BAB III PERANCANGAN KENDALI KECEPATAN MOTOR ...

16
21 BAB III PERANCANGAN KENDALI KECEPATAN MOTOR BLDC BERBASIS FPGA 3.1. Pendahuluan Bab ini menjelaskan tentang langkah langkah pemrograman FPGA dan perancangan kendali kecepatan motor BLDC menggunakan referensi sensor hall effect [16]. Sensor hall effect di dalam motor BLDC dijadikan masukan oleh FPGA yang digunakan sebagai referensi pola komutasi yang sesuai pada stator. Pola komutasi yang sesuai menyebabkan motor BLDC bekerja dengan baik. Pengolahan sensor hall effect menjadi sinyal komutasi juga akan dijelaskan pada bab ini. Bab ini akan menjelaskan beberapa topik yaitu ADC tipe 0820, FPGA Altera Cyclone IV, implementasi PWM berbasis FPGA, impelentasi pola komutasi pensaklaran IGBT berbasis FPGA, rangkaian driver, rangkaian sensor arus LEM HX 10-P, rangkaian inverter tiga fasa tiga lengan, catu daya DC-DC tipe B1205s isolated dan B1212s blok kendali kecepatan motor BLDC berbasis FPGA. 3.2. ADC tipe 0820 Pengendalian kecepatan motor BLDC memerlukan sinyal analog sebagai masukan. Sinyal analog harus dikonversi ke sinyal digital agar dapat diolah oleh FPGA. FPGA yang digunakan pada Tugas Akhir ini tidak mempunyai ADC di dalamnya, maka diperlukan sebuah IC ADC eksternal untuk pengolahan sinyal

Transcript of BAB III PERANCANGAN KENDALI KECEPATAN MOTOR ...

21

BAB III

PERANCANGAN KENDALI KECEPATAN MOTOR BLDC

BERBASIS FPGA

3.1. Pendahuluan

Bab ini menjelaskan tentang langkah – langkah pemrograman FPGA dan

perancangan kendali kecepatan motor BLDC menggunakan referensi sensor hall

effect [16]. Sensor hall effect di dalam motor BLDC dijadikan masukan oleh

FPGA yang digunakan sebagai referensi pola komutasi yang sesuai pada stator.

Pola komutasi yang sesuai menyebabkan motor BLDC bekerja dengan baik.

Pengolahan sensor hall effect menjadi sinyal komutasi juga akan dijelaskan pada

bab ini. Bab ini akan menjelaskan beberapa topik yaitu ADC tipe 0820, FPGA

Altera Cyclone IV, implementasi PWM berbasis FPGA, impelentasi pola

komutasi pensaklaran IGBT berbasis FPGA, rangkaian driver, rangkaian sensor

arus LEM HX 10-P, rangkaian inverter tiga fasa tiga lengan, catu daya DC-DC

tipe B1205s isolated dan B1212s blok kendali kecepatan motor BLDC berbasis

FPGA.

3.2. ADC tipe 0820

Pengendalian kecepatan motor BLDC memerlukan sinyal analog sebagai

masukan. Sinyal analog harus dikonversi ke sinyal digital agar dapat diolah oleh

FPGA. FPGA yang digunakan pada Tugas Akhir ini tidak mempunyai ADC di

dalamnya, maka diperlukan sebuah IC ADC eksternal untuk pengolahan sinyal

22

analog ke sinyal digital. IC ADC yang digunakan penulis adalah ADC tipe 0820.

Penulis menggunakan ADC tipe 0820 karena memiliki fitur high speed 8 - bit

ADC converter [17]. Gambar-3.1 berikut ini merupakan IC ADC tipe 0820 dapat

mengkonversi sinyal analog dari variabel resistor ke sinyal digital.

VIN

DB0

DB2

DB1

DB3

WR/RDY

RD

MODE

INT

GND

VDD

N.C.

DB7 (MSB)

OFL

DB6

DB5

CS

DB4

VREF+

VREF-

ADC0820

Gambar-3.1 ADC tipe 0820

ADC tipe 0820 mempunyai keluaran 8 – bit ADC yang berarti memiliki

resolusi sebanyak 28 = 256. Resolusi mulai dari 0 – 256 perubahan nilai tersebut

mewakili keluaran duty cycle antara 0 – 100%. Variabel resistor dan referensi

counter 0 – 256 yang digunakan sebagai masukan oleh FPGA akan menghasilkan

delapan keluaran yang akan diolah oleh FPGA. Rangkaian ADC 0820 yang

digunakan penulis akan dijelaskan pada Gambar-3.2.

