BAB II Landasan Teori A. Optimalisasi Penggunaan ...

22
23 BAB II Landasan Teori A. Optimalisasi Penggunaan Laboratorium Komputer 1. Pengertian Optimalisasi Menurut kamus besar Bahasa Indonesia optimalisasi adalah berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi, paling menguntungkan, menjadikan paling baik, menjadikan paling tinggi, pengoptimalan proses, cara, perbuatan mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling tinggi dan sebagainya) sehingga optimalisasi adalah suatu tindakan, proses, atau metodologi untuk membuat sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya sempurna, fungsional atau lebih efektif. 32 Optimalisasi adalah mencari nilai-nilai atau fungsi yang terbaik, memecahkan masalah serta meminimalisir kesalahan dan memaksimalkan manfaat pada setiap sarana dan aktivitas yang dikerjakan, yang dijadikan ketentuan atau pedoman pokok dalam pengerjaan tersebut. Penggunaan sarana dalam setiap kegiatan harus difungsikan dengan baik dan diharapkan mengulangi kesalahan serta memberi manfaat yang besar pada sarana tersebut. Mengoptimalisasi fungsi sarana dan prasarana pada sebuah laboratorium komputer yang termasuk jaringan dan komputer yang tersedia di dalamnya dapat membuat akses jaringan lebih cepat dan stabil, menghindari gangguan jaringan yang dapat mengganggu kelancaran aktivitas dalam laboratorium, serta 32 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), hlm. 800

Transcript of BAB II Landasan Teori A. Optimalisasi Penggunaan ...

23

BAB II

Landasan Teori

A. Optimalisasi Penggunaan Laboratorium Komputer

1. Pengertian Optimalisasi

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia optimalisasi adalah berasal dari kata

optimal yang berarti terbaik, tertinggi, paling menguntungkan, menjadikan paling

baik, menjadikan paling tinggi, pengoptimalan proses, cara, perbuatan

mengoptimalkan (menjadikan paling baik, paling tinggi dan sebagainya) sehingga

optimalisasi adalah suatu tindakan, proses, atau metodologi untuk membuat

sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya

sempurna, fungsional atau lebih efektif.32

Optimalisasi adalah mencari nilai-nilai atau fungsi yang terbaik,

memecahkan masalah serta meminimalisir kesalahan dan memaksimalkan

manfaat pada setiap sarana dan aktivitas yang dikerjakan, yang dijadikan

ketentuan atau pedoman pokok dalam pengerjaan tersebut. Penggunaan sarana

dalam setiap kegiatan harus difungsikan dengan baik dan diharapkan mengulangi

kesalahan serta memberi manfaat yang besar pada sarana tersebut.

Mengoptimalisasi fungsi sarana dan prasarana pada sebuah laboratorium

komputer yang termasuk jaringan dan komputer yang tersedia di dalamnya dapat

membuat akses jaringan lebih cepat dan stabil, menghindari gangguan jaringan

yang dapat mengganggu kelancaran aktivitas dalam laboratorium, serta

32

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 1994), hlm. 800

24

peningkatan mutu perangkat keras dan perangkat lunak dalam laboratorium

tersebut lebih maksimal dan penggunaan tiap unit komputer menjadi lebih baik.33

Berdasarkan pengertian di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

optimalisasi adalah suatu tindakan, proses, atau metodologi untuk membuat

sesuatu (sebagai sebuah desain, sistem, atau keputusan) menjadi lebih/sepenuhnya

sempurna, fungsional atau lebih efektif.

2. Laboratorium Komputer

Laboratorium merupakan salah satu prasarana pendidikan yang dapat

menunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah dengan cara memberikan

pengalaman nyata bagi siswa yang menggunakananya. Menurut Didi Wahyu

Sudirman, “Laboratorium merupakan akumulasi dari berbagai sumber daya

manusia, material, mesin-mesin (termasuk di dalamnya fasilitas dan energi), uang

dan informasi”.34

Laboratorium merupakan tempat untuk melaksanakan

pembelajran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. Richard Decaprio

mengemukakan Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan

berbagai macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan, dan pengujian

ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin

ilmu.35

Laboratorium merupakan perangkat kelengkapan akademik, disamping

buku dan media lain yang dapat digunakan sebagai kelengkapan kegiatan

33

Berry Maulani, dkk, Optimalisasi Fungsi Laboratorium Komputer Universitas STIKUBANK

Semarang, scholar.google.co.id, diakses pada tanggal 11 Desember 2019. 34

Didi Wahyu Sudirman, Pengembangan Kapasitas Laboratorium Administrasi(Jurnal Efisiensi

: FISE ADP Vol. 1, 2006), hlm. 12 35

Richard Decaprio, Tips Mengelolah Laboratorium Sekolah, (Yogyakarta : Diva Pers, 2013),

hlm. 16

25

akademik. Laboratorium sebagai tempat yang digunakan untuk melakukan praktik

oleh para siswa guna memperoleh pengalaman nyata selama pembelajaran.

