BAB 1-3

54
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam perkembangannya media massa berkembang secara pesat, dari radio muncul surat kabar kemudian televisi dan saat ini muncul media baru yaitu media online. Media massa, baik yang cetak maupun elektronik, telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia, khususnya sebagai sumber informasi. (Ebodrey, 2012, Desember 27). Media sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat. Setiap hari, masyarakat disuguhkan informasi- informasi yang beragam oleh media. Pengetahuan, berita mengenai sosial, politik, dan berita terkini terkait selebriti dalam dan luar negeri menjadi ketertarikan tersendiri bagi masyarakat. Dalam perkembangannya masyarakat semakin dipermudah untuk mendapatkan informasi dan berita. Kegunaan surat kabar, masyarakat dapat mengetaui informasi dan berita dengan cara membaca, radio 1

Transcript of BAB 1-3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangannya media massa berkembang secara

pesat, dari radio muncul surat kabar kemudian televisi

dan saat ini muncul media baru yaitu media online. Media

massa, baik yang cetak maupun elektronik, telah menjadi

bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia,

khususnya sebagai sumber informasi. (Ebodrey, 2012,

Desember 27). Media sangat berpengaruh dalam kehidupan

masyarakat. Setiap hari, masyarakat disuguhkan informasi-

informasi yang beragam oleh media. Pengetahuan, berita

mengenai sosial, politik, dan berita terkini terkait

selebriti dalam dan luar negeri menjadi ketertarikan

tersendiri bagi masyarakat. Dalam perkembangannya

masyarakat semakin dipermudah untuk mendapatkan informasi

dan berita. Kegunaan surat kabar, masyarakat dapat

mengetaui informasi dan berita dengan cara membaca, radio

1

dengan cara mendengar, televisi dengan cara melihat dan

mendengar, serta media online dapat melihat, mendengar,

membaca, memilih, dan menyimpan. Semakin berkembang

penggunaan media massa semakin mudah dalam mendapatkan

informasi. (Megalatu, 2012, Mei 02). Informasi merupakan

hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang

semakin berkembang. Informasi juga menjadi suatu

kebutuhan yang penting bagi masyarakat karena dengan

adanya informasi, masyarakat dapat mengetahui berita-

berita terkini yang terjadi di sekitarnya, sehingga

masyarakat dapat lebih berkembang lagi.

Media Massa terdiri dari media cetak, media

elektronik dan media digital. Televisi, radio, dan

internet merupakan bagian dari Media Elektronik,

sedangkan Media Cetak terdiri dari Surat Kabar, Majalah,

Buletin dan Tabloid. Sampai saat ini, media elektronik

masih menjadi favorit dikalangan masyarakat karena

masyarakat menganggap bahwa media elektronik menyuguhkan

berita-berita dengan cara yang lebih cepat dan aktual.

Sehingga kedudukan media cetak tergeser dengan semakin

2

canggihnya media elektronik dan media digital. Ditambah

lagi dengan banyaknya provider telekomunikasi yang

berlomba-lomba memberikan keuntungan kepada masyarakat

sehingga masyarakat pun dapat dengan mudah dan cepat

mengakses berita di internet.

Disamping itu, masing-masing media mempunyai

kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kelebihan dari

media elektronik (Televisi) adalah memiliki kemampuan

audiovisual yang dapat didengar sekaligus dapat dilihat

sehingga adanya harmonisasi antara gambar yang disiarkan

dengan kekurangan. Kekurangan dari media elektronik

adalah tidak dapat mengulang infromasi yang diberikan

karena terbatasnya penyajian oleh durasi penyiaran.

Sedangkan kelebihan dari media cetak adalah isi pesan

yang dapat dibaca berulang kali. Media cetak juga

memiliki kelemahan dalam penyampaian berita yang

terbilang lambat dibandingkan dengan media elektronik.

Namun, media cetak seperti majalah pun masih banyak

digemari masyarakat karena media cetak bisa menyampaikan

informasi secara detail dan rinci. Sementara media

3

elektronik dan digital dituntut untuk mengutamakan

kecepatan dalam menyampaikan informasi sehingga

seringkali informasi yang disampaikan oleh media

elektronik dan digital bersifat tidak terlalu rinci dan

juga disiarkan berulang kali.

Selain media elektronik yang mampu memberikan

informasi dengan cara-cara yang menarik, masih juga

terlihat eksistensi akan media cetak dalam melakukan

peran yang sama dengan media elektronik yaitu memberikan

informasi-informasi yang beragam kepada masyarakat.

Pada zaman ini, media kembali menunjukkan aksinya

dengan memberikan segala informasi yang dibutuhkan oleh

masyarakat. Bahkan, apabila masyarakat menganggap berita

yang di informasikan oleh media tidak dianggap penting,

berita tersebut dapat menjadi informasi tambahan bagi

masyarakat. Dengan adanya informasi, masyarakat pun dapat

menjadikan informasi-informasi yang didapatnya sebagai

bahan pembicaraan dalam pergaulan mereka. Tidak dapat

dipungkiri lagi bahwa setiap informasi yang diberikan

oleh media dapat menjadi pengetahuan bagi masyarakat.

4

Media cetak mengalami perkembangan. Perusahaan media

cetak mengembangkan sayap pemasarannya sampai ke penjuru

daerah di Indonesia. Sehingga orang-orang yang berada di

pedesaan pun dapat menikmati media cetak.

Semakin banyaknya perusahaan media cetak yang ingin

menguasai pasar, dan dengan redaksi-redaksi nya yang

semakin kreatif pula. Saat ini sudah banyak majalah yang

ditujukan untuk setiap kalangan masyarakat mulai dari

anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Ada pula

majalah yang ditujukan untuk komunitas-komunitas di dalam

masyarakat. Majalah untuk kalangan remaja pun banyak

macamnya dan sesuai dengan kebutuhan para remaja. Seperti

majalah fashion, majalah musik, majalah olahraga dan

masih banyak lagi. Terdapat juga majalah yang sudah

mencakup semua kebutuhan informasi di dalam satu majalah.