23

VIN

DB0

DB2

DB1

DB3

WR/RDY

RD

MODE

INT

GND

VDD

N.C.

DB7 (MSB)

OFL

DB6

DB5

CS

DB4

VREF+

VREF-

ADC0820

Vcc

RD

CS

Vref (+)

Vref (-)

GND

Vin

MODE

OFL

RDY

INT

DB0

DB1

DB2

DB3

DB4

DB5

DB6

DB7

FPGAN.C.

5V

Gambar-3.2 Rangkaian ADC tipe 0820 sebagai masukan FPGA

Rangkaian ADC tipe 0820 diberikan masukan tegangan 5 Volt DC untuk

mengaktifkannya. Delapan sinyal keluaran ADC tipe 0820 yaitu DB0, DB2, DB3,

DB4, DB5, DB6 dan DB7 selanjutnya akan diolah oleh FPGA menjadi sinyal

PWM.

3.3. FPGA Altera Cyclone IV

IGBT memerlukan alat pemrograman untuk mengendalikan saklar - saklar

di dalamnya. Pada Laporan Tugas Akhir penulis menggunakan kontroler IC

digital yaitu FPGA Altera Cyclone IV untuk mengendalikan saklar – saklar pada

IGBT. Penulis menggunakan FPGA Altera Cyclone IV karena memiliki beberapa

kelebihan yaitu memiliki banyak fitur, kebebasan dalam pengembangan fungsi –

fungsi khusus dalam pemrograman dan harganya yang cukup terjangkau. Pada

Gambar-3.3 menjelaskan FPGA Altera Cyclone IV dan komponen – komponen

pendukungnya.

24

(a)

(b) (c)

(d)

(f)

(e)

Gambar-3.3 Modul FPGA Altera Cyclone IV

[https://www.dhresource.com/0x0/f2/albu/g5/M00/1D/65/rBVaJFgkLliAMlLJAASb4mrjjM0956.j

pg]

FPGA Altera Cyclone IV (Gambar-3.3a) memiliki beberapa komponen

pendukung yaitu IC EP4CE6 (Gambar-3.3b), kabel power (Gambar-3.3c), remote

(Gambar-3.3d), kabel USB (Gambar-3.3e) dan downloader tipe USB Blaster

(Gambar-3.3f). FPGA Altera Cyclone IV juga memiliki banyak fitur seperti Led

Emmiting Diode (LED), buffer, inframerah, Random Access Memory (RAM) dan

seven segment.

3.4. Implementasi PWM berbasis FPGA

FPGA memerlukan counter 8-bit dan sebuah D tipe FF untuk membuat

PWM. Counter yang diprogram kemudian dikendalikan oleh 50MHz clock di

dalam FPGA. Periode PWM ditentukan oleh nilai konstan (per_val) pada input

komparator pertama. Counter akan reset ketika perbandingan pada komparator

25

sudah tercapai kemudian akan set FF. Untuk membuat PWM yang dipengaruhi

oleh perubahan variable duty cycle diperlukan (dc_val) pada input komparator

kedua. Nilai (per_val) akan lebih tinggi dari (dc_val). FF akan reset ketika

variable duty cycle dan counter sudah matching [7]. Gambar-3.4 di bawah ini

menunjukkan urutan pemrograman PWM menggunakan FPGA.

Clock

50MHz

8-bit

CounterComparator

1

Comparator

2

D-FFset

reset

Duty cycle

reset

Output

PWM

Gambar-3.4 Diagram blok pemrograman PWM variable duty cycle menggunakan FPGA

Untuk mengaktifkan output dari FF pada jumlah yang ditentukan yaitu :

DC_time = ( per_val – dc_val) * 20ns (3-1)

Pada pengimplementasian frekuensi PWM akan diturunkan ke 5KHz maka nilai

(per_val) adalah 9999 :

PWM_PER = ( per_val + 1 ) * 20ns = 200ns (3-2)

3.5. Implementasi Pola Komutasi Pensaklaran IGBT Berbasis FPGA

Implementasi pola komutasi pensaklaran Insulated Gate Bipolar

Transistor (IGBT) dilakukan dengan metode perancangan diagram skematik.

