Contoh penyusunan SAP

27
KEPERAWATAN KOMUNITAS SATUAN ACARA PENYULUHAN Disusun Oleh : ALBETTYASARI PANGASTUTI P17420212043 III B KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

Transcript of Contoh penyusunan SAP

KEPERAWATAN KOMUNITAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Disusun Oleh :

ALBETTYASARI PANGASTUTI

P17420212043

III B

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

2014

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER

Pokok Bahasan: Penyakit Jantung Koroner

Sub Pokok bahasan: Pengetahuan Penyakit Jantung

Koroner

Hari/Tanggal : Rabu, 22 Oktober 2014

Waktu : 30 menit

Sasaran : Warga Desa Kataan Rt 03 Rw 01

Kecamatan Ngadirejo

Tempat : Balai Desa Kataan

Penyuluh : Albettyasari Pangastuti

A. Latar Belakang

Angka kesakitan dan angka kematian di kabupaten

Temanggung khususnya kecamatan Ngadirejo masih cukup

tinggi dengan pola penyebab kematian tertinggi dari

penyakit-penyakit degeneratif seperti penyakit

jantung, hipertensi, stroke dan DM. Berdasarkan data

yang dihimpun dari Puskesmas Ngadirejo pada bulan

September 2014, penyakit jantung menempati urutan

ketiga setelah hipertensi dengan angka kesakitan

mencapai 702 jiwa dari 51.774 penduduk di kecamatan

Ngadirejo, khusus untuk desa Kataan Rt 03 Rw 01

terdapat 7 orang penderita penyakit jantung koroner

dari 127 penduduk.

B. Tujuan

1. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan warga desa Kataan

Rt 03 Rw 01, diharapkan warga memahami tentang

penyakit jantung koroner.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit

diharapkan warga mampu :

a. Menjelaskan penyakit jantung koroner

b. Menyebutkan faktor penyebab penyakit jantung

koroner

c. Menyebutkan tanda dan gejala penakit jantung

koroner

d. Menjelaskan upaya pencegahan penyakit

jantung koroner

e. Menjelaskan makanan pantangan bagi penderita

penyakit jantung koroner

C. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Penyuluh Audien Metode/

Media

Keterang

an1. 3

menit

Pembukaan :

1. Mengucapkan

salam

2. Memperkenal

kan diri

3. Menjelaskan

tujuan

4. Apersepsi

Menjawab

Mendengarka

n

Mendengarka

n

Menjawab

Ceramah

Ceramah

ceramah

Bertanya

Audien

sangat

berseman

gat

2. 15

menit

Inti :

1. Menjelaskan

pengertian

penyakit

jantung

koroner

2. Menjelaskan

faktor

penyebab

penyakit

jantung

koroner

3. Menjelaskan

tanda gejala

pernyakit

jantung

Memperhatik

an

Memperhatik

an

Memperhatik

an

Mencatat

Ceramah

Ceramah

Ceramah

Audien

sangat

antusias

koroner

4. Menjelaskan

upaya

pencegahan

penyakit

jantung

koroner

5. Menjelaskan

makanan

pantangan bagi

penderita

penyakit

jantung

koroner3. 7

menit

Evaluasi :

- Mengevaluasi

audien tentang

materi yang

telah

disampaikan

Menjawab

pertanyaan

penyuluh

Formatif Audien

sangat

berseman

gat

4. 3

menit

Kesimpulan :

Menyimpulkan

kegiatan

penyuluhan

Memperhatik

an

Ceramah Audien

sangat

berseman

gat5. 2

menit

Penutup :

1. Mengucapkan

Menjawab

salam

Ceramah Audien

sangat

terima kasih

2. Mengucapkan

salam penutup

berseman

gat

D. Media

1. LCD

2. Laptop

3. Leaflet

E. Metode

1. Ceramah

2. Tanya jawab

F. Lampiran

1.Materi

2.Soal

LEMBAR PENGESAHAN

Ngadirejo, 22 Oktober 2014 Mengetahui

Dosen Pembimbing

Mahasiswa

Taat Sumedi,S.Kep.,Ns.,MH

Albettyasari Pangastuti

Daftar Pustaka

Anna, Ulfa. 2006. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Kardiovaskuler.

