Zat Aditif Makanan

14
Zat Aditif Makanan Zat aditif makanan telah digunakan selama berabad-abad untuk mempercantik tampil dan rasa makanan dan juga mengawetkan makanan selama beberapa waktu. T apakah zat aditif ini memberikan manfaat kesehatan yang baik untuk tub malah merusak kesehatan dalam jangka panjang? Penyakit modern yang banyak bermunculan sejak abad ke-20 merupakan penyakit yang bersumber atas melemahnya daya tahan tubuh serta kekurangan asupan nutrisi akiba polusi, stress, dan gaya hidup yang serba instant. Daftar Zat Aditif Makanan Yang Berbahaya Beberapazat aditif makanan telah diketahui melaluiriset maupun studi ilmiah merugikan kesehatan manusia. Berikut adalah daftar zat aditif makanan yang sebai kita hindari : 1. Pemanis buatan Aspartam,(E951) lebih dikenal sebagai Nutrasweetdan Equal,ditemukan dalam makanan berlabel “diet” atau “bebas gula”. Aspartam di yakini karsinogenik (zat pemicu timbulnya sel kanker) dan menimbulkan efek samping / reaksi merugikan seperti pu sakit kepala, migrain, dan kejang. Hindari jika Anda menderita asma, r termasuk), atau urtikaria (gatal-gatal). Ditemukan dalam diet bebas gula bebas gula (sugar free), permen karet, sereal, vitamin kunyah, bahkan pasta gigi 2. High Fructose Corn Syrup (HFSC) / Sirup Jagung Fruktosa Tinggi

Transcript of Zat Aditif Makanan

Zat Aditif MakananZat aditif makanan telah digunakan selama berabad-abad untuk mempercantik tampilan dan rasa makanan dan juga mengawetkan makanan selama beberapa waktu. Tapi apakah zat aditif ini memberikan manfaat kesehatan yang baik untuk tubuh kita atau malah merusak kesehatan dalam jangka panjang? Penyakit modern yang banyak bermunculan sejak abad ke-20 merupakan penyakit yang bersumber atas melemahnya daya tahan tubuh serta kekurangan asupan nutrisi akibat polusi, stress, dan gaya hidup yang serba instant.

Daftar Zat Aditif Makanan Yang BerbahayaBeberapa zat aditif makanan telah diketahui melalui riset maupun studi ilmiah merugikan kesehatan manusia. Berikut adalah daftar zat aditif makanan yang sebaiknya kita hindari : 1. Pemanis buatan Aspartam, (E951) lebih dikenal sebagai Nutrasweet dan Equal, ditemukan dalam makanan berlabel diet atau bebas gula. Aspartam diyakini karsinogenik (zat pemicu timbulnya sel kanker) dan menimbulkan efek samping / reaksi merugikan seperti pusing, sakit kepala, migrain, dan kejang. Hindari jika Anda menderita asma, rinitis (hayfever termasuk), atau urtikaria (gatal-gatal). Ditemukan dalam diet bebas gula, soft drink bebas gula (sugar free), permen karet, sereal, vitamin kunyah, bahkan pasta gigi. 2. High Fructose Corn Syrup (HFSC) / Sirup Jagung Fruktosa Tinggi

