5 Artikel-Kebijakan Pengelolaan Sampah di Wilayah Pesisir

29
STUDI PENGEMBANGAN WISATA BAHARI TAKA BONERATE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DALAM KONTEKS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI (Development Study Of Marine Tourism In Taka Bonerate Of Selayar Island In The Context Of Geography Learning Devolopment) Feri Padli, Kekhususan Pendidikan Geografi Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program Pascasarjana Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Indonesia yang kaya dengan potensi keindahan alam dapat memberikan peluang yang sangat menjanjikan sebagai salah satu pendapatan negara yang cukup besar dan dapat dikenal di dunia, Saat ini kunjungan wisatawan untuk melakukan wisata bahari di Taka Bonerate tidak bertambah walau dengan berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mempublikasikan. Penelitian ini bertujuan mengetahui karakteristik yang potensial untuk wisata bahari, merancang pengembangan wisata bahari yang berkelanjutan, menjadikan objek wisata sebagai sumber pembelajaran. Penelitian survey dengan objek penelitian adalah kondisi biofisik alam kepulauan dan seluruh masyarakat yang berada dalam lokasi penelitian yang dianalisis secara deskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan (1) karakteristik kawasan taka bonerate yang menunjang potensi wisata bahari adalah (a) lingkungan biofisik alam meliputi pantai relatif landai dengan kemiringan 20 0 -30 0 dengan material pasir cenderung kasar, topografi daratan pulau-pulau yang rendah dengan ketinggian 3 mdpl, kecepatan angin 9.26 km/jam, kecerahan air laut 11.38 meter, gelombang relatif landai 0,53 meter dan arus dengan kecapatan 0,24 m/s, jenis tanah daratan bersubsrat pasir berwarna putih, terumbu karang yang luas namun sebagian mengalami kerusakan sebesar 744,1 ha, (b) kondisi sosial yakni mayoritas pendidikan rendah, bermata pencaharian nelayan, suku

Transcript of 5 Artikel-Kebijakan Pengelolaan Sampah di Wilayah Pesisir

STUDI PENGEMBANGAN WISATA BAHARI TAKA BONERATE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DALAM KONTEKS

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI

(Development Study Of Marine Tourism In Taka Bonerate OfSelayar Island In The Context Of Geography Learning

Devolopment)

Feri Padli, Kekhususan Pendidikan Geografi Program StudiPendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program

Pascasarjana Universitas Negeri Makassar

ABSTRAK

Indonesia yang kaya dengan potensi keindahan alam dapatmemberikan peluang yang sangat menjanjikan sebagai salah satupendapatan negara yang cukup besar dan dapat dikenal di dunia,Saat ini kunjungan wisatawan untuk melakukan wisata bahari diTaka Bonerate tidak bertambah walau dengan berbagai upaya yangdilakukan pemerintah untuk mempublikasikan. Penelitian inibertujuan mengetahui karakteristik yang potensial untuk wisatabahari, merancang pengembangan wisata bahari yangberkelanjutan, menjadikan objek wisata sebagai sumberpembelajaran. Penelitian survey dengan objek penelitian adalahkondisi biofisik alam kepulauan dan seluruh masyarakat yangberada dalam lokasi penelitian yang dianalisis secaradeskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan (1) karakteristikkawasan taka bonerate yang menunjang potensi wisata bahariadalah (a) lingkungan biofisik alam meliputi pantai relatiflandai dengan kemiringan 200-300 dengan material pasir cenderungkasar, topografi daratan pulau-pulau yang rendah denganketinggian 3 mdpl, kecepatan angin 9.26 km/jam, kecerahan airlaut 11.38 meter, gelombang relatif landai 0,53 meter dan arusdengan kecapatan 0,24 m/s, jenis tanah daratan bersubsrat pasirberwarna putih, terumbu karang yang luas namun sebagianmengalami kerusakan sebesar 744,1 ha, (b) kondisi sosial yaknimayoritas pendidikan rendah, bermata pencaharian nelayan, suku

campuran seperti: bugis, flores, dan makassar, (c) sarana danprasarana yang masih minim, (d) aksesbilitas yang relatifsulit, (e) wisatawan dan pengunjung yang datang dari berbagainegara dengan tujuan penyelaman. (2) strategi pengembanganwisata bahari kawasan taka bonerate dengan analisis SWOT yaitu(a) Menjaga kelestarian kekayaan ekosistem laut, (b) melibatkanmasyarakat dalam upaya pengembangan wisata bahari, (c) Bekerjasama dengan instansi pemerintahan, (d) Memaksimalkan teknologiinformasi untuk promosi, (e) Menawarkan aspek-aspek wisata yangberbeda dari yang lain (f) Menyediakan fasilitas yang lengkapsesuai kebutuhan dari wisatawan, (g) Memanfaatkan dukunganpemerintah provinsi dalam hal memaksimalkan pembangunan saranadan prasarana penunjang wisata, (h) Melakukan pembinaan sumberdaya manusia, (i) anjuran bagi wisatawan untuk tidak berkunjungke kawasan TNTB pada musim-musim tertentu. (3) objek wisatabahari Taman Nasional Taka Bonerate dapat dijadikan sebagaisumber pembelajaran geografi.

