analisa struktur mikro st 60 hasil proses panas berpendingin ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of analisa struktur mikro st 60 hasil proses panas berpendingin ...
i
ANALISA STRUKTUR MIKRO ST 60 HASIL PROSES
PANAS BERPENDINGIN AIR, ES, OLI
LAPORAN TUGAS AKHIR
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk melaksanakan
Tugas Akhir
Disusun oleh :
NAMA : Saoki Umar B. I
NIM : 16020100
PROGRAM STUDI DIII TEKNIK MESIN
POLITEKNIK HARAPAN BERSAMA TEGAL
2019
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
ANALISA STRUKTUR MIKRO ST 60 HASIL PROSES PANAS
BERPENDINGIN AIR, ES, OLI
Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Sidang Tugas Akhir
Disusun oleh :
NAMA : Saoki Umar B. I
NIM : 16020100
Telah diperiksa dan dikoreksi dengan baik dan cermat karena itu
pembimbing menyetujui mahasiswa tersebut untuk diuji
Tegal, 14 Agustus 2019
Pembimbing I Pembimbing II Andre Budhi Hendrawan, S.T M. Taufik Qurohman, M.Pd NIPY. 09.016.294 NIPY. 08.015.265
Mengetahui : Ketua Program Studi DIII Teknik Mesin,
Politeknik Harapan Bersama
Drs. Agus Suprihadi, M.T NIPY. 07.010.054
iii
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN TUGAS AKHIR
Judul : ANALISA STRUKTUR MIKRO ST 60 HASIL PROSES
PANAS BERPENDINGIN AIR, ES, OLI
NAMA : Saoki Umar B. I
NIM : 16020100
Program Studi : DIII Teknik Mesin
Jejang : Diploma Tiga (DIII)
Dinyatakan LULUS setelah dipertahankan di depan Tim Penguji Sidang Tugas
Akhir Program Studi DIII Teknik Mesin Politeknik Harapan Bersama Tegal.
1. Penguji I Tanda Tangan
Andre Budhi Hendrawan, S.T NIDN. 9906977561
2. Penguji II Tanda Tangan
Firman Lukman Sanjaya, S.T NIDN. 9906977251
3. Penguji III Tanda Tangan
M. Khumaidi Usman, M.Eng NIDN. 0608058601
Mengetahui, Ketua Program Studi DIII Teknik Mesin, Politeknik Harapan Bersama
Drs. Agus Suprihadi, M.T NIPY. 07.010.054
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Saoki Umar B. I
NIM : 16020100
Judul Tugas Akhir : ANALISA STRUKTUR MIKRO ST 60 HASIL
PROSES PANAS BERPENDINGIN AIR, ES, OLI
Menyatakan bahwa Laporan Tugas Akhir ini merupakan karya ilmiah hasil
pemikiran sendiri secara orisinil dan saya susun secara mandiri dengan tidak
melanggar kode etik hak karya cipta. Laporan Tugas Akhir ini juga bukan
merupakan karya yang pernah di ajukan untuk memperoleh gelar akademik
tentunya suatu pendapat yang pernah di tulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis di acu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila di kemudian hari ternyata Laporan Tugas Akhir ini terbukti
melanggar kode etik karya cipta atau merupakan karya yang di kategorikan
mengandung unsur plagiarisme, maka saya bersedia untuk melakukan penelitian
baru dan menyusun laporan sebagai Laporan Tugas Akhir sesuai ketentuan yang
berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan sesungguhnya.
Tegal, 14 Agustus 2019
Yang membuat Pernyataan
Saoki Umar B. I
NIM. 16020100
v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah, bagaikan lebah tak bermadu.
2. Doa adalah ikhtiar terbaik, ikhtiar adalah doa terbaik, ( Rashid Satari ).
3. Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi
sering kali kita terpaku terlalulama pada pintu yang tetutup sehingga tidak
melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.
4. Takut gagal adalah gagal yang sejati. Takut mati adalah mati sebelum mati.
Hidup adalah gerak dan gerak adalah maju, berjuang, dan naik, jatuh, lalu
naik lagi. Kita tidak tahu yang akan terjadi esok. Oleh karena itu, tidak boleh
ada waktu yang terbuang.
5. Apabila kita reda pada sesuatu yang mengecewakan hati kita, maka
percayalah ALLAH SWT menggantikan kekecewaan itu dengan sesuatu yang
tidak terjangka.
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulilah karya ini dipersembahkan kepada :
1. Ibunda dan Ayahanda atas kasih sayang, dukungan, dan do’a beliau berdua.
2. Bapak dan Ibu Dosen DIII Teknik Mesin yang telah membimbing selama
melaksanakan studi kuliah di Politeknik Harapan Bersama Tegal.
3. Dosen pembimbing yang telah membantu dalam pembuatan laporan.
4. Saudara – saudara yang selalu dekat di hati
vi
5. Teman – teman Prodi DIII Teknik Mesin angkatan 2015 dan Almamaterku.
ANALISA STRUKTUR MIKRO ST 60 HASIL PROSES PANAS
BERPENDINGIN AIR, ES, OLI
ABSTRAK
Disusun Oleh :
Nama : Saoki Umar B. I
NIM : 16020100
Proses hardening adalah proses perlakuan panas yang diterapkan untuk menghasilkan benda kerja yang keras. Proses ini dilakukan dengan cara pemanasan material baja ST 60 sampai temperature 1000� dengan lama waktu 3 jam, austenisasi dan menahannya pada temperatur tersebut membutuhkan jangka waktu sekitar 10 menit dan kemudian didinginkan dengan metode pendinginan air, es, oli. Proses hardening yang diterapkan pada baja ST 60 bertujuan untuk memperoleh struktur mikro dengan tingkat kekerasan yang tinggi. Penggunaan media pendingin yang berbeda pada proses hardening baja ST 60 untuk memperoleh kekerasan yang tinggi dengan tingkat kegetasan yang berbeda. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Kemudian dilakukan pengujian struktur mikro menggunakan Mikroskop Digital Binokuler 107BN pembesaran 1600x. Kata Kunci : hardening, baja ST 60, media pendingin, sturktur mikro.
vii
3MICRO STRUCTURE ANALYSIS OF ST 60 RESULTS OF WATER, ES,
OLI COOLING PROCESSES
ABSTRACT
Arranged by :
Name: Saoki Umar B. I
NIM: 16020100
The hardening process is a heat treatment process that is applied to produce hard workpieces. This process is carried out by heating the ST 60 steel material to a temperature of 1000 � for a long time of 3 hours, austenisation and holding it at that temperature requires a period of about 10 minutes and then cooled by the method of cooling water, ice, oil. The hardening process applied to ST 60 steel aims to obtain a microstructure with a high level of hardness. The use of different cooling media in the ST 60 steel hardening process to obtain high hardness with a different degree of agility. This research is an experimental research. Then the microstructure testing was carried out using a 107BN 1600x magnification Binocular Digital Microscope.
Keywords: hardening, ST 60 steel, cooling media, micro structure.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis, sehingga penulis dapat melewati masa
studi dan menyelesaikan Tugas Akhir yang merupakan tahap akhir dari proses
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Teknik Mesin di Program Studi DIII Teknik
Mesin Politeknik Harapan Bersama.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akihr ini tidak lepas dari
bantuan orang-orang yang dengan segenap hati memberikan bantuan, bimbingan
dan dukungan, baik moral maupun material. Dalam kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Drs. Agus Suprihadi, MT selaku dosen Ketua Program Studi DIII Teknik
Mesin Politeknik Harapan Bersama.
