ali garishah - metode pemikiran islam.pdf

120

Transcript of ali garishah - metode pemikiran islam.pdf

ffi))METODE PEMIKIRAN ISLAM

),., 1,'il

DR. AtI GARI'IIAII

GEMA INSANI PRESSpenerbit buku andalan

Iakarta 1994

Perpustakaan Nasional : IQtalog Dalam Terbitan (KDT)

GARISHAH, AIiMetode pemikiran Islam / Ali Garishah ; penerjemah, H' Salim Basyarahil ;

penwnting, Juariyah Muhammad. -- Cet. 6. -- Jakarta : Gema lnsani Press' 1994.

l22hlm.; 1lus. ; 18 cm.

fudul Asli : Manhajut tafkir AFlslami.tsBN 979-561-091-O

1. lslam I. fudul. II. Basyarahil, Salim, Haji ltl. Muhammad' Juariyah.

297

Judul Asli

Manhajut Taftir AlJslamiPenerbil

Maktabah Wahbah 14 Syari'ul Jumhuriyah 'Abidin

Peneriemah

H. Salim BasyarahilPenyunting

Juariyah MuhammadPenata Letak

loko TrimulyantoIlusuasi & desain sampul

Edo AbdullahPenerbit

GEMA INSANI PRESSJl. Kalibata Utara ll No. 84 Jalwta 12740

Telp. (021) 7984391-7984392-7998593

Fax (021) 79E436&7940383

Anggota ll(APl - No.36

Cetakan Pertanta, Jumadil Akhit 1409 H - Jnilai 1989 M.

Cetakan Kerlnan, $rawal 1414 H - Aprtl 1994 M.

t

ISI BUKU

Mukadimah 7

I Manusia dan Pemikiran 11

II Sumber-Sumber IImu Pengetahuan 31

ilI Pengawas-Pen€a,was Plkiran Dalam Islam 6lMiklran Islam Di Antara Plklran-Piklran Laln 89V Metode Dari Para Pemlklr fO?

MUKADIMAH

Alhamdulillah, dan semoga salawat serta salamterlimpah kepada Rasulullah Saw.

Sesungguhnya buku ini tersusun karena k'ehendakAllah, bukan pilihan saya, dan sesungguhnya kehen-dak Allah itu pasti terlaksana.

Suatu hari seseorang datang kepada saya danmeminta saya supaya mengkaji serta menyusun topik"Pemikiran Dalam lslam", sebagai salah satu bagiankajian dari sekolah tinggi Universitas Muhammad binSuud Al-lslamiyah. Semula saya merasa ragu, meng-ingat belum adanya orang yang mendahului menulistopik tersebut serta jarangnya referensi yang mem-bahas persoalan tersebut. Tetapi saya juga tidak bisamenolaknya karena ini berhubungan dengan akhlakdan posisi saya. Oleh karena itu dapatlah dikatakaribahwa isi buku ini bukan kehendak saya, tetapitakdirAllah semata. Dan siapakah yang dapat menghalangitakdir Allah?

ISesudah mencoba menggeluti dan membahas

topik ini selama sebulan, Allah Ta'ala membukakanlebar-lebar dada saya. Keraguan yang sebelumnyasenantiasa membayangi, sedikit demi sedikit sirna.

Saya merasakan apa yang saya tulis itu merupakanbimbingan Rabbani semata.

Dalam hal ini, insya Allah Kitab Allah dan SunnahRasul-Nya, kemudian pusaka serta pustaka besar yangditinggalkan nenek moyang dan para ulama kita, akanmerupakan garis besar atau bahan acuan utamanya.

Dengan memohon kepada Allah, saya menyajikantopik tersebut dengan metode sebagai berikut :

Bab satu : pengantar, berisi tentang manusia danpemikiran, dimana akan dibahas penghargaan Allahkepada manusia dan sebab-sebab penghargaan ini.Pembahasan ini berakhir pada kesimpulan bahwapemikiran itulah sebab utama dari penghargaan ter-sebut.

Kemudian pembahasan dilanjutkan ke masalahpemikiran dan akal, apa-apa yang berkaitan denganitu, dan pembagian akal menurut beberapa pendapatserta komentar kami mengenai hal tersebut.

Bab Dua : Tentang sumber-sumber ilmu'penge-tahuan, yaitu wahyu dan akal, kemudian kami bahassatu persatu sumber tersebut. Pertama wahyu danyang kedua akal.

Dalam bab dua ini kami juga membahas perten-tangan wahyu dan akal, hasil guna hubungan wahyudan akal, kemudian kami mengisyaratkan kepadallmu Usul Fiqih, ilmu Musthalah Hadits, dan asalmuasal ilmu Mantiq.

Bab Tiga : Tentang alat kontrol atau pengawas-pengawas pikiran dalam lslam, kemudian kami meng-ingatkan pada tiga kontrol yaitu tujuan, suri tauladandan sarana akhlak (termasuk fungsi manusia danhubungannya dengan masyarakat).

I

Bab Empat : Peninjauan tentang eksistensi pemikir-an lslami diantara pemikiran lainnya baik yang lokalmaupun yang impor, namun keduanya jauh dari jalanAllah yang lurus.

Kemudian kami mulai pembicaraan tentang per-jalanan pikiran impor supaya diketahui kesesatannya,dan barulah dilanjutkan pada pikiran lokal yang jauh(sesat) dari jalan lurus Allah dan hanyut pada peng-abaian dan kelebih-lebihan.

Baru sesudah itu kami mengetengahlcan pikiranlslami yang murni, yang meliputi sifat-sifatnya, kontrolatau tanggung jawabnya dan kesan-kesannya.

Bab Lima : Pengenalan metode-metode yang di-pakai oleh beberapa ahli fikir (dalam hal ini kamimemohon kepada Allah untuk memilih tiga buah con-toh pemikiran tokoh-tokoh dalam kurun zaman yangberbeda). Masing-masing adalah dua tokoh kunaAhmad bin Hambal dan lbnu Taimiyah radhiallahu'anhuma, dan dari yang baru kami menampilkan Sayid

Qutb rahimahullah.Kami memohon kiranya jerih payah ini terkabul

sebagai pengabdian yang ikhlas semata-mata untuk-Nya, sesungguhnya dia maha kuat atas segala-galanya.

Penyusun

a-

I. MANUSIA DAN PEMIKIRAN

1.1. Manusia

Banyak sekali orang menulis tentang manusia,namun kali ini kami mencoba melihatnya dari segiyang lain yaitu segi derajat kemuliaan. Dan dariderajat kemuliaan ini insya Allah akan kami ketengah-kan suatu hal yang baru.

Adapun derajat kemuliaan yang diterima manusiaitu, tidak lain pertama kali disebabkan oleh nilaikemanusiaannya, seperti yang dinyatakan dalamfirman Allah :

iW)i2lpift*r$ltO.AkALsstil&Wo6b6.W,3ib'/'/t+i-"'1'(r . -'.4t<?,( <Sii$rgsefr#ry*'W;*pe

"Sesungguhnya Kami telah memuliakan anak Adam itu,'dan Kami angkat mereka dengan kendaraan di darat dandi laut serta Kami beri mereka rezeki dengan yang baik-baik. Dan Kami lebihkan mereka dari kebanyakan makhlukyang Kami jadikan, dengan kelebihan (yang sempurna)" (Al-lsra' :70).

Kalau seseorang diberi alternatif untuk mengor-bankan manusia atau hewan, apapun watak, agama

11

dan kewargaan negara orang tersebut dia tentu me-milih hewan saja.

Sesudah nilai kemanusiaannya, manusia dimulia-kan karena ilmu dan pikirannya. Hal ini termaktubdalam Al-qur'an ketika menceritakan kisah penciptaanAdam, Di sana dijelaskan sebab-sebab pemberianpenghargaan itu :

fur"9,:l+iJrli'?r$wi$bAw&$wwe$i@Y\yufusetist'rib'Op;+,bflsOWE'

f[&ui;\r\{ftwy"#{w;u.J1o;.*Ar'dlir6fiw>o;*u$vt-,"jjtsvi;;\#&t6r#U{tAv

"6N*!t"Dan Allah mengajarkan kepada Adam semua nama-nama,kemudian mengemukakannya kepada para malaikat laluberfirman : "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-bendaitu jika kamu memang orang-orang yang benarl. Merekamenjawab : "Maha suci Engkau, tidak ada yang kamiketahui selain yang Engkau telah ajarkan kepada kami;sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui lagi MahaBijaksana." Allah berfirman : "Hai Adam, beritahukanlahkepada mereka nama-nama benda itu". Maka setelahdiberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu,Allah berfirman : "Bukankah sudah Kukatakan kepadamu,bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit danbumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yangkamu sembunyikan". (2 : 31-33)

Dan sebagai reaksi dari p.eristiwa penciptaanAdam tersebut adalah sujud penghormatannya paramalaikat kepada Adam.

12

i(tur:osrt*t3Yb,il,-:3r$i0q*rf$A$ulf6#itaow

"Dan (ingatlah) ketika Kami berf irman kepada malaikat :

"sujudlah kamu kepada Adam", maka suiudlah merekakecuali lblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasukgolongan orang-orang yang kaf ir". (2 : 3a)

Dalam surat yang paling awal turun, Dia mengkait-kan ilmu dengan penciptaan, bahkan mendahulukan-nya atas penciPtaan :

"Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu yang men-ciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpaldarah. Bacalah dan Rabbmulah yang paling Pemurah. Yangmengajar manusia dengan perantaraan kalam. Dia meng-ajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya". t96 : 1-5)

Dalam surat Ar-Rahman Dia juga mendahulukanilmu, atas penciptaan, bahkan mengulang ilmu sarnpaidua kali :

@ C)4\'41,t6gVi j t 6ebC)WW)1"Rabb yang Maha Pemurah. Yang mengalarkan Al-qur'an.Dia menciptakan manusia, mengalarnya pandai berbicara".(55 : 1-4).

Ayat-ayat tentang ilmu dan penghormatan terhadapilmu banyak disebut dalam Al-qur'an, bahkan menurut

13

sebuah sumber yang telah menghitungnya lebih dari800 kali ilmu disebut-sebut dalam ayat Al-qur'an.

Untuk menlgambarkan pentingnya ilmu, mudah-mudahan tiga point berikut bisa mewakili :

1. Menjadikan orang-orang alim sebagai orang ketigasesudah Allah dan Malaikat-Nya dalam kesaksianketauhidan Allah :

'bdr$g6rr\$ir:lafJst4A$W${itai,tcfor#i)fi,gt.S1yAiS

"Allah menyatakan kesaksiannya, bahwa tiada Allahkecuali Dia, yang menegakkan keadilan. Para malaikat danorang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikianitu). Tidak ada Rabb melainkan Dia, yang Maha Perkasadan Maha Bijaksana." (3 : 18)

2. Hubungan ketaqwaan dengan ilmu.

f !{fgti'ai,t6fY{6\ezbrltdtcjvkly"sesungguhnya yang takut kepada Allah hanyalah hamba-hambaNya yang ulama (berilmu). Sungguh Allah MahaPerkasa dan Maha Bijaksana" (35 : 28)

3. Hanya orang yang berilmu yang bisa mengambilpelajaran, terutama yang berkenaan dengan ayat-ayat mutasyabihat.

'abtg{tr;.*,M-v;"...... Dan tak ada yang mengetahui takwilnya (taf sirnya),kecuali Allah dan orang-orang yang berilmu". (3 :7)

Hadits-hadits Rasulullah pun banyak sekali yang

14

membicarakan pemikiran dan kemuliaan akal, antaralain :

1. "Allah tidak menciptakan sesuatu lebih mulia dariakal" (R. Turmudzi)

2. la lebih dimuliakan lagi karena taqwa dan iman-nya.

'K;i{tri'tob,K41(rl"sungguh orang yang termulia diantara kamu di sisi Allah,ialah yang paling besar taqwanya.(49 : 13)

3. Pada suatu waktu Rasulullah Saw. berjalan-jalantidak jauh dari ka'bah, lalu bersabda : "Alangkahbesarmu dan besar kehormatanmu! Namun demiAllah, kehormatan seorang mukmin lebih besar di sisi

Allah dari kehormatan rumah-Nya (ka'bah)yang ber-kehormatan"."Semua orang muslim terhadap orang muslirn lainnyaharam : darahnya, hartanya, dan kehormatannya".

Demikianlah ketaqwaan telah mengangkat se-

orang muslim ke tingkat kemuliaan teratas di duniadan di akhirat. Apabila ketaqwaan itu dibarengiketinggian ilmu, maka orang tersebut telah berhasilmengumpulkan dua kebajikan.

1.2. Pemikiran

Pemikiran merupakan suatu buah, buah yangmahal sekali. Dimana sumbernya terdapat dalam akal,dalam kalbu, dalam jiwa, dalam roh, dalam batin.

Bagi kami yang terpgnting dari pemikiran adalahhasil guna dan buahnya, Adapun yang lain dari itu,

15

kami kira tidak banyak gunanya untuk dipermasalah-kan. Karena hasilnya akan sama seperti apabila kitamembicarakan Al-Laits, Ad-Dhirgham, Al-Chadhanfar,Al-Fahad, yang pada hakekatnya nama-nama tersebutadalah nama satu raja hewan : singa.

Kalaupun anda menemtikan beberapa perbedaan"kecil" dalam penamaan tersebut, kiranya juga tidakberarti harus membeda-bedakan defenisi nama ter-sebut.

Kami kira kalaupun ada perbedaan (perbedaanpemahaman tentang pemikiran), maka hal itu akanlebih ditekankan pada warna dan rasa dari buah itu.Kalau buahnya berupa pikiran (gagasan) maka biasa-nya lebih ditekankan pada akal dan penggunaan akal,tetapi alangkah lebih tepatnya lagi apabila pikirantersebut juga dikaitkan dengan kalbu atau hati atauroh seperti dalam ayat berikut :

c}Sn'ligxi.W"Hanya orang-orang yang berakal yang mau menerimaperingatan" (Ar-Ra'd : 19)

*6ouuuY66I!a6\"Sesungguhnya dalam hal itu merupakan suatu peringatanbagi orang-orang yang mempunyai hati." (Al-Qaaf : 37)

Kalau buahnya berupa syahwat, naluri atau pe-lajaran, maka lebih ditekankan kepada nafsu, denganurutan sebagai(antara lain) : amarah bissu', lawwamahatau muthmainnah.

Kalau buahnya berupa kerinduan dan keagungan,maka meskipun bisa dikaitkan pada lainnya tetapilebih ditekankan pada roh.

16

Ada sementara orang yang mencampur-adukkanantara akal dan buahnya atau hasil gunanya, lalumereka menamakan kemampuan untuk menyerapberbagai intuisi (bisikan) sebagai akal. Misalnya pe-mahaman bahwa dua tidak sama dengan satu, satudan dua tidak sama, dan bahwa seseorang tidakmungkin berada dalam dua tempat dalam waktu yangsama.

Tegasnya, mereka menamakan kemampuan me-nyerap ilmu teori dan praktek sebagai akal; Merekamenamakan kemampuan menangkap sebabmusababdan hukum, atau dengan kata lain, menamakan hik-mah sebagai akal. Mereka menamakan kemamprJanmelihat jauh, kemampuan memperhitungkan akibatsebagai akal. Malah ada yang mencemooh denganpredikat tidak berakal untuk orang-orang yang tidakmempunyai kemampuan untuk hal-hal di atas.

Demikiinlah kita telah melihat berbagai buahpemikiran sejak masa manusia sebelum baligh hinggaakil baligh, dan yang kedua dari baligh hingga dewasadan memiliki perbendaharaan hikmah.

Kami juga menyadari bahwa ada faktor-faktor luarlain yang turut berproses untuk mencapai hasil gunaitu, namun perinciannya sendiri wallahu a'lam.

Berbicara masalah akal, ada sementara orang yangmenyebutkan berbagai jenis ragam akal. Akal pem-berian yaitu yang diajak berdialog lllahi RabbidalamKitab-Nya untuk membangkitkan sambutan dankepasrahan. (1)

(1) Baca ayat:Al-Baqarah164, Al-Mukminum 80, Ar-Rum 24dan 28!

17

Akal cerdik, yang diajak berdialog Rabbul 'alamindalam Kitab-Nya untuk membangkitkan pemahamandan kesadarannya. (1)

Akal yang dianjurkan untuk berf ikir dan melihat,dengan menekankan pada indra penglihatan, peng-amatan, perenungan dan pelajaran. (2)

Terakhir akal yang penuh limpahan hikmah dankesadaran (kedewasaan) :

{#W'#!\,ift i{i:t..'i&si"Barangsiapa yang mendapatkan hikmah (ilmu yang ber-guna) itu, sesungguhnya ia telah mendapatkan kebaiikanyang banyak. (Al-Baqarah : 269) (3)

Kami kira Al-lmam Chazali telah mendahului kitaketika ia menyatakan "akal itu mempunyai empatpengertian" :

1. Sebutan yang memisahkan manusia dengan se-

luruh hewan.

2. llmu yang Iahir/muncul pada saat anak-anakmencapai akil baligh, sehingga bisa mengenalperbedaan yang boleh dilakukan dan yang takmungkin dilaksanakan.

3. llmu-ilmu yang didapat dari pengalaman, sehinggakhal ayak seri ng menyebut orang-oran g y ang "ba-nyak makan asam garam" (pengalaman) sebagaiorang berakal.

(1) Baca Ayat : Al-lmran 7, Az-Zumar 18, dan Yusuf 111!(2) Baca Ayat:Al-Baqarah219, Al-lmran 191, dan Al-An'am 5O!

(3) Baca : "At-Tafkir Fardhiyah lslamiyah", pemikiran suatukewajiban lslami, oleh Al-Aqqad : halaman 9-19, terbitan Al-Maktabah Al-Ashriyah, Beirut, Shaida.

1B

4. Kekuatan menghentikan dorongan naluriah untukmenerawang jauh ke angkasa, mengekang danmenundukkan syahwat yang selalu mengelu-elu-kan kenikmatan sementara. (1)

Kami berpendapat bahwa masalah ini tidak ber-kaitan dengan ragam akal atau kecerdikan yang di-miliki, akan tetapi lebih berkaitan dengan jeniang dantingkat akal itu sendiri, yang bisa diklasif ikasikansebagai berikut :

Pertama, ia sebagai pembeda manusia dari seluruhhewan. Kedua, sebagai pengenal perbedaan antarayang boleh dilakukan, yang tidak mungkin dilaksana-kah dan memahami berbagaigejala dan rumus-rumus.Ketiga, ilmu yang diperoleh karena gemblengan peng-alaman. Keempat, mencapai tingkat hikmah "Baranisiapa yang mendapatkan hikmah (ilmu yang berguna)itu, sesungguhnya ia telah mendapatkan kebaiikanyang banyak" (2)

(1) lmam Al-Chazali dalam lhya'Ulumuddin lilid lhal. 145-'146,membawakan syairnya Ali bin Abi Thalib ra., kurang lebih sebagaiberikut

Saya melihat akal itu dua macamnya,Ada yang asli dan ada yang rekaman.Dan tiada guna akal rekaman itu,apabila tidak memiliki yang asli.Seperti tiada gunanya matahari,sedang sinar matanya tidak ada.Al-Hasan mengatakan : Berf ikir sesaat lebih baik dari shalat

sepanjang malam. la berkata selanjutnya : Siapa yang bicaranyatidak memancarkan hikmah, maka ia suatu sendau gurau, dansiapa yang diamnya bukan karena berfikir, maka ia alpa, dan siapayang pengamatannya tidak dijadikan ibrah (pelajaran), maka iasia-sia.

(2) Dalam iawaban yang diberikan dokter bedah otak HuseinNabil Hasyim dari Universitas lskandariah, tentang fungsi otak,

19

Adapun "Ats-Tsagatah", " education", merupakanhasil guna pikiran dalam lapangan teori. Al-Madani-yah, adat-istiadat, merupakan hasil guna pikiran dalamlapangan praktek, dan Al-Hadharah, peradaban me-rupakan hasil guna dalam kedua lapangan tersebut,teori dan praktek (1).

Dari sarralah pentingnya fikiran itu. Sesudah peng-hargaan Allah terhadap pemikiran itu sendiri, akhirnyakarunia kemuliaan Allah pun mengalir kepada ma-nusia karenanya, dan karena itulah sementara tokohdakwah dewasa ini menjadikan pemahaman merupa-kan syarat bai'atnya yang pertama, dan beliau ber-usaha menyimpulkannya dalam 20 kaedah (2), sepertiyang kami tinjau lebih dalam pada pembicaraan ten-tang sifat-sifat pikiran lslam yang murni dan kepadaAllah jualah kami memohon bimbingan-Nya.

dikatakan:1. Fungsi vital utama bagi tubuh,2. Fungsi gerakandan rangsangan (hewani), 3. Otak sebagai wadah akal denganfungsi tertinggi, berfikir, merenungi, mengendalikan, dan mengaturfungsi hewani. Menurut pendapatnya iuga : Kalbu merupakanwadah cahaya iman atau kegelapan kekafiran atau campuranmunafiq, sedang An-Nafs merupakan wadah emosi dan hawanafsu. Mana yang benar, wallahu a'lam.

('t) Baca: Mausu'ah An-Nidhami wal Hadharatil lslamiyah, olehDr. Ahmad Ayalabi.

(2) Al-Fikrul lslami, Manabi'uhu wa Atsaruhu ha. 19-20.

20

II. SUMBER-SUMBER ItMU PENGETAHUAN

11.1. Antara Wahyu dan Akal

Mendahulukan akal di depan wahyu adalah tin-dakan yang tidak tepat, apalagi kalau hanya menggu-nakan akal saja tanpa wahyu, tindakan ini hanya akanmenimbulkan kesesatan dan kesengsaraan. Begitujuga tidak bisa dibenarkan orang yang hanya meng-andalkan wahyu saja, sementara fungsi akal diabai-kan. Mereka lupa bahwa pertanggungan iawab manu-sia tergantung pada akalnya, dan dengan akal - dalamlingkaran wahyu - dilakukan ijtihad dan penelitian :

"Niscaya orang-orang yang meneliti diantara mereka me-ngetahui hal itu". (An-Nisa : 83)

dan dengan akal sehat, seseorang dapat menerima danmelaksanakan petunjuk (wahyu) yang agung itu :

"Maka barangsiapatiada akan sesat dan

mengikuti petuniuk-Ku itu, niscayacelaka." (Ath-Thaha : 123)

21

it.t.a. wahyu

Wahyu itu cahaya, petunluk. Namun belum semuamanusia merasakan kenikmatan adanya wahyu tersebut,sehingga dia pun tidak bisa menghargai wahyu dengansebaik-baiknya.

Wahyu merupakan pancaran cahaya dari sumber ca-haya,:

ct'.ff,6;3V"VA:UV;:AW!4{sA,# | e'r3'4*tr.r9 sOh$t 3 s +t9tVJ tQ v.hi{ (*tY"U )W U'I6 U UeV{g+3Eryrtedo;ga+|ht*e' ;J't ii$i " c* i3 | oW c" 9Jl t

6:gJt"Demikianlah Kamiwahyukan kepadamu suatu roh (Jibrilmembawa Al-qur'an)dengan perintah Kami. Engkau belumtahu sebelumnya, apa kitab itu dan apa keimanan itu. TapiKami menjadikan cahaya, memberikan petunjuk kepadasiapa-siapa yang Kami kehendaki dari hamba-hamba Kami.Sesungguhnya engkau (ditugaskan) menuniuki orang kejalan yang lurus. Jalan Allah yang memiliki apa-apa yangdi langit dan di bumi. lngatlah kepada Allah jua segala-gala-nya akan kembali." (As-Syura : 52-53)

dptry1'at *g;ffiWe*W+s\):At1leilgJ Ci#&,#t(Y!"86Yh

q)#itsbheJt&#J

rrtUFk

22

"sesungguhnya telah datang kepadamu dari Allah cahayadan kitab yang menerangkan. Dengan itu Allah menunjukiorang yang mengharapkan keridhaan-Nya dalam melaluijalan keselamatan, dan mengeluarkan mereka dari kegelapan ke terang benderang dengan izin-Nya, dan menuniukkimereka ke ialan yang lurus." (Al-Maidah : 15-16)

'29\1tg/flltQd5i\9t(fu '*Jv<i{f

t#:5rcsaj

Oy;tsr.;l5Jl"Alif Laam Raa. lnilah Kitab, yang Kamiturunkan kepada-mu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulitake terang benderang dengan izin Rabb mereka, ke jalan

Allah yang Maha Perkasa Maha Terpuii. Allah yang me-

miliki apa-apa yang di langit dan di bumi, dan celakalahbagi orang-orang kaf ir dari siksaan yang keras." (lbrahim:1-2)

Dan sebelum Al-qur'anul Karim, kitab lnjil sudahberfungsi sebagai "petunjuk dan cahaya"!

