5. Analisis Tegangan
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of 5. Analisis Tegangan
Mengapa mempelajari tegangan?
• Pada massa batuan terdapat kondisi tegangan awal yang harus dimengerti, baik secara langsung maupun sebagai kondisi tegangan yang diterapkan pada analisis dan desain.
• Selama dilakukan penggalian pada massa batuan kondisi tegangan akan berubah secara dramatik karena batuan yang tadinya mengalami tegangan telah digali sehingga tegangan akan diredistribusikan.
• Tegangan merupakan besaran tensor dan tensor tidak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
©RKW 2
Skalar, Vektor, dan Tensor
• Skalar merupakan besaran yang hanya memiliki besar (contoh: suhu, waktu, massa).
• Vektor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah (contoh: gaya, kecepatan, percepatan)
• Tensor merupakan besaran yang memiliki besar dan arah serta bergantung kepada bidang tempat bekerjanya (contoh: tegangan, regangan, permeabilitas).
©RKW 3
Definisi Tegangan
• Untuk setiap arah OP melalui O dapat dianggap bahwa benda dapat dipotong melalui suatu bidang kecil A melalui O dan normal terhadap OP.
• Permukaan pada sisi P disebut sisi positif, sedangkan pada sisi lainnya disebut sisi negatif.
©RKW 4
Gaya-gaya yang bekerja pada sebuah titik O dalam suatu benda dapat diterangkan sebagai berikut
Definisi Tegangan (Lanjutan)
• Efek dari gaya-gaya internal di dalam benda adalah sama dengan gaya F yang dialami benda pada sisi positif. Juga akan terdapat kopel yang dapat dibaikan karena A dianggap sangat kecil.
• Nilai limit dari rasio F/A dengan A mendekati nol adalah vektor tegangan pada titik O yang bekerja pada bidang dengan normal pada arah OP.
©RKW 5
Definisi Tegangan (Lanjutan)
• Vektor tegangan ini adalah vektor pOP yang didefinisikan sebagai:
AFp
0AOP lim
©RKW 6
Konvensi Tanda• Gaya-gaya yang dianggap positif adalah gaya-gaya tekan, yaitu yang berarah seperti yang ditunjukkan oleh F.
• Hal ini berlawanan dengan konvensi yang digunakan dalam teori elastisitas dan mekanika kontinu.
©RKW 7
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• Dalam mekanika batuan, akan lebih memudahkan untuk menggunakan tegangan tekan bertanda positif karena:– Kondisi tegangan (tegangan in situ akibat overburden, tekanan pemampatan dalam peralatan-peralatan, dan tekanan fluida di dalam pori) selalu berupa tegangan tekan.
– Konvensi ini digunakan juga di dalam mekanika tanah dan geologi struktur.
– Banyak problem dalam mekanika batuan menyangkut gesekan pada permukaan dan dalam kasus ini tegangan normal pada permukaan adalah postif.
©RKW 8
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• Perhatikan sebuah kubus dengan sisi paralel dengan sumbu x, y, dan z.
• Tegangan-tegangan yang bekerja pada sisi kubus dapat dinyatakan dengan:– Tiga tegangan normal
xx, yy, dan zz
– Enam tegangan geser xy, yx, yz, zy, zx, dan xz
©RKW 9
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• Arti subscript pada tegangan:– Subscript pertama menunjukkan arah dari normal bidang dimana tegangan tersebut bekerja.
– Subscript kedua menunjukkan arah dari tegangan tersebut.
• Catatan: Untuk tegangan normal, kadang-kadang hanya digunakan satu subscript.
• Sebagai syarat kesetimbangan rotasional, maka semua gaya yang bekerja pada sisi kubus harus setimbang, sehingga: xy = yx, yz = zy, dan zx = xz
©RKW 10
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• Konvensi tanda untuk komponen tegangan dapat didasarkan pada normal kedalam (inward normal) yaitu normal dari muka kubus yang berarah ke pusat kubus.
• Tegangan yang searah dengan normal kedalam adalah positif.
©RKW 11
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• Pada muka horisontal bagian atas yang paralel dengan bidang x-y, normal kedalam berarah ke arah sumbu z negatif.
• Tegangan normal zz yang bekerja pada muka ini searah dengan arah normal kedalam, sehingga dianggap positif.
©RKW 12
Konvensi Tanda (Lanjutan)
• +zx dan +zy bekerja pada arah negatif sumbu x dan y.
• Semua tegangan pada muka yang terlihat pada gambar di samping adalah positif.
