PERBANDINGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN

26
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan komparatif membahas perbandingan secara ilmiah, dan mempunyai tujuan untuk melihat persamaan dan perbedaan, kerja sama, pertukaran pelajar antar bangsa dalam menciptakan pedamaian dunia. Pendapat tersebut sebagai usaha menanamkan dan menumbuh-kembangkan rasa saling pengertian dan kerja sama antar bangsa, demi terpeliharanya perdamaian dunia, melalui peroses pendidikan. Pendidikan komparatif juga diperlukan, untuk melihat kemajuan, kualiatas pendidikan di negara maju dibandingkan dengan dengan negara berkembang. Studi perbandingan pendidikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan system pendidikan Negara tertentu, terutama yang berhubungan dengan kelebihan yang terjadi pada system pendidikan negara tersebut. Dalam makalah ini penulis memaparkan tentang perbandingan pendidikan di Indonesia dengan Negara Korea Selatan . Negara Korea Selatan adalah Negara yang memiliki kemajuan yang begitu pesat dalam sektor industri, khususnya industri

Transcript of PERBANDINGAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN

BAB IPENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

            Pendidikan komparatif membahas perbandingan

secara ilmiah, dan mempunyai tujuan untuk melihat

persamaan dan perbedaan, kerja sama, pertukaran pelajar

antar bangsa dalam menciptakan pedamaian dunia.

Pendapat tersebut sebagai usaha menanamkan dan

menumbuh-kembangkan rasa saling pengertian dan kerja

sama antar bangsa, demi terpeliharanya perdamaian

dunia, melalui peroses pendidikan. Pendidikan

komparatif juga diperlukan, untuk melihat kemajuan,

kualiatas pendidikan di negara maju dibandingkan dengan

dengan negara berkembang.

            Studi perbandingan pendidikan merupakan

salah satu cara untuk mengetahui berbagai aspek yang

berhubungan dengan system pendidikan Negara tertentu,

terutama yang berhubungan dengan kelebihan yang terjadi

pada system pendidikan negara tersebut. Dalam makalah

ini penulis memaparkan tentang perbandingan pendidikan

di Indonesia dengan Negara Korea Selatan . Negara Korea

Selatan adalah Negara yang memiliki kemajuan yang

begitu pesat dalam sektor industri, khususnya industri

otomotif dan elektronik. Kemajuan ini tidak terlepas

dari kemajuan pendidikan di Negara ini , terutama dalam

penguasaan teknologi industri. . 

Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari kualitas

sumber daya manusianya. Bangsa yang cerdas adalah

bangsa yang mampu untuk menggunakan semua sumber daya

yang ada. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan

cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap Negara di

dunia. Sudah bukan rahasia lagi kalau maju atau

tidaknya suatu Negara tergantung pada seperti apa

system pendidikan di Negara tersebut.

Begitu  pentingnya pendidikan untuk kemajuan sebuah

bangsa, tahun 1972 The International Comission for

Education Development dari Unesco sudah mengingatkan

bangsa-bangsa, jika ingin membangun dan

berusaha  memperbaiki keadaan sebuah bangsa, harus

dimulai dengan pendidikan sebab pendidikan adalah

kunci. Tanpa kunci itu segala usaha akan sia-sia.

Kesadaran akan pentingnya pendidikan inilah yang

membuat Negara-negara maju memberi prioritas tinggi

akan pendidikan, mengadakan modernnisasi dan

penyempurnaan lembaga-lembaga pendidikan, tidak segan-

segan mengadakan pembauran, termasuk meningkatkan

anggaran pendidikan secara progresif.

B.     RUMUSAN MASALAHDari latar belakang di atas yang menjadi rumusan

masalah pada makalah ini adalah :

1.      Apakah tujuan diadakannya perbandingan

pendidikan?

2.      Bagaimana filosofi dan tujuan pendidikan di Korea

Selatan dibandingkan dengan filosofi dan tujuan

pendidikan di Indonesia?

3.      Bagaimana struktur system pendidikan di Korea

Selatan  dibandingkan dengan struktur system pendidikan

di Indonesia?

4.      Bagaimana manajemen/pengelolaan pendidikan secara

umum di Korea Selatan dibandingkan dengan manajemen

pendidikan secara umum di Indonesia?

5.      Bagaimana Perbandingan sistem pendidikan di

Indonesia,dan Korea Selatan ditinjau dari berbagai

aspek?

C.    TUJUAN

1.      Menjelaskan dan menguraikan tujuan diadakannya

perbandingan pendidikan.

2.      Menjelaskan dan menguraikan filosofi dan tujuan

pendidikan di Korea Selatan dibandingkan dengan

Indonesia.

3.      Menjelaskan dan menguraikan struktur sistem

pendidikan di Korea Selatan dibandingkan dengan

Indonesia.

4.      Menjelaskan dan menguraikan manajemen/pengelolaan

pendidikan secara umum di Korea Selatan dibandingkan

dengan system pendidikan secara umum di Indonesia.

BAB II

PEMBAHASAN

A.    PENGERTIAN DAN TUJUAN PERBANDINGAN PENDIDIKANMenurut Carter V.Good (dalam mymuslim-muslimat.com

: 2011) definisi perbandingan pendidikan adalah:lapangan studi yang mempunyai tugas untuk mengadakanperbandingan teori dan praktek pendidikan sebagaimanaterdapat pada berbagai negara pendidikan di luar negerisendiri.Didalam mempelajari system pendidikan suatunegara secara perbandingan, yang harus diperhatikanadalah dimensi waktu, latar belakang atau faktor yanglainnya.

