Analisis Pengaruh Suku Bunga SBI, Nilai Kurs, Harga Emas ...
analisis swot prospek pembiayaan kepemilikan emas dan
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of analisis swot prospek pembiayaan kepemilikan emas dan
ANALISIS SWOT PROSPEK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN EMAS DAN
GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG CIBUBUR
JAKARTA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
MEYDHA NURCHOLIS
NIM : 1112046100002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H / 2016 M
ANALISIS SWOT PROSPEK PEMBIAYAAN KEPEMILIKAN EMAS DAN
GADAI EMAS DI BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG CIBUBUR
JAKARTA TIMUR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
MEYDHA NURCHOLIS
NIM.1112046100002
Pembimbing Skripsi
NIP.19720531 200710 1 002
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH
PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1437 H / 2016 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam memperoleh gelar Strata 1 di Fakultas Syariah dan
Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah.
3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil plagiat dari karya orang lain maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 15 September 2016
Meydha Nurcholis
ABSTRAK
Meydha Nurcholis, 1112046100002, Analisis SWOT Prospek Pembiayaan
Kepemilikan Emas dan Gadai Emas Di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur
Jakarta Timur. Konsentrasi Perbankan Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme produk pembiayaan
kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.
Untuk mengetahui prospek dan tingkat perkembangan produk pembiayaan kepemilikan
emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur ditinjau dari
analisis SWOT. serta untuk mengetahui strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Cibubur dalam menghadapi kelemahan dan ancaman pada produk
pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas agar bisa bersaing bahkan mengungguli
kompetitornya.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif.
Data yang didapat berasal dari wawancara, observasi, dan dokumen. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa tingkat perkembangan produk pembiayaan kepemilikan emas
(cicil emas) dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur setiap
tahunnya selalu terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data
perkembangan kedua produk emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur
dalam tiga tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2013-2015. Strategi yang dilakukan Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur pada produk cicil emas melalui analisis
SWOT berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks IFAS diperoleh
total sebesar 3,44 dan hasil analisis faktor eksternal dengan menggunakan matriks
EFAS diperoleh total skor 2,96, produk cicil emas Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Cibubur berada pada sel IV (strategi stabilitas). Sedangkan untuk strategi yang
dilakukan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur pada produk gadai emas
melalui analisis SWOT, berdasarkan hasil analisis faktor internal menggunakan matriks
IFAS diperoleh total sebesar 3,40 dan hasil analisis faktor eksternal dengan
menggunakan matriks EFAS diperoleh total skor 3,32, produk gadai emas Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur berada pada sel I (strategi pertumbuhan).
Kata Kunci : Analisis SWOT, Pembiayaan Kepemilikan Emas, Cicil Emas, Gadai
Emas, BSM Cabang Cibubur
Pembimbing : Ahmad Chairul Hadi, M.A.
i
KATA PENGANTAR
يمبسم هللا الرحمن الرح
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah serta pertolongan-Nya kepada penulis, karena hanya atas karunia-Nya skripsi
ini yang berjudul “Analisis SWOT Prospek Pembiayaan Kepemilikan Emas dan Gadai
Emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur” dapat
terselesaikan. Shalawat dan salam penulis sampaikan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW serta para sahabatnya yang telah membawa umatnya ke zaman yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang
penulis hadapi. Syukur Alhamdulillah, berkat kerja keras yang disertai doa dan
dorongan serta bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini sebagai salah
satu tugas akademis dalam menyelesaikan pendidikan strata 1 di Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Syariah dan Hukum. Pada kesempatan ini
penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A., selaku Dekan Fakultas Syariah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak AM. Hasan Ali, M.A., selaku Ketua Program Studi Muamalat dan
Bapak Dr. Abdurrauf, M.A., selaku Sekretaris Program Studi Muamalat
Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
ii
3. Bapak Dr. H. Muhammad Maksum, M.A., selaku Dosen Penasihat Akademik.
4. Bapak Ahmad Chairul Hadi, M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan masukan kepada
penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak ilmu kepada
penulis.
6. Pimpinan dan seluruh staf Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan hukum, yang telah
menyediakan fasilitas kepustakaan sehingga membantu penulis dalam
mendapatkan referensi kepustakaan.
7. Bapak Nopal R Mucharam dan Mas Lucky Adiranda beserta seluruh staf
Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur yang sudah berkenan membantu
penulis dan mengizinkan penulis melakukan riset sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
8. Kedua orang tua tercinta Bapak Nimat dan Ibu Lilis yang selalu mendoakan
secara tulus, memberikan kasih sayang dan dukungannya baik moril maupun
materil, serta untuk adik penulis Rahmawati Dwi Lestari yang selalu
memberikan semangat kepada penulis.
9. Saudara-saudara penulis khususnya genks ciwi-ciwi (Ninda Nurul Suci, Putri
Maharani Dewi, dan Rona Amalia) yang selalu memberikan support dan
semangat serta doa kepada penulis.
iii
10. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2012 khususnya sahabat-sahabat
penulis cengek alay (Annisa Farida, Nanda Pipit Nurjannah, Siti Sarah
Sa’aridah, Rinrin Sri Annisa, Eka Rahayu Oktaviani, Rahmawati, Nur Azilah,
Mariatul Adila, Farah Dhiba Lubis, dan Leni Indriani) yang telah banyak
mensupport, membantu dan memberikan semangat dan doa kepada penulis.
11. Teman-teman KKN SHARE (Agung, Dityan, Bilqis, Nisa, Nanda, Jae, Faisal,
Karina, Tessa, Enung, Peni, Deni, Novi, Dwi, Gusti, Bang Rosi) yang telah
memberikan semangat serta doa kepada penulis.
12. Rekan-rekan yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, namun telah
memberikan kontribusi yang besar sehingga penulis dapat menjalani
perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir dan lulus.
Terima kasih atas segala dukungan dan motivasinya, semoga Allah SWT
membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Di balik kekurangan dan
kesalahan terdapat kesempurnaan yang hanya milik Allah SWT, karena itu penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Akhir kata, penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Amiin.
Jakarta, 13 September 2016
(Penulis)
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .....................................................................................................................v
DAFTAR TABEL .............................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................ 6
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………...…………..… .... 7
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………..………..……… .... 8
E. Kerangka Pemikiran……………………………………………….……........ 10
F. Metode Penelitian………………………………………………...…...…. ..... 11
G. Sistematika Penulisan………………………………………...……….…. ..... 16
BAB II LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Kepemilikan Emas…………………………………...…….. ..... 18
1. Pengertian……………………………………………………...…….. ..... 18
2. Landasan Hukum…………………………...………………...……… ..... 18
3. Rukun dan Syarat Murabahah……………………………………….. ...... 19
4. Aplikasi Murabahah di Bank Syariah………………………...……… ..... 21
B. Gadai Emas Syariah………………………………………..……...…….. ...... 27
v
1. Pengertian………………..………………………………………….. ...... 27
2. Landasan Hukum…………………...………………..………...…… ...... 29
3. Rukun dan Syarat Gadai (Rahn)………………………..……….….. ...... 30
4. Aplikasi Gadai di Bank Syariah……………………………..………. ...... 31
C. Analisis SWOT……………………………………………..…………… ...... 33
1. Pengertian…………………………………………..………………. ...... 33
2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT…………...….………. ...... 38
3. Faktor Eksternal dan Internal Dalam Perspektif SWOT………..….. ...... 40
4. Matriks Faktor Strategi Eksternal dan Internal…………….……….. ...... 41
5. Langkah-Langkah Analisis Dalam Analisis SWOT…………...…… ...... 46
D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu………………….…………….… ...... 48
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI CABANG
CIBUBUR JAKARTA TIMUR
A. Profil Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur...... ...... 52
B. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur....... ...... 52
C. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri…………………………....……….. ..... 55
D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur..…. .......57
E. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur……………….. ...... 58
F. Produk Pembiayaan Cicil Emas dan Gadai Emas Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur………….………......…. ...... 60
1. Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri…………………...……. ...... 60
2. Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri………………...………... ..... 64
vi
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Perkembangan Produk Pembiayaan Cicil Emas Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur………………………………….……… .... 68
B. Analisis SWOT Prospek Produk Pembiayaan Cicil Emas Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur………………………………..……….. ..... 69
1. Faktor Internal Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur…..…........ ...... 69
2. Faktor Eksternal Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur..………. ...... 70
3. Matriks EFAS dan IFAS Produk Cicil Emas BSM Cibubur.….…….. ..... 71
C. Tingkat Perkembangan Produk Pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur……………………….………...…..…… ... 79
D. Analisis SWOT Prospek Produk Pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur…………………………….…………… .... 81
1. Faktor Internal Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur………….. .... 81
2. Faktor Eksternal Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur………… ... 83
3. Matriks EFAS dan IFAS Produk Gadai Emas BSM Cibubur………… ... 84
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………. ..... .96
B. Saran………………………………………………………………………. ... 99
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….……............ ...... 100
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matriks SWOT Kearns……………………………………………….……….. 36
Tabel 2.2 Faktor eksternal dan internal perusahaan dalam perspektif SWOT………….. 41
Tabel 2.3 Matriks EFAS…………………………………………………………..…….. 42
Tabel 2.4 Matriks IFAS…………………………………………………………………. 43
Tabel 2.5 Matriks Internal-Eksternal……………………………………………………. 45
Tabel 2.6 Matriks SWOT……………………………………………………………….. 47
Tabel 4.1 Data Perkembangan Produk Cicil Emas BSM Cibubur Tahun 2013-2015….. 68
Tabel 4.2 Matriks IFAS Cicil Emas BSM Cibubur…………………………………...... 70
Tabel 4.3 Matriks EFAS Cicil Emas BSM Cibubur…………………………………….. 71
Tabel 4.4 Matriks IFAS Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur….. 72
Tabel 4.5 Matriks EFAS Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur…. 73
Tabel 4.6 Matriks SWOT Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur…........................ 76
Tabel 4.7 Data Perkembangan Produk Gadai Emas BSM Cibubur Tahun 2013-2015…. 80
Tabel 4.8 Matriks IFAS Gadai Emas BSM Cibubur……………………........…………. 82
Tabel 4.9 Matriks EFAS Gadai Emas BSM Cibubur.................................................. 84
Tabel 4.10 Matriks IFAS Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang
Cibubur……………………………………………………………................. 85
Tabel 4.11 Matriks EFAS Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang
Cibubur.................................................................................................. 87
Tabel 4.12 Matriks SWOT Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur………….......... 90
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian………………………...................……. ...10
Gambar 2.1 Pembiayaan Murabahah…………………………………………….…… .22
Gambar 2.2 Ar-Rahn………………………………………………………………….. .32
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BSM Cibubur…………………….………………… .57
Gambar 4.1 Matriks Internal-Eksternal Produk Cicil Emas BSM Cibubur....................75
Gambar 4.2 Matriks Internal-Eksternal Produk Gadai Emas BSM Cibubur……….... ..89
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan kegiatan perbankan saat ini tidak hanya didominasi oleh
bank-bank konvensional yang sudah lebih dulu ada dan eksis di Indonesia, bank
syariah saat ini juga sudah mulai berkembang dan mulai diterima di masyarakat.
Perbankan Syariah seperti halnya perbankan pada umumnya memiliki peranan
yaitu sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang
memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank juga berfungsi
dalam memperlancar lalu lintas pembayaran. Hal ini tampak pada kegiatan pokok
perbankan yaitu menerima dana dari masyarakat dalam bentuk tabungan, giro,
dan deposito serta menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit atau pembiayaan
kepada pihak yang membutuhkan dana.
Produk perbankan syariah dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu : produk
penyaluran dana / pembiayaan (financing), produk penghimpunan dana (funding),
dan produk jasa (services). Pada produk penyaluran dana / pembiayaan ada
beberapa kategori yang dibedakan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu
dengan prinsip bagi hasil, jual-beli, sewa, dan pinjaman. Pada produk penyaluran
dana/pembiayaan dengan prinsip jual beli ini ditujukan untuk memiliki barang,
salah satu produknya yaitu pembiayaan kepemilikan emas. Sedangkan pada
2
produk penghimpunan dana ditujukan untuk mobilisasi dan investasi tabungan.
Adapun produk-produk penghimpunan dana yaitu tabungan, giro, deposito, dan
obligasi. Untuk produk jasa pada umumnya menggunakan akad-akad tabarru‟
yang ditujukan sebagai fasilitas pelayanan kepada nasabah dalam melakukan
transaksi perbankan. Bank sebagai penyedia jasa hanya membebani biaya
administrasi, salah satu produk jasa bank yaitu gadai emas. Produk-produk yang
dikeluarkan bank syariah cukup variatif, sehingga mampu memberikan pilihan
atau alternatif bagi calon nasabah dalam memanfaatkannya.1
Produk investasi merupakan salah satu produk yang ditawarkan oleh bank
syariah seperti diantaranya adalah produk deposito dan tabungan perencanaan.
Alternatif ini ditawarkan untuk nasabah yang menginginkan tingkat bagi hasil
yang lebih besar dibandingkan dengan hanya investasi menabung biasa. Produk
investasi lain yang dimiliki bank syariah saat ini adalah murabahah emas atau
pembiayaan kepemilikan emas.
Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas ditawarkan bank syariah bagi
nasabah yang ingin memiliki logam mulia emas dengan akad murabahah (jual
beli). Bank syariah menjual emas kepada nasabah dengan sistem cicilan sampai
pada batas waktu yang disepakati bank dengan nasabah. Pembiayaan kepemilikan
emas merupakan produk pembiayaan yang dimiliki bank syariah sebagai salah
satu cara bank untuk meningkatkan segmen pembiayaan. Sedangkan untuk
produk gadai emas di bank syariah merupakan produk pembiayaan atas dasar
1 M. Nur Rianto Al-Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabet, 2010),
h.36.
3
jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif bagi nasabah untuk
memperoleh uang tunai dengan cepat. Berdasarkan prinsip syariah produk ini
bukan merupakan produk investasi, produk ini dibuat untuk seseorang yang
terdesak masalah keuangan. Oleh sebab itu, akad yang digunakan pada produk ini
adalah akad qardh dalam rangka rahn, bukan investasi. Untuk barang gadai
berupa emas tentu tidak ada biaya pemeliharaan, yang ada adalah biaya
penyimpanan. Penentuan besarnya biaya penyimpanan dilakukan dengan akad
ijarah.2
Namun, dalam prakteknya gadai emas yang diterapkan bank syariah
dimanfaatkan oleh spekulan untuk berspekulasi dengan emas. Gadai emas bisa
digunakan sebagai investasi karena sifat harga emas dalam jangka panjang yang
mengimbangi nilai inflasi, maka kegiatan menyimpan emas atau menggadaikan
emas untuk ditebus dan dijual pada saat nilai emas lebih tinggi dapat digolongkan
sebagai kegiatan investasi. Saat itu banyak nasabah yang tertarik dengan investasi
emas dan pertumbuhan gadai emas semakin meningkat. Istilah berkebun emas
yang menjadi trand bagi sebagian kalangan ternyata menuai protes Bank
Indonesia (BI). Terkait hal itu, BI memandang perlu menerapkan kebijakan yang
membatasi praktek gadai emas. BI melalui Surat Edaran no 14/7/DPbs yang
berlaku sejak 29 Februari 2012, membatasi jumlah pembiyaan dan jangka waktu
pembiayaan gadai emas. BI menilai hal itu berpengaruh oleh bank syariah pada
penurunan segmen pembiayaan bank syariah. Pembiayaan kepemilikan emas /
2 Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia (Jakarta: Salemba Empat, 2013),
h.266.
4
Murabahah emas merupakan solusi bank syariah untuk memperluas kembali
segmen pembiyaan.
Salah satu bank syariah yang menawarkan produk pembiayaan
kepemilikan emas dan produk gadai emas adalah Bank Syariah Mandiri. Produk
pembiayaan kepemilikan emas atau Cicil Emas BSM adalah layanan berupa
pembiayaan kepemilikan emas dengan cara cicilan/angsuran. Hal ini sebagai
tindak lanjut atas Peraturan Bank Indonesia No.14/16/DPbS tanggal 31 Mei 2012
perihal Produk Pembiayaan Kepemilikan Emas bagi Bank Syariah & Unit Usaha
Syariah. Sejak produk BSM Cicil Emas diluncurkan pada Maret 2013, portofolio
BSM Cicil emas telah mencapai outstanding sebesar Rp180 miliar pada 2014 atau
tumbuh 164% dibanding posisi 2013 sebesar Rp68 miliar. Nasabah cicil emas
BSM tumbuh sebesar 217% atau 8.886 nasabah dari 4.097 pada 2013 menjadi
12.983 pada 2014.3
Sedangkan, dalam mengembangkan produk gadai emas Bank Syariah
Mandiri memperkuat struktur portofolio pembiayaan Gadai Emas BSM, strategi
yang masih dilaksanakan pada 2015 adalah memperbanyak porsi pembiayaan
dengan nominal ritel atau di bawah Rp20 Juta. Hal ini dilakukan untuk
menghindari nasabah yang melakukan transaksi Gadai Emas dengan motif
spekulasi yang biasanya bermain pada kisaran pembiayaan besar atau di atas
Rp100 juta. Dengan strategi tersebut, Gadai Emas BSM berhasil meningkatkan
porsi pembiayaan gadai ritel mencapai Rp418 miliar sedangkan portofolio
3 Laporan Tahunan 2014 PT Bank Syariah Mandiri, h. 133.
5
pembiayaan gadai retail pada 2014 sebesar Rp390 miliar. Dari sisi jumlah
rekening, porsi rekening pembiayaan gadai ritel pada 2015 mencapai sebanyak
64.511 rekening, sedangkan porsi rekening pembiayaan gadai ritel pada 2014
sebanyak 58.629 rekening. Untuk meningkatkan jangkauan layanan gadai, BSM
membuka jaringan distribusi dengan pihak ketiga. Pada 2015, BSM masih terus
menambah jaringannya di outlet mitra (PT Pos Indonesia, Bank Mandiri, Bank
Mandiri Taspen Pos). Sampai dengan akhir 2015, jumlah outlet mitra gadai emas
BSM yang telah beroperasi sebanyak 50 outlet, terdiri atas 37 outlet di PT Pos
Indonesia, 8 outlet di Bank Mandiri, dan 5 outlet di Bank BSHB.4
Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur merupakan salah satu dari kantor
cabang yang dimiliki oleh Bank Syariah Mandiri. Di daerah cibubur mulai
banyak masyarakat yang tertarik melakukan pembiayaan kepemilikan emas dan
gadai emas khususnya di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.