2. Andre Budhi Hendrawan, S.T selaku Dosen Pembimbing I.
3. M. Taufik Qurohman, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II.
4. Bapak, ibu, keluarga dan teman teman yang telah memberikan dorongan, do’a
dan semangat.
|
|
|
(dan seterusnya)
Penulis menyadari bahwa dalam menulis Tugas Akhir ini terdapat
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya
membangun untuk kesempurnaan dan kemajuan penulis di masa yang akan
datang sangat di harapkan. Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini
dapat bemanfaat bagi seluruh pembaca.
Tegal, 14 Agustus 2019
ix
Saoki Umar B. I
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERNYATAAN .............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSMBAHAN ..................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ viii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................... 3
1.3. Batasan masalah ........................................................................ 3
1.4. Tujuan ........................................................................................ 3
1.5. Manfaat ...................................................................................... 3
1.6 Sistematiaka Penulisan .............................................................. 4
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 6
2.1. Sejarah Mikroskop Digital ........................................................ 6
2.2. Metalografi ................................................................................ 7
x
2.3. Spesifikasi Mikroskop Digital ................................................... 9
2.4. Perbedaan Mikroskop Digital .................................................... 9
2.5. Resolusi Mikroskop Digital ..................................................... 14
2.6. Pengukuran 2D dan 3D Mikroskop Digital ............................. 15
2.7. Jenis Mikroskop Digital ......................................................... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 22
3.1. Diagram Alur Penelitian .......................................................... 22
3.2. Alat dan Bahan ........................................................................ 23
3.2.1. Alat .......................................................................................... 23
3.2.2. Bahan ....................................................................................... 27
3.3.3. Langkah - Langkah Pemeriksaan Bahan ................................. 27
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................... 33
4.1 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 33
4.1.1 Permasalahan Mikroskop Digital ............................................ 33
4.2. Proses Hardening .................................................................... 33
4.3. Proses Pemolesan ....................................................................... 36
4.4. Proses Pengetsaan ...................................................................... 36
4.5. Metode Analisis Data Dengan Mikroskop Digital .................. 37
4.6. Hasil Dari Pemanasan (Heat Treatment) ................................. 38
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 40
5.1 Kesimpulan .............................................................................. 40
5.2 Saran ........................................................................................ 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Mikroskop Digital ........................................................................................... 8
3.1. Mikroskop Digital ......................................................................................... 23
3.2. Kamera .......................................................................................................... 24
3.3. Monitor ......................................................................................................... 24
3.4. Gelas Ukur Plastik ........................................................................................ 25
3.5. Gelas Ukur .................................................................................................... 25
3.6. Pipet .............................................................................................................. 26
3.7. Sarung Tangan Plastik .................................................................................. 26
3.8. Baja Pejal ST 60 ........................................................................................... 28
3.9. Pemotongan Baja ST 60 ............................................................................... 28
3.10. Penggerindaan Baja ST 60............................................................................ 29
3.11. Pemolesan Baja ST 60 ................................................................................. 30
4.1. Proses Awal Hardening ................................................................................ 34
4.2. Penahanan Suhu ............................................................................................ 34
4.3. Metode Pendingin Air................................................................................... 35
4.4. Metode Pendingin Es .................................................................................... 35
4.5. Metode Pendingin Oli ................................................................................... 36
4.6. Proses Pengetsaan ......................................................................................... 37
4.7. Mencari Tampilan Fokus .............................................................................. 38
4.8. Tampilan Baja ST 60 Tanpa Heat Treatment ............................................... 38
4.9. Tampilan Zoom Maksimal ST 60 Tanpa Heat Treatment ............................ 38
4.10. Tampilan Baja ST 60 Berpending Air .......................................................... 39
4.11. Tampilan Zoom Maksimal ST 60 Berpendingin Air .................................... 39
4.12. Tampilan Baja ST 60 Berpendingin Es ........................................................ 39
4.13. Tampilan Zoom Maksimal ST 60 Berpendingin Es ..................................... 39
4.14. Tampilan Baja ST 60 Berpendingin Oli ....................................................... 39
4.15. Tampilan Zoom Maksimal ST 60 Berpendingin Oli .................................... 39
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1. Tabel Perbedaan Mikroskop........................................................................ 10
3.1. Bahan ............................................................................................................ 27
4.1. Hasil dari Heat Treatment ............................................................................ 38
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lembar Foto Pengujian Produk Tugas Akhir ............................................. A.1
3. Lembar Kesediaan Pembimbing Tugas Akhir ............................................ A.2
4. Lembar Bimbingan ..................................................................................... A.3
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mikroskop digital adalah keajaiban ilmu pengetahuan modern, sebuah
mikroskop digital terdiri dari mikroskop biasa dengan kamera digital yang
dibangun ke dalamnya, gambar terlihat melalui mikroskop digital dapat
diproyeksikan ke monitor komputer dan disimpan pada file komputer. Sebuah
mikroskop digital sangat cocok untuk pendidikan karena memungkinkan
banyak orang melihat spesimen sekaligus, data kemampuan menyimpan
mikroskop digital membuat alat yang hebat untuk penelitian (Sativa, 2019).
Sebuah mikroskop digital adalah variasi dari mikroskop optik tradisional
yang menggunakan optik dan charge coupled device (CCD) kamera ke output
gambar digital yang disambungkan ke monitor, atau dengan menggunakan
perangkat lunak yang berjalan pada komputer. Sebuah mikroskop digital
berbeda dengan mikroskop optik yang ketentuannya untuk mengamati sampel
secara langsung melalui sebuah lensa mata, karena gambar diproyeksikan
langsung pada kamera CCD, seluruh sistem ini dirancang untuk gambar
monitor (Sativa, 2019).
Perbedaan utama antara mikroskop optik dan mikroskop digital adalah
pembesarannya, dengan mikroskop perbesaran optik yang ditemukan dengan
mengalikan perbesaran lensa oleh pembesaran lensa mata, karena mikroskop
digital tidak memiliki sebuah lensa mata, pembesaran tidak dapat ditemukan
2
dengan menggunakan metode ini. Sebaliknya untuk perbesaran mikroskop
digital ditemukan oleh berapa kali lebih besar sampel adalah direproduksi
pada monitor, oleh karena pembesaran akan tergantung pada ukuran monitor.
Sistem mikroskop digital rata-rata memiliki 15 "monitor, akan menghasilkan
perbedaan rata-rata pembesaran antara mikroskop optik dan mikroskop digital
sekitar 60%, jadi banyaknya perbesaran mikroskop optik biasanya 60% lebih
besar dari jumlah perbesaran mikroskop digital (Sativa, 2019).
Mikroskop digital yang besar untuk tujuan pendidikan, banyak siswa
dapat melihat spesimen sekaligus ketika kamera dihubungkan ke komputer,
hal ini menghemat waktu dan memastikan bahwa semua siswa akan melihat
spesimen yang sama, orang bisa menyimpan gambar dilihat melalui
mikroskop digital untuk komputer, yang memungkinkan mereka untuk
mengakses gambar nanti. Ini sangat cocok untuk sekolah pengaturan seperti
memungkinkan siswa menyebutkan gambar jika mereka butuhkan untuk
kemudian menjelaskan atau menulis tentang rinciannya.
