BAB I PENDAHULAN 1
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
Transcript of BAB I PENDAHULAN 1
BAB I
PENDAHULAN
1.1 Latar belakang
Semakin ketatnya persaingan di dunia usaha baik
berupa barang atau jasa membuat setiap perusahaan
berusaha untuk dapat memenuhi segala kebutuhan
konsumen dengan harga yang relatif terjangkau namun
tetap memperhatikan biaya-biaya yang diperlukan dalam
menghasilkan barang atau jasa tersebut . Salah satu
yang mempengaruhi ialah harga transfer.
Harga transfer adalah biaya (cost) atau harga (price)
yang dibebankan atas pemindahan (transfer) suatu barang
atau jasa dari satu divisi ke divisi lain dalam suatu
perusahaan. Hal ini berarti adanya biaya atau harga
tambahan yang dikenakan pada setiap barang atau jasa
yang diproduksi yang mengalami perpindahan dari satu
divisi ke divisi lain dalam kegiatan produksi.
Kewenangan dalam menetapkan besaran harga transfer ini
ditentukan oleh masing-masing divisi.
Harga transfer juga mempengaruhi keputusan
manajemen dalam menetapkan besaran harga suatu produk
atau jasa yang akan dijual ke masyarakat. Hal ini
perlu diperhatikan oleh setiap divisi bahwa apabila
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/20141
harga transfer yang ditentukan tinggi maka harga jual
produk atau jasa tersebut juga akan menjadi tinggi
sehingga akan membuat masyarakat tidak tertarik untuk
membeli produk tersebut.
Oleh karena itu pada makalah ini kami mencoba
menjelaskan bagaimana sebenarnya yang dimaksud harga
transfer tersebut sehingga dapat digunakan sebagai
referensi bagi para pembaca agar mengetahui bagaimana
cara penentuan besaran harga transfer agar nantinya
bisa ditetapakan dalam kehidupan sehari-hari.
1.2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan harga transfer?
2. Apa yang menjadi sasaran dari penentuan harga
transfer?
3. Apakah metode yang digunakan dalam penentuan harga
transfer?
4. Bagaimanakah penetapan harga jasa dari unit staf
terhadap harga transfer?
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/20142
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian harga transfer
Menurut Tsurumi dan Gunadi (1997), dalam suatu
grup perusahaan, transfer pricing merupakan harga yang
diperhitungkan untuk pengendalian manajemen atas
transfer barang dan jasa dalam satu grup
perusahaan.
Menurut Charles T. Horngren, George Foster dan
Srikant Datar (2005) dalam akuntansi biaya, harga
transfer merupakan harga yang dikenakan oleh satu
subunit (segmen, departemen, divisi dan
sebagainya) untuk produk atau jasa yang dipasok
ke subunit lain dalam organisasi yang sama.
Menurut Ralph Estes (2000) dalam kamus akuntansi,
harga transfer adalah suatu harga internal yang
dibebankan oleh satu unit (seperti divisi,
perusahaan anak, atau departemen) dari suatu
perusahaan pada unit lainnya dalam perusahaan
yang sama.
Menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Moven
(2005) dalam management accounting, harga
transfer adalah harga yang ditagihkan untuk
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/20144
barang yang ditransfer dari satu divisi ke divisi
lainnya.
Menurut Sophar Lumbantoruan (1996), harga
transfer adalah penentuan harga atau balas jasa
atas suatu transaksi antar unit dalam satu
perusahaan atau antar perusahaan dalam satu
grup.
Berdasarkan definis-definisi di atas dapat ditarik
suatu kesimpulan bahwa pada prinsipnya transfer pricing
(harga transfer) adalah suatu metode penentuan harga
antar grup (divisi, segmen, departemen, subunit dll)
dalam satu perusahaan yang sama.
2.2 Sasaran dari harga transfer
Harga transfer merupakan mekanisme untuk
mendistribusikan pendapatan jika pusat laba atau lebih
bertanggung jawab atas pengembangan, pembuatan, dan
pemasaran sesuatu sehingga masing-masing harus berbagi
pendapatan yang dihasilkan ketika produk tersebut
terjual.
