukan. FL
menyatakan simbol irisan himpunan A dan B (FL28), serta menyatakan simbol
gabungan dan komplemen (FL36). FL memahami penggunaan simbol π(π ) sebagai
himpunan keseluruhan (FL40).
c. Uji Kredibitas Data Hasil Tes dan Hasil Wawancara FL pada HT1
Uji kredibilitas data FL dilakukan untuk memperoleh kesesuaian data
hasil tes tertulis HT1 dengan hasil wawancara pada HT1. Uji kredibilitas tersebut
ditunjukkan pada Tabel 4.7 berikut.
Tabel 4.7. Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara FL dalam
Menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan visual pada
HT1.
No. Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. FL menyatakan A adalah siswa
yang gemar bermain tenis meja
dan B siswa yang gemar bermain
bulu tangkis
FL menyatakan himpunan dengan
menyimbolkan sebagai A dan B
(FL6), (FL10)
2. FL mengetahui penggunaan
simbol-simbol pada informasi
yang diketahui seperti simbol
kardinalitas himpunan yaitu
jumlah anggota himpunan.
FL memahami penggunaan simbol
kardinalitas himpunan yaitu
jumlah anggota pada setiap
himpunan (FL18).
40
3. FL juga menyatakan siswa yang
gemar keduanya dalam simbol
irisan himpunan. FL juga
menyatakan informasi siswa yang
tidak gemar bermain keduanya
dalam simbol gabungan dan
komplemen.
FL menyatakan simbol irisan
himpunan A dan B (FL28), serta
menyatakan simbol gabungan dan
komplemen (FL36).
4. FL menuliskan informasi yang
ditanyakan yaitu jumlah siswa
dalam kelas tersebut dalam simbol π(s).
KFL memahami penggunaan simbol
π(π ) sebagai himpunan
keseluruhan (FL40).
Berdasarkan Tabel 4.7, diperoleh bahwa ada kesesuaian antara hasil tes
tertulis FL pada HT1 dengan hasil wawancara NJ dalam menyatakan ide-ide
matematis baik secara lisan dan tulisan, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
subjek berkemampuan matematika sedang pada HT1 kredibel.
2) Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide matematis baik secara
lisan dan tulisan.
a. Hasil Tes Tertulis (HT2) Subjek Berkemampuan Matematika Sedang (FL)
Gambar 4.7. FL dalam Menginterpretasikan dan Mengevaluasi Ide Matematis
Berdasarkan hasil tes tertulis FL pada HT2, dapat dilihat bahwa FL
menempatkan setiap unsur-unsur yang diketahui pada diagram Venn dengan benar.
FL menempatkan 12 pada daerah himpunan A serta menempatkan 14 pada daerah
41
himpunan B. FL menempatkan 6 pada daerah π΄ β© π΅ serta 3 berada diluar daerah
π΄ βͺ π΅.
b. Transkrip Wawancara Peneliti dengan Subjek Berkemampuan Matematika
Sedang (FL) Mengenai HT2
P41 : Untuk diagram Venn nya, disini himpunan A kenapa Adik tuliskan
hanya 12, padahal diketahui jumlahnya kan 18?
FL42 : Karna sudah ada 6.
P43 : 6 yang mana?
FL44 : Ini (sambil menunjuk angka 6 pada diagra Venn HT2)
P45 : Oh berarti 12 ini dapat darimana?
FL46 : 18 dikurang 6.
P47 : Begitu caranya?
FL48 : Iya.
P49 : Terus himpunan B nya kenapa cuma 14, padahal diketahui Adik
tuliskan 20?
FL50 : Dikurangi 6 juga.
P51 : 6 disini, maksudnya apa?
FL52 : Irisan.
P52 : Kalau yang 3 diluar ini? (sambil menunjuk angka 3 pada HT2)
FL53 : Yang tidak gemar bermain keduanya
P54 : Kenapa ditempatkan diluar?
FL55 : Karena dia tidak termasuk keduanya.
Berdasarkan hasil wawancara FL mengenai HT2, diperoleh bahwa FL
menjelaskan penempatan setiap unsur-unsur pada diagram Venn. FL menjelaskan
cara memperoleh dan penempatan angka 12 pada himpunan A dan 14 pada
himpunan B (FL46), (FL50). FL menjelaskan penempatan angka 6 sebagai irisan
42
himpunan A dan B (FL52). FL juga menjelaskan penempatan angka 3 yang berada
diluar himpunan A dan B (FL55).
c. Uji Kredibitas Data Hasil Tes dan Hasil Wawancara FL pada HT2
Uji kredibilitas data NJ dilakukan untuk memperoleh kesesuaian data hasil
tes tertulis HT2 dengan hasil wawancara pada HT2. Uji kredibilitas tersebut
ditunjukkan pada Tabel 4.8 berikut.
Tabel 4.8. Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara FL dalam
Menginterpretasikan ide-ide matematis baik secara lisan dan tulisan
visual pada HT2.
No. Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. FL menempatkan 12 pada daerah
himpunan A serta menempatkan 14
pada daerah himpunan B.
FL menjelaskan cara
memperoleh dan penempatan
angka 12 pada himpunan A dan
14 pada himpunan B (FL46),
(FL50).
2. FL menempatkan 6 pada daerah π΄ β©π΅ serta 3 berada diluar daerah π΄ βͺπ΅.
FL menjelaskan penempatan
angka 6 sebagai irisan himpunan
A dan B (FL52). FL juga dapat
menjelaskan penempatan angka
3 yang berada diluar himpunan A
dan B (FL55).
Berdasarkan Tabel 4.8, diperoleh bahwa ada kesesuaian antara hasil tes
tertulis FL pada HT2 dengan hasil wawancara FL dalam menginterpretasikan ide-
ide matematis baik secara lisan, tulisan, sehingga dapat disimpulkan bahwa data
subjek berkemampuan matematika sedang pada HT2 kredibel.
3. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika
untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika.
a. Hasil Tes Tertulis (HT3) Subjek Berkemampuan Matematika Sedang (FL)
43
Gambar 4.8. FL dalam Menggunakan Simbol-simbol Matematika
Berdasarkan hasil tes tertulis FL pada HT3, dapat dilihat bahwa FL tidak
memahami cara untuk menyelesaikan soal tersebut. Terlihat FL hanya
mengoperasikan 12 + 14 untuk menyelesaikan soal. FL tidak menggunakan simbol-
simbol himpunan untuk menyelesaikan soal tersebut.
b. Transkrip Wawancara Peneliti dengan Subjek Berkemampuan Matematika
Sedang (FL) Mengenai HT3
P56 : Kalau bagian B ini, kan diminta π(π ), bagaimana cara
menentukannya?
