Benefit Bendung Kali Lele di bidang Kelistrikan

76
1.1 PROSES DAN PROSEDUR UKL & UPL BENDUNG KALI LELE a. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun Study UKL & UPL 1. Identitas Pemrakarsa Identitas pemrakarsa Studi UKL dan UPL bendung kali lele ini adalah : - Nama : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Banyuwangi bidang Perencanaan Dan Program - Penanggungjawab : Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan Program Dinas PU Pengairan Banyuwangi - Alamat : Jl. Adi Sucipto No 84c Banyuwangi - Telepon/Fax : (0333) 2. Identitas Penyusun - Nama Perusahaan : KONSALTA KUATORIAL, PT - Alamat Perusahaan : JALAN SAMPEAN NO. 11 A RT./RW. 005 / 001 KELURAHAN BUNULREJO KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG 65123 - Nomor Telp Perush. : (0341) 8666177 - Jenis Usaha : JASA KONSULTAN SPESIALIS b. Rencana Kegiatan 1. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN ATAU PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM o Membangun bendungan pada alur sungai lele di beserta bangunan pelengkapnya o Membangun saluran skunder dari tubuh bendung hingga bangunan tampungan air/waduk yang telah direncanakan. Saluran skunder sepanjang 1700 meter berada dibawah/hilir bendung dan direncanakan dibangun disepanjang bantaran/stren dan searah dengan alur sungai lele. o Pembangunan tampungan air / waduk pada ujung skunder dengan volume 50m x 50m x 5 m dimana lahan untuk waduk ini telah disediakan oleh pemerintah Desa Barurejo dan tidak ada pembebasan lahan 2. KEGIATAN PEMBINAAN SUMBER DAYA ALAM o Reboisasi bantaran sungai lele o Pengendalian banjir 3. KEGIATAN PERTANIAN/TRANSFORMASI LAHAN PERTANIAN o Perkembangan sebagian kawasan pertanian menjadi tempat wisata yaitu pada lokasi waduk/tampungan air.

Transcript of Benefit Bendung Kali Lele di bidang Kelistrikan

1.1 PROSES DAN PROSEDUR UKL & UPL BENDUNG KALI LELEa. Identitas Pemrakarsa dan Penyusun Study UKL & UPL1. Identitas Pemrakarsa Identitas pemrakarsa Studi UKL dan UPL

bendung kali lele ini adalah :- Nama : Dinas Pekerjaan Umum Pengairan Banyuwangi bidang

Perencanaan Dan Program- Penanggungjawab : Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan

dan Program Dinas PU Pengairan Banyuwangi - Alamat : Jl. Adi Sucipto No 84c Banyuwangi- Telepon/Fax : (0333)

2. Identitas Penyusun- Nama Perusahaan : KONSALTA KUATORIAL, PT- Alamat Perusahaan : JALAN SAMPEAN NO. 11 A

RT./RW. 005 / 001 KELURAHAN BUNULREJO KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG 65123

- Nomor Telp Perush. : (0341) 8666177- Jenis Usaha : JASA KONSULTAN SPESIALIS

b. Rencana Kegiatan1. KEGIATAN PENGELOLAAN DAN ATAU PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM

o Membangun bendungan pada alur sungai lele di besertabangunan pelengkapnya

o Membangun saluran skunder dari tubuh bendung hinggabangunan tampungan air/waduk yang telah direncanakan.Saluran skunder sepanjang 1700 meter beradadibawah/hilir bendung dan direncanakan dibangundisepanjang bantaran/stren dan searah dengan alursungai lele.

o Pembangunan tampungan air / waduk pada ujung skunderdengan volume 50m x 50m x 5 m dimana lahan untukwaduk ini telah disediakan oleh pemerintah DesaBarurejo dan tidak ada pembebasan lahan

2. KEGIATAN PEMBINAAN SUMBER DAYA ALAMo Reboisasi bantaran sungai leleo Pengendalian banjir

3. KEGIATAN PERTANIAN/TRANSFORMASI LAHAN PERTANIAN o Perkembangan sebagian kawasan pertanian menjadi

tempat wisata yaitu pada lokasi waduk/tampungan air.

o Perkembangan sebagian kawasan pertanian menjaditempat Agro Industri

4. KEGIATAN PENGADAAN ENERGY LISTRIKo Gravitasi dan tekanan air dari tubuh bendung kali

lele direncanakan akan dijadikan Benefit dibidangkelistrikan untuk memenuhi kebutuhan listrik Kampungyang berada di daerah study yang terdiri dari 232 KK,1 Sekolah Dasar Negeri dan 3 tempat ibadah sertasarana umum lainya yang hingga saat ini belum pernahmendapatkan fasilitas/pelayanan listrik negara

5. KEGIATAN PENINGKATAN INFRASTRUKTUR JALANo Pembangunan Akses Jalan Masuk ke lokasi bendungo Pembangunan jalan inspeksi

6. KEGIATAN PENGADAAN AIR BAKU UNTUK MASYARAKAT DESA BARUREJODAN 3 DESA DISEKITARNYA

c. Dampak lingkungan yang diprediksi terjadiDijelaskan dan diuraikan pada kolom

d. Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan HidupDijelaskan dan diuraikan pada kolom

e. Tanda tangan dan persetujuan dari :1. Instansi yang bertanggungjawab dibidang pengelolaan

lingkungan hidup di Kabupaten Banyuwangi dikarenakan lokasi kegiatan pada satu wilayah kabupaten

1.3

TUJUAN DAN MANFAAT PROYEKMerupakan pengelolaan Sumber daya sungai lele denganmembangun bendungan dan bangunan pelengkapnya untuk suplesi(irigasi) pada baku pertanian dusun Senepolor Desa Barurejoseluas (keseluruhan) 400 ha yang dalam kurun waktu 15 tahunterakhir telah berubah menjadi lahan sub-optima yang keringkarena kekurangan air.

1.4

MAKSUD DAN TUJUAN UKL & UPL BENDUNG KALI LELE

a. Sosialisasi pembangunan Bendung Kali Lele kepadamasyarakat baik yang berada diwilayah maupun diluarwilayah kegiatan

b. Menjadi pedoman dan dasar pelaksanaan pengelolaan kegiatandan pemantauan lingkungan bagi PEMRAKARSA.

c. Merupakan dokumen pelengkap untuk kegiatan/proyeksekaligus pedoman dasar pengecekan dilapangan bagi pihakPEMERINTAH / INSTANSI terkait dalam melakukan kegiatanPengelolaan.

d. Identifikasi komponen lingkungan yang diprediksi akanterkena dampak penting secara sistematik, berulang ulangdan terencana pada kegiatan Pra-Konstruksi, KegiatanKonstruksi dan Kegiatan Operasional Bendung Kali Lele

e. Memaksimalkan Pembangunan Bendung Kali Lele agar mampumemberikan pengaruh positif terhadap lingkungandisekitarnya dan mengurangi dampak negativ yang mungkintimbul

f. Memberikan informasi pengaruh lingkungan secara tepat danmencegah/mengirangi hambatan maupun permasalahan yangtimbul

g. Menghindari pemborosan beaya dan waktu pada tahappelaksanaan pembangunan

h. Merekomendasikan beberapa alternatif upaya pengelolaan danupaya pemantauan yang perlu dilaksanakan terutama yangberkaitan langsung dengan kegiatan

1.5

KEGUNAAN STUDY UKL & UPL BENDUNG KALI LELE

a. Membantu dalam pengambilan keputusan terkait pemilihanalternatif pengelolaan yang layak dari segi lingkungan

b. Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahapperencanaan rinci dari setiap usaha atau kegiatan pembangunan

c. Merupakan pedoman bagi Pihak Pemrakarsa dalam melaksanakan

kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan1.6

LOKASI PEKERJAAN

Bendung Kali Lele terletak di Desa Barurejo Kecamatan SiliragungBanyuwangi yang dapat dicapai melalui : Jalan raya Banyuwangi –Jember tepatnya arah selatan 15 km dari kota Genteng dengankondisi jalan beraspal bagus(hot mix) hingga pondok pesantrenDarussalam Blokagung Kecamatan Tegalsari kemudian bersambungdengan jalan Agregat sepanjang 5 km hingga ke lokasi.1.7

BATAS WILAYAH STUDY

A. BATAS PROYEKMerupakan batas yang mencakup secara langsung maupun tidaklangsung digunakan untuk kegiatan proyek yang meliputi :Lokasi Bangunan utama, bangunan pelengkap, dan Stock areabahan-bahan bangunan

B. BATAS EKOLOGISMerupakan batas ruang persebaran dampak dari kegiatan menurutmedia transportasi limbah (air dan udara) dimana proses alamidalam ruang tersebut diperkirakan akan mengalami perubahanmendasar.

1.8

DASAR PENENTUAN BATAS STUDY DAN PENETAPAN MASING-MASING ASPEK

Benefit Bendung Kali Lele di bidang Kelistrikan1. PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan PLTMH Sungai Leledisamping merupakan salah satu benefit pembangunan Bendung Kali Lelejuga merupakan tindak lanjut dari program pemanfaatan energiterbarukan di Kabupaten Banyuwangi. Lebih dari itu pemanfaatan energyterbarukan ini adalah dalam rangka menghemat pemakaian sumber energifosil serta mengurangi dampak terhadap pemanasan global. PLTMH SungaiLele direncanakan dibangun atas inisiatif Pemerintah Daerah melaluiSatker Dinas-Dinas yang terkait. PLTMH Sungai Lele ini akanmemanfaatkan aliran dan tekanan air dari tubuh bendung sungai leleterletak di Desa Barurejo Kecamatan Siliragung , KabupatenBanyuwangi, Jawa Timur.Peraturan perundang-undangan yang dipakai sebagai dasar hukum dalampenyusunan UKL/UPL PLTMH Sungai Lele ini adalah sebagai berikut:

1. Undang-Undang No. 32 Th. 2009 Tentang Pengendalian danPengelolaan Lingkungan Hidup.

2. Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 Tentang Analisa MengenaiDampak Lingkungan.

3. Peraturan Pemerintah No 82 Tahun 2001 Tentang PengelolaanKualitas Air  Pengendalian Pencemaran Air.

4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010  TentangUKL – UPL.

5. Keputusan Menteri Energi  Sumber Daya Mineral No.1475K/28/MEN/2000 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Lingkungandi Bidang Pertambangan  Energi.

6. Keputusan Menteri Energi  Sumber Daya Mineral No.1122K/30/MEM/2002 Tentang Pedoman Pengusahaan Pembangkit TenagaListrik Skala Kecil Tersebar.

Debit air sungai lele pada bulan kering (September) yang masih mampumenyisakan debit air 400 liter per-detik, Volume tubuh bendung kaliLele dengan lebar dasar bendung 20 meter, tinggi bendung 13 meter dandengan genangan air pada tubuh bendung yang cukup memiliki tekanan airyang jika diluncurkan/dialirkan dengan menggunakan pipa 8” – 10” sajadapat menggerakkan baling-baling dan generator yang mampu menghasilkanenergy listrik dengan daya minimum 250.000 watt. PLTMH Sungai Lele ini akan di desain untuk pemenuhankebutuhan Listrik untuk masyarakat sekaligus untuk kegiatan IndustriAGRIBISNIS serta direncanakan akan diinterkoneksikan ke jaringantegangan menengah PLN.Benefit disektor kelistrikan dari Pemanfaatan Bendung Kali Lele inisetidaknya dapat diproyeksikan untuk :1 Memberikan penerangan (listrik) terhadap sebuah kampung yang

berada di dalam hutan daerah study yang terdiri dari 232 KK, 1Sekolah Dasar Negeri, 3 tempat ibadah dan 1 unit posyandu yanghingga pada saat ini belum mendapatkan fasilitas & pelayananlistrik negara (PLN).

2 Dapat menambah benefit disektor pertanian jika energy listrik inidikembangkan untuk membuat gudang dingin dari kontainer 20 feet –40 feet yang di desain khusus untuk menyimpan hasil pertanianagricultural (cabe)yang selama ini fluktuasi harganya tidak dapatdikawal/dikontrol oleh pemerintah dan sering merugikan petani.

3 Pembangunan Gudang Frezer komoditi cabe ini merupakan bagian dariupaya/program paralel dalam memberdayakan para petani, merupakanupaya perlindungan yang nyata terhadap para petani cabe terhadapfluktuasi harga yang sering terjadi akibat permainan pedagangpasar induk dan Indofood yang slalu menyengsarakan dan merugikanpara petani.

4 Pembangunan Gudang Frezer komoditi cabe ini juga merupakan bagiandari upaya percepatan pembangunan daerah dibidang pertanian denganmenciptakan Agroterminal komoditi cabe yang sesuai dan sejalandengan benefit dibangunnya Bendung Kali Lele. Pada daerah studyini ini juga telah terdapat pasar yang dapat ditingkatkanmenjadi pasar induk agribisnis dan pasar penunjang, di sisi huludari rantai suplai serta, sekaligus juga merupakan pemberdayaandan revitalisasi di tingkat produksi dan pascapanen.