Harga Transfer harus dirancang sedemikian rupa
supaya mencapai beberapa sasaran sebagai berikut:
1) Memberikan informasi yang relevan kepada masing-
masing unit usaha untuk menentukan timbal balik
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/20145
yang optimum antara biaya dan pendapatan
perusahaan.
2) Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-
cita, maksudnya sistem harus dirancang sedemikian
rupa agar keputusan yang meningkatkan laba unit
usaha juga akan meningkatkan laba perusahaan.
3) Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari tiap
unit usaha.
4) Sistem harus mudah dimengerti dan dikelola.
Harga transfer sering memicu masalah, terutama pada
penentuan harga sepakatannya karena melibatkan dua
unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga
transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit. Harga
transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli
sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan
merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer
menjadi hal yang sangat penting.
Karakteristik Harga Transfer.
1) Harga transfer timbul jika divisi terkait diukur
kinerjanya berdasarkan laba.
2) Harga transfer merupakan unsur yang signifikan
dalam membentuk biaya penuh produk yang dibeli
mengandung unsur laba.
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/20146
3) Harga transfer selalu mengandung unsur laba.
4) Harga transfer sebagai alat untuk mempertegas
diverifikasi dan integrasi divisi yang dibentuk.
2.3 Metode-metode harga transfer
Istilah “harga transfer” yang digunakan disini
adalah nilai yang diberikan kepada suatu transfer
barang dan jasa dalam suatu transaksi dimana
setidaknya ada satu pusat laba yang terlibat
didalamnya. Harga semacam ini biasanya melibatkan
suatu elemen laba karena sebuah perusahaan yang
independen tidak akan mentransfer barang dan jasa ke
perusahaan independen yang lain sebesar biaya produksi
atau lebih rendah dari itu.
Prinsip Dasar
Prinsip dasar dari harga transfer adalah bahwa harga transfer
sebaiknya serupa dengan harga yang akan dikenakan seandainya
produk tersebut dijual ke konsumen luar atau dibeli dari pemasok luar.
Ketika suatu pusat laba di suatu perusahaan membeli
produk dari, dan menjual ke, satu sama lain, maka dua
keputusan yang harus diambil untuk setiap produk
adalah:
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/20147
a) Apakah perusahaan harus memproduksi sendiri produk
tersebut atau membelinya dari pemasok luar?
(keputusan sourcing)
b) Jika diproduksi secara internal, pada tingkat harga
berapakah produk tersebut akan ditransfer antar
pusat laba? ( keputusan harga transfer )
Situasi Ideal
Harga transfer berdasarkan harga pasar akan
menghasilkan keselarasan cita-cita jika kondisi-
kondisi berikut ada, yaitu:
1. Orang-orang kompeten
Idealnya manajer harus memperhatikan kinerja
jangka panjang dan jangka pendek dari pusat
tanggung jawab mereka. Staf yang terlibat dalam
negosiasi atau arbitrase harga transfer juga harus
kompeten.
2. Atmosfer yang baik
Manajer harus menjadikan profitabilitas sebagai
cita-cita yang penting dan pertimbangan yang
signifikan dalam penilaian kinerja pusat tanggung
jawab. Mereka juga harus memandang bahwa harga
transfer tersebut adil.
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/20148
3. Harga pasar
Harga transfer yang ideal adalah berdasarkan
harga pasar normal dan mapan dari produk identik
yang sedang ditransfer, maksudnya harga pasar
mencerminkan kondisi yang sama (kuantitas, waktu
pengiriman dan kualitas) dengan produk yang
dikenakan harga transfer.
4. Kebebasan memperoleh sumber daya
Idealnya alternatif pusat tanggung jawab dalam
memperoleh sumber daya haruslah ada, dan para
manajer sebaiknya diizinkan untuk memilih
alternatif yang baik bagi pusat tanggung jawab
mereka.