FL57 : 12 + 14 kak.
P58 : Begitu?
FL59 : Iya kak.
P60 : Coba tuliskan kembali.
FL61 : (Menuliskan kembali)
P62 : Jadi π(π ) nya 26? Seperti itu caranya?
FL63 : Iya kak.
P64 : Jadi untuk menentukan π(π ) nya yang diambil hanya 12 dan 14? 6
kenapa tidak?
FL65 : Tidak kak.
P66 : Yakin begitu?
FL67 : Iya kak.
Berdasarkan hasil wawancara FL mengenai HT3, diperoleh bahwa FL tidak
memahami penyelesaian soal tersebut, FL langsung menjumlahkan 12 dan 14 tanpa
44
memikirkan penyelesaian yang tepat (FL57), (FL59). FL juga tidak menggunakan
simbol-simbol untuk menyelesaikan soal tersebut (FL65), (FL67).
c. Uji Kredibitas Data Hasil Tes dan Hasil Wawancara FL pada HT3
Uji kredibilitas data FL dilakukan untuk memperoleh kesesuaian data hasil
tes tertulis HT3 dengan hasil wawancara pada HT3. Uji kredibilitas tersebut
ditunjukkan pada Tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9. Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara FL dalam
Menggunakan isitilah-istilah, simbol-simbol matematika untuk
memodelkan permasalahan matematika pada HT3.
No. Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. FL hanya mengoperasikan 12 +
14 untuk menyelesaikan soal
FL langsung menjumlahkan 12 dan
14 tanpa memikirkan penyelesaian
yang tepat (FL57), (FL59).
2. FL tidak menggunakan simbol-
simbol himpunan untuk
menyelesaikan soal tersebut.
FL juga tidak menggunakan simbol-
simbol untuk menyelesaikan soal
tersebut (FL65), (FL67).
Berdasarkan Tabel 4.9, diperoleh bahwa ada kesesuaian antara hasil tes
tertulis FL pada HT3 dengan hasil wawancara NJ dalam menggunakan isitilah-
istilah, simbol-simbol matematika untuk memodelkan permasalahan matematika
sehingga dapat disimpulkan bahwa data subjek berkemampuan matematika sedang
pada HT3 kredibel.
C. Paparan Data dan Uji Kredibilitas Data Subjek yang Berkemampuan
Matematika Rendah (MA).
HT1
45
Gambar 4.9. Hasil Tes Tertulis MA
1) Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan.
a. Hasil Tes Tertulis (HT1) Subjek Berkemampuan Matematika Rendah (MA)
Gambar 4.10. MA dalam Menyatakan Ide-ide Matematis
Berdasarkan hasil tes tertulis HT1 MA, dapat dilihat bahwa MA hanya
menyatakan himpunan A dan himpunan B dari informasi yang diketahui pada soal.
b. Transkrip Wawancara Peneliti dengan Subjek Berkemampuan Matematika
Rendah (MA) Mengenai HT1.
P5 : Nah disini kan Adik tuliskan A adalah siswa yang gemar bermain
tenis meja, yang disimbolkan A ini apa?
MA6 : (Berpikir) Himpunan.
P7 : Himpunan itu apa?
MA8 : Tidak ingat.
P9 : Terus selanjutnya dituliskan lagi B, apa B ini?
MA10 : Himpunan.
P11 : A dan B disini bisa saya simbolkan dengan huruf lain?
MA12 : Bisa.
P13 : Kenapa bisa?
46
MA14 : Tidak tau.
P15 : Selanjutnya apa lagi yang diketahui? Disini kan baru dua yang
adik tuliskan. Selanjutnya bagaimana menyimbolkannya lagi?
MA16 : Tidak tau kak.
P17 : Coba diperhatikan kembali soalnya, kira-kira bagaimana cara
menyelesaikannya?
MA18 : (Membaca soal kembali) Tidak tau kak.
Berdasarkan hasil wawancara MA mengenai HT1, diperoleh bahwa MA
tidak memahami dan tidak dapat menyatakan himpunan (MA8). MA hanya
menyatakan siswa yang gemar bermain tenis meja sebagai A dan yang gemar
bermain bulutangkis sebagai B (MA7), (MA10).
c. Uji Kredibitas Data Hasil Tes dan Hasil Wawancara MA pada HT1
Uji kredibilitas data MA dilakukan untuk memperoleh kesesuaian data hasil
tes tertulis HT1 dengan hasil wawancara pada HT1. Uji kredibilitas tersebut
ditunjukkan pada Tabel 4.10 berikut.
Tabel 4.10. Triangulasi Data Hasil Tes Tertulis dan Hasil Wawancara MA dalam
Menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan pada HT1.
No. Hasil Tes Tertulis Hasil Wawancara
1. MA hanya menyatakan himpunan
A dan himpunan B dari informasi
yang diketahui pada soal. MA
tidak sepenuhnya memahami
himpunan.
MA hanya menyatakan siswa yang
gemar bermain tenis meja sebagai
A dan yang gemar bermain
bulutangkis sebagai B (MA7),
(MA10).
Berdasarkan Tabel 4.10, diperoleh bahwa ada kesesuaian antara hasil tes
tertulis MA pada HT1 dengan hasil wawancara MA dalam menyatakan ide-ide
matematis baik secara lisan, tulisan, sehingga dapat disimpulkan bahwa data subjek
berkemampuan matematika rendah pada HT1 kredibel.
47
2) Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide matematis baik secara
lisan dan tulisan.
Karena tidak dapat menyatakan himpunan dan tidak sepenuhnya memahami
himpunan, maka MA tidak dapat menginterpretasikan dan mengevaluasi ide
matematis baik secara lisan, tulisan.
3) Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika
untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika.
Karena tidak dapat menyatakan himpunan dan tidak dapat
menginterpretasikan dan mengevaluasi ide matematis baik secara lisan, tulisan,
maka MA juga tidak dapat menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika
untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika.
4.2 Analisis Data
Pada bagian ini, akan dilakukan analisis data untuk mengetahui deskripsi
komunikasi matematis subjek dengan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah pada tiap indikator kemampuan komunikai matematis.