Lemahnya pengawalan hasil produksi pertanian daerah(komoditas cabe,tomat, jeruk buah dsb) terhadap pasar dan lemahnyaperlindungan terhadap para petani ini tercermin dengan terusberlangsungnya permainan para pedagang besar di pasar Induk dankorporasi Indofood dengan fluktuasi harga yang selalu merugikan parapetani akan tetapi cenderung dibiarkan saja oleh pemerintah. Disisi yang lain, sektor pertanian tidak saja berfungsisebagai salah satu penggerak roda perekonomian daerah akan tetapisekaligus juga berfungsi sebagai sarana pemenuhan kebutuhan panganmasyarakat, yang memiliki peran yang strategis dalam menjagakecukupan pangan masyarakat Banyuwangi, menjaga stabilitas/kondisisosial dan Stabilitas ekonomi pedesaan. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan suatu saranaprasarana yang memadai untuk dapat menunjang aktivitas pertaniantersebut. Sektor pertanian merupakan sektor yang menghidupi mayoritaspenduduk Banyuwangi (market share) paling besar, yang menjadi hajathidup orang banyak. Untuk itu dalam beberapa tahun kedepan, PemerintahKabupaten Banyuwangi harus mampu menetapkan kebijakan untuk tetapmeletakkan sektor ini sebagai prioritas unggulan utama serta tidakboleh loyo untuk terus menggali dan meningkatkan setiap potensipeningkatan pertanian yang terdapat di pelosok-pelosok desa . Desain gudang frezer(bersuhu kulkas)ini hanya memerlukanenergy listrik sebesar 3300 watt untuk kontainer besar (40 feet). Pada

sektor ini, sebelum dilakukan Pelaksanaan Pembangunan, beberapatahapan Studi dan Perencanaan harus dilaksanakan terlebih dahulu yangmeliputi:

1. Studi Potensi2. Studi Kelayakan3. Detail Engineering Design4. Analisis Dampak Lingkungan (UKL/UPL)5. Survey dan analisis hidrologi & hidrolika6. Survey dan analisis topografi7. Soil investigation8. Analisis dampak lingkungan9. Desain sipil, desain mekanikal/ elektrikal, desain sistem

kontrol, dan desain sistem jaringan2 TUJUAN1. Tujuan dibangunnya PLTMH pada Bendung Sungai Lele ini adalah

memanfaatkan secara maksimum energy terbarukan yang ada untukmemenuhi kebutuhan sarana kelistrikan masyarakat denganinterkoneksikan dengan PLN

2. Selain itu Tujuan dari proyek Pembangunan Bendung Sungai Lele diDesa Barurejo Kecamatan Siliragung – Banyuwangi ini adalahmemaksimalkan Benefit yang memang berpotensi dan layak untukdilaksanakan/dikerjakan oleh pemerintah dimana asas Skala Prioritasdari pengembangan proyek ini memang betul-betul sangat diperlukanoleh masyarakat dikawasan Tertinggal ini.

Sebagai acuan kelayakan dan acuan pembangunan PLTMH ini diantaranyaadalah :

1. Hasil Studi Hidrologi Alur Sungai Lele dan hasil StudiTopografi (Studi Bendung Sungai Lele)

2. Adanya Perkampungan di pedalaman Daerah Studi ini dengan232 KK, 1 sekolah Dasar Negeri, 3 tempat Ibadah dan 1Posyandu yang hingga pada saat ini belum pernah mendapatfasilitas listrik Negara (PLN).

3. Dokumen Soil Investigation4. Hasdil Study UKL & UPL5. Studi Kelayakan6. Dokumen Detail Engineering Design

3 RUANG LINGKUP PROYEK3.1

Studi Hidrologi yang meliputi :Pengukuran debit aliran air (sesaat) Sungai Lele, data curah hujandalam 10 tahun terakhir, Analisis debit andalan, Analisis debitbanjir sungai lele serta Penghitungan head netto

3.2

Studi Topografi : Study ini dilakukan untuk mendapatkan peta kontur tanah sesuaiskala yang diinginkan. Pengukuran topografi dibagi dalam 2 tahap,

yaitu:1. Pengukuran Polygon :

Bertujuan untuk menentukan head total sistem PLTMH dimana hasilpengukuran ini dapat berfungsi sebagai review.

2. Pengukuran Situasi Detail : Pengukuran pada arah memanjang dan melintang Sungai Lele yangtelah dilakukan pada Study Bendung Kali Lele yang menghasilkanpeta situasi pada daerah pengukuran : Bagian hulu & hilirdaerah rencana Bendung dan Sepanjang rencana saluran sekunderdengan Penambahan titik lokasi untuk Penstock, Power house danTailrace, Rencana jalan masuk dan lokasi Trafo

3.3

Soil Investigation

Hasil soil invetigation akan digunakan dalam perancangan struktur sipilberikut prediksi biaya konstruksi & perawatannya. Kegiatan soilinvestigation meliputi survey lapangan dan tes laboratorium. Surveylapangan meliputi:

1. Pekerjaan bor tangan Kedalaman 5 m2. Pekerjaan sondir Kedalaman 10 - 20 m

3.4

Analisis Dampak lingkungan

Lingkup kegiatan meliputi :1.Pelaksanaan pembangunan PLTM di kawasan hutan lindung dengan mengunakan

analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).2.Pelaksanaan pembangunan PLTM di luar kawasan lindung berdasarkan

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no. 86 tahun 2002. Lingkup kegiatanakan diutamakan sesuai Keputusan Menteri Lingkungan Hidup no. 86 tahun2002 yang memberikan kemudahan dalam pembangunan PLTM kapasitas < 10 MWdimana kajian detail hanya melakukan upaya pengelolaan lingkungan (UKL)dan upaya pemantauan lingkungan (UPL) dengan kegiatan studi meliputi :a.Menginventarisasi tentang kondisi lingkungan fisik danpemanfaatannya oleh masyarakat.b.Identifikasi dampak rencana pembangunan pembangkit tenaga listriktenaga minihidro.c.Analisis parameter yang dikelola berdasarkan aspek fisika, biologi

dan kimia dengan metode sederhana.d.Pembobotan dan tolok ukur dampak kepentingan yang bersifatkuantitatif dan kualitatif.

3.5

Studi Kelayakan

Laporan studi kelayakan merupakan akumulasi dari data dan informasi yangtelah diperoleh pada studi semua aspek PLTMH yang meliputi topografi,hidrologi, geologi, dan analisis dampak lingkungan. Laporan inimemberikan kesimpulan berupa rekomendasi opsi pembangunan yang dinilailayak berdasarkan hasil studi tersebut.Lingkup Studi Kelayakan ini meliputi:1. Rekomendasi akhir yang merupakan hasil pembandingan antar opsi:

kelebihan & kekurangan serta kekuatan & kelemahan dari sistem PLTMyang akan direalisasikan

2. Membuat estimasi biaya pekerjaan konstruksi sipil,mekanikal/elektrikal, dan jaringan

3. Evaluasi/analisis ekonomiHasil kajian studi kelayakan disusun dalam suatu pelaporan studikelayakan yang memuat Lingkup Studi Kelayakan meliputi:a Ringkasan hasil studi kelayakan hidrologi, meliputi :o Debit aliran di sungai atau saluran dimana lokasi PLTM direncanakanakan

dibangun.o Pengukuran dan survei data aliran secara langsung dengan penentuanhead, debit, kondisi aliran dan pengambilan contoh sedimen.

o Hasil pencatatan data curah hujan dan sebaran curah hujan disekitardaerah tangkapan air.

o Analisis debit banjir, debit minimum dan penempatan posisi atau elevasibangunan utama, saluran dan bangunan lainnya serta rumah pembangkityang aman terhadap debit banjir.

b Ringkasan hasil analisis dan perencanaan awal kelayakan sipil,meliputi:Perencanaan bangunan inti sistem pembangkit tenaga listrikminihidro(PLTMH) yang terdiri atas bendung, intake, bak pengendap,saluran pembawa, bak utama, saluran pembuang, penstock, rumah turbin,tailrace dan lain-lain.

c Data geologi meliputi pengumpulan informasi tentang:o Pergerakan permukaan tanah yang mungkin terjadi, seperti batuan

dan permukaan tanah yang dapat bergerak bila turun hujan lebat,pergerakan air dan lumpur.

o Pergerakan tanah di bawah permukaan yang mungkin terjadi sepertigempa atau tanah longsor.

o Tipe batuan, tanah dan pasir.d Data dan analisis topografi meliputi pengumpulan peta dan informasi

tentang:o Keadaan kontur tanah yang digambarkan dalam peta topografi.o Tingkat kemiringan berdasarkan topografi lokasi-lokasi sistem

PLTMH.o Letak terbaik untuk mendapatkan tinggi jatuhan air (head) yang

memadai.e Ringkasan mengenai analisis kelayakan Mekanikal/Elektrikal,

meliputi :o Desk study referensi pemilihan turbin dan peralatan elektrikal &

kontrol berdasarkan spesifikasi teknis yang telah direncanakan.o Informasi dan bantuan teknis dari pabrikan penyedia peralatan

mekanikal elektrikal PLTMH.o Informasi dari PLTMH lain sebagai acuan perbandingan

(benchmarking).f Ringkasan mengenai analisis kelayakan Ekonomi/Finansialg Ringkasan mengenai analisis kelayakan Sosial Budaya, memuat: kajian

kondisi sosial masyarakat untuk mengkaji dampak keberadaan programpengembangan potensi PLTMH terhadap kondisi kehidupan masyarakatsetempat.

h Ringkasan mengenai analisis kelayakan Lingkungan sesuai KeputusanMenteri Lingkungan Hidup no. 86 tahun 2002 yang memberikan kemudahandalam pembangunan PLTMH kapasitas < 10 MW dimana kajian detail hanyamelakukan upaya pengelolaan lingkungan (UKL) dan upaya pemantauanlingkungan (UPL) dengan hasil studi meliputi:o Hasil inventarisasi kondisi lingkungan fisik dan pemanfaatannya

oleh masyarakat.o Identifikasi dampak rencana pembangunan pembangkit tenaga listrik

tenaga minihidro.o Analisis parameter yang dikelola berdasarkan aspek fisika, biologi

dan kimia dengan metode sederhana.o Pembobotan dan tolok ukur dampak kepentingan yang bersifat

kuantitatif dan kualitatif.3.6

Detail Engineering Design

Tahapan ini meliputi rangkaian pekerjaan sebagai berikut:1. Persiapan Layout skema pembangkit secara detail, gambar saluran

dan struktur sipil, desain

2. Spesifikasi & Layout instlasi peralatan elektro mekanik, sistemtransmisi dandistribusi listrik.

3. Penyusunan RAB Proyek Pembangunan PLTMH4. Persiapan dokumen tender yang mencakup ruang lingkup pekerjaan dan

rencana anggaran biaya (BOQ).3.7

Perencanaan Bangunan SipilDalam suatu lokasi potensi pembangkit energi minihidro dapatdipetakan sebagai suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponenbangunan sipil seperti bendung (weir), bangunan pengambil (intake),saluran pembawa (headrace), bak pengendap (settling basin), bak penenang(forebay), bangunan dan saluran pelimpah (spillway), pipa pesat (penstocktunnel), rumah pembangkit (power house) dan saluran pembuang (tail race).

4 RENCANA USAHA / KEGIATAN1 Nama rencana usaha dan/atau kegiatan 

Rancangan umum PLTMH Sungai Lele:1. Daya yang akan dihasilkan 400 kw2. Pola operasi pembangkit  24 jam/hari3. Jenis bahan baku Air sungai Lele4. Sistem pemanfaatan air Run off river/Gravitasi Pipanisasi

dari tubuh bendung5. Debit air yang digunakan  5 m3/s6. Tinggi

bersih                        

25 meter

7. Rata-rata produksi listrik  6,336,000 kwh/thn8. Panjang konstruksi sipil 1200 meter (dari intake – tailrace)9. Lama operasi 20 tahun

Skala KegiatanPLTMH Bendung Sungai Lele dirancang untuk memanfaatkan saluran sekunderdari tubuh bendung sungai lele dengan Jalur konstruksi air yang dibangundirancang untuk mengikuti sejajar aliran sekunder tersebut. KetinggianBendung Sungai Lele dapat memberikan tekanan air / gravitasi pada Pipasaluran sekunder sehingga mampu menggerakkan turbin yang disambungkandengan generator.

PLTMH Sungai Lele ini merupakan minihidro dengan konsep run off river.Dengan konsep ini maka penggunaan air untuk keperluan pembangkit tidakmenggangu aliran maupun fungsi sungai. Aliran air dari tubuh bendung kesaluran sekunder yang dirancang dengan sisitem pipanisasi ini sekedardisadap untuk menggerakkan turbin dan selanjutnya air akan terus mengalirke hilir pada wilayah pelayanan irigasi yang direncanakan. Bendung danintake berfungsi untuk mengarahkan aliran air ke saluran skunder yangmenggunakan pipa 12 “ dengan ketinggian terjunan air 13 meter.

Material penstock adalah spiral welded pipe dengan panjang segmendisesuaikan dengan ketersedian di pasaran. Tekanan Air dari gravitasiini dan penstock dengan tekanan yang sangat kuat kemudian terhubungdengan rumah pembangkit (power house) dengan luas power house min 100m2. Dari power house air akan tetap mengalir kehilir dimana pada ujungsaluran ini telah dibangun/disediakan bangunan Embung/waduk.

Bendung (Weir) dan IntakeBendung (weir) didefinisikan sebagai bangunan yang berada melintangsungai yang berfungsi untuk membelokkan arah aliran air. Konstruksibendung (weir) bertujuan untuk menaikkan dan mengontrol tinggi airdalam sungai secara signifikan sehingga elevasi muka air cukup untukdialihkan ke dalam intake pembangkit minihidro.Konstruksi bendung dilengkapi dengan bangunan pengambilan (intake)yang berfungsi mengarahkan air dari sungai masuk ke dalam saluranpembawa (headrace channel). Perencanaan lengkap tentang bangunan air,baik bendung maupun bendungan kecil (embung), menggunakan referensi

1. Perencanaan bendung menggunakan Standar Perencanaan – BukuKriteria Perencanaan 2 Bagian Bangunan Utama (Ditjen.Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum, 1986).