Kata kunci: pengembangan wisata dan pembelajaran geografi

ABSTRACT

Indonesia is rich in natural beauty with the potential toprovide a very promising opportunity as one of the country'sincome is quite large and can be known in the world , Todaytourist arrivals to conduct marine tourism in Taka Bonerate notincreased despite the various efforts made by the government topublish . This study aims to investigate the characteristics ofthe potential for marine tourism , designing sustainabledevelopment of marine tourism , making attraction as a sourceof learning . Survey with the object of research is naturalbiophysical conditions across the islands and the peopleresiding in the study sites were analyzed descriptively . Theresults of the study showed ( 1 ) the characteristics of theregion that support Taka Bonerate marine tourism potential are( a) the natural biophysical environment includes beaches withrelatively gentle slope tends 200-300 with coarse sand material

, topography of low islands with a height of 3 meters above sealevel , wind speed of 9.26 km / h , brightness seawater 11.38meters, 0.53 meters relatively gentle waves and currents withkecapatan 0.24 m / s , the type of soil mainland bersubsratwhite sand , coral reefs are extensive but some suffered damageamounting to 744 , 1 ha , ( b ) the social conditions of themajority of low education , livelihood of fishermen , tribessuch as the mix : bugis , flores , and Makassar , ( c )infrastructure is still minimal , ( d ) a relatively difficultaccessibility , ( e ) rating and visitors who come fromdifferent countries with the aim of dives . ( 2 ) the area ofmarine tourism development strategy Taka Bonerate with SWOTanalysis , namely ( a) Preserving the wealth of marineecosystems , ( b ) involve the community in the development ofmarine tourism , ( c ) In collaboration with governmentagencies , ( d ) Maximize information technology to promotion ,( e ) Offers tourist aspects different from the other ( f )Provide comprehensive facilities according to the needs oftravelers , ( g ) Utilizing the support of the provincialgovernment in terms of maximizing the development of touristfacilities and infrastructure , ( h ) Conducting coachingsources human , ( i ) is not recommended for tourists to visitthe region TNTB at certain seasons . ( 3 ) marine attractionTaka Bonerate National Park can be used as a source of learninggeography .

Keywords : tourism development and geography learning

PENDAHULUAN

Indonesia yang kaya dengan potensi keindahan alam dapat

memberikan peluang yang sangat menjanjikan sebagai salah satu

pendapatan negara yang cukup besar dan dapat dikenal di dunia.

Sehingga berbagai upaya yang ditempuh oleh pemerintah untuk

meningkatkan potensi objek wisata yang ada di negeri ini. Taman

Nasional Taka Bonerate yang dikenal dengan objek wisata bahari

adalah salah satu ikon wisata alam di Sulawesi Selatan yang

mendapat predikat memiliki terumbu karang terbesar ke tiga di

dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di

Kepulauan Maladewa.

Saat ini kunjungan wisatawan untuk melakukan wisata bahari

di Taman Nasional Taka Bonerate tidak bertambah walau dengan

berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mempublikasikan.

Keinginan untuk mengevaluasi perkembangan wisata bahari Taka

Bonerate karena dari hasil observasi awal yang telah dilakukan

bahwa terlihat adanya perubahan karakteristik wisatawan dalam

melakukan aktivitas wisata bahari hingga berubahnya jenis

kegiatan wisata bahari untuk memenuhi keinginan wisatawan.

Selain itu perkembangan wisata bahari Taman Nasional Taka

Bonerate dari awal perkembangan menurut peneliti tidak memiliki

suatu perencanaan dan sampai saat ini masih tetap berkembang

tanpa adanya suatu penilaian. isu-isu yang beredar dari

kalangan media, pengunjung/wisatawan dan masyarakat lokal

tentang kawasan pesisir seperti: pencemaran lingkungan,

kerusakan dan masalah sosial.

Sehingga dari semua hal tersebut maka peneliti menjadi

ingin tahu untuk mencari fakta-fakta untuk mengungkap masalah

dan kekurangan yang terjadi dengan upaya untuk menjadikan bahan

pembelajaran geografi sebagai upaya dalam memberikan informasi

pada masyarakat dan wisatawan sehingga diharapkan peningkatan

jumalah wisatawan pada Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate.

Rumusan Masalah

1. Bagaimana Karakteristik Kawasan Taka Bonerate yang Menunjang

Potensi Wisata Bahari?

2. Bagaimana Strategi pengembangan Wisata Bahari Kawasan Taka

Bonerate?

3. Bagaimana objek Wisata Bahari Taka Bonerate sebagai sumber

pembelajaran Geografi?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui karakteristik yang potensial untuk wisata

bahari Kawasan Taka Bonerate

2. Merancang pengembangan wisata bahari kawasan Taka Bonerate

yang berkelanjutan

3. Agar dapat menjadikan objek wisata Taka Bonerate sebagai

sumber pembelajaran baik bagi pelajar/mahasiswa ataupun bagi

masyarakat yang memiliki peran utama dalam peningkatan

kepariwisataan kepulauan Selayar terutama masyarakat lokal.

Manfaat Hasil Penelitian

1. Mengetahui karakteristik objek wisata yang ada di kawasan

Taka Bonerate sebagai bagian dari upaya mempromosikan objek

wisata yang dapat dinikmati oleh pengunjung maupun sebagai

bagian dari pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah

daerah.

2. Memberikan kesadaran kepada pemerintah dan masyarakat untuk

meningkatkan potensi wisata bahari yang ada disekitar

kawasan Taka Bonerate.

3. Menjadikan sumber belajar bagi semua pihak terkhusus peserta

didik sebagai penerus generasi yang sadar akan upaya

perlindungan dan pengelolaan Lingkungan hidup.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah survey dengan fokus penelitian

adalah lingkungan biofisik objek wisata, kondisi dan peran

serta sosial/masyarakat, jenis sarana dan prasarana yang

disediakan, aksesbilitas, dan tanggapan wisatawan/pengunjung.

