5 Artikel-Kebijakan Pengelolaan Sampah di Wilayah Pesisir
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of 5 Artikel-Kebijakan Pengelolaan Sampah di Wilayah Pesisir
STUDI PENGEMBANGAN WISATA BAHARI TAKA BONERATE KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DALAM KONTEKS
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI
(Development Study Of Marine Tourism In Taka Bonerate OfSelayar Island In The Context Of Geography Learning
Devolopment)
Feri Padli, Kekhususan Pendidikan Geografi Program StudiPendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Program
Pascasarjana Universitas Negeri Makassar
ABSTRAK
Indonesia yang kaya dengan potensi keindahan alam dapatmemberikan peluang yang sangat menjanjikan sebagai salah satupendapatan negara yang cukup besar dan dapat dikenal di dunia,Saat ini kunjungan wisatawan untuk melakukan wisata bahari diTaka Bonerate tidak bertambah walau dengan berbagai upaya yangdilakukan pemerintah untuk mempublikasikan. Penelitian inibertujuan mengetahui karakteristik yang potensial untuk wisatabahari, merancang pengembangan wisata bahari yangberkelanjutan, menjadikan objek wisata sebagai sumberpembelajaran. Penelitian survey dengan objek penelitian adalahkondisi biofisik alam kepulauan dan seluruh masyarakat yangberada dalam lokasi penelitian yang dianalisis secaradeskriptif. Hasil dari penelitian menunjukkan (1) karakteristikkawasan taka bonerate yang menunjang potensi wisata bahariadalah (a) lingkungan biofisik alam meliputi pantai relatiflandai dengan kemiringan 200-300 dengan material pasir cenderungkasar, topografi daratan pulau-pulau yang rendah denganketinggian 3 mdpl, kecepatan angin 9.26 km/jam, kecerahan airlaut 11.38 meter, gelombang relatif landai 0,53 meter dan arusdengan kecapatan 0,24 m/s, jenis tanah daratan bersubsrat pasirberwarna putih, terumbu karang yang luas namun sebagianmengalami kerusakan sebesar 744,1 ha, (b) kondisi sosial yaknimayoritas pendidikan rendah, bermata pencaharian nelayan, suku
campuran seperti: bugis, flores, dan makassar, (c) sarana danprasarana yang masih minim, (d) aksesbilitas yang relatifsulit, (e) wisatawan dan pengunjung yang datang dari berbagainegara dengan tujuan penyelaman. (2) strategi pengembanganwisata bahari kawasan taka bonerate dengan analisis SWOT yaitu(a) Menjaga kelestarian kekayaan ekosistem laut, (b) melibatkanmasyarakat dalam upaya pengembangan wisata bahari, (c) Bekerjasama dengan instansi pemerintahan, (d) Memaksimalkan teknologiinformasi untuk promosi, (e) Menawarkan aspek-aspek wisata yangberbeda dari yang lain (f) Menyediakan fasilitas yang lengkapsesuai kebutuhan dari wisatawan, (g) Memanfaatkan dukunganpemerintah provinsi dalam hal memaksimalkan pembangunan saranadan prasarana penunjang wisata, (h) Melakukan pembinaan sumberdaya manusia, (i) anjuran bagi wisatawan untuk tidak berkunjungke kawasan TNTB pada musim-musim tertentu. (3) objek wisatabahari Taman Nasional Taka Bonerate dapat dijadikan sebagaisumber pembelajaran geografi.
Kata kunci: pengembangan wisata dan pembelajaran geografi
ABSTRACT
Indonesia is rich in natural beauty with the potential toprovide a very promising opportunity as one of the country'sincome is quite large and can be known in the world , Todaytourist arrivals to conduct marine tourism in Taka Bonerate notincreased despite the various efforts made by the government topublish . This study aims to investigate the characteristics ofthe potential for marine tourism , designing sustainabledevelopment of marine tourism , making attraction as a sourceof learning . Survey with the object of research is naturalbiophysical conditions across the islands and the peopleresiding in the study sites were analyzed descriptively . Theresults of the study showed ( 1 ) the characteristics of theregion that support Taka Bonerate marine tourism potential are( a) the natural biophysical environment includes beaches withrelatively gentle slope tends 200-300 with coarse sand material
, topography of low islands with a height of 3 meters above sealevel , wind speed of 9.26 km / h , brightness seawater 11.38meters, 0.53 meters relatively gentle waves and currents withkecapatan 0.24 m / s , the type of soil mainland bersubsratwhite sand , coral reefs are extensive but some suffered damageamounting to 744 , 1 ha , ( b ) the social conditions of themajority of low education , livelihood of fishermen , tribessuch as the mix : bugis , flores , and Makassar , ( c )infrastructure is still minimal , ( d ) a relatively difficultaccessibility , ( e ) rating and visitors who come fromdifferent countries with the aim of dives . ( 2 ) the area ofmarine tourism development strategy Taka Bonerate with SWOTanalysis , namely ( a) Preserving the wealth of marineecosystems , ( b ) involve the community in the development ofmarine tourism , ( c ) In collaboration with governmentagencies , ( d ) Maximize information technology to promotion ,( e ) Offers tourist aspects different from the other ( f )Provide comprehensive facilities according to the needs oftravelers , ( g ) Utilizing the support of the provincialgovernment in terms of maximizing the development of touristfacilities and infrastructure , ( h ) Conducting coachingsources human , ( i ) is not recommended for tourists to visitthe region TNTB at certain seasons . ( 3 ) marine attractionTaka Bonerate National Park can be used as a source of learninggeography .