• Pada muka bagian bawah, normal kedalam berarah ke arah sumbu z positif, sehingga +zz berarah yang sama.
©RKW 13
Tegangan Dalam Dua Dimensi
• Perhatikan sebuah elemen bujursangkar dengan sisi yang sangat kecil pada bidang x-y dan tebal t.
• Elemen ini mengalami tegangan normal x, y dan tegangan geser xy = yx.
©RKW 14
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
• Akan ditentukan tegangan normal dan tegangan geser yang bekerja pada sebuah bidang yang normalnya membentuk sudut terhadap sumbu x dimana x bekerja.
• Perlu digunakan prinsip kesetimbangan gaya dalam sebuah segitiga yang sangat kecil dengan tebal t.
©RKW 15
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
• Panjang sisi segitiga:– AB = a– OA = a sin – OB = a cos
• Untuk memenuhi kondisi kesetimbangan, seluruh gaya yang bekerja pada arah dan dalam keadaan setimbang.
©RKW 16
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
2θ sin cosθ sinθ 21θsin θcos
cos2θ121θins
cos2θ121θcos
22
2
2
©RKW 17
ΣF = 0at = x cos a cos t + xy sin a cos t + y sin a sin t + yx cos a sin t = x cos2 + y sin2 + 2xy sin cosDari trigonometri:
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
sin2θcos2θ2σσ
2σσσ
sin2θ2cos2θσ
2σ
2cos2θσ
2σσ
cos2θ12σsin2θcos2θ12
σσ
xyyxyx
xyyyxx
yxy
x
©RKW 18
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
θ2oscθsin θcos
2θ sin21 cosθ sinθ
22
©RKW 19
ΣF = 0at = -x sin a cos t + xy cos a cos t + y cos a sin t - yx sin a sin t = (y-x)sincos + xy(cos2-sin2q)Dari trigonometri:
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
sin2θcos2θ2σσ
2σσ
σ xyyxyx
cos2θsin2θ2σσ
xyyx
©RKW 21
Persamaan – persamaan :
Memungkinkan kita untuk menentukan tegangan normal dan tegangan geser pada setiap bidang yang didefinisikan oleh untuk setiap kombinasi nilai x, y, dan xy.
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
• Persamaan-persamaan yang diturunkan untuk dan dapat juga dilihat sebagai persamaan untuk menghitung x’ dan x’y’ pada sebuah sistem sumbu O,x’,y’ yang merupakan hasil rotasi sumbu O,x,y sebesar .
• Tegangan y’ dapat dihitung dengan mengganti dengan +90O
©RKW 22
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
©RKW 23
Sehingga persamaan-persamaan untuk perubahan sumbu menjadi:x’ = xcos2 + 2xysincos + ysin2
y’ = xcos2(+90O) + 2xysin(+90O)cos(+90O) + ysin2(+90O)y’ = xsin2 – 2xysincos + ycos2
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
©RKW 24
Dengan menjumlahkanx’ = xcos2 + 2xysincos + ysin2 dany’ = xsin2 – 2xysincos + ycos2
diperolehx’ + y’ = x(cos2+sin2) + y(cos2+sin2)x’ + y’ = x + y
Jadi, hasil penjumlahan komponen-komponen tegangan normal yang saling tegak lurus adalah konstan atau invariant dengan perputaran sumbu. Ini merupakan sifat skalar dari tegangan dalam dua dimensi.
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
cos2θsin2θ 21
xyyx'y'x
©RKW 25
Ekspresi untuk tegangan geser tidak berubah:
• Arah-arah dimana =0 disebut sumbu-sumbu utama (principal axes) dan komponen-komponen tegangan pada arah ini disebut tegangan-tegangan utama (principal stresses) dan dinotasikan dengan 1 dan 3.
• Akan terdapat satu nilai untuk mana tegangan geser tidak ada (=0).
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
yx
xy
yx
xy
xyyx
xyyx
xyyx
σσ22tan
σσ2
cos2θsin2θ
cos2θsin2θ2σσ
cos2θsin2θ2σσ0
cos2θsin2θ2σσ
©RKW 26
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
• Sudut 2 merupakan sudut dari sumbu x yang menunjukkan arah tegangan-tegangan utama 1 dan 3.
• Karena tan 2 = tan (2+180O) maka– Sudut merupakan arah 1 – Sudut +90 merupakan arah 3.
• Setelah sudut diperoleh, 1 dan 3 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan untuk menghitung di depan.
