BAB 1-3
Transcript of BAB 1-3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangannya media massa berkembang secara
pesat, dari radio muncul surat kabar kemudian televisi
dan saat ini muncul media baru yaitu media online. Media
massa, baik yang cetak maupun elektronik, telah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia,
khususnya sebagai sumber informasi. (Ebodrey, 2012,
Desember 27). Media sangat berpengaruh dalam kehidupan
masyarakat. Setiap hari, masyarakat disuguhkan informasi-
informasi yang beragam oleh media. Pengetahuan, berita
mengenai sosial, politik, dan berita terkini terkait
selebriti dalam dan luar negeri menjadi ketertarikan
tersendiri bagi masyarakat. Dalam perkembangannya
masyarakat semakin dipermudah untuk mendapatkan informasi
dan berita. Kegunaan surat kabar, masyarakat dapat
mengetaui informasi dan berita dengan cara membaca, radio
1
dengan cara mendengar, televisi dengan cara melihat dan
mendengar, serta media online dapat melihat, mendengar,
membaca, memilih, dan menyimpan. Semakin berkembang
penggunaan media massa semakin mudah dalam mendapatkan
informasi. (Megalatu, 2012, Mei 02). Informasi merupakan
hal yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat yang
semakin berkembang. Informasi juga menjadi suatu
kebutuhan yang penting bagi masyarakat karena dengan
adanya informasi, masyarakat dapat mengetahui berita-
berita terkini yang terjadi di sekitarnya, sehingga
masyarakat dapat lebih berkembang lagi.
Media Massa terdiri dari media cetak, media
elektronik dan media digital. Televisi, radio, dan
internet merupakan bagian dari Media Elektronik,
sedangkan Media Cetak terdiri dari Surat Kabar, Majalah,
Buletin dan Tabloid. Sampai saat ini, media elektronik
masih menjadi favorit dikalangan masyarakat karena
masyarakat menganggap bahwa media elektronik menyuguhkan
berita-berita dengan cara yang lebih cepat dan aktual.
Sehingga kedudukan media cetak tergeser dengan semakin
2
canggihnya media elektronik dan media digital. Ditambah
lagi dengan banyaknya provider telekomunikasi yang
berlomba-lomba memberikan keuntungan kepada masyarakat
sehingga masyarakat pun dapat dengan mudah dan cepat
mengakses berita di internet.
Disamping itu, masing-masing media mempunyai
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kelebihan dari
media elektronik (Televisi) adalah memiliki kemampuan
audiovisual yang dapat didengar sekaligus dapat dilihat
sehingga adanya harmonisasi antara gambar yang disiarkan
dengan kekurangan. Kekurangan dari media elektronik
adalah tidak dapat mengulang infromasi yang diberikan
karena terbatasnya penyajian oleh durasi penyiaran.
Sedangkan kelebihan dari media cetak adalah isi pesan
yang dapat dibaca berulang kali. Media cetak juga
memiliki kelemahan dalam penyampaian berita yang
terbilang lambat dibandingkan dengan media elektronik.
Namun, media cetak seperti majalah pun masih banyak
digemari masyarakat karena media cetak bisa menyampaikan
informasi secara detail dan rinci. Sementara media
3
elektronik dan digital dituntut untuk mengutamakan
kecepatan dalam menyampaikan informasi sehingga
seringkali informasi yang disampaikan oleh media
elektronik dan digital bersifat tidak terlalu rinci dan
juga disiarkan berulang kali.
Selain media elektronik yang mampu memberikan
informasi dengan cara-cara yang menarik, masih juga
terlihat eksistensi akan media cetak dalam melakukan
peran yang sama dengan media elektronik yaitu memberikan
informasi-informasi yang beragam kepada masyarakat.
Pada zaman ini, media kembali menunjukkan aksinya
dengan memberikan segala informasi yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Bahkan, apabila masyarakat menganggap berita
yang di informasikan oleh media tidak dianggap penting,
berita tersebut dapat menjadi informasi tambahan bagi
masyarakat. Dengan adanya informasi, masyarakat pun dapat
menjadikan informasi-informasi yang didapatnya sebagai
bahan pembicaraan dalam pergaulan mereka. Tidak dapat
dipungkiri lagi bahwa setiap informasi yang diberikan
oleh media dapat menjadi pengetahuan bagi masyarakat.
4
Media cetak mengalami perkembangan. Perusahaan media
cetak mengembangkan sayap pemasarannya sampai ke penjuru
daerah di Indonesia. Sehingga orang-orang yang berada di
pedesaan pun dapat menikmati media cetak.
Semakin banyaknya perusahaan media cetak yang ingin
menguasai pasar, dan dengan redaksi-redaksi nya yang
semakin kreatif pula. Saat ini sudah banyak majalah yang
ditujukan untuk setiap kalangan masyarakat mulai dari
anak-anak, remaja, dewasa, bahkan orang tua. Ada pula
majalah yang ditujukan untuk komunitas-komunitas di dalam
masyarakat. Majalah untuk kalangan remaja pun banyak
macamnya dan sesuai dengan kebutuhan para remaja. Seperti
majalah fashion, majalah musik, majalah olahraga dan
masih banyak lagi. Terdapat juga majalah yang sudah
mencakup semua kebutuhan informasi di dalam satu majalah.
Perusahaan media cetak berlomba-lomba untuk menarik
para pembaca dengan berbagai cara. Mulai dari mengadakan
acara-acara off air seperti pemilihan model majalah dan
memberikan hadiah di setiap edisi-edisi tertentu
5
penerbitannya. Hal tersebut dilakukan salah satunya untuk
mempromosikan majalah.
Sudah banyak sekali ajang pemilihan model majalah
yang diadakan oleh perusahaan media cetak yang bergerak
dalam bidang majalah, terutama majalah remaja putri.
Hampir setiap tahun, majalah tersebut mengadakan
pemilihan model majalah tersebut, selain itu terdapat
juga pengisi-pengisi acara yang dapat menarik para
pembacanya untuk menonton langsung acara tersebut.
