prospek pengembangan usahatani lada di desa sumbang ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of prospek pengembangan usahatani lada di desa sumbang ...
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI LADA DI DESA SUMBANG KECAMATAN CURIO
KABUPATEN ENREKANG
SITI HASMA RUSLI 105960197415
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2019
ii
PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI LADA DI DESA SUMBANG KECAMATAN CURIO
KABUPATEN ENREKANG
Oleh :
SITI HASMA RUSLI 105960197415
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
v
ABSTRAK
SITI HASMA RUSLI 105960197415. Prospek Pengembangan Usahatani Lada (Piper nigrum L) di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang dibimbing oleh KASIFAH dan ASRIYANTI SYARIF.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam prospek pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode Purposive (sengaja), sehingga diperoleh petani sebanyak 10 orang/responden. Sedangkan untuk informan dinas pertanian dan pedagang lada masing-masing 1 orang sehingga jumlah responden dan informan adalah 12 orang.
Hasil penelitian Prospek pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang memerlukan Strategi konsentrasi melalui horizontal/stabilitas yaitu suatu kegiatan yang memiliki daya tarik yang seimbang. Untuk prospek pengembangan usahatani lada, strategi usahatani harus dilakukan dengan hati-hati artinya strategi yang dipersiapkan oleh petani adalah strategi mengembangkan pertumbuhan lada dalam meningkatan produksi lada dengan melalui perbaikan kualitas dan mutu usahatani lada sehingga dapat meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan lada. Selain itu faktor pendukung lainnya ialah adanya iklim dan lahan yang cocok, mengurangi resiko serangan hama dan penyakit ,meningkatkan peran pemerintah dan Dinas Pertanian dalam hal pengadaan bank, koperasi dan peranan penyuluh.
Kata kunci : Lada, prospek , SWOT
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas
limpahan rahmat, hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis dengan
penuh ketenangan hati dan keteguhan pikiran untuk dapat menyelesaikan skripsi
ini.
Tujuan penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebahagian syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.P) bagi mahasiswa program S-1 di
program studi Agribisnis Fakultas Pertanian. Penulis menyadari bahwa skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan ,oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.
Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak,
sehingga pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa
hormat penulis menghanturkan terimakasih yang sebesar-besarnya bagi semua
pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun material baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai, terutama
kepada yang saya hormati :
1. Bapak Dr. H. Burhanuddin, S.Pi.,M.P. selaku Dekan Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
2. Ibu Dr. Sri Mardiyati, S.P., M.P. selaku Ketua Prodi Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Ibu Dr. Ir. Kasifah, M.P. selaku dosen Pembimbing I skripsi dan Ibu
Asriyanti Syarif, S.P, M.Si selaku dosen Pembimbing II skripsi yang telah
vii
meluangkan waktunya untuk memberikan kritik dan saran bimbingan
maupun arahan yang sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.
4. Teristimewa kepada Orang Tua penulis Rusli Inding dan Hasnah Nurdin
yang selalu senantiasa mendoakan, memberikan motivasi dan
pengorbanannya baik dari segi moril, materi kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dan kepada keluarga di Pelanduk
43 yang selalu memberikan semangat.
5. Bapak/Ibu dosen dan staff di lingkungan Fakultas Pertanian Universitasn
Muhammadiyah Makassar, khususnya Program Studi Agribisnis yang
telah banyak membantu kami untuk dapat melaksanakan penulis dalam
studi
6. Terimakasih kepada Kak Muh Nur Iskandar yang selalu memberikan
semangat , motivasi dan pengorbanan untuk penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
7. Terimakasih juga kepada sahabat-sahabat terlebih kepada Igar Sufeni B
dan teman-teman Agribisnis kelas C terlebih kepada
Musdalifah,hardianti,ana pertiwi, iin indriani,nurhinayah dan kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi.
viii
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita
semua dan menjadi bahan masukan dalam dunia pendidikan.
Makassar , April 2019
Siti Hasma Rusli
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
KATA PENGANTAR .................................................................. ....... iv
DAFTAR ISI .......................................................................................... vi
I. PENDAHULUAN ...................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ..................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ................................................................ 3
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian.......................................... 3
II. TINJAUN PUSTAKA ................................................................ 4
2.1. Usahatani Lada .................................................................... 4
2.2. Faktor yang mempengaruhi usahatani lada .......................... 7
2.3. Analisis SWOT .................................................................... 7
2.4. Kerangka Pikir...................................................................... 12
III. METODE PENELITIAN ............................................................ 13
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian................................................. 13
3.2. Teknik Penentuan Sample ...................................................... 13
3.3. Jenis dan Sumber Data ........................................................... 13
3.4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 14
3.5. Teknik Analisis SWOT .......................................................... 15
3.5. Defenisi Operasional .............................................................. 23
x
IV. GAMBAR UMUM LOKASI PENELITIAN ............................. 25
4.1. Luas dan Letak Geografis ....................................................... 25
4.2. Letak Wilayah......................................................................... 25
4.3. Keadaan Penduduk ................................................................. 26
4.4. Sarana dan Prasarana .............................................................. 29
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 31
5.1. Umur Petani Responden dan Informan .................................. 31
5.2. Tingkat Pendidikan Petani Responden dan Informan ............ 32
5.3. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani dan Infroman .............. 33
5.4. Luas Lahan Petani Responden ................................................ 34
5.5. Pengalaman Kerja Petani Responden dan Informan .............. 35
5.6. Analisis SWOT ....................................................................... 36
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 53
6.1. Kesimpulan ............................................................................. 53
6.2. Saran ....................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Internal Strategis Faktor Analisis Sumary (IFAS) ...................... 16
2. Eksternal Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) ............. 18
3. Matriks Internal Eksternal (IE) ................................................... 20
4. Matriks SWOT ............................................................................ 23
5. Jumlah penduduk Desa Sumbang Tahun 2018 .......................... 26
6. Distribusi Penduduk Kelompok Menurut Umur di Desa Sumbang pada tahun 2018 .......................................................... 27
7. Keadaan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Sumbang Tahun 2018 ........................................................ 28
8. Mata Pencaharian Penduduk di Desa Sumbang Kecamatan Curio Tahun 2018 ....................................................................... 29
9. Sarana dan Prasarana di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang tahun 2018 ...................................... 30
10. Identitas responden berdasarkan umur di Desa Sumbang Kecamatan Curio tahun 2018 ...................................................... 31
11. Tingkat Pendidikan Responden dan Informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio 2019................................................ 32
12. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden dan Informan di Desa Sumbang Kecaman Curio Kabupaten Enrekang ............ 34
13. Luas lahan responden petani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang ...................................... 35
14. Pengalaman kerja petani Responden dan Informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang 2019 ............. 36
15. Identifikasi Faktor Eksternal dan faktor Internal ........................ 37
xii
16. IFAS (Internal Factor Analysis Summary) ................................. 38
17. EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) ............................. 41
18. Matriks Internal Eksternal (IE) ................................................... 43
19. Matriks SWOT ............................................................................ 45
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Kerangka Pikir Prospek pengembangan usahatani Lada di Desa Sumbang, Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang ..................... 12
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Kousiuner penelitian ................................................................... 56
2. Data informan dan responden ..................................................... 59
3. Perhitungan rating untuk faktor internal ..................................... 61
4. Perhitungan rating untuk faktor eksternal ................................... 62
5. Dokumentasi .............................................................................. 63
I. PENDAHULUAN
1..1. Latar Belakang
Di negara agraris seperti Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi penting
baik terhadap perekonomian maupun terhadap pemenuhan kebutuhan pokok
masyarakat, apalagi dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti
kebutuhan pangan juga semakin meningkat. Selain itu, ada peran tambahan dari
sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar
sekarang berada dibawah garis kemiskinan (Clara, 2015).
Salah satu aktivitas manusia dalam rangka usaha pengembangan usaha
penggunaan lahan adalah dengan membuka area pertanian,baik dalam bentuk
perkebunan,maupun kebun campur. Meningkatkan kebutuhan ekonomi dalam
memenuhi kebutuhan hidup dan persaingan dalam penggunaan lahan,baik untuk
keperluan produksi pertanian maupun produksi pertanian memerlukan pemikiran
yang paling menguntungkan dari sumber daya lahan yang terbatas dan selain itu
melakukan tindakan pelestarian untuk penggunaan masa yang mendatang.
(Anonim,2012)
Salah satu Usaha perkebunan yang dibudidayakan adalah lada yang
merupakan suatu sistem keberhasilan yang ditentukan oleh komponen-komponen
yang saling melengkapi dalam proses pemenuhan kebutuhan hidup, aktivitas
pemenuhan kebutuhan hidup yang dapat dilakukan antara lain dengan usaha
perkebunan merupakan paduan antara komponen manusia, komponen fisik dan
non fisik. (Anonim, 2012)
2
Menurut Direktorat Jendral perkebunan selama tahun 2016 total produksi
lada di Sulawesi Selatan adalah sebesar 6.223 ton. Sehingga pada tahun 2017
total produksi lada sebesar 6.254 ton yang dimana jumlah produksinya dari tahun
sebelumnya ke tahun berikutnya meningkat sebesar 31 ton. (Ditjerbun, 2017).
Proses pengembangan tanaman Lada di Sulawesi selatan semakin hari
dikembangkan berdasarkan permintaan pasar yang tinggi dan kebutuhan
masyarakat setempat. Adapun pengembangan luas lahan di Kabupaten Enrekang
akan perluas karena Kabupaten Enrekang salah satu kabupaten yang masuk dalam
dalam delapan Kabupaten yang difokuskan perluasan Tanaman Lada yaitu
Kabupaten Enrekang, Wajo, Luwu Timur, Luwu Utara, Sinjai, Bulukumba dan
Kabupaten Bone dengan tujuan mewujudkan kejayaan sebagai hasil rempah.
( Anonim,2018)
Lada dalam proses produksinya membutuhkan banyak modal sedangkan
banyak petani yang berusahatani lada merupakan petani kecil sehingga modal
merupakan salah satu kendala yang dihadapi dalam pengembangan usahatani
komoditas lada. Sistem pemasaran lada yang ada selama ini belum memberikan
insentif yang besar bagi peningkatan kesejahteraan petani. Hal ini disebabkan
harga yang tidak menentu karena perubahan harga yang terjadi setiap saat,
sehingga pendapatan petani pun mengalami perbedaan yang mencolok pada setiap
musim tanam. (Sudirman N, 2016).
Desa Sumbang termasuk sentra penghasil Tanaman Lada yang berada di
Kabupaten Enrekang namun berdasarkan produktivitas tanaman Lada di Desa
3
Sumbang Kecamatan Curio tergolong rendah karena kurangnya program
penyuluhan yang masuk ke Desa Sumbang Kecamatan Curio.
Permasalahan yang muncul belum adanya kelembagaan koperasi dan
kurangnya akses pasar yang ada di Desa Sumbang sehingga hal ini melatar
belakangi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai Prospek Pengembangan
Usahatani Lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalahnya yaitu bagaimana
prospek pengembangan usahatani Lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio
Kabupaten Enrekang?.
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa prospek
pengembangan usahatani Lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten
Enrekang.
Adapun kegunaan dari penelitian sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengambil kebijakan dalam upaya
pengembangan usahatani Lada.