©RKW 27
Tegangan Dalam Dua Dimensi (Lanjutan)
2xy
2yxyx3
2xy
2yxyx1
41 2
1
41 2
1
©RKW 28
Tunjukkan bahwa 1 dan 3 dapat dinyatakan sebagai:
Lingkaran Mohr
©RKW 29
cos2θsin2θ 2σσ
sin2θcos2θ 2σσ
2σσσ
xyyx
xyyxyx
Lihat kembali persamaan untuk menghitung dan
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
©RKW 30
cos2θsin2θ 2σσ
sin2θcos2θ 2σσ 2
σσ σ
xyyx
xyyxyx
Kedua persamaan tersebut dapat ditulis kembali dengan menempatkan semua 2 di sebelah kanan
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
©RKW 31
θ2sin
2cos2sin2σσ
2
2θcos2σσ 2
σσ σ
sin2θcos2θ2σσ
2σσ
σ
22xy
xyyx
22
yx2
yx
2
xyyx
2yx
Pengkuadratan persamaan yang mengandung menghasilkan:
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2θcos
θ2cosθ2sin2σσ2
θ2sin2σσ
cos2θsin2θ2σσ
22xy
xyyx
22
yx2
2
xyyx2
©RKW 32
Pengkuadratan persamaan yang mengandung menghasilkan:
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2xy
2yx2
2yx
2σσ
2σσσ
©RKW 33
Penjumlahan kedua persamaan hasil pengkuadratan menghasilkan:
Persamaan apa yang mempunyai bentuk seperti ini?
PERSAMAAN LINGKARAN
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
2xy
2yx2
2yx
2σσ
2σσσ
2xy
2yx
yx
2σσ
:jari-Jari
,02σσ :pusat Titik
σ, sumbu Sistem
©RKW 35
Persamaan :adalah Persamaan Lingkaran dengan:
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
• Untuk memplot tegangan geser pada Lingkaran Mohr, digunakan konvensi tanda positif dan negatif yang hanya valid untuk keperluan presentasi grafis.
• Tegangan geser diplot positif jika tegangan tersebut akan memutar elemen berlawanan dengan arah putaran jarum jam.
• Tegangan geser diplot negatif jika tegangan tersebut akan memutar elemen searah dengan arah putaran jarum jam.
©RKW 37
Lingkaran Mohr (Lanjutan)
• Lingkaran Mohr merupakan metode grafis sederhana dan cepat yang dapat digunakan untuk:– Menentukan besar tegangan normal dan tegangan geser pada bidang tertentu.
– Menentukan besar dan arah tegangan-tegangan utama.
©RKW 40
Latihan 1
• Tentukan tegangan normal dan tegangan geser (ke arah mana?) yang bekerja pada Bidang C
• Tentukan besar dan arah tegangan utama mayor (1) dan tegangan utama minor (3)
©RKW 41
Latihan 1 (Lanjutan)
©RKW 43
Perhatikan Bidang CNormalnya bersudut 30O counter clockwise dari arah bekerjanya x (sumbu x)ATAUBersudut 30O counter clockwise dari bidang tempat x bekerja (Bidang A)
PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN COUNTER CLOCKWISE 2 x 30O = 60O
Latihan 1 (Lanjutan)
©RKW 44
Perhatikan Bidang CNormalnya bersudut 60O clockwise dari arah bekerjanya y (sumbu y)ATAUBersudut 60O clockwise dari bidang tempat y bekerja (Bidang B)
PADA LINGKARAN MOHR DIUKURKAN CLOCKWISE 2 x 60O = 120O
Latihan 1 (Lanjutan)
• Jadi secara grafis: = 23.2 MPa = 3.9 MPa
• Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:
cos2θsin2θ 2σσ
sin2θcos2θ 2σσ
2σσσ
xyyx
xyyxyx
©RKW 45
Latihan 1 (Lanjutan)
MPa 23.1965.196414σ
sin60 6cos60 2622
2622σ
sin2θcos2θ2σσ
2σσσ
0O
xyyxyx
MPa 3.92836.928
cos60 6sin60 2622
cos2θsin2θ2σσ
OO
xyyx
©RKW 46
Latihan 1 (Lanjutan)
©RKW 47
Secara grafis:
= 23.2 MPa
= 3.9 MPa
Dengan rumus:
= 23.196 MPa
= -3.928 MPa
OK
OK?