Peneliti ilmiah mendapatkan keuntungan yang besar dari mikroskop
digital, mereka mampu menyimpan dan mencetak gambar dari mikroskop,
memungkinkan untuk pemeriksaan dekat, apabila gambar terlihat melalui
mikroskop digital dilihat di layar komputer, memungkinkan beberapa peneliti
untuk memeriksa gambar sekaligus.
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan yaitu :
1. Bagai mana cara dan hasil analisa struktur mikro ST 60 proses panas
berpendingin air, es, oli ?
1.3 Batasan Masalah
Karena keterbatasan kami maka kami membatasi masalah sebagai berikut :
1. Penelitian Tugas Akhir ini di lakukan dengan mikroskop digital Binokuler
107BN 1600x, untuk analisa struktur metalografi, pengambilan data di
lakukan setelah proses panas menggunakan dapur induksi dengan suhu
1000°, di dinginkan dengan air, es, oli dengan waktu 5 menit.
2. Analisa yang di bahas pada penelitian ini adalah struktur mikro metalografi.
1.4 Tujuan
Adapun tujuan yang diperoleh dari Laporan Tugas Akhir ini yaitu :
1. Untuk mengetahui struktur mikro permukaan material dari proses panas dan,
di dinginkan dengan air, es, oli.
1.5 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pembahasan tersebut yaitu kita dapat
mengetahui berbagai macam variasi untuk melihat dan mengamati benda-
benda dengan ukuran yang sangat kecil yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang.
4
1.6 Sistematika Penulisan
Adapun sistematika dalam penyusunan laporan adalah.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan tentang dasar – dasar teori yang dibutuhkan dalam
penyusunan laporan yaitu yang berkaitan dengan mikroskop digital,
komponen – komponen mikroskop digital, serta perbedaan mikroskop dan
jenis – jenisnya, spesifikasi mikroskop digital dan bagian - bagiannya.
BAB III METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi tentang metode yang di gunakan dalam penyusunan
laporan ini. Seperti : diagram alur penelitian, alat dan bahan, pemeriksaan uji
coba bahan serta proses pemotongan, penggerindaan, pemolesan, dan
pengetsaan.
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas tentang Hasil dan Pembahasan yang telah diperoleh
dari proses pemanasan serta variasi percobaan metode pendingin air, es, oli.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Sejarah Mikroskop Digital
Mikroskop (bahasa Yunani: micros = kecil dan scopein = melihat) adalah
sebuah alat untuk melihat objek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
kasar. Ilmu yang mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini
disebut mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata.
Dalam perkembangannya mikroskop mampu mempelajari organisme
hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak dapat dilihat dengan mata
telanjang, sehingga mikroskop memberikan kontribusi penting dalam
penemuan mikroorganisme dan perkembangan sejarah mikrobiologi.
Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai mikroorganisme, atau
kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun jasad renik dapat di amati
dengan mikroskop.
Salah satu penemu sejarah mikrobiologi dengan mikroskop adalah
Antonie Van Leeuwenhock (1632-1723) Tahun 1675 Antonie membuat
mikroskop dengan kualitas lensa yang cukup baik, dengan menumpuk lebih
banyak lensa sehingga dia bisa mengamati mikroorganisme yang terdapat
pada air hujan yang menggenang dan air jambangan bunga, juga dari air laut
dan bahan pengorekan gigi. Ia menyebut benda-benda bergerak tadi dengan
‘animalcule’
7
Sebuah mikroskop digital pertama kali dibuat oleh sebuah perusahaan
lensa di Tokyo, Jepang pada tahun 1986, yang sekarang dikenal sebagai
Hirox Co Ltd Pembuatan ini termasuk kotak kontrol dan lensa yang
terhubung ke komputer, tetapi beberapa versi saat ini all-in-one (semua-
dalam-satu) dan tidak memerlukan komputer. Versi lain dari mikroskop
digital kemudian dikembangkan oleh Keyence Corp dan Leica Microsystems,
penemuan dari USB port mengakibatkan banyak mikroskop digital USB
berkembang, mereka terus turun harga, terutama dibandingkan dengan
konvensional mikroskop optik.
2.2 Metalografi
Ilmu logam dibagi menjadi dua bagian khusus, yaitu metalurgi dan
metalografi. Metalurgi adalah menguraikan tentang cara pemisahan logam
dari ikatan unsur lain atau cara pengolahan logam secara teknis, sehingga
diperoleh jenis logam atau logam paduan yang memenuhi kebutuhan tertentu.
Sedangkan Metalografi adalah mempelajari tentang pemeriksaan logam untuk
mengetahui sifat, struktur, temperatur dan persentase campuran dari logam
tersebut.
a. Pemeriksaan Makro (Macrocospic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan makro adalah pemeriksaan bahan
dengan mata kita langsung atau memakai kaca pembesar dengan pembesaran
rendah (a low magnification) kegunaannya untuk memeriksa permukaan yang
terdapat celah-celah, lubang-lubang pada struktur logam yang sifatnya rapuh,
8
bentuk-bentuk patahan benda uji bekas pengujian mekanis yang selanjutnya
dibandingkan dengan beberapa logam menurut bentuk dan strukturnya antara
satu dengan yang lain menurut kebutuhannya. Angka pembesaran
pemeriksaan makro antara 0,5 kali sampai 50 kali. Pemeriksaan secara makro
biasanya untuk bahan-bahan yang memiliki struktur kristal yang tergolong
besar dan kasar, seperti misal logam hasil coran atau tuangan, serta bahan-
bahan yang termasuk non metal.
b. Pemeriksaan Mikro (Microscopic Examination)
Yang dimaksud dengan pemeriksaan mikro ialah pemeriksaan bahan
logam di mana bentuk kristal logam tergolong halus sehinga diperlukan
angka pembesaran lensa mikroskop antara 50 kali sampai 3000 kali atau ebih
dengan menggunakan mikroskop industri. Seperti Gambar 2.1
Gambar 2.1 Mikroskop Digital.
9
2.3 Spesifikasi Mikroskop Digital
Berikut merupakan sifat atau spesifikasi umum yang dimiliki mikroskop
digital sebagai berikut :
a) Perbesaran
Menggunakan kedua lensa optik dan sensor CCD atau CMOS, sampai
setidaknya 1000x pembesaran.
b) Kedalaman lapangan
Kecil seperti mikroskop slide biasa, namun pada mikroskop digital
spesifikasi 3D, kedalaman lapangan besar hinga 20 kali lebih besar daripada
mikroskop slide.
c) Kegunaan
Semua penggunaan mikroskop slide, yaitu patologi, microbiologi,
forensik, dan pendidikan, terutama berguna untuk aplikasi yang memerlukan
pertukaran informasi digital seperti telepathology dan pendidikan kedokteran
berkelanjutan.
Beberapa mikroskop digital mempunyai kemampuan untuk melakukan
Video Streaming, Capturing, dan Video Recording. Berikut penjelasannya.
1. Video Streaming
Mampu mengamati objek dan menghasilkan citra digital di waktu yang
sama, perubahan perbesaran, penggantian objek, pencarian fokus, dan
sebagainya akan berpengaruh langsung pada citra digital yang tampil di
monitor.