Jakarta : Diklat RSHK.

Brunner & Suddarth. 2005. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8.

Jakarta : EGC

Depkes RI. 2006. Proses Keperawatan Pada Pasien dengan

Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta

Mansjoer. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : FKUI

National Cardiovascular Center harapan Kita-Hubungan

Hipertensi dengan Jantung Koroner. diakses pada 19

Oktober 2014 pukul 8.40 wib dari http://www.pjnk.go.id

N. G Yasmin. 2008. Proses Keperawatan Pada Pasien dengan

Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : EGC

Price, Sylvia dkk. 2006. Patofisologi Konsep Klinis Proses

Penyakit. Edisi 3. Jakarta : EGC

Riliantono Lily, dkk. 2006. Buku Ajar Kardiologi. Jakarta :

FKUI

Yahya, A. 2005. Sebelum Jantung Anda Berhenti Berdetak. Bandung

: Kaifa

MATERI PENYULUHAN

PENYAKIT JANTUNG KORONER

A. Definisi

Penyakit Jantung Koroner (PJK) terjadi oleh

sebab suplai darah ke otot jantung berkurang sebagai

akibat adanya sumbatan pada arteri koroner. Arteri

koroner adalah pembuluh darah di jantung yang

berfungsi menyuplai makanan bagi sel-sel jantung.

Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan

bisa terjadi di pembuluh arteri lainnya, tidak hanya

pada arteri koroner. (Brunner & Suddarth, 2005)

Penyakit jantung koroner adalah suatu

manifestasi khusus dari atherosklerosis pada arteri

koronaria. (Depkes RI, 2006)

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah suatu

kelainan yang disebabkan oleh adanya penyempitan dan

penyumbatan arteri koronaria yang mengalirkan

darah ke otot jantung (Mansjoer, 2007).

Jadi, penyakit jantung koroner adalah suatu

kelainan disebabkan oleh penyempitan atau

penghambatan pembuluh arteri yang mengalirkan darah

ke otot jantung. Bilamana penyempitan ini menjadi

parah maka dapat terjadi serangan jantung. Jantung

berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh. Untuk itu

otot jantung memerlukan oksigen dan nutrisi yang

cukup. Oksigen dan nutrisi diangkut oleh darah

melalui pembuluh darah khusus yang disebut arteri

koroner. Persoalan akan timbul bila oleh sesuatu

sebab terdapat halangan atau kelainan di arteri

koroner, sehingga tidak cukup suplai darah, yang

berarti juga kurangnya suplai oksigen dan nutrisi

untuk menggerakkan jantung secara normal. Keadaan di

atas dikenal sebagai penyakit jantung koroner (PJK).

B. Etiologi

1. Faktor risiko yang tak-termodifikasi (yang

tak bisa diubah)

a) Pria

Menurut dr. Harnanto, SpJP Direktur Utama

Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, pria

mempunyai resiko yang lebih untuk menderita

penyakit jantung koroner daripada wanita,

sebab wanita memiliki kadar estrogen dimana

hormon estrogen tersebut justru melindungi

dinding pembuluh darah sehingga lemak yang

menyebabkan penyumbatan pembuluh darah tidak

mudah melekat.

Namun setelah masa menopause, wanita

justru jauh lebih rentan terkena jantung

koroner dibandingkan cowok. Karena hormon

estrogen pelindung sudah habis. Jadi jangan

mentang-mentang merasa aman saat ini, kaum

wanita jadi lengah dan tidak menjaga

kesehatan tubuh.