Latihan 1 (Lanjutan)
©RKW 48
1 = 24 MPaBekerja pada bidang yang normalnya bersudut 18.5O counter
clockwise dari arah bekerjanya x (sumbu x)ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 18.5O counter clockwise dari bidang tempat bekerjanya x (Bidang A)
Latihan 1 (Lanjutan)
©RKW 49
3 = 4 MPaBekerja pada bidang yang normalnya bersudut 108.5O counter
clockwise dari arah bekerjanya x (sumbu x)ATAU
Bekerja pada bidang yang bersudut 108.5O counter clockwise dari bidang tempat bekerjanya x (Bidang A)
Latihan 1 (Lanjutan)
• Dengan menggunakan persamaan-persamaan terdahulu:
2xy
2yxyx3
2xy
2yxyx1
41 2
1
41 2
1
©RKW 50
Latihan 1 (Lanjutan)
O2
OO2
O1
O1
1
1yx
xy1
43.108 87.36180243.1887.362
1612tan2
622)6(2tan2
σσ2tan2
©RKW 52
Latihan 1 (Lanjutan)
O23
O11
5.108 MPa 45.18MPa 24
:grafis Secara
O
23
O11
43.108 MPa 443.18MPa 24
:rumus Dari
©RKW 53
OKOK
Tegangan dalam 3 Dimensi• Tegangan-tegangan yang
bekerja pada sisi kubus dapat dinyatakan dengan:– Tiga tegangan normal xx,
yy, dan zz
– Enam tegangan geser xy, yx, yz, zy, zx, dan xz
• Sebagai syarat kesetimbangan rotasional : xy = yx, yz = zy, dan zx = xz
• Tegangan-tegangan yang bekerja cukup dinyatakan dengan enam komponen
©RKW 55
Tegangan dalam 3 Dimensi (Lanjutan)
• Jadi, kondisi tegangan pada sebuah titik dapat dinyatakan dengan matriks tegangan [], sebagai berikut:
zyzzxyzyxyzxxyx
σ
©RKW 56
Transformasi Tegangan• Sumbu-sumbu referensi untuk
penentuan kondisi tegangan dapat dilakukan secara bebas.
• Sistem sumbu asal (x,y,z)• Sistem sumbu baru (l,m,n)• Orientasi dari sumbu
tertentu, relatif terhadap sumbu-sumbu asal didefinsikan oleh sebuah vektor baris dari cosinus arah.
• Cosinus arah adalah proyeksi dari vektor satuan yang paralel dengan salah satu sumbu baru (l, m, atau n) pada salah satu sumbu lama (x, y, atau z).
©RKW 57
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Tetrahedron OABC adalah bagian dari kubus yang digunakan untuk menentukan kondisi tegangan sebelum ini.
• Untuk kesetimbangan, material yang dihilangkan digantikan oleh gaya penyeimbang sebesar t per unit luas yang bekerja pada ABC.
• Normal bidang ABC, yaitu OP mempunyai cosinus arah (x, y, dan z).
©RKW 61
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Jika luas ABC adalah A, maka proyeksi ABC pada bidang-bidang dengan normal sumbu-sumbu x, y, dan z adalah:– OAC = Ax = Ax
– OAB = Ay = Ay
– OBC = Az = Az
• Anggap komponen-komponen vektor traksi t adalah tx, ty, tz.
©RKW 62
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Syarat kesetimbangan gaya pada arah x akan menghasilkan:txA – xAx – xyAy – zxAz = 0txA – xAx – xyAy – zxAz = 0atautx = xx + xyy + zxz
• Dengan menggunakan syarat kesetimbangan gaya pada arah y dan z, diperoleh:
©RKW 63
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Dengan melakukan hal yang sama untuk sumbu-sumbu l, m, dan n diperoleh:
σtatau
ttt
zyx
zyzzxyzyxyzxxyx
zyx
©RKW 64
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• [t], [t*], [l], dan [l*] adalah vektor-vektor yang dinyatakan relatif terhadap sistem koordinat x,y,z dan l,m,n.
* *σ*tatau
ttt
nml
nmnnlmnmlmnllml
nml
©RKW 65
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Dari dasar-dasar analisis vektor (MA2132):Suatu vektor [v] ditransformasikan dari satu sistem sumbu x,y,z ke sistem sumbu l,m,n melalui persamaan transformasi:
v R*vatau
vvv
nnnmmmlll
vvv
zyx
zyxzyxyxx
nml
©RKW 66
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
• Matriks [R] adalah matriks rotasi yang baris-barisnya dibentuk oleh vektor baris cosinus arah dari sumbu baru terhadap sumbu asal.