Menurut pengertian dasar perbandingan pendidikanadalah berarti menganalisa dua hal atau lebih untukmencari kesamaan–kesamaan dan perbedaan–perbedaannya.Dengan demikian maka studi perbandingan pendidikanmengandung pengertian sebagai usaha menganalisa danmempelajari secara mendalam dua hal atau aspek darisystem pendidikan, untuk mencari dan menemukankesamaan–kesamaan dan perbedaan–perbedaan yang ada darikedua hal tersebut.

Perbandingan pendidikan merupakan terjemahan dariistilah“Comparative Education”. Sementara ahli yanglain, mengalihkan istilah tersebut kedalam bahasaIndonesia. Dengan menggunakan istilah pendidikanperbandingan. Namun pada dasarnya berbagai istilah yang

digunakan mempunyai pengertian yang sama, yaitu sebagaistudi komparatif (studi perbandingan) tentangpendidikan. Atau bisa juga disebut dengan studi tentangpendidikan yang menggunakan pendekatan dan metodeperbandingan.

Tujuan perbandingan pendidikan ialah untukmengetahui perbedaan-perbedaan kekuatan apa saja yangmelahirkan bentuk-bentuk sistem pendidikan yangberbeda-beda di dunia ini. Dengan kata lain, padasebuah negara, misalnya kekuatan keagamaan merupakanfaktor pendorong utama dan menjadi dasar pembentukansistem pendidikan,sementara di negara lain faktorsosial merupakan landasan berpijak suatu sistempendidikan. Ada kemungkinan sebuah negaramemformulasikan sistem pendidikannya dengan meletakkanpertimbangan utamanya pada sosial ekonomi, sosialdemografis,dan sosial budaya.

Sejalan dengan Kendal, Nicholas Hans merumuskanbahwa tujuan perbandingan pendidikan ialah untukmengetahui prinsip-prinsip apa sesungguhnya yangmendasari pengaturan perkembangan sistem pendidikannasional.

Pendapat yang lebih umum mengikuti pola perumusanyang dilakukan dalam bidang sosiologi, bahwa tujuanperbandingan pendidikan adalah untuk memperolehmorfologi pendidikan, yaitu suatu gambaran danklasifikasi global mengenai berbagai bentukpendidikan;untuk mengetahui hubungan dan interaksiantara elemen-elemen dalam pendidikan dan hubunganantara pendidikan dan masyarakat;dan untuk membendakanperubahan-perubahan yang fundamental dalam pendidikandan hal-hal yang tetap dipertahankan, sertamenghubungkan keduanya dengan nilai-nilai filosofisyang diyakini. 

B.     SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA1.      Filosofi dan tujuan pendidikan1)      Filosofi Pendidikan

Indonesia merupakan negara kepulauan yangberbentuk Republik, terletak di kawasan Asia Tenggara.Indonesia memiliki lebih kurang 17.000 buah pulaudengan luas daratan 1.922.570 km2 dan luas perairan3.257.483 km2. Berdasarkan posisi geografisnya, negaraIndonesia memiliki batas-batas: Utara - NegaraMalaysia, Singapura, Filipina, Laut Cina Selatan.Selatan - Negara Australia, Samudera Hindia. Barat -Samudera Hindia. Timur - Negara Papua Nugini, TimorLeste, Samudera Pasifik. Indonesia adalah negarademokratis berasaskan keyakinan, bahwa satu lembagapolitik harus menjamin adanya kebebasan dan persamaan,di samping menjujung tinggi kekuasaan hukum dan sistemperwakilan rakyat dalam parlemen. Maka tugas pokoknegara dan pemerintahan di dalam demokrasi ialah: a)melindungi bangsa dan negara terhadap agresi dari luardan perongrongan dari dalam yang merusak kesatuan danpersatuan: b) Menegakkan kekuatan hukum dan menjaminkeadilan, serta c) Melaksanakan segenap konvensi danperaturan, agar tercapai ketenangan, ketenteraman,kedamaian dan kesejateraan di dalam negeri, sebab hukummerupakan kekuatan pokok guna menegakkan ketertiban.Maka membimbing rakyat itu harus diartikan sebagaimendidik semua warga mayarakat, anak, orang dewasa danorang lanjut usia, supaya: bisa berkembang dengan bebasdan maksimal, dan mampu melakukan realisasi-diri,bekerja dan hidup sejahtera.

Pancasila sebagai pedoman penyelenggaraanpendidikan di Indonesia ditegaskan dalam TAP MPR RI No.11/MPR/1988 bahwa dasar pendidikan adalahPancasila.juga ditegaskan dalam UUSPN No.20 Tahun 2003,bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD1945. Pendidikan yang diselenggarakan atas dasrfalsafah hidup bangsa dikenal sebagai pendidikan nasional.

  2)      Tujuan PendidikanSalah satu tugas Pemerintah bekerja sama dengan

Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia adalah menyusunundang-undang pendidikan, dan sebagai hasilnya adalahUndang-undang Sisdiknas no 20 tahun 2003. Berdasarkan

Undang-undang no 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,Pendidikan nasional berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945.Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwakepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.2.      Struktur Sistem Pendidikan

Menurut Undang-undang no 20 tahun 2003 tentangSisdiknas, pada bab VI pasal 16 disebutkan bahwajenjang pendidikan formal di Indonesia meliputi tigajenjang, yaitu: pendidikan Dasar, pendidikanMenengah, dan pendidikan Tinggi.a.       Pendidikan Dasar.Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yangmelandasi jenjang pendidikan menengah. Pemerintahmenetapkan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun, dansetiap warga negara yang berusia 7 (tujuh) tahun wajibmengikuti belajar pada jenjang pendidikan dasar tanpadipungut biaya. Pendidikan dasar berbentuk: SekolahDasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuklain yang Sederajat selama 6 tahun; dan sekolahMenengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), ataubentuk lain yang sederajat selama 3 tahun.b.      Pendidikan Menengah.Pendidikan menengah merupakan lanjutan pendidikandasar. Pendidikan menengah terdiri atas: Pendidikanmenengah umum, berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA),Madrasah Aliyah (MA), atau bentuk lain yang sederajat;dan Pendidikan menengah kejuruan, berbentuk SekolahMenengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan(MAK), atau bentuk lain yang sederajat, selama 3 tahun.c.       PendidikanTinggi.Pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan setelahpendidikan menengah yang mencakup program pendidikan

diploma (2-4 tahun); sarjana (4 tahun atau lebih);magister, spesialis, dan doktor (2 tahun atau lebih);yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. Perguruantinggi dapat berbentuk: Akademi, Politeknik, SekolahTinggi, Institut,atauUniversitas. Perguruan tinggiberkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitiandan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggidapat menyelenggarakan program akademik, profesi, atauvokasi.3.      Manajemen Pendidikan1)      Kurikulum