Disamping itu, penonton yang datang langsung ke acara
tersebut juga diberikan bingkisan oleh pihak majalah yang
mengadakan acara tersebut. Hal seperti itu sangat
membantu pihak majalah untuk mempromosikan majalahnya.
Tidak hanya itu, suatu majalah pun memberikan bonus
yang disertakan di setiap edisi tertentu di majalahnya.
Bonus-bonusnya juga cukup bervariasi. Majalah yang
bersegmentasikan remaja putri lebih sering memberikan
bonus kepada pembacanya. Biasanya pihak majalah
memberikan tas kecil, alat make up dan agenda tahunan.
Bonus yang diberikan oleh majalah biasanya memiliki nilai
6
kegunaan tinggi bagi remaja putri sehingga banyak remaja
putri yang tertarik akan bonus tersebut sehingga mereka
membelinya dan secara tidak langsung majalah tersebut
berhasil mendapatkan tempat di hati para remaja tersebut.
Bonus merupakan salah satu alat promosi bagi suatu
majalah. Dengan memberikan bonus, berarti majalah
tersebut ingin membina hubungan baik dengan para
pembacanya. Hasilnya, banyak majalah yang berhasil
meningkatkan konsumen nya dengan cara ini.
Penerbit majalah memiliki banyak cara untuk
melakukan promosi kepada setiap pembacanya. Seperti yang
sudah peneliti uraikan sebelumnya bahwa selain
menyelenggarakan acara-acara off-air, terkadang penerbit
juga memberikan bonus disetiap terbitan majalah tersebut.
Peneliti tertarik untuk meneliti hal ini karena peneliti
ingin mengetahui apakah bonus-bonus yang diberikan oleh
majalah tersebut memiliki arti besar terhadap keputusan
membaca majalah tersebut. Karena dari beberapa kegiatan
promosi yang dilakukan oleh penerbit salah satunya dengan
7
memberikan bonus kepada setiap orang yang berminat untuk
membeli majalah tersebut.
Berdasarkan uraian diatas, Peneliti ingin
menganalisis mengenai pengaruh bonus terhadap keputusan
membaca majalah. Majalah yang menjadi objek penelitiannya
adalah majalah GoGirl!
Majalah GoGirl! berdiri sejak tahun 2005 oleh PT.
Aprilis Maju Media. Majalah ini memiliki slogan “Magazine
For Real” yang berarti, GoGirl! Memiliki visi untuk menjadi
majalah yang lebih real dengan menciptakan feature-feature dan
tips yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Segmentasi
dari majalah ini adalah remaja putri usia 15-23 tahun.
Populasi yang dipilih untuk diteliti adalah siswi
SMA Tarakanita 1, Jakarta Selatan karena semua siswinya
berjenis kelamin wanita sehingga memudahkan peneliti
untuk melakukan penelitian selain itu siswi-siswi SMA
Tarakanita 1 juga dikenal selalu update akan perkembangan
fashion, lifestyle dan informasi terkait remaja.
8
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang masalah dalam
penelitian ini, didapatkan rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Seberapa besar tanggapan pembaca terhadap bonus
yang diberikan majalah GoGirl! ?
2. Seberapa besar keputusan membaca majalah
GoGirl! ?
3. Seberapa besar pengaruh bonus terhadap
keputusan membaca majalah GoGirl! ?
1.3 Tujuan Penelitian
Dengan dilatarbelakangi rumusan masalah diatas, maka
penelitian ini memiliki beberapa tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui tanggapan pembaca terhadap bonus
yang diberikan majalah GoGirl!
2. Mengetahui keputusan membaca majalah GoGirl!
3. Mengetahui pengaruh bonus terhadap keputusan
membaca majalah GoGirl!
9
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut :
1.4.1 Manfaat Akademis
Penelitian ini dilakukan untuk memenuhi studi di
bidang ilmu komunikasi, terutama di bidang
komunikasi massa dalam media cetak.
1.4.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini ditujukan agar dapat memberikan
referensi bagi pihak majalah remaja putri yang
bersangkutan agar dapat lebih berinovasi lagi dalam
memberikan hadiah kepada pembaca.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I Pendahuluan
Di dalam bab ini terdapat uraian mengenai latar
belakang dari penulisan skripsi, tujuan
10
penelitian dari skripsi ini, manfaat yang dapat
diambil dari penelitian ini serta sistematika
penulisan.
BAB II Kerangka Teoretis
Bab ini menguraikan pengertian dari teori-teori
yang digunakan dalam penelitian ini untuk
menjelaskan tentang faktor-faktor yang relevan
dengan judul penelitian yaitu pengaruh
pemberian bonus terhadap keputusan membaca
majalah.
BAB III Metodologi Penelitian
Bab ini berisi tentang uraian metodologi
penelitian yang digunakan sumber metode
pengumpulan data, metode analisis data, waktu
dan lokasi penelitian ini.
BAB IV Analisis Pembahasan
11
Dalam bab ini berisi tentang uraian dari hasil
penelitian mengenai Pengaruh pemberian bonus
terhadap keputusan membaca majalah
BAB V Simpulan dan Saran
Bab ini merupakan bab pepnutup yang berisi
kesimpulan dan saran yang berkaitan dengan
Pengaruh pemberian bonus terhadap keputusan
membaca majalah
12
BAB II
KERANGKA TEORETIS
2.1 Hasil Penelitian Sebelumnya
Penelitian ini memiliki kedekatan dengan dua
penelitian sebelumnya. Penelitian pertama diajukan oleh
Thomas J. Steenburgh, seorang asisten professor di
Harvard Business School. Judul dari jurnal penelitian ini
adalah Effort Or Timing: The Effect of Lump-Sum Bonuses.
Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui apakah bonus utuh
mampu memotivasi tenaga penjualan untuk bekerja lebih
keras guna mencapai perintah tambahan atau apakah para
tenaga penjualan hanya bermain dengan waktu (dimana
perilaku tersebut hanya meningkatkan pembayaran insentif
tanpa memberikan manfaat tambahan bagi perusahaan). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa bonus memotivasi tenaga
penjualan untuk bekerja lebih keras lagi. Selain itu,
penelitian ini memberikan pandangan yang lebih
13
komperhensif lagi dari perilaku pekerja dengan memeriksa
upaya dan keputusan waktu di bawah kontrak bonus yang
diamati secara langsung. Penelitian ini didasarkan pada
2.570 tenaga penjualan yang bekerja di salah satu dari
enam salesforces. Data terdiri dari 50.106 pengamatan
bulanan yang id ambil dari bulan Januari 1999 sampai
bulan Desember 2001. Dari hasil penelitian dengan
menggunakan mean dan deviasi standar dari distribusi
posterior mengemukakan bahwa kontrak bonus umumnya
memotivasi tenaga penjualan untuk menghasilkan lebih
banyak pendapatan selama periode bonus.
Penelitian kedua di ajukan oleh Stella Mahesa Rani,
alumni dari UNIKA Atmajaya dengan program studi
Adiministrasi Bisnis Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis
dan Ilmu Komunikasi tahun 2006 dengan judul Pengaruh
Implementasi Strategi Bauran Promosi yang dilakukan oleh
PT. Alas Indah Remaja Terhadap keputusan Pembelian Produk
Sepatu Oshkosh B’Gosh.
Latar belakang dari penelitian ini adalah dengan
14
meningkatnya bisnis di bidang sepatu sehingga persaingan
antar perusahaan sepatu tidak dapat dihindari lagi. Dalam
persaingan ini, konsumen berada pada posisi yang kuat
dalam membuat keputusan pembelian produk sepatu. Oleh
sebab itu, PT. Alas Indah Remaja membuat strategi promosi
yang dapat mempengaruhi konsumen agar membeli produknya.
Dalam penelitian ini dikatakan bahwa keberhasilan
suatu strategi promosi dalam mempengaruhi keputusan
pembelian mencakup Advertising, Sales Promotion, Personal
Selling, dan Public Relations.
Penelitian ini dilakukan dengan dua metode yakni
kualitatif deskriptif dan kuantitatf. Peneliti juga
melakukan wawancara dengan managing director dan
marketing manager dengan indicator-indikator berdasarkan
teori Philip Kotler yaitu konsep AIDA (Action, Interest,
Desire, Action). Sedangkan untuk mengukur pengaruh
strategi dan implementasi bauran promosi terhadap
keputusan pembelian, peneliti menggunakan kuesioner dan
jawaban-jawabannya dihitung dengan skala Likert.
15
Hasil dari penelitian terhadap keputusan membeli,
dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan positif antara
konsumen dengan strategi promosi yang dilakukan PT. Alas
Indah remaja, konsumen melihat bahwa periklanan di media
cetak(majalah) lebih banyak mempengaruhi konsumen dalam
membuat keputusan pembelian sepatu Oshkosh B’gosh.
2.2 Teori Motivasi
Motivasi seringkali dikaitkan dengan suatu tindakan
yang dapat menghasilkan sesuatu bagi orang itu. Dalam
bertindak atau sebelum memutuskan sesuatu, seseorang
dilansir memiliki suatu motivasi yang kuat. Dalam buku
Manajemen Sumber Daya Manusia (2007, p. 321) oleh Marihot
Tua Efendi Hariandja, dikatakan bahwa terdapat beberapa
faktor yang mendorong motivasi yang meliputi keseluruhan
aspek fisik dan psikologis yang mempengaruhinya. Motivasi
diartikan sebagai faktor-faktor yang mengarahkan dan
mendorong perilaku atau keinginan seseorang untuk
melakukan suatu kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk
usaha yang keras atau lemah.
Berdasarkan kompleksitas faktor motivasional,
sejumlah pandangan atau teori tentang motivasi ditemukan,
di antaranya :
16
a. Drive-reduction theory, yaitu bahwa motivasi didorong
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan primer (lapar,
haus) dan kebutuhan sekunder (berprestasi).
b. Arousal theory, yaitu bahwa setiap orang memiliki
dorongan untuk melakukan kegiatan yang memiliki
tantangan tertentu yang mengakibatkan seseorang
menjadi suka dan senang melakukannya.
c. Incentive theory, yaitu motivasi yang dipengaruhi oleh
rangsangan eksternal.
d. Cognitive theory ialah motivasi yang dipengaruhi oleh
intrinsic motivation, yaitu aktivitas untuk mencari
kesenangan, bukan demi reward, dan extrinsic motivation,
yaitu aktivitas yang didasarkan pada reward nyata.
Berdasarkan teori-teori datas, dapat disimpulkan
bahwa teori-teori tersebut dapat dikelompokkan dalam dua
kategori umum yang bersifat dikotomis, yaitu motivasi
sebagai dorongan internal yang oleh para ahli sering
disebut internal theory (content theory), dan yang termasuk kedalam
kategori tersebut antara lain, drive-reduction theory, arousal
theory, dan intrinsic motivation di satu sisi, dan motivasi di
sisi lain sebagai dorongan eksternal atau akibat dari
proses belajar yang sering disebut external theory, yang
termasuk di dalamnya yaitu incentive theory dan extrinsic theory.
Teori motivasi internal mengatakan bahwa motivasi
seseorang bersumber dari dalam dan tidak dipengaruhi oleh
rangsangan dari lua, sedangkan teori motivasi eksternal
17
mengatajan bahwa motivasi di samping bersumber dari
dalam, juga dipengaruhi oleh lingkungan, atau berkembang
melalui proses nteraksinya dengan lingkungan proses
belajar.
2.3 Promosi
Promosi penjualan adalah kegiatan penjualan yang
bersifat jangka pendek dan tidak dilakukan secara
berulang serta tidak rutin, yang ditujukan untuk
mendorong lebih kuat. Mempercepat respon pasar yang
ditargetkan sebagai alat promosi lainnya dengan
menggunakan bentuk yang berbeda.
