DAMPAK TRAGEDI TIANANMEN SQUARE TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DAN STATUS KEWARGANEGARAAN CHINA

28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat secara kodrati pada diri manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Setiap orang memiliki hak asasi yang wajib dihormati oleh orang lain. Diantaranya adalah hak berpendapat serta hak hidup dan hak untuk mempertahankan kehidupan. Lalu bagaimana dengan peristiwa yang terjadi di Cina? Tragedi Tiananmen Square merupakan salah satu kasus pelanggaran hak asasi manusia. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa berdarah paling tragis yang pernah terjadi sepanjang sejarah Cina. Ada beberapa faktor yang membuat suatu isu menjadi global, yaitu banyak pihak yang terlibat dan transborder, menjadi agenda di organisasi internasional, menjadi perhatian elit atau pembuat kebijakan di banyak negara, merupakan objek penelitian masyarakat militer, serta diliput media massa. Peristiwa Tiananmen menjadi isu internasional karena memenuhi kriteria faktor suatu isu menjadi global, yaitu agenda di menjadi organisasi internasional dan diliput media massa. Peristiwa Tiananmen telah dibicarakan di lembaga-lembaga 1

Transcript of DAMPAK TRAGEDI TIANANMEN SQUARE TERHADAP HAK ASASI MANUSIA DAN STATUS KEWARGANEGARAAN CHINA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hak Asasi Manusia merupakan hak yang melekat secara

kodrati pada diri

manusia sejak lahir sebagai anugerah dari Tuhan Yang

Maha Esa. Setiap orang memiliki hak asasi yang wajib

dihormati oleh orang lain. Diantaranya adalah hak

berpendapat serta hak hidup dan hak untuk

mempertahankan kehidupan. Lalu bagaimana dengan

peristiwa yang terjadi di Cina? Tragedi Tiananmen Square

merupakan salah satu kasus pelanggaran hak asasi

manusia. Peristiwa tersebut merupakan peristiwa

berdarah paling tragis yang pernah terjadi sepanjang

sejarah Cina.

Ada beberapa faktor yang membuat suatu isu menjadi

global, yaitu banyak

pihak yang terlibat dan transborder, menjadi agenda di

organisasi internasional, menjadi perhatian elit atau

pembuat kebijakan di banyak negara, merupakan objek

penelitian masyarakat militer, serta diliput media

massa. Peristiwa Tiananmen menjadi isu internasional

karena memenuhi kriteria faktor suatu isu menjadi

global, yaitu agenda di menjadi organisasi

internasional dan diliput media massa. Peristiwa

Tiananmen telah dibicarakan di lembaga-lembaga

1

internasional. Seperti angkat bicaranya juru bicara

Kementrian Luar Negeri Amerika Serikat, dibicarakan di

forum internasional PBB serta beritanya disiarkan di

BBC, Al – Jazeera, Radio Australia dan media

internasional lainnya.

Selain itu, dampak dari tragedi Tiananmen adalah

permasalahan status kewarganegaraan yang telah lama

dinantikan oleh para aktivis yang diasingkan di Taiwan

dan negara-negara di luar Cina selama bertahun-tahun.

Mereka dianggap sebagai pembangkang oleh pemerintah

Cina. Status kewarganegaraan mereka juga tidak jelas.

Mereka keturunan Cina, namun menetap lama di negeri

orang sebagai orang yang diasingkan (ilegal) yang tidak

diakui kewarganegaraannya oleh Cina sendiri. Beberapa

diantara mereka diselundupkan ke luar Cina oleh

penguasa negeri tirai bambu tersebut setelah

bersembunyi dan menunggu hingga 10 bulan.

Hal ini tentunya akan berpengaruh terhadap status

kewarganegaraan para aktivis tersebut. Selain itu,

akses komunikasi ke keluarga mereka yang ada di Cina

juga diputus. Sehingga mereka harus memutar otak untuk

bertahan hidup dengan cara melanjutkan pendidikan

maupun bekerja. Namun ada beberapa orang yang beruntung

diantara mereka yang dapat melanjutkan pendidikan

hingga mencapai Strata 3, sehingga tetap memperjuangkan

2

demokrasi di negeri asalnya serta ada pula yang selamat

berkat operasi Yellowbird.

Sangat memprihatinkan kondisi para aktivis yang

berada di luar Cina dengan akses komunikasi kepada

keluarga tidak ada sama sekali akibat pengasingan. Hal

tersebut merupakan salah satu pelanggaran HAM mengenai

hak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,

kehormatan, martabat, harta benda yang dibawah

kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan

perlindungan dari ancaman ketakutan untuk berbuat atau

tidak, berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

B. Manfaat Penulisan

Penulisan makalah Tragedi Tiananmen Square ini dapat

memberi manfaat berupa manfaat teoritis yang berupa

pengetahuan kepada pembaca pada umumnya dan kepada

rekan mahasiswa pada khususnya mengenai pelanggaran

dan penegakan Hak Asasi Manusia, apakah hak asasi

manusia dapat diterapkan diseluruh negara didunia

(universal), masalah kewarganegaraan yang berkaitan

dengan masalah HAM pasca tragedi Tiananmen.