Menurut M. Saleh H. Emha, laboratorium adalah “Suatu tempat atau lembaga

tempat siswa belajar serta mengadakan percobaan (penyelidikan), dan

sebagainya”.36

Laboratorium berfungsi sebagai fasilitas pendukung proses

pembelajaran di sekolah. Selain itu juga sebagai wahana untuk pengembangan

penalaran, sikap dan keterampilan peserta didik dalam mengkontruksi

pengetahuanya. Keberhasilan kegiatan laboratorium didukung oleh empat faktor

yaitu peralatan, bahan, tenaga laboratorium, dan bimbingan pendidik yang

diperoleh peserta didik dalam melakukan tugas-tugas praktikum.

Berdasarkan pengertian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa

laboratorium adalah adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai

macam kegiatan penelitian (riset) pengamatan, pelatihan, dan pengujian ilmiah

sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai macam disiplin ilmu.

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan Laboratorium itu adalah

laboratorium Komputer SMP Karya Ibu Palembang.

a. Ruang Lingkup Sarana Laboratorium

Keberadaan sarana laboratorium turut berperan penting dalam membantu

kelancaran praktik khususnya pada mata pelajaran TIK. Pembahasan mengenai

ruang lingkup sarana laboratorium dapat diketahui berdasarkan pemaparan

36

M. Saleh H. Emha, Pedoman Penggunaan Laboratorium Sekolah, (Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya, 2006), hlm. 7

26

berikut, Hartati Sukirman dkk menyebutkan bahwa “Manajemen sarana

pendidikan merupakan segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan

pengadaan, pendayagunaan dan pengelolaan sarana pendidikan agar tercapai

tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien”.37

Lebih lanjut menurut Mulyasa, “manajemen sarana pendidikan bertugas

mengatur dan menjaga sarana pendidikan agar dapat memberikan kontribusi

secara optimal dan berarti pada jalannya proses pendidikan”.38

Sarana pendidikan

merupakan alat atau benda yang berfungsi sebagai penunjang untuk membantu

proses berlangsungnya proses pembelajaran yang ada di sekolah.

Menurut Dirjen Dikdasmen DepdikbudSecara teoritis, sarana pendidikan

tersebut ditinjau berdasarkan jenis, fungsi, dan sifatnya. Kemudian secara garis

besar bila ditinjau dari jenisnya, sarana pendidikan dapat dibedakan menjadi dua,

yaitu sarana pendidikan yang dirancang secara khusus untuk kepentingan

pembelajaran dan sarana pendidikan yang sudah tersedia di lingkungan kita

berupa barang-barang jadi yang digunakan untuk kepentingan pembelajaran,

misalnya: peninggalan purba kala, sawah, masjid, atau benda-benda lain yang

dapat diperagakan.39

Menurut Nawawi dalam Ibrahim Bafadalmembedakan

sarana pendidikan menjadi beberapa macam, yaitu “Habis tidaknya dipakai;

37

Hartati Sukirman, Op.cit, hlm. 23 38

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 49 39

Dikdasmen Depdikbud, Op.cit, hlm. 134

27

bergerak tidaknya pada saat digunakan; dan hubungannya dengan proses belajar

mengajar”.40

b. Fungsi Sarana Laboratorium

Sarana laboratorium memiliki fungsi utama dalam membantu

keberlangsungan kegiatan praktikum di dalam laboratorium. Terdapat berbagai

macam fungsi sarana laboratorium. Pengertian sederhana dari fungsi adalah

kegunaan yang timbul karena adanya kebutuhan manusia. Sri Rumini, dkk

menjelaskan bahwa “Suatu benda dikatakan fungsional tidak hanya diartikan

sebagai hal-hal yang bersifat psikis, misalnya berminat mengaktualisasikan diri

untuk memanfaatkan sarana belajar guna mengembangkan potensi yang

dimiliki”.41

Lebih lanjut dijelaskan: Peranan atau keberfungsian suatu alat akan

berhubungan dengan suatu sistem. Suatu alat terbentuk oleh adanya bagian-

bagian yang saling berkaitan satu sama lain yang menjadi satu kesatuan sehingga

keberfungsian suatu benda atau alat memiliki ciri-ciri tertentu, misal: a) proses,

yaitu memikirkan proses suatu alat tersebut, b) maksud, yaitu melihat dari sisi

tujuan, c) keseluruhan, artinya memahami fungsi suatu benda dengan mengetahui

kegunaan seluruh benda tersebut, d) perilaku, maksudnya memahami suatu benda

dari keseluruhan bagian-bagianya berperilaku, e) hubungan, maksudnya

hubungan benda tersebut dengan hal-hal yang abstrak.42

Menurut Dirjen

40

Ibrahim Bafadhal, Manajemen Perlengkapan Sekolah, Teori dan Aplikasinya, (Jakarta : PT.