HFCS adalah pemanis buatan yang sangat halus yang telah menjadi nomor satu sumber kalori di Amerika. Hal ini ditemukan dalam hampir semua makanan olahan. HFCS dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol buruk), dan berkontribusi terhadap perkembangan diabetes dan kerusakan jaringan, serta efek samping yang merugikan lainnya. Ditemukan dalam sebagian besar makanan olahan, roti, permen, yogurt , saus salad, sayuran kalengan, sereal. 3. Monosodium Glutamat (MSG ) MSG adalah asam amino dari proses pengolahan gula yang digunakan sebagai penambah rasa dalam hampir setiap masakan dan makanan olahan seperti snack, mie instant, dsb. Studi menunjukkan bahwa konsumsi secara teratur MSG dapat mengakibatkan efek samping yang meliputi depresi, disorientasi, kerusakan mata, kelelahan, sakit kepala, dan obesitas. 4. Trans Fat / Lemak trans Trans Fat digunakan untuk meningkatkan dan memperpanjang umur produk makanan dan merupakan salah satu zat paling berbahaya yang dapat anda konsumsi. Banyak studi menunjukkan bahwa lemak trans meningkatkan tingkat kolesterol LDL (jahat) sementara menurunkan kadar kolesterol HDL (baik), meningkatkan resiko serangan jantung, penyakit jantung dan stroke, peradangan, diabetes dan masalah kesehatan lainnya. Ditemukan dalam margarin, keripik dan kerupuk, makanan yang dipanggang, makanan cepat saji (fast food). 5. Zat Pewarna Makanan Studi menunjukkan bahwa pewarna buatan yang ditemukan di minuman soda, jus buah botol dan makanan ringan, dapat menyebabkan masalah perilaku pada anak-anak dan mengakibatkan penurunan IQ yang signifikan. Dari penelitian terhadap hewan telah diketahui bahwa zat pewarna makanan dapat menyebabkan kanker. Blue # 1 dan Blue # 2 (E-133) Dilarang di Norwegia, Finlandia dan Prancis. Dapat menyebabkan kerusakan kromosom. Ditemukan dalam permen, sereal, makanan dan minuman ringan, minuman olahraga dan makanan hewan peliharaan Red # 3 (juga Red # 40 & E124)

Dilarang di tahun 1990 setelah 8 tahun perdebatan dan digunakan dalam banyak makanan dan kosmetik. Pewarna ini terus berada di pasar sampai persediaan habis! Telah terbukti menyebabkan kanker tiroid dan kerusakan kromosom pada hewan laboratorium, juga dapat mengganggu transmisi saraf otak. Ditemukan dalam koktail buah, , es krim, permen, roti, dan banyak produk makanan lainnya. Yellow # 6 (E110) dan Tartrazin Yellow (E102) Dilarang di Norwegia dan Swedia. Meningkatkan jumlah tumor kelenjar ginjal dan adrenal pada hewan laboratorium, dapat menyebabkan kerusakan kromosom. Ditemukan dalam keju, makaroni dan minuman keju, permen dan bersoda, limun dan banyak produk makanan lainnya. 6. Sodium sulfit (E221) Pengawet yang digunakan dalam makanan olahan. Menurut FDA (Food and Drug Administration), sekitar satu dalam 100 orang sensitif terhadap sulfida dalam makanan. Sebagian besar individu penderita asma, menunjukkan hubungan antara asma dan sulfida. Individu yang sensitif terhadap sulfida mungkin mengalami sakit kepala dan masalah pernapasan. Pada kasus yang parah, sulfida sebenarnya dapat menyebabkan kematian dengan menutup jalan pernapasan dan menyebabkan serangan jantung. 7. Natrium nitrat Sebuah pengawet umum yang biasanya ditambahkan untuk daging olahan seperti daging burger, ham, hot dog, dan kornet. Studi telah menyatakan adanya efek samping natrium nitrat mengakibatkan berbagai jenis kanker. 8. BHA dan BHT Hydroxyanisole Butylated (BHA) dan Hydrozyttoluene Butil (BHT) adalah pengawet kimiawi yang ditemukan dalam makanan ringan, permen karet, keripik kentang, dan minyak sayur serta margarin. Pengawet kimia ini dapat mencegah makanan dari perubahan warna, perubahan rasa atau menjadi tengik. BHA dan BHT dapat menyebabkan kanker, dan banyak negara sudah membatasi bahkan melarang penggunaan zat aditif ini. 9. Sulfur Dioksida

