analisis swot prospek pembiayaan kepemilikan emas dan

131
ANALISIS SWOT PROSPEK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN EMAS DAN GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG CIBUBUR JAKARTA TIMUR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) Oleh: MEYDHA NURCHOLIS NIM : 1112046100002 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016 M

Transcript of analisis swot prospek pembiayaan kepemilikan emas dan

ANALISIS SWOT PROSPEK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN EMAS DAN

GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG CIBUBUR

JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

MEYDHA NURCHOLIS

NIM : 1112046100002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H / 2016 M

ANALISIS SWOT PROSPEK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN EMAS DAN

GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG CIBUBUR

JAKARTA TIMUR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

Oleh:

MEYDHA NURCHOLIS

NIM.1112046100002

Pembimbing Skripsi

NIP.19720531 200710 1 002

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1437 H / 2016 M

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas Syariah dan

Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau

merupakan hasil plagiat dari karya orang lain maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 15 September 2016

Meydha Nurcholis

ABSTRAK

Meydha Nurcholis, 1112046100002, Analisis SWOT Prospek Pembiayaan

Kepemilikan Emas dan Gadai Emas Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur

Jakarta Timur. Konsentrasi Perbankan Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme produk pembiayaan

kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.

Untuk mengetahui prospek dan tingkat perkembangan produk pembiayaan kepemilikan

emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur ditinjau dari

analisis SWOT. serta untuk mengetahui strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Cibubur dalam menghadapi kelemahan dan ancaman pada produk

pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas agar bisa bersaing bahkan mengungguli

kompetitornya.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.

Data yang didapat berasal dari wawancara, observasi, dan dokumen. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa tingkat perkembangan produk pembiayaan kepemilikan emas

(cicil emas) dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur setiap

tahunnya selalu terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data

perkembangan kedua produk emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur

dalam tiga tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2013-2015. Strategi yang dilakukan Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur pada produk cicil emas melalui analisis

SWOT berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFAS diperoleh

total sebesar 3,44 dan hasil analisis faktor eksternal dengan menggunakan matriks

EFAS diperoleh total skor 2,96, produk cicil emas Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Cibubur berada pada sel IV (strategi stabilitas). Sedangkan untuk strategi yang

dilakukan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur pada produk gadai emas

melalui analisis SWOT, berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks

IFAS diperoleh total sebesar 3,40 dan hasil analisis faktor eksternal dengan

menggunakan matriks EFAS diperoleh total skor 3,32, produk gadai emas Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur berada pada sel I (strategi pertumbuhan).

Kata Kunci : Analisis SWOT, Pembiayaan Kepemilikan Emas, Cicil Emas, Gadai

Emas, BSM Cabang Cibubur

Pembimbing : Ahmad Chairul Hadi, M.A.

i

KATA PENGANTAR

يمبسم هللا الرحمن الرح

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,

hidayah serta pertolongan-Nya kepada penulis, karena hanya atas karunia-Nya skripsi

ini yang berjudul “Analisis SWOT Prospek Pembiayaan Kepemilikan Emas dan Gadai

Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur” dapat

terselesaikan. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad

SAW serta para sahabatnya yang telah membawa umatnya ke zaman yang penuh

dengan ilmu pengetahuan.

Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang

penulis hadapi. Syukur Alhamdulillah, berkat kerja keras yang disertai doa dan

dorongan serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak

langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah

satu tugas akademis dalam menyelesaikan pendidikan strata 1 di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum. Pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan

Bapak Dr. Abdurrauf, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat

Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

ii

3. Bapak Dr. H. Muhammad Maksum, M.A., selaku Dosen Penasihat Akademik.

4. Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada

penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu kepada

penulis.

6. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan hukum, yang telah

menyediakan fasilitas kepustakaan sehingga membantu penulis dalam

mendapatkan referensi kepustakaan.

7. Bapak Nopal R Mucharam dan Mas Lucky Adiranda beserta seluruh staf

Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur yang sudah berkenan membantu

penulis dan mengizinkan penulis melakukan riset sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Kedua orang tua tercinta Bapak Nimat dan Ibu Lilis yang selalu mendoakan

secara tulus, memberikan kasih sayang dan dukungannya baik moril maupun

materil, serta untuk adik penulis Rahmawati Dwi Lestari yang selalu

memberikan semangat kepada penulis.

9. Saudara-saudara penulis khususnya genks ciwi-ciwi (Ninda Nurul Suci, Putri

Maharani Dewi, dan Rona Amalia) yang selalu memberikan support dan

semangat serta doa kepada penulis.

iii

10. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012 khususnya sahabat-sahabat

penulis cengek alay (Annisa Farida, Nanda Pipit Nurjannah, Siti Sarah

Sa’aridah, Rinrin Sri Annisa, Eka Rahayu Oktaviani, Rahmawati, Nur Azilah,

Mariatul Adila, Farah Dhiba Lubis, dan Leni Indriani) yang telah banyak

mensupport, membantu dan memberikan semangat dan doa kepada penulis.

11. Teman-teman KKN SHARE (Agung, Dityan, Bilqis, Nisa, Nanda, Jae, Faisal,

Karina, Tessa, Enung, Peni, Deni, Novi, Dwi, Gusti, Bang Rosi) yang telah

memberikan semangat serta doa kepada penulis.

12. Rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, namun telah

memberikan kontribusi yang besar sehingga penulis dapat menjalani

perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir dan lulus.

Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya, semoga Allah SWT

membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Di balik kekurangan dan

kesalahan terdapat kesempurnaan yang hanya milik Allah SWT, karena itu penulis

menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Akhir kata, penulis

berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amiin.

Jakarta, 13 September 2016

(Penulis)

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................................v

DAFTAR TABEL .............................................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………...…………..… .... 7

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………..………..……… .... 8

E. Kerangka Pemikiran……………………………………………….……........ 10

F. Metode Penelitian………………………………………………...…...…. ..... 11

G. Sistematika Penulisan………………………………………...……….…. ..... 16

BAB II LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Kepemilikan Emas…………………………………...…….. ..... 18

1. Pengertian……………………………………………………...…….. ..... 18

2. Landasan Hukum…………………………...………………...……… ..... 18

3. Rukun dan Syarat Murabahah……………………………………….. ...... 19

4. Aplikasi Murabahah di Bank Syariah………………………...……… ..... 21

B. Gadai Emas Syariah………………………………………..……...…….. ...... 27

v

1. Pengertian………………..………………………………………….. ...... 27

2. Landasan Hukum…………………...………………..………...…… ...... 29

3. Rukun dan Syarat Gadai (Rahn)………………………..……….….. ...... 30

4. Aplikasi Gadai di Bank Syariah……………………………..………. ...... 31

C. Analisis SWOT……………………………………………..…………… ...... 33

1. Pengertian…………………………………………..………………. ...... 33

2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT…………...….………. ...... 38

3. Faktor Eksternal dan Internal Dalam Perspektif SWOT………..….. ...... 40

4. Matriks Faktor Strategi Eksternal dan Internal…………….……….. ...... 41

5. Langkah-Langkah Analisis Dalam Analisis SWOT…………...…… ...... 46

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu………………….…………….… ...... 48

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG

CIBUBUR JAKARTA TIMUR

A. Profil Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur...... ...... 52

B. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur....... ...... 52

C. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri…………………………....……….. ..... 55

D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur..…. .......57

E. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur……………….. ...... 58

F. Produk Pembiayaan Cicil Emas dan Gadai Emas Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur………….………......…. ...... 60

1. Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri…………………...……. ...... 60

2. Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri………………...………... ..... 64

vi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Perkembangan Produk Pembiayaan Cicil Emas Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur………………………………….……… .... 68

B. Analisis SWOT Prospek Produk Pembiayaan Cicil Emas Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur………………………………..……….. ..... 69

1. Faktor Internal Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur…..…........ ...... 69

2. Faktor Eksternal Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur..………. ...... 70

3. Matriks EFAS dan IFAS Produk Cicil Emas BSM Cibubur.….…….. ..... 71

C. Tingkat Perkembangan Produk Pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur……………………….………...…..…… ... 79

D. Analisis SWOT Prospek Produk Pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur…………………………….…………… .... 81

1. Faktor Internal Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur………….. .... 81

2. Faktor Eksternal Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur………… ... 83

3. Matriks EFAS dan IFAS Produk Gadai Emas BSM Cibubur………… ... 84

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………. ..... .96

B. Saran………………………………………………………………………. ... 99

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……............ ...... 100

LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Matriks SWOT Kearns……………………………………………….……….. 36

Tabel 2.2 Faktor eksternal dan internal perusahaan dalam perspektif SWOT………….. 41

Tabel 2.3 Matriks EFAS…………………………………………………………..…….. 42

Tabel 2.4 Matriks IFAS…………………………………………………………………. 43

Tabel 2.5 Matriks Internal-Eksternal……………………………………………………. 45

Tabel 2.6 Matriks SWOT……………………………………………………………….. 47

Tabel 4.1 Data Perkembangan Produk Cicil Emas BSM Cibubur Tahun 2013-2015….. 68

Tabel 4.2 Matriks IFAS Cicil Emas BSM Cibubur…………………………………...... 70

Tabel 4.3 Matriks EFAS Cicil Emas BSM Cibubur…………………………………….. 71

Tabel 4.4 Matriks IFAS Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur….. 72

Tabel 4.5 Matriks EFAS Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur…. 73

Tabel 4.6 Matriks SWOT Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur…........................ 76

Tabel 4.7 Data Perkembangan Produk Gadai Emas BSM Cibubur Tahun 2013-2015…. 80

Tabel 4.8 Matriks IFAS Gadai Emas BSM Cibubur……………………........…………. 82

Tabel 4.9 Matriks EFAS Gadai Emas BSM Cibubur.................................................. 84

Tabel 4.10 Matriks IFAS Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang

Cibubur……………………………………………………………................. 85

Tabel 4.11 Matriks EFAS Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang

Cibubur.................................................................................................. 87

Tabel 4.12 Matriks SWOT Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur………….......... 90

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian………………………...................……. ...10

Gambar 2.1 Pembiayaan Murabahah…………………………………………….…… .22

Gambar 2.2 Ar-Rahn………………………………………………………………….. .32

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BSM Cibubur…………………….………………… .57

Gambar 4.1 Matriks Internal-Eksternal Produk Cicil Emas BSM Cibubur....................75

Gambar 4.2 Matriks Internal-Eksternal Produk Gadai Emas BSM Cibubur……….... ..89

ix

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan kegiatan perbankan saat ini tidak hanya didominasi oleh

bank-bank konvensional yang sudah lebih dulu ada dan eksis di Indonesia, bank

syariah saat ini juga sudah mulai berkembang dan mulai diterima di masyarakat.

Perbankan Syariah seperti halnya perbankan pada umumnya memiliki peranan

yaitu sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang

memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank juga berfungsi

dalam memperlancar lalu lintas pembayaran. Hal ini tampak pada kegiatan pokok

perbankan yaitu menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro,

dan deposito serta menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit atau pembiayaan

kepada pihak yang membutuhkan dana.

Produk perbankan syariah dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : produk

penyaluran dana / pembiayaan (financing), produk penghimpunan dana (funding),

dan produk jasa (services). Pada produk penyaluran dana / pembiayaan ada

beberapa kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu

dengan prinsip bagi hasil, jual-beli, sewa, dan pinjaman. Pada produk penyaluran

dana/pembiayaan dengan prinsip jual beli ini ditujukan untuk memiliki barang,

salah satu produknya yaitu pembiayaan kepemilikan emas. Sedangkan pada

2

produk penghimpunan dana ditujukan untuk mobilisasi dan investasi tabungan.

Adapun produk-produk penghimpunan dana yaitu tabungan, giro, deposito, dan

obligasi. Untuk produk jasa pada umumnya menggunakan akad-akad tabarru‟

yang ditujukan sebagai fasilitas pelayanan kepada nasabah dalam melakukan

transaksi perbankan. Bank sebagai penyedia jasa hanya membebani biaya

administrasi, salah satu produk jasa bank yaitu gadai emas. Produk-produk yang

dikeluarkan bank syariah cukup variatif, sehingga mampu memberikan pilihan

atau alternatif bagi calon nasabah dalam memanfaatkannya.1

Produk investasi merupakan salah satu produk yang ditawarkan oleh bank

syariah seperti diantaranya adalah produk deposito dan tabungan perencanaan.

Alternatif ini ditawarkan untuk nasabah yang menginginkan tingkat bagi hasil

yang lebih besar dibandingkan dengan hanya investasi menabung biasa. Produk

investasi lain yang dimiliki bank syariah saat ini adalah murabahah emas atau

pembiayaan kepemilikan emas.

Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas ditawarkan bank syariah bagi

nasabah yang ingin memiliki logam mulia emas dengan akad murabahah (jual

beli). Bank syariah menjual emas kepada nasabah dengan sistem cicilan sampai

pada batas waktu yang disepakati bank dengan nasabah. Pembiayaan kepemilikan

emas merupakan produk pembiayaan yang dimiliki bank syariah sebagai salah

satu cara bank untuk meningkatkan segmen pembiayaan. Sedangkan untuk

produk gadai emas di bank syariah merupakan produk pembiayaan atas dasar

1 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabet, 2010),

h.36.

3

jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif bagi nasabah untuk

memperoleh uang tunai dengan cepat. Berdasarkan prinsip syariah produk ini

bukan merupakan produk investasi, produk ini dibuat untuk seseorang yang

terdesak masalah keuangan. Oleh sebab itu, akad yang digunakan pada produk ini

adalah akad qardh dalam rangka rahn, bukan investasi. Untuk barang gadai

berupa emas tentu tidak ada biaya pemeliharaan, yang ada adalah biaya

penyimpanan. Penentuan besarnya biaya penyimpanan dilakukan dengan akad

ijarah.2

Namun, dalam prakteknya gadai emas yang diterapkan bank syariah

dimanfaatkan oleh spekulan untuk berspekulasi dengan emas. Gadai emas bisa

digunakan sebagai investasi karena sifat harga emas dalam jangka panjang yang

mengimbangi nilai inflasi, maka kegiatan menyimpan emas atau menggadaikan

emas untuk ditebus dan dijual pada saat nilai emas lebih tinggi dapat digolongkan

sebagai kegiatan investasi. Saat itu banyak nasabah yang tertarik dengan investasi

emas dan pertumbuhan gadai emas semakin meningkat. Istilah berkebun emas

yang menjadi trand bagi sebagian kalangan ternyata menuai protes Bank

Indonesia (BI). Terkait hal itu, BI memandang perlu menerapkan kebijakan yang

membatasi praktek gadai emas. BI melalui Surat Edaran no 14/7/DPbs yang

berlaku sejak 29 Februari 2012, membatasi jumlah pembiyaan dan jangka waktu

pembiayaan gadai emas. BI menilai hal itu berpengaruh oleh bank syariah pada

penurunan segmen pembiayaan bank syariah. Pembiayaan kepemilikan emas /

2 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2013),

h.266.

4

Murabahah emas merupakan solusi bank syariah untuk memperluas kembali

segmen pembiyaan.

Salah satu bank syariah yang menawarkan produk pembiayaan

kepemilikan emas dan produk gadai emas adalah Bank Syariah Mandiri. Produk

pembiayaan kepemilikan emas atau Cicil Emas BSM adalah layanan berupa

pembiayaan kepemilikan emas dengan cara cicilan/angsuran. Hal ini sebagai

tindak lanjut atas Peraturan Bank Indonesia No.14/16/DPbS tanggal 31 Mei 2012

perihal Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas bagi Bank Syariah & Unit Usaha

Syariah. Sejak produk BSM Cicil Emas diluncurkan pada Maret 2013, portofolio

BSM Cicil emas telah mencapai outstanding sebesar Rp180 miliar pada 2014 atau

tumbuh 164% dibanding posisi 2013 sebesar Rp68 miliar. Nasabah cicil emas

BSM tumbuh sebesar 217% atau 8.886 nasabah dari 4.097 pada 2013 menjadi

12.983 pada 2014.3

Sedangkan, dalam mengembangkan produk gadai emas Bank Syariah

Mandiri memperkuat struktur portofolio pembiayaan Gadai Emas BSM, strategi

yang masih dilaksanakan pada 2015 adalah memperbanyak porsi pembiayaan

dengan nominal ritel atau di bawah Rp20 Juta. Hal ini dilakukan untuk

menghindari nasabah yang melakukan transaksi Gadai Emas dengan motif

spekulasi yang biasanya bermain pada kisaran pembiayaan besar atau di atas

Rp100 juta. Dengan strategi tersebut, Gadai Emas BSM berhasil meningkatkan

porsi pembiayaan gadai ritel mencapai Rp418 miliar sedangkan portofolio

3 Laporan Tahunan 2014 PT Bank Syariah Mandiri, h. 133.

5

pembiayaan gadai retail pada 2014 sebesar Rp390 miliar. Dari sisi jumlah

rekening, porsi rekening pembiayaan gadai ritel pada 2015 mencapai sebanyak

64.511 rekening, sedangkan porsi rekening pembiayaan gadai ritel pada 2014

sebanyak 58.629 rekening. Untuk meningkatkan jangkauan layanan gadai, BSM

membuka jaringan distribusi dengan pihak ketiga. Pada 2015, BSM masih terus

menambah jaringannya di outlet mitra (PT Pos Indonesia, Bank Mandiri, Bank

Mandiri Taspen Pos). Sampai dengan akhir 2015, jumlah outlet mitra gadai emas

BSM yang telah beroperasi sebanyak 50 outlet, terdiri atas 37 outlet di PT Pos

Indonesia, 8 outlet di Bank Mandiri, dan 5 outlet di Bank BSHB.4

Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur merupakan salah satu dari kantor

cabang yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. Di daerah cibubur mulai

banyak masyarakat yang tertarik melakukan pembiayaan kepemilikan emas dan

gadai emas khususnya di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.