Melihat kondisi di atas untuk mengetahui prospek pembiayaan
kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri, maka harus
diperhatikan kondisi di masa lalu dan melihat fenomena yang terjadi, maka dapat
dianalisis aspek-aspek internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang
dan ancaman) serta mengatur strategi dimasa yang akan datang dengan
menggunakan analisis SWOT. Penerapan SWOT pada suatu perusahaan
bertujuan untuk memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus,
baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin
4 Laporan Tahunan 2015 PT Bank Syariah Mandiri, h. 101.
6
bisa terjadi di masa-masa yang akan datang. Sehubungan dengan latar belakang
masalah inilah penulis mengangkat masalah ini sebagai judul skripsi yaitu
“Analisis SWOT Prospek Pembiayaan Kepemilikan Emas dan Gadai Emas
di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka akan ada beberapa
identifikasi masalah yang dapat diperoleh, antara lain:
1. Prosedur pemberian produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.
2. Mekanisme pemberian pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.
3. Tingkat perkembangan produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas
di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.
4. Prospek produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.
5. Kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada produk pembiayaan
kepemilikan emas dan gadai emas di gadai Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Cibubur Jakarta Timur.
6. Strategi perkembangan produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas
di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.
7
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dalam hal ini, penulis membatasi masalah penelitian yang akan dilakukan
yaitu tentang prospek pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank
Syariah Mandiri dengan menggunakan metode analisis SWOT. Penelitian ini
dilakukan yang bertempat di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan tersebut serta untuk dapat memberikan suatu
gambaran yang lebih jelas tentang masalah yang akan diteliti, penulis
merumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana tingkat perkembangan produk pembiayaan kepemilikan emas dan
gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur ?
2. Apa yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, serta ancaman untuk
prospek produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank
Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur ?
3. Bagaimana strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Cibubur pada produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas melalui
analisis SWOT ?
8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang diharapkan dari penulisan skripsi ini
adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui mekanisme produk pembiayaan kepemilikan emas dan
gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.
b. Untuk mengetahui prospek dan tingkat perkembangan produk pembiayaan
kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Cibubur.
c. Untuk mengetahui kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) pada produk pembiayaan kepemilikan
emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.
d. Untuk mengetahui strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Cibubur dalam menghadapi kelemahan dan ancaman pada produk
pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas agar bisa bersaing bahkan
mengungguli kompetitornya.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian dari penulisan skripsi ini adalah sebagai
berikut :
a. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai masalah yang diteliti yaitu tentang analisis SWOT
9
prospek pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur.
b. Bagi kalangan akademisi, penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan
informasi. Selain itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk
melakukan pengembangan penelitian lebih lanjut.
c. Bagi perusahaan, dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk bisa
meningkatkan dan mengembangkan produk-produk tersebut agar bisa
memanfaatkan peluang yang ada.
d. Bagi masyarakat, agar lebih mengenal dan menambah wawasan khususnya
mengenai produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas yang ada di
Bank Syariah Mandiri.
10
E. Kerangka Pemikiran
Dengan memperhatikan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya,
peneliti akan menguraikan beberapa hal yang dijadikan landasan sebagai
pegangan dalam memecahkan masalah yang telah diuraikan sebelumnya.
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
Hasil Penelitian
Bank Syariah Mandiri
Konter Layanan Gadai (KLG) Bank
Syariah Mandiri
Pembiayaan Kepemilikan Emas
Strategi
Hasil Penelitian
Gadai Emas
Analisis SWOT
Efas Ifas
Tingkat Perkembangan
11
F. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Penelitian kualitatif dimaksud sebagai jenis penelitian yang temuan-
temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan
lainnya. Penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting).
Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa
interaksi tingkah laku manusia terkadang perspektif berdasarkan peneliti sendiri.
Penelitian yang menggunakan penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami
objek yang diteliti secara mendalam.5
Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang
berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang terjadi saat
sekarang.6 Penelitian deskriptif dilakukan untuk memberikan gambaran yang
lebih detail mengenai suatu gejala atau fenomena.7 Dalam hal ini, penulis
bermaksud untuk meneliti terkait analisis SWOT pada prospek pemberian
pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Cibubur.
5 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
h. 80. 6 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah (Jakarta:
Kencana Prenada Media group, 2011), h. 34. 7 Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011), h. 42.
12
2. Objek Penelitian
Adapun objek penelitian yang akan diteliti oleh penulis adalah produk
pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Cibubur yang berlokasi di Jl.Raya Alternatif, Cibubur, Jakarta Timur.
Telp (021) 84300107, 84300108, 8449778.
3. Jenis Data dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang penulis ambil dan digunakan dalam
penulisan ini yaitu :
a. Data primer, yaitu data yang dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari
sumber pertama atau tempat objek penelitian.8 Penulis memperoleh data
dengan cara melakukan wawancara kepada petugas atau officer yang ada di
konter layanan gadai Bank Syariah Mandiri. Selain itu, dilakukan observasi di
konter layanan gadai Bank Syariah Mandiri yang bertempat di Kantor Cabang
Cibubur. Serta mengumpulkan data-data terkait mengenai pembiayaan
kepemilikan emas dan gadai emas secara langsung dari sumber aslinya.
b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari kajian kepustakaan sebagai
pendukung data primer, seperti buku-buku, dokumen-dokumen dari bank,
surat kabar, internet dan kepustakaan lain yang berkaitan dengan pembahasan
ini.
8 Syofian Siregar, Statistika Deskriptif Untuk Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Prasada,
2010) h. 128
13
4. Teknik Pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian. Penelitian ini
menggunakan beberapa metode pengumpulan data, sebagai berikut :
a. Wawancara
Wawancara adalah salah satu alat yang paling banyak digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian kualitatif. Wawancara memungkinkan peneliti
mengumpulkan data yang beragam dari para responden dalam berbagai situasi
dan konteks.9 Teknik wawancara yang digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-depth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dan cara tanya jawab
sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang
diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relative lama.10
Dalam hal ini, penulis akan melakukan wawancara dengan petugas atau officer
yang berada di konter layanan gadai Bank Syariah Mandiri yang bersangkutan.
b. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik operasional pengumpulan data
melalui proses pencatatan secara cermat dan sistematis terhadap obyek yang
diamati secara langsung. Dalam metode ini pihak pengamat melakukan
9 Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar (Jakarta: PT Indeks, 2012), h. 45.
10 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah (Jakarta:
Kencana Prenada Media group, 2011), h. 138.
14
pengamatan dan pengukuran dengan teliti terhadap obyek yang diamati,
bagaimanakah keadaannya, kemudian dicatat secara cermat dan sistematis
peristiwa-peristiwa yang diamati, sehingga data yang telah diperoleh tidak luput
dari pengamatan.11
Dalam hal ini, penulis akan melakukan observasi di konter
layanan gadai Bank Syariah Mandiri yang bertempat di Kantor Cabang Cibubur.
c. Dokumen
Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data
sekunder dari berbagai sumber, baik secara pribadi maupun kelembagaan.12
Penulis akan mengumpulkan data terkait mengenai pembiayaan kepemilikan
emas dan gadai emas yang telah tersedia di lokasi penelitian. Peneliti tinggal
menyalin sesuai dengan kebutuhan. Bentuk lain dari data kualitatif adalah
dokumen. Dokumen dapat dikategorikan sebagai dokumen pribadi, dokumen
resmi, dan dokumen budaya popular. Kadang-kadang dokumen ini digunakan
dalam hubungannya untuk mendukung data wawancara dan observasi.13
5. Teknik Pengolahan Data
Pada penelitian ini menggunakan data kualitatif. Namun, dalam
pengelolaannya hampir sama dengan data kuantitatif. Mengedit data kemudian
11
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), h. 133-134. 12
Anwar Sanusi, Metodologi Penelitian Bisnis (Jakarta: Salemba Empat, 2013), h. 114. 13
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h. 75.
15
mengkategorikan atau mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah atau tema
yang sedang dibahas. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
a. Hasil identifikasi faktor-faktor SWOT akan menjadi bahan scoring,
pembobotan dan rating masing-masing faktor.
b. Menghitung total yang diperoleh dari hasil perkalian skor dengan bobot dan
rating akan menunjukkan nilai faktor SWOT sesungguhnya.
c. Hasil perhitungan akan memberikan strategi untuk masing-masing
pendekatan dan menghasilkan strategi terbaik dari penggabungan kedua
pendekatan tersebut.
6. Teknik Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang penulis gunakan adalah teknik analisis
data kualitatif dan teknik analisis data metode deskriptif untuk memaparkan data
dari wawancara, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis dimulai dari
membaca, mempelajari dan menelaah data yang telah didapat mengenai
pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri.
Kemudian setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terkumpul,
maka dilakukan analisa dengan menggunakan metode tertentu, baik metode
deduktif, induktif maupun komparatif. Selain teknik analisis data dengan metode
kulitatif dan deskriptif penulis juga menggunakan teknik analisis data dengan
metode analisis SWOT untuk menganalisis aspek kekuatan, kelemahan, peluang
16
dan ancaman mengenai prospek pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.
Analisis data disajikan dalam beberapa tahap, yaitu: Pertama, analisis
terhadap point-point kelebihan dan kelemahan dari produk pembiayaan
kepemilikan emas dan gadai emas. Hasilnya kemudian disajikan dalam bentuk
tabel matriks IFAS (Internal Strategic Factor Analysis Summary). Kedua, analisis
terhadap point-point peluang dan ancaman produk pembiayaan kepemilikan emas
dan gadai emas. Hasilnya kemudian disajikan dalam bentuk tabel matriks EFAS
(External Strategic Factor Analysis Summary).
7. Teknik Penulisan
Teknik penulisan penelitian ini merujuk pada Buku Pedoman Penulisan
Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta tahun 2012.
G. Sistematika Penulisan
untuk mengetahui gambaran secara keseluruhan isi penulisan dan agar
memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, penulis menguraikan secara
sistematik. Adapun setiap babnya terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini ialah sebagai pengantar untuk menuju pendeskripsian isi
skripsi. Bab ini penulis membahas mengenai latar belakang masalah yang akan
diteliti, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan
17
manfaat penelitian, kerangka pemikiran, metode penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini penulis membahas lebih mendalam mengenai teori-teori yang
berhubungan dengan masalah penelitian ini, yaitu meliputi teori tentang analisis
SWOT, produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di bank syariah,
serta tinjauan (review) studi terdahulu.
BAB III GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI
Pada bab ini dikemukakan gambaran umum Bank Syariah Mandiri Kantor
Cabang Cibubur yang berupa Sejarah singkat perusahaan, profil perusahaan, visi
dan misi perusahaan, struktur organisasi, serta produk dan jasa di Bank Mandiri
Syariah.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi pembahasan hasil penelitian dan analisis data.
Menganalisis dengan menggunakan metode analisis SWOT mengenai prospek
produk pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur.
BAB V PENUTUP
Bab ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam
skripsi ini. Pada bab ini dikemukakan tentang kesimpulan dari pembahasan dan
saran dari penulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam penelitian yang telah
diperoleh.
18
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembiayaan Kepemilikan Emas
1. Pengertian
Pembiayaan kepemilikan emas adalah pembiayaan untuk kepemilikan
emas dengan menggunakan akad murabahah. Murabahah adalah pembiayaan
berupa talangan dana yang dibutuhkan nasabah untuk membeli suatu barang
dengan kewajiban mengembalikan talangan dana tersebut seluruhnya ditambah
margin keuntungan bank pada waktu jatuh tempo.14 Objek dari pembiayaan
kepemilikan emas adalah emas dalam bentuk lantakan (batangan) dan/atau
perhiasan.
2. Landasan Hukum
Adapun dasar hukum pelaksanaan murabahah emas dalam sumber utama
hukum Islam adalah sebagai berikut:
a. Al-Qur’an
Firman Allah SWT, yang dapat dijadikan dasar hukum pelaksanaan murabahah
emas terdapat pada QS.Al-Baqarah [2]: 275:
با م الر حر ع الب أحل للا ... …
“... Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba ...”
14
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, ( Jakarta: Kencana, 2005 ), h.106.
19
b. Hadits
Hadis Nabi SAW dalam riwayat Ibnu Majah dan al-Baihaqi dari Abu Sa'id al-
Khudri:
ع عي تراض، )را ابي هاجة ابي حباى( البق صحح إوا الب
"Sesungguhnya jual beli itu hanya boleh dilakukan atas dasar kerelaan (antara
penjual dan pembeli)." (HR. Ibnu Majah dan al-Baihaqi, dan dinilai shahih oleh
Ibnu Hibban).
c. Fatwa Dewan Syariah Nasional
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
menjadi salah satu rujukan yang berkenaan dengan murabahah emas,
diantaranya dikemukakan sebagai berikut:
1) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.04/DSN-
MUI/IV/2000 tentang murabahah.
2) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No.77/DSN-
MUI/V/2010 tentang jual - beli emas secara tidak tunai.
3. Rukun dan Syarat Murabahah
a. Rukun Murabahah15
Rukun dari akad murabahah yang harus dipenuhi dalam transaksi, yaitu:
15
Ascarya, Akad dan Produk Bank Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007), h.82.
20
1) Pelaku akad, yaitu ba‟i (penjual) adalah pihak yang memiliki barang untuk
dijual, dan musytari (pembeli) adalah pihak yang memerlukan dan akan
membeli barang.
2) Objek akad, yaitu mabi‟ (barang dagangan) dan tsaman ( harga).
3) Shighah, yaitu Ijab dan Qabul.
b. Syarat Murabahah16
Dalam murabahah dibutuhkan beberapa syarat, antara lain:
1) Mengetahui harga pertama (harga pembelian)
Pembeli kedua hendaknya mengetahui harga pembelian karena hal itu
adalah syarat sahnya transaksi jual beli. Jika tidak mengetahuinya, maka
jual beli tersebut tidak sah hingga di tempat transaksi. Jika tidak diketahui
hingga keduanya meninggalkan tempat tersebut, maka gugurlah transaksi
itu.
2) Mengetahui besarnya keuntungan
Mengetahui jumlah keuntungan adalah keharusan, karena merupakan
bagian dari harga (tsaman), sedangkan mengetahui harga adalah syarat
sahnya jual beli.
3) Modal hendaklah berupa komoditas yang memiliki kesamaan dan sejenis,
seperti benda-benda yang ditakar, ditimbang, dan dihitung.
16
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), h.17.
21
Syarat ini diperlukan dalam murabahah, baik ketika jual beli dilakukan
dengan penjual pertama atau orang lain. Serta baik keuntungan dari jenis
harga pertama atau bukan, setelah jenis keuntungan disepakati berupa
sesuatu yang diketahui ketentuannya, misalkan dirham ataupun yang
lainnya.
4) Transaksi pertama haruslah sah secara syara’
Jika transaksi pertama tidak sah, maka tidak boleh dilakukan jual beli
secara murabahah, karena murabahah adalah jual beli dengan harga
pertama disertai tambahan keuntungan.
4. Aplikasi Murabahah di Bank Syariah
Murabahah merupakan salah satu akad yang digunakan bank syariah
dalam menyalurkan pembiayaan kepada nasabahnya. Dalam hal ini, Bank
bertindak sebagai penjual, sementara nasabah sebagai pembeli. Terdapat juga
Harga jual yaitu harga beli bank dari pemasok ditambah keuntungan (margin).
Kedua belah pihak harus menyepakati harga jual dan jangka waktu pembayaran.
Harga jual dicantumkan dalam akad jual beli dan jika telah disepakati tidak dapat
berubah selama berlakunya akad. Dalam perbankan, murabahah selalu dilakukan
dengan cara pembayaran cicilan (bi tsaman ajil atau muajjal).17
17
Adiwarman A.Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 98.
22
Gambar 2.1 Pembiayaan Murabahah
Keterangan:
1. Bank syariah dan nasabah melakukan negosiasi tentang rencana transaksi jual
beli yang akan dilaksanakan. Poin negosiasi meliputi jenis barang yang akan
dibeli, kualitas barang, dan harga jual.
2. Bank syariah melakukan akad jual beli dengan nasabah, dimana bank syariah
sebagai penjual dan nasabah sebagai pembeli. Dalam akad jual beli ini,
ditetapkan barang yang menjadi objek jual beli yang telah dipilih oleh
nasabah, dan harga jual barang.
3. Atas dasar akad yang dilaksanakan antara bank syariah dan nasabah, maka
bank syariah membeli barang dari supplier/penjual. Pembelian yang
④ Kirim ③ Beli Barang
⑤ Terima Barang & Dokumen
② Akad Jual Beli
① Negosiasi &
persyaratan
Bank Nasabah
⑥ Bayar
Supplier
Penjual
23
dilakukan oleh bank syariah ini sesuai dengan keinginan nasabah yang telah
tertuang dalam akad.
4. Supplier mengirimkan barang kepada nasabah atas perintah bank syariah.
5. Nasabah menerima barang dari supplier dan menerima dokumen kepemilikan
barang tersebut.
6. Setelah menerima barang dan dokumen, maka nasabah melakukan
pembayaran. Pembayaran yang lazim dilakukan oleh nasabah ialah dengan
cara angsuran.
Adapun aplikasi pembiayaan murabahah di bank syariah berdasarkan:18
a. Penggunaan akad Murabahah
1) Pembiayaan murabahah merupakan jenis pembiayaan yang sering
diaplikasikan dalam bank syariah, yang pada umumnya digunakan dalam
transaksi jual beli barang investasi dan barang-barang yang diperlukan
individu.
2) Jenis penggunaan pembiayaan murabahah lebih sesuai untuk pembiayaan
investasi dan konsumsi. Dalam pembiayaan investasi, akad murabahah
sangat sesuai karena ada barang yang akan diinvestasi oleh nasabah atau
akan ada barang yang menjadi objek investasi. Dalam pembiayaan
konsumsi, biasanya barang yang akan dikonsumsi oleh nasabah jelas dan
terukur.
18
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 140.
24
3) Pembiayaan murabahah kurang cocok untuk pembiayaan modal kerja
yang diberikan langsung dalam bentuk uang.
b. Barang yang Boleh Digunakan sebagai Objek Jual Beli
1) Rumah
2) Kendaraan bermotor atau alat transportasi
3) Pembelian alat-alat industry
4) Pembelian pabrik, gedung, dan asset tetap lainnya.
5) Pembelian asset yang tidak bertentangan dengan syariah islam.
c. Bank
1) Bank berhak menentukan dan memilih supplier dalam pembelian barang.
Bila nasabah menunjuk supplier lain, maka bank syariah berhak
melakukan penilaian terhadap supplier untuk menentukan kelayakan
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh bank syariah.