4.2.1 Analisis Data Subjek dengan Kemampuan Matematika Tinggi (NJ)
1. Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan.
Berdasarkan tes tertulis dan hasil wawancara pada HT1, terlihat bahwa NJ
mampu menyatakan himpunan yang merupakan ide matematis baik secara tulisan
maupun lisan. NJ memahami pengertian himpunan serta cara untuk
menyimbolkannya. NJ mampu menuliskan semua informasi yang diketahui pada
soal kemudian menyatakannya dalam simbol-simbol matematika dengan benar.
NJ mampu menyatakan jumlah setiap anggota himpunan dalam simbol
kardinalitas himpunan seperti menyatakan jumlah anggota himpunan A sebagai
48
π(π΄) dan jumlah anggota himpunan B sebagai π(π΅). NJ juga mampu menyatakan
irisan dua himpunan dalam simbol matematika yaitu (π΄ β© π΅) serta jumlah
anggotanya sebagai π(π΄ β© π΅). NJ juga mampu menyatakan gabungan serta
komplemen himpunan yaitu (π΄ βͺ π΅)π dan jumlahnya dalam simbol kardinalitas
himpunan yaitu π(π΄ βͺ π΅)π. NJ menyatakan informasi yang ditanyakan pada soal
dalam simbol himpunan yaitu π(π ) sebagai jumlah siswa dalam kelas tersebut. Pada
jawaban HT2 NJ mampu menggambarkan diagram Venn berdasarkan informasi
yang diketahui.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa NJ mampu menyatakan
ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan.
2. Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide matematis baik secara
lisan dan tulisan.
Berdasarkan hasil tes tertulis dan hasil wawancara NJ pada HT2, diperoleh
deskripsi bahwa NJ mampu menafsirkan ide matematis yang berupa himpunan
berdasarkan informasi-informasi yang diketahui pada soal kemudian
menggambarkannya secara visual. NJ mampu menghubungkan setiap informasi
pada soal untuk digambarkan pada diagram Venn. NJ mampu menempatkan setiap
informasi yang diketahui pada diagram Venn dengan benar. NJ mampu
menjelaskan alasan menempatkan setiap unsur pada diagram Venn secara lisan. NJ
mengevaluasi jawaban pada HT2 yaitu cara memperoleh angka 12 pada daerah
himpunan A serta cara memperoleh angka 14 pada daerah himpunan B. NJ
meyakini jawaban yang dikerjakan saat ditanyakan pada wawancara mengenai
HT2.
49
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa NJ mampu
menginterpretasikan dan mengevaluasi ide matematis baik secara lisan dan tulisan.
3. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika
untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika.
Berdasarkan hasil tes tertulis dan hasil wawancara NJ pada HT3, diperoleh
deskripsi bahwa NJ mampu menggunakan simbol-simbol yang diketahui pada soal
untuk memodelkan situasi pada soal. NJ memahami penggunaan simbol-simbol
matematika dalam menyelesaikan permasalahan matematika tersebut. Untuk
mencari jumlah siswa dalam kelas tersebut, NJ menghubungkan situasi pada
diagram Venn sebagai penggambaran ide matematis secara visual. Pada proses
pengerjaanya, NJ nampak menguasai operasi hitung bentuk aljabar sehingga
mampu mengoperasikan simbol-simbol himpunan yang telah dituliskan. Pada
tahapan selanjutnya, NJ mampu mensubstitusikan setiap nilai berdasarkan
informasi yang diketahui pada soal dengan benar. NJ menyelesaikan operasi hitung
bilangan bulat dengan teliti sehingga adiknya mampu menemukan jawaban dari
soal yang diberikan dengan benar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa NJ mampu
menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika untuk memodelkan situasi
atau permasalahan matematika.
4.2.2 Analisis Data Subjek dengan Kemampuan Matematika Sedang (FL)
1. Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan.
Berdasarkan hasil tes FL pada HT1, diperoleh deskripsi bahwa FL mampu
menyatakan himpunan sebagai ide matematis. FL menyatakan siswa yang gemar
50
bermain tenis meja sebagai himpunan A dan siswa yang gemar bermain bulu
tangkis sebagai B. FL mampu menyatakan jumlah anggota suatu himpunan dalam
simbol kardinalitas himpunan seperti jumlah anggota A sebagai π(π΄) dan jumlah
anggota himpunan B sebagai π(π΅). Namun berdasarkan hasil wawancara, FL
nampak ragu-ragu saat menyatakan himpunan secara lisan, hal ini disebabkan FL
tidak begitu yakin dengan jawaban yang telah dituliskan. Selanjutnya FL juga
menyatakan irisan dua himpunan dalam simbol matematika serta menyatakan
gabungan dan komplemen himpunan. Selain itu, FL juga mampu menyatakan
informasi yang ditanyakan pada soal yaitu jumlah siswa dalam kelas tersebut dalam
simbol himpunan yaitu π(π ). Pada jawaban HT2, FL mampu menggambarkan
diagram Venn berdasarkan informasi yang diketahui.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa FL mampu menyatakan
ide-ide matematis melalui tulisan, namun kurang mampu menyatakannya secara
lisan.
2. Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide matematis baik secara
lisan dan tulisan.
Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara FL pada HT2, diperoleh
deskripsi bahwa FL menafsirkan situasi yang diketahui pada soal kemudian
menggambarkannnya. FL menempatkan setiap informasi yang diketahui pada
diagram Venn dengan benar. FL menjelaskan alasan menempatkan angka 12 pada
daerah himpunan A serta angka 14 pada daerah himpunan B. Selanjutnya FL juga
mampu menempatkan irisan serta komplemen dengan benar berdasarkan informasi
51
yang diketahui pada soal. FL meyakini kebenaran jawaban setelah mengevaluasi
saat wawancara berlangsung.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa FL mampu
menginterpretasikan dan mengevaluasi ide matematis baik secara lisan dan tulisan.
3. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika
untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika.
Berdasarkan hasil tes FL pada HT3, diperoleh deskripsi bahwa FL tidak
mampu menggunakan simbol-simbol yang dituliskan pada HT1 untuk memodelkan
situasi. FL tidak memahami cara untuk menyelesaikan soal tersebut, terlihat FL
hanya langsung menjumlahkan 12 dan 14 dari diagram Venn. FL meyakini jawaban
yang dituliskan tanpa ragu-ragu yang menunjukkan bahwa FL tidak teliti dalam
memberikan jawaban. FL tidak menggunakan simbol-simbol himpunan karna tidak
memahami pengguanaannya untuk menyelesaikan permasalahan matematika.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa FL tidak mampu
menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika untuk memodelkan situasi
atau permasalahan matematika.