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan lembar pertanyaan

terstruktur, observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi.

Sedangkan teknil analisis data yang diperoleh menggunakan

tabulasi data yang terdiri dari tabulasi frekuensi dan tabulasi

silang, analisis histogram, analisis SWOT dengan pendekatan

kualitatif matriks SWOT, dan yang terakhir adalah penarikan

simpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

1. Deskripsi Umum Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate

Taka Bonerate yang awalnya dikenal dengan sebutan atol

Harimau atau Tiger Island menjadi Kawasan Taman Nasional Taka

Bonerate yang telah disepakati dalam Surat Keputusan Mentri

Kehutanan Nomor: 280/Kpts-II/1992 tanggal 26 februari tahun

1992 lalu kemudian ditetapkan kembali dengan Surat Keputusan

Mentri Kehutanan Nomor 92/KPTS- II/2001 tanggal 15 Maret 2001

dengan luas kawasan 530.765 Ha. Awalnya kawasan ini adalah

cagar alam laut yang ditetapkan pada tahun 1989 berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 100/Kpts- II/1989.

Kawasan yang memiliki karang Atol dengan luas 220.000

hektar sehingga menempati peringkat ketiga terbesar di dunia.

Kawasan ini juga dijadikan sebagai Kawasan Pelestarian Alam

Perairan. Secara administratif Taman Nasional Taka Bonerate

berada dalam Kecamatan Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan

Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Letak astronimis yaitu

berada pada 120° 55' - 121° 25' BT dan 6° 20' - 7° 10' LS

dengan batas geografis adalah sebelah utara berbatasan dengan

Sulawesi Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda,

sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah barat

berbatasan dengan Laut Jawa.

Kawasan ini terdiri dari pulau-pulau dan laguna-laguna,

umumnya terbentuk dari endapan pasir dan bioerosi (pecahan

terumbu karang dan kerang-kerangan), yang sudah mengalami

pembulatan, pelapukan sehingga terbentuk tanah-tanah muda.

Kawasan ini selain terdiri atas puluhan taka dan bungin juga

terdapat 21 buah pulau kecil. Terdapat 5 (lima) desa yang

berpenduduk di dalam kawasan TN Tak Bonerate, yaitu Desa

Rajuni, Desa Latondu, Desa Tarupa, Desa Jinato dan Desa

Tambuna. Kelima desa tersebut termasuk dalam wilayah Kecamatan

Taka Bonerate yang berpusat di Ibukota Kecamatan yaitu Pulau

Kayuadi. Jumlah penduduk dalam kawasan TN Taka Bonerate pada

lima desa tersebut sebanyak 6536 jiwa dari 1421 rumah tangga

(BPS Selayar 2010).

Kawasan TN Taka Bonerate pada umumnya beriklim basah

tropik khatulistiwa, yang dipengaruhi oleh musim angin Barat,

musim angin Timur dan masa peralihan atau Pancaroba. Suhu rata-

rata 360C (RPTN TNTBR 2013).

2. Karakteristik Potensi Wisata Bahari Taman Nasional Taka

Bonerate

a. Biofisik Taman Nasional Taka Bonerate

Sampel Pulau

Rata-rata

Kemir-

inganPanta

i (o)

KondisiRelief/

Topografi

Rata-rata

Kecepa-tanAngin(km/ja

m)

TingkatKecera-han Air(meter)

Rata-ratatinggi

Gelombang

pertahun

RataKecepa

-tanArus(m/s)

Kondisi

TanahDarat/Pulau

HutanBakau

LuasanTerumb

uKarang

(ha)

Tarupa

Kecil

20 Relatifdatardengan

5,75 13,7 0.55 0,14 Berpasir

15 m2

disebel

Hidup:755,68ha.

ketinggian

antara0-2mdpl

ahutarapulau

Mati:736,49ha

Tarupa

Besar

20 Relative

datar/landaidenganketinggian

antara0 - 2mdpl

6,75 11,5 0,58 0,22 Berpasir

Tidakada

-

Latondu

Kecil

25 Ketinggian < 2mdpl

12,15 9 0,65 0,105 Berpasir

Tidakada

3100

Rajuni

Besar

25 Ketinggian 0 -2 mdpl

8,825 7,25 0,50 0,16 Berapsir

Tidakada

-

Jinato

30 Ketinggianrata-rata 0- 2mdpl

12,25 9 0,65 0,48 Berpasir

Tidakada

-

PasitalluBarat

25 Ketinggian

pulau <2

10,15 16,25 0,50 0,17 Berpasir

Tidakada

-

Tinabo

20 Ketinggian

daratan1,5mdpl

8,964 13 0,3 0,12 Berpasir

Tidakada

Hidup1,58ha,Mati7,61ha

Rata-rata

20-30

3 9.26 11.38 0.53 0.24 744,1

Data Modifikasi Hasil Dokumentasi BTNTB 2013 dan Olah Data Primer 2014

Pada dasarnya kondisi topografi pulau dan pantai sampai

pada kondisi oseanografi keseluruhan titik dalam wilayah

berkarakter hampir sama. Ketinggian pulau rata-rata hanya 0–3

meter dari permukaan laut. Pasir putih dari keseluruhan pulau

menambah keindahan alam pantai. Arus laut dan tinggi gelombang

yang terpengaruh oleh keadaan musim timur atau musim barat.

