20070100 KA ANDAL Bandara Teluk Dalam

55
Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005 KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP Rencana Pembangunan Bandara Udara Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara Tim Teknis AMDAL Khusus Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias Pasca Gempa dan Tsunami Januari 2007

Transcript of 20070100 KA ANDAL Bandara Teluk Dalam

Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP Rencana Pembangunan Bandara Udara Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara

Tim Teknis AMDAL Khusus Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias Pasca Gempa dan Tsunami

Januari 2007

Peraturan Menteri Negara LH Nomor 308 Tahun 2005

KERANGKA ACUAN ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP Rencana Pembangunan Bandara Udara Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara

Tim Teknis AMDAL Khusus Rehabilitasi dan Rekonstruksi Nias Pasca Gempa dan Tsunami

Januari 2007

Tim Teknis AMDAL Khusus: Ir. Eddy Utama, SmHk Ketua Waonasokhi Buulolo Sekretaris Salmonius Girsang, SE, Msi Anggota Ir. Wirman Jambak Anggota Hamzah Lubis, SH, Msi Anggota Dr. Imam Santoso Anggota Widhi Handoyo, SKM, MT Anggota

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas izin dan Ridho-Nya, Tim Teknis telah selesai menyusun Kerangka Acuan Analisis Dampak

Lingkungan (KA.ANDAL) pembangunan Bandara Udara di kabupaten Nias

Selatan.

Pelingkupan untuk KA. ANDAL Khusus ini dilakukan berdasarkan

Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 38 Tahun 2005 tentang

Pelaksana AMDAL, UKL – UPL untuk Kegiatan Rehabilitasi dan Rekontruksi

di Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi

Sumatera Utara. Tim Teknis terdiri dari instansi teknis yang terkait, dari

Bapedalda Sumatera Utara, ahli dari perguruan tinggi, pemerintah

Kabupaten Nias Selatan dan dari Kementerian Lingkungan Hidup. Pelingkupan untuk proses AMDAL khusus di Aceh dan Nias sesuai

ketentuan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308 Thn 2005 guna

percepatan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi di Kabupaten Nias

Selatan

Diharapkan kepada pemrakarsa kegiatan, Konsultan dan semua

pihak yang terkait dengan rencana dan pelaksanaan pembangunan

Bandara Udara di Nias Selatan tersebut agar mempedomani KA ANDAL

ini. Yang merupakan bahagian yang tidak terpisahkan dari ANDAL, RKL

dan RPL Bandara Udara Nias Selatan.

Kami menyadari, KA ANDAL tersebut merupakan hasil pelingkupan Tim Teknis dan tentunya masih terdapat kekurangan , untuk itu kepada

semua pihak memberi masukan dan saran perbaikan guna perbaikan

dan penyempurnaan KAyang telah diberikan pada paparan KA. ANDAL

kami ucapkan banyak terimakasih.

Medan, Desember 2006

Tim Teknis AMDAL Khusus

Rencana Pembangunan Bandara Udara Kabupaten Nias Selatan Provinsi Sumatera Utara

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan v

DAFTAR ISI

SK KESEPAKATAN KA-ANDAL ………………………………………………………………… i

TIM TEKNIS AMDAL KHUSUS …………………………………………………………………. iv

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………………………. v DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………. vi

DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………………………………….. vii

DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………………………… viii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………………………………. ix

I. PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………… 1

1.1 Latar Belakang ………………………………………………………………………. 1

1.2 Landasan Peraturan dan Perundang-undangan ……………………. 1

1.3 Tujuan Umum ……………………………………………………………………….. 6

1.4 Tujuan Khusus ……………………………………………………………………….. 7

1.5 Ringkasan Rencana Kegiatan ……………………………………………….. 8 II. PENJELASAN PROSES AMDAL KHUSUS …………………………………………….. 12

2.1 Pemahaman AMDAL Khusus ……………………………………………………. 12

2.2 Tahapan Proses AMDAL Khusus ………………………………………………. 15

2.3 Sistematika AMDAL Khusus ………………………………………………….. 17

III. ISU-ISU UTAMA …………………………………………............................. 20

3.1 Pentingnya Pelaksana Rencana Kegiatan ………………………………. 20

3.2 Kajian Terhadap Dampak Kegiatan ……………………………………….. 22

3.3 Kajian Terhadap Alternatif Rencana Kegiatan ………………………. 26

3.4 Batas Wilayah Studi ……………………………………………………………… 27 3.5 Kepakaran Yang Di Butuhkan …………………………………………………. 29

IV. PELAKSANA STUDI PELINGKUPAN …………………………………………………. 31

4.1 Pemrakarsa Kegiatan …………………………………………………………….. 31

4.2 Penyusun Studi Pelingkupan ………………………………………………….. 31

DAFTAR REFERENSI………………………………………………………………………………. 32

LAMPIRAN …………………………………………………………………………………………….. 37

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan vi

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 1. Peta Kepulauan Nias ……………..………………………………….. 8

Gambar 2. Peta Kabupaten Nias Selatan ……………………………………. 9

Gambar 3. Skema Proses AMDAL Khusus …….………………………………. 14

Gambar 4. Peta Lalulintas Darat Pulau Nias ……………..……..………… 27

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan vii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 1. Kebutuhan Fasilitas Sisi Udara ………………………………………….. 10

Tabel 2. Kebutuhan Fasilitas Sisi Darat ………………………………………..... 11

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan viii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal

Lampiran 1. Deskripsi Rencana Kegiatan ………………………………………….. 38

Lampiran 2. Dokumentasi Foto …………….………………………………………..... 65

Lampiran 3. Surat Perintah Tugas (SPT) Tim AMDAL Khusus …………… 70

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan ix

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam rangka penerapan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) yang telah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Lingkungan

Hidup Nomor 308 tahun 2005, Tim Teknis AMDAL khusus telah dibentuk

untuk melaksanakan proses pelingkupan (penyusunan dokumen Kerangka

Acuan ANDAL) bagi setiap rencana kegiatan wajib AMDAL yang terkait

dengan pembangunan rehabilitasi dan rekonstruksi di Aceh dan Nias

pasca bencana gempa dan tsunami. Salah satu kegiatan yang diajukan

oleh Badan Pelaksana Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD – NIAS adalah

rencana pembangunan Bandara Udara di Kabupaten Nias Selatan.

Kegiatan pembangunan Bandara Udara ini dilaksanakan di bawah

koordinasi Satuan Kerja (Satker) BRR Pemeliharaan Rehabilitasi

Peningkatan Pembangunan Sarana dan Prasarana Transportasi Nias

(Sumber: deskripsi proyek, 2006). Satker ini bersama dengan Pemerintah

Daerah yang akan berperan sebagai pemrakarsa kegiatan pembangunan

bandara udara ini.

1.2. Landasan Peraturan Dan Perundang-Undangan

Peraturan perundang-undangan yang relevan dan berkaitan

dengan penyusunan AMDAL Pembangunan Bandara Udara Nias Selatan

serta fasilitas pendukung lainnya diantaranya adalah:

A. Undang–Undang

1. Undang-Undang RI Nomor 22 Tahun 1982 tentang Pengaturan Air.

2. Undang–Undang RI Nomor 1 Tahun 1990 tentang Keselamatan

Kerja.

3. Undang–Undang RI Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi

Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

4. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1992 tentang Jaminan Tenaga

Kerja.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 1

6. Undang–Undang RI Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan Raya.

7. Undang–Undang RI Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.

8. Undang–Undang RI Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan

Ruang.

9. Undang–Undang RI Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan

Lingkungan Hidup.

10. Undang–Undang RI Nomor 18 Tahun 1999 tentang Jasa

konstruksi.

11. Undang–Undang RI Nomor 20 Tahun 2002 tentang

Ketenagalistrikan.

12. Undang–Undang RI Nomor 13 Tahun 2003 tentang tenaga Kerja.

13. Undang–Undang RI Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah

Daerah.

14. Undang-Undang RI nomor 15 Tahun 1993 tentang Penerbangan.

15. Undang–Undang RI Nomor 25 Tahun 1999tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

16. Undang–Undang RI Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan

Gedung.

B. Peraturan Pemerintah

1. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 1990

tentang Penataan Ruang.

