BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk
hidup dan kehidupannya. Di dalam kehidupan, salah satu
pemanfaatan imu biologi bagi kesejahteraan manusia
adalah di bidang pertanian. Melihat eratnya hubungan
manfaat pertanian dengan kehidupan manusia, maka
penulis memilih tema yang mengacu kepada buah-buahan
yang biasanya di gemari oleh sebagian orang. Buah yang
banyak di gemari salah satunya adalah buah Semangka.
Semangka merupakan tanaman buah berupa herba yang
tumbuh merambat. Tanaman ini berasal Afrika, kemudian
berkembang dengan pesat ke berbagai negara baik di
daerah tropis maupun subtropis, seperti: Afrika
Selatan, Cina, Jepang, dan Indonesia. Tanaman semangka
bersifat semusim, tergolong cepat berproduksi karena
umurnya hanya sampai 6 bulan. Tanaman semangka
dibudidayakan untuk dimanfaatkan sebagai buah segar,
tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka
muda untuk bahan sayur-mayur. Biji semangka bisa diolah
menjadi makanan ringan yang disebut “kuwaci” (disukai
masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga
dibuat asinan/acar seperti buah mentimun atau jenis
labu-labuan lainnya.
Saat ini pembudidayaan buah semangka masih sedikit
di lakukan oleh para petani di Indonesia. Padahal pada
daerah-daerah maju,selain membudidayakan buah yang
unggul, semangka juga telah memiliki berbagai variasi
rasa dan bentuk. Mereka telah menerapkan budidaya buah
semangka, sehingga semangka yang di hasilkan menjadi
lebih unggul, baik dari segi buahnya maupun dari segi
penghasilan (ekonomi) yang di dapatkan. Untuk itu
penulis ingin mengetahui bagaimana pembudidayaan buah
semangka tersebut, dan bagaimana mendapatkan buah
semangka yang unggul dan lebih menarik. Sehingga dapat
di harapkan kepada para petani Indonesia agar merapkan
cara budidaya buah semangka ini,demi kesejahteraan
hidupnya dan juga bagi manusia lainnya.
Akan tetapi ada banyak faktor yang menyebabkan para
petani semangka menerima hasil dari produksi tanaman
semangka. Misalnya melalui metode yang biasa petani
terapkan adalah sistem konvensional. Metode
konvensional yang diterapkan pada penanaman semangka
yaitu seluruh bagian tubuh tanaman termasuk daun dan
buah berada tepat di atas tanah. Hal ini tentu saja
memberikan dampaktersendiri yang dapat menurunkan hasil
maupun produksi buah semangka. Saat bagian tubuh
tanaman bersentuhan langsung dengan tanah bagian tubuh
tersebut memiliki potensi terserang penyakit dan hama
lebih besar. Potensi yang besar tersebut timbul karena
pada dasarnya tanah adalah salah satu dari sarang
berbagai bibit-bibit penyakit dan hama yang dapat
menginfeksi maupun merusak tanaman. Selain itu saat
penyiraman atau dengan adanya hujan bagian tanaman
semangka lebih berpotensi untuk tergenang hingga
memyebabkan terjadinya kebusukan.
Salah satu cara untuk mengurangi potensi negatif
dari sistem konvensional yang diletakkan di tanah
yaitu, dengan menjauhkan bagian-bagian tanaman dengan
meletakkanya lebih keatas. Bagian tanaman seperti
cabang batang, daun, dan buah dapat diletakkan lebih
keatas dengan sistem lanjaran. Sistem lanjaran yaitu
dimana setiap tanaman di beri rambatan untuk naik ke
atas. Tetapi dalam penggunaan sistem lanjaran pada
semangka di perlukan tempat untuk meletakkan dedaunan
dan buah semangka yang disebut dengan para-para. Dengan
sistem lanjaran ini memungkinkan adanya ruangan yang
dapat mempermudahkan dalam penyiraman, pemupukan,
pengendalian hama dan penuyakit atau pemeliharaan yang
lain. Selain itu, tanaman dapat lebih menerima sinar
matahari dengan intensitas yang optimal sehingga lebih
memaksimalkan hasil dan produksi.
Oleh karena itu, dalam penyusunan karya tulis ilmiah
ini penulis mengkaji pengetahuan mengenai pelaksanaan
budidaya tanaman semangka dengan sistem lanjaran dan
ilmu biologi sebagai dasar kajian karya tulis ilmiah
ini.
1.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara membudidayakan tanaman semangka
berbiji menggunakan sistem lanjaran?
2. Bagaimana pertumbuhan vegetatif dan produksi
semangka berbiji sistem lanjaran?
3. Apa saja kendala yang terjadi pada saat proses
budidaya semangka berbiji sistem lanjaran?
4. Bagaimana hasil tanaman budidaya semangka berbiji
sistem lanjaran?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami cara membudidayakan
tanaman semangka berbiji sistem lanjaran
2. Menganalisa pertumbuhan vegetatif dan produksi
semangka berbiji sistem lanjaran
3. Mengalisa kendala yang terjadi pada saat proses
budidaya semangka berbiji sistem lanjaran
4. Mendeskripsikan dan menganalisa hasil budidaya
semangka berbiji sistem lanjaran
1.4. Manfaat
1. Bagi Pelajar
Dapat mempraktekkan secara langsung budidaya
semangka berbiji sehingga dapat memahami secara
lebih mendalam proses dan hambatan yang dilalui
2. Bagi Masyarakat
Dapat menjadi referensi yang dapat diaplikasikan
dalam pembudidayaan semangka berbiji
3. Bagi Pemerintah
Sebagai sumber literatur bagi pemerintah dalam
meningkatkan budidaya semangkan berbiji di
Kabupaten Jember demi meningkatkan Kesejahteraan
rakyat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Semangka
Semangka merupakan tanaman merambat yang berasal
dari daerah setengah gurun bagian selatan yang ada di
Afrika. Semangka memiliki nama latin Citrullus lanatus,
Citrulus vulgaris schard atau Citrulus canas ( THMB ) Manst.
Semangka juga dikenal dengan sebutan buah tembikai.
Semangka masih satu keluarga dengan labu-labuan
(Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) serta ketimun
(Cucumis sativus).
Tanaman semangka merupakan tanaman yang berasal
dari Afrika,dengan Gurun Pasir Kalahari sebagai pusat
penyebaran. Kemudian menyebar luas ke daerah-daerah
sekitarnya, yang meliputi: China, Taiwan, Amerika,
Philipina, sampai akhirnya masuk ke Indonesia dan
hampir setiap daerah yang ada di Indonesia mengenal
semangka hingga membudidayakankannya.Telah banyak
petani Indonesia yang telah membudidayakan tanaman
semangka. Hal ini dikarenakan buah semangka merupakan
buah yang digemari oleh seluruh masyarakat karena
memiliki kenikmatan serta kesegaran tersendiri, selain
itu semangka juga memiliki kandungan- kandungan gizi
dan vitamin yang tentunya membuat masyarakat tak segan
untuk menggemarinya. Menurut penelitian, buah semangka
memiliki air ( 92% ) dan mengandung hanya ( 7% )
karbohidrat dalam bentuk gula. Dikarenakan bayak
masyarakat yang menyukai rasa semangka yang khas
mendorong para petani untuk membudidayakannya di
karenakan konsumsi masyarakat juga mendukung nilai
ekomomi cukup tinggi sehingga dapat menunjang
kesejahteraan masyarakat.
2.1.1 Karakteristik Semangka
Semangka sebagai makluk hidup memiliki nama
ilmiah yang berasal dari pengklasifikasian dari
semangka. Mulai dari kingdom hingga ditentukanya
nama spesies.