Bumi Aksara, 2004), hlm. 2 41Sri Rumini, dkk, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta : UNY, 1991), hlm. 110 42

Ibid, hlm. 110.

28

Dikdasmen Depdikbud, “Fungsi sarana pendidikan yang berupa alat

pembelajaran, alat peraga, dan media pendidikan dalam proses pembelajaran

sangat penting guna mencapai tujuan pendidikan”.43

Sarana pendidikan tersebut

terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga berfungsi sebagai alat yang

dapat memperlancar serta mempermudah penangkapan pengertian dalam proses

interaksi antar guru dan siswa. Keadaan tertentu fungsi sarana pendidikan sangat

menentukan dalam proses pembelajaran. Jika sarana yang dibutuhkan tidak ada,

maka proses pembelajaran tidak bisa berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan

dan tujuan yang telah ditetapkan akan sulit dicapai. Adanya sarana pendidikan

yang lengkap tentu saja akan memudahkan guru dalam menyampaikan pesan

pembelajaran yang dimaksud kepada siswanya.

Moedjadi Hadiat, dkkmengemukakan fungsi laboratorium sebagai berikut:

a. Memberikan kelengkapan bagi pelajaran teori yang telah diterima antara teori

dan praktek bukan merupakan dua hal yang terpisah, melainkan dua hal yang

merupakan suatu kesatuan. Keduanya saling mengkaji dan mencari dasar. b.

Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi siswa atau mahasiswa. c.

Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakikat kebenaran ilmiah

dari sesuatu objek dalam lingkunagn alam maupun sosial. Menambah

keterampilan dalam menggunakan alat media yang tersedia untuk mencari dan

menentukan kebenaran. d. Memupuk rasa ingin tahu, sebagai modal sikap ilmiah

seseorang calon ilmuwan. e. Memupuk dan membina rasa percaya diri sebagai

43

Dirjen Dikdasmen Depdikbud, Op.cit, hlm. 7

29

keterampilan yang diperoleh.44

Fungsi dari laboratorium tidak hanya sebagai

tempat melakukan kegiatan pembelajaran, namun dapat juga memupuk

keberanian untuk mencari kebenaran ilmiah, di laboratorium komputer siswa

menjadi berani untuk melakukan praktik dengan begitu siswa akan lebih percaya

diri karena telah mencoba melakukan praktik berdasarkan teori yang telah

diajarkan.

Menurut Richard Decaprioterdapat delapan fungsi laboratorium, yaitu: a)

Menyeimbangkan antara teori dan praktik ilmu dan menyatukan antara teori dan

praktik. b) Memberikan keterampilan kerja ilmiah bagi para peneliti, baik dari

kalangan siswa, mahasiswa, dosen ataupun peneliti lainnya. c) Memberikan dan

memupuk keberanian para peneliti untuk mencari kebenaran ilmiah. d)

Menambah keterampilan dan keahlian para peneliti dalam mempergunakan alat

media yang tersedia dalam laboratorium. e) Memupuk rasa ingin tahu kepada

para peneliti mengenai berbagai macam keilmuan sehingga akan mendorong

untuk selalu mengkaji dan mencari kebenaran ilmiah dengan cara penelitian, uji

coba, maupun eksperimentasi. f) Laboratorium dapat memupuk dan membina rasa

percaya diri para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh atau terhadap

penemuan yang terdapat dalam proses kegiatan kerja di laboratorium. g)

Laboratorium dapat dmenjadi sumber belajar untuk memcahkan berbagai masalah

melalui kegiatan praktik. h) Laboratorium dapat menjadi sarana belajar siswa,

44

Moedjadi Hadiat, dkk, Pengelolaan Laboratorium Sekolah dan Manual Alat Ilmu

Pengetahuan Alam, (Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1998), hlm. 15