Melihat kondisi di atas untuk mengetahui prospek pembiayaan

kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri, maka harus

diperhatikan kondisi di masa lalu dan melihat fenomena yang terjadi, maka dapat

dianalisis aspek-aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang

dan ancaman) serta mengatur strategi dimasa yang akan datang dengan

menggunakan analisis SWOT. Penerapan SWOT pada suatu perusahaan

bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus,

baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin

4 Laporan Tahunan 2015 PT Bank Syariah Mandiri, h. 101.

6

bisa terjadi di masa-masa yang akan datang. Sehubungan dengan latar belakang

masalah inilah penulis mengangkat masalah ini sebagai judul skripsi yaitu

“Analisis SWOT Prospek Pembiayaan Kepemilikan Emas dan Gadai Emas

di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan ada beberapa

identifikasi masalah yang dapat diperoleh, antara lain:

1. Prosedur pemberian produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.

2. Mekanisme pemberian pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.

3. Tingkat perkembangan produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas

di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.

4. Prospek produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.

5. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada produk pembiayaan

kepemilikan emas dan gadai emas di gadai Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Cibubur Jakarta Timur.

6. Strategi perkembangan produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas

di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.

7

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam hal ini, penulis membatasi masalah penelitian yang akan dilakukan

yaitu tentang prospek pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank

Syariah Mandiri dengan menggunakan metode analisis SWOT. Penelitian ini

dilakukan yang bertempat di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut serta untuk dapat memberikan suatu

gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang akan diteliti, penulis

merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimana tingkat perkembangan produk pembiayaan kepemilikan emas dan

gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur ?

2. Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman untuk

prospek produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank

Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur ?

3. Bagaimana strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Cibubur pada produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas melalui

analisis SWOT ?

8

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian yang diharapkan dari penulisan skripsi ini

adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui mekanisme produk pembiayaan kepemilikan emas dan

gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.

b. Untuk mengetahui prospek dan tingkat perkembangan produk pembiayaan

kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Cibubur.

c. Untuk mengetahui kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang

(opportunities), dan ancaman (threats) pada produk pembiayaan kepemilikan

emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.

d. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Cibubur dalam menghadapi kelemahan dan ancaman pada produk

pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas agar bisa bersaing bahkan

mengungguli kompetitornya.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mengenai masalah yang diteliti yaitu tentang analisis SWOT

9

prospek pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur.

b. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan

informasi. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk

melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk bisa

meningkatkan dan mengembangkan produk-produk tersebut agar bisa

memanfaatkan peluang yang ada.

d. Bagi masyarakat, agar lebih mengenal dan menambah wawasan khususnya

mengenai produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas yang ada di

Bank Syariah Mandiri.

10

E. Kerangka Pemikiran

Dengan memperhatikan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya,

peneliti akan menguraikan beberapa hal yang dijadikan landasan sebagai

pegangan dalam memecahkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya.

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Hasil Penelitian

Bank Syariah Mandiri

Konter Layanan Gadai (KLG) Bank

Syariah Mandiri

Pembiayaan Kepemilikan Emas

Strategi

Hasil Penelitian

Gadai Emas

Analisis SWOT

Efas Ifas

Tingkat Perkembangan

11

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-

temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan

lainnya. Penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting).

Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa

interaksi tingkah laku manusia terkadang perspektif berdasarkan peneliti sendiri.

Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami

objek yang diteliti secara mendalam.5

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang

berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat

sekarang.6 Penelitian deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran yang

lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena.7 Dalam hal ini, penulis

bermaksud untuk meneliti terkait analisis SWOT pada prospek pemberian

pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Cibubur.

5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),

h. 80. 6 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah (Jakarta:

Kencana Prenada Media group, 2011), h. 34. 7 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Rajawali

Pers, 2011), h. 42.

12

2. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah produk

pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Cibubur yang berlokasi di Jl.Raya Alternatif, Cibubur, Jakarta Timur.

Telp (021) 84300107, 84300108, 8449778.

3. Jenis Data dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang penulis ambil dan digunakan dalam

penulisan ini yaitu :

a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari

sumber pertama atau tempat objek penelitian.8 Penulis memperoleh data

dengan cara melakukan wawancara kepada petugas atau officer yang ada di

konter layanan gadai Bank Syariah Mandiri. Selain itu, dilakukan observasi di

konter layanan gadai Bank Syariah Mandiri yang bertempat di Kantor Cabang

Cibubur. Serta mengumpulkan data-data terkait mengenai pembiayaan

kepemilikan emas dan gadai emas secara langsung dari sumber aslinya.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kajian kepustakaan sebagai

pendukung data primer, seperti buku-buku, dokumen-dokumen dari bank,

surat kabar, internet dan kepustakaan lain yang berkaitan dengan pembahasan

ini.

8 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada,

2010) h. 128

13

4. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Penelitian ini

menggunakan beberapa metode pengumpulan data, sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk

mengumpulkan data penelitian kualitatif. Wawancara memungkinkan peneliti

mengumpulkan data yang beragam dari para responden dalam berbagai situasi

dan konteks.9 Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah

proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dan cara tanya jawab

sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana

pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama.10

Dalam hal ini, penulis akan melakukan wawancara dengan petugas atau officer

yang berada di konter layanan gadai Bank Syariah Mandiri yang bersangkutan.

b. Observasi

Observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data

melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek yang

diamati secara langsung. Dalam metode ini pihak pengamat melakukan

9 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 45.

10 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah (Jakarta:

Kencana Prenada Media group, 2011), h. 138.

14

pengamatan dan pengukuran dengan teliti terhadap obyek yang diamati,

bagaimanakah keadaannya, kemudian dicatat secara cermat dan sistematis

peristiwa-peristiwa yang diamati, sehingga data yang telah diperoleh tidak luput

dari pengamatan.11

Dalam hal ini, penulis akan melakukan observasi di konter

layanan gadai Bank Syariah Mandiri yang bertempat di Kantor Cabang Cibubur.

c. Dokumen

Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk

dokumentasi. Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data

sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan.12

Penulis akan mengumpulkan data terkait mengenai pembiayaan kepemilikan

emas dan gadai emas yang telah tersedia di lokasi penelitian. Peneliti tinggal

menyalin sesuai dengan kebutuhan. Bentuk lain dari data kualitatif adalah

dokumen. Dokumen dapat dikategorikan sebagai dokumen pribadi, dokumen

resmi, dan dokumen budaya popular. Kadang-kadang dokumen ini digunakan

dalam hubungannya untuk mendukung data wawancara dan observasi.13

5. Teknik Pengolahan Data

Pada penelitian ini menggunakan data kualitatif. Namun, dalam

pengelolaannya hampir sama dengan data kuantitatif. Mengedit data kemudian

11

Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2005), h. 133-134. 12

Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 114. 13

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 75.

15

mengkategorikan atau mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah atau tema

yang sedang dibahas. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Hasil identifikasi faktor-faktor SWOT akan menjadi bahan scoring,

pembobotan dan rating masing-masing faktor.

b. Menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor dengan bobot dan

rating akan menunjukkan nilai faktor SWOT sesungguhnya.

c. Hasil perhitungan akan memberikan strategi untuk masing-masing

pendekatan dan menghasilkan strategi terbaik dari penggabungan kedua

pendekatan tersebut.

6. Teknik Analisis Data

Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis

data kualitatif dan teknik analisis data metode deskriptif untuk memaparkan data

dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis dimulai dari

membaca, mempelajari dan menelaah data yang telah didapat mengenai

pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri.

Kemudian setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul,

maka dilakukan analisa dengan menggunakan metode tertentu, baik metode

deduktif, induktif maupun komparatif. Selain teknik analisis data dengan metode

kulitatif dan deskriptif penulis juga menggunakan teknik analisis data dengan

metode analisis SWOT untuk menganalisis aspek kekuatan, kelemahan, peluang

16

dan ancaman mengenai prospek pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.

Analisis data disajikan dalam beberapa tahap, yaitu: Pertama, analisis

terhadap point-point kelebihan dan kelemahan dari produk pembiayaan

kepemilikan emas dan gadai emas. Hasilnya kemudian disajikan dalam bentuk

tabel matriks IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary). Kedua, analisis

terhadap point-point peluang dan ancaman produk pembiayaan kepemilikan emas

dan gadai emas. Hasilnya kemudian disajikan dalam bentuk tabel matriks EFAS

(External Strategic Factor Analysis Summary).

7. Teknik Penulisan

Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan

Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta tahun 2012.

G. Sistematika Penulisan

untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan isi penulisan dan agar

memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, penulis menguraikan secara

sistematik. Adapun setiap babnya terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini ialah sebagai pengantar untuk menuju pendeskripsian isi

skripsi. Bab ini penulis membahas mengenai latar belakang masalah yang akan

diteliti, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

17

manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, serta sistematika

penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Pada bab ini penulis membahas lebih mendalam mengenai teori-teori yang

berhubungan dengan masalah penelitian ini, yaitu meliputi teori tentang analisis

SWOT, produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di bank syariah,

serta tinjauan (review) studi terdahulu.

BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI

Pada bab ini dikemukakan gambaran umum Bank Syariah Mandiri Kantor

Cabang Cibubur yang berupa Sejarah singkat perusahaan, profil perusahaan, visi

dan misi perusahaan, struktur organisasi, serta produk dan jasa di Bank Mandiri

Syariah.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini berisi pembahasan hasil penelitian dan analisis data.

Menganalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT mengenai prospek

produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.

BAB V PENUTUP

Bab ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam

skripsi ini. Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dari pembahasan dan

saran dari penulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam penelitian yang telah

diperoleh.

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembiayaan Kepemilikan Emas

1. Pengertian

Pembiayaan kepemilikan emas adalah pembiayaan untuk kepemilikan

emas dengan menggunakan akad murabahah. Murabahah adalah pembiayaan

berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang

dengan kewajiban mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya ditambah

margin keuntungan bank pada waktu jatuh tempo.14 Objek dari pembiayaan

kepemilikan emas adalah emas dalam bentuk lantakan (batangan) dan/atau

perhiasan.

2. Landasan Hukum

Adapun dasar hukum pelaksanaan murabahah emas dalam sumber utama

hukum Islam adalah sebagai berikut:

a. Al-Qur’an

Firman Allah SWT, yang dapat dijadikan dasar hukum pelaksanaan murabahah

emas terdapat pada QS.Al-Baqarah [2]: 275:

با م الر حر ع الب أحل للا ... …

“... Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ...”

14

Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, ( Jakarta: Kencana, 2005 ), h.106.

19

b. Hadits

Hadis Nabi SAW dalam riwayat Ibnu Majah dan al-Baihaqi dari Abu Sa'id al-

Khudri:

ع عي تراض، )را ابي هاجة ابي حباى( البق صحح إوا الب

"Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar kerelaan (antara

penjual dan pembeli)." (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi, dan dinilai shahih oleh

Ibnu Hibban).

c. Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

menjadi salah satu rujukan yang berkenaan dengan murabahah emas,

diantaranya dikemukakan sebagai berikut:

1) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.04/DSN-

MUI/IV/2000 tentang murabahah.

2) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.77/DSN-

MUI/V/2010 tentang jual - beli emas secara tidak tunai.

3. Rukun dan Syarat Murabahah

a. Rukun Murabahah15

Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi, yaitu:

15

Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.82.

20

1) Pelaku akad, yaitu ba‟i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk

dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan

membeli barang.

2) Objek akad, yaitu mabi‟ (barang dagangan) dan tsaman ( harga).

3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.

b. Syarat Murabahah16

Dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara lain:

1) Mengetahui harga pertama (harga pembelian)

Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu

adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Jika tidak mengetahuinya, maka

jual beli tersebut tidak sah hingga di tempat transaksi. Jika tidak diketahui

hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi

itu.

2) Mengetahui besarnya keuntungan

Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena merupakan

bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat

sahnya jual beli.

3) Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis,

seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang, dan dihitung.

16

Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h.17.

21

Syarat ini diperlukan dalam murabahah, baik ketika jual beli dilakukan

dengan penjual pertama atau orang lain. Serta baik keuntungan dari jenis

harga pertama atau bukan, setelah jenis keuntungan disepakati berupa

sesuatu yang diketahui ketentuannya, misalkan dirham ataupun yang

lainnya.

4) Transaksi pertama haruslah sah secara syara’

Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli

secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga

pertama disertai tambahan keuntungan.

4. Aplikasi Murabahah di Bank Syariah

Murabahah merupakan salah satu akad yang digunakan bank syariah

dalam menyalurkan pembiayaan kepada nasabahnya. Dalam hal ini, Bank

bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Terdapat juga

Harga jual yaitu harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).

Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran.

Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat

berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan, murabahah selalu dilakukan

dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil atau muajjal).17

17

Adiwarman A.Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2007), h. 98.

22

Gambar 2.1 Pembiayaan Murabahah

Keterangan:

1. Bank syariah dan nasabah melakukan negosiasi tentang rencana transaksi jual

beli yang akan dilaksanakan. Poin negosiasi meliputi jenis barang yang akan

dibeli, kualitas barang, dan harga jual.

2. Bank syariah melakukan akad jual beli dengan nasabah, dimana bank syariah

sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dalam akad jual beli ini,

ditetapkan barang yang menjadi objek jual beli yang telah dipilih oleh

nasabah, dan harga jual barang.

3. Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan nasabah, maka

bank syariah membeli barang dari supplier/penjual. Pembelian yang

④ Kirim ③ Beli Barang

⑤ Terima Barang & Dokumen

② Akad Jual Beli

① Negosiasi &

persyaratan

Bank Nasabah

⑥ Bayar

Supplier

Penjual

23

dilakukan oleh bank syariah ini sesuai dengan keinginan nasabah yang telah

tertuang dalam akad.

4. Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah bank syariah.

5. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen kepemilikan

barang tersebut.

6. Setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabah melakukan

pembayaran. Pembayaran yang lazim dilakukan oleh nasabah ialah dengan

cara angsuran.

Adapun aplikasi pembiayaan murabahah di bank syariah berdasarkan:18

a. Penggunaan akad Murabahah

1) Pembiayaan murabahah merupakan jenis pembiayaan yang sering

diaplikasikan dalam bank syariah, yang pada umumnya digunakan dalam

transaksi jual beli barang investasi dan barang-barang yang diperlukan

individu.

2) Jenis penggunaan pembiayaan murabahah lebih sesuai untuk pembiayaan

investasi dan konsumsi. Dalam pembiayaan investasi, akad murabahah

sangat sesuai karena ada barang yang akan diinvestasi oleh nasabah atau

akan ada barang yang menjadi objek investasi. Dalam pembiayaan

konsumsi, biasanya barang yang akan dikonsumsi oleh nasabah jelas dan

terukur.

18

Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 140.

24

3) Pembiayaan murabahah kurang cocok untuk pembiayaan modal kerja

yang diberikan langsung dalam bentuk uang.

b. Barang yang Boleh Digunakan sebagai Objek Jual Beli

1) Rumah

2) Kendaraan bermotor atau alat transportasi

3) Pembelian alat-alat industry

4) Pembelian pabrik, gedung, dan asset tetap lainnya.

5) Pembelian asset yang tidak bertentangan dengan syariah islam.

c. Bank

1) Bank berhak menentukan dan memilih supplier dalam pembelian barang.

Bila nasabah menunjuk supplier lain, maka bank syariah berhak

melakukan penilaian terhadap supplier untuk menentukan kelayakan

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh bank syariah.

2) Bank menerbitkan Purchase Order (PO) sesuai dengan kesepakatan

antara bank syariah dan nasabah agar barang dikirimkan ke nasabah.

3) Cara pembayaran yang dilakukan oleh bank syariah yaitu dengan

mentransfer langsung pada rekening supplier/penjual, bukan kepada

rekening nasabah.

d. Nasabah

1) Nasabah harus sudah cakap menurut hukum, sehingga dapat

melaksanakan transaksi.

25

2) Nasabah memiliki kemauan dan kemampuan dalam melakukan

pembayaran.

e. Supplier

1) Supplier adalah orang atau badan hukum yang menyediakan barang sesuai

permintaan nasabah.

2) Supplier menjual barangnya kepada bank syariah, kemudian bank syariah

akan menjual barang tersebut kepada nasabah.

3) Dalam kondisi tertentu, bank syariah memberikan kuasa kepada nasabah

untuk membeli barang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan

dalam akad.

f. Harga

1) Harga jual barang telah ditetapkan sesuai dengan akad jual beli antara

bank syariah dan nasabah dan tidak dapat berubah selama masa

perjanjian.