2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993

tentang Prasarana dan Lalulintas Jalan.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999

tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999

tentang Pengendalian Pencemaran Udara.

5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2001

tentang Kewenangan Provinsi Sebagai Daerah Otonom.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 2

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2001

tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001

tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran

Air.

8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2002

tentang Hutan Kota.

9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2001

tentang Kebandaraudaraan.

10. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 1996

tentang Pengembangan Bandara Udara.

11. Keputusan Presiden RI Nomor Kep. 48/11/1996 tentang Baku

Mutu Lingkungan.

C. Keputusan dan Peraturan Menteri

1. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Per-04/MEN/1984 tentang

Rencana Penggunaan Tenaga Kerja dan Izin Mempekerjakan

Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang.

2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum RI No. 718/MENKES/PER/IX/

1987 tentang Kebisingan Yang Berhubungan dengan Kesehatan.

3. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 02/KPTS/1985 tentang

Ketentuan Teknis Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran

Pada Bangunan.

4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416/ MENKES/PER/1990

tentang Syarat Syarat Pengawasan Kualitas Air.

5. Keputusan Menteri Perhubungan No. KM.69 Tahun1993 tentang

Penyelenggaraan Angkutan barang di Jalan.

6. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-

048/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebisingan.

7. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-

049/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkatan Getaran.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 3

8. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 50 tahun

1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan.

9. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor 441/KPTS/1998

tentang Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.

10. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 2 Tahun

2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL.

11. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 9 Tahun

2000 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan Hidup.

12. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor Kep-40

tahun 2000 tentang Pedoman Tata Kerja Komisi Penilai AMDAL.

13. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor Kep-

02/MENLH/11/2000 tentang Panduan Penilaian Dokumen AMDAL.

14. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 17 Tahun

2001 tentang Jenis Usaha dan atau Kegiatan Yang Wajib

Dilengkapi Dengan Analisis Mengenai dampak Lingkungan Hidup.

15. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 127 tahun

2002 tentang Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan

Dalam Pengelolaan Lingkungan Hidup.

16. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/

2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum.

17. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 37 Tahun

2003 tentang Metode Analisis Kualitas Air Permukaan dan

Pengambilan Contoh Air permukaan.

18. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 110 Tahun

2003 tentang Limbah Domestik.

19. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 112 Tahun

2003 tentang Pedoman Penetapan Daya Tampung Beban

Pencemaran Air Pada Sumber Air.

20. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 142 Tahun

2003 tentang Pedoman Mengenai Syarat dan Tata Cara Perizinan

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 4

Serta Pedoman Kajian Pembuangan Air Limbah Ke Air Atau

Sumber Air.

21. Keputusan Menteri Perhubungan No. 14 Tahun 2006 tentang

Manajemen dan Rekayasa Lalulintas di Jalan.

22. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun

1994 tentang Baku Mutu Sumber Emisi Tidak Bergerak.

23. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 55 Tahun

1995 tentang Baku AMDAL Regional.

24. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 45/MENLH

/Tahun 1997 tentang indeks Standart Pencemaran Udara.

25. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 112 Tahun

2003 tentang Baku Mutu Limbah Domestik.

26. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup RI Nomor 197 Tahun

2004 tentang Standarat Pelayanan Minimal Bidang LH di daerah

Kabupaten dan Daerah Kota.

27. Keputusan Menteri Perhubungan RI Nomor 77 Tahun 1998

tentang Penetapan bentuk Pengembangan Bandara Udara.

28. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 308 tahun 2005

tentang Pelaksanaan AMDAL, UKL&UPL untuk Kegiatan

Rehabilitasi dan Rekonstruksi di Provinsi NAD dan Kepulauan Nias

Prov.Sumatera Utara.

D. Keputusan Kepala Bapedal dan Dirjen Perhubungan Udara Dephub

1. Keputusan Kepala Bapedal No. 056 Tahun 1994 tentang

Pedoman Mengenai Ukuran Dampak Penting.

2. Keputusan Kepala Bapedal No. 205 / BAPEDAL/07/1996

tentang Pedoman Teknis Pengendalian Pencemaran Udara

Sumber Tidak Bergerak.

3. Keputusan Kepala Bapedal No. 299/11/1996 tentang Pedoman

Teknis Kajian Aspek sosial dalam Penyusunan Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 5

4. Keputusan Kepala Bapedal No. 124 / 12/1997 tentang

Panduan Kajian Aspek Kesehatan Masyarakat dalam Penyusunan

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan.

5. Keputusan Kepala Bapedal No. KEP 105 Tahun 1997 tentang

Pedoman Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan dan

Rencana Pemantauan Lingkungan.

6. Keputusan Kepala Bapedal No. 08 Tahun 2000 tentang

Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi Dalam

Proses Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup.

7. Keputusan Kepala Bapedal No. 09 Tahun 2000 tentang

Pedoman Penyusunan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Hidup.

8. Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor:

Skep/120/VI/2002 tanggal 24 Juni 2002 tentaang Petunjuk

Pelaksanaan Pembuatan rencana Induk Bandara Udara.

E. Peraturan Daerah

Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Utara No. 2 tahun 1985 tentang

Pengelolaan dan Pemeliharaan Lingkungan Hidup di Provinsi daerah

Tk. I Sumatera Utara.

1.3. Tinjauan Umum

Semua pembangunan, termasuk pembangunan Badar Udara di Nias

Selatan, yang wajib AMDAL, maka kegiatan konstruksi fisik di lapangan

tidak diperkenankan untuk mulai dikerjakan sebelum kajian kelayakan

lingkungan di dalam studi AMDAL selesai dilakukan.

Karena Pulau Nias juga terkena dampak gempa bumi maka AMDAL

untuk pembangunan dalam rangka rehabilitasi dan rekonstruksi

dilaksanakan sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor

308/2005.

Dengan dibahasnya dokumen pelingkupan oleh Komisi AMDAL

Provinsi Sumatera Utara, dan setelah dilakukan perbaikan sesuai saran

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 6

masukan dari anggota komisi atas hasil pelingkupan ini, maka tugas dari

Tim Teknis AMDAL Khusus dalam melakukan pelingkupan bagi kegiatan

pembangunan Bandara udara di Kabupaten Nias Selatan.telah dapat

diselesaikan. Tahap selanjutnya merupakan tahap penyusunan Andal,

RKL dan RPL oleh pemrakarsa dan atau konsultan.

1.4. Tujuan Khusus

Proses pelingkupan bagi pembangunan Bandara udara di

Kabupaten Nias Selatan mulai dilakukan pada tanggal 5 Desember 2006

saat dilakukan diskusi tentang rencana kegiatan yang disampaikan oleh

Satker BRR di Hotel Garuda Plaza Medan. Selanjutnya diskusi yang lebih

mendalam dengan BRR di Binaka, Gunungsitoli dilanjutkan dengan

peninjauan lapangan mulai tanggal 15 Desember 2006.

Tim Teknis AMDAL khusus yang melaksanakan pelingkupan terdiri

ahli yang berasal dari praktisi, akademisi, ahli dari Kementrian

Lingkungan Hidup, ahli dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

Propinsi Sumatera Utara, serta unsur pemerintah Kabupaten Nias

Selatan. Tim Teknis AMDAL khusus yang telah dibentuk kemudian mulai

melakukan proses pelingkupan mulai tanggal 15 Desember 2006.

Secara keseluruhan kegiatan pelingkupan meliputi tahap-tahap

sebagai berikut

1. Pengkajian terhadap rencana kegiatan yang disampaikan oleh Satker.

2. Penggalian informasi tambahan dari Satker melalui diskusi

pembahasan di Kantor BMG Gunung Sitoli dan selama kunjungan

lapangan.

3. Pelaksana tinjauan lapangan.

4. Identifikasi dampak potensi oleh masing-masing anggota Tim Teknis.

5. Diskusi evaluasi dampak hipotetik oleh seluruh anggota Tim Teknis.

6. Verifikasi hasil tinjauan lapangan yang dipadankan dengan hasil

evaluasi dampak hipotetik.

