Budidaya Semangka

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ilmu biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya. Di dalam kehidupan, salah satu pemanfaatan imu biologi bagi kesejahteraan manusia adalah di bidang pertanian. Melihat eratnya hubungan manfaat pertanian dengan kehidupan manusia, maka penulis memilih tema yang mengacu kepada buah-buahan yang biasanya di gemari oleh sebagian orang. Buah yang banyak di gemari salah satunya adalah buah Semangka. Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang tumbuh merambat. Tanaman ini berasal Afrika, kemudian berkembang dengan pesat ke berbagai negara baik di daerah tropis maupun subtropis, seperti: Afrika Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Tanaman semangka bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena umurnya hanya sampai 6 bulan. Tanaman semangka dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar, tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk bahan sayur-mayur. Biji semangka bisa diolah menjadi makanan ringan yang disebut “kuwaci” (disukai masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah mentimun atau jenis labu-labuan lainnya.

Transcript of Budidaya Semangka

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ilmu biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk

hidup dan kehidupannya. Di dalam kehidupan, salah satu

pemanfaatan imu biologi bagi kesejahteraan manusia

adalah di bidang pertanian. Melihat eratnya hubungan

manfaat pertanian dengan kehidupan manusia, maka

penulis memilih tema yang mengacu kepada buah-buahan

yang biasanya di gemari oleh sebagian orang. Buah yang

banyak di gemari salah satunya adalah buah Semangka.

Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang

tumbuh merambat. Tanaman ini berasal Afrika, kemudian

berkembang dengan pesat ke berbagai negara baik di

daerah tropis maupun subtropis, seperti: Afrika

Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Tanaman semangka

bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena

umurnya hanya sampai 6 bulan. Tanaman semangka

dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar,

tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka

muda untuk bahan sayur-mayur. Biji semangka bisa diolah

menjadi makanan ringan yang disebut “kuwaci” (disukai

masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga

dibuat asinan/acar seperti buah mentimun atau jenis

labu-labuan lainnya.

Saat ini pembudidayaan buah semangka masih sedikit

di lakukan oleh para petani di Indonesia. Padahal pada

daerah-daerah maju,selain membudidayakan buah yang

unggul, semangka juga telah memiliki berbagai variasi

rasa dan bentuk. Mereka telah menerapkan budidaya buah

semangka, sehingga semangka yang di hasilkan menjadi

lebih unggul, baik dari segi buahnya maupun dari segi

penghasilan (ekonomi) yang di dapatkan. Untuk itu

penulis ingin mengetahui bagaimana pembudidayaan buah

semangka tersebut, dan bagaimana mendapatkan buah

semangka yang unggul dan lebih menarik. Sehingga dapat

di harapkan kepada para petani Indonesia agar merapkan

cara budidaya buah semangka ini,demi kesejahteraan

hidupnya dan juga bagi manusia lainnya.

Akan tetapi ada banyak faktor yang menyebabkan para

petani semangka menerima hasil dari produksi tanaman

semangka. Misalnya melalui metode yang biasa petani

terapkan adalah sistem konvensional. Metode

konvensional yang diterapkan pada penanaman semangka

yaitu seluruh bagian tubuh tanaman termasuk daun dan

buah berada tepat di atas tanah. Hal ini tentu saja

memberikan dampaktersendiri yang dapat menurunkan hasil

maupun produksi buah semangka. Saat bagian tubuh

tanaman bersentuhan langsung dengan tanah bagian tubuh

tersebut memiliki potensi terserang penyakit dan hama

lebih besar. Potensi yang besar tersebut timbul karena

pada dasarnya tanah adalah salah satu dari sarang

berbagai bibit-bibit penyakit dan hama yang dapat

menginfeksi maupun merusak tanaman. Selain itu saat

penyiraman atau dengan adanya hujan bagian tanaman

semangka lebih berpotensi untuk tergenang hingga

memyebabkan terjadinya kebusukan.

Salah satu cara untuk mengurangi potensi negatif

dari sistem konvensional yang diletakkan di tanah

yaitu, dengan menjauhkan bagian-bagian tanaman dengan

meletakkanya lebih keatas. Bagian tanaman seperti

cabang batang, daun, dan buah dapat diletakkan lebih

keatas dengan sistem lanjaran. Sistem lanjaran yaitu

dimana setiap tanaman di beri rambatan untuk naik ke

atas. Tetapi dalam penggunaan sistem lanjaran pada

semangka di perlukan tempat untuk meletakkan dedaunan

dan buah semangka yang disebut dengan para-para. Dengan

sistem lanjaran ini memungkinkan adanya ruangan yang

dapat mempermudahkan dalam penyiraman, pemupukan,

pengendalian hama dan penuyakit atau pemeliharaan yang

lain. Selain itu, tanaman dapat lebih menerima sinar

matahari dengan intensitas yang optimal sehingga lebih

memaksimalkan hasil dan produksi.

Oleh karena itu, dalam penyusunan karya tulis ilmiah

ini penulis mengkaji pengetahuan mengenai pelaksanaan

budidaya tanaman semangka dengan sistem lanjaran dan

ilmu biologi sebagai dasar kajian karya tulis ilmiah

ini.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara membudidayakan tanaman semangka

berbiji menggunakan sistem lanjaran?

2. Bagaimana pertumbuhan vegetatif dan produksi

semangka berbiji sistem lanjaran?

3. Apa saja kendala yang terjadi pada saat proses

budidaya semangka berbiji sistem lanjaran?

4. Bagaimana hasil tanaman budidaya semangka berbiji

sistem lanjaran?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui dan memahami cara membudidayakan

tanaman semangka berbiji sistem lanjaran

2. Menganalisa pertumbuhan vegetatif dan produksi

semangka berbiji sistem lanjaran

3. Mengalisa kendala yang terjadi pada saat proses

budidaya semangka berbiji sistem lanjaran

4. Mendeskripsikan dan menganalisa hasil budidaya

semangka berbiji sistem lanjaran

1.4. Manfaat

1. Bagi Pelajar

Dapat mempraktekkan secara langsung budidaya

semangka berbiji sehingga dapat memahami secara

lebih mendalam proses dan hambatan yang dilalui

2. Bagi Masyarakat

Dapat menjadi referensi yang dapat diaplikasikan

dalam pembudidayaan semangka berbiji

3. Bagi Pemerintah

Sebagai sumber literatur bagi pemerintah dalam

meningkatkan budidaya semangkan berbiji di

Kabupaten Jember demi meningkatkan Kesejahteraan

rakyat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Semangka

Semangka merupakan tanaman merambat yang berasal

dari daerah setengah gurun bagian selatan yang ada di

Afrika. Semangka memiliki nama latin Citrullus lanatus,

Citrulus vulgaris schard atau Citrulus canas ( THMB ) Manst.

Semangka juga dikenal dengan sebutan buah tembikai.

Semangka masih satu keluarga dengan labu-labuan

(Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) serta ketimun

(Cucumis sativus).