10
2. Capturing
Mampu menangkap gambar yang diamati sesuai dengan citra digital yang
terlihat di monitor, tangkapan gambar kemudian dapat disimpan sebagai file
gambar dengan format BMP atau JPEG dengan beragam pilihan resolusi.
3. Video Recording
Mampu merekam citra digital yang terlihat di monitor dalam rentang
waktu yang diinginkan pengguna, rekaman gambar selanjutnya disimpan
sebagai file video dengan format AVI, dengan rekaman video ini, pengguna
dapat mengamati objek penelitiannya berulang kali dan kapan pun tanpa perlu
mengatur ulang mikroskop dan objeknya.
2.4 Perbedaan Mikroskop Digital dengan Mikroskop Optik
Tabel berikut merupakan rincian perbedaan antara mikroskop digital
dengan mikroskop optik konvensional :
2.1 Tabel Perbedaan Mikroskop
N
o
Mikroskop Digital Mikroskop Optik
1. Superior Depth of Field
Ujung Pena Konektor
Digital mikroskop mencapai
kedalaman lapangan minimal 20 kali
lebih besar daripada mikroskop
Shallow Depth of Field
Ujung Pena Konektor
Hanya sebagian terbatas dari target dapat
dibawa ke dalam fokus, sedangkan
sisanya tetap di luar focus, akibatnya,
11
optik, sehingga memberikan
representasi yang sempurna dari
proyeksi besar bahkan dan depresi
yang sulit untuk membawa ke dalam
fokus dengan mikroskop optik.
Mengatur fokus cepat dan mudah.
pengamatan memerlukan banyak waktu,
dan lebih kemungkinan bahwa cacat
menit atau benda asing pada target akan
diabaikan.
2. Hanya Pengamatan
Stereoscopic yang Mungkin
Dilakukan
Komposisi gambar berkualitas
tinggi dan mendalam
Gambar 3D.
Kedalaman Komposisi dan Fungsi
Tampilan 3D
Karena mikroskop konvensional
memberikan kedalaman dangkal
lapangan, hanya bagian terbatas
mendapat dengan permukaan yang tidak
rata dapat dibawa ke dalam fokus pada
satu waktu.
3. Mudah
Sesuaikan Perbesaran Menggunakan
A Lensa Zoom
Dengan lensa zoom, dapat mengubah
perbesaran tanpa kehilangan
pandangan dari target yang
diamati. Juga dapat dengan mudah
mengatur perbesaran optimal yang
menyediakan gambar paling jelas.
Penyesuaian Perbesaran dengan Turning
Revolver
Pembesaran lensa harus diganti dengan
memutar revolver, sehingga titik sasaran
mungkin menghilang dari lapangan
visual mikroskop optik membutuhkan
waktu untuk penyesuaian ketika ingin
melihat diperbesar gambar lebih lanjut.
4. Objek yang Digunakan Tidak
Perlu Dibongkar atau dipotong
Objek harus Dibongkar atau Potong
Sebelum Inspeksi
12
Pengamat dapat mengamati target
hanya dengan menunjuk ke arah
lensa titik target, sehingga sasaran
yang besar bahkan dapat diamati
dengan cepat, dan hanya cara itu.
Mikroskop digital membuat analisis
cepat dan akurat mungkin dan
pengamatan, membantu memberikan
solusi awal terhadap masalah. Hal ini
menghilangkan kebutuhan untuk
membongkar, atau memotong objek
dan memungkinkan pengamat untuk
mengamati perubahan sekuler pada
titik yang sama.
Dengan mikroskop optik, target harus
dibongkar atau dipotong sebelum diatur
di atas panggung.
5. Objek dapat diamati pada setiap
Angle
Menggunakan sistem multi-penampil,
mikroskop digital pengamatan di
sudut sampai 90 ° dengan target
beristirahat di atas panggung. Kamera
dapat diputar 360° sekitar pusat
bidang visual, memungkinkan
pengamatan objek di semua sudut.
Objek harus secara manual miring
atau dipindahkan
Untuk mengamati target miring, Anda
harus memiringkan pada tahap ke sudut
yang tepat. Dibutuhkan banyak waktu
untuk mengamati titik target.
6. Sistem Penerangan Terpadu tidak
Membutuhkan Waktu Setup
Pengaturan Iluminasi sulit
dan membutuhkan waktu lebih lama
13
Menggabungkan pencahayaan
mikroskop digital terpadu sendiri,
observasi dapat hanya dengan
menunjuk kamera pada target. Tidak
perlu untuk setup awal. Siapapun
dapat mengamati gambar yang sama.
Dibutuhkan banyak waktu untuk
mengatur pencahayaan. Karena gambar
tujuan bervariasi tergantung pada
pencahayaan, sulit untuk mendapatkan
gambar yang sama setiap waktu.
7. Dapat menyimpan Gambar dan
Mengarahkan Teks
Controller menggabungkan 160 GB
hard disk drive yang dapat
menyimpan 575.000 gambar
terkompresi. Pengamat jugadapat
memasukkan judul, subjudul, nama
operator dan komentar untuk setiap
gambar dan kemudian menyimpan
informasi referensi bersama-sama
dengan gambar.
Gambar Pertama Harus Ditransfer ke PC
Untuk mengatur gambar yang diambil,
gambar pertama harus disimpan pada
media dan kemudian dimuat ke dalam
PC. Untuk menyimpan kondisi
pengambilan gambar, pengamat harus
menyisipkan gambar ke dalam perangkat
lunak pembuatan dokumen dan secara
manual memasukkan kondisi dan data.
8. Visual Data Real-time dengan Mudah
Perbesaran gambar objek dapat
diproyeksikan ke monitor yang besar,
maka beberapa orang dapat
mengamati dan mendiskusikan
gambar target secara bersamaan.
Dengan metode ini, analisis
mendesak dan diskusi di antara,
Hanya Satu Orang Bisa Lihat Data Real-
time
Hanya satu orang dapat melihat gambar
hidup, yang berarti bahwa banyak waktu
yang diperlukan untuk berbagi
informasi. Diskusi dengan cepat tidak
mungkin, karena target harus diamati
satu orang pada satu waktu.
14
banyak pengamat sangat
difasilitasi. Selain itu, pekerja
berpengalaman sehingga dapat
meningkatkan kemampuan mereka
dengan mengamati target bersama
dengan pekerja berpengalaman.
2.5 Resolusi Mikroskop Digital
Karena mikroskop digital memiliki gambar yang diproyeksikan langsung
ke kamera CCD, maka mikroskop digital ini memiliki kualitas yang lebih
tinggi dalam merekam gambar dibandingkan dengan mikroskop optik.
Dengan mikroskop optik, lensa yang dibuat untuk optik mata, memasang
kamera CCD untuk sebuah mikroskop optik akan menghasilkan gambar yang
memiliki kompromi dibuat untuk lensa mata. Dengan khas CCD 2
megapiksel, gambar 1600 × 1200 piksel yang dihasilkan, resolusi gambar
tergantung paa bidang pandang lensa yang digunakan oleh kamera, resolusi
pixel perkiraan dapat ditentukan dengan membagi horisontal bidang pandang
(FOV) oleh 1600. Peningkatan resolusi yang dapat dicapai dengan
menciptakan citra sub-pixel, Pixel Shift Metode ini menggunakan aktuator
secara fisik memindahkan CCD untuk mengambil gambar beberapa tumpang
tindih, dengan menggabungkan gambar di dalam mikroskop, resolusi sub-
pixel dapat dihasilkan, metode ini memberikan informasi sub-pixel, rata-rata
15
gambar standar juga merupakan metode yang telah terbukti untuk
menyediakan informasi sub-pixel.