7. Penyusunan laporan pelingkupan menjadi dokumen Kerangka Acuan

studi ANDAL

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 7

Gambar 1. Peta Kepulauan Pulau Nias

1.5.Ringkasan Rencana Kegiatan

Pembangunan Bandara udara Nias Selatan masuk dalam klas IV

untuk pendaratan pesawat sejenis Cassa di Kabupaten Nias Selatan ini

berupa pembangunan landasan (airstrip) sepanjang 30 x 1400 m beserta

jalan masuk dan prasarana lainnya. Lokasi kegiatan berada di desa

Botohilitano, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan, berjarak

15 km dari pusat kota. Kebutuhan lahan 200 hekta are (ultimate) untuk

sisi udara dan sisi darat. Kondisi lokasi adalah daerah perbukitan

membentang dari Utara ke Selatan dan daerah dataran rendah sepanjang

jalur pantai Timur dan Barat yang berbatas dengan laut. Status tanah

sampai saat ini belum dibebaskan Pemerintah Daerah (Pemda)

Kabupaten Nias Selatan.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 8

Rencana kegiatan Pembangunan Bandara Udara di Nias Selatan,

meliputi tahapan pra konstruksi, kontruksi dan pasca kontruksi (tahap

operasi). Pembangunan Bandara Udara meliputi pembangunan air strip,

sarana dan prasarana Bandara udara dan pembangunan jalan menuju

Bandara udara. Lokasi Bandara Udara, seperti terlihat dalam gambar di

bawah.

Gambar 2. Peta Kabupaten Nias Selatan

Kebutuhan sarana dan prasarana bandara udara yang akan

dibangun dan atau peralatan yang akan diadakan pada tahap kontruksi

dan dioperasikan pada tahap pasca kontruksi, disajikan dalam tabel.

kebutuhan fasilitas sisi udara dan kebutuhan fasilitas sisi darat,

sebagaimana tabel di bawah.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 9

Tabel 1. Kebutuhan Fasilitas Sisi Udara

Tahap 1 Stage 1

Tahap 1 Stage 2 Tahap II Tahap III

No Keterangan 2010 2015 2020 2025

1 Aerodrome Reference Code 2 C 3 C 3 C 3 C 2 Operasional

Category RW, 15 – 33 Non Instrumen Non Instrumen Non Instrumen Non

Instrumen 3 Dimensi

Runway RW, 15 – 33 (1050 x 30 ) m (1,350 x 30 ) m (1,500 x 30) m (1,750 x 30)

m 4 Runway Strip RW, 15 – 33 (1170 x 80 ) m (1,470 x 150 ) m (1,620 x 150) m (1,870 x 150

) m 5 RESA RW, 15 – 33 (90 x 60 ) m (90 x 60) m (90 x 60 ) m (90 x 60 ) m 6 Taxiway RW, 15 – 33 (150 x 15 m) (150 x 15m ) (150 x 18 m) (150 x 18m) 7 PCN Runway 5/F/Z/U 8/ F/C/Y/U 22/ F/C/Y/T 22/ F/C/Y/T Taxiway 5/ F/Z/U 8/ F/C/Y/U 22/ F/C/Y/T 22/ F/C/Y/T Apron 5/ F/Z/U 8/ F/C/Y/U 22/ F/C/Y/T 22/ F/C/Y/T 8 Apron Klasifikasi Pesawat (di Runway 15

– 33) M25 1 - -

M50 - 1 - 1 M75 - - 1 1 Pesawat

Menginap - 1 1 -

Total Stands 1 2 2 2 Luas Apron (60 x70) m (60 x70) m (110 x 80 ) m (110 x 80 ) m 9 Fasilitas

Telekomunikasi RW. 15 – 33 SSB, A/G,HT AMS ( VHF I,

VHF II AMS ( VHF I,

VHF II AMS ( VHF I,

VHF II Freg.Vhf trans,

SSB Freg.Vhf trans,

SSB Freg. Vhf trans,

SSB Freg.Vhf

trans, SSB 10 Ketegori PKP-

PK CAT. IV CAT. VI CAT. VII CAT. VII

11 Alat Bantu Visual

RW, 15 Marka Marka, PAPI Marka PAPI Marka PAPI

RW, 33 Marka Marka, PAPI Marka, PAPI, RW th ligth

Marka, PAPI, RW th light

12 Alat Bantu Navigasi

DVOR /DME DVOR /DME DVOR /DME DVOR /DME

Pelayanan Lalu Lintas Udara An Attended AFIS AFIS AFIS

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 10

Tabel 2. Kebutuhan Fasilitas Sisi Darat

KEBUTUHAN FASILITAS

Tahap 1 Tahap 2 Tahap 2 2015 2020 2025

No

FUNGSI ZONA

BANGUNAN

Luas Bangunan

Luas Bangunan

Luas Bangunan

Keterangan

1 Gedung Operasional 302 302 302 2 Gedung Tower/menara

Pengawas

3 GSE Park 4 Gedung Genset (Power

House)

5 Bangunan Pompa / Distribusi Air Bersih

6 Taman Meteo - - - Lahan ( 900 m2)

7 Bangunan Pengolahan Limbah (STP)

8 Gedung PKP-PK (Fire Station)

288 388 388

9 Maintenance 310 310 310 10 Bangunan Administrasi 454 454 454 11 Aula 12 Kantin Karyawan 140 140 140 13

Technical Area

Incenarator (Pembakaran Sampah)

56 56 56

1 Bangunan Terminal Penumpang

1680 5840

2 Tempat parkir kendaraan

2540 3650

3 VIP 240 240 4

Public Area

Tempat Ibadah 400 400 400 1 Rumah Dinas 990 1890 2790 2 Bangunan DPPU / Fuel

Farm - - - Lahan

(2.800m2) 3 Kantor Keamanan 124 124 124 4 Poliklinik

(Sentra Medica)

5 Gardu Jaga 6 Terminal Kargo 244 244 7

Supporting Area

Asrama 204

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 11

II. PENJELASAN PROSES AMDAL KHUSUS

2.1. Pemahaman AMDAL Khusus

Sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308

Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,

UKL dan UPL Untuk Kegiatan Rehabilitasi dan Rekontruksi di Provinsi

Nangro Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara,

maka pembangunan Bandara Udara di Nias Selatan masuk dalam daftar

pembangunan yang wajib AMDAL.

Analisis Megenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah kajian

mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/ atau kegiatan

yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

pengambil keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

AMDAL untuk kegiatan pembangunan bandara udara di Kabupaten

Nias Selatan menggunakan mekanisme khusus yang hanya berlaku di

Provinsi NAD dan Pulau Nias sesuai dengan Peraturan Menteri LH

308/2005. Untuk mendapat pemahaman yang lebih lengkap, semua pihak

terkait agar dapat membaca isi dari Peraturan Menteri LH 308/2005

secara lengkap agar memperoleh kejelasan tentang kerangka kerja

proses AMDAL khusus. Sebagai bahan perbandingan dengan proses AMDAL

konvensional yang berlaku di tempat lain di Indonesia, pengguna

dokumen ini dapat melihat Peraturan Pemerintah RI nomor 27 tahun

1999 tentang AMDAL. Secara khusus perbedaan AMDAL dengan AMDAL

Khusus, bahwa pelingkupan pada AMDAL yang biasa dilakukan oleh

pemrakarsa atau konsultan, sedangkan AMDAL khusus dilakukan oleh tim

teknis.

Tim teknis yang membantu Komisi Penilai AMDAL, terdiri atas ahli

dari instansi teknis yang membidangi usaha dan/atau kegiatan yang

bersangkutan, ahli dari instansi yang ditugasi dibidang Pengendalian

Dampak Lingkungan Provinsi, ahli dari Kementrian Lingkungan Hidup dan

ahli lain dengan bidang ilmu yang terkait. Susunan keanggotaan tim

teknis terdiri dari seorang ketua merangkap anggota dan Sekretaris

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 12

merangkap anggota serta anggota lainnya dengan ketentuan maksimum

7 (tujuh) orang anggota. Pembentukkan tim teknis dilakukan pada saat

proses pengumuman rencana usaha dan / atau kegiatan.