2) Bank menerbitkan Purchase Order (PO) sesuai dengan kesepakatan
antara bank syariah dan nasabah agar barang dikirimkan ke nasabah.
3) Cara pembayaran yang dilakukan oleh bank syariah yaitu dengan
mentransfer langsung pada rekening supplier/penjual, bukan kepada
rekening nasabah.
d. Nasabah
1) Nasabah harus sudah cakap menurut hukum, sehingga dapat
melaksanakan transaksi.
25
2) Nasabah memiliki kemauan dan kemampuan dalam melakukan
pembayaran.
e. Supplier
1) Supplier adalah orang atau badan hukum yang menyediakan barang sesuai
permintaan nasabah.
2) Supplier menjual barangnya kepada bank syariah, kemudian bank syariah
akan menjual barang tersebut kepada nasabah.
3) Dalam kondisi tertentu, bank syariah memberikan kuasa kepada nasabah
untuk membeli barang sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan
dalam akad.
f. Harga
1) Harga jual barang telah ditetapkan sesuai dengan akad jual beli antara
bank syariah dan nasabah dan tidak dapat berubah selama masa
perjanjian.
2) Harga jual bank syariah merupakan harga jual yang disepakati antara bank
syariah dan nasabah.
3) Uang muka (urbun) atas pembelian barang yang dilakukan oleh nasabah
(bila ada), akan mengurangi jumlah piutang murabahah yang akan
diangsur oleh nasabah. Jika transaksi murabahah dilaksanakan, maka
urbun diakui sebagai bagian dari pelunasan piutang murabahah sehingga
akan mengurangi jumlah piutang murabahah. Jika transaksi murabahah
tidak jadi dilaksanakan (batal), maka urbun (uang muka) harus
26
dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi dengan biaya yang telah
dikeluarkan oleh bank syariah.
g. Jangka Waktu
1) Jangka waktu pembayaran murabahah, dapat diberikan dalam jangka
pendek, menengah, dan panjang, sesuai dengan kemampuan pembayaran
oleh nasabah dan jumlah pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah.
2) Jangka waktu pembiayaan tidak dapat diubah oleh salah satu pihak. Bila
terdapat perubahan jangka waktu, maka perubahan ini harus disetujui oleh
bank syariah maupun nasabah.
h. Lain-lain
1) Denda atas tunggakan nasabah (bila ada), diperkenankan dalam aturan
perbankan syariah dengan tujuan untuk mendidik nasabah agar disiplin
dalam melakukan angsuran atas piutang murabahah. Namun pendapatan
yang diperoleh bank syariah karena denda keterlambatan pembayaan
angsuran piutang murabahah, tidak boleh diakui sebagai pendapatan
operasional, akan tetapi dikelompokkan dalam pendapatan nonhalal, yang
dikumpulkan dalam suatu rekening tertentu atau dimasukkan dalam titipan
(kewajiban lain-lain). Titipan ini akan disalurkan untuk membantu
masyarakat ekonomi lemah, misalnya bantuan untuk bencana alam,
beasiswa untuk murid yang kurang mampu, dan pinjaman tanpa imbalan
untuk pedagang kecil.
27
2) Bila nasabah menunggak terus, dan tidak mampu lagi membayar
angsuran, maka penyelesaian sengketa ini dapat dilakukan melalui
musyawarah. Bila musyawarah tidak tercapai, maka penyelesaiannya akan
diserahkan kepada pengadilan agama.
B. Gadai Emas Syariah
1. Pengertian
Gadai emas syariah adalah penggadaian atau penyerahan hak penguasa
secara fisik atas harta atau barang (berupa emas) dari nasabah (arraahin) kepada
bank (al-Murtahin) untuk dikelola dengan prinsip ar-Rahn yaitu sebagai jaminan
(al-Marhun) atas peminjam atau utang (al-Marhumbih) yang diberikan kepada
nasabah atau peminjam tersebut.19
Pada gadai emas syariah menggunakan akad rahn. Ar-Rahn, yaitu
pembiayaan berupa pinjaman dana tunai dengan jaminan barang bergerak yang
relatif nilainya tetap seperti perhiasan emas, perak, intan, berlian batu mulia, dan
lain-lain untuk jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan. Nasabah
diwajibkan membayar kembali utangnya pada saat jatuh tempo dan membayar
sewa tempat penyimpanan barang jaminannya. Bank memperoleh pendapatan
berupa sewa tempat penyimpanan barang jaminan. Ar-rahn sebenarnya adalah
19
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta:
Ekonisia, 2003), h. 164-165.
28
sarana penting bagi masyarakat untuk mencairkan kembali harta beku
(dishoarding) sehingga menjadi lebih produktif. 20
Definisi lain mengenai Gadai (Ar-Rahn) adalah menahan salah satu harta
milik si peminjam sebagai jaminan atas pinjaman yang diterimanya. Barang yang
ditahan tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang menahan
memperoleh jaminan untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian
piutangnya. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam
jaminan utang atau gadai.21
Ar-rahn merupakan akad penyerahan barang dari nasabah kepada
bank/pengadaian sebagai jaminan sebagian atau seluruhnya atas hutang yang
dimiliki nasabah. Transaksi diatas merupakan kombinasi atau penggabungan dari
beberapa transaksi atau akad yang merupakan satu rangkaian yang tidak
terpisahkan meliputi:
a. Pemberian pinjaman dengan menggunakan transaksi atau akad qardh.
b. Penitipan barang jaminan berdasarkan transaksi atau akad rahn.
c. Penetapan sewa tempat khasanah (tempat penyimpanan barang) atas penitipan
tersebut melalui transaksi atau akad ijarah.22
20
Wirdyaningsih, Bank dan Asuransi Islam di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005), h.135. 21
Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori ke Praktik ( Jakarta: Gema Insani, 2001),
h. 128. 22
Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan
Institusionalisasi, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006), h.129-130.
29
2. Landasan Hukum
Adapun dasar hukum pelaksanaan rahn emas dalam sumber utama hukum
islam adalah sebagai berikut:
a. Al-Qur’an
Firman Allah SWT, yang dapat dijadikan dasar hukum pelaksanaan rahn emas
terdapat pada surat:
… لن تجدا كاتبا فراى هقبضة سفر تن عل إى ك
“Dan apabila kamu dalam perjalanan sedang kamu tidak memperoleh seorang
juru tulis maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang...” (QS. Al-
Baqarah [2] : 283).
b. Hadits
Hadis Nabi SAW dalam riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Aisyah r.a berkata:
ر درعا هي حد إل أجل سلن اشتر طعاها هي د عل صل للا د أى الب
“Sesungguhnya, Nabi shallallahu „alaihi wa sallam pernah membeli makanan
dari seorang yahudi dengan cara berutang, dan beliau menggadaikan baju
besinya.” (Hr. Al-Bukhari no. 2513 dan Muslim no. 1603).
c. Fatwa Dewan Syariah Nasional
Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI)
menjadi salah satu rujukan yang berkenaan dengan gadai emas syariah,
diantaranya dikemukakan sebagai berikut:
30
1) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 25/DSN-
MUI/III/2002 tentang Rahn.
2) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia No. 26/DSN-
MUI/III/2002 tentang Rahn emas.
3. Rukun dan Syarat Gadai (Rahn)
a. Rukun Rahn23
Menurut jumhur ulama, rukun gadai itu ada empat, yaitu:
1) Shigat, (lafadz ijab dan qabul).
2) Orang yang berakad (ar-rahin dan al-murtahin).
3) Harta yang dijadikan agunan (al-marhun).
4) Utang (al-marhun bih).
b. Syarat Gadai/Rahn
Para ulama fiqh mengemukakan syarat-syarat ar-rahn sesuai dengan rukun ar-
rahn itu sendiri. Dengan demikian, syarat-syarat ar-rahn meliputi:
1) Syarat yang terkait dengan orang yang berakad adalah cakap bertindak
hukum. Kecakapan bertindak hukum menurut ulama adalah orang yang
telah baligh dan berakal.
2) Syarat shigat (lafal). Ulama Malikiyah, Syafi’iyyah dan Hanabilah
mengatakan bahwa apabila syarat itu adalah syarat yang mendukung
23
Nasrun Haroen, Fiqh Muamalat, (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007), h.254.
31
kelancaran akad, maka syarat itu dibolehkan. Tetapi apabila syarat itu
bertentangan dengan tabiat akad ar-rahn maka syaratnya batal.
3) Syarat al-Marhun Bih (utang) adalah: (1) merupakan hak yang wajib
dikembalikan kepada orang tempat berutang, (2) utang itu boleh dilunasi
dengan agunan itu, (3) utang itu jelas dan tertentu.
4) Syarat al-Marhun (barang yang dijadikan agunan), menurut para pakar
fiqh adalah: (1) barang jaminan (agunan) boleh dijual dan nilainya
seimbang dengan utang, (2) barang jaminan itu bernilai harta dan boleh
dimanfaatkan, karenanya khomr tidak boleh dijadikan barang jaminan,
disebabkan khomr tidak bernilai harta dan tidak bermanfaat dalam islam,
(3) barang jaminan itu jelas dan tertentu, (4) agunan itu milik sah orang
yang berutang, (5) barang jaminan itu tidak terkait dengan hak orang lain,
(6) barang jaminan itu merupakan harta yang utuh, tidak bertebaran dalam
beberapa tempat, dan (7) barang jaminan itu boleh diserahkan baik
materinya maupun manfaatnya.
4. Aplikasi gadai di Bank Syariah
Dalam teknis perbankan, akad ini dapat digunakan sebagai tambahan pada
pembiayaan yang berisiko dan memerlukan jaminan tambahan. Akad ini juga
dapat menjadi produk tersendiri untuk melayani kebutuhan nasabah guna
keperluan yang bersifat jasa dan konsumtif, seperti pendidikan, kesehatan dan
32
③ Pencairan Pembiayaan
sebagainya. Bank atau lembaga keuangan tidak menarik manfaat apapun kecuali
biaya pemeliharaan atau keamanan barang yang digadaikan tersebut.24
Secara umum, penerapan gadai (rahn) yang dikombinasikan dengan
pembiayaan di perbankan syariah, dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2 Ar-Rahn
Keterangan:
1. Nasabah menyerahkan jaminan (marhun) kepada bank syariah (murtahun).
2. Akad pembiayaan dilaksanakan antara nasabah (rahin) dan bank syariah
(murtahin).
24
Abdul Ghofur Anshori, Perbankan Syariah Di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2007), h. 157.
④ Pembayaran + Biaya
② Akad Pembiayaan
① Penyerahan Jaminan
Rahin
Nasabah
Marhun
Jaminan
Murtahin
Bank Syariah
Marhun Bih
Pembiayaan
33
3. Setelah kontrak pembiayaan ditanda tangani, dan agunan diterima oleh bank
syariah, maka bank syariah mencairkan pembiayaan.
4. Rahin melakukan pembayaran kembali ditambah dengan biaya (fee) yang
telah disepakati. Biaya ini berasal dari sewa tempat dan biaya untuk
pemeliharaan agunan.
C. Analisis SWOT
1. Pengertian
SWOT singkatan dari strengths, weaknesses, opportunities, dan threats
atau dalam istilah lain dikenal dengan kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman. Kekuatan dan kelemahan merupakan analisis terhadap faktor internal
atau lingkungan intern organisasi, sedangkan peluang dan ancaman merupakan
faktor eksternal atau berada pada lingkungan ekstern organisasi. Dengan SWOT
dapat diketahui factor-faktor kunci keberhasilan lembaga atau suatu kebijakan
sehingga dapat dirancang program yang relevan atau dengan analisis ancaman
dan peluang akan memungkinkan lembaga dapat menciptakan kegiatan yang
dapat mengantisipasi ancaman.25
Melalui analisis SWOT diharapkan membantu pencapaian tujuan
organisasi dan atribut-atribut ancaman eksternal (threats) dan kelemahan internal
25
Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,
2009), h. 209.
34
(weaknesses) yang tidak diharapkan karena mengganggu pencapaian tujuan
organisasi.26
Analisis SWOT merupakan salah satu instrument analisis lingkungan
internal dan eksternal perusahaan yang telah dikenal luas. Analisis ini bertumpu
pada basis data tahunan yang mencakup data perkembangan organisasi pada tiga
tahun sebelum dilakukan analisis, apa yang diinginkan pada tahun dilakukannya
analisis serta kecenderungan organisasi untuk lima tahun kedepan pasca analisis.
Hasil analisis SWOT dapat menunjukkan kualitas dan kuantifikasi posisi
organisasi dengan sejumlah kemampuan inti bila resultansi kekuatan dan
kelemahannya positif yang kemudian memberikan rekomendasi strategis terhadap
strategi perusahaan serta rekomendasi fungsional kebutuhan atau modifikasi
sumber daya organisasi.27
Terdapat definisi masing-masing mengenai kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities) dan ancaman (threats), sebagai
berikut:28
a. Kekuatan
Kekuatan merupakan sumber daya/kapabilitas yang dikendalikan oleh atau
tersedia bagi suatu perusahaan yang membuat perusahaan relatif lebih unggul
dibanding dengan pesaingnya dalam memenuhi kebutuhan pelanggan yang
26
T. Hani Handoko,dkk, Manajemen dalam Berbagai Perspektif, (Jakarta: Erlangga, 2012),
h.296. 27
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta: Khairul Bayaan, 2003), h.29. 28
Sedarmayanti, Manajemen Strategi, (Bandung: Refika Aditama, 2014), h.109-110.
35
dilayaninya. Kekuatan muncul dari sumber daya dan kompetensi yang
tersedia bagi perusahaan.
b. Kelemahan
Kelemahan merupakan keterbatasan/kekurangan dalam satu atau lebih sumber
daya/kapabilitas suatu perusahaan relatif terhadap pesaingnya, yang menjadi
hambatan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan secara efektif.
c. Peluang
Peluang merupakan situasi utama yang menguntungkan dalam lingkungan
suatu perusahaan. Identifikasi atas segmen pasar, perubahan dalam kondisi
persaingan/regulasi, perubahan teknologi, dan membaiknya hubungan dengan
pembeli/pemasok dapat menjadi peluang bagi perusahaan.
d. Ancaman
Ancaman merupakan situasi utama yang tidak menguntungkan dalam
lingkungan suatu perusahaan. Ancaman merupakan penghalang utama bagi
perusahaan dalam mencapai posisi saat ini atau yang diinginkan. Masuknya
pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lamban, meningkatnya kekuatan tawar
menawar dari pembeli/pemasok utama, perubahan teknologi, dan direvisinya
atau pembaruan peraturan, dapat menjadi penghalang bagi keberhasilan
perusahaan.
Analisis SWOT mengarahkan analisis strategik dengan cara
memfokuskan perhatian pada kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunities), dan ancaman (threat) yang memerlukan hal yang kritis
36
bagi keberhasilan organisasi maupun perusahaan dengan melakukan indentifikasi
secara hati-hati pada faktor keberhasilan kritis (critical success factors).29
Kinerja perusahaan atau organisasi dapat ditentukan dengan analisis
SWOT, yang merupakan hasil perbandingan dengan faktor-faktor eksternal
(peluang dan ancaman). Faktor internal diperoleh dari data dalam lingkungan
perusahaan seperti dari laporan keuangan, kegiatan operasional, kegiatan
pemasaran dan data staf serta karyawan. Sedangkan faktor eksternal diperoleh
dari data lingkungan diluar perusahaan atau organisasi, seperti analisis pasar,
komunitas, pemerintah, dan analisis kelompok (untuk kepentingan tertentu)
perencanaan usaha yang baik dengan menggunakan metode pengujian analisis
SWOT dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh Kearns
(1992).30
Tabel 2.1 Matriks SWOT Kearns
Efas
Ifas
Opportunities (O)
(Peluang)
Threath (T)
(Ancaman)
Strength (S)
(Kekuatan)
Strategi SO
Keunggulan Komparatif
(Comparative Advantage)
Strategi WO
Mobilisasi
(Mobilization)
Weaknesses (W)
(Kelemahan)
Strategi ST
Divestasi/Investasi
(Divestment/Invesment)
Strategi WT
Kendali kerusakan
(Damage Control)
29
A. Susty Ambarriani, Manajemen Biaya, (Jakarta: Salemba Empat, 2000), h. 43. 30
M.Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Menggagas Bisnis Islam, (Jakarta:
Gema Insani Press), h.67.
37
Dalam matriks tersebut, comparative advantage (keunggulan komparatif)
berarti pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga organisasi tidak
boleh membiarkan peluang tersebut hilang begitu saja, namun sebaliknya
organisasi harus segera memperkuatnya dengan berbagai perencanaan yang
mampu mendukungnya.
Sel A, ini memberi kemungkinan bagi organisasi untuk berkembang lebih
cepat, namun harus senantiasa waspada terhadap perubahan yang tidak menentu
dalam lingkungannya. Dengan demikian yang harus dijawab adalah “Bagaimana
memanfaatkan kekuatan yang ada, untuk meningkatkan posisi kompetitif
organisasi”.
Sel B, menghadapkan organisasi pada isu strategis Mobilization, yaitu
kotak interaksi dan pertemuan antara ancaman dari luar yang diidentifikasi
dengan kekuatan organisasi. Disini organisasi harus melakukan mobilisasi
sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman
dari luar tersebut. bahkan jika mungkin organisasi dapat mengubahnya menjadi
peluang.
Sel C, menampilkan isu strategis Investment atau Divestment yang
memberikan pilihan dengan situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat
meyakinkan, namun organisasi tidak memiliki kemampuan untuk menggarapnya.
Kalau dipaksakan, dapat memakan biaya yang cukup besar sehingga akan
merugikan organisasi.
38
Sel D, adalah kotak yang paling lemah dari semua sel karena merupakan
kotak atau titik temu dua sisi yang masing-masing lemah, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana bagi organisasi. Strategi yang
harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) yang diderita
sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.31
2. Fungsi, Manfaat dan Tujuan Analisis SWOT
Pada Analisis SWOT terdapat fungsi, manfaat, dan tujuannya bagi
perusahaan, yaitu:
a. Fungsi Analisis SWOT
Sebagai alat analis, analisis SWOT berfungsi untuk menganalisis
mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan
melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisis mengenai
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah
terhadap kondisi eksternal perusahaan. SWOT dapat digunakan untuk
mengungkap suatu penelitian mengenai capacity building suatu lembaga yang
terkait, pengembangan kelembagaan, pengembangan model kebijakan mulai dari
analisis formulasi, implementasi dan evaluasi kebijakan.
b. Manfaat Analisis SWOT
Analisis SWOT bermanfaat apabila telah secara jelas ditentukan dalam
bisnis apa perusahaan beroperasi, dan arah mana perusahaan menuju masa depan
31
Muhammad Ismail Yusanto dan Muhammad Karebet Widjajakusuma, Manajemen Strategis
Perspektif Syariah, (Jakarta : Khairul Bayaan, 2003), h.31.
