(CERPEN) Kenyataan Pahit Clara

30
Kenyataan Pahit Clara Dinginnya udara puncak pagi dengan gemricik air yang turun dari langit membangunkanku di pagi yang cerah ini. Rasanya malas sekali hujan-hujn begini harus pergi ke kesekolah, tapi aku tidak boleh melupakan kewajibanku sebagai seorang pelajar. Aku segera bergegas ke kamar mandi. Bunda sudah memintaku untuk segera turun dan sarapan bersama-sama. ‘‘Selamat pagi semua” ujarku pada Ayah, Bunda, dan Kak Verrel. ‘’Yah, hari ini aku ikut ya, soalnya lagi hujan.’’ ‘’gak bisa sayang. Hari ini mobil ayah tidak akan lewat sekolah kamu, soalnya ayah mau langsung ke airport untuk ke Bali meeting sama klien.’’

Transcript of (CERPEN) Kenyataan Pahit Clara

Kenyataan Pahit Clara

Dinginnya udara puncak pagi dengan gemricik air yang turun dari langit membangunkanku di pagi yang cerah ini. Rasanya malas sekali hujan-hujn begini harus pergi ke kesekolah, tapi aku tidak boleh melupakan kewajibanku sebagai seorang pelajar. Aku segera bergegas ke kamar mandi. Bunda sudah memintaku untuk segera turun dan sarapan bersama-sama.

‘‘Selamat pagi semua” ujarku pada Ayah, Bunda, dan Kak Verrel.

‘’Yah, hari ini aku ikut ya, soalnya lagihujan.’’

‘’gak bisa sayang. Hari ini mobil ayah tidak akan lewat sekolah kamu, soalnya ayah mau langsung ke airport untuk ke Bali meeting sama klien.’’

“Aku kesal, bercampur kecewa, lengkap sudah pagi ini.” Pikirku.

‘‘Yaudah kak Verrel aja yang nganterin aku ya’’ ujarku kepada ka Verrel

Dengan menggunakan mobil BMW B911 VRL berwarna hitam, aku berangkat ke sekolah diantar oleh Kakakku.

***

“Ra” seseorang memanggilku dari belakang,kemudian aku melihat ke arah belakang danternyata...

“Clarissa, ya ampun aku kangen sama kamu,dua minggu rasanya seperti setahun kita gak ketemu.”

Aku dan Clarissa bagaikan kupu-kupu dengan sayapnya yang tidak dapat dipisahkan, kedekatan dan kebersamaan kami membuat anak-anak kelas iri,

pasalnya kami selalu saja bersama, tidak pernah bertengkar, sekalinya bertengkar pasti itu hanya lelucon sesaat.

“Good Morning!” sapa miss Lucky riang seraya memasuki kelas.

Miss Lucky menjelaskan kepada kita semua,bahwa hari ini akan ada project tugas bahasa inggris, dan satu grup terdiri dari 2 orang. Finally, aku sama Clarrisa satu kelompok, memang kita sehati, batin kita itu terasa sudah menyatu.

“Teng..teng..teng” akhirnya bel pulang pun berbunyi.

‘’Ra buat project minggu depan, mau kapanngerjainnya?’’ Tanya Clarissa.

‘’Hmm..besok kan hari minggu, gimana kalau besok kamu ke rumah aku aja sa, sambil kita nonton film terbaru, gimana setuju gak?.” Ajakku.

“Okedeh, aku setuju Ra.”

Satnight terindah adalah ketika kita berkumpul bersama keluarga, dan hari ini akan terwujud karena kami akan pergi makan malam di sebuah mall di Bandung, selagi kak Varrel lagi libur kuliah dan katanya hari ini ayah akan pulang dari Bali. Tapi, aku harus menyimpan dalam-dalam kekecewan ini pada ayah, hari ini ayah tidak jadi pulang, menurutku alasan ayah kali ini tidak bisa aku terima.