Perusahaan media cetak berlomba-lomba untuk menarik

para pembaca dengan berbagai cara. Mulai dari mengadakan

acara-acara off air seperti pemilihan model majalah dan

memberikan hadiah di setiap edisi-edisi tertentu

5

penerbitannya. Hal tersebut dilakukan salah satunya untuk

mempromosikan majalah.

Sudah banyak sekali ajang pemilihan model majalah

yang diadakan oleh perusahaan media cetak yang bergerak

dalam bidang majalah, terutama majalah remaja putri.

Hampir setiap tahun, majalah tersebut mengadakan

pemilihan model majalah tersebut, selain itu terdapat

juga pengisi-pengisi acara yang dapat menarik para

pembacanya untuk menonton langsung acara tersebut.

Disamping itu, penonton yang datang langsung ke acara

tersebut juga diberikan bingkisan oleh pihak majalah yang

mengadakan acara tersebut. Hal seperti itu sangat

membantu pihak majalah untuk mempromosikan majalahnya.

Tidak hanya itu, suatu majalah pun memberikan bonus

yang disertakan di setiap edisi tertentu di majalahnya.

Bonus-bonusnya juga cukup bervariasi. Majalah yang

bersegmentasikan remaja putri lebih sering memberikan

bonus kepada pembacanya. Biasanya pihak majalah

memberikan tas kecil, alat make up dan agenda tahunan.

Bonus yang diberikan oleh majalah biasanya memiliki nilai

6

kegunaan tinggi bagi remaja putri sehingga banyak remaja

putri yang tertarik akan bonus tersebut sehingga mereka

membelinya dan secara tidak langsung majalah tersebut

berhasil mendapatkan tempat di hati para remaja tersebut.

Bonus merupakan salah satu alat promosi bagi suatu

majalah. Dengan memberikan bonus, berarti majalah

tersebut ingin membina hubungan baik dengan para

pembacanya. Hasilnya, banyak majalah yang berhasil

meningkatkan konsumen nya dengan cara ini.

Penerbit majalah memiliki banyak cara untuk

melakukan promosi kepada setiap pembacanya. Seperti yang

sudah peneliti uraikan sebelumnya bahwa selain

menyelenggarakan acara-acara off-air, terkadang penerbit

juga memberikan bonus disetiap terbitan majalah tersebut.

Peneliti tertarik untuk meneliti hal ini karena peneliti

ingin mengetahui apakah bonus-bonus yang diberikan oleh

majalah tersebut memiliki arti besar terhadap keputusan

membaca majalah tersebut. Karena dari beberapa kegiatan

promosi yang dilakukan oleh penerbit salah satunya dengan

7

memberikan bonus kepada setiap orang yang berminat untuk

membeli majalah tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, Peneliti ingin

menganalisis mengenai pengaruh bonus terhadap keputusan

membaca majalah. Majalah yang menjadi objek penelitiannya

adalah majalah GoGirl!

Majalah GoGirl! berdiri sejak tahun 2005 oleh PT.

Aprilis Maju Media. Majalah ini memiliki slogan “Magazine

For Real” yang berarti, GoGirl! Memiliki visi untuk menjadi

majalah yang lebih real dengan menciptakan feature-feature dan

tips yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Segmentasi

dari majalah ini adalah remaja putri usia 15-23 tahun.

Populasi yang dipilih untuk diteliti adalah siswi

SMA Tarakanita 1, Jakarta Selatan karena semua siswinya

berjenis kelamin wanita sehingga memudahkan peneliti

untuk melakukan penelitian selain itu siswi-siswi SMA

Tarakanita 1 juga dikenal selalu update akan perkembangan

fashion, lifestyle dan informasi terkait remaja.

8

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah dalam

penelitian ini, didapatkan rumusan masalah sebagai

berikut :

1. Seberapa besar tanggapan pembaca terhadap bonus

yang diberikan majalah GoGirl! ?

2. Seberapa besar keputusan membaca majalah

GoGirl! ?

3. Seberapa besar pengaruh bonus terhadap

keputusan membaca majalah GoGirl! ?

1.3 Tujuan Penelitian

Dengan dilatarbelakangi rumusan masalah diatas, maka

penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui tanggapan pembaca terhadap bonus

yang diberikan majalah GoGirl!

2. Mengetahui keputusan membaca majalah GoGirl!

3. Mengetahui pengaruh bonus terhadap keputusan

membaca majalah GoGirl!

9

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut :

1.4.1 Manfaat Akademis

Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi studi di

bidang ilmu komunikasi, terutama di bidang

komunikasi massa dalam media cetak.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini ditujukan agar dapat memberikan

referensi bagi pihak majalah remaja putri yang

bersangkutan agar dapat lebih berinovasi lagi dalam

memberikan hadiah kepada pembaca.

1.5 Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Di dalam bab ini terdapat uraian mengenai latar

belakang dari penulisan skripsi, tujuan

10

penelitian dari skripsi ini, manfaat yang dapat

diambil dari penelitian ini serta sistematika

penulisan.

BAB II Kerangka Teoretis

Bab ini menguraikan pengertian dari teori-teori

yang digunakan dalam penelitian ini untuk

menjelaskan tentang faktor-faktor yang relevan

dengan judul penelitian yaitu pengaruh

pemberian bonus terhadap keputusan membaca

majalah.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang uraian metodologi

penelitian yang digunakan sumber metode

pengumpulan data, metode analisis data, waktu

dan lokasi penelitian ini.