39
serta ukuran apa saja yang digunakan untuk menilai keberhasilan manajemen
perusahaan dalam menjalankan misinya dan mewujudkan visinya. Dasi hasil
analisis akan memetakan posisi perusahaan terhadap lingkungan dan
menyediakan pilihan strategi umum yang sesuai, serta dijadikan dasar dalam
menetapkan sasaran-sasaran perusahaan selama 3-5 tahun ke depan untuk
memenuhi kebutuhan dan harapan dari para stakeholder.32
c. Tujuan Analisis SWOT
Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan
suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan
penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat dijadikan sebagai bandingan
pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta
peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.
Tujuan lain diperlukannya analisis SWOT adalah dimana setiap produk yang
beredar di pasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam penjualan atau yang
dikenal dengan istilah daur hidup produk (life cycle product). Konsep daur hidup
produk dirujuk berdasarkan keadaan realitas yang terjadi di pasar, bahwa
konsumen memiliki tingkat kejenuhan dalam memakai suatu produk.33
32
Mirantini Tri Kuntari, “Analisis SWOT pada Produk Asuransi Mitra Mabrur Plus”, (Skripsi S1
Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h.18. 33
Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 343.
40
3. Faktor Eksternal dan Internal Dalam Perspektif SWOT
Untuk menganalisis secara lebih dalam tentang SWOT, maka perlu
dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting dalam analisis SWOT,
yaitu:34
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya opportunities and threats (O
dan T). dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi di
luar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan.
Faktor ini mencakup lingkungan industri (industry environment) dan
lingkungan bisnis makro (macro environment), ekonomi, politik, hukum,
teknologi, kependudukan, dan sosial budaya.
b. Faktor internal
faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya strengths and weaknesses (S
dan W). dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam
perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan
keputusan (decision making) perusahaan. Faktor internal ini meliputi semua
macam manajemen fungsional : pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya
manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan
budaya perusahaan (corporate culture).
34
Muhammad Suwarsono, Manajemen Strategik, Konsep dan Kasus, (Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2004), h. 4.
41
Tabel 2.2 Faktor eksternal dan internal perusahaan dalam perspektif SWOT
a. Faktor Eksternal
Opportunities Threats Kondisi Perusahaan
(Peluang) (Ancaman) yang baik
Opportunities Threats Kondisi Perusahaan
(Peluang) (Ancaman) yang tidak baik
b. Faktor Internal
Strengths Weaknesses Kondisi Perusahaan
(Kekuatan) (Kelemahan) yang baik
Strengths Weaknesses Kondisi Perusahaan
(Kekuatan) (Kelemahan) yang tidak baik
Berdasarkan pada gambar di atas maka ada 2 (dua) kesimpulan yang bisa
diambil dan layak diterapkan oleh suatu perusahaan, yaitu :
1) Sebuah perusahaan yang baik adalah jika opportunities (peluang) lebih besar
dibandingkan threats (ancaman) dan begitu pula sebaliknya.
2) Sebuah perusahaan yang baik adalah jika strengths (kekuatan) lebih besar
dibandingkan weaknesses (kelemahan) dan begitu pula sebaliknya.
4. Matriks Faktor Strategi Eksternal dan Internal
Sebelum membuat matriks faktor strategi eksternal, maka perlu diketahui
terlebih dahulu faktor strategi eksternal (External Strategic Factor Analysis
Summery/EFAS). Berikut ini adalah tabel matriks EFAS:
>
<
>
<
42
Tabel 2.3 Matriks EFAS
Faktor-faktor Strategi
Eksternal
Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang
Ancaman
Total 1,00
Tahapan penentuan faktor strategi eksternal:
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman perusahaan
dalam kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat
penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut
kemungkinan dapat memberikan dampak terhadap faktor strategis.
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor peluang bersifat positif
(peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika peluangnya kecil,
diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
43
e. Jumlah skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
eksternalnya.
Jika telah menyelesaikan analisis faktor – faktor strategis eksternal
(peluang dan ancaman), maka kemudian harus menganalisis faktor strategis
internal (kekuatan dan kelemahan) dengan cara yang sama. Setelah faktor-faktor
strategi internal suatu perusahaan diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal
Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk merumuskan faktor-faktor
strategis internal dalam kerangka strength and weakness perusahaan. Berikut ini
adalah tabel matriks IFAS.
Tabel 2.4 Matriks IFAS
Faktor-faktor Strategi
Internal
Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan
Kelemahan
Total 1,00
Tahapnya adalah:
a. Tentukan faktor –faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan
dalam kolom 1.
44
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan. (Semua bobot tersebut
jumlahnya tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor)
berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding)
sampai dengan 1,0 (poor).
e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap faktor-faktor strategis
internalnya. Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan
perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang
sama.
Setelah diketahui faktor-faktor strategi eksternal dan internal perusahaan
maka selanjutnya dapat membuat matriks internal eksternal (matriks IE). Matriks
internal eksternal ini dikembangkan dari model General Electric (GE model).
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan
45
pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan model ini adalah untuk
memperoleh strategi bisnis ditingkat korporat yang lebih detail.
Tabel 2.5 Matriks Internal-Eksternal35
High (3-4) MEDIUM (2-3) LOW (1-2)
HIGH
(3-4)
1
GROWTH
Konsentrasi melalui
integrasi vertikal
2
GROWTH
Konsentrasi melalui
integrasi horizontal
3
RETRENCHMENT
Strategi turn-around
MEDIUM
(2-3)
4
STABILITY
5
GROWTH
Konsentrasi melalui
integrasi horizontal
atau STABILITY
profit strategi
6
RETRENCHMENT
Strategi divestasi
LOW
(1-2)
7
GROWTH
Diversifikasi
konsentrik
8
GROWTH
Diversifikasi
Konglomerat
9
LIKUIDASI
Dari tabel tersebut dapat mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi
pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi tiga strategi
utama, yaitu:
35
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis (Cara Perhitungan Bobot,
Rating, dan OCAI), (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016), h.95.
46
a. Growth Strategy yang merupakan pertumbuhan perusahaan itu sendiri (sel 1,
2, dan 5) atau upaya diversifikasi (sel 7 dan 8).
b. Stability strategy adalah strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah
strategi yang telah diterapkan.
c. Retrenchment strategy (sel 3, 6, dan 9) adalah usaha memperkecil atau
mengurangi usaha yang dilakukan perusahaan.
5. Langkah-Langkah Analisis Data Dalam Analisis SWOT
Langkah penelitian ini akan menerangkan bagaimana analisis dilakukan,
mulai dari data mentah yang ada sampai pada hasil penelitian yang dicapai.
Dalam penelitian ini, langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut:
a. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan
kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai
faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel
informasi SWOT.
b. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal
Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal
organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness).
c. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi
keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan.
Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling
positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Alat yang dipakai
47
untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT.
Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan
ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan
empat set kemungkinan alternatif strategis.
Tabel 2.6 Matriks SWOT
Ifas
Efas
Strength (S)
Tentukan faktor-faktor
kekuatan internal
Weaknesses (W)
Tentukan faktor-faktor
kelemahan internal
Opportunities (O)
Tentukan faktor
peluang eksternal
Strategi SO
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan
peluang.
Strategi WO
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan untuk
memanfaatkan peluang.
Threath (T)
Tentukan faktor
ancaman eksternal
Strategi ST
Ciptakan strategi yang
menggunakan kekuatan
untuk mengatasi ancaman.
Strategi WT
Ciptakan strategi yang
meminimalkan
kelemahan dan
menghindari ancaman.
Keterangan:
Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya.
48
Strategi ST
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman.
Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada.
Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
D. Tinjauan (Review) Kajian Terdahulu
1. Jurnal Nadhifatul, Topowijono, dan Defi Farah Azizah, 2013. Analisis Sistem
dan Prosedur Gadai Emas Syariah (Studi pada PT. Bank Mega Syariah dan
PT. Bank BNI Syariah Cabang Malang). Fokus penelitian ini adalah sistem
yang terkait dengan layanan produk gadai emas, prosedur yang membentuk
sistem, kebijakan BI terkait layanan produk gadai emas, dan kesesuaian
sistem dan prosedur dengan kebijakan BI. Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat perbedaan tugas dan wewenang dalam melayani gadai di PT. Bank
Mega Syariah dan PT. Bank BNI Syariah kantor cabang Malang.
Perbedaan dari penelitian yang penulis lakukan pada fokus penelitian ini yaitu
membahas mengenai analisis SWOT prospek pembiayaan kepemilikan emas
dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.
49
2. Jurnal Eris Tri Kurniawati, 2013. Analisis Pengaruh Transaksi Gadai Emas
Terhadap Tingkat Keuntungan Bank Syariah. Hasil penelitian ini berdasarkan
model regresi menunjukkan bahwa pendapatan transaksi gadai syariah (rahn)
memiliki pengaruh positif terhadap variabel laba bersih dimana kontribusi
variable bebas terhadap variabel terikat yang ditunjukkan melalui nilai R2 (R-
squared) adalah sebesar 21,08%. Mengingat bahwa variabel bebas dalam
penelitian ini bukan merupakan produk utama dari bank yang mempengaruhi
laba bersih sehingga sisanya sebesar 78,92% variabel laba bersih akan
dijelaskan oleh variabel-variabel yang lain yang tidak dibahas dalam
penelitian ini.
Perbedaan dalam penelitian ini penulis membahas mengenai prospek
pemberian pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif dan analisis SWOT.
3. Skripsi Aa Sulaiman, Prodi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2013. Perbandingan
konsep dan penerapan mnajemen risiko pembiayaan gadai emas dan
murabahah emas BNI Syariah Jakarta Utara. Hasil penelitian ini menunjukan
analisis yang dikaji dari konsep dan penerapan manajemen risiko, secara
umum terdapat kesesuaian, meskipun dalam berbagai kasus risiko terdapat
pelebaran kasus yang keluar dari konsep yang ada. Disamping itu, terdapat
perbedaan antara manajemen risiko pada pembiayaan gadai dan murabahah
50
emas dengan pembiayaan lain yang ada di BNI Syariah Jakarta Utara.
Perbedaan tersebut terletak pada analisis kelayakan nasabah dalam
memperoleh pembiayaan bank.
Perbedaan dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif serta metode analisis
SWOT yang membahas mengenai prospek pembiayaan kepemilikan emas dan
gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur.
4. Skripsi Mirantini Tri Kuntari, Prodi Muamalat Konsentrasi Perbankan
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2015.
Analisis SWOT Pada Produk Asuransi Mitra Mabrur Plus. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan penetapan strategi pemasaran
mitra mabrur plus pada AJB Bumiputera 1912 cukup signifikan. Analisis
SWOT Mitra Mabrur Plus: kekuatan produk mitra mabrur plus yaitu dalam
pemasarannya memakai strategi kumpulan atau masuk melalui perusahaan,
sedangkan kelemahan produk ini yaitu belum memiliki web aplikasi tersendiri
untuk menghemat waktu nasabah, peluang untuk produk ini antara lain
melakukan promosi langsung ke dalam instansi atau perusahaan-perusahaan,
sedangkan tantangannya antara lain perusahaan harus lebih inovatif dalam
mengembangkan produk mitra mabrur plus dalam menghadapi persaingan
dengan perusahaan lain.
Perbedaan dalam penelitian ini penulis membahas mengenai prospek
pemberian pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah
51
Mandiri Kantor Cabang Cibubur dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif dan analisis SWOT.
5. Skripsi Arief Triandi Azra, Prodi Muamalat Konsentrasi Perbankan Syariah,
Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2013. Analisis SWOT
KLS (Kantor Layanan Syariah) BRI Syariah. Hasil penelitian ini
menunjukkan, mekanisme operasional kantor layanan syariah akan menjaring
nasabah BUK existing BRI yang mau bertransaksi secara syariah untuk
menabung di BRI Syariah yang merupakan anak perusahaan PT BRI. Analisis
SWOT menghasilkan keunggulan kompetitif berdasarkan perhitungan EFAS
dan IFAS dengan skor > 2,5, yaitu secara berurutan 3,10 dan 2,65. Skor
tersebut mendeskripsikan keadaan BRI Syariah yang memiliki kekuatan dan
peluang yang cukup besar dalam ekspansi KLS dan mengungguli para
competitor dipuncak persaingan.
Perbedaan dalam penelitian ini penulis membahas mengenai prospek
pemberian pembiayaan kepemilikan emas dan gadai emas di Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif deskriptif dan analisis SWOT.
52
BAB III
GAMBARAN UMUM
BANK SYARIAH MANDIRI KANTOR CABANG CIBUBUR JAKARTA
TIMUR
A. Profil Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur
Bank Syariah mandiri Kantor Cabang Cibubur yang beralamatkan di Jl.
Raya Alternatif, Cibubur, Jakarta Timur. Berdiri pada tahun 2009 yang saat itu
masih menjadi Bank Syariah Mandiri Kantor kas Cibubur dengan seiring
berkembang dan meningkatnya aset kemudian pada pertengahan tahun 2012
menjadi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur tepatnya bulan Juni
2012. Jumlah karyawan di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur sekitar
30 orang pegawai. Sedangkan untuk total asetnya hingga saat ini ± 300 M seiring
dengan meningkatnya jumlah nasabah.36
B. Sejarah dan Perkembangan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur
Jakarta Timur
Kehadiran BSM sejak tahun 1999 tepatnya pada tanggal 25 oktober 1999,
sesungguhnya merupakan hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan
moneter 1997-1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak
Juli 1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik
36
Wawancara pribadi dengan Bpk.Nopal R. Mucharam. Jakarta, 26 Agustus 2016.
53
nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap
seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi
tersebut, industri perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank
konvensional mengalami krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil
tindakan dengan merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang dimiliki
oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara dan PT
Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari situasi
tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain serta
mengundang investor asing.
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan
penggabungan (merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya,
Bank Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri
(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut juga
menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik
mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri melakukan
konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan Syariah.
Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan perbankan syariah
di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU
54
No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa pemberlakuan
UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan konversi PT
Bank Susila Bakti dari bank konvensional menjadi bank syariah. Oleh karenanya,
Tim Pengembangan Perbankan Syariah segera mempersiapkan sistem dan
infrastrukturnya, sehingga kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional
menjadi bank yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No.
23 tanggal 8 September 1999.
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah dikukuhkan
oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999,
25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior
Bank Indonesia No. 1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama
menjadi PT Bank Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal
tersebut, PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin
tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank yang
mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang melandasi
kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani
inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah Mandiri dalam
55
kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk bersama membangun
Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.
Untuk perkembangannya sampai dengan 2015, PT Bank Syariah Mandiri
(BSM) masih menempati posisi sebagai bank syariah dengan pangsa pasar dan
aset terbesar dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Per akhir 2015, aset
BSM telah mencapai sebesar Rp70,37 triliun, pembiayaan yang disalurkan
sebesar Rp51,09 triliun, sedangkan dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil
dihimpun dari masyarakat mencapai sebesar Rp62,11 triliun. Saat ini, BSM
memiliki 9.633.273 rekening nasabah, 865 kantor layanan yang berada di
Indonesia yang salah satunya adalah Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur dan
didukung oleh 16.926 orang jumlah pegawai Bank Syariah Mandiri.
C. Visi dan Misi Bank Syariah Mandiri 37
Visi
“Bank Syariah Terdepan dan Modern”
Bank Syariah Terdepan: Menjadi bank syariah yang selalu unggul di antara
pelaku industri perbankan syariah di Indonesia pada segmen consumer, micro,
SME, commercial, dan corporate.
Bank Syariah Modern: Menjadi bank syariah dengan sistem layanan dan
teknologi mutakhir yang melampaui harapan nasabah.
37
http://www.syariahmandiri.co.id
56
Misi
Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi yang melampaui
harapan nasabah.
Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada
segmen ritel.
Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.
Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
57
D. Struktur Organisasi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur
Jakarta Timur
Gambar 3.1 Struktur Organisasi BSM Cibubur
Kepala Cabang
(Marita Kristianingrum)
Branch Office Manager
(Retno Kusumawati)
Consumer
Banking
Relationship
Manager
(Edwin)
Bisnis Banking
Relationship Manager
(Randy)
Priority
Banking
Officer
(Siska)
Officer Gadai
(Nopal R
Mucharam)
Kepala
Warung Mikro
(Sofyan)
Bisnis Banking Staff
(Asep)
CFE
(Nining)
JCBRM
(Desi)
PG 1
(Lucky)
PG 2
(Adis)
AK
(Kosasih) PMM
1
(Soleh)
PMM
2
(Abi)
GSA
(Aneu)
Back
Office
(Wida)
CS 1
(Dita)
CS 2
(Icha)
Teller 1
(Ajeng)
Teller 2
(Indri)
Pegawai
Dasar
OB 1
(Indra)
OB 2
(Daril)
Driver
(Cotib,
Kus,
Rahman)
Security
(Syahla
ni, Eko,
Ariyadi,
Zainal)
58
Keterangan:
CFE = Consumer Financing Executive
JBRM = Junior Consumer Banking Relationship Manager
PG 1 = Penaksir Gadai 1
PG 2 = Penaksir Gadai 2
AK = Analyst Kredit
PMM 1 = Pelaksana Marketing Mikro 1
PMM 2 = Pelaksana Marketing Mikro 2
GSA = General Support Asistant
CS 1 = Customer Service 1
CS 2 = Customer Service 2
OB = Office Boy
E. Produk dan Jasa Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur
Produk/Jasa BSM dapat dikategorikan menjadi 3 (tiga) produk/jasa
sebagai berikut:
1. Produk Penghimpun Dana
a. Tabungan
Tabungan BSM, BSM Tabungan Berencana, BSM Tabungan simpatik,
BSM tabungan mabrur, BSM tabungan mabrur junior, BSM tabungan
59
dollar, BSM tabungan investa cendekia, BSM tabungan perusahaan,
BSM tabungan pensiun, BSM tabunganku, BSM simpanan pelajar iB.
b. Deposito
BSM deposito, BSM deposito valas.
c. Giro:
BSM giro, BSM giro valas, BSM giro Singapore dollar, BSM giro euro.
d. Sukuk Negara Ritel.
e. Reksa Dana.
f. Tabungan Saham Syariah.