Adapaun manfaat Praktis, yaitu setelah pengetahuan

tentang hak asasi manusia telah dipahami maka sudah

saatnya memperbaiki tatanan perilaku individu sebelum

terjun ke kelompok sosial masyarakat yang lebih luas

mengenai kewajiban menghormati hak orang lain.

3

Sehingga tercipta kehidupan yang harmonis, damai,

serta toleransi antar sesama manusia dapat terwujud.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM)

Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang

melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai

makhluk Tuhan Yang Maha Esa. Hak tersebut merupakan

anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi,

dan dilindungi oleh setiap orang demi kehormatan dan

perlindungan harkat dan martabat manusia.

Hak Asasi Manusia merupakan hak-hak yang melekat

pada diri manusia, tanpa hak-hak itu, manusia tidak

dapat hidup layak sebagai manusia. Hak tersebut

diperoleh bersama dengan kelahirannya atau

kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat (Tilaar

2001).

4

Kebebasan dasar dan hak-hak dasar manusia disebut

hak asasi manusia. Hak asasi manusia melekat pada

manusia secara kodrati sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa. Hak-hak ini tidak dapat diingkari.

Pengingkaran terhadap hal tersebut berarti mengingkari

martabat kemanusiaan. Oleh karena itu, negara,

pemerintah, atau organisasi apapun mengemban kewajiban

untuk mengakui dan melindungi hak manusia tanpa

kecuali. Artinya, hak manusia harus selalu menjadi

titik tolak dan tujuan dalam penyelenggaraan kehidupan

bermasyarakat, nerbangsa, dan bernegara.

Setiap orang mempunyai kebebasan, tetapi setiap

orang juga wajib mengakui dan menghormati hak asasi

orang lain. Kewajiban ini berlaku juga bagi setiap

organisasi pada tataran manapun, terutama negara dan

pemerintah. Dengan demikian, negara dan pemerintah

bertanggung jawab untuk menghormati, melindungi,

membela, dan menjamin hak asasi setiap warga negara

dan penduduknya tanpa diskriminasi.

B. Hak Asasi Manusia (HAM) dalam Berbagai Kehidupan

Hak asasi manusia meliputi hak hidup, hak

kemerdekaan, hak memiliki sesuatu. Kemudian berkembang

5

menurut tingkat kemajuan kebudayaan hingga saat ini.

Hak-hak asasi manusia meliputi berbagai bidang,

sebagai berikut :

1. Hak asasi pribadi (personal rights), yaitu hak

kemerdekaan memeluk agama masing-masing, hak

menyatakan pendapat, dan hak kebebasan

berorganisasi atau berpartai.

2. Hak asasi ekonomi (property rights), yaitu hak

kebebasan memiliki sesuatu, hak membeli dan

menjual sesuatu, serta hak mengadakan suatu

perjanjian atau kontrak.

3. Hak asasi mendapatkan pengayoman dan perlakuan

yang sama dalam keadilan dan hukum pemerintahan

(rights og legal quality).

4. Hak asasi politik (political rights), yaitu hak untuk

diakui sebagai warga negra yang sederajat. Oleh

karena itu, setiap warga negara mempunyai hak

dipilih dan memilih, mendirikan partai politik

atau organisasi, serta mengadakan petisi,

kritik dan saran.

5. Hak asasi sosial dan kebudayaan (social and culture

rights), yaitu hak memilih pendidikan dan hak

memilih kebudayaan yang disukai.

6. Hak asasi untuk mendapat perlakuan dan

perlindungan hukum (procedural rights), seperti hak

mendapatkan perlakuan yang wajar dan adil dalam

penangkapan, peradilan, dan pembelaan hukum.

6

C. Tragedi Tiananmen Square dan Kaitannya dengan HAM

Protes Lapangan Tiananmen 1989, dikenal juga

dengan istilah Insiden 6/4 atau Pembantaian Lapangan

Tiananmen (Tiananmen Square) adalah sebuah rangkaian

demonstrasi yang dipimpin mahasiswa diadakan di

Lapangan Tiananmen di Beijing, Republik Rakyat Cina,

antara 15 April dan 4 Juni 1989. Protes ini menuntut

pemerintah komunis Cina memberantas korupsi, menuntut

reformasi dan demokratisasi selain itu, protes

tersebut juga ditujukan karena adanya ketidakstabilan

ekonomi dan korupsi politik yang kemudian merembet

menjadi demonstrasi pro-demokrasi yang memang

merupakan suatu yang belum lazim di Cina yang

otoriter.