Keywords : tourism development and geography learning
PENDAHULUAN
Indonesia yang kaya dengan potensi keindahan alam dapat
memberikan peluang yang sangat menjanjikan sebagai salah satu
pendapatan negara yang cukup besar dan dapat dikenal di dunia.
Sehingga berbagai upaya yang ditempuh oleh pemerintah untuk
meningkatkan potensi objek wisata yang ada di negeri ini. Taman
Nasional Taka Bonerate yang dikenal dengan objek wisata bahari
adalah salah satu ikon wisata alam di Sulawesi Selatan yang
mendapat predikat memiliki terumbu karang terbesar ke tiga di
dunia setelah Kwajifein di Kepulauan Marshall dan Suvadiva di
Kepulauan Maladewa.
Saat ini kunjungan wisatawan untuk melakukan wisata bahari
di Taman Nasional Taka Bonerate tidak bertambah walau dengan
berbagai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mempublikasikan.
Keinginan untuk mengevaluasi perkembangan wisata bahari Taka
Bonerate karena dari hasil observasi awal yang telah dilakukan
bahwa terlihat adanya perubahan karakteristik wisatawan dalam
melakukan aktivitas wisata bahari hingga berubahnya jenis
kegiatan wisata bahari untuk memenuhi keinginan wisatawan.
Selain itu perkembangan wisata bahari Taman Nasional Taka
Bonerate dari awal perkembangan menurut peneliti tidak memiliki
suatu perencanaan dan sampai saat ini masih tetap berkembang
tanpa adanya suatu penilaian. isu-isu yang beredar dari
kalangan media, pengunjung/wisatawan dan masyarakat lokal
tentang kawasan pesisir seperti: pencemaran lingkungan,
kerusakan dan masalah sosial.
Sehingga dari semua hal tersebut maka peneliti menjadi
ingin tahu untuk mencari fakta-fakta untuk mengungkap masalah
dan kekurangan yang terjadi dengan upaya untuk menjadikan bahan
pembelajaran geografi sebagai upaya dalam memberikan informasi
pada masyarakat dan wisatawan sehingga diharapkan peningkatan
jumalah wisatawan pada Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana Karakteristik Kawasan Taka Bonerate yang Menunjang
Potensi Wisata Bahari?
2. Bagaimana Strategi pengembangan Wisata Bahari Kawasan Taka
Bonerate?
3. Bagaimana objek Wisata Bahari Taka Bonerate sebagai sumber
pembelajaran Geografi?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui karakteristik yang potensial untuk wisata
bahari Kawasan Taka Bonerate
2. Merancang pengembangan wisata bahari kawasan Taka Bonerate
yang berkelanjutan
3. Agar dapat menjadikan objek wisata Taka Bonerate sebagai
sumber pembelajaran baik bagi pelajar/mahasiswa ataupun bagi
masyarakat yang memiliki peran utama dalam peningkatan
kepariwisataan kepulauan Selayar terutama masyarakat lokal.
Manfaat Hasil Penelitian
1. Mengetahui karakteristik objek wisata yang ada di kawasan
Taka Bonerate sebagai bagian dari upaya mempromosikan objek
wisata yang dapat dinikmati oleh pengunjung maupun sebagai
bagian dari pengambilan keputusan dan kebijakan pemerintah
daerah.
2. Memberikan kesadaran kepada pemerintah dan masyarakat untuk
meningkatkan potensi wisata bahari yang ada disekitar
kawasan Taka Bonerate.
3. Menjadikan sumber belajar bagi semua pihak terkhusus peserta
didik sebagai penerus generasi yang sadar akan upaya
perlindungan dan pengelolaan Lingkungan hidup.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah survey dengan fokus penelitian
adalah lingkungan biofisik objek wisata, kondisi dan peran
serta sosial/masyarakat, jenis sarana dan prasarana yang
disediakan, aksesbilitas, dan tanggapan wisatawan/pengunjung.
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan lembar pertanyaan
terstruktur, observasi, wawancara (interview) dan dokumentasi.
Sedangkan teknil analisis data yang diperoleh menggunakan
tabulasi data yang terdiri dari tabulasi frekuensi dan tabulasi
silang, analisis histogram, analisis SWOT dengan pendekatan
kualitatif matriks SWOT, dan yang terakhir adalah penarikan
simpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
1. Deskripsi Umum Kawasan Taman Nasional Taka Bonerate
Taka Bonerate yang awalnya dikenal dengan sebutan atol
Harimau atau Tiger Island menjadi Kawasan Taman Nasional Taka
Bonerate yang telah disepakati dalam Surat Keputusan Mentri
Kehutanan Nomor: 280/Kpts-II/1992 tanggal 26 februari tahun
1992 lalu kemudian ditetapkan kembali dengan Surat Keputusan
Mentri Kehutanan Nomor 92/KPTS- II/2001 tanggal 15 Maret 2001
dengan luas kawasan 530.765 Ha. Awalnya kawasan ini adalah
cagar alam laut yang ditetapkan pada tahun 1989 berdasarkan
Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 100/Kpts- II/1989.
Kawasan yang memiliki karang Atol dengan luas 220.000
hektar sehingga menempati peringkat ketiga terbesar di dunia.