2. Produk Pembiayaan
a. BSM pembiayaan Mudharabah, Musyarakah, Murabahah, Istishna,
IMBT.
b. Pembiayaan PKPA (Pembiayaan kepada Koperasi Karyawan untuk Para
Anggota).
c. BSM pembiayaan impian.
d. BSM pembiayaan griya BSM, pembiayaan pemilikan rumah sejahtera
syariah tapak, pembiayaan griya PUMP-KB, BSM optima pembiayaan
pemilikan rumah.
e. BSM pembiayaan pensiun.
f. BSM pembiayaan alat kedokteran.
g. BSM pembiayaan Oto.
h. BSM pembiayaan Eduka.
60
i. Pembiayaan dana berputar.
j. Pembiayaan umrah.
k. Pembiayaan dengan agunan investasi terkait syariah mandiri.
l. BSM pembiayaan warung mikro.
m. Pembiayaan gadai emas Bank Syariah Mandiri, pembiayaan cicil emas
Bank Syariah Mandiri.
3. Produk Layanan
a. BSM card, BSM ATM, BSM call 14040, BSM SMS banking, BSM
mobile banking, BSM net banking, BSM notifikasi.
b. MBP (Multi Bank Payment).
c. BPI (BSM Pembayaran Institusi).
d. BPR host to host.
e. BSM e-money.
f. Transfer D.U.I.T, transfer valas, western union, transfer nusantara.
F. Produk Pembiayaan Cicil Emas dan Gadai Emas Bank Syariah Mandiri
Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur
1. Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri
Produk cicil emas Bank Syariah Mandiri diluncurkan berdasarkan
ketentuan dari DSN-MUI No.77/DSN-MUI/V/2010 Tentang Jual Beli Emas
Secara Tidak Tunai dan persetujuan Surat Edaran Bank Indonesia
No.14/016/DPBS 2012. Produk BSM cicil emas merupakan fasilitas yang
61
disediakan oleh BSM untuk membantu nasabah dalam membiayai
pembelian/kepemilikan emas berupa lantakan (batangan) dengan cara mudah
memiliki emas dan menguntungkan. Jenis emas yang dapat dibiayai adalah emas
lantakan (batangan) dengan minimal jumlah gram adalah 10 gram. Pembiayaan
BSM cicil emas menggunakan akad Murabahah (di bawah tangan) dan
pengikatan agunan dengan menggunakan akad rahn (gadai).
Pembayaran BSM cicil emas dilakukan dengan cara angsuran dalam
jumlah yang sama setiap bulannya. Nasabah dapat memilih jangka waktu
pembiayaan yang diinginkan paling singkat 2 (dua) tahun dan paling lama hingga
5 (lima) tahun, pelunasan dipercepat diperbolehkan setelah pembiayaan minimal
berjalan satu tahun. Nasabah dapat membayar uang muka minimal 20% dari
harga perolehan emas, uang muka dibayar secara tunai (tidak dicicil) oleh
nasabah kepada bank. Sumber dana uang muka harus berasal dari dana nasabah
sendiri (self financing) dan bukan berasal dari pembiayaan yang diberikan oleh
bank. Plafond pembiayaan BSM cicil emas maksimum 80% dari harga perolehan
untuk emas jenis lantakan (batangan).
Jumlah pembiayaan BSM cicil emas maksimal adalah Rp150.000.000,-
(seratus lima puluh juta rupiah). Nasabah diperkenankan memiliki fasilitas
pembiayaan qardh beragun emas dan pembiayaan BSM cicil emas secara
bersamaan, dengan ketentuan jumlah limit total pembiayaan keseluruhan paling
banyak adalah Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah).
62
Dalam pelaksanaan pembiayaan BSM cicil emas ini nasabah juga perlu
mempersiapkan biaya administrasi, materai dan asuransi. Pada produk BSM cicil
emas juga diperlukan jaminan, dengan ketentuan: jaminan adalah barang yang
menjadi objek pembiayaan (emas), jaminan tidak dapat ditukar dengan agunan
lain, pengikatan jaminan dilakukan selama masa pembiayaan, dan fisik jaminan
disimpan di bank. Supplier emas untuk produk BSM cicil emas yaitu PT Antam
Persero, toko emas atau perorangan yang telah memiliki kerja sama dengan bank.
Ada beberapa manfaat yang bisa didapatkan nasabah dari produk cicil
emas BSM, antara lain: Pertama, rasa aman dan perlindungan karena emas milik
nasabah diasuransikan. Kedua, likuid karena emas nasabah dapat diuangkan
dengan cara dijual atau digadaikan. Ketiga, berfungsi sebagai tabungan,
kepemilikan emas pada bank syariah merupakan hak nasabah, bank hanyalah
sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya sesuai syariah. Keempat,
membantu nasabah yang ingin berinvestasi emas, karena bank syariah mandiri
akan melakukan investasi sesuai dengan syariah.
Adapun Syarat yang perlu dipenuhi oleh nasabah untuk pembiayaan BSM
cicil emas adalah sebagai berikut:38
1) WNI cakap umur
2) Pegawai dengan usia minimal 21 tahun s.d usia maksimal 55 tahun.
3) Pensiunan berusia maksimal 70 tahun pada saat pembiayaan jatuh tempo.
4) Profesional dan wiraswasta berusia maksimal 60 tahun.
38
www.syariahmandiri.co.id
63
5) Menyerahkan Kartu Identitas (KTP/NPWP).
Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur menetapkan kebijakan alur
mekanisme pembiayaan murabahah pada produk tabungan cicil emas sebagai
berikut:
a. Bank setuju untuk memberikan pembiayaan kepemilikan emas (cicil emas
BSM) kepada nasabah yang pelaksanaannya menggunakan akad murabahah
untuk kepemilikan emas baik dalam bentuk lantakan (batangan) dan atau
perhiasan sesuai dengan spesifikasi yang tercantum pada Surat Berharga
Kepemilikan Emas (SBKE).
b. Berdasarkan butir 1 akad induk ini nasabah mengaku berhutang kepada
bank senilai pembiayaan kepemilikan emas (cicil emas BSM) sebagaimana
yang tercantum dalam SBKE, yang terdiri dari harga jual dikurangi dengan
uang muka, dan belum termasuk biaya administrasi. Masing-masing
nominal dari harga jual, uang muka dan biaya administrasi tercantum
dengan SBKE. Dimana harga jual adalah harga beli (harga perolehan
pembelian emas) ditambah dengan margin (keuntungan bank).
c. Nasabah mengikat diri dan berjanji untuk membayar kembali hutang
berdasarkan akad induk ini kepada bank dalam jangka waktu tertentu
dengan cara mengangsur tiap bulan pada tanggal angsuran sebagaimana
yang tercantum dalam SBKE. Adapun jangka waktu dan besarnya angsuran
dicantumkan dalam SBKE.
64
d. Dalam hal nasabah lalai dalam melakukan pembayaran cicil emas BSM
sebagaimana dimaksud butir 3 akad induk ini, maka nasabah dengan ini
setuju dan sepakat untuk dikenakan denda oleh bank atas keterlambatan
pembayaran tersebut dengan jumlah sebagaimana yang tercantum dalam
lembar jadwal angsuran pembiayaan cicil emas BSM.
e. Untuk lebih menjamin pembayaran kembali dengan tertib sebagaimana
dengan hutang nasabah berdasarkan akad induk ini, maka nasabah
menjamin emas yang dibiayai dengan pembiayaan cicil emas BSM kepada
bank (selanjutnya disebut dengan agunan atau barang), dengan rincian
sebagaimana tercantum dalam SBKE.
2. Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri
Berlandaskan fatwa Dewan Syariah Nasional No.26/DSN-MUI/III/2002
Tentang Rahn Emas, maka pada awal Bulan Juli 2002 produk ini mulai
beroperasi dimana di Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur produk ini baru
diluncurkan pada 18 Maret 2009. Gadai Emas BSM merupakan produk
pembiayaan atas dasar jaminan berupa emas sebagai salah satu alternatif
memperoleh uang tunai dengan cepat. Pembiayaan ini diperuntukkan untuk
perorangan.
Akad yang digunakan pada produk gadai emas BSM adalah akad qardh
dalam rangka rahn. Qardh dalam rangka rahn adalah akad pemberian pinjaman
dari bank untuk nasabah yang disertai dengan penyerahan tugas agar bank
65
menjaga barang jaminan yang diserahkan. Akad qardh, untuk pengikatan
pinjaman dana yang disediakan bank syariah kepada nasabah. Akad rahn, untuk
pengikatan emas sebagai agunan atas pinjaman dana. Sedangkan, untuk
pengikatan pemanfaatan jasa penyimpanan dan biaya pemeliharaan menggunakan
akad ijarah. Jenis jaminan yang dapat diterima oleh BSM yaitu logam mulia dan
perhiasan.
Ada beberapa keunggulan yang akan diperoleh nasabah jika menggunakan
produk gadai emas BSM antara lain, pricing yang murah, nyaman layananya, dan
jaringan yang tersebar luas diseluruh kota-kota di Indonesia. Dalam pelaksanaan
gadai emas BSM, nasabah perlu mempersiapkan biaya administrasi (dipungut di
depan) dan biaya pemeliharaan (dipungut di akhir atau diawal periode). Biaya
administrasi dan asuransi barang jaminan dibayar pada saat pencairan, sedangkan
untuk biaya pemeliharaan dihitung perhari 15 dan dibayar pada saat pelunasan.39
Produk pembiayaan gadai emas BSM dapat diberikan paling banyak
sebesar Rp250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah) untuk setiap nasabah,
dengan jangka waktu pembiayaan gadai emas ini 4 (empat) bulan dan dapat
digadai ulang diperpanjang maksimal 2 (dua) kali. Penetapan Financing to Value
(FTV) pada produk gadai emas Bank Syariah Mandiri yaitu untuk FTV perhiasan
sebesar 85% dan FTV logam mulia sebesar 90%. Financing To Value (FTV)
adalah perbandingan antara jumlah pembiayaan yang diterima nasabah dengan
nilai emas yang diagunkan nasabah kepada bank. FTV ditetapkan oleh PT Bank
39
Wawancara dengan Bpk.Nopal R. Mucharam. Jakarta, 26 Agustus 2016.
66
Syariah Mandiri dengan memperhatikan ketentuan FTV yang ditetapkan Bank
Indonesia.
Ada beberapa manfaat dan kemudahan yang bisa didapatkan nasabah dari
produk gadai emas BSM, antara lain: aman dan terjamin, prosesnya mudah dan
cepat, biaya pemeliharaan yang murah, dan dapat terkoneksi dengan fasilitas
lainnya, seperti rekening tabungan, ATM, dan lain sebagainya.
Tujuan penggunaan dari produk gadai emas ini adalah untuk membiayai
keperluan dana jangka pendek atau tambahan modal kerja jangka pendek untuk
golongan nasabah usaha mikro dan kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-
undang nomor 20 tahun 2008 tentang usaha mikro, kecil, dan menengah, serta
tidak dimaksudkan untuk tujuan investasi.40
Adapun Syarat dan ketentuan yang perlu dipenuhi oleh nasabah untuk
pembiayaan BSM gadai emas adalah sebagai berikut:
1) Kartu identitas nasabah.
2) Pembiayaan mulai dari Rp500.000,-.
3) Jaminan berupa emas perhiasan atau lantakan (batangan).
4) Jangka waktu 4 (empat) bulan dan dapat diperpanjang atau dapat digadai
ulang (setelah dilakukan penaksiran dan melunasi biaya gadai).
Alur mekanisme untuk memperoleh fasilitas pembiayaan gadai emas di
Bank Syariah Mandiri sebagai berikut :
40
Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/7/DPbS 2012
67
1. Calon nasabah datang langsung ke Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Cibubur dengan membawa emas yang berupa perhiasan ataupun logam mulia
dengan menunjukkan persyaratan pembiayaan yang telah ditentukan. Jika
persyaratan yang dibawa oleh calon nasabah sudah lengkap, kemudian
nasabah mengisi formulir permohonan gadai yang telah disediakan.
2. Barang jaminan emas tersebut diteliti kualitasnya oleh petugas gadai untuk
menetapkan nilai pembiayaan yang akan diberikan. Nilai pembiayaan yang
diberikan jika perhiasan sebesar 85% dari nilai taksiran sedangkan jika logam
mulia sebesar 90% dari nilai taksiran.
3. Petugas gadai menaksir harga emas yang digadaikan. Setelah itu petugas
gadai menguji keaslian barang jaminan emas dengan langkah-langkah yang
sudah ditentukan.
4. Kemudian, petugas gadai melakukan komite ke kepala cabang untuk
menentukan diterima atau ditolaknya pembiayaan tersebut. Setelah keputusan
dari kepala cabang diterima oleh petugas gadai, maka petugas gadai akan
menginformasikan kepada calon nasabah.
5. Jika diterima, maka petugas gadai akan menghitung pembiayaan yang akan
diterima oleh calon nasabah sesuai ketentuan BI sekaligus menentukan biaya
administrasi.
6. Kemudian pencairan melalui rekening nasabah dan disertai dengan
pembayaran biaya administrasi secara tunai sesuai dengan yang telah
ditentukan.
68
BAB IV
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Tingkat Perkembangan Produk Pembiayaan Cicil Emas Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur
Produk emas seperti cicil emas hingga kini dinilai masih membuka
peluang pendapatan bagi Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur. Meski
ramai pada musim tertentu produk ini dinilai masih prospektif. Dibawah ini akan
disajikan data perkembangan produk cicil emas Bank Syariah Mandiri Cabang
Cibubur dalam tiga tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2013-2015.
Tabel 4.1 Data Perkembangan Produk Cicil Emas BSM Cibubur
Tahun 2013-2015
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun Jumlah
Nasabah
Berat
Logam
Mulia (gr)
Nilai Logam
Mulia
Plafon
Pembiayaan
Margin
2013 43 2,890 1,400,115,000.00 1,070,008,000.00 216,716,625.57
2014 75 2,490 1,219,650,000.00 1,008,258,000.00 203,068,971.73
2015 141 9,470 4,824,715,000.00 3,813,041,000.00 697,840,436.95
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari tahun ketahun produk cicil
emas ini selalu meningkat dibuktikan dengan jumlah nasabah yang setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Di Bank Syariah Mandiri cabang Cibubur
produk cicil emas ini baru berjalan efektif pada awal tahun 2013. Jika dilihat pada
69
tahun 2014 terjadi peningkatan jumlah nasabah sebesar 74,4%, namun marginnya
tidak meningkat, hal itu dikarenakan jumlah berat logam mulia yang lebih sedikit
dibandingkan jumlah berat logam mulia pada tahun 2013. Pada tahun 2015 terjadi
peningkatan jumlah nasabah sebesar 88% dibandingkan pada tahun 2014, selain
jumlah nasabah yang meningkat jumlah berat logam mulia, nilai logam mulia,
plafon pembiayaan, dan margin juga meningkat. Dari data perkembangan produk
cicil emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur membuktikan bahwa
produk cicil emas ini mampu meningkatkan segmen pembiayaan untuk produk
emas. Pada dasarnya produk cicil emas ini diluncurkan karena sebagai alternatif
peningkatan dari segmen pembiayaan emas dan dapat mendatangkan keuntungan
kepada pihak bank.
B. Analisis SWOT Prospek Produk Pembiayaan Cicil Emas Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur
1. Faktor Internal Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur
a. Kekuatan (Strengths)
1) Persyaratan yang mudah dan jangka waktu pembiayaan yang panjang.
2) Sistem pembayaran angsuran autodebet melalui rekening tabungan nasabah.
3) Pricing yang murah dan emasnya diasuransikan.
b. Kelemahan (Weaknesses)
a. Analisis kelayakan pembiayaan masih belum optimal
b. Sumber daya manusia tenaga kerja yang terbatas
70
c. Sistem IT yang masih perlu disempurnakan
Tabel 4.2 Matriks IFAS Cicil Emas BSM Cibubur
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Persyaratan yang mudah dan jangka
waktu pembiayaan yang panjang.
Analisis kelayakan pembiayaan masih
belum optimal.
Sistem Pembayaran angsuran autodebet
melalui rekening tabungan nasabah.
Sumber daya manusia tenaga kerja
yang terbatas.
Pricing yang murah dan emasnya
diasuransikan.
Sistem IT yang masih perlu
disempurnakan.
2. Faktor Eksternal Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur
a. Peluang (Opportunities)
1) Respon yang baik dari masyarakat khususnya masyarakat yang ingin
memiliki emas dengan cara mencicil.
2) Produk cicil emas BSM bersinergi dengan Bank Mandiri.
3) Trend masyarakat menjadikan emas sebagai alat investasi.
b. Ancaman (Threats)
1) Banyaknya pesaing untuk produk yang serupa pada lembaga keuangan
syariah maupun non syariah.
2) Persaingan jasa layanan pembiayaan yang semakin kompetitif.
3) Harga emas yang fluktuatif.
71
Tabel 4.3 Matriks EFAS Cicil Emas BSM Cibubur
Peluang (O) Ancaman (T)
Respon yang baik dari masyarakat
khususnya masyarakat yang ingin
memiliki emas dengan cara mencicil.
Banyaknya pesaing untuk produk yang
serupa pada lembaga keuangan syariah
maupun non syariah.
Produk cicil emas BSM bersinergi
dengan Bank Mandiri.
Persaingan jasa layanan pembiayaan
yang semakin kompetitif.
Trend masyarakat menjadikan emas
sebagai alat investasi.
Harga emas yang fluktuatif.
3. Matriks EFAS dan IFAS Produk Cicil Emas BSM Cibubur
Setelah Faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan
diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)
disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam
kerangka strength and weakness. Cara dan tahapannya yaitu beri bobot masing-
masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting),
kemudian berikan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), kalikan bobot dengan rating
untuk memperoleh faktor pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi. Jumlahkan skor pembobotan
untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
72
Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap
faktor-faktor strategis internalnya.
Tabel 4.4 Matriks IFAS Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri Cabang
Cibubur
Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan (Strengths)
Persyaratan yang mudah dan
jangka waktu pembiayaan yang
panjang.
0,22
4
0,88
Sistem Pembayaran angsuran
autodebet melalui rekening
tabungan nasabah.
0,23
4
0,92
Pricing yang murah dan
emasnya diasuransikan.
0,27
4
1,08
Kelemahan (Weaknesses)
Analisis kelayakan pembiayaan
masih belum optimal.
0,08
2
0,16
Sumber daya manusia tenaga
kerja yang terbatas.
0,12
2
0,24
73
Sistem IT yang masih perlu
disempurnakan.