Mahasiswa memulai protes pada pertengahan April

1989, dipicu oleh kematian Hu Yaobang, sekretaris

jenderal partai yang mengundurkan diri. Hu Yaobang

(Gambar 1.5) dipandang sebagai seorang yang berpikiran

liberal dan dipaksa mengundurkan diri dari posisinya

oleh Deng Xiaoping. Banyak orang, terutama kaum

intelektual, menganggap ini sebagai sebuah perlakuan

yang tidak adil.

Protes bermula dalam skala kecil, dalam bentuk

peringatan terhadap Hu Yaobang dan meminta partai

membaharui pandangan resmi mereka terhadap Hu. Protes

ini berkembang setelah berita tentang konfrontasi

7

antara mahasiswa dan polisi menyebar. Pada pemakaman

Hu, sekelompok besar mahasiswa berkumpul di lapangan

Tiananmen dan meminta permohonan di atas, namun gagal,

untuk bertemu Perdana Menteri Li Peng, yang dipandang

luas sebagai saingan politik Hu. Oleh karena itu para

pelajar mengadakan sebuah mogok di universitas di

Beijing.

Pada 26 April, seorang editor Harian Rakyat

menuduh mahasiswa merencanakan kekacauan. Pernyataan

ini membuat kemarahan para mahasiswa, dan pada 27

April sekitar 50.000 mahasiswa pergi ke jalan-jalan

Beijing, tidak menghiraukan perintah bubar yang

diumumkan oleh penguasa dan tetap menuntut pemerintah

mencabut pernyataan.

Pada 4 Mei, sekitar 100.000 pelajar dan pekerja

berparade di Beijing (Gambar 1.6) meminta pemerintah

untuk reformasi media bebas dan sebuah dialog formal

antara penguasa dan wakil pilihan mahasiswa.

Pemerintah menolak dialog tersebut, hanya setuju untuk

berbicara dengan anggota dari organisasi pelajar yang

ditunjuk. Pada 13 Mei, banyak kelompok mahasiswa

menempati lapangan Tiananmen dan memulai protes lapar,

meminta pemerintah menarik tuduhan yang ditulis di

Harian Rakyat dan memulai pembicaraan dengan wakil

mahasiswa. Ratusan mahasiswa turut serta dalam protes

lapar dan didukung oleh ratusan ribu mahasiswa yang

8

memprotes dan juga penduduk Beijing yang berakhir

selama seminggu.

Meskipun pemerintah mengumumkan Undang-undang

Darurat pada 20 Mei, demonstrasi terus berlanjut.

Setelah para pemimpin Komunis berunding keluarlah

perintah untuk menggunakan kekuatan militer untuk

memecahkan krisis itu, dan Zhao Ziyang ditendang dari

kedudukannya sebagai pemimpin politik karena dianggap

gagal dalam mencegah aksi militer. Lalu Partai Komunis

memutuskan untuk menghentikan situasi itu sebelum

berkembang lebih jauh. Tentara dan tank-tank dari

Brigade 27 dan 28 dari Tentara Pembebasan Rakyat (人人人人

人 ) dikirim untuk mengendalikan kota. Pasukan-pasukan

ini diserang oleh para buruh dan mahasiswa Cina di

jalan-jalan kota Beijing dan kekerasan yang muncul

sesudah itu mengakibatkan kematian di antara penduduk

sipil dan militer. Pemerintah Cina mengakui bahwa

beberapa ratus orang mati dalam insiden ini.

Angka-angka perkiraan korban sipil berbeda-beda:

400-800 (CIA), dan 2.600 (Palang Merah Cina). Para

mahasiswa pengunjuk rasa mengklaim bahwa lebih dari

7.000 orang yang terbunuh ada juga yang memperkirakan

jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang (Gambar

1.9), lebih dari 10.000 orang terluka, dan ribuan

ditahan. Hingga saat ini tidak ada data resmi mengenai

jumlah korban, karena setelah kekerasan ini,

pemerintah Cina melakukan penangkapan di mana-mana

9

untuk menekan sisa-sisa pendukung gerakan itu.

Pemerintah membatasi akses pers asing dan

mengendalikan liputan atas kejadian-kejadian di pers

daratan Cina.

Selain itu, sumber Viva News menuliskan bahwa

aksi protes yang digalang aktivis mahasiswa

berlangsung sejak 15 April 1989 dan baru berakhir pada

4 Juni 1989 setelah pemerintah mengambil langkah keras

untuk mengatasinya. Laman stasiun

televisi BBC mengungkapkan bahwa konvoi tank pasukan

Cina melaju ke jantung Ibukota Beijing di malam hari

tanggal 3 Juni 1989. Selain itu, dari berbagai arah,

pasukan pemerintah bergerak ke Tiananmen sambil

menembaki para demonstran yang tak bersenjata.