2. Sebagai bahan informasi untuk referensi bagi peneliti selanjutnya.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Usahatani Lada
Lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu rempah-rempah yang tertua dan
terpenting di dunia. Tumbuhan lada termasuk famili Piperaceae, yang terdiri dari
10-12 marga atau genus. Lada adalah salah satu rempah rempah yang berbentuk
biji-bijian. Tumbuhan lada tergolong tumbuhan merambat dan mempunyai daun
tunggal berwarna hijau dan buram, berbentuk bulat telur dengan ujung daun
runcing yang tersebar dengan batang yang berbuku-buku. Bunga lada berkelamin
tunggal tanpa memiliki hiasan bunga dan tersusun dalam bunga majemuk,
sedangkan buah lada berbentuk bulat dengan kulit buah yang lunak namun
memiliki biji yang keras. (Rismunandar, 2007).
Lada (Piper nigrum L) disebut juga dengan merica, merupakan jenis
tanaman yang banyak dimanfaatkan sebagai bumbu dapur atau juga diolah
menjadi pepper oil, jenis lada yang umum dikenal orang - orang yaitu adalah jenis
lada putih dan lada hitam, tanaman lada ini merupakan salah satu komoditas
rempah-rempah yang mempunyai prospek cukup cerah bagi peningkatan
pendapatan petani dan penambah devisa negara, peranan lada sebagai penghasil
devisa adalah terbesar dalam kelompok rempah dan kelima setelah karet, teh,
kelapa sawit dan kopi. Dari laporan Kementrian Perdagangan tanaman lada ini
merupakan salah satu komoditas perdagangan dunia dan lebih dari 80% hasil
produksi lada Indonesia diekspor ke luar negri. (Anonim, 2018).
5
Tanaman lada (Piper ningrum L.) juga merupakan salah satu jenis tanaman
rempah-rempah yang tergolong ke dalam famili Piperaceae. Hasil utama dari
tanaman lada adalah buah yang berbentuk bulat dengan garis tengah 4 – 6 mm.
Buah lada melekat pada tandan malai yang panjangnya 5 – 15 cm dan setiap
tandan terdiri atas 50 – 60 butir buah. Kulit buah lada yang masih muda berwarna
hijau, lalu berubah menjadi kuning kemerah-merahan dan merah jika telah masak
serta menjadi hitam jika buahnya kering. Biji tanpa kulit buah mempunyai garis
tengah 3 – 4 mm (Purseglove et al.,1998).
Pemanenan lada dapat didasarkan atas tingkat kematangannya. Tingkat
kematangan buah lada ada tiga, yaitu matang susu, matang penuh, dan matang
petik. Menurut Laksmanahardja dan Mulyono , buah lada matang susu adalah
buah yang berwarna hijau dan bila dipijit akan keluar cairan seperti susu. Buah
lada matang penuh adalah buah yang berwarna hijau tua dan tidak pecah, serta
disebut juga matang petik untuk lada hitam. Buah lada matang petik adalah buah
yang sebagian berwarna kuning atau merah, yang disebut juga sebagai matang
petik untuk lada putih. Menurut Syakir ,untuk keperluan lada hijau, buah lada
dipanen sekitar 4 – 5 bulan sesudah pembungaan, cirinya adalah teksturnya yang
masih cukup keras, dan berwarna hijau. Lada hitam dipanen sekitar 7 – 8 bulan
setelah pembungaan, cirinya adalah apabila butir-butir buah mencapai ukuran
normal, cukup keras sehingga sukar dihancurkan dengan tangan dan berwarna
hijau tua sedangkan lada putih dipanen sekitar 8 – 9 bulan setelah pembungaan,
saat butir-butir lada berwarna hijau kekuningan hingga kemerahan. Biasanya
apabila dalam sebuah tandan terdapat 1-2 butir lada berwarna kuning maka tandan
tersebut sudah dapat dipetik.
6
Menurut Soekartawi (2011),usahatani pada hakekatnya adalah perusahaan,
maka seorang petani atau produsen sebelum mengelola usahataninya akan
mempertimbangkan antara biaya dan pendapatan, dengan cara mengalokasikan
sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien, guna memperoleh keuntangan
yang tinggi pada waktu tertentu. Dikatakan efektif bila petani atau produsen dapat
mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki dengan sebaik-baiknya, dan
dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya tersebut menghasilkan keluaran
(output) yang melebihi masukan (input). Dalam melakukan analisis usahatani ini,
seseorang dapat melakukannya menurut kepentingan untuk apa analisis usahatani
yang dilakukannya. Dalam banyak pengalaman analisis usahatani yang dilakukan
oleh petani atau produsen memang dimaksudkan untuk tujuan mengetahui atau
meneliti (Soekartawi):
a. Keunggulan komparatif (comparative advantage)
b. Kenaikan hasil yang semakin menurun (low of diminishing returns)
c. Substitusi (substitution effect)
d.Pengeluaran biaya usahatani (farm expenditure)
e. Biaya yang diluangkan (opportunity cost)
f. Pemilikan cabang usaha (macam tanaman lain apa yang dapat
diusahakan)
g. Buku timbang tujuan (good trade off)
Usahatani pada skala yang luas umumnya bermodal besar, berteknologi
tingi, manajemennya modrn, lebih bersifat komersial, dan sebaliknya skala
usahatani kecil umumnya bermodal pas-pasan, teknologinya tradisional, lebih
7
bersifat usahatani seerhana dan sifat usahanya sub sisten, serta lebih bersifat untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi sendiri dalam kehidupan sehari-hari. (Soekartawi,
2002).
2.2. Faktor- faktor yang mempengaruhi Usahatani Lada
Faktor-faktor yang mempengaruhi usahatani lada di Desa Sumbang
Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang adalah luas lahan dalam usahatani lada
yang dimana minimnya lahan untuk usahatani lada, pupuk yang mana penggunaan
pupuk yang tidak tepat, keadaan cuaca yang kadang kurang mendukung dalam
pengembangan usahatani lada dan kurangnya modal para usahatani lada dalam
pengembangan usahatani lada.
2.3 Analisis SWOT
Analisis SWOT menurut Philip Kotler diartikan sebagai evaluasi terhadap
keseluruhan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman.
Sedangkan menurut Freddy Rangkuti, analisis SWOT diartikan sebagai :
“analisa yang didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat
meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats)”.
Analisis SWOT merupakan salah satu instrumen analisis lingkungan
internal dan eksternal perusahaan yang dikenal luas. Analisis ini didasarkan pada
asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan meminimalkan kelemahan
danancaman. Bila diterapkan secara akurat, asumsi sederhana ini mempunyai
8
dampak yang besar atas rancangan suatu strategi yang berhasil.(Pearce Robinson,
2003).
Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menggambarkan
kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang
berdasarkan faktor eksternal dan faktor internal yaitu strength,
opportunities,weaknesesses, threats. Analisis SWOT merupakan singkatan :
(Sondang P.Siagian)
1. Kekuatan (strength)
Kekuatan (strength) adalah sumberdaya keterampilan atau keunggulan
keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani
oleh perusahaan atau organisasi. Kekuatan adalah kompetensi khusus
yangmemberikan keunggulan komparatif bagi perusahaan di pasar.
Kekuatan dapat terkandung dalam sumber daya keuangan, citra,
kepemimpinan pasar, hubungan pembeli dengan pemasok, dan faktor-faktor
lain. Faktor-faktor kekuatan yang dimaksud dengan faktor-faktor yang
dimiliki oleh suatu perusahaan atau organisasi adalah antara lain kompetensi
khusus yang terdapat dalam organisasi yang berakibat pada pemilikan
keunggulan komparatif oleh unit usaha di pasaran. Dikatakan demikian
karena satuan bisnis memiliki sumber keterampilan, produk andalan dan
sebagainya yang membuatnya lebih kuat daripada pesaing dalam
memuaskan kebutuhan pasar yang sudah direncanakan akan dilayani oleh
satuan usaha yang bersangkutan
9
2. Kelemahan (weakness)
Kelemahan (weakness) adalah keterbatasan atau kekurangan dalam
sumberdaya, keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat
kinerja efektif perusahaan atau organisasi. Fasilitas, sumber daya keuangan,
kapabilitas manajemen, keterampilan pemasaran, citra merek dapat
merupakan sumber kelemahan Faktor-faktor kelemahan, jika orang
berbicara tentang kelemahan yang terdapat dalam tubuh suatu perusahaan,
yang dimaksud ialah keterbatasan atau kekurangan dalam hal sumber,
keterampilan dan kemampuan yang menjadi penghalang serius bagi
penampilan kinerja organisasi yang memuaskan.
Dalam praktek, berbagai keterbatasan dan kekurangan kemampuan
tersebut bisa terlihat dari sarana dan prasarana yang dimiliki, kemampuan
manajerial yang rendah, keterampilan pemasaran yang tidak sesuai dengan
tuntutan pasar, produk yang tidak atau kurang diminati oleh para pengguna
atau calon pengguna dan tingkat perolehan keuntungan yang kurang
memadai.
3. Peluang (opportunity)
Peluang (opportunity) adalah situasi penting yang menguntungkan
dalam lingkungan perusahaan atau organisasi. Kecenderungan-
kecenderungan penting merupakan salah satu sumber peluang. Identifikasi
segmen pasar yang tadinya terabaikan, perubahan pada situasi persaingan
atau peraturan, perubahan teknologi, serta membaiknya hubungan dengan
pembeli atau pemasok dapat memberikan peluang bagi perusahaan atau
10
organisasi. Faktor peluang adalah berbagai situasi lingkungan yang
menguntungkan bagi suatu satuan bisnis. Yang dimaksud dengan berbagai
situasi tersebut antara lain:
Kecenderungan penting yang terjadi dikalangan pengguna produk.
Identifikasi suatu segmen pasar yang belum mendapat perhatian.
Perubahan dalam kondisi persaingan.
Perubahan dalam peraturan perundang-undangan yang membuka
berbagai kesempatan baru dalam kegiatan berusaha.
Hubungan dengan para pembeli yang akrab.
Hubungan dengan pemasok yang harmonis.
4. Ancaman (threath)
Ancaman (threath) adalah situasi penting yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan atau organisasi. Ancaman
merupakan pengganggu utama bagi posisi sekarang yang diinginkan
organisasi. Masuknya pesaing baru, lambatnya pertumbuhan pasar,
meningkatnya kekuatan tawar-menawar pembeli atau pemasok penting,
perubahan teknologi serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi
ancaman bagi keberhasilan perusahaan. Ancaman merupakan kebalikan
pengertian peluang, dengan demikian dapat dikatakan bahwa ancaman
adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan suatu satuan
bisnis, jika tidak diatasi, ancaman akan menjadi ganjalan bagi satuan
bisnis yang bersangkutan baik untuk masa sekarang maupun masa depan.
11
Ringkasnya, peluang dalam lingkungan eksternal mencerminkan
kemungkinan dimana ancaman adalah kendala potensial.