Teman-teman ayah sudah pulang hari ini dan mungkin mereka menyempatkan waktu untuk keluarganya, tapi ayah? Tidak sama sekali. Terpaksa kita hanya pergi bertigasaja.

Malam ini begitu indah dengan gemerlap bintang-bintang diatas, pemandangan yang menyejukan mata, kita terus menyusuri sudut demi sudut kota kembang itu.

“Kak kita foto di gedung sate yuk” Ajakkupada kak Verrel.

“Ngapain dek?” Tanyanya bingung.

“Ya Potolah kak, aku kan jarang-jarang main kesini, emangnya kakak tiap hari kesini”“Ya iyalah gue sering kesini emanggue kuliah disinikan, gimanasih lo dek’’ balas kak Verrel dengan gaya khasnya.

Akhirnya kami bertiga berfoto ria disana, didepan gedung sate dengan sejutapesona dan keindahannya.

“Ini harus diabadikan, moment terindah walapun tanpa ayah sih” ujarku

“Gaya aja lo dek”

“Apa sih kak sirik aja, huuuu” ejekku.

Aku dan kak Verrel sering berdebat ataupun ejekkan kaya gitu, maklum aja kita kakak beradik, walapun dia sangat menyebalkan, tapi disisi lain dia itu teman curhat terbaik sekaligus jadi kakakteristimewa untukku.

Waktu begitu cepat berlalau, tidak terasa4jam sudah kami menghabiskan satnight di Kota Kembang . Dan akhirnya Kami pulang

ke Bogor,Dan malam itu membuatku tidur dengan sangat nyenyak, mimpi indah datangmenghampiriku dan membuatku enggan untuk bangun. Hingga aku bangun terlambat.

“Heh, Clara anak manja, bangun ini udah jam berapa?” tiba-tiba teriakkan nyaring membangunkanku.

“Nanti aja bun, ini kan hari libur.”

Tapi tidak mungkin bunda membangunkanku dengan kata-kata seperti itu, dengan rasapenasaran meskipun setengah sadar ku bukamata perlahan dan ternyata itu kak Verrel.

“Ih apasih kak, ganggu tidur aku aja.” protesku pada kak Varrel.

“Yeh ini anak, ngeyel banget dibangunin,itu ada temen kamu.”

“Hah? Siapa kak.” tanyaku bingung.

“Liat aja sendiri.”

“Ih dasar rese” teriakku pada kak Verrel seraya bergegas untuk turun.

Ternyata Clarissa sudah datang, dan menunggu diruang tamu.

“Hi Sa, udah lama ya disini?” tanyaku takenak karena membuat Clarissa menunggu.

“Engga kok baru tadi Ra” jawabnya sambil tersenyum.

“Yaudah aku mandi dulu ya”

Aku segera naik keatas, dan bergegas untuk mandi.

***

Aku dan Clarissa harus segera menyelesaikan project ini, karena kita harus melaporkannya kepada miss Lucky, dan project ini harus kita hafalkan untuk persentasi minggu depan. Rupanya kami berdua sangat bersemangat mengerjakan project ini.

4 jam sudah kami berada di kamarku ini, untuk mengerjakan project. dan akhirnya semua project selesai, tinggal menunggu hasilnya untuk persentasi minggu depan.

“Semoga bagus.” harapku dalam hati.

Pekerjaan tadi membuat kami stress, maka dari itu agar otak kami segar kembali akhirnya kami menonton film terbaru. Sedang asyik menonton, tiba-tiba Kakakku yang usil ini datang dan bergabung bersama kami.

Kami bertiga sangat asyik banget menontonfilm , terlihat kami seperti Kakak beradik yang sedang menikmati waktu weekend bersama.

“Kalian asyik banget ya nontonnya” ujar bunda sambil menyuguhkan minuman dan cemilan untuk kami.