Pada saat musim timur yang cenderung lemah dan pada musim barat

yang keras sehingga arus dan gelombang juga akan semakin kuat

dan besar. Tingkat kecerahan air laut yang relatif jernih.

Selain itu biota karang yang luas sehingga mahluk hidup lainnya

serba ada dan beragam mulai dari hewan langkah dan dilindungi

sampai hewan dan tumbuhan laut yang lainnya.

b. Karakter Sosial Masyarakat

Tabel Pendidikan Masyarakat dalam kawasan TNTBTingkat Pendidikan

Frekuensi Peresentase (%)

Tidak Tamat SD 14 46,6Tamat SD 14 46,6Tamat SLTP 4 13,3Akademi/Doploma/S1

2 6,7

Total 30 100Hasil Olah Data Primer 2014Dari tabel terlihat tamat dan tidak tamat pendidikan SD

memempati golongan tertinggi dan pada tingkat sarjana tergolong

rendah. Sehingga dari hal tersebut menjelaskan bahwa pendidikan

pada wilayah ini rendah. Pendidikan yang rendah memiliki kaitan

dengan mata pencaharian dan tentunya pada penghasilan yang

berimbas pada himpitan ekonomi. Dilain sisi SDM yang rendah

relatif lebih susah untuk melakukan perubahan pola hidup dari

yang biasa dilakukan kepola hidup yang diharapkan dalam

pencapaian tujuan.

Tabel Jenis Pekerjaan masyarakat dalam kawasan TNTBJenis Pekerjaan Frekuensi PersentasePNS 2 6,6Pedagang 3 10Nelayan 25 83,33Total 30 100

Hasil Olah Data Primer 2014Nelayan merupakan mata pencaharian utama penduduk dalam

kawasan. Berbagai cara yang dilakukan untuk dapat memperoleh

hasil tangkapan sebanyak mungkin dengan harapan kesejahteraan

hidup.

Tabel Cara Penangkapan Ikan yang Dilakukan MasyarakatPulau dalam Kawasan TNTB

Cara Penangkapan Ikan

Frekuensi Persentase

Mancing 16 53,3Jaring Ikan 2 6,6Bom Ikan 4 13,3Obat Bius 2 6,6Lainya 6 20Jumalah 30 100

Hasil Olah Data Primer 2014Tabel menjelaskan bahwa kegiatan penangkapan ikan masih

terdapat illegal fishing seperti pemboman dan bius ikan. Selain itu

ada juga kegiatan penangkapan lainnya yang masih terlarang

seperti gae (dalam bahasa lokal). Penyimpangan inilah menjadi

salah satu ancaman bagi ekosistem laut sehingga jika dibiarkan

dalam jangka panjang maka potensi objek daya tarik wisata akan

berkurang dan terpuruk.

Tabel Hubungan antara Penyuluhan dan Pengetahuan tentangKawasan TNTBPengetahuan

PenyuluhanYa Tidak

JumlahPernah 25 - 25Tidak 5 - 5

Jumlah 30 -Hasil Olah Data Primer 2014Tabel tersebut secara keseluruhan mengetahui tentang

kawasan Taka Bonerate berstatus Taman Nasional yang menjadi

objek wisata bahari sedangkan kegiatan penyuluhan yang

dilakukan minimal setahun sekali masih belum maksimal.

c. Sarana dan Prasarana Objek Daya Tarik Wisata

Tabel 9: Fasilitas Wisata yang Terdapat dalam KawasanWisata TNTBJenis Fasilitas Lokasi (Tempat)Air Bersih/Tawar Jinato (Penyulingan)Warung/Restoran Semua PulauPenginapan Sistem Home Stay Semua pulau

dan Villa di TinaboListrik Semua pulauAlat Renang TinaboTelekomunikasi Semua Pulau

Hasil Olah Data Primer 2014Tabel tersebut menunjukkan bahwa fasilitas penunjang untuk

wisata dalam wilayah ini masih sangat minim.

d. Aksesibilitas

Tabel Aksesibilitas Kawasan TNTB dari Ibukota Provinsi (Makassar)Angkutan Biaya Waktu Tempuh Rute

(Rp) (WITA)Bus 130.000 09.00 - 18.30

(9,5 Jam)Terminal Mallengkeri-Terminal Selayar

Mini Bus 150.000 04.00 – 13.00 (8 Jam)

Terminal Mallengkeri-Terminal Selayar

Kapal (Ferry) 30.000 Trak I 08.00 –10.00

Trak II 10.00 –12.00

Trak III 15.00– 17.00(2 Jam)

Jika dari Pelabuhan Bira-Pel.Pammatata Selayar

Pesawat 400.000 08.00 – 8.30(0,5 Jam)

Bandara SoekarnoHatta-Bandara AroepalaSelayar

Joloro (Kapal Kecil Kayu Bertenaga Mesin Diesel)

50.000 (7 Jam) Dari Pelabuhan Selayar-Lintas Kawasan TNTB

Speed Boot (sistem carter)

1.000.000

(3 Jam) Lintas Kawasan TN Taka Bonerate

Min - Max Kebutuhan

180.000–

1.400.000

3,5 – 16,5

Hasil Olah Data Primer 2014

Tabel tersebut terlihat bahwa perjalanan menuju kawasan

TNTB menempuh waktu normal 3,5 – 16,5 jam dan biaya minimal

Rp180.000. Pilihan lain untuk menghemat energi dan waktu adalah

menggunakan armada udara (pesawat) dan speed boat dengan biaya

berkisar Rp 1.400.000.

e. Wisatawan/Pengunjung

Gambar berikut adalah sumber informasi yang diperoleh

wisatawan mengenai keberadaan dan kondisi objek wisata TNTB:

Internet Media Cetak Kerabat Lainnya0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%

16.70% 16.70%

33.30%

50.00%

Seminar hingga ke luar negeri menjadi sumber informasi

awal untuk mengetahui keberadaan TNTB lalu kepada teman atau

kerabat-kekerabat, kemudian diekspos ke media internet dan lain

sebagainya.