2) Harga jual bank syariah merupakan harga jual yang disepakati antara bank

syariah dan nasabah.

3) Uang muka (urbun) atas pembelian barang yang dilakukan oleh nasabah

(bila ada), akan mengurangi jumlah piutang murabahah yang akan

diangsur oleh nasabah. Jika transaksi murabahah dilaksanakan, maka

urbun diakui sebagai bagian dari pelunasan piutang murabahah sehingga

akan mengurangi jumlah piutang murabahah. Jika transaksi murabahah

tidak jadi dilaksanakan (batal), maka urbun (uang muka) harus

26

dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan biaya yang telah

dikeluarkan oleh bank syariah.

g. Jangka Waktu

1) Jangka waktu pembayaran murabahah, dapat diberikan dalam jangka

pendek, menengah, dan panjang, sesuai dengan kemampuan pembayaran

oleh nasabah dan jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah.

2) Jangka waktu pembiayaan tidak dapat diubah oleh salah satu pihak. Bila

terdapat perubahan jangka waktu, maka perubahan ini harus disetujui oleh

bank syariah maupun nasabah.

h. Lain-lain

1) Denda atas tunggakan nasabah (bila ada), diperkenankan dalam aturan

perbankan syariah dengan tujuan untuk mendidik nasabah agar disiplin

dalam melakukan angsuran atas piutang murabahah. Namun pendapatan

yang diperoleh bank syariah karena denda keterlambatan pembayaan

angsuran piutang murabahah, tidak boleh diakui sebagai pendapatan

operasional, akan tetapi dikelompokkan dalam pendapatan nonhalal, yang

dikumpulkan dalam suatu rekening tertentu atau dimasukkan dalam titipan

(kewajiban lain-lain). Titipan ini akan disalurkan untuk membantu

masyarakat ekonomi lemah, misalnya bantuan untuk bencana alam,

beasiswa untuk murid yang kurang mampu, dan pinjaman tanpa imbalan

untuk pedagang kecil.

27

2) Bila nasabah menunggak terus, dan tidak mampu lagi membayar

angsuran, maka penyelesaian sengketa ini dapat dilakukan melalui

musyawarah. Bila musyawarah tidak tercapai, maka penyelesaiannya akan

diserahkan kepada pengadilan agama.

B. Gadai Emas Syariah

1. Pengertian

Gadai emas syariah adalah penggadaian atau penyerahan hak penguasa

secara fisik atas harta atau barang (berupa emas) dari nasabah (arraahin) kepada

bank (al-Murtahin) untuk dikelola dengan prinsip ar-Rahn yaitu sebagai jaminan

(al-Marhun) atas peminjam atau utang (al-Marhumbih) yang diberikan kepada

nasabah atau peminjam tersebut.19

Pada gadai emas syariah menggunakan akad rahn. Ar-Rahn, yaitu

pembiayaan berupa pinjaman dana tunai dengan jaminan barang bergerak yang

relatif nilainya tetap seperti perhiasan emas, perak, intan, berlian batu mulia, dan

lain-lain untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Nasabah

diwajibkan membayar kembali utangnya pada saat jatuh tempo dan membayar

sewa tempat penyimpanan barang jaminannya. Bank memperoleh pendapatan

berupa sewa tempat penyimpanan barang jaminan. Ar-rahn sebenarnya adalah

19

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:

Ekonisia, 2003), h. 164-165.

28

sarana penting bagi masyarakat untuk mencairkan kembali harta beku

(dishoarding) sehingga menjadi lebih produktif. 20

Definisi lain mengenai Gadai (Ar-Rahn) adalah menahan salah satu harta

milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang

ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan

memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian

piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam

jaminan utang atau gadai.21

Ar-rahn merupakan akad penyerahan barang dari nasabah kepada

bank/pengadaian sebagai jaminan sebagian atau seluruhnya atas hutang yang

dimiliki nasabah. Transaksi diatas merupakan kombinasi atau penggabungan dari

beberapa transaksi atau akad yang merupakan satu rangkaian yang tidak

terpisahkan meliputi:

a. Pemberian pinjaman dengan menggunakan transaksi atau akad qardh.

b. Penitipan barang jaminan berdasarkan transaksi atau akad rahn.

c. Penetapan sewa tempat khasanah (tempat penyimpanan barang) atas penitipan

tersebut melalui transaksi atau akad ijarah.22

20

Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h.135. 21

Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik ( Jakarta: Gema Insani, 2001),

h. 128. 22

Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan

Institusionalisasi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006), h.129-130.

29

2. Landasan Hukum

Adapun dasar hukum pelaksanaan rahn emas dalam sumber utama hukum

islam adalah sebagai berikut:

a. Al-Qur’an

Firman Allah SWT, yang dapat dijadikan dasar hukum pelaksanaan rahn emas

terdapat pada surat:

… لن تجدا كاتبا فراى هقبضة سفر تن عل إى ك

“Dan apabila kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak memperoleh seorang

juru tulis maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang...” (QS. Al-

Baqarah [2] : 283).

b. Hadits

Hadis Nabi SAW dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a berkata:

ر درعا هي حد إل أجل سلن اشتر طعاها هي د عل صل للا د أى الب

“Sesungguhnya, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam pernah membeli makanan

dari seorang yahudi dengan cara berutang, dan beliau menggadaikan baju

besinya.” (Hr. Al-Bukhari no. 2513 dan Muslim no. 1603).

c. Fatwa Dewan Syariah Nasional

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)

menjadi salah satu rujukan yang berkenaan dengan gadai emas syariah,

diantaranya dikemukakan sebagai berikut:

30

1) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 25/DSN-

MUI/III/2002 tentang Rahn.

2) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 26/DSN-

MUI/III/2002 tentang Rahn emas.

3. Rukun dan Syarat Gadai (Rahn)

a. Rukun Rahn23

Menurut jumhur ulama, rukun gadai itu ada empat, yaitu:

1) Shigat, (lafadz ijab dan qabul).

2) Orang yang berakad (ar-rahin dan al-murtahin).

3) Harta yang dijadikan agunan (al-marhun).

4) Utang (al-marhun bih).

b. Syarat Gadai/Rahn

Para ulama fiqh mengemukakan syarat-syarat ar-rahn sesuai dengan rukun ar-

rahn itu sendiri. Dengan demikian, syarat-syarat ar-rahn meliputi:

1) Syarat yang terkait dengan orang yang berakad adalah cakap bertindak

hukum. Kecakapan bertindak hukum menurut ulama adalah orang yang

telah baligh dan berakal.

2) Syarat shigat (lafal). Ulama Malikiyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah

mengatakan bahwa apabila syarat itu adalah syarat yang mendukung

23

Nasrun Haroen, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.254.

31

kelancaran akad, maka syarat itu dibolehkan. Tetapi apabila syarat itu

bertentangan dengan tabiat akad ar-rahn maka syaratnya batal.

3) Syarat al-Marhun Bih (utang) adalah: (1) merupakan hak yang wajib

dikembalikan kepada orang tempat berutang, (2) utang itu boleh dilunasi

dengan agunan itu, (3) utang itu jelas dan tertentu.

4) Syarat al-Marhun (barang yang dijadikan agunan), menurut para pakar

fiqh adalah: (1) barang jaminan (agunan) boleh dijual dan nilainya

seimbang dengan utang, (2) barang jaminan itu bernilai harta dan boleh

dimanfaatkan, karenanya khomr tidak boleh dijadikan barang jaminan,

disebabkan khomr tidak bernilai harta dan tidak bermanfaat dalam islam,

(3) barang jaminan itu jelas dan tertentu, (4) agunan itu milik sah orang

yang berutang, (5) barang jaminan itu tidak terkait dengan hak orang lain,

(6) barang jaminan itu merupakan harta yang utuh, tidak bertebaran dalam

beberapa tempat, dan (7) barang jaminan itu boleh diserahkan baik

materinya maupun manfaatnya.

4. Aplikasi gadai di Bank Syariah

Dalam teknis perbankan, akad ini dapat digunakan sebagai tambahan pada

pembiayaan yang berisiko dan memerlukan jaminan tambahan. Akad ini juga

dapat menjadi produk tersendiri untuk melayani kebutuhan nasabah guna

keperluan yang bersifat jasa dan konsumtif, seperti pendidikan, kesehatan dan

32

③ Pencairan Pembiayaan

sebagainya. Bank atau lembaga keuangan tidak menarik manfaat apapun kecuali

biaya pemeliharaan atau keamanan barang yang digadaikan tersebut.24

Secara umum, penerapan gadai (rahn) yang dikombinasikan dengan

pembiayaan di perbankan syariah, dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Ar-Rahn

Keterangan:

1. Nasabah menyerahkan jaminan (marhun) kepada bank syariah (murtahun).

2. Akad pembiayaan dilaksanakan antara nasabah (rahin) dan bank syariah

(murtahin).

24

Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press, 2007), h. 157.

④ Pembayaran + Biaya

② Akad Pembiayaan

① Penyerahan Jaminan

Rahin

Nasabah

Marhun

Jaminan

Murtahin

Bank Syariah

Marhun Bih

Pembiayaan

33

3. Setelah kontrak pembiayaan ditanda tangani, dan agunan diterima oleh bank

syariah, maka bank syariah mencairkan pembiayaan.

4. Rahin melakukan pembayaran kembali ditambah dengan biaya (fee) yang

telah disepakati. Biaya ini berasal dari sewa tempat dan biaya untuk

pemeliharaan agunan.

C. Analisis SWOT

1. Pengertian

SWOT singkatan dari strengths, weaknesses, opportunities, dan threats

atau dalam istilah lain dikenal dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman. Kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap faktor internal

atau lingkungan intern organisasi, sedangkan peluang dan ancaman merupakan

faktor eksternal atau berada pada lingkungan ekstern organisasi. Dengan SWOT

dapat diketahui factor-faktor kunci keberhasilan lembaga atau suatu kebijakan

sehingga dapat dirancang program yang relevan atau dengan analisis ancaman

dan peluang akan memungkinkan lembaga dapat menciptakan kegiatan yang

dapat mengantisipasi ancaman.25

Melalui analisis SWOT diharapkan membantu pencapaian tujuan

organisasi dan atribut-atribut ancaman eksternal (threats) dan kelemahan internal

25

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

2009), h. 209.

34

(weaknesses) yang tidak diharapkan karena mengganggu pencapaian tujuan

organisasi.26

Analisis SWOT merupakan salah satu instrument analisis lingkungan

internal dan eksternal perusahaan yang telah dikenal luas. Analisis ini bertumpu

pada basis data tahunan yang mencakup data perkembangan organisasi pada tiga

tahun sebelum dilakukan analisis, apa yang diinginkan pada tahun dilakukannya

analisis serta kecenderungan organisasi untuk lima tahun kedepan pasca analisis.

Hasil analisis SWOT dapat menunjukkan kualitas dan kuantifikasi posisi

organisasi dengan sejumlah kemampuan inti bila resultansi kekuatan dan

kelemahannya positif yang kemudian memberikan rekomendasi strategis terhadap

strategi perusahaan serta rekomendasi fungsional kebutuhan atau modifikasi

sumber daya organisasi.27

Terdapat definisi masing-masing mengenai kekuatan (strengths),

kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats), sebagai

berikut:28

a. Kekuatan

Kekuatan merupakan sumber daya/kapabilitas yang dikendalikan oleh atau

tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul

dibanding dengan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang

26

T. Hani Handoko,dkk, Manajemen dalam Berbagai Perspektif, (Jakarta: Erlangga, 2012),

h.296. 27

Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis

Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h.29. 28

Sedarmayanti, Manajemen Strategi, (Bandung: Refika Aditama, 2014), h.109-110.

35

dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumber daya dan kompetensi yang

tersedia bagi perusahaan.

b. Kelemahan

Kelemahan merupakan keterbatasan/kekurangan dalam satu atau lebih sumber

daya/kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi

hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.

c. Peluang

Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan

suatu perusahaan. Identifikasi atas segmen pasar, perubahan dalam kondisi

persaingan/regulasi, perubahan teknologi, dan membaiknya hubungan dengan

pembeli/pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan.

d. Ancaman

Ancaman merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam

lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi

perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan. Masuknya

pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya kekuatan tawar

menawar dari pembeli/pemasok utama, perubahan teknologi, dan direvisinya

atau pembaruan peraturan, dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan

perusahaan.

Analisis SWOT mengarahkan analisis strategik dengan cara

memfokuskan perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness),

peluang (opportunities), dan ancaman (threat) yang memerlukan hal yang kritis

36

bagi keberhasilan organisasi maupun perusahaan dengan melakukan indentifikasi

secara hati-hati pada faktor keberhasilan kritis (critical success factors).29

Kinerja perusahaan atau organisasi dapat ditentukan dengan analisis

SWOT, yang merupakan hasil perbandingan dengan faktor-faktor eksternal

(peluang dan ancaman). Faktor internal diperoleh dari data dalam lingkungan

perusahaan seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional, kegiatan

pemasaran dan data staf serta karyawan. Sedangkan faktor eksternal diperoleh

dari data lingkungan diluar perusahaan atau organisasi, seperti analisis pasar,

komunitas, pemerintah, dan analisis kelompok (untuk kepentingan tertentu)

perencanaan usaha yang baik dengan menggunakan metode pengujian analisis

SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh Kearns

(1992).30

Tabel 2.1 Matriks SWOT Kearns

Efas

Ifas

Opportunities (O)

(Peluang)

Threath (T)

(Ancaman)

Strength (S)

(Kekuatan)

Strategi SO

Keunggulan Komparatif

(Comparative Advantage)

Strategi WO

Mobilisasi

(Mobilization)

Weaknesses (W)

(Kelemahan)

Strategi ST

Divestasi/Investasi

(Divestment/Invesment)

Strategi WT

Kendali kerusakan

(Damage Control)

29

A. Susty Ambarriani, Manajemen Biaya, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), h. 43. 30

M.Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta:

Gema Insani Press), h.67.

37

Dalam matriks tersebut, comparative advantage (keunggulan komparatif)

berarti pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi tidak

boleh membiarkan peluang tersebut hilang begitu saja, namun sebaliknya

organisasi harus segera memperkuatnya dengan berbagai perencanaan yang

mampu mendukungnya.

Sel A, ini memberi kemungkinan bagi organisasi untuk berkembang lebih

cepat, namun harus senantiasa waspada terhadap perubahan yang tidak menentu

dalam lingkungannya. Dengan demikian yang harus dijawab adalah “Bagaimana

memanfaatkan kekuatan yang ada, untuk meningkatkan posisi kompetitif

organisasi”.

Sel B, menghadapkan organisasi pada isu strategis Mobilization, yaitu

kotak interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasi

dengan kekuatan organisasi. Disini organisasi harus melakukan mobilisasi

sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman

dari luar tersebut. bahkan jika mungkin organisasi dapat mengubahnya menjadi

peluang.

Sel C, menampilkan isu strategis Investment atau Divestment yang

memberikan pilihan dengan situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat

meyakinkan, namun organisasi tidak memiliki kemampuan untuk menggarapnya.

Kalau dipaksakan, dapat memakan biaya yang cukup besar sehingga akan

merugikan organisasi.

38

Sel D, adalah kotak yang paling lemah dari semua sel karena merupakan

kotak atau titik temu dua sisi yang masing-masing lemah, dan karenanya

keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang

harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) yang diderita

sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.31

2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT

Pada Analisis SWOT terdapat fungsi, manfaat, dan tujuannya bagi

perusahaan, yaitu:

a. Fungsi Analisis SWOT

Sebagai alat analis, analisis SWOT berfungsi untuk menganalisis

mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan

melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisis mengenai

peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah

terhadap kondisi eksternal perusahaan. SWOT dapat digunakan untuk

mengungkap suatu penelitian mengenai capacity building suatu lembaga yang

terkait, pengembangan kelembagaan, pengembangan model kebijakan mulai dari

analisis formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan.

b. Manfaat Analisis SWOT

Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam

bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju masa depan

31

Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis

Perspektif Syariah, (Jakarta : Khairul Bayaan, 2003), h.31.

39

serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen

perusahaan dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Dasi hasil

analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungan dan

menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam

menetapkan sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk

memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder.32

c. Tujuan Analisis SWOT

Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan

suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan

penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bandingan

pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta

peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.

Tujuan lain diperlukannya analisis SWOT adalah dimana setiap produk yang

beredar di pasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam penjualan atau yang

dikenal dengan istilah daur hidup produk (life cycle product). Konsep daur hidup

produk dirujuk berdasarkan keadaan realitas yang terjadi di pasar, bahwa

konsumen memiliki tingkat kejenuhan dalam memakai suatu produk.33

32

Mirantini Tri Kuntari, “Analisis SWOT pada Produk Asuransi Mitra Mabrur Plus”, (Skripsi S1

Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h.18. 33

Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 343.

40

3. Faktor Eksternal dan Internal Dalam Perspektif SWOT

Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu

dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT,

yaitu:34

a. Faktor eksternal

Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and threats (O

dan T). dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di

luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan.