0,08
2
0,16
Total 1,00 3,44
Matriks IFAS digunakan untuk mengetahui faktor-faktor internal
perusahaan berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang dianggap penting.
berdasarkan tabel 4.4 matriks IFAS, dapat dilihat hasil perhitungan didapatkan
total skor sebesar 3,44. Hal ini menunjukkan bahwa produk cicil emas BSM
cibubur memiliki potensi internal yang kuat. Artinya adalah perusahaan mampu
memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi kelemahan yang ada.
Jika telah menyelesaikan analisis faktor –faktor strategis internal
(kekuatan dan kelemahan), maka kemudian harus menganalisis faktor strategis
eksternal (peluang dan ancaman) dengan cara dan tahapan yang sama.
Tabel 4.5 Matriks EFAS Produk Cicil Emas Bank Syariah Mandiri Cabang
Cibubur
Faktor-faktor Strategi Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang (Opportunities)
Respon yang baik dari masyarakat
khususnya masyarakat yang ingin
memiliki emas dengan cara mencicil.
0,27
4
1,08
74
Produk cicil emas BSM bersinergi
dengan Bank Mandiri.
0,23
3
0,69
Trend masyarakat menjadikan emas
sebagai alat investasi.
0,27
3
0,81
Ancaman (Threats)
Banyaknya pesaing untuk produk yang
serupa pada lembaga keuangan syariah
maupun non syariah.
0,08
1
0,08
Persaingan jasa layanan pembiayaan
yang semakin kompetitif.
0,07
2
0,14
Harga emas yang fluktuatif. 0,08 2 0,16
Total 1,00 2,96
Matriks EFAS digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan yang meliputi peluang dan ancaman. Berdasarkan tabel 4.5 matriks
EFAS, hasil perhitungan didapatkan total skor sebesar 2,96. Hal ini menunjukan
bahwa produk cicil emas BSM Cibubur berada pada posisi ekstern di atas rata-
rata dengan mampu memanfaatkan peluang yang ada serta menghadapi ancaman.
Setelah diketahui faktor-faktor strategi eksternal dan internal perusahaan
maka selanjutnya dapat membuat matriks internal eksternal (matriks IE).
75
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan
pengaruh eksternal yang dihadapi. Matriks IE digunakan untuk menentukan
posisi perusahaan. Berdasrkan hasil analisis faktor internal dengan menggunakan
matriks IFAS maka diperoleh total sebesar 3,44. Sedangakan hasil analisis faktor
eksternal dengan menggunakan matriks EFAS diperoleh total skor 2,96.
Gambar 4.1 Matriks Internal-Eksternal Produk Cicil Emas BSM Cibubur
Total Skor Faktor strategi Internal
4,0 Kuat 3,0 Rata-Rata 2,0 Lemah 1,0
I
Pertumbuhan
II
Pertumbuhan
III
Penciutan
IV
Stabilitas
V
Pertumbuhan
Stabilitas
VI
Penciutan
VII
Pertumbuhan
VIII
Pertumbuhan
IX
Likuidasi
Berdasarkan kedua nilai skor tersebut, produk cicil emas Bank Syariah
Mandiri Cabang Cibubur berada pada sel IV (stabilitas). Strategi stabilitas adalah
strategi yang diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan.
Total
Skor
Faktor
Strategi
Eksternal
Menengah
2,0
Tinggi
3,0
Rendah
1,0
76
Dari hasil analisis diatas kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan
menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan.
Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif)
dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Alat yang dipakai untuk menyusun
faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategis.
Tabel 4.6 Matriks SWOT Produk Cicil Emas BSM Cabang Cibubur
IFAS
EFAS
Strength (S)
1. Persyaratan yang
mudah dan jangka
waktu pembiayaan
yang panjang.
2. Sistem Pembayaran
angsuran autodebet
melalui rekening
tabungan nasabah.
3. Pricing yang murah dan
emasnya diasuransikan.
Weaknesses (W)
1. Analisis kelayakan
pembiayaan masih belum
optimal.
2. Sumber daya manusia
tenaga kerja yang terbatas.
3. Sistem IT yang masih
perlu disempurnakan.
Opportunities (O)
1. Respon yang baik dari
masyarakat
khususnya
Strategi SO
1. Mempertahankan dan
meningkatkan kualitas
produk.
Strategi WO
1. Meningkatkan sumber
daya manusia tenaga kerja
yang professional dalam
77
masyarakat yang
ingin memiliki emas
dengan cara mencicil.
2. Produk cicil emas
BSM bersinergi
dengan Bank
Mandiri.
3. Trend masyarakat
menjadikan emas
sebagai alat investasi.
2. Memperluas pangsa
pasar dan
meningkatkan
pelayanan kepada
nasabah.
3. Memberikan edukasi,
sosialisasi dan promosi
yang gencar serta
mempertahankan nilai
kepercayaan nasabah.
memilih kualitas calon
nasabah.
2. Penambahan sumber daya
tenaga kerja serta
meningkatkan kerjasama
dan kepercayaan antara
Bank Mandiri dan Bank
Syariah Mandiri.
3. Meningkatkan dan
memperbarui sistem
informasi dan teknologi
sehingga mampu menjaga
kualitas fasilitas dan
pelayanan.
Threath (T)
1. Banyaknya pesaing
untuk produk yang
serupa pada lembaga
keuangan syariah
maupun non syariah.
2. Persaingan jasa
layanan pembiayaan
yang semakin
kompetitif.
3. Harga emas yang
fluktuatif.
Strategi ST
1. Peningkatan brand dan
citra perusahaan yang
lebih baik.
2. Menjelaskan perbedaan
dan keunggulan produk
yang dimiliki.
3. Menjaga kestabilan
harga dengan
memberikan promosi
atau diskon.
Strategi WT
1. Meningkatkan kualitas
tenaga kerja dan kualitas
produk yang lebih unggul.
2. Menambah kuantitas
jumlah tenaga kerja untuk
pencapaian yang maksimal
dan memperluas
segmentasi pasar.
3. Mampu mengoptimalkan
sistem informasi dan
jaringan yang luas dalam
sehingga dapat
memberikan sistem yang
baik.
78
Matriks SWOT menganalisis faktor internal perusahaan berupa kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dan faktor eksternal perusahaan berupa
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan untuk menghasilkan alternatif
strategi yang akan dilaksanakan perusahaan. Terdapat empat alternatif strategi
yang dilakukan dapat dilihat dalam tabel 4.6 penjelasan secara lebih rinci
mengenai strategi tersebut adalah sebagai berikut:
Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Strategi SO yang dihasilkan adalah pertama,
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk. Kedua, Memperluas
pangsa pasar dan meningkatkan pelayanan kepada nasabah. Ketiga,
Memberikan edukasi, sosialisasi dan promosi yang gencar serta
mempertahankan nilai kepercayaan nasabah.
Strategi ST (Strength-Threat)
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST yang dihasilkan adalah
peningkatan brand dan citra perusahaan yang lebih baik, menjelaskan
perbedaan dan keunggulan produk yang dimiliki, menjaga kestabilan harga
dengan memberikan promosi atau diskon.
79
Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO yang dihasilkan yaitu
meningkatkan sumber daya manusia tenaga kerja yang professional dalam
memilih kualitas calon nasabah, penambahan sumber daya tenaga kerja serta
meningkatkan kerjasama dan kepercayaan antara Bank Mandiri dan Bank
Syariah Mandiri, meningkatkan dan memperbarui sistem informasi dan
teknologi sehingga mampu menjaga kualitas fasilitas dan pelayanan.
Strategi WT (Weakness-Threat)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi WT
yang dihasilkan adalah meningkatkan kualitas tenaga kerja dan kualitas produk
yang lebih unggul, menambah kuantitas jumlah tenaga kerja untuk pencapaian
yang maksimal dan memperluas segmentasi pasar, mampu mengoptimalkan
sistem informasi dan jaringan yang luas dalam sehingga dapat memberikan
sistem yang baik.
C. Tingkat Perkembangan Produk Pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur Jakarta Timur
Dibawah ini akan disajikan data perkembangan produk gadai emas Bank
Syariah Mandiri Cabang Cibubur dalam tiga tahun terakhir, yaitu sejak tahun
2013-2015.
80
Tabel 4.7 Data Perkembangan Produk Gadai Emas BSM Cibubur
Tahun 2013-2015
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun Jumlah
Nasabah Nilai Jaminan Nilai Pembiayaan Biaya Penitipan
2013 206 2,124,225,862.00
1,848,076,499.94
194,048,032.49
2014 211 2,760,094,100.00 2,401,281,867.00 252,134,596.04
2015 266 2,764,669,900.00 2,405,262,813.00 252,552,595.37
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa dari tahun ketahun produk gadai
emas ini selalu meningkat dibuktikan dengan jumlah nasabah yang setiap
tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2013, nasabah yang melakukan
pembiayaan gadai emas di Bank Syariah mandiri Cabang Cibubur berjumlah 206
nasabah dengan total nilai jaminan Rp2,124,225,862.00,- dan total nilai
pembiayaan gadai emas sebesar Rp1,848,076,499.94,-. Sedangkan untuk total
biaya penitipan dari 206 nasabah sebesar Rp194,048,032.49,-.
Sepanjang tahun 2014 terjadi peningkatan nasabah dengan jumlah
nasabah 211. Jika dibandingkan pada tahun 2013 dengan jumlah nasabahnya 206
kenaikannya sebesar 2,42%, walaupun kenaikannya tidak terlalu tinggi namun
kenaikan jumlah nasabah ini dapat berpengaruh kepada kenaikan total nilai
jaminan, nilai pembiayaan, dan nilai penitipan yang tentunya dapat
81
mendatangkan keuntungan kepada perusahaan (Bank Syariah Mandiri Cabang
cibubur).
Pada tahun 2015 produk gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cibubur
masih terus mengalami kenaikan yang cukup tinggi dengan total jumlah
nasabahnya 266 orang nasabah, jika dibandingkan pada tahun 2014 yang hanya
berjumlah 211 kenaikan jumlah nasabah ini sebesar 26%. Total nilai jaminan,
nilai pembiayaan, dan nilai penitipan otomatis juga meningkat dengan masing-
masing total, yaitu untuk nilai jaminan sebesar Rp2,764,669,900.00, nilai
pembiayaan sebesar Rp2,405,262,813.00, dan nilai jaminan sebesar
Rp252,552,595.37,-.
Bank Syariah mandiri Cabang Cibubur berharap kenaikan ini juga bisa
terus terjadi untuk tahun-tahun berikutnya. Sejak pertama produk gadai emas
diluncurkan oleh BSM cabang Cibubur, tidak menutup kemungkinan bahwa
pembiayaan ini akan berkembang pesat apabila BSM cabang Cibubur terus
melakukan inovasi untuk pencapaian yang lebih baik dengan usaha yang
maksimal.
D. Analisis SWOT Prospek Produk Pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah
Mandiri Kantor Cabang Cibubur
1. Faktor Internal Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur
a. Kekuatan (Strengths)
1) Penawaran produk yang cepat, mudah dan aman.
82
2) Sistem pencairan dana melalui rekening tabungan nasabah.
3) Emas milik nasabah diasuransikan.
4) Biaya titip lebih murah.
b. Kelemahan (Weaknesses)
1) Alat taksir emas yang kurang mendukung.
2) Sistem IT yang masih perlu disempurnakan.
3) Sumber daya manusia tenaga kerja yang kurang kompeten.
4) Terdapat peraturan yang membatasi jumlah pembiayaan dan jangka waktu
pembiayaan.
Tabel 4.8 Matriks IFAS Gadai Emas BSM Cibubur
Kekuatan (S) Kelemahan (W)
Penawaran produk yang cepat, mudah
dan aman.
Alat taksir emas yang kurang
mendukung.
Sistem pencairan dana melalui
rekening tabungan nasabah.
Sistem IT yang masih perlu
disempurnakan.
Emas milik nasabah diasuransikan. Sumber daya manusia tenaga kerja
yang kurang kompeten.
Biaya titip lebih murah. Terdapat peraturan yang membatasi
jumlah pembiayaan dan jangka waktu
pembiayaan.
83
2. Faktor Eksternal Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur
a. Peluang (Opportunities)
1) Banyaknya masyarakat yang membutuhkan dana cepat.2) Produk cicil emas
BSM bersinergi dengan Bank Mandiri.
2) Masyarakat Indonesia yang pada umumnya beragama islam dan berprinsip
syariah.
3) Transaksi gadai emas dijadikan sumber pembiayaan oleh para penggadai
untuk memenuhi kebutuhan.
4) Nilai emas yang semakin naik.
b. Ancaman (Threats)
1) Masyarakat yang pada umumnya menggunakan jasa gadai konvensional
kurang mengenal produk rahn emas dalam lembaga keuangan syariah.
2) Banyaknya pesaing untuk produk gadai emas di lembaga keuangan bank
syariah ataupun di lembaga pegadaian.
3) Emas palsu yang beredar di masyarakat.
4) Pihak regulator yang kurang mendukung produk tersebut.
84
Tabel 4.9 Matriks EFAS Gadai Emas BSM Cibubur
Peluang (O) Ancaman (T)
Banyaknya masyarakat yang
membutuhkan dana cepat.
Masyarakat yang pada umumnya
menggunakan jasa gadai konvensional
kurang mengenal produk rahn emas
dalam lembaga keuangan syariah.
Masyarakat Indonesia yang pada
umumnya beragama islam dan
berprinsip syariah.
Banyaknya pesaing untuk produk
gadai emas di lembaga keuangan bank
syariah ataupun di lembaga pegadaian.
Transaksi gadai emas dijadikan sumber
pembiayaan oleh para penggadai untuk
memenuhi kebutuhan.
Emas palsu yang beredar di
masyarakat.
Nilai emas yang semakin naik Pihak regulator yang kurang
mendukung produk tersebut.
3. Matriks IFAS dan EFAS Produk Gadai Emas BSM Cibubur
Setelah Faktor-faktor strategis internal dan eksternal perusahaan
diidentifikasi, suatu tabel IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary)
disusun untuk merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam
kerangka strength and weakness. Cara dan tahapannya yaitu beri bobot masing-
masing faktor mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai dengan 0,0 (tidak penting),
85
kemudian berikan rating untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), kalikan bobot dengan rating
untuk memperoleh faktor pembobotan. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk
masing-masing faktor yang nilainya bervariasi. Jumlahkan skor pembobotan
untuk memperoleh total skor pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan.
Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan tertentu bereaksi terhadap
faktor-faktor strategis internalnya.
Tabel 4.10 Matriks IFAS Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang
Cibubur
Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan (Strengths)
Penawaran produk yang cepat,
mudah dan aman.
0,18
4
0,72
Sistem pencairan dana melalui
rekening tabungan nasabah.
0,17
4
0,68
Biaya titip lebih murah.
0,18
4
0,72
Emas milik nasabah
diasuransikan.
0,17
4
0,68
86
Kelemahan (Weaknesses)
Alat taksir emas yang kurang
mendukung.
0,07
2
0,14
Sistem IT yang masih perlu
disempurnakan.
0,08
2
0,16
Sumber daya manusia tenaga
kerja yang kurang kompeten.
0,08
2
0,16
Terdapat peraturan yang
membatasi jumlah pembiayaan
dan jangka waktu pembiayaan.
0,07
2
0,14
Total 1,00 3,40
Berdasarkan tabel 4.10 matriks IFAS, dapat dilihat hasil perhitungan
didapatkan total skor sebesar 3,40. Hal ini menunjukkan bahwa produk gadai
emas BSM cibubur memiliki potensi internal yang kuat. Artinya adalah
perusahaan mampu memanfaatkan kekuatan yang dimiliki dan mengatasi
kelemahan yang ada.
Jika telah menyelesaikan analisis faktor – faktor strategis internal
(kekuatan dan kelemahan), maka kemudian harus menganalisis faktor strategis
eksternal (peluang dan ancaman) dengan cara dan tahapan yang sama.
87
Tabel 4.11 Matriks EFAS Produk Gadai Emas Bank Syariah Mandiri Cabang
Cibubur
Faktor-faktor Strategi
Eksternal
Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang (Opportunities)
Banyaknya masyarakat yang
membutuhkan dana cepat.
0,20
4
0,80
Masyarakat Indonesia yang
pada umumnya beragama islam
dan berprinsip syariah.
0,16
3
0,48
Transaksi gadai emas dijadikan
sumber pembiayaan oleh para
penggadai untuk memenuhi
kebutuhan.
0,17
3
0,51
Nilai emas yang semakin naik 0,17 3 0,68
Ancaman (Threats)
Masyarakat yang pada
umumnya menggunakan jasa
gadai konvensional kurang
mengenal produk rahn emas
0,08
3
0,24
88
dalam lembaga keuangan
syariah.
Banyaknya pesaing untuk
produk gadai emas di lembaga
keuangan bank syariah ataupun
di lembaga pegadaian.
0,10
3
0,30
Emas palsu yang beredar di
masyarakat.
0,07 3 0,21
Pihak regulator yang kurang
mendukung produk tersebut.
0,05
2
0,10
Total 1,00 3,32
Matriks EFAS digunakan untuk mengevaluasi faktor-faktor eksternal
perusahaan yang meliputi peluang dan ancaman. Berdasarkan tabel 4.11 matriks
EFAS, hasil perhitungan didapatkan total skor sebesar 3,32. Hal ini menunjukan
bahwa produk gadai emas BSM Cibubur berada pada posisi ekstern yang kuat
dengan mampu memanfaatkan peluang yang ada serta menghadapi dan mengatasi
ancaman.
Setelah diketahui faktor-faktor strategi eksternal dan internal perusahaan
maka selanjutnya dapat membuat matriks internal eksternal (matriks IE).
Parameter yang digunakan meliputi parameter kekuatan internal perusahaan dan
89
pengaruh eksternal yang dihadapi. Matriks IE digunakan untuk menentukan
posisi perusahaan. Berdasrkan hasil analisis faktor internal dengan menggunakan
matriks IFAS maka diperoleh total sebesar 3,40. Sedangakan hasil analisis faktor
eksternal dengan menggunakan matriks EFAS diperoleh total skor 3,32.
Gambar 4.2 Matriks Internal-Eksternal Produk Gadai Emas BSM Cibubur
Total Skor Faktor strategi Internal
4,0 Kuat 3,0 Rata-Rata 2,0 Lemah 1,0
I
Pertumbuhan
II
Pertumbuhan
III
Penciutan
IV
Stabilitas
V
Pertumbuhan
Stabilitas
VI
Penciutan
VII
Pertumbuhan
VIII
Pertumbuhan
IX
Likuidasi
Berdasarkan kedua nilai skor tersebut, produk gadai emas Bank Syariah
Mandiri Cabang Cibubur berada pada sel I (pertumbuhan). Strategi pertumbuhan
(growth strategy) didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan,
asset, profit, maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dapat dicapai dengan cara
Total
Skor
Faktor
Strategi
Eksternal
Menengah
2,0
Tinggi
3,0
Rendah
1,0
90
menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk
dan jasa, atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat
dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya sehingga dapat meningkatkan
profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi perusahaan tersebut
berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan pesaing untuk
melakukan perang harga dalam usaha memperluas pangsa pasar.