Klasifikasi Tanaman Semangka
Di berbagai
belahan dunia
dapat di temukan berbagai jenis dan macam
terutama pada varietas semangka. Hal ini
disebabkan penyebaran dari tanaman semangka yang
semakin meluas serta keinginan manusia untuk
memperoleh varietas yang ia inginkan. Sehingga
hal ini memunculkan suatu pengembangan teknologi
yang dapat memberikan berbagai varietas-varietas
semangka hasil teknologi yang sesuai dengan
keinginan manusia.
Menurut pandangan dari sisi perkembangbiakan,
mengenai ada atau tidaknya biji dapat menjadikan
penggolongan semangka yaitu semangka nonbiji dan
semangka berbiji. Perbedaan yang mendasar
diantara keduanya adalah bunga semangka nonbiji
Kingdo
m :
Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Ordo : Cucurbitales
Famili : Cucurbitaceae
Genus : Citrullus
Specie
s :
Citrullus lanatus
merupakan triploid sehingga saat disilangkan
dengan bunga haploid tidak membeentuk embrio.
Sedangkan pada bunga semangka berbiji yaitu
normal haploid sehingga saat terjadi penyilangan
dengan bunga haploid dapat membentuk embrio pada
bijinya sehingga semangka berbiji lebih
diutamakan dalam hasil bijinya untuk dibenihkan.
Adapun beberapa macam varietas semangka berbiji
dan nonbiji :
No SEMANGKA BERBIJI SEMANGKA NON BIJI1 Reddi 227 Pariefas Good
Quafity2 Varietas Metal 206 Quality3 Varietas Red Top
2.12
Fengshan No.1
4 Varietas New
Dragon
VarietasF1HibridaS11
1 (CHAMPION5 China Dragon F1 Hibrida S115
(JELITA) 6 Flower Dragon Varietas F1 Hibrida
5107 (PRETTY ORCHID)7 Grand Baby 8 Golden
summer(biji?)
9 Yellow Baby
10 F1Hibrida113(FARME
RS WONDERFUL)
11 VarietasF1HibridaS
108 (HITAM MANIS)
12 Fl Hibrida S112
(MAS KUNING)
Semangka yang kami fokuskan dalam budidaya adalah
sengaka berbiji dengan varietas Varietas F1 Hibrida S108
(Hitam Manis) yang memiliki karakteristik :
Pelopor semangka mini di Indonesia.
Pertumbuhan kuat & cepat, adaptasi luas, penanaman
mudah.
Buah 2-4 kg, sangat manis, kadar gula 12-14o Brix,
rasa sangat renyah, kualitas buah superior.
Kulit tipis & kuat, tahan penyimpanan &
pengangkutan panjang.
2.1.2. Morfologi Tanaman Semangka
1) Akar
Semangka memiliki akar tungang yang terdiri dari
akar utama (primer) dan lateral (sekunder) akar
muncul serabut-serabut akar (akar tersier).
Panjang akar primer berkisar 15-20 cm. Sedangkan
akar lateral memiliki panjang ± 35-45 cm.
2) Percabangan
Percabangan berkisar 7-10 cabang. Cabang pertama
terletak pada paling tengah memiliki pertumbuhan
paling kuat.Panjang batang cabang berkisar 3
meter apabila tidak di potong. Bentuk
cabang/batang tanaman semangka bulat dan
berbulu.
3) Sulur
Sulur-sulur yang terdapat pada tanaman semangka
befungsi sebagai pembelit atau pemanjat apabila
tanaman semangka dibudidayakan dengan sitem
turus.
4) Daun
Daun semangka berwarna hijau mudah sampai hijau
gelap. Berbentuk helaian dan berujung runcing
dengan pangkal daun berbentuk jantung meskipun
tepinya bercanggap bentuk daunnya menjari, letak
daun berseberangan, permukaan daun dewasa agak
kasar dan ukuran daun semangka berbiji lebih
kecil dibandingkan daun semangka non biji.
5) Bunga
Bunga berkelmin satu. Artinya bunga jantan dan
betina terletak terpisah tetapi masih dalam satu
tanaman. Bunga tumbuh diketiak daun, bunga
semangka memiliki diameter 2-2,25 cm. warna
mahkota tersusun seperti kutup. Benang sarinya
berjumlah lima yang berdekatan satu sama lain.
6) Buah
Berbentuk bulat, oval, dan berbentuk lonjong.
Berdasarkan warna daging buah yaitu berwarna
merah dan kuning. Ukuran buah di golongkan
berukuran besar dan berat buah semangka rata-
rata 5-6 kg.
2.1.3. Syarat tumbuh
1. Tanah
Tanah yang baik untuk tanaman semangka adalah
tanah yang berstruktur gembur dan subur,
mempunyai lapisan olah yang tebal, kering kaya
akan bahan organik dan dengan pengaturan air
yang baik. Pada keasaman PH tanah optimal
berkisar 6,8-7,2 .
2. Iklim
Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari
penuh. Sehingga musim kemarau cocok untuk
penanaman. Lahan penanaman harus terbuka tampa
naungan. Ketersediaan matahari penuh sangat di
perlukan untuk proses fotosintesis sedangkan
pengaruh tidak langsungnya pada temperatur
kelembapan.
3. Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap
ketersediaan air dan kelembapan tanah di sekitar
tanaman. Curah hujan bulanan yang dikehendaki
semangka berkisar 40-50 mm. Curah hujan yang
terlalu tinggi akan berakibat buruk terhadap
tanaman yaitu tanaman mudah terserang oleh hama.
4. Angin
Angin membantu dalam proses penyerbukan bunga
semangka. Tetapi angin yang bertiup kencang
dapat merusak daun serta mematahkan percabangan.
5. Ketinggian tempat
Ketinggian tempat dapat berpengaruh terhadap
umur panen. Pemanenan semangka di dataran rendah
akan lebih cepat daripada dataran tinggi.
6. Air
Semangka memelukan banyak air Karena 90%
merupakan buah yang berair. Tetapi hindari
tanaman tergenang air karena dapat mengakibatkan
tanaman mati.
2.1.4. Kandungan Nutrisi Pada Semangka
Buah semangka diketahui mengandung zat-zat
tertentu yang cukup efektif dalam membunuh sel-
sel kanker, yaitu zat yang mampu menghidupkan
aktivitas fungsi sel darah putih yang mampu
meningkatkan sistem kekebalan. Hasil percobaan
menunjukkan bahwa semangka mengandung zat-zat
yang dapat menstimulir fagosit yaitu suatu sel
darah yang mampu melindungi sistem darah dari
infeksi dengan cara menyerap
mikroba untuk mematikan sel-sel penyebab
penyakit terutama kanker.
Selain itu buah semangka memiliki kandungan
kalori yang sangat rendah sehingga semangka
dapat berfungsi sebagai diuretik. Buah semangka
mengandung pigmen karotenoid jenis flavonoid
yang memberikan warna daging buah merah atau
kuning.
Kandungan gizi buah semangka per 100 gram
bahan
Kandungan
gizi
Banyaknya1) 2)
Air 92,10 g 92,30 gKalori 28,00 kal 28,00 kalProtein 0,50 g 0,10 gLemak 0,20 g 0,20 gKarbohidrat 6,90 g 7,20 gKalsium 7,00 mg 8,00 mgFosfor 12,00 mg 7,00 mgZat Besi 0,20 mg 0,20 mgSerat - 0,50 mgNatrium - 1,00 mgKalium - 82,00 mgNiacin - -Vitamin B1 0,05 mg 0,20 mgVitamin C 6,00 mg 6,00 mg
Sumber : 1) Direktorat gizi Depkes R.I (1981), 2) Food
and Nutrition Research
Center, Handbook No.1 Manila (1964).