***

Hari ini adalah hari dimana Aku dan Clarissa harus mempertanggung jawabkan project yang kami buat, aku dan Clarrisa akan persentasi dan kami mendapkan giliran kedua. Bagaimanapun juga aku dan Clarrisa harus tampil maksimal saat persentasi, agar kami mendapat nilai yang bagus , maklum

aku harus banyak menabung nilai untuk masuk ke PTN yang aku harapkan. Dan setelah kami melakukan

persentasi, tepuk tangan terdengar disetiap penjuru ruangan. Miss Lucky mengumumkan, bahwa persentasi dikelas kami yang paling memuaskan adalahaku dan Clarissa.

Aku sangat bersyukur sekali.

“Alhamdulilah!” ucap kami bersamaan sambil berpelukan tanda bahagia persentasi kami berhasil.

***

Malam itu terasa ada yang aneh, terlihat Bunda, Ayah, dan Kak Verrel sedang mengobrol di ruang keluarga seperti sedang membicarakan hal yang serius. Aku penasaran, akupun menguping pembicaraan mereka, meskipun hal ini tidak pantas untuk aku lakukan.

“Ada yang mau ayah bicarakan ini pada Verrel dan bunda, udah 17 tahun ayah bersama bunda keduanya Verrel, dan ayah tau semakin sini Clara udah semakin dewasa, tidak seharusnya ayah harus menyimpan rahasia ini pada Clara, dia sudah seharusnya tahu soal ini.”

Seketika tubuhku menegang, airmata sudah tak mampu aku bendung, aku berlari menujukamarku, kekecewaanku pun semakin membesar.

“Bunda keduanya Verrel” pembicaraan Ayah tadi masih terngiang dibenakku.

Jadi maksudnya, ayah punya istri kedua,berarti selama ini bunda di duakan oleh ayah, dan selama ini Bunda dan Ka Verrel udah tahu itu semua, berarti waktudulu Bunda setuju kalau Ayah menikah lagidan kak Verrel juga setuju kalau dia punya bunda baru lagi, dan mereka meyimpan rahasia ini kepadaku selama tujuh belas tahun lamanya.

“Ya Tuhan kenapa aku baru tahu sekarang, mengapa disaat aku butuh dukungan untuk Ujian Nasional bulan depan, kenapa merekamengecewakan aku?”batinku seraya mencoba untuk berhenti menangis.

***

Pagi itu aku merasa tidak bersemangat untuk pergi sekolah, hari itu juga dimanatryout terakhir dilaksanakan, sebelum kami benar-benar berjuang yang sesungguhnya. Tapi aku harus mengenyampingkan urusan ini, aku harus fokus Ujian nasional dulu.

“Aku pasti bisa, semangat Clara!” ujarku menyemangati diri sendiri.

***

Hari demi hari berlalu, dan sampai juga dititik terakhir selama disekolah, hari ini adalah hari pertama Ujian Nasional, persiapan demi persiapan sudah aku siapkan dari jauh-jauh hari. Aku segera berpamitan dan meminta doa kepada Ayah, Bunda, dan Kak Verrel.

Sejenak aku lupakan persoalan itu..

“Bun, yah, kak aku pergi dulu, doakan yang terbaik buat Clara ya” pamitku.

“Iya sayang, pasti kita doakan yang terbaik untuk kamu” seru mereka.

Tepat pukul 07:00 WIB bel berbunyi, suasana sekolah begitu hening, hanya suara burung dan serangga kecil yang terdengar.

“Ya Allah, mudahkanlah aku dalam mengerjakan soal” pintaku pada-Nya

Tidak terasa 3 hari berlalu dengan cepat,rasanya hatiku sudah tidak kuat lagi untuk menahan ini semua, aku butuh teman untuk bercerita, aku tidak bisa memendam kekecewaan ini, bisa-bisa aku Gila.

“Sa besok kan libur, aku lagi ada masalah, aku pengen cerita nih” ajakku pada Clarissa.

“Boleh Ra, aku siap jadi pendengar setia kamu. By the way dimana tempatnya?” Tanya Clarissa.

