bentuk-bentuk geometris pada pola kerajinan anyaman

8
BENTUK-BENTUK GEOMETRIS PADA POLA KERAJINAN ANYAMAN SEBAGAI KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN BARITO KUALA Muhammad Royani, Winda Agustina Pendidikan Matematika STKIP PGRI Banjarmasin [email protected], [email protected] Abstrak: Indonesia memiliki ragam budaya yang khas. Di antara wujud kebudayaan tersebut adalah adanya hasil fisik berupa aktivitas perbuatan dan semua karya manusia dalam masyarakat. Kabupaten Barito Kuala memiliki wujud kebudayaan yang khas, yaitu kerajinan anyaman. Masyarakat setempat memanfaatkan tanaman purun untuk dijadikan bahan pembuatan kerajinan anyaman dengan pertimbangan bahwa purun adalah tanaman yang mudah ditemukan di rawa karena tumbuh liar dan tekstur seratnya yang kuat. Dibutuhkan keterampilan untuk menghasilkan anyaman yang memiliki nilai nilai estetika dan nilai ekonomis tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Data bersumber dari pengrajin anyaman purun di Kabupaten Barito Kuala. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif model Miles, yaitu interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas sehingga data menjadi jenuh. Hasil penelitian menunjukkan beberapa motif anyaman purun memiliki bentuk geometri bangun datar, yaitu mata punai dan tapak catur berbentuk persegi, motif saluang mudik berbentuk jajargenjang, motif ramak cangkih berbentuk persegi panjang, motif gigi haruan berbentuk segitiga, dan motif anyam badiri dan anyam barabah menggambarkan susunan garis-garis sejajar. Selain itu, anyaman purun memiliki nilai estetika yang berdampak pada munculnya nilai ekonomi sejalan dengan tingginya kebutuhan masyarakat akan barang-barang yang dihasilkan dari anyaman purun. Kata Kunci: bentuk geometri, anyaman, purun, kearifan lokal Indonesia adalah negara memiliki ragam budaya yang sangat khas. Budaya yang dibentuk oleh masyarakat berkaitan dengan nilai-nilai sosial yang dipegang oleh masyarakat itu sendiri. Di antara nilai- nilai tersebut antara lain nilai estetika, nilai moral, dan nilai religius. Manusia sebagai makhluk budaya menggunakan akal dan budinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan akal dan budi tersebut manusia mampu menciptakan sesuatu, mempunyai keinginan atau kemauan untuk melakukan sesuatu dengan penuh rasa (keindahan). Salah satu wujud kebudayaan adalah adanya hasil fisik berupa aktivitas perbuatan dan semua karya manusia dalam masyarakat, seperti benda-benda atau hal- hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto (Suratman, 2013: 38). Kebudayaan berasal dari kata budaya, dalam bahasa Sanskerta yaitu buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal). Buddhi berarti hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Menurut Koentjoroningrat (1981), budaya adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekerti. Menurut Taylor (1989), budaya adalah keyakinan dan perilaku yang diaturkan atau diajarkan manusia kepada generasi berikutnya. Definisi budaya juga diungkapkan oleh Harris (1999), yaitu seluruh aspek kehidupan manusia dalam Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika e-ISSN 2579-3977 Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017 Muhammad Royani, Winda Agustina 105

Transcript of bentuk-bentuk geometris pada pola kerajinan anyaman

BENTUK-BENTUK GEOMETRIS PADA POLA KERAJINAN ANYAMAN

SEBAGAI KEARIFAN LOKAL DI KABUPATEN BARITO KUALA

Muhammad Royani, Winda AgustinaPendidikan Matematika STKIP PGRI [email protected], [email protected]

