BUAH DAN BIJI

23
Struktur Buah dan Biji BUAH Struktur Morpologi Buah 1) Monokotil : Keras, licin, bulat, dan mempunyai warna hijau & kuning. Contoh, buah kelapa. 2) Dikotil : Tidak keras, licin, lonjong, dan mempunyai warna hijau & kuning. Contoh, buah mangga. Struktur Anatomi Buah 1) Monokotil : Epikarp, mesocarp, dan endokarp. 2) Dikotil : Epikarp, mesocarp, dan endokarp. Pada umumnya buah berkembang dari bagian alat kelamin betina (putik) yang disebut bakal buah yang mengandung bakal biji. Buah yang lengkap tersusun atas biji, daging buah, dan kulit buah. Kulit buah yang masih mudah belum mengalami pemisahan jaringan. Setelah masak, kulit buah ada yang dapat dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu epikarp, mesokarp, dan endokarp. 1) Epikarp merupakan lapisan luar yang keras dan tidak tembus air, misalnya buah kelapa. 2) Mesokarp merupakan lapisan yang tebal dan berserabut, misalnya bersabut (kelapa), berdaging (mangga dan pepaya).

Transcript of BUAH DAN BIJI

Struktur Buah dan BijiBUAH

Struktur Morpologi Buah

1)   Monokotil : Keras, licin, bulat, dan mempunyai warna hijau & kuning. Contoh, buah kelapa.2)   Dikotil : Tidak keras, licin, lonjong, dan mempunyai warna hijau & kuning. Contoh, buah mangga.Struktur Anatomi Buah1)    Monokotil : Epikarp, mesocarp, dan endokarp.2)    Dikotil : Epikarp, mesocarp, dan endokarp.

Pada umumnya buah berkembang dari bagian alat kelamin betina (putik)yang disebut bakal buah yang mengandung bakal biji. Buah yang lengkaptersusun atas biji, daging buah, dan kulit buah. Kulit buah yang masihmudah belum mengalami pemisahan jaringan. Setelah masak, kulit buahada yang dapat dibedakan menjadi tiga lapisan, yaitu epikarp, mesokarp,dan endokarp.

1)    Epikarp merupakan lapisan luar yang keras dan tidak tembus air, misalnya buah kelapa.2)    Mesokarp merupakan lapisan yang tebal dan berserabut, misalnya bersabut (kelapa), berdaging (mangga dan pepaya).

3)    Endokarp merupakan lapisan paling dalam yang tersusun atas lapisan sel yangsangat keras dan tebal, misalnya tempurung (kelapa), berupa selaput tipis (rambutan).

Tahukah kamu bagaimana cara buah membantu pemencaran tumbuhan ? Banyak buah yang bergizi, berwarna menarik, atau berbau harum.

Tujuannya adalah untuk menarik perhatian burung dan mamalia untukmemakan buahnya. Bijinya yang keras tidak ikut tercerna dan akan keluarbersama feses (kotoran). Jika biji yang keluar bersama kotoran tersebut jatuhdi tempat yang sesuai, biji akan tumbuh dan berkembang menjadi individualyang baru. Jadi, selain berfungsi menyimpan cadangan makanan, buahjuga berfungsi membantu pemencaran/penyebaran tumbuhan.

BIJI

Struktur Morpologi Biji1)    Monokotil : Kecil, licin, dan berkeping satu.2)    Dikotil : Kecil, licin, dan berkeping dua.Struktur Anatomi Biji1)    Monokotil : Seed coat, endosperm, cotyledon, epicotyl, and radicle.2)    Dikotil : Seed coat, cotyledon, epicotyl, and hypocotil.

Biji merupakan bagian tumbuhan yang terbentuk dari hasil pembuahan(fertilisasi) yang terletak di dalam bakal buah. Di dalam bakal buah terdapatbakal biji. Di dalam bakal biji terdapat embrio yang merupakan calonindividu.

Setiap embrio di dalam bakal biji terdiri atas akar lembaga, daun lembaga,dan batang lembaga.