2.1.5. Manfaat Buah Semangka
Menurut riset dari Bhimu Patil menyatakan
bahwa pada daging dan kulit daging buah
semangka ditemukan zat citrulline. 60%
citrulline lebih banyak ditemukan pada kulit
semangka. Zat ini juga dapat ditemukan pada
semua warna semangka dan yang paling tinggi
kandungannya adalah jenis semangka kuning. Zat
citrulline ini akan bereaksi dengan enzim tubuh
ketika dikonsumsi dalam jumlah yang cukup
banyak lalu diubah menjadi arginin, asam amino
non essensial yang berkhasiat bagi jantung dan
kekebalan tubuh.
Manfaat Buah Semangka ini sangat banyak,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Daun dan buah semangka
muda untuk bahan sayur mayur.
2. Biji semangka diolah
menjadi kwaci.
3. Kulit semangka diolah
menjadi manisan/acar
4. Sangat bermanfaat bagi
penderita hipertensi karena memiliki
kandungan air dan kalium cukup tinggi
yang dapat menetralisasikan tekanan darah
di dalam tubuh.
5. Dapat membantu daya
tahan tubuh karena mengandung antioksidan
(betakaroten dan vitamin C).
6. Dapat merangsang
keluarnya air seni.
7. Dapat mencegah
sariawan dengan cepat.
8. Sebagai perawatan
kecantikan.
Berbagai manfaat yang terdapat pada buah
semangka karena pada dasarnya adanya kandungan
yang ada pada semangka. Dengan pengkonsumsian
semangka yang tepat dalam artian tidak
berlebihan dapat memberikan manfaat yang dapat
segera diambil.
2.2. Budidaya Semangka
2.2.1. Pembibitan
1) Persyaratan Benih
Pemilihan jenis benih semangka yang
disemaikan adalah: Hibrida import, terutama
benih jenis Triploid (non biji) yang mempunyai
kulit biji yang sangat keras dan jenis Haploid
(berbiji).
2) Penyiapan Benih
Jenis benih Hibrida impor, terutama jenis
bibit triploid setelah dipilih disiapkan alat
bantu untuk menyayat/merenggangkan sedikit
karena tanpa direnggangkan biji tersebut sulit
untuk berkecambah, alat bantu tersebut berbentuk
gunting kuku yang mempunyai bentuk segitiga
panjang berukuran kecil dan disediakan tempat
kecil yang mempunyai permukaan lebar. Jenis
Haploid dengan mudah disemai karena bijinya
tidak keras sehingga mudah membelah pada waktu
berkecambah.
3) Teknik Penyemaian Benih
Teknik penyemaian benih semangka dilakukan
melalui beberapa tahapan, yaitu : a)
Perenggangan bibit biji semangka terlebih dahulu
supaya untuk mempermudah dalam proses
pertumbuhannya; b) Perendaman biji dalam suatu
satuan obat yang diramu dari bahan-bahan: 1
liter air hangat suhu 20-25 derajat C; 1 sendok
teh hormon (Atornik, Menedael, Abitonik); 1
sendok peres fungisida (obat anti jamur)
seperti: Difoldhan 4T, Dacosnil 75 WP, Benlate;
0,5 sendok teh peres bakterisida (Agrept 25 WP).
Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan
ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi dan
bibit siap dikecambahkan.
4) Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
Kantong-kantong persemaian diletakkan
berderet agar terkena sinar matahari penuh sejak
terbit hingga tenggelam. Diberi perlindungan
plastik transparan serupa rumah kaca mini dan
untuk salah satu ujungnya terbuka dengan
pinggiran yang terbuka. Pemupukan dilakukan
lewat daun untuk memacu perkembangan bibit
dicampur dengan obat, dilakukan rutin setiap 3
hari sekali. Pada usia 14 hari, benih-benih
dipindahkan ke lapangan yang telah matang dan
siap ditanami benih tersebut.
5) Pemindahan Bibit
Setelah pengecambahan dilakukan penyemaian
bibit menggunakan kantongkantong plastik
berukuran : 12 cm x (0,2 – 0,3 )mm. Satu
kantong ditanam satu benih (sudut kantong
dipotong secukupnya untuk pengurangan sisa air)
dan diisi campuran tanah dengan pupuk organik
komposisi: 1 bagian tanah kebun, 1 bagian
kompos/humus, 1 bagian pupuk kandang yang sudah
matang. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan
telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal
penanaman yang telah diolah.
2.2.2. Pengolahan Media Tanam
1) Persiapan
Bila areal bekas kebun, perlu dibersihkan
dari tanaman terdahulu yang masih tumbuh. Bila
bekas persawahan, dikeringkan dulu beberapa hari
sampai tanah itu mudah dicangkul, kemudian
diteliti pH tanahnya.
2) Pembukaan Lahan
Lahan yang ditanami dilakukan pembalikan
tanah untuk menghancurkan tanah hingga menjadi
bongkahan-bongkahan yang merata. Tunggul bekas
batang/jaringan perakaran tanaman terdahulu
dibuang keluar dari areal, dan juga segala jenis
batuan yang ada dibuang, sehingga tidak
mempengaruhi perkembangan tanaman semangka yang
akan ditanam di areal tersebut.
3) Pembentukan Bedengan
Tanaman semangka membutuhkan bedengan supaya
air yang terkandung di dalam tanah mudah
mengalir keluar melalui saluran drainase yang
dibuat. Jumlah bedengan tergantung jumlah baris
tanam yang dikehendaki oleh si penanam (bentuk
bedengan baris tanaman ganda, bedengan melintang
pada areal penanaman). Lebar bedengan 7-8 meter,
tergantung tebal tipis dan tinggi bedengan
(tinggi bedengan minimum 20 cm).
4) Pengapuran
Dilakukan dengan pemberian jenis kapur
pertanian yang me-ngandung unsur Calsium (Ca)
dan Magnesium (Mg) yang bersifat menetralkan
keasaman tanah dan menetralkan racun dari ion
logam yang terdapat didalam tanah. Dengan kapur
Karbonat/kapur dolomit. Penggunaan kapur per
1000 m2 pada pH tanah 4-5 diperlukan 150-200 kg
dolomit , untuk antara pH 5-6 dibutuhkan 75-150
kg dolomit dan pH >6 dibutuhkan dolomit sebanyak
50 kg.
5) Pemupukan
Pupuk yang dipakai adalah pupuk organik dan
pupuk buatan. Pupuk kandang yang digunakan
adalah pupuk kandang yang berasal dari hewan
sapi/kerbau dan dipilih pupuk kandang yang
sudah matang. Pupuk kandang berguna untuk
membantu memulihkan kondisi tanah yang kurang
subur, dengan dosis 2 kg/ bedengan. Pupuk
tersebut terdiri atas:(a) Pupuk Makro yang
terdiri dari unsur Nitrogen, Phospor, Kalsium
(dibuat dari pupuk ZA, TSP dan KCl); (b) Pupuk
Mikro yang terdiri dari Kalsium(Ca),
Magnesium(Mg), Mangaan(Mn), Besi(Fe),
Belerang(S), Tembaga(Cu), Seng(Zn), Boron(Bo)
dan Molibden(Mo).