Diagram skematik tersebut dibuat dengan menggunakan aplikasi Quatrus II. Di

dalam aplikasi Quartus II terdapat fitur pengkonversi diagram skematik menjadi

26

bahasa VHSIC Hardware Description Language (VHDL). Diagram skematik

akan dikonversi ke bahasa VHDL kemudian diolah oleh FPGA untuk memperoleh

hasil yang sesuai dengan pola komutasi. Terdapat masukan dari sensor hall effect

yaitu H1, H2, dan H3 yang diolah melalui gerbang logika kemudian akan

menghasilkan pola komutasi untuk saklar S1, S2, S3, S4, S5, dan S6.

Pengendalian kecepatan motor BLDC saklar S2, S4, dan S6 diberi masukan PWM

1, PWM 2, dan PWM 3. Gambar-3.5 menunjukkan penyambungan gerbang

logika, kemudian akan diubah menjadi bahasa VHDL pada aplikasi Quartus II

untuk mengendalikan motor BLDC.

27

H1

H2

H3

S1

S2

S3

S4

S5

S6

PWM 1

PWM 2

PWM 3

Gambar-3.5 Diagram skematik kendali kecepatan motor BLDC

28

Pada aplikasi Quatrus II terdapat pemrograman dengan bahasa VHSIC

VHDL dan diagram skematik. Untuk mengkonversi sensor hall effect penulis

menggunakan penyambungan gerbang gerbang logika yaitu NOT, AND dan OR

sebelum dijadikan keluaran FPGA. Gerbang – gerbang tersebut yang akan

mengubah tiga buah sinyal dari sensor hall effect menjadi keluaran yang sesuai

dengan pola komutasi untuk mengendalikan saklar – saklar pada IGBT.

3.6. Rangkaian Driver Pengendali Motor BLDC

Rangkaian driver sangat dibutuhkan untuk mengendalikan motor BLDC.

Selain sebagai penghubung antara rangkaian daya dan rangkaian driver, rangkaian

driver juga digunakan sebagai pengaman motor BLDC supaya tidak mudah terjadi

kerusakan [18]. FPGA akan memerintah rangkaian driver yang dikonduksikan

oleh IGBT. Di dalam rangkaian driver terdapat sebuah buffer yaitu IC

74CHC541N dan enam buah optocoupler TLP250. Rangkaian buffer dapat dilihat

pada Gambar-3.6.

A0

A1

A2

A3

A4

A5

A6

A7

Y0

Y1

Y2

Y3

Y4

Y5

Y6

Y7

OE1

OE2

29

Gambar-3.6 IC buffer 74CHC541N

Fungsi dari buffer pada rangkaian driver adalah sebagai pengunci dan

penguat tegangan yang dikeluarkan oleh FPGA, agar keluaran FPGA yang berupa

tegangan tidak mengalami kenaikan dan penurunan. IGBT bekerja secara optimal

jika diberi masukan tegangan yang konstan yaitu tidak mengalami kenaikan dan

penurunan. Rangkaian buffer pada umumnya mempunyai dua buah gerbang NOT

yang mempunyai fungsi yang berbeda. Gerbang NOT yang pertama memiliki

fungsi untuk mengkonversi sinyal digital FPGA yang mengalami penurunan

(bernilai kurang dari 5 Volt dan lebih dari 3 Volt) menjadi nilai 0 Volt. Untuk

melanjutkan nilai tegangan 0 Volt DC ke 5 Volt DC membutuhkan gerbang NOT.

Komponen optocoupler TLP250 memiliki fungsi untuk mengkonversi sinyal

keluaran tegangan 5 Volt DC menjadi tegangan 12 Volt DC. Untuk mengaktifkan

TLP250 diperlukan tegangan supply yaitu 12 Volt DC. Pada Gambar-3.7

memperlihatkan rangkaian driver optocoupler TLP250.

N.C

Anode

Cathode

N.C GND

Vo(out)

Vo

Vcc

TLP250

Input PWM

+ 12V D

G

S1

2

3

4 5

6

7

8

Gambar-3.7 Rangkaian driver optocoupler TLP250

30

Rangkaian driver optocoupler TLP250 memiliki enam buah pin yang

memiliki fungsi masing – masing. Kedua pin N.C. (pin 1 dan pin 4) tidak

dihubungkan kemanapun atau tidak difungsikan. Pin anode (pin 2) digunakan

sebagai masukan sinyal PWM dari FPGA. Pin cathode (pin 3) difungsikan

sebagai ground dari FPGA. Pin GND (pin 5) digunakan sebagai ground dari catu

daya TLP250. Pin Vo (pin 6 dan pin 7) difungsikan untuk keluaran dari sinyal

PWM. Pin Vcc (pin 6) digunakan untuk masukan catu daya (+12V).