Dari hasil analisis diatas kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan
menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan.
Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif)
dengan resiko dan ancaman yang paling kecil. Alat yang dipakai untuk menyusun
faktor-faktor strategis perusahaan adalah matriks SWOT. Matriks ini dapat
menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang
dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya. Matriks ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif
strategis.
Tabel 4.12 Matriks SWOT Produk Gadai Emas BSM Cabang Cibubur
IFAS
EFAS
Strength (S)
1. Penawaran produk yang
cepat, mudah dan
aman.
2. Sistem pencairan dana
melalui rekening
tabungan nasabah.
Weaknesses (W)
1. Alat taksir emas yang
kurang mendukung.
2. Sistem IT yang masih
perlu disempurnakan.
3. Sumber daya manusia
tenaga kerja yang kurang
91
3. Emas milik nasabah
diasuransikan.
4. Biaya titip lebih murah.
kompeten.
4. Terdapat peraturan yang
membatasi jumlah
pembiayaan dan jangka
waktu pembiayaan.
Opportunities (O)
1.Banyaknya
masyarakat yang
membutuhkan dana
cepat.
2. Masyarakat Indonesia
yang pada umumnya
beragama islam dan
berprinsip syariah.
3. Transaksi gadai emas
dijadikan sumber
pembiayaan oleh para
penggadai untuk
memenuhi kebutuhan.
4. Nilai emas yang
semakin naik.
Strategi SO
1. Mempertahankan dan
meningkatkan promosi
melalui media cetak
dan elektronik dalam
rangka perluasan
pangsa pasar.
2. Melakukan pengutan
brand dalam produk
gadai emas yang
berbasis syariah serta
memberikan fasilitas
kemudahan bagi
nasabah.
3. Mampu meningkatkan
brand awareness untuk
meraih kepercayaan
msyarakat dalam
menggadaikan emasnya
di BSM Cibubur.
4.Menetapkan strategi
harga.
Strategi WO
1. Memperbaiki sistem
penaksiran yang lebih
canggih dan akurat.
2. Pemanfaatan teknologi
tinggi guna
meningkatkan kualitas
pelayanan kepada nasbah.
3. Memberikan pelatihan/
training kepada SDM
tenaga kerja sehingga
mampu menghasilkan
SDM yang lebih
berkompeten.
4. Mengoptimalkan saluran
jumlah pembiayaan yang
telah ditetapkan serta
melakukan kerjasama
antara BSM dengan
pemerintah dalam
membuat program
pengembangan produk
emas.
92
Threath (T)
1. Masyarakat yang pada
umumnya
menggunakan jasa
gadai konvensional
kurang mengenal
produk rahn emas
dalam lembaga
keuangan syariah.
2.Banyaknya pesaing
untuk produk gadai
emas di lembaga
keuangan bank syariah
ataupun di lembaga
pegadaian.
3.Emas palsu yang
beredar di masyarakat.
4. Pihak regulator yang
kurang mendukung
produk tersebut.
Strategi ST
1.Melakukan promosi atau
sosialisasi yang lebih
untuk mengenalkan
produk gadai emas yang
dimiliki dan
memberikan
pengedukasian kepada
masyarakat mengenai
produk gadai emas BSM
melalui seminar/
presentasi.
2.Menjelaskan perbedaan
produk yang sejenis di
lembaga keuangan lain
dengan produk gadai
emas di BSM.
3. Mengoptimalkan sistem
dan meningkatkan
kepercayaan antara
nasabah dengan pihak
bank dan sebaliknya.
4.Lebih memperhatikan
kualitas dan mutu
pelayanan terhadap
nasabah guna
menciptakan loyalitas
nasabah.
Strategi WT
1. Peningkatan sarana dan
prasarana yang menunjang
perkembangan produk
gadai emas BSM.
2. Memperbarui sistem
ternologi informasi yang
lebih canggih.
3.Mengusahakan
pengembangan dan
meningkatkan kualitas
serta kuantitas SDM
tenaga kerja yang
berkompeten dibidangnya
sehingga dapat memenuhi
kebutuhan SDM tenaga
kerja.
4. Mengevaluasi kebijakan
yang telah ditetapkan
untuk menyesuaikan
kebutuhan nasabah dan
pihak bank.
93
Matriks SWOT menganalisis faktor internal perusahaan berupa kekuatan
dan kelemahan yang dimiliki perusahaan dan faktor eksternal perusahaan berupa
peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan untuk menghasilkan alternatif
strategi yang akan dilaksanakan perusahaan. Terdapat empat alternatif strategi
yang dapat dilakukan berdasarkan tabel 4.12 mengenai strategi tersebut adalah
sebagai berikut:
Strategi SO (Strength-Opportunity)
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan
memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang
sebesar-besarnya. Strategi SO yang dihasilkan adalah mempertahankan dan
meningkatkan promosi melalui media cetak dan elektronik dalam rangka
perluasan pangsa pasar, melakukan pengutan brand dalam produk gadai emas
yang berbasis syariah serta memberikan fasilitas kemudahan bagi nasabah,
mampu meningkatkan brand awareness untuk meraih kepercayaan msyarakat
dalam menggadaikan emasnya di BSM Cibubur, dan menetapkan strategi harga.
Strategi ST (Strength-Threat)
Strategi ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki
perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST yang dihasilkan adalah
Pertama, melakukan promosi atau sosialisasi yang lebih untuk mengenalkan
produk gadai emas yang dimiliki dan memberikan pengedukasian kepada
masyarakat mengenai produk gadai emas BSM melalui seminar/ presentasi.
94
Kedua, menjelaskan perbedaan produk yang sejenis di lembaga keuangan lain
dengan produk gadai emas di BSM. Ketiga, mengoptimalkan sistem dan
meningkatkan kepercayaan antara nasabah dengan pihak bank dan sebaliknya.
Keempat, lebih memperhatikan kualitas dan mutu pelayanan terhadap nasabah
guna menciptakan loyalitas nasabah.
Strategi WO (Weakness-Opportunity)
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara
meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO yang dihasilkan yaitu dengan
memperbaiki sistem penaksiran yang lebih canggih dan akurat, pemanfaatan
teknologi tinggi guna meningkatkan kualitas pelayanan kepada nasbah,
memberikan pelatihan/ training kepada SDM tenaga kerja sehingga mampu
menghasilkan SDM yang lebih berkompeten, dan mengoptimalkan saluran
jumlah pembiayaan yang telah ditetapkan serta melakukan kerjasama antara
BSM dengan pemerintah dalam membuat program pengembangan produk
emas.
Strategi WT (Weakness-Threat)
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha
meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Strategi WT
yang dihasilkan adalah peningkatan sarana dan prasarana yang menunjang
perkembangan produk gadai emas BSM, memperbarui sistem ternologi
95
informasi yang lebih canggih, mengusahakan pengembangan dan meningkatkan
kualitas serta kuantitas SDM tenaga kerja yang berkompeten dibidangnya
sehingga dapat memenuhi kebutuhan SDM tenaga kerja, dan mengevaluasi
kebijakan yang telah ditetapkan untuk menyesuaikan kebutuhan nasabah dan
pihak bank.
96
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan berdasarkan analisis diatas,
maka dapat ditarik kesimnpulan sebagai berikut:
1. Tingkat perkembangan produk pembiayaan kepemilikan emas (cicil emas)
dan gadai emas di Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur setiap
tahunnya selalu terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data
perkembangan kedua produk emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Cibubur dalam tiga tahun terakhir, yaitu sejak tahun 2013-2015, terlihat
bahwa dari tahun ketahun kedua produk emas ini selalu meningkat dibuktikan
dengan jumlah nasabah yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dari
data tersebut membuktikan bahwa produk cicil emas mampu meningkatkan
segmen pembiayaan untuk produk emas.
2. Faktor internal yang menjadi kekuatan produk cicil emas BSM Cibubur
adalah persyaratan yang mudah dan jangka waktu pembiayaan yang panjang,
sistem pembayaran angsuran autodebet melalui rekening tabungan nasabah,
pricing yang murah dan emasnya diasuransikan. Sedangkan faktor yang
menjadi kelemahan produk cicil emas BSM Cibubur adalah analisis
97
kelayakan pembiayaan masih belum optimal, sumber daya manusia tenaga
kerja yang terbatas, dan sistem IT yang masih perlu disempurnakan.
Faktor eksternal yang menjadi peluang produk cicil emas BSM Cibubur
yaitu adanya respon yang baik dari masyarakat khususnya masyarakat yang
ingin memiliki emas dengan cara mencicil, produk cicil emas BSM bersinergi
dengan Bank Mandiri, dan trend masyarakat menjadikan emas sebagai alat
investasi. Sedangkan faktor yang menjadi ancamannya adalah banyaknya
pesaing untuk produk yang serupa pada lembaga keuangan syariah maupun
non syariah, persaingan jasa layanan pembiayaan yang semakin kompetitif,
harga emas yang fluktuatif.
Selanjutnya, faktor internal yang menjadi kekuatan produk gadai emas
BSM Cibubur adalah penawaran produk yang cepat, mudah dan aman, sistem
pencairan dana melalui rekening tabungan nasabah biaya titip lebih murah,
dan emas milik nasabah diasuransikan. Sedangkan faktor kelemahannya
adalah alat taksir emas yang kurang mendukung, sistem IT yang masih perlu
disempurnakan, sumber daya manusia tenaga kerja yang kurang kompeten,
dan terdapat peraturan yang membatasi jumlah pembiayaan dan jangka waktu
pembiayaan.
Faktor eksternal yang menjadi peluang produk gadai emas BSM
Cibubur yaitu banyaknya masyarakat yang membutuhkan dana cepat, nilai
emas yang semakin naik, transaksi gadai emas dijadikan sumber pembiayaan
oleh para penggadai untuk memenuhi kebutuhan, masyarakat Indonesia yang
98
pada umumnya beragama islam dan berprinsip syariah. Sedangkan faktor
yang menjadi ancamannya adalah masyarakat yang pada umumnya
menggunakan jasa gadai konvensional kurang mengenal produk rahn emas
dalam lembaga keuangan syariah, banyaknya pesaing untuk produk gadai
emas di lembaga keuangan bank syariah ataupun di lembaga pegadaian, pihak
regulator yang kurang mendukung produk tersebut, dan emas palsu yang
beredar di masyarakat.
3. Strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur pada
produk cicil emas melalui analisis SWOT berdasarkan hasil analisis faktor
internal menggunakan matriks IFAS diperoleh total sebesar 3,44 dan hasil
analisis faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFAS diperoleh total
skor 2,96, produk cicil emas Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur
berada pada sel IV (stabilitas). Strategi stabilitas adalah strategi yang
diterapkan tanpa mengubah arah strategi yang telah ditetapkan. Sedangkan
untuk Strategi yang dilakukan Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur pada
produk gadai emas melalui analisis SWOT, berdasarkan hasil analisis faktor
internal menggunakan matriks IFAS diperoleh total sebesar 3,40 dan hasil
analisis faktor eksternal dengan menggunakan matriks EFAS diperoleh total
skor 3,32, produk gadai emas Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur berada
pada sel I (pertumbuhan). Strategi ini dapat dicapai dengan cara menurunkan
harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas produk dan jasa,
atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat
99
dilakukan adalah dengan cara meminimalkan biaya sehingga dapat
meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi
perusahaan tersebut berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat
kecenderungan pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha
memperluas pangsa pasar.
B. Saran
Ada beberapa saran dari penulis, sebagai berikut:
1. Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang Cibubur perlu mempertahankan citra
produk yang berbasis syariah serta meningkatkan kualitas produk terutama
produk cicil emas dan gadai emas.
2. Jika dilihat dari analisis SWOT Bank Syariah Mandiri Kantor Cabang
Cibubur bisa lebih memanfaatkan kekuatan internal perusahaan dengan
peluang eksternal yang ada untuk pengembangan produk tanpa
mengesampingkan kelemahan dan ancaman yang ada.
3. Melakukan kegiatan promosi secara gencar dan kontinu dengan tujuan
memperkenalkan dan menjual produk emas kepada masyarakat, misalnya
dengan promosi melalui iklan di media cetak dan elektronik.
100
DAFTAR PUSTAKA
Al-Arif, M. Nur Rianto. Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah. Bandung: Alfabet,
2010.
Antonio, Muhammad Syafi’i. Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema
Insani, 2001.
Ascarya. Akad dan Produk Bank Syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2007.
Anshori, Abdul Ghofur. Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Implementasi dan
Institusionalisasi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2006.
Anshori, Abdul Ghofur. Perbankan Syariah Di Indonesia. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2007.
Ambarriani, A. Susty. Manajemen Biaya. Jakarta : Salemba Empat, 2000.
Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers, 2010.
Fahmi, Irham. Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung: Alfabeta, 2012.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik. Jakarta: Bumi
Aksara, 2013.
Haroen, Nasrun. Fiqh Muamalat. Jakarta: Gaya Media Pratama, 2007.
Handoko, T. Hani dkk. Manajemen dalam Berbagai Perspektif. Jakarta: Erlangga,
2012.
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.
Karim, A. Adiwarman. Bank Islam: Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2007.
101
Kuntari, Mirantini Tri. “Analisis SWOT pada Produk Asuransi Mitra Mabrur Plus”.
Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi, Dan Karya Ilmiah.
Jakarta : Kencana Prenada Media group, 2011.
Nurhayati, Sri dan Wasilah. Akuntansi Syariah di Indonesia. Jakarta : Salemba Empat,
2013.
Prasetyo, Bambang dan Lina Miftahul Jannah. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Rajawali Pers, 2011.
Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT: Teknik Membedah Kasus Bisnis (Cara Perhitungan
Bobot, Rating, dan OCAI). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2016.
Sanusi, Anwar. Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat, 2013.
Sarosa, Samiaji. Penelitian Kualitatif : Dasar-Dasar. Jakarta : PT Indeks, 2012.
Satori, Djam’an dan Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:
Alfabeta, 2009.
Sedarmayanti. Manajemen Strategi. Bandung: Refika Aditama, 2014.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo
Prasada, 2010.
Sudarsono, Heri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah: Deskripsi dan Ilustrasi.
Yogyakarta: Ekonisia, 2003.
Suwarsono, Muhammad. Manajemen Strategik, Konsep dan Kasus. Yogyakarta: UPP
AMP YKPN, 2004.
102
Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2005.
Wirdyaningsih. Bank dan Asuransi Islam di Indonesia. Jakarta: Kencana, 2005.
Wiroso. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press, 2005.
Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. Manajemen
Strategis Perspektif Syariah. Jakarta: Khairul Bayaan, 2003.
Yusanto, M.Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma. Menggagas Bisnis Islam.
Jakarta: Gema Insani Press.
Laporan Tahunan 2014 PT Bank Syariah Mandiri.
Laporan Tahunan 2015 PT Bank Syariah Mandiri.
Wawancara dengan Bpk.Nopal R. Mucharam. Jakarta, 26 Agustus 2016.
http://www.syariahmandiri.co.id
Hasil Wawancara
Narasumber : Nopal R Mucharam
Jabatan : Officer Gadai
Hari/tanggal : Jumat/ 26 Agustus 2016
Tempat : Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur
1. Kapan mulai diluncurkannya produk cicil emas dan gadai emas di Bank Syariah
Mandiri Cabang Cibubur?
Jawab: Untuk gadai emas secara keseluruhan di Bank Syariah Mandiri melalui
persetujuan Bank Indonesia yaitu pada 5 maret 2009. Akan tetapi, pada tahun
2011 produk ini pernah di stop BI karena dulu sempat ada gadai emas yang
tujuannya untuk investasi/spekulasi. Pada akhirnya direview kembali
pembiayaannya dan keluar peraturan BI yang baru sehingga produk ini bisa
dibuka lagi. Sedangkan, untuk cicil emas melalui persetujuan Bank Indonesia
yaitu tanggal 31 mei 2012. Tetapi, untuk gadai emas di cabang Cibubur baru
diluncurkan pada tahun 2010 dan untuk cicil emas dipertengahan tahun 2012.
2. Bagaimana perkembangan produk cicil emas dan gadai emas Bank Syariah
Mandiri Cabang Cibubur dari awal diluncurkan hingga saat ini?
Jawab: Kalau untuk perkembangannya selalu meningkat karena Bank Syariah
Mandiri menetapkan target penjualan. Untuk gadai emas asetnya kurang lebih
sudah sekitar 1,489 Triliun, sedangkan untuk cicil emas sampai saat ini 318
Triliun. Jadi total semuanya sekitar 1,8 Triliun.
3. Apa saja kelebihan dari produk cicil emas dan gadai emas Bank Syariah Mandiri
Cabang Cibubur?
Jawab: Kelebihan untuk gadai emas:
Nyaman, cepat dan mudah.
Emasnya di asuransikan, jadi ketika terjadi sesuatu dengan emasnya ada
penggantian dari pihak asuransi.
Terkoneksi dengan rekening tabungan, jadi nasabah tidak ambil cash akan
tetapi melalui rekening tabungan jadi otomatis pencairan uangnya melalui
rekening tabungan.
Biaya titip paling murah se-Indonesia, kisaran perbulannya 1% sampai 1.5%
perbulan. Mungkin kalau di lembaga lain kisarannya 2% sampai 3 % perbulan.
Kelebihan produk cicil emas:
Persyaratannya cukup mudah dengan KTP/NPWP saja.
Jangka waktu yang cukup panjang, mencicilnya bisa sampai dengan 5 tahun.
Emasnya di asuransikan.
Pembayaran angsuran autodebet melalui rekening tabungan, jadi nasabah tidak
perlu repot-repot untuk mengangsur tiap bulannya, cukup dengan mentransfer
sesuai tanggal jatuh tempo dan tidak perlu datang ke bank.
Pricingnya yang murah.
4. Apa saja yang menjadi kelemahan dari produk cicil emas dan gadai emas Bank
Syariah Mandiri Cabang Cibubur?
Jawab: Kelemahan produk gadai emas:
Sumber daya manusia yang tidak kompeten dalam memilih emas.
Alat taksir emas yang kurang mendukung, sehingga terkadang terjadi salah
taksir atau adanya selisih dari nilai karatase.