2.4. Kerangka Pikir
Lada (Piper nigrum L) merupakan tanaman yang dimanfaatkan sebagai
bumbu dapur atau juga diolah menjadi pepper oil, jenis lada yang umum dikenal
orang - orang yaitu adalah jenis lada putih dan lada hitam, tanaman lada ini
merupakan salah satu komoditas rempah-rempah yang mempunyai prospek cukup
cerah bagi peningkatan pendapatan petani dan penambah devisa negara, peranan
lada sebagai penghasil devisa adalah terbesar dalam kelompok rempah dan kelima
setelah karet, teh, kelapa sawit dan kopi.
Sulawesi selatan merupakan salah satu tempat pengembangan dan penghasil
lada di Indonesia. Adapun delapan kabupaten di Sulawesi selatan yang menjadi
tempat pengembangan lada adalah Kabupaten Enrekang, Bulukumba, Luwu
Timur, Luwu Utara, Sinjai dan Kabupaten Bone.
Desa Sumbang Kecamatan Curio salah satu penghasil lada di kabupaten
Enrekang permintaan besar membuat para petani terkendala pada modal,
kelembagaan koperasi dan sistem pemasaran yang belum luas. Sehingga prospek
pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang dapat dilihat pada gambar 1
berikut :
12
Gambar 1. Kerangka Pikir Prospek pengembangan usahatani Lada di
Desa Sumbang, Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.
Usahatani Lada
Faktor Eksternal :
Peluang Ancaman
Faktor Internal :
Kekuatan Kelemahan
Prospek Pengembangan Usahatani Lada
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten
Enrekang. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena merupakan salah
satu tempat untuk pengembangan Lada. Penelitian dilakukan mulai bulan Juni
sampai bulan Juli 2019.
3.2. Teknik Penentuan Sampel dan Informan
Populasi dalam penelitian ini adalah petani lada berjumlah 200 orang. Dari
jumlah angka populasi ditarik sample secara sengaja (Purposive), sebanyak 10
orang petani lada saya memilih 10 orang ini sebagai responden dikarenakan
pengalaman dalam berusahatani tani lada yang mereka miliki sudah cukup
berpengalaman ±9 tahun keatas. Sedangkan untuk informan dinas pertanian, dan
pedagang lada masing-masing 1 orang sehingga total responden 2 orang. Dengan
demikian jumlah secara keseluruhan adalah 12 orang.
3.3. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Sebagai penunjang dalam penulisan proposal maka penulis
memperoleh jenis data yang terdiri dari :
Data Kualitatif, yaitu data yang berupa hampir seluruh datanya non-
nomerik yang dimana data-data ini menggunakan kata-kata yang
14
fakta dan fenomena yang diamati yang diperoleh langsung melalui
wawancara.
Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau nomerik yang
diinput kedalam skala pengukuran statistik. Fakta dan fenomena
dalam data ini tidak dinyatakan dalam kalimat tapi dalam nomerik.
b. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penulisan proposal ini dapat
diuraikan sebagai berikut :
Data Primer, yaitu data yang diperoleh peniliti dengan melakukan
observasi langsung ke lapangan dengan wawancara terhadap
narasumber yang bersangkutan.
Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dokument yang
ada ataupun lembaga-lembaga organisasi yang bersangkutan.
1.3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian prospek
pengembangan Usahatani Lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten
Enrekang sebagai berikut :
1. Observasi.
Kegiatan pemuatan penelitian terhadap suatu objek. Apabila dilihat
pada proses pelaksanaan pengumpulan data, observasi dibedakan menjadi
partisipan dan non-partisipan.Jenis observasi yang digunakan pada penelitian
ini adalah observasi non-partisipan.Teknik yang dilakukan peneliti dalam
15
penelitian yang dimana dilakukan dengan pengamataan dan langsung
kelapanagan tempat penelitian.
2. Wawancara
Teknik wawancara dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara bebas terpimpin. Wawancara bebas terpimpin adalah wawancara
yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan secara bebas namun masih
tetap berada pada pedoman wawancara yang sudah dibuat. Pertanyaan akan
berkembang pada saat melakukan wawancara. Teknik yang dilakukan dengan
mengumpulkan data dengan cara mengadakan tanya jawab terhadap
narasumber usahatani.
3. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data kemudian ditelaah.
Teknik pengempulan data yang dilakukan dengan tertulis dengan dokumen
yang sesuai dengan yang dibutuhkan peneliti.
3.5. Teknik Analisis Data SWOT
Pengolahan data yang dilakukan dengan mengidentifikasikan faktor
internal dan eksternal kemudian menggunakan analisis SWOT melalui matriks
IFAS dan EFAS, kemudian menggunakan matriks IE untuk melihat kekuatan
petani. Setelah itu, menggunakan matriks SWOT untuk mendapatkan beberapa
alternatif strategi. Perangkat analisis yang digunakan untuk menganalisis data
adalah sebagai berikut:
16
1. Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal
Sebelum merumuskan alternatif strategi melalui matriks SWOT maka
dilakukan identifikasi faktor internal dan eksternal terhadap posisi perusahaan
dengan menggunakan kekuatan dan kelemahan (Faktor internal), peluang dan
ancaman (Faktor eksternal).
2. Internal Strategi Factor Analysis Summary (IFAS) dan Eksternal Strategi
Factor Analysis Summary (EFAS)
IFAS digunakan untuk menganalisis lingkungan internal sehingga
menghasilkan fakto-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan bagi
perusahaan.
Tabel 2. Internal Strategic Factors Analysis Summary (IFAS) Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan 1. 2.
........dst
Kelemahan 1. 2.
........dst
Total Sumber:Rangkuti (2016)
Tahap-tahap pembobotan faktor-faktor untuk mengembangkan IFAS akan
dijelaskan dibawah ini:
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan petani pada
kolom 1.
17
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai 1,0 (paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategis perusahaan (semua bobot tersebut jumlahnya
tidak boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (dibawah rata-
rata), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan yang
bersangkutan.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3 untuk memperoleh
faktor pembobotan dalam kolom 4.
e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi petani yang bersangkutan.
Pada kolom matriks IFAS, diberi rating mulai dari 1 sampai 4 pada setiap
faktor internal untuk menunjukan seberapa afektif strategi petani saat ini
menjawab faktor-faktor tersebut, dimana:
Nilai 1= rendah, respon kurang
Nilai 2= sedang, respon sama dengan rata-rata
Nilai 3= tinggi, respon diatas rata-rata
Nilai 4= sangat tinggi, respon superior
18
Tabel 3. Eksternal Strategic Factors Analysis Summary (EFAS) Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating
Peluang 1. 2.
.........dst
Ancaman 1. 2.
........dst
Total Sumber: Rangkuti (2016)
Tahap-tahap pembobotan faktor-faktor untuk mengembangkan EFAS akan
dijelaskan dibawah ini:
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi peluang serta ancaman petani responden
pada kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling
penting) sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor
tersebut terhadap posisi strategis petani (semua bobot tersebut jumlahnya tidak
boleh melebihi skor total 1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan
memberikan skala mulai dari 4 (sangat baik) sampai dengan 1 (dibawah rata-
rata), berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi petani yang
bersangkutan.
d. Kalikan bobot (pada kolom 2) dengan rating (pada kolom 3) untuk
memperoleh faktor pembobotan dalam kolom 4.
19
e. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4) untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi petani yang bersangkutan.
Pada kolom matriks EFAS, diberi ratingmulai dari 1 sampai 4 pada setiap
faktor internal untuk menunjukkan seberapa efektif strategi petani saat ini
menjawab faktor-faktor tersebut, dimana:
Nilai 1= rendah, respon kurang
Nilai 2= sedang, respon sama dengan rata-rata
Nilai 3= tinggi, respon diatas rata-rata
Nilai 4= sangat tinggi, respon superior
Menurut Kinnear dalam Mira (2006) Bobot dari setiap faktor internal dan
faktor eksternal diperoleh menggunakan rumus sebagai berikut:
Bi =
Keterangan:
Bi = Bobot faktor ke-i
Ri = Rating ke-i
∑ Ri = Total rating ke-i
3. Matriks Internal Eksternal (IE)
Tahap untuk menghasilkan alternatif strategi dengan memadukan faktor
internal dan eksternal yang telah dihasilkan pada tahap input. Pada tahap ini
digunakan alat analisis matriks IE. Tujuan menggunakan model ini adalah untuk
memperoleh strategi bisnis dengan melihat skor faktor internal (kekuatan,
20
kelemahan) dan faktor eksternal (peluang, ancaman). Matriks IE dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4. Matriks Internal Eksternal (IE)
I Pertumbuhan
II Pertumbuhan
III Penciutan
IV Stabilitas
V Pertumbuhan
Stabilitas
VI Penciutan
VII Pertumbuhan
IX Pertumbuhan
X Likuidasi
Sumber: Rangkuti (2016)
Penjelasan lebih detail mengenai sembilan strategi yang terdapat pada sel
Matriks IE akan dijelaskan tindakan dari masing-masing strategi (Rangkuti, 2016)
yaitu sebagaiberikut:
a. Strategi pertumbuhan (Growth Strategy)
Didesain untuk mencapai pertumbuhan, baik dalam penjualan, aset
keuntungan maupun kombinasi dari ketiganya. Hal ini dicapai dengan cara
menurunkan harga, mengembangkan produk baru, menambah kualitas
produk/jasa atau meningkatkan akses ke pasar yang lebih luas. Usaha yang dapat
meningkatkan profit. Cara ini merupakan strategi terpenting apabila kondisi petani
tersebut berada dalam pertumbuhan yang cepat dan terdapat kecenderungan
pesaing untuk melakukan perang harga dalam usaha meningkatkan produksi padi.
b. Strategi Pertumbuhan Melalui Konsentrasi dan Diversifikasi
21
Jika petani memilih strategi konsentrasi, produktivitas petani tersebut akan
meningkat melalui integrasi horizontal maupun vertikal, baik secara sumberdaya
internal maupun secara eksternal dengan menggunakan sumberdaya dari luar.
Jika petani memilih strategi diversifikasi, produktivitas petani dapat
meningkat melalui konsentrasi atau diverifikasi konglomerat baik secara internal
melalui pengembangan produk baru, maupun eksternal melalui akuisisi.
c. Konsentrasi Melalui Integrasi Vertikal (sel 1)
Pertumbuhan melalui konsentrasi dapat dicapai melalui integrasi vertikal
dengan cara backward integration (mengambil alih fungsi supplier) atau dengan
cara fordward integration (mengambil alih distributor). Agar dapat meningkatkan
kekuatan bisnis atau posisi kompetitifnya, petani harus melaksanakan upaya
meminimalisir biaya dan operasi yang tidak efisien untuk mengontrol kualitas
serta distribusi produksi.
d. Konsentrasi Melalui Integritas Horizontal (sel 2 dan 5)
Strategi pertumbuhan melalui integritas horizontal adalah suatu kegiatan
untuk memperluas perusahaan dengan cara membangun di lokasi yang lain dan
meningkatkan produksi.
Sementara jika petani berada di moderate attraktive industry, strategi yang
diterapkan adalah konsolidasi (sel 5). Tujuannya relatif yaitu menghindari
kehilangan penjualan dan kehilangan keuntungan. Petani yang berada di sel ini
dapat memperluas pasar, fasilitas produksi dan teknologi melalui pengembangan
internal maupun eksternal melalui akuisisi dengan perusahaan lain dalam industri
yang sama.