Faktor ini mencakup lingkungan industri (industry environment) dan

lingkungan bisnis makro (macro environment), ekonomi, politik, hukum,

teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.

b. Faktor internal

faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths and weaknesses (S

dan W). dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam

perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan

keputusan (decision making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua

macam manajemen fungsional : pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya

manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan

budaya perusahaan (corporate culture).

34

Muhammad Suwarsono, Manajemen Strategik, Konsep dan Kasus, (Yogyakarta: UPP AMP

YKPN, 2004), h. 4.

41

Tabel 2.2 Faktor eksternal dan internal perusahaan dalam perspektif SWOT

a. Faktor Eksternal

Opportunities Threats Kondisi Perusahaan

(Peluang) (Ancaman) yang baik

Opportunities Threats Kondisi Perusahaan

(Peluang) (Ancaman) yang tidak baik

b. Faktor Internal

Strengths Weaknesses Kondisi Perusahaan

(Kekuatan) (Kelemahan) yang baik

Strengths Weaknesses Kondisi Perusahaan

(Kekuatan) (Kelemahan) yang tidak baik

Berdasarkan pada gambar di atas maka ada 2 (dua) kesimpulan yang bisa

diambil dan layak diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu :

1) Sebuah perusahaan yang baik adalah jika opportunities (peluang) lebih besar

dibandingkan threats (ancaman) dan begitu pula sebaliknya.

2) Sebuah perusahaan yang baik adalah jika strengths (kekuatan) lebih besar

dibandingkan weaknesses (kelemahan) dan begitu pula sebaliknya.

4. Matriks Faktor Strategi Eksternal dan Internal

Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, maka perlu diketahui

terlebih dahulu faktor strategi eksternal (External Strategic Factor Analysis

Summery/EFAS). Berikut ini adalah tabel matriks EFAS:

>

<

>

<

42

Tabel 2.3 Matriks EFAS

Faktor-faktor Strategi

Eksternal

Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang

Ancaman

Total 1,00

Tahapan penentuan faktor strategi eksternal:

a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan

dalam kolom 1.

b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat

penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut

kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif

(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,

diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai dengan 1,0 (poor).

43

e. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

eksternalnya.

Jika telah menyelesaikan analisis faktor – faktor strategis eksternal

(peluang dan ancaman), maka kemudian harus menganalisis faktor strategis

internal (kekuatan dan kelemahan) dengan cara yang sama. Setelah faktor-faktor

strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal

Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor

strategis internal dalam kerangka strength and weakness perusahaan. Berikut ini

adalah tabel matriks IFAS.

Tabel 2.4 Matriks IFAS

Faktor-faktor Strategi

Internal

Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan

Kelemahan

Total 1,00

Tahapnya adalah:

a. Tentukan faktor –faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan

dalam kolom 1.

44

b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling

penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor

tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut

jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).

c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang

bersangkutan.

d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh

faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)

sampai dengan 1,0 (poor).

e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor

pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis

internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan

perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang

sama.

Setelah diketahui faktor-faktor strategi eksternal dan internal perusahaan

maka selanjutnya dapat membuat matriks internal eksternal (matriks IE). Matriks

internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE model).

Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan

45

pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk

memperoleh strategi bisnis ditingkat korporat yang lebih detail.

Tabel 2.5 Matriks Internal-Eksternal35

High (3-4) MEDIUM (2-3) LOW (1-2)

HIGH

(3-4)

1

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi vertikal

2

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

3

RETRENCHMENT

Strategi turn-around

MEDIUM

(2-3)

4

STABILITY

5

GROWTH

Konsentrasi melalui

integrasi horizontal

atau STABILITY

profit strategi

6

RETRENCHMENT

Strategi divestasi

LOW

(1-2)

7

GROWTH

Diversifikasi

konsentrik

8

GROWTH

Diversifikasi

Konglomerat

9

LIKUIDASI

Dari tabel tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi

pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi

utama, yaitu:

35

Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis (Cara Perhitungan Bobot,

Rating, dan OCAI), (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), h.95.

46

a. Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1,

2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).

b. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah

strategi yang telah diterapkan.

c. Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau

mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.

5. Langkah-Langkah Analisis Data Dalam Analisis SWOT

Langkah penelitian ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan,

mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai.

Dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut:

a. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan

kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai

faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel

informasi SWOT.

b. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal

Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal

organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness).

c. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi

keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan.

Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling

positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Alat yang dipakai

47

untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT.

Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan

ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan

empat set kemungkinan alternatif strategis.

Tabel 2.6 Matriks SWOT

Ifas

Efas

Strength (S)

Tentukan faktor-faktor

kekuatan internal

Weaknesses (W)

Tentukan faktor-faktor

kelemahan internal

Opportunities (O)

Tentukan faktor

peluang eksternal

Strategi SO

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang.

Strategi WO

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan untuk

memanfaatkan peluang.

Threath (T)

Tentukan faktor

ancaman eksternal

Strategi ST

Ciptakan strategi yang

menggunakan kekuatan

untuk mengatasi ancaman.

Strategi WT

Ciptakan strategi yang

meminimalkan

kelemahan dan

menghindari ancaman.

Keterangan:

Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

48

Strategi ST

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada.

Strategi WT

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu

1. Jurnal Nadhifatul, Topowijono, dan Defi Farah Azizah, 2013. Analisis Sistem

dan Prosedur Gadai Emas Syariah (Studi pada PT. Bank Mega Syariah dan

PT. Bank BNI Syariah Cabang Malang). Fokus penelitian ini adalah sistem

yang terkait dengan layanan produk gadai emas, prosedur yang membentuk

sistem, kebijakan BI terkait layanan produk gadai emas, dan kesesuaian

sistem dan prosedur dengan kebijakan BI. Hasil penelitian menunjukan bahwa

terdapat perbedaan tugas dan wewenang dalam melayani gadai di PT. Bank

Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah kantor cabang Malang.

Perbedaan dari penelitian yang penulis lakukan pada fokus penelitian ini yaitu

membahas mengenai analisis SWOT prospek pembiayaan kepemilikan emas

dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.

49

2. Jurnal Eris Tri Kurniawati, 2013. Analisis Pengaruh Transaksi Gadai Emas

Terhadap Tingkat Keuntungan Bank Syariah. Hasil penelitian ini berdasarkan

model regresi menunjukkan bahwa pendapatan transaksi gadai syariah (rahn)

memiliki pengaruh positif terhadap variabel laba bersih dimana kontribusi

variable bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan melalui nilai R2 (R-

squared) adalah sebesar 21,08%. Mengingat bahwa variabel bebas dalam

penelitian ini bukan merupakan produk utama dari bank yang mempengaruhi

laba bersih sehingga sisanya sebesar 78,92% variabel laba bersih akan

dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam

penelitian ini.

Perbedaan dalam penelitian ini penulis membahas mengenai prospek

pemberian pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur dengan menggunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif dan analisis SWOT.

3. Skripsi Aa Sulaiman, Prodi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2013. Perbandingan

konsep dan penerapan mnajemen risiko pembiayaan gadai emas dan

murabahah emas BNI Syariah Jakarta Utara. Hasil penelitian ini menunjukan

analisis yang dikaji dari konsep dan penerapan manajemen risiko, secara

umum terdapat kesesuaian, meskipun dalam berbagai kasus risiko terdapat

pelebaran kasus yang keluar dari konsep yang ada. Disamping itu, terdapat

perbedaan antara manajemen risiko pada pembiayaan gadai dan murabahah

50

emas dengan pembiayaan lain yang ada di BNI Syariah Jakarta Utara.

Perbedaan tersebut terletak pada analisis kelayakan nasabah dalam

memperoleh pembiayaan bank.

Perbedaan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian

kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif serta metode analisis

SWOT yang membahas mengenai prospek pembiayaan kepemilikan emas dan

gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.

4. Skripsi Mirantini Tri Kuntari, Prodi Muamalat Konsentrasi Perbankan

Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2015.

Analisis SWOT Pada Produk Asuransi Mitra Mabrur Plus. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan penetapan strategi pemasaran

mitra mabrur plus pada AJB Bumiputera 1912 cukup signifikan. Analisis

SWOT Mitra Mabrur Plus: kekuatan produk mitra mabrur plus yaitu dalam

pemasarannya memakai strategi kumpulan atau masuk melalui perusahaan,

sedangkan kelemahan produk ini yaitu belum memiliki web aplikasi tersendiri

untuk menghemat waktu nasabah, peluang untuk produk ini antara lain

melakukan promosi langsung ke dalam instansi atau perusahaan-perusahaan,

sedangkan tantangannya antara lain perusahaan harus lebih inovatif dalam

mengembangkan produk mitra mabrur plus dalam menghadapi persaingan

dengan perusahaan lain.

Perbedaan dalam penelitian ini penulis membahas mengenai prospek

pemberian pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah

51

Mandiri Kantor Cabang Cibubur dengan menggunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif dan analisis SWOT.

5. Skripsi Arief Triandi Azra, Prodi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2013. Analisis SWOT

KLS (Kantor Layanan Syariah) BRI Syariah. Hasil penelitian ini

menunjukkan, mekanisme operasional kantor layanan syariah akan menjaring

nasabah BUK existing BRI yang mau bertransaksi secara syariah untuk

menabung di BRI Syariah yang merupakan anak perusahaan PT BRI. Analisis

SWOT menghasilkan keunggulan kompetitif berdasarkan perhitungan EFAS

dan IFAS dengan skor > 2,5, yaitu secara berurutan 3,10 dan 2,65. Skor

tersebut mendeskripsikan keadaan BRI Syariah yang memiliki kekuatan dan

peluang yang cukup besar dalam ekspansi KLS dan mengungguli para

competitor dipuncak persaingan.

Perbedaan dalam penelitian ini penulis membahas mengenai prospek

pemberian pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur dengan menggunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif dan analisis SWOT.

52

BAB III

GAMBARAN UMUM

BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG CIBUBUR JAKARTA

TIMUR

A. Profil Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur

Bank Syariah mandiri Kantor Cabang Cibubur yang beralamatkan di Jl.

Raya Alternatif, Cibubur, Jakarta Timur. Berdiri pada tahun 2009 yang saat itu

masih menjadi Bank Syariah Mandiri Kantor kas Cibubur dengan seiring

berkembang dan meningkatnya aset kemudian pada pertengahan tahun 2012

menjadi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur tepatnya bulan Juni

2012. Jumlah karyawan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur sekitar

30 orang pegawai. Sedangkan untuk total asetnya hingga saat ini ± 300 M seiring

dengan meningkatnya jumlah nasabah.36

B. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur

Jakarta Timur

Kehadiran BSM sejak tahun 1999 tepatnya pada tanggal 25 oktober 1999,

sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan

moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak

Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik

36

Wawancara pribadi dengan Bpk.Nopal R. Mucharam. Jakarta, 26 Agustus 2016.

53

nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap

seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi

tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank

konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil

tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di

Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki

oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT

Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi

tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta

mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan

penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,

Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri

(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga

menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik

mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan

konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.

Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah

di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU

54

No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi

syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan

UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT

Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,

Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan

infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional

menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank

Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No.

23 tanggal 8 September 1999.

Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan

oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,

25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior

Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama

menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal

tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin

tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang

mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi

kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani

inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam

55

kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun

Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

Untuk perkembangannya sampai dengan 2015, PT Bank Syariah Mandiri

(BSM) masih menempati posisi sebagai bank syariah dengan pangsa pasar dan

aset terbesar dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Per akhir 2015, aset

BSM telah mencapai sebesar Rp70,37 triliun, pembiayaan yang disalurkan

sebesar Rp51,09 triliun, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil

dihimpun dari masyarakat mencapai sebesar Rp62,11 triliun. Saat ini, BSM

memiliki 9.633.273 rekening nasabah, 865 kantor layanan yang berada di

Indonesia yang salah satunya adalah Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur dan

didukung oleh 16.926 orang jumlah pegawai Bank Syariah Mandiri.

C. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri 37

Visi

“Bank Syariah Terdepan dan Modern”

Bank Syariah Terdepan: Menjadi bank syariah yang selalu unggul di antara

pelaku industri perbankan syariah di Indonesia pada segmen consumer, micro,

SME, commercial, dan corporate.

Bank Syariah Modern: Menjadi bank syariah dengan sistem layanan dan

teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.

37

http://www.syariahmandiri.co.id

56

Misi

Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang

berkesinambungan.

Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang melampaui

harapan nasabah.

Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada

segmen ritel.

Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.

Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.

Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.

57

D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur

Jakarta Timur

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BSM Cibubur

Kepala Cabang

(Marita Kristianingrum)

Branch Office Manager

(Retno Kusumawati)

Consumer

Banking

Relationship

Manager

(Edwin)

Bisnis Banking

Relationship Manager

(Randy)

Priority

Banking

Officer

(Siska)

Officer Gadai

(Nopal R

Mucharam)

Kepala

Warung Mikro

(Sofyan)

Bisnis Banking Staff

(Asep)

CFE

(Nining)

JCBRM

(Desi)

PG 1

(Lucky)

PG 2

(Adis)

AK

(Kosasih) PMM

1

(Soleh)

PMM

2

(Abi)

GSA

(Aneu)

Back

Office

(Wida)

CS 1

(Dita)

CS 2

(Icha)

Teller 1

(Ajeng)

Teller 2

(Indri)

Pegawai

Dasar

OB 1

(Indra)

OB 2

(Daril)

Driver

(Cotib,

Kus,

Rahman)

Security

(Syahla

ni, Eko,

Ariyadi,

Zainal)

58

Keterangan:

CFE = Consumer Financing Executive

JBRM = Junior Consumer Banking Relationship Manager

PG 1 = Penaksir Gadai 1

PG 2 = Penaksir Gadai 2

AK = Analyst Kredit

PMM 1 = Pelaksana Marketing Mikro 1

PMM 2 = Pelaksana Marketing Mikro 2

GSA = General Support Asistant

CS 1 = Customer Service 1

CS 2 = Customer Service 2

OB = Office Boy

E. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur

Produk/Jasa BSM dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) produk/jasa

sebagai berikut:

1. Produk Penghimpun Dana

a. Tabungan

Tabungan BSM, BSM Tabungan Berencana, BSM Tabungan simpatik,

BSM tabungan mabrur, BSM tabungan mabrur junior, BSM tabungan

59

dollar, BSM tabungan investa cendekia, BSM tabungan perusahaan,

BSM tabungan pensiun, BSM tabunganku, BSM simpanan pelajar iB.

b. Deposito

BSM deposito, BSM deposito valas.

c. Giro:

BSM giro, BSM giro valas, BSM giro Singapore dollar, BSM giro euro.

d. Sukuk Negara Ritel.

e. Reksa Dana.

f. Tabungan Saham Syariah.

2. Produk Pembiayaan

a. BSM pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna,

IMBT.

b. Pembiayaan PKPA (Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para

Anggota).

c. BSM pembiayaan impian.

d. BSM pembiayaan griya BSM, pembiayaan pemilikan rumah sejahtera

syariah tapak, pembiayaan griya PUMP-KB, BSM optima pembiayaan

pemilikan rumah.

e. BSM pembiayaan pensiun.

f. BSM pembiayaan alat kedokteran.

g. BSM pembiayaan Oto.

h. BSM pembiayaan Eduka.

60

i. Pembiayaan dana berputar.

j. Pembiayaan umrah.

k. Pembiayaan dengan agunan investasi terkait syariah mandiri.

l. BSM pembiayaan warung mikro.

m. Pembiayaan gadai emas Bank Syariah Mandiri, pembiayaan cicil emas

Bank Syariah Mandiri.

3. Produk Layanan

a. BSM card, BSM ATM, BSM call 14040, BSM SMS banking, BSM

mobile banking, BSM net banking, BSM notifikasi.

b. MBP (Multi Bank Payment).

c. BPI (BSM Pembayaran Institusi).

d. BPR host to host.

e. BSM e-money.

f. Transfer D.U.I.T, transfer valas, western union, transfer nusantara.

F. Produk Pembiayaan Cicil Emas dan Gadai Emas Bank Syariah Mandiri

Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur

1. Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri

Produk cicil emas Bank Syariah Mandiri diluncurkan berdasarkan

ketentuan dari DSN-MUI No.77/DSN-MUI/V/2010 Tentang Jual Beli Emas

Secara Tidak Tunai dan persetujuan Surat Edaran Bank Indonesia

No.14/016/DPBS 2012. Produk BSM cicil emas merupakan fasilitas yang

61

disediakan oleh BSM untuk membantu nasabah dalam membiayai

pembelian/kepemilikan emas berupa lantakan (batangan) dengan cara mudah

memiliki emas dan menguntungkan. Jenis emas yang dapat dibiayai adalah emas

lantakan (batangan) dengan minimal jumlah gram adalah 10 gram. Pembiayaan

BSM cicil emas menggunakan akad Murabahah (di bawah tangan) dan

pengikatan agunan dengan menggunakan akad rahn (gadai).