Zat aditif sulfur dioksida bersifat toksik (racun) dan di Amerika Serikat, FDA telah melarang penggunaan pada buah dan sayuran mentah. Zat ini dapat memicu serangan asma, bronkitis, bahkan gangguan jantung. 10. Potassium Bromate Zat aditif yang digunakan untuk pengembang tepung terigu pembuatan roti. Zat ini mengakibatkan kanker pada penelitian dengan hewan dan sangat berbahaya bagi manusia. Setelah anda tahu bahayanya zat-zat aditif / pengawet yang ada di dalam makananmakanan jaman sekarang, masihkah anda mau mengkonsumsi makanan2 tersebut?http://blog.vitanatures.com/10-zat-aditif-makanan-berbahaya-yang-selama-ini-anda-makan

Pengaruh beberapa bahan pengawet terhadap kesehatan Bahan Pengawet Produk Pangan Sari buah, minuman ringan, minuman anggur manis, ikan asin Sari buah, cider, buah kering, kacang kering, sirup, acar Pengaruh terhadap Kesehatan Dapat menyebabkan reaksi merugikan pada asmatis dan yang peka terhadap aspirin Dapat menyebabkan pelukaan lambung, mempercepat serangan asma, mutasi genetik, kanker dan alergi Nitrit dapat mempengaruhi kemampuan sel darah untuk membawa oksigen, menyebabkan kesulitan bernafas dan sakit kepala, anemia, radang ginjal, muntah Migrain, kelelahan, kesulitan tidur Alergi kulit Pelukaan kulit Dapat menyebabkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan pelukaan kulit Merusak fungsi ginjal

Ca-benzoat

Sulfur dioksida (SO2)

K-nitrit Ca- / Napropionat Na-metasulfat Asam sorbat

Daging kornet, daging kering, daging asin, pikel daging Produk roti dan tepung Produk roti dan tepung Produk jeruk, keju, pikel dan salad

Natamysin K-asetat

Produk daging dan keju Makanan asam

BHA

Daging babi segar dan sosisnya, minyak sayur, shortening, kripik kentang, pizza beku, instant teas

Menyebabkan penyakit hati dan kanker.

http://childrengrowup.wordpress.com/2012/01/29/inilah-bahan-aditif-makanan-aman-danberbahaya/

SULFIT DIPERMASALAHKAN dan NITRIT DIKURANGI?Dr. Ir. Deddy MuchtadiPenggunaan sulfit untuk mengawetkan makanan, ditemukan dapat mengganggu kesehatan konsumen sehingga para peneliti di Amerika Serikat sibuk mencari alternatif penggantinya. Selain itu, penggunaan nitrit, yang di Indonesia dikenal dengan sebutan sendawa dipersoalkan pula sejak lama, karena memungkinkan timbulnya gangguan terhadap kesehatan konsumen. Penggunaan sulfit dan nitrit di Indonesia diatur oleh Peraturan Menteri Kesehatan tentang Bahan Tambahan Makanan. Tetapi sejauh ini tidak diketahui apa yang terjadi di masyarakat, karena kurangnya kontrol. Sulfit dapat dengan mudah dibeli di toko-toko bahan kimia dengan sebutan zat pemutih. Kelihatannya bahan ini banyak digunakan oleh industri kecil pangan. Nitrit lebih mudah lagi diperolehnya, bahkan di warungpun kita dapat membeli sendawa. Industri pengolahan daging yang banyak menggunakan bahan ini kelihatannya mengikuti peraturan yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan tersebut. Tetapi ibu-ibu rumah tangga, nampaknya sebagian besar tidak pernah tahu bahwa penggunaan sendawa tersebut ada peraturannya, dan kalau dilanggar dapat berakibat buruk terhadap kesehatan. Sulfit Senyawa sulfit sejak lama digunakan sebagai bahan pengawet makanan. Sejarah mencatat bahwa bangsa Mesir kuno dan bangsa Romawi telah menggunakan asap hasil pembakaran belerang untuk sanitasi dalam pembuatan anggur. Asap hasil pembakaran belerang akan mengandung gas belerang dioksida (SO 2), yang kemudian akan larut dalam air membentuk asam sulfit. Kemudian penggunaannya berkembang, dan sulfit digunakan untuk mengawetkan sayuran dan buah-buahan kering, daging serta ikan. Senyawa-senyawa sulfit yang biasa digunakan berbentuk bubuk kering. Misalnya natrium atau kalium sulfit, natrium atau kalium bisulfit dan natrium atau kalium matabisulfit. Ada dua tujuan yang diinginkan dari penggunaan sulfit, yaitu: (1) untuk mengawetkan (sebagai senyawa anti mikroba), dan (2) untuk mencegah perubahan warna bahan makanan menjadi kecoklatan. Umumnya, senyawa sulfit hanya efektif untuk mengawetkan bahan makanan yang bersifat asam, dan tidak efektif untuk bahan makanan yang bersifat netral atau alkalis. Sulfit dapat menghambat pertumbuhan mikroba yang dapat merusak atau membusukkan bahan makanan dengan tiga macam mekanisme yang berbeda, tetapi pada dasarnya adalah menginaktifkan enzim-enzim yang terkandung dalam mikroba. Reaksi pencoklatan yang terjadi dalam bahan makanan dapat disebabkan oleh dua macam reaksi, yaitu enzimatis dan non enzimatis. Reaksi pencoklatan enzimatis seringkali kita jumpai bila kita mengupas buah apel, salak, pisang atau buah-buahan lain atau juga kentang.