Langkah-langkah atau tahap promosi penjualan :
1) Menentukan Tujuan
a. Tujuan Umum : bersumber pada tujuan komunikasi
pemasaran, yaitu untuk mempercepat respons pasar
yang ditargetkan.
b. Tujuan Khusus
Bagi konsumen : agar konsumen lebih banyak
18
menggunakan produk, unit pembeli produk dalam
unit yang besar, mencoba merk yang dipromosikan,
dan untuk menarik pembeli merk lain yang bersaing
dengan produk yang sedang dipromosikan.
Bagi pengecer : Membujuk agar menimbun barang-
barang dipromosikan dan memperoleh jalur
pengeceran baru.
Bagi wiraniaga : untuk merangsang mereka mencari
pelanggan baru dan mendorong penjualan di musim
sepi.
2) Menyeleksi Alat-alat Promosi Penjualan
Dalam mempergunakan alat-alat promosi penjualan,
harus memperhitungkan: jenis pasar, tujuan pasar,
keadaan pesaing, dan efektivitas biaya untuk setiap
alat.
3) Menyusun Program
Unsur-unsur yang diperhatikan dalam penyusunan
19
program promosi penjualan:
a. Besarnya Insentif
b. Syarat-syarat partisipasi
c. Wahana distribusi untuk promosi
d. Jangka waktu promosi
e. Saat-saat promosi
f. Total anggaran promosi penjualan
4) Melakukan pengujian terhadap Program Promosi
Penjualan
Promosi penjualan dapat diuji dengan test
pendahuluan, dimana konsumen diminta untuk menyusun
peringat berbagai promosi, atau uji coba dilakukan
di daerah tertentu yang terbatas luasnya.
5) Melaksanakan dan mengendalikan Program promosi
Penjualan
Rencana pelaksanaan dengan memperhitungkan waktu
persiapan (lead time) dan waktu penjualan (sell-offtime),
20
sampai saat program diluncurkan.
6) Mengevaluasi hasil Promosi Penjualan
Terdapat empat metode untuk mengukur efektivitas
promosi penjualan:
a. Membandingkan penjualan sebelum, sewaktu dan
sudah promosi
b. Data panel konsumen yang akan mengungkap macam-
macam orang yang menanggapi promosi penjualan
dan apa yang mereka lakukan setelah promosi.
c. Survei konsumen
d. Lewat percobaan mengenai berbagai macam hal:
misalnya nilai insentif, jangka waktu dan media
distribusinya.
(Laksana, 2008, p. 147-151)
Dalam penelitian ini, bonus merupakan suatu bahan
promosi untuk promosi suatu majalah. Dengan menggunakan
bonus, berarti penerbit majalah GoGirl! ingin
21
membangkitkan respons positif pelanggan dengan
menyampaikan pesan – pesan yang dapat dengan mudah
dipahami oleh pembaca.
22
2.4 Bonus
Banyak cara yang digunakan oleh perusahaan untuk
mempromosikan produk atau jasa nya kepada masyarakat.
Salah satunya adalah dengan memberikan bonus sebagai
bentuk apresiasi perusahaan kepada masyarakat yang sudah
mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasanya.
Berkaitan dengan penelitian ini, dimana penerbit majalah
GoGirl! yang memberikan bonus kepada pembacanya dengan
maksud untuk mempromosikan majalah tersebut.
Bonus adalah penghasilan yang pemberiannya tidak
diberikan secara periodik, dan biasanya merupakan akibat
adanya peningkatan keuntungan perusahaan. Pemberian bonus
tidak harus berupa uang melainkan dapat berbentuk barang
atau fasiltas tertentu. (Judisseno, 2005, p. 97)
Banyak yang berasumsi bahwa Bonus memiliki arti yang
sama dengan Insentif. Menurut Heidjrachman dan Suad
Husnan (2008, p. 161), pengertian insentif adalah suatu
23
bentuk motivasi yang dinyatakan dalam bentuk uang. Ada
tiga jenis insentif yang dikenal yaitu : (Sirait, Justine
T., 2007, p. 202)
a. Financial Incentive
Bentuknya adalah bonus, komisis (dihitung
berdasarkan penjualan yang melebihi standar),
pembayaran yang ditangguhkan (misalnya pensiun).
b. Non-Financial Incentive
Misalnya tersedianya hiburan, pendidikan dan
latihan, penghargaan berupa pujian atau pengakuan
atas hasil kerja yang baik, terjaminnya tempat
kerja, terjaminnya komunikasi yang baik antara
atasan dan bawahan.
c. Social Incentive
Cenderung pada keadaan dan sikap dari para rekan-
rekan sekerja.
Dari penjelasan di atas, dapat di ambil kesimpulan
bahwa Bonus berbeda dengan Insentif. Bonus merupakan
24
bagian dari Insentif yang diberikan sebagai balas jasa
dan diberikan dalam waktu yang tidak bisa ditentukan.
Penelitian ini mengenai bonus yang diberikan oleh majalah
GoGirl! Kepada pembacanya, yang diberikan secara periodic
dalam edisi-edisi tertentu.
2.4 Majalah
Majalah lebih menspesialisasikan produknya unutk
menjangkau konsumen tertentu. Majalah memiliki pasar yang
lebih mengelompok. Mengenai struktur majalah dapat
dibedakan atas dasar frekuensi penerbitan dan public
pembacanya. Menurut frekuensi penerbitannya dapat
dibedakan menjadi mingguan, dua mingguan, bulanan bahkan
ada yang triwulan.