Selama tujuh pekan sebelumnya, para pemrotes,

yang sebagian besar adalah mahasiswa, menduduki

Tiananmen. Mereka menolak bubar sebelum tuntutan

terpenuhi, yaitu meminta pemerintah melakukan

reformasi demokratik di Cina. Aksi protes dimulai saat

para mahasiswa menggelar acara perkabungan atas mantan

pemimpin Partai Komunis, Hu Yaobang, yang wafat

seminggu sebelumnya. Kian hari, jumlah massa pemrotes

terus bertambah. Mereka pun lantas mengungkapkan

kemarahan atas wabah korupsi di tubuh birokrasi

sekaligus menuntut reformasi dan demokratisasi. 

Bagi pemerintah Cina, aksi para demonstran itu

dianggap sebagai kerusuhan sosial sehingga harus

10

ditindak tegas. Maka, pemerintah mengerahkan tentara

untuk membubarkan konsentrasi massa sekaligus

menangkapi para aktivis dan mahasiswa yang berperan

menyelenggarakkan demonstrasi. Namun pemberantasan itu

berjalan brutal sehingga menimbulkan banyak korban

tewas. Sebagian masyarakat internasional, terutama

dari negara-negara Barat, mengecam tindakan pemerintah

Cina itu.

D. Kondisi Internal Cina Pasca Tragedi Tiananmen

Selama lebih dari dua dekade, pembantaian gerakan

prodemokrasi di Lapangan Tiananmen nyaris tidak

berbekas. Kecuali dua hal yang selalu melekat pada

peristiwa tersebut. Pertama, para pemimpin mahasiswa

yang masuk dalam daftar 21 orang paling dicari oleh

penguasa Beijing. Mereka dituduh memicu insiden yang

oleh pemimpin China paling berpengaruh dalam sejarah

modernisasi RRC, Deng Xiaoping (Gambar 1.4), disebut

sebagai fan geming baoluan (kerusuhan kontra-

revolusioner). Generasi Tiananmen 1989 ini bahkan

tidak ada yang mau menggugat dan mengingat lagi

peristiwa berdarah tersebut.

Kedua, orang berbaju putih (Lihat lampiran, Gambar

1.1) yang disebut oleh dunia sebagai Manusia Tank.

Fotonya menjadi legenda, saat dia berdiri mencegah

lajunya kolom tank T-59 Tentara Pembebasan Rakyat

(TPR) pada 5 Juni 1989. Hingga saat ini tidak ada yang

11

tahu, bahkan Pemerintah China, siapa ”Manusia Tank”

ini.

Peristiwa Berdarah Tiananmen tahun 1989 bagi China

adalah seperti amnesia. Tiba-tiba saja tidak ada orang

yang ingat apa yang terjadi pada malam 3-4 Juni 1989

itu. Hal tersebut dikarenakan pemerinta Cina memblokir

beberapa situs, seperti dikutip dalam VIVAnews yang

menuliskan pemerintah Cina menerapkan sensor ketat

internet terhadap kata-kata yang merujuk pada

peringatan 23 tahun tragedi Lapangan Tiananmen.

Di beberapa provinsi, polisi Cina juga menahan

puluhan aktivis yang berdemonstrasi, memperingati

tragedi yang menewaskan ribuan orang tersebut.

Diberitakan Reuters, Senin 4 Juni 2012, China memblokir

beberapa kata pencarian di laman pencari negara

tersebut. Di antara kata-kata itu adalah "enam empat"

yang merujuk pada bulan Juni tanggal 4, "23", "lilin"

dan "tidak akan lupa."

Pemblokiran serupa juga diterapkan pada posting

status di akun sosial media seperti Twitter, Sina Weibo.

Sina Weibo, yang dikenal sebagai Twitter-nya China.

Weibo populer digunakan warga China setelah Pemerintah

China memblokir dua situs jejaring sosial populer,

Twitter dan Facebook. Jika mengetikkan kata-kata yang

dilarang, maka terdapat peringatan bertuliskan "hasil

pencarian tidak bisa ditampilkan dengan alasan hukum,

peraturan dan kebijakan." Selain menghapus posting

12

pengguna, China juga memblokir pemilik akun yang

memasang foto profil lapangan Tiananmen atau yang

mengingatkan pada tragedi tahun 1989 itu serta

memblokir tampilan gambar lilin yang terdapat pada

Sina Weibo. Lilin tersebut disandingkan dengan pesan

kemanusiaan tragedi Tiananmen. Para pengguna Weibo

menggunakan lilin itu sebagai simbol untuk melaporkan,

mengenang, dan melakukan gerakan kemanusiaan terkait

tragedi Tiananmen.