Pembayaran BSM cicil emas dilakukan dengan cara angsuran dalam

jumlah yang sama setiap bulannya. Nasabah dapat memilih jangka waktu

pembiayaan yang diinginkan paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama hingga

5 (lima) tahun, pelunasan dipercepat diperbolehkan setelah pembiayaan minimal

berjalan satu tahun. Nasabah dapat membayar uang muka minimal 20% dari

harga perolehan emas, uang muka dibayar secara tunai (tidak dicicil) oleh

nasabah kepada bank. Sumber dana uang muka harus berasal dari dana nasabah

sendiri (self financing) dan bukan berasal dari pembiayaan yang diberikan oleh

bank. Plafond pembiayaan BSM cicil emas maksimum 80% dari harga perolehan

untuk emas jenis lantakan (batangan).

Jumlah pembiayaan BSM cicil emas maksimal adalah Rp150.000.000,-

(seratus lima puluh juta rupiah). Nasabah diperkenankan memiliki fasilitas

pembiayaan qardh beragun emas dan pembiayaan BSM cicil emas secara

bersamaan, dengan ketentuan jumlah limit total pembiayaan keseluruhan paling

banyak adalah Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah).

62

Dalam pelaksanaan pembiayaan BSM cicil emas ini nasabah juga perlu

mempersiapkan biaya administrasi, materai dan asuransi. Pada produk BSM cicil

emas juga diperlukan jaminan, dengan ketentuan: jaminan adalah barang yang

menjadi objek pembiayaan (emas), jaminan tidak dapat ditukar dengan agunan

lain, pengikatan jaminan dilakukan selama masa pembiayaan, dan fisik jaminan

disimpan di bank. Supplier emas untuk produk BSM cicil emas yaitu PT Antam

Persero, toko emas atau perorangan yang telah memiliki kerja sama dengan bank.

Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan nasabah dari produk cicil

emas BSM, antara lain: Pertama, rasa aman dan perlindungan karena emas milik

nasabah diasuransikan. Kedua, likuid karena emas nasabah dapat diuangkan

dengan cara dijual atau digadaikan. Ketiga, berfungsi sebagai tabungan,

kepemilikan emas pada bank syariah merupakan hak nasabah, bank hanyalah

sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya sesuai syariah. Keempat,

membantu nasabah yang ingin berinvestasi emas, karena bank syariah mandiri

akan melakukan investasi sesuai dengan syariah.

Adapun Syarat yang perlu dipenuhi oleh nasabah untuk pembiayaan BSM

cicil emas adalah sebagai berikut:38

1) WNI cakap umur

2) Pegawai dengan usia minimal 21 tahun s.d usia maksimal 55 tahun.

3) Pensiunan berusia maksimal 70 tahun pada saat pembiayaan jatuh tempo.

4) Profesional dan wiraswasta berusia maksimal 60 tahun.

38

www.syariahmandiri.co.id

63

5) Menyerahkan Kartu Identitas (KTP/NPWP).

Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur menetapkan kebijakan alur

mekanisme pembiayaan murabahah pada produk tabungan cicil emas sebagai

berikut:

a. Bank setuju untuk memberikan pembiayaan kepemilikan emas (cicil emas

BSM) kepada nasabah yang pelaksanaannya menggunakan akad murabahah

untuk kepemilikan emas baik dalam bentuk lantakan (batangan) dan atau

perhiasan sesuai dengan spesifikasi yang tercantum pada Surat Berharga

Kepemilikan Emas (SBKE).

b. Berdasarkan butir 1 akad induk ini nasabah mengaku berhutang kepada

bank senilai pembiayaan kepemilikan emas (cicil emas BSM) sebagaimana

yang tercantum dalam SBKE, yang terdiri dari harga jual dikurangi dengan

uang muka, dan belum termasuk biaya administrasi. Masing-masing

nominal dari harga jual, uang muka dan biaya administrasi tercantum

dengan SBKE. Dimana harga jual adalah harga beli (harga perolehan

pembelian emas) ditambah dengan margin (keuntungan bank).

c. Nasabah mengikat diri dan berjanji untuk membayar kembali hutang

berdasarkan akad induk ini kepada bank dalam jangka waktu tertentu

dengan cara mengangsur tiap bulan pada tanggal angsuran sebagaimana

yang tercantum dalam SBKE. Adapun jangka waktu dan besarnya angsuran

dicantumkan dalam SBKE.

64

d. Dalam hal nasabah lalai dalam melakukan pembayaran cicil emas BSM

sebagaimana dimaksud butir 3 akad induk ini, maka nasabah dengan ini

setuju dan sepakat untuk dikenakan denda oleh bank atas keterlambatan

pembayaran tersebut dengan jumlah sebagaimana yang tercantum dalam

lembar jadwal angsuran pembiayaan cicil emas BSM.

e. Untuk lebih menjamin pembayaran kembali dengan tertib sebagaimana

dengan hutang nasabah berdasarkan akad induk ini, maka nasabah

menjamin emas yang dibiayai dengan pembiayaan cicil emas BSM kepada

bank (selanjutnya disebut dengan agunan atau barang), dengan rincian

sebagaimana tercantum dalam SBKE.

2. Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri

Berlandaskan fatwa Dewan Syariah Nasional No.26/DSN-MUI/III/2002

Tentang Rahn Emas, maka pada awal Bulan Juli 2002 produk ini mulai

beroperasi dimana di Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur produk ini baru

diluncurkan pada 18 Maret 2009. Gadai Emas BSM merupakan produk

pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif

memperoleh uang tunai dengan cepat. Pembiayaan ini diperuntukkan untuk

perorangan.

Akad yang digunakan pada produk gadai emas BSM adalah akad qardh

dalam rangka rahn. Qardh dalam rangka rahn adalah akad pemberian pinjaman

dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank

65

menjaga barang jaminan yang diserahkan. Akad qardh, untuk pengikatan

pinjaman dana yang disediakan bank syariah kepada nasabah. Akad rahn, untuk

pengikatan emas sebagai agunan atas pinjaman dana. Sedangkan, untuk

pengikatan pemanfaatan jasa penyimpanan dan biaya pemeliharaan menggunakan

akad ijarah. Jenis jaminan yang dapat diterima oleh BSM yaitu logam mulia dan

perhiasan.

Ada beberapa keunggulan yang akan diperoleh nasabah jika menggunakan

produk gadai emas BSM antara lain, pricing yang murah, nyaman layananya, dan

jaringan yang tersebar luas diseluruh kota-kota di Indonesia. Dalam pelaksanaan

gadai emas BSM, nasabah perlu mempersiapkan biaya administrasi (dipungut di

depan) dan biaya pemeliharaan (dipungut di akhir atau diawal periode). Biaya

administrasi dan asuransi barang jaminan dibayar pada saat pencairan, sedangkan

untuk biaya pemeliharaan dihitung perhari 15 dan dibayar pada saat pelunasan.39

Produk pembiayaan gadai emas BSM dapat diberikan paling banyak

sebesar Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) untuk setiap nasabah,

dengan jangka waktu pembiayaan gadai emas ini 4 (empat) bulan dan dapat

digadai ulang diperpanjang maksimal 2 (dua) kali. Penetapan Financing to Value

(FTV) pada produk gadai emas Bank Syariah Mandiri yaitu untuk FTV perhiasan

sebesar 85% dan FTV logam mulia sebesar 90%. Financing To Value (FTV)

adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diterima nasabah dengan

nilai emas yang diagunkan nasabah kepada bank. FTV ditetapkan oleh PT Bank

39

Wawancara dengan Bpk.Nopal R. Mucharam. Jakarta, 26 Agustus 2016.

66

Syariah Mandiri dengan memperhatikan ketentuan FTV yang ditetapkan Bank

Indonesia.

Ada beberapa manfaat dan kemudahan yang bisa didapatkan nasabah dari

produk gadai emas BSM, antara lain: aman dan terjamin, prosesnya mudah dan

cepat, biaya pemeliharaan yang murah, dan dapat terkoneksi dengan fasilitas

lainnya, seperti rekening tabungan, ATM, dan lain sebagainya.

Tujuan penggunaan dari produk gadai emas ini adalah untuk membiayai

keperluan dana jangka pendek atau tambahan modal kerja jangka pendek untuk

golongan nasabah usaha mikro dan kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-

undang nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah, serta

tidak dimaksudkan untuk tujuan investasi.40

Adapun Syarat dan ketentuan yang perlu dipenuhi oleh nasabah untuk

pembiayaan BSM gadai emas adalah sebagai berikut:

1) Kartu identitas nasabah.

2) Pembiayaan mulai dari Rp500.000,-.

3) Jaminan berupa emas perhiasan atau lantakan (batangan).

4) Jangka waktu 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang atau dapat digadai

ulang (setelah dilakukan penaksiran dan melunasi biaya gadai).

Alur mekanisme untuk memperoleh fasilitas pembiayaan gadai emas di

Bank Syariah Mandiri sebagai berikut :

40

Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/7/DPbS 2012

67

1. Calon nasabah datang langsung ke Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Cibubur dengan membawa emas yang berupa perhiasan ataupun logam mulia

dengan menunjukkan persyaratan pembiayaan yang telah ditentukan. Jika

persyaratan yang dibawa oleh calon nasabah sudah lengkap, kemudian

nasabah mengisi formulir permohonan gadai yang telah disediakan.

2. Barang jaminan emas tersebut diteliti kualitasnya oleh petugas gadai untuk

menetapkan nilai pembiayaan yang akan diberikan. Nilai pembiayaan yang

diberikan jika perhiasan sebesar 85% dari nilai taksiran sedangkan jika logam

mulia sebesar 90% dari nilai taksiran.

3. Petugas gadai menaksir harga emas yang digadaikan. Setelah itu petugas

gadai menguji keaslian barang jaminan emas dengan langkah-langkah yang

sudah ditentukan.

4. Kemudian, petugas gadai melakukan komite ke kepala cabang untuk

menentukan diterima atau ditolaknya pembiayaan tersebut. Setelah keputusan

dari kepala cabang diterima oleh petugas gadai, maka petugas gadai akan

menginformasikan kepada calon nasabah.

5. Jika diterima, maka petugas gadai akan menghitung pembiayaan yang akan

diterima oleh calon nasabah sesuai ketentuan BI sekaligus menentukan biaya

administrasi.

6. Kemudian pencairan melalui rekening nasabah dan disertai dengan

pembayaran biaya administrasi secara tunai sesuai dengan yang telah

ditentukan.

68

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

A. Tingkat Perkembangan Produk Pembiayaan Cicil Emas Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur

Produk emas seperti cicil emas hingga kini dinilai masih membuka

peluang pendapatan bagi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur. Meski

ramai pada musim tertentu produk ini dinilai masih prospektif. Dibawah ini akan

disajikan data perkembangan produk cicil emas Bank Syariah Mandiri Cabang

Cibubur dalam tiga tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2013-2015.

Tabel 4.1 Data Perkembangan Produk Cicil Emas BSM Cibubur

Tahun 2013-2015

(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Jumlah

Nasabah

Berat

Logam

Mulia (gr)

Nilai Logam

Mulia

Plafon

Pembiayaan

Margin

2013 43 2,890 1,400,115,000.00 1,070,008,000.00 216,716,625.57

2014 75 2,490 1,219,650,000.00 1,008,258,000.00 203,068,971.73

2015 141 9,470 4,824,715,000.00 3,813,041,000.00 697,840,436.95

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari tahun ketahun produk cicil

emas ini selalu meningkat dibuktikan dengan jumlah nasabah yang setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Di Bank Syariah Mandiri cabang Cibubur

produk cicil emas ini baru berjalan efektif pada awal tahun 2013. Jika dilihat pada

69

tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah nasabah sebesar 74,4%, namun marginnya

tidak meningkat, hal itu dikarenakan jumlah berat logam mulia yang lebih sedikit

dibandingkan jumlah berat logam mulia pada tahun 2013. Pada tahun 2015 terjadi

peningkatan jumlah nasabah sebesar 88% dibandingkan pada tahun 2014, selain

jumlah nasabah yang meningkat jumlah berat logam mulia, nilai logam mulia,

plafon pembiayaan, dan margin juga meningkat. Dari data perkembangan produk

cicil emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur membuktikan bahwa

produk cicil emas ini mampu meningkatkan segmen pembiayaan untuk produk

emas. Pada dasarnya produk cicil emas ini diluncurkan karena sebagai alternatif

peningkatan dari segmen pembiayaan emas dan dapat mendatangkan keuntungan

kepada pihak bank.

B. Analisis SWOT Prospek Produk Pembiayaan Cicil Emas Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur

1. Faktor Internal Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur

a. Kekuatan (Strengths)

1) Persyaratan yang mudah dan jangka waktu pembiayaan yang panjang.

2) Sistem pembayaran angsuran autodebet melalui rekening tabungan nasabah.

3) Pricing yang murah dan emasnya diasuransikan.

b. Kelemahan (Weaknesses)

a. Analisis kelayakan pembiayaan masih belum optimal

b. Sumber daya manusia tenaga kerja yang terbatas

70

c. Sistem IT yang masih perlu disempurnakan

Tabel 4.2 Matriks IFAS Cicil Emas BSM Cibubur

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Persyaratan yang mudah dan jangka

waktu pembiayaan yang panjang.

Analisis kelayakan pembiayaan masih

belum optimal.

Sistem Pembayaran angsuran autodebet

melalui rekening tabungan nasabah.

Sumber daya manusia tenaga kerja

yang terbatas.

Pricing yang murah dan emasnya

diasuransikan.

Sistem IT yang masih perlu

disempurnakan.

2. Faktor Eksternal Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur

a. Peluang (Opportunities)

1) Respon yang baik dari masyarakat khususnya masyarakat yang ingin

memiliki emas dengan cara mencicil.

2) Produk cicil emas BSM bersinergi dengan Bank Mandiri.

3) Trend masyarakat menjadikan emas sebagai alat investasi.

b. Ancaman (Threats)

1) Banyaknya pesaing untuk produk yang serupa pada lembaga keuangan

syariah maupun non syariah.

2) Persaingan jasa layanan pembiayaan yang semakin kompetitif.

3) Harga emas yang fluktuatif.

71

Tabel 4.3 Matriks EFAS Cicil Emas BSM Cibubur

Peluang (O) Ancaman (T)

Respon yang baik dari masyarakat

khususnya masyarakat yang ingin

memiliki emas dengan cara mencicil.

Banyaknya pesaing untuk produk yang

serupa pada lembaga keuangan syariah

maupun non syariah.

Produk cicil emas BSM bersinergi

dengan Bank Mandiri.

Persaingan jasa layanan pembiayaan

yang semakin kompetitif.

Trend masyarakat menjadikan emas

sebagai alat investasi.

Harga emas yang fluktuatif.

3. Matriks EFAS dan IFAS Produk Cicil Emas BSM Cibubur

Setelah Faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan

diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)

disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam

kerangka strength and weakness. Cara dan tahapannya yaitu beri bobot masing-

masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting),

kemudian berikan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala

mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), kalikan bobot dengan rating

untuk memperoleh faktor pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi. Jumlahkan skor pembobotan

untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.

72

Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap

faktor-faktor strategis internalnya.

Tabel 4.4 Matriks IFAS Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri Cabang

Cibubur

Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan (Strengths)

Persyaratan yang mudah dan

jangka waktu pembiayaan yang

panjang.

0,22

4

0,88

Sistem Pembayaran angsuran

autodebet melalui rekening

tabungan nasabah.

0,23

4

0,92

Pricing yang murah dan

emasnya diasuransikan.

0,27

4

1,08

Kelemahan (Weaknesses)

Analisis kelayakan pembiayaan

masih belum optimal.

0,08

2

0,16

Sumber daya manusia tenaga

kerja yang terbatas.

0,12

2

0,24

73

Sistem IT yang masih perlu

disempurnakan.

0,08

2

0,16

Total 1,00 3,44

Matriks IFAS digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal

perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.

berdasarkan tabel 4.4 matriks IFAS, dapat dilihat hasil perhitungan didapatkan

total skor sebesar 3,44. Hal ini menunjukkan bahwa produk cicil emas BSM

cibubur memiliki potensi internal yang kuat. Artinya adalah perusahaan mampu

memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan yang ada.

Jika telah menyelesaikan analisis faktor –faktor strategis internal

(kekuatan dan kelemahan), maka kemudian harus menganalisis faktor strategis

eksternal (peluang dan ancaman) dengan cara dan tahapan yang sama.

Tabel 4.5 Matriks EFAS Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri Cabang

Cibubur

Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang (Opportunities)

Respon yang baik dari masyarakat

khususnya masyarakat yang ingin

memiliki emas dengan cara mencicil.

0,27

4

1,08

74

Produk cicil emas BSM bersinergi

dengan Bank Mandiri.

0,23

3

0,69

Trend masyarakat menjadikan emas

sebagai alat investasi.

0,27

3

0,81

Ancaman (Threats)

Banyaknya pesaing untuk produk yang

serupa pada lembaga keuangan syariah

maupun non syariah.

0,08

1

0,08

Persaingan jasa layanan pembiayaan

yang semakin kompetitif.

0,07

2

0,14

Harga emas yang fluktuatif. 0,08 2 0,16

Total 1,00 2,96

Matriks EFAS digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal

perusahaan yang meliputi peluang dan ancaman. Berdasarkan tabel 4.5 matriks

EFAS, hasil perhitungan didapatkan total skor sebesar 2,96. Hal ini menunjukan

bahwa produk cicil emas BSM Cibubur berada pada posisi ekstern di atas rata-

rata dengan mampu memanfaatkan peluang yang ada serta menghadapi ancaman.