Kawasan ini juga dijadikan sebagai Kawasan Pelestarian Alam
Perairan. Secara administratif Taman Nasional Taka Bonerate
berada dalam Kecamatan Taka Bonerate, Kabupaten Kepulauan
Selayar, Provinsi Sulawesi Selatan. Letak astronimis yaitu
berada pada 120° 55' - 121° 25' BT dan 6° 20' - 7° 10' LS
dengan batas geografis adalah sebelah utara berbatasan dengan
Sulawesi Selatan, sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda,
sebelah selatan berbatasan dengan Laut Flores, sebelah barat
berbatasan dengan Laut Jawa.
Kawasan ini terdiri dari pulau-pulau dan laguna-laguna,
umumnya terbentuk dari endapan pasir dan bioerosi (pecahan
terumbu karang dan kerang-kerangan), yang sudah mengalami
pembulatan, pelapukan sehingga terbentuk tanah-tanah muda.
Kawasan ini selain terdiri atas puluhan taka dan bungin juga
terdapat 21 buah pulau kecil. Terdapat 5 (lima) desa yang
berpenduduk di dalam kawasan TN Tak Bonerate, yaitu Desa
Rajuni, Desa Latondu, Desa Tarupa, Desa Jinato dan Desa
Tambuna. Kelima desa tersebut termasuk dalam wilayah Kecamatan
Taka Bonerate yang berpusat di Ibukota Kecamatan yaitu Pulau
Kayuadi. Jumlah penduduk dalam kawasan TN Taka Bonerate pada
lima desa tersebut sebanyak 6536 jiwa dari 1421 rumah tangga
(BPS Selayar 2010).
Kawasan TN Taka Bonerate pada umumnya beriklim basah
tropik khatulistiwa, yang dipengaruhi oleh musim angin Barat,
musim angin Timur dan masa peralihan atau Pancaroba. Suhu rata-
rata 360C (RPTN TNTBR 2013).
2. Karakteristik Potensi Wisata Bahari Taman Nasional Taka
Bonerate
a. Biofisik Taman Nasional Taka Bonerate
Sampel Pulau
Rata-rata
Kemir-
inganPanta
i (o)
KondisiRelief/
Topografi
Rata-rata
Kecepa-tanAngin(km/ja
m)
TingkatKecera-han Air(meter)
Rata-ratatinggi
Gelombang
pertahun
RataKecepa
-tanArus(m/s)
Kondisi
TanahDarat/Pulau
HutanBakau
LuasanTerumb
uKarang
(ha)
Tarupa
Kecil
20 Relatifdatardengan
5,75 13,7 0.55 0,14 Berpasir
15 m2
disebel
Hidup:755,68ha.
ketinggian
antara0-2mdpl
ahutarapulau
Mati:736,49ha
Tarupa
Besar
20 Relative
datar/landaidenganketinggian
antara0 - 2mdpl
6,75 11,5 0,58 0,22 Berpasir
Tidakada
-
Latondu
Kecil
25 Ketinggian < 2mdpl
12,15 9 0,65 0,105 Berpasir
Tidakada
3100
Rajuni
Besar
25 Ketinggian 0 -2 mdpl
8,825 7,25 0,50 0,16 Berapsir
Tidakada
-
Jinato
30 Ketinggianrata-rata 0- 2mdpl
12,25 9 0,65 0,48 Berpasir
Tidakada
-
PasitalluBarat
25 Ketinggian
pulau <2
10,15 16,25 0,50 0,17 Berpasir
Tidakada
-
Tinabo
20 Ketinggian
daratan1,5mdpl
8,964 13 0,3 0,12 Berpasir
Tidakada
Hidup1,58ha,Mati7,61ha
Rata-rata
20-30
3 9.26 11.38 0.53 0.24 744,1
Data Modifikasi Hasil Dokumentasi BTNTB 2013 dan Olah Data Primer 2014
Pada dasarnya kondisi topografi pulau dan pantai sampai
pada kondisi oseanografi keseluruhan titik dalam wilayah
berkarakter hampir sama. Ketinggian pulau rata-rata hanya 0–3
meter dari permukaan laut. Pasir putih dari keseluruhan pulau
menambah keindahan alam pantai. Arus laut dan tinggi gelombang
yang terpengaruh oleh keadaan musim timur atau musim barat.
Pada saat musim timur yang cenderung lemah dan pada musim barat
yang keras sehingga arus dan gelombang juga akan semakin kuat
dan besar. Tingkat kecerahan air laut yang relatif jernih.
Selain itu biota karang yang luas sehingga mahluk hidup lainnya
serba ada dan beragam mulai dari hewan langkah dan dilindungi
sampai hewan dan tumbuhan laut yang lainnya.
b. Karakter Sosial Masyarakat
Tabel Pendidikan Masyarakat dalam kawasan TNTBTingkat Pendidikan
Frekuensi Peresentase (%)
Tidak Tamat SD 14 46,6Tamat SD 14 46,6Tamat SLTP 4 13,3Akademi/Doploma/S1
2 6,7
Total 30 100Hasil Olah Data Primer 2014Dari tabel terlihat tamat dan tidak tamat pendidikan SD
memempati golongan tertinggi dan pada tingkat sarjana tergolong
rendah. Sehingga dari hal tersebut menjelaskan bahwa pendidikan
pada wilayah ini rendah. Pendidikan yang rendah memiliki kaitan
dengan mata pencaharian dan tentunya pada penghasilan yang
berimbas pada himpitan ekonomi. Dilain sisi SDM yang rendah
relatif lebih susah untuk melakukan perubahan pola hidup dari
yang biasa dilakukan kepola hidup yang diharapkan dalam
pencapaian tujuan.