Sementara itu Al-Jazeera menuliskan bahwa puluhan

demonstran di provinsi Fujian dipukuli dan ditahan

polisi saat memperingati tragedi Tiananmen. Penahanan

juga terjadi di Beijing saat lebih dari 30 warga

menggelar petisi Tiananmen.

Selain itu, pada BEIJING, KOMPAS.com menuliskan

bahwa pemerintah Cina memblokir kata-kata kunci

tragedi Tiananmen, 3-4 Juni 1989, di laman pencari

internet dan situs jejaring sosial China, Sina Weibo,

Senin (4/6/2012). Pemblokiran itu merupakan upaya

pemerintah agar tragedi berdarah tersebut tidak

dibicarakan lagi, bahkan dilupakan.

Kata-kata kunci yang diblokir antara lain ”4 dan

6”, merujuk pada tangga 4 Juni; ”23”, terkait ulang

tahun ke-23 tragedi tersebut; ”lilin”; serta ”jangan

lupakan”. Hal itu menyebabkan warga China kesulitan

mengakses informasi terkait tragedi itu. Jika

menuliskan kata-kata kunci itu di laman pencarian,

13

muncul peringatan ”hasil pencarian tidak bisa

ditampilkan demi alasan hukum, peraturan, dan

kebijakan”.

E. Kondisi Para Aktivis Pasca Tragedi Tiananmen

Pemimpin mahasiswa yang membentuk sejumlah

organisasi dan federasi solidaritas unjuk rasa

Lapangan Tiananmen diburu. Mereka dimasukkan dalam

daftar 21 orang yang paling dicari penguasa Beijing.

Mereka semua sembunyi di seluruh pelosok daratan

China, menunggu sampai lebih dari 10 bulan untuk

kemudian diselundupkan ke luar RRC.

Nama-nama yang 23 tahun terkenal, seperti Chai Ling

(Universitas Beijing), Feng Congde (Universitas

Beijing), Li Lu (Universitas Nanjing), Wuer Kaixi

(IKIP Beijing), ataupun Wang Dan (Universitas

Beijing), sekarang menghilang di tengah deru

globalisasi. Chai Ling dan Feng Congde menikah dan

melarikan diri ke Paris, Perancis, tetapi pasangan ini

kemudian cerai dan tinggal di Amerika Serikat.

Li Lu memperoleh tiga gelar sekaligus dari

Universitas Columbia, AS. Dia bekerja sebagai

pengusaha modal ventura dan mendirikan perusahaan

Himalaya Capital Management, bekerja dengan orang kaya

AS Warren Buffet. Di Lapangan Tiananmen 23 tahun lalu,

Li ikut mogok makan sebagai bentuk protes ketika itu.

14

Wuer Kaixi kini tinggal di Taiwan, menikah dan

punya dua anak. Keturunan suku minoritas Xinjiang ini

adalah salah satu pemimpin mahasiswa yang menggunakan

piyama ketika bertemu Perdana Menteri Li Peng, setelah

berkali-kali dirawat di rumah sakit karena mogok

makan.

Wang Dan sempat dipenjara empat tahun setelah

Peristiwa Tiananmen 1989. Kemudian dia keluar dari RRC

dan menyelesaikan pendidikan doktor di Universitas

Harvard, selanjutnya mengajar di Universitas Tsing

Hua, Taiwan. Di luar kesibukannya, Wang masih tetap

meneruskan perjuangannya soal demokrasi di China.

Selain itu, ada juga korban yang bernama Fang Zheng

yang diberitakan dalam Groups yahoo. Fang Zheng

merupakan ratusan, bahkan ribuan, korban di Tiananmen

telah terlupakan oleh insan Cina modern saat ini. Fang

Zheng telah kehilangan kedua kakinya karena diamputasi

setelah dilindas oleh tank Pasukan Pembebasan Rakyat

(PLA) di Tiananmen. Sementara itu, masih banyak tokoh

dan korban lain yang terlupakan, termasuk beberapa di

antaranya di pengasingan. Pembangkang Wang Dan dan Wei

Jingsheng mungkin pengecualian.

Berkembangnya gerakan demokrasi di Cina, bukannya

instan. Wacana pembaharuan berlangsung terutama sejak

awal dasawarsa 1980-an. Beberapa isu penting yang

diangkat oleh kelompok-kelompok pro-demokrasi

menyangkut keterbelakangan ekonomi, korupsi,

15

pelanggaran HAM dan kebebasan pers. Selain para

aktivis yang keberadaannya saat ini memprihatinkan

akibat dipenjara selama bertahun-tahun dan bahkan ada

yang tidak diketahui sama sekali keberadaannya atau

hilang, tetapi ada juga diantara mereka yang beruntung

dapat diselamatkan melalui sebuah gerakan sosial.