Apabila buah yang sudah dikupas tersebut dibiarkan terkena udara (oksigen), maka akan timbul warna kecoklatan. Reaksi pencoklatan non-enzimatis umumnya terjadi bila kita memasukkan atau mengeringkan bahan makanan. Warna coklat akan timbul akibat terjadinya reaksi antara gula dengan protein atau asam amino. Sulfit dapat mencegah timbulnya kedua macam reaksi tersebut. Keampuhan sulfit dalam hal mencegah reaksi pencoklatan dan sekaligus mengawetkan belum dapat disaingi oleh bahan kimia lain. Itulah sebabnya mengapa sulfit luas sekali pemakaiannya. Misalnya untuk sayuran dan buah-buahan kering, beku, asinan, manisan, sari buah, konsentrat, pure, sirup, anggur minuman dan bahkan untuk produk-produk daging serta ikan yang dikeringkan. Keamanan Sulfit Gas belerang dioksida dan sulfit dalam tubuh akan dioksidasi menjadi senyawa sulfat yang tidak berbahaya, yang kemudian akan dikeluarkan melalui urin. Mekanisme detoksifikasi ini cukup mampu untuk menangani jumlah sulfit yang termakan. Itulah sebabnya dalam daftar bahan aditif makanan, sulfit digolongkan sebagai senyawa GRAS (generally recognized as safe) yang berarti aman untuk dikonsumsi. Namun demikian, dosis penggunaannya dibatasi, karena pada konsentrasi lebih besar dari 500 ppm (bagian per sejuta), rasa makanan akan terpengaruhi. Selain itu, pada dosis tinggi sulfit dapat menyebabkan muntahmuntah. Dan juga senyawa ini dapat menghancurkan vitamin B1. Itulah sebabnya sulfit tidak boleh digunakan pada bahan makanan yang berfungsi sebagai sumber vitamin B1. Akibat negatif sulfit yang sekarang ramai didiskusikan oleh para ahli adalah ditemukannya sulfit dapat menimbulkan asma (asthma) pada orangorang tertentu. Senyawa aktif yang dapat menyebabkan asma tersebut adalah gas belerang dioksida yang terhirup pada waktu mengkonsumsi makanan yang diawetkan dengan sulfit. Sesuatu hasil penelitian di Australia menunjukkan bahwa sekitar 30-40% anak-anak mempunyai gejala penyakit asma, sedangkan pada orang tua angkanya lebih kecil yaitu sekitar 1-5 persen. Dari jumlah ini, sekitar 25% sensitif trehadap sulfit. Kemampuan sulfit untuk mencegah reaksi pencoklatan dan sekaligus mengawetkan bahan makanan belum dapat digantikan oleh senyawa kimia lain. Tetapi mengingat efek negatif yang dapat ditimbulkannya bagi kesehatan tubuh, adalah kebijaksanaan untuk mengurangi jumlah penggunaannya. Di negara-negara Barat (terutama Eropa) hal ini telah lama dilakukan. Pencegahan reaksi pencoklatan dapat dilakukan dengan menggunakan senyawa eritrobat atau vitamin C yang lebih aman, yang digabungkan dengan penggunaan bahan pengawet lain, misalnya asam atau garam sorbat. Nitrit Penggunaan nitrit dalam pengolahan makanan telah sejak lama dilakukan. Hal ini dimulai secara tidak sengaja dengan ditemukannya daging yang diawetkan dengan garam kasar memberikan warna merah cerah setekah dimasak. Kemudian diketahui bahwa nitrat yang terdapat sebagai kotoran dalam garam, bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Pengawetan lebih lanjut memberikan petunjuk bahwa nitrit (yang terbentuk dari nitrat) yang bereaksi dengan pigemen daging, yang membentuk warna merah tersebut. Sejak itu nitrat dan nitrit secara luas digunakan untuk memperoleh warna merah cerah pada produk daging yang diawetkan. Meskipun pada mulnaya penggunaan nitrat dan nitrit terutama ditujukan untuk memperoleh warna merah pada daging, ternyata senyawa-senyawa ini juga ditemukan dapat menghambat pertumbuhan bakteriClostridium botulinum yang dapat memproduksi racun yang mematikan. Pada masa kini, nitrat dan nitrit banyak digunakan sebagai pengawet tidak saja pada produk-produk daging, tetapi juga pada ikan dan keju. Penggunaan bahan ini menjadi semakin luas, karena manfaat nitrit dalam hasil olahan daging (misalnya sosis, kornet, ham dan hamburger), selain sebagai pembentuk warna merah dan pengawet anti mikroba, juga berfungsi sebagai pembentuk faktor sensori lain yaitu aroma dan citarasa