Abstrak: Indonesia memiliki ragam budaya yang khas. Di antara wujud kebudayaan tersebutadalah adanya hasil fisik berupa aktivitas perbuatan dan semua karya manusia dalammasyarakat. Kabupaten Barito Kuala memiliki wujud kebudayaan yang khas, yaitu kerajinananyaman. Masyarakat setempat memanfaatkan tanaman purun untuk dijadikan bahanpembuatan kerajinan anyaman dengan pertimbangan bahwa purun adalah tanaman yangmudah ditemukan di rawa karena tumbuh liar dan tekstur seratnya yang kuat. Dibutuhkanketerampilan untuk menghasilkan anyaman yang memiliki nilai nilai estetika dan nilaiekonomis tinggi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif. Databersumber dari pengrajin anyaman purun di Kabupaten Barito Kuala. Teknik analisis datayang digunakan adalah analisis data kualitatif model Miles, yaitu interaktif dan berlangsungterus menerus sampai tuntas sehingga data menjadi jenuh. Hasil penelitian menunjukkanbeberapa motif anyaman purun memiliki bentuk geometri bangun datar, yaitu mata punai dantapak catur berbentuk persegi, motif saluang mudik berbentuk jajargenjang, motif ramakcangkih berbentuk persegi panjang, motif gigi haruan berbentuk segitiga, dan motif anyambadiri dan anyam barabah menggambarkan susunan garis-garis sejajar. Selain itu, anyamanpurun memiliki nilai estetika yang berdampak pada munculnya nilai ekonomi sejalan dengantingginya kebutuhan masyarakat akan barang-barang yang dihasilkan dari anyaman purun.

Kata Kunci: bentuk geometri, anyaman, purun, kearifan lokal

Indonesia adalah negara memilikiragam budaya yang sangat khas. Budayayang dibentuk oleh masyarakat berkaitandengan nilai-nilai sosial yang dipegangoleh masyarakat itu sendiri. Di antara nilai-nilai tersebut antara lain nilai estetika, nilaimoral, dan nilai religius. Manusia sebagaimakhluk budaya menggunakan akal danbudinya untuk memenuhi kebutuhanhidupnya. Dengan akal dan budi tersebutmanusia mampu menciptakan sesuatu,mempunyai keinginan atau kemauan untukmelakukan sesuatu dengan penuh rasa(keindahan). Salah satu wujud kebudayaanadalah adanya hasil fisik berupa aktivitasperbuatan dan semua karya manusia dalammasyarakat, seperti benda-benda atau hal-

hal yang dapat diraba, dilihat, dan difoto(Suratman, 2013: 38).

Kebudayaan berasal dari katabudaya, dalam bahasa Sanskerta yaitubuddhayah yang merupakan bentuk jamakdari buddhi (budi atau akal). Buddhiberarti hal-hal yang berkaitan dengan budidan akal manusia. MenurutKoentjoroningrat (1981), budaya adalahkeseluruhan gagasan dan karya manusiayang harus dibiasakan dengan belajar sertakeseluruhan dari hasil budi pekerti.Menurut Taylor (1989), budaya adalahkeyakinan dan perilaku yang diaturkanatau diajarkan manusia kepada generasiberikutnya. Definisi budaya jugadiungkapkan oleh Harris (1999), yaituseluruh aspek kehidupan manusia dalam

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

e-ISSN 2579-3977

Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017

Muhammad Royani, Winda Agustina

105

masyarakat yang diperoleh dengan carabelajar, termasuk pikiran dan tingkah laku.Jadi, dapat disimpulkan budaya adalahseluruh gagasan maupun karya manusiayang menjadi kebiasaan masyarakatsetempat dan diajarkan kepada generasiberikutnya.

Menurut pandangan antropologitradisional budaya terbagi dua bagian,yaitu budaya material dan budaya nonmaterial. Budaya material berupa objekseperti pakaian, seni, makanan, dan benda-benda kepercayaan. Sedangkan budayanon material mencakup kepercayaan,pengetahuan, nilai, norma, dan sebagainya.Menurut Koentjaraningrat (1974) wujudkebudayaan ada tiga macam, yaitu (1)kebudayaan sebagai kompleks ide,gagasan, nilai, norma, dan peraturan, (2)kebudayaan sebagai suatu kompleksaktivitas kelakuan berpola manusia dalammasyarakat, dan (3) benda-benda sebagaikarya manusia.