Tabel Jenis Pekerjaan masyarakat dalam kawasan TNTBJenis Pekerjaan Frekuensi PersentasePNS 2 6,6Pedagang 3 10Nelayan 25 83,33Total 30 100
Hasil Olah Data Primer 2014Nelayan merupakan mata pencaharian utama penduduk dalam
kawasan. Berbagai cara yang dilakukan untuk dapat memperoleh
hasil tangkapan sebanyak mungkin dengan harapan kesejahteraan
hidup.
Tabel Cara Penangkapan Ikan yang Dilakukan MasyarakatPulau dalam Kawasan TNTB
Cara Penangkapan Ikan
Frekuensi Persentase
Mancing 16 53,3Jaring Ikan 2 6,6Bom Ikan 4 13,3Obat Bius 2 6,6Lainya 6 20Jumalah 30 100
Hasil Olah Data Primer 2014Tabel menjelaskan bahwa kegiatan penangkapan ikan masih
terdapat illegal fishing seperti pemboman dan bius ikan. Selain itu
ada juga kegiatan penangkapan lainnya yang masih terlarang
seperti gae (dalam bahasa lokal). Penyimpangan inilah menjadi
salah satu ancaman bagi ekosistem laut sehingga jika dibiarkan
dalam jangka panjang maka potensi objek daya tarik wisata akan
berkurang dan terpuruk.
Tabel Hubungan antara Penyuluhan dan Pengetahuan tentangKawasan TNTBPengetahuan
PenyuluhanYa Tidak
JumlahPernah 25 - 25Tidak 5 - 5
Jumlah 30 -Hasil Olah Data Primer 2014Tabel tersebut secara keseluruhan mengetahui tentang
kawasan Taka Bonerate berstatus Taman Nasional yang menjadi
objek wisata bahari sedangkan kegiatan penyuluhan yang
dilakukan minimal setahun sekali masih belum maksimal.
c. Sarana dan Prasarana Objek Daya Tarik Wisata
Tabel 9: Fasilitas Wisata yang Terdapat dalam KawasanWisata TNTBJenis Fasilitas Lokasi (Tempat)Air Bersih/Tawar Jinato (Penyulingan)Warung/Restoran Semua PulauPenginapan Sistem Home Stay Semua pulau
dan Villa di TinaboListrik Semua pulauAlat Renang TinaboTelekomunikasi Semua Pulau
Hasil Olah Data Primer 2014Tabel tersebut menunjukkan bahwa fasilitas penunjang untuk
wisata dalam wilayah ini masih sangat minim.
d. Aksesibilitas
Tabel Aksesibilitas Kawasan TNTB dari Ibukota Provinsi (Makassar)Angkutan Biaya Waktu Tempuh Rute
(Rp) (WITA)Bus 130.000 09.00 - 18.30
(9,5 Jam)Terminal Mallengkeri-Terminal Selayar
Mini Bus 150.000 04.00 – 13.00 (8 Jam)
Terminal Mallengkeri-Terminal Selayar
Kapal (Ferry) 30.000 Trak I 08.00 –10.00
Trak II 10.00 –12.00
Trak III 15.00– 17.00(2 Jam)
Jika dari Pelabuhan Bira-Pel.Pammatata Selayar
Pesawat 400.000 08.00 – 8.30(0,5 Jam)
Bandara SoekarnoHatta-Bandara AroepalaSelayar
Joloro (Kapal Kecil Kayu Bertenaga Mesin Diesel)
50.000 (7 Jam) Dari Pelabuhan Selayar-Lintas Kawasan TNTB
Speed Boot (sistem carter)
1.000.000
(3 Jam) Lintas Kawasan TN Taka Bonerate
Min - Max Kebutuhan
180.000–
1.400.000
3,5 – 16,5
Hasil Olah Data Primer 2014
Tabel tersebut terlihat bahwa perjalanan menuju kawasan
TNTB menempuh waktu normal 3,5 – 16,5 jam dan biaya minimal
Rp180.000. Pilihan lain untuk menghemat energi dan waktu adalah
menggunakan armada udara (pesawat) dan speed boat dengan biaya
berkisar Rp 1.400.000.
e. Wisatawan/Pengunjung
Gambar berikut adalah sumber informasi yang diperoleh
wisatawan mengenai keberadaan dan kondisi objek wisata TNTB:
Internet Media Cetak Kerabat Lainnya0.00%10.00%20.00%30.00%40.00%50.00%60.00%
16.70% 16.70%
33.30%
50.00%
Seminar hingga ke luar negeri menjadi sumber informasi
awal untuk mengetahui keberadaan TNTB lalu kepada teman atau
kerabat-kekerabat, kemudian diekspos ke media internet dan lain
sebagainya.
Gambar berikut merupakan persentase alasan memilih TNTBsebagai objek tujuan:
Dekat/Akses mudah
Ramai Pemandangan Indah
Layanan Baik0%
10%20%30%40%50%60%70%
0% 0%
67%
33%
Alasan yang utama mereka berkunjung adalah dengan
pemandangan yang indah selebihnya hanya pada pelayanan
sedangkan aksesibiltas mereka tidak memilih.