1)    Akar lembaga (radikula), merupakan calon akar.2)    Daun lembaga (kotiledon), merupakan daun pertama pada tumbuhan. Berfungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis sebelum daun sebenarnya terbentuk. Bagian ini juga berfungsi untuk menimbun makanan3)    Batang lembaga, dibedakan menjadi ruas batang di atas daun lembaga dan ruas batang di bawah daun lembaga. Daun lembaga dan batang lembaga sering juga disebut plumula (puncak lembaga)

Pada Angiospermae, bakal biji terbungkus oleh daun buah, sedangkan padaGymnospermae tidak.

Biji berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan dan alat pemencartumbuhan. Pemencar biji dapat terjadi dengan bantuan angin, air,kelelawar, dan manusia.

1)    Angin, contoh : kapuk2)    Air, contoh : kelapa3)    Kelelawar, contoh : sawo kecik4)    Manusia contoh : kina dan berbagai jenis tumbuhan yang bernila ekonomi.

 ANATOMI BUAHBuah merupakan perkembangan dinding bakal buah dan terkadang juga bagian – bagian bunga lainnya. Buah terdiri atas kulit buah, daging buah dan biji.

Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuhmenembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang

berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah padabunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).

Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, atau benangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentukbuah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya untuk menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup semua macam buah yang telah dikenal orang. Belum lagi adanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya adalah buah secara botani).

Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah) maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengan satu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.

buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).

buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyak bakal buah),yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti kulit yang kering; danbuah berdaging (carnosus), yang dinding buahnya tebal berdaging.

Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah (indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buah tipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Tumbuhan dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil / monocotyledonae dan tumbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga dengan dikotil / dicotyledonae.

1. Monokotil

Tumbuhan berkeping biji tunggal (atau monokotil) adalah salah satu dari dua kelompok besar tumbuhan berbunga yang bijinya tidak membelah karena hanya memiliki satu daun lembaga. Kelompok ini diakui sebagai takson dalam berbagai sistem klasifikasi tumbuhan dan

mendapat berbagai nama, seperti Monocotyledoneae, Liliopsida, dan Liliidae.

Kelompok tumbuhan ini mencakup berbagai tumbuhan paling berguna dalam kehidupan manusia. Sebagai sumber pangan, sumber energi nabati, sumber bahan baku industri, perumahan, dekorasi, pakaian, media penulisan, zat pewarna, dan sebagainya

Contoh tumbuhan monokotil :

    suku anggrek-anggrekan

    suku padi-padian (Graminae)

    suku pinang-pinangan (Palmae)

    suku bawang-bawangan (alliaceae)

    suku pisang-pisangan (Musaceae)

ciri pada tumbuhan monokotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki adalah :

Bentuk Akar

Memiliki sistem akar serabut

Bentuk sumsum atau pola tulang daun

Melengkung atau sejajar

 Kaliptrogen / tudung akar

Ada tudung akar / kaliptra

Jumlah keping biji atau  kotiledon

satu buah keping biji saja

Kandungan akar dan batang

Tidak terdapat kambium

Jumlah kelopak bunga

Umumnya adalah kelipatan tiga

Pelindung akar dan batang lembaga

Ditemukan batang lembaga / koleoptil dan akar lembaga /keleorhiza

Pertumbuhan akar dan batang

Tidak bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

2. Dikotil

Tumbuhan berbiji belah atau tumbuhan berkeping biji dua adalah segolongan tumbuhan berbunga yang memiliki ciri khas yang sama dengan memiliki sepasang daun lembaga (kotiledon:daun yang terbentuk pada embrio) berbentuk sejak dalam tahap biji sehingga biji sebagian besar anggotanya bersifat mudah terbelah dua dan sistem Crouquist mengakuikelompok ini sebagai takson dan menamakannya kelas Magnoliopsida. Nama ini dibentuk dengan menggantikan akhiran -aceae dalam nama Magnoliopsida dengan akhiran –opsida. Kelas Magnoliopsida dipakai sebagai nama takson bagi semua tumbuhan berbunga bukan monokotil. Magnoliopsida adalah nama yang dipakai untuk menggantikan nama yang dipakai sistem klasifikasi yang lebih lama, kelas Dicotyledoneae (kelas “tumbuhan berdaun lembaga dua” atau “tumbuhan dikotil”).