BAB IV Analisis Pembahasan

11

Dalam bab ini berisi tentang uraian dari hasil

penelitian mengenai Pengaruh pemberian bonus

terhadap keputusan membaca majalah

BAB V Simpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab pepnutup yang berisi

kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan

Pengaruh pemberian bonus terhadap keputusan

membaca majalah

12

BAB II

KERANGKA TEORETIS

2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya

Penelitian ini memiliki kedekatan dengan dua

penelitian sebelumnya. Penelitian pertama diajukan oleh

Thomas J. Steenburgh, seorang asisten professor di

Harvard Business School. Judul dari jurnal penelitian ini

adalah Effort Or Timing: The Effect of Lump-Sum Bonuses.

Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui apakah bonus utuh

mampu memotivasi tenaga penjualan untuk bekerja lebih

keras guna mencapai perintah tambahan atau apakah para

tenaga penjualan hanya bermain dengan waktu (dimana

perilaku tersebut hanya meningkatkan pembayaran insentif

tanpa memberikan manfaat tambahan bagi perusahaan). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa bonus memotivasi tenaga

penjualan untuk bekerja lebih keras lagi. Selain itu,

penelitian ini memberikan pandangan yang lebih

13

komperhensif lagi dari perilaku pekerja dengan memeriksa

upaya dan keputusan waktu di bawah kontrak bonus yang

diamati secara langsung. Penelitian ini didasarkan pada

2.570 tenaga penjualan yang bekerja di salah satu dari

enam salesforces. Data terdiri dari 50.106 pengamatan

bulanan yang id ambil dari bulan Januari 1999 sampai

bulan Desember 2001. Dari hasil penelitian dengan

menggunakan mean dan deviasi standar dari distribusi

posterior mengemukakan bahwa kontrak bonus umumnya

memotivasi tenaga penjualan untuk menghasilkan lebih

banyak pendapatan selama periode bonus.

Penelitian kedua di ajukan oleh Stella Mahesa Rani,

alumni dari UNIKA Atmajaya dengan program studi

Adiministrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis

dan Ilmu Komunikasi tahun 2006 dengan judul Pengaruh

Implementasi Strategi Bauran Promosi yang dilakukan oleh

PT. Alas Indah Remaja Terhadap keputusan Pembelian Produk

Sepatu Oshkosh B’Gosh.

Latar belakang dari penelitian ini adalah dengan

14

meningkatnya bisnis di bidang sepatu sehingga persaingan

antar perusahaan sepatu tidak dapat dihindari lagi. Dalam

persaingan ini, konsumen berada pada posisi yang kuat

dalam membuat keputusan pembelian produk sepatu. Oleh

sebab itu, PT. Alas Indah Remaja membuat strategi promosi

yang dapat mempengaruhi konsumen agar membeli produknya.

Dalam penelitian ini dikatakan bahwa keberhasilan

suatu strategi promosi dalam mempengaruhi keputusan

pembelian mencakup Advertising, Sales Promotion, Personal

Selling, dan Public Relations.

Penelitian ini dilakukan dengan dua metode yakni

kualitatif deskriptif dan kuantitatf. Peneliti juga

melakukan wawancara dengan managing director dan

marketing manager dengan indicator-indikator berdasarkan

teori Philip Kotler yaitu konsep AIDA (Action, Interest,

Desire, Action). Sedangkan untuk mengukur pengaruh

strategi dan implementasi bauran promosi terhadap

keputusan pembelian, peneliti menggunakan kuesioner dan

jawaban-jawabannya dihitung dengan skala Likert.

15

Hasil dari penelitian terhadap keputusan membeli,

dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan positif antara

konsumen dengan strategi promosi yang dilakukan PT. Alas

Indah remaja, konsumen melihat bahwa periklanan di media

cetak(majalah) lebih banyak mempengaruhi konsumen dalam

membuat keputusan pembelian sepatu Oshkosh B’gosh.

2.2 Teori Motivasi

Motivasi seringkali dikaitkan dengan suatu tindakan

yang dapat menghasilkan sesuatu bagi orang itu. Dalam

bertindak atau sebelum memutuskan sesuatu, seseorang

dilansir memiliki suatu motivasi yang kuat. Dalam buku

Manajemen Sumber Daya Manusia (2007, p. 321) oleh Marihot

Tua Efendi Hariandja, dikatakan bahwa terdapat beberapa

faktor yang mendorong motivasi yang meliputi keseluruhan

aspek fisik dan psikologis yang mempengaruhinya. Motivasi

diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan

mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk

melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk

usaha yang keras atau lemah.

Berdasarkan kompleksitas faktor motivasional,

sejumlah pandangan atau teori tentang motivasi ditemukan,

di antaranya :

16

a. Drive-reduction theory, yaitu bahwa motivasi didorong

untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer (lapar,

haus) dan kebutuhan sekunder (berprestasi).

b. Arousal theory, yaitu bahwa setiap orang memiliki

dorongan untuk melakukan kegiatan yang memiliki

tantangan tertentu yang mengakibatkan seseorang

menjadi suka dan senang melakukannya.

c. Incentive theory, yaitu motivasi yang dipengaruhi oleh

rangsangan eksternal.

d. Cognitive theory ialah motivasi yang dipengaruhi oleh

intrinsic motivation, yaitu aktivitas untuk mencari

kesenangan, bukan demi reward, dan extrinsic motivation,

yaitu aktivitas yang didasarkan pada reward nyata.

Berdasarkan teori-teori datas, dapat disimpulkan

bahwa teori-teori tersebut dapat dikelompokkan dalam dua

kategori umum yang bersifat dikotomis, yaitu motivasi

sebagai dorongan internal yang oleh para ahli sering

disebut internal theory (content theory), dan yang termasuk kedalam

kategori tersebut antara lain, drive-reduction theory, arousal

theory, dan intrinsic motivation di satu sisi, dan motivasi di

sisi lain sebagai dorongan eksternal atau akibat dari

proses belajar yang sering disebut external theory, yang

termasuk di dalamnya yaitu incentive theory dan extrinsic theory.