2. Perencanaan Embung Kecil Untuk Daerah Semi Kering di Indonesia(Ibnu Kasiro, Ditjen. Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum,1995).

3. Panduan Perencanaan Bendungan Urugan (Direktorat Bina Teknik,Ditjen. Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum, 1999).

4. Pedoman Perencanaan Bendungan Bangunan Sipil (SKSNI 03–1731–1989).

5. Pedoman Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika Bangunan Sungai(SKSNI 03– 1724–1989).

6. Pedoman Keamanan Desain Bendung (SKSNI 03–2401–1991).

Saluran Pembawa AirBangunan saluran pembawa air (headrace channel) adalah untukmengalirkan air dari intake/settling basin ke bak penenang (forebay)dan untuk mempertahankan kestabilan debit air.Gambar 3.3 Konstruksi Saluran Pembawa (Headrace Channel)

Saluran air untuk sebuah pembangkit skala kecil, cenderung untukmemiliki bangunanyang terbuka.

Bak Pengendap (Settling Basin)Fungsi dan karakteristik bangunan ini adalah :

1. Bangunan yang menghubungkan intake dengan bak pengendapsehinggapanjangnya harus dibatasi.

2. Pengatur aliran air dari saluran penyalur sehingga harusmencegah terjadinya aliran turbulen serta mengurangi kecepatanaliran masuk ke bak pengendap sehingga perlu bagian yangmelebar.

3. Bangunan untuk mengendapkan sedimen dimana untuk desainnyaperlu dihitung dengan formulasi hubungan panjang bak,kedalaman bak, antara kecepatan pengendapan, dan kecepatanaliran.

4. Tempat penimbun sedimen, sehingga harus didesain mudah dalampembuangan sedimen.

5. Sebagai bangunan pelimpah (spillway) yang mengalirkan aliranmasuk kebagian bawah dimana mengalir dari .

Bak Penenang (Forebay) dan Fasilitas PendukungTujuan bangunan bak penenang (forebay) adalah sebagai tempat

penenangan air dan pengendapan akhir, penyaringan terakhir setelahsettling basin, untuk menyaring bendabenda yang masih terbawa dalamsaluran air. Forebay merupakan tempat permulaan pipa pesat(penstock) yang mengendalikan aliran minimum, sebagai antisipasialiran yang cepat pada turbin, tanpa menurunkan elevasi muka airyang berlebihan dan menyebabkan arus balik pada saluran.

Pipa Pesat (Penstock Pipe)Pipa pesat (penstock pipe) adalah sebagai saluran tertutup (pipa)

aliran air yang menuju turbin yang ditempatkan di rumah pembangkit.Saluran ini yang akan berhubungan dengan peralatan mekanik sepertiturbin. Kondisi topografi dan pemilihan sistem PLTM mempengaruhitipe pipa pesat (penstock pipe). Umumnya sebagai saluran ini harusdirancang secara benar sesuai ketinggian (head) sistem PLTM.

Bangunan rumah pembangkit (power house) adalah sebagai bangunanyang berfungsi untuk melindungi peralatan elektrikal mekanikalseperti turbin, generator, panel kontrol dan lainnya dari segalagangguan. Gangguan yang dimaksud adalah cuaca, pencegahan daripihak-pihak yang tidak berkepentingan dan pencurian peralatan barangtersebut.

Saluran PembuangSaluran pembuang (tailrace) bertujuan sebagai saluran pembuang

aliran air dari rumah pembangkit dan menggerakkan turbin. Saluranini bersatu dengan rumah pembangkit dan aliran sungai. Beberapa halyang harus dipertimbangkan dalam penetapan rute saluran pembuangantara lain :

1. Perkiraan tinggi genangan air pada rumah pembangkitketika terjadi banjir besar.

2. Menghindari penggenangan bantaran sungai dan permukaantanah di sekitar rumah pembangkit.

3. Fluktuasi dasar sungai pada daerah saluran pembuang.

4. Saluran pembuang harus diarahkan sesuai arah aliransungai.

3.6.2 Perencanaan Sistem Mekanikal/ElektrikalSecara teknis, minihidro memiliki 3 komponen utama air sebagai

sumber energi, turbin dan generator. Air yang mengalir dengankapasitas tertentu disalurkan dan ketinggian tertentu menuju rumahinstalasi (rumah turbin) yang akan menumbuk turbin dimana turbinsendiri dipastikan akan menerima energi air tersebut dan mengubahnyamenjadi energi mekanik berupa berputarnya poros turbin. Poros yangberputar tersebut kemudian ditransmisikan ke generator denganmenggunakan kopling. Generator tersebut akan menghasilkan energilistrik yang akan masuk ke sistem kontrol arus listrik sebelumdialirkan ke rumah atau keperluan lainnya (beban). Begitulah secararingkas proses minihidro merubah energi aliran dan ketinggian airmenjadi energi listrik.

Pemilihan TurbinTurbin air berperan untuk mengubah energi air (energi

potensial, tekanan dan energi kinetik) menjadi energi mekanik dalambentuk putaran poros. Putaran poros turbin ini akan diubah olehgenerator menjadi tenaga listrik. Berdasarkan prinsip kerjanya,turbin air dibagi menjadi kelompok yang ditunjukkan tabelHal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan turbin adalah putarankecepatan generator yang tersedia Hal ini berpengaruh terhadap usiaguna generator tersebut Kecepatan putar turbin (rotation per minute – rpm)sama dengan kemampuan kecepatan putar generator.

Sistem TransmisiTransmisi adalah komponen yang menghubungkan antara turbin dan

generator. Sistem ini hanya memiliki dua sistem yaitu menggunakanbelt atau langsung dikopel (biasanya menggunakan gearbox)

Sistem Transmisi Daya LangsungSistem transmisi daya langsung ini (direct drives), daya dari

poros turbin rotor langsung ditransmisikan ke poros generator yangbersatu dengan sebuah kopling. Konstruksi sistem transmisi inimenjadi lebih kompak mudah untuk melakukan perawatan efisiensitinggi dan tidak memerlukan elemen mesin lain seperti belt danpulley kecuali sebuahkopling.

Sistem transmisi daya langsung (direct drives) menyebabkan generatoryang digunakan harus memiliki kecepatan putaran optimum yang hampirsama dengan kecepatan putaran poros turbin (rotor) atau sekitar 15 %perbedaannya.

Sistem Trasmisi Tidak LangsungSabuk dipakai untuk memindahkan daya antara dua poros yang sejajarPemilihan jenis sabuk bergantung pada besar kecilnya daya yang akanditransmisikan. Sabuk merupakan peran penting dalam menyerap bebankejut dan meredam pengaruh getaran Sabuk yang digunakan umumnyajenis flat belt dan V-belt . Penggunaan sistem transmisi sabuk inimemerlukan komponen pendukung seperti bantalan beserta asesorisnyadan koplingGambar 3.6 Instalasi sistem turbin-generator dengan transmisi daya langsung

GeneratorPemilihan Generator Sinkron Kapasitas sebuah generator

dinyatakan dalam Volt Ampere. Sebuah generator harus memilikikapasitas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pada saat bebanmaksimum . Dengan memperhatikan rugi rugi (losses) generator sertauntuk menjamin kinerja generator maka perlu adanya faktor keamananbiasanya ditentukan 25%.

Sistem on grid yang disebut juga dengan generation with gridconections digunakan jika energi yang dibangkitkan disalurkan melaluisistem jaringan transmisi yang tersedia dengan tujuankomersialisasi. Komersialisasi ini sebaiknya menggunakan generatorsinkron sistem 3 fasa 4 kawat.

Sistem KontrolSistem kontrol berfungsi untuk menyeimbangkan energi input dan

energi output dengan cara mengatur input (flow) atau mengatur output(listrik) sehingga sistem akan seimbang. Perubahan beban terhadapwaktu peran sistem kontrol sangat penting untuk menjaga stabilitassistem terutama kualitas listrik yang dihasilkan pembangkit(tegangan dan frekuensi). Tujuan pengontrolan pada PLTM adalah untukmenjaga sistem elektrik dan mesin agar selalu berada pada daerahkerja yang diperbolehkan.Flow control dapat diartikan sebagai pengaturan besarnya daya hidrolikberupa debit air yang masuk ke turbin dengan mengatur katup turbin(guide vane).

3.6.3 Perencanaan Jalur TransmisiPerencanaan jalur transmisi pendistribusian daya listrik yangterbangkitkan menggunakan beberapa hal yang dapat dijadikan dasarantara lain :

1. Mudah untuk akses dan perawatan.2. Kondisi tanah untuk tiang kuat dan stabil.3. Diharapkan tidak ada masalah dalam pengalihan/penggunaan

lahan.4. Tidak ada masalah pada jarak dengan rumah dan pohon.5. Dipilih jalur distribusi paling pendek.6. Jika tiang dipasang di sekitar slope curam atau pada dasar

jurang, hindarkan dari potensi longsong.7. Ketinggian konduktor dari atas tanah harus lebih dari 4 m.

Selain hal-hal di atas yang dapat dijadikan referensi untukmendesain jaringan transmisi dan distribusi harus mengacu padastandar dan petunjuk PT. PLN (Persero).

Penempatan lokasi trafo, dimana trafo step up harus diletakkan dekatrumah pembangkit (power house) dan trafo step down harus diletakkandalam atau dekat area pusat beban. Penempatan tersebut harus diujidan dipertimbangkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Mudah untuk akses dan pekerjaan-pekerjaan pergantian.2. Dipisahkan dari bangunan-bangunan lain atau pepohonan dengan

jarak yang cukup.3. Tipe yang terpasang pada tiang harus tidak rumit pelaksanaan

dan komponen pendukungnya.4. Tipe di atas tanah harus dibangun tanpa menimbulkan masalah

umum.

4. METODOLOGI PELAKSANAAN4.1 Mekanisme Pelaksanaan

Apabila Studi Potensi telah dilakukan, tahapan selanjutnyaadalah Studi kelayakan dan detail engineering design. Pelaksanaan proyekmengikuti arah diagram alir yang menunjukkan tahapan prosesberdasarkan level kelayakan studi.

BAB I

IDENTITAS PEMRAKARSA

1. Nama Lembaga         : PT. Tirta Daya Rinjani2. Status Organisasi      : Perusahaan Terbatas3. Jenis Perusahaan     : Penanaman Modal Dalam Negeri4. Telepon / Fax           : (0370) 6638395. Alamat Perusahaan   : Jln Maninjau I No 9 BTN Pagutan

Permai

Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat

1. Penanggung Jawab   : Hengky Kostanto2. Jabatan                     : Direktur Utama 

2.  Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan 

Lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan ini berlokasi di dusunBatuasak Desa Sesaot Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat,Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pembangunan PLTMH Sesaot merupakan salah satu tindak lanjut dariprogram promosi pemanfaatan energi terbarukan di Indonesia dalamrangka menghemat pemakaian sumber energi fosil dan mengurangi dampakterhadap pemanasan global. PLTMH Sesaot dibangun atas inisiatif PT.Tirta Daya Rinjani sebagai investor swasta.

PLTMH Sesaot yang didisain dengan kapasitas terpasang 800 kwdirencanakan akan diinterkoneksikan ke jaringan tegangan menengahPLN Wilayah Mataram.

PLTMH Sesaot terletak di aliran sungai Keling termasuk dalam wilayahdusun Sesaot kecamatan Narmada dan dapat ditempuh dengan kenderaanroda empat dengan waktu tempuh +/- 30 menit dari pusat kota Mataram.Lokasi PLTMH sangat mudah diakses karena terletak di dekat pinggirjalan utama kota kecamatan Narmada menuju kawasan hutan lindungSesaot. Secara geografis terletak di 80 32’ 48,7” LS – 1160 13’ 31.9”BT pada ketinggian 201 m dari permukaan air laut. Secaraadministratif lokasi PLTMH Sesaot terletak di dusun Batuasak desaSesaot, Kecamatan Narmada, Kabupaten Lombok Barat, Propinsi NusaTenggara Barat.

3. Skala usaha dan/atau Kegiatan

 PLTMH Sesaot dirancang untuk memanfaatkan aliran sungai Keling.Jalur konstruksi air yang dibangun dirancang untuk mengikuti sejajaraliran sungai tersebut. Panjang konstruksi sipil PLTMH dari titikintake sampai ke tailrace sepanjang 1200 m.

PLTMH Sesaot merupakan minihidro dengan konsep run off river. Dengankonsep ini maka penggunaan air untuk keperluan pembangkit tidakmenggangu aliran maupun fungsi sungai. Aliran air sekedar disadapuntuk menggerakkan turbin dan dikembalikan lagi ke aliran sungaiKeling. Bendung dan intake berfungsi untuk mengarahkan aliran air kebak penenang (forebay), bukan untuk menampung air.

Material penstock adalah spiral welded pipe dengan panjang segmendisesuaikan dengan ketersedian di pasaran. Air dari penstocklangsung terhubung dengan rumah pembangkit (power house) dan luaspower house 100 m2. Dari power house air disalurkan ke tailrace atausaluran buangan dan disini air dikembalikan lagi ke aliran sungai.