5. Informasi penuh
Para manajer harus mengetahui semua alternatif
yang ada, serta biaya dan pendapatan yang relevan
dari masing-masing alternatif tersebut.
6. Negosiasi
Harus ada mekanisme kerja yang berjalan lancar
untuk melakukan negosiasi “kontrak” antar unit
usaha.
Hambatan-hambatan dalam perolehan sumber daya
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/20149
Idealnya seorang manajer pembelian, bebas mengambil
keputusan sourcing. Demikian halnya dengan manajer
penjualan, ia harus bebas untuk menjual produknya ke
pasar yang paling menguntungkan. Akibat-akibat yang
terjadi jika para manajer pusat laba tidak memiliki
kebebasan dalam mengambil keputusan sourcing:
1) Pasar yang Terbatas
Beberapa alasan pasar terbatas bagi pusat laba
(pembeli dan penjual):
a) Keberadaan kapasitas internal mungkin membatasi
pengembangan penjualan eksternal.
b) Jika suatu perusahaan merupakan produsen tunggal
dari produk yang terdifferensiasi, tidak ada
sumber dari luar.
c) Jika perusahaan telah melakukan investasi yang
besar, cenderung tidak akan menggunakan sumber
daya dari luar kecuali harga jual di luar
mendekati biaya variabel perusahaan.
Dalam kondisi pasar yang terbatas, harga transfer
yang paling memenuhi persyaratan sistem pusat laba
adalah harga kompetitif. Dimana harga kompetitif mengukur
kontribusi dari setiap pusat laba terhadap laba
perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan dapat
mengetahui tingkat harga kompetitiif jika perusahaan
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201410
tersebut tidak membeli atau menjual produknya ke pasar
bebas melalui cara-cara:
a. Jika ada harga pasar diterbitkan, maka harga
tersebut dapat digunakan untuk menentukan harga
transfer.
b. Harga pasar mungkin ditentukan berdasarkan
penawaran.
c. Jika pusat laba produksi menjual produk yang serupa
di pasar bebas, maka pusat laba tersebut sering
kali meniru harga kompetitif berdasarkan harga di
luar.
d. Jika pusat laba pembelian membeli produk yang
serupa dari pasar luar/ bebas maka pusat laba
tersebut dapat meniru untuk harga kompetitif untuk
produk-produk ekslusifnya.
2) Kelebihan atau kekurangan kapasitas industri
Misalnya, jika pusat laba penjualan tidak dapat
menjual seluruh produk ke pasar bebas atau memiliki
kapasitas produksi yang berlebih. Perusahaan
mungkin tidak akan mengoptimalkan labanya jika
pusat laba pembelian membeli produk dari pemasok
luar sementara kapasitas produksi di dalam masih
memadai dan sebaliknya, jika pusat laba pembelian
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201411
tidak dapat memperoleh produk yang diperlukan dari
luar sementara pusat laba penjualan menjual
produknya ke pihak luar. Situasi ini terjadi ketika
terdapat kekurangan kapasitas produksi di dalam
industri sehingga pusat laba pembelian terhalang
dan laba perusahaan tidak optimal.
Meskipun ada hambatan dalam pemerolehan sumber
daya, harga pasar tetap merupakan harga transfer
yang baik. Meskipun demikian, jika tidak ada cara
untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan
lainnya adalah mengembangkan harga transfer
berdasarkan biaya (cost based transfer price). Biasanya,
perusahaan akan mengeliminasi unsur iklan,
pendanaan, atau pengeluaran lain yang tidak
dikeluarkan oleh pihak penjual dalam transaksi
internal saat penentuan harga transfer.
Ada 2 cara dalam menentukan harga transfer
yaitu:
1. Harga transfer berdasarkan biaya
Dasar biaya
Dasar yang umum adalah biaya standar. Biaya
aktual tidak boleh digunakan karena faktor
inefisiensi produksi akan diteruskan ke pusat
laba pembelian. Jika biaya standar yang
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201412
digunakan, maka dibutuhkan suatu insentif untuk
menetapkan standar yang ketat dan untuk
meningkatkan standar tersebut.