30

mahasiswa, dosen, aktivis, peneliti dan lain-lain untuk memahami segala ilmu

pengetahuan yang bersifat abstrak sehingga menjadi sesuatu yang konkret dan

nyata.45

Fungsi laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai sarana dan

tempat untuk mendukung berjalannya proses pembelajaran yang di dalamnya

terkait dengan pengembangan, pemahaman, keterampilan dan inovasi bidang ilmu

sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai, terkait itu pengembangan terkait

laboratorium Teknik Komputer Jaringan SMK Negeri 1 Sawit Boyolali untuk

meningkatkan SDM guru khususnya kemampuan dalam Informasi dan Tekonolgi

(IT), juga laboratorium bisa digunakan sebagai pusat E-learning, atau ICT center

maupun bisnis center, sehingga pembelajaran atau mata pelajaran apapun bisa

dilakukan di Laboratorium komputer ini dengan menggunakan fasilitas yang

ada.46

Berdasarkan pengertian di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

fungsi laboratorium komputer adalah Menyeimbangkan antara teori dan praktik,

memberikan keterampilan kerja ilmiah, memberikan dan memupuk keberanian

para peneliti untuk mencari kebenaran ilmiah, Menambah keterampilan dan

keahlian, Memupuk rasa ingin tahu, memupuk dan membina rasa percaya diri

para peneliti dalam keterampilan yang diperoleh, Laboratorium dapat dmenjadi

sumber belajar untuk memcahkan berbagai masalah melalui kegiatan praktik dan

45

Richard Decaprio, Op.cit, hlm. 17 46

Joko Hariyanto, Pengelolaan Pengembangan Laboratorium Teknik Komputer Jaringan,

scholar.google.co.id, diakses pada tanggal 7 Januari 2020.

31

Laboratorium dapat menjadi sarana belajar siswa. Dalam penelitian ini, fungsi

yang dimaksud adalah fungsi dari laboratorium Komputer di SMP Karya Ibu

Palembang.

c. Desain Laboratorium

Sebelum laboratorium itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa

dan untuk dipakai siapa laboratorium tersebut. Misalnya laboratorium yang akan

digunakan untuk pembelajaran Fisika di Sekolah Menengah tentunya akan

memiliki bentuk yang berbeda dengan laboratorium untuk penelitian. Demikian

pula, laboratorium untuk penelitian atau percobaan fisiologi tumbuhan akan

berbeda dengan laboratorium untuk ekologi. Pada umumnya bentuk, ukuran dan

tata ruang suatu laboratorium didesain sedemikian rupa sehingga pemakai

laboratorium mudah melakukan aktivitasnya.

Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena

fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan

yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai

kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang

melebihi kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan

mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah

laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar

40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2

dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum

32

mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 – 4 m2 untuk setiap

mahasiswa.

d. Jenis Laboratorium

Suatu indikator akan tercapai apa bila seorang pengelolah tahu dan

memahami macam-macam jenis laboratorium itu sendiri. Di sekolah menengah,

umumnya jenis laboratorium disesuaikan dengan mata pelajaran yang

membutuhkan laboratorium tersebut. Karena itu di sekolah-sekolah untuk

pembelajaran IPA biasanya hanya dikenal laboratorium fisika, laboratorium kimia

dan laboratorium biologi. Di SLTP mungkin hanya ada laboratorium IPA saja. Di

Perguruan Tinggi, untuk satu jurusan saja, mungkin terdapat banyak

laboratorium.. Kadang-kadang atas pertimbangan efisiensi, suatu ruangan

laboratorium difungsikan sekaligus sebagai ruangan kelas untuk proses belajar

mengajar IPA . Laboratorium jenis ini dikenal sebagai science classroom-

laboratory. Kelebihan jenis laboratorium ini berrsifat multi guna.

3. Optimalisasi Penggunaan Laboratorium Komputer

a. Indikator Kegiatan Pengelolaan Sarana Laboratorium

Pengelolaan sarana laboratorium adalah seluruh proses kegiatan yang

direncanakan dan diusahakan secara sengaja dan bersungguh-sungguh serta

pembinaan secara terus menerus terhadap benda-benda laboratorium, agar

senantiasa siap pakai dalam kegiatan belajar mengajar.

33

Usman mendefinisikan “Perencanaan adalah perhitungan dan penentuan

tentang sesuatu yang akan dijalankan dalam rangkaian mencapai tujuan tertentu,

siapa yang melakukan, bilamana, dimana dan bagaimana cara melakukannya”.47

Perencanaan menurut Hani Handoko meliputi: 1) Pemilihan atau penetapan

tujuan-tujuan organisasi 2) Penentuan strategi, kebijakan, proyek, program,

prosedur, meotde, sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai

tujuan.48

Menurut Siagian dalam Husaini Usman bahwa “Perencanaan sebagai

keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang menyangkut hal-hal

yang akan dikerjakan di masa datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah

ditetapkan sebelumnya”.49

Ibrahim Bafadal mendefinisikan perencanaan sebagai

berikut: Perencanaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses memikirkan dan

menetapkan program pengadaan fasilitas di sekolah, baik yang berbentuk sarana

maupun prasarana pendidikan di masa yang akan datang untuk mencapai tujuan

tertentu. Oleh karena itu, keefektifan suatu perencanaan pengadaan sarana

laboratorium dapat dinilai atau dilihat dari seberapa jauh pengadaannya dapat

memenuhi kebutuhan laboratorium di sekolah dalam periode tertentu. Apabila

pengadaan sarana telah sesuai dengan kebutuhan, dapat diartikan perencanaan

pengadaan sarana pendidikan di sekolah itu efektif.50

47

Husaini Usman, Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan, (Jakarta : PT. Bumi Aksara,