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan,Indonesiatelah menerapkan enam kali perubahan kurikulum, yaitukurikulum 1968, kurikulum 1975, kurikulum 1984,kurikulum 2004, dan yang sekarang berlaku yaituKurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yangdikeluarkan pemerintah melalui Permen Dinas Nomor 22tentang standar isi, Permen Nomor 23 tentang standarlulusan, dan Permen Nomor 24 tentang pelaksanaan permentersebut, tahun 2006. Kurikulum Tingkat SatuanPendidikan (KTSP) merupakan revisi dan pengembangandari kurikulum Berbasis Kompetensi, atau kurikulum2004. KTSP lahir karena dianggap KBK masih sarat denganbeban belajar dari pemerintah pusat, dalam hal iniDepdiknas masih dipandang terlalu intervensi dalampengembangan kurikulum. Oleh karena itu, dalam KTSPbahan belajar siswa sedikit berkurang dan tingkatsatuan pendidikan (sekolah, guru dan komite sekolah)diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulumsesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakanbentuk implimentasi dari UU No 20 Tahun 2003 tentangsistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalamPeraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 TentangStandar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah inimemberikan arahan tentang perlunya disusun dandilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,yaitu: (1) Standar Isi, (2) Standar Proses, (3) StandarKompetensi Lulusan, (4) Standar Pendidik dan Tenaga

Kependidikan, (5) Standar Sarana dan Prasarna, (6)Standar Pengelolaan, (7) Standar Pembiayaan, dan (8)Standar Penilaian Pendidikan Berdasarkan PeraturanPemerintah no 19 tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan

  2)      Kualifikasi guruBerdasarkan Peraturan Pemerintah no 19 tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan, pada pasal 28,bahwa Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dankompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani danrohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkantujuan pendidikan nasional, yang dibuktikan denganijazah/sertifikat keahlian yang relevan, yangdikeluarkan oleh Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan(LPTK) yang terakreditasidan ditetapkan oleh Pemerintah. Jenis pendidikan guruyaitu Pendidikan Profesi Guru (PPG) yangdiselenggarakan oleh LPTK yang terakreditasi danditetapkan oleh Pemerintah, dengan kualifikasiakademik: (1) Pendidik pada jenjang Pendidikan Dasarminimum D-IV atau S1 pendidikan dasar. (2) Pendidikpada jenjang Pendidikan Menengah minimum D-IV atau S1 pendidikan menengah. (3) Pendidik padajenjang Pendidikan Tinggi minimum: S1 untuk programDiploma, S2 untuk program sarjana, dan S3 untuk programmagister dan program doktor. 3)      Sistem Penilaian

Pada awal kemerdekaan sampai sekitar tahun 70-an,Indonesia menggunakan konsep ujian negara. Pada tahun80-an, diubahlah menjadi ujian sekolah. Dan pada tahun90-an, konsep ujian negara dan ujian sekolahdigabungkan menjadi Ebtanas (Evaluasi Belajar TahapAkhir Nasional). Terakhir, kebijakan itu menjadi UjianAkhir Sekolah (UAS) untuk SD, dan Ujian Akhir Nasional(UAN) untuk SMP, SMA, SMK, atau yang sederajat. 4)      Sistem pengelolaan pendidikan

Pengelolaan pendidikan di Indonesia merupakantanggung jawab pemerintahpusat melalui Menteri Pendidikan Nasional, pemerintah

Daerah Provinsi, dan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.Ketentuan yang menyangkut pendidikan diatur dalam UU RINo.20 TH 2003 (Sisdiknas ). Ditinjau dari Undang-undangRI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat(1) yaitu; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencanauntuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didikaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan darinya, masyarakat,bangsa dan negara. Sedangkan peserta didik adalahanggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensidiri melalui proses pembelajaran yang tersedia padajalur, jenjang, dan jenis pendidikan.tanggungjawab pemerintah pusat melalui Menteri Pendidikan Nasional pemerintah Daerah Provinsi, dan pemerintahDaerah Kabupaten/Kota. Ketentuan yang menyangkutpendidikan diatur dalam UU RI No.20 TH 2003(Sisdiknas ). Ditinjau dari Undang-undang RI Nomor 20Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat (1) yaitu;Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untukmewujudkan suasana belajar agar peserta didik aktifmengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatanspiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yangdiperlukan darinya, masyarakat, bangsa dan negara.Sedangkan peserta didik adalah anggota masyarakat yangberusaha mengembangkan potensi diri melalui prosespembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, danjenis pendidikan. Oleh karena itu pendidikan dapatditerima dan dihayati sebagai kekayaan yang sangatberharga dan benar-benar produktif. Pelaksanaandesentralisasi pendidikan nasional di Indonesiamemberikan keluasan kepada pemerintah daerah danpartisipasi masyarakat utuk turut bertanggung jawabatas kualitas pendidikan di Indonesia