*q,&W6$;etpg' I d*p;l &V_aS'${r&},tt<4;.t:;'${n\6e

aCA*xJ31E+lyu'C(:*:gtUl..ti.

"Dan Kami susulkan sesudah mereka dengan mengutus lsaputra Maryam, yang mehbenarkan kitab yang ada dihadapannya berupa Taurat, dan Kami berikan kepadanyakitab lnjil, di dalamnya ada petunjuk dan nur cahaya, serta

berfungsi membenarkan kitab yang ada di hadapannyaberupiTaurat, dan meniadi petuniuk serta pelalaran bagiorang-orang yang taqwa". (Al-Maidah 46)

*6e'fl't'P*dV;AtbwdLNSs's\

23

Begitu juga kitab Allah Taurat. Sebelum kitab lnjil,kitab Taurat juga pernah berfungsi sebagai "petunjukdan cahaya"

WM34tu3Lw^v;;Atnj-llr:J t;69?$St'e\3ili6.,tJ

"sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab Taurat, didalamnya ada petunjuk dan nur cahaya. Para nabi mem-pergunakannya sebagai undang-undang menghukum orang-orang yang lslam, terhadap orang-orang Yahudi, para ulamadan ketua agama." (Al-Maidah : 44)

Bedanya dua Kitab di atas dengan Al-qur'anulKarim adalah kalau dalam Taurat dan lnjil Allahmembatasi nur cahaya-Nya, maka dalam Al-qur'anAllah telah melepas cahaya-Nya secara mutlak. Olehkarena itu tidak heran kalau dikatakan bahwa Al-qur'an itu berfungsi juga untuk "membenarkan Kitab-kitab yang ada sebelumnya (Taurat dan lnjil) sertamengawasinya".

e ** &.VVW,3l\.q!$ t a{W}:Y'

c#ts libt JAV ffijgU *Ws vlflt3 z6 tsFqW rqWt 6pakw ,AX'itit^Ae9"'r,prsaA6li,4'avl&$ufuvi* &yo clfEj#r ri+,ettiiib \U e

648i6li*.1,331i6'ge"Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan kebenar-an, untuk membenarkan Kitab yang diturunkan sebelumnya

24

serta mengawasinya, maka dari itu laksanakanlah hukumdiantara mereka dengan apa yang diturunkan Allah danjanganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka supayamengesampingkan kebenaran yang telah kamu terima'Kami telah meniadikan tiap-tiap ummat di antara kamuperundang-undangan dan peraturan. Kalau Allah meng-hendaki niscaya Dia telah menjadikan kamu semua satuummat saja, akan tetapi Dia ingin menguii kamu semuadengan apa yang telah diberikan kepadamu, Maka dari ituberlomba-lombalah kamu berbuat kebaikan. Kepada Ailahtempat kembalimu semua, lalu Allah mengabarkan kepada-mu tentang apa-apa yang telah kamu perselisihkan." (Al-Maidah : 48)

Kesimpulannya, wahyu itu merupakan nur cahayayang berasal dari cahaya Allah, baik itu cahaya langitmaupun cahaya bumi.

"Allah itu cahaya di atas semua cahaya, Allah menunjukisiapa yang dikehendaki-Nya kepada cahaya-Nya itu" (An-

Nur : 35)

ll.1,b. Wahyu ltu Benar

Cukup banyak ayat Allah yang mengatakan bahwa Diaitu sumber kebenaran, sehingga tidak perlu diragukan lagi.

"Cief,\s,^y$6V"Dengan kebenaran kami turunkan (Al-qui'an itu) dandengan kebenaran pula ia turun". (Al-lsra' : 105)

g"j$\62 rjsYte\sA&at"Kebenaran itu dari Rabbmu, maka janganlah kamu ter-masuk orang-orang yang bimbang". (Al-lmran : 60)

'x14.UbA& ,#,$*S',;

25

&iJ:i,;gt,ryattffilr-ht/ilr.&3|HsiSS"Wahai Ahli Kitab (Taurat dan lnjil), kenapa kamu men-capur-adukkan kebenaran dengan kebatilan, dan janganlahkamu menyembunyikan kebenaran itu padahal kamumengetahui." (2 : 41-42)

,#VersteAWAEyrW&Wci(eS;ai,t

"Sesungguhnya Kami telah menurunkan kitab kepadamudengan kebenaran, supaya kamu menghukum antaramanusia dengan apa yang diperlihatkan Allah kepadamu,dan janganlah kamu menjadi pembela bagi orang-orangyang khianat". (An-Nisa' : 105)

(AVrA>{ st\ qj U,^it gtT\$i. r l

uMSt6;;Yg"Adakah orang yang mengetahui, bahwa Qur'an itu diturun-kan kepadamu dari Rabbmu yang Maha Benar, serupadengan orang yang buta? Hanya orang-orang yang berakal-lah yang menerima pelajaran." (Ar-Ra'd : 19)

tj-1tcSfi\&c)lle\\&&#"Maka bertawakkallah kepada Allah! Sesungguhnya kamuberada dalam kebenaran yang nyata." (An-Naml : Z9)

Seperti halnya penciptaan langit dan bumi, makaDia pun telah menurunkan wahyu.dengan kebenaranpula :

26

6{4.w,}5..ti3! &1lr; vpt dta

"Dia telah menciptakan langit dan bumi dengan sebenar-nya. Maha Tinggi Allah dari apa-apa yang mereka perseku-tukan." (An-Nahl : 3)

Dan tiada lain zat yang menciptakan iagad dengankebenaran, dan menurunkan wahyu dengan kebenar-an kecuali Allah yang Maha Benar.

I#,J\"9\.AN'et;"Demikianlaf, ,urrnagrhnya Allah itu Maha Besar." (Al-Haj : 62)

Dari ayat tersebut jelas dikatakan bahwa sembah-an selain Allah itu batil adanya, maka analogidenganini tidak ada kitab lain dari Al-qur'anul Karim yanghaq (benar) kecuali kesesatan.

"lJ,btYLg#t &\t\it"Apa pula selain kebenaran melainkan kesesatan". (Yu-

nus : 32)

ll.1.c. Wahyu ltu Petuniuk, Rahmat dan Obat Penawar

Vs:W "8 U'+E+ g.tG /r1 6 ct \9tt tg5@69*,,,,,,,,,,,,,,e{f-a,.9)ScsKsy:riila

"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamupelajaran dari Rabbmu dan menyembuhkan apa yangdalam dada, lagi petunjuk dan rahmat bagi orang-orangyang beriman. (Yunus : 57)

ci*fl lz.;y;y{lttAhcjf, ic*Cfi

27

"Dan Kami turunkan diantara Qur-an itu sesuatu yangmenyembuhkan (penyakit hati) dan rahmat untuk orang-orang yang beriman (Al-lsra' : 82)

Jr@6wN$Ae;"ffirf*Eu.#As.;iao)';"Demikianlah petunjuk Allah, Dia menuniuki orang de-ngannya siapa yang dikehendaki, dan barang siapa yangdisesatkan Allah, maka tiada seorang pun yang sanggupmemberinya petunjuk". (Az-Zumar : 23)

(b#g661#.8(55 ttA\iF

"Kitab (Al-qur'an) itu tidak ada keraguan padanya, menjadipetunjuk bagi orang-orang yang taqwa." (Al-Baqarah : 2)

ll.1.d. Apa Sesudah Cahaya, Kebenaran, Hidayah, Rahmat

dan Penyembuhan

Tidak ada sesuda{r cahaya melainkan kegelapanTidak ada sesudah kebenaran melainkan kebathilanTidak ada sesudah hidayah melainkan kesesatanTidak ada sesudah rahmat melainkan kesengsaraanTidak ada sesudah kesembuhan melainkan penyakitSiapa yang menolak cahaya dan senang pada kege-lapan?Siapa yang menolak kebenarankebathilan?Siapa yang menolak hidayahkesesatan?Siapa yang menolak rahmat dansaraan?Siapa yang menolak kesembuhan dan senang denganpenyakit?

6xi

dan senang dengan

dan senang dengan

senang pada keseng-

28

9V!,rrg.y{r\A,Jq,,#It,g6,A,bW6Ji;,Ual#jt

"Apakah dalam hati mereka terdapat penyakit, atau me-reka masih ragu-ragu atau takut, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan aniaya kepada mereka? Bahkan mereka sendiri-lah yang aniaya." (An-Nur : 50)

ll.1.e. Wahyu ltu Adalah Al-Kitab (Al-qur'an) dan As-Sunnah

Al-Kitab adalah wahyu, dan ini tidak perlu diragu-kan lagi, karena ayat-ayat yang diungkapkan di depansudah cukup membuktikan.

Selain Alkitab, As-Sunnah juga merupakan wahyuberdasarkan teks Al-qur'an yang menyatakan :

6ci$- WLha&eAtGWw"Dan tiadalah ia (Muhammad) berbicara menurut hawanafsunya. Namun bicaranya itu tak lain dari wahyu yangdiwahyukan kepadanya." (An-Najm : 3-4)

Meskipun ucapannya dari Rasulullah Saw., namunpengertian dari Allah juga. Kami akan menjelaskansecara lebih terperinci mengenai hal ini dalam mem-bicarakan As-Sunnah nanti.Kami akan mengetengahkan beberapa "dasar landas-an" tentang wahyu, yang meliputi tiga sub bahasanyaitu Kaidah sekitar Alkitab, kaidah sekitar As-Sunnah,y'an terakhir dasar kebersamaan antara Alkitab danAs-Sunnah.

29

11.1.e.1. Kaidah Sekitar Alkitab

A. Al-qur'an harus didahulukan dan tidak bolehada yang mendahuluinya.

Dalam masyarakat umum, berlaku norma anakmuda tidak boleh mengungguli orang tua dan seorangpengawal tidak boleh mendahului seorang raja. Dalampemahaman Sunnah, kita kenal "yang tua dulu ke-mudian yang sebelah kanan", artinya dimulai dariyang lebih tua, kemudian diurut dari yang sebelahkanannya.

Sampai seberapa jauh kewajiban menghormatkepada orang tua bisa disimak dari hadist berikut :

"Bukan dari golongan kami siapa yang tidak meng-hormat orang tua dan tidak kasih kepada anak-anakkecil".

Nah, kenyataannya sudah demikian, lalu bagai-mana mungkin makhluk bisa diunggulkan di atas Al-Khalik?

Bukankah Allah Swt. telah melarang kaum muk-minin melakukan hal demikian dengan tegas dan jelas,firman-Nya :

#u+W;intgfr.t#.V,#S#lcirf\W,L-ry'tg'^I't6fAt

"Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu me-lakukan sesuatu yang tidak layak (baik perkataan maupunperbuatan) di hadapan Allah dan Rasul-Nya, dan takutlahkepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagiMaha Mengetahui". (Al-Hujurat : 1)

Pertama sekali tindak tanduk seseorang itu di-pengaruhi oleh derajat ketaqwaannya kepada Allah

30

Swt., kemudian setelah itu turut berpengaruh jugakesadaran bahwa Allah senantiasa mendengar, me'lihat dan mengetahui tingkah lakunya.Kemudian pada tahap berikutnya dia akan memper-timbangkan kedudukan hukum dari tindakan tersebut;diperintah atau justru dilarang dengan sejumlah sang-sinya bagi pelanggar.

aiv #{'5 i gt;t e # 6* isttaWsltrildJWl,{d\tBWWde*44+Ueo,fiV

6##5"Wahai orang-orang yang berirrran, janganlah kamu ber-suara keras melebihi suara Nabi, dan janganlah kamuberbicara dengan nyaring kepadanya, seperti halnya kamuberbicara dengan sesamamu, jangan sampai pahala amal-mu terhapus sedang kamu tidak merasa (sadar)." (A!-Hu-

lurat : 2)

Jelasnya selagi seseorang berjalan pada f itrahnya,tentu tidak akan melakukan kesalahan-kesalahanbesar seperti bersikap keras terhadap orang tua baikberupa fisik maupun mental. Fisik artinya bersuaraatau berbincang keras, sedangkan contoh bersikap kerassecara mental adalah anak-anak memaksakan kehen-daknya kepada orang tua.

Satu hal yang perlu direnungkan, apabila terhadaporapg tua saja sudah dituntut untuk bersikap sedemi-kian santun, apalagi terhadap manusia yang maksum(tiada berdosa), yang tiada berbicara menurut hawanafs.rnya tetapi bicaranya semata-mata dari wahyuyang diwahyukan kepadanya.

Apabila hal serupa itu tidak layak dilakukan ter-

31

hadap manusia dari tingkatan mana pun, apalagikalau dilakukan terhadap Rabbnya manusia danpencipta manusia, jelas tidak ada alasan untuk me-ngatakan layak.

Dasar inilah yang merupakan salah satu dasaralasan pentingnya persoalan itu digaris bawahi, bahwaAl-qur'an harus didahulukan, dan tidak boleh ada yangmendahuluinya.

Adapun alasan-alasan syar'i lainnya ialah :

a. la merupakan wahyu Allah yang datangnyasecara definitif, dan sampainya kepada kita secaramuttawatir, sehingga melenyapkan segala prasangka.

b. Allah Ta'ala telah memberitahukan kepada kitabahwa Dia akan menjaganya, bahkan jaminan pen-jagaan-Nya itu dijadikan sebagai janji diri-Nya.

6 #96 6.J ts V l$luifi,6t5v"sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-qur'an'itu dansesungguhnya Kami akan memeliharanya." (Al-Hijr : 9)

"seperti Al-qur'an, kitab-kitab samawi yang sebe-lumnya juga dijaga. Adapun cara yang digunakanuntuk kitab-kitab terdahulu adalah dengan menyerah-kan kepada yang berkepentingan memeliharanyamelalui kekuatan hafalan mereka.

6 g?ritt 3Vt\6 6..j1J \45\ 6. 6t O 4#\W ffiT6di,*vrt;Usq\'\\)S,Uu$$t*t\;1tq-jU

"... Para Nabi yang tunduk kepada Allah itu menghukumdengan Taurat terhadap orang-orang Yahudi, dan begitupula ulama dan ketua-ketuanya, dengan apa yang mereka

32

hafal dari kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi atasyang demikian." (Al-Maidah : 44)

c. Mendahulukan Al-qur'an dalam pengagungandan pengamalan hukumnya, karena hal itu mengan-dung kebaikan dunia dan akherat.

e-6iUfogl'6i'&X$e{,it*gyiej[^lr:,fu1 g,$s

"Dan Kami turunkan kepadamu Kitab (Al-qur'an) untukmenerangkan segala sesuatu dan menjadikan hidayah,rahmat, serta kabar gembira bagi orang-orang lslam." (An-Nahl :89)

ts. Kitab Allah tidak bisa dipecah-belah dan di-pisahkan yang satu dari yang lain. Sebab pemecah-belahannya merupakan fitnah, jahiliyah, kekaf iran danmaklumat perang terhadap Allah dan Rasul-Nya.

a. Fitnah

fi ,iL\ tlL X6\ & 5 j N Aji%" &,4.&t cttl'ajtyatJflVobs.&A#-e\

"Hendaklah kamu menggunakan hukum antara merekadengan apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamuturut hawa nafsu mereka dan waspadalah terhadap mereka,jangan sampai mereka memfitnah kamu dari sebagian yangditurunkan Allah kepadamu". (Al-Maidah : 49)

b. Jahiliyah

,9F\g;69#.T*)1ti(;t

"Apakah hukum jahiliyah yang mereka tuntut?", "Siapakahyang lebih baik hukumnya dari hukum Allah bagi orangyang yakin"? (Al-Maidah : 50)

c. Kekafiran

-V.0.J\i}iJtcz&.93$o>rt)'s

"Adakah kamu beriman kepada sebagian kitab dan kafirkepada sebagian yang lainnya? Maka tiadalah balasan bagiorang yang berbuat demikian diantaramu selain kehinaandalam kehidupan di dunia..." (Al-Baqarah : 85)

d. Maklumat perang terhadap Allah dan Rasul-Nya

OYMS':C:'*.9'S'6tAclrASffi 6Y"Wahai orang-orang yang beriman! Takutlah kamu kepadaAllah dan tinggalkan sisa-sisa riba itu, jika kamu benar-benar beriman. Kalau kamu tidak mematuhinya, ketahuilahdengan maklumat perang dariAllah dan Rasul-Nya terha-dapmu, dan jika kamu bertaubat, maka untukmu pokok-pokok hartamu, kamu tidak menganiaya dan tidak pulateraniaya." (Al-Baqarah : 278-279)

Ternyata akibat dari pemecah-belahan ayat ter-sebut tidak hanya sampai kepada predikat fitnah,jahiliyah, kekafiran dsb. di atas, tetapi semuanyamengandung konsekwensi siksa seperti dalam ayat.

34

'|Y#:t,rb4is.i.i--6'i'\&J!:{t{^L\t\t't

t6$Cub\clY*{eyo

"... Apabila mereka berpaling, ketahuilah bahwa Allahhanya menghendaki supaya mereka ditimpa siksaan karenadosa mereka sendiri, sesungguhnya kebanyakan dari ma-nusia itu fasiq adanya." (Al-Maidah : 49)

"... Maka tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demi-kian diantaramu selain kehinaan dalam kehidupan didunia,dan pada hari kiamat mereka dimasukkan ke dalam siksaanyang keras" (Al-Baqarah : 85)

Kalau pada point pertama dikatakan : "Apabilamereka berpaling" maka Allah akan memberikan siksakarena dosa yang mereka perbuat, maka pada pointberikutnya disebutkan jenis siksaan itu, yaitu : kehina-an hidup di dunia, dan ulangan penyiksaan yang pedihsekali di akherat kelak!

Jadi larangan memecah-belah dan memisah-misah-kan isi Al-qur'an itu suatu larangan syar'i sekaligus f itri.

Penyembuhan yang sempurna pun tidak akan bei-hasil baik kalau si sakit menggunakan obat "semaugue", tidak sesuai yang diperintahkan dokternya,Tindakan demikian mungkin bukan mengobati tetapihanya menambah parah penyakit saja.

Begitu pula pembangunan yang sempurna ituharus terintegrasi. Kalau salah sebuah bagiannya tidakterpenuhi, maka kemungkinan retak dan runtuh sudahdapat dibayangkan.

35

C, Al-qur'an merupakan pengerahan dan hukumMengadakan pembahasan secara khusus untuk

bidang-bidang spesialisasi tertentu besar sekali ke-gunaannya. Namun selain keuntungan di atas kegiatanini juga bisa menimbulkan perpecahan dan tiadanyaikatan antara satu bidang dengan bidang lainnya.

Misalnya saja perhatian yang besar para ulamauntuk pembahasan bidang "perundang-undangan"atau "hukum" dalam kitab Allah, kadang-kadangmenimbulkan pikiran - baik disadari atau tidak - olehsementara kaum muslimin, untuk menempatkan bi-dang pengarahan di bawah bidang perundang-undang-an dan hukum.Padahal keduanya dari Allah Ta'ala, dan bahwapengarahan dan hukum itu satu sama lain saling me-nunjang untuk memberik-an kelengkapan bagi syari'atAllah. Keduanya berkaitan erat antara fakta dan per-umpamaan. Yang pertama memerintahkan pemecah-an persoalan dan pengobatan penyakit, sedangkanyang kedua menganjurkan untuk meningkatkan pe-nyakit tersebut.

Contoh perundang-undangan atau hukum :

1.

'W?4zVW{Yi"Balasan tindak kejahatan, adalah kajahatan serupa" (As-

Syura : 40)

2.

A&9 $5 &',#61 df v $t$e5v 42yt

A;&isVCL-AtA;hi;t (fr36

"Kalau kamu menceraikan istrimu sebelum kamu menyen-tuhnya, sedang kamu sudah menentukan maskawinnya,maka kepadanya diberikan setengah dari apa yang kamutentukan." (Al-Baqarah : 237)

Contoh bentuk pengarahan :

1.

"Er&ggU{{BVLcts"Tetapi siapa yang memaafkan dan berdamai, maka paha-lanya ada di sisi Allah" (As-Syura : 40)

2..

"Kecuali jika dimaafkannya atau dimaafkan oleh fihakberkuasa atas akad nikah itu." (Al-Baqarah : 237)

3.'(,$su b.$\i#'6?t

"Jika kamu memberikan maaf, maka hal itu lebih dekatkepada ketaqwaan. (Al-Baqarah : 237)

4.

"K4.0,8i)\Y,*ss

"Janganlah kamu (saling) melupakan kebajikan diantarasesamamu" (Al-Baqarah : 237)

Nah, demikianlah kisah-kisah dalam Al-qur'anyang mencakup bidang yang amat luas sekali, dan

"&t1t6?ty,.|#,4.t$ttffi!t6'F-O19

37

cukup banyak memuat pengarahan; apalagi tentangperundang-undangan dan hukum. (1)

11.1.e.2. Kaidah Sekitar As-Sunnah

A. Sunnah adatah ,uriuru kandung Al-qur'an

- Adapun alasan-alasan kenapa kami berani me-nyatakan demikian, antara lain adalah karena AllahSwt. sendiri menamakan As-Sunnah sebagai wahyu :

GAWSYhOYbcT;t)Ef,ffiwz"Dan dia (Muhammad) tidak berbicara menurutkan hawanafsu, namun ia suatu wahyu yang diwahyukan kepada-nya" (An-Najm : 3-4)

t?t-rf636iaj;3s+tfiiV

"Demikianlah Kami wahyukan kepadamu suatu roh (Al-qur'an) dengan perintah Kami. sebelum itu kamu tidak tahumenahu apa kitab itu dan apa iman itu." (As-Syura:52)

- Allah Ta'ala memerintahkan orang mentaatiRasulullah secara mutlak, seperti mentaati-Nya secaramutlak juga.

- Rasulullah Saw. sendiri telah mempersamakan-nya, seperti dalam sabdanya :

"Ketahuilah bahwa aku diberi Al-qur'an dan semisalnya ber-sama-sama".

(1) Baca : "Alqur'anu fauqad Dastuur", Algur'an di atas UUDoleh : penulis. di bawah judul : "Durus min Surati Yusuf".

38

WUAUY;tAW.4c>9Ks

- Adalah tidak mungkin untuk melaksanakan Al-qur'an tanparrrelaksanakan Sunnah. Karena ia meru-pakan rincian/penjelasan dari suatu yang disimpulkan(Al-qur'an), atau kaitan dari suatu yang dimutlakkan,atau pengkhususan dari suatu yang umum, atau da-tang membawakan hukum tambahan yang menurutsementara ulama (Malik, Ahmad, dsb.) bisa dikembali-kan pada Al-qur'an, atau dipandang sebagai tambah-an. lni semua menunjukkan kekhususan RasulullahSaw. dengan keutamaan tersebut. (menurut lmamSyaf i'i).

B. As-Sunnah adalah ucapan, perbuatan dan ketetap-an Rasulullah

Semuanya dengan tingkatan yang telah disepakatipara ulama. Mempersatukan dua cara (ucapan danperbuatan, atau perbuatan dan ketetapan) dan mem-persatukan antara dua ucapan dalam satu arti akanmemperkuat satu dengan yang lainnya. Dan kalaulebih dari itu yang dipersatukan maka akan membuatpengertian yang lebih matang dan mengukuhnyaberita atau hadits tersebut. (1)

C. Kaf ir siapa yang menolak Sunnah dan enggan me-lakukannya

Barangsiapa yang menolak As-Sunnah dan me-mungkirinya, sama dengan yang menolak Al-Qur'anatau memungkirinya, dan hukumnya jelas-jelas kaf ir.

Namun kalau kita sudah berbicara di sekitarmasalah kuat-lemahnya hujjah hadits atau suatu

(1). Baca : "Al-Muwafaqat" oleh lmam As-Syathibi.

39

hadits (seperti hadits ahaad dalam bidang aqidah)berarti kita sudah memasuki masalah lain, bqkanmasalah di atas tadi. Perselisihan di bidang itu jugapernah di masa kaum Salaf, namun tidak sampaiterjadi saling menyerang antara seseorang denganlainnya, dan tidak juga terjadi gontok-gontokkanantara sesama mereka.

D. Hadits Ahad juga berlaku meskipun dalam bidangAqidahWalaupun kesepakatan para ulama menyatakan

bahwa hadits ahad hanya dilaksanakan di luar bidangaqidah, namun dalam prakteknya banyak juga ulamadan ulama hadits yang memberlakukan hadits dalambidang aqidah, dengan syarat ada dua orang rawi atau

sumpih sang rawi, sehingga dengan demikian akanmempersatukannya dan tidak menyisihkannya karenaahad.