6) Lain-lain
Tahap penghalusan dan perataan bongkahan
tanah pada sisi bedengan pada tempat penanaman
semangka dilakukan dengan cangkul. Di bagian
tengah, sebagai landasan buah pada bedengan,
diratakan dan diatas lapisan ini diberi jerami
kering untuk perambatan semangka dan peletakan
buah. Bedengan perlu disiangi, disiram dan
dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm dan
plastik mulsa dengan lebar plastik 110-150 cm
agar menghambat penguapan air dan tumbuh tanaman
liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan
karena lebih tahan lama, sampai 8-12 bulan pada
areal terbuka (2 – 3 kali periode penanaman).
Plastik sisa yang berwarna perak yang
memantulkan sinar matahari dan secara tidak
langsung membantu tanaman banyak mendapat sinar
matahari untuk pertumbuhannya.
2.2.3. Teknik Penanaman
1) Penentuan Pola Tanaman
Tanaman semangka merupakan tanaman semusim
dengan pola tanam monokultur.
2) Pembuatan Lubang Tanaman
Penanaman bibit semangka pada lahan
lapangan, setelah persemaian berumur 14 hari dan
telah tumbuh daun ± 2-3 lembar. Sambil menunggu
bibit cukup besar dilakukan pelubangan pada
lahan dengan kedalaman 8-10 cm. Persiapan
pelubangan lahan tanaman dilakukan 1 minggu
sebelum bibit dipindah ke darat. Berjarak 20-30
cm dari tepi bedengan dengan jarak antara lubang
sekitar 80-100 cm/tergantung tebal tipisnya
bedengan. Lahan tertutup dengan plastik mulsa,
maka diperlukan alat bantu dari kaleng bekas cat
ukuran 1 kg yang diberi lubang-lubang
disesuaikan dengan kondisi tanah bedengan yang
diberi lobang.
3) Cara Penanaman
Setelah dilakukan pelubangan, areal
penanaman disiram secara massal supaya tanah
siap menerima penanaman bibit sampai menggenangi
areal sekitar ¾ tinggi bedengan, dan dibiarkan
sampai air meresap. Sebelum batang bibit ditanam
dilakukan perendaman, agar mudah pelepasan bibit
menggunakan kantong plastik yang ada. Langkah
imunisasi dilakukan dengan perendaman selama 5-
10 menit disertai campuran larutan obat obatan.
Susunan obat terdiri dari: 1 sendok teh hormon
Atonik, Abitonik, dekamon, menedael, 1 sendok
teh peres bakterisida tepung, 1 sendok teh peres
fungisida serbuk/tepung (Berlate, dithane M-45,
Daconiel).
Urutan penanaman adalah sebagai berikut:
a) Kantong plastik diambil hati-hati supaya
akar tidak rusak.
b) Tanam bersama dan masukkan ke dalam
lubang
c) Celah-celah lubang ditutup dengan tanah
yang telah disiapkan
d) Lubang tanaman yang tersisa ditutup
dengan tanah dan disiram sedikit air agar
media bibit menyatu dengan tanah
disekeliling dapat bersatu tanpa tersisa.
2.2.4. Pemeliharaan Tanaman
1) Penjarangan dan Penyulaman
Tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu
diperhatikan, apabila tumbuh terlalu
lebat/tanaman mati dilakukan penyulaman/diganti
dengan bibit baru yang telah disiapkan dari
bibit cadangan. Dilakukan penjarangan bila
tanaman terlalu lebat dengan memangkas daun dan
batang yang tidak diperlukan, karena menghalangi
sinar matahari yang membantu perkembangan
tanaman.
2) Penyiangan
Tanaman semangka cukup mempunyai dua buah
saja, dengan pengaturan cabang primer yang
cenderung banyak. Dipelihara 2-3 cabang tanpa
memotong ranting sekunder. Perlu penyiangan pada
ranting yang tidak berguna, ujung cabang
sekunder dipangkas dan disisakan 2 helai daun.
Cabang sekunder yang tumbuh pada ruas yang ada
buah ditebang karena mengganggu pertumbuhan
buah. Pengaturan cabang utama dan cabang primer
agar semua daun pada tiap cabang tidak saling
menutupi, sehingga pembagian sinar merata, yang
mempengaruhi pertumbuhan baik pohon/buahnya.
3) Pembubunan
Lahan penanaman semangka dilakukan
pembubunan tanah agar akar menyerap makanan
secara maksimal dan dilakukan setelah beberapa
hari penanaman.
4) Perempalan
Dilakukan melalui penyortiran dan
pengambilan tunas-tunas muda yang tidak berguna
karena mempengaruhi pertumbuhan pohon/buah
semangka yang sedang berkembang. Perempelan
dilakukan untuk mengurangi tanaman yang terlalu
lebat akibat banyak tunas-tunas muda yang kurang
bermanfaat.
5) Pemupukan
Pemberian pupuk organik pada saat sebelum
tanam tidak akan semuanya terserap, maka
dilakukan pemupukan susulan yang disesuaikan
dengan fase pertumbuhan. Pada pertumbuhan
vegetatif diperlukan pupuk daun (Topsil D), pada
fase pembentukan buah dan pemasakan diperlukan
pemupukan Topsis B untuk memperbaiki kualitas
buah yang dihasilkan. Pemberian pupuk daun
dicampur dengan insekstisida dan fungisida yang
disemprotkan bersamaan secara rutin. Adapun
penyemprotan dilakukan sebagai berikut: a) Pupuk
daun diberikan pada saat 7, 14, 21, 28 dan 35
hari setelah tanam; b) Pupuk buah diberikan pada
saat 45 dan 55 hari setelah tanam; c) ZA dan
NPK (perbandingan 1:1) dilakukan 21 hari setelah
tanam sebanyak 300 ml, 25 hari setelah tanam
sebanyak 400 ml dan 55 hari setelah tanam
sebanyak 400 ml.
6) Pengairan dan Penyiraman
Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow
Irrigation: air dialirkan melalui saluran
diantara bedengan, frekuensi pemberian air pada
musim kemarau 4-6 hari dengan volume pengairan
tidak berlebihan. Bila dengan pompa air sumur
(diesel air) penyiraman dilakukan dengan bantuan
slang plastik yang cukup besar sehingga lebih
cepat. Tanaman semangka memerlukan air secara
terus menerus dan tidak kekurangan air.
7) Waktu Penyemprotan Pestisida
Selain pupuk daun, insktisida dan fungisida,
ada obat lain yaitu ZPZ (zat perangsang
tumbuhan); bahan perata dan perekat pupuk makro
(Pm) berbentuk cairan. Dosis ZPT: 7,5 cc,
Agristik: 7,5 cc dan Metalik (Pm): 10 cc untuk
setiap 14-17 liter pelarut. Penyemprotan
campuran obat dilakukan setelah tanaman berusia
>20 hari di lahan. Selanjutnya dilakukan tiap 5
hari sekali hingga umur 70 hari. Penyemprotan
dilakukan dengan sprayer untuk areal yang tidak
terlalu luas dan menggunakan mesin bertenaga
diesel bila luas lahan ribuan hektar.
Penyemprotan dilakukan pagi dan sore hari
tergantung kebutuhan dan kondisi cuaca.
8) Pemeliharaan Lain
Seleksi calon buah merupakan pekerjaan yang
penting untuk memperoleh kualitas yang baik
(berat buah cukup besar, terletak antara 1,0-1,5
m dari perakaran tanaman), calon buah yang
dekat dengan perakaran berukuran kecil karena
umur tanaman relatif muda (ukuran sebesar telur
ayam dalam bentuk yang baik dan tidak cacat).
Setiap tanaman diperlukan calon buah 1-2 buah,
sisanya di pangkas.