“Di tempat biasa kita main, sambil menikmati sejuknya udara kebun teh”

“Siap boss!” jawab Clarissa setuju.

***

Sejuknya udara kebun teh, begitu menyegarkan tubuh dan matahari mengintip dibalik awan dengan malu malu, tak terlewatkan kicau burung terdengar disetiap penjuru.

“Sa, rasanya aku udah gak tahan lagi dengan semua ini, sebenarnya udah dari satu bulan yang lalu aku pengen cerita tentang masalah ini sama kamu, tetapi akupengen fokus Ujian Nasional dulu, dan sudah terlalu lama aku memendam ini sendiri” kataku mulai bercerita.

“Kamu kenapa Ra? coba jelasin ke aku” Tanya Clarissa khawatir.

“Aku sedih banget Sa, Ayah aku ternyata menduakan Bunda, dan selama ini bunda dankak Verrel udah tahu, dan otomatis merekasetuju kalau ayah beristri lagi dan yang paling membuat aku kecewa mereka meyimpanrahasia ini selama tujuh belas tahu lamanya, berarti anak ayah dari istri barunya itu umurnya sama dengan umur aku sekarang, aku benci sama Ayah Sa” jelaskupada Clarissa seraya mencoba untuk tidak menangis.

“Astaghfirullah..yang sabar ya Sa, Aku turut perihatin sama masalah keluarga kamu sekarang, kalau menurut Aku Kamu

tanyain baik-baik sama Bunda Kamu atau Kak Verrel, kalau Kamu takut buat nanyainsama ayah Kamu. dan juga kamu tidak bolehbenci sama Ayah Kamu, mau gimanapun juga itu tetap ayah kamu”

Clarissa menenangkanku dengan nasihat,dankata-kata bijaknya, dan sejenak aku meresa lega telah menceritakan padanya.

***

Hari ini adalah hari yang menegangkan untuk kami semua, karena hari ini hari dimana kami akan Mengetahui hasil perjuangan kami selama disekolah, hari dimana sebagian siswa sangat ingin Menghindarinya tapi ada juga yang menunggunya dengan tidak sabar.

“Alhamdulilah! Aku lulus dengan nilai yang memuaskan, usahaku gak sia-sia” ucapku dengan senyuman yang terus mengembang.

“Iya Ra, kamu keren banget bisa dapatin nilai ujian tertinggi di sekolah. Selamatya Ra kamu memang hebat banget!” Clarissamemelukku dengan erat tanda bahagianya.

“Ra, aku mau ngajakin kamu jalan-jalan hari ini ke kota kembang, sebagai tanda kelulusan kita” Ajak Clarissa padaku.

“Kota kembang Sa? Akhirnya Aku bisa mainlagi kesana, Sama siapa aja?” Ujarku dengan nada bahagia

“ Sama keluarga Aku, mumpung Ayah Aku bisa menyempatkan hari ini”

“Okedeh, nanti kamu yang jemput Aku ya”

“Iya siap! Kamu kan orangnya selalu ngerepotin orang lain” Usil Clarissa

***

“Bun, Clara pamit dulu mau jalan-jalan sama Clarissa” pamitku sambil mencium tangan bunda.

“Hati-hati ya sayang” pinta bunda.

“Ayah mana bun?” tanyaku karena dari tadipagi aku tidak melihat ayah dirumah.

“Ayah lagi banyak kerjaan sayang makanya semalem nginep di kantor” jawab bunda, dan aku tahu bunda berbohong.

Aku dan clarissa pergi Ke Bandung diantaroleh Pak Ucup supir keluarga Clarissa.

“Sa kok orangtua kamu gak ada, katanya mau sama orang tua kamu?” tanyaku penasaran.

“Oh mereka udah disana Ra” jawab clarissa

Satu jam sudah diperjalanan, dan akhirnyakita sampai ditempat yang dituju. Udara dingin langsung menusuk tubuh, membuatku merapatkan jaket yang kupakai.

