Analisis 3
Transcript of Analisis 3
Heater dengan ON-OFF Control
Nama : A. Labib Fardany Faisal NPM : 1106065445 Hari : Selasa Tanggal : 11 Maret 2014 Modul ke : 3 (Tiga)
Daftar Nilai Praktikum Nama Ko.PJ Assisten:
Laporan Pendahuluan La Ode Husein Z T, S.Si
Laporan Akhir Nama Assisten Lab:
Nilai Total Laporan Chery Chean Putri, S.Si
24.95
25
25.05
25.1
25.15
25.2
25.25
25.3
478 480 482 484 486 488 490 492
Sample respon suhu
Amplitude - Setpoint Amplitude - Measured
ANALISIS
Kalibrasi
Kalibrasi adalah membuat pembacaan suhu sistem pada t=0 agar sama dengan suhu
set point. Dalam percobaan ini suhu set point diatur agar sama dengan suhu ruangan.
Kalibrasi dilakukan sebelum heater dihidupkan. Terlihat pada grafik kalibrasi bahwa sistem
pengkalibrasian menaikkan suhu sistem secara eksponensial sehingga mendekati suhu set
point. Di sini suhu sistem tidak persis sama dengan suhu set point karena pada control
parameter tertulis ∆Th = 0.25 oC yang berarti sistem memiliki toleransi keakuratan sebesar
0.25 oC. Setelah ditunggu selama 4 detik, suhu sistem sudah stabil = set point = 22,9oC.
Sistem kerja heater ON-OFF ini sendiri adalah jika sensor mendeteksi suhu yang lebih
rendah dari setpoint – 1
2∆Th maka heater akan hidup. Akibat heater hidup maka suhu
berangsur-angsur naik hingga melebihi set point. Jika suhu sudah melebihi setpoint + 1
2∆Th
maka heater akan mati dan suhu akan turun kembali. Begitulah seterusnya.
Tugas 1
Pada tugas 1, suhu Offset dari signal generator diubah-ubah antara 0.5 sampai 2 oC.
Dengan kata lain suhu set pointnya (Temperature reference) ditambah sebesar 0.5 oC sampai
2 oC. Pada scope terlihat suhu set point (yang berwarna biru) naik dan temperatur kendalinya
juga menyesuaikan. Pada grafik tegangan, terlihat grafik gelombang kotak yang
memperlihatkan ON-OFF-nya sistem. Pada saat V=5 volt (ON) gradient temperatur positif
yang berarti heater sedang ON sedangkan pada saat V=2,5 volt (OFF) gradient temperatur
negatif artinya heater sedang OFF. Pada tugas 1 ini semua gradient naik respon suhu saat
heater ON rata-rata sama, puncak dan lembah (dihitung dari set point) rata-rata juga sama dan
gradient turun respon suhu saat
heater OFF juga sama yang
membedakan hanyalah grafik2
naik-turun melewati set point yang
terus naik. Grafik di samping
adalah salah satu sampel respon
naik-turun dari suhu chamber.
Respon pada semua keadaan akan
seperti grafik tersebut karena ∆Th tetap dan tegangan heater saat on juga sama sebesar 5 V.
Ini berarti sistem kontrol cukup stabil.
Tugas 2
Pada tugas 2 yang diubah adalah amplitude dari tegangan. Pada tugas 1 tegangan ON
dibuat tetap 5 volt namun di tugas 2 tegangan ON dibuat berubah dari 5 V sampai 7,5 V.
Pada grafik terlihat bahwa “ripple” suhu semakin lama semakin kasar. Jika dilihat pada data
percobaan, ripple yang kasar tersebut dikarenakan tegangan relay yang dibuat semakin besar.
Tegangan relay yang besar membuat kinerja heater lebih besar sehingga suhu meningkat
lebih cepat akibatnya gradiennya lebih curam dan waktu heater untuk mencapai suhu setpoint
+ 1
2∆Th semakin cepat. Maka dari itu ripple terlihat semakin kasar dan waktu ON heater
semakin sebentar (lihat grafik tegangan pada data percobaan).