Adanya emas palsu yang beredar yang bisa mengakibatkan kerugian bagi pihak
bank.
Kelemahan produk cicil emas:
Nasabah yang gagal bayar.
Sumber daya manusia yang terbatas
Sistem IT yang masih perlu disempurnakan
Untuk selebihnya jarang ada complain dari nasabah.
5. Apa saja peluang yang dimiliki produk cicil emas dan gadai emas Bank Syariah
Mandiri Cabang Cibubur?
Jawab: Pertama, jika dilihat sebagian besar penduduk Indonesia adalah beragama
islam yang tentunya ingin hidup sesuai dengan prinsip syariah. Kedua, adanya
kebutuhan dari masyarakat, seperti produk gadai emas yang ditujukan untuk
memperoleh dana yang cepat, jika emasnya sudah sesuai dengan kualifikasi maka
sekitar setengah jam atau satu jam dananya sudah cair. Untuk peluang yang ada
pada cicil emas dikarenakan bank syariah mandiri melakukan presentasi dengan
memberikan edukasi dan pengertian kepada masyarakat bahwa emas ini
sebenarnya sangat bagus untuk alat investasi dengan harganya yang terus
meningkat, sehingga nasabah menjadi berminat untuk memiliki emas dengan cara
mencicil. Minat dari masyarakat juga sangat baik karena dapat membantu
masyarakat yang apabila ingin memperoleh dana cepat dengan gadai emas dan
yang ingin memiliki emas bisa dengan cara cicil emas BSM.
6. Apa yang menjadi tantangan pada produk cicil emas dan gadai emas Bank
Syariah Mandiri Cabang Cibubur?
Jawab:
Pesaing yang sudah lama menjalankan bisnis gadai dan cicil emas, seperti
pengadaian yang sudah ada puluhan tahun, lalu pesaing yang mengeluarkan
produk serupa.
Harga emas yang fluktuatif, khusus untuk produk cicil emas ada nasabah yang
menunggu ketika harga emasnya turun baru mau melakukan cicil emas. Ketika
harga emas naik jarang yang melakukan cicil emas. Jadi ini merupakan salah
satu tantangan juga untuk Bank Syariah mandiri Cabang Cibubur.
Tantangan selanjutnya, Adanya target pembiayaan yang ditetapkan perusahaan.
Targetnya setiap tahun harus meningkat. Kalau untuk tahun 2016 target di Bank
Syariah Mandiri Cabang Cibubur untuk growth outstanding-nya 2 Miliar. Jika
tidak mencapai target tersebut bisa berpengaruh terhadap kinerja, artinya
berpengaruh kepada kesejahteraan karyawan, seperti bonus, naik gaji, dan lain
sebagainya. Bonus yang diberikan kepada bank yang mencapai target dengan
bank yang tidak mencapai target pasti berbeda.
7. Adakah hambatan untuk perkembangan produk cicil emas dan gadai emas Bank
Syariah Mandiri Cabang Cibubur?
Jawab: Hambatannya hampir tidak ada, selama produk ini didukung oleh
regulator dalam hal ini OJK, dan selama masih ada kebutuhan dari masyarakat
yang memerlukan dana cepat dan nasabah yang mau memiliki emas dengan cara
mencicil. Hambatan hampir tidak ada, paling dari petugasnya saja mau
memasarkan produk tersebut atau tidak. Selanjutnya, terdapat potensi adanya
pesaing baru dari lembaga keuangan non syariah sehingga menjadi salah satu
hambatan dalam mengembangkan produk tersebut.
8. Diantara produk cicil emas dan gadai emas Bank Syariah Mandiri Cabang
Cibubur mana yang lebih berkembang?
Jawab: Kalau bicara berkembang, Kedua produk tersebut sama-sama berkembang
(berbanding lurus). Tetapi karena produk gadai sudah lebih dulu ada yang sudah
mulai berjalan dari 2010 dan sudah 6 tahun berjalan sampai sekarang. Sedangkan,
kalau cicil emas baru ada saat tahun 2012, untuk di BSM Cibubur cicil emas baru
efektif tahun 2013. Jadi cicil emas baru 3 tahun berjalan di BSM Cabang
Cibubur. Maka, jika dilihat dari mulai diluncurkannya yang lebih pesat pasti
produk gadainya karena sudah lebih dulu ada. Produk cicil emas ini diluncurkan
karena sebagai alternatif peningkatan dari segmen pembiayaan emas dan dapat
mendatangkan keuntungan juga kepada pihak bank.
9. Bagaimana Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur mendapatkan keuntungan dari
produk gadai emas?
Jawab: pertama, melalui biaya administrasi dari Rp18.000-Rp125.000 tergantung
besarnya pembiayaan. Satu nasabah Maksimal pembiayaan Rp250.000.000 atau
setara dengan 600 gram. Kedua, melalui Biaya ijarah/biaya titip berkisar 1%-
1.55% ini juga sama tergantung pembiayaan. Jika pembiayaannya sedikit biaya
titipnya lebih mahal sedangakan kalau pembiayaannya banyak biaya titip semakin
murah, sesuai peraturan yang ditetapkan.
10. Bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan Bank Syariah mandiri Cabang
Cibubur dalam meningkatkan jumlah nasabah pada produk cicil emas dan gadai
emas?
Jawab: Dengan promosi yang sangat gencar, mengadakan seminar seminggu
sekali, menyebarkan brosur dengan menyebarkan ke berbagai penjuru seperti ke
perumahan, melalui loper koran (brosur tersebut disisipkan dikoran atau majalah),
mengadakan presentasi seminar ke semua kalangan. Selain promosi, yaitu baru-
baru ini BSM sinergi dengan Bank Mandiri mengenai produk-produk BSM.
Terutama untuk produk gadai dan cicil emas. BSM meminta untuk holding
produk BSM terutama cicil emas karena masih produk baru dan di Bank Mandiri
sendiri pun produk ini merupakan salah satu produk yang tidak ada di Bank
Mandiri. Kalau gadai tidak terlalu diutamakan karena jika Bank Mandiri
membantu memasarkan produk tersebut, Bank Mandiri tidak memiliki alat-alat
untuk menaksir emas tersebut. Kalau produk cicil emas mereka bisa menjelaskan
dengan simulasinya saja. Bank Mandiri hanya membantu mereveralkan tidak
membantu untuk memproses jadi mereka hanya sekedar menjual produk BSM
bukan untuk memproses pembiayaan. Dari sini ada keuntungan juga untuk Bank
Mandiri karena secara holding keuntungan BSM juga merupakan keuntungan
Bank Mandiri, kedua produk BSM ini dibantu untuk diperkenalkan kepada
nasabah-nasabah Bank Mandiri. Jadi produk ini semakin berkembang dan dapat
meningkatkan jumlah nasabah.
11. Bagaimana tanggapan Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur terhadap Surat
Edaran Bank Indonesia No.14/7/DPbs tentang pembatasan gadai emas?
Jawab: Sangat baik karena dimana sebelumnya produk gadai tidak diatur batasan
maksimal gadai, jadi nasabah pada tahun 2010 sebelum adanya aturan ini mereka
bebas menggadaikan emasnya dalam jumlah berapapun. Dikarenakan belum ada
peraturan mengenai hal tersebut. Akan tetapi jika dilihat dari sisi perbankan dan
keuangan, dari manajemen risikonya itu sangat berisiko sekali. Dengan adanya
Surat Edaran Bank Indonesia No.14/7/Dpbs nasabah diatur dengan maksimal
gadai Rp250.000.000,- menurut pendapat saya jadi lebih bagus, karena secara
outstanding dengan adanya peraturan ini jumlah pembiayaan memang menurun
dan secara target perbankan juga turun, akan tetapi kalau dari segi risiko ini
malah bagus. Ini menurut yang saya lihat dari perkembangan 2010 sampai
sekarang 2016. Karena dulu saat 2010 nasabah kebanyakan ingin berspekulasi
emas atau dalam istilah lain disebut berkebun emas. Berkebun emas ini sangat
berbau spekulasi, misal saya punya emas 100 gram lalu saya gadaikan dapat 40
juta, lalu 40 juta tersebut saya belikan emas kembali misal dapatnya yang 80
gram, lalu emasnya saya gadaikan lagi. Kenapa bisa seperti itu, karena nasabah
memanfaatkan ketika harga emas naik.
12. Apakah Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur akan terus mempertahankan dan
mengembangkan produk cicil emas dan gadai emas?
Jawab: InsyaAllah BSM akan mempertahankan produk gadai dan cicil emas
karena mendatangkan keuntungan bagi pihak bank. Dari keuntungan tersebut bisa
dipergunakan untuk bayar gaji karyawan, untuk biaya operasional, intinya yang
pasti mendatangkan keuntungan dan dipertahankan.
13. Apa yang menjadi alasan Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur terus
mengembangkan produk cicil emas dan gadai emas?
Jawab: Karena mendatangkan keuntungan kepada Bank Syariah mandiri.
14. Apa saja strategi yang digunakan untuk mengembangkan produk cicil emas dan
gadai emas di Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur?
Jawab:
Pricing sebisa mungkin lebih murah dari pesaing. Jika pricing murah maka
otomatis angsurannya juga akan lebih murah.
Menyediakan Fasilitas yang mendukung
Memberikan training kepada sumber daya manusianya.
15. Bagaimana prospek kedepannya untuk produk cicil emas dan gadai emas di Bank
Syariah Mandiri Cabang Cibubur?
Jawab: Saya rasa kedepannya masih terus berkembang, karena BSM terus
berusaha untuk mengembangkan produk ini. Salah satunya BSM memiliki misi
untuk kedua produk ini yaitu one kilo for fun family, jadi istilahnya satu keluarga
itu memiliki satu kilo emas. Bank Syariah Mandiri khususnya kami petugas gadai
dan cicil emas yang terjun langsung dibidang gadai dan cicil emas ini optimis
untuk kedua produk tersebut akan terus berkembang.
16. Bagaimana langkah kedepan dalam mensosialisasikan produk cicil emas dan
gadai emas Bank Syariah Mandiri Cabang Cibubur sehingga mampu bersaing
dengan bank lainnya?
Jawab: Untuk langkah kedepannya yang pasti jangan sampai berhenti untuk
melakukan promosi dan promosi. Promosi yang gencar hingga masuk ke semua
penjuru mulai nasabah existing (nasabah yang sudah ada atau nasabah tabungan),
presentasi ke perusahaan-perusahaan, masuk ke berbagai komunitas, memasang
spanduk dan banner, menyebarkan brosur, dan open table di event/acara. semua
ini dilakukan agar masyarakat mengenal produk BSM. Promosi seperti ini sudah
mulai dijalani sejak dua tahun terakhir.
Data Tingkat Perkembangan Nasabah Cicil Emas di Bank Syariah Mandiri
Cabang Cibubur
Periode 2013
Bulan Jumlah
Nasabah
Berat
Logam
Mulia (gr)
Nilai Logam
Mulia
Plafon
Pembiayaan Margin
Januari - - - - -
Februari - - - - -
Maret - - - - -
April 6 690 345,080,000.00 249,400,000.00 67,880,174.00
Mei 13 365 175,120,000.00 140,096,000.00 21,654,834.87
Juni 7 390 175,630,000.00 140,444,000.00 23,680,899.16
Juli 8 330 146,260,000.00 117,008,000.00 19,736,208.51
Agustus 1 400 210,000,000.00 150,000,000.00 64,109,370.78
September 3 45 23,215,000.00 18,572,000.00 2,549,970.20
Oktober 2 20 10,010,000.00 8,008,000.00 1,313,364.74
November 1 400 194,200,000.00 150,000,000.00 24,551,932,97
Desember 2 250 120,600,000.00 96,480,000.00 15,791,803.31
TOTAL 43 2,890 1,400,115,000.00 1,070,008,000.00 216,716,625.57
Periode 2014
Bulan Jumlah
Nasabah
Berat
Logam
Mulia (gr)
Nilai Logam
Mulia
Plafon
Pembiayaan Margin
Januari - - - - -
Februari 2 75 38,100,000.00 23,200,000.00 3,797,365.63
Maret 14 285 145,045,000.00 116,036,000.00 21,016,031.82
April 9 305 149,580,000.00 119,664,000.00 19,889,911.57
Mei 7 165 80,790,000.00 64,632,000.00 11,580,735.47
Juni - - - - -
Juli 9 325 160,700,000.00 151,210,000.00 41,272,214.22
Agustus 9 215 106,235,000.00 95,855,000.00 22,573,735.64
September 6 305 148,805,000.00 106,850,000.00 17,817,129.05
Oktober 12 255 124,560,000.00 99,648,000.00 22,193,955.83
November 5 410 193,285,000.00 187,493,000.00 35,780,006.42
Desember 2 150 72,550,000.00 43,670,000.00 7,147,886.08
TOTAL 75 2490 1,219,650,000.00 1,008,258,000.00 203,068,971.73
Periode 2015
Bulan Jumlah
Nasabah
Berat
Logam
Mulia (gr)
Nilai Logam
Mulia
Plafon
Pembiayaan Margin
Januari 9 725 371,435,000.00 279,110,000.00 60,902,635.47
Februari 9 485 246,995,000.00 178,811,000.00 28,957,009.63
Maret 9 820 417,330,000.00 317,989,000.00 45,545,329.18
April 12 370 188,325,000.00 153,215,000.00 25,852,367.82
Mei 12 405 206,830,000.00 169,096,000.00 35,758,402.67
Juni 6 415 211,730,000.00 172,990,000.00 30,336,416.83
Juli 8 485 242,050,000.00 202,280,000.00 37,700,304.61
Agustus 11 940 462,535,000.00 364,828,000.00 56,870,021.28
September 26 2310 1,209,580,000.00 995,973,000.00 172,169,457.23
Oktober 11 345 180,740,000.00 145,640,000.00 29,715,362.05
November 9 975 490,645,000.00 385,076,000.00 82,430,349.17
Desember 19 1195 596,520,000.00 448,033,000.00 91,602,781.01
TOTAL 141 9470 4,824,715,000.00 3,813,041,000.00 697,840,436.95
(Sumber: Data Pembiayaan Cicil Emas Bank Syariah mandiri Cabang Cibubur)
Data Tingkat Perkembangan Nasabah Gadai Emas di Bank Syariah Mandiri Cabang
Cibubur
Periode 2013
Bulan Jumlah
Nasabah Nilai Jaminan
Nilai
Pembiayaan
Biaya
Penitipan
Nasabah
Menengah
Ke-atas
Nasabah
Menengah
Ke-bawah
Nasabah
Gagal
Bayar
Januari 25 223,632,000.00 194,559,840.00 20,428,783.20 9 16 1
Februari 15 150,230,000.00 130,700,100.00 13,723,510.50 8 7 0
Maret 16 161,589,000.00 140,582,430.00 14,761,155.15 9 7 0
April 15 153,692,870.00 133,712,796.90 14,039,843.67 6 9 0
Mei 20 200,105,692.00 174,091,952.04 18,279,654.96 9 11 1
Juni 13 143,635,000.00 124,962,450.00 13,121,057.25 7 6 0
Juli 15 149,687,300.00 130,227,951.00 13,673,934.86 5 10 1
Agustus 12 130,250,000.00 113,317,500.00 11,898,337.50 5 7 0
September 16 155,698,000.00 135,457,260.00 14,223,012.30 10 6 0
Oktober 19 211,698,000.00 184,177,260.00 19,338,612.30 11 8 0
November 23 276,350,000.00 240,424,500.00 25,244,572.50 14 9 0
Desember 17 167,658,000.00 145,862,460.00 15,315,558.30 8 9 0
TOTAL 206 2,124,225,862.00 1,848,076,499.94 194,048,032.49 101 105 3
Periode 2014
Bulan Jumlah
Nasabah Nilai Jaminan
Nilai
Pembiayaan
Biaya
Penitipan
Nasabah
Menengah
Ke-atas
Nasabah
Menengah
Ke-bawah
Nasabah
Gagal
Bayar
Januari 20 231,564,000.00 201,460,680.00 21,153,371.40 13 7 0
Februari 15 196,235,000.00 170,724,450.00 17,926,067.25 5 10 1
Maret 16 286,531,000.00 249,281,970.00 26,174,606.85 13 3 0
April 18 200,135,600.00 174,117,972.00 18,282,387.06 7 11 2
Mei 25 301,569,200.00 262,365,204.00 27,548,346.42 14 11 1
Juni 12 250,698,300.00 218,107,521.00 22,901,289.71 8 4 0
Juli 15 195,632,000.00 170,199,840.00 17,870,983.20 6 9 0
Agustus 15 193,258,000.00 168,134,460.00 17,654,118.30 5 10 0
(Sumber: Data Pembiayaan Gadai Emas Bank Syariah mandiri Cabang Cibubur)
September 20 205,698,000.00 178,957,260.00 18,790,512.30 11 9 0
Oktober 16 198,765,000.00 172,925,550.00 18,157,182.75 6 10 0
November 29 296,350,000.00 257,824,500.00 27,071,572.50 17 12 1
Desember 10 203,658,000.00 177,182,460.00 18,604,158.30 4 6 0
TOTAL 211 2,760,094,100.00 2,401,281,867.00 252,134,596.04 109 102 5
Periode 2015
Bulan Jumlah
Nasabah Nilai Jaminan
Nilai
Pembiayaan
Biaya
Penitipan
Nasabah
Menengah
Ke-atas
Nasabah
Menengah
Ke-bawah
Nasabah
Gagal
Bayar
Januari 25 280,165,000.00 243,743,550.00 25,593,072.75 10 15 1
Februari 24 240,256,000.00 209,022,720.00 21,947,385.60 13 11 1
Maret 15 152,362,000.00 132,554,940.00 13,918,268.70 8 7 0
April 26 252,000,300.00 219,240,261.00 23,020,227.41 11 15 1
Mei 30 296,356,000.00 257,829,720.00 27,072,120.60 18 12 0
Juni 32 289,650,000.00 251,995,500.00 26,459,527.50 14 18 2
Juli 26 245,635,000.00 213,702,450.00 22,438,757.25 15 11 0
Agustus 18 169,870,000.00 147,786,900.00 15,517,624.50 8 10 0
September 19 235,000,600.00 204,450,522.00 21,467,304.81 11 8 0
Oktober 20 218,765,000.00 190,325,550.00 19,984,182.75 10 10 0
November 12 145,635,000.00 126,702,450.00 13,303,757.25 7 5 0
Desember 19 238,975,000.00 207,908,250.00 21,830,366.25 6 13 1
TOTAL 266 2,764,669,900.00 2,405,262,813.00 252,552,595.37 131 135 6