4. Garis Besar Komponen Rencana Usaha dan/atau Kegiatan

a) Tahap Prakonstruksi

Tahap prakonstruksi dalam pembangunan Pembangkit Listrik Mini HidroSesaot (PLTMH Sesaot) merupakan pekerjaan persiapan pembangunanPLTMH. Tahap ini merupakan tahap lanjut dari suatu hasil studimengenai kelayakan dari pembangunan PLTMH Sesaot. Dalam studikelayakan PLTMH yang akan dibangun sudah terdapat perhitungan yangmatang dan detail terhadap ukuran, dimensi dan jarak bangunan fisik,komponen elektro-mekanikal dan jaringan listrik. Dalam tahapprakonstruksi merupakan tindak lanjut dari hasil pengukuran danperhitungan yang telah dilakukan dalam studi kelayakan. Tahapprakonstruksi meliputi kegiatan pembebasan lahan yang diperkirakanseluas 200 m2, pematokan jalur fisik, pemasangan plang penentu titikjalur pembangunan, dan mobilisasi peralatan pekerjaan sipil.

(1)  Pematokan jalur pembangunan PLTMH Sesaot memiliki disain fisikyang meliputi pembangunan intake yang terdiri dari bendungan yangmempunyai pintu air sebagai pengatur besarnya volume air, bakpengendap yang berfungsi untuk mengendapkan material seperti lumpur,pasir, batu atau sampah lainnya yang terbawa bersama aliran air,spillway atau bak pengalih aliran air dari intake, saluran pipapesat atau penstock, bangunan rumah pembangkit atau powerhouse,tailrace atau saluran pembuangan air utuk dikembalikan ke aliranirigasi semula. Pematokan jalur pembangunan merupakan prosedur yangbiasa dilakukan dalam suatu tahap pembangunan, dan ditahapan inidilakukan pengukuran ulang secara lebih mendetail bagian-bagia fisik

PLTMH. Hal ini untuk mempermudah dalam tahap pembangunan yangterbagi-bagi dalam bagian fisik PLTMH yang telah disebutkan diatas.

(2)  Pemasangan plang titik jalur pembangunan. Pemasangan plangdilakukan setelah pengukuran jalur PLTMH beserta titik bagiannyatelah dilakukan. Tahapan ini dimaksudkan sebagai penanda terhadapukuran yang telah diukur agar tidak terjadi salah ukuran ataudimensi dan jarak bagian fisik bangunan PLTM sesuai dengan gambardisain yang telah ditentukan.

(3)  Mobilisasi peralatan pekerjaan sipil. Dalam memobilisasiperalatan pekerjaan fisik PLTMH Sesaot tidak menggunakan peralatanberat seperti pada pembangunan bangunan fisik skala besar. Adapunperalatan yang digunakan adalah peralatan standar pekerja buruh dantukang. Sementara peralatan besar hanya sebatas alat mixer untukmencampur semen dengan pasir, drill untuk memecah batu, peralatancrane untuk memindahkan dan menempatkan pipa pesat, pompa air untukmenguras air, peralatan untuk mengelas, dan selebihnya dipakaitenaga manusia untuk melaksanakan pekerjaan fisik.

Sektor Pertanian Desa Barurejo Kecamatan Siliragung (DaerahStudy) selain sebagai salah satu penggerak roda perekonomianpedesaan sekaligus juga berfungsi sebagai sarana pemenuhankebutuhan pangan masyarakat. Di desa ini sektor pertanian merupakansumber mata pencaharian yang utama masyarakatkanya dimana baikmenurut data BPS maupun data primer yang diambil langsungdilapangan hampir 11 ribu dari 16 ribu penduduk desa Barurejobermata pencaharian sebagai petani sehingga di daerah study inisektor pertanian memiliki peran yang strategis dalam menjagastabilitas kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Desa. Bagi para petani Desa Barurejo yang memang menjadikan sektorpertanian sebagai mata pencaharian yang utama, lahan pertanian danpetakan sawah yang dikelolanya jelas memiliki peran yang teramatpenting dalam kehidupanya dan seolah sudah menyatu dengan denyutnadi dan nafas para petani. Petani, lahan pertanian dan aktivitaspertanian yang ada juga merupakan wadah interaksi sosial danrepresentasi nilai-nilai tradisional yang ditunjukkan oleh perilakupara aktor-aktor pertanian yang ada di dalamnya. Akan tetapi, Meskidi desa ini sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar terhadapserapan tenaga kerja, namun terdapat beberapa tantanganpermasalahan (kronik) yang segera membutuhkan jawaban pihakpemerintah yaitu: 1 TANTANGAN / PERMASALAHAN YANG ADA

Terdapat hampir 500 ha lahan pertanian di desaini dalam kurun waktu 15 tahun terakhir ini telah berubah menjadilahan sub-optima yang kering karena kekurangan air sehingga petanihanya mengandalkan sistem tadah hujan saja. Pada saat ini, dalam upaya percepatan pembangunandaerah, Desa Barurejo Kecamatan Siliragung-Banyuwangi seolah-olahmerupakan wilayah pinggiran yang kurang diberi perhatiansebagaimana mestinya. Ini tercermin dari tingginya angkapengangguran dan kemiskinan di daerah ini, terus meningkatnya angkaurban dari desa ke kota dan ke luar negeri, masih tingginya angkakematian ibu dan bayi SERTA : Sulit berkembangnya sumber dayamanusia di DESA INI. Ironisnya, beberapa Program pemerintah yangdirancang untuk memberdayakan Para petani dan masyarakat peDesaansering tidak dapat berjalan Optimal sebagaimana program yangdirencanakan. Intervensi pemerintah yang terlalu besar justrudapat memandulkan kreativitas, Inisiatif dan semangat kemandirian

para Petani yang notabene lebih memahami karakter dan PotensiDaerahnya sehingga pendapat mereka perlu diakomodir dalammenentukan skala prioritas dan pola pengembangan pembangunan dipedesaan. Selain itu, SEMANGAT OTONOMI DAERAH haruslahdimaknai sebagai semangat otonomi yang utuh dan masih terkesansetengah hati seperti yang terjadi pada saat ini.Faktor dominan yang menjadi penyebab kondisi/permasalahandiatas adalah :

a)Minimnya sarana jaringan irigasi yang ada sehingga supply airuntuk kebutuhan irigasi tersebut sudah tidak mampu lagimenjangkau kawasan sub-optima ini. Saluran irigasi BROmerupakan satu-satunya saluran di kawasan ini dengan panjang3,5km yang mengandalkan pengambilan dari Dam Karangdoro.

b)Aliran air DAS Sungai Dam Karangdoro ini pada bagian hulu(Kecamatan Glenmore dan Kalibaru)tersusun dari 7 sungai yangmerupakan sub-DAS atau anak sungai. Penebangan hutan yangtidak terpola dan adanya alih fungsi lahan secara besar-besaran yang terjadi pada lingkungan hulu pada saat ini telahmempengaruhi karakter hydrologi 7 sungai sub-DAS tersebut yangselanjutnya berpengaruh pada debit air DAS Karangdoro dankemudian berdampak pada supply air kawasan pertanian hilirDusun Senepolor Desa Barurejo.

2 ADANYA POTENSI SUMBER DAYA AIR DI SEKITAR DAERAHSTUDY SEBAGAI SOLUSI PEMECAHAN MASALAH.

a) Pada sisi selatan 500-an ha lahan sub-Optima di Daerah Studyterdapat sungai alam yaitu sungai lele dengan karakterhydrology mengalir sepanjang tahun dengan debit minimal padabulan kering adalah 400 liter/detik. Panjang alur sungai leleini adalah sekitar 6,8km yang berhulu di pegunungan sisi baratdesa Barurejo mengalir ke arah timur dan bermuara pada hilirDAS sungai karangdoro yang merupakan pertemuan alami.

b) Pada salah satu Badan Sungai Lele ini berpotensi untuk dibangunBendung tetap dan bangunan pelengkapnya serta saluran irigasipada wilayah pelayanan irigasi di daerah study.

3 ADANYA KEKAYAAN SUMBER DAYA ALAM (AGRIBISNIS) DIDAERAH STUDY YANG POTENSIAL UNTUK DIKEMBANGKANYANG MELIPUTI :

a) LAHAN BUDIDAYA PERTANIAN (Padi, Jagung / Palwija dantanaman lainya )

o Sawah Irigasi (Teknis sederhana)seluas

o Sawah tadah hujano Sawah tadah hujan yang tidak memiliki

ijin Gaduo Luas Perkebunano Luas Sawah pengembangano Tanah bengkoko Lahan yang dikelolakan oleh Perhutanio Hutan lindung

277 ha193 ha68 ha

376.500 ha93 ha

30,3 ha10.000 ha241.330 ha

b) Potensi Tanaman Pangan menurut Komoditas pada tahun terakhir

N0

URAIAN SATUAN JUMLAHTON

KETERANGAN

01

Jagung 6,7 ha x 8Ton

66 ha x 8ton

53,6 Ton528 ton

Dikelola Petani/Klpk TaniDikelola oleh LMDH

02

Kacangpanjang

5 ha x 6 ton 30 ton Air mempengaruhi Hasilproduksi

03

Padi sawah 277 ha x 6,5ton

1800,5ton

Air mempengaruhi Hasilproduksi

04

Cabe 6 ha x 4,5ton

27 ton Air mempengaruhi Hasilproduksi

0 Jeruk 9 ha x 7,5 67,5 ton Air mempengaruhi Hasil

5 ton produksi06

Rambutan 55 ha x 2,7ton

148,5ton

Air mempengaruhi Hasilproduksi

07

Kelapa 13 ha Nilai produksi tahun iniadalah Rp 315.000.000,00

08

Kopi 717 ha Dikelola oleh Perkebunandan Masyarakat

09

Cokelat 4000 ha Dikelola oleh perkebunanPTPN

10

Pisang 15 ton / 7hari

Rutin perminggu dankuantitas panen stabil /

tidak pernah susut11

Porang (sejenistalas)

3000 ha 19,5 Ton Panen perdana untukkebutuhan Ekspor

12

Jeruk nipis 2,5ton / 5hari

Merupakan hasil tanamanmsyrkt yang dikumpulkandan dijual ke pengepul

lokal13

Melon 3 ha Nilai produksi tahun iniadalah Rp 120.000.000,00

c) P OTENSI AGRIBISNIS SUBSEKTOR PETERNAKAN

NOKOMODITAS BIDANG USAHA PENGEMBANGAN PRODUK /

PENGOLAHAN01 Sapi potong /

sapi perah- Penggemukan Susu, kulit, derndeng

02 Ayam buras Budidaya, Pembibitan / penetasan

Ayam goreng, telorasin, makanan ringan

(kulit/ceker)03 Kambing / domba Penggemukan, Pembibitan,

PemasaranSusu, kulit, dendeng

04 Itik Budidaya,Pembibitan/penetasan,

Pemasaran

Telor asin, dagingolahan, bulu

POPULASI TERNAK TAHUN 2013NO JENIS TERNAK JUMLAH PEMILIK JUMLAH POPULASI01 SAPI 183 Orang 316 ekor02 Kerbau 35 Orang 57 ekor03 Ayam kampung 11.113 ekor04 Ayam broiler 6 Orang @ ekor05 Kambing 39 Orang 400 ekor06 Anjing 35 Orang 45 ekor

d) POTENSI AGRIBISNIS SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN DAN HORTI CULTURAL

NOKOMODITAS BIDANG USAHA PENGEMBANGAN PRODUK DAN USAHA

01 Padi Pembibitan,Budidaya,Jasa Alsintan, Pemasaran

Tepung makanan bayi, kue,makanan ringan

02 Ubikayu Budidaya, Pemasaran Keripik, tapioka, kue,makanan ringan

03 Jagung Pembenihan, Budidaya,Pemasaran

Minyak jagung, kue, maizena,makanan ringan

04 Kedelai Pembenihan, Budidaya,Pemasaran

Tempe, saus, kecap, minyak,tauco, nata desoya, tahu,

makanan05 Pisang Pembibitan, Budidaya,

PemasaranTepung pisang, jeli, keripik,selai, saus, minuman/sirup

06 Mangga Pembibitan, Pengolahan,Pemasaran

Sirup, jus, selai, jeli,makanan ringan

07 Rambutan Pembibitan, Pemasaran Sirup, selai, koktil 08 Cabe Pembenihan, Pembibitan,

Budidaya, PemasaranCabe kering, saus , pasta,tepung cabe, minyak cabe

09 Kentang Pembenihan, Budidaya,Pemasaran

Keripik, tepung, makananringan

4 ADANYA PRESTASI PETANI DI DAERAH STUDY DIMANADALAM

KONDISI KRITIS JUSTRU MAMPU MENGEMBANGKAN LAHANPERTANIAN SELUAS 93 HA

Dengan segala keterbatasan dan minimnya saranaprasarana pertanian yang ada di daerah study ini dimana pemerintahjuga tidak kunjung hadir maka semangat kemandirian, kerja kerah dantidak mau terkesan hanya mengharap belas kasihan pemerintah, dengansemangat gotong royong para petani di daerah study ini pada akhirtahun 2011 silam justru mampu membuat pengembangan lahan pertanian dikawasan dusun Seneposari dari yang semula hanya 7 ha saja kemudiandalam waktu kurang dari dari 8 bulan mampu dikembangkan menjadi 93 hadengn jalan membuat / membangun sudetan sepanjang hampir 1,3 km. FAKTA Keberhasilan pengembangan areal pertanian yangdilakukan secara Mandiri oleh para petani ini setidaknya membuktikanbahwa :1 Dalam upaya percepatan pembangunan daerah INTERVENSI PEMERINTAH

yang terlalu besar justru memandulkan kreativitas dan semangatkemandirian para petani dan Justru menyebabkan mandeg/gagalnyabeberapa Program pemerintah. Petani yang berada “di kantung-kantung” pertanian di Pelosok Desanya lebih tau Potensidisekelilingnya, lebih mengetahui Asas Skala Prioritas danAsas Pemerataan sehingga pendapat, usulan, rencana, inisiatif dankreativitas para petani hendaknya diakomodir dalam menentukanrencana pembangan pertanian di masing-masing Desa.