Tanaman semangka merupakan tanaman yang berasal

dari Afrika,dengan Gurun Pasir Kalahari sebagai pusat

penyebaran. Kemudian menyebar luas ke daerah-daerah

sekitarnya, yang meliputi: China, Taiwan, Amerika,

Philipina, sampai akhirnya masuk ke Indonesia dan

hampir setiap daerah yang ada di Indonesia mengenal

semangka hingga membudidayakankannya.Telah banyak

petani Indonesia yang telah membudidayakan tanaman

semangka. Hal ini dikarenakan buah semangka merupakan

buah yang digemari oleh seluruh masyarakat karena

memiliki kenikmatan serta kesegaran tersendiri, selain

itu semangka juga memiliki kandungan- kandungan gizi

dan vitamin yang tentunya membuat masyarakat tak segan

untuk menggemarinya. Menurut penelitian, buah semangka

memiliki air ( 92% ) dan mengandung hanya ( 7% )

karbohidrat dalam bentuk gula. Dikarenakan bayak

masyarakat yang menyukai rasa semangka yang khas

mendorong para petani untuk membudidayakannya di

karenakan konsumsi masyarakat juga mendukung nilai

ekomomi cukup tinggi sehingga dapat menunjang

kesejahteraan masyarakat.

2.1.1 Karakteristik Semangka

Semangka sebagai makluk hidup memiliki nama

ilmiah yang berasal dari pengklasifikasian dari

semangka. Mulai dari kingdom hingga ditentukanya

nama spesies.

Klasifikasi Tanaman Semangka

Di berbagai

belahan dunia

dapat di temukan berbagai jenis dan macam

terutama pada varietas semangka. Hal ini

disebabkan penyebaran dari tanaman semangka yang

semakin meluas serta keinginan manusia untuk

memperoleh varietas yang ia inginkan. Sehingga

hal ini memunculkan suatu pengembangan teknologi

yang dapat memberikan berbagai varietas-varietas

semangka hasil teknologi yang sesuai dengan

keinginan manusia.

Menurut pandangan dari sisi perkembangbiakan,

mengenai ada atau tidaknya biji dapat menjadikan

penggolongan semangka yaitu semangka nonbiji dan

semangka berbiji. Perbedaan yang mendasar

diantara keduanya adalah bunga semangka nonbiji

Kingdo

m :

Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Class : Magnoliopsida

Ordo : Cucurbitales

Famili : Cucurbitaceae

Genus : Citrullus

Specie

s :

Citrullus lanatus

merupakan triploid sehingga saat disilangkan

dengan bunga haploid tidak membeentuk embrio.

Sedangkan pada bunga semangka berbiji yaitu

normal haploid sehingga saat terjadi penyilangan

dengan bunga haploid dapat membentuk embrio pada

bijinya sehingga semangka berbiji lebih

diutamakan dalam hasil bijinya untuk dibenihkan.

Adapun beberapa macam varietas semangka berbiji

dan nonbiji :

No SEMANGKA BERBIJI SEMANGKA NON BIJI1 Reddi 227 Pariefas Good

Quafity2 Varietas Metal 206 Quality3 Varietas Red Top

2.12

Fengshan No.1

4 Varietas New

Dragon

VarietasF1HibridaS11

1 (CHAMPION5 China Dragon F1 Hibrida S115

(JELITA) 6 Flower Dragon Varietas F1 Hibrida

5107 (PRETTY ORCHID)7 Grand Baby  8 Golden

summer(biji?)

 

9 Yellow Baby  

10 F1Hibrida113(FARME

RS WONDERFUL)

 

11 VarietasF1HibridaS

108 (HITAM MANIS)

 

12 Fl Hibrida S112

(MAS KUNING)

 

Semangka yang kami fokuskan dalam budidaya adalah

sengaka berbiji dengan varietas Varietas F1 Hibrida S108

(Hitam Manis) yang memiliki karakteristik :

Pelopor semangka mini di Indonesia.

Pertumbuhan kuat & cepat, adaptasi luas, penanaman

mudah.

Buah 2-4 kg, sangat manis, kadar gula 12-14o Brix,

rasa sangat renyah, kualitas buah superior.

Kulit tipis & kuat, tahan penyimpanan &

pengangkutan panjang.

2.1.2. Morfologi Tanaman Semangka

1) Akar

Semangka memiliki akar tungang yang terdiri dari

akar utama (primer) dan lateral (sekunder) akar

muncul serabut-serabut akar (akar tersier).

Panjang akar primer berkisar 15-20 cm. Sedangkan

akar lateral memiliki panjang ± 35-45 cm.

2) Percabangan

Percabangan berkisar 7-10 cabang. Cabang pertama

terletak pada paling tengah memiliki pertumbuhan

paling kuat.Panjang batang cabang berkisar 3

meter apabila tidak di potong. Bentuk

cabang/batang tanaman semangka bulat dan

berbulu.

3) Sulur

Sulur-sulur yang terdapat pada tanaman semangka

befungsi sebagai pembelit atau pemanjat apabila

tanaman semangka dibudidayakan dengan sitem

turus.

4) Daun

Daun semangka berwarna hijau mudah sampai hijau

gelap. Berbentuk helaian dan berujung runcing

dengan pangkal daun berbentuk jantung meskipun

tepinya bercanggap bentuk daunnya menjari, letak

daun berseberangan, permukaan daun dewasa agak

kasar dan ukuran daun semangka berbiji lebih

kecil dibandingkan daun semangka non biji.

5) Bunga

Bunga berkelmin satu. Artinya bunga jantan dan

betina terletak terpisah tetapi masih dalam satu

tanaman. Bunga tumbuh diketiak daun, bunga

semangka memiliki diameter 2-2,25 cm. warna

mahkota tersusun seperti kutup. Benang sarinya

berjumlah lima yang berdekatan satu sama lain.

6) Buah

Berbentuk bulat, oval, dan berbentuk lonjong.

Berdasarkan warna daging buah yaitu berwarna

merah dan kuning. Ukuran buah di golongkan

berukuran besar dan berat buah semangka rata-

rata 5-6 kg.

2.1.3. Syarat tumbuh

1. Tanah

Tanah yang baik untuk tanaman semangka adalah

tanah yang berstruktur gembur dan subur,

mempunyai lapisan olah yang tebal, kering kaya

akan bahan organik dan dengan pengaturan air

yang baik. Pada keasaman PH tanah optimal

berkisar 6,8-7,2 .

2. Iklim

Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari

penuh. Sehingga musim kemarau cocok untuk

penanaman. Lahan penanaman harus terbuka tampa

naungan. Ketersediaan matahari penuh sangat di

perlukan untuk proses fotosintesis sedangkan

pengaruh tidak langsungnya pada temperatur

kelembapan.

3. Curah hujan

Curah hujan akan berpengaruh terhadap

ketersediaan air dan kelembapan tanah di sekitar

tanaman. Curah hujan bulanan yang dikehendaki

semangka berkisar 40-50 mm. Curah hujan yang

terlalu tinggi akan berakibat buruk terhadap

tanaman yaitu tanaman mudah terserang oleh hama.