22
e. Diverifikasi Konsentrasi (sel 7)
Strategi pertumbuhan melalui diverifikasi umumnya dilaksanakan oleh
perusahaan yang memiliki kondisi posisi kompetitif yang sangat kuat, tetapi nilai
daya tarik industrinya sangat rendah. Petani berusaha memanfaatkan kekuatannya
untuk meningkatkan produktivitas pada tanaman padi karena petani sudah
memiliki kemampuan dalam berusahatani yang baik.
f. Diverifikasi Konglomerat (sel 8)
Strategi pertumbuhan melalui kegiatan agribisnis yang tidak saling
berhubungan dapat dilakukan jika petani menghadapi posisi kompetitif yang
sangat kuat, tetapi nilai daya tarik industrinya sangat rendah.
4. Matriks SWOT
Analisis ini menggambarkan faktor internal perusahaan (kekuatan,
kelemahan) dapat disesuaikan dengan faktor eksternal (peluang, ancaman) yang
dimiliki perusahaan. Setelah menganalisis menggunakan matriks IE maka posisi
petani dapat diketahui kemudian dilakukan formulasi alternatif strategi dengan
menggunakan matriks SWOT yang akan menghasilkan 4 jenis strategi, seperti
disajikan pada Tabel 5.
23
Tabel 5. Matriks SWOT
IFAS
EFAS
STRENGTH (S)
Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal
WEAKNESS
(W)
Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal
OPPORTUNITIES
(O)
Tentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal
STRATEGI SO
Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI WO
Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
THREATHS (T)
Tentukan 5-10
faktor-faktor
ancaman
eksternal
STRATEGI ST
Ciptakan strategi
yang
menggunakan
kekuatan untuk
mengatasi
ancaman
STRATEGI WT
Ciptakan strategi
yang
meminimalk
an
kelemahan
untuk
menghindari
ancaman
Sumber: Rangkuti (2016)
3.6. Defenisi Operasional
1) Prospek adalah pandangan atau rencana masa depan untuk pengembangan
komuditi lada.
2) Usahatani lada menguntungkan apabila nilai total penerimaan atau yang
dihasilkan lebih besar daripada nilai total yang dikeluarkan oleh usahatani
lada.
24
3) Faktor Internal
a) Kekuatan merupakan Faktor-faktor keunggulan yang dimiliki suatu
usahatani lada
b) Kelemahan merupakan keterbatasan atau kekurangan yang dimiliki
suatu ushatani lada
4) Faktor Eksternal
a) Peluang merupakan situasi keuntungan yang dimiliki dalam
ushatani lada
b) Ancaman merupakan bahaya yang dimiliki dalam usahatani lada.
5) Harga merupakan ketentuan atau nilai hasil usahatani lada yang ditentukan
oleh pasar.
6) Sarana produksi merupakan bahan atau alat yang dipakai oleh petani
dalam prospek pengembangan usahatani lada.
7) Luas lahan merupakan luas area yang dilakukan oleh Usahatani lada di
Desa Sumbang Kecamatan Curio.
8) Teknologi merupakan bagian dari sarana produksi dalam mengembangkan
atau prospek pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan
Curio.
25
IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Luas dan Letak Geografis
Desa sumbang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan
Curio Kabupaten Enrekang provinsi Sulawesi Selatan. Secara geografis Desa
Sumbang adalah desa yang berbukit bukit dan berada di dataran tinggi dengan
ketinggian ±812-1.122 M di atas permukaan laut dan Desa Sumbang mempunyai
luas ± 10,52 km2 . Kondisi tanah di desa ini cukup subur untuk di tanami berbagai
jenis tanaman, baik holtikultura maupun tanaman jangka panjang. Potensi
pengairan di Desa Sumbang juga cukup tersedia sehingga daerah ini di anggap
sangat cocok sebagai wilayah pertanian dan perkebunan, serta dapat memberikan
kontribusi pengairan untuk desa dan kelurahan lain yang ada di sekitar Desa
Sumbang. Desa Sumbang juga memiliki suhu udara rata-rata harian 32 0C, curah
hujan 2.520 mm dengan jumlah bulan hujan 6 bulan.
4.2. Letak Wiayah
Secara administrasi, Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten
Enrekang berbatsan dengan:
Sebelah utara : Desa Buntu Batuan Kecamatan Malua
Sebelah timur : Desa Buntu Pema
Sebelah selatan : Desa Curio
Sebelah barat : Desa Tallungura
26
Desa Sumbang terbagi atas 5 dusun yaitu sebagai berikut :
1. Dusun Sumbang
2. Dusun Malua
3. Dusun Malawan
4. Dusun Buntu kiki
5. Dusun Rogo
4.3. Keadaan Penduduk
Penduduk merupakan faktor penentu terbentuknya suatu negara atau
wilayah. Sehingga sebaran penduduk atau jumlah penduduk di Desa Sumbang
Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang yaitu berjumlah 1.458 jiwa yang terdiri
dari laki-laki sebanyak 680 jiwa dan perempuan sebanyak 699 jiwa. Yang
tersebar dalam 5 dusun sebagai perincian dibawah ini sebagai berikut di Tabel 1
Tabel 1. Jumlah penduduk Desa Sumbang Tahun 2018 No Dusun Jumlah Jiwa Total
(orang) Persentase (%)
L P
1 Dusun Sumbang 175 194 369 26,75
2 Dusun Malua 100 110 210 15,22
3 Dusun Malawan 125 120 245 17,76
4 Dusun Buntu Kiki
98 132 230 16,67
5 Dusun Rogo 182 143 325 23,56
Jumlah 1379 100
Sumber : Kantor Desa Sumbang dalam Angka, 2018
Tabel 1 menjelaskan bahwa jumlah penduduk terbanyak di Desa Sumbang
yaitu sebanyak 369 jiwa yang terdiri dari Laki-laki sebanyak 175 perempuan
27
sebanyak 194 jiwa yang berada di Dusun Sumbang, sementara di Dusun Malua
laki-laki sebanyak 100 jiwa perempuan sebanyak 110 jiwa. Di Dusun Malawan
laki-laki sebanyak 125 jiwa perempuan sebanyak 120 jiwa. Di Dusun Buntu
Kiki laki-laki sebanyak 98 jiwa perempuan sebanyak 132 jiwa. Di Dusun Rogo
laki-laki sebanyak 182 jiwa dan perempuan sebanyak 143 jiwa. Yang dimana
keadaan penduduk di Desa Sumbang terhitung mulai dari angka bayi sampai
umur berlanjut.
Tabel 2. Distribusi Penduduk Kelompok Menurut Umur di Desa Sumbang pada tahun 2018
No. Kelompok umur (Tahun) Jumlah (Orang) Presentase(%) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
0-11 12-21 22-31 32-41 42-51 52-61 62-71 72-80 >80
310 220 178 152 137 109 101 100 82
22,48 15,95 12,90 11,02 9,93 7,90 7,32 7,25 5,94
Jumlah 1.379 100
Sumber : Kantor Desa Sumbang dalam Angka, 2018
Berdasarkan Tabel 2 Distribusi Penduduk Kelompok Menurut Umur di
Desa Sumbang pada tahun 2018 dijelaskan jumlah penduduk terbanyak
kelompok umur 0-11tahun sebanyak 310 orang dan jumlah kelompok umur
paling rendah berada di kelompok umur >80tahun sebanyak 82 orang.
4.3.1. Keadaan Penduduk berdasarkan Pendidikan
Tingkat pendidikan pada umumnya sangat berpengaruh terhadap keadaan
penduduk disuatu tempat terutama dalam sebuah pengambilan keputusan
28
suatu usaha. Oleh karena itu data pendidikan masyarakat di Desa Sumbang
dapat dilihat pada Tabel 3 berikut :
Tabel 3. Keadaan Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa Sumbang Tahun 2018
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1.
2.
3.
4.
5.
SD
SMP
SMA
S1
S2
289
240
105
52
14
41,28
34,28
15,00
7,42
2,00
Jumlah 700 100
Sumber : Kantor Desa Sumbang dalam Angka, 2018
Tabel 3 telah dijelaskan bahwa keadaan penduduk berdasarkan Tingkat
Pendidikan di Desa Sumbang Tahun 2018 yaitu tingkat pendidikan yang
tertinggi pada pendidikan SD dengan jumlah presentase 41,28% sebanyak
289 orang dan tingkat pendidikan terendah pada pendidikan Strata 2 jumlah
presentase 2,00% sebanyak 14 orang.
4.3.2. Mata Pencaharian Penduduk
Mata pencaharian penduduk di Desa Sumbang Kecamatan Curio sebagian
besar adalah petani. Akan tetapi tidak semuanya penduduk di Desa Sumbang
Kecamatan Curio bermata pencaharian petani karena ada juga yang bermata
pencaharian sebagai buruh tani, PNS, peternak, pengusaha kecil dan
menengah untuk lebih jelasnya dapat di lihat di tabel 4 sebagai berikut:
29
Tabel 4 Mata Pencaharian Penduduk di Desa Sumbang Kecamatan Curio Tahun 2018
No Jenis mata pencaharian Jumlah (orang) Persentase(%)
1 2 3 4 5 6
Petani/peternak Buruh tani PNS Pengrajin industry Pengusaha kecil dan menegah Pensiunan PNS/TNI/POLRI
435 8 32 5 14
24
83,97 1,54 6,17 0,96 2,70
4,63
Jumlah 518 100 Sumber : Kantor Desa Sumbang dalam Angka Tahun 2018
Tabel 4 telah menunjukkan bahwa sebagian besar mata pencaharian di
Desa Sumbang Kecamatan Curio adalah sebagai Petani/peternak denagan
jumlah presentase 83,97% sebanyak 435 orang. Yang dimana mata
pencaharian terendah yaitu Pengrajin Industry dengan jumlah presentase
0,96% sebanyak 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa aktifitas perekonomian
yang berada di Desa Sumbang di Dominasi oleh Petani/peternak.
4.4. Sarana dan Prasarana
Sarana dan Prasarana merupakan faktor paling penting dan sangat
dibutuhkan oleh masyarakat karena sangat berhubungan dengan berbagai segi
kehidupan Rohani dan Jasmani. Jadi jenis Sarana dan Prasarana yang ada di
Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupten Enrekang antara lain sarana
pendidikan, sarana tempat ibadah, sarana kesehatan , sarana pemerintahan dan
sarana transportasi. Keadaan sarana dan prasarana dapat dilihat pada Tabel 5
berikut ini :
30
Tabel 5.Sarana dan Prasarana di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang tahun, 2018.
No Sarana dan Prasarana Jumlah (unit)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Kantor Desa
TK
SD
Posyandu
Puskesmas
Mesjid
Roda Dua (Motor Desa)
Lapangan Olahraga
1
2
2
2
1
4
1
3
Sumber : Kantor Desa Sumbang dalam Angka tahun 2018
Berdasarkan Tabel 5 telah dijelaskan bahwa jumlah sarana dan prasarana
yang berada di Desa Sumbang sebenarnya belum mencukupi terhadap kebutuhan
sosial, kebutuhan politik dan budaya masyrakat yang berada di Desa Sumbang
Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang. Namun seiring perkembagan dilokasi ini
terus dikembangkan baik melalui swadaya masyarakat Desa Sumbang, bantuan
pemerintah karena aktivitas desa dan kegiatan di suatu desa tergantung pada
sirkulasi perekonomian oleh sebab itu peningkatan sarana dan prasarana
merupakan salah satu faktor penentu dalam bidang pembangun desa.