2.6 Pengukuran 2D dan 3D Mikroskop Digital
Sebagian besar sistem end mikroskop digital memiliki kemampuan untuk
mengukur sampel dalam 2D, Pengukuran dilakukan pada layar dengan
mengukur jarak dari pixel ke pixel, hal ini memungkinkan untuk panjang,
lebar, diagonal, dan pengukuran lingkaran serta banyak lagi, beberapa sistem
bahkan mampu menghitung partikel. Pengukuran 3D dicapai dengan
mikroskop digital dengan gambar menumpuk, menggunakan step motor,
sistem mengambil gambar dari bidang fokus terendah di bidang pandang
terhadap bidang fokus tertinggi, kemudian merekonstruksi gambar tesis
menjadi sebuah model 3D yang didasarkan pada kontras untuk memberikan
warna gambar 3D sampel, dari pengukuran model 3D dapat dibuat, tetapi
akurasi didasarkan pada step motor dan kedalaman lensa.
2.7 Jenis Mikroskop Digital
Banyak macam atau jenis dari mikroskop digital, layaknya jenis
handphone, mikroskop digital bervariasi dengan spesifikasi masing-masing
sesuai produksi perusahaan mikroskop, ada beberapa model yang berbeda
mikroskop digital, beberapa memiliki satu lensa mata seperti mikroskop
konvensional kebanyakan. Sejumlah model mikroskop stereo, yang berarti
bahwa mereka memiliki dua eyepieces, semua mikroskop digital memiliki
16
berbagai fitur yang membuat mereka alat-alat besar untuk pendidikan dan
penelitian. Mikroskop digital bervariasi dari unit yang berharga murah hingga
mikroskop yang terhubung ke komputer melalui konektor USB yang berharga
sekitar puluhan ribu dolar, sebagian besar mikroskop yang berharga murah
terhubung melalui USB namun tidak berdiri, atau berdiri sederhana dengan
clampable sendi, pada dasarnya sangat sederhana, webcam dengan lensa kecil
dan sensor dapat digunakan untuk melihat benda yang tidak sangat dekat
dengan lensa mekanis diatur untuk memungkinkan fokus pada jarak dekat
yang sangat. Pembesaran biasanya disesuaikan oleh pengguna dari 10 × ke
200 hingga 400 ×. Perangkat yang terhubung ke komputer memerlukan
software untuk beroperasi, operasi dasar termasuk melihat gambar mikroskop
dan merekam "snapshot", fungsionalitas yang lebih canggih, mungkin bahkan
dengan perangkat sederhana, termasuk merekam gambar bergerak, selang
waktu fotografi, pengukuran, peningkatan citra, penjelasan, dll. Banyak dari
unit sederhana yang terhubung ke komputer menggunakan fasilitas sistem
operasi standar, dan tidak memerlukan perangkat driver khusus, konsekuensi
dari ini adalah bahwa paket mikroskop banyak berbeda perangkat lunak dapat
digunakan bergantian dengan mikroskop yang berbeda, meskipun perangkat
lunak tersebut mungkin tidak mendukung fitur-fitur unik untuk perangkat
lebih maju. Dasar operasi mungkin dapat dilakukan dengan perangkat lunak
yang disertakan sebagai bagian dari komputer sistem operasi dalam Windows
XP, gambar dari mikroskop yang tidak memerlukan driver khusus dapat
dilihat dan dicatat dari "Scanner dan Kamera" di Control Panel.
17
Berikut merupakan contoh dari mikroskop digital keluaran dari oregon
produsen mikroskop digital, sebagai berikut :
a. Model : Mikroskop Binokuler XSZ-107 BN 1600X
b. Camera : Camera with HDMI USB2.0 two output
c. Image forma : jpg
d. Image resolution : 4320*3240 (for TF card) 1280 *720 @ 30FPS(for
TF card)
e. Video format : MOV(for TF card)
f. USB Video resolution : 1280 *720 @ 30FPS
g. White Balance : Auto
h. Light : Auto
i. Color : Color
j. Negative : Support
k. Mirror : Left/right,Up/Down
l. Freeze : Support
m. OSD : English/Chinese
Spesifikasi optic : (Mikroskop optik Binokuler 107 BN). Sebagai berikut :
a. Sudut Pandang eyepiece 45 , radius putar 360
b. Lensa Objective: Achromatic DIN 4X, 10X, 40X, 100X
c. Lensa Eyepiece: Wide Field WF10X, WF16x
d. Total pembesaran 1600x
e. Stage: Double Layer Mechanical Stage 140X140mm, yang dapat bergerak
X (60mm) dan Y (30mm)
18
Sedangkan berikut ini merupakan jenis dari mikroskop digital yang
dihubungkan dengan beberapa media atau monitor penampil objek.
1) Mikroskop Monokuler Terkoneksi Kamera Digital
Mikroskop monokuler RRC yang terkoneksi kamera digital
merupakan versi ekonomis tetapi tidak menafikan kualitas gambar yang
dihasilkan.
2) Mikroskop Binokuler Yang Terkoneksi LCD dan kamera
Kamera digital dapat dihubungkan dengan mikroskop, kelebihan
sistem ini adalah resolusi gambar yang dihasilkan mengikuti resolusi
kamera digital, dengan alat ini juga, pengamat bisa mengambil gambar
obyek baik statis maupun bergerak.
3) Mikroskop Binokuler Terkoneksi Kamera Digital
Kamera digital dapat dihubungkan dengan mikroskop, kelebihan
sistem ini adalah resolusi gambar yang dihasilkan mengikuti resolusi
kamera digital.
4) Mikroskop Trinokuler Terhubung Display LCD
Sistem seperti gambar di atas merupakan mikroskop Trinokuler
dengan display LCD, kamera dipasang pada okuler yang ketiga,
kelebihan sistem ini adalah pengamatan langsung dengan mata masih
dapat dilakukan melalui kedua okuler di depan, yang memungkinkan
pengamatan lebih simpel, praktis, dan alat dapat dibawa ke tempat lain
dengan mudah, display LCD terpasang langsung dengan mikroskop, dan
dapat dilepas kembali dengan mudah.
19
5) Mikroskop Monokuler Terhubung Display LCD
Sistem seperti gambar merupakan mikroskop dengan display LCD,
yang memungkinkan pengamatan lebih simpel, praktis, dan alat dapat
dibawa ke tempat lain dengan mudah, Display LCD terpasang langsung
dengan mikroskop, dan dapat dilepas kembali dengan mudah, ini
memudahkan dalam proses pengamatan di laboratorium alam, cocok
untuk pengamatan mikrokospis dengan mobilitas tinggi.
6) Mikroskop berkamera (olympus) Terhubung TV
Sistem ini menghubungkan mikroskop ke Komputer PC melalui
input card video, mikroskop yang digunakan tidak harus seperti gambar
di atas, dapat menggunakan mikroskop merek apapun, tipe apapun,
dengan catatan mikroskop tersebut masih berfungsi dengan baik.