Pembaca majalah dapat diklasifikasikan menurut
segmen-segmen demografis (misalnya ada majalah anak-anak,
remaja pria, remaja wanita, wanita dewasa, pra dewasa)
ataupun secara geografis, psikografis dan dari segi
kebijaksanaan editorial dapat dibedakan antara majalah
25
berita, majalah umum, majalah wanita, dan majalah bisnis
ekonomi. (Rumanti, Assumpta Maria, 2005, p. 126)
Menurut Benjamin M. Compaine dan Douglas Gomery
(2000), majalah memiliki perbedaan dengan surat kabar,
karena dua karakteristiknya, yakni: memuat berita yang
tidak langsung terjadi saat itu juga (the minute news)
dan yang kedua, mengandung system waktu yang lebih
longgar dibandingkan Koran. Puncak sukses majalah
terjadi di akhir 1980-an dan awal 1990-an. Kini sejumlah
majalah menjadi lebih spesifik dengan informasi yang
mendalam. Sasaran pembacanya menjadi lebih terarah.
(LSPR, 2012, p. 324-325)
2.5 Pengambilan keputusan
2.5.1. Definisi Pengambilan Keputusan
Terdapat banyak asumsi sebelum seseorang mengambil
suatu keputusan. Tidak jarang seseorang membuat suatu
keputusan yang salah. Menurut Lancaster dan Lancaster
dalam buku karya Russel Swanburg (1993, p. 172) bahwa
pembuatan keputusan merupakan sesuatu yang sistematis,
26
merupakan proses bertahap dan memilih berbagai
alternative dan membuat pilihan menjadi tindakan.
Penetapan tujuan dan objektif memerlukan keputusan
dibuat sesuai dengan bagaimana tujuan tersebut akan
dicapai. Keputusan pertama mungkin prioritas dimana
tujuan akan dilaksanakan terlebih dahulu. Alternatif atau
solusi terbaik yang tidak berjalan memerlukan pembuatan
keputusan apakah memulai dari lagkah pertama bila
alternative lain kurang berhasil.
Pembuatan keputusan didekati baik secara normative
dan deskriptif. Normatif yang dimaksud disini adalah
pendekatan ideal dalam pembuatan keputusan, artinya
pembuat keputusan dipandang sebagai salah satu unsur
dalam sebuah proses yang berjalan dengan logika dan
aturan baku. Sedangkan menurut jalan deskriptif berarti
pembuatan keputusan dengan menempatkan manusia sebagai
bagian sentral dengan peranan mayoritas dalam
terlaksananya sebuah keputusan. (Basyaib, Fachmi, 2006,
p. 1)
27
Menurut Mondy dan Premeaux (1995: 108) dijelaskan
bahwa “Decision making is the process of generating and
evaluating alternatives and making choises among them.”
Pendapat ini menjelaskan bahwa pengambilan keputusan
merupakan proses pada saat ada sejumlah langkah yang
harus dilakukan dan pengevaluasian alternative untuk
membuat putusan dari semua alternative yang ada. Dapat
disimpulkan bahwa pengambilan keputusan ialah proses
pemecahan masalah dengan menentukan pilihan dari beberapa
alternative untuk menetapkan suatu tindakan dalam
mencapai tujuan yang diinginkan. (Syafaruddin &
Anzizhan, 2004, p. 46-47)
Model Normatif yang berarti ditujukan untuk
memaksimalkan kepuasan dan memenuhi kebutuhan. Model
Deskriptif dikembangkan oleh Simon yang di dasarkan pada
asumsi bahwa pembuat keputusan adalah seorang yang
melihat masalah secara rasional dalam membuat solusi yang
bisa dilakukan yang didasarkan pada informasi yang
diketahuinya. Model ini juga dapat digunakan untuk
membuat berbagai keputusan yang informasinya tidak
28
lengkap diakibatkan karena keterbatasan waktu, uang, atau
orang dan kenyataan bahwa orang tidak selalu memilih yang
paling baik. Langkah-langkah dalam model deskriptif,
yaitu : (Swanburg, Russel, 1993, p. 172)
1. Menetapkan tujuan yang dapat diterima
2. Menguraikan persepsi subjektif tentang masalah
3. Mengidentifikasi alternative yang bisa diterima
4. Mengevaluasi setiap alternative
5. Menyeleksi alternative
6. Menerapkan keputusan
7. Evaluasi
2.6. Membaca
Banyaknya definisi membaca dalam kepustakaan
menunjukkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan kompleks
yang melibatkan serangkaian proses mental. Berdasarkan
sudut pandang Kognitif, proses membaca dijabarkan sebagai
usaha untuk memperoleh makna bacaan yang diarahkan oleh:
a. Pengetahuan seseorang yang telah disimpan dalam
ingatan jangka panjangnya
29
b. Informasi yang didapat dari bacaan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa proses membaca
adalah proses interaktif antara apa yang sudah diketahui
seseorang (latar belakang pengetahuan) dengan unsur-unsur
dalam bacaan, misalnya kata-kata yang digunakan,
keteraturan dalam penulisan, pertautan antara satu konsep
dengan konsep lainnya yang dipaparkan dengan jelas dalam
tulisan, dan sebagainya. (Djiwatampu, Meithy, 1995, p.
38-40)
Dalam Hakikat Membaca, Sugiarto memakai definisi-
definisi yang mengarah pada membaca sebagai sebuah
proses. Ia mengutip Allen dan Valette (1977: 249) yang
mengatakan bahwa membaca adlah sebuah proses yang
berkembang (a developmental process). Sugiarto mengutip
Kustaryo (1988: 2) yang menyimpulkan bahwa kegiatan
membaca adalah kombinasi dari pengenalan huruf, intelek,
dan emosi serta pengetahuan pembaca (background
knowledge) dalam memahami suatu pesan yang tertulis.
Sugiarto lalu mengutip Davies (1997: 1) yang menekankan
30
bahwa membaca ialah suatu proses mental atau proses
kognitif. (Santana K., Setiawan, 2007, p. 57)
Sifat Kognitif menyangkut nilai-nilai dalam hal
jangkauan/penguasaan pengetahuan. Dalam penguasaan
pengetahuan dikenal beberapa tahapan-tahapan kemampuan,
yaitu :
1. Mengetahui
2. Memahami
3. Menganalisis
4. Mensisntesis
5. Mengevaluasi
Dengan adanya perubahan lingkungan yang cepat dewasa ini,
maka penerapan pengetahuan ke situasi yang baru merupakan
suatu sumber daya kognitif yang sangat penting.
