111. BAHAN DAN METODE - Repository -- Universitas Riau
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of 111. BAHAN DAN METODE - Repository -- Universitas Riau
111. BAHAN DAN METODE
3.1. Tempat dan Waktu
Penelitian ini telah dilaksanakan di kebun percobaan F?kultas Pertanian
Universitas Riau, Kampuc Bina Widya km 12.5 Kelurahan Simpang Baru,
Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Lokasi penelitian berada pada ketinggian 10 m di
atas permukaan laut dengan jenis tanah mineral inceptisol. Penelitian ini dilaksanakan
selama 4 buJan, dimulai dar< bulan Januari 2007 sampai bulan April 2007.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan-bahan yang dit»unakan pada penelitian ini adalah bibit kelapa sawit
varietas Tenera hasil persilangan Dura x Psifera yang berasal dar Balai Penelitian
kelapa sawit Marihat Sunuttera Utara yaug berumur 3 bulan. Urine sapi, Pupak
majemuk NPK (15: 15; 15) top soil inceptisol (0 - 20 cm dari permukaan tanah),
Pupuk kandang, insektisida Sevin 35 EC, Dithane M 45 dan polybag ukuran 30 x 40
cm dengan ketebalan 0.20 mm.
Peralatan yang digunakan antara lain cangkul, parang, ayakan 25 mess, gcmbor,
garu, gelas piala, pH meter, meteran, timbangan, handsprayer, oven, polynet, sarung
tangan, kayu berbagai ukuran, paku, palu, tali rafia, gunting dan alat-alat tubs.
J3
33. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak L^ngkap (RAL) faklorial
4 x 3 . Faktor pertama adalah pemberian berbagai konsentrasi urine sapi yang terdiri
dari 4 taraf yaitu:
Uo = Urine sapi konsentrasi 0%
Ui = Urine sapi konsentrasi 10%
U2 = Urine sapi konsentrasi 20%
U 3 = Urine sapi konsentrasi 30%
Faktor kedua adalah pemberian pupuk majcmuk NPK yang terdir' dari 3 taraf
yaitu:
Po = Tanpa pemberian pupuk NPK
P- = Pemberian 5 g NPK/polybag
P2 = Pemberian 10 g NPK/polybag
Percobaan ini terdapat 12 macam kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan,
sehingga jumlah petak percc baan adalah 36. N4asing-inasing petak terdiri dari 3 bibit,
sehingga terdapat 108 bibit. Adapun kombinasi perlakuan tersebut adalah :
UoPo=PeriakuanO
UoP] = Konsentrasi urine sapi 0 dan pemberian 5 g NPK/polybag
U0P2 = Konsentrasi urine sapi 0 dan pemberian 10 g NPK/polybag
UjPo = Konsentrasi urine sapi 10% dan tanpa pemberian pupuk NPi<
UiPi = Konsentrasi urine sapi 10% dan pemberian 5 g NPK/polybag
U1P2 = Konsentrasi urine sapi 10% dan pemberian 10 g NPK/polybag
14
UiPo = Konsentrasi urine sapi 20% dan tanpa pemberian pupuk NPK
U2P1 = Konsentrasi urine sapi 20% dan pemberian 5 g NPK/polybag
U2P2 = Konsentrasi ur.ne sapi 20% dan pemberian K) g NPK/polybag
U P̂o = Konsentrasi urine sapi 30% dan tanpa pemlierian pupurc NPK
U3P1 = Konsentrasi unne sapi 30% dan pemberian 5 g NPK/polyPag
U.iP2 = Konsentrasi urine sapi 30% dan pemberian 10 g NPK. polybag
Penempatan kombinasi perlakuan diacak dalam unit percobaan. Penempatan
kombinasi periakuan dapat dilihat pada lampfran 2.
Data yang dipcroleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan analysis of
varians (ANOVA) dengan model aditif sebagai berikut:
Yijk = + ai + pj + (ap) ij + sijk
Yijk = Hasil pengamatan pada faktor U pada taraf ke-i dan fakior P pada
taraf ke-j dengan ulangan ke-k
(ap)ij = Efek interaksi berbagai konsentrasi urine sapi pada taraf ke-i dan
dosis pupuk NPK pada taraf ke-j
^ = Nilai tengah umum
ai = Efek konsentrasi urine sapi pada taraf ke-i
Pj = Efek dosis pupuk NPK pada taraf ke-j
sijk = Efek eksperimen dari error faktor U pada taraf i dan faktor P pada
taraf ke-j
15
Data dianalisis secara ANOVA (Analysis of Varians) dan jika F hitung !ebih
besar dari F tabel maka dilar.jutkan dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BIMJ) pada
taraf 5%.
3.4. Pelaksanaan Peneliti&n
1. Persiapan Lokasi Penelitian
Ix)kasi penelitian diteinpat yang terbuka dan bertopografi datar, tidak tergenang
air. Lokasi penelitian dibersihkan dari rerumputan, semak dan pepohonan serta sisa-
sisa tanaman, kemudian diratakan sehingga polybag dapat disusun dengan rapi dan
datar. Kemudian membuat pa^r yang bertujuan untuk mencegaii adanya hama
pengganggu. Plot-plot penyangga disusun dari kayu berukuran I x 1 m dengan jarak
yang telah ditentukan seperti pada lampiran 2.