(flavor). Keamanan Nitrit Penggunaan nitrat dan nitrit dalam makanan dibatasi karena adanya efek meracuni dari kedua zat tersebut. LD (lethal dose = dosis mematikan) rata-rata dari nitrat dan nitrit pada tikus (secara oral) adalah 250 mg/kg berat badan, sedangkan pada anjing adalah 330 mg/kg berat badan. Umumnya nitrit lebih beracun dibandingkan dengan nitrat, oleh karena itu konsumsi nitrit pada manusia dibatasi sampai 0,4 mg/kg berat badan per hari. Penggunaan nitrit sebagai bahan pengawet yang luas penggunaannya, telah menimbulkan kerisuan dengan dipublikasikannya suatu hasil penelitian yang menyimpulkan bahwa nitrit adalah suatu karsinogen. Akan tetapi akhirnya disimpulkan bahwa hal itu tidak benar. Namun demikian, akhir-akhir ini penggunaan nitrit sebagai bahan pengawet kembali disoroti oleh banyak ahli, karena adanya bukti-bukti yang menunjukkan bahwa nitrosamin, suatu zat karsinogenik, dapat terbentuk dari hasil reaksi antara nitrit dan senyawa amin sekunder yang terdapat dalam bahan makanan (misalnya daging, ikan dan lain-lain). Hal tersebut telah mendorong para ahli untuk meneliti sejauh mana kemungkinan terbentuknya nitrosamin pada bahan makanan yang diawetkan dengan nitrat dan nitrit, dan sejauh mana nitrosamin yang terbentuk tersebut dapat menimbulkan kanker pada manusia. Salah satu kelebihan nitrosamin dibandingkan dengan karsinogen lain adalah kepastiannya untuk menimbulkan tumor pada bermacam-macam organ, termasuk hati, gimjal, kandung kemih, paru-paru, lambung, saluran pernafasan, pankreas dan lain-lain. Konsentrasi nitrat dan nitrit yang diijinkan digunakan dalam makanan berbeda-beda antar negara, tetapi berkisar antara 10 - 200 ppm untuk nitrit dan 500 1000 ppm untuk nitrat (Di Indonesia, 500 ppm untuk nitrat dan 200 ppm untuk nitrit). Akan tetapi mengingat efek negatifnya, yaitu kemungkinan diproduksinya nitrosamin yang bersifat karsinogenik, di Amerika Serikat, Kanada dan negara-negara Eropa dosis penggunaannya telah dikurangi sampai sekitar 40 50 ppm. Jumlah nitrit sekitar 50 ppm disertai dengan penggunaan sorbat sebagai pengawet, cukup efektif untuk mengawetkan produk daging. Demikian pula penambahan vitamin C atau vitamin E telah banyak dilakukan pada produk daging yang diawetkan dengan nitrit, karena vitamin-vitamin tersebut ditemukan dapat mencegah terjadinya reaksi pembentukan nitrosamin. Sumber :Suara Pembaruan, Senin 17 APRIL 1989