Setelah diketahui faktor-faktor strategi eksternal dan internal perusahaan

maka selanjutnya dapat membuat matriks internal eksternal (matriks IE).

75

Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan

pengaruh eksternal yang dihadapi. Matriks IE digunakan untuk menentukan

posisi perusahaan. Berdasrkan hasil analisis faktor internal dengan menggunakan

matriks IFAS maka diperoleh total sebesar 3,44. Sedangakan hasil analisis faktor

eksternal dengan menggunakan matriks EFAS diperoleh total skor 2,96.

Gambar 4.1 Matriks Internal-Eksternal Produk Cicil Emas BSM Cibubur

Total Skor Faktor strategi Internal

4,0 Kuat 3,0 Rata-Rata 2,0 Lemah 1,0

I

Pertumbuhan

II

Pertumbuhan

III

Penciutan

IV

Stabilitas

V

Pertumbuhan

Stabilitas

VI

Penciutan

VII

Pertumbuhan

VIII

Pertumbuhan

IX

Likuidasi

Berdasarkan kedua nilai skor tersebut, produk cicil emas Bank Syariah

Mandiri Cabang Cibubur berada pada sel IV (stabilitas). Strategi stabilitas adalah

strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.

Total

Skor

Faktor

Strategi

Eksternal

Menengah

2,0

Tinggi

3,0

Rendah

1,0

76

Dari hasil analisis diatas kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan

menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan.

Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif)

dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Alat yang dipakai untuk menyusun

faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif

strategis.

Tabel 4.6 Matriks SWOT Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur

IFAS

EFAS

Strength (S)

1. Persyaratan yang

mudah dan jangka

waktu pembiayaan

yang panjang.

2. Sistem Pembayaran

angsuran autodebet

melalui rekening

tabungan nasabah.

3. Pricing yang murah dan

emasnya diasuransikan.

Weaknesses (W)

1. Analisis kelayakan

pembiayaan masih belum

optimal.

2. Sumber daya manusia

tenaga kerja yang terbatas.

3. Sistem IT yang masih

perlu disempurnakan.

Opportunities (O)

1. Respon yang baik dari

masyarakat

khususnya

Strategi SO

1. Mempertahankan dan

meningkatkan kualitas

produk.

Strategi WO

1. Meningkatkan sumber

daya manusia tenaga kerja

yang professional dalam

77

masyarakat yang

ingin memiliki emas

dengan cara mencicil.

2. Produk cicil emas

BSM bersinergi

dengan Bank

Mandiri.

3. Trend masyarakat

menjadikan emas

sebagai alat investasi.

2. Memperluas pangsa

pasar dan

meningkatkan

pelayanan kepada

nasabah.

3. Memberikan edukasi,

sosialisasi dan promosi

yang gencar serta

mempertahankan nilai

kepercayaan nasabah.

memilih kualitas calon

nasabah.

2. Penambahan sumber daya

tenaga kerja serta

meningkatkan kerjasama

dan kepercayaan antara

Bank Mandiri dan Bank

Syariah Mandiri.

3. Meningkatkan dan

memperbarui sistem

informasi dan teknologi

sehingga mampu menjaga

kualitas fasilitas dan

pelayanan.

Threath (T)

1. Banyaknya pesaing

untuk produk yang

serupa pada lembaga

keuangan syariah

maupun non syariah.

2. Persaingan jasa

layanan pembiayaan

yang semakin

kompetitif.

3. Harga emas yang

fluktuatif.

Strategi ST

1. Peningkatan brand dan

citra perusahaan yang

lebih baik.

2. Menjelaskan perbedaan

dan keunggulan produk

yang dimiliki.

3. Menjaga kestabilan

harga dengan

memberikan promosi

atau diskon.

Strategi WT

1. Meningkatkan kualitas

tenaga kerja dan kualitas

produk yang lebih unggul.

2. Menambah kuantitas

jumlah tenaga kerja untuk

pencapaian yang maksimal

dan memperluas

segmentasi pasar.

3. Mampu mengoptimalkan

sistem informasi dan

jaringan yang luas dalam

sehingga dapat

memberikan sistem yang

baik.

78

Matriks SWOT menganalisis faktor internal perusahaan berupa kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dan faktor eksternal perusahaan berupa

peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan untuk menghasilkan alternatif

strategi yang akan dilaksanakan perusahaan. Terdapat empat alternatif strategi

yang dilakukan dapat dilihat dalam tabel 4.6 penjelasan secara lebih rinci

mengenai strategi tersebut adalah sebagai berikut:

Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya. Strategi SO yang dihasilkan adalah pertama,

mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk. Kedua, Memperluas

pangsa pasar dan meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Ketiga,

Memberikan edukasi, sosialisasi dan promosi yang gencar serta

mempertahankan nilai kepercayaan nasabah.

Strategi ST (Strength-Threat)

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST yang dihasilkan adalah

peningkatan brand dan citra perusahaan yang lebih baik, menjelaskan

perbedaan dan keunggulan produk yang dimiliki, menjaga kestabilan harga

dengan memberikan promosi atau diskon.

79

Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO yang dihasilkan yaitu

meningkatkan sumber daya manusia tenaga kerja yang professional dalam

memilih kualitas calon nasabah, penambahan sumber daya tenaga kerja serta

meningkatkan kerjasama dan kepercayaan antara Bank Mandiri dan Bank

Syariah Mandiri, meningkatkan dan memperbarui sistem informasi dan

teknologi sehingga mampu menjaga kualitas fasilitas dan pelayanan.

Strategi WT (Weakness-Threat)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi WT

yang dihasilkan adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja dan kualitas produk

yang lebih unggul, menambah kuantitas jumlah tenaga kerja untuk pencapaian

yang maksimal dan memperluas segmentasi pasar, mampu mengoptimalkan

sistem informasi dan jaringan yang luas dalam sehingga dapat memberikan

sistem yang baik.

C. Tingkat Perkembangan Produk Pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur

Dibawah ini akan disajikan data perkembangan produk gadai emas Bank

Syariah Mandiri Cabang Cibubur dalam tiga tahun terakhir, yaitu sejak tahun

2013-2015.

80

Tabel 4.7 Data Perkembangan Produk Gadai Emas BSM Cibubur

Tahun 2013-2015

(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Jumlah

Nasabah Nilai Jaminan Nilai Pembiayaan Biaya Penitipan

2013 206 2,124,225,862.00

1,848,076,499.94

194,048,032.49

2014 211 2,760,094,100.00 2,401,281,867.00 252,134,596.04

2015 266 2,764,669,900.00 2,405,262,813.00 252,552,595.37

Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari tahun ketahun produk gadai

emas ini selalu meningkat dibuktikan dengan jumlah nasabah yang setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, nasabah yang melakukan

pembiayaan gadai emas di Bank Syariah mandiri Cabang Cibubur berjumlah 206

nasabah dengan total nilai jaminan Rp2,124,225,862.00,- dan total nilai

pembiayaan gadai emas sebesar Rp1,848,076,499.94,-. Sedangkan untuk total

biaya penitipan dari 206 nasabah sebesar Rp194,048,032.49,-.

Sepanjang tahun 2014 terjadi peningkatan nasabah dengan jumlah

nasabah 211. Jika dibandingkan pada tahun 2013 dengan jumlah nasabahnya 206

kenaikannya sebesar 2,42%, walaupun kenaikannya tidak terlalu tinggi namun

kenaikan jumlah nasabah ini dapat berpengaruh kepada kenaikan total nilai

jaminan, nilai pembiayaan, dan nilai penitipan yang tentunya dapat

81

mendatangkan keuntungan kepada perusahaan (Bank Syariah Mandiri Cabang

cibubur).

Pada tahun 2015 produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cibubur

masih terus mengalami kenaikan yang cukup tinggi dengan total jumlah

nasabahnya 266 orang nasabah, jika dibandingkan pada tahun 2014 yang hanya

berjumlah 211 kenaikan jumlah nasabah ini sebesar 26%. Total nilai jaminan,

nilai pembiayaan, dan nilai penitipan otomatis juga meningkat dengan masing-

masing total, yaitu untuk nilai jaminan sebesar Rp2,764,669,900.00, nilai

pembiayaan sebesar Rp2,405,262,813.00, dan nilai jaminan sebesar

Rp252,552,595.37,-.

Bank Syariah mandiri Cabang Cibubur berharap kenaikan ini juga bisa

terus terjadi untuk tahun-tahun berikutnya. Sejak pertama produk gadai emas

diluncurkan oleh BSM cabang Cibubur, tidak menutup kemungkinan bahwa

pembiayaan ini akan berkembang pesat apabila BSM cabang Cibubur terus

melakukan inovasi untuk pencapaian yang lebih baik dengan usaha yang

maksimal.

D. Analisis SWOT Prospek Produk Pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah

Mandiri Kantor Cabang Cibubur

1. Faktor Internal Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur

a. Kekuatan (Strengths)

1) Penawaran produk yang cepat, mudah dan aman.

82

2) Sistem pencairan dana melalui rekening tabungan nasabah.

3) Emas milik nasabah diasuransikan.

4) Biaya titip lebih murah.

b. Kelemahan (Weaknesses)

1) Alat taksir emas yang kurang mendukung.

2) Sistem IT yang masih perlu disempurnakan.

3) Sumber daya manusia tenaga kerja yang kurang kompeten.

4) Terdapat peraturan yang membatasi jumlah pembiayaan dan jangka waktu

pembiayaan.

Tabel 4.8 Matriks IFAS Gadai Emas BSM Cibubur

Kekuatan (S) Kelemahan (W)

Penawaran produk yang cepat, mudah

dan aman.

Alat taksir emas yang kurang

mendukung.

Sistem pencairan dana melalui

rekening tabungan nasabah.

Sistem IT yang masih perlu

disempurnakan.

Emas milik nasabah diasuransikan. Sumber daya manusia tenaga kerja

yang kurang kompeten.

Biaya titip lebih murah. Terdapat peraturan yang membatasi

jumlah pembiayaan dan jangka waktu

pembiayaan.

83

2. Faktor Eksternal Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur

a. Peluang (Opportunities)

1) Banyaknya masyarakat yang membutuhkan dana cepat.2) Produk cicil emas

BSM bersinergi dengan Bank Mandiri.

2) Masyarakat Indonesia yang pada umumnya beragama islam dan berprinsip

syariah.

3) Transaksi gadai emas dijadikan sumber pembiayaan oleh para penggadai

untuk memenuhi kebutuhan.

4) Nilai emas yang semakin naik.

b. Ancaman (Threats)

1) Masyarakat yang pada umumnya menggunakan jasa gadai konvensional

kurang mengenal produk rahn emas dalam lembaga keuangan syariah.

2) Banyaknya pesaing untuk produk gadai emas di lembaga keuangan bank

syariah ataupun di lembaga pegadaian.

3) Emas palsu yang beredar di masyarakat.

4) Pihak regulator yang kurang mendukung produk tersebut.

84

Tabel 4.9 Matriks EFAS Gadai Emas BSM Cibubur

Peluang (O) Ancaman (T)

Banyaknya masyarakat yang

membutuhkan dana cepat.

Masyarakat yang pada umumnya

menggunakan jasa gadai konvensional

kurang mengenal produk rahn emas

dalam lembaga keuangan syariah.

Masyarakat Indonesia yang pada

umumnya beragama islam dan

berprinsip syariah.

Banyaknya pesaing untuk produk

gadai emas di lembaga keuangan bank

syariah ataupun di lembaga pegadaian.

Transaksi gadai emas dijadikan sumber

pembiayaan oleh para penggadai untuk

memenuhi kebutuhan.

Emas palsu yang beredar di

masyarakat.

Nilai emas yang semakin naik Pihak regulator yang kurang

mendukung produk tersebut.

3. Matriks IFAS dan EFAS Produk Gadai Emas BSM Cibubur

Setelah Faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan

diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)

disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam

kerangka strength and weakness. Cara dan tahapannya yaitu beri bobot masing-

masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting),

85

kemudian berikan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala

mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), kalikan bobot dengan rating

untuk memperoleh faktor pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk

masing-masing faktor yang nilainya bervariasi. Jumlahkan skor pembobotan

untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.

Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap

faktor-faktor strategis internalnya.

Tabel 4.10 Matriks IFAS Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang

Cibubur

Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating

Kekuatan (Strengths)

Penawaran produk yang cepat,

mudah dan aman.

0,18

4

0,72

Sistem pencairan dana melalui

rekening tabungan nasabah.

0,17

4

0,68

Biaya titip lebih murah.

0,18

4

0,72

Emas milik nasabah

diasuransikan.

0,17

4

0,68

86

Kelemahan (Weaknesses)

Alat taksir emas yang kurang

mendukung.

0,07

2

0,14

Sistem IT yang masih perlu

disempurnakan.

0,08

2

0,16

Sumber daya manusia tenaga

kerja yang kurang kompeten.

0,08

2

0,16

Terdapat peraturan yang

membatasi jumlah pembiayaan

dan jangka waktu pembiayaan.

0,07

2

0,14

Total 1,00 3,40

Berdasarkan tabel 4.10 matriks IFAS, dapat dilihat hasil perhitungan

didapatkan total skor sebesar 3,40. Hal ini menunjukkan bahwa produk gadai

emas BSM cibubur memiliki potensi internal yang kuat. Artinya adalah

perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi

kelemahan yang ada.

Jika telah menyelesaikan analisis faktor – faktor strategis internal

(kekuatan dan kelemahan), maka kemudian harus menganalisis faktor strategis

eksternal (peluang dan ancaman) dengan cara dan tahapan yang sama.

87

Tabel 4.11 Matriks EFAS Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang

Cibubur

Faktor-faktor Strategi

Eksternal

Bobot Rating Bobot x Rating

Peluang (Opportunities)

Banyaknya masyarakat yang

membutuhkan dana cepat.

0,20

4

0,80

Masyarakat Indonesia yang

pada umumnya beragama islam

dan berprinsip syariah.

0,16

3

0,48

Transaksi gadai emas dijadikan

sumber pembiayaan oleh para

penggadai untuk memenuhi

kebutuhan.

0,17

3

0,51

Nilai emas yang semakin naik 0,17 3 0,68

Ancaman (Threats)

Masyarakat yang pada

umumnya menggunakan jasa

gadai konvensional kurang

mengenal produk rahn emas

0,08

3

0,24

88

dalam lembaga keuangan

syariah.

Banyaknya pesaing untuk

produk gadai emas di lembaga

keuangan bank syariah ataupun

di lembaga pegadaian.

0,10

3

0,30

Emas palsu yang beredar di

masyarakat.

0,07 3 0,21

Pihak regulator yang kurang

mendukung produk tersebut.

0,05

2

0,10

Total 1,00 3,32

Matriks EFAS digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal

perusahaan yang meliputi peluang dan ancaman. Berdasarkan tabel 4.11 matriks

EFAS, hasil perhitungan didapatkan total skor sebesar 3,32. Hal ini menunjukan

bahwa produk gadai emas BSM Cibubur berada pada posisi ekstern yang kuat

dengan mampu memanfaatkan peluang yang ada serta menghadapi dan mengatasi

ancaman.

Setelah diketahui faktor-faktor strategi eksternal dan internal perusahaan

maka selanjutnya dapat membuat matriks internal eksternal (matriks IE).

Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan

89

pengaruh eksternal yang dihadapi. Matriks IE digunakan untuk menentukan

posisi perusahaan. Berdasrkan hasil analisis faktor internal dengan menggunakan

matriks IFAS maka diperoleh total sebesar 3,40. Sedangakan hasil analisis faktor

eksternal dengan menggunakan matriks EFAS diperoleh total skor 3,32.

Gambar 4.2 Matriks Internal-Eksternal Produk Gadai Emas BSM Cibubur

Total Skor Faktor strategi Internal

4,0 Kuat 3,0 Rata-Rata 2,0 Lemah 1,0

I

Pertumbuhan

II

Pertumbuhan

III

Penciutan

IV

Stabilitas

V

Pertumbuhan

Stabilitas

VI

Penciutan

VII

Pertumbuhan

VIII

Pertumbuhan

IX

Likuidasi

Berdasarkan kedua nilai skor tersebut, produk gadai emas Bank Syariah

Mandiri Cabang Cibubur berada pada sel I (pertumbuhan). Strategi pertumbuhan

(growth strategy) didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan,

asset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara

Total

Skor

Faktor

Strategi

Eksternal

Menengah

2,0

Tinggi

3,0

Rendah

1,0

90

menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk

dan jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat

dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya sehingga dapat meningkatkan

profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut

berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk

melakukan perang harga dalam usaha memperluas pangsa pasar.

Dari hasil analisis diatas kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan

menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan.

Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif)

dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Alat yang dipakai untuk menyusun

faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat

menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang

dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang

dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif

strategis.

Tabel 4.12 Matriks SWOT Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur

IFAS

EFAS

Strength (S)

1. Penawaran produk yang

cepat, mudah dan

aman.

2. Sistem pencairan dana

melalui rekening

tabungan nasabah.