Teori motivasi internal mengatakan bahwa motivasi

seseorang bersumber dari dalam dan tidak dipengaruhi oleh

rangsangan dari lua, sedangkan teori motivasi eksternal

17

mengatajan bahwa motivasi di samping bersumber dari

dalam, juga dipengaruhi oleh lingkungan, atau berkembang

melalui proses nteraksinya dengan lingkungan proses

belajar.

2.3 Promosi

Promosi penjualan adalah kegiatan penjualan yang

bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan secara

berulang serta tidak rutin, yang ditujukan untuk

mendorong lebih kuat. Mempercepat respon pasar yang

ditargetkan sebagai alat promosi lainnya dengan

menggunakan bentuk yang berbeda.

Langkah-langkah atau tahap promosi penjualan :

1) Menentukan Tujuan

a. Tujuan Umum : bersumber pada tujuan komunikasi

pemasaran, yaitu untuk mempercepat respons pasar

yang ditargetkan.

b. Tujuan Khusus

Bagi konsumen : agar konsumen lebih banyak

18

menggunakan produk, unit pembeli produk dalam

unit yang besar, mencoba merk yang dipromosikan,

dan untuk menarik pembeli merk lain yang bersaing

dengan produk yang sedang dipromosikan.

Bagi pengecer : Membujuk agar menimbun barang-

barang dipromosikan dan memperoleh jalur

pengeceran baru.

Bagi wiraniaga : untuk merangsang mereka mencari

pelanggan baru dan mendorong penjualan di musim

sepi.

2) Menyeleksi Alat-alat Promosi Penjualan

Dalam mempergunakan alat-alat promosi penjualan,

harus memperhitungkan: jenis pasar, tujuan pasar,

keadaan pesaing, dan efektivitas biaya untuk setiap

alat.

3) Menyusun Program

Unsur-unsur yang diperhatikan dalam penyusunan

19

program promosi penjualan:

a. Besarnya Insentif

b. Syarat-syarat partisipasi

c. Wahana distribusi untuk promosi

d. Jangka waktu promosi

e. Saat-saat promosi

f. Total anggaran promosi penjualan

4) Melakukan pengujian terhadap Program Promosi

Penjualan

Promosi penjualan dapat diuji dengan test

pendahuluan, dimana konsumen diminta untuk menyusun

peringat berbagai promosi, atau uji coba dilakukan

di daerah tertentu yang terbatas luasnya.

5) Melaksanakan dan mengendalikan Program promosi

Penjualan

Rencana pelaksanaan dengan memperhitungkan waktu

persiapan (lead time) dan waktu penjualan (sell-offtime),

20

sampai saat program diluncurkan.

6) Mengevaluasi hasil Promosi Penjualan

Terdapat empat metode untuk mengukur efektivitas

promosi penjualan:

a. Membandingkan penjualan sebelum, sewaktu dan

sudah promosi

b. Data panel konsumen yang akan mengungkap macam-

macam orang yang menanggapi promosi penjualan

dan apa yang mereka lakukan setelah promosi.

c. Survei konsumen

d. Lewat percobaan mengenai berbagai macam hal:

misalnya nilai insentif, jangka waktu dan media

distribusinya.

(Laksana, 2008, p. 147-151)

Dalam penelitian ini, bonus merupakan suatu bahan

promosi untuk promosi suatu majalah. Dengan menggunakan

bonus, berarti penerbit majalah GoGirl! ingin

21

membangkitkan respons positif pelanggan dengan

menyampaikan pesan – pesan yang dapat dengan mudah

dipahami oleh pembaca.

22

2.4 Bonus

Banyak cara yang digunakan oleh perusahaan untuk

mempromosikan produk atau jasa nya kepada masyarakat.

Salah satunya adalah dengan memberikan bonus sebagai

bentuk apresiasi perusahaan kepada masyarakat yang sudah

mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasanya.

Berkaitan dengan penelitian ini, dimana penerbit majalah

GoGirl! yang memberikan bonus kepada pembacanya dengan

maksud untuk mempromosikan majalah tersebut.

Bonus adalah penghasilan yang pemberiannya tidak

diberikan secara periodik, dan biasanya merupakan akibat

adanya peningkatan keuntungan perusahaan. Pemberian bonus

tidak harus berupa uang melainkan dapat berbentuk barang

atau fasiltas tertentu. (Judisseno, 2005, p. 97)

Banyak yang berasumsi bahwa Bonus memiliki arti yang

sama dengan Insentif. Menurut Heidjrachman dan Suad

Husnan (2008, p. 161), pengertian insentif adalah suatu

23

bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang. Ada

tiga jenis insentif yang dikenal yaitu : (Sirait, Justine

T., 2007, p. 202)

a. Financial Incentive

Bentuknya adalah bonus, komisis (dihitung

berdasarkan penjualan yang melebihi standar),

pembayaran yang ditangguhkan (misalnya pensiun).

b. Non-Financial Incentive

Misalnya tersedianya hiburan, pendidikan dan

latihan, penghargaan berupa pujian atau pengakuan

atas hasil kerja yang baik, terjaminnya tempat

kerja, terjaminnya komunikasi yang baik antara

atasan dan bawahan.

c. Social Incentive

Cenderung pada keadaan dan sikap dari para rekan-

rekan sekerja.

Dari penjelasan di atas, dapat di ambil kesimpulan

bahwa Bonus berbeda dengan Insentif. Bonus merupakan

24

bagian dari Insentif yang diberikan sebagai balas jasa

dan diberikan dalam waktu yang tidak bisa ditentukan.