  5)      Pendanaan

Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikannasional disebutkan bahwa setiap warga negara mempunyaihak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.Untuk memenuhi hak warga negara, pemerintah pusat danpemerintah daerah wajib memberikan layanan dankemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikanyang bermutu bagi setiap warga negara tanpadiskriminasi. Pemerintah pusat dan pemerintah daerahwajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranyapendidikan bagi setiap warga negara yang berusia tujuhsampai dengan lima belas tahun. Untuk mengejarketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu danalokasi anggaran pendidikan dibandingkan dengan negaralain, UUD 1945 mengamanatkan bahwa dana pendidikanselain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasandialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan danBelanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan danminimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan BelanjaDaerah. Sesuai dengan putusan Mahkamah Konstitusi Nomor13/PUU-VI I 2008, pemerintah harus menyediakan anggaranpendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN danAPBD untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraanpendidikan nasional . Anggaran pendidikan adalahalokasi anggaran pada fungsi pendidikan yangdianggarkan melalui kementerian Negara / lembaga danalokasi anggaran pendidikan melalui transfer kedaerah , termasuk gaji pendidik , namun tidak termasukanggaran pendidikan kedinasan , untuk membiayaipenyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggungjawab pemerintah. Sedangkan pengalokasian anggaranpendidikan meliputi alokasi yang melalui belanjapemerintah pusat dan melalui transfer ke daerah.Sementara untuk yang melalui anggaran pendidikanmelalui transfer ke daerah adalah DBH Pendidikan, DAKPendidikan, DAU Pendidikan, Dana Tambahan DAU, dan DanaOtonomi Khusus PendidikanD.    SISTEM PENDIDIKAN DI KOREA SELATAN1.      Filosofi dan tujuan pendidikan1)      Filosofi Pendidikan

Republik Korea Selatan yang didirikan pada tahun1948 terletak di semenanjung daratan Asia Timur, denganbatas-batas wilayah sebelah timur berbatasan denganlautan pasifik, sebelah selatan berbatasan dengan selatJepang, disebelah barat berbatasan dengan demarkasimiliter (garis lintang 380) yang memisahkan KoreaSelatan dan Korea Utara.

Penduduk Korea Selatan kurang lebih 47 juta jiwadengan angka pertumbuhan penduduk rata-rata 1,7% pertahun dengan kondisi penduduk yang homogen (etnikKorea), dengan angka literasi 98% (World Almanac 2000).

Adapun sistem pemerintahan Korea Selatan bersifatsentralistik. Dengan sistem sentralistik ini, makakebijakan-kebijakan pemerintah termasuk di bidangpendidikan dapat dijalankan tanpa harus mendapatpersetujuan badan legislatif daerah, seperti yangterdapat pada pemerintahan sistem desentralisasi.

2)      Tujuan PendidikanSalah satu keputusan Dewan Nasional Republik Korea

tahun 1948 adalah menyusun undang-undang pendidikan.Sehubungan dengan hal ini, maka tujuan pendidikan KoreaSelatan adalah untuk menanamkan pada setiap orang rasaIdentitas Nasional dan penghargaan terhadap kedaulatanNasional; (menyempurnakan kepribadian setiap wargaNegara, mengemban cita-cita persaudaraan yang universalmengembangkan kemampuan untuk hidup mandiri dan berbuatuntuk Negara yang demokratis dan kemakmuran seluruhumat manusia; dan menanamkan sifat patriotism.

Secara lebih rinci tujuan pendidikan di koreadijabarkan dalam kalimat-kalimat seperti di bawah ini:1)      Pendidikan berfungsi membangkitkan kesadaranagar setiap individu termotivasi untuk mewarisi,mengembangkan dan mewariskan budaya bangsa kepadagenerasi penerus.2)      Pendidikan harus mampu membangun manusiaseutuhnya sehingga terdapat keseimbangan antara ilupengetahuan, kepribadian, pikiran dan kesehatan jasmani

3)      Operasional pendidikan harus di rancangssedemikian rupa sehingga mampu mengembangkan potensimurid seoptimal mungkin4)      Pendidikan berfungsi untuk masa depan denganpengertian bahwa keterampilan murid sesuai dan dapatdiaplikasikan dalam dunia dimasa depan5)      Pendididkan harus terlaksana dalam kondisilingkungan yang manusiawi6)      Pendidikan  harus menyatu dengan lingkungansocial sehingga masyarakat dapat memahaminya denganbaik dalam pendidikan. Dan usaha kerja sama denganmedia massa perlu lebih ditingkatkan lagi.2.      Struktur Sistem Pendidikan

Secara umum sistem pendidikan di Korea Selatanterdiri dari empat jenjang yaitu : Sekolah dasar,Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikantinggi. Keempat jenjang pendidikan ini sejalan dengan“grade” 1 – 6 (SD), grade 7 - 9 (SLTP), 10 -12 (SLTA),dan grade 13 - 16 (pendidikan tinggi/program S1) sertaprogram pasca sarjana (S2/S3). Berikut visualisasigrade pendidikan yang dimaksud.

Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6tahun bagi anak usia 6 sampai 12 tahun, dengan jumlahAngka Partisipasi Murni (APM) SD mencapai 99,8%, putussekolah SD 0%.

SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-15tahun, selama 3 tahun pendidikan, yang kemudianmelanjutkan ke SLTA pada grade 15-18, dengan duapilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan. Sekolahkejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan danteknik. Selain itu ada sekolah komperhensif yangmerupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolahkejuruan yang merupakan bekal untuk melanjutkan keakademik (yunior college) atau universitas (seniorcollege) yang kemudian dapat melanjutkan ke programpasca sarjana (graduate school) gelar master/dokter.