Weaknesses (W)

1. Alat taksir emas yang

kurang mendukung.

2. Sistem IT yang masih

perlu disempurnakan.

3. Sumber daya manusia

tenaga kerja yang kurang

91

3. Emas milik nasabah

diasuransikan.

4. Biaya titip lebih murah.

kompeten.

4. Terdapat peraturan yang

membatasi jumlah

pembiayaan dan jangka

waktu pembiayaan.

Opportunities (O)

1.Banyaknya

masyarakat yang

membutuhkan dana

cepat.

2. Masyarakat Indonesia

yang pada umumnya

beragama islam dan

berprinsip syariah.

3. Transaksi gadai emas

dijadikan sumber

pembiayaan oleh para

penggadai untuk

memenuhi kebutuhan.

4. Nilai emas yang

semakin naik.

Strategi SO

1. Mempertahankan dan

meningkatkan promosi

melalui media cetak

dan elektronik dalam

rangka perluasan

pangsa pasar.

2. Melakukan pengutan

brand dalam produk

gadai emas yang

berbasis syariah serta

memberikan fasilitas

kemudahan bagi

nasabah.

3. Mampu meningkatkan

brand awareness untuk

meraih kepercayaan

msyarakat dalam

menggadaikan emasnya

di BSM Cibubur.

4.Menetapkan strategi

harga.

Strategi WO

1. Memperbaiki sistem

penaksiran yang lebih

canggih dan akurat.

2. Pemanfaatan teknologi

tinggi guna

meningkatkan kualitas

pelayanan kepada nasbah.

3. Memberikan pelatihan/

training kepada SDM

tenaga kerja sehingga

mampu menghasilkan

SDM yang lebih

berkompeten.

4. Mengoptimalkan saluran

jumlah pembiayaan yang

telah ditetapkan serta

melakukan kerjasama

antara BSM dengan

pemerintah dalam

membuat program

pengembangan produk

emas.

92

Threath (T)

1. Masyarakat yang pada

umumnya

menggunakan jasa

gadai konvensional

kurang mengenal

produk rahn emas

dalam lembaga

keuangan syariah.

2.Banyaknya pesaing

untuk produk gadai

emas di lembaga

keuangan bank syariah

ataupun di lembaga

pegadaian.

3.Emas palsu yang

beredar di masyarakat.

4. Pihak regulator yang

kurang mendukung

produk tersebut.

Strategi ST

1.Melakukan promosi atau

sosialisasi yang lebih

untuk mengenalkan

produk gadai emas yang

dimiliki dan

memberikan

pengedukasian kepada

masyarakat mengenai

produk gadai emas BSM

melalui seminar/

presentasi.

2.Menjelaskan perbedaan

produk yang sejenis di

lembaga keuangan lain

dengan produk gadai

emas di BSM.

3. Mengoptimalkan sistem

dan meningkatkan

kepercayaan antara

nasabah dengan pihak

bank dan sebaliknya.

4.Lebih memperhatikan

kualitas dan mutu

pelayanan terhadap

nasabah guna

menciptakan loyalitas

nasabah.

Strategi WT

1. Peningkatan sarana dan

prasarana yang menunjang

perkembangan produk

gadai emas BSM.

2. Memperbarui sistem

ternologi informasi yang

lebih canggih.

3.Mengusahakan

pengembangan dan

meningkatkan kualitas

serta kuantitas SDM

tenaga kerja yang

berkompeten dibidangnya

sehingga dapat memenuhi

kebutuhan SDM tenaga

kerja.

4. Mengevaluasi kebijakan

yang telah ditetapkan

untuk menyesuaikan

kebutuhan nasabah dan

pihak bank.

93

Matriks SWOT menganalisis faktor internal perusahaan berupa kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dan faktor eksternal perusahaan berupa

peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan untuk menghasilkan alternatif

strategi yang akan dilaksanakan perusahaan. Terdapat empat alternatif strategi

yang dapat dilakukan berdasarkan tabel 4.12 mengenai strategi tersebut adalah

sebagai berikut:

Strategi SO (Strength-Opportunity)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya. Strategi SO yang dihasilkan adalah mempertahankan dan

meningkatkan promosi melalui media cetak dan elektronik dalam rangka

perluasan pangsa pasar, melakukan pengutan brand dalam produk gadai emas

yang berbasis syariah serta memberikan fasilitas kemudahan bagi nasabah,

mampu meningkatkan brand awareness untuk meraih kepercayaan msyarakat

dalam menggadaikan emasnya di BSM Cibubur, dan menetapkan strategi harga.

Strategi ST (Strength-Threat)

Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST yang dihasilkan adalah

Pertama, melakukan promosi atau sosialisasi yang lebih untuk mengenalkan

produk gadai emas yang dimiliki dan memberikan pengedukasian kepada

masyarakat mengenai produk gadai emas BSM melalui seminar/ presentasi.

94

Kedua, menjelaskan perbedaan produk yang sejenis di lembaga keuangan lain

dengan produk gadai emas di BSM. Ketiga, mengoptimalkan sistem dan

meningkatkan kepercayaan antara nasabah dengan pihak bank dan sebaliknya.

Keempat, lebih memperhatikan kualitas dan mutu pelayanan terhadap nasabah

guna menciptakan loyalitas nasabah.

Strategi WO (Weakness-Opportunity)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara

meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO yang dihasilkan yaitu dengan

memperbaiki sistem penaksiran yang lebih canggih dan akurat, pemanfaatan

teknologi tinggi guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasbah,

memberikan pelatihan/ training kepada SDM tenaga kerja sehingga mampu

menghasilkan SDM yang lebih berkompeten, dan mengoptimalkan saluran

jumlah pembiayaan yang telah ditetapkan serta melakukan kerjasama antara

BSM dengan pemerintah dalam membuat program pengembangan produk

emas.

Strategi WT (Weakness-Threat)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi WT

yang dihasilkan adalah peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang

perkembangan produk gadai emas BSM, memperbarui sistem ternologi

95

informasi yang lebih canggih, mengusahakan pengembangan dan meningkatkan

kualitas serta kuantitas SDM tenaga kerja yang berkompeten dibidangnya

sehingga dapat memenuhi kebutuhan SDM tenaga kerja, dan mengevaluasi

kebijakan yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan kebutuhan nasabah dan

pihak bank.

96

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis diatas,

maka dapat ditarik kesimnpulan sebagai berikut:

1. Tingkat perkembangan produk pembiayaan kepemilikan emas (cicil emas)

dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur setiap

tahunnya selalu terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data

perkembangan kedua produk emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Cibubur dalam tiga tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2013-2015, terlihat

bahwa dari tahun ketahun kedua produk emas ini selalu meningkat dibuktikan

dengan jumlah nasabah yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dari

data tersebut membuktikan bahwa produk cicil emas mampu meningkatkan

segmen pembiayaan untuk produk emas.

2. Faktor internal yang menjadi kekuatan produk cicil emas BSM Cibubur

adalah persyaratan yang mudah dan jangka waktu pembiayaan yang panjang,

sistem pembayaran angsuran autodebet melalui rekening tabungan nasabah,

pricing yang murah dan emasnya diasuransikan. Sedangkan faktor yang

menjadi kelemahan produk cicil emas BSM Cibubur adalah analisis

97

kelayakan pembiayaan masih belum optimal, sumber daya manusia tenaga

kerja yang terbatas, dan sistem IT yang masih perlu disempurnakan.

Faktor eksternal yang menjadi peluang produk cicil emas BSM Cibubur

yaitu adanya respon yang baik dari masyarakat khususnya masyarakat yang

ingin memiliki emas dengan cara mencicil, produk cicil emas BSM bersinergi

dengan Bank Mandiri, dan trend masyarakat menjadikan emas sebagai alat

investasi. Sedangkan faktor yang menjadi ancamannya adalah banyaknya

pesaing untuk produk yang serupa pada lembaga keuangan syariah maupun

non syariah, persaingan jasa layanan pembiayaan yang semakin kompetitif,

harga emas yang fluktuatif.

Selanjutnya, faktor internal yang menjadi kekuatan produk gadai emas

BSM Cibubur adalah penawaran produk yang cepat, mudah dan aman, sistem

pencairan dana melalui rekening tabungan nasabah biaya titip lebih murah,

dan emas milik nasabah diasuransikan. Sedangkan faktor kelemahannya

adalah alat taksir emas yang kurang mendukung, sistem IT yang masih perlu

disempurnakan, sumber daya manusia tenaga kerja yang kurang kompeten,

dan terdapat peraturan yang membatasi jumlah pembiayaan dan jangka waktu

pembiayaan.

Faktor eksternal yang menjadi peluang produk gadai emas BSM

Cibubur yaitu banyaknya masyarakat yang membutuhkan dana cepat, nilai

emas yang semakin naik, transaksi gadai emas dijadikan sumber pembiayaan

oleh para penggadai untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat Indonesia yang

98

pada umumnya beragama islam dan berprinsip syariah. Sedangkan faktor

yang menjadi ancamannya adalah masyarakat yang pada umumnya

menggunakan jasa gadai konvensional kurang mengenal produk rahn emas

dalam lembaga keuangan syariah, banyaknya pesaing untuk produk gadai

emas di lembaga keuangan bank syariah ataupun di lembaga pegadaian, pihak

regulator yang kurang mendukung produk tersebut, dan emas palsu yang

beredar di masyarakat.

3. Strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur pada

produk cicil emas melalui analisis SWOT berdasarkan hasil analisis faktor

internal menggunakan matriks IFAS diperoleh total sebesar 3,44 dan hasil

analisis faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFAS diperoleh total

skor 2,96, produk cicil emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur

berada pada sel IV (stabilitas). Strategi stabilitas adalah strategi yang

diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Sedangkan

untuk Strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur pada

produk gadai emas melalui analisis SWOT, berdasarkan hasil analisis faktor

internal menggunakan matriks IFAS diperoleh total sebesar 3,40 dan hasil

analisis faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFAS diperoleh total

skor 3,32, produk gadai emas Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur berada

pada sel I (pertumbuhan). Strategi ini dapat dicapai dengan cara menurunkan

harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk dan jasa,

atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat

99

dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya sehingga dapat

meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi

perusahaan tersebut berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat

kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha

memperluas pangsa pasar.

B. Saran

Ada beberapa saran dari penulis, sebagai berikut:

1. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur perlu mempertahankan citra

produk yang berbasis syariah serta meningkatkan kualitas produk terutama

produk cicil emas dan gadai emas.

2. Jika dilihat dari analisis SWOT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang

Cibubur bisa lebih memanfaatkan kekuatan internal perusahaan dengan

peluang eksternal yang ada untuk pengembangan produk tanpa

mengesampingkan kelemahan dan ancaman yang ada.

3. Melakukan kegiatan promosi secara gencar dan kontinu dengan tujuan

memperkenalkan dan menjual produk emas kepada masyarakat, misalnya

dengan promosi melalui iklan di media cetak dan elektronik.

100

DAFTAR PUSTAKA

Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabet,

2010.

Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema

Insani, 2001.

Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.

Anshori, Abdul Ghofur. Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan

Institusionalisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.

Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2007.

Ambarriani, A. Susty. Manajemen Biaya. Jakarta : Salemba Empat, 2000.

Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.

Fahmi, Irham. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta, 2012.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi

Aksara, 2013.

Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalat. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.

Handoko, T. Hani dkk. Manajemen dalam Berbagai Perspektif. Jakarta: Erlangga,

2012.

Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.

Karim, A. Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2007.

101

Kuntari, Mirantini Tri. “Analisis SWOT pada Produk Asuransi Mitra Mabrur Plus”.

Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah.

Jakarta : Kencana Prenada Media group, 2011.

Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat,

2013.

Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:

Rajawali Pers, 2011.

Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis (Cara Perhitungan

Bobot, Rating, dan OCAI). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016.

Sanusi, Anwar. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, 2013.

Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar. Jakarta : PT Indeks, 2012.

Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Alfabeta, 2009.

Sedarmayanti. Manajemen Strategi. Bandung: Refika Aditama, 2014.

Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo

Prasada, 2010.

Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.

Yogyakarta: Ekonisia, 2003.

Suwarsono, Muhammad. Manajemen Strategik, Konsep dan Kasus. Yogyakarta: UPP

AMP YKPN, 2004.

102

Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT

Raja Grafindo Persada, 2005.

Wirdyaningsih. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2005.

Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press, 2005.

Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. Manajemen

Strategis Perspektif Syariah. Jakarta: Khairul Bayaan, 2003.

Yusanto, M.Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. Menggagas Bisnis Islam.

Jakarta: Gema Insani Press.

Laporan Tahunan 2014 PT Bank Syariah Mandiri.

Laporan Tahunan 2015 PT Bank Syariah Mandiri.

Wawancara dengan Bpk.Nopal R. Mucharam. Jakarta, 26 Agustus 2016.

http://www.syariahmandiri.co.id

LAMPIRAN

Hasil Wawancara

Narasumber : Nopal R Mucharam

Jabatan : Officer Gadai

Hari/tanggal : Jumat/ 26 Agustus 2016

Tempat : Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur

1. Kapan mulai diluncurkannya produk cicil emas dan gadai emas di Bank Syariah

Mandiri Cabang Cibubur?

Jawab: Untuk gadai emas secara keseluruhan di Bank Syariah Mandiri melalui

persetujuan Bank Indonesia yaitu pada 5 maret 2009. Akan tetapi, pada tahun

2011 produk ini pernah di stop BI karena dulu sempat ada gadai emas yang

tujuannya untuk investasi/spekulasi. Pada akhirnya direview kembali

pembiayaannya dan keluar peraturan BI yang baru sehingga produk ini bisa

dibuka lagi. Sedangkan, untuk cicil emas melalui persetujuan Bank Indonesia

yaitu tanggal 31 mei 2012. Tetapi, untuk gadai emas di cabang Cibubur baru

diluncurkan pada tahun 2010 dan untuk cicil emas dipertengahan tahun 2012.

2. Bagaimana perkembangan produk cicil emas dan gadai emas Bank Syariah

Mandiri Cabang Cibubur dari awal diluncurkan hingga saat ini?

Jawab: Kalau untuk perkembangannya selalu meningkat karena Bank Syariah

Mandiri menetapkan target penjualan. Untuk gadai emas asetnya kurang lebih

sudah sekitar 1,489 Triliun, sedangkan untuk cicil emas sampai saat ini 318

Triliun. Jadi total semuanya sekitar 1,8 Triliun.

3. Apa saja kelebihan dari produk cicil emas dan gadai emas Bank Syariah Mandiri

Cabang Cibubur?

Jawab: Kelebihan untuk gadai emas:

Nyaman, cepat dan mudah.

Emasnya di asuransikan, jadi ketika terjadi sesuatu dengan emasnya ada

penggantian dari pihak asuransi.

Terkoneksi dengan rekening tabungan, jadi nasabah tidak ambil cash akan

tetapi melalui rekening tabungan jadi otomatis pencairan uangnya melalui

rekening tabungan.

Biaya titip paling murah se-Indonesia, kisaran perbulannya 1% sampai 1.5%

perbulan. Mungkin kalau di lembaga lain kisarannya 2% sampai 3 % perbulan.

Kelebihan produk cicil emas:

Persyaratannya cukup mudah dengan KTP/NPWP saja.

Jangka waktu yang cukup panjang, mencicilnya bisa sampai dengan 5 tahun.

Emasnya di asuransikan.

Pembayaran angsuran autodebet melalui rekening tabungan, jadi nasabah tidak

perlu repot-repot untuk mengangsur tiap bulannya, cukup dengan mentransfer

sesuai tanggal jatuh tempo dan tidak perlu datang ke bank.

Pricingnya yang murah.

4. Apa saja yang menjadi kelemahan dari produk cicil emas dan gadai emas Bank

Syariah Mandiri Cabang Cibubur?

Jawab: Kelemahan produk gadai emas:

Sumber daya manusia yang tidak kompeten dalam memilih emas.

Alat taksir emas yang kurang mendukung, sehingga terkadang terjadi salah

taksir atau adanya selisih dari nilai karatase.

Adanya emas palsu yang beredar yang bisa mengakibatkan kerugian bagi pihak

bank.

Kelemahan produk cicil emas:

Nasabah yang gagal bayar.

Sumber daya manusia yang terbatas

Sistem IT yang masih perlu disempurnakan

Untuk selebihnya jarang ada complain dari nasabah.

5. Apa saja peluang yang dimiliki produk cicil emas dan gadai emas Bank Syariah

Mandiri Cabang Cibubur?

Jawab: Pertama, jika dilihat sebagian besar penduduk Indonesia adalah beragama

islam yang tentunya ingin hidup sesuai dengan prinsip syariah. Kedua, adanya

kebutuhan dari masyarakat, seperti produk gadai emas yang ditujukan untuk

memperoleh dana yang cepat, jika emasnya sudah sesuai dengan kualifikasi maka

sekitar setengah jam atau satu jam dananya sudah cair. Untuk peluang yang ada

pada cicil emas dikarenakan bank syariah mandiri melakukan presentasi dengan

memberikan edukasi dan pengertian kepada masyarakat bahwa emas ini

sebenarnya sangat bagus untuk alat investasi dengan harganya yang terus

meningkat, sehingga nasabah menjadi berminat untuk memiliki emas dengan cara

mencicil. Minat dari masyarakat juga sangat baik karena dapat membantu

masyarakat yang apabila ingin memperoleh dana cepat dengan gadai emas dan

yang ingin memiliki emas bisa dengan cara cicil emas BSM.