“Orangtua kamu dimana Sa?” tanyaku, yang masih belum melihat dimana orangtua Clarissa.

“Disana, yuk kita kesana” tunjuk Clarissakesuatu tempat.

Aku hanya mengangguk dan mengikutinya dibelakang, ketika jarak semakin mendekat

dan seketika itu aku kaget, jantungku berdetak dengan cepat dan tubuhku terpakumelihat siapa yang ada dihadapanku sekarang dengan susah payah aku menahan airmata yang menyeruak ingin keluar.

Tuhan tolong katakan, bahwa kenyataannya tak seperti yang kulihat. Tapi ternyata kenyataan tetaplah kenyataan, pria yang ada dihadapanku sekarang tepatnya pria itu sama kagetnya denganku, beliau adalahayahku sendiri, jadi ayahku dan Clarissa?Tuhan tolong ku mohon kali ini untuk mengubah kenyataan pahit yang ada dihadapanku sekarang.

“Kenalin Ra, ini mama dan papa aku, oh iya kan katanya kamu pengen tau papa aku,” ucap Clarissa dengan senyum mengembang diwajah cantiknya.

“ja..ja..jadi maksudnya itu papah kamu? Om Harto Sudibjo Netonegoro?” tanyaku dengan suara parau menahan tangis.

“Iya kok kamu tau sih Ra?” Tanya Clarissabingung.

“Kamu tahu Sa? Itu ayahku, jadi selama ini wanita itu mama kamu dan anak yang seumuran sama aku itu ternyata kamu, jelasin Sa! Jelasin! kenapa diam aja?!” tanya aku pada Clarissa dengan airmata yang terus memaksa ingin keluar.

“gi..gini sayang..” ayah mencoba menjelaskan tapi aku tak ingin mendengarnya.

Aku segera meninggalkan tempat itu, aku berlari dengan pikiran kacau dan airmata yang tak henti-hentinya berhenti. Aku duduk dibangku taman kota dengan tatapan orang-orang yang tak beralih dariku, suasana taman kota begitu ramai terdengarcanda tawa disetiap sudutnya berbeda dengan keadaanku sekarang. Mengapa dunia ini begitu sempit, kenapa orang yang selama ini dekat bagikan saudaraku sendiri ternyata memang saudara tiriku dan kenapa harus dia? kenapa

harus dia yang mamanya udah nyakitin bunda, karena dia istri kedua ayah, aku tau bagaimana bunda memendam rasa sakit ini selama tujuh belas tahun . Aku menjerit sekeras-kerasnya dalam hati, danaku tak pernah mencoba untuk berhenti menangis. Mungkin dengan menangis luka ini, kekecewaan yang telah ayah berikan akan sedikit menguap tapi nyatanya tidak,luka ini semakin terasa perih setiap kaliteringat jika Clarissa adalah saudara tiriku.

***

Ketika aku pulang terlihat mereka sedang berkumpul, termasuk mama Clarissa dan juga dia. Rupanya mereka sudah menunggu kedatanganku.

“Ngapain kamu ada disini?” tanyaku ketus pada Clarissa.

“Clara, cukup bagaimanapun juga dia saudara kamu” Kata-kata itu semakin menyakitkan dengan tamparan tangan ayah yang mendarat di pipiku.

“Belum puas yah? Udah buat hati aku sakitdan cuma karena aku nanya ngapain dia disini, ayah harus tampar aku?” seruku pada ayah dengan airmata yang mulai menyeruak keluar.

Terlihat kak Verrel dan bunda menahan tangis, mereka diam seperti patung sama sekali tidak bisa berkutik, dan hanya ayahlah yang berkuasa untuk ini semua.

“Dan kamu Clarissa,aku gak nyangka kamu saudara sekaligus teman bagaikan musuh dibalik selimut, ngapain aku selama ini selalu bersama-sama kamu disekolah? kamu bersikap baik sama aku bagaikan aku adik kamu? Oh iya aku baru ingat waktu semua anak ngumpulin formulir untuk daftar PTN,aku tidak sengaja melihat biodata kamu, dan ternyata nama papa kamu sama dengan nama ayah aku, aku pikir itu hanya kebetulan semata dan ternyata tidak sama sekali” ucapku tersenyum pahit dan terlihat Clarissa menahan tangis.