4. Angin

Angin membantu dalam proses penyerbukan bunga

semangka. Tetapi angin yang bertiup kencang

dapat merusak daun serta mematahkan percabangan.

5. Ketinggian tempat

Ketinggian tempat dapat berpengaruh terhadap

umur panen. Pemanenan semangka di dataran rendah

akan lebih cepat daripada dataran tinggi.

6. Air

Semangka memelukan banyak air Karena 90%

merupakan buah yang berair. Tetapi hindari

tanaman tergenang air karena dapat mengakibatkan

tanaman mati.

2.1.4. Kandungan Nutrisi Pada Semangka

Buah semangka diketahui mengandung zat-zat

tertentu yang cukup efektif dalam membunuh sel-

sel kanker, yaitu zat yang mampu menghidupkan

aktivitas fungsi sel darah putih yang mampu

meningkatkan sistem kekebalan. Hasil percobaan

menunjukkan bahwa semangka mengandung zat-zat

yang dapat menstimulir fagosit yaitu suatu sel

darah yang mampu melindungi sistem darah dari

infeksi dengan cara menyerap

mikroba untuk mematikan sel-sel  penyebab

penyakit terutama kanker.

Selain itu buah semangka memiliki kandungan

kalori yang sangat rendah sehingga semangka

dapat berfungsi sebagai diuretik. Buah semangka

mengandung pigmen karotenoid jenis flavonoid

yang memberikan warna daging buah merah atau

kuning.

Kandungan gizi buah semangka per 100 gram

bahan

Kandungan

gizi

Banyaknya1) 2)

Air 92,10 g 92,30 gKalori 28,00 kal 28,00 kalProtein 0,50 g 0,10 gLemak 0,20 g 0,20 gKarbohidrat 6,90 g 7,20 gKalsium 7,00 mg 8,00 mgFosfor 12,00 mg 7,00 mgZat Besi 0,20 mg 0,20 mgSerat - 0,50 mgNatrium - 1,00 mgKalium - 82,00 mgNiacin - -Vitamin B1 0,05 mg 0,20 mgVitamin C 6,00 mg 6,00 mg

Sumber : 1)  Direktorat gizi Depkes R.I (1981), 2) Food

and Nutrition Research

Center, Handbook No.1 Manila (1964).

2.1.5. Manfaat Buah Semangka

Menurut riset dari Bhimu Patil menyatakan

bahwa pada daging dan kulit daging buah

semangka ditemukan zat  citrulline. 60%

citrulline lebih banyak ditemukan pada kulit

semangka. Zat ini juga dapat ditemukan pada

semua warna semangka dan yang paling tinggi

kandungannya adalah jenis semangka kuning. Zat 

citrulline ini akan bereaksi dengan enzim tubuh

ketika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup

banyak lalu diubah menjadi arginin, asam amino

non essensial yang berkhasiat bagi jantung dan

kekebalan tubuh.

Manfaat Buah Semangka ini sangat banyak,

diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Daun dan buah semangka

muda untuk bahan sayur mayur.

2. Biji semangka diolah

menjadi kwaci.

3. Kulit semangka diolah

menjadi manisan/acar

4. Sangat bermanfaat bagi

penderita hipertensi karena memiliki

kandungan air dan kalium cukup tinggi

yang dapat menetralisasikan tekanan darah

di dalam tubuh.

5. Dapat membantu daya

tahan tubuh karena mengandung antioksidan

(betakaroten dan vitamin C). 

6. Dapat merangsang

keluarnya air seni. 

7. Dapat mencegah

sariawan dengan cepat.

8. Sebagai perawatan

kecantikan.

Berbagai manfaat yang terdapat pada buah

semangka karena pada dasarnya adanya kandungan

yang ada pada semangka. Dengan pengkonsumsian

semangka yang tepat dalam artian tidak

berlebihan dapat memberikan manfaat yang dapat

segera diambil.

2.2. Budidaya Semangka

2.2.1. Pembibitan

1) Persyaratan Benih

Pemilihan jenis benih semangka yang

disemaikan adalah: Hibrida import, terutama

benih jenis Triploid (non biji) yang mempunyai

kulit biji yang sangat keras dan jenis Haploid

(berbiji).

2) Penyiapan Benih

Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis

bibit triploid setelah dipilih disiapkan alat

bantu untuk menyayat/merenggangkan sedikit

karena tanpa direnggangkan biji tersebut sulit

untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk

gunting kuku yang mempunyai bentuk segitiga

panjang berukuran kecil dan disediakan tempat

kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis

Haploid dengan mudah disemai karena bijinya

tidak keras sehingga mudah membelah pada waktu

berkecambah.

3) Teknik Penyemaian Benih

Teknik penyemaian benih semangka dilakukan

melalui beberapa tahapan, yaitu : a)

Perenggangan bibit biji semangka terlebih dahulu

supaya untuk mempermudah dalam proses

pertumbuhannya; b) Perendaman biji dalam suatu

satuan obat yang diramu dari bahan-bahan: 1

liter air hangat suhu 20-25 derajat C; 1 sendok

teh hormon (Atornik, Menedael, Abitonik); 1

sendok peres fungisida (obat anti jamur)

seperti: Difoldhan 4T, Dacosnil 75 WP, Benlate;

0,5 sendok teh peres bakterisida (Agrept 25 WP).

Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan

ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi dan

bibit siap dikecambahkan.

4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian

Kantong-kantong persemaian diletakkan

berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak

terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan

plastik transparan serupa rumah kaca mini dan

untuk salah satu ujungnya terbuka dengan

pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan

lewat daun untuk memacu perkembangan bibit

dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap 3

hari sekali. Pada usia 14 hari, benih-benih

dipindahkan ke lapangan yang telah matang dan

siap ditanami benih tersebut.

5) Pemindahan Bibit

Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian

bibit menggunakan kantongkantong plastik

berukuran : 12 cm  x (0,2 – 0,3 )mm. Satu

kantong ditanam satu benih (sudut kantong

dipotong secukupnya untuk pengurangan sisa air)

dan diisi campuran tanah dengan pupuk organik

komposisi: 1 bagian tanah kebun, 1 bagian

kompos/humus, 1 bagian pupuk kandang yang sudah

matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan

telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal

penanaman yang telah diolah.

2.2.2. Pengolahan Media Tanam

1) Persiapan

Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan

dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh.  Bila

bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari

sampai tanah itu mudah dicangkul, kemudian

diteliti pH tanahnya.

2) Pembukaan Lahan

Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan

tanah untuk menghancurkan tanah hingga menjadi

bongkahan-bongkahan yang merata. Tunggul bekas

batang/jaringan perakaran tanaman terdahulu

dibuang keluar dari areal, dan juga segala jenis

batuan yang ada dibuang, sehingga tidak

mempengaruhi perkembangan tanaman semangka yang

akan ditanam di areal tersebut.