Lebih baik tetap waspada dan jalankan

gaya hidup sehat, agar setelah tidak memiliki

pelindung pun, jantung kita bisa tetap sehat.

b) Usia tua

Meningkatnya usia seseorang akan semakin

tinggi kemungkinan terjadinya penyakit

jantung koroner. Peningkatan usia berkaitan

dengan penambahan waktu yang digunakan untuk

proses pengendapan lemak pada dinding

pembuluh darah. Selain itu proses kerapuhan

dinding pembuluh darah tersebut semakin

panjang sehingga semakin tua seseorang maka

semakin besar kemungkinan terserang penyakit

jantung koroner

2. Faktor risiko yang terubahkan (yang bisa

dikendalikan)

a) Merokok

Merokok merupakan faktor besar yang

memberi kontribusi kepada penyakit jantung

koroner. Para perokok sigaret mempunyai 2-3

kali untuk meninggal karena penyakit jantung

koroner daripada mereka yang bukan perokok.

Resiko bergantung pula pada banyaknya rokok

yang mereka hisap dalam sehari, lebih banyak

rokok yang mereka hisap maka lebih tinggi

resiko terkena penyakit jantung koroner,

sebab tanpa disadari nicotine yang terkandung

dalam sebatang rokok dapat meningkatkan beban

kerja miokardium dan terjadi peningkatan

kebutuhan oksigen. Selain nicotine,

karbonmonoksida turut mengganggu pengangkutan

oksigen dalam darah.

Seseorang yang merokok umumnya akan

mengalami penurunan kadar HDL (High Density

Lipoprotein) yaitu kolesterol baik yang

mengangkut kolesterol dari sel-sel untuk

kembali ke hati. HDL berperan seperti

“pemulung” yang memunguti sampah-sampah LDL

di sepanjang dinding pembuluh darah. Bila

“sampah” terlalu banyak atau “pemulung”

terlalu sedikit, maka “sampah” akan menumpuk

menjadi plak berbahaya. Jumlah kolesterol

total dalam darah sebaiknya tidak melebihi

200 mg per 100 ml darah, walaupun mungkin ada

sedikit perbedaan untuk nilai tersebut

menurut usia, jenis kelamin dan ras. Anda

dapat mengetahui jumlah kolesterol total,

LDL, dan HDL Anda melalui pemeriksaan darah.

Bagi sebagian besar orang, tingkat LDL yang

disarankan adalah tidak melebihi 100 mg/dL.

Tingkat LDL tinggi merupakan faktor risiko

terjadinya stroke dan penyakit jantung, yang

merupakan dua penyebab utama kematian. Serta

peningkatan kadar LDL (Low Density

Lipoprotein) yaitu pengangkut lemak dari hati

ke sel-sel. Bila terlalu banyak, akan

menyebabkan sumbatan arteri karena

menumpuknya lemak di dinding pembuluh yang

mengalirkan darah ke jantung dan otak. Lemak

ini kemudian mengental, mengeras, dan

akhirnya membentuk plak. Kondisi ini

dinamakan atherosklerosis. Bila plak

menyumbat pembuluh darah jantung, maka Anda

akan merasakan nyeri dada dan juga berisiko

terkena serangan jantung. Apabila pembuluh

darah otak yang tersumbat, maka Anda berisiko

untuk terkena stroke.

b) Tekanan darah tinggi

Hipertensi terjadi karena menyempitnya

pembuluh darah yang diakibatkan oleh

mengendapnya kalsium (darah dalam kondisi

terlalu basa) dan kolesterol di dinding

pembuluh darah. Ditambah dengan konsentrasi

darah yang kental karena tingginya natrium

berakibat aliran darah kurang lancar sehingga

menghambat suplai makanan dan oksigen ke

jaringan dan sel tubuh. Kondisi tersebut

memacu jantung untuk bergerak dan bekerja

lebih keras, akibatnya tekanan darah menjadi

tinggi. Dalam jangka waktu tertentu bisa

menyebabkan serangan jantung. Dan bila

penyempitan pembuluh darah terjadi di otak

maka akan mengakibatkan terjadinya stroke.

Sementara itu, tekanan darah yang tinggi

dapat merusak pembuluh darah arteri yang akan

menimbulkan komplikasi berupa gagal ginjal,

serangan jantung dan stroke.