Gambar berikut merupakan persentase alasan memilih TNTBsebagai objek tujuan:

Dekat/Akses mudah

Ramai Pemandangan Indah

Layanan Baik0%

10%20%30%40%50%60%70%

0% 0%

67%

33%

Alasan yang utama mereka berkunjung adalah dengan

pemandangan yang indah selebihnya hanya pada pelayanan

sedangkan aksesibiltas mereka tidak memilih.

Gambar berikut adalah persentase fasilitas umum yang

diharapan pengunjung untuk pelayanan berwisata:

0%5%

10%15%20%25%30% 25.00%

12.50%

25.00%

12.50%

25.00%

Air tawar, listik dan restoran adalah pilihan utama.

Sedangkan restoran dan listik yang belum mamadai. Listrik

yang hanya bertenaga dynamo dan mesin diesel yang

dinyalakan dari pukul 18.00 sampai 23,00 WITA setiap

harinya

Berikut rekapitulasi daftar pengunjung atau wisatawan

sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 yang saya

rangkum dari data wisatawan Balai Taman Nasional Taka

Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar.

2007 2008 2009 2010 2011 2012 20130.00%5.00%10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%

15.26%

4.11%

10.08%

2.50%

19.89% 19.19%

28.94%

3. Strategi Pengembangan Wisata Bahari Taman Nasional Taka

Bonerate

a. Faktor Kekuatan (Strengths) objek wisata Taman Nasional

Taka Bonerate

1) Pantai yang landai dengan pasir putih yang bersih,

2) Topografi secara keseluruhan pulau dalam kawasan TNTB

yang seragam dengan ketinggian hanya sekitar 1-3

mdpl,

3) Kecerahan air laut yang tinggi dan tanpa pencemaran

limbah,

4) Lingkungan alam laut yang indah sebagai objek hiburan

sekaligus sebagai objek pendidikan lingkungan

ekosistem laut.

5) Kaya dengan biota laut dengan beragam jenis dan

langka.

b. Faktor Kelemahan (Weaknesses) objek wisata Taman

Nasional Taka Bonerate

1) Aksesbilitas TNTB yang relatif sulit,

2) Tidak adanya sumber air tawar/bersih disetiap pulau,

3) Sarana dan parasaarana yang belum lengkap seperti

alat transportasi regular, villa, alat selam untuk

kelas pemula,

4) Kemampuan dalam mengelola pariwisata yang minimnya

keahlian pengelolah dalam bidang kepariwisataan,

5) Sumber Daya Manusia masyarakat lokal yang rendah.

c. Faktor Peluang (Opportunities) objek wisata Taman Nasional

Taka Bonerate

1) Minat wisatawan mancanegara yang datang sangat

tinggi,

2) Ciri khusus alam laut yang langaka dan khas,

3) Dukungan Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam

event Internasional tahunan,

4) Karakter masyarakat lokal yang terbukaan kepada

pengunjung,

5) Sistem Informasi Teknologi dapat dimanfaatkan dengan

mudah dalam penyebarluasan informasi objek daya tarik

wisata TNTB.

d. Faktor Ancaman (Threats) Objek Wisata Taman Nasional

Taka Bonerate

1) Keterbatasan kemampuan calon wisatawan dalam

berenang,

2) Kurangnya dukungan dari Pemerintah daerah Kabupaten

Kepulauan Selayar,

3) Perilaku masyarakat nelayan yang cenderung skeptis

terhadap ekosistem laut dan potensi wisata yang ada

dalam lingkungan sekitarnya,

4) Penawaran objek wisata bahari pada tempat lain yang

relatif murah dan terjangkau sehingga secara tidak

langsung menjadi saingan.

5) Kondisi cuaca yang ekstrim.

4. Objek Wisata Taman Nasional Taka Bonerate Sebagai Sumberpembeajar Geografi

Aspek-aspek yang dapat dikaji dari wilayah ini adalah

sebagai berikut:

a. Deskripsi umum kawasan Taman Nasional Taka Bonerate

dengan petunjuk letak setiap destinasi dengan

menggunakan konsep lokasi.

b. Aksesbilitas lokasi sebagai petunjuk awal bagi wisawan

dengan menggunakan konsep jarak dan aksesibilitas.

c. Topografi pulau dengan menggunakan konsep morfologi.

d. Ciri atau bentuk fisik dan sosial dalam wilayah TNTB

dengan konsep pola.

e. Menjelaskan fenomena TNTB yang menjadi daya tarik

wisata dengan konsep aglomerasi.

f. Konsep nilai guna yang menjadi alasan mengapa objek

wisata TNTB menjadi salah satu rekomendasi objek

wisata.

g. Interaksi antara aspek-aspek yang saling berkaitan baik

sosial maupun lingkungan dengan menjelaskan konsep

interaksi/interpendensi.

h. Membandingkan karakter objek wisata TNTB dengan objek

wisata lainnya dengan konsep diferesiasi areal dan

keterkaitan ruang.