2008), hlm. 60 48

Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE Yogyakarta, 2003), hlm. 23 49

Husain Usman, Op.cit, hlm. 60 50

Ibrahim Bafadhal, Op.cit, hlm. 26

34

Berdasarkan beberapa pendapat yang ada di atas dapat diketahui bahwa

perencanaan adalah kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan datang

secara terpadu dan sistematis dengan menggunakan sumber daya yang ada untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Perencanaan merupakan langkah penting sebelum pelaksanaan pengajaran

di laboratorium, tanpa perencanaan akhirnya sering mengecewakan karena tidak

sesuai dengan harapan. Menurut Didi Wahyu Sudirman “perencanaan suatu

laboratorium sebenarnya banyak faktor yang perlu dipertimbangkan”, seperti: 38

1) Tujuan laboratorium: untuk meningkatkan mutu pembelajaran, pengembangan

ilmu dan pengabdian masyarakat. 2) Sejauh mana fungsi laboratorium dalam

kelembagaan. 3) Tujuan kurikulum dan instansional lembaga. 4) Sifat,

kedudukan, urgensi serta eksistensi adanya laboratorium. 5) Macam, sifat dan

banyaknya mata pelajaran yang memerlukan laboratorium. 6) Mempelajari

potensi lembaga dalam hal potensi keuangan, tenaga pengelola, pemeliharaan

laboratorium, dasar hukum dan struktur organisasi laboratorium. 7) Tata letak

lokasi laboratorium, sifat dan proses kegiatannya. 8) Pedoman operasional (SOP)

dan qualityassurance. 9) Output lembaga.51

Pengorganisasian Unsur kedua dalam pengelolaan laboratorium adalah

pengorganisasian. Setelah merencanakan tujuan-tujuan yang akan dicapai, maka

tahap selanjutnya merancang dan mengembangkan suatu organisasi yang dapat

mensukseskan pelaksanaan dalam mencapai tujuan yang telah direncanakan.

51

Didi Wahyudi Sudirman, Op.cit, hlm. 20

35

Pengorganisasian dapat diartikan penentuan pekerjaan yang harus dilakukan,

pengelompokkan tugas-tugas, dan membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap

personil. Pelaksanaan proses pengorganisasian yang berhasil akan membuat

ssuatu organisasi dapat mencapai tujuannya. Proses ini tercermin dalam struktur

organisasi. “Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-

mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola”52

. Sondang P. Siagian

menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan: Keseluruhan proses

pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, serta wewenang dan

tanggung jawab sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat

digerakkan sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bulat dalam rangka pencapaian

tujuan yang telah di ditentukan sebelumnya. Laboratorium di sekolah merupakan

salah satu unit organisasi di lingkungan sekolah yang memiliki sistem tata kerja

dari sekelompok orang atau petugas untuk mencapai tujuan.53

Menurut Richard Decapriomengemukakan beberapa fungsi organisasi

laboratorium, yakni: 1) Memperlancar perencanaan praktik dan penelitian

laboratorium 2) Memperlancar manajemen (pengaturan) kegiatan penelitaian dan

praktik di laboratorium 3) Memperlancar pelaporan dan pertanggugjawaban

seluruh kegiatan di laboratorium sehingga mudah dievaluasi. 4) Mempermudah

pengawasan (controlling) segala kegiatan di laboratorium.54

Berdasarkan

pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian merupakan unsur

52

Hani Handoko, Op.cit, hlm. 169 53

Sondang P. Siagian, Fungsi-fungsi Manajerial, (Jakrta : PT. Bumi Aksara, 2007), hlm. 60 54

Richard Decaprio, Op.cit, hlm.52

36

penting dalam pengelolaan laboratorium, karena di dalamnya terdapat struktur

organisasi, wewenang, dan tanggung jawab serta deskripsi tugas masing-masing

komponen laboratorium. Struktur organisasi dalam pengelolaan laboratorium

terdiri dari koordinator laboratorium, kepala laboratorium, teknisi laboratorium,

dan tenaga laboran. Koordinator laboratorium bertanggung jawab mengkoordinasi

laboratorium yang ada di sekolah. Jabatan koordinator laboratorium dipegang

oleh wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana. Koordinator laboratorium

membawahi kepala laboratorium yang ada di sekolah. Kepala laboratorium

bertanggung jawab untuk mengkoordinasi dan mengatur penggunaan salat satu

laboratorium untuk mendukung pembelajaran. Kepala laboratorium membawahi

dua bagian, yaitu teknisi dan laboran.