4.5. Penenganan Pasca panen
Adapun penanganan pasca panen usahatani lada yang dilakukan
masyarakat di Desa Sumbang yaitu dengan memasak lada sampai terpisah dari
kulitnya lalu dicuci kemudian dijemur ada juga masyarakat yang merendam
ladanya selama 1minggu di air sampai terpisah dari kulit-kulitnya lalu dicuci dan
dijemur.
31
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas Responden
Identitas petani merupakan bagian dari latar belakang petani. Modal utama
seorang petani dalam melakukan usahataninya ditentukan oleh identitas petani
itu sendiri. Identitas petani disini yaitu umur petani, tingkat pendidikan petani,
jumlah tanggungan petani, luas lahan dan pengalaman usahatani. Identitas petani
dapat dijelaskan sebagai berikut :
5.1 Umur petani responden dan informan
Pada umumnya umur merupakan faktor penentu keberhasilan dalam sebuah
penentu keberhasilan baik dalam usahatani baik dalam berfikir dan bertindak.
Umur sebenarnya secara harfia merupakan usia kelahiran yang ditandai dengan
mulai dengan denyut nadi sampai meninggal. Berdasarkan hasil pengumpulan
data umur responden dapat dilihat pada Tabel 6 sebagai berikut :
Tabel 6. Identitas responden berdasarkan umur di Desa Sumbang Kecamatan Curio tahun 2018
No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 2 3
32-42 43-50 51-61
5 3 4
41,66 25,00 33,33
Jumlah 12 100
Sumber : Data Primer setelah di olah, 2019
Tabel 6 menunjukkan bahwa kelompok umur responde 32-42 tahun yaitu
berjumlah 5 orang responden umur yang masih produktif untuk mencapai suatu
titik produktivitas yang memadai atau cukup sedangkan jumlah yang paling
32
sedikit berada pada umur 43-50 yaitu berjumlah 3 orang. Maka dengan ini
menunjukan bahwa umur responden sangat ditetntukan pada kelompok umur 32-
42 tahun, sehinnga umur merupakan satu titik tolak ukur menyerap dan
bertindak secara cepat dan produktif.Pertumbuhan manusia berjalan sesuai
prinsip epigenetik yang menyatakan bahwa kepribadian manusia berjalan
menurut tahapanya.Berkembangnya manusia dari satu tahap ketahap berikutnya
di tentukan oleh perubahan dalam menempuh tahapan sebelumnya.Pembagian
tahap-tahap ini berdasarkan priode tertentu dalam kehidupan manusia.
Semua responden berada pada usia yang produktif dalam menjalakan
usahatani lada. Yang dimana angka yang termasuk angka produktif yaitu dengan
umur antara 15 sampai 64 tahun, sementara angka yang tidak produktif berada
pada umur dibawah 15 sampai 64 tahun. Umur responden pada usahatani lada
berada pada 32 sampai 61 tahun sehingga masuk kedalam kategori yang
produktif dalam ushatani lada.
5.2. Tingkat pendidikan petani dan informan
Tingkat pendidikan umumnya mempengaruhi cara berpikir serta cara
bertindak dalam pengambilan keputusan seseorang. Dalam sektor pertanian
pendidikan tidak berdampak signifikan, hal ini berkaitan baik dengan sifat
langsung dan sifat tidak langsung terhadap jenis produksi. Tingkat pendidikan
petani dapat dilihat dari Tabel 7 berikut:
33
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden dan Informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio,2019
Uraian Tingkat Pendidikan
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
1. Petani 2. Pedagang 3. Dinas Pertanian
Tidak tamat SD SD
SMP SMA
Strata 1 SMA
Strata 2
1 3 1 4 1 1 1
8,33 25,00 8,33 33,33 8,33 8,33 8,33
Jumlah - 12 100
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019
Berdasarkan Tabel 7 bahwa klarifikasi tingkat pendidikan Responden dan
Informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang dapat
dijelaskan jumlah responden yang Tingkat pendidikan terakhirnya lebih banyak
yaitu Tingkat pendidikan SMA sebanyak 4 orang. Tingkat pendidikan yang
paling sedikit yaitu Strata 1, SMP, Tidak tamat SD masing-masing sebanyak 1
orang. Adapun tingkat pendidikan Informan yang dimana tingkat pendidikan
pada Pedagang yaitu SMA dan tingkat pendidikan terakhir pada Dinas Pertanian
tingkat pendidikan terakhirnya adalah Strata 3.
Maka dapat disumpulkan bahwa tingkat pendidikan terakhir petani dan
informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio rata-rata tamatan SMA dengan
presentase 33,33% sebanyak 4 orang sehingga petani mudah dalam menerima
inovasi dan informasi yang telah disampaikan oleh penyuluh dalam usahatani
lada. Sedangkan untuk informan tingkat pendidikan terakhirnya rata-rata
Pedagang dengan presentase 8,33% sebanyak 1 orang dan Dinas Pertanian
presentasenya 8,33% dengan sebanyak 1 orang.
34
5.1 Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden dan Informan
Jumlah tanggungan dalam keluarga merupakan banyaknya jumlah anggota
keluarga yang terdiri atas istri, anak serta orang lain yang turut serta berada
dalam satu rumah atau makan bersama tinggal bersama yang berada dalam satu
atap yang menjadi tanggungan keluarga adalah kepala keluarga.
Dalam penelitian yang telah dilakukan jumlah tanggungan keluarga di
Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang bahwa jumlah
tanggungan keluarga sangatlah berpengaruh terhadap prospek pengembangan
usahatani lada di Desa Sumbang. Adapun rincian jumlah tanggungan keluarga
responden di Desa Sumbang Kecamatan Curio pada tabel 8 sebagai berikut :
Tabel 8. Jumlah Tanggungan Keluarga Petani Responden dan Informan di Desa Sumbang Kecaman Curio Kabupaten Enrekang
Uraian Jumlah Tanggungan Keluarga
Jumlah orang Persentase (%)
1. Petani 2. Pedagang 3. Dinas Pertanian
1-2 3-4 5-6 4 3
3 6 1 1 1
25,00 50,00 8,33 8,33 8,33
Jumlah 12 100 Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019
Tabel 8 menunjukkan jumlah tanggungan keluarga petani Responden dan
Informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang bahwa
Jumlah Tanggungan Keluarga sangatlah berpengaruh dalam proses
pengembangan usahatani lada yang dimana jumlah tanggungan keluarga yang
paling banyak dimiliki oleh responden petani yang yaitu sebanyak 6 orang.
Adapun pedagang dan dinas pertanian memiliki jumlah tanggungan keluarga
35
pedangang jumlah tanggungannya sebanyak 4 orang dan dinas pertanian
sebanyak 3 orang jumlah tanggungan keluarga.
5.4 . Luas Lahan Petani Responden
Luas lahan adalah areal/tempat yang digunakan untuk melakukan
usahatani diatas sebidang tanah, yang diukur dalam satuan hektar (ha). Luas
lahan pertanian akan mempengaruhi efisien dan tidaknya suatu produksi. Luas
lahan petani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.
Dapat dilihat pada tabel 9 berikut ini :
Tabel 9. Luas lahan responden petani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.
No Luas Lahan(ha) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 0,09 - 0,13 3 30,00
2 0,14 – 0,16 4 40,00 3 0,17 – 0,20 3 30,00
Jumlah 10 100
Sumber : Data Primer setelah diolah,2019
Tabel 9 telah menunjukkan Luas lahan respoden petani lada di Desa
Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang sebagian besar memiliki luas
lahan sebesar 0,14-0,16 ha dalam presentasenya 40,00% sebanyak 4 orang, luas
lahan 0,17-0,20 ha dalam presentasenya 30,00% sebanyak 3 orang dan luas
lahan 0,9-0,13 ha dalam presentasenya sebanyak 30,00% sebanyak 3 orang.
Dengan demikian luas lahan yang dimiliki para petani sangat memungkinkan
untuk prospek pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan
Curio Kabupaten Enrekang.
36
5.5. Pengalaman Kerja Petani Responden dan Informan
Pengalaman Kerja yaitu lamanya responden dalam melakukan pekerjaan
dan akan cenderung belajar dari pengalamannya untuk memulai atau
melanjutkan pekerjaan karena responden telah memiliki gambaran bagaimana ia
harus melakukan pengembangan atau peningkatan terhadap kualitas kerjanya.
Adapun pengelaman kerja petani responden dan informan dapat dilihat pada
tabel 10 berikut ini :
Tabel 10.Pengalaman kerja petani Responden dan Informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang,2019
Uraian Pengalaman Kerja Responden (Tahun)
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
a. Petani 10-19 20-29 30-39 40-49
3 1 2 4
25,00 8,33
16,66 33,33
Uraian Pengalaman Kerja Informan (Tahun)
Jumlah (Orang)
Persentase (%)
a. Pedagang b. Dinas
Pertanian
15 5
1 1
8,33 8,33
Jumlah - 12 100 Sumber : Data Primer setelah diolah,2019
Berdasarkan Tabel 10 diatas telah dijelaskan bahwa pengalaman kerja
petani responden dan informan di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten
Enrekang dengan pengalaman kerja responden petani lada 10-19 tahun 3 orang
(25,00%), 20-29 tahun 1 orang (8,33%), 30-39 tahun 2 orang (16,66%), 40-49
tahun 4 orang (33,33%). Sedangkan pengalaman kerja Informan pedagang dan
dinas pertanian , pedagang 15 tahun sebanyak 1 orang (8,33%) dan dinas
pertanian 5 tahun sebanyak 1 orang (8,33%).
37
Sehingga dapat disimpulksn bahwa berdasarkan pengalaman yang dimiliki
oleh responden usahatani lada dan informan dengan rata-rata pengalaman kerja
yang dimiliki 40-49 tahun dengan presentase 33,33% dengan jumlah responden
sebanyak 4 orang, yang dimana responden usahatani lada cukup berpengalaman
dalam usahatani lada. Sementara untuk informan rata-rata presentase yang
dimiliki sebesar 8,33% dengan pengalaman Pedagang 15 tahun dan Dinas
Pertanian 15 tahun yang dimana para informan sudah berpengalaman dalam
bidangnya dan memiliki informasi dan inovasai yang luas dalam usahtani lada.
5.6. Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan agar dapat memaksimalkan kekuatan
(Strength) dan peluang (Opportunities), secara bersamaan dapat meminimalkan
kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threat). Analisis SWOT dilakukan setelah
mengidentifikasi faktor internal dan faktor eksternal, menganalisis faktor strategi
internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman).