(Guhardja, Syarief, Hartoyo & Puspitawati, 1993, p. 6)
2.6 Komunikasi Massa
Komunikasi massa (mass communication) adalah
komunikasi melalui media massa modern, yang meliputi
surat kabar, dengan sirkulasi yang luas, siaran radio,
31
dan televisi yang ditujukan pada umum, dan film yang
dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop (Effendy, 1993:
79)
(Priyatna, Soeganda & Ardianto, 2008, p. 20)
Karakteristik komunikasi massa adalah:
1) Komunikasi massa bersifat umum, yakni pesan
yang disampaikan terbuka untuk semua
2) Komunikasi bersifat heterogen yang meliputi
penduduk yang bertempat tinggal dalam kondisi
yang berbeda, dengan kebudayaan yang beragam,
berasal dari berbagai lapisan masyarakat,
mempunyai pekerjaan yang berjenis.
3) Media massa menimbulkan keserempakkan, yakni
keserempakkan kontak dengan sejumlah besar
penduduk dalam jarak yang jauh dari
komunikator, dan penduduk tersebut satu sama
lainnya berada dalam keadaan terpisah.
4) Hubungan komunikator dan komunikan bersifat non
32
pribadi dan komunikasi satu arah.
(Priyatna et al., 2008, p. 21)
Media Massa dapat berupa surat kabar, video, TV,
radio dan computer. Komunikasi massa adalah komunikasi
kepada khalayak dalam jumlah besar melalui banyak saluran
komunikasi. Konteks komunikasi massa juga unik. Pertama,
konteks ini memberikan kemampuan baik pada pengirim
maupun penerima untuk melakukan control. Editor surat
kabar atau penyiar televisi membuat keputusan mengenai
informasi apa yang akan dikirim, sedangkan penerima
memiliki kendali terhadap apa yang mereka baca, dengarkan
dan tonton. Selain itu, konteks komunikasi massa berbeda
dengan konteks lain karena komunikasi yang terjadi
biasanya lebih terkendali dan terbatas. Maksudnya,
komunikasi dipengarui oleh biaya, politik, dan oleh
kepentingan-kepentingan lain. (Turner & West, 2008, p.
41-42)
Berkaitan dengan pengertian di atas yang menyatakan
bahwa surat kabar dan majalah termasuk bagian dari media
33
massa. Oleh sebab itu, surat kabar dan majalah pun
memiliki konteks yang unik sama seperti komunikasi massa.
Editor berperan untuk men-sortir isi majalah sebelum naik
cetak. Dalam kata lain, setiap isi dari suatu majalah di
kemas sebaik mungkin agar para pembacanya nyaman untuk
membaca dan tetap loyal terhadap majalah tersebut.
2.7 Hipotesis
Ho (β = 0) : Tidak terdapat Pengaruh Bonus terhadap
Keputusan membaca Majalah GoGirl!
Ha (β ≠ 0) : Terdapat Pengaruh Bonus terhadap
Keputusan membaca Majalah GoGirl!
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Secara umum, penelitian diartikan sebagai suatu
proses pengumpulan dan analisis data yang dilakukan
secara sistematis dan logis untuk mencapai tujuan-tujuan
tertentu. Pengumpulan dan analisis data menggunakan
metode-metode ilmiah, baik yang bersifat kuantitatif atau
kualitatif, eksperimental atau noneksperimental,
interaktif dan noninteraktif. (Sukmadinata, 2010, p. 5).
Metode Penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu
(Sugiyono, 2010, p. 2). Menurut Sukmadinata (2010, p. 5)
dalam makna yang lebih luas, metode penelitian atau biasa
disebut “metodologi penelitian” berarti “desain” atau
rancangan penelitian. Rancangan ini berisi rumusan
36
tentang objek atau subjek yang akan diteliti, teknik-
teknik pengumpulan data, prosedur pengumpulan dan
analisis data berkenaan dengan focus tertentu. Penelitian
ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif berjenis
deskriptif.
Penelitian deskriptif ditujukan untuk
mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena – fenomena
apa adanya. Para peneliti tidak melakukan manipulsai atau
memberikan perlakuan – perlakuan tertentu terhadap objek
penelitian, semua kegiatan berjalan seperti apa adanya.
(Sukmadinata, 2010, p. 18)
3.2 Populasi dan Sampling
3.2.1 Populasi
Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu
population, yang berarti penduduk (Bungin, 2005, p. 99).
Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum)
dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan,
tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap
37
hidup, dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat
menjadi sumber data penelitian.
Dilhat dari kompleksitas objek populasi, maka
populasi dapat dibedakan menjadi:
a. Populasi Homogen, yaitu keseluruhan individu yang
menjadi anggota populasi, memiliki sifat-sifat yang
relative sama satu sama lainnya.
b. Populasi Homogen, yaitu keseluruhan individu anggota
populasi relative memiliki sifat-sifat individual,
di mana sifat tersebut membedakan individu anggota
populasi yang satu dengan yang lainnya.
Dalam penelitian ini, populasi yang akan diteliti
adalah siswi dari SMA Tarakanita 1 Jakarta sebanyak
100 orang.
3.2.2 Sampel
Menurut Kountur, sampel adalah bagian dari populasi
(2007, p. 137). Dengan kata lain, sampel merupakan
38
bagian-bagian tertentu yang berfungsi sebagai perwakilan
dari seluruh elemen yang terdapat dalam populasi.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut apa yang dipelajari
dari sampel akan dapat dipelajari dari sampel akan dapat
diberlakukan untuk populasi, oleh karena itu sampel yang
diambil dari populasi harus betul-betul mewakili.