Gambar berikut adalah persentase fasilitas umum yang
diharapan pengunjung untuk pelayanan berwisata:
0%5%
10%15%20%25%30% 25.00%
12.50%
25.00%
12.50%
25.00%
Air tawar, listik dan restoran adalah pilihan utama.
Sedangkan restoran dan listik yang belum mamadai. Listrik
yang hanya bertenaga dynamo dan mesin diesel yang
dinyalakan dari pukul 18.00 sampai 23,00 WITA setiap
harinya
Berikut rekapitulasi daftar pengunjung atau wisatawan
sejak tahun 2007 sampai dengan tahun 2013 yang saya
rangkum dari data wisatawan Balai Taman Nasional Taka
Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar.
2007 2008 2009 2010 2011 2012 20130.00%5.00%10.00%15.00%20.00%25.00%30.00%35.00%
15.26%
4.11%
10.08%
2.50%
19.89% 19.19%
28.94%
3. Strategi Pengembangan Wisata Bahari Taman Nasional Taka
Bonerate
a. Faktor Kekuatan (Strengths) objek wisata Taman Nasional
Taka Bonerate
1) Pantai yang landai dengan pasir putih yang bersih,
2) Topografi secara keseluruhan pulau dalam kawasan TNTB
yang seragam dengan ketinggian hanya sekitar 1-3
mdpl,
3) Kecerahan air laut yang tinggi dan tanpa pencemaran
limbah,
4) Lingkungan alam laut yang indah sebagai objek hiburan
sekaligus sebagai objek pendidikan lingkungan
ekosistem laut.
5) Kaya dengan biota laut dengan beragam jenis dan
langka.
b. Faktor Kelemahan (Weaknesses) objek wisata Taman
Nasional Taka Bonerate
1) Aksesbilitas TNTB yang relatif sulit,
2) Tidak adanya sumber air tawar/bersih disetiap pulau,
3) Sarana dan parasaarana yang belum lengkap seperti
alat transportasi regular, villa, alat selam untuk
kelas pemula,
4) Kemampuan dalam mengelola pariwisata yang minimnya
keahlian pengelolah dalam bidang kepariwisataan,
5) Sumber Daya Manusia masyarakat lokal yang rendah.
c. Faktor Peluang (Opportunities) objek wisata Taman Nasional
Taka Bonerate
1) Minat wisatawan mancanegara yang datang sangat
tinggi,
2) Ciri khusus alam laut yang langaka dan khas,
3) Dukungan Pemerintah provinsi Sulawesi Selatan dalam
event Internasional tahunan,
4) Karakter masyarakat lokal yang terbukaan kepada
pengunjung,
5) Sistem Informasi Teknologi dapat dimanfaatkan dengan
mudah dalam penyebarluasan informasi objek daya tarik
wisata TNTB.
d. Faktor Ancaman (Threats) Objek Wisata Taman Nasional
Taka Bonerate
1) Keterbatasan kemampuan calon wisatawan dalam
berenang,
2) Kurangnya dukungan dari Pemerintah daerah Kabupaten
Kepulauan Selayar,
3) Perilaku masyarakat nelayan yang cenderung skeptis
terhadap ekosistem laut dan potensi wisata yang ada
dalam lingkungan sekitarnya,
4) Penawaran objek wisata bahari pada tempat lain yang
relatif murah dan terjangkau sehingga secara tidak
langsung menjadi saingan.
5) Kondisi cuaca yang ekstrim.
4. Objek Wisata Taman Nasional Taka Bonerate Sebagai Sumberpembeajar Geografi
Aspek-aspek yang dapat dikaji dari wilayah ini adalah
sebagai berikut:
a. Deskripsi umum kawasan Taman Nasional Taka Bonerate
dengan petunjuk letak setiap destinasi dengan
menggunakan konsep lokasi.
b. Aksesbilitas lokasi sebagai petunjuk awal bagi wisawan
dengan menggunakan konsep jarak dan aksesibilitas.
c. Topografi pulau dengan menggunakan konsep morfologi.
d. Ciri atau bentuk fisik dan sosial dalam wilayah TNTB
dengan konsep pola.
e. Menjelaskan fenomena TNTB yang menjadi daya tarik
wisata dengan konsep aglomerasi.
f. Konsep nilai guna yang menjadi alasan mengapa objek
wisata TNTB menjadi salah satu rekomendasi objek
wisata.
g. Interaksi antara aspek-aspek yang saling berkaitan baik
sosial maupun lingkungan dengan menjelaskan konsep
interaksi/interpendensi.
h. Membandingkan karakter objek wisata TNTB dengan objek
wisata lainnya dengan konsep diferesiasi areal dan
keterkaitan ruang.
Pembahasan
1. Karakteristik Kawasan Taka Bonerate yang Menunjang Potensi
Wisata Bahari
a. Lingkungan Biofisik Objek
Tipe pasang surut TNTB adalah pasang surut campuran
condong dominan ganda (Mixed tide prevailing semidiurnal) atau dalam
arti 24 jam pasang surut terjadi dua kali (pasang dua kali dan
surut dua kali). Nilai rata-rata muka air berada dalam interval
200 – 250 cm dengan tenggang pasut berkisar 2 m. Kemiringan
pantai 200-300. Batimetri disekitar paparan TNTB sangat terjal,
dimana atoll dibatasi oleh paparan yang berkedalaman 200 meter,
dan pada tepi paparan kedalaman perairan mengalami penurunan
drastis (drop) hingga kedalaman 1500 2000 meter. Topografi
daratan utama sangat unik dan menarik, dengan atoll yang
terdiri dari gugusan pulau-pulau gosong karang dan rataan
terumbu yang luas, membentuk gugusan pulau yang cukup banyak.