4.2.3 Analisis Data Subjek dengan Kemampuan Matematika Rendah (MA)
1. Kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, tulisan, serta
menggambarkannya secara visual.
Berdasarkan hasil tes dan wawancara MA pada HT1, diperoleh deskripsi
bahwa MA hanya menyatakan siswa yang gemar bermain tenis meja sebagai
himpunan A dan siswa yang gemar bermain bulu tangkis dengan himpunan B. MA
memahami bahwa yang dia nyatakan adalah himpunan tetapi tidak memahami
52
definisi dari himpunan tersebut. Selanjutnya MA tidak dapat menyatakan informasi
yang diketahui lainnya pada soal. Hal ini disebabkan karena MA tidak memahami
himpunan sehingga tidak dapat melanjutkan penyelesaian dari soal tersebut.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa MA tidak mampu
menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan.
2. Kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi ide matematis baik secara
lisan dan tulisan.
Karena tidak dapat menyatakan himpunan dan tidak sepenuhnya memahami
himpunan, maka MA tidak dapat menginterpretasikan dan mengevaluasi ide
matematis baik secara lisan dan tulisan.
3. Kemampuan dalam menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika
untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika.
Karena tidak dapat menyatakan himpunan dan tidak dapat
menginterpretasikan dan mengevaluasi ide matematis baik secara lisan, tulisan,
maka MA juga tidak dapat menggunakan istilah-istilah, simbol-simbol matematika
untuk memodelkan situasi atau permasalahan matematika.
4.3 Pembahasan
Pada bagian ini dilakukan pembahasan hasil penelitian yang telah
diungkapkan sebelumnya tentang kemampuan komunikasi matematis siswa pada
materi operasi himpunan berdasarkan kemampuan matematika tinggi, sedang, dan
rendah.
53
4.3.1 Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek dengan Kemampuan
Matematika Tinggi.
Pada indikator 1, yaitu kemampuan menyatakan ide-ide matematis secara
lisan dan tulisan. siswa dengan kemampuan matematika tinggi mampu menyatakan
himpunan yang merupakan ide matematis baik secara lisan maupun tulisan. Subjek
memahami konsep dari himpunan sebagai kelompok yang bisa dibedakan dengan
jelas sehingga mampu menyatakan setiap informasi-informasi yang diketahui dan
ditanyakan pada soal dengan benar. Subjek memahami soal yang diberikan
kemudian mengkonstruksikan soal tersebut dalam simbol-simbol himpunan. Hal ini
sejalan dengan yang dikemukakan oleh Maulidya dan Hidayati (2020) bahwa
peserta didik harus mampu mengkontruksikan soal yang berbentuk cerita menjadi
bentuk simbol-simbol matematis, gambar diagram, atau tabel atau sebaliknya.
Pada indikator 2, yaitu kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi
ide-ide matematis baik secara lisan dan tulisan, karena mampu memahami soal
yang diberikan maka siswa dengan kemampuan matematika tinggi dapat
menghubungkan informasi-informasi yang diketahui pada soal kemudian
menyajikannya secara visual. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh
Maulidya dan Hidayati (2019) bahwa menyajikan himpunan kedalam bentuk
diagram venn memerlukan kemampuan peserta didik dalam memahami soal cerita
yang disajikan. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi mengevaluasi
kembali jawabannya dengan teliti setelah menemukan kekeliruan serta mampu
menjelaskan kembali alasan memberikan jawaban tersebut, sehingga siswa dengan
54
kemampuan matematika tinggi mampu menempatkan anggota-anggota pada
diangram Venn dengan benar.
Pada indikator 3, yaitu kemampuan menggunakan istilah-istilah, simbol-
simbol matematika untuk memodelkan permasalahan matematika, siswa dengan
kemampuan matematika tinggi mampu menggunakan simbol-simbol himpunan
untuk memodelkan permasalahan matematika dalam hal ini untuk mencari jumlah
siswa dalam kelas tersebut. Siswa dengan kemampuan matematika tinggi mampu
menerapkan konsep aljabar untuk mengoperasikan simbol-simbol pada operasi
himpunan. Kemudian subjek juga teliti dalam melakukan operasi hitung bilangan
bulat yang telah dipelajari sebelumnya. Seperti yang dikemukakan oleh Hudojo
(2005) dalam menyelesaikan masalah peserta didik perlu mengorganisasikan
keterampilan yang dimiliki sebelumnya.
Berdasarkan pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kemampuan
komunikasi matematis siswa dengan kemapuan matematika tinggi sudah baik.
Siswa dengan kemampuan komunikasi matematika tinggi dapat mencapai semua
indikator kemampuan komunikasi matematis. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Pane (2018) bahwa bahwa kemampuan komunikasi matematika
siswa dengan kemampuan matematika tinggi pada umumnya lebih baik dari siswa
dengan kemampuan matematika sedang maupun rendah. Siswa mampu menyelesaikan
soal dengan baik. Selain itu, siswa mampu mencapai hampir seluruh indikator
kemampuan komunikasi matematika.
55
4.3.2 Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek dengan Kemampuan
Matematika Sedang.
Pada indikator 1, yaitu kemampuan menyatakan ide-ide matematis melalui
lisan dan tulisan, siswa dengan kemampuan matematika sedang mampu menuliskan
informasi yang diketahui dan ditanyakan dengan benar, sehingga subjek mampu
menyatakan himpunan sebagai ide matematis secara tulisan. Hal ini sejalan dengan
yang dikemukakan oleh Awa (2013) bahwa rata-rata siswa mampu mengungkapkan
kemampuan komunikasi matematis siswa dalam menyatakan dan mengilustrasikan
suatu model matematika menjadi bentuk ide matematika. Namun berdasarkan hasil
wawancara, subjek terlihat ragu-ragu dalam menyatakan himpunan secara lisan.