2 Meningkatnya taraf hidup dan kesejahteraan para pegawai/petugasDINAS PENGAIRAN seharusnya justru menambah semangat danmeningkatkan Etos Kerja agar tercipta Pembangunan yang ber-Keadilan dan merata dengan tidak melupakan TUPOKSI masing-masingdan FILOSOFI PENGAIRAN.

3 Kondisi Ketertinggalan Sarana prasarana penunjang pertanianberpotensi besar terhadap Gagalnya pembangunan pertanian yang akanberdampak pada kondisi sosial ekonomi masyarakat pertanian DesaBarurejo. Lebih dari itu, selain ketergantungan import beras yangakan terus terjadi, kegagalan pembangunan sektor pertanian jugaakan berdampak buruk terhadap ketahanan pangan dan stabilitaspolitik.

Maksud dan Tujuan Pengembangan Pembangunan PertanianDaerah Study

1 Merupakan upaya atau program paralel Pembangunan Pertanian

dan dalam memberdayakan para pelaku kegiatan pertanian(Petani) dengan meningkatkan sarana dan prasarana pertaniandisamping Program pemberdayaan dan revitalisasi di tingkatproduksi maupun pasca panen.

2 USULAN PROGRAM DALAM MENGATASI PERMASALAHAN lahanpertanian kritis air di daerah study ini adalah :Pembangunan Bendungan pada salah satu titik alur SungaiLele dan Bangunan Pelengkapnya, pembangunan SaluranSekunder dan Saluran Irigasi pada wilayah pelayanan irigasidi daerah study dimana 500-an ha lahan Pertanian produktiftersebut yang dalam kurun waktu 15 tahun terakhir initelah berubah menjadi lahan sub-optima yang kering karenakekurangan air.

3 Program ini sekaligus merupakan bentukresponsivitas, kepedulian dan kerja nyataPemerintah (DINAS PENGAIRAN) dalam upayapercepatan pembangunan disektor pertaniandengan :

1.PEMBANGUNAN BENDUNG KALI LELE, MenciptakanAgroterminal yang sesuai sebagai penunjang kegiatanpertanian sisi hulu dari rantai suplai.

2.Selain itu, Pembangunan jalan Inspeksi danPembangunan akses jalan masuk ke lokasi pada sisiareal pertanian di daerah study ini sekaligusmembenahi dan meningkatkan jalur logistik dan hasilproduksi dan distribusi ke pasar pertanian yang akanbanyak memberilkan manfaat kepada para petani danpelaku kegiatan pertanian dalam menekan biaya dantingkat kerusakan yang sering dialami petani.

3.Mewujudkan pertumbuhan ekonomi dari sektor pertanianyang seimbang yang tidak hanya mengalami peningkatandalam data Agregat saja akan tetapi merupakanPeningkatan yang benar-benar menembus hingga “DAPURRUMAH TANGGA” para petani.

Akan tetapi, Tujuan yang hendak dicapai ini hanya bisadiwujudkan jika ada keberpihakan yang nyata pihak

pemerintah kepada Masyarakat Petani yang memiliki tugasmulia yaitu: MENYEDIAKAN kebutuhan Pangan bagi 1,6 juta

rakyat Banyuwangi.

Program Peningkatan Sarana Prasarana Pertanianini juga bertujuan sebagai berikut:

1 Pembangunan Agribisnis Desa Barurejo KecamatanSiliragung

Menciptakan kondisi sarana (phisik) bangunan irigasidi daerah yang representatif dan berbasis padapotensi yang ada serta layak sebagai suplisi.

2 Optimalisasi pelayanan kebutuhan masyarakat pertanianDesa Barurejo

3 Menciptakan Benefit disektor KELISTRIKAN untukmemenuhi kebutuhan penerangan masyarakat yang tinggaldi dalam kampung hutan (dilingkungan Bendung SungaiLele) yang terdiri 232 KK, 1 Sekolah Dasar Negeri, 3tempat ibadah (3 agama) dan 1 Polyndes yang dalamkurun waktu 40 tahun ini belum mendapatkan fasilitasPenerangan (Listrik) dari Pemerintah.

4 Optimalisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Banyuwangiyang bersumber dari sektor pertanian, air baku,kelistrikan, Agro Industri dan Pariwisata.

5 Memberikan Pengawalan, Kontrol dan Penyelamatankomoditas pertanian horticultural (Cabe) dimanaFluktuasi harga yang dimainkan oleh tengkulak,pedagang besar Pasar Induk dan Indofood

6 Menciptakan pasar Agribisnis Desa Barurejo berbasispada kekayaan dan potensi Agribisnis yang ada.

7 Menjaga dan mendorong eksistensi pasar TradisionalBanyuwangi yang pada saat sudah mulai punah

Peningkatan sarana dan prasarana Irigasipertanian Desa Barurejo Kecamatan Siliragung-KabupatenBanyuwangi yang diharapkan dapat dilaksanakan dalambeberapa tahapan sebagaimana yang direncanakansehingga :1 PADA TAHAP AWAL: Dengan selesainya Rencana Pembangunan

Bendung Sungai Lele akan dapat memberikan manfaat (Benefit)di sektor Pertanian, air baku, dan Pariwisata (wisata air)

2 PADA TAHAP BERIKUTNYA : Adanya Bendung Sungai Lele diharapkanjuga dapat menimbulkan Benefit disektor Kelistrikan (PLThBendung Sungai Lele) untuk memenuhi kebutuhan peneranganmasyarakat di daerah study dan untuk pengembangan AgroIndustri.

3 Suksesnya Pembangunan BENDUNG KALI LELE ini yang akhirnyadiharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap beberapahal yaitu :

a. Suksesnya Pembangunan Agribisnis Desa Barurejo KecamatanSiliragung-Banyuwangi

b. Supply Air ke Baku Pertanian di daerah Study yang selama inimengandalkan Pengambilan dari DAM Karangdoro melalui saluranBRO dapat di alihkan ke kawasan pertanian Desa Kebondalem(Melalui Afour KB-6) dimana terdapat 388 ha lahan pertanianmengalami permasalahan yang sama yaitu : Lahan Pertanianberubah menjadi lahan sub-Optima yang kering karena kekuranganair. Lahan ini terletak pada sisi utara Gunung Srawet.

c. TURUT MENDUKUNG PENCANANGAN BANGOREJO MENJADI WILAYAHAGROPOLITAN sebagaimana ditegaskan dalam PERDA RTRW NO.8 TAHUN2012 Dimana : Desa Kebondalem Kecamatan Bangorejo merupakandesa di Kecamatan Bangorejo yang memiliki posisi palingstrategis diantara 7 Desa yang ada. Posisi strategis tersebutdiantaranya Merupakan Desa yang secara geografis telah memenuhiciri-ciri wilayah agropolitan.

Sasaran Peningkatan Sarana Prasarana Irigasi Pertanian DesaBarurejo Kec.Siliragung :

No Lokasi Klasifikasi Lahan Kondisi Eksisting Pertanian01 Dusun

SenepolorLuas lahan Pertanian :- 111 ha lahan tadah hujan

- 68 ha lahan tidak memiliki ijin gadu

- 30,3 ha lahan bengkok desa

o Berada di sisi selatan DesaBarurejo dan sepanjang Alursungai Lele sisi utara

o Tidak terjangkau supply air darisaluran BRO (air tidak mencukupi)

o Mengandalkan sistem pengairantadah hujan dengan 2 kali tanamdalam setahun

o Komoditi padi, Palawija/Jagung02 Dusun

KrajanLuas lahan Pertanian :- 277 ha lahan irigasi teknis

o Berada di sisi utara DusunSenepolor dan hanya terpisaholeh jalan Desa.

o Terjangkau supply air darisaluran BRO dan mencukupi

o Mampu menerapkan pola tanam 3kali tanam dalam setahun denganPadi sebagai produk unggulan

03 DusunSeneposar

i

Luas lahan Pertanian :- 93 ha lahan pengembangan

o Berada di sisi selatan DusunSenepolor dan sisi selatan Alursungai Lele

o Supply air dalam kondisi standardari sudetan yang mengandalkanpengambilan afour di bawahbendung kemloso

o Mampu menerapkan pola tanam 3kali tanam dalam setahun denganPadi dan palawija sebagai produkunggulan

BAB II

POTENSI PASAR TRADISIONAL

1. Potensi Pasar Tradisoinal Desa Kebondalem dan Desa Barurejo

Secara umum kedua Pasar tersebut diatas memilikikarakteristik Pasar basah dengan komoditi barang jualandidominasi oleh sayur mayor, buah-buahan, daging, ikan, danbahan kebutuhan pokok masyarakat lainya. Akan tetapi secarakhusus kedua pasar tradisional diatas memiliki perbedaan yangsignifikan yaitu:

a. LUAS : Pasar tradisional Desa Kebondalem memilikiluas lokasi empat kali lipat lebih besar dari PasarTradisional Desa Barurejo

b. LOKASI : Pasar Desa Barurejo berada di pelosok Desadan di pinggir hutan namun memiliki kekayaanAgribisnis yang sangat besar dan potensial smentarapasar tradisional Desa Kebondalem berada di pusat kotakecamatan Bangorejo

c. AKTIVITAS :

- Kedua pasar tradisional tersebut sama-sama melakukanaktivitas perdagangan setiap pagi hari hingga sianghari dimana jumlah pedagang dan pengunjung pasaryang yang melakukan kegiatan berada dalam jumlahyang normal

- Kedua pasar tradisional tersebut sama-sama melakukankegiatan jual beli dalam skala yang lebih besar,jumlah pedagang dan jumlah pengunjung yang lebihbesar setiap seminggu sekali(Pasar mingguan). Akantetapi untuk Pasar Tradisonal Desa Kebondalem padaaktivitas pasar mingguan memiliki zona komoditi :Perdagangan Hewan Ternak.

Kondisi Sarana & Prasarana Irigasi :1 SALURAN BRO

BRO

B.Bl

Baku pertanian

Baku pertanian dusun

1. Terdapat 200 lapak yang tata letak, ukuran dan zona komoditinya tidak rapidan tidak beraturan

2. Bangunan lapak terdiri dari rangka bambu dan kayu, lantai tanah, atapgenting.

3. Hampir 90% dari lapak yang ada telah melampaui masa penyusutanRENCANA usulan REHABILITASi

Menghapus keseluruhan bangunan lapak yang ada tersebut kemudianmerelokasi/memindahkanya ke dalam Los bersekat ukuran 10 x 16m yang akan diyang di bangun pada program ini. Los bersekat dimaksud berukuran 2 x 3mdengan lantai semen, dinding batako plester setinggi 80 cm tanpa cat

MANFAAT 1. Dengan relokasi tempat berdagang tersebut maka akan terciptanya tata

letak, zona komoditi dan efisiensi ruang/bangunan pasar sehingga tidaksaja terlihat rapi namun juga dapat menampung lebih banyak pedagangtradisional yang melakukan aktivitas dalam pasar tradisional desaKebondalem

2. Kondisi bangunan lapak yang ada sekarang dan telah melampaui masapenyusutan tersebut akan sangat membahayakan keselamatan para pedagangmaupun pengunjung

B BANGUNAN LOSB1

B2

Terdapat 3 bangunan permanen berupa Los kosong tanpa sekat (bangunanlama)ukuran 5 x 16 M, lantai semen, rangka baja, atap asbes. Dibeberapa tempat, bangunan los ini sudah saatnya direnovasi yangmeliputi Pengecatan ulang, mengganti atap asbes yang pecah, memperbaikilantai semen yang pecah-pecah, memperbaiki saluran drainase disekitarlos.

Berjajar di sebelah selatan bangunan Los (item B1)terdapat pula 2 buahbangunan panjang 4 x 10m, berdinding semi, atap genting denganmodel/type, tata letak dan zona komoditi yang kurang tepat, kurang rapisehingga ruang menjadi tidak efisien

Kondisi Fisik Sarana Irigasi BRO Desa Barurejo pada saatini :

Secara umum Kondisi sarana irigasi saluran BRO masih jauhdari ideal dan kurang memadai sebagai satu-satunya saluranirigasi pensupplay kebutuhan irigasi baku pertanian yang adadi desa Barurejo. Memasuki kawasan pertanian dusun senepolordimensi saluran BRO ini semakin mengecil dan berubah menjadisaluran sederhana tanpa pasangan batu dengan tingkat kerusakandan kebocoran yang sangat memprihatinkan. Akibatnya, supplayair tidak mencukupi untuk disupplay pada baku pertanian dusunSenepolor.

Kondisi tersebut menyebabkan belum terciptanyaOptomalisasi Pelayanan sektor pertanian terahadap para petani.a. Kualitas Phisik bangunan pada saluran BRO hilir masih

sangat jauh dari kelayakan karena dipenuhi dengankebocoran oleh serangan binatang air berjenis Cuyu, olehamblesan dan longsoran. Saluran irigasi BRO pada bagianhilir (baku pertanian dusun Senepolor) tidak standart dantidak berfungsi dengan baik.

b. Pengaturan zona Komoditi yang kurang serasi sehinggaberimbas kepada tingkat hygienitas komoditiyang diperjualbelikan, terhadap lingkungan sekitar maupun terhadapkelancaran saluran pembuangan sampah dan air yangmengakibatkan kondisi lingkungan pasar yang kurang sehatdan kurang Hygienis.