E. Perbuatan Rasullulah Saw. sebagai hakim danimam

Perbuatan Rasulullah Saw. sebagai hakim atauimam dalam bidang menjatuhkan hukuman atas suatuperistiwa, dapat dijadikan tauladan (precedent),pegangan,

Contohnya putusan Rasulullah Saw' menghukumrajam terhadap Al-Muhshan, yang mempunyai suamiatau isteri, berlaku sebagai bagian dari sunnah, karenaia mengandung hukuman syar'i(agama). Artinya bagipezina yang sudah bersuami atau beristri, hukumanyang benar bagi mereka ada[dh rajam.

Adapun untuk menilai suatu kasus, apakah ter-

40

masuk perzinaan atau tidak, diperlukan ijtihad ma-nusiawi yang terlepas dari bagian (perundang-undang-an) atau syari'at di atas. Memang banyak orang yangmelakukan kesalahan dalam bidang ijtihad semacamini sehingga membuat orang semakin jauh darinya. (1)

11.1.e.3. Dasar kebersamaan antara Alkitabdan As-Sunnah

A. Sekitar kebenaran

Menurut ijma kaum muslimin, kebenaran Al-qur'anitu def initif, sejak zaman Nabi Saw. sampai sekarangdan sampai kapan pun. Bahwa Aminul ardhi menerimaamanat dari Aminus Sama', Allah Swt, kemudianamanat tersebut diwariskan kepada generasi demigenerasi, baik secara tersirat maupun tersurat, se-hingga terwujudlah jalinan takdir dan jalinan syar'i.

6#*i{Vvl{A'rjgcrttiy"Sesungguhnya Kami turunkan Alqur'an itu dan sesungguh-nya Kami akan memeliharanya" (Al-Hijr ; 9)

Masalah pengklasifikasian sunnah.Ada tiga tingkatan sunnah berdasarkan keabsahan

berita. Dua diantaranya telah disepakati bersamaantara Jumhur dan kaum Ahnaf, dan yang ketigahanya disepakati oleh kaum Ahnaf sendiri.

Tingkatan pertama adalah hadits Mutawatir, yangkebenarannya def initif . Yaitu hadits yang dibawakan

(1). BacaMutawalli.

"AI-Hukmu fil lslam", karangan Dr. Abdulhamid

41

oleh jamaah yang dipandang bisa menjamin kebe-narannya (teriamin dari kepalsuan), Hadits ini jugamereka peroleh dari jamaah lain, sehingga matarantainya bertemu dengan Rasulullah Saw. Namunhadits yang semacam ini, baik yang berupa perkataanmaupun perbuatan jumlahnya sangat sedikit.

Tingkatan kedua adalah hadits Ahad. Kebenaran'nya dhanni. Dia bukan hadits mutawatir. Walaupundiriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi belumsampai pada tingkat jamaah.Memang ada perselisihan pendapat tentang syaratiamaah itu. Ada yang berpendapat sedikitnya tigaorang (inilah yang paling benar), dan ada juga yangberpendapat dua orang saja sudah bisa dianggapjamaah (tetapi pendapat ini meragukan).

Adapun hadits yang ketiga adalah hadits masyhur,yaitu hadits yang mempunyai kedudukan diantarahadits mutawatir dan hadits ahad. Jadi sifatnya di atasdhanniyah tetapi di bawah defenitif.

Bagaimanapun perbedaan tingkat kesahan itu,namun pengamalan kesemuanya sudah disepakatiadanya, seperti yang kami utarakan di atas yaitubahwa tingkatan keshahihan disini berdaya guna dikala ada perselisihan atau kebimbangan.

B. Sekitar pembuktian

Pembuktian selatu didasarkan pada Al-qur'an dansunnah, baik itu untuk pembuktian definitif maupununtuk pembuktian dhanni (dugaan), sesuai dengan teksAl-qur'an atau hadits Nabawi seperti dalam :

42,

'e['Lt,lHt.... Dan tegakkanlah shalat..." (Al-Baqarah : 43)

"Pezina wanita dan pria, masing-masing di dera dengan 100(seratus) kali pecutan". (An-Nur : 2)

'cx*rtr|gr 6*t1e$"Bagi laki-laki mendapatkan dua kali bagian wanita". (4

: 11)

Ketiga ayat di atas memiliki pembuktian defenitif,seperti juga sabda Rasulullah berikut :

"Jangan dinikah seorang wanita saudari ayah atausaudari ibu"

Namun kalau kita lihat beberapa contoh di bawahini :

Bit 41Xi 6#3r+# * ailrit r"Perempuan-perempuan yang diceraikan suaminya hendak-lah menantikan dirinya sampai tiga kali suciihaidh". (Al-Baqarah : 228)

" &lfrufr-y $;,, c}.\i5 tt/4.it 6';4 01"Atau dimaafkan oleh fihak yang berkuasa atas akad nikahitu". (Al-Baq arah : 237)

Sabda Rasulullah Saw. : "Harta mempunyai hakselain zakat". Nah,'tiga contoh yang terakhir inilahyang tergolong dalam dhanniyah.

43

C. Sumber-sumber pembuktian susulan

Wahyu baik Al-qur'an maupun sunnah, merupakansumber kebenaran utama, sedangkan akal pikirantempatnya menyusul kemudian.

Namun Allah Swt. (dalam wahyunya) juga meng-ijinkan kepada kita untuk menggunakan sumberpembuktian lain, baik ia mengikuti wahyu atau me-nyusulnya kemudian. Termasuk hal yang mengikutiwahyu adalah ijma, qiyas, maslahat dan hal-hal seje-nisnya yang dipandang kebajikan. Dikatakan meng-ikuti wahyu karena pembuktian tersebut berlandaskanpada teks wahyu yang ada atau kepada artinya, se-hingga berhasil disusun berdasarkan kepada teks atauarti tersebut. (1)

Sedangkan yang termasuk sumber-sumber "yangmenyusul kemudian adalah pendapat sahabat, per-undang-undangan orang-orang sebelum kita, danberbagai sumber kebajikan serupa. Dikatakan demi-kian karena sumber ini sebenarnya mengikuti wahyumelalui jalan dari berbagai jalan yang pernah kamijelaskan di buku kami yang lain. (2)

Dari uraian di atas, jelaslah bahwa wahyu itumerupakan sumber ma'rifat pertama. Dialah sumberyang terjamin kebenarannya, dan dia pula sumbersatu-satunya yang berkenaan dengan pengenalanAllah, hari kemudian, para malaikat, dan yang ber-kenaan dengan semua alam ghaib lainnya.

Walaupun demikian, untuk hal yang berkenaandengan masalah keduniaan khususnya, wahyu masihtetap memiliki dua sifat yang pertama tadi, yakni :

(1) dan (2),baca: "Mashadirul Masyru'iyah Al-lslamiyah" olehPenu lis.

44

ia tetap saja merupakan sumber utama dan ia jugatetap merupakan sumber yang benar.

Untuk masalah ini, insya Allah dengan pertolonganAllah, akan kami sambung lagi setelah berbicaratentang akal.

11.2. AkalMerupakan Sumber Ma'rifat Keduadan Terbatas

ll.2.a. Pengantar

Di atas telah diuraikan kenapa lslam memuliakanmanusia, kenapa ia dimuliakan dengan dan lantaranakalnya.

Apa pun permasalahan akal itu sendiri - tidakterlalu penting dan bukan tujuan pembicaraan ini -karena lslam telah menjadikannyd sebagai gantungantanggung jawab. Dan barang siapa yang tidak memi-likinya, tidak mempunyai tanggung jawab atasnya.Selain daripada itu, akal juga merupakan alat untukmengadakan ijtihad dalam menggali hukum-hukumAllah Swt. bersama dengan semua alat kontrol yangdiletakkan oleh syariat yang berkebijaksanaan:

Tegasnya akal adalah sumber ma'rifat, namunma'rifat (pengetahuan) yang bisa digalinya terbatas.Itulah yang segera akan kami jelaskan dengan izinAllah.

ll.2.b. Sumber-sumber Ma'rifat yang Beraneka Ragam.

Hendaknya kita tidak membayangkan ma'rifatdalam kehidupan ini kecuali dalam tiga cara yaituma'rifat penginderaan, ma'rifat akal atau suara batin,dan terakhir ma'rifat berita.

45

11.2.b.1. Ma'rifat penginderaan

Yang kami maksudkan ma'rifat dengan jalan peng-inderaan initerutama adalah dengan pendengaran danpenglihatan.

Akan tetapi penginderaan saja tidak cukup untukmendapatkan ma'rifat. Gambaran itu harus dipindah-kan ke otak, kemudian diterjemahkan dengan sebaik-baiknya. Anak kecil iuga punya penglihatan danpendengaran, tapi akalnya belum berfungsi denganbaik.

Hewan-hewan juga punya pendengaran dan peng-

lihatan, namun ma'rifatnya melalui penginderaannyaitu tanpa disertai akal, sehingga bisa benar dan bisajuga bercampur-aduk.

Anak kecil yang belum bisa membeda-bedakan,bisa beraduk pada penglihatannya dalam memilihbuah atau bara, lalu ia menggenggam yang kedua dantidak mau yang pertama, seperti halnya kisah Musaas. Hewan pun ntendengar suara, dan bahkan ia me-lihat jala yang dipasang orang, akan tetapi kurangmemperhatikan bumi yang dilaluinya.

Maka dari itu Allah Swt. menggambarkan orang-orang kafir sebagai berikut :

W$ttA\'#6-i1g'e+/Jygit"fr cf ,M:6$frs

"Diantara mereka ada orang-orang yang mendengarkanmu.Apakah kamu dapat meniadikan orang-orang tirli itu men-

dengar walaupun mereka tidak berakal". (Yunus : 42).

46

wvltGsl -#6tWA{Vp!,#i+vS

6sH.5"Diantara mereka ada irang memandang kepadamu. Apa-kah mungkin kamu menunjukki orang buta, meskipunmereka tidak melihat." (Yunus : 43).

6gA'W6t4,96tstffiU6$e?r5ffi\rt963sfJ\,6LeJa'U$rAtlaVt96

"Mereka memiliki mata namun tidak melihat dengan mata-nya, dan mereka memiliki telinga, namun tidak mendengardengan telinganya. Mereka itu seperti hewan ternak, bah-kan mereka lebih sesat lagi, mereka itulah orang-orang yanglengah" (Al-A'raf : 179)

Terjadinya kejanggalan-kejanggalan di atas tidaklain disebabkan oleh sarana perhubungan yang sehat(yang diberikan Allah Swt.) telah rusak dan tidak ber-fungsi sebagaimana mustinya.

Mereka mendengar, namun tidak fahamMereka memandang, namun tidak melihatMereka memiliki hati, namun tidak memilikikesadaran.

1 .2.b.2. Ma'rifat akal atau suara batin.

.Contoh untuk ma'rifat ini adalah pengetahuan-pengetahuan tentang :

- Setengah tidak lebih dari semua

- Tiga lebih besar dari pada dua

- Seseorang tidak mungkin berada dalam dua tem-pat pada waktu yang sama, dsb.

47

Hal yang serupa dengan contoh-contoh di atastidak perlu pengindelaan, namun memerlukan kecer-dikan akal.

11.2.b.3 Ma'rifat berita.

Ma'rifat berita ini diperoleh bukan karena akalatau penginderaan, akan tetapi karena warta berita.

Misalnya di suatu tempat terjadi peristiwa yangtidak tercapai oleh indera dan akal kita. Tapi akhirnyakita juga bisa mengetahui peristiwa tersebut denganmelalui berita dari seorang rekan atau seorang ang-gota keluarga.

Ada lagi kejadian masa lalu yang tidak dialamisendiri oleh orang yang bersangkutan, sehingga untukmencapai ma'riat memerlukan seseorang yang me-ngisahkan kejadian itu.

Kebenaran berita atau kisah itu tergantung kepadaorang yang bercerita. Dalam lapangan ini, kaummuslimin sendiri telah berhasil meletakkan kaidah-kaidah ilmu yang sangat bermanfaat, ialah : Kaidahilmu Al-Jarhiwat Ta'dil.

Meskipun begitu, sebagian dari berita tersebuttidak bisa diperoleh dari siapa pun kecuali melaluijalannya wahyu. Contohnya : Ma'rifat mengenal Allah,mengetahui kisah hari kiamat dan alam ghaib lainnya.Memang sebagian dari hal ini bisa dicapai dan di-terima akal, namun secara umum dan tepat tidakmungkin kecuali dengan melalui wahyu. Wallahu'alam.

ll.2.c. Hasil Guna Ma'rifat Akal

Ma'rifat itu dalam semua bentuknya menghantar-

48

kan kita kepada salah sebuah dari tiga buah hasilguna:

1. Berhasil diungkapkannya hukum alam sepertihukum daya tarik, peredaran bumi pada porosnya danmengelilingi matahari, atau hukum-hukum alam lain-nya yang telah ditetapkan Allah Swt, padanya, halmana digolongkan dalam hakekat ilmiah.

2. Dicapainya hakekat ilmiah, baik dengan penginde-raan maupun dengan melalui pengambilan konklusi.Contohnya: teori bulatnya bumi, tidak mungkinnyaada kehidupan di bulan, bahwa matahari merupakangas yang berkobar-kobar, dan bahwa ikan itu bernafasdalam air.

3. Dicapainya suatu teori atau hipotesa. Kalau sipeneliti belum mampu meningkatkan pendapatnyapada tingkat hakekat ilmiah, bisa jadi hanya sampaikepada pengungkapan teori atau hipotesa (patokanduga) saja. Dan sifat dari teori dan hipotesa ini masihbisa berubah dan bisa diperbaiki.

11.3. Menghindarkan Benturan Wahyu dan Akal.Hakekat wahyu tidak berbenturan dengan hakekat

akal. Jadi disini hakekat wahyu (yang bersifat def initif)tidak akan berbenturan dengan apa yang dicapai olehakal. Dan kalau pun terjadi suatu kasus dimana akaljuga ditemukan def initif, maka wahyu yang defenitifakan tetap mendahului akal yang definitif.

I

$$ts!'ttlfr &9,#SWl6rf\W"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melaku-kan sesuatu yang tidak layak (baik perkataan maupun per-buatan)di hadapan Allah dan Rasul-Nya". (Al-Hujurat:1)

49

Dari penyelidikar\ dan penelitian ternyata terlihatbahwa hakekat akal itu tidak def initif . Umpamanyawahyu yang berisi pengharaman daging babi adalahdefinitif, sedangkan pengetahuan (cerminan akal)sementara orang berupa hakekat sekitar daging babiitu senantiasa berubah dari waktu ke waktu.

Dari uraian di atas dapatlah disimpulkan bahwapertama kedefinitifan wahyu mendahului dugaanakal. Tidak mungkin suatu teori atau hipotesa yangmasih dalam tingkat dhanni (dugaan) akan menda-hului wahyu yang sudah definitif adanya.

Kedua, dugaan wahyu mendahului dugaan akal.Sehingga karena perbedaan ini, maka wahyu lebihtepat didahulukan.

Pada dasarnya kedef initifan akal itu akan meng-uraikan dugaan wahyu (1). Dikatakan demikian karena

(1) Dalam pengertian ini Al-lmam lbnu Taimiyah ber-kata: Kalau dikatakan dua dalil berbenturan, baik kedua-nya bersifat sam'i (pendengaran) atau aqli (akal). atau yangsatu sam'i dan yang satu lagi def initif, maka yang wajibdikatakan: keduanya tidak mungkin terlepas, kalau tidakdef initif maka dhanni, atau yang satu def initif sedangkansatunya lagi dhanni.Kalau keduanya definitif, maka tidak mungkin terladibenturan, baik aqli maupun sam'i keduanya, atau yang satuaqli dan satunya lagi sam'i. Hal ini sudah menjadi kese-pakatan diantara para cendekiawan.

Apabila salah satu dalildaridua dalilyang berbenturanitu defenitlf, maka yang defenitif itulah yang harus dida-hulukan (berdasarkan kesepakatan para cendekiawan) baikia sam'i maupun aqli, karena sesungguhnya dugaan itutidak bisa mengunggulikeyakinan. Namun kalau keduanyadhanni, maka harus diteliti dulu mana yang lebih kuat,

50

dugaan wahyu masih mengandung banyak penafsiran,maka untuk menyelesaikan masalah, diramulah pe-

nafsiran-penafsiran tersebut dengan hakekat ilmiahyang ada. Dengan demikian terhindarlah benturanwahyu dan akal, tidak seperti dugaan sementaraorang. Wallahu'alam.

11.4. Hubungan Wahyu dan Akal.

Tibalah kini kita mempertemukan keduanya.Bagaikan bumi bertemu dengan air hujan, maka ber-getar, berkembang dan tumbuh suburlah berbagaipasang tumbuhan yang indah.

Kiranya tepat perumpamaan yang diketengahkanRasulullah Saw. untuk dituturkan kembali, sabdanya :

"sebenarnya hidayah dan ilmu yang diberikan Allahkepadaku itu bagaikan air hujan yang menyiramibumi, ada diantaranya yang menerima baik air hujanitu lalu keluarlah tumbuh-tumbuhan dan rumput-rumputan yang subur sekali. Ada pula lahan yangbotak, menyerap air lalu orang mengambil air tersebutuntuk bertani. Dan ada pula bidang tanah lainnyayang tidak bisa menahan air dan juga tidak dapatmenumbuhkan tumbuh-tumbuhan, seperti orang yangmemahami Dienullah lalu ia sebar-luaskan apa yangditerimanya itu, dan ada pula yang tidak berdaya

kemudian yang lebih kuat itulah yang didahulukan, tidakperduli dia sam'i atau aqli.Baca : "Dar-u Ta'arudhil 'aqli wan Naqli" oleh Dr. Mu-hammad Rasyad Salim, cetakan I (1399 H=1979 M) hal. 76.

menegakkan kepala untuk menyambut kiriman hi-dayah Allah yang diterimanya." (1)

Ali bin Abu Thalib ra. berkata : "hati manusia ituibarat sebuah wadah, yang paling baik ialah yangpaling sadar".(2)

Menurut sementara orang salaf : "Hati manusiaitu ibarat wadah Allah dalam bumi-Nya, yang dicintaiAllah ialah yang paling lembut dan murni." (3).

Pertautan antara akal dengan wahyu itu telahmemberikan hasil guna yang positif sekali. Dan karenaitu lahirlah berbagai ilmu, seperti : ilmu Fiqih, ilmuUsul Fiqih, ilmu Musthalah Hadits, dll.

Berlainan dengan hal di atas, ilmu Mantiq adalahilmu yang lahir di luar wahyu. llmu ini dicangkok dariYunani, ketika penterjemahan filsafat Yunani padazaman Abbasiyah sedang laris. llmu itu banyak yangmencela tetapi banyak juga yang menggemarinya,Dan kami dalam hal ini hanya mengingatkan sajadengan kehendak Allah.

Di bawah ini kami mencoba mengetengahkankeempat macam ilmu tersebut secara singkat danberurutan: ilmu f iqih, ilmu usul fiqih, ilmu musthalahhadits dan ilmu mantiq.

ll.4.a llmu Fiqih.

Pada zaman Rasulullah Saw. kaum musliminmenerima hukum-hukum lslam langsung dari Rasu-lullah Saw. dengan cara membaca Al-qur'an, mema-haminya dan mengamalkan titah perintah-Nya.

(1), (2), dan (3) dalam Al-Fatawa, oleh lbnu Taimiyah,halaman 314-315. Jilid : 6

52

Selain itu, mereka juga mendapatkan tambahanberupa wahyu dari Allah Ta'ala dalam bentuk: ucap-an, tindak-tanduk dan ketetapan Rasul.

Selain dua sumber di atas, mereka mendapatkantambahan berupa ijtihad-umum- terhadap apa yangdilakukan Rasulullah Saw., kemudian dikukuhkanatau dikoreksi oleh wahyu.

Sesudah itu datanglah zaman para sahabat. Me-reka menerapkan wahyu disepanjang kehidupanmereka, baik yang berupa Al-qur'an maupun yangberupa sunnah.

Apabila mereka menemukan kasus baru, merekaber-ijtihad sesuai dengan bimbingan Rasulullah Saw.yaitu dengan apa yang mereka ketahui dari Al-qur'andan Sunnah, berdasarkan pengalaman mereka karenadekatnya dengan proses turunnya wahyu, berkat pe-ngetahuan mereka terhadap sebab-musabab diturun-kannya wahyu itu, dan berkat pelajaran yang merekaperoleh dari sekolah Rasullulah Saw.

Sejak itulah ilmu f iqih lahir ke dunia tanpa namadan tanpa pencacahan atau pendaftaran.

Menyusul sesudah itu zaman At-Tabi'in dan Ta-bi'it-Tabi'in. Dan sejak saat itu bertambah pesat danluaslah ijtihad, mengikuti perkembangan kasus yangmakin banyak dan membengkak.

Jejak mereka itu juga diikutioleh para lmam yangjuga aktif dalam lapangan ijtihad. Pada abad keduadan ketiga Hijriyah dimulailah penulisan sunnah danpenulisan ilmu fiqih.Dan yang pertama-tama adalah penulisan buku Al-Muwat-Tha'oleh Al-lmam Malik, sesuai dengan per-mintaan Khalifah Al-Mansyur. Kitab ini merupakankitab hadits sekaligus kitab fiqih.

53

Menyusul langkah lmam Malik adalah lmam abuYusuf, rekan Abu Hanifah, yang menulis beberapabuah buku serupa. Kemudian Al-lmam Muhammadbin Al-Hasan menulis bukunya: Dhahirur Riwayah As-Sittah, dihimpun oleh Al-Hakim yang tersohor dalamAl-Kafi dan diberikan penjelasan oleh As-Sarkhasidalam Al-Mabsuth. Disusul sesudah itu oleh As-Syaf i'idengan bukunya: Al-Urn, yang merupakan peganganmahzab As-Syafi'i.

Sejak masa itu pesatlah ijtihad dan penulisankitab.

llmu Fiqh model di atas (yang mengaitkan ijtihad)adalah merupakan perkawinan antara pemikiran danwahyu, atau dengan kata lain "pencerahan akaldengan cahaya wahyu". Ternyata ia merupakan ilmulslam yang paling subur, jauh mendahului apa yangdiberikan bangsa Eropa sesudah mereka mencapaipuncak kejayaan pemikiran dalam menguraikanperundang-undangan atau teori-teori fiqih.

ll.4.b. llmu Usul Fiqih.

Kalau ilmu f iqih mulai dipraktekkan sejak masapar:a sahabat diabad pertama Hijriyah, ilmu usul fiqihmulai muncul pada abad ke dua Hijriyah, berbarengandengan makin meluasnya ijtihad para ahli fiqih.Mereka menampilkan bukti-bukti melalui hasil ijtihadmereka, dan akhirnya mereka meletakkan ketentuan-ketentuan yang kemudian berkembang menjadikaidah-kaidah usul.

Adapun orang pertama yang menghimpun kaidah-kaidah tersebut dalam sebuah buku adalah Al-lmamAbu Yusuf rekan Abu Hanifah (seperti yang dicerita-

54

kan oleh lbnu Nadim), namun apa yang disusunnyatersebut tidak sampai kepada kita. Adapun orangpertama yang menulis kumpulan tersendiri, teraturdan didukung dengan bukti-bukti ialah Al-lmamMuhammad bin ldris As-Syafi'i dalam Ar-Risalah. Ka-rena itulah Syaf i'idikenal sebagai penyusun ilmu usul.

Sesudah itu makin banyaklah orang menyusunbuku tentang usul dengan berbagai versi dan gaya.

Metode para ulama ilmu kalam yang berhasilmenyusun kaidah ilmu ini sangat baik, teoritis danloeis. (1)

Adapun metode ulama madzhab Hanaf i, merekamenyusun kitab usul atas dasar furu', yakni untukkonklusi usulnya mereka mengambil pemecahanmasalah dari imam-imam mereka. (2)

Ada pula yang menyusun kitab usul berdasarkandua metode tersebut. Contohnya adalah kitab Badi'unNidham yang dihimpun oleh Al-Bazdawi dan Al-Ah-kam oleh Al-Baghdadi (Muzhfiruddin) yang wafattahun 694 H; kitab At-Tahrir oleh Al-Kamal lbnulHamam; kitab Jam'ul Jawami'oleh lbnus Sabki; dankitab At Taudhih oleh Shadrus Syari'ah.

llmu usul f iqih ini berguna sekalidalam menentu-kan hukum-hukum fiqih, serta membantu para mujta-hidin menemukan hukum-hukum syari'ah yang benar

(1) Sebagian besar penyusunan Kitab Usul Fiqih oleh parapenganut As-Svaf i'iyah dan Al-Malikiyah dilakukan dengan caraitu. Yang paling tersohor, diantaranya : Kitab Al-Mustashfa olehAl-Chazali(505 H), Al-Ahkam oleh Al-Ahmadi(631 H), Al-Minhajoleh Al-Baidhawi (685 H), dan syarah atau tafsirnya oleh Al-Asnawi.