Tim Teknis bertugas :

a. Melakukan koordinasi dengan pemrakarsa kegiatan dalam proses

pelingkupan.

b. Menentukan kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup.

c. Melaporkan Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan Hidup

kepada Komisi Penilai AMDAL.

d. Memberikan pengarahan teknis pada saat penyusunan Analisis

Dampak Lingkungan Hidup, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup

dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.

e. Memberikan penilaian secara teknis terhadap Analisis Dampak

Lingkungan Hidup, Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup.

f. Melaporkan hasil penilaian kepada Komisi Penilai AMDAL dan

memberikan rekomendasi atas hasil kajian AMDAL.

g. Membantu Komisi Penilai AMDAL merumuskan rekomendasi atas hasil

kajian AMDAL kepada Gubernur dalam rangka proses pengambilan

keputusan.

Skema AMDAL Khusus, pada gambar tanda panah menunjukkan tahap-

tahap proses AMDAL yang telah dilakukan dan yang harus segera

dilakukan karena telah terlambat dan tidak mengikuti sekuensial yang

seharusnya dilakukan. Pekerjaan pembangunan fisik tidak boleh

dilakukan sebelum proses kajian AMDAL selesai dilakukan. Tahap

pengumuman, yang diberi tanda panah terputus, belum dilakukan.

Karenanya, seiring dengan proses pelingkupan ini, pemrakarsa harus

segera melaksanakan pengumuman dan mengakomodasi masukan

masyarakat di dalam proses konsultasi masyarakat pada saat melakukan

pelibatan masyarakat dan studi ANDALnya

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 13

Proses Penapisan melalui daftar Kegiatan wajib AMDAL

AMDAL disyaratkan AMDAL tidak diperlukan

Belum dilakukan

Proposal kegiatan dari pemrakarsa Dan pengumuman

Penilaian ANDAL, RKL dan RPL oleh Komisi

Persetujuan Oleh Gubernur

Perijinan

Penyusunan Kerangka Acuan (KA ANDAL) oleh Tim Teknis

dan Pembahasan KA ANDAL oleh Komisi & Pemrakarsa

Selesai dilakukan

Penyusunan Upaya Pengelolaan dan Pemantauan lingkungan (UKL

– UPL)

Penyusunan dokumen ANDAL, RKL dan RPL oleh Pemrakarsa

Pembangunan fisik

Gambar 3. Skema Proses AMDAL Khusus

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 14

2.2. Tahapan AMDAL Khusus

Sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 308

Tahun 2005 tentang Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan,

UKL dan UPL Untuk Kegiatan Rehabilitasi dan Rekontruksi di Provinsi

Nangro Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara,

maka tahapan AMDAL khusus meliputi:

1. Pengumuman

Pemrakarsa yang akan memulai menyusun dokumen AMDAL wajib :

a. Memberitahukan rencana usaha dan/atau kegiatannya kepada

instansi yang bertanggung jawab.

b. Mengumumkan rencana usaha dan/atau kegiatannya kepada

masyarakat sesuai jadwal pengumuman atau media massa cetak

atau media massa elektronik.

Pengumuman tersebut memuat hal-hal sebagai berikut.

a. Nama dan alamat pemrakarsa

b. Lokasi dan skala /besaran/luas rencana usaha dan/atau kegiatan

c. Jenis rencana usaha dan/atau kegiatan

d. Produk yang akan dihasilkan

e. Dampak lingkungan hidup yang akan timbul

f. Tanggal pemasangan pengumuman dan batas waktu pemberian

saran, pendapat dan tanggapan dari warga masyarakat dan

g. Nama dan alamat instansi yang bertanggungjawab dalam

menerima saran, pendapat, dan tanggapan dari warga

masyarakat.

2. Pelingkupan

Dalam rangka pelingkupan kajian AMDAL, pemrakarsa wajib

memberikan data dan informasi secara tertulis kepada Komisi Penilai

AMDAL.Data dan informasi teersebut meliputi :

a. Rencana usaha dan /atau kegiatan beserta alternatif-alternatif

yang akan dikaji dalam AMDAL.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 15

b. Komponen-komponen rencana usaha dan/atau kegiatan yang

berpotensi menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup.

c. Komponen-komponen lingkungan hidup yang berpotensi terkena

dampak dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

d. Batas wilayah persebaran dampak dari aspek ekologi dan sosial.

e. Masyarakat yang potensial terkena dampak

f. Instansi pemerintah atau pihak-pihak yang berpotensi terpengaruh

atau mempengaruhi rencana dan/atau kegiatan.

g. Informasi-informasi lain yang relevan.

3. Pembahasan Ka Andal

Komisi Penilai AMDAL, tim teknis, dan pemrakarsa secara

bersama-sama membahas kerangka acuan analisis dampak lingkungan

hidup untuk menyepakati ruang lingkup studi analisis dampak lingkungan

hidup. Komisi Penilai AMDAL berdasarkan hasil pembahasan menetapkan

kesepakatan kerangka acuan analisis dampak lingkungan hidup.

4. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL

Analisis Dampak Lingkungan adalah suatu kajian yang mendalam

terhadap hasil pelingkupan dengan data-data hasil hasil pengujian dan

penelitian khususnya terhadap dampak besar dan penting. Sedangkan

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hiup (RKL), adalah dokumen yang

mencakup upaya-upaya dan rencana –rencana untuk menghindarkan

dampak, mengurangi dampak (mitigasi), mengelola, serta mengendalikan

dampak. Rencana Pementauan Linmgkungan (RPL) adalah sistem atau

metoda dan waktu pementauan dari pengelolaan lingkungan dari hasil

kajian ANDAL.

5. Penilaian ANDAL, RKl dan RPL

Komisi Penilai AMDAL menugaskan tim teknis untuk melakukan

penilaian teknis atas hasil kajian analisis dampak lingkungan hidup,

rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana pemantauan

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 16

lingkungan hidup disampaikan oleh Pemrakarsa. Penilai secara teknis

meliput penilaian terhadap:

a. Kesesuaian dengan muatan dokumen analisis dampak lingkungan

hidup, rencana pengelolaan lingkungan hidup, dan rencana

pemantauan lingkungan hidup

b. Kesesuaian peraturan perundangan di bidang teknis sektor

bersangkutan

c. Ketepatan penerapan metode penelitian/analisis

d. Kesahihan data yang digunakan

e. Kelayakan desain dan/atau teknologi dan/atau proses produksi

yang digunakan.

6. Pengambilan Keputusan

Komisi Penilai AMDAL memberikan rekomendasi atas hasil

penelitian analisis dampak lingkungan hidup, rencana pengelolaan

lingkungan hidup, dan rencana pemantauan lingkungan hidup kepada

Gubernur untuk proses pengambilan keputusan. Pejabat yang berwenang

menerbitkan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan wajib menolak

permohonan izin melakukan usaha dan/atau kegiatan yang bersangkutan

apabila Gubernur memberikan keputusan menerima dan /atau menolak

AMDAL rencana kegiatan.

2.3. Sistematika AMDAL Khusus

Dokumen ANDAL, RKL dan RPL yang dihasilkan dari studi ANDAL harus

didasarkan pada dokumen Kerangka Acuan. Prinsip konservasi lingkungan

harus diakomodasi dengan baik dalam kajian AMDAL. Dokumen-dokumen

ini harus dilengkapi dengan suatu ringkasan yang disusun dengan bahasa

yang sederhana, non teknis, dan mudah dipahami oleh semua kalangan

pembaca dan pengguna dokumen ini. Ringkasan ini tidak saja ditujukan

untuk dibaca oleh para eksekutif tetapi sedapat mungkin dapat dipahami

oleh masyarakat luas.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 17

Dokumen ANDAL secara mendasar harus mencakup hal-hal sebagai

berikut :

1. Maksud dan tujuan dilaksanakannya rencana usaha dan/atau

kegiatan pembangunan bandara udara di Kabupaten Nias Selatan

2. Uraian tentang kesesuaian kegiatan pembangunan bandara udara di

Kabupaten Nias Selatan dengan tata ruang, kebijakan pembangunan

dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3. Deskripsi kegiatan pembangunan bandara udara di Kabupaten Nias

Selatan yang memungkinkan untuk mencapai maksud dan tujuan yang

telah ditetapkan, termasuk rencana usaha dan/atau kegiatan yang

diusulkan.

4. Kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi

5. Kajian dampak lingkungan akibat kegiatan pembangunan bandara

udara di Kabupaten Nias Selatan

6. Arahan pengelolaan dan pemantau lingkungan.

Dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan Hiup, secara mendasar

harus mencakup upaya-upaya dan rencana–rencana untuk

menghindarkan dampak, mengurangi dampak (mitigasi), mengelola,

serta mengendalikan dampak yang mungkin terjadi. Dokumen RKL ini

secara umum harus memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Komponen atau parameter lingkungan hidup yang diprakirakan

mengalami perubahan mendasar menurut hasil analisis dampak

lingkungan hidup.

2. Sumber dampak

3. Tolok ukur dampak untuk mengukur perubahan komponen lingkungan

hidup

4. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan tolok ukur kinerja

pengelolaan lingkungan hidup

5. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan hidup

6. Lokasi pengelolaan lingkungan hidup

7. Institusi yang bertanggung jawab dalam pengelolaan lingkungan hidup

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 18

Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) secara mendasar

harus mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Komponen atau parameter lingkungan hidup yang dipantau

2. Sumber dampak

3. Tujuan pemantau lingkungan hidup

4. Metode pemantau lingkungan hidup

5. Jangka waktu dan frekwensi pemantauan

6. Lokasi pemantau lingkungan hidup

7. Institusi yang bertanggung jawab dalam pemantau lingkungan hidup

Penggunaan sumber-sumber data dan informasi yang sahih di

dalam dokumen ANDAL, RKL dan RPL, baik dari penelitian langsung (data

primer) ataupun data sekunder, literatur, penelitian lain, atau hasil

konsultasi dengan instansi terkait dan dengan masyarakat harus

dilakukan sesuai dengan kaidah penulisan referensi yang benar.

Ketika penilaian (judgment) atau pendapat para ahli digunakan,

hal tersebut harus disebutkan secara jelas sebagai suatu hasil penilaian

ahli. Dasar penilaian atau pendapat para ahli tersebut harus

dikemukakan alasan atau dasar pembenarannya. Keahlian yang membuat

penilaian atau pendapat tersebut, termasuk kualifikasi dan

pengalamannya, harus disampaikan pula. Jika ulasan terhadap suatu isu

dampak memerlukan penelitian dan perhitungan yang bersifat teknis

(misalnya untuk emisi debu dan gas buang, erosi, pengelolaan limbah

cair atau drainase), hal ini diharuskan melaui pertimbangan profesional

untuk memferifikasi kesimpulan dan rekomendasi yang diberikan.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 19

III. ISU-ISU UTAMA

3.1. Pentingnya Pelaksanaan Rencana Kegitan

Nias Selatan sebelumnya adalah bagian Kabupaten Nias. Status

otonom diperoleh pada 25 Februari 2003. Kabupaten ini terdiri dari 104

gugusan pulau besar dan kecil. Letak pulau-pulau itu memanjang sejajar

Pulau Sumatera. Panjang pulau-pulau itu lebih kurang 60 kilometer,

lebar 40 kilometer. Kabupaten Nias Selatan dibentuk dalam UU Nomor 9

Tahun 2003 oleh Presiden Republik Indonesia. Teluk Dalam adalah ibu

kota Kabupaten Nias Selatan. Pusat kegiatan pemerintah daerah

setempat termasuk kegiatan ekonomi dan perdagangan serta pendidikan

masyarakat setempat.

Di bidang parawisata, potensi wisata Kabupaten terletak pada

jalur yang disebut Segitiga Emas Industri Parawisata Nias Selatan, yakni

Kecamatan Lolowa’u-Gomo-Pulau-pulau Batu, porosnya adalah Omo

hada, rumah tradisional di Desa Bawomataluo, Kecamatan Teluk Dalam.

Berada di Desa Bawomataluo seakan terlempar ke masa silam.

Deretan rumah tradisional terbuat dari kayu dengan arsitektur khas Nias

itu dihuni sebagai mana layaknya kompleks perumahan. Ukiran batu

megalitik menghias di beberapa tempat. Diperkampungan itu bisa juga

disaksikan tradisi hombo batu atau lompat batu.

Kabupaten Nias Selatan memiliki potensi sumberdaya alam yang

sampai saat ini belum dikembangkan secara optimal. Keterbatasan

sarana dan prasarana transportasi yang ada dengan hanya mengandalkan

angkutan darat dan laut salah merupakan satu kendala pengembangan

pembangunan wilayah di Kabupaten Nias Selatan. Salah satu alternatif

untuk mengatasi keterisolasinya Nias Selatan dan untuk mempercepat

perkembangan perekoniman Nias Selatan dengan Pembangunan Bandara

Udara di Nias Selatan.

Untuk persiapan pembangunan Badar Udara di Nias Selatan, telah

dususun Studi Rencana Induk Pembangunan Bandara di Kabupaten Nias

Selatan. Studi rencana induk ini sebagai kajian awal untuk mewujutkan

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 20

suatu Bandara Udara yang ideal dengan fasilitas sesuai dengan ketentuan

yang diisyaratkan, dan memberikan hasil studi dan produk perencanaan

yang sesuai.

Tujuan dari Pembangunan Bandara Udara di Kabupaten Nias

Selatan ini adalah agar dapat dicapai pelayanan Bandara Udara yang

cepat, aman, nyaman, efektif, effisien dan optimal baik terhadap

keselamatan operasi penerbangan, penumpang maupun pengguna jasa

Bandara Udara lainnya. Sebagai efek positif keberadaan badara udara ini

akan semakin terbukanya Nias Selatan terhadap daerah luar dan semakin

meningkatnya perekonomian daerah yang pada akhirnya akan

meningkatkan kesejahteran masyarakat.

Secara spesifik, pembangunan Bandara Udara di Nias Selatan akan

memberikan dampak positif berupa:

Peningkatan ekonomi masyarakat akibat ganti rugi konversi lahan.

1. Penyerapan tenaga kerja

2. Penambahan penduduk terutama di jalan menuju Bandara Udara

3. Membuka lapangan usaha bagi masyarakat setempat

4. Kelancaran pergerakan (movement)

5. Meningkatkan perekonomian lokal dan regional

6. Menumbuhkan mata pencaharian bagi masyarakat

7. Meningkatkan kunjungan wisatawan sebagai akibat terbukanya arus

transportasi udara.

8. Memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk masuk dan keluar ke

Teluk Dalam

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 21

3.2. Kajian Terhadap Dampak Kegiatan

Kajian isu-isu lingkungan baik tahap prakontruksi, kontruksi dan

pascakontruksi dapat dikelompokkan berupa:

3.2.1. Isu Lingkungan

1. Kaji dan evaluasi dampak kebisingan terhadap manusia pada tahap

kontruksi dan operasi bandara udara.

2. Kaji dan evaluasi dampak perubahan pola drainase khususnya

limpasan permukaan akibat pembangunan bandara udara yang

berpotensi menyebabkan genangan.

3. Kaji kestabilan lereng dan potensi erosi serta longsoran pada bandara

udara ketika tahap konstruksi dan operasi akibat kegiatan gali dan

timbun (cut and fill). Sarankan cara-cara penanganan untuk menjaga

kestabilan lereng tersebut. Kaji potensi sedimentasi akibat longsoran

dan erosi yang mungkin dari kegiatan tersebut terhadap sungai dan

laut.

4. Kaji dan evaluasi perubahan bentang alam akibat pembangunan

bandara udara.

5. Kaji dampak perubahan kualitas udara pada tahap konstruksi dan

operasi.

6. Lakukan studi tentang keragaman flora dan fauna disepanjang lokasi

Bandara Udara, sungai dan perairan laut, apakah memiliki flora dan

fauna endemik, demikian juga jalur jelajah satwa. Jika ada yang

endemik dan atau jalur jelajah satwa terganggu, antisipasi masalah

tersebut dan sarankan langkah-langkah pengelolaan terhadap flora

dan fauna endemik tersebut.