Markup laba
Untuk menghitung markup laba, terdapat 2
(dua) keputusan: (1) apa dasar markup laba dan
(2) tingkat laba yang diperbolehkan.
Dasar yang paling mudah dan umum dipergunakan
adalah persentase dari biaya. Jika dasar tersebut
digunakan maka tidak ada pertimbangan atas modal
yang diperlukan. Dasar yang secara konsep lebih
baik adalah persentase dari investasi, tetapi untuk
menghitung investasi yang akan dikenakan ke
setiap produk yang dihasilkan dapat menimbulkan
permasalahan teknis. Jika menggunakan dasar biaya
historis suatu aktiva, maka fasilitas baru yang
dirancang untuk mengurangi harga secara aktual
dapat meningkatkan biaya karena aktiva yang lama
menjadi dinyatakan terlalu rendah.
Masalah kedua dalam penyisihan laba adalah
besarnya jumlah laba. Persepsi dari manajemen
senior atas kinerja keuangan dari suatu pusat
laba akan dipengaruhi oleh laba yang ditunjukan
oleh pusat laba tersebut. Solusi konseptual
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201413
adalah membuat penyisihan laba berdasarkan
investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi volume
yang diminta oleh pusat laba pembelian. Nilai
investasi tersebut dihitung pada tingkat
‘standar’, dengan aktiva tetap dan persediaan
pada tingkat biaya penggantian (replacement cost).
2. Biaya tetap dan laba hulu
Penetapan harga transfer dapat menimbulkan
permasalahan yang cukup serius dalam perusahaan
yang terintegrasi. Pusat laba yang pada akhirnya
menjual produk ke pihak luar mungkin tidak
menyadari jumlah biaya tetap dan laba bagian
hulu yang terkandung di dalam harga pembelian
internal. Bahkan jika hal itu disadari, pusat
laba mungkin enggan untuk mengurangi labanya
guna mengoptimalkan laba perusahaan.
Adapun metode yang dapat digunkan perusahaan
untuk mengatasi masalah ini adalah dengan cara
berikut:
Persetujuan antarunit usaha
Beberapa perusahaan membuat mekanisme formal
dimana wakil-wakil dari unit pembelian dan
penjualan bertemu secara berkala untuk
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201414
memutuskan harga penjualan ke pihak luar dan
pembagian laba untuk produk-produk dengan biaya
tetap dan laba bagian hulu yang signifikan.
Mekanisme ini hanya bekerja bila proses
peninjauannya terbatas pada keputusan-keputusan
yang melibatkan jumlah bisnis yang signifikan
bagi paling tidak satu pusat laba. Jika tidak
demikian maka negosiasi ini akan sia-sia.
Dua langkah penentuan harga
Cara lain untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan membuat harga transfer yang meliputi dua
beban. Pertama, untuk setiap unit yang terjual,
pembebanan biaya dilakukan dalam jumlah yang
sama dengan biaya variabel standar produksi.
Kedua, pembebanan biaya berkala dilakukan dalam
jumlah sama dengan biaya tetap yang erkaitan
dengan fasilitas yang disediakan untuk unit
pembelian.
Pembagian laba
Jika sistem penentuan harga dua langkah yang
sebelumnya dibahas tidak dapat digunakan, maka
sistem pembagian laba (profit sharing) dapat
digunakan untuk memastikan keselarasan antara
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201415
kepentingan unit usaha dan perusahaan. Sistem
tersebut beroperasi dengan cara sebagai berikut:
1) Produk tersebut ditransfer ke unit pemasaran
pada biaya variabel standar.
2) Setelah produk tersebut terjual, unit-unit
usaha membagi kontribusi yang dihasilkan,
yang merupakan harga penjualan dikurangi
biaya variabel produksi dan pemasaran.
Dua kelompok harga
Pada metode ini, pendapatan unit produksi
akan dikreditkan pada harga jual keluar dan unit
pembelian dibebankan dengan total biaya standar.