(2) Ada pula kitab usul ad-Dabusi (430), Al-Bazdawi (430 H),An-Nasf i(790 H), dengan syarah terbaiknya yaitu oleh MisykatulAnwar.

55

r

dan tepat, baik dalam mengambil keputusan hukum,maupun dalam memberikan fatwa dan atau dalammembahas secara ilmiah.

llmu seperti ini hampir tidak dijumpai di Barat(Eropa, Amerika, dsb) kecuali beberapa teori yangdisusun untuk menafsirkan undang-undang dan ke-butuhan orang padanya. Dan tentu saja hal itu jauhdibawah kesempurnaan ilmu usul.

Dalam pembahasan ilmu-ilmu hukum di negara-negara lslam, banyak orang mempelajari ilmu usulfiqih tersebut karena baiknya dalam menafsirkan nash-nash (teks) hukum dan penyusunan kontrol-kontrol-nya, sehingga orang menganggap perlu mengetahuiilmu yang agung ini meskipun dalam lapangan hukumpositif .

Terbentuknya ilmu semacam itu adalah hasilintegrasi akal dengan wahyu, seperti halnya dalamilmu fiqih.

ll.4.c. llmu Musthalah Hadits

Allah Swt. senantiasa melindungi Kitab (Al-qur'an)ummat ini, dan senantiasa juga melindungi sunnahRasulullah, karena ia juga merupakan sebagian dariwahyu-Nya, seperti dalam firman-Nya:

6Ms.JWfibvefi#tl,"Sesungguhnya Kami telah menurunkan peringatan (Al-qur'an) dan sesungguhnya Kami memeliharanya." (Al-Hijr:9)

Apabila kita memperhatikan apa yang teisuratdalam teks tersebut, ia adalah merupakan permasalah-

56

an Syaria! dan bukan hanya sekedar ungkapan, akantetapi secara tersirat ia juga memberikan isyarat.

.Adapun pemeliharaan terhadap kitab tersebutsudah jelas diterima secara mutawatir, disimpandalam dada dan dalam tulisan.

Adapun pemeliharaan sunnah dan hadits (1), de-ngan karuniaNya Dia telah mentakdirkan banyakdiantara para sahabat Rasulullah Saw. yang mampumenghafal kata-kata, perbuatan, keputusan (ketetap-an) dan sifat-sifat beliau. Mereka semua orang-orangjujur, dan sebagian besar dari mereka hafal dalamdada atau hafal di luar kepala (2), dan sebagaian darimereka memeliharanya dalam tulisana-tulisan, jangansampai Al-Hadits berbaur dengan Al-qur'an.

Kemudian tibalah masa Khalifah Umar bin AbdulAziz,yang oleh lmam Syaf i'i digelari dengan Khula-fa'ur Rasyiddin yang kelima, yang memerintahkansupaya membukukan As-Sunnah. Menyusul setelah itudari lmam Ahli Sunnah Al-lmam Malik ra., kemudianAl-lmam Bukhari yang menyusun dengan syarat-sya-ratnya., kemudian Al-lmam Muslim yang juga me-

(1) As-Sunnah dan Al-Hadits meskipun arti dalam bahasaberbeda (As-Sunnah berarti cara; dan Al;-Hadits berarti baru)namun dalam konteks ini hanya mempunyai satu arti.

(2) Sebagai contoh kami mengetengahkan : Asy-Syekh NajibAl-Muthi'i ra., salah seorang tokoh ulama sunnah yang terkenal.Menurut pengetahuan kami tentang beliau, ia telah menghafaldelapan ribu buah hadits dengan sanadnya, jangan ditanya lagitentang pemahaman arti dan kepatuhannya mengikuti ketentuan-ketentuan hukumnya. Beliau meninggal dunia pada tahun 1406H atau 1986 M., Mudah-mudahan Allah Swt, akan berkenanmenghadirkan orang diantara kita dengan orang-orang yangseperti beliau. Amin.

57

nyusun dengan syarat-syaratnya. Dan barulah setelahitu menyusul para ahli kitab yang enam, yang ber-usaha mencari kembaliyang benar, yang memurnikankembali sunnah Rasul dari berbagai kepalsuan danperubahan.

Demikianlah asal-muasal orang mengenal ilmumusthalah hadits, kemudian daripadanya berkem-banglah ilmu rijakul hadits dan kaidah ilmu Al-Jarhiwat-Ta'dil bagi para perawi hadits. Da!am ilmu itulahulama lslam mencapai puncak karir yang belumnya sampai sekarang. Bahkan hingga kini ilmu ini tetapnya sampai sekarang. Bahkan hinga kini ilmu initetapsaja tidak tersaing dan tertandingi oleh ilmu orangBarat, meskipun dalam ilmu lain mereka sudah jauhmeninggalkan kita. Dengan demikian, jelaslah sekalilagi bagaimana jerih payah ijtihad manusia yangmenggunakan nur wahyu sebagai penyuluhnya, akansenaniiasa mendapatkan karunia perlindungan danpemeliharaan dari Allah Swt. :

gt"Barang siapa yang tiada diberi cahaya oleh Allah, makaia tidak akan memperoleh cahaya." (An-Nur : 40).

Il.4.d. llmu Mantiq.

Al-Mantiq dikenal orang sejak sebelum masehi,khususnya di kalangan bangsa Yunani, dengan Aristo-teles sebagai gurunya (322-384 SM.). llmu ini merupa-kan suatu kaidah intelektuaiisme, berdaya guna dalammengadakan perdebatan atau persaingan. Hanyasituasi pemindahannya dalam bahasa Arab yang

58

terjadi di zaman dinasti Abbasiyah, sangat memburuk-kannya.

Malah kesan sementara orang terhadap ilmu iniseolah-olah hanya berupa suatu debat kusir, sof isme,dan lain-lain yang semakin menambah buruknya.

Di kalangan ulama lslam sendiri ada yang rnen-dukungnya dengan gigih, seperti Al-lmam Abu HamidChazali, dan ada pula yang menyerangnya habis-habisan, seperti lbnu Taimiyah (1), dan ada pula yangberdiri ditengah-tengah tidak memihak kesana alauke sini, membenarkan apa yang benar dan menyingkir-kan mana yang salah.

Kami berpendapat dalam soal ini kiranya hal itutidak usah dibicarakan secara mendalam bahwakeburukan ilmu mantiq bukan karena mereka hasillimpor, beberapa banyak sudah ilmu-ilmu lain yangdiimporl Apalagi ia memiliki segi-segi yang mengan-dung hikmah, dan hikmah itu adalah inceran orangmukmin, jadi dimana ia ditemukan ya disitulah danorang tersebutlah yang paling berhak memilikinya,

(1) Al-Chazali dalam Al-Munqidz minan Dhahal menyatakanantara lain : "Saya mulai sesudah selesai mempelajari ilmu kalamdan ilmu f ilsafat, dan saya tahu benar bahwa tidak mungkin orangmengetahui keburukan suatu ilmu sebelum ia mempelajari ilmuitu secara tuntas...". Dalam mukadimah Al-Musashfa ia menyata-kan : "sebenarnya salah satu syarat seorang alim yang multahid,haruslah mendalami ilmu mantiq (logika), pandai membawa buktidan menampilkan qias (perbandingan).

Al-lmam lbnu Taimiyah dalam Majmu'ah Al-Fatawa lilid 9,hal.270 menyatakan : "Tidak tepat baik dipandang dari sudutagama maupun sudut akal, kata orang yang menyatakan bahwamempelajarinya suatu fardhu kifayah. llmu ini sebagian hak dansebagian lagi batil dan sebenarnya yang ada di dalamnya tidakdibutu hkan.."

59

Keburukan dari ilmu tersebut adalah karena iatidak diperlukan. Memang benar di dalamnya terdapataksioma-aksioma, namun tidak diperlukan ilmu dankaidah tersendiri. Maka tidak salah kalau kita akanmembuang-buang waktu dan tenaga karenanya.

Dalam upaya kami untuk mengesampingkan Al-Mantiq, kami berusaha menyusun kaidahkaidah yangbersumber dari Al-qur'an, dan usul-usul f iqih sebagaigantinya, untuk memperoleh hasil guna dari keduanyadalam materi berdialog dan berdebat dalam mem-bahas dan mencari kebenaran. lnsya Allah (1).

(1), Baca buku kami yang akan terbit dalam materi : AdabulHiwar wal Munazharah.

60

III. PENGAWAS-PENGAWAS PIKIRANDALAM ISTAM

Pikiran dalam lslam memang tidak bebas darisemua ikatan, ini benar. Namun ikatan tersebut ber-sikap mengawasinya bukan memborgolnya, memberikebebasan bukan menghalang-halanginya, memberi-kan kedalaman, kesuburan dan membebaskannya darihawa nafsu, dari kebodohan, dari fanatik dan lain-lainfral yang mengakibatkan kebebasan pikiran menjadisemacam lukisan hampa, berbentuk tanpa isi, adatubuhnya tapi .tidak ada nyawanya.

Karena itulah kami lebih senang menanamkanpembatas tersebut sebagai pengawas, bukan ikatannya.Adapun kalau ada orang yang tidak suka dan menya-takan telah memberi kebebasan fikiran, maka padasaat itulah dia telah membikin ikatan yang menge-kangnya tanpa sadar.

Hawa nafsu dan kecenderungan jiwa manusiatelah menjelma bersama kebebasan itu meniadi suatuborgol,yang meringkus pikirannya jangan sampai ber-keliaran secara bebas ke ufuk moral dan nilai yangtinggi.

Kebendaan duniawi dengan berbagai ragam ben-tuk dan coraknya, dengan macam-macam daya tarik-nya yang memikat, telah menarik pikiran itu dengan

e;'l

kuat kebumi, bukan melepas bebas bersama rohnyake tempatnya dibawah Arsy.

Maka tidak heran kalau pada zaman kita dewasaini kita melihat berbagai macam model pikiran orangyang rendah. Bahkan pikiran rendah itu sangat laris,sehingga bisa menguasai cara berfikir kebanyakanumat manusia. Mereka memasukkannya dalam sastra-nya, dalam cerita-ceritanya, dalam filmnya, danbahkan dijadikan bahan konsumsidi kantor penerang-an nya.

Sebenarnya pengawasan pikiran itu pertama-tamaberkaitan erat dengan tujuan, sghingga sedini mungkinsudah menjadi pengontrol bagi si muslim untuk tidaksesat dan tergelincir.

Yang kedua ia berkaitan erat dengan manhai,metode, sehinga ia tahu jalan Allah yang lurus dantidak terbawa arus ke berbagai jalan lainnya.

Ketiga ia berkaitan erat dengan cara, Tidak bisamenggunakan cara yang hina dina untuk memper-juangkan tujuan yang mulia.

Keempat ia berkaitan erat dengan akhlak, dimanaia senantiasa mengawasinya jangan sampai meluncurkebawah, dan berusaha mengangkatnya ke ufuk nilai-nilai dan moral.

Kelima ia berkaitan erat dengan missi manusia itusendiri di muka bumi, hubungannya dengan masya-rakat dan dengan kedudukannya di sana.

Itulah menurut hemat kami, kelima pengawasyang senantiasa mengontrol pikiran si Muslim. ladalam waktu yang sama memberi kebebasan kepadapikiran itu untuk mengangkasa ke ufuk yang muliayang didambakan oleh cita-cita nan agung.

62

l

Kami akan berusaha -a"n*un izin Atlah- untukmengutarakan lebih terperincidalam tulisan di bawahini.

lll. 1. Tujuan.

Tujuan hidup manusia di dunia ini bermacam-macam. Ada yang hina dina, tidak sesuai dengan fitrahmanusia, yang sehat, dan tidak bisa diterima oleh jiwaorang yang normal.

Ada yang tidak hina dina, namun begitu dicobadengan kedudukan yang lebih rendah sedikit, ia sudahberusaha melahap apa yang ada didunia inidan meng-umbar hawa nafsunya memburu habis yang masihtersisa.

Ada lagi-dan sedikit sekali orang yang berkwalitasseperti ini- yang mengangkat dirinya menuju cita-citadan tujuan yang luhur, kepada Allah Rabbul'alamindan menjadikan yang lain sebagai tujuan pelengkapsaja.

lll.1.a. Tujuan Hina Dina

Tujuan hidup hina-dina menempati urutan per-tama dihati kebanyakan manusia dibandingkan de-ngan tujuan hidup yang lain, meskipun anda kurangsuka mendengar ungkapan ini. Hampir semua bangsa,hampir semua agama, dan hampir semua negaramenempati posisi yang demikian. Sebagian besar darimereka merosot ke kelas hewan dengan hawa nafsusebagai tujuan utama kehidupannya. Ada lagi yangmerosot lebih jauh dari itu, sehingga tidak lagi meng-indahkan ajaran agama, firman Allah atau norma-

I

norrna akhlak. Ada lagiyang memper-Tuhankan hawanafsunya, memper-Tuhankan batu atau manusia lain,dan kepada mereka-mereka inilah ia mengabdikandiri, dan memohon agar cita-citanya dikabulkan.

Ada lagi orang hidup tanpa tujuan. Dia tidak tahukenapa ia hidup, dari mana ia datang dan kemanakelak ia akan pergi. Celakanya lagi ia tidak mau tauakan semuanya itu, persetan dengan semuanya itu!Tujuan utama dalam dunia ini hanyalah hidup, tidakperlu mencari tujuan lain. Mereka itu hidup dalamkehilangan! Manusia model begini banyak sekalidewasa ini.

Sebagian besar tujuan mereka adalah memuaskanhawa nafsu dan ber.iuang mati-matian demitujuan itu.Colongan ini tidak tahu apa-apa selain tempat hawanafsunya, kalau ia sudah bisa dicapai, puaslah hatinyadan terhentilah harapannya. Anda melihat merekabersenang-senang dan makan seperti hewan. Merekamenyangka dirinya sebagai cendekiawan dan berakal,pandai memilih tujuan hidup yang tepat dan jalanyang jelas. Orang model mereka itu kami menyaksi-kannya dimana-mana. Sebagian besar membawa sem-boyan hidup dan mengumandangkan berbagai fil-safat! Jenis manusia model ini jelas salah jalan dalamkehidupan di dunia ini, sementara mereka mengirajalan hidupnya itu tepat dan benar.

Walau golongan ini sudah dernikian celaka, na-mun ada yang lebih celaka dari manusia tersebut,itulah dia golongan manusia yang menjadikan hawanafsu sebagaitujuan hidup. Untuk mencapai tujuan-nya itu ia perjuangkan dengan segala cara, tidak perlulagi mengindahkan baik terhadap kaum mukmininmaupun terhadap lainnya rasa kekeluargaan atau

64

ikatan perjanjian, tidak merasa terikat dengan sumpahsetia maupun komitmen apa pun, tidak merasa ter-ikat oleh nilai, moral dan akhlak! Tidak merasa salahkarena merampas harta kawan atau keluarga dekat-nya. Tidak merasa dosa untr,lk memperkosa istri kawanatau isteri saudaranya, atau mengauli saudara danibunya sendiri bila tidak ada yang lain. Tidak merasasalah menempati jabatan empuk dengan modal ke-palsuan, kecurangan, berpura-pura, munaf ik, menyikatbaju, atau bahkan menyikat sepatu sekalipun! Tidakperduli harga dirinya dikorbankan untuk jabatanrendah atau tanpa jabatan atau tanpa harga sekalipun.

Sungguh pun demikian mereka termasuk golonganorang-orang yang berperadaban dan berpikiran libe-ralis atau seorang tokoh sosialis, pelopor club-club,pelopor bi ro-biro perjalanan dan pertem uan-pertem u-an.

Saya menyaksikan sendiri muka manusia-manusiamodel tersebut di lawatan keliling saya, dan di tempat-tempat kerja saya, Saya memandang mereka denganpenuh perasaan hina,ingat predikat yang diberikanAllah kepada orang-orang seperti itu, seperti dalamfirmanNya :

.#we e$;A'UA,AA+U$g6ryAl.4!3t413cAtlt

6I$I\.LL€l};l"Mereka mempunyai kalbu tetapi tidak mengerti dengankalbunya itu, mereka mempunyai mata tetapi tidak rhelihatdengan matanya itu, mereka mempunyai telinga tetapi

tidak mendengar dengan telinganya itu, mereka sepertihewan ternak, bahkan mereka lebih sesat, mereka itulahorang-orang lengah." (AlA'raf : 179)

Lebih celaka lagi bagi mereka orang-orang yangmemper-Tuhankan selain dari Allah sebagai sembah-annya, dimana mereka berusaha mendekatkan diridan mengharap keridhaannya.Mereka takut kalau Tuhannya murka, maka semuanyadipersembahkan sebagai sesajen dan disembelihsebagai korban. Tanpa peduli apa pun bentuk rupasi berhala itu. Batu atau orang, pria atau wanita.

Hal yang mungkin dapat dikatakan adalah bentukberhala dari batu ini sudah hampir punah atau tidakterlihat lagi. Akan tetapi berhala yang berbentukmanusia, yang dipuja dan disembah selain dari Allahmasih tetap bertahan. Selogan-selogan selain yangdiperintahkan Allah masih juga dikumandangkan.Sampai-sampai semua pengorbanan, air mata dandarah khusus juga diperuntukkan berhala-berhalamanusia tersebut.

Begitu larut mereka dengan tuhan barunya, sam-pai-sampai mereka enggan menyebut-nyebut asmaAllah, enggan bershalat, dan bahkan enggan menyam-but panggilan akal dan seruan hikmah yang menyata-kan :

Meleknya mata semalam suntukbukan karena wajah-Mu sia-siaDan air mata dukanyabukan karena wajahMu lebih sia-sia.

66

lll.1.b. Tujuan-tujuan Dunia

Sebagian orang tidak suka hidup di bawah, akantetapi jiwanya memaksanya untuk tidak naik. Merekaadalah orang-oran g "baik" , berpikiran "sederhana",mereka hidup "dalam dunia mereka" dan demi duniamereka. Lebih mengutamakan keselamatan, takutkepada pemerintah dan menamakan pemerintahsebagai "pembimbing" atau "terbebas dari kekurang-an" I

Begitulah keadaan sebagian besar mereka. Merekalebih bersifat negatif daripada positif, lebih senangduduk santai daripada berjuang, tidak senang meng-ganggu dan diganggu!Mereka yakin keimanan itu apa yang diimani dalamhati dan dibenarkan oleh lidahl atau apa yang telahditetapkan dalam rukun-rukun lslam.

Mereka menerima baik kata-kata orang yangmenyatakan bahwa lslam itu suatu aqidah dan bukansyari'ah. Suatu agama bukan pemerintahan, danmereka mendengarkan nasehat orang yang mengata-kan : "Tidak ada agama dalam politik, dan tidak adapolitik dalam agama". Dengan cara demikian merekapun mendapatkan kehidupan yang sehat wal-afiatserta masa depan yang "terjamin".

Kalau statement mereka hanya berhenti sampai disitu saja, kami tentu akan mengucapkan : Allah akanmelimpahkan pahala-Nya kepadamu, karena kamumengaku menganut agama-Nya! Akan tetapi kenya-taannya tidak demikian, sebagian mereka malahmenentang orang-orang yang menyeru kembali ke-pada lslam sebagai agama dan pemerintahan, sebagaiaqidah dan syari'ah, dan menyerang habis-habisanpara da'i yang menyeru untuk mengembalikan pe-

merintahan lslam mengayomi kaum muslimin, mem-persatukan kelompok-kelompoknya dan memberipelajaran musuh-musuhnya.

Mereka memberi predikat para da'i sebagai ter-roris, dan mengangkat mereka sebagai penguasatunggal, sambil meneriakkan firman Allah tanpamemahami maknanya :

c.*trsy5ae$f6s"Tidak membahayakan kepadamu orang-orang yang telahsesat, bila kamu telah mendapat petunjuk". (Al-Maidah :

105) ,

Mereka lupa atau pura-pura lupa menguraikanketerangannya : "Kalau orang melihat kemungkaran,tetapi ia tidak berusaha untuk merubahnya, makaAllah bisa menyebar-luaskannya sebagai hukuman".(HR Ahmad, Turmudzi, Abu Ya'la, dsb).

lll.1.c. Tujuan-tujuan Luhur

Pernyataan "Allah tujuan kami", adalah merupa-kan tujuan luhur dan cita-cita mulia. Dan ucapan"dalam memperjuangkan tujuan itulah kami hidup,demi tujuan itulah kami rela mati, dan ditengah masadinas memperjuangkan tujuan tersebut kami akanmenemui Allah Swt.", bukan merupakan semboyan,bukan pula merupakan yel-yel, akan tetapi ia merupa-kan.cerminan aqidah yang mantap dan keimanan yangkukuh kuat.

Mereka mempunyai tujuan hidup yang jelas, me-reka menyusun program dan mencari bentuk peng-arahannya dengan suatu pedoman "Dati Allah kami

68

mendapatkan dan demi Allah kami berjuang, siapmenanggung duka derita".

Manusia dengan tujuan jelas inilah yang akanhidup tenteram dan tenang, berjuang dengan senanghati dan tanpa paksdan. Dan kalau tujuannya ituluhur, maka kebahagiaan dan ketenteramannya lebihbesar dan mendalam, dan perjuangan serta pengor-banannya lebih kuat dan lebih besar lagi.

Namun begitu, dalam jalan menuju Allah inijugatercakup tujuan-tujuan hidup lainnya seperti agama,diri pribadi, harta, kehormatan, akal, dsb.

Sudah tentu cara pemeliharaan tujuan-tujgantersebut harus sesuai dengan syariat sehingga merupa-kan tujuan-tujuan agung di bawah tujuan yang lebihagung yaitu Allah Ta'ala. Demikianlah menurut ijmakaum muslimin, dan di dalam lingkaran itulah se-

bagian besar nash-nash bbrkisar. Sebenarnya kamiingin menguraikan lebih lanjut, namun kami pikir lebihbaik lagi kalau pembaca yang budiman berkenanmembaca dari referensi aslinya yaitu "Al-Muwafaqat"oleh Al-lmam Asy-Syathibi.

tll.2. Metode

Walaupun tujuan yang benar sudah ditetapkan,namun tidak jarang kaki tergelincir lantaran metodeyang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut tidakjelas atau banyak godaannya. Dan bagi seorangmuslimin sudah tidak ada metode lain yang lebih baikdan bisa diterima setelah mengetahui metode Al-Khalik.

6tg6isfff6us&(ffi56

"Apakah (Zat) yang menjadikan (segala makhluk) samadengan yang tiada nrrenjadikannya? Apakah kamu tidaksadar?" (An-Nahl : 17)

Sungguh pun begitu metode ini mempunyai ciri-ciri yang harus selalu kita perhatikan.

Tanda pertamanya ialah bahwa ia Rabbani, da-tangnya dari Allah, dimana kita sudah membulatkantekad sebagai tujuan kita. Ditinjau dari segi mana pun,

ia jelas lebih agung, luhur, mulia dan lebih langgengbagi bangsa kita dibandingkan metode lainnya.

Dengan demikian berarti metode ini telah me-nugaskan pengawal dalam diri tiap orang yang lebihkuat dibanding semua pengawal, tidak pernah tidurdikala semua orang tidur, dan tidak pernah teledormanakala pengawal lain alpa serta lupa.

Apakah penguasa-penguasa kita sadar akan halini?

Adapun tanda ke dua adalah lengkap dan tidakkurang suatu apa pun.

- sempu!'n.