(Sugiyono, 2007, p. 81)
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Teknik sampling ini merupakan
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Kita memilih orang sebagai sampel dengan memilih orang
yang benar-benar mengetahui atau memiliki kompetensi
dengan topic penelitian kita. (Martono. 2010, p. 79)
Dalam penelitian ini digunakan rumus Slovin (Umar,
2004, p. 133) Untuk menentukan jumlah sampel yang
dibutuhkan, yaitu :
n= N
39
1+Ne2
n = Ukuran Sampel
N = Ukuran Populasi
e = Error. Ketidaktelitian misalnya 10%
Jadi n = 100
1+100(0,1)2
n = 100
n = 74,02
Jadi n yang berarti ukuran sampel dalam penelitian
ini berjumlah 74,02 orang dan dibulatkan menjadi 74
orang.
40
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara
yang dapat digunakan periset untuk mengumpulkan data
(Krisyantono, 2009, p. 93)
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
penelitian ini menggunakan dua data, yaitu data primer
dan data sekunder adalah sebagai berikut:
3.3.1 Data Primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan peneliti
langsung dari sumber utamanya. Cara mendapatkan data
primer, dengan menggunakan
kuisioner. Kuisioner adalah pernyataan tertulis yang
diberikan kepada responden untuk dijawab (Kontur, 2007,
p. 189)
Metode Pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah survey dengan pembagian kuisioner
berupa kumpulan beberapa pertanyaan yang sesuai dengan
pengaruh bonus dan keputusan membaca majalah GoGirl! kepada
41
285 siswi SMA Tarakanita I Jakarta sebagai sampel yang di
pilih pada populasi penelitian.
3.3.2 Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperubah atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari
sumber-sumber yang telah ada. Data ini, biasanya
diperoleh dari perpustakaan atau dari laporan-laporan
peneliti terdahulu. Data sekunder dapat disebut juga data
tersedia (Hasan, 2006, p. 62). Dalam penelitian ini data
sekundernya adalah buku-buku di perpustakaan kampus
STIKOM London School of Public Relations Jakarta,
perpustakaan kampus Prof. Dr. Moestopo Beragama dan
website. Selain itu, Data sekunder juga di dapatkan dari
majalah GoGirl!
3.4 Teknis Analisis Data
Penelitian ini menggunakan analisis data deskriptif
dengan menggunakan Skala Likert. Skala Likert digunakan
untuk mengukur sikap dalam suatu penelitian. (Sarwono.
2006, p. 96)
42
Menurut Riduwan, Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. (2010, p.
86)
Skala Likert diekspresikan mulai dari yang paling
negative, netral sampai ke yang paling positif dalam
bentuk sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tabel Skor
No. Pernyataan Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu-ragu 3
4 Tidak Setuju 2
43
5Sangat Tidak
Setuju1
Sumber: Riduwan, 2010
Skala bukan pembanding biasanya dgunakan hanya untuk
mengukur satu objek. Skala Likert termasuk ke dalam skala
bukan pembanding.
Menurut Istijanto, Skala Likert mengukur tingkat
persetujuan atau ketidaksetujuan responden terhadap
serangkaian pernyataan yang mengukur suatu objek. Skala
Likert banyak digunakan dalam riset-riset SDM yang
menggunakan metode survey. Skala Likert dapat
dikategorikan sebagai skala interval. (2010, p. 87)
3.4.1 Korelasi Linear
Menurut Bungin (2005, P. 195), Teknik Korelasi
Product Moment atau bisa disebut juga dengan Teknik
Korelasi Linear adalah teknik korelasi tunggal yang
digunakan untuk mencari koefisiensi korelasi antara data
interval dan data interval lainnya.
44
Dalam bukunya, Sujianto (2009, p. ) menjelaskan jika
sampel data lebih dari 30 (sampel besar) dan kondisi
normal, sebaiknya menggunakan korelasi pearson (karena
memenuhi asumsi parametric). Untuk mencari makna
generalisasi, makan perlu melakukan uji signifikansi dari
hubungan antara variable X terhadap Y. Uji signifikansi
adalah sebagai berikut :
Hipotesis :
Ho: Variabel X tidak memiliki hubungan yang signifikansi
dengan variable Y
Ha: Variabel X memiliki hubungan yang signifikansi dengan
variable Y
Dasar pengambilan keputusan :
Sig ≥ α Ho diterima, Ha ditolak
Sig < α Ho ditolak, Ha diterima
Ket: α (alpha) = tingkat presisi, batas ketidakakuratan
(1-tingkat kepercayaan)
Tabel Intepretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
45
0,60 – 0,799 Kuat
0,40 – 0,599 Cukup Kuat
0,20 – 0,399 Lemah
0,00 – 0,199 Sangat Lemah
Sumber: Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2007, p. 62)
Hasil perhitungan dengan rumus singkat sama dengan
perhitungan menggunakan rumus asli. Kalaupun terdapat
perbedaan, maka perbedaan tersebut amat kecil dan tidak
dapat dipertimbangkan. Namun, apabila hasil perhitungan
rumus asli dan rumus singkat terdapat perbedaan yang
mencolok, maka perlu di koreksi kembali, mana di antara
kedua rumus tersebut yang salah hitung. Kesimpulan hasil
perhitungan dengan menggunakan rumus ini sama dengan
rumus asli. (Bungin, 2005, p. 196)
46
keterangan :
3.4.2 Analisis Regresi
Menurut Bungin, pada dasarnya analisis regresi
adalah studi mengenai ketergantungan satu variable
dependen (terikat) dengan satu atau lebih variable
independen (variable penjelas/bebas), dengan tujuan untuk
mengestimasi dan/ memprediksi rata-rata populasi atau
nilai rata-rata variable dependen berdasarkan nilai
variable independen yang diketahui (Gujarati, 1995: 16).
Hasil analisis regresi adalah berupa koefisien regresi
untuk masing-masing variable independen.