Selisihya dibebankan ke dalam akun kantor pusat
dan dieliminasi ketika laporan keuangan unit
usaha dikonsolidasikan. Metode penentuan harga
transfer ini terkadang digunakan ketika ada
konflik antara unit pembelian dan penjualan yang
tidak dapat diselesaikan oleh metode yang lain.
Ada beberapa kelemahan dari sistem yang
menggunakan dua kelompok harga:
1) Jumlah laba unit usaha akan lebih besar dari
laba perusahaan secara keseluruhan.
2) Sistem ini menciptakan ilusi bahwa unit usaha
menghasilkan uang, sementara pada
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201416
kenyataannya perusahaan secara keseluruhan
mengalami kerugian karena debit ke kantor
pusat.
3) Sistem ini dapat memicu unit usaha untuk
hanya berkonsentrasi pada transfer internal
karena terpaku pada markup yang bagus dengan
mengorbankan penjualan ke luar.
4) Ada tambahan pembukuan yang terlibat dalam
pendebitan akun kantor pusat setiap kali ada
transfer dan kemudian eliminasi atas akun ini
ketika laporan keuangan unit usaha
dikonsolidasikan.
5) Fakta bahwa konflik di anatra unit bisnis
akan berkurang dalam sistem tersebut dapat
dilihat sebagai kelemahan.
Menurut Don R. Hansen dan Maryanne M. Moven
(2005), tiga metode yang lazim digunakan dalam
penetapan harga transfer adalah :
1) Harga transfer berdasarkan harga pasar
Apabila terdapat pasar luar dengan
persaingan sempurna untuk produk yang
ditransfer, maka harga transfer yang sesuai
adalah harga pasar. Dengan harga pasar tidak
ada divisi yang memperoleh manfaat di atas
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201417
beban divisi lain. Dalam hal ini, harga pasar
mencerminkan biaya kesempatan (opportunity cost)
divisi penjual dan divisi pembeli.
2) Harga transfer yang dinegosiasikan
Dalam banyak kasus, pembeli atau penjual
mampu mempengaruhi harga sampai derajat
tertentu (sebagai contoh melalui jumlah yang
besar atau melalui penjualan produk yang erat
kaitannya tetapi berbeda, atau melalui
penjualan produk yang unik). Apabila tidak
terdapat pasar dengan persaingan sempurna,
harga transfer yang dinegosiasikan adalah
pilihan yang baik. Dalam hal ini, biaya
kesempatan divisi penjual dan divisi pembeli
berbeda, dan mereka menetapkan harga batas
atas dan batas bawah untuk harga transfer.
Harga transfer yang dinegosiasi menawarkan
harapan untuk melengkapi ketiga kriteria
kesesuaian tujuan, otonomi dan akurasi
evaluasi kinerja.
3) Harga transfer berdasarkan biaya
Penggunaan harga transfer berdasarkan
biaya tidak lazim direkomendasikan, tetapi
apabila transfer menimbulkan dampak yang
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201418
kecil terhadap profitabilitas kedua divisi,
pendekatan ini dapat diterima. Perusahaan
yang menggunakan penetapan harga transfer
berdasarkan biaya mensyaratkan bahwa seluruh
transfer berlangsung pada suatu bentuk biaya.
Tiga bentuk dari penetapan harga transfer
berdasarkan biaya yang akan dipertimbangkan
adalah :
Full cost
Full cost meliputi direct materials (bahan
baku langsung), direct labor (tenaga kerja
langsung), variable overhead dan bagian dari
fixed overhead. Penetapan harga transfer full
cost dapat merusak insentif dan mengganggu
ukuran-ukuran kinerja dan akan menutup
kemungkinan pemberlakuan harga transfer yang
dinegosiasikan.
Full cost plus markup
Rumusan full cost plus markup mungkin
dapat digunakan untuk menggambarkan harga
transfer yang dinegosiasi. Dalam beberapa
kasus, suatu rumusan full cost plus markup
mungkin menjadi hasil dari negosiasi, bila
demikian, cara ini hanyalah sebuah contoh
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201419
lain dari penetapan harga transfer yang
dinegosiasi.