Penelitian ini mengenai bonus yang diberikan oleh majalah

GoGirl! Kepada pembacanya, yang diberikan secara periodic

dalam edisi-edisi tertentu.

2.4 Majalah

Majalah lebih menspesialisasikan produknya unutk

menjangkau konsumen tertentu. Majalah memiliki pasar yang

lebih mengelompok. Mengenai struktur majalah dapat

dibedakan atas dasar frekuensi penerbitan dan public

pembacanya. Menurut frekuensi penerbitannya dapat

dibedakan menjadi mingguan, dua mingguan, bulanan bahkan

ada yang triwulan.

Pembaca majalah dapat diklasifikasikan menurut

segmen-segmen demografis (misalnya ada majalah anak-anak,

remaja pria, remaja wanita, wanita dewasa, pra dewasa)

ataupun secara geografis, psikografis dan dari segi

kebijaksanaan editorial dapat dibedakan antara majalah

25

berita, majalah umum, majalah wanita, dan majalah bisnis

ekonomi. (Rumanti, Assumpta Maria, 2005, p. 126)

Menurut Benjamin M. Compaine dan Douglas Gomery

(2000), majalah memiliki perbedaan dengan surat kabar,

karena dua karakteristiknya, yakni: memuat berita yang

tidak langsung terjadi saat itu juga (the minute news)

dan yang kedua, mengandung system waktu yang lebih

longgar dibandingkan Koran. Puncak sukses majalah

terjadi di akhir 1980-an dan awal 1990-an. Kini sejumlah

majalah menjadi lebih spesifik dengan informasi yang

mendalam. Sasaran pembacanya menjadi lebih terarah.

(LSPR, 2012, p. 324-325)

2.5 Pengambilan keputusan

2.5.1. Definisi Pengambilan Keputusan

Terdapat banyak asumsi sebelum seseorang mengambil

suatu keputusan. Tidak jarang seseorang membuat suatu

keputusan yang salah. Menurut Lancaster dan Lancaster

dalam buku karya Russel Swanburg (1993, p. 172) bahwa

pembuatan keputusan merupakan sesuatu yang sistematis,

26

merupakan proses bertahap dan memilih berbagai

alternative dan membuat pilihan menjadi tindakan.

Penetapan tujuan dan objektif memerlukan keputusan

dibuat sesuai dengan bagaimana tujuan tersebut akan

dicapai. Keputusan pertama mungkin prioritas dimana

tujuan akan dilaksanakan terlebih dahulu. Alternatif atau

solusi terbaik yang tidak berjalan memerlukan pembuatan

keputusan apakah memulai dari lagkah pertama bila

alternative lain kurang berhasil.

Pembuatan keputusan didekati baik secara normative

dan deskriptif. Normatif yang dimaksud disini adalah

pendekatan ideal dalam pembuatan keputusan, artinya

pembuat keputusan dipandang sebagai salah satu unsur

dalam sebuah proses yang berjalan dengan logika dan

aturan baku. Sedangkan menurut jalan deskriptif berarti

pembuatan keputusan dengan menempatkan manusia sebagai

bagian sentral dengan peranan mayoritas dalam

terlaksananya sebuah keputusan. (Basyaib, Fachmi, 2006,

p. 1)

27

Menurut Mondy dan Premeaux (1995: 108) dijelaskan

bahwa “Decision making is the process of generating and

evaluating alternatives and making choises among them.”

Pendapat ini menjelaskan bahwa pengambilan keputusan

merupakan proses pada saat ada sejumlah langkah yang

harus dilakukan dan pengevaluasian alternative untuk

membuat putusan dari semua alternative yang ada. Dapat

disimpulkan bahwa pengambilan keputusan ialah proses

pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa

alternative untuk menetapkan suatu tindakan dalam

mencapai tujuan yang diinginkan. (Syafaruddin &

Anzizhan, 2004, p. 46-47)

Model Normatif yang berarti ditujukan untuk

memaksimalkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan. Model

Deskriptif dikembangkan oleh Simon yang di dasarkan pada

asumsi bahwa pembuat keputusan adalah seorang yang

melihat masalah secara rasional dalam membuat solusi yang

bisa dilakukan yang didasarkan pada informasi yang

diketahuinya. Model ini juga dapat digunakan untuk

membuat berbagai keputusan yang informasinya tidak

28

lengkap diakibatkan karena keterbatasan waktu, uang, atau

orang dan kenyataan bahwa orang tidak selalu memilih yang

paling baik. Langkah-langkah dalam model deskriptif,

yaitu : (Swanburg, Russel, 1993, p. 172)

1. Menetapkan tujuan yang dapat diterima

2. Menguraikan persepsi subjektif tentang masalah

3. Mengidentifikasi alternative yang bisa diterima

4. Mengevaluasi setiap alternative

5. Menyeleksi alternative

6. Menerapkan keputusan

7. Evaluasi

2.6. Membaca

Banyaknya definisi membaca dalam kepustakaan

menunjukkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan kompleks

yang melibatkan serangkaian proses mental. Berdasarkan

sudut pandang Kognitif, proses membaca dijabarkan sebagai

usaha untuk memperoleh makna bacaan yang diarahkan oleh:

a. Pengetahuan seseorang yang telah disimpan dalam

ingatan jangka panjangnya

29

b. Informasi yang didapat dari bacaan.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses membaca

adalah proses interaktif antara apa yang sudah diketahui

seseorang (latar belakang pengetahuan) dengan unsur-unsur

dalam bacaan, misalnya kata-kata yang digunakan,

keteraturan dalam penulisan, pertautan antara satu konsep

dengan konsep lainnya yang dipaparkan dengan jelas dalam

tulisan, dan sebagainya. (Djiwatampu, Meithy, 1995, p.