Tugas 3
Pada tugas 3 ini yang diubah adalah tegangan offset dari relay, artinya mengubah
tegangan OFF relay. Sebelumnya, tegangan ON relay adalah 5 V dan tegangan OFF relay 2,5
V. Pada tugas kali ini tegangan OFF relay diubah hingga menjadi 5 V. Pada grafik terlihat
bahwa grarien turun dari ripple suhu semakin lama semakin landai dan gradien naik semakin
lama semakin curam. Gradien turun menggambarkan respon suhu pada saat heater OFF.
Gradien ini semakin lama semakin landai karena semakin lama suhu heater pada saat OFF
bukanlah 2,5 volt akan tetapi diset semakin tinggi. Pada akhirnya mulai detik ke 150 ke atas,
tegangan OFF heater mencapai 5 Volt sehingga membuat suhu heater tidak pernah turun lagi
melainkan terus naik meskipun keadaan heater adalah OFF.
Lain halnya dengan gradient naik yang semakin curam. Gradien naik terjadi di saat heater
sedangng ON pada saat tegangan ON masih 5 volt, gradient naik masih terlihat sama dengan
eksperimen sebelumnya, namun semakin tegangan offset diperbesar, maka tegangan ON juga
menjadi lebih besar akibatnya gradient naik semakin curam. Pada akhirnya gradient curam
maksimum tercapai pada detik ke 120 dan pada saatn itu tegangan ONnya adalah 7 volt
berarti tegangan offset saat itu adalah 4,5 volt. (lihat data percobaan).
Tugas 4
Pada tugas 4 ini yang diubah adalah ∆Th yang merupakan rentang suhu toleransi atau
juga disebut suhu histerisis. Pada range suhu ini heater bisa dibiarkan ON atau OFF. Heater
akan ON pada saat suhu cahamber mencapai sedikit dibawah setpoint − 1
2∆Th dan akan terus
ON hingga mencapai setpoint + 1
2∆Th. Jika sudah lebih dari itu, maka heater OFF sehingga
suhu turun lagi sampai suhu setpoint − 1
2∆Th. Karena ∆Th diubah-ubah maka lebar grafik
ripple akan berubah namun tidak merubah gradiennya karena yang merubah gradient
hanyalah tegangan relaynya. Pada awalnya kami buat ∆Th sebesar 0.01 oC sehingga sistem
berosilasi dengan sangat cepat karena suhu histerisisnya sangat kecil. Semakin lama osilasi
semakin lambat karena kami mengubah lebar histerisisnya menjadi 1 oC. Sangat jelas bahwa
jika histerisis yang besar membuat heater lebih lama untuk mencapai suhu yang diinginkan.
Tugas 5
Pada akhirnya dapat dibuat model heater ON off ini. Pemodelannya dapat dilihat dari
grafik jika diambil. Pada data percobaan terlihat grafik naik turun yang relative sama. Kita
cukup mengambil 1 sampel grafik naik turun dan mencari persamaan modelnya. Dibawah ini
adalah respon suhu pada saat heater ON dari detik ke 125 sampai 129.
Sementara itu respon suhu saat heater OFF pada tedik ke 129 sampai 135 adalah
Heater ON Model
Parameter Simbol Nilai Unit
Temperature Change ∆Tc 0,50 degC
Heater voltage change ∆Vh 8 V
Ramp time ∆t 3,193 s
Ramp Slope Kv 0,1566 degC/V.s
Heater OFF Model
Parameter Simbol Nilai Unit
Temperature Change ∆Tc -0,50 degC
Heater voltage change ∆Vh -8 V
Ramp time ∆t 5,587 s
Ramp Slope Kv -0.0895 degC/V.s
KESIMPULAN
1. Heater akan ON pada saat suhu cahamber mencapai sedikit dibawah setpoint − 1
2∆Th
dan akan terus ON hingga mencapai setpoint + 1
2∆Th. Jika sudah lebih dari itu, maka
heater OFF sehingga suhu turun lagi sampai suhu setpoint − 1
2∆Th.
2. Ripple kendali temperatur dipengaruhi oleh tegangan heater dan histerisis.
3. Semakin besar tegangan ON heater maka gradient naik semakin curam. Semakin
besar tegangan OFF heater maka gradient turun semakin landai.
4. Semakin besar suhu histerisis maka ripple suhu semakin besar.
5. Untuk menstabilkan sistem kendali ON OFF sebaiknya dibuat suhu histerisis yang
sangat kecil dengan tegangan heater yang tidak terlalu besar. Hal ini akan
mempercepat kestabilan dan mengurangi ripple.