7. Kaji dampak lingkungan dari pembangunan Bandara terhadap daerah

aliran sungai (DAS) Sungai Silabo: kualitas air sungai, debit air sungai,

daerah resapan air, dan erosi.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 22

3.2.2. Penggunaan Material Konstruksi Jalan

Kajian estimasi volume bahan dan material galian untuk

kebutuhan pembangunan yang diambil untuk seluruh rencana kegiatan.

1. Kaji alternatif sumber penyediaan bahan baku untuk pembangunan

bandara udara dan bahan material lainnya yang akan digunakan

selama pelaksanaan pembangunan. Sarankan agar penggunaan

material konstruksi tidak diambil dari sungai dekat lokasi bandara

udara (sungai Silabo), tidak diambil secara terkonsentrasi di satu

lokasi/titik, tetapi pada beberapa beberapa tempat/sungai sehingga

kerusakan dapat diminimalkan. Sarankan pula langkah-langkah

rehabilitasi setelah material diambil dari lokasi tersebut.

2. Kaji jalur transportasi dan pengaruh mobilisasi alat berat dan

pengangkutan material terhadap kondisi jalan eksisting sehingga

dapat disarankan langkah-langkah pengelolaan terhadap jalan yang

ada.

3. Sarankan berbagai alternatif pengelolaan lahan bekas Bahan galian C

(lubang-lubang bekas galian) yang tepat guna dan dapat memberikan

nilai tambah dalam rangka rehabilitasi dan perbaikan bentang lahan.

Sejalan dengan hal ini, pemrakarsa diarahkan dalam pengelolaannya

untuk menggunakan suplier Bahan Galian C yang telah memenuhi

syarat izin dan memiliki UKL dan UPL.

3.2.3. Tata ruang, fungsi lahan, dan pengembangan wilayah

1. Kaji dan uraikan keterkaitan antara pembangunan bandara udara

dengan kegiatan ekonomi, seperti: pengembangan parawisata,

prikanan, perkebunan, peternakan, pertambangan, dan lain-lain.

2. Kaji dan analisa keterkaitan antara kegiatan pembangunan Bandara

Udara dengan rencana pengembangan pusat-pusat pertumbuhan

ekonomi sesuai dengan RT RW Kabupaten Nias Selatan.

3. Kaji potensi-potensi desa yang akan terkena dampak (antara lain

tanaman dari kebun masyarakat dan perladangan akibat pembebasan

lahan untuk pembangunan Bandara Udara). Lakukan valuasi ekonomi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 23

sehingga dapat memprediksi kerugian dan keuntungan masyarakat

akibat kegiatan pembebasan lahan tersebut.

4. Kaji dan konfirmasi (dengan instansi terkait) status kepemilikan lahan

proyek yang direncanakan dari sisi kepemilikan masyarakat ataupun

dari sisi kepemilikan tanah adat terkait dengan tata guna lahan yang

berlaku.

5. Kaji pengaturan pemukiman sepanjang jalan baru menuju bandara

udara dengan menerapkan pentaatan DMJ dan sempadan bangunan

agar tidak ada potensi kecelakaan dan masalah klaim dimasa

mendatang .

3.2.4. Sosial Ekonomi Budaya

1. Kaji persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan pembangunan

Bandara Udara mencakup keinginan masyarakat terhadap bandara

udara, partisipasi masyarakat terhadap pengadaan lahan, dan potensi

masalah yang mungkin timbul.

2. Kaji aspek sosial budaya dan adat istiadat lokal dalam menyelesaikan

permasalahan–permasalahan yang mungkin timbul akibat rencana

kegiatan dan konsekuensi pembebasan rumah dan lahan.

3. Kaji potensi perubahan tingkah laku masyarakat dan adat istiadat

akibat kehadiran bandara udara, sehingga dapat menimbulkan

gangguan kamtibmas dan penurunan nilai-nilai budaya. Sarankan

upaya-upaya penanganannya.

4. Kaji dan evaluasi dampak pembangunan Bandara Udara terhadap

kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi penduduk disekitar

proyek baik pada tahap konstruksi maupun pada tahap operasi.

5. Lakukan inventarisasi potensi penggunaan tenaga kerja dan sarankan

agar mengutamakan tenaga lokal untuk kegiatan pembangunan

bandara udara sesuai dengan keahlian yang tersedia dan diperlukan

sehingga tidak ada kesenjangan antara pendatang dan penduduk

lokal.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 24

6. Kaji dan uraikan peluang dan penggunaan tenaga kerja lokal yang

mungkin terpakai sesuai dengan keahlian yang diperlukan selama

pekerjaan pembangunan Bandara Udara untuk mengurangi gejolak/

kecemburuan sosial, dan pengaruhnya terhadap kehidupan sosial

ekonomi setempat.

7. Kaji potensi kesenjangan sosial ekonomi dan budaya dari pekerja

pendatang dan pekerja setempat serta penduduk lokal. Rencanakan

upaya penanganan dampaknya.

3.2.5 Lain-lain

1. Mengkaji kemungkinan peningkatan dampak lain dari pembangunan

bandara udara disekitar bandara udara seperti pembangunan jalan

baru, pemukiman baru, peningkatan arus lalu lintas dan lainnya.

2. Mengkaji potensi kecelakaan akibat pembangunan dan pengoperasian

Bandara Udara.

3. Pengkajian arah angin dengan perencanaan lokasi dan desain bandara

udara.

4. Uraikan upaya-upaya untuk menjamin keselamatan dan kesehatan

pekerja.

3.2.6. Konsultasi Masyarakat

1. Lakukan konsultasi dengan pihak terkait seperti pemda/dinas-dinas di

lingkungan Kabupaten Nias selatan terutama instansi yang menangani

lingkungan (Bapedalda/Dinas Lingkungan), Bappeda (untuk

perencanaan pengembangan wilayah), BPN (untuk pengaturan alokasi

lahan dan potensi klaim lahan dari masyarakat), PU (untuk rencana

jaringan jalan dan penataan pemukiman), dan Dinas Perhubungan

(untuk pengendalian lalu lintas), Polri dan TNI, lembaga adat dan

lembaga agama (untuk masalah sosial) dan instansi lainnya.

2. Mengumumkan dan mensosialisasikan kegiatan pembangunan

bandara udara kepada masyarakat setempat khususnya penduduk

disekitar lokasi pembangunan melalui tatap muka, pengumuman di

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 25

kantor desa/kecamatan, di media masa lokal maupun radio lokal.

Tampung berbagai usulan masyarakat, kaji implikasi dan

pemecahannya.

3.3. Kajian terhadap Alternatif Rencana Kegiatan

3.3.1. Argumentasi Pentingnya Kegiatan

Uraikan alasan atau argumentasi pembangunan bandara udara di

Kabupaten Nias Selatan, kaitkan dengan berbagai asfek seperti: potensi

penumpang, pengembangan usaha sesuai potensi daerah, pengembangan

wilayah, kelancaran transportasi, peningkatan kunjungan wisatawan,

peningkatan ekonomi pedesaan, penyebaran penduduk, partisipasi

angkatan kerja, menurunkan tingkat pengangguran, peningkatan

pendapatan petani, peningkatan mobilisasi penduduk, peningkatan

pendidikan formal, peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat,

peningkatan kegiatan keagamaan dan lain-lain dan hubungkan dengan

keberadaan Bandara Udara Binaka di Gunung sitoli yang sudah ada dan

setelah bandara udara Binaka ditingkatkan dari kelas IV menjadi kelas III

demikian juga pengembangan pelabuhan laut Teluk Dalam dari kelas V

menjadi kelas IV serta pengembangan pelabuhan laut Gunungsitoli dari

klasifikasi IV menjadi kelas III.

3.3.2. Alternartif Jalan Darat

Kaji alternatif lain peningkatan transportasi ke Teluk Dalam (Nias

Selatan) misalnya dengan peningkatan jalan darat antara Teluk Dalam –

Gunung Sitoli (Bandara Udara Binaka), sehingga kenyamanan meningkat

dan waktu tempuh kurang dari dua jam. Bandingkan dengan mamfaat

dan besarnya investasi pembangunan bandara udara di Botohilitano.