,Ki2i(rgt{rtA"Pada hari iniAku sempurnakan untukmu agamamu". (Al-Maidah . 3)

- Paripurna :

"c#&Y'Wx$tO,{"r!$s"Kami turunkan kitab kepadamu untuk menerangkan ten-tang segala sesuatu." (An-Nahl : 89)

70

- Universal :

9.rf 'sW.c-vu*f4{vsy,lslx;,trr:"Kami tidak mengutusmu melainkan untuk segenap ummatmanusia, untuk memberikan kabar gembira dan peringat-an." (As-Saba : 28)

6#$1q;$!ltz;*:t%"Dan Kami tidak mengirimmu melainkan sebagai rahmatuntu( semesta alam". (Al-Anbiya' : 107)

- Tidak menerima parsialisasi ayat Al-qur'an :

'a$yatJji?u#.its*#-,it"p;;lt;"Dan waspadalah terhadap mereka, jangan sampai me-nyesatkanmu dari apa yang telah diturunkan Allah kepada-mu." (Al-Maidah : 49)

6h3#Cfii;ltfi"Mereka bercita-cita, kalau kamu lunak terhadap mereka,mereka akan bersikap lunak iuga". (Al-Qalam : 9)

$i.uq,€,li)$'firQ'i|t66h'&lgtvOB.i1i4Ii!cjrj$"9t#A'l,)gr\l:tttrg j.eW

B.;F,s\.Ai+ r{i;iji.|iw.*;W,fn) j'S,Jt,s96WeI645Ae\AtJi6e

"sungguh hampir saja mereka mencobaimu berpaling dariapa yang Kamiwahyukan kepadamu, supaya kamu meng-ada-adakan dusta terhadap Kami dengan lainnya, kalaudemikian tentu mereka akan mengangkatmu menjadi te-

71

mannya. Kalau tidak Kami mengukuhkan hatimu, tentulahkamu sudah condong sedikit kepada mereka. Kalau de-mikian, pastilah Kami mengenakan kepadamu dua kalilipat siksaan hidup dan dua kali lipat siksaan mati, ke-mudian kamu tidak akan memperoleh kemenangan dalammelawan kami." (Al-lsra' : 73-75)

Sikap dan upaya mengagungkan diri sendiri danmengesampingkan apa-apa yang dari Allah, adalahsuatu kesombongan terhadap kedudukan Allah yangtidak pernah disadari oleh orang yang memper-tuhan-kan selain Allah. Seperti tidak sadarnya mereka akanb..,haya yang menimpa pada dirinya akibat perbuatan-nya itu yaitu kehinaan hidup di dunia dan siksa diakherat.

Adapun tanda yang ketiga adalah ia mempertaut-kan antara dunia dan akherat, antara syariat denganpengarahan, antara fakta dan perumpamaan, danmernecahkan kesemuanya dengan metode pendidik-an, metode dakwah, dan metode hukum. Sungguhsuatu hal unik yang tidak ada duanya di dunia ini. Halini sudah kami lelaskan di depan. (1)

Tanda ke empat ialahkonsisfen, yakni tidak meng-akui perubahan dan pergantian.

Banyak bangsa yang menderita karena seringnyapenggantian peraturan, hanya asal mengganti saja.Mereka mendambakan kepastian dan kestabilan.Sehubungan dengan ini, hanya kekonsistenan peratur-an Allah yang diturunkan kepada Nabi terakhir-Nya

(1) Baca uraian tentang Al-qur'an, dan baca luga buku-bukupenulis ber.iudul : "Al-qur'an fauqad Dastur", Al-qur'an di atasUndang-Undang Dasar, dan buku : "Nahwa Nazhariyah Littar-biyah", mempelajari teori pendidikan lslam, oleh penulis iuga.

72

saja yang akan mend",unut "n

tetentraman dan ke-tenangan.

Mereka senantiasa berusaha keras memperbaikiUndang-Undang Dasar mereka yang dinamakan bekudan kaku itu.Namun jerih payah itu tidak pernah mewujudkanperbaikan dan penggantian, kecuali hanya sekedarperubahan khusus yang dipaksakan dengan meng-goal-kan 213 atau 314 suara, walaupun itu bukan syaratmutlak yang bisa merubah Undang-Undang Dasar.

Padahal "kebekuan" ini hanyalah kebekuan la-hiriah belaka, yang pada hakekatnya masih tetap bisaberubah, terutama kalau mayoritas anggota parlemendikuasai oleh partai penguasa, sangat mudah bagimereka mengadakan perubahan setiap saat, apabilapartai tersebut menghendakinya.

Misalnya saja jumlah anggota parlemen adalah400 orang. Maka syarat syah keputusan adalah apabiladidukung oleh setengah jumlah anggota ditambahsatu orang, atau 201 orang. Kalau ditingkatkan lagidengan mengingat bahwa syarat syah sidang adalahbila dihadiri oleh 213 anggota, maka suara tersebutsudah bisa di-goal-kan dengan dukungan 134 oranganggota, suatu jumlah yang pada hakekatnya dekatdengan 1/3 jumlah anggota seluruhnya. Atas dasardata ini, dapat diartikan bahwa pihak minoritas (134dari 400) sudah bisa merubah UUD walaupun yangdiinginkan tetap beku dan tidak ada perubahan.

Perubahan tersebut akan lebih mudah terjadidengan adanya dukungan perubahan tanpa ikatan,seperti :

1. Dalam negara yang memiliki UUD yang lunak -seperti negara-negara "Anglo-Saxon"- yang tidak

73

mensyaratkan sesuatu mayoritas khusus dalammengadakan perubahan UUD.

2. Jatuhnya UUD karena kesuksesan revolusi, iajatuh dengan sendirinya atau sepertiyang merekasebut dengan "Enplein Droit".

Sedangkan perubahan pada UUD kaum muslimindan Kitabnya sudah berakhir dengan pernyataanAllah Swt. :

qbit'Vl:">a$)#i

"Pada hari ini Aku sempurnakan bagimu agamamu dan Akucukupkan nikmat-Ku padamu dan aku ridha lslam meniadiagamamu." (Al-Maidah : 3)

Namun ketetapan tersebut bagi kita bukan berartikebekuan. Ketetapan tersebut terutama berlaku untuksektor yang secara alami memang tidak bisa meneri-ma adanya perubahan seperti dalam masalah aqidah,ibadah (dalam arti khusus), dalam hudud, qishash,kaffarat, dan sebagainya. Adapun yang lain dari itubisa berjalan lunak dan tunduk kepada ijtihad, sesuaidengan situasi dan kondisi, yang mana hal ini sebagianbesar berkenaan dengan soal muamalah.

Nampaklah kelunaan aturan Allah secara maksi-mal, sehingga sampai ada seorang tokoh yang menga-takan : "sesungguhnya asal-muasal segala sesuatu ituhukumnya mubah, sampai ada syarat-syarat dan ikat-an-ikatan wahyu yang mengatur yang mubah (boleh)itu."

Tanda yang kelima yaitu adil dan keadilan.

74

\

Adil dan keadilan adalah suatu nama dari asma'ullahAl-Husna, yang juga merupakan perintah Allah kepadahamba-Nya :

UAVt#ejtotUtc#.8.K;t1:Vt"Dan apabila kamu menghukum antara manusia, hendak-lah kamu menghukum dengan keadilan." (An-Nisa' : 58)

Diperintahkan melawan kecenderungan dan ke-bencian :

s"C|lt6if$l&t)tA,;\(8\b.Lg\6pFW-(*'F)Yo

ladilah kamu penegak keadilan, serta menjadi saksi bagiAllah, meskipun atas dirimu sendiri atau ibu-bapakmu danpara kerabatmu.l' (An-Nisa' : 135)

O\i3;lft5r#.95'+;,ll\iri&&.6b1;t\i,;' 6 \aiu t5$','# 6 *i$ # 9i $t' *6

"Jadilah kamu penegak keadilan karena Allah, dan jangan-lah karena kebencianmu kepada suatu kaum, kamu ber-tindak tidak adil, berlaku adillah, karena ia lebih dekatkepada ketaqwaan." (Al-Maidah : 8)

Tindakan yang berlawanan atau yang bertentang-an dengan itu, diharamkan Allah, bahkan terhadapdirinya juga demikian.

,.#. 'z i6;*'w

"Dan Rabbmu bukanlah zatyang aniaya terhadap hamba-hamba-Nya." (Fushilat : 46)

75

\

"sungguh akuielah mengharamkan kezaliman kepada diri-

K" ;""TAk; meniadikan'nya haram diantara kamu' maka

janganlah kamu saling zalim-menzalimi'"

Akibat kezaliman itu buruk sekali :

gl;t Ng5g 6 . 4A)E gi l,lst ":it$Lcry|ifi,${ft"Demikianlah siksaan Rabbmu, apabila la telah menyiksa

suatu negeri yang zalim, sesungguhnya siksaan-Nya pedih

sekali." (Hud : 102)

'ditA;Ftry!;G6:tt($PW,FUC$'Y;.eJtuuS#$g

"Berapa banyak penduduk negeri yang. lebih kuat dari

penduduk negeri yang mengusirmu keluar' telah kami

[inurut un, .it u tiautl ada seorang pun yang menolong

mereka." (Muhammad : 13)

tG:#;*S;M."Penduduk negeri itu Kami binasakan' ketika mereka

U"rf ut, zalim, Jan Kamitelah menetapkan dalam membi-

;;k;;;;reia itu dalam waktu tertentu'" (Al-Kahf i : 59)

lll.3. Cara

'i&,vht$frlP.V"Dan carilah ialan (cara) kepada-Nya'" (Al-Maidah

: 35)

Cara yang ditempuh terkait dengan tuiuan yang

dicananglanl S"hingga apabila tujuan itu kepada

76

Allah, maka cara yang digunakan pun harus bersih,sesuai dengan petunjuk-Nya.

Dengan demikian, semua cara hina-dina yangdituduhkan orang terhadap para da'i dan dakwah kitaadalah tindakan yang mengada-ada. Dan dengansendirinya semua semboyan yang selama ini diteriak-kan orang : "tujuan bisa menghalalkan segala cata"tidak bisa diterima.

Allah Swt. memperhitungkan niat seseorang be-serta kaitannya dengan tingkah lakunya.

u:atra_gl*,tri{*ShOyts8-6tu$"Katakanlah, lika kamu sembunyikan "; yang ada didalam dadamu atau kamu lahirkan, niscaya Allah MahaMengetahuinya." (Al-lmran : 29)

"Jika kamu lahirkan apa-apa yang ada dalam diiimu ataukamu sembunyikan, niscaya Allah akan memperhitungkan-nya." (Al-Baqarah : 284)

Allah juga memperhitungkan pada cara yangdipergunakan seseorang :

JttttE#ffirii

"Barang siapa mengerjakan kebaikan, meskipun seberatzarrah, kebaikannya itu akan dilihatnya kelak; dan barangsiapa mengerjakan keburukan meskipun seberat zarrah,keburukannya itu akan dilihatnya kelak." (Az-Zilzal :7-8)

Dari sanalah pentingnya cara itu. Dan yang pen-

77

ting dalam pem.bicaraan kami tentang cara itu, dapatkami simpulkan pada dua hal :

1 . Banyaknya nash (teks) tentang cara yang disebut-kan.

2. Kedudukan iihad sebagai salah satu cara dalammewuludkan tujuan.

1. Teks-teks Tentang Berbagai Cara

Banyak orang mengartikan bahwa titik perhatianwahyu lebih difokuskan pada soal-soal global (bukansoal rincian), serta pengarahan soal global itu padadasar ajaran dan kaidah, sehingga ada orang yangmenyangka bahwa wahyu tidak menyebutkan teks-teks tentang cara. Tentu saja keadaan sebenarnyatidak demikian, karena dengan jelas teks'teks tentangcara itu banyak disebutkan dalam bidang dakwah danpendidikan, antara lain :

Pernyataan bahwa pengajaran merupakan carauntuk mendidik Serta cara untuk berdakwah justrumerupakan teks pertama yang diturunkan dalamAl-qur'an.

cle*,fi,tVDeW"Bacalah dengan nama Rabbmu yang telah menciptakan."(Al-Alaq : 1)

sryly6a6b6"Nuun, demi pena dan apa-apa yang mereka tuliskan."(Al-Qalam : 1)

Rasullulah Saw. pernah bersabda yang artinya :

78

"sebaik-baik orang di antara kamu ialah yang belajarAl-qur'an dan mengajarkannya."

Tugas Rasulullah Saw. juga :

"Membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka dan mem-bersihkan mereka (dari sif at-sifat buruk) dan mengajarkankitab serta hikmah kepada mereka..." (Al-lmran :164), danteks-teks lainnya.

Penerangan adalah cara untuk dakwah sekaliguscara untuk mendidik. Banyak cara yang dicontohkanRasulullah Saw. dalam dakwah dan pendidikan, antaralain : kata-kata, berbicara, clakwah individu dandakwah jamaah.

Adapun metode yang digunakan tetap dekatdengan cara-cara yang ditentukan dalam teks-teksAl-qur'an, suri tauladan, dialog, hikmah dan nasehatyang baik, kisah, dsb.

2. fihad Sebagai Cara

Al-qur'an, begitu juga sunnah Rasul banyak mem-bicarakan masalah jihad beserta perangkatnya. Adayang mendahulukan perangkat jiwa atas harta kekaya-an, dan adakalanya mendahulukan harta kekayaanatas jiwa.

Hanya sedikit sekali pembicaraan para "cende-kiawan" tentang jihad, karena kebanyakan merekamengabaikan pentingnya jihad dalam lslam, bahkanada sebagaian mereka yang hanyut dalam "pemikiranmujarrat", hampa dari pemikiran tentang jihad danbicara soal jihad. Sementara itu ada sebagian yang

79

lainnya lagi yang menganjurkan penggalakan "jihadunnafsi" Uihad melawan hawa nafsu) dengan meman-dang jihad ini sebagai "lihad terbesar". Dalam hal inikami tidak hendak memicingkan mata, sedemikianbesarkah nilai jihadun nafsi itu, karena kami sudahmenguraikannya dalam buku kami yang lain, dankami menamakannya seperti yang diistilahkan dalamAl-qur'an yaitu : "At-Tazkiyah" (pensucian diri). Na-mun kami mencoba mengukuhkan di sini tentangjihad dan banyak disebut, baik dalam Al-qur'an mau-pun sunnah Rasul, yang antara lain adalah :

4,r diri p.\33u\ #i J$tIK)Ytr{ s..$\q.!.'up9t,vV,$ t t4{J!- ;,li.t A Gjy,.} Jfo \:sr

BjiI'trP$# SyEpAe, #$ gxit t'L\t;W

55,!{-,# fz-;s J +r$.{.'t\AU \ Jc, & M.@9-,tr'4$UXY;W|f#

"Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu apabiladikatakan orang kepadamu : 'Berperanglah kamu di jalanAllah', kamu nampak berlambat-lambat? Adakah kamusenang dengan kehidupan di dunia ini daripada akherat?Apalah arti kehidupan dunia, melainkan sedikit sekali. Jikakamu tidak mau berperang, niscaya Allah akan menyiksa-mu dengan azab yang pedih, dan menggantikan kamudengan kaum yang lain, hal mana tidak merugikan (Allah)Nya sedikit pun, dan Allah maha kuasa atas segala se-suatu." (At-Taubah : 38-39)

Rasulullah Saw. pernah membawakan perumpa-maan dalam sabdanya : "Kepala permasalahan ini

BO

adalah lslam, tiangnya adalah shalat, dan ujungtombaknya adalah jihad di jalan Allah."

Kami tegaskan di sini bahwa jenis jihad yang mem-punyai banyak sekali nash-nash yang bisa diterimasecara mutawatir adalah jihad dengan iiwa dan hartabenda. Dan tentu saja hal ini tidak akan sah nilainyakecualibila dilaksairakan dalam dinas dijalan Allah,iihad fi sabilillah.

Apabila umat lslam sudah melepaskan kewajibanjihad yang semacam ini, tidak diragukan lagi ia punakan punah.Untuk itu, perlu direalisasikan kesadaran bahwa iihaditu merupakan tanggung jawab penuh para cende-kiawan muslim dan da'i kepada Allah,

tll.4. Akhlak

Sebelumnya kita telah membicarakan akhlaksebagai pengawas pikiran agar jangan sampai terge-lincir dan sengsara. Dan saat ini kita mencoba menge'tengahkan topik bahwa akhlak itu adalah pengawastingkah laku sesudah aqidah.

Berapa banyak orang yang berjalan dengan pikiranyang jauh dari akhlak, sehingga mereka sesat danmenyesatkan, sengsara dan menyengsarakan.

Akhlak memiliki tempat yang besar dalam lslam,sepertiyang diuraikan dalam buku kamiyang lain (1).

Dan kiranya di sini dapat kami uraikan secara singkatsaja.

Akhlak dalam lslam mempunyai pengaruh efektifsekali, dain lapangan pertamanya adalah pikiran'

(1) Baca : "Al-Masyru'iyah Al-lslamiyah Al-'Ulya" oleh penulis.

81

Banyak ahli pikir yang tergelincir karena berjalantanpa akhlak.

lll.4.a. Kedudukan Akhlak

Bidang akhlak dalam Al-qur'an luas sekali, begitupula dalamsunnah Rasulullah Saw. dan dalam seja-rahnya.

Ayat-ayat akhlak dan hadits-haditsnya juga ba-nyak. Kadang ia datang bersama ayat-ayat aqidah, dankadang-kadang malah datang mendahuluinya.

Kiranya dalam hadits Rasulullah Saw. cukup dike-.tengahkan sebagai contoh, bahwa akhlak adalahmerupakan salah satu alasan tujuan kenapa ia diutusAllah Swt. :

"sebenarnya aku diutus Allah untuk menyempurna-kan keluhuran akhlak".

la disejajarkan dengan "shaumad dahr", puasasepanjang masa dan shalat sepaniang malam, sabda-nya:

"seorang laki-laki dengan akhlaknya yang baik bisamencapai kelas seorang yang berpuasa dan bershalatmalam."

lll.4.b. Akhlak Bisa Memberikan Pengaruh KuatDalam Pikiran.

Pengaruh akhlak dalam tingkah laku sudah di-ketahui dan dapat dibayangkan. Namun sebagianorang tidak menaruh akhlak dalam pikiran. Akantetapi orang yang berilmu dan para da'i menyadaribenar bahwa "akhlak berdaya guna menanamkan

82

kejujuran dan kelurusan, berdaya guna menumbuhkankeagungan dan kebersihan, berdaya guna mengukuh-kan kesetiaan dan keteguhan hati".

. Kemudian sebagai kelaniuiannya, ,nampaklahpengaruh pikiran yang julur tersebut berhamburandari segala hasil asah otak sang rhuslim.' Kalau iaseorang sastrawan, nampaklah dalam sastranya,dalam novelnya, dalam ceramahnya, ddlam kuliah-nya, dalam analisanya, dalam bukunya, dst.

lll.4.c. Tergelincirnya Orang<lrangyang Berjalan Tanpa Akhlak

, Adapun orang-orang yang menerobos masuki lapangan pikir-memikir tanpa akhlak akan tergelincir.Tergelincirnya itu memang dimulai dari berbagaibidang, misalnya dimulai dari cerita-ceritanya yangjorok, dimulai dari tarian-tarian dan nyanyian yangmerangsang, atau dimulai dari berbagai bentuk danrupa penerangan murahan.

Adapun penyimpangan akhlak itu sendiri akanterbaca mulai dari karya sastranya, dalan pelajaran-nya, dalam diskusi-diskusi dan ceramah-ceramahnya,meskipun mereka menyandang titel keprofesionalanatau menduduki berbagai jabatan penting..

Contohnya banyak, kiranya tidak usahlah kamimenyebutkan namanya (1).

(1) Hal ini kami lakukan untuk memelihara obyektivitastulisan dan mematuhi sabda Rasul : "Orang mukmin itu bukantukang maki dan tukang kutuk".

83

lll.5. Fungsi Manusia dan Hubungannyadengan Masyaiakat.

Fungsi manusia bukan hanya terbatas pada Jpayang dia sajikan dalam bentuk karya. ltu adalahsebagian dari f ungsinya. Fungsinya yang sebenarnyajauh lebih luas dan lebih umum, lebih mulia danagung, yaitu fungsi yang menghubungkannya denganAllah Swt., suatu fungsi yang mengantarkannya ketujuan mulia dan sasaran yang luhur.

Itulah fungsi yang sesungguhnya yaitu fungsiberibadah dalam arti yang luas. Dan sesungguhnyahubungannya dengan masyarakat adalah hubunganpersaudaraan, hubungan menyuruh orang melakukankebajikan dan melarang mereka melakukan kemung-karan.

lll. 5. a. lbadah

Dinas ibadah seorang muslim di sini berarti suatufungsi yang tidak terikat dengan waktu dan lamanya.la f ungsi abadi, terjalin erat dengan kehidupannya :

6d\Vb8)*t(sW:(#tP$,66JdS"Katakanlah: sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupkudan matiku, semuanya (aku persembahkan) demi Allah,Rabb semesta alam". (Al-An'am : 162)

Apabila hidupnya telah berakhir, maka fungsinyapun usai sudah6'Kemudian ia pindah ke alam lain-,tempat ia memetik buah hasil karyanya itu. Seorangmuslim pindah ke tempat itu dengan suka iita, karenaia dahulu menyadari fungsinya, mencintainya danmengamalkannya dengan seksama.

84

la melakukan di waktu malam hari dan dalamkeadaan suci bersih. Sesudah ia tidur, tasbihnyakepada Allah diambil alih dan dilanjutkan oleh paramalaikat, untuk mengiringi tidurnya.

Rusuk mereka jauh dari tempat tidur, dia selaluberdo'a kepada Allah dengan penuh rasa takut danpenuh harap.

Di siang hari, banyak waktunya untuk bertasbihpula. Semua aktivitasnya dilakukan sebagai ibadahdan dalam rangka ibadah, baik dalam bekerja, per-temuan, berziarah, dalam perjalanan atau dalamtinggal di tempat, semuanya dilakukan seolah sedangdinas ibadah.

lbadah itu mempunyai dua rukun yaitu maknawidan materi. Adapun yang dimaksud dengan ibadahmaknawi adalah mempersembahkan kecintaan dankerendahan diri yang maksimal kepada Allah, disertaikeihkhlasan yang mendalam kepada-Nya.

Adapun yang dimaksud dengan ibadah materiialah menunaikan titah sesuai dengan apa yang di-perintahkan Allah kepada Rasul-Nya :

"Katakanlah: jika kamu benar mencintai Allah, makapatuhilah (ikutilah) aku, niscaya Allah akan mencintaimudan mengampuni dosa-dosamu". (Al-lmran : 31).

Lapangan ibadah dengan dua rukun ini meliputisemua ibadah dan adat-istiadat. Yang pertama, me-nempatkan peribadatan pada tempatnya sesuaidengan yang diperintahkan Allah. Yang kedua, men-dudukkan gerak-gerik si muslim baik seorang diri,dengan keluarganya atau dengan masyarakatnya,

'& irtK) ffi S ayti(+"A " C. .*g V'alo jf N 6t.S

supaya senantiasa memenuhi tuntutan kedua rukundiatas, supaya bisa merealisasikan arti peribadatan,sehingga peribadatan itu meliputi seluruh gerak dan

warna kehidupannya.

il#AV&QW*WffiP5"66Jdg@$;r,:lsrJ:'4WaA6t:ntWq$5

"Katakanlah sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku,matiku, semuanya (aku persembahkan) demi Allah. Rabb

semesta alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya, dan dengandemikian aku diperintahkan." (Al-An'arn : 162-163)

lll.5.b. Persaudaraan.

Persaudaraan mengikat masyarakat muslim de-ngan ikatan kukuh, yang membedakannya denganmasyarakat lain! Tingkat terendahnya kelapangandada, dan tingkat tertingginya mendahulukan kepen-tingan saudaranya.

Itu adalah anugerah Allah Swt. kepada kaummukminin, sesudah melimpahkan keimanan dan ke-lslaman kepada mereka :

"Bahkan Allah yang memberikan karunia kepadamu,karena Dia menunluki kanru kepada keimanan, lika kamuorang-orang yang benar". (Al-Huiurat : 17)

e.3*bj5 (y.K#1's:;6 ; j&r,1X a:t#t r A

Ti:1>fiv$)#3

86

"Pada hari ini Aku sempurnakan agamamu dan aku cukupkan nikmat-Ku untukmu dan Aku ridlira lslam menjadiagamamu." (Al-Maidah : 3)

&diU,X,ftl&Kttjwsirt.str.\jfttsUu:if1*t;tfi;6UlxX

"Dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu bermu-suh-musuhan, lalu Allah mempersatukan hati kamu sehing-ga dengan nikmat-Nya kamu bersaudara". (Al-lmran :103)

Dalam masyarakat yang berkiblat dan terkung-kung nilai-nilai material hina dewasa ini, manusia jugamencoba mencari sisa nilai-nilai Iuhur yang masih adaditengah masyarakatnya. Akan tetapi mereka tidakmenemukannya disana, kecuali dalam persaudaraanlslam!.

Suatu persaudaraan yang dasar-dasar landasannyatelah dibangun sendiri oleh Rasulullah Saw. di dalamdiri sahabat-sahabat generasi pertamanya, dan dibukti-kan segera sesudah hijrahnya, yaitu dengan didirikan-nya suatu sistem masyarakat ideal di Madinah Al-Munawarah.