 

Contoh tumbuhan dikotil :

Kacang tanah

Mangga

Rambutan

Belimbing dll

Ciri pada tumbuhan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki adalah :

Bentuk akar

Memiliki sistem akar tunggang

Bentuk sumsum atau pola tulang daun

Menyirip atau menjari

Kaliptrogen / tudung akar

Tidak terdapat ada tudung akar

Jumlah keping biji atau kotiledon

Ada dua buah keping biji

Kandungan akar dan batang

Ada kambium

Jumlah kelopak bunga

Biasanya kelipatan empat atau lima

Tidak ada pelindung koleorhiza maupun koleoptil

Pertumbuhan akar dan batang

Bisa tumbuh berkembang menjadi membesar

Struktur-struktur pada tumbuhan

Pengertian botani dan ilmu pangan

Kesenjangan pengertian "buah" secara botani dan pangan (buah-buahan) dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Buah sejati Bukan buah sejati

Buah-buahan

Perkembangan dari bakal buah dan dikonsumsi sebagaibuah-buahan.Contoh: kelapa, jeruk, mangga

Bukan perkembangan dari bakal buah tetapi dikonsumsi sebagaibuah-buahan.Contoh: apel,cempedak, tin (ara), jambu monyet

Bukanbuah-buahan

Perkembangan dari bakal buah tetapi dianggap bukan buah-buahan.Contoh: tomat, padi, kacangmede

Bukan perkembangan dari bakal buah dan dianggap bukan buah-buahan.Contoh: buah nangka muda, bongkol bunga matahari

Arti botani

Buah semu dari tin, Ficus carica. Dinding luar buah semu adalah dasar bunga majemuk yang menangkup, menutupi 'biji-biji' yang sebetulnya masing-masing adalah sebutir buah.

Dalam pandangan botani, buah adalah sebagaimana tercantum padaparagraf pertama di atas. Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya. Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebar luaskan biji-bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah.[1]

Dalam batasan tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah apel, buah tomat, cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi, 'biji' (juga merupakan bulir!) jagung, atau polong kacang tanah. Sementara,dengan batasan ini, buah jambu monyet atau buah nangka tidak termasuk sebagai buah sejati.

Arti hortikultura atau pangan

Buah dalam pengertian hortikultura atau pangan merupakan pengertian yang dipakai oleh masyarakat luas. Dalam pengertianini, batasan buah menjadi longgar. Istilah "buah-buahan" dapatdigunakan untuk pengertian demikian. Buah-buahan adalah setiapbagian tumbuhan di permukaan tanah yang tumbuh membesar dan (biasanya) berdaging atau banyak mengandung air.

Dapat dijumpai, buah sejati (dalam pengertian botani) yang digolongkan sebagai sayur-sayuran, seperti buah tomat, buah cabai, polong kacang panjang, dan buah ketimun. Namun, dapat

dijumpai pula, buah tidak sejati (buah semu) yang digolongkan sebagai buah-buahan, seperti buah jambu monyet (yang sebetulnya merupakan pembesaran dasar bunga; buah yang sejati adalah bagian ujung yang berbentuk seperti monyet membungkuk),buah nangka (yakni pembesaran tongkol bunga; buah yang sejati adalah isi buah nangka yang berwarna putih (Jw. beton), bergetah, sedangkan bagian 'daging buah' yang dimakan orang adalah tenda bunga), atau buah nanas.

Pembentukan buah

Urutan perkembangan sejenis buah persik, Prunus persica, mulai dari kuncup bunga di awal musim dingin hingga masaknya buah di pertengahan musim panas, lebih dari 7½ bulan kemudian.

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Anatomi buah

Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari kepala sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuksari yang berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang bersifat

diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya.[2]

Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio (lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakal buah, yang disebut perikarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa) atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benangsari (stamen) dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi.[3]

Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau epikarp (epicarpium); yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp (endocarpium); serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium).[4]

Pada sebagian buah, khususnya buah tunggal yang berasal dari bakal buah tenggelam, kadang-kadang bagian-bagian bunga yang lain (umpamanya tabung perhiasan bunga, kelopak, mahkota, ataubenangsari) bersatu dengan bakal buah dan turut berkembang membentuk buah. Jika bagian-bagian itu merupakan bagian utama dari buah, maka buah itu lalu disebut buah semu. Itulah sebabnya menjadi penting untuk mempelajari struktur bunga, dalam kaitannya untuk memahami bagaimana suatu macam buah terbentuk.[4][5]

Tipe-tipe buah

Buah-buah itu sedemikian beragam, sehingga sukarlah rasanya untuk menyusun suatu skema pengelompokan yang dapat mencakup semua macam buah yang telah dikenal orang. Belum lagi adanya kekeliruan-kekeliruan yang mempertukarkan pengertian biji dan buah (misal: 'biji' jagung, yang sesungguhnya adalah buah secara botani).