3.7. Rangkaian Sensor Arus tipe LEM HX 10-P

Pengukuran hasil gelombang arus pada motor BLDC dilakukan dengan

menggunakan sensor arus. Selain digunakan sebagai pengukuran gelombang arus

pada motor BLDC, sensor arus juga dapat digunakan sebagai pengkomfirmasi

hasil – hasil yang didapatkan dari teori dan pembuktian dari prototipe Tugas

Akhir yang telah dibuat [19]. Pengumpulan hasil dari data – data dapat digunakan

sebagai pengembangan topik pengendalian kecepatan motor BLDC berbasis

FPGA yang lebih banyak lagi. Pengujian pada Tugas Akhir ini menggunakan

sensor arus tipe LEM HX 10-P. Batasan arus maksimal dari sensor arus untuk

melewatinya adalah 10 Ampere. Untuk memperoleh hasil gelombang yang terlihat

jelas, sensor arus diberikan komponen penguat arus. Gambar-3.8 merupakan

skematik rangkaian sensor arus.

31

`

+12V

-12V

+

+

+

+

-

--

-

LEMHX

10-P

Gambar-3.8 Skema rangkaian sensor arus tipe LEM HX 10-P

Sensor arus LEM HX 10-P berfungsi sebagai pengkonversi pembacaan

arus dari motor BLDC menjadi ke bentuk gelombang tegangan. Perbandingan

tegangan dan arus yang dihasilkan oleh sensor arus tersebut dapat diatur sesuai

dengan yang diharapkan.

3.8. Rangkaian Inverter Tiga Fasa Tiga Lengan

Pengendalian kecepatan motor BLDC membutuhkan IGBT sebagai

Inverter tiga fasa yang digunakan untuk mengkonversi tegangan DC ke tegangan

AC. IGBT yang digunakan penulis adalah IGBT tipe SEMIKRON

SK35GD065ET. IGBT tipe SEMIKRON SK35GD065ET merupakan tipe

Inverter tiga fasa tiga lengan yang mempunyai enam saklar statis. Pada motor

BLDC terdapat fasa – fasa stator yang dihubungkan dengan masing – masing

lengan IGBT sebagai pengendali motor BLDC. Driver optocoupler TLP250 akan

mengendalikan tiap saklar di dalam IGBT yang kemudian akan mengendalikan

motor BLDC. FPGA yang sudah diprogram akan mengandalikan driver untuk

mengendalikan IGBT. FPGA membutuhkan sensor hall effect yang dijadikan

32

referensi data sebelum diolah menjadi pola komutasi pensaklaran [8]. Supaya

lebih jelas, Gambar-3.9 akan menjelaskan rangkaian konfigurasi inverter tiga fasa

tiga lengan yang dilengkapi oleh virtual netral.

DC

S1

S2

S3

S4

S5

S6

Rx

Ry

Rz

RxBEMF

RyBEMF

RzBEMF

Lx

Ly

Lz

Virtual Netral

Gambar-3.9 Rangkaian konfigurasi inverter tiga fasa tiga lengan pengendali motor BLDC

Rangkaian konfigurasi inverter tiga fasa tiga lengan pengendali motor

BLDC memiliki enam saklar statis yang bekerja secara bergantian. Keenam saklar

statis tersebut bekerja dengan enam kemungkinan pola komutasi pensaklaran.

Pada Gambar-3.10 menunjukkan pola komutasi pensaklaran IGBT. Saklar

berwarna ungu menunjukkan saklar pada keadaan on (bekerja). Saklar berwarna

hijau menunjukkan saklar pada keadaan off (tidak bekerja).

33

12V

S1

S2

S3

S4

S5

S6

A B C

110

12V

S1

S2

S3

S4

S5

S6

A B C

100

12V

S1

S2

S3

S4

S5

S6

A B C

101

12V

S1

S2

S3

S4

S5

S6

A B C

001

12V

S1

S2

S3

S4

S5

S6

A B C

011

12V

S1

S2

S3

S4

S5

S6

A B C

010 Gambar-3.10 Pola pensaklaran inverter tiga fasa tiga lengan

Saklar - saklar pada IGBT tiga fasa memerlukan suatu program untuk

mendapatkan pengendalian yang sesuai dengan pola komutasi. Pola komutasi

tersebut didapatkan dari konversi masukan sensor hall effect. Sensor hall effect

tersebut akan di masukkan ke gerbang – gerbang logika di dalam FPGA untuk

mendapatkan keluaran yang sesuai dengan pola komutasi. Tabel 3.1 akan

menunjukkan tabel konfigurasi pensaklaran motor BLDC.