Setiap calon buah ± 2 kg sering dibalik guna
menghindari warna yang kurang baik akibat
ketidak-merataan terkena sinar matahari,
sehingga warna kurang menarik dan menurunkan
harga jual buah itu sendiri.
2.4. Gangguan Budidaya Semangka
Dalam pembudidayaan selau terdapat kendala-
kendala yang mengganggu proses budidaya. Misalnya
Hama dan penyakit tanaman pada tanaman semangka.
1. Hama Thrips (Thrips parvispinus Karny)
Penyebab Hama yang berukuran kecil
ramping, warna kuning pucat kehitaman,
mempunyai sungut badan beruas-ruas. Cara
penularan dengan mengembara di malam hari,
menetap dan berkembang biak. Gejala yang
menandakan semangka telah terserang adalah
daun-daun muda atau tunas-tunas baru menjadi
keriting. Tanaman keriting dan kerdil serta
tidak membentuk buah secara normal.
2. Ulat perusak daun (Spodoptera litura)
Ulat berwarna hijau dengan garis
hitam/berwarna hijau bergaris kuning.
Gejala yang tampak yaitu daun dimakan hingga
hanya tersisa lapisan lilinnya saja seperti
berlubang.
3. Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak
kekuningan yang mengisap cairan tanaman,
membelah diri dengan menggigit dan menyengat.
Gejala yang ditimbulkan tampak jaring-jaring
sarang pada bagian bawah permukaan daun,
warna daun pucat.
4. Ulat tanah
Berwarna hitam dengan ukuran tubuh 2-5
cm,yang aktif merusak di malam hari.
Menyerang daun terutama tunas-tunas muda.
Pada ulat dewasa akan memakan bagian pangkal
tanaman.
5. Kutu aphids (Aphids gossypii Glover)
Aphids muda berwarna kuning, sedangkan
aphids dewasa memiliki sayap dan berwarna
kehitaman. Gejala yang timbul : daun tanaman
menggulung.
6. Lalat buah
Lalat buah dewasa menyerang buah
semangka dengan cara meletakkan telur-
telurnya ke dalam daging buah yang
selanjutnya telur-telur tersebut berubah
menjadi larva dan memakan buah semangka. Hal
ini menyebabkan busuk buah pada semangka.
Cara penanggulangan adalah dengan memasang
perangkap yang permukaannya dilapisi atau
diberi metil eugenol.
7. Layu Fusharium
Disebabkan oleh serangan jamur. Gejala:
tanaman tampak layu seperti kekurangan air.
Pada pagi hari dan sore hari tanaman tampak
segar. Dalam waktu 2-3 hari saja tanaman dpat
mati kering dengan batang berwarna coklat dan
batangnya mengerut. Pengendalian:(1) secara
non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan
menjaga kondisi lingkungan agar tidak terlalu
lembab. (2) secara kimiawi dilakukan dengan
menyemprotkan fungisida yang mengandung bahan
aktif metalaksil, benomil, atau propamokarb
hidroklorida secara periodik, menanam benih
yang sudah direndam fungisida.
8. Bercak daun
Penyebab: Bakteri Pseudoperenospora cubensis
Rostowzew terbawa angin dari tanaman lain
yang terserang yang berkembang biak pesat
saat musim hujan tiba. Gejala: permukaan daun
terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya
menjadi coklat yang pada akhirnya mongering
dan mati, atau terdapat rumbai halus berwarna
abu-abu atau ungu.Pengendalian: (1) secara
non kimiawi dilakukan dengan cara yang sama
pada perlakuan penyakit layu Fusharium. (2)
secara kimiawi dengan menyemprot tanaman
dengan fungisida.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktek lapang budidaya semangka berbiji ini
dilakukan pada tanggal 20 Januari 2014 sampai .
Pembekalan materi budidaya semangka berbiji oleh Dosen
Politeknik Negeri Jember dilakukan setelah kegiatan
proses belajar mengajar selesai yaitu pukul 14.00 –
16.00 WIB setiap Hari Senin dalam rentang waktu yang
ditentukan. Selain itu, kami juga melakukan penyiraman,
perawatan, dll di luar waktu yang telah ditentukan.
Praktek lapang budidaya semangka berbiji ini dilakukan
di Politeknik Negeri Jember.
3.2. Jadwal Praktek Lapang
Minggu KegiatanMinggu ke-1 Pengolahan lahanMinggu ke-2 Pemasangan mulsa,pembuat
lubang tanam, dan
penanamanMinggu ke-3 Penyulaman dan pengajiranMinggu ke-4 dan seterusnya Pengairan, penyiangan,
pemupukan,
pemangkasan, panen, dan
pasca panen
Tabel Jadwal Kinerja Mingguan
BAB IV
ANALISIS PEMBAHASAN
4.1. Proses Budidaya
4.1.1. Pembibitan
Pembibitan tanaman adalah suatu proses
penanaman bibit mulai dari bentuk biji hingga
menjadi tanaman bayi dengan munculnya tunas akar dan
beberapa daun kecil menjadi kecambah, yakni yang
dilakukan selama beberapa hari, sehingga akhirnya
bisa ditanam kembali untuk pertumbuhan tanaman buah
hingga dewasa dan berbuah.
Dilakukan pembibitan agar dapat mengontrol
tanaman lebih mudah. Karena ketika tanaman masih
kecil apalagi dalam fase pertumbuhan tunas (sebelum
dipindah ke bedengan), masih memerlukan perlakuan
lebih intensif. Pada fase ini, tanaman akan rentan
sekali terhadap kematian dan HPT (hama dan penyakit
tanaman). Dengan dilakukan pembibitan ini,
diharapkan mendapat bibit unggul yang berkualitas.
Oleh karena itu, pembibitan ini dilakukan oleh pihak
Politeknik Jember agar dapat memaksimalkan bibit
yang diperoleh.
4.1.2. Pengolahan Tanah
Pada saat kami melakukan praktek lapangan,
bedengan juga telah dipersiapkan oleh pihak
Politeknik Jember. Jadi, yang harus kami lakukan
selanjutnya adalah pengolahan tanah. Seharusnya,
yang dilakukan terlebih dahulu adalah pengolahan
tanah dan setelah itu pembuatan bedengan. Hal ini
dilakukan adalah untuk menghemat waktu dalam
melakukan praktek lapang. Maka, kami akan
menjelaskan sesuai yang telah kami lakukan pada
kegiatan praktek lapang.
Tujuan utama dari pengolahan tanah adalah
menciptakan kondisi tanah yang paling sesuai untuk
pertumbuhan tanaman dengan usaha yang seminimun
mungkin. Sedangkan tujuan khususnya adalah
1. Menciptakan struktur tanah yang dibutuhkan untuk
persemaian atau tempat tumbuh benih. Tanah yang
padat diolah sampai menjadi gembur sehingga
mempercepat infiltrasi a-h, berkemampuan baik
menahan curah hujan memperbaiki aerasi dan
memudahkan perkembangan akar.
2. Peningkatan kecepatan infiltrasi akan
menurunkan run off dan mengurangi bahaya erosi.
3. Menghambat atau mematikan tumbuhan pengganggu.
4. Membenamkan tumbuhan-tumbuhan atau sampah-sampah
yang ada diatas tanah kedalam tanah, sehingga
menambah kesuburan tanah.
5. Membunuh serangga, larva, atau telur-telur
serangga melalui perubahan tempat tinggal dan
terik matahari.