Baik buah sejati (yang merupakan perkembangan dari bakal buah)maupun buah semu, dapat dibedakan atas tiga tipe dasar buah, yakni:[4]

buah tunggal, yakni buah yang terbentuk dari satu bunga dengansatu bakal buah, yang berisi satu biji atau lebih.

buah ganda, yakni jika buah terbentuk dari satu bunga yang memiliki banyak bakal buah. Masing-masing bakal buah tumbuh menjadi buah tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Contohnya adalah sirsak (Annona).

buah majemuk, yakni jika buah terbentuk dari bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyakbakal buah), yang pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Contohnya adalah nanas (Ananas), bunga matahari (Helianthus).

Buah kering

Buah tunggal, atau tepatnya buah sejati tunggal, lebih jauh lagi dapat dibedakan atas bentuk-bentuk buah kering (siccus), yakni yang bagian luarnya keras dan mengayu atau seperti kulityang kering; dan buah berdaging (carnosus), yang dinding buahnyatebal berdaging.

Buah kering selanjutnya dibedakan atas buah yang tidak memecah(indehiscens) dan yang memecah (dehiscens). Buah indehiscens berisi satu biji, sehingga untuk memencarkan bijinya buah ini tidak perlu memecah. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah buahtipe padi, tipe kurung, dan tipe keras.[4]

Buah padi (caryopsis)

Bulir gandum

Buah padi (caryopsis, atau bulir) memiliki dinding buah yang tipis, dan berlekatan menyatu dengan kulit biji. Kulit biji ini kadang-kadang berlekatan pula dengan biji. Buah terbungkus

oleh sekam. Buah suku padi-padian (Poaceae) dan teki-tekian (Cyperaceae) termasuk ke dalam kelompok ini.

Bulir atau buah padi adalah buah sekaligus biji. Bagian buah terletak di sebelah luar, terdiri dari lemma, palea, dan skutelum (scutellum). Bagian biji terdiri dari lapisan aleuron (hanya setebal satu lapis sel), endospermia (tempat penyimpanan cadangan makanan), dan embrio.

Buah kurung (achenium)

Buah kurung bunga pukul empat (Mirabilis jalapa)

Buah kurung (achenium) memiliki dinding buah yang tipis, berdempetan namun tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah ('biji') bunga pukul empat (Mirabilis). Buah kurung majemuk contohnya adalah (buah) bunga matahari.

Buah geluk atau buah keras (nus)Artikel utama untuk bagian ini adalah: Buah geluk

Buah geluk sejenis berangan (Castanea sativa), dinding luarnya seperti kayu

Buah keras atau geluk (nus) terbentuk dari dua helai daun buah (carpel) atau lebih; bakal biji lebih dari satu, namun biasanya hanya satu yang menjadi biji sempurna. Dinding buah keras, kadangkala mengayu, tidak berlekatan dengan kulit biji. Contohnya adalah buah sarangan (Castanopsis).

Beberapa jenis buah keras, kulitnya mengalami pelebaran sehingga membentuk semacam sayap yang berguna untuk

menerbangkan buah ini—jika masak—menjauh dari pohon induknya. Buah bersayap (samara) semacam ini contohnya adalah buah meranti (Shorea) dan kerabatnya dari suku Dipterocarpaceae.

Buah kering yang memecah (dehiscens) umumnya berisi lebih dari satu biji, sehingga memecahnya buah nampaknya terkait dengan upaya untuk memencarkan biji, agar tidak terkumpul di suatu tempat. Misalnya adalah:

Buah berbelah (schizocarpium)

Buah berbelah (schizocarpium) memiliki dua ruang atau lebih, masing-masing dengan sebutir biji di dalamnya. Jika memecah, ruang-ruang itu terpisah namun bijinya masih terbawa di dalam ruang. Sehingga masing-masing ruang seolah buah kurung yang tersendiri. Contohnya adalah kemangi (Ocimum), beberapa jenis anggota Malvaceae, dan lain-lain.