“Dan pantas saja bunda sama ka Verrel sudah menganggap Clarissa seperti bagian

dari keluarga kita dan itu memang benar kenyataannya, kenapa bunda menyimpan rahasia ini sama Clara? Clara ini

Sudah dewasa bun, aku tahu betapa menderitanya bunda diduakan oleh ayah, kenapa ini semua harus terjadi bun, kenapa?” tanyaku pada bunda.

“Ra bukan begitu maksud aku, aku tidak sepicik yang kamu pikirkan, kamu seharusnya mengerti dengan

semua masalah ini. kita sudah dewasa Ra”ucap Clarissa.

“Mungkin kamu sudah dewasa, tapi menurut mereka aku engga, buktinya mereka menyimpan rahasia ini sama aku, mereka menganggap aku itu masih seperti anak kecil. aku masih belum bisa menerima kenyataan ini semua”

“Maaf bun, kak Verrel aku harus pergi dari rumah ini” katakku menyerah.

“Yasudah, kamu pergi aja dari rumah ini, anak yang tidak dapat diurus” ucap ayah

Perkataan ayah yang membuat hatiku melongos kembali.

Akhirnya aku pergi dari rumah, entah akankemana, hanya sedikit tabungan yang kubawa, aku memutuskan untuk mencari tempat kost untuk sementara.

Biaya kuliah kutanggung sendiri, aku mencari pekerjaan untuk membiayayi kehidupanku sekarang, keadaaku saat ini memaksa aku untuk mandiri.

***

Aku sekarang berkuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Bogor. Dengan pekerjaanku sekarang, aku bisa membiayai kehidupanku sendiri meskipun aku harus bekerja sebagai pelayan di restaurant yang tak jauh dari tempat kostku.

“Biarpun aku bekerja sebagai pelayan, yang penting halal” ujarku

Aku dan Clarissa satu perguruan yang sama, hanya beda jurusan. Tidak ada tegur

sapa diantara kita lagi, aku dan dia seperti orang asing, yang belum mengenal sama sekali,seperti dulu pertemuan pertama kita saat masa SMP. tetapi semua ini sudah menjadi pilihanku.

***

6 bulan sudah aku meninggalkan rumah.

Seperti biasa, aku menjalani hari begitubahagia walaupun aku harus terpisah dengan keluarga, meskipun aku sudah lama tidak bertemu dengan bunda dan kak Verrel, rasa rindu yang harus ku kubur dalam-dalam, karena tidak untuk sekarang aku bertemu dengan mereka.

Bagaimanapun juga aku tidak boleh menyesal telah membuat keputusan ini.

“Clara, kamu antarkan makanan ini ke mejadua puluh tujuh ya” seru kak Nadia teman kerjaku yang membantuku selama ini.

“Oh iya baik kak” jawabku dengan semangat.

Ternyata aku diminta untuk mengantarkan makanan ke meja dua puluh tujuh dan meja itu adalah mereka, Ayah,Bunda,ka Verrel, mamah Clarissa,dan Dia .

Mau tidak mau aku harus mengantarkan pesanan ini, aku tidak boleh egois, ini pekerjaanku.

“permisi pa bu” sambil menyogohkan makanan pesanannya.

Mereka kaget kenapa aku ada disini, dengan menggunakan baju pegawai.

“Clara,sedang apa kamu disini? Kenapa kamu mengenakan pakaian pegawai? Apa kamukerja disini?” tanya ka Verrel dengan nada penasaran.

Segelintir pertanyaan ka Verrel tadi,rupanya aku tidak bisa menjawab pertanyaan kakakku itu, segera ku berlarike belakang, tetapi tarikan tangan ka Verrel sangat kuat untuk menahan aku tetap disini.