3) Pembentukan Bedengan

Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya

air yang terkandung di dalam tanah mudah

mengalir keluar melalui saluran drainase yang

dibuat. Jumlah bedengan tergantung jumlah baris

tanam yang dikehendaki oleh si penanam (bentuk

bedengan baris tanaman ganda, bedengan melintang

pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter,

tergantung tebal tipis dan tinggi bedengan

(tinggi bedengan minimum 20 cm).

4) Pengapuran

Dilakukan dengan pemberian jenis kapur

pertanian yang me-ngandung unsur Calsium (Ca)

dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan

keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion

logam yang terdapat didalam tanah. Dengan kapur

Karbonat/kapur dolomit. Penggunaan kapur per

1000 m2 pada  pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg

dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150

kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak

50 kg.

5) Pemupukan

Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik dan

pupuk buatan. Pupuk kandang yang digunakan

adalah pupuk kandang yang berasal dari hewan

sapi/kerbau dan dipilih pupuk kandang yang 

sudah matang. Pupuk kandang berguna untuk

membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang

subur, dengan dosis 2 kg/ bedengan. Pupuk

tersebut terdiri atas:(a) Pupuk Makro yang

terdiri dari unsur Nitrogen, Phospor, Kalsium

(dibuat dari pupuk ZA, TSP dan KCl); (b) Pupuk

Mikro yang terdiri dari Kalsium(Ca),

Magnesium(Mg), Mangaan(Mn), Besi(Fe),

Belerang(S), Tembaga(Cu), Seng(Zn), Boron(Bo)

dan Molibden(Mo).

6) Lain-lain

Tahap penghalusan dan perataan bongkahan

tanah pada sisi bedengan pada tempat penanaman

semangka dilakukan  dengan cangkul. Di bagian

tengah, sebagai landasan buah pada bedengan,

diratakan  dan diatas lapisan ini diberi jerami

kering untuk perambatan semangka dan peletakan

buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan

dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm dan

plastik mulsa dengan lebar plastik 110-150 cm

agar menghambat penguapan air dan tumbuh tanaman

liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan

karena lebih tahan lama, sampai 8-12 bulan pada

areal terbuka (2 – 3 kali periode penanaman).

Plastik sisa yang berwarna perak yang

memantulkan sinar matahari dan secara tidak

langsung membantu tanaman banyak mendapat sinar

matahari untuk pertumbuhannya.

2.2.3. Teknik Penanaman

1) Penentuan Pola Tanaman

Tanaman semangka merupakan tanaman semusim

dengan pola tanam monokultur.

2) Pembuatan Lubang Tanaman

Penanaman bibit semangka pada lahan

lapangan, setelah persemaian berumur 14 hari dan

telah tumbuh daun  ± 2-3 lembar. Sambil menunggu

bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada

lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan

pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu

sebelum bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30

cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang

sekitar 80-100 cm/tergantung tebal tipisnya

bedengan. Lahan tertutup dengan plastik mulsa,

maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat

ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang

disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang

diberi lobang.

3) Cara Penanaman

Setelah dilakukan pelubangan, areal

penanaman disiram secara massal supaya tanah

siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi

areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan

sampai air meresap. Sebelum batang bibit ditanam

dilakukan perendaman, agar mudah pelepasan bibit

menggunakan kantong plastik yang ada. Langkah

imunisasi dilakukan dengan perendaman selama 5-

10 menit disertai campuran larutan obat obatan.

Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon

Atonik, Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok

teh peres bakterisida tepung, 1 sendok teh peres

fungisida serbuk/tepung (Berlate, dithane M-45,

Daconiel).

Urutan penanaman adalah sebagai berikut:

a) Kantong plastik diambil hati-hati supaya

akar tidak rusak.

b) Tanam bersama dan masukkan ke dalam

lubang

c) Celah-celah lubang ditutup dengan tanah

yang telah disiapkan

d) Lubang tanaman yang tersisa ditutup

dengan tanah dan disiram sedikit air agar

media bibit menyatu dengan tanah

disekeliling dapat bersatu tanpa tersisa.

2.2.4. Pemeliharaan Tanaman

1) Penjarangan dan Penyulaman

Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu

diperhatikan, apabila tumbuh terlalu

lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti

dengan bibit baru yang telah disiapkan dari

bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila

tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan

batang yang tidak diperlukan, karena menghalangi

sinar matahari yang membantu perkembangan

tanaman.

2) Penyiangan

Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah

saja, dengan pengaturan cabang primer yang

cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa

memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada

ranting yang tidak berguna, ujung cabang

sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun.

Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada

buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan

buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer

agar semua daun pada tiap cabang tidak saling

menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang

mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.

3) Pembubunan

Lahan penanaman semangka dilakukan

pembubunan tanah agar akar menyerap makanan

secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa

hari penanaman.

4) Perempalan

Dilakukan melalui penyortiran dan

pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna

karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah

semangka yang sedang berkembang. Perempelan

dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu

lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang

bermanfaat.

5) Pemupukan

Pemberian pupuk organik pada saat sebelum

tanam tidak akan semuanya terserap, maka

dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan

dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan

vegetatif diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada

fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan

pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas

buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun

dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang

disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun

penyemprotan dilakukan sebagai berikut: a) Pupuk

daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35

hari setelah tanam; b) Pupuk buah diberikan pada

saat  45 dan 55 hari setelah tanam; c) ZA dan

NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah

tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam

sebanyak 400 ml dan 55 hari setelah tanam

sebanyak 400 ml.

6) Pengairan dan Penyiraman

Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow

Irrigation: air dialirkan melalui saluran

diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada

musim kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan

tidak berlebihan. Bila dengan pompa air sumur

(diesel air) penyiraman dilakukan dengan bantuan

slang plastik yang cukup besar sehingga lebih

cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara

terus menerus dan tidak kekurangan air.

7) Waktu Penyemprotan Pestisida

Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida,

ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang

tumbuhan); bahan perata dan perekat pupuk makro

(Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc,

Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc untuk

setiap 14-17 liter pelarut. Penyemprotan

campuran obat dilakukan setelah tanaman berusia

>20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5

hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan

dilakukan dengan sprayer untuk areal yang tidak

terlalu luas dan menggunakan mesin bertenaga

diesel bila luas lahan ribuan hektar.

Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari

tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.

8) Pemeliharaan Lain

Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang

penting untuk memperoleh kualitas yang baik

(berat buah cukup besar, terletak antara 1,0-1,5

m  dari perakaran tanaman), calon buah yang

dekat dengan perakaran berukuran kecil karena

umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur

ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat).

Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah,

sisanya di pangkas.

Setiap calon buah ±  2 kg sering dibalik guna

menghindari warna yang kurang baik akibat

ketidak-merataan terkena sinar matahari,

sehingga warna kurang menarik dan menurunkan

harga jual buah itu sendiri.

2.4. Gangguan Budidaya Semangka

Dalam pembudidayaan selau terdapat kendala-

kendala yang mengganggu proses budidaya. Misalnya

Hama dan penyakit tanaman pada tanaman semangka.