Selanjutnya dalam pengelolaan sarana di laboratorium adalah pelaksanaan.

Setelah menentukan perencanaan dan menetapkan pengorganisasian, maka

tindakan selanjutnya adalah menggerakkan seluruh komponen yang terlibat agar

dapat melaksanakan sesuai dengan rencanan dan pengorganisasian yang telah

ditetapkan. Pelaksanaan merupakan upaya menggerakkan seluruh orang yang

terkait untuk melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-

masing dengan cara yang baik dan benar.

Menurut Barnawi dan M. Arifin, Pelaksanaan merupakan “usaha-usaha

untuk menggerakkan bawahan agar melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai

37

dengan tujuan yang telah ditetapkan”.55

Dari seluruh rangkaian kegiatan

pengelolaan, pelaksanaan merupakan fungsi manajemen yang paling utama.

Dalam kegiatan perencanaan dan pengorganisasian lebih banyak berhubungan

dengan aspek-aspek abstrak proses manajemen, sedangkan kegiatan pelaksanaan

justru lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan

orang-orang dalam organisasi. Kegiatan pelaksanan dalam pendidikan adalah

pengarahan dan pemotivasian seluruh personil pada setiap kegiatan pendidikan di

sekolah untuk selalu dapat meningkatkan kualitas kinerjanya.

Hadari Nawawi menyebutkan: Fungsi dan peranan actuating yakni pertama,

melakukan pengarahan (commanding), bimbingan (directing) dan komunikasi

(communication); kedua, upaya untuk menjadikan perencanaan menjadi

kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan dan pemotivasian”.56

Barnawi &

M. Arifin mengemukakan “dalam pengarahan, manajer melakukan motivasi,

komunikasi, dan menjalankan kepemimpinannya”.57

Pengawasan merupakan

proses pengamatan dari pelaksanaan kegiatan organisasi dalam hal ini

laboratorium komputer, untuk menjamin agar semua pekerjaan yang sedang

dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya serta

meminimalisir terjadinya penyimpangan-penyimpangan yang tidak diinginkan

dalam usaha pencapaian tujuan. Menurut Prajudi Atmosudirdjo dalam Ismail

55

Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Yogyakarta : Ar-Ruzz

Media, 2015), hlm. 27 56

Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan Dengan

Ilustrasi di Bidang Pendidikan, (Yogyakarta : Gajah Mada University, 2000), hlm. 95 57

Barnawi dan M. Arifin, Op.cit, hlm. 27

38

Marsta “Pengawasan adalah keseluruhan dari pada aktivitas-aktivitas dan

tindakan-tindakan untuk menjamin atau membuat agar semua pelaksanaan dan

penyelenggaraan berlangsung secara berhasil sesuai dengan yang telah

direncanakan, diputuskan dan diperintahkan”. Pengawasan dimaksudkan untuk

menghindari adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan

yang akan dicapai. Melalui pengawasan diharapkan dapat membantu

melaksanakan kebijakan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah

direncanakan secara efektif dan efisien.

Menurut Didin Kurniadin & Imam Machali, “pengawasan adalah suatu

kegiatan untuk mendapatkan kepastian tentang pelaksanaan program atau

pekerjaan/kegiatan yang sedang atau telah dilakukan sesuai dengan rencana yang

telah ditentukan”.58

Pendapat lain dikemukakan Murdick dalam Fattah (2000:

101), “pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan

bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi”.59

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

pengertian pengawasan adalah kegiatan memantau aktivitas laboratorium guna

memperoleh kepastian tentang pelaksanaan program atau pekerjaan/kegiatan yang

sedang atau telah dilakukan supaya pelaksanaan dan penyelenggaraannya

berlangsung baik sesuai dengan yang telah direncanakan, diputuskan dan

diperintahkan.

58

DidinKurniadin dan Imam Mahali, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta : Ar-Ruzz Media,

2013), hlm. 367 59

Fattah, Landasan Manajemen, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 101

39

Pelaksanaan tugas pengawasan pengelolaan laboratorium ada tiga fase yang

perlu dilakukan, menurut M. Manullang yaitu: 1) Menetapkan alat ukur Untuk

menilai pelaksanaan tugas anggota, seorang pengawas harus mempunyai alat ukur

yang memenuhi standar. Alat penilaian atau standar bagi hasil pekerjaaan

bawahan, pada umumnya terdapat baik pada rencana keseluruhan maupun pada

rencana-rencana bagian. Artinya, dalam rencana itulah pada umumnya terdapat

standar bagi pelaksanaan pekerjaan. 2) Mengadakan penilaian Seorang pimpinan

yang melakukan penilaian harus dapat membandingkan hasil pekeraan bawahan

yang senyatanya dengan standar sehingga dengan perbandingan itu dapat

dipastikan terjadi tidaknya penyimpangan. 3) Mengadakan tindakan perbaikan.