2. Persiapan Bibit
Jumlah bibit yang digunakan dalam penelitian ini scbanyak 108 bibit dan
beberapa bibit cadangan hasil persilangan D x P (varietas Tenera) yang berumur 3
bulan dipembibitan awal Nursery). Bibit yang digunakan telah diseleksi dari
bibit yang tersedia. Dalam pemilihan bibit yang perlu diperhatikan, bibit tersebut
harus memiliki pertumbuhan yarig baik, homogen dan bebas dari serangan hama dan
psnyakit.
3. Persiapan Media Tumbuh
Bibit yang telah ada dipindahkan dari pembibitan awal ke pembibitan utama.
Sebelum bibit ditanam, terlebih dahulu polybag diisi dengan tanah topsoil yang
16
berukuran 10 kg, kemudian disiram air sampai jenuh. Lobang tempat penanaman
dibuat sama dengan diameter dan tinggi polybag pembibitan awal dan letaknya persis
ditengah polybag besar. Ivlediiun tanah yang digunakan adalah lapisan atas tanah
(topsoil) inceptisol yang c.iambil dari lahan sekitar Kebun Percobaan Fakultas
Pertanian Universitas Riau dengan mencangkul sampai kedalaman t 20 cm. Tanah
dikuringanginkun terlebih dahulu kemudian diayak dengan menggunakan ayakan 2.'*
mess. Kemudian tanah dicampur dengan pupuk kandang. Pupuk kandang yang
digunakan berasal dari kotoi an ayam.
4. Penanaman
Bibit dari pembibitan awal yang telah disiapkan dipindahkan ke dalam polybag
dengan cara polybag dirobck secara perlahiai ?gar gumpalan tanali tidak pccah dan
tidak melukai akar, kemudian bibit dimasukkan ke dalam lubang yang telah
dipcrsiapkan sebelumnya. Bibit dimasukkan ke dalam lubang tegak lurus dan tanah
dipadatkan dengan permukaan ± 1 cm di atas tanah bekas pembibitan awal.
Penanaman dilakukan dengan hati-hati agar tidak terjadi kerusakan pada bibit.
Setelah bibit selesai dimasukkan ke dalam lubang selanjutnya lubang tersebut ditutup
kembali sehingga permukaan tanah pada polybag kembali rata.
5. Pemasangan Label dnn Ajir
Setelah bibit ditanam dipolybag besar, dipasang label sesuai menurut denah
masing-masing plot dan kemudian dipasang ajir pada tiap-tiap bibit untuk kestabilan
pengukuran tinggi tanaman setinggi 5 cm.
n
6. Pemberian Perlakuan
a. Pemberian Perlakuan Urine Sapi
Urine sapi yang diberikan terdiri dari 4 konsentrasi yaitu konsrntrasi 0,
konsentrasi 10%, konsentrasi 20% dan konsentrasi 30%. Pembuatan konsentrasi urine
sapi ini yaitu dengan memasukkan urine sapi sebanyak 10 i r j , 20 ml, d̂ m 30 ml ke
dalam 3 buah gelas piala dan dicukupkan voUimenya masing-masing menjadi 100 ml
dengan menambahkan aquades. Sedangkan untuk perlakuan urine sapi 0% dipakai
aquades saja.
Urine sapi yang telah dilanxtkan dengan aquades dimasukkan kc dalam gelas
piala sesuai dengan masing-masing perlakuan. Kemudian diaduk sampai menjadi
larutan yang homogen. Peniberian urin'i sapi ini selanjutnya dilakukan dengan cara
menyemprotkannya langsung ke bibit, Pemberian perlakuan urine sapi ini dilakukan
sebanyak 16 kali dengan int'^rval pemberian 1 minggu sekali selama 4 bulan.
Agar pelaksanaan pemberian periakuan urine sapi ini efektif, maka sumber
urine yang diberikan adalah sama. Pada saat penyemprotan urine sapi, diiuti'p dengan
sungkiip plastik guna menghindari tanaman terpengaruh oleh penyemprotan pada
periakuan yang lain. Penyemprotan dilakukan pada sore hari pukul 17.00 WIB
sampai 18.00 WIB.
b. Pemberian Pupuk NPK
Pemupukan terdiri atas beberapa dosis yaitu tanpa perlakuan, pemberian 5 g
NPK/polybag dan 10 g NPK/polybag. Pemupukan diberikan lecara melingkai
disekitar batang tanaman dengan jarak kira-kira 10 cm dari pangkal batang. Setelah
18
itu ditutupi dengan tanah. SeJang waktu pemberian konsentrasi urine sapi dan
pemupukan NPK tertera paoa lampiran 1.