1. Hama Thrips (Thrips parvispinus Karny)

Penyebab Hama yang berukuran kecil

ramping, warna kuning pucat kehitaman,

mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara

penularan dengan mengembara di malam hari,

menetap dan berkembang biak. Gejala yang

menandakan semangka telah terserang adalah

daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi

keriting. Tanaman keriting dan kerdil serta

tidak membentuk buah secara normal.

2. Ulat perusak daun (Spodoptera litura)

Ulat berwarna hijau dengan garis

hitam/berwarna hijau bergaris kuning.

Gejala yang tampak yaitu daun dimakan hingga

hanya tersisa lapisan lilinnya saja seperti

berlubang.

3. Tungau

Binatang kecil berwarna merah agak

kekuningan yang mengisap cairan tanaman,

membelah diri dengan menggigit dan menyengat.

Gejala yang ditimbulkan tampak jaring-jaring

sarang pada bagian bawah permukaan daun,

warna daun pucat.

4. Ulat tanah

Berwarna hitam dengan ukuran tubuh 2-5

cm,yang aktif merusak di malam hari.

Menyerang daun terutama tunas-tunas muda.

Pada ulat dewasa akan memakan bagian pangkal

tanaman.

5. Kutu aphids (Aphids gossypii Glover)

Aphids muda berwarna kuning, sedangkan

aphids dewasa memiliki sayap dan berwarna

kehitaman. Gejala yang timbul : daun tanaman

menggulung.

6. Lalat buah

Lalat buah dewasa menyerang buah

semangka dengan cara meletakkan telur-

telurnya ke dalam daging buah yang

selanjutnya telur-telur tersebut berubah

menjadi larva dan memakan buah semangka. Hal

ini menyebabkan busuk buah pada semangka.

Cara penanggulangan adalah dengan memasang

perangkap yang permukaannya dilapisi atau

diberi metil eugenol.

7. Layu Fusharium

Disebabkan oleh serangan jamur. Gejala:

tanaman tampak layu seperti kekurangan air.

Pada pagi hari dan sore hari tanaman tampak

segar. Dalam waktu 2-3 hari saja tanaman dpat

mati kering dengan batang berwarna coklat dan

batangnya mengerut. Pengendalian:(1) secara

non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan

menjaga kondisi lingkungan agar tidak terlalu

lembab. (2) secara kimiawi dilakukan dengan

menyemprotkan fungisida yang mengandung bahan

aktif metalaksil, benomil, atau propamokarb

hidroklorida secara periodik, menanam benih

yang sudah direndam fungisida.

8. Bercak daun

Penyebab: Bakteri Pseudoperenospora cubensis

Rostowzew terbawa angin dari tanaman lain

yang terserang yang berkembang biak pesat

saat musim hujan tiba. Gejala: permukaan daun

terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya

menjadi coklat yang pada akhirnya mongering

dan mati, atau terdapat rumbai halus berwarna

abu-abu atau ungu.Pengendalian: (1) secara

non kimiawi dilakukan dengan cara yang sama

pada perlakuan penyakit layu Fusharium. (2)

secara kimiawi dengan menyemprot tanaman

dengan fungisida.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu dan Tempat

Praktek lapang budidaya semangka berbiji ini

dilakukan pada tanggal 20 Januari 2014 sampai .

Pembekalan materi budidaya semangka berbiji oleh Dosen

Politeknik Negeri Jember dilakukan setelah kegiatan

proses belajar mengajar selesai yaitu pukul 14.00 –

16.00 WIB setiap Hari Senin dalam rentang waktu yang

ditentukan. Selain itu, kami juga melakukan penyiraman,

perawatan, dll di luar waktu yang telah ditentukan.

Praktek lapang budidaya semangka berbiji ini dilakukan

di Politeknik Negeri Jember.

3.2. Jadwal Praktek Lapang

Minggu KegiatanMinggu ke-1 Pengolahan lahanMinggu ke-2 Pemasangan mulsa,pembuat

lubang tanam, dan

penanamanMinggu ke-3 Penyulaman dan pengajiranMinggu ke-4 dan seterusnya Pengairan, penyiangan,

pemupukan,

pemangkasan, panen, dan

pasca panen

Tabel Jadwal Kinerja Mingguan

BAB IV

ANALISIS PEMBAHASAN

4.1. Proses Budidaya

4.1.1. Pembibitan

Pembibitan tanaman adalah suatu proses

penanaman bibit mulai dari bentuk biji hingga

menjadi tanaman bayi dengan munculnya tunas akar dan

beberapa daun kecil menjadi kecambah, yakni yang

dilakukan selama beberapa hari, sehingga akhirnya

bisa ditanam kembali untuk pertumbuhan tanaman buah

hingga dewasa dan berbuah.

Dilakukan pembibitan agar dapat mengontrol

tanaman lebih mudah. Karena ketika tanaman masih

kecil apalagi dalam fase pertumbuhan tunas (sebelum

dipindah ke bedengan), masih memerlukan perlakuan

lebih intensif. Pada fase ini, tanaman akan rentan

sekali terhadap kematian dan HPT (hama dan penyakit

tanaman). Dengan dilakukan pembibitan ini,

diharapkan mendapat bibit unggul yang berkualitas.

Oleh karena itu, pembibitan ini dilakukan oleh pihak

Politeknik Jember agar dapat memaksimalkan bibit

yang diperoleh.

4.1.2. Pengolahan Tanah

Pada saat kami melakukan praktek lapangan,

bedengan juga telah dipersiapkan oleh pihak

Politeknik Jember. Jadi, yang harus kami lakukan

selanjutnya adalah pengolahan tanah. Seharusnya,

yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengolahan

tanah dan setelah itu pembuatan bedengan. Hal ini

dilakukan adalah untuk menghemat waktu dalam

melakukan praktek lapang. Maka, kami akan

menjelaskan sesuai yang telah kami lakukan pada

kegiatan praktek lapang.

Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah

menciptakan kondisi tanah yang paling sesuai untuk

pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimun

mungkin. Sedangkan tujuan khususnya adalah

1. Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk

persemaian atau tempat tumbuh benih. Tanah yang

padat diolah sampai menjadi gembur sehingga

mempercepat infiltrasi a-h, berkemampuan baik

menahan curah hujan memperbaiki aerasi dan

memudahkan perkembangan akar.

2. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan

menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi.

3. Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.

4. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah

yang ada diatas tanah kedalam tanah, sehingga

menambah kesuburan tanah.

5. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur

serangga melalui perubahan tempat tinggal dan

terik matahari.

Tujuan dibuatnya bedengan adalah

Pembersihan lahan meliputi pembersihan

rumput-rumput liar atau gulma dan pembersihan

tanaman keras, terutama yang menghalangi tanaman

tomat dari terpaan sinar matahari. Pembersihan

lahan dilakukan secara manual (tenaga manusia).

Tetapi dapat dilakukan dengan menggunakan mesin.