Tujuan dibuatnya bedengan adalah
Pembersihan lahan meliputi pembersihan
rumput-rumput liar atau gulma dan pembersihan
tanaman keras, terutama yang menghalangi tanaman
tomat dari terpaan sinar matahari. Pembersihan
lahan dilakukan secara manual (tenaga manusia).
Tetapi dapat dilakukan dengan menggunakan mesin.
Pembersihan dengan mesin dilakukan jika lahan yang
akan dibuka luas dan banyak ditumbuhi tanaman
tahunan. Sisa-sisa rumput dan gulma dibiarkan
menumpuk di lahan yang nantinya dibenamkan di
tanah sebagai kompos. Membersihkan rumput liar dan
jerami bertujuan untuk menghilangkan kompetisi
yang akan terjadi antara rumput liar dan tanaman
semangka berbiji. Jika rumput liar ini tetap
dibiarkan hidup, selain mengganggu dalam proses
pertumbuhan tanaman, adanya rumput liar ini juga
mengganggu proses budidaya.
Proses pembalikan tanah dilakukan setelah
pembersihan lahan. Lahan yang bersih bisa langsung
dibajak atau dicangkul dengan kedalaman 30-40 cm.
Sewaktu pencangkulan, rumput dan sisa tanaman
lunak dari hasil pembersihan lahan bias dicampur
dengan tanah hingga membusuk dan menjadi pupuk.
Tujuan pencangkulan adalah mengolah struktur tanah
menjadi gembur atau remah sehingga akar tanaman
dapat dengan mudah menembus tanah untuk mengambil
zat makanan. Biarkan tanah yang sudah selesai
dicangkul terkena sinar matahari selama dua
minggu. Dengan demikian akan terjadi pertukaran
udara. Sementara itu, bibit penyakit atau hama
yang berada di dalam tanah terbunuh.
Selama proses pembalikan tanah, tanah
dicampur dengan pupuk kandang dengan tujuan untuk
memperbaiki zat hara yang terkandung di dalam
tanah dan memperbaiki struktur tanah. Hal ini
dilakukan di awal sebelum penanaman karena pupuk
kandang perlu waktu dalam penguraian di dalam
tanah dan tidak bisa langsung diserap oleh tanaman
sebagai nutrisi. Setelah tercampur dengan rata dan
pembalikan tanah selesai, maka tanah disisir.
Penyisiran dilakukan untuk memecah, menghaluskan,
dan meratakan gumpalan tanah yang masih besar dan
keras dari hasil pembajakan atau pencangkulan
tadi. Penyisiran tanah ini tidak perlu dilakukan
berulang-ulang sebab bila demikian tanah bisa
menjadi padat. Ketika tanah menjadi padat, akan
menyulitkan akar tanaman untuk menembus tanah.
Padahal ketika tanaman baru saja ditanam di
bedengan, tanaman itu masih rentan juga terhadap
kematian karena masih memerlukan adaptasi. Jadi,
dengan dilakukan penyisiran ini, tanaman
diharapkan dapat lebih mudah beradaptasi dan dapat
lebih mudah menyerap nutrisi di dalam tanah.
4.1.3. Pemasangan Mulsa Hitam Perak/MPHP
Mulsa terdiri dari bagian yang berwarna hitam
dan perak. Kedua bagian ini memiliki fungsi yang
berbeda. Mulsa yang berwarna perak, akan terletak
di atas, sedangkan yang hitam berada di bawah.
Mulsa perak berfungsi untuk memantulkan sinar
matahari agar pemanfaatan sinar matahari tidak
hanya secara langsung terkena tanaman semangka
berbiji, sehingga proses photosintesis bisa
berlasung pada kedua sisi daunnya dan dapat
mengurangi penguapan air yang berlebihan dari
tanah. Selain itu, warna perak pada mulsa juga
bisa mencegah agar hama tidak datang ke tanaman
semangka berbiji karena pantulan cahaya matahari
yang panas.
Sedangkan mulsa yang berwarna hitam adalah
untuk mengurangi pertumbuhan gulma di sekitar
tanaman semangka berbiji. Mulsa ini sendiri bisa
menjaga tanah tetap gembur, suhu dan kelembaban
tanah relatif tetap stabil.
4.1.4. Pembuatan Lubang Tanam
Pembuatan lubang tanam bertujuan untuk
membantu pertumbuhan akar tanaman dan membantu
dalam ruang gerak akar dalam menyerap unsur hara
dan siklus udara dalam tanah. Selain itu,
dilakukan jarak tanam 50 X 75 cm dengan tujuan
agar persaingan yang terlalu kompetitif antar
tanaman dalam mendapatkan unsur hara di dalam
tanah dan sinar matahari, serta agar hama dan
penyakit tanaman tidak mudah menyebar ke tanaman
lain. Jarak tanam yang terlalu dekat, membuat hama
dan penyakit tanaman mudah sekali untuk menyerang
tanaman di sebelahnya.
4.1.5. Penanaman
Dilakukan penyiraman kepada bibit sebelum
ditanam bertujuan agar proses adaptasi tanaman
yang nantinya akan ditanam lebih mudah. Setelah
itu, polibag disobek, bukan tanaman diambil dari
polibag. Hal ini dilakukan karena untuk
menghindari kerusakan akar tanaman yang berujung
pada kematian. Ketika hanya polibagnya yang
disobek, maka akar tanaman akan tetap dan proses
adaptasi lebih mudah. Pada proses penanaman ini
harus berhati-hati karena tanaman masih dalam
proses adaptasi. Sebaik mungkin membuat lahan
dengan kondisi yang mirip dengan pada saat
pembibitan.Setelah itu, tanaman di tanam di
bedengan dan perlu disiram lagi. Daya tumbuh
bibit?
4.1.6. Penyulaman dan Pengajiran
Penyulaman adalah penanaman kembali terhadap
tanaman yang mati ataupun terkena HPT. Hal ini
dilakukan 1 minggu setelah tanam. Hal ini akan
mempermudah dalam proses budidaya. Jika terlalu
lama melakukan penyulaman, maka pertumbuhannya
tidak akan sama dan akan mempersulit proses
budidaya.
Penyebab dilakukannya penyulaman ini berbeda-
beda. Pada saat kami praktek lapang ada 2 tanaman
yang dilakukan penyulaman dengan penyebab yaitu
layunya tanaman yang dalam kondisi hampir mati dan
kesalahan dalam pemasangan lanjaran (ajir) yang
mengenai akar tanaman sehingga tanaman mati.
Pemberian lanjaran bertujuan untuk tempat
perambatan tanaman semangka berbiji dan
mempermudah dalam proses budidaya. Dalam pemilihan
lanjaran, harus diperhatikan kekuatan dan besarnya
lanjaran. Agar kuat dalam menahan buah semangka
yang nantinya akan berbuah. Karena yang terjadi
dalam praktek lapang kami adalah lanjaran kami
hampir rubuh yang disebabkan pemilihan lanjaran
yang kurang tepat. Untuk semakin memperkuat
lanjaran, maka lanjaran itu diikat dengan tali
rafia. Apabila ingin lebih kuat, dapat memakai
kawat.
4.1.7. Pengairan
Pengairan dilakukan pada saat pagi dan siang
hari karena pada saat itu cahaya matahari tidak
terlalu terik sehingga tidak terlalu banyak air
yang menguap dan tanaman lebih mudah dalam
melakukan adaptasi. Pada saat pembungaan dan
pembuahan, pengairan lebih diintensifkan karena
pada saat itu tanaman memerlukan nutrisi lebih
untuk membentuk bunga dan buah.