Tabel-3.1 Konfigurasi

pensaklaran motor BLDC

Dari Tabel 3.1 dapat dilihat enam pola komutasi pensaklaran pada motor

BLDC di mana terdapat masukan dari sensor hall effect. H1, H2 dan H3 yang

terpasang pada motor BLDC yang akan diprogram oleh FPGA kemudian

H1 H2 H3 S1 S2 S3 S4 S5 S6

1 1 0 0 0 1 0 0 1

1 0 0 1 0 0 0 0 1

1 0 1 1 0 0 1 0 0

0 0 1 0 0 0 1 1 0

0 1 1 0 1 0 0 1 0

0 1 0 0 1 1 0 0 0

34

menghasilkan enam pola komutasi pensaklaran untuk mengendalikan saklar S1,

S2, S3, S4, S5 dan S6 pada IGBT. Pola pensaklaran inilah yang akan

mengendalikan motor BLDC.

3.9. Catu Daya DC-DC Isolated B1212s

Sumber tegangan DC dibutuhkan untuk mengoperasian rangkaian driver

yang terdapat pada inverter tiga fasa. Rangkaian inverter tiga fasa yang

menggunakan IGBT tipe SEMIKRON SK35GD065ET membutuhkan sumber

tegangan 12 V DC. Untuk suplai tegangan DC untuk mengoperasikan IGBT,

dibutuhkan suatu rangkaian catu daya DC-DC Isolated sebagai sumber tegangan.

Inverter tiga fasa yang digunakan membutuhkan empat sumber tegangan DC

untuk menyuplai masing - masing lengannya secara terisolasi.

Gambar-3.11 Komponen catu daya B1212s isolated

[http://archive.communica.co.za/Content/Catalog/Images/I0100853722.jpg]

Pada Tugas Akhir ini digunakan suatu catu daya DC/DC isolated B1212s

yang dapat dilihat pada Gambar-3.11. DC/DC isolated B1212s sebanyak empat

buah yang digunakan sebagai suplai tegangan dari batere 12 V DC dibagi menjadi

masing - masing 12 V DC tegangan keluaran. Keempat catu daya terisolasi

tersebut menghasilkan tegangan keluaran yang dapat digunakan sebagai sumber

35

tegangan pada driver IGBT. Untuk spesifikasi catu daya DC/DC isolated B1212s

dapat dilihat pada Tabel-3.2.

Tabel-3.2 Spesifikasi DC/DC Isolated B1212s

Type

Input Output

Voltage (VDC) Voltage (VDC)

Current (mA)

Nominal Range Min Max

B1212s 12 10.8-13.2 12 17 167

3.10. Blok Kendali Kecepatan Motor BLDC Berbasis FPGA

Pada Gambar-3.12 ditunjukkan sinyal analog dari duty cycle selector akan

dikonversikan ke sinyal digital oleh ADC tipe 0820. FPGA Altera Cyclone IV

akan memberikan program untuk menghasilkan PWM yang nantinya akan

mengendalikan kecepatan motor BLDC. Motor BLDC mempunyai tiga buah

sensor hall effect yang akan dijadikan masukan oleh FPGA Altera Cyclone IV,

kemudian menghasilkan pola komutasi pensaklaran sebanyak enam buah keluaran

FPGA untuk mengendalikan pensaklaran IGBT [12].

36

Converter

Driver

ADC0820

Hall

Eff

ect

1,

2, 3

Duty cycle

selector

FPGA Altera

Cyclone IV

BLDC

Motor

Gambar-3.12 Diagram blok pengendalian kecepatan motor BLDC berbasis FPGA Altera

Cyclone IV

Pengendalian kecepatan motor BLDC menggunakan FPGA dilakukan

dengan menggunakan penyambungan gerbang – gerbang logika di dalam FPGA

tersebut. Gerbang – gerbang logika tersebut yang akan mengkonversi sinyal

masukan dari sensor hall effect menjadi suatu pola komutasi pensaklaran supaya

dapat mengendalikan motor BLDC tersebut. Pola komutasi tersebut diinjeksikan

dengan PWM yang sudah diprogram oleh FPGA untuk mengendalikan saklar –

saklar pada IGBT. Saklar – saklar pada IGBT yang sudah dikendalikan oleh

FPGA tersebut akan mengontrol kecepatan motor BLDC.