Pembersihan dengan mesin dilakukan jika lahan yang

akan dibuka luas dan banyak ditumbuhi tanaman

tahunan. Sisa-sisa rumput dan gulma dibiarkan

menumpuk di lahan yang nantinya dibenamkan di

tanah sebagai kompos. Membersihkan rumput liar dan

jerami bertujuan untuk menghilangkan kompetisi

yang akan terjadi antara rumput liar dan tanaman

semangka berbiji. Jika rumput liar ini tetap

dibiarkan hidup, selain mengganggu dalam proses

pertumbuhan tanaman, adanya rumput liar ini juga

mengganggu proses budidaya.

Proses pembalikan tanah dilakukan setelah

pembersihan lahan. Lahan yang bersih bisa langsung

dibajak atau dicangkul dengan kedalaman 30-40 cm.

Sewaktu pencangkulan, rumput dan sisa tanaman

lunak dari hasil pembersihan lahan bias dicampur

dengan tanah hingga membusuk dan menjadi pupuk.

Tujuan pencangkulan adalah mengolah struktur tanah

menjadi gembur atau remah sehingga akar tanaman

dapat dengan mudah menembus tanah untuk mengambil

zat makanan. Biarkan tanah yang sudah selesai

dicangkul terkena sinar matahari selama dua

minggu. Dengan demikian akan terjadi pertukaran

udara. Sementara itu, bibit penyakit atau hama

yang berada di dalam tanah terbunuh.

Selama proses pembalikan tanah, tanah

dicampur dengan pupuk kandang dengan tujuan untuk

memperbaiki zat hara yang terkandung di dalam

tanah dan memperbaiki struktur tanah. Hal ini

dilakukan di awal sebelum penanaman karena pupuk

kandang perlu waktu dalam penguraian di dalam

tanah dan tidak bisa langsung diserap oleh tanaman

sebagai nutrisi. Setelah tercampur dengan rata dan

pembalikan tanah selesai, maka tanah disisir.

Penyisiran dilakukan untuk memecah, menghaluskan,

dan meratakan gumpalan tanah yang masih besar dan

keras dari hasil pembajakan atau pencangkulan

tadi. Penyisiran tanah ini tidak perlu dilakukan

berulang-ulang sebab bila demikian tanah bisa

menjadi padat. Ketika tanah menjadi padat, akan

menyulitkan akar tanaman untuk menembus tanah.

Padahal ketika tanaman baru saja ditanam di

bedengan, tanaman itu masih rentan juga terhadap

kematian karena masih memerlukan adaptasi. Jadi,

dengan dilakukan penyisiran ini, tanaman

diharapkan dapat lebih mudah beradaptasi dan dapat

lebih mudah menyerap nutrisi di dalam tanah.

4.1.3. Pemasangan Mulsa Hitam Perak/MPHP

Mulsa terdiri dari bagian yang berwarna hitam

dan perak. Kedua bagian ini memiliki fungsi yang

berbeda. Mulsa yang berwarna perak, akan terletak

di atas, sedangkan yang hitam berada di bawah.

Mulsa perak berfungsi untuk memantulkan sinar

matahari agar pemanfaatan sinar matahari tidak

hanya secara langsung terkena tanaman semangka

berbiji, sehingga proses photosintesis bisa

berlasung pada kedua sisi daunnya dan dapat

mengurangi penguapan air yang berlebihan dari

tanah. Selain itu, warna perak pada mulsa juga

bisa mencegah agar hama tidak datang ke tanaman

semangka berbiji karena pantulan cahaya matahari

yang panas.

Sedangkan mulsa yang berwarna hitam adalah

untuk mengurangi pertumbuhan gulma di sekitar

tanaman semangka berbiji. Mulsa ini sendiri bisa

menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban

tanah relatif tetap stabil.

4.1.4. Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam bertujuan untuk

membantu pertumbuhan akar tanaman dan membantu

dalam ruang gerak akar dalam menyerap unsur hara

dan siklus udara  dalam tanah. Selain itu,

dilakukan jarak tanam 50 X 75 cm dengan tujuan

agar persaingan yang terlalu kompetitif antar

tanaman dalam mendapatkan unsur hara di dalam

tanah dan sinar matahari, serta agar hama dan

penyakit tanaman tidak mudah menyebar ke tanaman

lain. Jarak tanam yang terlalu dekat, membuat hama

dan penyakit tanaman mudah sekali untuk menyerang

tanaman di sebelahnya.

4.1.5. Penanaman

Dilakukan penyiraman kepada bibit sebelum

ditanam bertujuan agar proses adaptasi tanaman

yang nantinya akan ditanam lebih mudah. Setelah

itu, polibag disobek, bukan tanaman diambil dari

polibag. Hal ini dilakukan karena untuk

menghindari kerusakan akar tanaman yang berujung

pada kematian. Ketika hanya polibagnya yang

disobek, maka akar tanaman akan tetap dan proses

adaptasi lebih mudah. Pada proses penanaman ini

harus berhati-hati karena tanaman masih dalam

proses adaptasi. Sebaik mungkin membuat lahan

dengan kondisi yang mirip dengan pada saat

pembibitan.Setelah itu, tanaman di tanam di

bedengan dan perlu disiram lagi. Daya tumbuh

bibit?

4.1.6. Penyulaman dan Pengajiran

Penyulaman adalah penanaman kembali terhadap

tanaman yang mati ataupun terkena HPT. Hal ini

dilakukan 1 minggu setelah tanam. Hal ini akan

mempermudah dalam proses budidaya. Jika terlalu

lama melakukan penyulaman, maka pertumbuhannya

tidak akan sama dan akan mempersulit proses

budidaya.

Penyebab dilakukannya penyulaman ini berbeda-

beda. Pada saat kami praktek lapang ada 2 tanaman

yang dilakukan penyulaman dengan penyebab yaitu

layunya tanaman yang dalam kondisi hampir mati dan

kesalahan dalam pemasangan lanjaran (ajir) yang

mengenai akar tanaman sehingga tanaman mati.

Pemberian lanjaran bertujuan untuk tempat

perambatan tanaman semangka berbiji dan

mempermudah dalam proses budidaya. Dalam pemilihan

lanjaran, harus diperhatikan kekuatan dan besarnya

lanjaran. Agar kuat dalam menahan buah semangka

yang nantinya akan berbuah. Karena yang terjadi

dalam praktek lapang kami adalah lanjaran kami

hampir rubuh yang disebabkan pemilihan lanjaran

yang kurang tepat. Untuk semakin memperkuat

lanjaran, maka lanjaran itu diikat dengan tali

rafia. Apabila ingin lebih kuat, dapat memakai

kawat.

4.1.7. Pengairan

Pengairan dilakukan pada saat pagi dan siang

hari karena pada saat itu cahaya matahari tidak

terlalu terik sehingga tidak terlalu banyak air

yang menguap dan tanaman lebih mudah dalam

melakukan adaptasi. Pada saat pembungaan dan

pembuahan, pengairan lebih diintensifkan karena

pada saat itu tanaman memerlukan nutrisi lebih

untuk membentuk bunga dan buah.