Buah kendaga

Buah kendaga (rhegma) seperti buah belah, namun ruang-ruang itu masing-masing memecah, sehingga bijinya terlempar keluar. Masing-masing ruang terbentuk dari satu daun buah. Contoh: para (Hevea), jarak (Ricinus).

Buah kotak

Buah kotak durian lai (Durio kutejensis) beruang lima

Terdiri atas satu atau beberapa daun buah, berbiji banyak. Buah ini memecah jika masak, namun kulit buah yang pecah sampai lama tidak terlepas dari tangkai buah. Ada banyak macambuah kotak. Buah kotak sejati (capsula) terdiri atas dua daun buah atau lebih; jumlah ruangannya sesuai dengan jumlah daun buah asalnya. Buah ini membuka dengan bermacam-macam cara. Contohnya adalah durian (Durio), anggrek (Orchidaceae). 'Dagingbuah' durian yang dimakan sebetulnya adalah arilus (salut biji),perbesaran dari selaput penutup biji.

Selain itu, masih ada lagi beberapa jenis buah kotak seperti berikut ini:

Buah bumbung

Buah bumbung Sterculia balanghas, sejenis kepuh; dilihat dari bawah

Buah bumbung (folliculus) berasal dari bakal buah yang terdiri atas satu daun buah dengan banyak biji. Jika masak, kotak terbelah menurut salah satu kampuhnya, biasanya kampuh perut. Contohnya adalah widuri (Calotropis), kepuh (Sterculia).

Buah polong

Buah polong johar (Senna siamea)

Buah polong (legumen) terdiri atas satu daun buah dengan satu ruangan dan banyak biji; sering pula ruangan ini terpisah-pisah oleh sekat semu. Jika masak, ruangan akan terbuka menurut kedua kampuhnya yang memanjang. Contohnya adalah anekajenis polong-polongan (Fabaceae, atau dulu disebut Leguminosae).

Buah lobak

Buah Brassica napus, tipe buah lobak. Perhatikan arah pembukaannya.

Buah lobak (siliqua) tersusun dari dua daun buah dengan satu ruangan yang tersekat oleh sekat semu. Buah terpecah menurut kedua kampuhnya ketika masak, namun ujungnya masih berlekatan.Biji sebentar masih melekat pada sekat semu, yang sebetulnya adalah tembuni, sebelum pada akhirnya terlepas. Contohnya adalah jenis-jenis suku sawi-sawian (Brassicaceae, atau dulu dikenal sebagai Cruciferae).

Buah berdaging

Buah pala (Myristica fragrans) yang memecah

Buah-buah tunggal berdaging pada umumnya tidak memecah (membuka) ketika masak. Salah satu perkecualiannya adalah pala(Myristica). Beberapa bentuk buah berdaging, di antaranya:

Buah buni

Buah buni sebangsa ceplukan (Physalis peruviana), terlindung oleh kelopak bunga yang turut berkembang bersama buah

Buah buni (bacca) mempunyai dinding buah terdiri dari dua lapisan, yakni lapisan luar (eksokarp atau epikarp) yang tipisdan lapisan dalam (endokarp) yang tebal, lunak dan berair. Biji-biji lepas dalam lapisan dalam tersebut. Contohnya adalahbuni (marga Antidesma), belimbing (Averrhoa), jambu biji (Psidium), serta tomat dan terung (Solanum) .

Buah mentimun

Buah mentimun (pepo) serupa dengan buah buni, namun dengan dinding luar yang lebih tebal dan kuat. Pada buah yang masak, di tengahnya sering terdapat ruangan dan daging buahnya bersatu dengan banyak biji di dalam ruangan tersebut. Contohnya adalah mentimun (Cucurbita) dan kerabatnya.

Buah jeruk

Buah jeruk (hesperidium) adalah variasi dari buah buni dengan tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat dan berisi kelenjar minyak; lapisan tengah yang serupa jaringan bunga karang dan umumnya keputih-putihan; serta lapisan dalam yang bersekat-sekat, dengan gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji-biji tersebar di antara gelembung-gelembung itu. Contoh: buah jeruk (Citrus).