47
3.4.3 Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2
Tabel Operasional Konsep
Variabel Dimensi Indikator Skala
Bonus
WaktuPemberian
BonusBerkala
Likert
DasarPemberian
Bonus
Peningkatan Keuntungan Perusahaan
JenisPemberian
Barang
Voucher
Sample
KeputusanMembaca
Normatif
1. Memaksimalkan kepuasan
2. Memenuhi Kebutuhan
Deskriptif1. Manusia sebagai bagian sentral
2. Peranan Mayoritas
Sumber : Basyaib, Fachmi, 2006, p. 1; Judisseno, 2005, p.
97; Swanburg, Russel., 1993, p. 172
48
3.5 Uji Instrumen
Uji instrument yang dilakukan adalah uji validitas
dan reliabilitas dengan menggunakan perhitungan program
SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 20.
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Sugiyono (2007, p. 109), valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur. Validitas instrument menunjukkan
bahwa hasil dari suatu pengukuran menggambarkan segi atau
aspek yang diukur. (Sukmadinata. 2010, p. 228)
Instrumen yang reliable adalah instrument yang bila
digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama,
akan menghasilkan data yang sama. (Sugiyono. 2007, p.
110). Menurut Muhidin dan Abdurahman, suatu instrument
pengukuran dikatakan reliable jika pengukurannya
konsisten dan cermat akurat. Uji realibilitas instrument
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui konsistensi dari
instrument sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu
pengukuran dapat dipercaya. (2007, p. 37)
49
Formula yang digunakan untuk menguji reliabilitas
instrument dalam penelitian ini adalah Koefisien Alfa (á)
dari Cronbach. (Suharismi Arikunto, 1993: 236). (Muhidin
& Abdurahman, 2007, p. 37).
Cronbach Alpha yang digunakan untuk menguji
reliabilitas instrument dilakukan dengan perhitungan SPSS
(Statistical Program for Social Science).
3.7 Waktu dan Lokasi Penelitian
Lokasi penyebaran kuisioner akan dilakukan di SMAN
21 Jakarta. Adapun waktu pengerjaan penelitian ini,
dijelaskan dalam bentuk time table sebagai berikut :
Tabel 3.3
Tabel Proses Penelitian
50
Sumber: Data Olahan Peneliti, 2013
3.8 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini berfokus terhadap pemberian bonus
kepada pembeli majalah GoGirl!. Penelitian ini merupakan
penelitian kuantitatif sehingga penelitian ini tidak
terlalu mendalam seperti penelitian kualitatif
51
34
DAFTAR PUSTAKA
Ahira, Anne. (2013, Oktober 22) (20.12 WIB)http://www.anneahira.com/pengertian-media-cetak.htm
Bungin, Burhan. (2005). Metodologi PenelitianKuantitatif. Jakarta: Kencana
Belch 2003
Damanik, Sondy. (2013, September 18) (20.43 WIB)http://sondis.blogspot.com/2013/03/pengertian-analisis-potensi-pasar.html
Handrian, Jonson. (2013, September 23) (09.33 WIB)http://fahri09.blogspot.com/2012/12/media-cetak-dan-media-elektronik.html
Istijanto. (2010). Riset Sumber Daya Manusia Cara PraktisMengukur Stres,
Kepuasan kerja, Komitmen, Loyalitas, Motivasi Kerja& Aspek-aspek
Kerja Karyawan Lainnya. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama
Istimewa, Anwar. (2013, October 22) (19.43 WIB)http://www.academia.edu/4686095/BAB_I
Judisseno, Rimsky K. (2005). Pajak dan Strategi Bisnis.Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
Jumadal. (2013, Oktober 16) (17.00 WIB)http://jumadal.wordpress.com/karakterisitik-media-cetak-dan-elektronik/
Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi keempat 2008
33
34
Kountur, Ronny. (2007). Metode Penelitian Untuk PenulisanSkripsi dan
Tesis. Jakarta: PPM Anggota IKAPI.
Krisyantono, Rachmat. (2009). Teknis Praktis RisetKomunikasi disertai
Contoh Praktis Riset Media, Public Relations,Advertising, Komunikasi
Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana.
Laksana, Fajar. (2008). Manajemen Pemasaran; PendekatanPraktis. Yogyakarta: Graha Ilmu
Latu, Mega. (2013, September 18) (16.45 WIB)http://media.kompasiana.com/new-media/2012/05/02/budaya-pragmatis-mempengaruhi-eksistensi-media-cetak-454319.html
Legi, Obedrey Willys. (2013, Oktober 16) (18.38 WIB)http://obedreywillys.blogspot.com/2012/12/pemberitaan-media-dapat-mempengaruhi.html
Mahesa, Stella. (2013, Oktober 22) (21.44 WIB)http://jurnal.dikti.go.id/jurnal/detil/id/0:736913/q/pengarang:%20Stella% 20Mahesa/offset/0/limit/15
Muhidin, Sambas Ali & Abdurahman Maman. (2007). AnalisisKorelasi,
Regresi, dan Jalur dalam Penelitian. Bandung: CV.Pustaka
Setia
Morissan. 2005. Media Penyiaran Strategi MengelolaTelevisi dan Radio. Tangerang: Randina Prakasa.
Panca, M. Bayu. (2013, September 18) (22.12 WIB)http://elib.unikom.ac.id/gdl.php?
34
34
mod=browse&op=read&id=jbptunikompp-gdl-s1-2004-mbayupanca-564
Priyatna, Soeganda dan Ardianto, Elvinaro. (2008). TujuhPilar Strategi Komunikasi Bisnis. Bandung: WidyaPadjadjaran.
Riduwan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis.Bandung: Alfabeta
Sarwono, Jonathan. (2006). Metode Penelitian Kuantitatifdan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Sukmadinata, Nana Syaodih. (2010). Metode PenelitianPendidikan.
Bandung: ROSDA
Umar, Husein. (2004). Metode Penelitian untuk Skripsi danTesis Bisnis. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Umar, Husein. (2005). Riset Sumber Daya Manusia. Jakarta:PT. Gramedia
Pustaka Utama
35