4.1.8. Penyiangan

Penyiangan dilakukan menjelang akan dilakukan

pemupukan, untuk bedengan yang memakai mulsa

plastik penyiangan dilakukan dengan cara mencabuti

gulma disekitar tanaman tetapi tetap berhati-hati

jangan sampai merusak perakaran tanaman. Fungsi

dari penyiangan adalah sebagai berikut :

1. Membersihkan gulma sehingga tidak terjadi

persaingan akan kebutuhan metabolisme tanaman.

2. Memasok udara ke dalam tanah sehingga terjadi

aerasi yang baik.

3. Memotong akar gulma. Dengan terpotongnya akar

gulma maka akan memacu pertumbuhan cabang-

cabang akar tanaman yang lebih banyak dengan

banyaknya akar maka pertumbuhan tanaman akan

lebih bagus.

4.1.9. Pemupukan

Pupuk yang kami gunakan dalam budidaya

semangka berbiji ini terdiri dari beberapa macam,

yaitu :

a.) Pupuk Kandang (Organik) :

1. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan

melepaskan hara tanaman dengan lengkap (N,

P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam

jumlah tidak tentu dan relatif kecil.

2. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan

tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah

ditembus akar.

3. Tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah

berat.

4. Meningkatkan daya menahan air (water holding

capacity). Sehingga kamampuan tanah untuk

menyediakan air menjadi lebih banyak.

Kelengasan air tanah lebih terjaga.

5. Permeabilitas tanah menjadi lebih baik.

Menurunkan permeabilitas pada tanah

bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya

meningkatkan permeabilitas pada tanah

bertekstur sangat lembut (lempungan).

6. Meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation

) sehingga kemampuan mengikat kation menjadi

lebih tinggi, akibatnya apabila dipupuk

dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah

tercuci.

7. Memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik

hewan tingkat tinggi maupun tingkat rendah )

menjadi lebih baik karena ketersediaan makan

lebih terjamin.

8. Dapat meningkatkan daya sangga (buffering

capasity) terhadap goncangan perubahan

drastis sifat tanah.

9. Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang

berperanan dalam proses dekomposisi bahan

organik.

b.) Pupuk Urea :

1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan

banyak mengandung butir hijau daun

(chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat

panting dalam proses fotosintesa

2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi,

jumlah anakan, cabang dan lain-lain)

3. Menambah kandungan protein tanaman

4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik

tanaman pangan, holtikultura, tanaman

perkebunan, usaha peternakan dan usaha

perikana.

c.) Pupuk ZA :

1. Memperbaiki kualitas dan meningkatkan

produksi serta nilai gizi hasil panen dan

pakan ternak karena peningkatan kadar protein

pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll.

2. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.

3. Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap

gangguan lingkungan (hama, penyakit,

kekeringan)

d.) Pupuk SP36 :

1. Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman

2. Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran

yang baik

3. Memacu pembentukan bunga dan masaknya

buah/biji

4. Mempercepat panen

5. Memperbesar prosentase terbentuknya bunga

menjadi buah/biji

6. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan

hama, penyakit dan kekeringan

e.) Pupuk KCL :

1. Memperlancar proses fotosintesa.

2. Memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat

permulaan

3. Memperkuat ketegaran batang sehingga

mengurangi resiko mudah rebah.

4. Mengurangi kecepatan pembusukan hasil selama

pengangkutan dan penyimpanan.

5. Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan

hama, penyakit dan kekeringan.

6. Memperbaiki mutu hasil yang berupa bunga dan

buah (rasa dan warna).

f.) Pupuk Dolomit :

1. Penyembuhan

Untuk tanaman, kekurangan Magnesium (Mg)

berakibat sangat fatal. Tanaman yang

menderita kekurangan Magnesium (Mg) ditandai

dengan daun yang menguning, sehingga

kehilangan kemampuan mengasimilasikan CO2

Dengan demikian, pemberian pupuk Super

Dolomit akan mampu menambah unsur hara

Magnesium (Mg) yang diperlukan tanaman

tersebut, sehingga warna daunnya akan menjadi

hijau lagi

2. Amelioran

Pada tanah masam atau pH rendah selain

pertumbuhan tanaman akan terganggu, juga

keracunan Al dan Fe sering terjadi. Dengan

pemberian Super Dolomit, selain dapat

menetralisir Al dan Fe, juga menaikkan pH

tanah sehingga penyerapan unsur – unsur hara,

N Fosfor (P), K oleh tanaman menjadi baik

3. Pembenah

Pemberian pupuk berbentuk Amonium (Urea/DAP)

dan kalium (KCL/ZK) yang terlalu banyak,

dapat mengakibatkan kekurangan Magnesium

(Mg). Selain itu pupuk nitrogen mempunyai

kecenderungan menciptakan suasana masam.

Pemberian pupuk Super Dolomit mampu

menetralisir reaksi tanah yang bersifat

masamakibat pemberian pupuk yang berlebihan.

g.) Pupuk NPK Mutiara :

1. merangsang pertumbuhan vegetatif, membantu

tanaman lebih hijau, menambah kandungan

protein, dan mempercepat perbanyakan sel-sel

tumbuh

2. merangsang pertumbuhan akar, membentuk titik

tumbuh tanaman, mempercepat masa panen,

merangsang pertumbuhan bunga, dan

meningkatkan bunga menjadi buah

3. merangsang pertumbuhan fase awal, memperkuat

tegaknya batang, meningkatkan kualitas gabah,

buah, dan umbi, dan menambah daya tahan

terhadap hama dan penyakit.

4.1.10. Pemangkasan

Pemangkasan pada semangka dilakukan pada

cabang utama dan pada cabang sekunder. Cabang yang

tumbuh dari ketiak daun 1-8 dipotong baru cabang

dari ketiak 9-13 yang dipelihara untuk dibuahkan

selain itu dipangkas.  Tujuan dari pemangkasan

adalah untuk membentuk tanaman dengan cara

mengontrol atau mengarahkan pertumbuhan tanaman,

untuk menjaga kesehatan tanaman, atau untuk

meningkatkan hasil atau kualitas buah atau bunga

yang dihasilkan.

Kemudian dalam pemangkasan kita juga harus

melakukan pangkas-ujung-batang-utama atau topping.

Pada saat melakukan topping, kami melakukan

kesalahan dalam pemotongannya diakibatkan karena

kurang teliti dalam mengamati mana batang yang

merupakan kelanjutan dari buah dan tidak. Kami

melakukan dua kesalahan. Jadi, diharapkan

ketelitian yang tinggi untuk melakukan topping

agar tidak salah dalam pemotongan.

4.1.11. Pengendalian Hama

Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-

makhluk atau organisme pengganggu yang

disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan

manusia, ekologi, atau ekonomi, mengupayakan agar

populasi hama tidak menimbulkan kerugian, melalui

cara-cara pengendalian yang efektif,

menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan.

Aktivitas pengendalian hama ditujukan untuk:

a) Menekan populasi hama omput penyakit sehingga

menurunkan risiko penyebaran kuman penyakit

tertentu yang dibawanya;

b) Menekan populasi hama tikus sehingga

menurunkan risiko:

1. Kerugian akibat kerusakan jaringan kabel

listrik dan komunikasi termasuk jaringan

kabel omputer.