Luas Tanaman Pangan menurut Komoditas pada tahun ini

A. POPULASI TERNAK

B. PELUANG AGRIBISNIS SUB SEKTOR TANAMAN PANGAN DAN HORTI CULTURAL

C. PELUANG AGRIBISNIS SUBSEKTOR PETERNAKAN

D. GAMBARAN GEOGRAFIS

Secara geografis letak Desa Barurejo Kecamatan Siliragung iniberbatasan dengan beberapa Desa yang memiliki Potensi Sumber DayaAgribisnis dan juga belum memiliki Pasar untuk menampung,mengelola atau menjual hasil Agribis yang ada.

No Batas Desa dan Kecamatan Potensi

01 Sebelah utara Karangdoro danKarangmulyo Kec

Tegalsari

- Tanaman Horti(Cabe, Semangkadan Melon)

- Padi, Jagung,Kedelai

02 Sebelah Selatan Sumbermulyo KecPesanggaran

- Hasil perikananair tawar danikan laut

03 Sebelah Timur Kebondalem danRinginmulyo Kec

Bangorejo

- Jeruk manis,

04 Sebelah barat Hutan - Pisang,jagung,porang danhasil peternakan

SEBAGAI BAHAN PERTIMBANGAN:

JEMBATAN PENGHUBUNG ANTARA DESA BARUREJO DENGAN DESA-DESA SEBELAHTIMUR TELAH DIBANGUN SEHINGGA AKSES TRANSPORTASI KE WILAYAH DESABARUREJO MENJADI SEMAKIN MUDAH UNTUK DIJANGKAU. RENCANAPEMBANGUNAN JALAN TEMBUS PESANGGARAN – TERMINAL WIROGUNO GENTENGYANG MELINTASI DESA BARUREJO,AKAN MENEMPATKAN DESA INI SEBAGAIKAWASAN PENYANGGA KEGIATAN EKONOMI YANG SANGAT POTENSIAL DANPROSPEKTIF DIMASA-MASA YANG AKAN DATANG.

E. PENTINGNYA DIBANGUN SEBUAH PASAR AGRIBIS DI DESA BARUREJO KEC SILIRAGUNG

Selain pertimbangan Potensi Sumber Daya Alam disektorAgribisnis, beberapa pertimbangan lain yang juga menjadi dasarusulan adalah :

1.Hasil pertanian dan Agribis secara keseluruhan yangmelimpah namun belum memiliki Pasar dan Gudang tersendiridan cenderung dimainkan oleh para tengkulak dari luardaerah.

2.Adanya Lembaga Masyarakat Desa Hutan ( LMDH ) yang olehPerhutani KPH Banyuwangi Selatan diberikan kuasa memangkudan mengelola 10 ribu ha lahan Perhutani dan telah memilikiCIKAL BAKAL KOPERASI yang selama 1,5 tahun ini dilaksanakansecara mandiri dan telah memiliki ratusan Anggota Telahmemiliki ASSOSIASI Pekebun Penanam Porang (sejenis Talas)untuk kebutuhan Ekspor dengan Areal mencapai 3000 ha dantelah memiliki 215 anggota yang mayoritas adalah para buruhpenyadap getah pinus.

3.Rencana dibangunnya jalan tembus Pesanggaran – TerminalWiroguno melalui Desa Barurejo, menjadikan Desa Barurejosebagai satu-satunya Desa Penyangga dikawasan dan akanmenjadi pintu masuk lintasan Ke Jember dan Surabaya dari

daerah-daerah dikawasan Selatan (Pesanggaran, Siliragung),Kawasan Timur Selatan (Tegalsari, Bangorejo, Purwoharjo,Tegaldlimo).

4.Adanya lahan yang telah disediakan oleh Pemerintah DesaBarurejo untuk PASAR AGRIBIS TERSEBUT.

5.Berpotenti menjadi kawasan Ekonomi baru yang member dampaklangsung pada peningkatan pendapatan perkapita masyarakatdengan serapan tenaga kerja yang tinggi.

EKSISTENSI PERTANIAN DESA BARUREJO KECAMATAN SILIRAGUNG YANGSEMAKIN PUNAH

Bagi para petani, selama petakan sawah sudah menyatu danmemiliki tempat penting dalam kehidupan masyarakat petani. Lebihjauh, Petakan sawah bukan hanya tempat aktivitas produksi parapetani maupun tempat ber”Tahtanya” para tengkulak akan tetapijuga merupakan wadah interaksi sosial dan representasi nilai-nilai tradisional yang ditunjukkan oleh perilaku para aktor-aktor pertanian yang ada di dalamnya.

Meski sektor pertanian menjadi penyumbang terbesar terhadapserapan tenaga kerja, namun tanpa intervensi pemerintah untukmembangun dan menyediakan sarana penunjang pertanian, maka bukansaja para petani terus tidak akan mendapatkan nilai tambah akantetapi juga berdampak ketahanan pangan dan stabilitas politik.Terlebih, ketergantungan import beras juga akan terus terjadi.

juga harus ada upaya atau program paralel untukmemberdayakan pelaku usaha ritel tradisional atau pasartradisional YANG DIANTARANYA dengan pemberdayaan danrevitalisasi di tingkat produksi dan pascapanen. Antara lain,dengan menciptakan agroterminal yang sesuai dengan membangunpasar induk, pasar penunjang, di sisi hulu dari rantai suplai.Selain itu, membenahi jalur logistik dan distribusi ke pasarguna menekan biaya dan tingkat kerusakan yang dihadapi pemasokdan petani. Sekarang ini, diakui oleh Mari, yang dilakukan olehpemerintah baru mengurangi jembatan timbang. Itu pun kini banyakyang hidup lagi.

F. P E N U T U P

Pada saat ini, dalam upaya percepatan pembangunannasional Desa seolah merupakan wilayah pinggiran yang kurangdiberi perhatian sebagaimana mestinya. Ini tercermin daritingginya angka pengangguran dan kemiskinan di pedesaan, terusmeningkatnya angka urban dari desa ke kota, masih tingginyaangka kematian ibu dan bayi dan sulit berkembangnya sumberdaya manusia di pedesaan. Ironisnya, beberapa Programpemerintah yang dirancang untuk memberdayakan Per-Desaanbanyak yang tidak dapat berjalan Optimal sesuai yangdirencanakan. Banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut yangdiantaranya adalah SEMANGAT OTONOMI DAERAH yang tidak dimaknaisebagai semangat yang utuh dan masih terkesan berjalan dengansetengah hati.

Potensi Sumber Daya alam sector Agribisnis Desa BarurejoKecamatan Siliragung perlu diberikan Perhatian yang semestinyaoleh Pemerintah baik dengan memberikan bantuan PeningkatanSarana Prasarana Penunajang di sector Agribisnis, memberikanbantuan program-program Pemberdayaan, Permodalan (Modal kerjadan Modal investasi) melalui Koperasi dan lembaga keuanganlainya, memberikan pengawalan terhadap pasar hasil produksibahkan dengan membuatkan sebuah wadah dalam bentuk PasarAgribisnis

Pemberian program paralel untuk memberdayakan pelakuusaha pasar Agribisnis atau pasar tradisional termasuk di sinidengan pemberdayaan dan revitalisasi di tingkat produksi danpascapanen. Antara lain, dengan menciptakan agroterminal yangsesuai dengan membangun pasar induk, pasar penunjang, di sisihulu dari rantai suplai. Selain itu, membenahi jalur logistikdan distribusi ke pasar guna menekan biaya dan tingkatkerusakan yang dihadapi pemasok dan petani. Sekarang ini,yangdilakukan oleh pemerintah baru mengurangi jembatan timbang.Itu pun kini banyak yang hidup lagi.

Namun, Tujuan mewujudkan pertumbuhan yang seimbang antaraPelaku pasar Tradisional dan modern seperti yang hendakdicapai sesuai Program itu hanya bisa diwujudkan jika adakeberpihakan nyata kepada rakyat kecil dan pasar tradisionalyang sekarang ini menyerap sekitar 12 juta tenaga kerja

BAB III

A. RENCANA ANGGARAN BEAYA (RAB)1. Rencana Anggaran Beaya untuk kegiatan peningkatan sarana

dan prasarana pasar tradisional DESA BARUREJO KECAMATAN SILIRAGUNG: adalah sebesar Rp

D2.3.

Dalam rencana peningkatan sarana dan prasarana pasartradisional pasar desa kebondalaem dan pasar desa barurejomemerlukan beaya sebesar …………………..

1. Sumber DanaAdapun pembeayaan Peningkatan Sarana dan Prasarana PasarTradisionalDesa Kebondalem dan Pasar Tradisionla DesaBarurejo Banyuwangi –Jawa Timur adalah bersumber daridana APBN-P 2013 oleh Kementrian Perdagangan dalambenmtuk kegiatan renovasi fisik

`2. Penanggung Jawab Kegiatan

Adapun yang akan bertanggungjawab pada kegiatan peningkatan sarana dan prasarana pasar tradisional ini adalah :a. Dinas Koperasi UMKM Perindustrian Perdagangan

b. Dinas Pertanian Banyuwangic. Pemerintah Desa Kebondalem d. Pemerintah Desa Barurejo

BAB IV

ANALISA DAMPAK DAN KESIMPULAN

1. ANALISA DAMPAKDampak yang diharapkan akan timbul dari adanya

peningkatan sarana dan prasarana Pasar Tradisional DesaKebondalem dan Desa Barurejo Banyuwangi terhadap masyarakatumum adalah sebagai berikut:

1. Memperlancar pergerakan barang/produk yang beredar diPasar

2. Optimalisasi pelayanan pasar terhadap pemenuhankebutuhan Masyarakat

3. Mempercepat laju pertumbuhan perekonomian masyarakatsekitar (Mikro) maupun Kabupaten Banyuwangi (Makro)

4. Memperindah penataan Pasar 5. Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)bagi

pemerintah6. Peningkatan taraf hidup masyarakat setempat dan

membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat(Multipliereffect)

2. KESIMPULANKeberadaan Pasar Tradisional yang makin punah dan makin

menjamurnya pasar modern, pada hakekatnya semua merupakanPotensi perekonomian yang diharapkan akan mampu mengangkatkesejahteraan dan status social masyarakat Banyuwangi.

Fenomena yang terjadi ini sebaiknya disikapi denganpemikiran yang positif disertai dengan upaya-upaya yangdapat menunjang terhadap pencapaian tujuan bersama yaituterciptanya suatu pelayanan dan pemenuhan kebutuhan barangdan jasa kepada Masyarakat.

Dengan dilaksanakanya Peningkatan Sarana dan PrasaranaPasar Tradisonal Desa Keondalem dan Desa Barurejo KabupatenBanyuwangi jawa Timur, diharapkan dapat menciptakan Iklimusaha yang kompetitif dan Kondusif yang pada akhirnya akandapat meningkatnkan kegiatan perekonomian KabupatenBanyuwangi khususnya dan akan memberikan kontribusi positifterhadap perekonomian Jawa Timur dan Indonesia pad umumnya.

BAB III

RENCANA ANGGARAN BEAYA

A. PASAR DAERAH DESA KEBONDALEM KEC BANGOREJO

NO URAIAN Satuan

Volume HARGA SATUAN JUMLAH

01 Pekerjaan persiapan

Los 10 x 16m x 2unit

@Rp288.000.000,-

Rp 576.000.000,-

02 Pekerjaan bangunan pasar yang terdiri dari:

- Kios- Fasilit

as MCK- Fasilit

as Musholla

- Selasar

KiosLocalLocal

Los

3m x 3m x 5unit

1.5 x 3m x2unit-

5 x 16m x 1 unit

@ 22.500.000,[email protected],--

Rp 200.000.000,-

Rp 112.500.000,-Rp 30.000000,--

Rp 200.000.000,-

03 Pekerjaan sarana pendukung

Rp 300.000.000,-

Rp 300.000.000,-

Jumlah total Rp 1. 218.500.000,-Satu milyar dua ratus delapan belas juta lima ratus ribu rupiah

A. Keterangan gambar dan Detail Rencana Pengembangan:

1. BANGUNAN YANG TELAH ADA (BANGUNAN LAMA)a. Gambar Amerupakan kios yang saat ini telah ada (bangunan

lama) dan telah digunakan. RENCANA: Pada perencanaan ini Banguan A tidak akandirehabilitasi ataupun dikembangkan

b. Gambar A1 merupakan bangunan lama berupa lapak denganukuran 6 x 10M berdinding campuran antara tembok dankayu.Gambar A2 merupakan bangunan lama berupa lapak denganukuran 8 x 10M berdinding campuran antara tembok dankayu. RENCANA:A1 dan A2 akan direhabilitasi menjadi bangunan losdengan ukuran 10 x 16M (untuk 32 pedagang)

c. Gambar A3 dan A4 merupakan bangunan lama berupa losberukuran 10 x 16M tanpa sekatan.RENCANA:A3 dan A4 akan dikembangkan menjadi bangunan Los dengansekatan ukuran 2 x 2M

2. BANGUNAN PENGEMBANGAN BARU YANG DUSULKAN DAN AKAN DIKERJAKANa. Gambar B1 adalah rencana Bangunan 2 Los Baru ukuran 10 x

16 M (@ 2x2M) untuk 64 pedagang. b. Gambar B2 bangunan los tanpa skat dengan ukuran 5 x 16M

yang diperuntukkan untuk pedagang tidak tetapc. Gambar B3 merupakan bangunan kios ukuran 3 x 3M x 25

Unitd. Gambar C merupakan Area Parkir

B. FASILITAS UMUM YANG TELAH ADAa. Kantor pasar b. Mushallac. Pos Keamanan

C. FASILITAS UMUM YANG BELUM ADAa. Jaringan listrik untuk kios dan Los pengembanganb. WC dan MCKc. Tempat sampah pasard. Jaringan air

I. Pendahuluan

Insiden penurunan harga komoditas pertanian saatpanen raya merupakan fenomena laten yang berpotensimerugikan petani. Dengan kondisi sosial ekonomi yangmasih relatif rendah, petani tidak mampu melakukan tundajual karena mereka memerlukan uang tunai untuk modaltanam atau kebutuhan rumah tangganya.Pemerintah telahberusaha menekan dampak negatif dari turunnya harga inidengan sejumlah kebijakan tetapi masih dalam skala yangsangat terbatas.Salah satu alternatif solusi untukmembantu petani adalah dengan memanfaatkan skim SistemResi Gudang (SRG).