Pembahasan

1. Karakteristik Kawasan Taka Bonerate yang Menunjang Potensi

Wisata Bahari

a. Lingkungan Biofisik Objek

Tipe pasang surut TNTB adalah pasang surut campuran

condong dominan ganda (Mixed tide prevailing semidiurnal) atau dalam

arti 24 jam pasang surut terjadi dua kali (pasang dua kali dan

surut dua kali). Nilai rata-rata muka air berada dalam interval

200 – 250 cm dengan tenggang pasut berkisar 2 m. Kemiringan

pantai 200-300. Batimetri disekitar paparan TNTB sangat terjal,

dimana atoll dibatasi oleh paparan yang berkedalaman 200 meter,

dan pada tepi paparan kedalaman perairan mengalami penurunan

drastis (drop) hingga kedalaman 1500 2000 meter. Topografi

daratan utama sangat unik dan menarik, dengan atoll yang

terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan

terumbu yang luas, membentuk gugusan pulau yang cukup banyak.

Selat-selat yang sempit, dalam dan terjal mengantarai pulau-

pulau dan gosong karang. Bentuk topografi daratan pulau-pulau

yang berada diwilayah TNTB relatif datar dengan ketinggian

rata-rata 0 – 3 meter dari permukaan laut tanpa bukit dan

gunung. Sebagian besar memanjang dari utara ke selatan dengan

panjang antara 200-2000 m, dan lebar 50 – 1000 m. Dalam kondisi

normal maka kecepatan angin rata-rata mencapai 9.26 km/jam.

Kecerahan rata-rata dalam objek wisata rata-rata mencapai 11.38

meter. Tinggi gelombang rata-rata 0,53 meter. Keadaan gelombang

bervariasi tergantung dari musim saat itu. Kecepatan arus dalam

kawasan ini pada umumnya pengaruh oleh aktifitas atau arus air

Laut Flores. Dataran yang secara keseluruhan adalah berpasir.

Secara umum kondisi pantai memiliki subsrat pasir berwarna

putih hasil dari endapan karang yang lapuk atau terkikis. Pohon

bakau biasanya tumbuh pada tanah pantai yang berlumpur sehingga

pada wilayah pulau ini sangat susah untuk ditumbuhi vegetasi

karena secara kesuluruhan berpasir. Terumbu Karang yang menjadi

daya tarik utama keindahan TNTB. Aktifitas diving atau

snorkeling adalah kegiatan utama pengunjung.

b. Kondisi Sosial

Masyarakat yang menghuni pulau-pulau memiliki karakter

sangat berbeda dengan yang diharapkan. Mulai dari segi

pendidikan yang tergolong masih rendah sehingga menjadi

persoalan dalam membina pribadi yang bijak untuk paham akan

pentingnya kelestarian alam.

c. Sarana dan Prasarana

Fasilitas yang biasa disediakan dalam objek wisata

terpusat dipulau Tinabo. Mulai dari alat renang, villa,

restoran, dan fasilitas lain yang mendukung bidang pariwisata.

Sedangkan listrik menggunakan tenaga surya pada pulau Tinabo

sedangkan pada pulau lain menggunakan mesin diesel. Kekurangan

yang paling utama adalah ketersediaan air. Sumber utama ait

tawar adalah air hujan yang ditada dari atap seluruh bangunan

yang ada kemudian ditampung dalam bak-bak penampungan.

d. Aksesbilitas

Untuk sampai pada zona inti perjalanan rekreasi

membutuhkan tenaga yang lebih dari biasanya. Selain tenaga juga

dibutuhkan nyali yang besar karena melewati laut flores yang

identik dengan ombak dan arus air laut yang keras setiap musim.

Dari ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar menuju objek wisata

TNTB dengan perjalanan yang relatif sulit. Selain tidak adaya

kapal khusus wisata (pesiar), juga dermaga dalam setiap pulau

yang belum maksimal untuk dapat digunakan dengan kapal standar

internasional.

e. Wisatawan/Pengunjung

Pengunjung yang datang dengan maksud berwisata berasal

dari berbagai macam negara. Pada umumnya wisatawan mancanegara

memilki tujuan yang utama adalah penyelaman. Ada juga beberapa

wisatawan domestik namun lebih kepada kegiatan penelitian dan

ikut peserta kegiatan event yang diselenggarakan dalam wilayah

ini. Adapun penduduk lokal yang kadang melakukan rekreasi di

pulau Tinabo namun tidak dikenakan biaya kontribusi juga

tercatat dalam daftar pengunjung.

2. Penerapan Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan WisataBahari Kawasan Taka Bonerate

Strategi I: Mengambil keuntungan dari aspek kekuatan danpeluang dengan cara:

a. Menjaga kelestarian kekayaan ekosistem laut misalnya dalam

kegiatan upaya pelestarian atau konservasi alam dengan

melibatkan semua pihak, baik dari pengelola dan masyarakat

sebagai fasilitator dan wisatawan atau pengunjung sebagai

konsumen dari jasa wisata.

b. Peluang dari masyarakat yang memliki karakter terbuka

terhadap wisatawan maka diberikan kesempatan kepada

pengelola untuk melibatkan masyarakat dalam upaya

pengembangan wisata bahari. Beberapa cara yang dapat

dilakukan adalah memberikan peluang bagi mereka untuk

mengolah sendiri wilayahnya agar lebih bernilai ekonomis

dalam bidang pariwisata.

c. Bekerja sama dengan instansi pemerintahan sebagai

penyelenggara kegiatan dalam wilayah objek wisata. Misalnya

dalam pelaksanaan event-event dalam skala nasional atau

internasional yang lebih rutin dan beragam.

d. Memaksimalkan teknologi informasi untuk promosi objek daya

tarik wisata. Tidak hanya lewat situs internet melainkan

juga dapat dilakukan pada media televisi agar calon

wisatawan domestik juga akan lebih tertarik.