Persayaratan yang diperlukan adalah mikroskop tersebut mempunyai
sistem pencahayaan elektrik, bukan menggunakan cermin sebagai
sumber cahaya, mikroskop seperti gambar di atas (CX-21 Olympus)
adalah mikroskop dengan pencahayaan asli sudah menggunakan lampu
elektrik jenis halogen. Kamera yang digunakan adalah kamera CCD
dengan resolusi yang lebih baik. Kelebihan sistem ini adalah fasilitas
penampilan data lebih real time (karena menggunakan Video Card ), dan
penyimpanan data lebih baik (data dapat disimpan dalam komputer PC
dalam bentuk ganbar maupun movie). Sistem ini sangat baik digunakan
untuk pemakai yang membutuhkan penyimpadan terhadap data
pengamatan, data yang telah tersimpan dapat digunakan lebih lanjut
20
untuk pembuatan laporan, buku, atau presentasi-presentasi, sehingga
sangat cocok digunakan untuk :
a) Pengajaran di sekolah.
b) Peneliti di laboratorium klinik maupun perguruan tinggi.
c) Perguruan Tinggi.
d) Presentasi.
7) Mikroskop terhubung laptop (USB)
Sistem ini menghubungkan mikroskop ke Laptop melalui input USB,
mikroskop yang digunakan tidak harus seperti gambar di atas, dapat
menggunakan mikroskop merek apapun, tipe apapun, dengan catatan
mikroskop tersebut masih berfungsi dengan baik. Persayaratan yang
diperlukan adalah mikroskop tersebut mempunyai sistem pencahayaan
elektrik, bukan menggunakan cermin sebagai sumber cahaya, mikroskop
seperti gambar (biological microscope) adalah mikroskop siswa dengan
pencahayaan asli masih menggunakan cermin, namun untuk bisa
dipasangi kamera cermin tersebut diganti dengan sumber cahaya lampu
elektrik, kelebihan sistem ini adalah fasilitas penyimpanan data (data
dapat disimpan dalam Laptop atau PC dalam bentuk gambar maupun
movie). Sistem ini sangat baik digunakan untuk pemakai yang
membutuhkan penyimpanan terhadap data pengamatan, data yang telah
tersimpan dapat digunakan lebih lanjut untuk pembuatan laporan, buku,
atau presentasi-presentasi, sehingga sangat cocok digunakan untuk :
a) Peneliti di laboratorium klinik maupun perguruan tinggi.
21
b) Pengajaran di sekolah.
c) Perguruan Tinggi.
d) Presentasi.
8) Mikroskop Terhubung TV
Sistem ini menghubungkan mikroskop ke TV melalui input video
dari pesawat televisi, mikroskop yang digunakan tidak harus seperti
gambar di atas, dapat menggunakan mikroskop merk apapun, tipe
apapun, dengan catatan mikroskop tersebut masih berfungsi dengan baik.
Persyaratan yang diperlukan adalah mikroskop tersebut mempunyai
sistem pencahayaan elektrik, bukan menggunakan cermin sebagai
sumber cahaya, mikroskop seperti gambar adalah mikroskop siswa
dengan pencahayaan asli masih menggunakan cermin, namun untuk bisa
dipasangi kamera cermin tersebut diganti dengan sumber cahaya lampu
elektrik. Sistem ini sangat baik digunakan untuk :
a) Pengamatan di laboratorium.
b) Pengajaran di sekolah.
c) Peragaan pemeriksaan mikroskopis.
d) Presentasi (karena dapat dihubungkan ke Proyektor).
22
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Diagram Alur Penelitian
Mulai
Studi Pustaka
Persiapan Alat dan Bahan
Analisa Hasil dan Pembahasan
Perlakuan Panas
Kesimpulan dan Saran
Selesai
ST 60
Air, ES,
Oli
Uji Metalografi
Permukaan
23
3.2 Alat dan Bahan
Alat merupakan sesuatu yang digunakan untuk membuat sesuatu berupa
benda, sedangkan benda adalah sesuatu yang diperlukan dan merupakan
sesuatu yang akan dibuat. Alat dan bahan harus dipersiapkan terlebih dahulu
dan pemilihan alat dan bahan harus dipikirkan dengan pertimbangan yang
matang,
3.2.1 Alat
Daftar alat yang digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah ini yaitu :
a) Mikroskop Digital
Fungsi mikroskop digital secara umum adalah digunakan untuk melihat
dan mengamati benda-benda yang berukuran sangat kecil (mikroskopis) yang
tidak mampu dilihat secara kasat mata, serta bisa di lihat melalui monitor.
Seperti Gambar 3.1
Gambar 3.1 Mikroskop Digital
24
b) Kamera digital
Fungsi kamera digital sebagai proses menciptakan diam atau gambar
bergerak dengan metode menangkap data langsung dengan mengamati radiasi
dan menyimpannya pada media sensitif seperti film yang elektromagnetik
atau sensor elektronik. Seperti Gambar 3.2
Gambar 3.2 Kamera
c) Monitor
Fungsi monitor adalah untuk menampilkan video dan informasi grafis
yang dihasilkan dari komputer melalui alat yang disebut kartu grafis. Seperti
Gambar 3.3
Gambar 3.3 Monitor
25
d) Gelas Ukur Plastik
Fungsi gelas ukur plastic adalah untuk menakar metanol 100 ml dengan
terukur, saat akan di campurkan dengan HNO3 di cawan. Seperti Gambar 3.4
Gambar 3.4 Gelas Ukur Plastik
e) Gelas Ukur
Fungsi gelas ukur adalah untuk menakar HNO3 5 ml dengan terukur,
serta untuk mencampurkan larutan HNO3 di cawan. Seperti Gambar 3.5
Gambar 3.5 Gelas Ukur
26
f) Pipet
Fungsi pipet adalah untuk mengambil atau menyedot larutan kimia dari
botol untuk di takarkan ke gelas ukur. Seperti Gambar 3.6
Gambar 3.6 Pipet
g) Sarung Tangan Karet
Fungsi sarung tangan karet adalah untuk melindungi tangan dari
terkenanya larutan kimia yang berbahaya, supaya aman saat penakaran di
lakukan. Seperti Gambar 3.7
Gambar 3.7 Sarung Tangan Plastik
27
3.2.2 Bahan
a.) Baja ST 60
ST 60 adalah suatu material baja berkekuatan tarik paling tidak 600
N/mm²/, dengan komposisi kimia mangan 0.73%, karbon 0.4% dan belerang
0.05%, serta memiliki ketahanan titik lebur mencapai 1500�, ST 60 biasanya
di gunakan untuk pembuatan poros kereta api, poros roda mobil, dan poros
baling - baling kapal.