( Junaedi Iskandar, 2010).

c) Diabetes yang tak terkontrol

Insulin adalah salah satu jenis hormone

yang dihasilkan oleh sel beta di dalam

pancreas, yaitu sebuah kelenjar yang terletak

dekat lambung. Dari sinilah dialirkan ke

dalam aluran darah. Insulin ini memiliki dua

fungsi sebagai berikut :

1. Untuk mendorong glucose dari darah ke

sel tertentu dari tubuh, kemudian dibakar

menjadi energy.

2. Untuk mengubah kelebihan glucose dalam

darah menjadi glikogen yang disimpan di

dalam hati dan otot sebagai timbunan

energy.

Dengan demikian insulin membantu

mempertahankan kadar glucose darah dalam

batas – batas normal. Bilamana insulin

tersebut tidak cukup jumlahnya atau tidak

dapat digunakan sebagaimana mestinya, maka

tubuh kehilangan kemampuan untuk memproses

glukosa atau tubuh tidak mampu melakukan

metabolism karbohidrat secara normal.

Akibatnya glukosa berkumpul didalam darah

sampai melewati ambang batas dan

mengakibatkan kadar glucose darah naik

terutama bila berlangsung dalam waktu yang

cukup lama, sehingga gula darah (glukoosa)

tersebut dapat menjadi pekat, dan ini

mendorong terjadinya pengendapan

atherosclerosis pada arteri koroner. Pasien

dengan diabetes cenderung mengalami gangguan

jantung pada usia yang masih muda. Diabetes

yang tidak terkontrol dengan kadar glukosa

yang tinggi dalam darah cenderung menaikan

kadar kolesterol.

d) Ketidak-aktifan fisik

Telah dibuktika bahwa kegiatan gerakan

dapat memperbaiki efisiensi jantung ddengan

mengurangi kecepatan jantung dan tekanan

darah. Dampak terhadap fisiologis lainnya

adalah menurunkan kadar kepekatan rendah dari

lipid protein, menurunkan kadar glukosa dalm

darah dan memperbaiki cardiac output sehingga

mengurangi kemungkinan terkena penyakit

jantung koroner. (Anna Ulfa, 2006)

e) Obesitas atau kelebihan berat badan

Obesitas atau bert badan berlebih

berhubungan dengan beban kerja jantung yang

meningkat serta kebutuhan oksigen untuk

jantung. Yang spesifik, jantung berhubungan

dengan peningkaan intake kalori dan

peningkatan kadar LDL. (Anna Ulfa, 2006)

Orang yang gemuk akan lebih cenderung

menderita penyakit jantung koroner dibanding

mereka yang memiliki berat badan normal. (N.

G Yasmin, 2008)

f) Stres atau kemarahan yang tak terkendalikan

Stres dianggap merupakan salah satu faktor

risiko dari PJK meskipun belum dapat “diukur”

berapa besar pengaruh tersebut memicu

timbulnya PJK. Demikian juga, amat sulit

untuk memberikan definisi stress secara

cepat. Mungkin deskripsi yang paling

mendekati ialah suatu keadaan mental yang

Nampak sebagai kegelisahaan, kekhawatiran,

tensi tinggi, keasyikan yang abnormal dengan

suatu dorongan atau sebab dari lingkungan

yang tidak menyenangkan. Jadi seorang yang

mengalami tres dapat mengeluh karena merasa

tidak sehat, sakit kepala, berdebar

(palpitasi), sakit lambung atau susah tidur,

tidak bahagia, atau bahkan depresi. Tidak

semua simtom tersebut hadir bersama-sama.

Stres dapat memicu pengeluaran hormone

andrenalin dan katekolamin yang tinggi dapat

berakibat mempercepat kekejangan (spam)

arteri koroner, sehingga suplai darah ke otot

jantung terganggu.

g) Diet yang tinggi akan lemak jenuh dan

kolesterol

Kolesterol merupakan salah satu kata yang

sering diucapkan oleh masyarakat umum terutama

bila menyangkut masalah kesehatan, biasanya

dengan konotasi negative. Sesungguhnya

kolesterol tidaklah selalu jelek. Dari segi

ilmu kimia, kolesterol merupakan senyawa lemak

yang kompleks yang dihasilkan oleh tubuh untuk

bermacam-macam fungsi kolesterol maka tubuh

membuatnya sendiri di dalam hati (liver).