7. Pemelibaraan.
a. Fenyiranian
Penyiraman dilakukan dengan menggunakan gembor agar merata yang
dilakukan setiap hari, pagi dan sore. Bila hari hujan maka penyiraman tidak perlu
dilakukan dimana curah hujon diperkirakan > 8 mm.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan sesuai dengan keadaan gulma yang tumbuh, dilakukan
didalam dan diluar polybag dengan tujuan membersihkan area! percobaan secara
manual yaitu dengan mencabut langsung gulma yang tumbuh dan menggunakan
cangkul.
c. Penggemburan
Penggemburan tanah dapat dilakukan dengan cara mencongkel tanah pada
permukaan polybag namun ddak terlalu dalam agar tioak melukai perakaran bibit
Penggemburan dilakukan nntuk menghindari pemadatan medium tumbuh akibat
penyiraman sehingga aerase dan drainase pada medium tidak terganggu
d. Pemutaran Arah Polybag
Pemutaran arah polybag dilakukan seminggu sekali yang bertujuan untuk
memperbaiki kedudukan p<)lybag dan untuk menyeimbangkan penerimaan cahaya
pada bibit. Pemutaran arah polybag dilakukan dengan cara memutar polybag sebesur
90"-180^
19
e. Pengendaliaa Hama Uan Penyakit
Untuk mengatasi serangan hama dan penyakit dilakukan penyemprotar. dengan
menggunakan insektisida Sevin 35 EC dengan dosis 30 ml/10 liter air. Sedangkan
untuk pengendalian penyakit digunakan fungisida Dithane M-45 dengan dosis yang t,
sama 30 ml/10 liter air. Penyemprotan dilakukan dengan intei"val 2 minggu sekali
dengan menggunakan handsprayer. Sclain secara kimiawi pengendalian iiama juga
dilakukan secara manual y;ntu dengan cara menangkap dan mcmbunuh hama yang
tampak menyerang bibit.
3.5 Pengamatan
Pengamatan dilakukar pada setiap perlakuan. Untuk pengamatan faktor-faktor
pertumbuhan semua tanam;'n diamati dan diambil angka lata-rata tiap plot. Data
teraidiir hasil pengamatan untuk masing-masing parameter dianalisis dan dilanjutkan
dengan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf nyata 5%. Parameter yang
diamati dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pertambaban Tinggi Sibit (cm)
Sebelum bibit ditanam pada polybag besar terlebih dahulu diukur tingginya
unutk mendapatkan tinggi awal. Untuk menghindari kesalahan rsngtVuran setiap
bibit diberi patok/ajir yang diberi tanda 5 cm dari atas permukaan tanah. Pengukuran
tinggi tanaman diukur dari pangkal batang pada permukaan tanah tegak lurus sampai
ujxmg pelepah daun termuda dan yang telah membuka sempuma. Daun ditcgakkan
dan diukur dengan meteran. Untuk kestabilan pengukuran dilakukan mulai dari atas
20
ajir. Selisih pengukuran dat\ tinggi akhir pengamatan dengan tinggi awal merupakan
data pertambahan tinggi bib^t (cm),
b. Pertambahan Jumlah Pelepah Daun (helai)
Sebelum bibit dipindihkan ke pembibitan utama terlebih dahulu dilakukan
penghitungan jumlah pelep;ih daun untuk mendapatkan jumlah pelepah daun ;nval.
Jumlah pelepah daim dihiti.ng, pelepah daun yang telah membuki sempurna mulai
yang termuda sampai yang paling tua. Selisih pengamatan data jurilah j>eiepali daun
akhir dan awal merupakan data pertambahan jumlah pelepah daun (helai)
c. Pertambahan Diameter Bonggol (cm)
Diameter bonggol diukur pada pangkal batang kira-kira 1 cm dari permukaan
tatiah dengan menggunakan jangka sorong dengan dua arah yang saling tegak larus
kemudian hasilnya dirata-ratakan, Setiap pengukuran diberi tanda padn bagian
bonggol yang diukur agar tidak terjadi kesalahan pengukuran Selisih pengukuran
data diameter bonggol akhir dan awal merupakan data pertambahan diameter bonggol
(cm).
Volume Akar (ml)
Volume akar bibit di>entukan dengan cara memasukkan akar bibit ke dalam
volimie air yang telah ditentukan dalam gelas piala. Bibit akar yang telah dibersihkan
kemudian dimasukkan ke dalam volume air tersebut. Bertambahnya volume air di
gelas piala dapat menjadi ukuran volume akar Parameter ini dilakukan nada akhir
penelitian.
21
e. Berat Kering Bibit (g)
Bagian-bagian tanaman dipotong-potong dan dimasukkan ke dalam amplop dan
dio\enkan selama 48 jam dengan suhu 70 '̂ C. Setelah pengeringan, ditimbang
beratnya. Setelah itu dimasi.kkan kembali ke dalam oven selama 12 jam dengan suhu
yang sama, hal ini dilakuka i untuk mengetahui apakah berat keriiignya sudah stabil.
Penimbangan dilakukan dengan menggunakan limbangan analilil Pengamalan ini
dilakukan pada akhir penelitian.