Tindakan perbaikan itu tidak serta merta dapat menyesuaikan hasil pekerjaan

yang senyatanya dengan rencana atau standar.60

Berdasarkan uraian diatas dapat

diambil kesimpulan bahwa pengawasan adalah tindakan atau prosses kegiatan

untuk mengetahui hasil pelaksanaan, kesalahan, kegagalan untuk kemudian

dilakukan kegiatan perbaikan dan mencegah terulang kembali kesalahan-

kesalahan tersebut. Tujuan pengawasan yakni: 1) Menentukan dan

menghilangkan sebab-sebab yang menimbulkan terjadinya kesulitan; 2)

Mengadakan pencegahan dan perbaikan terhadap kesalahan-kesalahan yang

terjadi; 3) Mendapatkan efisiensi dan efektivitas.

60

M. Manuallang, Dasar-dasar Manajemen, (Yogyakarta : Gajah Mada Univ Press, 2006), hlm.

184

40

Pengawasan berdasarkan jenisnya terbagi menjadi dua (Djati Julitriarsa dan

John Suprihanto yaitu: 1) Pengawasan prefentif, dilakukan pada waktu sebeum

terjadinya penyimpangan atau kesalahan. 2) Pengawasan repressif, dilakukan

pada waktu sudah terjadi penyimpangan atau kesalahan.61

Pendapat tersebut

senada dengan pendapat dari Manullang bahwa: Janis pengawasan berdasarkan

waktu dibedakan menjadi 2 yaitu pengawasan preventif dan repressif.62

Preventif

adalah pengawasan yang dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan atau

kesalahan, sedangkan pengawasan repressif adalah pengawasan setelah rencana

sudah dijalankan. Pengawasan preventif pada laboratorium dapat dilakukan

dengan pemasangan tata tertib laboratorium. Pemasangan tata tertib akan

membantu siswa dalam mengetahui yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama

berada di laboratorium komputer.

Sunggu luar bisa apabila pencapaian penggunaan lab komputer yang

bagus dengan adanya Keterbatasan alat yang digunakan, keterampilan yang

dipunyai dan waktu yang singkat. Akan tetapi semua akan bisa teratasi dengan

adanya pengelolaan yang baik dan bagus.

b. Sistematika Kinerja Pengelolaan Laboratorium Komputer

Tenaga laboratorium sekolah adalah tenaga kependidikan yang mengabdikan

diri dan diangkat untuk menunjang kegiatan proses pendidikan di laboratorium

sekolah, meliputi laboran dan teknisi. Laboran adalah tenaga laboratorium dengan

61

Djati Julitriarsa dan John Suprihanto, Op.cit, hlm.106 62

Manullang, Op.cit, hlm. 177

41

keterampilan tertentu yang bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah. Teknisi adalah tenaga

laboratorium dengan jenjang keterampilan dan keahlian tertentu yang lebih tinggi

dari laboran, yang bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran di laboratorium sekolah.63

Fungsi dasar laboratorium adalah

memfasilitasi dukungan proses pembelajaran agar sekolah dapat memenuhi misi

dan tujuannya. Laboratorium sekolah dapat digunakan sebagai wahana untuk

pengembangan penalaran, sikap dan keterampilan peserta didik dalam

mengkonstruksi pengetahuannya. Keberhasilan kegiatan laboratorium didukung

oleh tiga faktor, yaitu peralatan, bahan dan fasilitas lainnya, tenaga laboratorium,

serta bimbingan pendidik yang diperoleh peserta didik dalam melakukan tugas-

tugas praktik.64

Pengelola laboratorium IPA di sekolah idealnya meliputi; a. Kepala

laboratorium adalah seorang staf edukatif atau fungsional yang ditugaskan menjadi

pimpinan tertinggi dalam organisas laboratorium serta membawahi anggota

laboratorium, pembimbing praktikum, staf administrasi, laboran, dan asisten

praktikum serta bertanggung jawab terhadap semua kegiatan di laboratorium, b.