Pada indikator 2, yaitu kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi
ide-ide matematis baik secara lisan maupun tulisan, siswa dengan kemampuan
matematika sedang mampu menghubungkan informasi yang diketahui pada soal
untuk menyajikan diagram Venn secara visual. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Maulidya dan Hidayati (2020) bahwa menyajikan himpunan
kedalam bentuk diagram venn memerlukan kemampuan peserta didik dalam
memahami soal cerita yang disajikan. Siswa dengan kemampuan matematika
sedang mampu menempatkan anggota-anggota diagram Venn dengan benar serta
mengevaluasi alasan penempatan anggota pada diagram Venn tersebut.
Pada indikator 3, yaitu kemampuan menggunakan istilah-istilah, simbol-
simbol matematika untuk memodelkan permasalahan matematika, siswa dengan
kemampuan matematika sedang tidak dapat menggunakan simbol-simbol
himpunan untuk memodelkan permasalahan yang diberikan. Subjek tidak
56
memahami cara untuk menyelesaikan soal tersebut karena tidak mampu
menggunakan simbol-simbol matematika. Seperti yang dikemukakan oleh Leni,
dkk (2018) bahwa siswa tidak memahami cara menyelesaikan permasalahan
menggunakan konsep himpunan, siswa bingung dengan penyelesaian
menggunakan simbol atau notasi himpunan.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa dengan
kemampuan matematika sedang dapat mencapai dua indikator kemampuan
komunikasi matematis dan belum mencapai indikator menggunakan istilah-istilah,
simbol-simbol matematika untuk memodelkan situasi atau permasalahan
matematika. Seperti yang dijelaskan oleg Pane (2018) bahwa kemampuan
komunikasi matematika siswa dengan kemampuan matematika sedang hampir mampu
mengekspresikan ide matematikanya dengan baik serta mampu memahami,
menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide matematikanya dengan baik. Siswa dengan
kemampuan matematika sedang belum mampu menggunakan istilah, notasi, simbol
den strukturnya untuk menyajikan ide-ide matematikanya dengan baik.
4.3.3 Kemampuan Komunikasi Matematis Subjek dengan Kemampuan
Matematika Rendah.
Pada indikator 1, yaitu kemampuan menyatakan ide-ide matematis secara
lisan dan tulisan, siswa dengan kemampuan matematika rendah hanya dapat
menyatakan himpunan secara tulisan. Subjek tidak memahami konsep himpunan
dan tidak dapat menjelaskannya secara lisan, sehingga subjek tidak dapat
menyatakan informasi-informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal dalam
simbol-simbol himpunan. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Leni, dkk
57
(2018) selain pemahaman konsep, masalah yang sering muncul adalah siswa
kesulitan dalam mengkomunikasikan permasalahan matematika secara tulisan.
Ketika diberikan soal siswa bingung dalam menuangkan ide matematisnya ke
dalam tulisan serta kesulitan dalam mengubah permasalah kedalam bentuk kalimat
matematika.
Pada indikator 2, yaitu kemampuan menginterpretasikan dan mengevaluasi
ide-ide matematis baik secara lisan maupun tulisan, karena tidak dapat menyatakan
informasi-informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal, maka subjek dengan
kemampuan matematika rendah juga tidak mampu menghubungkan informasi
tersebut untuk digambarkan secara visual, hal ini disebabkan karena rendahnya
kemampuan komunikasi matematis subjek tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh
Maulidya dan Hidayati (2020) bahwa kemampuan yang berkaitan dengan
mengkontruksikan gagasan matematis kedalam simbol-simbol matematis, gambar
diagram, atau tabel yaitu kemampuan komunikasi matematis.
Pada indikator 3, yaitu kemampuan menggunakan istilah-istilah, simbol-
simbol matematika untuk memodelkan permasalahan matematika, karena tidak
mampu menyatakan himpunan sebagai ide matematis dan tidak dapat menyatakan
informasi-informasi yang diketahui dan ditanyakan pada soal dalam simbol-simbol
himpunan, maka subjek dengan kemampuan matematika rendah juga tidak mampu
menggunakan simbol-simbol matematika untuk memodelkan situasi atau
permasalahan matematika tentang operasi himpunan. Hal ini sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Leni, dkk (2018) bahwa siswa tidak memahami cara
58
menyelesaikan permasalahan menggunakan konsep himpunan, siswa bingung
dengan penyelesaian menggunakan simbol atau notasi himpunan.
Berdasarkan pembahasan tersebut dapat disimpulkan bahwa siswa dengan
kemampuan matematika rendah memiliki kemampuan makomunikasi matematis
yang rendah pula. Siswa dengan kemampuan matematika rendah hanya mampu
mencapai indikator menyatakan ide-ide matematis melalui lisan, namun belum
sempurna. Sedangkan dua indikator lainnya tidak mampu dicapai oleh siswa
dengan kemampuan matematika rendah. Seperti yang dijelaskan oleh Pane (2018)
dalam penelitiannya bahwa siswa dengan kemampuan matematika rendah pada
umumnya memiliki kemampuan komunikasi matematika pada tingkat lebih rendah
dibandingkan siswa dengan kemampuan matematika siswa tinggi maupun sedang.
Siswa belum mampu menunjukkan ekspresi ide matematikanya melalui tulisan dengan
baik, belum mampu memahami, menginterpretasikan, dan mengevaluasi ide
matematika, serta belum mampu menggunakan istilah, notasi, simbol dan strukturnya
untuk menyajikan ide-ide matematika dengan baik.
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka kemampuan komunikasi
matematis siswa pada materi operasi himpunan di SMP Negeri 3 Tolitoli diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Subjek dengan kemampuan matematika tinggi mencapai tiga indikator yaitu yang
pertama mampu menyatakan ide-ide matematis melalui lisan dan tulisan, yang
kedua mampu menginterpretasikan dan mengevaluasi ide-ide matematis baik
secara lisan dan tulisan, dan yang ketiga mampu menggunakan istilah-istilah,
simbol-simbol matematika untuk memodelkan situasi atau permasalahan
matematika.
2. Subjek dengan kemampuan matematika sedang mampu mencapai dua indikator
yaitu mampu menyatakan ide-ide matematis melalui tulisan, namun kurang
mampu menyatakannya secara lisan dan mampu menginterpretasikan dan
mengevaluasi ide-ide matematis baik secara lisan dan tulisan.
3. Subjek dengan kemampuan matematika rendah hanya mencapai satu indikator
kemampuan komunikasi matematis yaitu menyatakan ide-ide matematis secara
tulisan namun tidak sempurna.