Persaudaraan macam itu kita butuhkan untukdiulang kembali sejarahnya dan diputar kembali per-jalanannya ditengah masyarakat sekuler kita dewasaini, yang sudah menilai orang dengan Dirham danDinar, atau mengukur orang dengan jumlah Riyal danDollar.

l!1.5.c. Menyuruh Amar Ma'ruf dan Nahi Munkar.

Demikian tiga bahan perangkai yang dimilikiseorang muslim dalam masyarakat, suatu manifestasi

87

peribadatan mencapai puncak ketaqwaan, suatumanifestasi persaudaraan mencapai batas lebih meng-utamakan orang lain dari diri sendiri, dan konsekwensiperealisasian amar ma'ruf nahi munkar, akan meng-hentikan tindak-tanduk si zalim, menyadarkan si fasiq,dan membimbing semua orang ke jalan yang lurus.

Prosesnya terlalu panjang untuk dibicarakan, tapiumumnya dimulaidari penolakan kalbu dan diikutioleh hijrahnya jiwa dan raga dari semua bentukkemunkaran.

Meningkat kemudian dengan meninggalkan per-kataan jelek, baik yang sifatnya lunak maupun yangkeras. Dan berakhir dengan melepaskan keterlibatandiri terhadap segala bentuk tindakan kemunkaran danmanifestasinya.

Uraian panjang lebar tentang itu kami bentangkandalam buku kami yang lain (1), berdasarkan bahasanyang diketengahkan para ulama yang mendahuluikami, yang sebagaian dari mereka akan kami kete-ngahkan dalam pasal berikut.

(1) "Al-Masyru'iyah Al-lslamiyah Al-Ulya"Oleh penulis,laman 280-336.

88

IV. PIKIRAN ISTAM DI ANTARA PIKIRAN.PIKIRAN LAIN

Sungguh berbicara tentang pikiran lslam di tengah-tengah pikiran lain seperti berbicara tentang bungamawar ditengah-tengah duri, atau bicara tentang basisdi tengah-tengah gurun sahara.

Dunia diramaikan berbagai pikiran dan beranekarupa ideologi, namun justru karena itulah duniasemakin sesat dan merana.

Memang pembicaraan masalah f ilsafat yang lahirdimasa lalu dan di zaman modern ini sudah terlalupanjang.Sebagian masih saja sebagai teori, dan sebagianlainnya sudah berhasil diterapkan di sana-sini.

Adapun pikiran dan f ilsafat yang akan kami'bahassaat ini adalah yang sudah menjelma dalam bentukpemerintahan, sedangkan yang masih dalam bentukteori dan khayal, kami abaikan saja. Begitu jugadengan yang sudah punah, kami rasa tidak perludipermasalahkan lagi, lebih baik kita fokuskan ke halyang masih hidup dewasa ini saja. (1).

(1) Bertolak dari kaidah lslam yang murni, tidak ada gunanyailmu yang tidak dimaksudkan untuk diamalkan. Dalam doa-doanya Rasulullah Saw. memohon : "Ya Allah ! Aku memohonkepada-Mu ilmu yang berguna!" dan "Ya Allah ! Aku ....

89

Kalau kita mengamati pemerintahan-pemerintah-an yang ada dewasa ini, terlihatlah bahwa sebagianbesar didirikan atas dasar pemikiran materialistis.

Pikiran materialistis ada yang menyatakan dirisebagai sekularisme dan ada juga yang merahasiakan-nya, namun keduanya tidak mengakui peran agamadan tidak memberi kesempatan pada agama untukhidup bebas. Dan baru kalau terpaksa mungkin me-reka bisa menerimanya dengan malu-malu kucing(kalau masih ada rasa malu padanya) atau dengankata lain yang lebih tepat "kalau mereka menerimaagama, hanyalah untuk taktik sementara, supayajangan dituduh memerangi 4gama, atau justru hendakmenukar aqidah yang ada dengan kekaf iran melaluicara selangkah demi selangkah". Mqreka mentertawa-kan umat lslam yang dipandangnya berf ikiran seder-hana dan dangkal, yang mau menerima bualannyatentang materialisme.

Menerima atau tidak menerima lslam, nilai bagimereka sama saja, meskipun sistem mereka berbeda,namun mereka tetap berasal dari satu sumber yaitumaterialisme, dan nantinya juga akan bertemu padamuara yang sama

Di sisi lain terdengar riuh rendahnya seruan parada'i. Sebagian mereka ada yang keterlaluan meng-hanyutkan pendengarannya dalam alam kerohaniansaja. Colongan ini mendapatkan dukungan yang besardari pemerintah yang berkuasa, kerena hanyutnyamereka dalam alam kerohanian itu, bagi merekamerupakan bentuk lain dari jaminan keamanan danmonopoli mengatur pemerintahan sesuai dengankemauannya. Namun, tidak menutup kemungkinan,dakwah macam itu pun pada suatu waktu bisa ter-.

90

sentak kesadarannya dalam menyebarkan lslam,bahkan adakalanya ia bangkit mengobarkan perangjihad, Akan tetapi model dakwah ini banyak menim-bulkan bid'ah dan perpecahan dalam masyarakat,terutama bila ditinjau dari manhaj (metode) lslam.

Ada lagi dakwah lainnya yang melampaui batasdalam menuntut "Al-Hakimiyah", serta kedaulatan,lalu mereka mengkaf irkan masyarakat atau menuduh-nya sebagai "jahiliyah", untuk menutup-nutupi ha-kekat keyakinannya dalam soal itu.Mereka pun sebenarnya menyimpang ke kanan ber-hadapan dengan penyimpangan lain yang terdapat kekiri, atau ia hanyut dalam "kelebihannya" berhadapandengan f ihak lain yang terjerumus dalam kekurangan.

Di antara kedua modeldakwah itu, berkumandangpula dakwah yang murni, yang jauh dari kelebih-lebih-an dan kekurangan, ditandai dengan sikapnya yangsedang dan adil. Namun sebagai konsekwensinya,dakwah ini sering menghadapi cobaan yang berat,bahkan digoncang oleh gempa yang dahsyat, sampaiorang mengira suaranya tidak akan terdengar lagi.Namun ternyata ia keluar dari berbagai cobaan yangberat itu dengan akar yang lebih dalam dan b.atangyang lebih kekar, sehingga pohonnya menjulang tinggike langit, memberikan makan sepanjang zaman de-ngan kehendak Rabb pemeliharaannya, cabang dandahannya mencapai seluruh negeri, untuk merealisasi-kan'ke-universal-an dakwah yang pertama sekali lagi!

1V.1. Pikiran Materialistis.

Pikiran materialistis mempunyai asal-usul dan akaryang mendalam dalam sejarah! la juga mempunyai

berbagai macam tingkat sekolah, dan juga mempu-nyai beragam nama. Namun dasar landasannya tetapsatu yaitu memuliakan materi, baik mengakui ke-hadiran agama atau menolaknya.

Dibawah ini kami hendak mencoba membahassepintas lalu tentang dasar materialistis, kemudian

dilanjutkan dengan pembahasan tentang pengakuandan penolakan kehadiran agama secara sepintas juga,dengan bantuan Allah.

lV.l.a Dasar Materialistis.

Apabila masing-masing dari berbagai f ilsafat danpemerintahan telah menganut berbagai macammadzhab ideologi materialisme, maka mereka akandipersatukan karena sama-sama menggunakan""benda" yang dapat diinderakan sebagai dasar keber-samaannyy'

Manusia tempo dulu berkata :

&t fu,#VX# ;rE #F,ijr\a+$ e 6\"Kehidupan ini hanyalah kehidupan kita di dunia saja, kitamati dan hidup dan tidak akan dibangkitkan kembali."(Al-Mukminun : 37)

Sementara orang.lain berkata :

:Al,:$f{fi *Yr'W64?&rt|j.l?9r?u6t{3"Kehidupan itu tidak lain hanyalah kehidupan kita didunia,kita mati dan hidup (di sana) dan tiada yang mematikankita melainkan masa (alam)." (Al-Jatsiah : 24)

92

Dan kini, di zaman kita orang berkata : "kehidupanadalah benda". \

Tidak jauh dari mereka adalah orang-orang yan;mengutamakan apa yang berguna bagi dirinya, 5e-

hingga orang ini pun akhirnya memformulasikanideologi dan filsafat mereka.

Adapun yang dimaksud dengan benda adalahsemua yang dapat diinderakan. Lucunya perkembang-an baru dewasa ini juga menyatakan energi(yang tidakbisa diinderakan itu juga termasuk benda), sehingadefenisi benda sekarang sudah tidak sesuai denganajaran mereka.

Apa pun yang dimaksudkan benda oleh mereka,namun penolakan atau pengabaian segi non materi(baik itu segi mental spiritual atau pun alam ghaib),telah menyeret mereka kepada suatu pengaruh yangtidak benar, misalnya saja munculnya ketidakseim-bangan antara kedua kekuatan tersebut (materi dannon materi).

Karena Allah sudah menetapkan bahwa segi nonmateri itu harus senantiasa bersamaan dan berkaitandengan segi materi dalam kehidupan ini, bahwa ke-hidupan akherat adalah merupakan babak lanjutandari kehidupan dunia ini, bahkan yang di akherat itulebih baik dan abadi. Bahwa alam ghaib itu akansenantiasa bersebelahan dengan alam syahadah, danmengetahui yang pertama itu dengan menggunakankalbu, roh, atau akal, sedangkan untuk mengetahuiyang kedua dengan menggunakan panca indera.

Hendaknya juga diketahui bahwa penciptaanmanusia itu sendiri terdiri dari dua segi, yaitu: se-genggam tanah (dari alam syahadah), dan peniupanroh (dari alam ghaib).

93

Oleh karena itu walaupun semua kebutuhanmaterinya terpenuhi, manusia tidak akan berbahagiaapabila segi batin dan rohnya diabaikan. Begitu jugasebaliknya ia tidak akan berbahagia hanya dengandipenuhi cita-cita rohnya saja, sementara kebutuhan-kebutuhan tubuhnya tidak diacuhkan.

Sudah tentu kami tidak bermaksud mengundangorang bersikap seperti rahib di biara, memenuhi hajatrohnya dan menundukkan haiat jasatnya, seperti jugakamitidak akan memanjakan kebutuhan materi danmenundukkan kebutuhan rohani, atau berpura-purqmengabaikan suatu alam lengkap (alam ghaib) danhanya mengakui alam syahadah (alam materi).

Sebenarnya kehidupan manusia di alam materi-bagaimana pun kemajuannya - sudah dirasakan ter-sendiri jawabannya oleh mereka-mereka yang me-mandang kehidupan ini sebagai materi, yang me-nyusun materi, tingkah laku, pola hidup atas dasar itu.Bahwa kemanusiaan tidak pernah menderita keseng-saraan lebih hebat seperti yang dialami dewasa ini,yaitu pada saat manusia hidup dibawah kungkunganmateri.

1V.1. b Pengakuan Terhadap Agama

Kami tidak bermaksud mengulangi lagi kisah pe-

misahan agama dari negara (1), namun kami hendakmengingatkan saja bahwa Barat yang materialistis,yang membangun pikiran dan kehidupannya atas dasaritu, masih memberikan "kesempatan hidup" kepadaagama dalam batas-batas tertentu!

(1) Baca buku kami Al-ljtijahaat Al-Fikriyah Al-Mu'ashirah"

94

Bagaimana batas-batas tertentu yang dimaksud-kan mereka? la tidak memberikan kesempatan kepadaagama berkeliling di jalan-jalan, masuk sekolah atauuniversitas. Alhasil metode pengajaran dan programpenerangan jauh sekali dari apa yang dinamakanagama. Malah ia sudah hampir tidak terlihat lagidenyutnya dalam pergaulan hidup, dalam perdagang-an dan dalam rumah-rumah tinggal.Mereka telah digantikan oleh nilai-nilai materialismeyang didasarkan atas unsur kepentingan !

, Malah agama sebagai rumah spiritual itu sendiri,sudah mulai mengecil dalam jiwa penganutnya. Bah-.kan orang yang mendapat predikat sebagai "orangagama" pun sudah hampir tidak ada bedanya denganorang awam dalam kehidupannya sehari-hari, kecualidalam busana yang digunakan dan pengalokasianwaktu yang digunakan tiaptiap Minggu untuk melaku-kan upacara agama dan menyanyikan hymne gerejanididepan orang-orang yang rnasih suka datang, yangmana acara ini pun kadangkala dan untuk bebdrapatempat peribadatan tidak bisa dilepaskan dari per-buatan yang memalukan, dalam rangka merangsangmuda-mudi untuk tetap berkunjung. (2).

Sudah bukan cerita lagi kalau anda membacaiklan tentang penjualan gereja, sesudah dianggaptidak begitu dibutuhkan lagi!.

(2) Kami menyebutkan berdasarkan apa yang banyak diguna-kan gereja-gereja Barat, termasuk Amerika Serikat, dalam meng-umumkan adanya pesta dansa diadakan sesudah upacara agama,dimana tubuh kedua jenis bertempelan rapat, dibawah sinarlampu yang remang-remang dan di bawah perlindungan atauasuhan "orang-orang agama" pula.

95

Alhasil dari ilustrasi di atas, dapatlah disimpulkanbahwa walaupun agama diizinkan hidup di negaramaterialis, kehidupannya kurus kering dalam jiwa parapenganutnya, dan terbatas sekali, tidak mempunyaikekuasaan dan wibawa dalam lembaga serta instansinegara. Begitu juga nasibnya di jalan-jalan, ditaman-taman, di gedung kesenian, di gedung bioskop danbahkan dirumah-rumah.

lV.l.c. Penolakan Terhadap Agama.

Dewasa ini lebih dari separuh penduduk bumi kitaini menolak kehadiran agama. Ada yang menuduhnyasebagai candu masyarakat, dan ada pula yang men-cap-nya sebagai sisa atau warisan "burjuis" atau"reaksioner", sehingga banyak (di negeri kami) orangyang tidak malu-malu lagi menyatakan murtad dariagama, alias "kafir". Dengan dasar persepsiterhadapagama yang demikian, mereka mencoba memformu-las ikan pemik i rannya, mend i rikan lem baga pdhgajar-an dan pendidikan..

Bukan hanya sampai di situ, malah sudah dilaku-kan berbagai cara untuk membabad habis akar-akaragama dengan mengeringkan sumber-sumbernya,menutup jendela-jendelanya, serta mengancam danmenakut-nakuti orang yang berpegang kuat padanya.Cerita ancaman dan kisah penumpasan kaum musli-min di Uni Sovyet sejak revolusi Bolsyewik (komunis)yang sialan itu mulai tahun 1917 hingga dewasa inibukanlah cerita yang khayal. Dan tidak terbatas diSovyet, tindakan serupa ini pun dilakukan diberbagainegara penganut komunis, seperti Cina, Bulgaria,Albania, Romania dan negara-negara komunis lainnya.Kiranya hal itu tidak perlu penjelasan lagi.

96

Ajakan kepada kekaf iran dan menganut ideologimaterialistis itu sejalan, karena tujuan utama kedua-nya adalah tidak mengakui adanya alam ghaib, danmereka juga bergaung dengan suara yang sama bahwakehidupan ini adalah materi belaka.

Ada sementara orang yang mengira bahwa keduakubu diatas berbeda, padahal keduanya dipersatukandalam satu madzhab materi. Ada memang perbedaanyang tejadi di antara keduanya, tapi itu hanya semata-mata perbedaan kepentingan, bukan perbedaanpikiran yang hakiki, dan *emungkinan pertemuankeduanya lebih besar daripada kemungkinan melebar-nya jurang pemisah diantara keduanya, wallahu'alarn.

1V.2. Hanyut Dalam Alam Rohani

lV.2.a. Keterlaluan

Kami telah mengkritik orang-orang yang l"Lanyamengandalkan materi semata, tanpa memperhatikansoal roh. Kami pun telah mengkritik orang-orang yangmenghanyutkan diri dalam soal rohaniah saja, sertamengabaikan soal materi.

Apapun tujuan orang tersebut menghanyutkandirinya, namun akibatnya jelas akan menghilangkankeseimbangan hidup normalnya.

Cambaran penghanyutan diri dalam alam rohanitercermin dari apa yang dilakukan oleh sementaraorang Kristen dengan mengurung diri di biara-biarasebagai "tahib". Tidak jauh dari itu atau meniru-nirutingkah laku mereka juga tercermin dari yang dilaku-kan oleh sementara golongan sufi, mereka mentarget-kan pensucian rohani dengan mengesampingkan

metode"lslam yang paripurna dan tidak memperduli-kan kebutuhan jasmaninya.

lv.2.b. Keterlaluan Lebih Besar

Kiranya golongan ini tidak hanya cukup dikatakanmelanggar metode lslam dengan menghanyutkan diridalam alam kerohanian tapi mengabaikan kebutuhanlainnya. Tetapi mereka telah meluncur jauh ke dalamjurang-jurang pelanggaran ajaran-ajaran lslam.

lslam mempunyai metode tersendiri dalam prosespensucian dan pendidikan, seperti yang kami bentang-kan dalam tulisan kami yang lain. (1)

Namun mereka bukannya menerapkan metodeyang pernah dilaksanakan Rasulullah Saw., tetapimereka malah membawakan hal-hal baru yang me-reka karang sendiri, baik dalam cara berdzikir, bentukdzikir, atau tata cara lain dalam mencapai kemurnianaqidah tauhid.

Contoh keterjerumusan mereka adalah dalampengadaan Upacara Maulid Nabi. Di sana banyakterjadi pencampur-adukan yang memalukan, pelang-garan-pelanggaran syari'at, dan malah adakalanyakesempatan ini dijadikan arena melakukan perbuatancabul.

Mereka juga terierumus dalam pengagungankuburan-kuburan "ketamat" , mendirikan bangunan diatasnya dan bertawaf mengelilinginya. Bahkan adayang lebih celaka dari itu, mereka mengajukan per-mintaan dan mengadukan berbagai keluhan kepadasi mati. Mereka tidak pernah berfikir bahwa si mati

(1) Baca : "Nahwa Nadhariyah Lit Tarbiyah Al-lslamiyah" olehPenulis.

98

sendiri tidak marnpu menyelamatkan dirinya - apalagiuntuk memenuhi permohonan orang yang datangmemintanya-, sudah tentu lauh dari panggang api.

lV.2.c. Keterlaluan yang Teramat Sangat

Adapun kelompok yang paling sesat dari merekaadalah yang berbicara tentang Al-Hulul.

Kelompok lain yang tidak jauh kesesatannya darimereka adalah orang-orang yang memper-Tuhan-kanAli bin Abu Thalib ra. atau berkata bahwa Jibril telahsalah alamat dalam perjalanannya untuk menyampai-kan wahyu. Seharusnya wahyu itu diberikan kepadaAli ra., akan tetapi disampaikan kepada MuhammadSaw.

lV. 3. Ekstremi

Kisah ini dimulai dari pribadi-pribadi individu ataukelompok yang membuka mata dan hati untuk mem-perhatikan dan mengevaluasi kerusakan serta kekejianyang terjadi dalam masyarakat di satu fihak dantindakan keras fihak penguasa terhadap orang yangberpegang teguh pada ajaran agamanya di lain f ihak.Penguasa melontarkan predikat ekstremis dan pe-ngacau, mereka mencari dan membuat-buat perma-salahan untuk dijadikan alasan penangkapan danpenyiksaan, kemudian mereka pun menganiaya danmemaksa fihak "tertuduh" tersebut agar mengakuiapa saja yang dikehendaki pemerintah. Dan setelahpemaksaan usai, tinggallah kini menggiringnya kepengadilan dan mencemarkan namanya sebagai "pe-rongrong yang berkedok agama".

Akibat kisah ini adalah timbulnya reaksi-reaksi dan

salah satu reaksi mereka adalah menuduh kaf ir pihakpemerintah. Tuduhan yang sama dilebarkan skupnyasampai kepada para pembantu pemerintah. Kemudiandilebarkan lagi meliputi semua f ihak yang menerimabaik atau mendiamkan tindak-tanduk pemerintah.Dan akhirnya tuduhan itu sampai juga kepada masya-rakat lapisan bawah, sehingga tibalah akhirnya untukgeneralisasi bahwa semua lapisan masyarakat kaf ir.

Ada segolongan mereka yang nampak lebih "cer-dik" atau lebih "sopan", mereka tidak menggunakankata kafir, tetapi menggantinya dengan kata "jahi-liyah". Lalu mereka pun men-cap pemerintah danmasyarakat sebagai jahiliyah.

lV.3.a. Penguasa dan Pemerintah

Berdasarkan bukti-bukti yang dikemukakan olehpara ulama, seperti yang kami bahas dalam tulisankami yang lain (1), tuduhan kafir kepada pihak pe-merintah dan penguasa yang menolak menjalankansyari'at Allah itu bisa jadi tepat adanya.

Bisa jadi juga tuduhan orang bahwa pihak pe-nguasa dan pemerintah itu jahiliyah tepat adanya,karena nash-nash tentang masalah itu jelas sekali :

6t:,#i\p A,4 K ai\ rIit U#A 6t"Barang siapa yang tidak menghukum menurut yang di-turunkan Allah, maka mereka itu orang-orang kaf ir". (Al-Maidah : 44)

(1) Baca : "Al-Masyru'iyah Al-lslamiyah Al-'Ulya" o/ Penulis

100

$.#g y,& Va. a g5;4 & g9r;45 qJ tSX\4iyi tM;6#eWV.f B&3i -Q,\3,;*.5

"Tidak, demi Rabbmu mereka belum beriman, r6hinggamereka mengangkatmu menladi hakim dalam memecah-kan perselisihan yang terjadi di antara mereka, kemudian(dari itu) mereka tidak merasa keberatan dengan keputusanyang engkau putuskan, dan mereka menerima dengan puas

hati." (An-Nisa' : 65)

"Apakah hukum jahiliyah yang mereka tuntut? Siapakahyang lebih baik hukumnya daripada (hukum) Allah bagiorang-orang yang berkeyakinan." (Al-Maidah : 50)

Memang banyak pendapat tentang tafsir ayat diatas. Ada sementara penafsir yang menyatakan bahwayang dimaksud kekaf iran di ayat tersebut adalah ke-kafiran yang mempunyai tingkatan kekafiran yangpopuler, atau ada juga yang mengatakan bahwa ayattersebut ditujukan kepada Ahli Kitab (Yahudi danKristen), atau menganggap penolakan adanya imandi sini bukan berarti penolakan pada dasar keimanan.Namun penafsiran pihak lain yang berlawanan denganpenafsiran sebelumnya dapat juga dikatakan tepat,terutama kalau dialamatkan kepada mereka yangmemiliki kewenangan untuk melaksanakan hukumtersebut, akan tetapi enggan menerapkannya.

Bertolak dari sanalah kami pikir tidak ada salah-nya predikat yang diberikan mereka terhadap pe-nguasa dan pemerintah yang menolak penerapansyari'at Allah.

6fiIr$&b\te63\U;69{,W^V.:KA

101

lV.3.b. Masyarakat

Akan tetapi kasusnya meniadi lain bila men-capmasyarakat dengan cap kekafiran secara mutlak tanpasyarat-syarat, melemparkan tuduhan secara umumtanpa rincian, dan begitu pula dalam men-cap masya-rakat sebagai jahiliyah tanpa alasan yang tepat.Karena masyarakat itu tidak hanya terdiri dari orang-orang yang sudah kaf ir (baik dengan alasan maupuntidak), tetapi juga terdiri dari kaum muslimin, kaummukminin dan kaum muhsinin. Di antara mereka adayang menentang kekafiran dengan tangannya, adayang menentang dengan lidahnya, dan adapula yangmenetang dengan hatinya (walaupun yang demikianitu merupakan tingkat keimanan yang paling rapuh).

Jadi tidak benar kesimpulan yang menyatakanbahwa diamnya mereka itu sama dengan setuju!Karena persetujuan tersebut adalah urusan hati se-

mata-mata, kita tidak punya bukti yang definitiftentang itu, sehingga kita pun tidak bisa memberikankesimpulan yang begitu saja.

Begitu pula menuduh orang dengan kata iahiliyah- tanpa batasan - karena ada bermacam-macammodel jahiliyah.Ada yang meliputi aqidahnya, adat-istiadatnya, ibadah-nya, dan sebagainya. Jadi adalah tidak benar apabilamelontarkan tuduhan itu secara mutlak. Karenaaqidah mayoritas masyarakat tersebut adalah tauhid,sedangkan ibadahnya bersumber dari syari'ah Allah.Kalau pun terdapat banyak kekurangan atau penyim-pangan dalam berbagai lapangan, ini belum cukupmemberikan alasan untuk menuduh mereka sebagaijahiliyah secara mutlak.