Selat-selat yang sempit, dalam dan terjal mengantarai pulau-
pulau dan gosong karang. Bentuk topografi daratan pulau-pulau
yang berada diwilayah TNTB relatif datar dengan ketinggian
rata-rata 0 – 3 meter dari permukaan laut tanpa bukit dan
gunung. Sebagian besar memanjang dari utara ke selatan dengan
panjang antara 200-2000 m, dan lebar 50 – 1000 m. Dalam kondisi
normal maka kecepatan angin rata-rata mencapai 9.26 km/jam.
Kecerahan rata-rata dalam objek wisata rata-rata mencapai 11.38
meter. Tinggi gelombang rata-rata 0,53 meter. Keadaan gelombang
bervariasi tergantung dari musim saat itu. Kecepatan arus dalam
kawasan ini pada umumnya pengaruh oleh aktifitas atau arus air
Laut Flores. Dataran yang secara keseluruhan adalah berpasir.
Secara umum kondisi pantai memiliki subsrat pasir berwarna
putih hasil dari endapan karang yang lapuk atau terkikis. Pohon
bakau biasanya tumbuh pada tanah pantai yang berlumpur sehingga
pada wilayah pulau ini sangat susah untuk ditumbuhi vegetasi
karena secara kesuluruhan berpasir. Terumbu Karang yang menjadi
daya tarik utama keindahan TNTB. Aktifitas diving atau
snorkeling adalah kegiatan utama pengunjung.
b. Kondisi Sosial
Masyarakat yang menghuni pulau-pulau memiliki karakter
sangat berbeda dengan yang diharapkan. Mulai dari segi
pendidikan yang tergolong masih rendah sehingga menjadi
persoalan dalam membina pribadi yang bijak untuk paham akan
pentingnya kelestarian alam.
c. Sarana dan Prasarana
Fasilitas yang biasa disediakan dalam objek wisata
terpusat dipulau Tinabo. Mulai dari alat renang, villa,
restoran, dan fasilitas lain yang mendukung bidang pariwisata.
Sedangkan listrik menggunakan tenaga surya pada pulau Tinabo
sedangkan pada pulau lain menggunakan mesin diesel. Kekurangan
yang paling utama adalah ketersediaan air. Sumber utama ait
tawar adalah air hujan yang ditada dari atap seluruh bangunan
yang ada kemudian ditampung dalam bak-bak penampungan.
d. Aksesbilitas
Untuk sampai pada zona inti perjalanan rekreasi
membutuhkan tenaga yang lebih dari biasanya. Selain tenaga juga
dibutuhkan nyali yang besar karena melewati laut flores yang
identik dengan ombak dan arus air laut yang keras setiap musim.
Dari ibukota Kabupaten Kepulauan Selayar menuju objek wisata
TNTB dengan perjalanan yang relatif sulit. Selain tidak adaya
kapal khusus wisata (pesiar), juga dermaga dalam setiap pulau
yang belum maksimal untuk dapat digunakan dengan kapal standar
internasional.
e. Wisatawan/Pengunjung
Pengunjung yang datang dengan maksud berwisata berasal
dari berbagai macam negara. Pada umumnya wisatawan mancanegara
memilki tujuan yang utama adalah penyelaman. Ada juga beberapa
wisatawan domestik namun lebih kepada kegiatan penelitian dan
ikut peserta kegiatan event yang diselenggarakan dalam wilayah
ini. Adapun penduduk lokal yang kadang melakukan rekreasi di
pulau Tinabo namun tidak dikenakan biaya kontribusi juga
tercatat dalam daftar pengunjung.
2. Penerapan Analisis SWOT dalam Strategi Pengembangan WisataBahari Kawasan Taka Bonerate
Strategi I: Mengambil keuntungan dari aspek kekuatan danpeluang dengan cara:
a. Menjaga kelestarian kekayaan ekosistem laut misalnya dalam
kegiatan upaya pelestarian atau konservasi alam dengan
melibatkan semua pihak, baik dari pengelola dan masyarakat
sebagai fasilitator dan wisatawan atau pengunjung sebagai
konsumen dari jasa wisata.
b. Peluang dari masyarakat yang memliki karakter terbuka
terhadap wisatawan maka diberikan kesempatan kepada
pengelola untuk melibatkan masyarakat dalam upaya
pengembangan wisata bahari. Beberapa cara yang dapat
dilakukan adalah memberikan peluang bagi mereka untuk
mengolah sendiri wilayahnya agar lebih bernilai ekonomis
dalam bidang pariwisata.
c. Bekerja sama dengan instansi pemerintahan sebagai
penyelenggara kegiatan dalam wilayah objek wisata. Misalnya
dalam pelaksanaan event-event dalam skala nasional atau
internasional yang lebih rutin dan beragam.
d. Memaksimalkan teknologi informasi untuk promosi objek daya
tarik wisata. Tidak hanya lewat situs internet melainkan
juga dapat dilakukan pada media televisi agar calon
wisatawan domestik juga akan lebih tertarik.
Strategi II: Pengarahan dengan menggunakan kekuatan untuk
mengatasi ancaman dengan cara:
a. Menawarkan aspek-aspek wisata yang berbeda dari yang lain.