Fenomena turunnya harga pada komoditas pertanian,terutama pada saat panen raya,sudah menjadi permasalahanlaten yang seringkali merugikan petani. Terus berulangnyapermasalahan tersebut, baik dalam durasi musiman,tahunan, maupunsiklus sekian tahun sekali,seolaholahmembuat petani tidak berdaya menghadapinya. Secaraumum hampir semua komoditas,baiktanaman pangan (gabah /beras, jagung, kedelai),Hortikultura (sayuran, buah-buahan) maupun perkebunan(tebu/gula,kelapasawit/CPO,kopi,cokelat,cengkeh)dankomoditas lainnya mengalami nasib yang sama. Bahkan untukbeberapa komoditas ekspor perkebunan, insiden turunnya harga bukanhanya terjadi ketika panen raya, tetapi juga rentan terhadap dinamikakondisi perkonomian global seperti saat krisis finansial.

Untuk menghindari kerugian akibat turunnya hargasaat panen raya,secara teori petani dapat melakukan tundajual. Namun hal tersebut tidak mudah dilakukan karenapetani memerlukan uang tunai secara segera, baik untukmodal tanam berikutnya atau untuk memenuhi kebutuhanhidup rumah tangga

II. Latar belakang

Pemerintah telah berupaya untuk mengurangi dampaknegatif akibat tertekannya harga saat panen raya,tetapimasih terbatas pada komoditas tertentu misalnyagabah/beras, yaitu dengan kebijakan Harga PembelianPemerintah (HPP).Untuk mengefektifkan kebijakan tersebut,pemerintah juga melaksanakan program berupa DanaPenguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Perdesaan (DPMLUEP), disamping pembelian gabah/beras oleh Bulog dalamrangka stok pangan nasional.Walaupun demikian, kemampuandan jangkauan program pemerintah masih sangat terbatassehingga insiden anjloknya harga gabah/beras masih sajaterjadi.Apalagi untuk komoditas selain gabah yang belumada ketentuan HPP, peluang terjadinya anjlok harga pastijauh lebih besar sehingga berpotensi merugikanpetani.

Terjadinya permasalahan turunnya harga, jika dirunutakar permasalahannya faktor dominannya terjadi akibatpola produksi dan konsumsi komoditas pertanian yang tidakmatching antara jumlah pasokan dan kebutuhan pada suatuwaktu tertentu.Pada saat panen raya, supply melimpah yangmengakibatkan turunnya harga dan sebaliknya pada paceklikharga komoditas melambung tinggi hingga kadang takterjangkau.Kondisi ini tentu memerlukan penanganan yanglebih baik lagi di masa mendatang, terutama pembenahanpada aspek manajemen pola tanam dan stok yang hingga saatini masih belum berjalan secara optimal.

III.Maksud dan Tujuana. Maksud

Peningkatan Kapasitas dukungan sektor Pertaniandalam mendukung Perekonomian Daerah.Sistem Resi Gudang(SRG) dipandang dapat memainkan peranan yang cukupsignifikan juga untuk menjaga stok pangan Daerah dalamrangka menjaga ketahanan dan ketersediaan panganNasional.

b. Tujuan

Tujuan Pembangunan Sarana Rsi Gudang (SRG) tersebut adalahsebagai berikut:

1. Mengurangi risiko di pasar-pasar produk pertanian,memperbaiki sistem pengamanan pangan dan terbukanyaakses kredit bagi pedesaaan.

2. Memperkuat daya tawar-menawar petani sertamenciptakan efisiensi di dunia agrobisnis. Petanibisa menunda penjualan komoditi setelah panen, sambilmenunggu harga membaik kembali, dengan menyimpanhasil panen di gudang-gudang yang memenuhipersyaratan. Kebutuhan modal petani bisa dicukupidengan mekanisme pembiayaan dari sistem resi gudang,sehingga saat harga komoditi di pasaran sudah mulaimembaik, petani bisa menjual hasil panen tersebutsambil melunasi kewajibannya kepada bank.

3. Dapat digunakan petani untuk membiayai prosespenananam lahan dan juga bagi pabrikan dapatdigunakan untuk membiayai persediaan bahan baku.

4. Mengurangi risiko di pasar-pasar produk pertanian,memperbaiki sistem pengamanan pangan dan terbukanyaakses kredit bagi pedesaaan.

5. Mendorong perbaikan mutu dan transparansi bagiindustri pergudangan karena harus mematuhi peraturantertentu dan dilakukan pengawasan.

6. Membantu menciptakan pasar-pasar komoditas atas dasarpersaingan, informasi pasar, dan perdaganganinternasional Serta, Mengurangi ketergantungan terhadappemerintah dalam perdagangan produk pertanian.

IV. Sasaran

Keberadaan Sistem Resi Gudang (SRG) tidak hanyabermanfaat bagi kalangan petani tetapi juga

bermanfaat bagi dunia perbankan, pelaku usaha dan serta bagipemerintah sendiri. Di antara manfaat dari SRG adalah:

Dengan paparan di atas dapat dikemukakan bahwa SRGmemiliki prospek yang cukup baik sebagai alternatifskim pembiayaan di sektor pertanian.

Jika skim ini dapat dijalankan secara optimal makaSRG dapat secara efektif untuk mengatasi scarcity ofcash di tingkat lokal, memungkinkan petani menjualproduknya dengan harga lebih baik, sertamemfasilitasi pemberian kredit oleh perbankan.

Jika penerima kredit wanprestasi, bank dapat menjualkomoditas yang tertera di resi gudang, baik secarabawah tangan maupun lelang.

“ Ikut menjaga kestabilan dan keterkendalian hargakomoditi, Memberikan jaminan modal produksi karena adanyapembiayaan dari lembaga keuangan, Keleluasaan penyalurankredit bagi perbankan yang minim resiko, Adanya jaminanketersediaan barang, Lalu lintas perdagangan komoditimenjadi lebih terpantau, Bisa menjamin ke tersediaan bahanbaku industri khususnya agroindustri, Mampu melakukanefisiensi baik logistik maupun distribusi, Dapat memberikankontribusi fiskal kepada Pemerintah, Mendorong tumbuh nyaindustri pergudangan dan bidang usaha yang terkait denganSRG lainnya”.

UKL/UPL untuk Kegiatan Pembangunan Bendungan Sungai Lele

Disusun Oleh: Asisten Deputi Urusan Pengkajian DampakLingkungan Deputi MENLH Bidang Tata LingkunganKementerian Negara Lingkungan Hidup 2007

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL)

Kami yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : TEGUH KUNCORO, ST

NIK : 3573012008700009

Jabatan : DIREKTUR UTAMA

Alamat : JALAN HAMID RUSDI 1/20 – KOTA MALANG

Nomor Telp : (0341) 8666177

Selaku penanggungjawab atas pengelolaan lingkungan dari :

Nama Perusahaan : KONSALTA KUATORIAL, PT

Alamat Perusahaan : JALAN SAMPEAN NO. 11 A RT./RW. 005 / 001

KELURAHAN BUNULREJO KECAMATAN BLIMBING

KOTA MALANG KODE POS 65123

Nomor Telp Perush. : (0341) 8666177

Jenis Usaha : JASA KONSULTAN SPESIALIS

Dengan dampak lingkungan yang terjadi berupa :

1. ...............................................2. ...............................................

Merencanakan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan dampak lingkunganmelalui

1. ..................................................2. .................................................

Pada prinsipnya bersedia untuk dengan sungguh-sungguh melaksanakan seluruhpengelolaan dan pemantauan dampak lingkungan sebagaimana tersebut diatasserta bersedia untuk diawasi oleh instansi yang berwenang.

Yang Menyatakan

..............................

FORMAT KAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN YANG PENTING SESUAI PERATURANMENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NO.308 TAHUN 2005

KEGIATAN : Pembangunan Bendung Kali Lele dan Bangunan PelengkapBendung

LOKASI : Desa Barurejo Kecamatan Siliragung Kab.Banyuwangi- Jawa Timur

Perkara /Isu

Kriteria EvaluasiJawaba

nYa Td

kTata Ruang Apakah rencana kegiatan berada dan/ atau berbatasan la ngsung dengan :

o Kawasan hutan lindung o Kawasan bergambut o Kawasan resapan air o Sempadan sungai o Kawasan suaka alam o Kawasan suaka alam laut, dsb Apakah terdapat pertentangan antara pemanfaatan tata ruang dengan kegiatan lain saat ini atau di masa mendatang ?

Lahan danTanah

Pada Kegiatan Pra Konstruksi, Konstruksi, Pasca Konstruksi dan Operasional, apakah proyek akan : o Membebaskan lahan penduduk atau badan usaha o Menyebabkab ketidakstabilan lerengo Menyebabkan perubahan lingkungan yang cukup besar o Menghilangkan lahan pertanian atau hutan produksi atau lahan-

lahan produktif lainnyao Mengubah kontur garis pantai, menghambatkan aliran drainase ,

mengganggu aliran sungai Pada Kegiatan Pra Konstruksi, Konstruksi, Pasca Konstruksi dan Operasional, apakah proyek akan :

Air o Mengambil air permukaan pada tahap konstruksi o Menghasilkan limbah cair yang dapat menyebab kan perubahan

kualitas air permukaan o Apakah pengambilan air tanah berpotensi mengganggu aliran dan

debit air tanah o Membangun konstruksi yang dapat mengganggu aliran dan debit air

tanah o Perubahan kualitas air tanah o Pencemaran terhadap air tanah yang di gunakan untuk memenuhi

kebutuhan penduduk o Menghasilkan limbah cair domestik dalam jumlah yang banyak o Meningkatkan resiko banjir

Limbah Padat Apakah kegiatan pra konstruksi, konstruksi, pasca konstruksi dan operasi proyek akan menghasilkan limbah padat non B3 dalam jumlah besar ...?Apakah akan dilakukan pengelolaan limbah padat di lokasi, dsb

Kebisingan, Pada Kegiatan Pra Konstruksi, Konstruksi, Pasca Konstruksi dan

Getaran,Radiasi danKesialauan

Operasional, apakah proyek akan : o Meningkatkan kebisingan pada saat operasi dan konstruksi o Menyebabkan gangguan getaran, radiasi dan kesilauan bagi

masyarakat

Sumber DayaAlam

Pada Kegiatan Pra Konstruksi, Konstruksi, Pasca Konstruksi dan Operasional, apakah proyek akan : Meningkatkan penggunaan sumber daya alam Menyebabkan penurunan kuantitas sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui secara signifikan

FasilitasUmum

Apakah kegiatan proyek Pra Konstruksi, Konstruksi, Pasca Konstruksi danOperasional, akan menyebabkan perubahan kebutuhan fasilitas umum, pelayananjasa, kelembagaan pemerintahan, dsb

Utilitas Apakah kegiatan proyek Pra Konstruksi, Konstruksi, Pasca Konstruksidan Operasional, akan memerlukan pembangunan utilitas baru ataumempengaruhi fasilitas-fasilitas jaringan listrik, telekomuikasi,penyediaan air bersih, drainase , dsb

Identitas Pemrakarsa dan Penyusun1) Identitas Pemrakarsa Identitas pemrakarsa Studi UKL dan UPL Sabo Dam Cibatu Kabupaten Garut ini adalah :Nama : Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal SumberDaya Air, Satuan Kerja Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, PPK-02 Perencanaan Dan ProgramPenanggungjawab : Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan ProgramSatker BBWS Cimanuk-CisanggarungAlamat : Jl. Pemuda No. 40 Cirebon 45132Telepon/Fax : (0231) 205876 / (0231) 2058752) Identitas PenyusunIdentitas penyusun Studi UKL dan UPL Sabo Dam Cibatu Kabupaten Garut adalah:Nama Perusahaan : PT. RENCANA CIPTA MANDIRIPenanggungjawab : Ir. Sujadi, M.SiJabatan : Direktur UtamaAlamat Kantor : Jl. Riung Mungpulung II No. 22Kelurahan Cisaranten Kidul, Kec. Gedebage, Kota BandungTelepon/Fax : (022) 7500960Alamat Studio : Komplek Pratama Asri C-20Kel. Cipamolokan, Kec. Rancasari, Kota BandungTelepon : (022) 71189522Email :[email protected] PekerjaanDari data peta rupa bumi Indonesia lembar Leles dan Garut dapat dilihat SungaiCimanuk sekitar 5 km di hulu dan 8 km di hilir jembatan KA di dekat StasiunKACibatu. Lokasi Sabo Dam Cibatu terletak di Sungai Cimanuk di bagian hulu, tepatnya diDesa Keresek, Kecamatan Cibatu, dan desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong,Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dapat dicapai lewat jalan ProvinsiBandung – Tasikmalaya sejauh 8 km dari Des

PENGARAH Ir H.Guntur Priyambodo MM

H Djadja Soeparman – Letjend (Pur) TNI HM Lintang Waluyo Mayjend (Pur) TNI H Moelyono Brigjend (Pur) TNI Achmad Munib Syafaat

Ketua Pengarah

AnggotaAnggotaAnggotaAnggota

PEMRAKARSA KEGIATANJohn Abdul W Roz

EDITOR Sastro Abimanyu

Ketua DPD Gerakan Bangun Desa (Gerbang Desa)

Wika

TIM PENYUSUN

Harun Abdul Wahid RazaqMujiono, STCapt. Freddy HartonoDimas Sasongko Adi W.Vera Diana NataliSlamet Riyadi

Redaktur, Ketua Tim Desainer , Consultan Tehnik Ahli Geologi, Peneliti Surveyor, Pembantu Juru UkurSurveyer, PhotograferDriver

TIM PENDUKUNG

Imam Baidhowi, SHMarjuni BonariAtimIr HartoniNur Hasym Daman HuriAbdul Wahab

Kades Barurejo Kec.SiliragungKetua HIPPA Bayur Tirta Desa BarurejoJogotirto Desa Barurejo - SiliragungKetua Kelompok Tani Desa BarurejoKetua HIPAM Desa BarurejoKetua Pemuda Desa BarurejoTokoh Masyarakat Desa Barurejo

Puji dan Syukur ke hadirat Allah Swt atas limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga buku panduan penilaian AMDAL atau UKL-UPL untuk kegiatan pembangunan jalan ini dapat tersusun dengan bekerjasama dengan GTZ. Buku panduan ini berisi tentang hal-hal yang yang perlu diperhatikan dalam melakukan penilaian dokumen AMDAL atau UKL-UPL kegiatan penambangan pasir dan kerikil.