Pendukung gerakan adalah dari kalangan intelektual

liberal, mahasiswa dan buruh. Mereka secara terbuka

didanai oleh National Endowment for Democracy (NED)

yang bertujuan untuk mengubah pemerintahan Cina.

Sponsor penting lain adalah Human Right Watch untuk

wilayah Asia. Human Right Watch atau Asia sendiri

adalah cabang dari Helsinki Watch yang sebagian

didanai oleh CIA. NED, Human Right dan organisasi

lokal seperti Laogai yang dipimpin Harry Wu serta

belasan organisasi lainnya, terus berkampanye soal

pelanggaran HAM, kebebasan pers, dan soal korupsi di

pemerintahan Cina.

Ketika gelombang demokratisasi berhasil digagalkan

oleh penguasa komunis Cina, CIA berusaha sekuat tenaga

untuk melakukan penyelamatan tokoh-tokoh penting pro-

demokrasi. Presiden George Bush memerintahkan aksi

rahasia untuk menyelamatkan pemimpin pro-demokrasi di

Cina. Operasi ini dikenal dengan sandi Yellowbird atau

operasi “burung kuning”.  Pada tahap awal, CIA

menyelundupkan mereka melalui kereta api bawah tanah

ke luar Beijing. Mereka kemudian ditampung di Hongkong

16

dan Makao.  Kedua wilayah ini menjadi tempat aman

pelarian dan penyelamatan para pembangkang, sebutan

pemerintah Cina untuk para pendukung demokrasi di

negara itu.

Selama tujuh tahun terakhir sejak tragedi

Tiananmen, operasi Yellowbird telah berhasil

menyelamatkan sekitar 700 aktifis pro-demokrasi di

Cina, termasuk tokoh penting Wuer Kaixi dan Li Lu.

Tokoh terkemuka lainnya yang berhasil diamankan ke

Barat adalah Runnan Lesu dan Yan Jaiqi.

Keberhasilan operasi Yellowbird, juga tidak

terlepas dari peran Duta Besar Amerika Serikat di

Beijing, Lilley.  Ia menyerahkan lebih dari 200 visa

untuk cendekiawan, ilmuwan, dan mahasiswa dan beberapa

kali meminjamkan uang Untuk pelarian. Lilley juga

berperan mengamankan astrofisikawan Cina Feng Lizhi.

Tokoh ilmuwan penting Cina ini meminta perlindungan ke

Kedutaan AS di Beijing karena merasa tidak lagi aman

di negaranya. Hal ini sangat berkaitan dengan masalah

kewarganegaraan. Meminta perlindungan ke negara lain

(suaka) merupakan salah satu problem kewarganegaraan

yang dialami oleh seseorang untuk memperoleh status

kenegaraan yang jelas dan pasti di negara yang

dimintai perlindungan. Hal tersebut menunjukkan sudah

tidak adanya pengakuan serta perlindungan hak asasi

bagi dirinya di negeri asalnya, yaitu Cina. Beberapa

17

hak yang dituangkan dalam Universal Declaration of Human

Rights adalah hak untuk diakui kepribadiannya menurut

hukum, hak untuk hidup, kemerdekaan dan keamanan

badan. Hak inilah yang dituntut oleh tokoh ilmuwan

tadi. Sudah sewajarnya sebuah negara menjalankan

kewajibannya dengan memenuhi hak-hak warga negaranya

disamping menjalankan hak-haknya mengenai national

interest.

F. Pasca Tragedi Tiananmen di Mata Dunia

Tragedi Tiananmen telah menjadi isu Internasional

karena hal tersebut menjadi pembicaraan di lembaga-

lembaga internasional. banyak negara yang mendesak

pemerintah Cina untuk membebaskan para tahanan pasca

tragedi Tiananmen. Ada beberapa gebrakan yang

dilakukan dunia untuk membantu korban Tiananmen Square

serta penyelesaian masalah konflik internal Cina

sendiri.

Banyak pihak luar, salah satunya adalah Amerika

Serikat yang mengajak pemerintah Cina untuk berunding

masalah tragedi tiananmen untuk mendapatkan penjelasan

hingga ke akar-akrnya. Akan tetapi, perundingan

tersebut tidak berhasil karena sikap pemerintah Cina

yang tertutup sebagai cerminan dari negara Sosialis

Komunis. Cina menganggap bahwa konflik internal

negerinya tersebut dapat diselesaikan sendiri dengan

18

peraturan pemerintah Cina dan tidak membutuhkan pihak

luar.