38-40)

Dalam Hakikat Membaca, Sugiarto memakai definisi-

definisi yang mengarah pada membaca sebagai sebuah

proses. Ia mengutip Allen dan Valette (1977: 249) yang

mengatakan bahwa membaca adlah sebuah proses yang

berkembang (a developmental process). Sugiarto mengutip

Kustaryo (1988: 2) yang menyimpulkan bahwa kegiatan

membaca adalah kombinasi dari pengenalan huruf, intelek,

dan emosi serta pengetahuan pembaca (background

knowledge) dalam memahami suatu pesan yang tertulis.

Sugiarto lalu mengutip Davies (1997: 1) yang menekankan

30

bahwa membaca ialah suatu proses mental atau proses

kognitif. (Santana K., Setiawan, 2007, p. 57)

Sifat Kognitif menyangkut nilai-nilai dalam hal

jangkauan/penguasaan pengetahuan. Dalam penguasaan

pengetahuan dikenal beberapa tahapan-tahapan kemampuan,

yaitu :

1. Mengetahui

2. Memahami

3. Menganalisis

4. Mensisntesis

5. Mengevaluasi

Dengan adanya perubahan lingkungan yang cepat dewasa ini,

maka penerapan pengetahuan ke situasi yang baru merupakan

suatu sumber daya kognitif yang sangat penting.

(Guhardja, Syarief, Hartoyo & Puspitawati, 1993, p. 6)

2.6 Komunikasi Massa

Komunikasi massa (mass communication) adalah

komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi

surat kabar, dengan sirkulasi yang luas, siaran radio,

31

dan televisi yang ditujukan pada umum, dan film yang

dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 1993:

79)

(Priyatna, Soeganda & Ardianto, 2008, p. 20)

Karakteristik komunikasi massa adalah:

1) Komunikasi massa bersifat umum, yakni pesan

yang disampaikan terbuka untuk semua

2) Komunikasi bersifat heterogen yang meliputi

penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi

yang berbeda, dengan kebudayaan yang beragam,

berasal dari berbagai lapisan masyarakat,

mempunyai pekerjaan yang berjenis.

3) Media massa menimbulkan keserempakkan, yakni

keserempakkan kontak dengan sejumlah besar

penduduk dalam jarak yang jauh dari

komunikator, dan penduduk tersebut satu sama

lainnya berada dalam keadaan terpisah.

4) Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non

32

pribadi dan komunikasi satu arah.

(Priyatna et al., 2008, p. 21)

Media Massa dapat berupa surat kabar, video, TV,

radio dan computer. Komunikasi massa adalah komunikasi

kepada khalayak dalam jumlah besar melalui banyak saluran

komunikasi. Konteks komunikasi massa juga unik. Pertama,

konteks ini memberikan kemampuan baik pada pengirim

maupun penerima untuk melakukan control. Editor surat

kabar atau penyiar televisi membuat keputusan mengenai

informasi apa yang akan dikirim, sedangkan penerima

memiliki kendali terhadap apa yang mereka baca, dengarkan

dan tonton. Selain itu, konteks komunikasi massa berbeda

dengan konteks lain karena komunikasi yang terjadi

biasanya lebih terkendali dan terbatas. Maksudnya,

komunikasi dipengarui oleh biaya, politik, dan oleh

kepentingan-kepentingan lain. (Turner & West, 2008, p.

41-42)

Berkaitan dengan pengertian di atas yang menyatakan

bahwa surat kabar dan majalah termasuk bagian dari media

33

massa. Oleh sebab itu, surat kabar dan majalah pun

memiliki konteks yang unik sama seperti komunikasi massa.

Editor berperan untuk men-sortir isi majalah sebelum naik

cetak. Dalam kata lain, setiap isi dari suatu majalah di

kemas sebaik mungkin agar para pembacanya nyaman untuk

membaca dan tetap loyal terhadap majalah tersebut.

2.7 Hipotesis

Ho (β = 0) : Tidak terdapat Pengaruh Bonus terhadap

Keputusan membaca Majalah GoGirl!

Ha (β ≠ 0) : Terdapat Pengaruh Bonus terhadap

Keputusan membaca Majalah GoGirl!

34

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu

proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan

secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan

tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan

metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif atau

kualitatif, eksperimental atau noneksperimental,

interaktif dan noninteraktif. (Sukmadinata, 2010, p. 5).

Metode Penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

(Sugiyono, 2010, p. 2). Menurut Sukmadinata (2010, p. 5)

dalam makna yang lebih luas, metode penelitian atau biasa

disebut “metodologi penelitian” berarti “desain” atau

rancangan penelitian. Rancangan ini berisi rumusan

36

tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-

teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan

analisis data berkenaan dengan focus tertentu. Penelitian

ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif berjenis

deskriptif.

Penelitian deskriptif ditujukan untuk

mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena – fenomena

apa adanya. Para peneliti tidak melakukan manipulsai atau

memberikan perlakuan – perlakuan tertentu terhadap objek

penelitian, semua kegiatan berjalan seperti apa adanya.

(Sukmadinata, 2010, p. 18)

3.2 Populasi dan Sampling

3.2.1 Populasi

Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu

population, yang berarti penduduk (Bungin, 2005, p. 99).

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum)

dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,

tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap

37

hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat

menjadi sumber data penelitian.

Dilhat dari kompleksitas objek populasi, maka

populasi dapat dibedakan menjadi:

a. Populasi Homogen, yaitu keseluruhan individu yang

menjadi anggota populasi, memiliki sifat-sifat yang

relative sama satu sama lainnya.

b. Populasi Homogen, yaitu keseluruhan individu anggota

populasi relative memiliki sifat-sifat individual,

di mana sifat tersebut membedakan individu anggota

populasi yang satu dengan yang lainnya.

Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti

adalah siswi dari SMA Tarakanita 1 Jakarta sebanyak

100 orang.

3.2.2 Sampel

Menurut Kountur, sampel adalah bagian dari populasi

(2007, p. 137). Dengan kata lain, sampel merupakan

38

bagian-bagian tertentu yang berfungsi sebagai perwakilan

dari seluruh elemen yang terdapat dalam populasi.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut apa yang dipelajari

dari sampel akan dapat dipelajari dari sampel akan dapat

diberlakukan untuk populasi, oleh karena itu sampel yang

diambil dari populasi harus betul-betul mewakili.

(Sugiyono, 2007, p. 81)

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini

adalah purposive sampling. Teknik sampling ini merupakan

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Kita memilih orang sebagai sampel dengan memilih orang

yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi

dengan topic penelitian kita. (Martono. 2010, p. 79)

Dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin (Umar,

2004, p. 133) Untuk menentukan jumlah sampel yang

dibutuhkan, yaitu :

n= N

39

1+Ne2

n = Ukuran Sampel

N = Ukuran Populasi

e = Error. Ketidaktelitian misalnya 10%

Jadi n = 100

1+100(0,1)2

n = 100

n = 74,02

Jadi n yang berarti ukuran sampel dalam penelitian

ini berjumlah 74,02 orang dan dibulatkan menjadi 74

orang.

40

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara

yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data

(Krisyantono, 2009, p. 93)

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk

penelitian ini menggunakan dua data, yaitu data primer

dan data sekunder adalah sebagai berikut:

3.3.1 Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti

langsung dari sumber utamanya. Cara mendapatkan data

primer, dengan menggunakan

kuisioner. Kuisioner adalah pernyataan tertulis yang

diberikan kepada responden untuk dijawab (Kontur, 2007,

p. 189)

Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah survey dengan pembagian kuisioner

berupa kumpulan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan

pengaruh bonus dan keputusan membaca majalah GoGirl! kepada

41

285 siswi SMA Tarakanita I Jakarta sebagai sampel yang di

pilih pada populasi penelitian.

3.3.2 Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang diperubah atau

dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari

sumber-sumber yang telah ada. Data ini, biasanya

diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan

peneliti terdahulu. Data sekunder dapat disebut juga data

tersedia (Hasan, 2006, p. 62). Dalam penelitian ini data

sekundernya adalah buku-buku di perpustakaan kampus

STIKOM London School of Public Relations Jakarta,

perpustakaan kampus Prof. Dr. Moestopo Beragama dan

website. Selain itu, Data sekunder juga di dapatkan dari

majalah GoGirl!

3.4 Teknis Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif

dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan

untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. (Sarwono.

2006, p. 96)

42

Menurut Riduwan, Skala Likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. (2010, p.

86)

Skala Likert diekspresikan mulai dari yang paling

negative, netral sampai ke yang paling positif dalam

bentuk sebagai berikut:

Tabel 3.1

Tabel Skor

No. Pernyataan Skor

1 Sangat Setuju 5

2 Setuju 4

3 Ragu-ragu 3

4 Tidak Setuju 2

43

5Sangat Tidak

Setuju1

Sumber: Riduwan, 2010

Skala bukan pembanding biasanya dgunakan hanya untuk

mengukur satu objek. Skala Likert termasuk ke dalam skala

bukan pembanding.

Menurut Istijanto, Skala Likert mengukur tingkat

persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap

serangkaian pernyataan yang mengukur suatu objek. Skala

Likert banyak digunakan dalam riset-riset SDM yang

menggunakan metode survey. Skala Likert dapat

dikategorikan sebagai skala interval. (2010, p. 87)

3.4.1 Korelasi Linear

Menurut Bungin (2005, P. 195), Teknik Korelasi

Product Moment atau bisa disebut juga dengan Teknik

Korelasi Linear adalah teknik korelasi tunggal yang

digunakan untuk mencari koefisiensi korelasi antara data

interval dan data interval lainnya.

44

Dalam bukunya, Sujianto (2009, p. ) menjelaskan jika

sampel data lebih dari 30 (sampel besar) dan kondisi

normal, sebaiknya menggunakan korelasi pearson (karena

memenuhi asumsi parametric). Untuk mencari makna

generalisasi, makan perlu melakukan uji signifikansi dari

hubungan antara variable X terhadap Y. Uji signifikansi

adalah sebagai berikut :

Hipotesis :

Ho: Variabel X tidak memiliki hubungan yang signifikansi

dengan variable Y

Ha: Variabel X memiliki hubungan yang signifikansi dengan

variable Y

Dasar pengambilan keputusan :

Sig ≥ α Ho diterima, Ha ditolak

Sig < α Ho ditolak, Ha diterima

Ket: α (alpha) = tingkat presisi, batas ketidakakuratan

(1-tingkat kepercayaan)

Tabel Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

45

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Lemah

0,00 – 0,199 Sangat Lemah

Sumber: Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p. 62)

Hasil perhitungan dengan rumus singkat sama dengan

perhitungan menggunakan rumus asli. Kalaupun terdapat

perbedaan, maka perbedaan tersebut amat kecil dan tidak

dapat dipertimbangkan. Namun, apabila hasil perhitungan

rumus asli dan rumus singkat terdapat perbedaan yang

mencolok, maka perlu di koreksi kembali, mana di antara

kedua rumus tersebut yang salah hitung. Kesimpulan hasil

perhitungan dengan menggunakan rumus ini sama dengan

rumus asli. (Bungin, 2005, p. 196)

46

keterangan :

3.4.2 Analisis Regresi

Menurut Bungin, pada dasarnya analisis regresi

adalah studi mengenai ketergantungan satu variable

dependen (terikat) dengan satu atau lebih variable

independen (variable penjelas/bebas), dengan tujuan untuk

mengestimasi dan/ memprediksi rata-rata populasi atau

nilai rata-rata variable dependen berdasarkan nilai

variable independen yang diketahui (Gujarati, 1995: 16).

Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi

untuk masing-masing variable independen.

47

3.4.3 Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.2

Tabel Operasional Konsep

Variabel Dimensi Indikator Skala

Bonus

WaktuPemberian

BonusBerkala

Likert

DasarPemberian

Bonus

Peningkatan Keuntungan Perusahaan

JenisPemberian

Barang

Voucher

Sample

KeputusanMembaca

Normatif

1. Memaksimalkan kepuasan

2. Memenuhi Kebutuhan

Deskriptif1. Manusia sebagai bagian sentral

2. Peranan Mayoritas

Sumber : Basyaib, Fachmi, 2006, p. 1; Judisseno, 2005, p.

97; Swanburg, Russel., 1993, p. 172

48

3.5 Uji Instrumen

Uji instrument yang dilakukan adalah uji validitas

dan reliabilitas dengan menggunakan perhitungan program

SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.

3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas

Menurut Sugiyono (2007, p. 109), valid berarti

instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Validitas instrument menunjukkan

bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau

aspek yang diukur. (Sukmadinata. 2010, p. 228)

Instrumen yang reliable adalah instrument yang bila

digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,

akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono. 2007, p.

110). Menurut Muhidin dan Abdurahman, suatu instrument

pengukuran dikatakan reliable jika pengukurannya

konsisten dan cermat akurat. Uji realibilitas instrument

dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari

instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu

pengukuran dapat dipercaya. (2007, p. 37)

49

Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas

instrument dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (á)

dari Cronbach. (Suharismi Arikunto, 1993: 236). (Muhidin

& Abdurahman, 2007, p. 37).

Cronbach Alpha yang digunakan untuk menguji

reliabilitas instrument dilakukan dengan perhitungan SPSS

(Statistical Program for Social Science).

3.7 Waktu dan Lokasi Penelitian

Lokasi penyebaran kuisioner akan dilakukan di SMAN

21 Jakarta. Adapun waktu pengerjaan penelitian ini,

dijelaskan dalam bentuk time table sebagai berikut :

Tabel 3.3

Tabel Proses Penelitian

50

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2013

3.8 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini berfokus terhadap pemberian bonus

kepada pembeli majalah GoGirl!. Penelitian ini merupakan

penelitian kuantitatif sehingga penelitian ini tidak

terlalu mendalam seperti penelitian kualitatif

51

34

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. (2013, Oktober 22) (20.12 WIB)http://www.anneahira.com/pengertian-media-cetak.htm

Bungin, Burhan. (2005). Metodologi PenelitianKuantitatif. Jakarta: Kencana

Belch 2003

Damanik, Sondy. (2013, September 18) (20.43 WIB)http://sondis.blogspot.com/2013/03/pengertian-analisis-potensi-pasar.html

Handrian, Jonson. (2013, September 23) (09.33 WIB)http://fahri09.blogspot.com/2012/12/media-cetak-dan-media-elektronik.html

Istijanto. (2010). Riset Sumber Daya Manusia Cara PraktisMengukur Stres,

Kepuasan kerja, Komitmen, Loyalitas, Motivasi Kerja& Aspek-aspek

Kerja Karyawan Lainnya. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama

Istimewa, Anwar. (2013, October 22) (19.43 WIB)http://www.academia.edu/4686095/BAB_I

Judisseno, Rimsky K. (2005). Pajak dan Strategi Bisnis.Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Jumadal. (2013, Oktober 16) (17.00 WIB)http://jumadal.wordpress.com/karakterisitik-media-cetak-dan-elektronik/

Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat 2008

33

34

Kountur, Ronny. (2007). Metode Penelitian Untuk PenulisanSkripsi dan

Tesis. Jakarta: PPM Anggota IKAPI. 

Krisyantono, Rachmat. (2009). Teknis Praktis RisetKomunikasi disertai

Contoh Praktis Riset Media, Public Relations,Advertising, Komunikasi

Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.

Laksana, Fajar. (2008). Manajemen Pemasaran; PendekatanPraktis. Yogyakarta: Graha Ilmu

Latu, Mega. (2013, September 18) (16.45 WIB)http://media.kompasiana.com/new-media/2012/05/02/budaya-pragmatis-mempengaruhi-eksistensi-media-cetak-454319.html

Legi, Obedrey Willys. (2013, Oktober 16) (18.38 WIB)http://obedreywillys.blogspot.com/2012/12/pemberitaan-media-dapat-mempengaruhi.html

Mahesa, Stella. (2013, Oktober 22) (21.44 WIB)http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id/0:736913/q/pengarang:%20Stella% 20Mahesa/offset/0/limit/15

Muhidin, Sambas Ali & Abdurahman Maman. (2007). AnalisisKorelasi,

Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV.Pustaka

Setia

Morissan. 2005. Media Penyiaran Strategi MengelolaTelevisi dan Radio. Tangerang: Randina Prakasa.

Panca, M. Bayu. (2013, September 18) (22.12 WIB)http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?

34

34

mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-s1-2004-mbayupanca-564

Priyatna, Soeganda dan Ardianto, Elvinaro. (2008). TujuhPilar Strategi Komunikasi Bisnis. Bandung: WidyaPadjadjaran.

Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis.Bandung: Alfabeta

Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatifdan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu

Sugiyono. (2007). Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung:

Alfabeta

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode PenelitianPendidikan.

Bandung: ROSDA

Umar, Husein. (2004). Metode Penelitian untuk Skripsi danTesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Umar, Husein. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta:PT. Gramedia

Pustaka Utama

35