3.      Manajemen Pendidikan1)      Kurikulum

Kurikulum. Reformasi kurikulum pendidikan dikorea, dilaksanakan sejak tahun 1970-an denganmengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas danpemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan olehguru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaanpengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswabelajar dengan berbagai program, (4) test dan menilaihasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidakdiadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanyakebijakan “equal accessibility” ke sekolah menengah didaerahnya.1)      Kualifikasi guru

Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitu tingkatacademic (grade 13-14) untuk guru SD, dan pendidikanguru empat tahun untuk guru sekolah menengah. Denganbiaya ditanggung oleh Pemerintah untuk pendidikan gurunegeri. Kemudian guru mendapat sertifikat yaitu :sertifikat guru pra sekolah, guru SD, dan guru sekolahmenengah, sertifikat ini diberikan oleh kepala sekolahdengan kategori guru magang, guru biasa dua (yang telahdiselesaikan on-job training) dan lesensi bagi gurumagang dikeluarkan bagi mereka yang telah lulus ujiankualifikasi lulusan program empat tahun dalam bidangengineering, perikanan, perdagangan, dan pertanian.Sedangkan untuk menjadi dosen yunior college (D2),harus berkualifikasi master (S2) dengan pengalaman duatahun dan untuk menjadi dosen di senior college harusberkualifikasi doktor (S3).

2)      Sistem PenilaianKebijakan pemerintah untuk membuat setiap individu

memiliki pendidikan minimal sama yaitu sekolah menengahpertama sejalan dengan kewajiban wajib belajar Sembilantahun berdampak dengan meniadakan ujian masuk kesekolah  menengah tingkat utama. Kebijakan iniselanjutnya akan meringankan beban murid-murid sekolahdasar dari biaya yang harus dipersiapkan menghadapiujian masuk yang sangat kompetitif. Diasumsikan bahwapenghapusan ujian masuk itu juga meringankan beban

biaya akan memberi kesempatan waktu lebih banyak kepadamurid-murid untuk menyeimbangkan perkembangan fisik danmental mereka. Pada waktu yang sama, hal ini jugamelindungi mereka dari diskriminasi antara sekolah yanglebih baik dan yang kurang bermutu. Penghapusan uianmasuk itu juga membebaskan murid-murid dari nerakaujian dan membantu menormalkan administrasi sekolah.Sekaligus kebijakan ini sejala pulan dengankecenderungan global mengenai “equal opportunity”(kesempatan yang sama untuk bersekolah) bagi setiaporang.3)      Sistem pengelolaan pendidikan

Adapun sistem pemerintahan Korea Selatan bersifatsentralistik. Dengan sistem sentralistik ini, makakebijakan-kebijakan pemerintah termasuk di bidangpendidikan dapat dijalankan tanpa harus mendapatpersetujuan badan legislatif daerah, seperti yangterdapat pada pemerintahan sistem desentralisasi

Kekuasaan dan kewenangan dilimpahkan kepadamenteri pendidikan. Di daerah terdapat dewan pendidikan(board of education). Pada setiap propinsi dan daerahkhusus (Seoul dn Busam), masing-masing dewan pendidikanterdiri dari tujuh orang anggota, yang mana lima orangdipilih oleh daerah otonom dan dua orang lainnyamerupakan jabatan “ex officio”yang dipegang olehwalikota daerah khusus atau gubernur propinsi dan superintendent, Dewan pendidikan diketuai oleh walikota ataugubernur.

4)      PendanaanAnggaran pendidikan Korea Selatan berasal dari

anggaran Negara, dengan total anggaran 18,9% dariAnggaran Negara. Pada tahun 1995 ada kebijakan wajibbelajar 9 tahun, sehingga porsi anggaran terbesardiperuntukan untuk ini, adapun sumber biaya pendidikan,bersumber dari GNP untuk pendidikan, pajak pendidikan,keuangan pendidikan daerah, dunia industri khusus bagipendidikan kejuruan.

D.    PERBANDINGAN SISTEM PENDIDIKAN DI NEGARAINDONESIA dan KOREA SELATAN DITINAJAU DARI BERBAGAIASPEK

Berdasarkan kajian singkat tentang studiperbandingan sistem pendidikan di negara Korea Selatan,seperti yang sudah penulis uraikan pada bab II,selanjutnya penulis mencoba memberikan beberaparefleksi sebagai bahan perbandingan dengan systempendidikan Indonesia yang saat ini sedang mengalamiperubahan drastis dalam segi manajemennya

Negara Korea Selatan sebagai negara berkembangpada akhir-akhir ini mulai bangkit dan menunjukkankemampuannya untuk berkompetitif dalam pasaran otomotifdan industri elektronik dunia umumnya di kawasan Asiadan pasaran Indonesia khususnya.

di Korea Selatan pengembangan pendidikan beradapada wadah Dewan pendidikan yang diketuai oleh gubernuratau walikota dengan anggotanya sebanyak 5-6 orang,sehingga berjumlah 7 (tujuh) orang. Dewan Pendidikaninilah yang bertanggung jawab terhadap operasionalpendidikan di Korea Selatan, sehingga dewan/komitependidikan diberikan kewenangan yang luas untukmenjabarkan berbagai macam kebijakan sesuai panduanyang telah dikeluarkan oleh kementrian pendidikan.Kondisi ini sangat berbeda dengan Indonesia, yanghingga saat ini desentralisasi pendidikan di Indonesia,belum mampu berjalan secara lancar, segala sesuatunyamasih diatur dan tergantung dari pemerintahan pusat.Kepedulian pemerintahan daerah terhadap pendidikanmasih relatif rendah. Keberadaan “Dewan Pendidikan” diKorea Selatan yang berwenang mengatur perencanaan dankebijakan pendidikan, berbeda dengan di Indonesia“Dewan Pendidikan” tidak memiliki “otoritas” dalam halperumusan kebijakan, sifatnya hanya baru sebatassebagai “ pengkaji” masalah-masalah pendidikan,sehingga akibatnya proses desentralisasi pendidikan diIndonesia tidak berjalan dengan baik jika dibandingkandengan negara tersebut. Hal ini dimungkinkan memilikihubungan yang erat dengan kondisi pembiayaan pendidikan

bila ditinjau dari anggaran pendidikan Negara, dimanaNegara ini sudah sejak lama telah menganggarkananggaran pendidikan yang cukup signifikan dengan hasilyang didapat yaitu 18,9% , dari anggaran belanjaNegara, sedangkan Indonesia sejak kemerdekaan tahun1945, anggaran pendidikan bila dirata-rata baruberkutat-katit antara 2-7,8% dari total anggaranNegara, meskipun UU RI No.20 tahun 2003 tentangSisdiknas telah menyebutkan anggaran pendidikan 20%.