“Iya ka, aku bekerja disini, jadi seorangpelayan, kan ayah yang bilang,kalau aku tidak boleh membawa uang sepeser

pun dari rumah, oleh karena itu aku belajar mandiri, aku harus tanggung biayahidupku sendiri, biaya kuliah, ini sudah menjadi pilihanku ka “ujarku

Tetesan air matapun tidak dapat aku tahanlagi, tiba-tiba aku pingsan di depan mereka.

***

Ku buka mata perlahan, dan Ketika itu terlihat mereka semua sedang berkumpul diruangan yang aku sendiri tidak tahu ruangan itu.

“Aku ada dimana” tanyaku

“Kamu lagi ada di rumah sakit sayang, tadi kamu pingsan” jawab bunda dengan nad.a lembutnya

Sakit yang aku rasakan selama ini, beruntungnya bukan penyakit yang terlalu serius, mereka sudah tau kalau aku menderita masalah pada lambungku, saat aku meninggalkan rumah, mengharuskan aku untuk selalu telat makan, mulai dari makan 1x sehari atau sama sekali tidak.

Dokter menyuruhku untuk di rawat beberapahari kedepan disini, untuk melakukan perawatan intensif, kalau tidak segera ditangani, ini akan menimbulkan kanker lambung pada tubuhku.

“ Sayang maafin ayah, selama ini ayah mementingkan ego ayah, maafin ayah ya sayang” terdengar suara maaf ayah padaku

“Mamah, dan juga Clarissa minta maaf ya Clara” ucap mamah Clarissa

“Iya Clara, aku juga minta maaf, tidak seharusnya kita seperti ini terus, dan mungkin kalau bukan gara-gara aku semuanya tidak akan terjadi seperti ini”

“Cukup Sa, cukup aku sudah tidak ingin membahas ini lagi, dan tante jangan menyebut dengan sebutan mamah, karena dimataku tante tidak akan bisa menggantikan posisi bunda.

Aku pengen tante,Clarissa, ayah keluar dari ruangan ini.

Kebahagian aku sekarang tidak akan terbayar oleh apapun, ketika kami dapat menikmati kebersamaan seperti dulu, keharmonisan yang dulu selalu terjaga oleh keluarga kami, meskipun sampai saat ini aku masih belum bisa untuk memaafkan kesalahan ayah, kenyataan pahit yang sepenuhnya belum dapat ku terima, tetapi aku bersyukur sekali dapat berkumpul lagidengan mereka seperti dulu walaupun dalamkeadaan aku sakit sekarang.

***

~SELESAI~

Vina Irmawati yapp, itunama lengkapnya. biasaakrab disapa Vina tinggal di Tonggoh. Tahu kan Tonggoh dimana?Tepatnya warung kadu yang deket Alfamart itu loh. Dia mempunyai cita-cita ingin membanggakan orang tuanya, ingin menaikkan orang tuanya

untuk pergi ke tanah suci, dia juga ingin menjadi seorang pengusaha muda yangsukses, aminn doakan ya! Hehe. dia juga ingin berkiprah di dunia bisnis kuliner,memiliki restaurant yang ternama dan besar dengan cabang-cabangnya di seluruh Indonesia. Dia selalu bermimpi kalau suatu hari nanti dia bisa mengikutijejak Bpk chairul tanjung tau kan orangnya? Semoga mimpinya itu bisa terwujud!! Aaminn nothing impossible kan hehe harus yakin! Pengalaman yang tidak akan pernah dia lupakan yaitu ketika

mengikuti seminar kewirausahaan bersama Bpk Chairul di Bandung dan berpoto bersama beliau, dan juga ketika dia bertemu langsung dengan Afgansyah Reza yang merupakan Idolanya. Oh iya dia punyakata-kata bijak nih guyss

“Meskipun orang lain menyakiti kita tetapi kita harus belajar untuk tidak menyakiti orang lain” : @Vinairma_