Selanjutnya budaya yang menjadikebiasaan suatu kelompok atau masyarakatdisebut kearifan lokal. Menurut Rahyono(2009), kearifan lokal merupakankecerdasan manusia yang dimiliki olehkelompok etnis tertentu yang diperolehmelalui pengalaman masyarakat. Artinya,pengalaman yang dimiliki oleh suatumasyarakat belum tentu dialami olehmasyarakat lain. Hayati Soebadioberpendapat bahwa kearifan lokalmerupakan suatu identitas/kepribadianbudaya bangsa yang menyebabkan bangsatersebut mampu menyerap dan mengolahkebudayaan asing sesuai watak dankemampuan sendiri (Ayatrohaedi, 1986).Selanjutnya, kearifan lokal mempunyaiciri-ciri yaitu:a. mampu bertahan terhadap budaya

luar,

b. memiliki kemampuanmengakomodasi unsur-unsur budayaluar,

c. mempunyai kemampuanmengintegrasikan unsur budaya luarke dalam budaya asli,

d. mempunyai kemampuanmengendalikan, dan

e. mampu memberi arah padaperkembangan budaya.

Di antara wujud kebudayaanmasyarakat yang dimiliki KabupatenBarito Kuala, salah satunya adalahkerajinan anyaman. Menganyam berartimengatur bilah atau lembaran-lembaransecara tindih-menindih dan silang-menyilang (Dina dkk, 2015). Kerajinananyaman dibuat dengan memanfaatkanbahan alami. Bahan anyaman yang seringdigunakan adalah purun, yaitu tumbuhanliar sejenis rumput yang tumbuh di dekatair atau rawa. Purun mempunyai serat yangcukup kuat sehingga masyarakatKabupaten Barito Kuala menjadikannyasebagai salah satu bahan kerajinan tanganyaitu anyaman. Pemilihan bahan untukkerajinan anyaman perlu memperhatikanfungsi dan keindahan benda yang akandibuat. Dua jenis purun yang biasadimanfaatkan untuk membuat anyamanadalah purun danau dan purun tikus.

Cara pembuatannya adalah purunyang cukup tinggi dipotong dandikumpulkan. Batang purun perludibersihkan terlebih dahulu dengan caramenggosok-gosokkan dengan abu dapuruntuk menghilangkan lapisan kandungansilica dari kulit purun dan dicuci bersih.Kemudian purun dijemur di bawah sinarmatahari sampai menjadi kering. Setelahproses penjemuran, purun diikat kemudiandipipihkan dengan cara ditumbuk berulangkali dengan kayu ulin hingga batang

Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017

Bentuk-Bentuk Geometris pada Pola Kerajinan Anyaman sebagai Kearifan Lokal di Kabupaten Barito Kuala

106© STKIP PGRI Banjarmasin

menjadi pipih. Agar lebih menarik, purundipisah-pisahkan untuk diberi pewarna.Pada umumnya, warna yang digunakanpara pengrajin purun adalah warna alami,merah, hijau, ungu, dan biru. Berbagaijenis produk yang dihasilkan antara laintas, tikar, bakul, topi, kipas, dompet, danbarang-barang lainnya. Dibutuhkankeahlian untuk proses menganyam,pengrajin harus terampil membuat polaagar anyaman bernilai keindahan.Anyaman yang dihasilkan beranekaragam, seperti keranjang (kampil), topi,tikar, tas, bakul, dan kipas. Anyamanmenjadi kearifan lokal masyarakatKabupaten Barito Kuala. Kearifan lokalmempunyai ciri mampu bertahan terhadapbudaya luar. Hingga saat ini, kerajinananyaman masih tetap digunakan dalamkehidupan sehari-hari masyarakat diKalimantan Selatan.