59
5.2 Saran
Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang didapat, maka saran yang
perlu disampaikan oleh peneliti antara lain:
1. Siswa diharapkan untuk lebih giat lagi dalam mengerjakan latihan soal terutama
yang berkaitan dengan kemampuan komunikasi matematis mengingat
pentingnya peran kemampuan komunikasi matematis ini dalam pembelajaran
matematika.
2. Guru diharapkan lebih memperhatikan materi-materi yang berkaitan dengan
komunikasi matematis pada saat pembelajaran berlangsung sehingga
kemampuan komunikasi matematis bisa dikembangkan.
3. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneiti melakukan penelitian mngenai
kemampuan komunikasi matematis siswa dengan temannya di dalam kelas.
60
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Z., Trapsilasiwi, D., & Fatahillah, A. (2016). Analisis Kemampuan
Komunikasi Matematika dalam Menyelesaikan Masalah pada Pokok
Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel Siswa Kelas VIII-C SMP
Nuris Jember. Jurnal Edukasi. 3(2): 9 β 12.
Arikunto, S.(2008). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara
Asnawati, S. (2017). Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa SMP
dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games Tournaments. Euclid.
3(2): 561 β 567.
Astuti, A., & Leonard, L. (2015). Peran Kemampuan Komunikasi Matematika
Terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa. Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA. 2(2): 102 β 110.
Awa, A. (2013). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa dalam
Memahami Volume Bangun Ruang Sisi Datar. Jurnal KIM Fakultas
Matematika dan IPA. 1(1).
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi pada
Penelitian Kualitatif. Jurnal teknologi pendidikan, 10(1), 46-62.
Badriyah, U. (2017). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa pada
Materi Himpunan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered
Head Together di Kelas VIIA MTS Aziddin Medan tp 2016-2017.
Disertasi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Medan. Tidak
Dipublikasikan.
Budianti, A., & Jubaedah, D. S. (2018). Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematik Siswa di SMPN 10 Cimahi pada Materi Lingkaran. Jurnal
Pendidikan Matematika. 2(2): 20 β 28.
Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika.
Malang: Universitas Negeri Malang.
Isroil, A., Budayasa, I. K., & Masriyah, M. (2017). Profil Berpikir Siswa SMP
dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Ditinjau dari Kemampuan
Matematika. Jurnal Review Pembelajaran Matematika. 2(2): 93 β 105.
61
Lamonta, P. A., Tandiayuk, M. B., Puluhulawa, I. (2016). Analisis Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Palu dalam
Memahami Volume Balok. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika
Tadulako. 3(4): 246 β 477.
Lanani, K. (2013). Belajar Berkomunikasi dan Komunikasi untuk Belajar dalam
Pembelajaran Matematika. Infinity Journal. 2(1): 13 β 25.
Leni, S. C., Yusmin, E., & Astuti, D. Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis
dalam Materi Himpunan Berdasarkan Gaya Belajar di SMP. Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(9).
Mahrousa, A. N. S. (2009). Pengaruh Kemampuan Verbal, Kemampuan
Matematika, dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata
Pelajaran Akuntansi Siswa Kelas 2 SMA Negeri 2 Demak. Disertasi.
Universitas Negeri Semarang. Demak. Tidak Dipublikasikan.
Maulidya, A. N., & Hidayati, N. (2020). Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa SMP pada Soal Himpunan. Prosiding Sesiomadika, 2(1b).
Maya, R., & Setiawan, W. (2018). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis
Siswa SMP pada Materi Statistika. JPMI (Jurnal Pembelajaran Matematika
Inovatif), 1(6), 1095-1104.
Nasution, N. (2013). Analisis Kemampuan Prasyarat Matematika dan Kemampuan
Pemecahan Masalah Fisika Siswa pada Pembelajaran Menggunakan Model
Problem Based Learning. Disertasi. Tidak Dipublikasikan.
NCTM. (2000). Principles and Standard for School Mathematics. Reston : The
NCTM Inc.
Nurβaeni, E. (2010). Pengembangan Kemampuan Komunikasi Geometris Siswa
Sekolah Dasar Melalui Pembelajaran Berbasis Teori Van Hiele . Jurnal
Saung Guru UPI. 1(2) : 28 β 34.
Pane, N. S. (2018). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa pada
Materi Penyajian Data di Kelas VII MTs Islamiyah Medan TP 2017/2018.
Disertasi. Medan. Tidak Dipublikasikan.
Puspita, A. S. (2019) . Analisis Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 1 Sausu pada Konsep Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Berdasarkan Kemampuan Matematika. Skripsi. Universitas Tadulako. Palu.
Tidak Dipublikasikan.
62
Putri, L. F., & Manoy, J. T. (2013). Identifikasi Kemampuan Matematika Siswa
dalam Memecahkan Masalah Aljabar di Kelas VIII Berdasarkan Taksonomi
SOLO. Jurnal MATH edunesa. 2(1): 1 β 8.
Ritonga, S. N. (2018). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa dalam
Pembelajaran Matematika Mts Hifzil Qurβan Medan Tahun Ajaran
2017/2018. Disertasi. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara). Medan.
Tidak Dipublikasikan.
Senjayawati, E. (2015). Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan
Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMK di Kota Cimahi. Didaktik.
9(1): 33 β 39.Sugiyono. (2014) . Memahami Penelitian Kualitatif.
Bandung:Alfabeta
Umar, W. (2012). Membangun Kemampuan Komunikasi Matematis dalam
Pembelajaran Matematika. Infinity Journal. 1(1): 1 β 9.
Wahyuni, T. S., Amelia, R., & Maya, R. (2019). Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematis Siswa SMP pada Materi Segitiga dan Segiempat. Jurnal Kajian
Pembelajaran Matematika. 3(1): 18 β 23.
Wijayanto, A. D., Fajriah, S. N., & Anita, I. W. (2018). Analisis Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa SMP pada Materi Segitiga dan Segiempat.
Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1): 97 β 104.
Yenni, Y. (2016). Analisis Kemampuan Komunikasi Matematik Siswa SMP pada
Materi Bangun Ruang Sisi Lengkung dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Jigsaw. Jurnal Analisa. 2(3): 1 β 8.
Yuniarti, Y. (2014). Pengembangan Kemampuan Komunikasi Matematis dalam
Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. EduHumaniora| Jurnal
Pendidikan Dasar Kampus Cibiru. 6(2): 109 β 114.