102

Adapqn soal perorangan, perlu penelitian dengancermat. Kalau masalahnya sudah jelas, mereka sebaik-nya dianjurkan supaya bertaubat. Dan kalau merekabersikeras tidak mau, maka mereka bisa dikenakanhukum hudud orang murtad.

lV.3.c. Da'i Bukan Hakim

Kami- dalam periode dakwah * adalah para da'i,dan apabila pemerintahan sudah berada di tangankami, tidak ada salahnya kalau ada di antara kamiyang mau menjadi hakim, mengusut dan menghukun:orang.

Adapun metode yang kami dambakan dalamperiode dewasa ini, seperti yang disabdakan Rasu-lullah Saw. kepada Hakiem bin Hizaam : "Aku lslamkepada kebajikan yang sudah lalu" (HR. Bukhari)atau : "Aku lslam kepada kebajikan yang sudah di-lakukan otang" (HR. Muslim). Wallahu 'Aldm.

1V.4. Pikiran Murni

Pikiran lslam yang murni bersikap adil di tengahberbagai macam pikiran itu.

Dia tidak berpihak kepada orang yang mengabdi-kan dirinya kepada materi dan menentang yang lain.Dia juga tidak hanyut bersama orang yang tenggelamdalam alam kerohanian dan mengabaikan yang laindari itu.

Dia juga tidak cenderung kepada orang-orang yangberpikiran dan bersikap ekstrem mengkafirkan danmen-cap orang lain jahiliyah, serta mematahkanharapan orang dari rahmat Allah.

103

Dia'senantiasa bersama dengan Kitab Allah,Sunnah Rasul serta sejarahnYa :

ii'r#lS1tu:l6ttW{ts ;6U6'{';{,6.,fiV(.jl:$Wl

"Mereka yang senantiasa berpegang kepada Kitab Allahdan menunaikan shalat, sesungguhnya kami tidak akanmenyia-nyiakan pahala orang yang berbuat kebaiikan."(Al-A'raf : 170)

"Orang-orang yang beriman dengan yang ghaib, menunai-kan shalat dan menafkahkan sebagian rezeki yang Kamiberikan kepada mereka. Dan orang-orang yang berimankepada Kitab yang diturunkan kepadamu dan Kitab-kitabyang sebelum kamu, sedang mereka yakin akan adanya harikiamat." (Al-Baqarah : 3-4)

"65i1 9l4b | {" \4 F ) 5,#e $ litS' t"Janganlah kamu berlebih-lebihan dalam agamamu danjanganlah kamu berkata terhadap Allah, melainkan dengankebenaran." (An-Nisa' : 171 )

"Siapa yang khawatir supaya mawas diri. Dansiapa yang mawas diri akan selamat sampai di rumah.Berhemat-hematlah agar kalian tiba dengan selamat."

"sesungguhnya agama ini kukuh, maka jelajahilahia dengan lemah lembut".

"Aku lslam kepada kebajikan yang sudah dilaksa-nakan otang."

Sesudah itu ia tahu dan sadar pada tujuannya,yaitu Allah Ta'ala, keridhaan-Nya dan surga-Nya.

Dia juga tahu dan sadar pada metodenya yaitu

104

Rabbani, yang bersumber dari Kitab Allah dan SunnahRasu l-Nya.

Dia juga tahu dan sadar bahwa caranya, ialah carayang sudah ditetapkan dalam syari'ah Allah, baik yangtersirat maupun yang tersurat, bersih dari sifat ke-rusakan dan kejahatan, berpegang teguh pada akhlak,moral dan nilai-nilai luhur.

Sesudah itu ia menggalakkan dakwah menyeruorang menganut agama Allah atas dasar kesadaran,dengan hikmah kebijaksanaan dan nasehat-nasehatyang baik. Kemudian ia menyatakan perang terhadapIawan-lawannya dan berdamai dengan kawan-kawan-nya :

O3hV:6i#t&U.:AG*"Etreel:;f*4li't J:i;s q\:6 uI cl9VSs,,it*tt g

'd4UtsbY;xl*c''r"Mereka bersikap lemah lembut kepada orang-orang yangberiman dan keras terhadap orang-orang kaf ir; mereka ber-juang di jalan Allah dan tidak takut celaan orang yangmencercanya, itulah karunia Allah yang diberikan kepadasiapa yang dikehendaki-Nya, sungguh Allah Maha Luas lagiMaha Mengetahui." (Al-A4aidah : 54)

10s

V. METODE DARI PARA PEMIKIR

Sebenarnya kami ingin menampilkan beberap;rcontoh dari tokoh-tokoh di zaman Sahabat ata.u dizaman Tabi'in, karena mereka lebih tepat dijadikansuri tauladan sesudah Rasulullah Saw. Akan tetapi halitu memerlukan waktu dan tenaga banyak. Kamiharap lain waktu - insya Allah - kami atau penulislain akan berhasil menampilkan beliau-beliau radhial-lahu'anhum

Dalam tulisan singkat ini kami telah memilih tigaorang tokoh sekalian untuk mewakili masing-masingzamannya, yaitu pertama Al-lmam Ahmad bin Ham-bal; Kedua Al-lmam lbnu Taimiyah; dan ketiga Asy-Syahid Sayid Qutb, rahimahullah wa radhia'anhumajma'in.

Dalam memilih ketiga tokoh itu kami tidak mem-punyai kriteria tertentu, selain beristikharah kepadaAllah.Alhamdulillah sesudah pilihan kami jatuhkan kepadamereka, ketahuan sekarang bahwa ketiga-tiganyaadalah orang gemblengan dengan ujian yang tak henti-hentinya. Memang ujian bagi para pemikir dan da'iitu ibarat kobaran api yang justru berdaya guna meng-hilangkan kotoran dari logam mulia.

107

Dengan ujian, membuat pikiran dan kalbunya semakinterang, cemerlang dan bersinar-sinar. Demikianlahujian tersebut telah berhasil guna melahirkan ketang-guhan, menambah keimanan serta kepasrahan me-reka.

lbnu Hambal hidup antara abad kedua dan ketiga(masih dalam kondisi sebaik-baiknya abad).

lbnu Taimiyah hidup antara abad keenam dan ke-tujuh, pada saat ummat lslam menghadapi ujianserbuan pasukan Mongol dan kekacarran di dalamnegeri sendiri.

Sedangkan Sayid Qutb hidup dalam abad keempatbelas, pada masa penindasan terhadap umat dan nilai-nilai lslam mencapai puncaknya, dimana pada waktuitu Mesir sedang diperintah oleh seorang Fir'aun baruyang tidak kalah ganas dan sombongnya dari kakek-nya yang pertama.

Kiranya kini kita sudah bisa memulainya denganlebih terperinci.

V.l. Ahmad bin Hambal (164-241 H)

V.1.a. Kehidupan

Si lsi lah ketu runannya masih berhubungan denganBakar bin Wail AdzahliAs-syaibani. Ayahnya bernamaMuhammad Abu Abdullah berasal dari Ajnad maru,Afghanistan yang meninggal dalam usia muda, kira-kira berumur 30 tahun. Jadi Ahmad hidup dalamkeadaan yatim seiak kecil. Namun Allah Swt. mem-berinya keluhuran budi pekerti begitu tinggi sehinggamenimbulkan iri para ayah yang menyerahkan anak-

108

anaknya kepada para pendidik tersohor pada zaman-nya.

la mulai menuntut ilmu dalam usia 15 tahun, padatahun dimana lmam Malik ra. meninggal dunia. Kira-nya Allah masih ingin mewariskan kebajikan kepadaummat ini. Ahmad mengayuhkan kaki melanglangbuana dalam rangka mencari ilmu. Sebanyak 280syekh yang berhasil dia sedot ilmunya. Dia pergi kekota Basrah sebanyak lima kali, ke Hijaz lima kalidandi kota inilah beliau berjumpa dengan lmam Syafi'i ra.Pergi berhaji sebanyak lima kali, dengan tiga kali diantaranya ditempuh dengan jalan kaki. Dalam tujuanyang sama (menuntut ilmu) ia juga pergi ke San'aYaman. la ikhlas menjadi seorang kuli panggul barang,demi menyambung hidupnya pada waktu sedangmenuntut ilmu.

Dia aktif di bidang fatwa dan hadits sesudah usia-nya mencapai 40 tahun, suatu usia kearifan, seolah-olah Allah telah menetapkannya seperti usia waktuDia memilih Rasul-Nya.

V.l.b. Ujian Ahmad

Ahmad menghadapi ujian sejak zamannya Al-Ma'mun, sesudah kaum Mu'tazilah berhasil mem-pengaruhi raja tersebut dan menyatakan bahwa Al-qur'an itu makhluk. Namun Ahmad tidak mau menga-takan selain yang benar, bahwa Al-qur'an itu Kala-mullah, firman Allah. Maka terjadilah perdebatansengit beberapa larnanya. Tentu saja pihak penguasatidak akan mau tunduk kepada seorang Ahmad,meskipun ia menyandang seribu kebenaran. Maka iapun dijebloskan ke dalam penjara.

109

Ujiannya itu berlanjut terus sampai pada zamanAl-Mu'tashim. Kedua kakinya dirantai sehingga tubuh-nya tiada daya untuk mengangkatnya. Tubuhnyapenuh luka karena dikoyak-koyak pecut musuhnya.Kondisi f isik yang lemah penuh luka ini tidak mem-pengaruhi keteguhan jiwa tegarnya untuk senantiasamenghadirkan diri ke hadapan Rabbnya.

Dia mendekam dalam penjara selama 28 bulan.kemudian dikeluarkan di zaman Al-Watsiq. Di zamanAl-Mutawakkil ia kembali melanjutkan pengajarannyatentang fatwa, sesudah berhasil menyebar-luaskanilmu sunnah.

V.1.c. Pikirannya

Al-lmam mewariskan kepada kita Al-Masnad(dalam ilmu hadits). Riwayatnya lebih banyak diban-ding f iqihnya, dan fiqihnya banyak dijadikan pedomanoleh para muridnya.

la mempunyai perhatian yang besar terhadapfatwa para sahabat, dan menjadikan fatwa-fatwatersebut dalam bab-bab tersendiri dari masnadnya.

Dia juga menyusun buku usul yang dipelajari darisyekhnya : Al'lmam Asy-Syafi'i ra.

la juga,rleDyUSUr perdebatannya dengan orang-orang yang bertentangan dengannya terutama ber-kenaan dengan kedudukan Al-qur'an sebagai makhlukatau sebagai kalamullah.

Ternyata kemudian nampaklah kejujuran, kebe-ranian dan keimanan'Ahmad, yang patut dicontoholeh para da'i. Dia tidak beranjak dari sikapnya mes-kipun dipaksa dengan kekerasan, mungkin ini jugapengaruh kata-kata seorang badui ketika rantai di-

110

pasang orang di lehernya : "He, Ahmad! kalau kebe-naran telah membunuhmu, maka kau akan matisyahid; tetapi kalau kau hidup, maka kau akan hidupmulia (terhormat)"

Kata-kata seorang dusun itu telah memberikankesir'r positif dalam jiwa Ahmad, sehingga ia rela me-ninggalkan dunia fana ini demi mendapatkan akheratyang baqa. Dan karena itulah ia tergolong orang-orangyang menepati janjinya kepada Allah, tergolong orang-orang yang menantikan giliran dan tidak bergesersedikit pun dari janji-setianya.

Apabila kita mau meminjam kata-kata Ali bin Al-Madini dalam masalah ini, rasanya tepat sekali ucap-annya : "Sungguh Allah telah memuliakan agama inidengan Abu Bakar As-Siddiq pada masa riddah (me-merangi kaum murtad), dan dengan Ahmad bin Ham-bal pada masa bencana memakhlukkan Al-qur'an!

Semoga kita semua termasuk golongan orang-orang yang tabah dan sabar menghadapi ujian berat,memperjuangkan cita-cita agama kita yang tercinta.

V.2. lbnu Taimiyah (651 - 725 H)

V.2.a. Kehidupannya

la menghafal Al-qur'an dan menekuni hadits.Banyak ilmu lain yang dipelajarinya, antara lain ilmulughah dan f iqih. la juga banyak menekuni ilmu baruseperti filsafat, ilmu kalam (ketuhanan), dan ilmutasauf. Pada saat mana aqidah lslam sedang kesu-supan penyakit dan bid'ah, maka beliau sebagai se-orang muslim yang mujahid dengan lidah, hati dantangannya, telah berhasil menghancurkan bar-bar dankedai minuman keras, berjihad mengusir pasukan

111

penyerbu dari Mongol, dan juga bangkit membelaaqidah melawan orang-orang yang sok pintar dalamilmu kalam, ilmu filsafat dan tasauf.

V.2.b. fihadnya

Dia berjihad dengan tangannya untuk melawankemunkaran dalam membela aqidah (seperti yangsudah diuraikan di atas).

Dia berjihad dengan lidahnya secara sengit sekali,demi mempertahankan keutuhan dan kemurnianaqidah salafus shaleh, melawan orang-orang yangberkedok tasauf, dan orang-orang yang menyeleng-garakan tour-tour ke kuburan pada wali serta orangshaleh.

la berkali-kali menjalani hukuman penjara. Ter-akhir ia dipenjara diQal'ah Damaskus, sampai akhir-nya meninggal di sana. Dan saat itu kel.uarlah ber-duyun-duyun ummat lslam mengantarkan jenazahnyamenuju tempat peristirahatannya yang terakhir.

V.2.c. Pikirannya

Konon lbnu Taimiyah menulis lebih dari 300 buahbuku, dan bahkan ada berita lain yang mengatakanlebih dari 500 buah buku.

Kalau pun ia penganut madzhab lmam Ahmad,namun ia dalam madzhab itu tetap bertindak sebagaiseorang mujtahid juga. Dan ternyata banyak berselisihpendapat dengan madzhad Ahmad. Misalnya sajapendapatnya tentang talaq tiga itu satu dan tentangtidak jatuhnya sumpah perceraian.

Kalaupun lbnu Taimiyah memiliki kesuburanberf ikir seperti yang tercermin dari goresan penannya

112

dalam bidang aqidah, tafsir, usul, f iqih dsb., namunia tetap juga berpegang teguh pada Al-qur'an danAs-Sunnah, serta jauh dari bid'ah.Malah ciri-ciri yang menonjol dari fikirannya adalahperang melawan bid'ah.

Kalau di beberapa tempat pendapat lbnu Taimi-yah benar, maka di beberapa tempat lainnya penda-patnya kurang tepat. Kami sebutkan di sini sebagaicontoh, umpamanya pendapatnya tentang tidak jatuh-nya sumpah perceraian, dan pelarangannya pergi kekuburan Rasulullah Saw. Apabila kami memaafkanlbnu Taimiyah dalam kasus ini, alaseinnya yang palingmungkin adalah karena banyaknya bid'ah di zaman-nya. Namun bagaimanapun juga kebenaran harusditauladani. Adapun mengenai berziarah ke makam,hadits Rasulullah dalam melarang ummatnya meng-adakan tour - menurut pengertian yang tepat - adalahkhusus kepada tiga buah masjid (masjid dirar, masjidbid'ah pribadi, dan masjid bid'ah golongan, Red.).Hanya ketiganya saja yang dikecualikan.

Dan apabila ada yang menyatakan pelaranganpada yang selain itu memang mendudukkan ummatdalam kesulitan besar. Apalagi pelarangan terhadapsesuatu yang dianjurkan seperti berziarah ke makam,karena aktivitas ini akan "melunakkan hati dan meng-ingatkan pada akherat". Apalagi kalau berziarah kemakam Rasulullah Saw., sudah tentu akan mendatang-kan manfaat yang lebih besar dari itu. Antara lain akanmengingatkan tentang dakwahnya, tentang jihadnya,tentang duka deritanya yang memilukan hatidan jugaakan menimbulkan rasa yang lebih cinta pada Ra-sulullah Saw.

Dan memanglah besar perbedaannya antara pem-

113

benaran mengadakan tour, berziarah ke makamRasulullah sekaligus shalat di masjidnya, denganpembenaran melakukan bid'ah dan kemungkaran lain-nya yang kebetulan terjadi pada waktu itu, sepertipelarangannya kepada kaum wanita menziarahi ku-burannya yang mulia, karena campur aduknya antaralaki-laki dan wanita yang sulit dikendalikan.

Allah akan merahmati lbnu Taimiyah dan melim-pahkan pahala-Nya yang besar atas ketabahan dankesabarannya dalam melaksanakan iihad dan me-nanggung berbagai ujian-Nya., Kami masih saja me-ngenang kata-kata yang berarti : "Kalau aku dipenjara,aku bisa menyepi dengan Allah, kalau aku diasingkan,aku berhasil mengadakan tour, dan kalau aku di-bunuh, maka aku berhasil mencapai syahadah."

V.3. Sayid Qutb (1906-1966 M)

V.3.a. Kehidupannya

la lahir pada tahun 1906. Ayahnya meninggaldunia ketika ia sedang melanjutkan sekolah ke Kairo,dan tak lama kemudian (pada tahun 1941) ibunya punmenyusul kepergian ayahnya. Hilangnya dua orangyang paling dicintai membuatnya merasa kesepianbenar. Tetapidisisi lain keadaan ini justru memberikanpengaruh positif dalam karya tulis dan pikiranya.

la lulus dari fakultas Darul 'Ulum pada tahun 1939,di suatu sekolah dimana sebelumnya telah keluar Al-tmam Hasan Al-Bana. Antara tahun tersebut sampaitahun 1951, kehidupannya biasa-biasa saja, sedangkankarya tulisnya menampakkan nilai sastra yang begitutinggi dan bersih, tidak bergelimang dalam kebejatanmoral seperti kebanyakan sastrawan pada masa itu.

114

Malah akhirnya tulisan-tulisannya lebih condongkepada kelslaman, seperti bukunya : "Al-Adalah Al-ljtima'iyah fil lslam", keadilan sosial dalam lslam,yang diterbitkan pada tahun 1948.

Pada tahun yang sama ia berangkat ke AmerikaSerikat. Tidak seperti rekan-rekan seperjalanan yanglain, keberangkatannya ke sana ternyata memberikansaham yang besar pada dirinya dalam menumbuhkankesadaran dan semangat lslami yang sebenarnya,terutama sesudah ia melihat bangsa Amerika berpestapora dengan meninggalnya Hasan Al-Bana padapermulaan tahun 1949.

Pada tahun 1953 ia bergabung dengan Jamaahlkhwanul Muslimin, yang ketua umumnya ditembaksecara keji oleh peluru pemerintah. la menuju kebarisan terdepan jamaah, untuk mengemban bebanterberatnya dan bertanggung jawab di bagian dakwah-nya. la terlibat dalam ujian yang dihadapi jama'ah,dan dijebloskan ke dalam penjara dari tahun 1954sampai tahun 1964, selama sepuluh tahun. Dalamu jian kedua pada tahun 1965, ia termasuk orang per-tama yang ditangkap, dan termasuk orang pertamadalam kafilah syahadah pada tahun 1966.

V.3.b. Pikirannya

Pikiran Sayid ra. masih saja segar dan enak dibacaoleh semua orang, baik itu sastranya maupun bukulslamnya, terutama kitab tafsirnya: "Fi Zhilalil Qur'an"

Banyak para penulis yang berbeda pendapat, adayang menyerang habis-habisan, bahkan ada yangsampai menyerang aqidahnya. Namun banyak juga

115

yang memuji setinggi langit, sampai ada yang men-dahulukannya lebih dari Hasan Al-Bana, denganmenganggapnya sebagai tokoh "mujaddid", pemba-haru dari pikiran jamaah.

Fakta yang kami lihat dalam hal ini sedang-sedangsaja. Dan untuk menangkis kebencian terhadap se-

seorang :

'# rt *it'] # \i (y u9 6ci; 6u;4.9t

"Janganlah kamu tertarik karena kebencian kepada satukaum, sehingga kamu tidak berlaku adil, berlaku adil-lah karena keadilan itu lebih dekat kepada taqwa." (Al-Maidah : 8)

Seperti juga dalam waktu yang sama, menolak ke-

cenderungan hawa nafsu :

ty rt ;', i ($rb,i$Lde$ W Wt U-,ft qi1+

"(&*$rtgt,5)\a)\;\"K.;iift

"Hai orang-orang yang beriman, tegakkanlah keadilan,menjadi saksi karena Allah, meskipun atas dirimu sendiriatau ibu bapakmu atau kerabatmu". (An-Nisa' : 135)

Menurut hemat kami, Sayid Qutb ra. ibarat kalbulslam yang senantiasa berdetak dalam abad ini. Pe-

rasaannya meluap-luap melalui syairnya, sastra dankarya tulisnya yang lain.

Dalam kondisidemikian ia tidak pernah meng-aku-aku-kan dirinya oleh sebab itu kenapa kita mestimengagung-agungkannya. Dia tidak pernah mengakusebagai mujtahid dalam hukum lslam, dan juga tidak

116

menyatakan apa-apd yang.tidak dikatakan oleh sa-

lafus shaleh!Dia juga dalam .menyusun "Fi Zhilalil Qur'an"

tidak mengaku menafsirkan atau berhak untuk me-nafsirkan Al-Qur'an. Dia hanya menyatakan tentangdirinya, dan itulah yang sebenarnya, bahwa ia hanyamenuliskan pikirannya pada waktu ia sedang hidupdi bawah naungan Al-qur'an. (Baca mukadimah Sayid

Qutb "Fi Zhilalil Qur'an).Adapun tuduhan orang ke alamat Sayid ra. bahwa

ia mengkafirkan masyarakat, perlu disadari di sinibahwa tulisan-tulisannya dalam hal itu sebagian besardalam gaya sastra, dan selain dari pada itu, penyusun-an hukum f iqih tingkat tinggi itu sulit sekali. Saudarakandung Sayid ra. juga menyangkal bahwa Sayidimengkaf irkan masyarakat.i Mengenai pengkaf iran terhadap pemerintah yangtidak menjalankan hukum sesuai dengan yang diturun-kan Allah, sudah tidak dapat disangkal lagi berdasar-kan nash-nash dan pendapat para ulama :

"Barang siapa yang tidak menghukum dengan yang diturun-kan Allah, maka mereka adalah orang-orang yang kafir."(Al-Maidah : 44).

Mengenai hadits tentang jahiliyah, kami sudahmelakukan pembahasan tersendiri (1). Kami sepen-dapat dengan beliau yaitu menghindarkan penyebut-

t:,iti,b4tVaitOf t:u',i6Ac.1$

(1) Baca : Tafsir lbnu Katsir, Tafsir Al'Jami' Li Ahkamil Qur'antentang ayat tersebut. Baca juga "Fi Zhilalil Qur'an, dan bukukami Al-Masyru'iyah Al-lslamiyah Al-'Ulya.

117

an jahiliyah kepada masyarakat secara mutlak, tetapijangan sampai menutupi laf azh atau kata "pengkafir-an" karena kami beranggapan bahwa jahiliyah itukalau dimutlakkan tanpa syarat-syarat akan meliputijahiliyah aqidah dan jahiliyah kepemerintahan. (1).

Kesimpulan akhirnya semua pendapat orang bisa.dite'ima d,an bisa juga ditolak, bisa benar dan bisasalah, kecuali sabda penghuni kuburan ini (ucapanlmam Malik dan Al-Ustaz Sayid) bahwa "Manusia ituseperti manusia lainnya, bisa salah dan bisa jugabenar, dan kesalahnnya dalam satu atau dua hukumtidak berarti harus melupakan jasa-jasanya di bidangdakwah kepada Allah, bidang pemikiran lslami yangsubur yang telah dipersembahkan almarhum, tetapibelum pernah diberikan sebelumnya oleh siapa pundi sepanjang hidupnya. Kalaupun ia sudah didahuluioleh Hasan Al-Bana ra. dalam pikiran dan pengaturanorganisasi, maka sebenarnya tulisan-tulisan Sayid ra.

adalah merupakan uraian dari buku-buku hasan Al'Bana secara terarah, dan merupakan pembangkitcahaya semangat jiwa ummat yang sudah mulairedup, akibat luka kejahatan yang ditikamkan olehpemerintahan tiran paling kejam dan keji di zamanCamal Abden Nasser.

Sebagai penutup, sesungguhnya banyak orangyang lupa tekad kuat Sayid Qutb ra. untuk senantiasaberusaha memandang diri pribadinya sebagai salahseorang dari askar dahwah lslam yang dipimpin olehAl-Mursyid. Memanglah menjadi kebiasaan Sayiduntuk memperlihatkan tulisan-tulisannya terlebih

(1) Baca : "Nahwa Nadhariyah lit Tarbiyah Al-lslamiyah" olehPenulis.