Misalnya dalam setiap pulau memiliki jenis atraksi wisata
yang masing-masing berbeda. Sehingga pengunjung tidak bosan
dengan satu kegiatan saja.
b. Menyediakan fasilitas yang lengkap sesuai kebutuhan dari
wisatawan, seperti transportasi regular berupa; armada laut
yang berstandar keamanan tinggi disesuaikan dengan ancaman
cuaca ekstim laut dan juga pesawat beserta landasan dalam
kawasan wisata agar wisatawan dapat memilih jenis
transportasi yang efektif, selain itu juga dibutuhkan
fasilitas alat selam dan sejenisnya.
c. Membangun kerja sama yang baik antara pemerintah dan
masyarakat dalam hal pemanfaatan sumber daya alam yang
berpotensi, dengan menetapkan peraturan-peraturan yang
saling menguntungkan antara pengelola, masyarakat dan
wisatawan kemudian menetapkan sangksi tegas bagi siapa saja
yang melanggar.
Strategi III: Strategi dengan meminimalkan kelemahan dengan
memanfaatkan peluang dengan cara:
a. Memanfaatkan dukungan pemerintah provinsi dalam hal
memaksimalkan pembangunan sarana dan prasarana penunjang
wisata. Misalnya villa, penyediaan air tawar, restoran, alat
penyelaman, listrik dan lain sebagainya yang dapat menunjang
aktifitas wisatawan.
b. Melakukan pembinaan sumber daya manusia baik pengelola
maupun masyarakat lokal dalam bidang pariwisata untuk
persiapan jamuan pengunjung.
Strategi IV: Strategi dalam hal mengontrol kerugian agar tidak
menjadi ancaman dengan melakukan beberapa tindakan
berikut:
a. Memberikan tanggungjawab kepada pemerintah dan masyarakat
lokal dalam upaya pembenahan sarana dan prasarana wisata
yang ada. Hal ini bertujuan agar masyarakat dapat membantu
dalam
b. Akses yang sulit maka perlu anjuran bagi wisatawan untuk
tidak berkunjung ke kawasan TNTB pada musim-musim tertentu
dengan resiko tinggi dan menjaga keamanan pengunjung selama
berwisata agar tidak ada kesan buruk untuk calon pengunjung
lainnya.
3. Objek Wisata Bahari Taka Bonerate sebagai Sumber
Pembelajaran Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi,
fenomena sifat fisik dan sosial. Berbagai macam konsep geografi
yang dapat dikaji dari objek Taman Nasional Taka Bonerate.
Konsep yang dimaksud adalah rancangan atau gambaran dari objek,
proses ataupun yang berkaitan dengan ilmu geografi. Adapun
konsep tersebut adalah: Letak Taman Nasional Taka Bonerate
dapat dijelaskan dengan konsep Lokasi, Menuju Taman Nasional
dijelaskan dengan konsep Jarak dan Aksesibilitas, Morfologi,
Pola, Aglomerasi, Nilai Kegunaan, Interaksi/Interpendensi,
Diferensiasi Areal dan Keterkaitan Ruang
KESIMPULAN
Karakteristik kawasan Taman Nasional Taka Bonerate memilki
potensi wisata bahari yang baik untuk dikembangkan. Kondisi
lingkungan biofisik alam dengan pantai relatif landai,
topografi daratan pulau-pulau yang rendah, kecepatan angin yang
lemah, dengan tingkat kecerahan air laut sangat baik untuk
penyelaman, gelombang relatif landai dan arus lemah yang
dipengaruhi oleh angin musim, tanah daratan subsrat pasir
berwarna putih cerah, terumbu karang yang menambah indah taman
laut. Kondisi sosial masyarakat yang ramah dan beragam suku
yaitu bugis, flores/buton, dan Makassar. Sarana dan prasarana
yang masih terbilang minim dalam menunjang aktifitas wisata
perlu pengadaan yang maksimal lagi. Aksesbilitas yang relatif
sulit sehingga dibutuhkan keseriusan dalam meningkatkan
kualitas sarana transportasi regular. Wisatawan dan pengunjung
datang dari berbagai negara dengan tujuan penyelaman, meneliti
atau hanya sekedar rekreasi.
Strategi pengembangan wisata bahari kawasan Taman Nasional
Taka Bonerate: (a) menjaga kelestarian kekayaan ekosistem laut,
(b) melibatkan masyarakat dalam upaya pengembangan wisata
bahari, (c) bekerja sama dengan instansi pemerintahan baik
daerah, provinsi maupun pusat, (d) memaksimalkan teknologi
informasi untuk promosi objek daya tarik wisata, (e) menawarkan
aspek-aspek wisata yang berbeda dari yang lain (f) menyediakan
fasilitas yang lengkap sesuai kebutuhan dari wisatawan, (g)
memanfaatkan dukungan pemerintah provinsi dalam hal
memaksimalkan pembangunan sarana dan prasarana penunjang
wisata, (h) melakukan pembinaan sumber daya manusia, (i)
anjuran bagi wisatawan untuk tidak berkunjung ke kawasan tntb
pada musim-musim tertentu untuk mengurangi resiko yang buruk
dalam proses pengembangannya.
Objek wisata bahari Taman Nasional Taka Bonerate dapat
dijadikan sebagai sumber pembelajaran geografi dan juga menjadi
salah satu rekomendasi destinasi bagi calon wisatawan yang akan
berkunjung untuk menikmati objek wisata Taman Nasional Taka
Bonerate.