Strategi II: Pengarahan dengan menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman dengan cara:

a. Menawarkan aspek-aspek wisata yang berbeda dari yang lain.

Misalnya dalam setiap pulau memiliki jenis atraksi wisata

yang masing-masing berbeda. Sehingga pengunjung tidak bosan

dengan satu kegiatan saja.

b. Menyediakan fasilitas yang lengkap sesuai kebutuhan dari

wisatawan, seperti transportasi regular berupa; armada laut

yang berstandar keamanan tinggi disesuaikan dengan ancaman

cuaca ekstim laut dan juga pesawat beserta landasan dalam

kawasan wisata agar wisatawan dapat memilih jenis

transportasi yang efektif, selain itu juga dibutuhkan

fasilitas alat selam dan sejenisnya.

c. Membangun kerja sama yang baik antara pemerintah dan

masyarakat dalam hal pemanfaatan sumber daya alam yang

berpotensi, dengan menetapkan peraturan-peraturan yang

saling menguntungkan antara pengelola, masyarakat dan

wisatawan kemudian menetapkan sangksi tegas bagi siapa saja

yang melanggar.

Strategi III: Strategi dengan meminimalkan kelemahan dengan

memanfaatkan peluang dengan cara:

a. Memanfaatkan dukungan pemerintah provinsi dalam hal

memaksimalkan pembangunan sarana dan prasarana penunjang

wisata. Misalnya villa, penyediaan air tawar, restoran, alat

penyelaman, listrik dan lain sebagainya yang dapat menunjang

aktifitas wisatawan.

b. Melakukan pembinaan sumber daya manusia baik pengelola

maupun masyarakat lokal dalam bidang pariwisata untuk

persiapan jamuan pengunjung.

Strategi IV: Strategi dalam hal mengontrol kerugian agar tidak

menjadi ancaman dengan melakukan beberapa tindakan

berikut:

a. Memberikan tanggungjawab kepada pemerintah dan masyarakat

lokal dalam upaya pembenahan sarana dan prasarana wisata

yang ada. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat membantu

dalam

b. Akses yang sulit maka perlu anjuran bagi wisatawan untuk

tidak berkunjung ke kawasan TNTB pada musim-musim tertentu

dengan resiko tinggi dan menjaga keamanan pengunjung selama

berwisata agar tidak ada kesan buruk untuk calon pengunjung

lainnya.

3. Objek Wisata Bahari Taka Bonerate sebagai Sumber

Pembelajaran Geografi

Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi,

fenomena sifat fisik dan sosial. Berbagai macam konsep geografi

yang dapat dikaji dari objek Taman Nasional Taka Bonerate.

Konsep yang dimaksud adalah rancangan atau gambaran dari objek,

proses ataupun yang berkaitan dengan ilmu geografi. Adapun

konsep tersebut adalah: Letak Taman Nasional Taka Bonerate

dapat dijelaskan dengan konsep Lokasi, Menuju Taman Nasional

dijelaskan dengan konsep Jarak dan Aksesibilitas, Morfologi,

Pola, Aglomerasi, Nilai Kegunaan, Interaksi/Interpendensi,

Diferensiasi Areal dan Keterkaitan Ruang

KESIMPULAN

Karakteristik kawasan Taman Nasional Taka Bonerate memilki

potensi wisata bahari yang baik untuk dikembangkan. Kondisi

lingkungan biofisik alam dengan pantai relatif landai,

topografi daratan pulau-pulau yang rendah, kecepatan angin yang

lemah, dengan tingkat kecerahan air laut sangat baik untuk

penyelaman, gelombang relatif landai dan arus lemah yang

dipengaruhi oleh angin musim, tanah daratan subsrat pasir

berwarna putih cerah, terumbu karang yang menambah indah taman

laut. Kondisi sosial masyarakat yang ramah dan beragam suku

yaitu bugis, flores/buton, dan Makassar. Sarana dan prasarana

yang masih terbilang minim dalam menunjang aktifitas wisata

perlu pengadaan yang maksimal lagi. Aksesbilitas yang relatif

sulit sehingga dibutuhkan keseriusan dalam meningkatkan

kualitas sarana transportasi regular. Wisatawan dan pengunjung

datang dari berbagai negara dengan tujuan penyelaman, meneliti

atau hanya sekedar rekreasi.

Strategi pengembangan wisata bahari kawasan Taman Nasional

Taka Bonerate: (a) menjaga kelestarian kekayaan ekosistem laut,

(b) melibatkan masyarakat dalam upaya pengembangan wisata

bahari, (c) bekerja sama dengan instansi pemerintahan baik

daerah, provinsi maupun pusat, (d) memaksimalkan teknologi

informasi untuk promosi objek daya tarik wisata, (e) menawarkan

aspek-aspek wisata yang berbeda dari yang lain (f) menyediakan

fasilitas yang lengkap sesuai kebutuhan dari wisatawan, (g)

memanfaatkan dukungan pemerintah provinsi dalam hal

memaksimalkan pembangunan sarana dan prasarana penunjang

wisata, (h) melakukan pembinaan sumber daya manusia, (i)

anjuran bagi wisatawan untuk tidak berkunjung ke kawasan tntb

pada musim-musim tertentu untuk mengurangi resiko yang buruk

dalam proses pengembangannya.