118

dahulu kepada beliau, sebelum dikirimkannya kepadapenerbit, kecuali kitab "Ma'alim f it Thariq", (Petuniuk

ialan), seperti Yang saya baca dalam surat Al-MursyidAl-Am (Ketua Umum lkhwanul Muslimin)'

Itulah sebagian kecil peran yang dimainkan Sayid

ra. untuk masalah yang dituduhkan kepadanya dalamkasus tahun 1965, sebenarnya ia melakukanya atasperintah dari ketua umum, bukan ijtihad pribadinyasendiri.

Allah merahmati sang pemimpin dan merahmatijuga sang askar.' -

Semo-ga Atlah melimpahkan rahmat-Nya kepadakita semua, amien.

119

BUITU.BUKU YANG TERSEDIAl.2.3.1.5.L7.8.0.

i0.1t.t2.t3.14.15.i8.17.18.ts.20.21.22.x.21,25.26.27.24.a.30.31.&.3.g.s-36.37.$.39..0.11.12.s.u.45.48-17.a6.{9.50.

51.52.53.54.s.56.57.58.59.60.61.62.6il.g.s.6t-6f.60.60.,o.71.72.73.

AIIOA BERTATYA lSLAll UEIJAWAB - Po{ Dr M SyaIawl, Ailld t) Ca ItAIDA lEiTAllYA ISLAil t EilJAWAB - frof Dx M. Sya?awl' Allld n) c4 loAroA !€nTAllYA lslAr TE'{JAWAB - &of

'r M. Sta',nwt' allid n0 kL lo

AI{O BEn'AXY lsl il XETUAWAB - Prof ,i M, SyaJawl, ]ilid lV) Cct S'

Ai{DA 'EFTAIYA

ELA* IIENJAW E - Pof Dr M Sya awL Aiild vl cet' 5'

ixor aefnrYt tstlil tlEl{JAwaB - Pof Dr M sya?awi $abungan lllld I s/d vl cet 6'

APA ttu AL OUR',Af, - 'dan

As'SuW, C4. 8.

I' KAB ANOA BERKEPiIBADIAf, IUSLII - Di Mohannad Ali Hasyini' Cet S'

AL OUn'Al{ bERCERITA SOAL wltlT^ - rarir A sysyaal, CeL lo'AL (run'All IEilYURUH KITA SABAR - Di Vusuf Qddhowl, cet' 9

AL OUR'Ail YAI{C AJAIE - N kzL Cet. 4.

Ii oui'ir suxaen secau DlslPllil llsu - D6. tnu KeMna syalle, H 5'

AilAKxu, mJ IABlf,u - MutunMd Ghailb Mqdadi' c4 4,

roorx Lltolse* poroK mETBNA utat - DR . AMullah Amn, cea 4.

ADAB DALAT AOAIA _ AI GhAZAII. Cd. 3.iiii'ivir rurn ue[JAwA3 aYAT-AYAT sfra[ - m st/antud Dln Al Fasi' c'L 4

IR B tSUr Of lXOoLEslA DAN INDIA r Dr Adil Muhtdtl Dln N Nlusi, cet. 2.

IWASI BAIIAYA Llo^a - Abdullah Bin lwllah' C* 3.

AOEiIDA PERTIASALAXAil UIAT - DL vusuf Qotdhowi' C4 1 'IEEURAI+EIIUR I O Kwax ' Fathi Yakan. cet. 4.

BEnsArA rlrJ^HlDlf, aFGHAIISTAN - il Ardul Orddw, @t. 5SEng Kn XEPADI IBU'€, PAK- N Ufidz Ahnad ls Aslu' kL 14.

BAoAIAIA AI{DA l|ExlKAH - Muhamad Nashituddin Al Albani, C4 14'glll HAuL AA$ HAR M - Abdurah@ Nbaghdadi, eL 4

BERGiNA OAT SEBSAUDANA K REilA ALUH - Ug. HUSNi AdhAfr hfrd, C4. 9.

SEFJUf,PA ALuH LEwaT SH UI - Syeh Musthofa Mnsyhut' C4 12'

BlIglNOAx EBTANAS uf,TUK SISWA xuslltl - Hert Buiianb' Cil 3BEiOPOA|S| TGIURIJI Is[A[ - DR. Iabh Qumaihah, Cet. 2.

BEnmAx YAI{G SEtAn - DR. Ni Garishah' cet. 6.

AAGtJul{A nASuLUW geaDo'a ' Muhamnad AhMd AsWr, Cd' Iiiioii igxorplr arclmal{a ilEi{URUT lsLAx - D.. fhoha ]abk Fawadl N 'ulnnl' cd' 3

BUtrlOUm AOANYA ALuiH - Hol D. M Sya'rad' Cd. 5iii-iulid ouir-m ILLAI - Dr' M. Ibnhtn An MshL tu vusuf Qqdhowi' 91d Haw' cet 4'

BENBUAT AOIL JALAI TENUJU BAHACIA _ YUS!f AbdUIhh Whf^q. H. 2'

aEREICARA OExGAN waxlf^- Abb6tuRdh C4.4AEBKEIIAL X DENGAX IXXAR SUilNAH - DR. Sralih Ahnad Rldla. Cd 4'

iiipuisl sspenl aAsuLuLLAH - stief, Ar'Hilait & Ali Hasn Abdulhanied' c4' 9'

BERJAAAT TATGAil DEXGAN PERETPTJAN _ MUhAMMd ISMAiI, CEt. 7.

iiisiup rsurr nrrAUAN PEDAGoGIS & PgKoLoGls - svetd 'Adil Pasvad ehanin' M 2'

BUiOA n XPAI pEtllXlRAN ISUI - Mulradtrad tsmail

B|D'A}}BID',AH Ol IXDOXESIA - Drs. tr &druddin HsubkyBAHAY xooE - Kfialld bin Abdumhman Asy-stayi' ceL 2.

CAR m^Ktls tElt^Just lsut - Muftamead lbrahlm syaqrth, cd 5

iriCi orrx rerooe TERUSAK lslAr - &oli Dr AMttl khnan H' Habanakah

OIIOG TEtrTAtG ruHAt DAt xAAl - A,l raazr', &t 5.

Dil ra ,luH? - Md, ammad Haen N-H@shi, kt 8daAUK xAfA-xAm aLAS - Muhammail lbrahln 91ift, Cet T'

o^xwlK o^x sAf,G DA'l- Dr. Ni Muhammad Gilishah, cet. 2.

UIIAIA KERUSAKAil uxAT lslAt - Dr YuNf (Xtdhowi' cd 6

OOXIt*OOXtgn elCAlIAtA AKHUKIU - DR. Zuhah Ahmad Assi Ba'i, C6 3'

Al XAaAL H AGAMA - H.A Aziz hlim Msyarahil, Cet. 2.

EIAllSfPASl, ADAKAH OALAI ISLAI - ADduralnan Albaghdadi' kt 6'gtlxl BEnA,IAR uA'iUF NAHI tIUf,GKAF lbnu Tainiyah, c4.5-ASEI8| HloUP oAt{ tAT - tuof. DL M. sya'nwig PGRSOAW PE$TilG TEffiAxG ISLAM - sye&t Muhmmad A|-GhMliEflXA f€KEeJA O W IsVA - D.. Abtlul Aziz N Khaw&hOfH (GlRl9OARls B€S R EKOl{Otl lsutl) - Mahmud Abu gud, ceL 2' , -oexehtsl ferorrlrc GEIEFASI YAIG [lENANc - Dt. vusuf Qotdhowi' c4. 2.

HTXJP AEJ ffiERA DALil ilAUNGAX ISLAX _ AbdNI AZ|Z AI BAdi, @L 5.

XA'}IIAI TR$ADAP XEOIA YAXG TENUSAK AIAK - MUNA HAddAi! YAKaN, CCt, 4.

ilnug<rx xoup mxcAl{ RIBA - Aqy siaiid sa$d Qutb, DR vusul @dhowl shalah Mnbdttt' c& t'HII(IAH DAIAX Huxof, KISAH OAil P€PATAH lJll6 ll ' Abdul Azlz salim Basyffihil, Cct 6'

'llXfAH DAL X HUXOR, KlSffi OAX PEPATAX lJllld ttl - Abdul Azl2 hlin Usyaahil' CeL 7'

iiriii orr,rr xullon, xslx olr peplrll 1pttld tttl - Abdul kE salin Basvanhn, at 4'

nirei oeur xuxon, xsrr olr peprrl[ J,tttd tv] - Abdul tuiz salln Hsr66hilHruFN ORAIO luxJllll- Salwak Sa'dallah N MukhaL Cet, 2.

HIDUP DAI I DALAI IALAA - gytul Quthb' M, 3.HAIA! nmFADuH YANG oluNOAS - Ahnad lzutldin' C4 2.

lLIu FGt{cE AHUAI{ d& PEilBAIGUilAI BAxGga'Ptof. Dr' B,l. Hailble' cet 2'

lSLAf Oilr,TAnA XAPttALlSttE d.n KOt Ul{lsl{e - Ptuf, Dt. M Sya nwi, Cet 6'

l8A IAtlUAn ApA Bumxl - MuhmMd Maldl Mlan, C4. 6,

ifiaii vexuor a.n rrxrlcuntrxvl u:lilRut iL oun'ar - Ae-sael\h As'ad Bawdh Affittni' u' 1'

l3L^I DITEI*IAH P€RSEKOIIOKOLAI{ TUSUH Aa^D m' Fathl Yakan' CcL 6'

74. lNlL xEIBAifrAH xETUmAt YeSUS - / hMd Ded2t, C.t. 4.

75. tsut olP€RsltPAxGAx P#aI lroDERx - Fathi Yekan, cd 5.76. ISLAT TEilGUPAS E.,dI - DR. S'IAIMN &Bh, Cd 5.z. ISLAI aAxcKlTuH - Abdumhnil Nbaghdadl, at. 3.78. lSUt AERBICARA SOI AilAK - kide tlamah, H 4re. TKHWAXUL fUSU$t OrBAffiAl SYnn - hbk N4, c4, 4.

m. Ll.u G IB - &of Dr. M. sya'nwl, CeL 4.81 . ISRA xtRU XU'J|ZAI TERaESAR - tuf Dt. M. MEbwaIi Ary Sya'Qfr, Cd. 3.82. ISUI IASA KlXl - Abd A'la Ntuududi, CeL 2.B. IBAOAH UUilAUH DMI n[rAUAt{ HoH - Muhamnad Sanad At tukhi&. IKRN AIALIAH IS,LAAI - h. N4lb lbnhln, Ashln Abdul Malid, lshmuddin Daryalah85. ISUX IDAX BEnAXztiAB - fu. Mustofa MuhaMd Asy Syak'ahs. Inff PEimt{G ON ?aeLU, - D. Ahmad Abdtmnq N Kubaisl87. lsux, Klxl Olt E{K - MuhffiMd Qudtbs. JALAI ilEtUu ls Al - Abdtl Malld Adz Mindanl CeL 6.

S. JIWA ON SEtAtGAt ISU - &of Dz M. Sya'ravi, Cet. 4.

$. J|HAD, AOAA DAX HUKUTXYA - Slated Dn . Abdullah m, ceL 3.91 . JUBU OAUH IUSUAAH - MuhMffid Haen BuftEhlsy92. KEPAOA Pm PVRKU - Ni Afthonthowi, C4. 1 1 .

$. KRTERA SEOnAIG DA'l - Muhannnd As-Shobwh, ct 4.g. KEiAP TAKW P ADA lsl-All - Dt. Muhanmad M'im YNtn, ceL 6.95. KSASKISAH DARI PexJAil - hof. tu. Ni Muhanmad Gaishah, &L 6.

96. KELUmGA IUSLltt DAX TAnAXGAXXY ^

- Husein MuhMad Yuill H 8.97. KEPADA A|I KKU SEWATKA'{ AKxuKlU - MuhMd Syaklr, c4.9.s. mua{ DN cERAt xExUnUl €Ur - /rul A',la Maudtdl d 4.

S. KEIAf,A PEml WAllltA IUKIIilAH - D. Muhennad 9il1madha4 CeL 7.

IM. KEPADA AXAKKU DENT TUHAXTU _ /M@ ChAzII, @ 6.lO1. KEPmA PAil EXOIDIK tUSLltl - Di Abu Bakat Ahaad As Sswid, U. 5.1o2. UUI SAUF DAt ETPAT ltru - AHur IahM AHul Khaliq, @ 3.I m. KEtsA KtrA nD t B*DAIAI SAA o€lc^t YffiUu - Mursl, hba@wi, @ 2.1s. KHilKAH HU(ttA BUA - AM A'la NMududi, kL 2.16. KOTSEP$ lBm# - MuhMad Quhb, eL 3.

f m. KEWilIBAX DAt ADAB IUsAFIR - H. Azlz Salin Mswahil, CeL 4.

lO7. KEPAOA PARA tASABffi &n PEGAWA 6ANX - Ahmad Bln AMU! Aziz N'HmdmL h. 4.

ro8. KlSff{oS H DAux SURAT AL(AHH - Prof Dt. M. sya'nwiI G. nRAreR IUSU$ - U. UM Sulaiman N Asyqill lo. KUgFnsl UilOUtGAt AL OUR'AX - Chointddh Hadhbl SP.

M. KEBAIGI(TAI lsut BAGAIAm IELESTARIUIIYA - AwadMuhanmad Noami| 1 2. KEISflIEWMX f S&A - U. Muhmnad Faiz AI-Mathrr3. Uf,GKAH wAilttA lsux xsA KNI - Di MuhaMd N-Bahl, ceL 9. -

r 14. LttA DAS R GERAmt ALlKHwail - ftof, Dt. Muhmad Ni tuishah, c4. 4.

I 15. s T SEHAT UWK AUS,UAAT - Abdul kiz Bin AMuilah Al Muqbil, Cet. 6.

116. fEf,CARl JAUX SELNAT - Abul A'la NMududi, eL 7.

r 17. xfooE TEFUSAK aKHUK oARl BAilt - ftof, Abdul tuhman H. HabaMkah, Cd. 6.

| 18- X€XlLlH JOmH d.n TATA CARA IEIIf,AtG DAUI lSUt - Hu*ln MuhMmd vusuf, H. I L

r 1 9. xsoDE PEIIKIRAN ls,&I - kof. u. Ni Gilishah, Gt. 5.r a. IAn IENEBUS oOsA - Abdul Hmid xisyik, CeL 5.lA. tEf,JADl PRAJURT IUSUI - DR. Moraffiad lbnhlm Nash, Cet. 5.122- IEXJAWAB KERAGUAil UUSUH-ilUSUH lSUn - hof. il. M. Sya'nd, kt. 4.

14. XEf,YAIBUT KEOATAf,GAX BAV - ila,ry'at N M6rL M, 12.124. IUHAilIAD DIIA'A CEilDEKIAWAX BARAI - Asy-Syalkh Khalil vasien, Cd. 5.12s. ilEilPERSOISN W ANn A - Nehat Afa dan Kushid Ahmad, Gt. 7.126. HEilBEmX JAIA'aTUL MUSLIilIN - Hurein Bin Muhsin Bin Aii labtu, M. kL 3.127. ilEIURNKAf, ! A tuHA tLuLuH - Murramad gid N-Oahthel Muhamail Bin Abdul wahab, Muhammad Qutb, M. 5.14. TETUJU KEBAilGXIT AdBARU. TNiMb N'GhMIL CCt. 2.1 a. MENGHAOAPI HAil KlAiAr - tuof. DL M. Sta'nwl GL 4.1S. fEf,UJU SXAUT KEUSYU' - Ni AfuNAWi, &L 9.131. IARI BE%nT - DR. AHuilah M. Ath ThoWaL Gt. 2.132. tEmBEU XABI -.. hof. MuhMmad Ali Ash-Shabuni, Cet. 2.rS. TEXSYUKURI tlKilAT ALUH BAGAHATA CARAilYA? - tuyad Al-tuqil Cet. 7.19. XANHAJ DA'WAH PARA NABI _ DR &Di, Bin fudI N MdKhA]L Kt. 2.1s. tAilHN d.n AoIDAH AHLUSSUf,NAH WAUAAA'AH - Muhammad Abdul Hadi N Mishi, Cet. 2.1s. tAilru HuBUilCil SOSnL mUSLlt ilot HUSLII - sJ{yid OutD137- XAS OEPAX ISW - Dt. Abdulhh Azmrs. tAsAuH DARAH WANIA - Muhmfrad Shaleh N Ueinln, C4. 2.1S. TEf,YATUNX PIKIRAil PABA PEJUAf,G ISUT _ DT YISU(QilhdOWi140. IAIHN lLtlAH lsg'I - Dt. HM M. Asy syaryowi141. XELAKSAf,AnN QNAIULAL - Abdul tuiz Salin hstwahil142. x^al SUAilI TEUOAN - Nasy'at AI-Msri, Gt. 8.1€. ilAS|HAT UmUK PARA WAtrA - Dr Naiet Hafidz, kt. L14. f,AslHAT UmUK YAilG An{ lllAn - At Haen Abdul HMid, cet. 5.16. tAStHAl xABr KEPAoA PEilaACA oAf, PEIGHAFAL ouR'AN - Ali Musafa Yaqub, GL 6.

16. IUBUWAH FAf,DA-TAf,DA KENAaIANI - Abdul Malik Ni N-Kulajb, Cq. 2.147. f,AIA-f,AIA lsutl INOAH e TUDAH - Abdulaziz Salin ksyarahil, kL 2.1€. OXAXI TASAUH ANAK IUOA - Shaleh Taninl @L 4.149. ORGANISASI lsul ilETHADAP| KRISTENISASI - ,r I(/lafd Nal'm150. PETAUXAil IENUJU lSUt - tuina O@ tuouneh, C4. 5.

lttsl. PESAT UmK PCrlrDA lSUr - Atddrah lhshth ul*il, M 5-152- PERArc AFGmls'5;IN- U. Abdttllah M, Ce. 11.

ls. ErA lsLAI - ffi. AdtMd SYukic.r v. PEnJUAIGN wNra KHwiluL IUSUiI - 7ftnab N Cheali AI Iabili, Ce 9.

15s PEFGIL H XE JAUX lSUr - U* flusri Adham |ffi. cll 5.t$. POSISI lU n qPEIAS *JmH lsw - Dk Fted MoIBm!tu F dnt&iiI 57, PERJAUilAX ANW GERAXAI lsUI _ Fadi YA*EN, Cd 4.

158. pETUIJUK JMx Hldrp wawa lsuf, ' nte tudi da knditiil Islatu Mei4 H 8.159. PEXOAPAT CEilO€XIAWN DN nOSOF BmAt TEfiTATG lslll ' t Za*ilia E6ti8 Za*$b, Ce J.lm. ERSOAffi UIAI ISLAI SEURA'IG - vahya S. kdaMh, @- 2.r 6i . POUnK ATERll nF SUAru PEnSPE(nF lslAl - Abttl A'h NtutdtdL C4 2-Ip PEMG OAX DilI UTASA PETERNTAffi NASULUW -,R AAdU, fuiZ GIEAIM. CE 2.18 PRrtsP-PRxgP Acoa AHLUSgJilxtr WAf JAU'$ - e- &$ir lbn AMd Kann N 'A4' Ca 5.

19. pERlilBN M DULU, Ktxt dm Esor - Dr. MMh e siha t, ce 2.

1 6. pERuwi{At M of,axc ruDA oRAxG rua b ilEG m - Dr- A.Milah Ml*h 'lrmn' @ 3.

1 S. PESAX UXTUK tusurlll - Mutnmmd Ahnad Muabbi. N @htuy wahbi '|tbitu

Gh@lii'Muhamtuad Bln Luthfi Ash ShobbaE, Ce 4.

PENAf,G JIre NAI X IffiRI. DR AMUIIAbAfup€XUoA b CA]{OA - 'Aadil Bin Muhmnad N 'Abdul 'Aali, Ca 2.FOKq+OXOK ArARm de[ - AbtI Hffin N-A$l'ili

QADHA tu OADm - hf IX. il. Sya'nwi, C4 5.RAHAgA nX ruBUA - M. U. M. Sya',aui Ce 3.Awl- hof. h. M. qa'nvl H 2.RUKYff Ef,GAI TEXTOLOGI - UPAYA IEIICAII XESTIN PAM TGilTEI{TAG ENEttlrA lwaL RAIIADHN oatl AI^YL- ftWM Rof Dt.lrB- B.l. HfiibicrO ORAXG ilAIIX XE ilJl€.A - Abduililif Ahatad 'Aryu4 U 15-

SETYU*SEXYI,II R^$LIMAH - Msy'il N'Mari, & a.srRAEGl mxsonusl txdJsrR auaru xEffia SEDATIG BEFl(Erilre - mf Dr. B.l. Mbibie, ce 2.

snsAT rH mlsTs - &. l!,"ehin xhatit Ahmd, u ,1.SUnAT€UmT MBI SJHM - xHil Sawid AA, Ce 5.SURAT TERAUU UmUX PAU WSnA - gytd (t O UM Tih@nL H 11.

SUUIYA 6EnUI n TAilGGA - Muhammad Mo Nkhasyt e 1 1.

SIHIR DN H SUO - Pof U, M. Sya'nwi" U. 4.

SHAnAH lf,rll DN GeeeJ - Ahmad ldris, & 5.sEIl DAUI PNDAIICN Eld- AMmhM [email protected] DAtff SAIAHYAH O€tlERAsl EmAXA E -r,l - AMu. RdrM AMut l(laliq' G 2-r1m HAm rnHLH - U. MuhMMd hiz N-Math, H 6.sgIaNGW o^w aeA^GM- M N @ditYSAAFAH ISW OCELml ZillS ON Onlffi&S ' D/, laMI ANul lhdt tuhMn d1T XUTq SURGA D ft OT'FS & SUTW _ TfiA,K 'AMUIIAh N 'NfiTAxfr KEHAPA IAKUT - M Mug F6 ShafraT, CeL 5.TARNc.tAnnG ExGKHnilAT - DR. NaltD /{, reilani, C* 4-

TEfrM eOH - IAla ttl&n*, C& 7.

TERIB SHAUT h OO'ftDO'A DMI AL OUR'N - Hu**tn hd*ni, G 7-

TEmANG KaUIN - Musafa Msyhw @ 4.

TEIPAT AIOA IExuRw Oue' ,*l - A. Aziz salin Bastdahil, a. 4.TAtGGUilG JAWAB UmT lsull BHAOAPAX tI

^a dtfill - gryllt Abul A'la tao&tdi. E 3.

ruJUAN DAX SASARil Jurc - Ni Bin NaIaWi N NyilL @ 2.33 TASAUH AGATA A. kiz Salin Basta@hil CrL 5.s TATDA-TAIOA Omf,G luxtrlo - hittl Afuullah Al{MiTUmUNAI PERxlmuN oAx PEnnWAx - lMuI AzE glin BasyanhiluutA IEIGGUGAT $oaf - tu. Muhannad Mm, Cet 3.UWA Oil PEXGUASA OiIASA KHAYN h KEIUWNTYA _ A}dUE,'@ N hCML CA 2.

ULilA VERSUS nilx - DR. vuilf Qqdhofr, A. 2.UTATKU aAilGXr dan BERSATUUH KEilAAU - Abdunhtu N Bqhdadi, C* i.UJIAN, cOBAAil, Hfr# DAut oA'w H - fr. MuhMMd AMul Mir Abt Ftis' G 2.WNrA DAUX OUR'41- hot Dr. M. Sya'nwi, C4. lO.WAXITA HAR PAX ruH AX - Ibf. Dt. M. Sya'Rwi, @ 12.

WNrA DAf, LAKLUKI YArG DIUKNAT - llaidi Aswid lbahitu, C& 12.

wAttlA BERslFw KE RUIAH TATGGA - Yusuf Abdulah hEhhq, @ 6.

w{AH OBAf,GORM KUFUri - u. AbdumhM Abdtl Khalih H. 2.WAruK€KUS$HEUYAASSEBAGA AIIAIS Al's _ ft. Y@Tf MhNi, HhNi MNA*ryYAIG IEreUATUil YNG TEXBATAL$X lX N - m. Muhaiwd lla'im Y$in, & 5.YAIG KuAuIl oMI PEruuAxGAx - DR M!tula B siba'i, C4 2.ZOillS, SEBUAH GERAMX KUGAIN tu POUAK - R. Ganuil, @ 3.

167.168.r69.I 70.171.

1B_174_

175.176.\n.178.1 79.tm.181.182.1S.1&.t 85.186.187.1S.1&.1$.191.192.193.19.195.1S.197.1 38.199.s0.m1.w.2032Um5.26.m7m8.rc9210211212213214

n