Kolesterol yang berada dalam zat makanan

yang kita makan meningkatkan kadar kolesterol

dalam darah. Sejauh pemasukan ini masih

seimbang dengan kebutuhan, tubuh kita akan

tetap sehat. Tetapi sangat disayangkan

kebanyakan dari kita memasukkan kolesterol

lebih dari apa yang diperlukan, yaitu dengan

makan makanan yang mengandung lemak yang kaya

akan koelsterol dalam jumlah yang berlebihan.

Hal ini dapat dimengerti karena hidangan yang

lezat umumnya mengandung banyak lemak. Hasilnya

mudah diterka, yaitu kadar kolesterol darah

meningkat sampai di atas angka normal yang

diinginkan.

Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat

lain dan mengendap di dalam pembuluh darah

arteri, yang menyebabkan penyempitan dan

pengerasan yang dikenal sebagai

atherosclerosis.Seperti telah disebutkan di

muka, bila penyempitan dan pengerasan ini cukup

berat, sehingga menyebabkan suplai darah ke

otot jantung tidak cukup jumlahnya, maka timbul

sakit atau nyeri dada yang disebut angina,

bahkan dapat menjurus ke serangan jantung.

Di sinilah kolesterol tersebut berperan

negative terhadap kesehatan. Karena alasan

tersebut di atas, maka kadar kolesterol yang

abnormal menjadi factor risiko utama PJK.

C. Patofisiologi

Penyakit jantung koroner dan micardiail infark

merupakan respons iskemik dari miokardium yang di

sebabkan oleh penyempitan arteri koronaria secara

permanen atau tidak permanen. Oksigen di perlukan

oleh sel-sel miokardial, untuk metabolisme aerob di

mana Adenosine Triphospate di bebaskan untuk energi

jantung pada saat istirahat membutuhakn 70 %

oksigen. Banyaknya oksigen yang di perlukan untuk

kerja jantung di sebut sebagai Myocardial Oxygen

Cunsumption (MVO2), yang dinyatakan oleh percepatan

jantung, kontraksi miocardial dan tekanan pada

dinding jantung.

Jantung yang normal dapat dengan mudah

menyesuaikan terhadap peningkatan tuntutan tekanan

oksigen dangan menambah percepatan dan kontraksi

untuk menekan volume darah ke sekat-sekat jantung.

Pada jantung yang mengalami obstruksi aliran darah

miocardial, suplai darah tidak dapat mencukupi

terhadap tuntutan yang terjadi. Keadaan adanya

obstruksi letal maupun sebagian dapat menyebabkan

anoksia dan suatu kondisi menyerupai glikolisis

aerobic berupaya memenuhi kebutuhan oksigen.

Penimbunan asam laktat merupakan akibat dari

glikolisis aerobik yang dapat sebagai predisposisi

terjadinya disritmia dan kegagalan jantung.

Hipokromia dan asidosis laktat mengganggu fungsi

ventrikel. Kekuatan kontraksi menurun, gerakan

dinding segmen iskemik menjadi hipokinetik.

Kegagalan ventrikel kiri menyebabkan penurunan

stroke volume, pengurangan cardiac out put,

peningkatan ventrikel kiri pada saat tekanan akhir

diastole dan tekanan desakan pada arteri pulmonalis

serta tanda-tanda kegagalan jantung.

Kelanjutan dan iskemia tergantung pada obstruksi

pada arteri koronaria (permanen atau semntara),

lokasi serta ukurannya. Tiga menifestasi dari iskemi

miocardial adalah angina pectoris, penyempitan

arteri koronarius sementara, preinfarksi angina, dan

miocardial infark atau obstruksi permanen pada

arteri koronari. (Price, Sylvia, 2006)

D. Tanda dan Gejala

Beberapa keluhan yang sering terjadi pada

penderita penyakit jantung koroner :

1. Iskemia

Adalah suatu keadaan kekurangan oksigen

yang bersifat reversible. Iskemia yang lama

akan menyebabkan kematian otot atau nekrosis.