Buah batu

Buah batu embacang (Mangifera foetida), memperlihatkan endokarpnya yang liat keras, di antara daging yang berserabut

Buah batu (drupa) memiliki tiga lapisan dinding buah. Eksokarp umumnya tipis menjangat (seperti kulit); mesokarp yang berdaging atau berserabut; dan endokarp yang liat, tebal dan keras, bahkan dapat amat keras seperti batu. Contohnya adalah mangga (Mangifera), dengan mesokarp berdaging; atau kelapa (Cocos), yang mesokarpnya berserabut

Buah delima

Dinding luarnya liat, keras atau kaku, hampir seperti kayu; dinding dalam tipis, liat, bersekat-sekat. Masing-masing ruangdengan banyak biji. Selaput biji tebal berair dan dapat dimakan. Contohnya adalah delima (Punica).

Buah ganda

Buah berganda adalah buah yang terbentuk dari satu kuntum bunga yang memiliki banyak bakal buah. Tiap-tiap bakal buah itu tumbuh menjadi buah yang tersendiri, lepas-lepas, namun akhirnya menjadi kumpulan buah yang nampak seperti satu buah. Sesuai dengan bentuk-bentuk buah penyusunnya, maka dikenal beberapa macam buah berganda. Misalnya:

buah kurung berganda, misalnya pada buah mawar (Rosa). buah bumbung berganda, misalnya pada cempaka (Michelia). buah buni berganda, misalnya pada sirsak (Annona). buah batu berganda, misalnya pada murbei (Morus).

Buah majemuk

Pada beberapa jenis tumbuhan, seperti pace, bunga muncul secara teratur dan terus menerus sepanjang tahun, sehingga kita dapat

melihat adanya bunga, pentil (buah muda) dan buah masak pada waktu yang bersamaan di satu pohon

Buah majemuk adalah buah hasil perkembangan bunga majemuk. Dengan demikian buah ini berasal dari banyak bunga (dan banyakbakal buah), yang tumbuh sedemikian sehingga pada akhirnya seakan-akan menjadi satu buah saja. Dikenal pula beberapa macam buah majemuk, di antaranya:

buah padi majemuk, misalnya jagung (Zea). Tongkol jagung sebetulnya berisi deretan buah-buah jagung, bukan biji jagung.

buah kurung majemuk, misalnya buah bunga matahari (Helianthus). buah buni majemuk, misalnya buah nanas (Ananas). buah batu majemuk, misalnya buah pandan (Pandanus), pace

(Morinda).

Terlihat pada foto di kanan, tahap-tahap perkembangan buah majemuk pada pace. Bunga-bunga pace berkumpul dalam satu perbungaan (bunga majemuk) yang disebut bongkol. Setelah diserbuki dan dibuahi, setiap kuntum bunga mulai tumbuh menjadi buah batu (drupa). Dalam perkembangannya, buah-buah batu ini pada akhirnya saling luluh menjadi sebutir buah batu majemuk.[6]

Sesuai dengan definisi, buah ganda dan buah majemuk sukar disebut buah sejati. Karena pada buah-buah tersebut terdapat bagian-bagian lain dari bunga –selain bakal buah– yang turut bertumbuh dan berkembang menjadi buah, baik bagian-bagian itu menjadi bagian utama buah ataupun bukan.[4]

Buah tak berbiji

Keadaan tak berbiji merupakan salah satu ciri penting buah-buahan komersial. Kultivar-kultivar pisang dan nanas adalah contohnya. Demikian pula, buah-buah jeruk, anggur, dan semangka dari kultivar tak berbiji umumnya dihargai lebih mahal. Keadaan tak berbiji demikian biasa pula disebut sukun.[7]

Pada sejumlah spesies, keadaan tak berbiji merupakan hasil dari partenokarpi, yakni proses pembentukan buah tanpa terjadinya pembuahan sebelumnya. Buah partenokarpi bisa terbentuk dengan atau tanpa peristiwa penyerbukan. Kebanyakan

kultivar jeruk sukun memerlukan penyerbukan untuk proses pembentukannya; namun pisang dan nanas tidak memerlukannya. Sementara itu, keadaan tak berbiji pada anggur sebetulnya terjadi karena matinya atau tidak tumbuhnya embrio (dan biji) yang dihasilkan oleh pembuahan, keadaan yang dikenal sebagai stenospermokarpi, yang memerlukan proses penyerbukan dan pembuahan secara normal.[8]