Anggota laboratorium adalah staf edukatif yang memiliki minat keilmuan dan

bersedia turut berperan aktif dalam pengelolaan serta pengembangan laboratorium,

c. Pembimbing praktikum adalah staf edukatif yang bertanggungjawab dalam

63

Tim Instruktur Diklat Kepala Laboratorium, Modul Diklat Laboratorium IPA, (Jakarta : Tim

Instruktur Diklat,2012), hlm. 6 64

Ibid, hlm. 6

42

memberikan bimbingan praktikum bagi siswa untuk mata pelajaran IPA, d. Staf

administrasi adalah tenaga administratif yang menjalankan fungsi administrasi di

laboratorium, e. Laboran adalah staf laboratorium yang membantu pelaksanaan

kegiatan dan teknis operasional dalam laboratorium, serta mempersiapkan

peralatan dan bahan.65

Tenaga atau pengelola laboratorium sekolah adalah tenaga kependidikan

yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang kegiatan proses pendidikan

di laboratorium sekolah, meliputi laboran dan teknisi. Laboran adalah tenaga

laboratorium dengan keterampilan tertentu yang bertugas membantu pendidik dan

peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah. Teknisi adalah

tenaga laboratorium dengan jenjang keterampilan dan keahlian tertentu yang lebih

tinggi dari laboran, yang bertugas membantu pendidik dan peserta didik dalam

kegiatan pembelajaran di laboratorium sekolah.66

Fungsi dasar laboratorium

adalah memfasilitasi dukungan proses pembelajaran agar sekolah dapat memenuhi

misi dan tujuannya. Laboratorium sekolah dapat digunakan sebagai wahana untuk

pengembangan penalaran, sikap dan keterampilan peserta didik dalam

mengkonstruksi pengetahuannya. Keberhasilan kegiatan laboratorium didukung

oleh tiga faktor, yaitu peralatan, bahan dan fasilitas lainnya, tenaga laboratorium,

65

Ibid, hlm.42 66

Made Alit, dkk, Prosedur Pengelolaan Laboratorium IPA di Sekolah, (Bandung : P4TK IPA,

2011), hlm. 106.

43

serta bimbingan pendidik yang diperoleh peserta didik dalam melakukan tugas-

tugas praktik.67

Tenaga laboratorium sekolah merupakan salah satu tenaga kependidikan

yang sangat diperlukan untuk mendukung peningkatan kualitas proses

pembelajaran di sekolah melalui kegiatan laboratorium. Sebagaimana tenaga

kependidikan lainnya, tenaga laboratorium sekolah juga merupakan tenaga

fungsional. Oleh karena itu diperlukan adanya kualifikasi, standar kompetensi, dan

sertifikasi. Dalam konteks pendidikan, peserta didik merupakan subjek sekaligus

objek yang memiliki potensi. Potensi tersebut dikembangkan menjadi kemampuan

melalui proses pendidikan. Pengembangan potensi ditempuh melalui proses

pembelajaran yang dilakukan di kelas dan atau di laboratorium. Untuk itu

diperlukan adanya standar tenaga Laboratorium yang secara bersama sama dengan

pendidik mengembangkan potensi peserta didik. Untuk mendukung proses

pembelajaran, maka laboratorium itu harus dilayani oleh tenaga laboratorium

sekolah yang kompeten. Setiap laboratorium memiliki tenaga laboratorium, dapat

terdiri dari laboran dan atau teknisi sesuai dengan kebutuhannya.68

B. Faktor Pendukung dan Penghambat Optimalisasi Penggunaan Laboratorium

Komputer

Faktor yang mempengaruhi optimalisasi penggunaan laboratorium komputer

terdiri atas faktor secara internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut

67

Ibid, hlm. 106 68

Ibid, hlm. 107

44

mempengaruhi optimalisasi penggunaan laboratorium komputer baik menghambat

atau mendorong terhadap optimalisasi penggunaan laboratorium komputer yang

baik.69

Penghambat optimalisasi penggunaan laboratorium komputer adalah tidak

adanya kerjasama antar SDM sekolah dalam mengelola komputer serta minimnya

tenaga ahli. Sedangkan faktor yang menjadi pendukung adalah adanya

ketersediaan komputer, adanya struktur organisasi yang mewajibkan optimalisasi

penggunaan laboratorium komputer, adanya keuangan yang memadai dan tenaga

ahli yang profesional.

Hal senada yang disampaikan oleh Dedi Septiawan Saputra berpendapat,

Faktor pendukung optimalisasi penggunaan laboratorium komputer yaitu sumber

daya manusia yang unggul, anggaran untuk pemeliharaan, teknisi yang handal,

didukung dengan hardware dan software yang selalu upgrade.70

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa optimalisasi

penggunaan laboratorium komputer yang dilakukan tidak terlepas dari faktor

pendukung dan penghambat. Baik atau tidak baik optimalisasi penggunaan

laboratorium komputer yang dilakukan tergantung pada faktor tersebut.

69

Ibid, hlm. 79 70

Dedi Setiawan Saputro. 2017. Pengelolaan Sarana Laboratorium Komputer Jurusan

Multimedia Di Sekolah Menengah Kejuruan Budi Mulia Dua Wedomartani Ngemplak Sleman. Dalam

jurnal Hanata Widya Volume 6 Nomor 3, (Online) http://journal.student.uny.ac.id, 28 September

2019, hlm. 1