Penyusunan buku panduan ini ditujukan untuk mempermudah anggota Komisi Penilai AMDAL atau UKL-UPL dalam melakukan proses penilaian. Diharapkan dengan hadirnya buku panduan ini, proses penilaian dokumen AMDAL atau UKL-UPL kegiatan penambangan pasir dan kerikil menjadi lebih mudah dan terarah, sehingga kualitas dokumen AMDAL menjadi lebih baik. Masukan dan saran guna penyempurnaan buku panduan ini sangat diharapkan demi terwujudnya kegiatan penambangan pasir dan kerikil yang benar-benar memperhatikan aspek lingkungan melalui dokumen AMDAL atau UKL-UPL yang baik. Jakarta, November 2007 Plh. Deputi Menteri Negara Lingkungan Hidup Bidang Tata Lingkungan Ir. Hermien Roosita, MMAPRESIASI Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang telah membantu penerbitan buku ini, khususnya kepada Deutsche Gesellschaft für Technische Zusammenarbeit(GTZ), Dr. Budi Sulistijo, MApp, Dr. Agus Guntoro, Dr. Agung Suryanto, Harni Sulistyowati, Widhi Handoyo, Esther Simon, Endah Sri Sudewi, Muhammad Askary, Estamina Silalahi, Rachma Venita, Mawan Wicaksono, Tarmidi, Tanuwijaya, Pemi Suthiathirtarani, Istiqomah, Ira Haryani, Ahmad Djunaedi, Darno, Sopiyan, Khamim Huda, Suryatini Verias, dan seluruh pihak yang turut membantu terselesaikannya buku panduan ini. Cetakan Pertama – 2007 Disclaimer Panduan ini adalah pedoman lepas dalam penilaian AMDAL atau UKL dan UPL kegiatan penambangan pasir dan kerikil. Dampak yang potensial terjadi pada suatu rencana kegiatan sangat bergantung pada rencana kegiatan serta situasi, kondisi ekosistem, ekonomi, kesehatan masyarakat, dan sosial budaya setempat. PENERBIT ASISTEN DEPUTI URUSAN PENGKAJIAN DAMPAK LINGKUNGAN DEPUTI MENLH BIDANG TATA LINGKUNGAN KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Gedung A Lantai 6 Otorita Batam Jl. DI. Panjaitan Kav. 24, Kebon Nanas, Jakarta Timur Telp/Faks: 021 85904925/021 85906168 Email: [email protected]: www.menlh.go.id

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. PENDAHULUAN....................................................................................................................DISKRIPSI KEGIATAN ............................................................................................................ 1.Identitas Pemrakarsa 2.Pelaksanaan Proyek 3.Lokasi Kegiatan

4.Zona Layak Tambang 5.Deskripsi Cadangan dan Sumberdaya Bahan Tambang 6.Deskripsi sistem penambangan 7.Deskripsi sistem pengolahan dan pemurnian Deskripsi sistem pengangkutan ....................................................................................... 4 9.Sarana dan Prasarana ...................................................................................................... 4 10.Deskripsi rencana rehabilitasi pasca penambangan......................................................... 5 11.Tenaga Kerja.................................................................................................................... 5 KOMPONEN LINGKUNGAN YANG DIPERHATIKAN ...................................................................6 1.Komponen Tata Ruang ..................................................................................................... 6 A.Tata Ruang dan Lahan................................................................................................... 6 B.Penggunaan Lahan ....................................................................................................... 6 C.Transportasi................................................................................................................. 6D.Kegiatan lain disekitar ................................................................................................... 6 2.

Komponen Fisik ............................................................................................................... 6A.Fisiografi .....................................................................................................................6 B.Iklim ........................................................................................................................... 6 C.Kualitas Udara dan kebisingan........................................................................................ 6 D.Kualitas air .................................................................................................................. 6 E.Geologi........................................................................................................................6 F.Geohidrologi ................................................................................................................ 7 3.Komponen Biologi ............................................................................................................ 7 A.Flora ........................................................................................................................... 7 B.Fauna..........................................................................................................................7 4.Komponen Sosial, Ekonomi, dan Budaya.......................................................................... 7 POTENSI DAMPAK YANG PERLU MENDAPAT PERHATIAN UNTUK DIKAJI (SITUASIONAL TERGANTUNG KONDISI SETEMPAT DAN RENCANA KEGIATAN) .............................................. 8 1.Perubahan fungsi dan tata guna lahan............................................................................. 8 2.Peningkatan erosi da

n sedimentasi ................................................................................. 8 3.Penurunan kualitas air..................................................................................................... 8 4.Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan ................................................... 8 RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN ......................................................................... 9 1.Perubahan fungsi dan tata guna lahan............................................................................. 9 2.Peningkatan erosi dan sedimentasi ................................................................................. 9 3.Penurunan kualitas air..................................................................................................... 9 4.Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan ................................................... 9 PENUTUP................................................................................................................................ 11 LAMPIRAN Daftar Proses Penyusunan AMDAL dan UKL/UPL Kriteria Standar Evaluasi

I. Sasaran Peningkatan Sarana dan Prasarana Pasar Tradisional

No Nama Pasar Komoditi Alamat Pemilik/

Pengelola

011. PasarDaerah DesaKebondalem

Sayuran,ikan,kue danpenganan tradisional,sembako,kelontong,barang kebutuhan sehari-

hari.

Spesifikasi Khusus:Terdapat Pasar Hewan

DesaKebondalemKecamatanBangorejo

PemerintahDaerah

Banyuwangi

02 PasarAgribisnis

Desa Barurejo

Awalnya merupakan pasar dengan komoditidagangan Sayuran, ikan, kue dan penganan tradisional,sembako,kelontong,barang kebutuhan sehari-hari akan tetapi saatini kondisinya semakin tidak dapat berkembang

DesaBarurejoKecamatanSiliragung

PemerintahDesa Barurejo

No Nama Pasar Kios Lapak

Keterangan

II.Pasar Daerah Desa Kebondalem

15 2501. Merupakan Pasar Desa terbesar

dikecamatan Bangorejo dan berlokasidipusat kota kecamatan. Aktivitasperdagangan dilakukan sehari hari(pada skala kecil) dan perdaganganpada skala besar (dari segi jumlahpengunjung dan pedagang) dilakukansetiap hari senen dengan.

2. Spesfik khusus pasar ini adalah Pasarperdagangan Hewan (Pasar Hewan)setiapsemimggu sekali.

04Pasar

AgribisnisDesa

Barurejo

10 70Pada awalnya Merupakan Pasar Desa denganaktivitas perdagangan sehari hari (padaskala kecil) dan perdagangan pada skalabesar (dari segi jumlah pengunjung danpedagang) dilakukan setiap hari

Jumat.Pada saat ini pasar Desa ini tidakdapat berkembang sementara disisi lainDesa ini memiliki Potensi Agribisnisyang sangat besar akan tetapi tidakmemiliki Pasar Agribisnis sendiri untukterminal dari hasil kekayaanAgribisnisnya tersebut sehingga Pasaryang telah ada dapat dikembangkanmenjadi PASAR AGRIBISNIS.

II. KONDISI PASAR

BAB II

POTENSI PASAR TRADISIONAL

2. Potensi Pasar Tradisoinal Desa Kebondalem dan Desa Barurejo

Secara umum kedua Pasar tersebut diatas memilikikarakteristik Pasar basah dengan komoditi barang jualandidominasi oleh sayur mayor, buah-buahan, daging, ikan, danbahan kebutuhan pokok masyarakat lainya. Akan tetapi secarakhusus kedua pasar tradisional diatas memiliki perbedaan yangsignifikan yaitu:

d. LUAS : Pasar tradisional Desa Kebondalem memilikiluas lokasi empat kali lipat lebih besar dari PasarTradisional Desa Barurejo

e. LOKASI : Pasar Desa Barurejo berada di pelosok Desadan di pinggir hutan namun memiliki kekayaanAgribisnis yang sangat besar dan potensial smentarapasar tradisional Desa Kebondalem berada di pusat kotakecamatan Bangorejo

f. AKTIVITAS :

- Kedua pasar tradisional tersebut sama-sama melakukanaktivitas perdagangan setiap pagi hari hingga sianghari dimana jumlah pedagang dan pengunjung pasaryang yang melakukan kegiatan berada dalam jumlahyang normal

- Kedua pasar tradisional tersebut sama-sama melakukankegiatan jual beli dalam skala yang lebih besar,jumlah pedagang dan jumlah pengunjung yang lebihbesar setiap seminggu sekali(Pasar mingguan). Akantetapi untuk Pasar Tradisonal Desa Kebondalem padaaktivitas pasar mingguan memiliki zona komoditi :Perdagangan Hewan Ternak.

g. Sarana & Prasarana :- Pasar Tradisional Desa Kebondalem

Pasar tradisional dengan luas keseluruhan hampirmencapai 1 ha ini telah memiliki sarana prasaranasebagaimana diuraikan pada tabel berikut:

A BANGUNAN LAPAK4. Terdapat 200 lapak yang tata letak, ukuran dan zona

komoditinya tidak rapi dan tidak beraturan5. Bangunan lapak terdiri dari rangka bambu dan kayu,

lantai tanah, atap genting. 6. Hampir 90% dari lapak yang ada telah melampaui masa

penyusutan

RENCANA usulan REHABILITASI

Menghapus keseluruhan bangunan lapak yang ada tersebutkemudian merelokasi/memindahkanya ke dalam Los bersekat

ukuran 10 x 16m yang akan di yang di bangun pada programini. Los bersekat dimaksud berukuran 2 x 3m dengan lantaisemen, dinding batako plester setinggi 80 cm tanpa cat

MANFAAT

3. Dengan relokasi tempat berdagang tersebut maka akanterciptanya tata letak, zona komoditi dan efisiensiruang/bangunan pasar sehingga tidak saja terlihatrapi namun juga dapat menampung lebih banyakpedagang tradisional yang melakukan aktivitas dalampasar tradisional desa Kebondalem

4. Kondisi bangunan lapak yang ada sekarang dan telahmelampaui masa penyusutan tersebut akan sangatmembahayakan keselamatan para pedagang maupunpengunjung

B BANGUNAN LOS

B1

B2

Terdapat 3 bangunan permanen berupa Los kosong tanpasekat (bangunan lama)ukuran 5 x 16 M, lantai semen,rangka baja, atap asbes. Di beberapa tempat, bangunan losini sudah saatnya direnovasi yang meliputi Pengecatanulang, mengganti atap asbes yang pecah, memperbaikilantai semen yang pecah-pecah, memperbaiki salurandrainase disekitar los.

Berjajar di sebelah selatan bangunan Los (itemB1)terdapat pula 2 buah bangunan panjang 4 x 10m,berdinding semi, atap genting dengan model/type, tataletak dan zona komoditi yang kurang tepat, kurang rapisehingga ruang menjadi tidak efisien

h.

3. Kondisi Fisik Pasar Tradisional Desa Kebondalem dan PasarTradisonal Desa Barurejo pada saat ini :Secara umum Kualitas Fisik Bangunan kedua pasar tersebut

kurang memadai.Selain tata letak pasar yang kurang efektif dankurang efisien, maka hal tersebut menyebabkan belumterciptanya Optomalisasi pelayanan pasar terahadap masyarakat.c. Kualitas Phisik bangunan pasar masih sangat jauh dari

kelayakan karena dipenuhi dengan lapak-lapak dari bambudan genteng yang sudah usang,reot dan sangat membayakankeselamatan.

d. Saluran pembuangan air yang tidak tersedia ataupun tidakberfungsi dengan baik membuat pasar Desa Kebondalem yangberlantaikan tanah liat ini menjadi becek dan licin padasaat musim penghujan.

e. Pengaturan zona Komoditi yang kurang serasi sehinggaberimbas kepada tingkat hygienitas komoditiyang diperjualbelikan, terhadap lingkungan sekitar maupun terhadapkelancaran saluran pembuangan sampah dan air yangmengakibatkan kondisi lingkungan pasar yang kurang sehatdan kurang Hygienis.