SARAN
Dalam rangka pengembangan pariwisata Taman Nasional Taka
Bonerate dapat dilakukan dengan mengimplementasikan strategi-
strategi dengan maksimal. Maka dari itu disarankan bagi
pemerintah perlu kiranya perhatian yang lebih serius dengan
pengelolaan yang maksimal terutama mengenai fasilitas atau
sarana dan prasarana penunjang dalam berwisata. Bagi
masyarakatal lokal sebaiknya mampu menjaga keseimbangan alam
atau ekosistem laut yang menjadi potensi wisata yang
diunggulkan juga sebagai sumber pangan dalam jangka panjang.
Bagi calon wisatawan maka direkomendasikan untuk datang
berkunjung ke Taman Nasional Taka Bonerate dan tulisan ini
dapat dijadikan sebagai bahan referensi awal untuk mengetahui
kondisi fisik atau sosial wilayah tersebut. Bagi pelajar agar
tesis ini dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam kajian
geografi dan lingkungan. Selain itu, agar Taman Nasional Taka
Bonerate dapat dijadikan objek atau media dalam pengembangan
pembelajaran geografi terkhusus pada bidang ilmu geografi
pariwisata.
DAFTAR PUSTAKA
Amien & Suharyono. 2013. Pengantar Filsafat Geografi. Ombak:Yogyakarta
Anom, I Putu. 2009. Analisis Pariwisata (Dikotomi Pariwisata & LingkunganHidup). Fakultas Pariwisata Universitas Udayana: DenpasarBali
Badwi, Nasiah. 2011. Modul Kuliah: Evaluasi Lahan Untuk PembangunanWialayah. Jurusan Geografi Universitas Negeri Makassar
Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Indonesia. BPS Pusat: Jakarta
Badan Pusat Statistik. 2010. Statistik Kabupaten Kepualau Selayar. BPSDaerah: Selayar
Balai Taman Nasional Taka Bonerate. 2014. www.tntakabonerate.com.Kabupaten Kepulauan Selayar
Balai Taman Nasional Taka Bonerate. 2012. Zonasi Taman NasionalTaka Bonerate Kabupaten Kepulauan Selayar Propinsi Sulawesi Selatan.DIPA Balai TN Taka Bonerate Tahun Anggaran 2012
Bintarto & Surastopo. 2000. Metode Analisis Geografi. LP3ES: Jakarta
Dahuri, dkk. 2001. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan LautanSecara Terpadu. PT.Pradnya Paramita: Jakarta
Dinas Pariwisata Kep.Selayar. Di akses tanggal 12 Oktober 2013.Taman Nasional Taka Bonerate. www.taka-bonerate.com
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata. 2003. Jumlah Wisatawan.Disbudpar: Jakarta
Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2012. Perencanaan Pariwisata PedesaanBerbasis Masyarakat. Graha Ilmu: Yogyakarta
Marpaung. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Alfabeta: Bandung
Moleong, Lexi J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. RemajaRosdakarya: Bandung
Pitana & Diarta. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. UNY: Yogyakarta
Prasad, Abd. Hallaf H. 2013. Mengamati Fenomena Geografi. DignaPustaka: Yogyakarta
Purnawan, Ivan. 2012. Ekspedisi Taka Bonerate, Mengeksplorasi PesonaWisata Sulawesi. Posted 10 november 2012
Rangkuti, Freddy. 2002. Analisis SWOT Teknik Pembeda Kasus BisnisReorientasi Konsep. Alfabeta: Bandung
Salam, S & Bangkona, D. 2010. Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi.Badan Penerbit UNM: Makassar
Sastrayuda, Gumelar S. 2010. Strategi Pengembangan dan PengelolaanResort And Leisure. Hand Out Mata Kuliah Concept Resort andLeisure
Suara Pembaruaan. 2000. Kendala dalam pengembangan pariwisata. 5
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Alfabeta: Bandung
Suharyono & Amin. 2000. Pengantar Filsafat Geografi. Depdikbud:Jakarta
Sumaatmadja, Nursid. 2000. Studi Geografi Suatu Pendekatan dan AnalisisKeruangan . Alumni: Bandung
Suryabrata, Sumadi. 2003. Metodologi Penelitian. PT.RajagrafindoPrsada: Jakarta
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-dasar Kepariwisataan. Andi: Yogyakarta
Soebagyo. 2012. Jurnal Liquidity: Strategi Pengembangan Pariwisata DiIndonesia. Fakultas Ekonomi Universitas Pancasila: JakartaSelatan
Tashakkori, A & Teddlie, C. 2010. Handbook of Mixed Methods In Social &Behavioral Research. Pustaka Pelajar
Tika, M.Pandu. 2005. Metode Peneitian Geografii. Bumi Aksara: Jakarta
wordpress.com/2012/07/12/pengelolaan-wilayah-pesisir-dan-laut-kepulauan-taka-bonerate-kabupaten-selayar-secara-berkelanjutan-dan-terpadu/
Walgito, Bimo. 2001. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Andi: Yogyakarta
Worosuprodjo. 2007. Mengolola Potensi Geografis Indonesia UntukPembangunan Wisata Berkelanjutan. Yogyakarta: UGM
Yoeti, H. Oka A. 2010. Dasar-dasar Pengertian Hospital dan Pariwisata.Alfabeta: Bandung
___________. 2013. RKPD Kabupaten Kepulauan Selayar. Pemerintah Daerah: Selayar