Objek wisata bahari Taman Nasional Taka Bonerate dapat

dijadikan sebagai sumber pembelajaran geografi dan juga menjadi

salah satu rekomendasi destinasi bagi calon wisatawan yang akan

berkunjung untuk menikmati objek wisata Taman Nasional Taka

Bonerate.

SARAN

Dalam rangka pengembangan pariwisata Taman Nasional Taka

Bonerate dapat dilakukan dengan mengimplementasikan strategi-

strategi dengan maksimal. Maka dari itu disarankan bagi

pemerintah perlu kiranya perhatian yang lebih serius dengan

pengelolaan yang maksimal terutama mengenai fasilitas atau

sarana dan prasarana penunjang dalam berwisata. Bagi

masyarakatal lokal sebaiknya mampu menjaga keseimbangan alam

atau ekosistem laut yang menjadi potensi wisata yang

diunggulkan juga sebagai sumber pangan dalam jangka panjang.

Bagi calon wisatawan maka direkomendasikan untuk datang

berkunjung ke Taman Nasional Taka Bonerate dan tulisan ini

dapat dijadikan sebagai bahan referensi awal untuk mengetahui

kondisi fisik atau sosial wilayah tersebut. Bagi pelajar agar

tesis ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam kajian

geografi dan lingkungan. Selain itu, agar Taman Nasional Taka

Bonerate dapat dijadikan objek atau media dalam pengembangan

pembelajaran geografi terkhusus pada bidang ilmu geografi

pariwisata.

DAFTAR PUSTAKA

Amien & Suharyono. 2013. Pengantar Filsafat Geografi. Ombak:Yogyakarta

Anom, I Putu. 2009. Analisis Pariwisata (Dikotomi Pariwisata & LingkunganHidup). Fakultas Pariwisata Universitas Udayana: DenpasarBali

Badwi, Nasiah. 2011. Modul Kuliah: Evaluasi Lahan Untuk PembangunanWialayah. Jurusan Geografi Universitas Negeri Makassar

Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia. BPS Pusat: Jakarta

Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Kabupaten Kepualau Selayar. BPSDaerah: Selayar

Balai Taman Nasional Taka Bonerate. 2014. www.tntakabonerate.com.Kabupaten Kepulauan Selayar

Balai Taman Nasional Taka Bonerate. 2012. Zonasi Taman NasionalTaka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar Propinsi Sulawesi Selatan.DIPA Balai TN Taka Bonerate Tahun Anggaran 2012

Bintarto & Surastopo. 2000. Metode Analisis Geografi. LP3ES: Jakarta

Dahuri, dkk. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan LautanSecara Terpadu. PT.Pradnya Paramita: Jakarta

Dinas Pariwisata Kep.Selayar. Di akses tanggal 12 Oktober 2013.Taman Nasional Taka Bonerate. www.taka-bonerate.com

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2003. Jumlah Wisatawan.Disbudpar: Jakarta

Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2012. Perencanaan Pariwisata PedesaanBerbasis Masyarakat. Graha Ilmu: Yogyakarta

Marpaung. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Alfabeta: Bandung

Moleong, Lexi J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. RemajaRosdakarya: Bandung

Pitana & Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. UNY: Yogyakarta

Prasad, Abd. Hallaf H. 2013. Mengamati Fenomena Geografi. DignaPustaka: Yogyakarta

Purnawan, Ivan. 2012. Ekspedisi Taka Bonerate, Mengeksplorasi PesonaWisata Sulawesi. Posted 10 november 2012

Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT Teknik Pembeda Kasus BisnisReorientasi Konsep. Alfabeta: Bandung

Salam, S & Bangkona, D. 2010. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi.Badan Penerbit UNM: Makassar

Sastrayuda, Gumelar S. 2010. Strategi Pengembangan dan PengelolaanResort And Leisure. Hand Out Mata Kuliah Concept Resort andLeisure

Suara Pembaruaan. 2000. Kendala dalam pengembangan pariwisata. 5

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung

Suharyono & Amin. 2000. Pengantar Filsafat Geografi. Depdikbud:Jakarta

Sumaatmadja, Nursid. 2000. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan AnalisisKeruangan . Alumni: Bandung

Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. PT.RajagrafindoPrsada: Jakarta

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Kepariwisataan. Andi: Yogyakarta

Soebagyo. 2012. Jurnal Liquidity: Strategi Pengembangan Pariwisata DiIndonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila: JakartaSelatan

Tashakkori, A & Teddlie, C. 2010. Handbook of Mixed Methods In Social &Behavioral Research. Pustaka Pelajar

Tika, M.Pandu. 2005. Metode Peneitian Geografii. Bumi Aksara: Jakarta

wordpress.com/2012/07/12/pengelolaan-wilayah-pesisir-dan-laut-kepulauan-taka-bonerate-kabupaten-selayar-secara-berkelanjutan-dan-terpadu/

Walgito, Bimo. 2001. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Andi: Yogyakarta

Worosuprodjo. 2007. Mengolola Potensi Geografis Indonesia UntukPembangunan Wisata Berkelanjutan. Yogyakarta: UGM

Yoeti, H. Oka A. 2010. Dasar-dasar Pengertian Hospital dan Pariwisata.Alfabeta: Bandung

___________. 2013. RKPD Kabupaten Kepulauan Selayar. Pemerintah Daerah: Selayar