2. Susut nilai inventory karena kerusakan

kemasan dan produk.

3. Sanitasi lingkungan

c) Menekan populasi hama gudang untuk

mengamankan bahan pangan yang disimpan di

dalamnya.

d) Menekan populasi hama lingkungan secara umum

untuk menjaga mutu sanitasi hotel, restoran,

perkantoran, dan pemukiman.

4.1.12. Panen

Pemanenan dilakukan apabila tanaman telah

memenuhi kriteria panen, antara lain:

1. Tanaman semangka telah berumur 65 – 70 hari

setelah tanam

2. Warna tangkai buah berubah menjadi kecoklatan

3. Buah jika dipukul akan berbunyi nyaring

4. Cara panennya dengan (memotong) tangkai buah

dengan alat bantu pisau tajam dan steril agar

tidak merusak tanaman

Dalam kenyataannya di lapangan, tidak semua

buah yang dipanen memenuhi kriteria panen.

Banyak buah yang masih kecil terpaksa harus

dipanen dikarenakan tanaman yang tiba-tiba

mati, sehingga proses pembesaran buah harus

berhenti saat itu juga dan harus segera dipanen

agar buah tidak busuk. Kematian tanaman yang

begitu cepat ini kemungkinan dikarenakan cuaca

yang hampir setiap hari selalu hujan lebat,

sehingga kondisi tanaman terganggu dan tanaman

menjadi layu dan akhirnya mati.

4.1.13. Pasca Panen

Pasca panen, dilakukan pengukuran berat dan

diameter buah. Buah yang berukuran sesuai criteria

dibedakan (disortir) dengan buah-buah yang masih

kecil. Lalu di ambil sampel isi buah untuk

menunjukkan kondisi buah, seperti warna dan banyak

biji.

4.2. Pertumbuhan Vegetatif (daya tumbuh dan kecepatan

pertumbuhan?)

Tanggal /Minggu Tinggi26 Februari 2014 (minggu

ke-1)

15-20 cm

5 Maret 2014 (minggu ke-2) 50 cm12 Maret 2014 (minggu ke-

3)

93,2 cm

19 Maret 2014 (minggu ke-

4)

1,4 m

Tabel pertumbuhanVegetatif Tanaman Semangka

4.3. Hama Penyakit Tanaman

Hama Tanaman Semangka Berbiji

1. Belalang

Belalang merupakan hewan bertubuh kecil dengan

ukuran badan sektar 5-12 cm. Hama ini mempunyai

sifat cenderung untuk membentuk kelompok yang besar

dan suka berpindah-pindah (bermigrasi), sehingga

dalam waktu yang singkat dapat menyebar pada areal

yang luas. Perilaku makan belalang biasanya di waktu

hinggap pada sore hari sampai malam dan pada pagi

hari sebelum terbang. Belalang sebagai salah satu

hama yang lumrah ditemui sebagai pengganggu tanaman

padi juga Kami temui pada tanaman semangka berbiji.

Hama ini biasanya tidak mengganggu tanaman semangka

namun pada kasus Kami, disebabkan karena lokasi

lahan yang berdekatan dengan lahan produksi tanaman

padi yang berdampak juga pada hama yang menyerang.

Penyakit tanaman Semangka Berbiji

1. Layu Fusharium

Disebabkan oleh serangan jamur. Gejala: tanaman

tampak layu seperti kekurangan air. Pada pagi hari

dan sore hari tanaman tampak segar. Dalam waktu 2-3

hari saja tanaman dapat mati kering dengan batang

berwarna coklat dan batangnya mengerut.

Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan

pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan

agar tidak terlalu lembab. (2) secara kimiawi

dilakukan dengan menyemprotkan fungisida yang

mengandung bahan aktif metalaksil, benomil, atau

propamokarb hidroklorida secara periodik, menanam

benih yang sudah direndam fungisida.

4.4. Produksi

NoDiameter(cm)

Panjang(cm)

Berat(kg)

1 40 23.4 1.32 41.4 24.8 1.43 36 20.4 0.94 43.7 25.9 1.95 38 18.5 0.66 42.6 21 1.27 32 19.5 1.058 38.8 24.2 1.959 44.5 18.8 2.410 41.9 21.5 1.2211 43.5 28.5 2.412 42.1 28.6 1.913 27 17 0.414 38 26.2 1.615 38.5 18 1.616 39.8 20.4 0.917 44.7 29.2 2.618 38.6 22 1.519 32.5 19.5 1.620 37.4 20 1.2jumlah 781 447.4 29.62rata-rata 39.05 22.37 1.481

Dari data produksi buah semangka berbiji diatas,

kami memanen sebanyak 20 buah. Ada beberapa tumbuhan

pada bedengan pertama dan bedengan ke dua yang buahnya

masih belum layak dipanen, sehingga kami hanya memanen

bauh yang layak dipanen yaitu sekitar 20 buah. Dan

terdapat satu tanaman pada bedengan ke-2 yang

meghasilkan buah semangka berbiji karena kesalahan

pengambilan bibit.

BAB VI

PENUTUP

6.1. Simpulan

Berdasarkan budidaya tanaman semangka yang, kami

melakukan sejumlah penelitian dan analisis dari

data yang telah kami dapatkan di lapangan. Dari

hasil penelitian dan analisis kami yang telah

tertera dalam BAB IV PEMBAHASAN dapat ditarik

simpulan sebagai berikut :

1. Semangka merupakan tanamana yang membutuhkan

perawatan – perawatan khusus dan rutin dalam

usaha pembudidayaan.

2. Didalam proses budidaya tanaman tentu menemui

beberapa hambatan- hambatan yang dapat

mengganggu kelancaran dalam proses budidaya.

3. Proses budidaya yang teatur dan terjadwal

dengan baik dapat menentukan tingkat

keberhasilan dalam produksi.

6.2. Saran

Dalam proses budidaya yang kami lakukan, dapat

diajukan beberapa saran untuk berbadgai pihak yang

dapat ditinjau maupun diterapkan, diantaranya :

1. Bagi Pemerintah

Dapat dijadikan suber literatur yang dapat

menunjang dalam bidang pertanian .sehingga

dapat meningkatkan jumlah produksi dan hasil

dari budidaya tanaman semangka untuk

mningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. Bagi Masyarakat

Dapat dijadikan sumber referensi

masyarakat,terutama petani semangka untuk

mencari cara untuk meningkatkan produksi dan

hasil dari budidaya semangka.

3. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan sebagai penambah sumber baca

dalam penerapan ilmu pendidikan terutama

biologi. Dan dapat dijadikan sebagai pedoman

program sekolah dalam memaksimalkan minat siswa

terhadap ilmu pertanian terutama Agrobisnis.

4. Bagi Siswa

Sebagai pengembangan dari hasil pengamatan di

lapangan. Serta meningkatkan pengetahuan siswa

di bidang pertaian.