Variable cost plus fixed fee
Seperti full cost plus markup, variable
cost plus fixed fee merupakan pendekatan
yang dapat digunakan dalam penetapan harga
transfer, dengan tingkat fixed fee dapat
dinegosiasikan. Metode ini memiliki satu
keunggulan dibandingkan full cost plus
markup yaitu apabila divisi penjual sedang
beroperasi di bawah kapasitas, maka variable
cost adalah opportunity cost-nya. Dengan
mengasumsikan bahwa fixed fee dapat
dinegosiasikan, pendekatan variable cost adalah
sama dengan penetapan harga transfer yang
dinegosiasi.
2.4 Penetapan harga jasa dari unit staf
Pengendalian atas jumlah jasa
Unit usaha mungkin diharuskan untuk menggunakan
staf korporat untuk jasa-jasa seperti teknologi
informasi serta riset dan pengembangan. Ada tiga teori
pemikiran mengenai jasa-jasa tersebut:
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201420
Teori pertama menyatakan bahwa suatu unit usaha
harus membayar biaya variabel standar dari jasa
yang diberikan. Jika membayar kurang dari itu,
maka unit usaha akan termotivasi untuk
menggunakan jasa-jasa dalam jumlah yang lebih
banyak daripada yang dibenarkan secara ekonomis.
Teori pemikiran yang kedua menyarankan harga yang
sama dengan biaya variabel standar ditambah
bagian yang wajar dan biaya tetap standar yaitu
biaya penuh.
Teori pemikiran yang ketiga menyarankan harga
yang sama dengan harga pasar, atau biaya penuh
standar ditambah dengan margin laba. Harga pasar
akan digunakan jika memungkinkan, jika tidak maka
harga sebesar biaya penuh ditambah ROI yang akan
digunakan.
Pilihan penggunaan jasa
Dalam beberapa kasus, pihak manajemen mungkin
memutuskan bahwa unit-unit usaha dapat memilih apakah
akan menggunakan unit jasa sentral atau tidak. Unit-
unit bisnis dapat memperoleh jasa tersebut dari piahk
luar, mengembangkan kemampuan mereka, atau memilih
untuk tidak menggunakan jasa ini sama sekali.
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201421
Perjanjian semacam ini sering ditemukan untuk
aktivitas-aktivitas seperti teknologi informasi,
kelompok konsultasi internal, dan pekerjaan perawatan.
Pusat-pusat jasa ini bersifat independen yaitu
harus berdiri sendiri-sendiri. Jika pelayanan internal
tidak kompetitif dibandingkan dengan penyedia jasa
dari luar, maka ruang lingkup dari aktivitas mereka
akan dikontrakkan atau jasa-jasa mereka sepenuhnya
didapat dari luar perusahaan.
Kesederhanaan dari mekanisme harga
Harga yang dibebankan untuk jasa korporat tidak
akan mencapai tujuan yang dimaksudkan, kecuali jika
metode untuk menghitungnya dapat dimengerti dan
dipahami dengan cukup mudah oleh para manajer unit
usaha. Para ahli komputer sudah terbiasa dengan
persamaan-persamaan yang rumit, dan komputer sendiri
juga menyediakan informasi detik demi detik dengan
biaya rendah.
2.5 Administrasi harga transfer
Negosiasi
Unit usaha harus mengetahui aturan dasar yang
dijadikan patokan dalam melakukan negosiasi harga
tersebut. Aturan ini mengatur sedemikian rupa supaya
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201422
penentuan harga transfer tidak semata-mata
ditentukan oleh keahlian individu dalam
bernegosiasi. Tanpa adanya aturan semacam ini,
manajer yang paling keras kepala sekalipun akan
melakukan negosiasi dengan harga yang paling pantas.