Kondisi ini jauh berbeda dengan anggaran di Negarakorea selatan ini, jadi teori tidak dapat dipungkiribahwa “semakin tinggi anggaran pendidikan semakin majuekonomi di suatu Negara” menurut Ferggeson, (1999).

Kondisi lain yang dapat dipetik dalam hal guru,dimana untuk menjadi guru di Korea Selatan, untuk guruSD harus D-II dan untuk sekolah menengah harus diploma4. Kondisi ini jika dibandingkan dengan Indonesia,terutama sepuluh tahunan ke belakang, guru SD kitahanya bertingkat SLTA/SPG dan baru sebagian kecil yangsetingkat D-II PGSD, yang kini setelah sebagian besartelah berkualifikasi D-II PGSD baru mulai beranjak keS1 PGSD, karena adanya tuntutan UU Guru dan Dosen tahun2005. Jadi dari segi latar pendidikan guru SD saja kitasudah tertinggal kurang lebih 20-50 tahun dibandingkandengan Korea Selatan. Belum lagi masalah karier, dimanadi Korea Selatan telah menerapkan sistem sertifikasiterhadap guru agak lama, sedangkan guru sekolahmenengah (SLTP/SLTA) di Korea mensyaratkan harusberlatar belakang S2/S3 dengan kajian khusus ataubidang study, beda halnya di Indonesia yang terkadangsatu guru bisa mengajar beberapa bidang study, bahkantidak aneh bila guru agama mengajar matematika dll,serta sebaliknya. Mengingat pendidikan merupakan ”titiksentral” dalam maju mundurnya kondisi bangsa, untuk itusudah selayaknyalah anggaran pendidikan harusdiperhatikan dengan sungguh-sungguh dan paling pentingjuga menjamin kesejahteraan para guru sebagai prajuridterdepannya, sehingga para guru dapat merasa banggadalam menjalankan tugasnya. Hal ini cukup beralasan,

karena menurut Ferggosun (1999) bahwa “Semakin tinggigaji guru semakin berkualitas hasil pendidikan”.

Realisasi anggaran pendidikan 20% di Indonesiamerupakan salah satu kunci peningkatan kualitaspendidikan di Indonesia. Terutama, selain untukmeningkatkan standarisasi guru juga, untuk melaksanakanstandarisasi sarana-prasarana pendukung pendidikan diIndonesia. Yang akhirnya diharapkan akan mampumendongkrak kualitas pendidikan di Indonesia. Masalahini dimungkinkan akan dicapai, apabila semua pihakmemiliki komitmen yang tinggi terhadap “industripendidikan”.DAFTAR PUSTAKA

Agustiar Syah Nur, (2001), Perbandingan sistem pendidikan,Bandung : Lubuk Agung.

H.M.Arifin, (2003), Ilmu Perbandingan Pendidikan, Jakarta :Golden Terayon Press.

Nanag Fattah. (1996), Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Persada Karya.

Tilaar dan Nugroho, (2009),  Kebijakan Pendidikan,Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Udin Saud, (2012), Bahan Ajar Mata Kuliah PerbandinganSistem Pendidikan, Bandung: UPI

Witanto, Hery, (2009), Sistem Pendidikan di Negara-NegaraAsean. Surabaya :  STAI Ali Bin Abi Thalib. A.     Sistem Pendidikan di IndonesiaNama negara    : Negara Ksesatuan Republik Indonesia(NKRI)Letak Negara   : Asia TenggaraBahasa Resmi   : Bahasa Indonesia 1.      Tujuan Pendidikan di Indonesia             Salah satu tugas Pemerintah bekerja samadengan Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia adalah

menyusun undang-undang pendidikan, dan sebagai hasilnyaadalah Undang-undang Sisdiknas no 20 tahun 2003.Berdasarkan Undang-undang no 20 tahun 2003 tentangSisdiknas, Pendidikan nasional berlandaskan Pancasiladan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun1945. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkankemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsayang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupanbangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pesertadidik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwakepada tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab.2.      Jenjang Pendidikan Formal di Indonesia            Menurut Undang-undang no 20 tahun 2003tentang Sisdiknas, pada bab VI pasa 16 disebutkan bahwajenjang pendidikan formal di Indonesia meliputi tigajenjang, yaitu: pendidikan Dasar, pendidikan Menengah,dan pendidikan Tinggi.a.       Pendidikan Dasar.            Pendidikan dasar merupakan jenjangpendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.Pemerintah menetapkan wajib belajar pendidikan dasar 9tahun, dan setiap warga negara yang berusia 7 (tujuh)tahun wajib mengikuti belajar pada jenjang pendidikandasar tanpa dipungut biaya. Pendidikan dasar berbentuk:Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) ataubentuk lain yang Sederajat selama 6 tahun; dan sekolahMenengah Pertama (SMP), Madrasah Tsanawiyah (MTs), ataubentuk lain yang sederajat selama 3 tahun.b.      Pendidikan Menengah.            Pendidikan menengah merupakan lanjutanpendidikan dasar. Pendidikan menengah terdiri atas:Pendidikan menengah umum, berbentuk Sekolah MenengahAtas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), atau bentuk lain yangsederajat; dan Pendidikan menengah kejuruan, berbentukSekolah Menengah Kejuruan (SMK) atau Madrasah AliyahKejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat, selama3 tahun.