Tabel 3.1 Bahan
No Bahan Ukuran Jumlah
1 ST 60 1.2cm x 1.5 inch 3 buah
2 Air 5 liter 1 kaleng
3 Es 20 cm 1 balok
4 Oli 800 ml 1 botol
5 Metanol 100 ml 1 cawan
6 NHO3 5ml 1 cawan
3.2.3 Langkah - Langkah Pemeriksaan Bahan
1. Persiapan Benda Uji
Benda Uji untuk persiapan metalografi memerlukan persiapan yang
baik dan benar sehingga nantinya struktur logam yang akan dilihat melalui
mikroskop dapat dilihat dengan jelas. Dalam persiapan tersebut memerlukan
beberapa tahapan, yaitu pemotongan, penyalutan, penggerindaan, pemolesan
dan pengetsaan. Seperti Gambar 3.8
28
Gambar 3.8 Baja Pejal ST 60
2. Pemotongan (Cutting)
Banyak alat atau mesin yang dapat digunakan untuk memotong bahan,
tetapi khusus untuk memotong bahan uji metalografi perlu dipilih alat
potong yang tidak menimbulkan efek sampingan pada bahan tersebut. Pada
waktu pemotongan tidak boleh terjadi tekanan dan tarikan yang besar pada
bahan uji serta harus dialiri oleh cairan pendingin agar tidak timbul panas
yang akan mempengaruhi kondisi bahan. Salah satu alat potong biasa yang
digunakan untuk memotong bahan uji adalah mesin potong khusu, yang
pemotongnya berbentuk piringan (abrasive Whell) terbuat dari bahan karbon
silica. Di dalam pemotongan benda uji perlu diperhatikan ukuran dari bahan
tersebut dengan pertimbangan pokok harus dapat dipegang atau disesuaikan
dengan kondisi alat yang ada kaitan proses selanjutnya. Seperti Gambar 3.9
Gambar 3.9 Pemotongan Baja ST 60
29
3. Penggerindaan
Penggerindaan benda uji dilakukan pada kertas ampelas dimulai dari
tingkat kasar sampai tingkat halus. Tingkatan kehalusan kertas ampelas
ditentukan oleh ukuran serbuk silikon karbida pada kertas tersebut. Kertas
ampelas tingkat kehalusan 220 berarti serbuk silicon karbida kertas itu dapat
lolos dari ayakan dengan 220 lubang pada luas 1 inchi 2.
Tahapan penggerindaan menurut tingkatan kehalusan kertas ampelas
adalah, sebagai berikut :
a) Digerinda pada tingkat 80 dengan arah tegak lurus pada garis pemotonan
bahan uji.
b) Digerinda pada tingkat 120 tegak lurus pada arah penggerindaan
pertama.
c) Digerinda pada tingkat 180 tegak lurus pada arah penggerindaan kedua.
d) Digerinda pada tingkat 400 tegak lurus pada arah penggerindaan ketiga.
Dalam waktu penggerindaan tekanan tangan pada kertas ampelas jangan
terlalu kuat dan bahan uji dialiri air pendingin yang banyak, fungsi air untuk
mencegah panas yang terjadi pada bahan uji tersebut. Seperti Gambar 3.10
30
Gambar 3.10 Penggerindaan Baja ST 60
4. Pemolesan (Polishing)
Untuk meningkatkan tingka kehalusan yang maksimal maka bahan uji
yang telah digerinda selanjutnya diproses polishing, mesin poles metalografi
terdiri dari iringan yang berputar dan diatasnya diberi kain poles terbaik
namanya kain selvyt (sejenis kain beludru), cara pemolesannya yaitu benda
uji diletakkan di aas piringan yang berputar dan kain poles diberi air serta
ditambahkan sdikit pasta poles. Pasta poles yang biasa dipakai adalah jenis
Alumina (Al2O3) yang dalam perdagangan ada yang diberi nama diamatin
atau Gama Alumina atau Pasta Intan, selama pemolesan kain poles tersebut
harus selalu diberi tetesan air, putaran piringan pada mesin poles metalografi
anara 100 rpm sampai 300 rpm.
Untuk meyakinkan hasil pemolesan terakhir apakah sudah bebas dari
garis-garis pemotongan atau belum maka bahan uji yang sudah dibersihkan
dapat dilhat di bawah mikroskop pada pembesaran 50 kali atau 100 kali. Bila
masih terdapat garis-garis pada permukaan benda maka proses polishing
dilanjutkan terus menerus sampai tidak terdapat garis-garisnya. Seperti
Gambar 3.11
31
Gambar 3.11 Pemolesan Baja ST 60
5. Pengetsaan (Etching)
Hasil dari proses pemolesan akan berupa permukaan yang mengkilap
seperti cermin, agar struktur logam terlihat jelas maka permukaan tersebut
dietsa, berikut ini beberapa larutan etsa untuk pemeriksaan makro dan mikro
yang biasa dipakai dalam metalografi.
a.) Bahan larutan etsa makro :
1. Hidrochloric, komposisinya 50 % asam hidroclhoric dalam air dengan
menggunakan suhu 700 - 800 sampai 1 jam, pemakaiannya untuk besi dan
baja.
2. Sulphuric, komposisinya 20 % asam sulphuric dalam air dengan
menggunakan suhu 80% waktu yang dipakai 10-20 detik, penggunaannya
untuk bahan besi dan baja.
3. Nitric, komposisinya 25 % asam Nitric dalam air, seperti a dan b boleh
dingin kalau cocok. Pemakaiannya untuk bahan besi dan baja.
b.) Bahan larutan etsa mikro :
32
1. HNO3, komposisinya air keras 5ml, alkohol (95%) 100 ml, pemakaiannya
untuk baja karbon, baja paduan rendah dan baja paduan sedang, waktu
sampai 20 detik.
2. Metanol, komposisinya asam pikral 4 gram, alkohol 100 ml,
pemakaiannya untuk baja karbon dalam keadaan normal, dilunakan,
dikeraskan dan distemper, waktu pengetsaan beberapa detik sampai 20
detik.
c.) Tahapan Pengetsaan
Langkah-langkah proses pengetsaan dalam pemeriksaan struktur logam
adalah, sebagai berikut :
1. Siapkan larutan etsa ke dalam cawan.
2. Celupkan permukaan benda uji ke dalam larutan dengan memakai alat
penjepit tang kecil waktu pencelupan 20 detik sesuaikan dengan
kebutuhan.
3. Bersihkan benda uji dengan air bersih yang mengalir dan selanjutnya
bersihkan dengan alcohol.
4. Benda uji selanjutnya dikeringkan dengan kapas bersih atau keringkan
dengan alat pengering khusus (Misalnya Hair Dryer).
d.) Pengaruh Etsa
33
Pengaruh reaksi dari larutan kimia terhadap permkaan benda uji ialah
seluruh permukaan akan nampak seperti garis-garis tidak teratur yang
menunjukkan munculnya atau adanya batas-batas antara butir - butir kristal
logam tersebut.
34
BAB IV
ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Metode Pengumpulan Data
4.1.1 Permasalahan Mikroskop Digital
Permasalahan yang terjadi pada mikroskop digital adalah pengambilan
gambar hasil pengujian yang sudah di etsa memerlukan ketelitian
penempatan benda uji yang sangat tepat dan akurat, serta pencahayaan yang
pas, tidak kurang dan tidak lebih, karena akan mempengaruhi hasil dari
gambar yang di ambil dari kamera mikroskop digital, jika penempatannya
dan pencahayaannya tepat serta memiliki fokus yang tepat maka hasil
gambarnya akan sangat bagus dan jelas.