4.1.8. Penyiangan
Penyiangan dilakukan menjelang akan dilakukan
pemupukan, untuk bedengan yang memakai mulsa
plastik penyiangan dilakukan dengan cara mencabuti
gulma disekitar tanaman tetapi tetap berhati-hati
jangan sampai merusak perakaran tanaman. Fungsi
dari penyiangan adalah sebagai berikut :
1. Membersihkan gulma sehingga tidak terjadi
persaingan akan kebutuhan metabolisme tanaman.
2. Memasok udara ke dalam tanah sehingga terjadi
aerasi yang baik.
3. Memotong akar gulma. Dengan terpotongnya akar
gulma maka akan memacu pertumbuhan cabang-
cabang akar tanaman yang lebih banyak dengan
banyaknya akar maka pertumbuhan tanaman akan
lebih bagus.
4.1.9. Pemupukan
Pupuk yang kami gunakan dalam budidaya
semangka berbiji ini terdiri dari beberapa macam,
yaitu :
a.) Pupuk Kandang (Organik) :
1. Bahan organik dalam proses mineralisasi akan
melepaskan hara tanaman dengan lengkap (N,
P, K, Ca, Mg, S, serta hara mikro) dalam
jumlah tidak tentu dan relatif kecil.
2. Dapat memperbaiki struktur tanah, menyebabkan
tanah menjadi ringan untuk diolah dan mudah
ditembus akar.
3. Tanah lebih mudah diolah untuk tanah-tanah
berat.
4. Meningkatkan daya menahan air (water holding
capacity). Sehingga kamampuan tanah untuk
menyediakan air menjadi lebih banyak.
Kelengasan air tanah lebih terjaga.
5. Permeabilitas tanah menjadi lebih baik.
Menurunkan permeabilitas pada tanah
bertekstur kasar (pasiran), sebaliknya
meningkatkan permeabilitas pada tanah
bertekstur sangat lembut (lempungan).
6. Meningkatkan KPK (Kapasitas Pertukaran Kation
) sehingga kemampuan mengikat kation menjadi
lebih tinggi, akibatnya apabila dipupuk
dengan dosis tinggi hara tanaman tidak mudah
tercuci.
7. Memperbaiki kehidupan biologi tanah (baik
hewan tingkat tinggi maupun tingkat rendah )
menjadi lebih baik karena ketersediaan makan
lebih terjamin.
8. Dapat meningkatkan daya sangga (buffering
capasity) terhadap goncangan perubahan
drastis sifat tanah.
9. Mengandung mikrobia dalam jumlah cukup yang
berperanan dalam proses dekomposisi bahan
organik.
b.) Pupuk Urea :
1. Membuat daun tanaman lebih hijau segar dan
banyak mengandung butir hijau daun
(chlorophyl) yang mempunyai peranan sangat
panting dalam proses fotosintesa
2. Mempercepat pertumbuhan tanaman (tinggi,
jumlah anakan, cabang dan lain-lain)
3. Menambah kandungan protein tanaman
4. Dapat dipakai untuk semua jenis tanaman baik
tanaman pangan, holtikultura, tanaman
perkebunan, usaha peternakan dan usaha
perikana.
c.) Pupuk ZA :
1. Memperbaiki kualitas dan meningkatkan
produksi serta nilai gizi hasil panen dan
pakan ternak karena peningkatan kadar protein
pati, padi, gula, lemak, vitamin, dll.
2. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.
3. Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap
gangguan lingkungan (hama, penyakit,
kekeringan)
d.) Pupuk SP36 :
1. Sebagai sumber unsur hara Fosfor bagi tanaman
2. Memacu pertumbuhan akar dan sistim perakaran
yang baik
3. Memacu pembentukan bunga dan masaknya
buah/biji
4. Mempercepat panen
5. Memperbesar prosentase terbentuknya bunga
menjadi buah/biji
6. Menambah daya tahan tanaman terhadap gangguan
hama, penyakit dan kekeringan
e.) Pupuk KCL :
1. Memperlancar proses fotosintesa.
2. Memacu pertumbuhan tanaman pada tingkat
permulaan
3. Memperkuat ketegaran batang sehingga
mengurangi resiko mudah rebah.
4. Mengurangi kecepatan pembusukan hasil selama
pengangkutan dan penyimpanan.
5. Menambah daya tahan tanaman terhadap serangan
hama, penyakit dan kekeringan.
6. Memperbaiki mutu hasil yang berupa bunga dan
buah (rasa dan warna).
f.) Pupuk Dolomit :
1. Penyembuhan
Untuk tanaman, kekurangan Magnesium (Mg)
berakibat sangat fatal. Tanaman yang
menderita kekurangan Magnesium (Mg) ditandai
dengan daun yang menguning, sehingga
kehilangan kemampuan mengasimilasikan CO2
Dengan demikian, pemberian pupuk Super
Dolomit akan mampu menambah unsur hara
Magnesium (Mg) yang diperlukan tanaman
tersebut, sehingga warna daunnya akan menjadi
hijau lagi
2. Amelioran
Pada tanah masam atau pH rendah selain
pertumbuhan tanaman akan terganggu, juga
keracunan Al dan Fe sering terjadi. Dengan
pemberian Super Dolomit, selain dapat
menetralisir Al dan Fe, juga menaikkan pH
tanah sehingga penyerapan unsur – unsur hara,
N Fosfor (P), K oleh tanaman menjadi baik
3. Pembenah
Pemberian pupuk berbentuk Amonium (Urea/DAP)
dan kalium (KCL/ZK) yang terlalu banyak,
dapat mengakibatkan kekurangan Magnesium
(Mg). Selain itu pupuk nitrogen mempunyai
kecenderungan menciptakan suasana masam.
Pemberian pupuk Super Dolomit mampu
menetralisir reaksi tanah yang bersifat
masamakibat pemberian pupuk yang berlebihan.
g.) Pupuk NPK Mutiara :
1. merangsang pertumbuhan vegetatif, membantu
tanaman lebih hijau, menambah kandungan
protein, dan mempercepat perbanyakan sel-sel
tumbuh
2. merangsang pertumbuhan akar, membentuk titik
tumbuh tanaman, mempercepat masa panen,
merangsang pertumbuhan bunga, dan
meningkatkan bunga menjadi buah
3. merangsang pertumbuhan fase awal, memperkuat
tegaknya batang, meningkatkan kualitas gabah,
buah, dan umbi, dan menambah daya tahan
terhadap hama dan penyakit.
4.1.10. Pemangkasan
Pemangkasan pada semangka dilakukan pada
cabang utama dan pada cabang sekunder. Cabang yang
tumbuh dari ketiak daun 1-8 dipotong baru cabang
dari ketiak 9-13 yang dipelihara untuk dibuahkan
selain itu dipangkas. Tujuan dari pemangkasan
adalah untuk membentuk tanaman dengan cara
mengontrol atau mengarahkan pertumbuhan tanaman,
untuk menjaga kesehatan tanaman, atau untuk
meningkatkan hasil atau kualitas buah atau bunga
yang dihasilkan.
Kemudian dalam pemangkasan kita juga harus
melakukan pangkas-ujung-batang-utama atau topping.
Pada saat melakukan topping, kami melakukan
kesalahan dalam pemotongannya diakibatkan karena
kurang teliti dalam mengamati mana batang yang
merupakan kelanjutan dari buah dan tidak. Kami
melakukan dua kesalahan. Jadi, diharapkan
ketelitian yang tinggi untuk melakukan topping
agar tidak salah dalam pemotongan.