Anyaman purun mempunyaiberbagai macam motif menarik yangmenyerupai bentuk-bentuk geometri.Hubungan bentuk-bentuk geometri yangada pada budaya sebagai suatu kearifanlokal merupakan salah satuetnomatematika. Istilah etnomatematikamuncul pertama kali pada akhir tahun1960-an, digunakan oleh seorang pendidikdan matematikawan Brazil yaitu UbiratanD'Ambrosio. Menurut Ambrosio (1977)etnomatematika terdiri dari kombinasikata ethno (budaya yang dibentuk olehmasyarakat), mathema (penjelasan,pemahaman, lingkungan akan budaya),dan tics (mode, gaya, teknik).Etnomatematika mencakup semua yangdapat diidentifikasi secara budaya sepertijargon, kode, simbol, mitos, bahkantermasuk cara penalaran tertentu dari suatukelompok.

Menurut Glorin (1980) dan Ascher(1991), etnomatematika merupakan studitentang praktek matematika padakelompok budaya tertentu di dalam prosesmenangani masalah lingkungan dankegiatan. Kata depan "ethno" mengacupada kelompok budaya, seperti masyarakatsuku nasional, kelas profesional, dansebagainya. Termasuk juga bahasa danpraktek kehidupan sehari-hari mereka.Jadi, dapat disimpulkan bahwaetnomatematika adalah integrasimatematika dan budaya dengan kearifanlokal kelompok setempat melalui suatuaktivitas.

Selain bernilai estetika, hasilkerajinan anyaman purun tentunya jugabernilai ekonomis dan menjadi peluangusaha yang cukup besar. Nilai adalahukuran derajat tinggi-rendahnya atau kadaryang dapat diperhatikan, diteliti ataudihayati dalam berbagai obyek yangbersifat fisik (kongkrit) maupun abstrak(Kartika dan Perwira 2004: 20). Nilai-nilaisosial adalah nilai yang dianut oleh suatumasyarakat mengenai apa yang dianggapbaik dan buruk.

Robert W. Richey sebagaimanadikutip oleh T. Sulistyono (1991: 15)membagi nilai menjadi tujuh macam, yaitu(1) nilai intelektual, (2) nilai personal danfisik, (3) nilai kerja, (4) nilai penyesuaian,(5) nilai sosial, (6) nilai keindahan, dan (7)nilai rekreasi. Adapun menurutNotonegoro, nilai dibagi menjadi tigamacam, yaitu:

a. Nilai materialNilai material adalah segala sesuatu

yang berguna bagi jasmani/unsur fisikmanusia. Sebagai contoh, batu gunung.Secara materi batu gunung mempunyainilai tertentu. Hal ini disebabkan batugunung dapat digunakan untuk

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

e-ISSN 2579-3977

Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017

Muhammad Royani, Winda Agustina

107

membangun sebuah rumah tinggal. Nilaiyang yang terkandung dalam batu gunungini dinamakan nilai material.

b. Nilai vitalNilai vital adalah segala sesuatu

yang berguna bagi manusia untukmelakukan suatu kegiatan dan aktivitas.Contoh jas hujan, mempunyai kegunaanuntuk menaungi tubuh dari air hujan.Apabila jas hujan ini robek maka nilaikegunaan jas hujan menjadi berkurang.Nilai jas hujan oleh karena kegunaannyadinamakan nilai vital.

c. Nilai kerohanianNilai kerohanian adalah segala

sesuatu yang berguna bagi batin (rohani)manusia. Nilai kerohanian manusiadibedakan menjadi empat macam, yaitu:

1) nilai kebenaran adalah nilai yangbersumber pada unsur akalmanusia,

2) nilai keindahan adalah nilai yangbersumber pada perasaanmanusia (nilai estetika),

3) nilai moral (kebaikan) adalahnilai yang bersumber pada unsurkehendak atau kemauan (karsadan etika), dan

4) nilai religius adalah nilaiketuhanan yang tertinggi, yangsifatnya mutlak dan abadi.

Produk anyaman purun sangat khasdan dapat digunakan dalam waktu yanglama, maka produk anyaman dapatmenjadi oleh-oleh khas KalimantanSelatan khususnya Kabupaten BaritoKuala. Namun di balik itu, perlu ditelusurilebih lanjut apakah anyaman purun yangdihasilkan mempunyai nilai-nilai tertentuatau tidak.