c.       Pendidikan Tinggi.            Pendidikan tinggi merupakan jenjangpendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakupprogram pendidikan diploma (2-4 tahun); sarjana (4tahun atau lebih); magister, spesialis, dan doktor (2tahun atau lebih); yang diselenggarakan oleh perguruantinggi.            Perguruan tinggi dapat berbentuk: Akademi,Politeknik, Sekolah Tinggi, Institut, atau Universitas.Perguruan tinggi berkewajiban menyelenggarakanpendidikan, penelitian dan pengabdian kepadamasyarakat. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakanprogram akademik, profesi, dan atau vokasi.3.      Manajemen Pendidikan di Indonesia            Pengelolaan pendidikan di Indonesiamerupakan tanggung jawab pemerintah pusat melalui Menteri Pendidikan Nasional, pemerintah DaerahProvinsi, dan pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.Ketentuan yang menyangkut pendidikan diatur dalam UU RINo.20 TH 2003 (Sisdiknas ). Ditinjau dari Undang-undangRI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, pasal 1 ayat(1) yaitu; Pendidikan adalah usaha sadar dan terencanauntuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didikaktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilikikekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, sertaketerampilan yang diperlukan darinya, masyarakat,bangsa dan negara. Sedangkan peserta didik adalahanggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensidiri melalui proses pembelajaran yang tersedia padajalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Oleh karena itupendidikan dapat diterima dan dihayati sebagai kekayaanyang sangat berharga dan benar-benar produktif.Pelaksanaan desentralisasi pendidikan nasional diIndonesia memberikan keluasan kepada pemerintah daerahdan partisipasi masyarakat utuk turut bertanggung jawabatas kualitas pendidikan di Indonesia.a.       AnggaranPendidikan            Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem

pendidikan nasional disebutkan bahwa setiap warganegara mempunyai hak yang sama untuk memperolehpendidikan yang bermutu. Untuk memenuhi hak warganegara, pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajibmemberikan layanan dan kemudahan, serta menjaminterselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiapwarga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah pusat danpemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana gunaterselenggaranya pendidikan bagi setiap warga negarayang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baikdari segi mutu dan alokasi anggaran pendidikandibandingkan dengan negara lain, UUD 1945 mengamanatkanbahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biayapendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dariAnggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) padasektor pendidikan dan minimal 20% dari AnggaranPendapatan dan Belanja Daerah. Sesuai dengan putusanMahkamah Konstitusi Nomor 13/PUU-VI I 2008, pemerintahharus menyediakan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20 persen dari APBN dan APBD untuk memenuhikebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional. Anggaranpendidikan adalah alokasi anggaran pada fungsipendidikan yang dianggarkan melalui kementeriannegara/lembaga dan alokasi anggaran pendidikan melaluitransfer ke daerah, termasuk gaji pendidik, namun tidaktermasuk anggaran pendidikan kedinasan, untuk membiayaipenyelenggaraan pendidikan yang menjadi tanggung jawabpemerintah.Sedangkan pengalokasian anggaran pendidikan meliputialokasi yang melalui beIanja pemerintah pusat danmelalui transfer ke daerah. Sementara untuk yangmelalui anggaran pendidikan melalui transfer ke daerahadalah DBH Pendidikan, DAK Pendidikan, DAU Pendidikan,Dana Tambahan DAU, dan Dana Otonomi Khusus Pendidikan.b.      Guru/personalia            Berdasarkan Peraturan Pemerintah no 19tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, padapasal 28, bahwa Pendidik harus memiliki kualifikasi

akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran,sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuanuntuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yangdibuktikan dengan ijazah/sertifikat keahlian yangrelevan, yang dikeluarkan oleh Lembaga PendidikanTenaga Kependidikan (LPTK) yang terakreditasi danditetapkan oleh Pemerintah.c. Kurikulum            Untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diIndonesia telah menerapkan enam kali perubahankurikulum, yaitu kurikulum 1968, kurikulum 1975,kurikulum 1984, kurikulum 2004, dan yang sekarangberlaku yaitu KurikulumTingkat Satuan Pendidikan(KTSP), yang dikeluarkan pemerintah melalui PermenDinas Nomor 22 tentang standar isi, Permen Nomor 23tentang standar lulusan, dan Permen Nomor 24 tentangpelaksanaan permen tersebut, tahun 2006. KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan revisi danpengembangan dari kurikulum Berbasis Kompetensi, ataukurikulum 2004. KTSP lahir karena dianggap KBK masihsarat dengan beban belajar dari pemerintah pusat, dalamhal ini Depdiknas masih dipandang terlalu intervensidalam pengembangan kurikulum. Oleh karena itu, dalamKTSP bahan belajar siswa sedikit berkurang dan tingkatsatuan pendidikan (sekolah, guru dan komite sekolah)diberikan kewenangan untuk mengembangkan kurikulumsesuai dengan potensi yang ada di lingkungannya.Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakanbentuk implimentasi dari UU No 20 Tahun 2003 tentangsistem pendidikan nasional yang dijabarkan ke dalamPeraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 TentangStandar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah inimemberikan arahan tentang perlunya disusun dandilaksanakan delapan standar nasional pendidikan,yaitu: (1) Standar Isi, (2) Standar Proses, (3) StandarKompetensi Lulusan, (4) Standar Pendidik dan TenagaKependidikan, (5) Standar Sarana dan Prasarna, (6)Standar Pengelolaan, (7) Standar Pembiayaan, dan (8)Standar Penilaian Pendidikan.