Beberapa media menuliskan tanggapan beberapa

petinggi negara sebagai reaksi atas tragedi pasca

Tiananmen Square. Mereka diantaranya adalah beria dari

Radio Australia yang mengemukakan bahwa Perwakilan

Partai Progresif Demokratis mendesak Beijing untuk

menyampaikan maaf kepada keluarga korban dan tahanan

yang akhirnya dibebaskan, serta agar mengijinkan

beberapa tokoh mahasiswa dalam pengasingan untuk

pulang ke tanah air.

Selain itu, sumber berita Mvoa menuliskan bahwa di

Taiwan, Presiden Ma Ying-jeou mengeluarkan pernyataan

yang mengimbau Tiongkok agar menghargai HAM, melakukan

reformasi politik serta membebaskan para pembangkang

yang ditahan. Departemen Luar Negeri Amerika juga

mengimbau Tiongkok agar membebaskan tahanan politik

serta menjelaskan berapa banyak korban yang tewas,

ditahan maupun yang hilang dalam penindasan di

Lapangan Tiananmen itu. Berita tersebut dikutip di

VIVAnews.

G. Penerapan Hak Asasi Manusia di Seluruh Dunia

Prinsip Universalitas merupakan salah satu prinsip

utama hak asasi manusia. Prinsip universalitas adalah

prinsip yang dimiliki dalam nilai-nilai etik dan moral

yang tersebar di seluruh wilayah di dunia, dan

19

pemerintah termasuk masyarakatnya harus mengakui dan

menyokong hak-hak asasi manusia. Ini menunjukkan bahwa

hak-hak asasi manusia itu ada dan harus dihormati oleh

seluruh umat manusia di dunia manapun, tidak

tergantung pada wilayah atau bangsa tertentu.

Akan tetapi, jika hak asasi manusia telah berlaku

universal, mengapa masih banyak terjadi kasus

pelanggaran HAM di dunia? Bahkan para pelanggar HAM

menganggap biasa hal tersebut padahal telah mengetahui

hak asasi manusia itu sensiri. Mereka bahkan dengan

bebas melakukan banyak pelanggaran HAM, seperti

menghilangkan nyawa orang yang tidak bersalah,

memperjualbelikan manusia (Human Trafficking)untuk

kepentingan tertentu misalnya penjualan organ tubuh,

pelacuran, perbudakan, dan sebagainya.

Seandainya hak asasi manusia telah diterapkan

secara universal dengan sebenar-benaranya, maka

masalah pelanggaran HAM tidak terjadi dan dunia saat

ini pasti akan baik-baik saja. Namun, prinsip

universalitas pada hak asasi manusia sepertinya tidak

sesuai jika melihat keadaan seperti saat ini. Ada

beberapa negara yang tidak sesuai jika HAM diterapkan

kedalam negara tersebut. Seperti Cina dan Korea Utara,

negara Sosialis yang akses masyarakatnya dibatasi oleh

pemerintah. Oleh karena itu, hak asasi manusia tidak

sesuai jika diterapkan diseluruh negara di dunia.

Dengan adanya perbedaan budaya, nilai yang tertanam

20

dalam masyarakat serta latar belakang terbentuknya

suatu negara menunjukkan corak negara tersebut

kedepannya. Sehingga ada negara yang didalamnya dapat

diterapkan peraturan mengenai hak asasi manusia, dan

adapula yang tidak sesuai.

Ada beberapa perbedaan konsep HAM di dunia. Pertama

yaitu HAM menurut konsep negara-negara barat yang

rata-rata menganut paham liberal menyatakan ingin

meninggalkan konsep negara yang mutlak; ingin

mendirikan federasi rakyat yang bebas, negara sebagai

koordinator dan pengawas; hak asasi lebih awal ada

daripada tatanan negara; serta memiliki filosofi dasar

yaitu hak asasi tertanam pada diri individu manusia.

Kedua, HAM menurut konsep Sosialis yaitu hak asasi

hilang dari individu dan terintegrasi dalam

masyarakat; hak asasi manusia tidak ada sebelum negara

ada; serta negara berhak membatasi hak asasi manusia

apabila situasi menghendaki. Ketiga, HAM menurut

konsep bangsa-bangsa Asia dan Afrika, yaitu tidak

boleh bertentangan dengan ajaran agama atau sesuai

dengan kodratnya; masyarakat sebagai keluarga besar

yang artinya penghormatan utama terhadap kepala

keluarga; serta individu tunduk kepada adat yang

menyangkut tugas dan kewajiban sebagai anggota

masyarakat.

Oleh karena itu, dengan banyaknya perbedaan konsep

negara-negara didunia mengenai HAM maka tidak

21

seharusnya hak asasi manusia itu berlaku universal.