Secara klinis maka nekrosis miocardium dikenal

dengan nama infark miocardium. (Price, Sylvia,

2006)

2. Sesak nafas

Diawali dengan nafas yang terasa pendek

sewaktu melakukan aktivitas yang cukup berat,

yang biasanya tidak menimbulkan keluhan. Makin

lama sesak makin bertambah sekalipun melakukan

aktivitas ringan seperti naik tangga 1-2 lantai

ataupun berjalan terburu-buru atau berjalan

datar agak jauh. Pada keadaan lanjut dapat

terjadi gagal jantubg kiri, yang jelas

merupakan manifestasi disfungsi ventrikel kiri.

(Rilliantono L, 2009)

3. Angina Pectoris

Menurut Anna Ulfa (2006), angina pectoris

adalah “jeritan” otot jantung yang merupakan

sakit daada akibat kekurangan oksigen. Suatu

gejala klinik yang disebabkan oleh iskemia

miocard yang bersifat sementara. Hal ini

terjadi akibat tidak adanya keseimbangan antara

kebutuhan oksigen miocard dengan kemampuan

pembuluh darah koroner dalam menyediakan ksigen

secukupnya untuk kontraksi miocard. Gejalanya

adalah sakit dada sentral atau retroentral yang

dapat menyebar ke salah satu atau kedua tangan,

leher atau punggung. Sakit sering timbul pada

kegiatan fisik maupun emosi, atau dapat timbul

spontan saat istirahat. Penderita dengan angina

pectoris dapat dibagi beberapa subset klinik

Penderita dengan angina pectoris stabil,

pola sakit dadanya dapat dicetuskan kembali

oleh suatu kegiatan dan oleh faktor-faktor

pencetus tertentu, dalam 30 hari terakhir tidak

ada perubahan dalam hal frekuensi, lama dan

faktor-faktor pencetusnya (sakit dada tidak

lebih dari 15 menit). Pada angina pectoris

tidak stabil umumnya terjadi perubahan-

perubahan pola : meningkatnya frekuensi

parahnya dan atau lama sakitnya dan faktor

pencetusnya. Sering termasuk disini sakit pada

saat istirahat.

4. Infark Miocard

Biasanya disebabkan oleh thrombus arteri

koroner. Terjadinya thrombus disebabkan oleh

ruptur plak yang kemudian diikuti oleh

pembentukan thrombus oleh trombosit. Lokasi

dan luasnya miocard infark tergantung pada

arteri yang kolusi dan aliran darah

kolateraal. Keluhan yang khas ialah nyeri dada

retrosternal, seperti diremas-remas, ditekan,

ditusuk, panas atau ditindih barang berat.

Nyeri dapat menjalar ke lengan(umumnya kiri),

bahu, leher, rahang, punggung hingga

epigastrium. Nyeri berlangsung lebih lama dari

angina pektoris biasa dan tak responsif

terhadap nitrogliserin.

5. Kematian otot jantung

Disebut juga dengan myokard infark. Jika

ciri ini dialami, maka gejalanya, seperti

nyeri dada yang hebat, mudah berkeringat,

mual, muntah, dan hilangnya kesadaran. Kondisi

kematian otot ini bisa menyebabkan kematian.

Namun terkadang, gejalanya berbeda-beda

tergantung pada seberapa banyak otot jantung

yang rusak.

E. Pencegahan

1. Rajin berjalan telah terbukti mengurangi risiko

penyakit jantung dan stroke. Hal ini karena

aktifitas ini dapat menurunkan kadar LDL

(kolesterol jahat) sekaligus meningkatkan kadar

HDL (kolesterol baik), serta menjaga tekanan

darah normal. Jadi Apa pun aktifitas yang

meningkatkan denyut jantung dan memompa darah

juga melatih jantung dan sistem peredaran darah

kita. berjalan cepat selama 30 menit bisa

membantu mencegah dan mengontrol tekanan darah

tinggi penyebab stroke – bisa mengurangi risiko

stroke hingga 27%.