4.2 Proses Hardening
1. Proses pemanasan di lakukan setelah langkah – langkah pengujian benda ST
60 selesai dilakukan (pemotongan, penggerindaan, pemolesan), setelah itu
melakukan pemanasan (Heating) pemanasan sampai suhu 1000�, untuk
waktu pencapaian suhu 1000� di butuhkan waktu 3.5 jam, tujuanya adalah
untuk mendapatkan struktur austenite. Seperti Gambar 4.1
35
Gambar 4.1 Proses Awal Hardening
2. Penahanan Suhu (Holding) Holding time dilakukan untuk mendapatkan
kekerasan maksimum dari suatu bahan pada proses hardening dengan
menahan pada temperatur pengerasan untuk memperoleh pemanasan yang
homogen sehingga struktur austenitnya homogen atau terjadi kelarutan
karbida ke dalam austenit dan diffusi karbon dan unsur paduannya. Baja
konstruksi dari baja paduan menengah dianjurkan menggunakan holding
time 10 - 15 menit, tidak tergantung ukuran benda kerja. Seperti Gambar 4.2
Gambar 4.2 Penahanan Suhu
36
3. Pendinginan untuk proses hardening kita melakukan pendinginan dengan
waktu 5 menit dengan menggunakan media air, es dan oli, tujuanya adalah
untuk mendapatkan struktur martensite, semakin banyak unsur karbon, maka
struktur martensite yang terbentuk juga akan semakin banyak, sehingga
kekerasannya meningkat. Seperti Gambar 4.3, 4.4, 4.5
Gambar 4.3 Metode Pendingin Air
Gambar 4.4 Metode Pendingin Es
37
Gambar 4.5 Metode Pendingin Oli
4.3 Proses Pemolesan
Proses pemolesan di lakukan lagi ketika baja ST 60 selesai di panaskan
menggunakan dapur induksi, guna untuk menghilangkan kerak yang timbul
akibat panas yang langsung di dinginkan dengan metode air, es, dan oli.
Pemolesan di lakukan dengan menggunakan mesin Face Grinding selama 40
menit, dan dilanjutkan pengamplasan menggunakan amplas ukuran 400, 800,
1000, dan di poles menggunakan Autosol sampai mengkilap dan halus.
4.4 Proses Pengetsaan
a.) Langkah – langkah
Langkah-langkah proses pengetsaan dalam pemeriksaan struktur logam
adalah, sebagai berikut :
1) Siapkan larutan etsa ke dalam cawan.
2) Celupkan permukaan benda uji ke dalam larutan dengan memakai alat
penjepit tang kecil waktu pencelupan 20 detik sesuaikan dengan kebutuhan.
38
3) Bersihkan benda uji dengan air bersih yang mengalir dan selanjutnya
bersihkan dengan alcohol.
4) Benda uji selanjutnya dikeringkan dengan kapas bersih atau keringkan
dengan alat pengering khusus (Misalnya Hair Dryer). Seperti Gambar 4.6
Gambar 4.6 Proses Pengetsaan
4.5 Metode Analisis Data Dengan Mikroskop Digital
1. Meletakkan mikroskop di tempat yang datar dan kuat (meja).
2. Menyalakan komputer dan menyambungkan USB dari mikroskop ke PC.
3. Memasang lampu LED dan menyambungkan ke listrik.
4. Menyalakan lampu LED (atur dimmer maksimal lebih dulu, dan mengecilkan
jika diperlukan) Letakan preparat ke meja preparat. Objek letakkan pada sinar
yang masuk pilihan lensa obyektiv 4x lebih dahulu.
5. Menjalankan program software aplikasi mikroskop digital
6. Memutar fokus kasar hingga gambar muncul di monitor untuk memperjelas,
putar fokus halus. Seperti Gambar 4.7
39
Gambar 4.7 Mencari Tampilan Fokus
7. Gambar dan Video selanjutnya dapat disimpan dengan tombol simpan
gambar.
4.6 Hasil Dari Pemanasan (Heat Treatment)
Setelah di lakukan pemanasan baja ST 60 dengan suhu 1000� selama waktu
3.5 jam dan didinginkan dengan metode pendingin air, es, oli selama waktu 5
menit memiliki perbedaan tingkat permukaan yang berbeda, dan juga berbeda
hasil dari benda yang tidak di panaskan. Seperti Gambar 4.8 – 4.15
Tabel 4.1 Hasil dari Heat Treatment
No Permukaan Awal Permukaan Hasil Zoom Maksimal
1.
Gambar 4.8 Tampilan Baja
ST 60 Tanpa Heat Treatment
Gambar 4.9 Tampilan Zoom Maksimal
ST 60 Tanpa Heat Treatment
40
2.
Gambar 4.10 Tampilan Baja
ST 60 Berpending Air
Gambar 4.11 Tampilan Zoom Maksimal
ST 60 Berpendingin Air
3.
Gambar 4.12 Tampilan Baja
ST 60 Berpendingin Es
Gambar 4.13 Tampilan Zoom Maksimal
ST 60 Berpendingin Es
4.
Gambar 4.14 Tampilan Baja
ST 60 Berpendingin Oli
Gambar 4.15 Tampilan Zoom Maksimal
ST 60 Berpendingin Oli
41
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari permasalahan diatas adalah :
Setelah di lakukan pemanasan baja ST 60 dengan suhu 1000� selama
waktu 3.5 jam dan didinginkan dengan metode pendingin air, es, oli selama
waktu 5 menit serta di lanjutkan dengan proses pengetsaan selama waktu 20
detik menggunakan larutan kimia metanol 100ml di campurkan dengan
larutan kimia NHO3 5ml. Hasil dari pengujian di atas dapat di simpulkan
bahwa 4 metode perlakuan material memiliki tingkat permukaan yang
berbeda, dan juga 1 hasil benda yang berbeda, yang tidak ikut di panaskan.
5.2 Saran
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam analisa struktur
mikro ST 60 hasil proses panas berpendingin air, es, oli :
1. Persiapan benda uji dengan baik dan benar sehingga nantinya struktur
logam yang akan dilihat melalui mikroskop dapat dilihat dengan jelas.
2. Pada waktu pemotongan tidak boleh terjadi tekanan dan tarikan yang besar
pada bahan uji serta harus dialiri oleh cairan pendingin agar tidak timbul
panas yang akan mempengaruhi kondisi bahan.
3. Penggerindaan benda uji dilakukan pada kertas ampelas dimulai dari
tingkat kasar sampai tingkat halus.
42
4. Untuk meningkatkan tingka kehalusan yang maksimal maka bahan uji
yang telah digerinda selanjutnya diproses polishing.
5. Hasil dari proses pemolesan akan berupa permukaan yang mengkilap
seperti cermin, agar struktur logam terlihat jelas maka permukaan tersebut
dietsa.
6. Pemanasan dan metode pendingin air, es, oli dengan ketentuan di atas serta
pengetsaan dengan tepat akan mendapatkan hasil yang maksimal
7. Pengujian mikroskop digital memerlukan ketelitian penempatan benda uji
yang sangat tepat dan akurat, serta pencahayaan yang pas, tidak kurang
dan tidak lebih, sehingga menghasilkan gambar yang sangat jelas.
43
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2015. OptiLab Mikroskop Digital. Yogyakarta: CV. MICONOS
TRANSDATA NUSANTARA.
Anonim. 2015. Panduan Penggunaan OptiLab Digital Microskop. Yogyakarta:
CV. MICONOS TRANSDATA NUSANTARA.
Sativa. 2011. OpticLab Digital Mikroskop. Yogyakarta : CV. MICONOS
TRANSDATA NUSANTARA.
Heryanti,Tati. 2018. Optic Mikroskop Digital. Bandung : PT. BALAD
SHOPPER.