Berikut ini adalah rincian mengenai identifikasi faktor internal dan faktor
eksternal dapat dilihat pada Tabel 11 :
38
Tabel 11. Identifikasi Faktor Eksternal dan faktor Internal Faktor Internal
Kekuatan Kelemahan 1. Adanya sumber daya manusia
dalam pengembangan usahatani lada
2. Meningkatnya produksi lada 3. Adanya sarana produksi
dalam pengembangan usahtani lada
4. Lahan cocok untuk budidaya lada
1. Tidak adanya Bank dan Koperasi sebagai modal bagi petani dalam usahatani lada
2. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan usahatani
3. Kurangnya keterlibatan penyuluh
Faktor Eksternal Peluang Ancaman
1. Harga lada yang bagus 2. Meningkatnya permintaan
masyarakat 3. Adanya dukungan pemerintah
setempat terkait dengan usahatani lada
4. Iklim yang sesuai dengan pengembangan usahatani lada
5. Berkembangnya tekhnologi pertanian dalam usahatani
1. Keadaan cuaca yang kadang kurang mendukung yang membuat produksi menurun
2. Banyaknya usahatani lada dari daerah lain sehingga harga lada menjadi murah
3. Adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang usahatani lada
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019
Tabel 11 menunjukkan bahwa faktor internal yang terdiri dari kekuatan
dan kelemahan yang dimana kekuatan 4 , kelemahan 3 sehingga di tabel telah
dijelaskan bahwa kekuatan lebih unggul dibanding dengan kelemahan yang ada
di usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio sehingga meminimalkan
kelemahan. Sedangkan faktor Eksternal yang terdiri dari peluang dan ancaman
yang dimana peluang berjumlah 5, ancaman 3. Peluang dapat dimanfaatkan para
responden usahatani lada untuk mengembangkan usahatani lada di Desa
Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.
39
Setelah dilakukan identifikasi terhadap faktor Eksternal dan Internal maka
selanjutnya dapat dilihat perencanaan dalam analisis faktor eksternal dan faktor
internal. Berikut ini tabel 12 perencanaan analisis faktor eksternal dan faktor
internal.
Tabel 12. IFAS (Internal Factor Analysis Summary) Matriks Faktor Internal
No Kekuatan Bobot Rating Nilai 1 Adanya sumber daya manusia
dalam pengembangan usahatani lada
0,27 4 1,08
2 Meningkatnya produksi lada 0,27 4 1,08
3 Adanya sarana produksi dalam pengembangan usahtani lada
0,27 4 1,08
4 Lahan cocok untuk budidaya lada
0,21 3 0,63
Subtotal 1,02 15 3,87 No Kelemahan Bobot Rating Nilai 1 Tidak adanya Bank dan
Koperasi sebagai modal bagi petani dalam usahatani lada
0,29 2 0,58
2 Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan usahatani lada
0,29 2 0,58
3 Kurangnya keterlibatan penyuluh
0,43 3 1,29
Subtotal 1,01 7 2,45
Total 2,03 22 6,32
Sumber : Data Primer setelah diolah,2019
Berdasarkan Tabel 12 telah dijelaskan bahwa faktor Internal terdapat 4
jenis kekuatan, 3 jenis kelemahan pada petani Lada di Desa Sumbang
Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang dalam prospek pengembangan Usahatani
40
Lada. Berdasarkan penentuan bobot ditentukan dengan data mulai dari sangat
penting, penting, tidak penting, kurang penting dan tidak penting. Pada tabel 12
IFAS (Internal Factor Analysis Summary) telah dijelaskan bahwa kekuatan
petani lada lebih tinggi dibandingkan dengan kelemahan yang dimiliki petani
lada. Sehingga petani lada memiliki kekuatan dalam prospek pengembangan
usahatani lada.
Rating pada kekuatan dan kelemahan ditentukan dengan nilai 1 sampai 4
mulai dari sangat penting sampai dengan tidak penting berdasarkan hasil
wawancara dengan petani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten
Enrekang. Nilai faktor internal kekuatan dan kelemahan didapatkan dari
perkalian antara kolom bobot dengan rating yang dimana menghasilkan total
dengan nilai 6,32.
a. Kekuatan
1. Adanya sumber daya manusia dalam pengembangan usahati lada.
Berdasarkan sumber daya Desa Sumbang memiliki jumlah penduduk
sebanyak 1.379 jiwa yang dimana rata-rata penduduknya sebagian besar
adalah petani.
2. Meningkatnya produksi lada. Berdasarkan hasil wawancara peningkatan
produksi lada semakin tahun semakin meningkat dikarenakan banyaknya
permintaan lada. Dari hasil informasi Direktorat Jendral pertanian
produksi lada di Indonesia mulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun
2018 produksi yang dihasilkan sebanyak 81.501 sampai 87.448/ton.
Yang dimana produksi pada tahun 2015 sebesar 81.501 ton, pada tahun
41
2016 sebesar 82.167 ton, tahun 2017 sebesar 82.964 ton dan pada tahun
2018 sebesar 87.448 ton. Sementara hasil produksi Kabupaten Enrekang
data terakhir yang diperoleh sebesar 825/ton.
3. Adanya sarana produksi dalam pengembangan usahatani lada.
Berdasarkan sarana produksi yang dimiliki dalam pengembangan
usahatani lada terdapat berbagai toko tani yang menjual berbagai obat-
obatan, pupuk, racun dan alat-alat pertanian yang dimiliki di Desa
Sumbang Kecamatan Curio dalam pemenuhan dan pengembangan
uasahatani lada
4. Lahan yang cocok untuk budidaya usahatani lada. Berdasarkan hasil
wawancara para petani di Desa Sumbang Kecamatan Curio potensi untuk
pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang sangat cocok untuk
pengembangan usahatani lada beradsarkan tekstur tanah yang subur
banyak mengandung bahan organik cocok untuk ditanami berbagai
macam tanaman sesuai dengan pengembangan usahatani lada yang
dimiliki di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.
b. Kelemahan
1. Tidak adanya Bank dan Koperasi sebagai modal usaha dalam usahatani
lada. Di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang tidak
memiliki koperasi sebagai tempat menampung dan meminjam modal
para usahatani lada sehingga para petani lada biasanya meminjam modal
ke kerabat, saudara dan tetangga mereka.
42
2. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan usahatani lada.
Kurangnya keterampilan kerja para usahatani lada dalam pengembangan
usahatani lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio sehingga
menyebabkan banyak para usahatani lada yang tidak mengetahui
bagaimana cara untuk mengatasi masalah-masalah yang ada pada
usahatani lada.
3. Kurangnya keterlibatan penyuluh.
Di Desa Sumbang Kecamatan Curio, kurangnya penyuluhan yang masuk
di Desa Sumbang sehingga membuat para petani lada biasanya bingung
jika mengahadapi masalah terhadap usahatani lada mereka misalnya
tanaman lada yang tiba-tiba diserang penyakit menguning pada daun,
penyerangan hama teerhadap tanaman lada walaupun telah disemprotkan
dengan obat-obattan.
Berikut ini Tabel 13 merupakan rincian tentang faktor Eksternal (ancaman
dan peluang) yang mempengaruhi Prospek pengembangan usahatani lada di
Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang.
43
Tabel 13. EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary) Matriks Faktor Ekternal
No Peluang Bobot Rating Nilai 1 Harga lada yang bagus 0,24 4 0,96
2 Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap lada
0,18 3 0,54
3 Adanya dukungan pemerintah setempat terkait dengan usahatani lada
0,18 3 0,54
4 Iklim yang sesuai dengan usahatani lada
0,24 4 0,96
5 Berkembangnya tekhnologi dan informasi dalam usahatani lada
0,18 3 0,54
Subtotal 1,02 17 3,54 No Ancaman Bobot Rating Nilai 1 Keadaan cuaca yang kadang
kurang mendukung yang membuat produksi menurun
0,43 3 1,29
2 Banyaknya usahatani lada dari daerah lain sehingga harga lada menjadi murah
0,29 2 0,58
3 Adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang usahatani lada
0,29 2 0,58
Subtotal 1,01 7 2,45
Total 2,03 24 5,99
Sumber : Data Primer setelah diolah, 2019
Berdasarkan pada Tabel 13. EFAS (Eksternal Factor Analysis Summary)
telah dijelaskan bahwa peluang 5, ancaman 3 yang dimana petani lada memiliki
peluang yang banyak sedangkan ancaman yang sedikit yang dimiliki oleh petani
lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang dalam prospek
pengembangan usahatani lada.
44
Perhitungan atau penentuan Rating dan Bobot berdasarkan hasil
wawancara yang telah dilakukan peneliti terhadap petani lada di Desa Sumbang
Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang yang dimana nilai total dari Rating untuk
peluang dan ancaman adalah 24, sementara nilai total Bobot pada peluang dan
ancaman adalah 5,99.
c. Peluang
1. Harga lada yang bagus.
Berdasarkan hasil dari Direktorat Jendaral Perkebunan harga lada mulai
dari tahun 2015 sampai tahun 2018 terjadi peningkatan dengan kisaran
mulai dari harga Rp 100.000-/Kg sampai dengan Rp 150.000-,/Kg.
2. Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap lada.
Seiring dengan meningkatnya rumah makan dan wisata kuliner
menyebabkan tingginya permintaan lada, sementara produksi lada.
Sehinngga pemerintah kewalahan memenuhi permintaan lada, hingga
akhirnya dilakukan impor dari negara Vietnam.
3. Adanya dukungan pemerintah setempat terkait dengan usahatani lada.
Adanya dukungan pemerintah dalam mengembangkan usahatani lada
salah satunya di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang
sehingga membuat para petani berlomba-lomba dalam pengembangan
usahatani lada yaitu dukungan berupa pemberian bibit secara gratis
walaupun dalam jumlah skala yang sangat kecil dan pemberian obat-
obatan dan pupuk subsidi di toko-toko tani.
45
4. Iklim yang sesuai dengan usahatani lada.
Dengan suhu yang dimiliki Desa Sumbang Kecamatan Curio sangat
cocok untuk prospek pengembangan usahatani lada yang dimana
memiliki suhu dengan rata-rata harian 32 0C, curah hujan 2.520 mm
dengan jumlah bulan hujan 6 bulan.
5. Berkembangnya tekhnologi dan informasi dalam usahatani lada.
Perkembangan tekhnologi di masyarakat khususnya di Desa Sumbang
Kecamatan Curio dalam pengembangan usahatani lada. Membuat para
petani lebih mudah dalam mengakses informasi-informasi yang berkaitan
dengan pengembangan usahatani lada.
d. Ancaman
1. Keadaan cuaca yang kadang kurang mendukung yang membuat produksi
menurun. Keadaan cuaca yang kurang mendukung menjadai kendala para
petani dalam pengembangan usahatani lada sehingga membuat para
petani lada susah untuk menanganinya karena bisa membuat produksi
atau proses pengembangan lada menjadi menurun.
2. Banyaknya usahatani lada di daerah lain sehingga harga lada menjadi
murah dengan harga dari Rp 100.000-/Kg sampai Rp 150.000-/Kg
menjadi Rp 65.000-/Kg sampai Rp 70.000-/Kg Produksi lada dari
daerah bahkan dari provinsi lain yang menyebabkan harga lada dari Desa
Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang menurun dikarenakan
lada dari daerah lain masuk ke pasar tradisional Enrekang yaitu pasar
Sudu dengan jumlah yang sangat banyak sehinngga menyebabkan lada
46
dari Desa Sumbang Kecamatan Curio menjadi murah karena kalah
dengan jumlahnya bahkan kualitas lada tersebut.
3. Adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang usahatani lada.
Hama dan penyakit merupakan salah satu ancaman bagi petani dalam
mengembangkan usahatani ladi karena penyerangannya dapat
menurunkan produksi dari pada usahatani lada itu sendiri.
Tabel 14. Matriks Internal Eksternal (IE)
Total skor faktor Internal
4,0 Kuat, 3,0 ratai-rata, 2,0 Lemah
4,0 3,0 2,0 1,0
Tinggi
Total Skor Faktor 3,0 Eksternal Menengah
2,0
Rendah
1,0
Sumber : Data Primer 2019
Posisi matriks:
Posisi I : Strategi konsentrasi melalui integrasi vertical
Posisi II : Strategi konsentrasi melalui integrasi horizontal
Posisi III : Strategi turnaround
Posisi IV : Strategi stabilitas
I Pertumbuhan
II Pertumbhan
III Penciutan
IV Stabilitas
V Pertumbuhan
Stabilitas
VI Penciutan
VII Pertumbuhan
VIII Pertumbuhan
IX Likuidasi
47
Posisi V : Strategi konsentrasi melalui horizontal/stabilitas
Posisi VI : Strategi divestasi
Posisi VII : Strategi diversifikasi konsentrik
Posisi VIII : Strategi diversifikasi konglomerat
Posisi IX : Likuidasi atau bangkrut
Tabel 17 telah dijelakan bahwa posisi prospek pengembangan usahatani
lada berada pada posisi ke V Strategi konsentrasi melalui horizontal/stabilitas
yaitu suatu kegiatan yang memiliki daya tarik yang seimbang atau sedang-
sedang saja dan untuk prospek pengembangan usahatani lada tersebut harus
dengan cara berlanjut berusahatani dengan hati-hati artinya strategi yang harus
dipersiapkan oleh petani adalah strateginya untuk bagaimana mengembangkan
pertumbuhan lada untuk bagaimana dapat meningkatan produksi lada dengan
melalui perbaikan kualitas dan mutu usahatani lada sehingga dapat
meningkatkan produksi dan dapat memenuhi permintaan lada.
Matriks analisis SWOT yang memuat keadaan internal dan eksternal
usaha untuk menghasilkan alternatif strategi yang dapat diterapkan oleh petani
lada dapat dilihat pada Tabel 15.
48
Tabel 15. Matriks SWOT
IFAS EFAS
STRENGTH (S) 1. Adanya sumber daya manusia
dalam usahatani lada 2. Meningkatnya produksi lada 3. Adanya sarana produksi dalam
pengembangan usahtani lada 4. Lahan yang cocok untuk
budidaya lada
WEAKNESS (W) 1. Tidak adanya Bank dan
Koperasi sebagai modal bagi petani dalam usahatani lada
2. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan usahatani lada.
3. Kurangnya keterlibatan penyuluh
OPPORTUNITIES (O) 1. Harga lada yang bagus 2. Meningkatnya permintaan
masyarakat terhadap lada 3. Adanya dukungan pemerintah
setempat terkait dengan usahatani lada
4. Iklim yang sesuai dengan pengembangan usahatani lada
5. Berkembangnya tekhnologi dan informasi pertanian dalam usahatani lada
STRATEGI (SO) 1. Meningkatan produksi lada
sesuai dengan permintaan masyarakat terhadap lada.(S2+O2)
2. Mengembangkan budidaya lada di Desa Sumbang dengan iklim dan lahan yang cocok.(S4+O4)
3. Memanfaatkan teknologi dan informasi untuk melakukan budidaya lada dalam peningkatan produksi lada.(S2+O5)
STRATEGI (WO) 1. Memperadakan Bank koperasi
sebagai bentuk upaya pemerintah dalam dukungan usahatani lada.(W1+O3)
2. Meningkatkan keterampilan tenaga kerja dengan memanfaatkan tekhnologi yang ada dalam pengembangan usahatani lada.(W2+O5)
3. Melakukan penyuluhan secara intensif guna meningkatkan produksi lada untuk memenuhi permintaan terhadap lada.(W3+O2)
THREATHS (T) 1. Keadaan cuaca yang kadang
kurang mendukung yang membuat produksi menurun
2. Banyaknya usahatani lada dari daerah lain sehingga harga lada menjadi murah
3. Adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang usahatani lada
STRATEGI (ST) 1. Mengurangi resiko serangan
hama dan penyakit sebagai upaya dalam peningkatan produksi usahatani lada.(S2+T3)
2. Peningkatan pengetahuan petani lada tentang iklim dan cuaca sebagai dalam peningkatan produksi lada.(S2+T1)
3. Perlunya informasi terhadap harga jual lada yang telah di produksi dengan harga lada yang lebih tinggi.(S2+T2)
STRATEGI (WT) 1. Meningkatkan peran pemerintah
oleh Dinas Pertanian dan Penyuluh memberikan informasi tentang mitigasi.(W3+T1)
2. Mengembangkan keterampilan tenaga kerja dengan melakukan study banding penyuluh dengan daerah yang berhasil dalam usahatani lada.(W2+T3)
Sumber: Data primer setelah diolah, 2019
49
Berdasarkan Tabel 18, ada beberapa alternatif strategi yang dapat
diterapkan oleh petani responden dan informan, antaranya sebagai berikut:
a. Strategi S-O (Strength-Opportunities)
1. Meningkatan produksi lada sesuai dengan permintaan masyarakat
terhadap lada.
Meningkatkan produksi lada sesuai dengan permintaan masyarakat
terhadap lada dengan meningkatkan mutu , kualitas , keterampilan
tenaga kerja usahatani lada untuk memenuhi permintaan lada di
masyarakat.
2. Mengembangkan budidaya lada di Desa Sumbang dengan iklim dan
lahan yang cocok.
Dengan iklim dan lahan yang cocok di Desa Sumbang Kecamatan
Curio para responden/petani usahatani lada memanfaatkannya
dengan membudidayakan atau mengembangkan tanaman lada di
Desa Sumbang untuk meningkatkan tingkat produksi lada.
3. Memanfaatkan teknologi dan informasi untuk melakukan budidaya
lada dalam peningkatan produksi lada.
Dengan berkembangnya zaman tekhnologi bahkan sampai ke
pelosok desa, maka petani/responden usahatani lada
memanfaatkannya dengan menggunakan tekhnologi sebagai salah
satu sumber informasi dalam proses pembudidayan usahatani lada.
50
b. Strategi W-O (Weakness-Opporunities)
1. Memperadakan Bank koperasi sebagai bentuk upaya pemerintah
dalam dukungan usahatani lada.
Di Desa Sumbang Kecamatan Curio belum ada Bank dan Koperasi
sehingga para petani/responden usahatani lada tidak memiliki modal
dalam pengembangan tanaman lada dan dengan diadakannya Bank
dan koperasi maka petani/responden usahatani lada lebih mudah
mendapatkan modal dalam pengembangan ushatani lada dan dengan
adanya koperasi sebagai tempat penyimpanan lada para usahatani
lada .
2. Meningkatkan keterampilan tenaga kerja dengan memanfaatkan
tekhnologi yang ada dalam pengembangan usahatani lada.
Dengan berkembangnya tekhnologi di masyarakat dapat dimanfaat
para responden/petani usahatani lada dalam meningkatkan
keterampilan tenaga kerja dalam pengembangan usahatani lada.
3. Melakukan penyuluhan secara intensif guna meningkatkan produksi
lada untuk memenuhi permintaan terhadap lada.
Dengan melakukan penyuluhan secara intensif atau pembudidayaan
tanaman lada secara luas dab besar guna mendapatkan keuntungan
produksi usahatani lada yang lebih besar untuk memenuhi
permintaan masyarakat terhadap lada.
51
c. Strategi S-T (Strength-Threats)
1. Mengurangi resiko serangan hama dan penyakit sebagai upaya
dalam peningkatan produksi usahatani lada.
Mengurangi resiko serangan hama dan penyakit sebagai upaya
dalam peningkatan produksi usahatani lada di Desa Sumbang
Kecamatan Curio dengan mendatangkan para penyuluh dan dinas
pertanian untuk memberikan informasi terhadap para
petani/responden usahatani lada terhadap serangan hama dan
penyakit.
2. Peningkatan pengetahuan petani lada tentang iklim dan cuaca
sebagai dalam peningkatan produksi lada.
Memberikan informasi atau pengetahuan terhadap petani/responden
usahatani lada mengenai iklim dan cuaca agar para petani/responden
usahatani lada bisa bisa mengetahui kapan musim tanam yang cocok.
3. Perlunya informasi terhadap harga jual lada yang telah di produksi
dengan harga lada yang lebih tinggi
Dengan adanya informasi terhadap harga jual lada telah diproduksi
dipasaran dengan harga lada yang lebih tinggi dapat membuat para
petani/resonden usahatani lada untuk menjual hasil produksi
usahatani ladanya ke pasar tanpa harus melalui pengepul.
52
d. Strategi W-T (Weakness-Threats)
1. Meningkatkan peran pemerintah oleh Dinas Pertanian dan Penyuluh
memberikan informasi tentang mitigasi.
Dengan meningkatkan peran pemerintah oleh Dinas Pertanian dan
Penyuluh dalam pemberian informasi tentang mitigasi yang dimana
mitigasi merupakan usaha-usaha yang dilakukan dalam sebab
pemanasn global dari sumbernya. Gunanya agar laju pemanasan
global melambat dan pada saat waktu yang sama dilakukan adaptasi
dengan melakukan penetaan lansekap lingkungan, penghijauan ,dan
menjaga daerah resapan.
2. Mengembangkan keterampilan tenaga kerja dengan melakukan study
banding penyuluh dengan daerah yang berhasil dalam usahatani lada.
Dengan mengembangkan keterampilan tenaga kerja dilakukan study
banding penyuluh dari daerah yang berhasil dalam pengembangan
usahatani lada dengan diundangnya salah satu kelompok tani dari
daerah yang usahatani ladanya berhasil untuk memberikan arahan
dan pengalaman yang di dapat.
53
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa Prospek pengembangan usahatani
lada di Desa Sumbang Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang
memerlukan Strategi konsentrasi melalui horizontal/stabilitas yaitu suatu
kegiatan yang memiliki daya tarik yang seimbang. Untuk prospek
pengembangan usahatani lada, strategi usahatani harus dilakukan dengan
hati-hati artinya strategi yang dipersiapkan oleh petani adalah strategi
mengembangkan pertumbuhan lada dalam meningkatan produksi lada
dengan melalui perbaikan kualitas dan mutu usahatani lada sehingga dapat
meningkatkan produksi dan memenuhi permintaan lada. Selain itu faktor
pendukung lainnya ialah adanya iklim dan lahan yang cocok, mengurangi
resiko serangan hama dan penyakit ,meningkatkan peran pemerintah dan
Dinas Pertanian dalam hal pengadaan bank, koperasi dan peranan
penyuluh.
1.2. Saran
a. Perlu diperadakan bank dan koperasi sebagai penanaman modal
usahatani lada
b. Perlu adanya penyuluh yang masuk ke Desa Sumabang Kecamatan Curio
untuk membantu dalam pengembangan usahatani lada.
c. Perbanyak sarana, prasarana dan alat tekhnologi pertanian di Desa
Sumbang untuk pengembangan usahatani lada.