2. Kenali tekanan darah anda, dan lakukan apapun,

supaya mencapai angka 110/90 mmHg. Tekanan

darah anda mungkin bahkan lebih penting

daripada kolesterol anda. Dan, anda bisa

menurunkan tekanan ini sendiri. Cara terbaik

adalah dengan olah raga teratur, dan kurangi

lemak di perut. Kenapa? karena lemak ini

menutupi organ-organ penting, sehingga, supaya

organ-organ ini bisa bekerja lebih baik,

dibutuhkan tekanan darah lebih. Jadi, ketika

lemak perut berkurang, tekanan darah yang

dibutuhkan akan menurun drastis.

3. Makan 250 gr kacang-kacangan setiap hari akan

meningkatkan kadar kolesterol baik, HDL, dan

menurunkan radang. Kacang juga membantu

menyehatkan jantung dengan alasan yang belum

jelas. Kacang memiliki kadar asam lemak Omega 3

tinggi, memiliki protein dan serat tinggi.

4. Coba cari tahu kadar HDL anda dan coba

tingkatkan sampai di nilai 50. Bagi wanita,

nilai HDL tinggi jauh lebih baik daripada LDL

rendah. Semakin tinggi nilai HDL, makin bagus

(50 sudah termasuk bagus). Cara termudah untuk

meningkatkan nilainya adalah olahraga, kurangi

minuman keras, makan makanan dengan lemak

sehat, misalnya: zaitun, canola. Asam

Pantotenat (vit. B5) juga bisa membantu.

5. Jangan makan minyak jenuh lebih dari 20 gram

setiap hari, dan gunakan minyak trans sesedikit

mungkin. Lemak jenuh dan lemak trans akan

menyebabkan radang arteri. Cinnamon roll (roti

kayu manis) memiliki 7 gram lemak jenuh. Minyak

trans (misalnya dalam mentega atau margarin),

sering ditemukan dalam makanan yang diproses

atau dipanggang dalam oven.

6. Minum alkohol. Kurangi, sehari segelas aja.

Kami sendiri masih belum jelas, tapi minuman

beralkohol seperti bir dan anggur memiliki efek

anti – radang. Tapi sering ditemukan bahwa

mereka yang tidak minum alkohol sama sekali,

malah memiliki kemungkinan serangan jantung

lebih tinggi daripada mereka yang minum

sedikit-sedikit. Minum 7 gelas sehari nggak

sama efeknya dengna minum 1 gelas tiap hari.

F. Makanan yang perlu dihindari oleh penderita jantung

koroner

1. Pantangan makanan bagi penderita penyakit jantung

yaitu makanan yang mengandung kolesterol. Cumi,

udang, kepiting, otak sapi, daging kambing, daging

berlemak, organ dalam hewan, bebek, belut, kuning

telur, susu sapi, kulit ayam, makanan kemasan

olahan daging ayam. Kolesterol adalah musuh utama

jantung. 1 otak sapi kandungan kolesterolnya sama

dengan 1 tubuh sapi.

2. Harus Dihindari Makanan mengandung trigleserin.

Trigleserida merupakan lemak jahat dari tumbuhan.

Seperti Minyak goreng, santan, kelapa dan

margarin. ini juga sangat berbahaya sekali bila

kekeh mengkonsumsinya.

3. Makanan yang mengandung gula alkoholik seperti

minuman alkohol, durian dan tape.

Evaluasi

Menanyakan pada peserta penyuluhan tentang :

1. Pengertian Penyakit Jantung Koroner

2. Penyebab Penyakit Jantung Koroner

3. Tanda dan gejala Penyakit Jantung Koroner

4. Upaya pencegahan Penyakit Jantung Koroner

5. Makanan yang perlu dihindari oleh penderita

Penyakit Jantung Koroner