Metode PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk

mendeskripsikan bentuk-bentuk geometrispada pola kerajinan anyaman dan nilai-nilai yang terkandung sebagai kearifanlokal di Kabupaten Barito Kuala. Hasilsajian data penelitian berupa deskripsibentuk-bentuk geometris pada polakerajinan anyaman sebagai kearifan lokaldi Kabupaten Barito Kuala. Berdasarkantujuan tersebut, maka metode yangdigunakan dalam penelitian ini adalahpenelitian kualitatif dengan pendekatan.Penelitian kualitatif dipilih untukmemberikan deskripsi naratif denganpenilaian setelah melalui triangulasi data.

Sumber data dalam penelitian iniadalah pengrajin anyaman di KabupatenBarito Kuala dan fokus penelitian padabentuk-bentuk geometris, serta menelusurinilai-nilai yang terkandung pada kerajinananyaman purun yang dibuat. Kriteriainforman yang ditentukan adalah pengrajinsudah menekuni kerajinan anyaman purunminimal 10 tahun. Sumber data beralamatdi Jalan Atak Imberansyah RT 06 RW 02,Kelurahan Lepasan, KecamatanBakumpai, Kabupaten Barito Kuala.

Hasil dan PembahasanPenelitian ini dilaksanakan pada

bulan Maret 2017 di kelurahan Lepasan,kecamatan Bakumpai, kabupaten BaritoKuala. Informasi diperoleh dari empatorang pengrajin anyaman purun, yaitu HM(65 tahun ), BK ( 47 tahun), RA ( 33tahun), dan TF (30 tahun). Dari aktivitaspengumpulan data diperoleh informasibahwa ada berbagai macam kerajinananyaman yang dihasilkan dari tanamanpurun danau. Di antaranya anyaman purundijadikan tas, bakul, tikar, topi, taplakmeja, peci, sandal, tempat tisu, dan

Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017

Bentuk-Bentuk Geometris pada Pola Kerajinan Anyaman sebagai Kearifan Lokal di Kabupaten Barito Kuala

108© STKIP PGRI Banjarmasin

lainnya. Adapun macam-macam motifanyaman yang sering dibuat, di antaranyaadalah sebagai berikut.

a. Mata PunaiMotif mata punai mempunyai ciri

khas berbentuk kotak-kotak dan memilikititik di tengah menyerupai mata. Semakinbesar ukuran anyaman mata punai,semakin banyak pula lapisan bentuk didalamnya. Punai adalah nama burung yangmerupakan hewan dilindungi.

b. Tapak CaturMotif tapak catur mempunyai ciri

khas berbentuk susunan kotak dengankombinasi dua atau tiga warna yangberaturan seperti papan catur. Beberapapermintaan konsumen menginginkanukuran kotak yang berbeda sehinggamenjadi kombinasi bentuk persegi danpersegi panjang.

Motif mata punai dan tapak caturmemiliki kesamaan, yaitu secara geometrismembentuk bangun datar persegi, dimanaciri-cirinya adalah memiliki empat titiksudut, empat sisi yang sama panjang, duadiagonal sama panjang, empat simetrilipat, dan empat simetri putar.Perbedaannya adalah satu motif matapunai terpisah dengan mata punai lainnyadan pada tapak catur tersusun dalam satulajur. Anyaman purun dengan motif matapunai dan tapak catur dapat dimanfaatkansebagai media pembelajaran untukmempelajari tentang definisi dan sifat-sifatpersegi. Selanjutnya motif mata punaidapat pula dimanfaatkan untukmempelajari definisi, sifat-sifat, keliling,dan luas persegi.

Gambar 1. Bentuk Geometris Mata Punai

Gambar 2. Bentuk Geometris Tapak Catur

c. Saluang MudikMotif saluang mudik mempunyai

ciri khas anyaman dengan patahan garis-garis yang searah, dengan ujung-ujunggaris pada setiap lajur saling menyambung.Kombinasi warna dapat diterapkan padasetiap garis maupun setiap lajur ataubarisnya.