54
DAFTAR PUSAKA
Anonim. 2012. Prospek Pengembangan usahatani lada. http://informasipengetahuan.blogspot.co.id/2012. Diakses 27 April 2019.
Anonim. 2018. Pengembangan usahatani lada di Sulsel.
http://fajaronline.co.id/2018 . Diakses 27 April 2019 Clara, Novi. 2015. Analisis Pendapatan Usahatani dan Pemasaran Lada [skripsi].
Makassar Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin.
Dirjebun.2017. Statistik Perkebunan Indonesia 2013-2015.
http://ditjenbun.pertanian.go.id/tinymcpuk/gambar/file/statistik/2015/LADA%202013%20-2015.pdf [25 Desember 2017].
Dirjebun 2018. Statistik Perkebunan Indonesia 2015-2018.
http://ditjenbun.pertanian.go.id/ Laksmanahardja,Mulyono dan Syakir 2013. Klasifikasi Tanaman Lada.
http://sultra.litbang.pertanian.go.id. Diakses 28 April 2019. Gustiyana, H. 2004. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.
Jakarta: Salemba empat. Pearce Robinson 2003. Analisis SWOT. http://www.maxmanroe.com>bisnis.
Diakses pada tanggal 28 April 2019 Purseglove, J.W., E.G. Brown, C.L., Green, and S.R.J.Robins,1998. Spices. Vol.2
Longmnan, New York. 833pp. Rosida, Sitti Rahbiah Busaeri, Mais Ilsan. 2018. Prospek Pengembangan
Usahatani Lada (Piper Nigrum L). Jurnal Penelitian Wiratani Vol.1 No.2, Desember 2018.
Rismunandar. 2007. Tanaman Lada. Penebar Swadaya. Jakarta Soekartawi. 2002. Analisis Usahatani. Jakarta: UI Press. Soekartawi. 2002. https://lindasetia924.wordpress.com/2012/10/16/usahatani/ Soekartawi dalam Shinta. 2011. Pengantar Usaha Tani
55
Sondang P. Siagian. 2002. Analisis SWOT. http://id.scribd.com>document. Diakses 26 April 2019.
Sudirman, N. 2016. Analisis Produksi dan Pemasaran Lada [skripsi]. Makassar
56
Lampiran . Kuesioner Penelitian
KOISIUNER PENELITIAN PROSPEK PENGEMBANGAN USAHATANI LADA DI DESA SUMBANG KECAMATAN CURIO KABUPATEN
ENREKANG
1. Identifikasiresponden
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Jenis Kelamin :
Jumlah Tanggungan Keluarga :
Pengalaman Usaha Tani :
2. Apasajakah yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
dalam prospek pengembangan usahatani lada di Desa Sumbang.
SWOT Internal
Strengths (kekuatan) 1. 2. 3. 4.
External Opportunies(Peluang)
1. 2. 3.
Internal Weaknesses (Kelemahan)
1. 2. 3. 4. 5.
External Treaths(ancaman)
1. 2. 3.
3. Berilah tanda (√) pada setiap kotak yang disediakan, apabila sesuai dengan
karakterter hadap pengembangan usaha yang menjadi kekuatan,
57
kelemahan, peluang, dan ancaman di Desa Sumbang Kecamatan Curio
Kabupaten Enrekang.
SWOT
Internal Strengths (kekuatan)
5. Adanya sumber daya manusia
dalam pengembangan usahatani lada [ ]
6. Meningkatnya produksi lada [ ] 7. Adanya sarana produksi dalam
pengembangan usahtani lada [ ] 8. Lahan cocok untuk budidaya lada
[ ]
External Opportunies (peluang)
6. Harga lada yang bagus [ ] 7. Meningkatnya permintaan
masyarakat [ ] 8. Adanya dukungan pemerintah
setempat terkait dengan usahatani lada [ ]
9. Iklim yang sesuai dengan pengembangan usahatani lada [ ]
10. Berkembangnya tekhnologi pertanian dalam usahatani [ ]
Internal Weaknesses (kelemahan)
4. Tidak adanya Bank dan Koperasi
sebagai modal bagi petani dalam usahatani lada [ ]
5. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan usahatani[ ]
6. Kurangnya keterlibatan penyuluh[ ]
External Treaths (ancaman)
4. Keadaan cuaca yang kadang kurang mendukung yang membuat produksi menurun [ ]
5. Banyaknya usahatani lada dari daerah lain sehingga harga lada menjadi murah [ ]
6. Adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang usahatani lada [ ]
4. Pilih dan lingkarilah salah satu jawaban yang sesuai menurut besar
kecilnya kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman di daerah anda!
58
S W O T
Internal
Strengths (Kekuatan) 1. Adanya sumber daya manusia dalam
pengembangan usahatani lada SB / B / K /
SK
2. Meningkatnya produksi lada SB / B / K / SK
3. Adanya sarana produksi dalam pengembangan usahtani lada
SB / B / K / SK
4. Lahan cocok untuk budidaya lada SB / B / K / SK
Weaknesses (Kelemahan) 1. Tidak adanya Bank dan Koperasi sebagai modal
bagi petani dalam usahatani lada SB / B / K /
SK
2. Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan usahatani
SB / B / K / SK
3. Kurangnya keterlibatan penyuluh SB / B / K / SK
External
Opportunies (Peluang) 1. Harga lada yang bagus SB / B / K /
SK 2. Meningkatnya permintaan masyarakat SB / B / K /
SK 3. Adanya dukungan pemerintah setempat terkait
dengan usahatani lada SB / B / K /
SK
4. Iklim yang sesuai dengan pengembangan usahatani lada
SB / B / K / SK
5. Berkembangnya tekhnologi pertanian dalam usahatani
SB / B / K / SK
Treaths (Ancaman) 1. Keadaan cuaca yang kadang kurang mendukung
yang membuat produksi menurun SB / B / K /
SK
2. Banyaknya usahatani lada dari daerah lain sehingga harga lada menjadi murah
SB / B / K / SK
3. Adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang usahatani lada
SB / B / K / SK
Keterangan:
SB = SangatBesar
B = Besar
K = Kecil
SK = Sangat Kecil
59
Lampiran . Data Informan
a. Petani Responden Responden Petani
No Nama Pendidikan Umur
(Tahun)
Jumlah Tanggungan
Keluarga (Org)
Luas Lahan (Ha)
Pengalaman Kerja (Thn)
1 Habibi SMA 32 4 0,12 10 2 Abdullah SD 56 3 0,9 40 3 MuhYasir SMA 49 6 0,15 32 4 Inding SD 60 1 0,17 45 5 Irpan SMA 34 3 0,10 11 6 Laisa SD 60 2 0,18 45 7 Mispan SMP 42 4 0,16 30 8 Lala S.Ag S1 45 3 0,17 23 9 Hamzah SMA 30 4 0,14 9 10 H. Geru SD 61 1 0,15 40
b. Informan Informan
No Nama Umur (Thn) Pendidikan
Jumlah Tanggungan
Keluarga (Org)
Pengalaman Kerja (Thn)
1 Tanni 40 SMA 4 15 2 Muh Amri, SP. M.Si 45 S2 3 5
60
Lampiran . Data Informan
c. Petani Responden
Responden Petani
No Nama Pendidikan Umur
(Tahun)
Jumlah Tanggungan
Keluarga (Org)
Luas Lahan (Ha)
Pengalaman Kerja (Thn)
1 Habibi SMA 32 4 0,12 10 2 Abdullah SD 56 3 0,9 40 3 MuhYasir SMA 49 6 0,15 32 4 Inding SD 60 1 0,17 45 5 Irpan SMA 34 3 0,10 11 6 Laisa SD 60 2 0,18 45 7 Mispan SMP 42 4 0,16 30 8 Lala S.Ag S1 45 3 0,17 23 9 Hamzah SMA 30 4 0,14 9 10 H. Geru SD 61 1 0,15 40
d. Informan
Informan
No Nama Umur (Thn) Pendidikan
Jumlah Tanggungan
Keluarga (Org)
Pengalaman Kerja (Thn)
1 Tanni 40 SMA 4 15 2 Muh Amri, SP. M.Si 45 S2 3 5
61
Lampiran. Perhitungan Rating untuk Faktor Internal
Kekuatan Informan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Adanya sumber daya manusia dalam pengembangan usahatani lada
4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 45
Meningkatnya produksi lada
3 3 2 4 4 4 2 3 2 3 4 4 38
Adanya sarana produksi dalam pengembangan usahtani lada
4 4 4 4 4 3 4 3 2 3 4 4 43
Lahan cocok untuk budidaya lada
4 2 2 4 4 3 3 2 3 3 2 3 35
Kelemahan Informan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tidak adanya Bank dan Koperasi sebagai modal bagi petani dalam usahatani lada
1 1 2 3 2 2 3 2 3 1 2 3 25
Kurangnya keterampilan tenaga kerja dalam melakukan usahatani lada
2 3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 27
Kurangnya keterlibatan penyuluh
2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 32
62
Lampiran. Perhitungan Rating untuk Faktor Eksternal
Peluang Informan Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Harga lada yang bagus 4 4 4 4 4 3 2 2 3 2 3 4 39
Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap lada
3 2 3 4 3 3 2 4 3 2 3 4 36
Adanya dukungan pemerintah setempat terkait dengan usahatani lada
3 3 4 3 4 3 2 4 3 2 3 4 38
Iklim yang sesuai dengan usahatani lada
4 2 4 4 3 4 3 2 4 3 2 4 39
Berkembangnya tekhnologi dan informasi dalam usahatani lada
2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 2 2 36
Ancaman Informan
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keadaan cuaca yang kadang kurang mendukung yang membuat produksi menurun
3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 41
Banyaknya usahatani lada dari daerah lain sehingga harga lada menjadi murah
3 2 3 2 4 2 4 3 2 3 2 2 32
Adanya serangan hama dan penyakit yang menyerang usahatani lada
2 3 4 2 2 2 3 2 3 2 3 2 30
63
Lampiran. Dokumentasi
Gambar 1. Proses wawancara dengan salah satu responden
Gambar 2. Proses wawancara dengan informan pedagang
RIWAYAT HIDUP
Penulis ini dilahirkan di Sumbang pada tanggal 28
April 1997 di Enrekang Provinsi Sulawesi-selatan dari
ayah Muh Rusli dan Ibu Hasna Nurdin. Penulis merupakan
anak pertama dari empat bersaudara.
Penulis pertama kali masuk pendidikan formal di
SDN 91 Sumbang pada tahun 2004 dan tamat pada tahun 2009. Pada tahun yang
sama penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 4 Alla dan tamat pada tahun
2012, setelah tamat di SMP Negeri 4 Alla penulis melanjutkan pendidikannya ke
SMA Negeri 9 Enrekang di Kabupaten Enrekang dan tamat pada tahun 2015. Dan
pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai mahasiswi di Universitas
Muhammadiyah Makassar Fakultas Pertanian Program Studi Agribisni melalui
seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru.
Tugas akhir dalam pendidikan tinggi diselesaikan dengan menulis skripsi
yang berjudul “Prospek Pengembangan Usahatani Lada di Desa Sumbang
Kecamatan Curio Kabupaten Enrekang”.