6. Apa yang menjadi tantangan pada produk cicil emas dan gadai emas Bank

Syariah Mandiri Cabang Cibubur?

Jawab:

Pesaing yang sudah lama menjalankan bisnis gadai dan cicil emas, seperti

pengadaian yang sudah ada puluhan tahun, lalu pesaing yang mengeluarkan

produk serupa.

Harga emas yang fluktuatif, khusus untuk produk cicil emas ada nasabah yang

menunggu ketika harga emasnya turun baru mau melakukan cicil emas. Ketika

harga emas naik jarang yang melakukan cicil emas. Jadi ini merupakan salah

satu tantangan juga untuk Bank Syariah mandiri Cabang Cibubur.

Tantangan selanjutnya, Adanya target pembiayaan yang ditetapkan perusahaan.

Targetnya setiap tahun harus meningkat. Kalau untuk tahun 2016 target di Bank

Syariah Mandiri Cabang Cibubur untuk growth outstanding-nya 2 Miliar. Jika

tidak mencapai target tersebut bisa berpengaruh terhadap kinerja, artinya

berpengaruh kepada kesejahteraan karyawan, seperti bonus, naik gaji, dan lain

sebagainya. Bonus yang diberikan kepada bank yang mencapai target dengan

bank yang tidak mencapai target pasti berbeda.

7. Adakah hambatan untuk perkembangan produk cicil emas dan gadai emas Bank

Syariah Mandiri Cabang Cibubur?

Jawab: Hambatannya hampir tidak ada, selama produk ini didukung oleh

regulator dalam hal ini OJK, dan selama masih ada kebutuhan dari masyarakat

yang memerlukan dana cepat dan nasabah yang mau memiliki emas dengan cara

mencicil. Hambatan hampir tidak ada, paling dari petugasnya saja mau

memasarkan produk tersebut atau tidak. Selanjutnya, terdapat potensi adanya

pesaing baru dari lembaga keuangan non syariah sehingga menjadi salah satu

hambatan dalam mengembangkan produk tersebut.

8. Diantara produk cicil emas dan gadai emas Bank Syariah Mandiri Cabang

Cibubur mana yang lebih berkembang?

Jawab: Kalau bicara berkembang, Kedua produk tersebut sama-sama berkembang

(berbanding lurus). Tetapi karena produk gadai sudah lebih dulu ada yang sudah

mulai berjalan dari 2010 dan sudah 6 tahun berjalan sampai sekarang. Sedangkan,

kalau cicil emas baru ada saat tahun 2012, untuk di BSM Cibubur cicil emas baru

efektif tahun 2013. Jadi cicil emas baru 3 tahun berjalan di BSM Cabang

Cibubur. Maka, jika dilihat dari mulai diluncurkannya yang lebih pesat pasti

produk gadainya karena sudah lebih dulu ada. Produk cicil emas ini diluncurkan

karena sebagai alternatif peningkatan dari segmen pembiayaan emas dan dapat

mendatangkan keuntungan juga kepada pihak bank.

9. Bagaimana Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur mendapatkan keuntungan dari

produk gadai emas?

Jawab: pertama, melalui biaya administrasi dari Rp18.000-Rp125.000 tergantung

besarnya pembiayaan. Satu nasabah Maksimal pembiayaan Rp250.000.000 atau

setara dengan 600 gram. Kedua, melalui Biaya ijarah/biaya titip berkisar 1%-

1.55% ini juga sama tergantung pembiayaan. Jika pembiayaannya sedikit biaya

titipnya lebih mahal sedangakan kalau pembiayaannya banyak biaya titip semakin

murah, sesuai peraturan yang ditetapkan.

10. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah mandiri Cabang

Cibubur dalam meningkatkan jumlah nasabah pada produk cicil emas dan gadai

emas?

Jawab: Dengan promosi yang sangat gencar, mengadakan seminar seminggu

sekali, menyebarkan brosur dengan menyebarkan ke berbagai penjuru seperti ke

perumahan, melalui loper koran (brosur tersebut disisipkan dikoran atau majalah),

mengadakan presentasi seminar ke semua kalangan. Selain promosi, yaitu baru-

baru ini BSM sinergi dengan Bank Mandiri mengenai produk-produk BSM.

Terutama untuk produk gadai dan cicil emas. BSM meminta untuk holding

produk BSM terutama cicil emas karena masih produk baru dan di Bank Mandiri

sendiri pun produk ini merupakan salah satu produk yang tidak ada di Bank

Mandiri. Kalau gadai tidak terlalu diutamakan karena jika Bank Mandiri

membantu memasarkan produk tersebut, Bank Mandiri tidak memiliki alat-alat

untuk menaksir emas tersebut. Kalau produk cicil emas mereka bisa menjelaskan

dengan simulasinya saja. Bank Mandiri hanya membantu mereveralkan tidak

membantu untuk memproses jadi mereka hanya sekedar menjual produk BSM

bukan untuk memproses pembiayaan. Dari sini ada keuntungan juga untuk Bank

Mandiri karena secara holding keuntungan BSM juga merupakan keuntungan

Bank Mandiri, kedua produk BSM ini dibantu untuk diperkenalkan kepada

nasabah-nasabah Bank Mandiri. Jadi produk ini semakin berkembang dan dapat

meningkatkan jumlah nasabah.

11. Bagaimana tanggapan Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur terhadap Surat

Edaran Bank Indonesia No.14/7/DPbs tentang pembatasan gadai emas?

Jawab: Sangat baik karena dimana sebelumnya produk gadai tidak diatur batasan

maksimal gadai, jadi nasabah pada tahun 2010 sebelum adanya aturan ini mereka

bebas menggadaikan emasnya dalam jumlah berapapun. Dikarenakan belum ada

peraturan mengenai hal tersebut. Akan tetapi jika dilihat dari sisi perbankan dan

keuangan, dari manajemen risikonya itu sangat berisiko sekali. Dengan adanya

Surat Edaran Bank Indonesia No.14/7/Dpbs nasabah diatur dengan maksimal

gadai Rp250.000.000,- menurut pendapat saya jadi lebih bagus, karena secara

outstanding dengan adanya peraturan ini jumlah pembiayaan memang menurun

dan secara target perbankan juga turun, akan tetapi kalau dari segi risiko ini

malah bagus. Ini menurut yang saya lihat dari perkembangan 2010 sampai

sekarang 2016. Karena dulu saat 2010 nasabah kebanyakan ingin berspekulasi

emas atau dalam istilah lain disebut berkebun emas. Berkebun emas ini sangat

berbau spekulasi, misal saya punya emas 100 gram lalu saya gadaikan dapat 40

juta, lalu 40 juta tersebut saya belikan emas kembali misal dapatnya yang 80

gram, lalu emasnya saya gadaikan lagi. Kenapa bisa seperti itu, karena nasabah

memanfaatkan ketika harga emas naik.

12. Apakah Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur akan terus mempertahankan dan

mengembangkan produk cicil emas dan gadai emas?

Jawab: InsyaAllah BSM akan mempertahankan produk gadai dan cicil emas

karena mendatangkan keuntungan bagi pihak bank. Dari keuntungan tersebut bisa

dipergunakan untuk bayar gaji karyawan, untuk biaya operasional, intinya yang

pasti mendatangkan keuntungan dan dipertahankan.

13. Apa yang menjadi alasan Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur terus

mengembangkan produk cicil emas dan gadai emas?

Jawab: Karena mendatangkan keuntungan kepada Bank Syariah mandiri.

14. Apa saja strategi yang digunakan untuk mengembangkan produk cicil emas dan

gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur?

Jawab:

Pricing sebisa mungkin lebih murah dari pesaing. Jika pricing murah maka

otomatis angsurannya juga akan lebih murah.

Menyediakan Fasilitas yang mendukung

Memberikan training kepada sumber daya manusianya.

15. Bagaimana prospek kedepannya untuk produk cicil emas dan gadai emas di Bank

Syariah Mandiri Cabang Cibubur?

Jawab: Saya rasa kedepannya masih terus berkembang, karena BSM terus

berusaha untuk mengembangkan produk ini. Salah satunya BSM memiliki misi

untuk kedua produk ini yaitu one kilo for fun family, jadi istilahnya satu keluarga

itu memiliki satu kilo emas. Bank Syariah Mandiri khususnya kami petugas gadai

dan cicil emas yang terjun langsung dibidang gadai dan cicil emas ini optimis

untuk kedua produk tersebut akan terus berkembang.

16. Bagaimana langkah kedepan dalam mensosialisasikan produk cicil emas dan

gadai emas Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur sehingga mampu bersaing

dengan bank lainnya?

Jawab: Untuk langkah kedepannya yang pasti jangan sampai berhenti untuk

melakukan promosi dan promosi. Promosi yang gencar hingga masuk ke semua

penjuru mulai nasabah existing (nasabah yang sudah ada atau nasabah tabungan),

presentasi ke perusahaan-perusahaan, masuk ke berbagai komunitas, memasang

spanduk dan banner, menyebarkan brosur, dan open table di event/acara. semua

ini dilakukan agar masyarakat mengenal produk BSM. Promosi seperti ini sudah

mulai dijalani sejak dua tahun terakhir.

Data Tingkat Perkembangan Nasabah Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri

Cabang Cibubur

Periode 2013

Bulan Jumlah

Nasabah

Berat

Logam

Mulia (gr)

Nilai Logam

Mulia

Plafon

Pembiayaan Margin

Januari - - - - -

Februari - - - - -

Maret - - - - -

April 6 690 345,080,000.00 249,400,000.00 67,880,174.00

Mei 13 365 175,120,000.00 140,096,000.00 21,654,834.87

Juni 7 390 175,630,000.00 140,444,000.00 23,680,899.16

Juli 8 330 146,260,000.00 117,008,000.00 19,736,208.51

Agustus 1 400 210,000,000.00 150,000,000.00 64,109,370.78

September 3 45 23,215,000.00 18,572,000.00 2,549,970.20

Oktober 2 20 10,010,000.00 8,008,000.00 1,313,364.74

November 1 400 194,200,000.00 150,000,000.00 24,551,932,97

Desember 2 250 120,600,000.00 96,480,000.00 15,791,803.31

TOTAL 43 2,890 1,400,115,000.00 1,070,008,000.00 216,716,625.57

Periode 2014

Bulan Jumlah

Nasabah

Berat

Logam

Mulia (gr)

Nilai Logam

Mulia

Plafon

Pembiayaan Margin

Januari - - - - -

Februari 2 75 38,100,000.00 23,200,000.00 3,797,365.63

Maret 14 285 145,045,000.00 116,036,000.00 21,016,031.82

April 9 305 149,580,000.00 119,664,000.00 19,889,911.57

Mei 7 165 80,790,000.00 64,632,000.00 11,580,735.47

Juni - - - - -

Juli 9 325 160,700,000.00 151,210,000.00 41,272,214.22

Agustus 9 215 106,235,000.00 95,855,000.00 22,573,735.64

September 6 305 148,805,000.00 106,850,000.00 17,817,129.05

Oktober 12 255 124,560,000.00 99,648,000.00 22,193,955.83

November 5 410 193,285,000.00 187,493,000.00 35,780,006.42

Desember 2 150 72,550,000.00 43,670,000.00 7,147,886.08

TOTAL 75 2490 1,219,650,000.00 1,008,258,000.00 203,068,971.73

Periode 2015

Bulan Jumlah

Nasabah

Berat

Logam

Mulia (gr)

Nilai Logam

Mulia

Plafon

Pembiayaan Margin

Januari 9 725 371,435,000.00 279,110,000.00 60,902,635.47

Februari 9 485 246,995,000.00 178,811,000.00 28,957,009.63

Maret 9 820 417,330,000.00 317,989,000.00 45,545,329.18

April 12 370 188,325,000.00 153,215,000.00 25,852,367.82

Mei 12 405 206,830,000.00 169,096,000.00 35,758,402.67

Juni 6 415 211,730,000.00 172,990,000.00 30,336,416.83

Juli 8 485 242,050,000.00 202,280,000.00 37,700,304.61

Agustus 11 940 462,535,000.00 364,828,000.00 56,870,021.28

September 26 2310 1,209,580,000.00 995,973,000.00 172,169,457.23

Oktober 11 345 180,740,000.00 145,640,000.00 29,715,362.05

November 9 975 490,645,000.00 385,076,000.00 82,430,349.17

Desember 19 1195 596,520,000.00 448,033,000.00 91,602,781.01

TOTAL 141 9470 4,824,715,000.00 3,813,041,000.00 697,840,436.95

(Sumber: Data Pembiayaan Cicil Emas Bank Syariah mandiri Cabang Cibubur)

Data Tingkat Perkembangan Nasabah Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang

Cibubur

Periode 2013

Bulan Jumlah

Nasabah Nilai Jaminan

Nilai

Pembiayaan

Biaya

Penitipan

Nasabah

Menengah

Ke-atas

Nasabah

Menengah

Ke-bawah

Nasabah

Gagal

Bayar

Januari 25 223,632,000.00 194,559,840.00 20,428,783.20 9 16 1

Februari 15 150,230,000.00 130,700,100.00 13,723,510.50 8 7 0

Maret 16 161,589,000.00 140,582,430.00 14,761,155.15 9 7 0

April 15 153,692,870.00 133,712,796.90 14,039,843.67 6 9 0

Mei 20 200,105,692.00 174,091,952.04 18,279,654.96 9 11 1

Juni 13 143,635,000.00 124,962,450.00 13,121,057.25 7 6 0

Juli 15 149,687,300.00 130,227,951.00 13,673,934.86 5 10 1

Agustus 12 130,250,000.00 113,317,500.00 11,898,337.50 5 7 0

September 16 155,698,000.00 135,457,260.00 14,223,012.30 10 6 0

Oktober 19 211,698,000.00 184,177,260.00 19,338,612.30 11 8 0

November 23 276,350,000.00 240,424,500.00 25,244,572.50 14 9 0

Desember 17 167,658,000.00 145,862,460.00 15,315,558.30 8 9 0

TOTAL 206 2,124,225,862.00 1,848,076,499.94 194,048,032.49 101 105 3

Periode 2014

Bulan Jumlah

Nasabah Nilai Jaminan

Nilai

Pembiayaan

Biaya

Penitipan

Nasabah

Menengah

Ke-atas

Nasabah

Menengah

Ke-bawah

Nasabah

Gagal

Bayar

Januari 20 231,564,000.00 201,460,680.00 21,153,371.40 13 7 0

Februari 15 196,235,000.00 170,724,450.00 17,926,067.25 5 10 1

Maret 16 286,531,000.00 249,281,970.00 26,174,606.85 13 3 0

April 18 200,135,600.00 174,117,972.00 18,282,387.06 7 11 2

Mei 25 301,569,200.00 262,365,204.00 27,548,346.42 14 11 1

Juni 12 250,698,300.00 218,107,521.00 22,901,289.71 8 4 0

Juli 15 195,632,000.00 170,199,840.00 17,870,983.20 6 9 0

Agustus 15 193,258,000.00 168,134,460.00 17,654,118.30 5 10 0

(Sumber: Data Pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah mandiri Cabang Cibubur)

September 20 205,698,000.00 178,957,260.00 18,790,512.30 11 9 0

Oktober 16 198,765,000.00 172,925,550.00 18,157,182.75 6 10 0

November 29 296,350,000.00 257,824,500.00 27,071,572.50 17 12 1

Desember 10 203,658,000.00 177,182,460.00 18,604,158.30 4 6 0

TOTAL 211 2,760,094,100.00 2,401,281,867.00 252,134,596.04 109 102 5

Periode 2015

Bulan Jumlah

Nasabah Nilai Jaminan

Nilai

Pembiayaan

Biaya

Penitipan

Nasabah

Menengah

Ke-atas

Nasabah

Menengah

Ke-bawah

Nasabah

Gagal

Bayar

Januari 25 280,165,000.00 243,743,550.00 25,593,072.75 10 15 1

Februari 24 240,256,000.00 209,022,720.00 21,947,385.60 13 11 1

Maret 15 152,362,000.00 132,554,940.00 13,918,268.70 8 7 0

April 26 252,000,300.00 219,240,261.00 23,020,227.41 11 15 1

Mei 30 296,356,000.00 257,829,720.00 27,072,120.60 18 12 0

Juni 32 289,650,000.00 251,995,500.00 26,459,527.50 14 18 2

Juli 26 245,635,000.00 213,702,450.00 22,438,757.25 15 11 0

Agustus 18 169,870,000.00 147,786,900.00 15,517,624.50 8 10 0

September 19 235,000,600.00 204,450,522.00 21,467,304.81 11 8 0

Oktober 20 218,765,000.00 190,325,550.00 19,984,182.75 10 10 0

November 12 145,635,000.00 126,702,450.00 13,303,757.25 7 5 0

Desember 19 238,975,000.00 207,908,250.00 21,830,366.25 6 13 1

TOTAL 266 2,764,669,900.00 2,405,262,813.00 252,552,595.37 131 135 6