Untuk alternatif pengangkutan barang dan orang, pertimbangkan pula

peningkatan dermaga laut Teluk Dalam dari kelas V menjadi kelas IV dan

rencana pembangunan penyeberangan dari Sibolga-Teluk Dalam.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 26

Gambar 4. Peta Lalulintas Darat Pulau Nias

3.3.3. Alasan Pemilihan Lokasi

Uraikan dan berikan alasan penggunaan lokasi-lokasi alternatif

bandara udara berdasarkan situasi nyata di lapangan di Kab. Nias

Selatan. Berikan alasan alasan dari berbagai lokasi alternatif sehingga

pilihan terbaik adalah di Desa Botohilitano.

3.3.4 Kajian Pembatalan Kegiatan

Kaji secara mendalam pilihan “do nothing” atau skenario jika

kegiatan pembangunan bandara udara tersebut tidak dilakukan di

Botohilitano dan atau tidak di Kabupaten Nias Selatan.

3.4. Batas Wilayah Studi

Pemrakarsa kegiatan pembangunan bandara udara di Kab. Nias

Selatan harus menetapkan batas-batas wilayah studi sebagaimana

lazimnya dilakukan di dalam suatu studi ANDAL untuk memastikan

pelaksanaan studi yan fokus dan tepat serta efektif.

Batas-batas studi kemudian digunakan untuk memilih titik-titik

sampel untuk keperluan pengambilan data primer dan sekunder guna

kebutuhan penelitian dan pengkajian serta prediksi dampak. Selain

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 27

mengacu kepada definisi batas-batas wilayah studi yang berlaku, setiap

penarikan garis batas pada peta dengan skala yang memadai harus

dilengkapi dengan alasan yang tepat dan rasional. Alasan serta

justifikasi tersebut harus juga dilakukan pada saat menentukkan titik-

titik sampel yang berada di dalam resultante batas wilayah studi yang

dimaksud.

Dalam menentukan batas-batas wilayah tersebut, pemrakarsa agar

mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

3.4.1. Batas Proyek

Batas proyek adalah seluruh luas lahan proyek untuk sisi udara

dan sisi darat sebuah Bandara Udara. Batas proyek difokuskan pada

lahan ±200 hektar, yang ditengah-tengahnya terdapat landasan

sepanjang 30 x 1400 m, dan prasarana bandara udara lainnya.

3.4.2. Batas ekologis

Batas ekologi meliputi cakupan daerah yang terkena dampak

ekologi dari pembangunan bandara udara. Batas-batas ekologis harus

dapat dijelaskan secara ilmiah mengapa garis batas tersebut dipilih.

Penentuan batas ekologis agar mempertimbangkan keberadaan badan air

(DAS) di sekitar lokasi Bandara yang terkena dampak ekologi.. Batas

ekologis juga agar mempertimbangkan arah angin dominan (yang

dianalisis melalui kajian wind rose) di sekitar lokasi kegiatan guna

memperkirakan daerah dampak kebisingan dan penyebaran emisi debu.

Selain itu, batas ekologis harus mempertimbangkan keberdaan/lokasi

proyek yang berbatasan dengan laut.

3.4.3. Batas administrasi

Batas administrasi agar difokuskan pada wilayah administrasi

kecamatan tempat proyek yaitu kecamatan Teluk Dalam walaupun

terbuka kesempatan untuk menarik batas yang lebih luas selama

penentuan tersebut dapat dijelaskan secara rasional. Penentuan batas

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 28

administrasi ini sedapat mungkin harus mengacu pada rencana tata ruang

Kabupaten Nias Selatan serta memperhitungkan kewenangan pengawasan

dari wilayah administrasi terhadap dampak yang mungkin timbul.

3.4.4. Batas Sosial

Batas sosial agar difokuskan pada Desa Botohilitano dan desa

Hilimaenamolo yang berada di lokasi proyek dan desa-desa lain di kec.

Teluk Dalam. Batas-batas atau tempat-tempat konsentrasi interaksi

sosial tersebut dapat saja dikembangkan jika terdapat informasi lain

yang lebih menentukan. Jelaskan pula mengapa batas-batas tersebut

dipilih. Pertimbangkan pula rencana-rencana pemukiman yang ada pada

rencana tata ruang Kabupaten Nias Selatan.

Penentuan keseluruhan batas studi merupakan delineasi wilayah

studi sebagai resultante dari batas-batas di atas. Penentuan resultante

ini agar dilakukan alasan dan justifikasi yang rasional bukan sekedar

menarik garis terluar dari keseluruhan batas-batas yang ada.

Penggambaran batas wilayah studi diharapkan menggunakan peta-peta

yang representatif, jelas, dan sesuai tema pembahasannya. Sebagai hasil

akhir penentuan batas wilayah studi, resultante tersebut kemudian

digunakan untuk menetapkan lokasi-lokasi atau titik-titik sampling

berdasarkan alasan-alasan yang kuat.

3.5. Kepakaran Yang dibutuhkan

Dalam studi ANDAL ini agar pemrakarsa dapat menunjukkan

pelaksana studi yang memiliki kompetensi dan keahlian yang sesuai

dengan bidang yang ditelitinya. Kepakaran Tim, minimal (dapat

dikembangkan sesuai kebutuhan), memiliki tenaga-tenaga ahli minimal

sebagai berikut:

1. Ahli transportasi Udara

2. Ahli antropologi sosial

3. Ahli Planologi

4. Ahli Geologi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 29

5. Ahli Biologi / lingkungan

6. Ahli lingkungan / fisik

7. Ahli Kesehatan

Ketua tim dipilih dari tenaga-tenaga ahli tersebut di atas dan harus

bersertifikat AMDAL penyusun.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 30

IV. PELAKSANA STUDI PELINGKUPAN

4.1. Pemrakarsa Kegiatan

Pemrakarsa kegiatan Pembangunan bandara Udara Nias Selatan

adalah BRR-Pemeliharaan Rehabilitasi Peningkatan Dan Pembangunan

Sarana dan Prasarana Transportasi Nias dan Pemerintah Kabupaten Nias

Selatan.

4.2. Penyusun Studi Pelingkupan

Ketua Tim: Ir.Eddy Utama, SmHk

Anggota Tim:

1. Drs.Waonasakhi Buulolo

2. Ir.Wirman Jambak

3 Salmonius Girsang,SE,MSi

4. Hamzah Lubis,SH,MSi

5. Dr. Imam Santoso

6. Widhi Handoyo, SKM, MT

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 31

DAFTAR REFERENSI

Adiwisastra, A, 1993, Keracunan Sumber Bahaya Serta

Penanggulangannya, Angkasa, Bandung.

Anonimus, 2000, Himpunan Peraturan di Bidang Pengendalian

Dampak Lingkungan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan,

Jakarta

Ansyary, F. 1976. Prinsip-prisip Masalah Pencemaran Lingkungan.

Penerbit Galia Indonesia, Jakarta

Askary, M. dan Wijayanti, L; Panduan Umum Valuasi Ekonomi Dampak

Lingkungan Untuk Penyusunan AMDAL, Pusat Pengembangan

Dan Penerapan AMDAL, BAPEDAL, Jakarta, 2001

Arceivela, S.J.; Waste Water Treatment And Disposal : Engineering

And Ecology In Pullution Control, Mareel Dekker, New York, 1981

Arifin, Syamsul, H., 2000, Penegakan Hukum Lingkungan Menuju

Pembangunan Berkelanjuatan Yang Berwawasan Lingkungan,

USU, Medan

Azwar, A. 1979. Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Penerbit

Mutiara Sumber Widya. Jakarta

---------, 1998, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian Fasilitas

Parkir, Direktorat Jenderal Perhubungan Darat dan Direktorat

Bina Sistem Lalu – Lintas dan Angkutan Kota.

---------, 1996, Pedoman Perencanaan dan Pengoperasian fasilitas

Parkir, Direktorat Bina Sistem Lalu – Lintas dan Angkutan Kota,

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, Jakarta.

--------, 1997, Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) Direktorat

Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta.

Baratz, B, 1984. Environmental Guidelines Office Of Environmental

Affair The Wort Bank. Washington DC.