• Sifat khas matriks [R] adalah bahwa invers-nya sama dengan transpose-nya, atau:
T1 RR
©RKW 67
• Kembali ke persamaan-persamaan yang menghubungkan [t] dan [t*] serta [] dan [*]:
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
:diperluas yangbentuk dalam atau
R σ R*σmaka
* *σ*tkarena
* R σ R σ Rt R*tsehingga
* R R*dan
*t Rtt R*t
T
T
T
T
©RKW 68
Transformasi Tegangan (Lanjutan)
zzzyyyxxx
zyzzxyzyxyzxxyx
zyxzyxzyx
nmnnlmnmlmnllml
nmlnmlnml
σ
σσ
nnnmmmlll
σσ
σ
©RKW 69
Jadi, dengan melakukan perkalian matriks pada ruas kanan persamaan di atas, maka komponen-
komponen tegangan akibat perputaran sumbu-sumbu dapat ditentukan
Tegangan Utama• Seperti telah diuraikan sebelumnya, bidang utama
(principal plane) adalah bidang dimana tidak terdapat tegangan geser.
• Pada bidang ini hanya bekerja tegangan normal yang merupakan tegangan utama (principal stress), sedangkan normal dari bidang tersebut merupakan arah dari sumbu utama (principal axis).
• Karena terdapat tiga acuan arah yang harus diperhitungkan, akan terdapat juga tiga sumbu utama.
• Jadi, ada tiga tegangan utama dan tiga sumbu utama yang harus ditentukan untuk menggambarkan kondisi tegangan di sebuah titik.
©RKW 70
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Misalkan bahwa bidang ABC pada pembahasan terdahulu mempunyai orientasi sedemikian rupa sehingga resultan tegangan yang bekerja padanya hanya tegangan normal p.
• Komponen-komponen traksi pada bidang ABC adalah:
zyx
pzyx
σttt
zyx
zyzzxyzyxyzxxyx
zyx
ttt
©RKW 71
• Pada pembahasan terdahulu komponen-komponen traksi dapat dihubungkan juga dengan kondisi tegangan dan orientasi bidang:
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Dengan mengurangkan kedua persamaan di atas, diperoleh:
0 σσ
σσσσ
zyx
pzyzzxyzpyxyzxxypx
©RKW 72
• Persamaan matriks ini menunjukkan satu set dari tiga persamaan simultan yang homogen dalam x, y, dan z.
• Persamaan di atas akan mempunyai solusi non-trivial jika determinan dari matriks koefisien = 0, yang menghasilkan persamaan pangkat tiga:
Tegangan Utama (Lanjutan)
2
xyz2zxy
2yzxzxyzxyzyx3
2zx
2yz
2xyxzzyyx2
zyx1
3p22p1
3p
σσσ2σσσI
σσσσσσI
σσσIdimana
0IσIσIσ
©RKW 73
I1 = Invariant tegangan (Stress invariant) pertama
I2 = Invariant tegangan (Stress invariant) kedua
I3 = Invariant tegangan (Stress invariant) ketiga
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Solusi dari persamaan
0IσIσIσ 3p22p1
3p
©RKW 74
adalah tiga tegangan utama, dengan urutan dari yang terbesar ke terkecil sebagai berikut:
1 = Tegangan utama mayor (Major principal stress)
2 = Tegangan utama tengah (Intermediate principal stress)
3 = Tegangan utama minor (Minor principal stress)
Tegangan Utama (Lanjutan)
Setiap tegangan utama akan berhubungan dengan sumbu utama, yang cosinus arahnya (x,y,z) dapat dicari langsung dari persamaan matriks:
12z
2y
2x
0 σσ
σσσσ
zyx
pzyzzxyzpyxyzxxypx
©RKW 75
dan sifat dasar dari cosinus arah, yaitu:
Tegangan Utama (Lanjutan)
Brady & Brown (1993) mengusulkan bahwa untuk setiap tegangan utama i (i =1,2,3), cosinus arahnya adalah:
21222zi
21222yi
21222xi
CBAC
CBAB
CBAA
©RKW 76
dengan A, B, dan C adalah:
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Prosedur untuk menghitung tegangan-tegangan utama dan orientasi dari sumbu utama secara sederhana adalah penentuan nilai-nilai eigen (eigenvalues) dari matriks tegangan dan vektor eigen (eigenvector) dari setiap nilai eigen (Ingat: MA2132)
• Karena ketiga sumbu utama saling tegak lurus, maka hasil perkalian skalar (dot product) dari vektor cosinus arahnya sama dengan nol:
0
0
0
1z3z1y3y1x3x
3z2z3y2y3x2x
2z1z2y1y2x1x
©RKW 78
Tegangan Utama (Lanjutan)
• Karena penjumlahan komponen tegangan normal yang saling tegak lurus bersifat invariant (ingat materi terdahulu), maka:
zyx321 σσσσσσ
©RKW 79
• Kedua hal ini dapat digunakan untuk memeriksa hasil perhitungan besar dan arah tegangan utama
Latihan 2
x = 7.825 MPay = 6.308 MPaz = 7.866 MPa
xy = 1.422 MPayz = 0.012 MPazx = -1.857 MPa
©RKW 80
Tentukan besar dan arah tegangan-tegangan utama pada suatu titik jika keenam komponen
tegangan pada titik tersebut adalah
Latihan 2 (Lanjutan)
MPa 0.350σσσ2σσσI
MPa 0.155σσσσσσI
MPa 0.22σσσI
2xyz
2zxy
2yzxzxyzxyzyx3
2zx
2yz
2xyxzzyyx2
zyx1
00.350σ 0.155σ 0.22σ p2p
3p
MPa 0.5σMPa 0.7σMPa 0.01σ
321
©RKW 81
sehingga persamaan pangkat tiga untuk menghitung tegangan utama menjadi:
yang menghasilkan:
Latihan 2 (Lanjutan)
38.7012.0857.1692.3422.1
012.0857.10.10308.6422.1σσ
C
012.3134.2857.1012.0422.1 0.10866.7857.1
012.0422.1 σσ B
857.7134.2012.0012.0682.3
0.10866.7012.0012.00.10308.6
σσσσ
A
yzzx1yxy
1zzxyzxy
1zyzyz1y
©RKW 82
Mencari cosinus arah 1:
Latihan 2 (Lanjutan)
1.0000(-0.6307)(0.2778))7246.0( 2222z1
2y1
2x1
)129.1 (cos 6307.0843.10839.6CBAC
)73.9 (cos 2778.0843.10012.3CBAB
)43.6 (cos 7246.0843.10857.7CBAA
0212221z
0212221y
0212221x
©RKW 83
Periksa:
Latihan 2 (Lanjutan)
268.1012.0857.1692.0422.1
012.0857.10.7308.6422.1σσ
C
254.1866.0857.1012.0422.1 0.7866.7857.1
012.0422.1 σσ B
599.0866.0012.0012.0692.0
0.7866.7012.0012.00.7308.6
σσσσ
A
yzzx2yxy
2zzxyzxy
2zyzyz2y
©RKW 84
Mencari cosinus arah 2:
Latihan 2 (Lanjutan)
0.9999(-0.6740)(-0.6664))3186.0( 2222z2
2y2
2x2
)132.4 (cos 6740.0881.1268.1CBAC
)131.8 (cos 6664.0881.1254.1CBAB
)108.6 (cos 3186.0881.1599.0CBAA
0212222z
0212222y
0212222x
©RKW 85
Periksa:
Latihan 2 (Lanjutan)
446.2012.0857.1308.1422.1
012.0857.10.5308.6422.1σσ
C
098.4866.2857.1012.0422.1 0.5866.7857.1
012.0422.1 σσ B
749.3866.2012.0012.0308.1
0.5866.7012.0012.00.5308.6
σσσσ
A
yzzx3yxy
3zzxyzxy
3zyzyz3y
©RKW 86
Mencari cosinus arah 3:
Latihan 2 (Lanjutan)
0.9999(0.4031)(-0.6752))6177.0( 2222z3
2y3
2x3
)66.2 (cos 4031.0069.6446.2CBAC
)132.5 (cos 6752.0069.6098.4CBAB
)51.8 (cos 6177.0069.6749.3CBAA
0212223z
0212223y
0212223x
©RKW 87
Periksa:
Latihan 2 (Lanjutan)
0009.0)6740.0)(6307.0()6664.0)(2778.0()3186.0)(7246.0(
2z1z2y1y2x1x
0018.0)4031.0)(6740.0()6752.0)(6664.0()6177.0)(3186.0(
3z2z3y2y3x2x
0006.0)6307.0)(4301.0()2778.0)(6752.0()7246.0)(6177.0(
1z3z1y3y1x3x
©RKW 88
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 1 terhadap sumbu utama 2
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 2 terhadap sumbu utama 3
Periksa ketegaklurusan sumbu utama 3 terhadap sumbu utama 1