Motif saluang mudik secarageometris membentuk bangunjajargenjang, dimana ciri-cirinya adalahtidak memiliki simetri lipat, mempunyaisatu simetri putar, sisi-sisi yangberhadapan sejajar dan sama panjang, duasisi lainnya tidak saling tegak lurus,sepasang diagonal tidak sama panjang dantidak tegak lurus, serta jumlah sudut yangsaling berdekatan adalah 180°. Motifsaluang mudik dapat dimanfaatkan sebagaimedia pembelajaran untuk mempelajari

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

e-ISSN 2579-3977

Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017

Muhammad Royani, Winda Agustina

109

tentang definisi, sifat-sifat, keliling, danluas jajargenjang.

Gambar 3. Bentuk Geometris Saluang Mudik

d. Ramak CangkihMotif ramak cangkih mempunyai

ciri khas anyaman-anyaman kecil seperticengkeh yang disusun vertikal danhorisontal secara bergantian. Barisanyaman dapat dibuat mendatar maupunmiring untuk menambah keindahan.

Motif ramak cangkih secarageometris dapat dipandang sebagaisusunan persegi panjang denganmempunyai ciri-ciri serupa yaitumempunyai dua pasang sisi berhadapansejajar dan sama panjang, sisi-sisinyasaling tegak lurus sehingga membentuksudut 90°, memiliki dua simetri lipat dandua simetri putar, serta kedua diagonalsama panjang. Motif ramak cangkih dapatdimanfaatkan sebagai media pembelajaranuntuk mempelajari tentang definisi, sifat-sifat, keliling, dan luas persegi panjang.

Gambar 4. Bentuk Geometris Ramak Cangkih

e. Gigi HaruanMotif gigi haruan mempunyai ciri

khas berbentuk segitiga yang disusunberjejer dalam satu jalur seperti susunangigi atas dan bawah ikan haruan atau ikangabus.

Motif gigi haruan secara geometrisdapat dipandang sebagai susunan segitigasamakaki maupun samasisi dengan ciri-ciridibatasi oleh tiga garis lurus (ketiganyasama panjang maupun dua di antaranyasama panjang) sehingga membentuk tigabuah sudut yang jumlahnya 180°. Seluruhsegitiga yang disusun adalah kongruen.Motif gigi haruan dapat dimanfaatkansebagai media pembelajaran untukmempelajari tentang definisi, sifat-sifat,keliling, dan luas segitiga.

Gambar 5. Bentuk Geometris Gigi Haruan

Keunikan dan keindahan anyamanpurun mempunyai nilai estetika. Nilaiestetika sebuah anyaman berkaitan eratdengan nilai ekonomisnya. Anyamanpurun yang memiliki motif yang unikseperti susunan bangun datar beraturansehingga membentuk pola tertentu yangdapat disesuaikan dengan keinginan.Desain motif yang beragam dan dapatdisesuaikan dengan permintaan (byrequest) menjadi daya tarik pembeli.Keindahan sebuah anyaman purun terletakpada perpaduan warna yang menghasilkan

Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017

Bentuk-Bentuk Geometris pada Pola Kerajinan Anyaman sebagai Kearifan Lokal di Kabupaten Barito Kuala

110© STKIP PGRI Banjarmasin

berbagai motif anyaman seperti matapunai, tapak catur, saluang mudik, ramakcangkih, gigi haruan, anyam badiri dananyam barabah. Bentuk anyaman menjadiunik ketika dapat membentuk huruf-hurufpenyusun kata sesuai permintaan pembeli.

Pengrajin membayangkan motifmata punai sebagai wujud mata burungpunai yang merupakan hewan dilindungikarena sudah mulai langka. Motif tapakcatur dibayangkan sebagai papan caturdengan bentuk kotak berselang-seling duawarna. Motif saluang mudik dibayangkansebagai bentuk ikan saluang yang hilirmudik berlawanan arah. Motif ramakcangkih dibayangkan sebagai kumpulanbiji cengkeh yang beraturan. Motif gigiharuan dibayangkan sebagai bentuk gigiikan haruan (ikan gabus). Motif anyambadiri dan anyam barabah dibayangkansebagai anyaman sejajar vertikal dananyaman sejajar horisontal. Adapun motifkhusus lainnya dibuat sesuai permintaanpembeli, misalkan nama pemiliknya, namakota, atau nama instansi.