63
LAMPIRAN 1
Instrumen Tes Tertulis (Tes Kemampuan Komunikasi Matematis)
Suatu kelas terdapat 18 siswa yang gemar bermain tenis meja, 20 siswa yang gemar
bermain bulutangkis, 6 siswa yang gemar bermain keduanya, dan 3 siswa yang
tidak gemar bermain keduanya.
a. Gambarlah diagram Venn dari situasi tersebut.
b. Tentukan banyak siswa dalam kelas tersebut.
69
LAMPIRAN 4
Daftar Nilai Ulangan Tengah Semester Siswa Kelas VII A
No. Inisial Siswa Nilai Kemampuan Metematika
1. ARI 80 Tinggi
2. AA 50 Sedang
3. AKM 25 Rendah
4. AI 80 Tinggi
5. AP 75 Tinggi
6. CA 30 Rendah
7. DA 25 Rendah
8. DIR 65 Sedang
9. DR 60 Sedang
10. FA 70 Tinggi
11. HR 60 Sedang
12. IZ 65 Sedang
13. IAA 65 Sedang
14. KP 30 Rendah
15. MAZ 35 Sedang
16. MRA 30 Rendah
17. MF 35 Sedang
18. MFA 50 Sedang
19. MA 20 Rendah
70
20. MFH 65 Sedang
21. FL 50 Sedang
22. NU 60 Sedang
23. NA 70 Tinggi
24. NN 60 Sedang
25. NMA 55 Sedang
26. SS 50 Sedang
27. SR 25 Rendah
28. SD 60 Sedang
29. UA 45 Sedang
30. YA 45 Sedang
31. ZW 65 Sedang
32. ZA 40 Sedang
74
LAMPIRAN 8
Transkip Wawancara Subjek Kemampuan Matematika Tinggi (NJ)
P0 1 : Silahkan dibaca kembali soalnya Adik!
NJ02 : Iya kak (Subjek membaca soal).
P03 : Sudah?
NJ04 : Sudah kak?
P05 : Disini Adik tuliskan βA adalah himpunanβ (memperlihatkan
hasil tes tertulis subjek), apa itu himpunan?
NJ06 : Emm, kayak semacam kelompok yang bisa dibedakan dengan jelas
P07 : Terus disini Adik tuliskan lagi βA adalah himpunan siswa yang
gemar bermain tenis mejaβ kenapa dituliskan seperti itu?
NJ08 : Itukan pemisalannya
P09 : Disini harus A? Kalau saya ganti dengan yang lain seperti P atau Q
bisa?
NJ10 : Iya bisa
P11 : Jadi B juga seperti itu?
NJ12 : Iya kak.
P13 : Terus Adik tuliskan π(π΄) = 18, apa itu π(π΄)?
NJ14 : Itu jumlah himpunan, jumlah himpunan A
P15 : Kalau π(π΅) ini apa?
NJ16 : Jumlah himpunan B
P17 : Kalau baris selanjutnya ini (sambil menunjuk baris setelah π(π΅)
pada HT1), coba bacakan ini apa?
NJ18 : (Membaca hasil pekerjaannya) n A iris B sama dengan 6
P19 : Kenapa dituliskan seperti itu?
NJ20 : Karna itu himpunan siswa yang gemar keduanya
75
P21 : Kalau baris selanjutnya apa ini? (menunjukkan baris setelah
π(π΄ β© π΅) pada HT1)
NJ22 : (Membaca hasil pekerjaannya) itu n A gabung B komplemen.
P23 : Kenapa dituliskan begitu?
NJ24 : Karna itu himpunan siswa yang tidak gemar bermain keduanya.
P25 : Lanjut, kemudian disini untuk yang ditanyakan bagian a gambar
diagram Venn terus bagian b jumlah siswanya, kalau jumlah
kesuluruhan memang disimbolkan dengan π(π)? Apa itu π nya?
NJ26 : Himpunan semestanya.
P27 : Ini di diagram Vennnya di himpunan A kenapa 12, padahal yang
diketahui 18?
NJ28 : Kan dia dikurang sama siswa yang suka keduanya itu, jadi 18
dikurang 6 sama dengan 12.
P29 : Oh jadi begitu? Yakin?
NJ30 : Iya kak.
P31 : Terus kalau 6 ini kenapa ditempatkan ditengah seperti ini?
(Menunjuk angka 6 pada diagram Venn HT2).
NJ32 : Karna dia termasuk anggota himpunan A dan himpunan B.
P33 : Kalau B, kenapa jumlahnya hanya 14, padahal disini diketahui
jumlahnya B ada 20 orang.
NJ34 : Sama kayak yang A tadi, dikurang 6, jadi hasilnya 14.
P35 : Terus kalau untuk mencari π(π) nya, kenapa Adik menggunakan
rumus begini? Bisa Adik jelaskan?
NJ36 : Kan mau dijumlahkan semua 12 tambah 6 tambah 14 terus
ditambah 3.
P37 : Lanjut
NJ38 : (Memperhatikan HT3) Kan 12 itu π(π΄) β π(π΄ β© π΅), terus 6 kan
π(π΄ β© π΅), terus ditambahkan lagi sama yang 14 itu, 14 kan
π(π΅) β π(π΄ β© π΅), baru ditambah yang 3 itu π(π΄ βͺ π΅)π .
76
P39 : Lanjut
NJ40 : Terus sisanya jadi π(π΄) + π(π΅) β π(π΄ β© π΅) + itu π(π΄ βͺ π΅)π, jadi
18 + 20 β 6 +3, 20 + 18 = 38, 38 β 6 = 32, 32 + 3 = 35.
P41 : Jadi?
NJ42 : Yang B jawabannya 35, jumlah siswanya.
P43 : Yakin Adik jawabannya seperti itu?
NJ44 : (Memperhatikan HT3) Iya kak.
P45 : Apakah ada cara lain untuk menyelesaikan soal ini?
NJ45 : (Berpikir) Tidak.
P46 : Baik terima kasih atas waksunya Adik.
77
LAMPIRAN 9
Transkip Wawancara Subjek Kemampuan Matematika Sedang (FL)
P1 : Silahkan dibaca kembali soalnya Adik!
FL2 : (Membaca kembali soal).
P3 : Sudah?
FL4 : Iya kak.
P5 : Nah terus disini Adik tuliskan A adalah siswa yang gemar bermain
tenis meja, A ini simbol dari apa?
FL6 : Himpunan.