4.1.11. Pengendalian Hama
Pengendalian hama adalah pengaturan makhluk-
makhluk atau organisme pengganggu yang
disebut hama karena dianggap mengganggu kesehatan
manusia, ekologi, atau ekonomi, mengupayakan agar
populasi hama tidak menimbulkan kerugian, melalui
cara-cara pengendalian yang efektif,
menguntungkan, dan aman terhadap lingkungan.
Aktivitas pengendalian hama ditujukan untuk:
a) Menekan populasi hama omput penyakit sehingga
menurunkan risiko penyebaran kuman penyakit
tertentu yang dibawanya;
b) Menekan populasi hama tikus sehingga
menurunkan risiko:
1. Kerugian akibat kerusakan jaringan kabel
listrik dan komunikasi termasuk jaringan
kabel omputer.
2. Susut nilai inventory karena kerusakan
kemasan dan produk.
3. Sanitasi lingkungan
c) Menekan populasi hama gudang untuk
mengamankan bahan pangan yang disimpan di
dalamnya.
d) Menekan populasi hama lingkungan secara umum
untuk menjaga mutu sanitasi hotel, restoran,
perkantoran, dan pemukiman.
4.1.12. Panen
Pemanenan dilakukan apabila tanaman telah
memenuhi kriteria panen, antara lain:
1. Tanaman semangka telah berumur 65 – 70 hari
setelah tanam
2. Warna tangkai buah berubah menjadi kecoklatan
3. Buah jika dipukul akan berbunyi nyaring
4. Cara panennya dengan (memotong) tangkai buah
dengan alat bantu pisau tajam dan steril agar
tidak merusak tanaman
Dalam kenyataannya di lapangan, tidak semua
buah yang dipanen memenuhi kriteria panen.
Banyak buah yang masih kecil terpaksa harus
dipanen dikarenakan tanaman yang tiba-tiba
mati, sehingga proses pembesaran buah harus
berhenti saat itu juga dan harus segera dipanen
agar buah tidak busuk. Kematian tanaman yang
begitu cepat ini kemungkinan dikarenakan cuaca
yang hampir setiap hari selalu hujan lebat,
sehingga kondisi tanaman terganggu dan tanaman
menjadi layu dan akhirnya mati.
4.1.13. Pasca Panen
Pasca panen, dilakukan pengukuran berat dan
diameter buah. Buah yang berukuran sesuai criteria
dibedakan (disortir) dengan buah-buah yang masih
kecil. Lalu di ambil sampel isi buah untuk
menunjukkan kondisi buah, seperti warna dan banyak
biji.
4.2. Pertumbuhan Vegetatif (daya tumbuh dan kecepatan
pertumbuhan?)
Tanggal /Minggu Tinggi26 Februari 2014 (minggu
ke-1)
15-20 cm
5 Maret 2014 (minggu ke-2) 50 cm12 Maret 2014 (minggu ke-
3)
93,2 cm
19 Maret 2014 (minggu ke-
4)
1,4 m
Tabel pertumbuhanVegetatif Tanaman Semangka
4.3. Hama Penyakit Tanaman
Hama Tanaman Semangka Berbiji
1. Belalang
Belalang merupakan hewan bertubuh kecil dengan
ukuran badan sektar 5-12 cm. Hama ini mempunyai
sifat cenderung untuk membentuk kelompok yang besar
dan suka berpindah-pindah (bermigrasi), sehingga
dalam waktu yang singkat dapat menyebar pada areal
yang luas. Perilaku makan belalang biasanya di waktu
hinggap pada sore hari sampai malam dan pada pagi
hari sebelum terbang. Belalang sebagai salah satu
hama yang lumrah ditemui sebagai pengganggu tanaman
padi juga Kami temui pada tanaman semangka berbiji.
Hama ini biasanya tidak mengganggu tanaman semangka
namun pada kasus Kami, disebabkan karena lokasi
lahan yang berdekatan dengan lahan produksi tanaman
padi yang berdampak juga pada hama yang menyerang.
Penyakit tanaman Semangka Berbiji
1. Layu Fusharium
Disebabkan oleh serangan jamur. Gejala: tanaman
tampak layu seperti kekurangan air. Pada pagi hari
dan sore hari tanaman tampak segar. Dalam waktu 2-3
hari saja tanaman dapat mati kering dengan batang
berwarna coklat dan batangnya mengerut.
Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan
pergiliran masa tanam dan menjaga kondisi lingkungan
agar tidak terlalu lembab. (2) secara kimiawi
dilakukan dengan menyemprotkan fungisida yang
mengandung bahan aktif metalaksil, benomil, atau
propamokarb hidroklorida secara periodik, menanam
benih yang sudah direndam fungisida.
4.4. Produksi
NoDiameter(cm)
Panjang(cm)
Berat(kg)
1 40 23.4 1.32 41.4 24.8 1.43 36 20.4 0.94 43.7 25.9 1.95 38 18.5 0.66 42.6 21 1.27 32 19.5 1.058 38.8 24.2 1.959 44.5 18.8 2.410 41.9 21.5 1.2211 43.5 28.5 2.412 42.1 28.6 1.913 27 17 0.414 38 26.2 1.615 38.5 18 1.616 39.8 20.4 0.917 44.7 29.2 2.618 38.6 22 1.519 32.5 19.5 1.620 37.4 20 1.2jumlah 781 447.4 29.62rata-rata 39.05 22.37 1.481
Dari data produksi buah semangka berbiji diatas,
kami memanen sebanyak 20 buah. Ada beberapa tumbuhan
pada bedengan pertama dan bedengan ke dua yang buahnya
masih belum layak dipanen, sehingga kami hanya memanen
bauh yang layak dipanen yaitu sekitar 20 buah. Dan
terdapat satu tanaman pada bedengan ke-2 yang
meghasilkan buah semangka berbiji karena kesalahan
pengambilan bibit.
BAB VI
PENUTUP
6.1. Simpulan
Berdasarkan budidaya tanaman semangka yang, kami
melakukan sejumlah penelitian dan analisis dari
data yang telah kami dapatkan di lapangan. Dari
hasil penelitian dan analisis kami yang telah
tertera dalam BAB IV PEMBAHASAN dapat ditarik
simpulan sebagai berikut :
1. Semangka merupakan tanamana yang membutuhkan
perawatan – perawatan khusus dan rutin dalam
usaha pembudidayaan.
2. Didalam proses budidaya tanaman tentu menemui
beberapa hambatan- hambatan yang dapat
mengganggu kelancaran dalam proses budidaya.
3. Proses budidaya yang teatur dan terjadwal
dengan baik dapat menentukan tingkat
keberhasilan dalam produksi.
6.2. Saran
Dalam proses budidaya yang kami lakukan, dapat
diajukan beberapa saran untuk berbadgai pihak yang
dapat ditinjau maupun diterapkan, diantaranya :
1. Bagi Pemerintah
Dapat dijadikan suber literatur yang dapat
menunjang dalam bidang pertanian .sehingga
dapat meningkatkan jumlah produksi dan hasil
dari budidaya tanaman semangka untuk
mningkatkan taraf hidup masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Dapat dijadikan sumber referensi
masyarakat,terutama petani semangka untuk
mencari cara untuk meningkatkan produksi dan
hasil dari budidaya semangka.
3. Bagi Sekolah
Dapat dijadikan sebagai penambah sumber baca
dalam penerapan ilmu pendidikan terutama
biologi. Dan dapat dijadikan sebagai pedoman
program sekolah dalam memaksimalkan minat siswa
terhadap ilmu pertanian terutama Agrobisnis.
4. Bagi Siswa
Sebagai pengembangan dari hasil pengamatan di
lapangan. Serta meningkatkan pengetahuan siswa
di bidang pertaian.
Top Related