Arbitrase dan penyelesaian konflik
Bagaimanapun rincinya peraturan penentuan harga
transfer, mungkin ada kasus dimana unit usaha tidak
dapat menyetujui harga tertentu. Maka suatu prosedur
harus dapat dibuat menengahi arbitrase harga
transfer. Tingkat formalitas dalam arbitrase harga
transfer tergantung pada jenis dan luasnya potensi
harga transfer. Pada berbagai kasus arbitrase harga
transfer merupakan tanggung jawab dari kelompok atau
eksekutif tingkat satu kantor pusat karena keputusan
arbitrase memiliki dampak yang sangat mempengaruhi
laba unit-unit usaha.
Cara arbitrase dalam sistem yang formal adalah
kedua pihak menyerahkan kasus secara tertulis kepada
pihak penengah/ pendamai (arbitrator). Kemudian
arbitrator akan meninjau posisi mereka masing-masing
dan memutuskan harga yang ditetapkan, kadang kala
dengan bantuan staf kantor yang lain.
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201423
Selain tingkat formalitas arbitrase, jenis proses
penyelesaian konflik yang digunakan juga
mempengaruhi efektifitas suatu sistem harga
transfer. Terdapat empat cara penyelesaian konflik:
memaksa (forcing), membujuk (smoothing), menawarkan
(bargaining) dan penyelesaian masalah (problem solving).
Mekanisme penyelesaian konflik dapat bervariasi,
dari menghindari konflik melalui forcing dan
smoothing, sampai penyelesaian konflik melalui
bargaining dan problem solving.
Klasifikasi produk
Luas dan formalitas dari perolehan sumber daya
dan peraturan penentuan harga transfer tergantung
pada banyaknya jumlah transfer dalam perusahaan dan
ketersediaan pasar serta harga pasar. Semakin besar
jumlah transfer dan ketersediaan harga pasar, maka
semakin formal dan semakin spesifik peraturan yang
ada. Jika harga pasar selalu siap sedia, maka
perolehan sumber daya dapat dikendalikan dengan
peninjauan kantor pusat atas keputusan buat atau
beli (make or buy decisison) yang melebihi jumlah
tertentu.
BAB III
PENUTUP
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201424
3.1 Kesimpulan
Bahwa dari berbagai definisi yang ada kami menarik
suatu kesimpulan bahwa pada prinsipnya transfer pricing
(harga transfer) adalah suatu metode penentuan harga
antar perusahaan dalam satu grup yang sama. Implikasi
pajak yang signifikan dari transaksi transfer pricing
adalah berkurangnya atau hilangnya potensi penerimaan
pajak yang seharusnya diperoleh.
Harga transfer memiliki beberapa sasaran, antara
lain:
1. Memberi informasi yang relevan kepada masing-masing
unit usaha untuk menentukan imbal balik yang optimum
antara biaya dan pendapatan perusahaan.
2. Menghasilkan keputusan yang selaras dengan cita-cita
(meningkatkan laba unit usaha namun juga dapat
meningkatkan laba perusahaan).
3. Membantu pengukuran kinerja ekonomi dari unit usaha
individual.
4. Sistem tersebut harus mudah dimengerti dan dikelola
Terdapat tiga metode penentuan harga transfer yaitu:
1. Harga transfer berdasarkan pasar
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201425
2. Harga transfer berdasarkan biaya
3. Harga transfer hasil negosiasi
3.2 Saran
1) Bagi perusahaan kiranya dalam menentukan harga
transfer perlu pertimbangan yang matang agar tidak
terjadi konflik antar unit dalam perusahaan.
2) Apabila terjadi konflik dalam penentuan harga
transfer perusahaan dapat mengambil langkah-langkah
khusus seperti arbitrase, negosiasi dan klasifikasi
produk.
3) Bagi penulis kiranya dapat memperbaiki kekurangan-
kekurangan yang ada pada makalah ini.
4) Bagi penulis agar menjadikan makalah tidak hanya
sebagai syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
tetapi dapat digunakan untuk menambah wawasan
penulis.
Harga Transfer
STIE PB PALU 2013/201426