P7 : Apa yang Adik ketahui tentang himpunan itu? Apa itu himpunan?
FL8 : Kelompok
P9 : Terus disini B siswa yang gemar bermain bulu tangkis, apa B nya
ini?
FL10 : Himpunan.
P11 : Himpunan juga?
FL12 : Iya kak.
P13 : Kalau simbolnya ini harus disimbolkan dengan A dan B? Bisa saya
ganti dengan P dan Q?
FL14 : Tidak bisa.
P15 : Tidak bisa? Kenapa tidak bisa?
FL16 : (Berpikir) Eh bisa kak.
P17 : Terus disini Adik tuliskan π(π΄) = 16, apa π(π΄) ini?
FL18 : Jumlah kak.
P19 : Jumlah apa?
FL20 : Siswa yang gemar bermain tenis meja.
78
P21 : Disini dituliskan π(π΄).
FL22 : Jumlah dari A.
P23 : Oh begitu, kalau π(π΅), apa maksudnya π(π΅) ini?
FL24 : Siswa yang gemar bermain bulu tangkis.
P25 : Siswa yang gemar bermain bulutangkis bukannya B? Ini π(π΅).
FL26 : Jumlahnya kak.
P27 : Terus kalau yang selanjutnya ini, dibaca apa? (sambil menunjuk
baris setelah π(π΅) pada HT1).
FL28 : (Membacakan hasil pekerjaan) n A irisan B.
P29 : Maksudnya apa ini π (π΄ β© π΅)? Kenapa Adik simbolkan seperti
itu?
FL30 : Jumlah dari A dan B
P31 : Jadi yang ada 6 ini jumlah dari A dan B?
FL32 : (Memperhatikan kembali soal) Jumlah siswa yang gemar bermain
keduanya.
P33 : Jadi disimbolkan seperti ini? Yakin?
FL34 : Yakin.
P35 : Selanjutnya ini dibaca apa?
FL36 : (Membaca HT1) n A gabung B komplemen.
P37 : Maksudnya apa itu?
FL38 : Jumlah siswa yang tidak gemar keduanya.
P39 : Terus yang ditanyakan Adik tuliskan gambar diagram Venn
kemudian bagian b nya itu π(π ), kenapa disimbolkan dengan
π(π )?
FL40 : Himpunan seluruhnya.
P41 : Untuk diagram Venn nya, disini himpunan A kenapa Adik tuliskan
hanya 12, padahal diketahui jumlahnya kan 18?
79
FL42 : Karna sudah ada 6.
P43 : 6 yang mana?
FL44 : Ini (sambil menunjuk angka 6 pada diagra Venn HT2)
P45 : Oh berarti 12 ini dapat darimana?
FL46 : 18 dikurang 6.
P47 : Begitu caranya?
FL48 : Iya.
P49 : Terus himpunan B nya kenapa cuma 14, padahal diketahui Adik
tuliskan 20?
FL50 : Dikurangi 6 juga.
P51 : 6 disini, maksudnya apa?
FL52 : Irisan.
P52 : Kalau yang 3 diluar ini? (sambil menunjuk angka 3 pada HT2)
FL53 : Yang tidak gemar bermain keduanya
P54 : Kenapa ditempatkan diluar?
FL55 : Karena dia tidak termasuk keduanya.
P56 : Kalau bagian B ini, kan diminta π(π ), bagaimana cara
menentukannya?
FL57 : 12 + 14 kak.
P58 : Begitu?
FL59 : Iya kak.
P60 : Coba tuliskan kembali.
FL61 : (Menuliskan kembali)
P62 : Jadi π(π ) nya 26? Seperti itu caranya?
FL63 : Iya kak.
80
P64 : Jadi untuk menentukan π(π ) nya yang diambil hanya 12 dan 14? 6
kenapa tidak?
FL65 : Tidak kak.
P66 : Yakin begitu?
FL67 : Iya kak.
P68 : Terima kasih atas waktunya Adik.
81
LAMPIRAN 10
Transkip Wawancara Subjek Kemampuan Matematika Rendah (MA)
P1 : Silahkan dibaca kembali soalnya adik!
MA2 : (Membaca soal)
P3 : Sudah?
MA4 : Sudah.
P5 : Nah disini kan Adik tuliskan A adalah siswa yang gemar bermain
tenis meja, yang disimbolkan A ini apa?
MA6 : (Berpikir) Himpunan.
P7 : Himpunan itu apa?
MA8 : Tidak ingat.
P9 : Terus selanjutnya dituliskan lagi B, apa B ini?
MA10 : Himpunan.
P11 : A dan B disini bisa saya simbolkan dengan huruf lain?
MA12 : Bisa.
P13 : Kenapa bisa?
MA14 : Tidak tau.
P15 : Selanjutnya apa lagi yang diketahui? Disini kan baru dua yang
adik tuliskan. Selanjutnya bagaimana menyimbolkannya lagi?
MA16 : Tidak tau kak.
P17 : Coba diperhatikan kembali soalnya, kira-kira bagaimana cara
menyelesaikannya?
MA18 : (Membaca soal kembali) Tidak tau kak.
P19 : Terima kasih waktunya Adik.
87
LAMPIRAN 15
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Novianti Haerani
NIM : A 231 17 066
Jurusan/Program Studi : Pendidikan MIPA/Pendidikan Matematika
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi ini benar-benar tulisan saya, dan
bukan merupakan plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini
memenuhi unsur plagiasi, baik sebagian atau seluruhnya, maka saya bersedia
menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Palu, 15 Juni 2021
Yang membuat pernyataan
Novianti Haerani
88
LAMPIRAN 16
AUTOBIOGRAFI / CURRICULUM VITAE
1. UMUM
1. Nama : Novianti Haerani
2. Tempat/Tanggal Lahir : Tolitoli, 07 November 1999
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Nama orang tua
a. Ayah : Sarifudin
b. Ibu : Nurhayati Busra (Alm)
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Roviga
7. Alamat asal : Jl. Wahid Hasyim Kab Tolitoli
8. E-mail : [email protected]
9. No. HP : 082293271166
2. PENDIDIKAN
1. SD : SD Negeri 2 Kamalu ( 2005-2011)
2. SMP : SMP Negeri 3 Tolitoli (2011-2014)
3. SMA : SMA Negeri 1 Tolitoli ( 2014-2017)
4. Perguruan Tinggi : Universitas Tadulako (2017-2021)