Brower. J., J. ZAR, C.V. ENDE, 1990. Field and Laboratory Methods for

General Ecology. 3 rd edition. Wm. C. Brown Publisher, USA.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 32

Canter, L.W.; Environmental Impact Assessment, Mc Graw Hill Book

Company, New York, 1996

Chang, William, OFM Cap, Dr, 2001, Moral Lingkungan Hidup, Penerbit

Kanisius, Yogyakarta.

Davis, Mac Kenzie L, And Cornwell, David A.; Introduction To

Environmental Engineering, Second Edition, Mc Graw-Hill Int.

Editions, New York, 1991

Doby, Alan, 1984, Conservation and Planning, Hutchinson, London

Environmental Resources Limited, 1984, Prediction in Environmental

Impact Assessment, A Summary Report of a Research Project to

Identity Methods of Prediction for Use in Environmental impact

Assessment

Fandeli. C, 1992. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip

Dasar Dan Pemapanannya. Penerbit Liberti, Cetakan Pertama,

Yogyakarta

Fardiaz, S.; Polusi Air Dan Udara, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1992

Hadari Nawawi, H, Prof. Dr, 1995, Metode Penelitian Bidang Sosial,

Gajah Mada University Press.

HD-WHO; Water Quality Surveys : A Guide For The Collection And

Interpretation Of Water Quality Data, UNESCO/WHO, UK, 1978

Horton, Paul B. and Hunt, Chester L. 1999, Sosiologi Jilid I dan II,

Erlangga, Jakarta

Institute of Transportation Engineering, 1994. Manual of

Transportation Engineering Studies, New Jersey

Irwan, Sohartono, 2000, Metode Penelitian Sosial : Suatu Teknik

Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu lainnya,

Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Kinzelbach, W,; Development In Water Sciences, Groundwater

Modelling, An Introduction With Sample Programs In Basic,

Vol. 25, Elsevier, Amsterdam, 1986

Keating, Michael, 1996, Bumi Lestari Menuju Abad 21, Agenda 21 dan

Hasil KTT Bumi, KONPHALINDO, Jakarta

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 33

Liliawati Muljono, Euginia, 1997, Peraturan Perundang-undangan

tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan

Keluarga Sejahtera, Harvarindo, Jakarta.

Longres, John F, 1990 Human Behavior in the Social Environment, F.E

Peacock Publisher, Inc. Itaca, Illionis.

Maryono, Agus, Ir, Dr-Ing, 2002, Eko-Hidraulik, Pembangunan Sungai,

Program Magister Sitem Teknik, Fakultas Teknik Universitas

Gadjah Mada, Yogyakarta.

McGuiness, William J, Benyamin Stein, John S Reynolds, 1981,

Mechanical and Electrical Equipment for Building, John Wiley

and Sons Inc. Singapura.

McKinnon, J., Karen Philips, And Bas van Balen; Burung-Burung Di

Suamtera, Jawa, Bali, Dan Kalimantan, Puslitbang Biologi LIPI

Dan Bird Life International, Bogor, 1992

Mitchell, Bruce, B. Setiawan, Dwita Hadi Rahmi, 2000, Pengelolaan

Sumber Daya dan Lingkungan, Gadjah Mada University press,

Yogyakarta

Nazaruddin, Ir., 1996, Penghijauan Kota, Penerbit Swadaya, Jakarta,

1996

Odum, H.T.; Ekologi Sistem : Suatu Pengantar, Gajah Mada University

Press, Yogyakarta, 1992

Odum, Eugene P, Dasar-dasar Ekologi, gadjah Mada University Press,

Yogyakarta

O’Flaherty, CA, 1986 Highways, Third Edition, Traffiic Pla

Patt,et al, 1999, Narumaher Gewaesserrausbau, Springer Verlag,

Berlin.

Peavy, H.E. et.al; Environmental Engineering, Mc Graw Hill Book Co.,

New York, 1988

Putra, Eddy, RS, SH, CN dan Kawan-kawan, 2003 Informasi Produk

Peraturan Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah

Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah, Departemen Pemukiman

dan Prasarana Wilayah, Jakarta.

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 34

Ruslan H. Prawiro. 1998. Ekologi Lingkungan dan Pencemaran. Penerbit

Satya Wacana. Semarang.

Salim, E. 1979. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Penerbit Mutiara

Sumber Mulia. Jakarta

Silalahi, Bennet NB, Dr, MA, Rumondang B. Silalahi MPH, 1985,

Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja, PT. Puistaka

Binaman Pressindo, Jakarta

Splizt, K.And Moreno, J.; A Practical Guide To Groundwater And

Solute Transport Modelling, John Wiley & Sons, New York, 1996

Sugiharto, 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah. Penerbit UI

Press. Cetakan Pertama. Jakarta

Sukanto. R, 1992. Ekonomi Lingkungan . Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta

Sumarsono, H Dkk, 1986. Pengantar Ekologi, Penerbit CV. Rajawali.

Jakarta

Supardi, Imam. Dr. Prof, 1994, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya,

Penerbit Alumni, Bandung.

Suparmoko. M..; Buku Pedoman Penilaian Ekonomi Sumber Daya Alam

Dan Lingkungan, BPFE Yogyakarta, Ed.1, 2002

Surna T. Djajadiningrat, Harry Harsono Amir; Penilaian Secara Cepat

Sumber-sumber Pencemaran Air, Tanah, dan Udara, Gajah

Mada University Press, Yogyakarta, 1990

Surahmad, Winarno, 1979, Dasar dan Teknik Riset : Pengantar

Metodologi Ilmiah, Tarsito, Bandung.

Suratmo, G, 1991. Analisi Mengenai dampak Lingkungan. Gajah Mada

University Press. Yogyakarta.

Suryabrata, Sumadi, BA, 1997, Metodologi Penelitian, PT. Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Tarmin, Ofyar Z. 1997 Perencanaan Dan Pemodelan Transportasi.

Penerbit ITB, Bandung

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 35

Tarmin, Opyar Z. & Nahdalina, September 1998. Analisis Dampak

Lalulintas. Journal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol. 9 No. 3

(3) : 22 – 38

Tanjung, Djalal Shalihuddin, Dr., 1998, Dasar-dasar Ekologi, Kursus

Dasar-dasar Analisa Mengenai dampak Lingkungan (AMDAL

Type A), Bapedal dan Pusat Penelitian Lingkungan Hidup

University Gadjah Mada Yogyakarta.

Tjokrokusumo, KRT, Ir., 1995. Pengantar Injiniring Lingkungan.

Sekolah Tinggi Teknik Lingkungan Yayasan Lingkungan Hidup.

Yogyakarta

Tresna Sastrawidjaya, A. 1991. Pencemaran Lingkungan. Penerbit

Rineka Cipt. Jakarta.

United Nations; Assessment Of The Environmental Impact Of Port

Development, New York, 1992

Wells, GR, 1993, Rekayasa Lalu Lintas, Penerbit Bahratara, Jakarta

Widyatmoko Dr.rer.nat. H, Dra. MM. Sintorini Moerdjoko, M. Kes., 2002,

Menghindari, Mengolah, dan Menyingkirkan Sampah, Abdi

Tandur, Jakarta

Wisnu Arya Wardhana, 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan.

Penerbit Andi Ofsett Jakarta.

Yu J.C. 1982. Transportation Engineering : Introduction to Planning,

Design and Operations. Elsevier North Holland Inc. New York

Zetter, Roger, 1982, Conservation of Building in Developing Countries,

Oxford Polytechnic

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 36

LAMPIRAN

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 37

Lampiran 1.

Deskripsi Rencana Kegiatan

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 38

Lampiran 2.

Foto Dokumentasi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 65

Lokasi bandar udara

Tim dan BRR di Lokasi

Topokrafi tanah berbukit

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 66

Jalan tanah menuju lokasi

Pohon mangga di lokasi

Pohon kelapa di lokasi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 67

Pohon pisang di lokasi

Lapangan bola kaki di lokasi

Rumah penduduk di sekitar lokasi

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 68

Sekolah terbuka

Pabrik batubata yang tutup

Sunset di Pantai Sorake

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 69

Lampiran 3.

Surat Perintah Tugas (SPT) Tim Teknis AMDAL Khusus

KA ANDAL Bandara Udara Nias Selatan 70