B. Sistem Pendidikan di Korea SelatanNama Negara            : Republik Korea (Republic ofKorea). 1. Tujuan Pendidikan di Korea Selatan             Salah satu keputusan Dewan NasionalRepublik Korea tahun 1948 adalah menyusun undang-undangpendidikan. Sehubungan dengan hal ini, maka tujuanpendidikan Korea Selatan adalah untuk menanamkan padasetiap orang rasa Identitas Nasional dan penghargaanterhadap kedaulatan Nasional, menyempurnakankepribadian setiap warga Negara, mengemban cita-citapersaudaraan yang universal, mengembangkan kemampuanuntuk hidup mandiri dan berbuat untuk Negara yangdemokratis dan kemakmuran seluruh umat manusia, danmenanamkan sifat patriotisme. 2. Jenjang Pendidikan di Korea Selatan            Secara umum system pendidikan di koreaSelatan terdiri dari empat jenjang pendidikan formalyaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah TingkatPertama, SLTA dan pendidikan tinggi. Keempat jenjangpendidikan ini adalah: grade 1-6 (SD), grade 7-9(SLTP), 10-12 (SLTA), dan grade 13-16 (pendidikantinggi/program S1), serta program pasca sarjana(S2/S3).Visualisasi grade pendidikan yang dimaksud adalah:a.      Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama6 tahun bagi anak usia 6 dan 11 tahun,         denganjumlah lulusan SD mencapai 99,8%, dan putus sekolah SD0,2%.b.      SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun pendidikan.c.       Kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 10-11dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolahkejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian,perdagangan, perikanan dan teknik. Selain itu adasekolah komperhensif yang merupakan gabungan antarasekolah umum dan sekolah kejuruan, yang merupakan bekaluntuk melanjutkan ke akademik (yunior college) atauuniversitas (senior college).

d.      Pendidikan tinggi/akademik (yunior college)atau universitas program S1 (senior college), padagrade 13-16, dan selanjutnya ke program pasca sarjana(graduate school) gelar master/doktor.3. Manajemen Pendidikan di Korea Selatan            Sistem manajemen pendidikan di Negara inibersifat gabungan antara sentralistik dandesentralisasi, sifat kesentralistiknya hanya terbataskepada penyusunan panduan dan pedoman semata, sedangkanoperasionalnya secara penuh di serahkan kepadakomite/Dewan sekolah secara mandiri untuk mengkajiproses pendidikan secara keseluruhan.Kekuasaan dan kewenangan dilimpahkan kepada menteripendidikan. Di daerah terdapat dewan pendidikan (boardof education). Pada setiap propinsi dan daerah khusus(Seoul dan Busam), masing-masing dewan pendidikanterdiri dari tujuh orang anggota yang dipilih olehdaerah otonom, lima orang dipilih dan dua orang lainnyamerupakan jabatan yang dipegang oleh walikota daerahkhusus atau gubernur propinsi. Dewan pendidikandiketuai oleh walikota atau gubernur.a)      Anggaran pendidikan.            Anggaran pendidikan Korea Selatan berasaldari anggaran Negara, dengan total anggaran 18,9% dariAnggaran Negara. Pada tahun 1995 ada kebijakan wajibbelajar 9 tahun, sehingga porsi anggaran terbesardiperuntukan untuk ini, adapun sumber biaya pendidikan,bersumber dari: GNP untuk pendidikan, pajak pendidikan,keuangan pendidikan daerah, dunia industri khusus bagipendidikan kejuruan.b)      Guru/Personalia.            Terdapat dua jenis pendidikan guru, yaitutingkat akademik (grade 13-14) untuk guru SD, danpendidikan guru empat tahun untuk guru sekolahmenengah. Dengan biaya ditanggung oleh Pemerintah untukpendidikan guru negeri. Kemudian guru mendapatsertifikat yaitu: sertifikat guru pra sekolah, guru SD,dan guru sekolah menengah. Sertifikat ini diberikanoleh kepala sekolah dengan kategori guru magang, guru

biasa dua (yang telah diselesaikan onjob training) danlesensi bagi guru magang dikeluarkan bagi mereka yangtelah lulus ujian kualifikasi lulusan program empattahun dalam bidang engineering, perikanan, perdagangan,dan pertanian. Sedangkan untuk menjadi dosen yuniorcollege, harus berkualifikasi master (S2) denganpengalaman dua tahun dan untuk menjadi dosen di seniorcollege harus berkualifikasi dokter (S3).c)      Kurikulum.            Reformasi kurikulum pendidikan di korea,dilaksanakan sejak tahun 1970-an denganmengkoordinasikan pembelajaran teknik dalam kelas danpemanfaatan teknologi, adapun yang dikerjakan olehguru, meliputi lima langkah yaitu (1) perencanaanpengajaran, (2) Diagnosis murid (3) membimbing siswabelajar dengan berbagai program, (4) test dan menilaihasil belajar. Di sekolah tingkat menengah tidakdiadakan saringan masuk, hal ini dikarenakan adanyakebijakan walikota daerah khusus atau gubernurpropinsi, ke sekolah menengah di daerahnya. PERBANDINGAN PENDIDIKAN KOREA SELATANDAN INDONESIA BERDASARKAN STANDAR ISIDi Korea SelatanJenjang pendidikan;SDSMPSMAPTKurikulum:Dilaksanakan sejak tahun 1970Dan yang dilakukan guru adalah: Perencanaanpembelajaran dan  diagnosis siswa.Pembelajaran Agama: tidak diprioritaskan pembelajaranagama, hanya memprioritaskan pada teknologi saja.Pendidikan di Indonesia:Jenjang pendidikan:SDSMPSMA

PTKurikulum: KTSPPembelajaran Agama: Diatur oleh DEPAG.