Jika penerapannya secara universal, maka akan timbul

reaksi tidak sesuai dengan konsep suatu negara dan

akan mengganggu stabilitas internal hingga eksternal

negara tersebut.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hak asasi manusia merupakan hak dasar yang melekat

pada diri setiap manusia sebagai anugerah Tuhan Yang

Maha Esa sehingga hak-hak tersebut wajib dihormati

oleh setiap orang. Kasus Tiananmen Square merupakan

pelanggaran HAM berat diantaranya adalah menghilangkan

nyawa orang, membatasi ruang gerak seseorang,

melakukan penindasan, kekerasan dan sebagainya. Dalam

hal ini status kewarganegaraan menjadi sangat penting.

Korban tragedi tersebut diasingkan ke luar negeri lalu

diantaranya ada yang meminta perlindungan (suaka) di

negara lain, dan ada pula yang tetap menginginkan

kembali ke Cina dengan tetap menjadi demonstran pro-

demokrasi di luar Cina.

22

Hak asasi manusia tidak sesuai jika bersifat

universal. Ada negara yang tidak dapat menerapkan

prinsip-prinsip hak asasi manusia sepenuhnya karena

tidak sesuai dengan latar belakang budaya yang

berkembang di negara tersebut. Seperti negara sosialis

tidak akan sesuai jika di dalam negara tersebut

diterapkan HAM, karena konsep negara sosialis adalah

hak asasi hilang dari individu dan terintegrasi dalam

masyarakat serta hak asasi manusia tidak ada sebelum

negara ada.

B. Saran

Hendaknya nilai-nilai hak asasi manusia

diimplementasikan secara nyata dan bijak dalam

kehidupan sehari-hari agar tercipta sikap damai dan

toleransi sesama manusia sehingga kehidupan aman dan

sejahtera.

Sebaiknya Hak Asasi Manusia tidak sepenuhnya

diterapkan di suatu negara. Hak asasi manusia

hendaknya melebur dan menyesuaikan konsepnya dengan

nilai-nilai dan kebudayaan masyarakat suatu negara

agar pelaksanaan HAM dapat berjalan dengan baik

sehingga tercipta iklim yang kondusif bagi suatu

negara khususnya dan bagi seluruh dunia pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

23

Abdulkarim, Aim. 2006. Pendidikan Kewarganegaraan untukKelas VII Sekolah

Menengah Pertama. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Tim Dosen.Pendidikan Kewarganegaraan. Makassar: Tim DosenMata Kuliah

Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Hasnuddin.

Wikipedia. Demonstrasi Tiananmen 1989, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Demonstrasi_Tiananmen_1989, diakses 11 Mei 2013pukul 19.09 WITA).

UMM. Peringati Tragedi Tiananmen dengan Sensor, (Online), (http://www.umm.ac.id/en/internasional-umm-735-rrc-peringati-tragedi-tiananmen-dengan-sensor.html, diakses 12 Mei 2013 pukul 16.05WITA).

Dunia News Viva.. Tragedi Tiananmen, (Online), (http://dunia.news.viva.co.id/news/read/320418-4-6-1989--tragedi-tiananmen, diakses 12 Mei 2013pukul 16.11 WITA).

Tekno Kompas. Amnesia Anak Bangsa diterpa Pembangunan,(Online),

(http://tekno.kompas.com/read/2012/06/03/03114191/amnesia.anak.bangsa.diterpa.pembangunan, diakses12 Mei 2013 pukul 16.14 WITA).

Dunia News Viva. AS Desak China Bebaskan Tahanan Tiananmen,(Online),

(http://dunia.news.viva.co.id/news/read/320608-as-desak-china-bebaskan-tahanan-tiananmen, diakses 12Mei 2013 pukul 16.24 WITA).

Radio Australia. Tragedi Tiananmen diperingati di Taiwan,(Online),

(http://www.radioaustralia.net.au/indonesian/2009-06-04/tragedi-tiananmen-diperingati-di-taiwan/101762, diakses 12 Mei 2013 pukul 16.37 WITA).

24

http://groups.yahoo.com/group/ambon/message/866,diakses 12 Mei 2013 pukul 17.07 WITA.

http://m.voaindonesia.com/a/94022.html, diakses 12 Mei2013 pukul 17.16 WITA.

LAMPIRAN

Gambar 1.1

Gambar 1.2

25

Gambar 1.3. Mao Zedong, pendiri negara Republik Rakyat Cina.

Gambar 1.4. Deng Xiaopeng

Gambar 1.5. Hu Yaobang Gambar 1.6

26

Gambar 1.7. Seorang mahasiswa pemrotes sedang menyerukan kepada para tentara agar pulang kembali pada3 Juni 1989.

Gambar 1.8 Gambar 1.9

27

28