Pemencaran biji

Variasi dalam bentuk dan struktur buah terkait dengan upaya-upaya pemencaran biji. Pemencaran ini bisa terjadi dengan bantuan hewan, angin, aliran air, atau proses pecahnya buah yang sedemikian rupa sehingga melontarkan biji-bijinya sampai jauh.[9]

Pemencaran oleh binatang (zookori)

Pemencaran oleh binatang biasa terjadi pada buah-buah yang memiliki bagian-bagian yang banyak mengandung gula atau bahan makanan lainnya. Musang, misalnya, menyukai buah-buah yang manis atau mengandung tepung dan minyak yang menghasilkan energi. Aneka macam buah, termasuk pepaya, kopi dan aren, dimakannya namun biji-bijinya tidak tercerna dalam perutnya. Biji-biji itu, setelah terbawa ke mana-mana dalam tubuh musang, akhirnya dikeluarkan bersama tinja, di tempat yang bisa jadi cukup jauh dari pohon asalnya. Demikian pula yang terjadi pada beberapa macam biji-biji rumput dan semak yang dimakan oleh ruminansia. Pemencaran seperti itu disebut endozoik.[4] Dari golongan burung, telah diketahui sejak lama bahwa burung cabe (Dicaeidae) memiliki keterkaitan yang erat dengan penyebaran beberapa jenis pasilan atau benalu (Loranthaceae); yang buah-buahnya menjadi makanan burung tersebut dan bijinya yang amat lengket terbawa pindah ke pohon-pohon lain.[10][11]

Cara lain adalah apa yang disebut epizoik, yakni pemencaran dengan cara menempel di bagian luar tubuh binatang. Buah atau biji yang epizoik biasanya memiliki kait atau duri, agar mudahmelekat dan terbawa pada rambut, kulit atau bagian badan binatang lainnya. Misalnya pada buah-buah rumput jarum (Andropogon), sangketan (Achyranthes), pulutan (Urena) dan lain-lain.[4]

Pemencaran oleh angin (anemokori)

Di kawasan hutan hujan tropika, pemencaran oleh angin merupakan cara yang efektif untuk menyebarkan buah dan biji, nomor dua setelah pemencaran oleh binatang.[12] Tidak mengherankan jika Dipterocarpaceae, kebanyakan memiliki bentukbuah samara, menjadi salah satu suku pohon yang mendominasi tegakan hutan di Kalimantan dan Sumatra. Tumbuhan lain yang memanfaatkan angin, yang juga melimpah keberadaannya di hutan hujan ini, adalah jenis-jenis anggrek (Orchidaceae). Buah anggrek merupakan buah kotak yang memecah dengan celah-celah, untuk melepaskan biji-bijinya yang halus dan mudah diterbangkan angin.[4]

Alih-alih buahnya, pada jenis-jenis tumbuhan tertentu adalah bijinya yang memiliki sayap atau alat melayang yang lain. Biji-biji bersayap ini misalnya adalah biji bayur (Pterospermum), mahoni (Swietenia), atau tusam (Pinus). Biji kapas(Gossypium) dan kapok (Ceiba) memiliki serat-serat yang membantunya melayang bersama angin.

Pemencaran oleh air (hidrokori)

Buah-buah yang dipencarkan oleh air pada umumnya memiliki jaringan pengapung (seperti gabus) yang terisi udara atau jaringan yang tak basah oleh air. Misalnya adalah jaringan sabut pada buah-buah kelapa (Cocos), ketapang (Terminalia) atau putat (Barringtonia).[4]

Buah bakau (Rhizophora) telah berkecambah semasa masih melekat di batangnya (vivipar). Akar lembaga dan hipokotilnya tumbuh memanjang keluar dari buah dan menggantung di ujung ranting, hingga pada saatnya kecambah terlepas dan jatuh ke lumpur atauair di bawahnya.[13] Kecambah yang jatuh ke lumpur mungkin langsung menancap dan seterusnya tumbuh di situ; namun yang jatuh ke air akan terapung dan bisa jadi terbawa arus air sungai atau laut hingga ke tempat yang baru, di mana kecambah itu tersangkut dan tumbuh menjadi pohon.