Gambar 6. Hasil Anyaman Purun

Selain itu, kebutuhan masyarakatakan barang-barang yang dihasilkanseperti topi, tikar, bakul, kipas, dan lainnyamenjadi peluang bagi pengrajin. Anyaman

purun dipasarkan baik lokal, nasional,bahkan internasional. Di antaranya dikirimke Martapura, Banjarbaru, KalimantanTimur, Kalimantan Tengah, Bali,Surabaya, dan Yogyakarta. Anyamanpurun juga diimpor ke berbagai negara,seperti Taiwan dan Jepang. Berdasarkanpengumpulan data diperoleh informasibahwa omset penjualan anyaman purunberkisar antara Rp25.000.000,00 sampaiRp30.000.000,00 dengan keuntunganbersih sekitar Rp5.000.000,00. Informasiini mengindikasikan bahwa kerajinananyaman bernilai ekonomis cukup tinggi.

Simpulan dan SaranSimpulan

Motif pada anyaman purun memilikibentuk geometri, yaitu mata punai dantapak catur berupa bangun datar persegi,motif saluang mudik berupa bangunjajargenjang, ramak cangkih berupabangun persegi panjang, gigi haruanberupa bangun segitiga samakaki dan samasisi, serta anyam badiri dan barabah berupasusunan garis-garis sejajar (vertikal danhorisontal).

Anyaman purun memiliki nilaiestetika (keindahan) yang berdampak padamunculnya nilai ekonomis. Nilaikeindahan anyaman purun terletak padakombinasi warna yang membentukberbagai motif seperti mata punai, tapakcatur, saluang mudik, ramak cangkih, gigiharuan, anyam badiri dan anyam barabah.Tingginya kebutuhan masyarakat akanbarang-barang yang dihasilkanmenjadikan anyaman purun bernilaiekonomis tinggi.Saran

Adapun saran dalam penelitian iniadalah guru diharapkan dapatmemanfaatkan kerajinan khas daerah

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika

e-ISSN 2579-3977

Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017

Muhammad Royani, Winda Agustina

111

setempat sebagai media pembelajaranmatematika sehingga peserta didik lebihmengenal kearifan budaya lokalnya.

Daftar Pustaka

Ascher, M. 1991. Ethnomathematics: AMulticultural View of MathematicalIdeas. Pacific Grove: Brooks/Cole.

Ayatrohaedi. 1986. Kepribadian BudayaBangsa (Local Genius). Jakarta:Pustaka Jaya.

D’Ambrosio U. 1997. Ethnomathematicsand its Place in the History andPedagogy of Mathematics. In A.Powell & M. Frankenstein(eds.),Ethnomathematics,Challenging Eurocentrism inMathematics Education. Albany:State University of New York Press.

Dina, dkk. 2015. Materi PenyuluhanPengabdian Kepada Masyarakat.Banjarmasin: Universitas LambungMangkurat.

Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun H.H. 2012. How to Design and

Evaluate Research in Education (8th

Edition). New York: McGraw-Hill.

Glorin, G. (1980): ConnectingMathematics Practices In andOut of Schools. Journal ofEthnomathematics Canada, 3(2).

Harris, Marvin. 1999. Theories of Culture

in Postmodern Times. New York:

Altamira Press.

Koentjaraningrat. 1974. Pengantar

Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Koentjaraningrat. 1981. Pengantar

Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Rahyono, F.X. 2009. Kearifan Budaya

dalam Kata. Jakarta: Wedatama

Widyasastra.

Suratman, Munir, & Salamah. 2013. Ilmu

Sosial & Budaya Dasar. Malang:

Intimedia.

Vol. 3 No. 2, Mei - Agustus 2017

Bentuk-Bentuk Geometris pada Pola Kerajinan Anyaman sebagai Kearifan Lokal di Kabupaten Barito Kuala

112© STKIP PGRI Banjarmasin