http://web.ipb.ac.id/~tpg/de/pubde_fdsf_sulfit.php

Zat Anti OksidanKata Kunci: anti oksidan, bha, bht Ditulis oleh Achmad Lutfi pada 12-03-2009

BHA (butil hidroksianisol) dan BHT (butil hidroksi toluen) adalah zat anti-oksidan yang dipergunakan secara luas dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu laporan penelitian menunjukkan bahwa BHA pada kadar diet yang sangat tinggi dapat menginduksi hiperplasia dan tumor dalam perut depan tikus. Pada hewan lain yaitu babi, BHA menginduksi hiperhidrosis dan meningkatkan laju mitosis pada esofagus. Penelitian lain melaporkan bahwa terjadi suatu peningkatan dalam adenama hepatoseluler dan karsinoma. BHA dari penelitian-penelitian lain

menunjukkan memberikan hasil yang negatif. Oleh karena itu penggunaan BHA dan BHT sebagai zat antioksidan masih diizinkan.

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/zat-aditif/zat-anti-oksidan/

Natrium nitratDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebasBelum Diperiksa

Sifat-sifatUmum Nama Rumus kimia Rupa Natrium nitrat NaNO3 Bubuk putih atau kristal tak berwarna Fisik Bobot senyawa Titik lebur Titik didih Densitas Struktur kristal Kelarutan 85,0 sma 580 K (307 C) terdekomposisi pada 653 K (380C) 2,3 103 kg/m3 ? 92 g dalam 100 mL air Termokimia fH0cair fH0 padat

-452 kJ/mol -468 kJ/mol 117 J/molK Keamanan

S0padat

Ingesti Penghirupan Kulit Mata Info lebih banyak

Dapat menyebabkan gastroenteritis dan sakit perut. iritasi pernapasan Dapat menyebabkan iritasi. Dapat menyebabkan iritasi. MSDS

Satuan SI digunakan bila mungkin. Tak seperti sebaliknya yang ditetapkan, keadaan standar digunakan.

Natrium nitrat ialah tipe garam (NaNO3) yang telah lama digunakan sebagai komposisi bahan peledak dan dalam bahan bakar padat roket, juga pada kaca dan

Penyangkalan dan referensi

pelapis tembikar, dan telah ditambang secara luas untuk tujuan itu. Senyawa ini juga disebut caliche, saltpeter, dan soda niter. Deposit alami bijih caliche terbesar di dunia ialah di gurun Atacama Chili, dan banyak deposit ditambang selama lebih dari seabad, sampai 1940-an. Mantan komunitas penambang sendawa Chili dari Humberstone and Santa Laura dideklarasikan sebagai situs Warisan Dunia Unesco pada 2005. Chili masih memiliki cadangan terbesar caliche, dengan pertambangan aktif di tempat-tempat seperti Pedro de Valdivia, Maria Elena dan Pampa Blanca. Natrium nitrat, kalium nitrat, natrium sulfat dan iodin seluruhnya diperoleh dari pemrosesan caliche [1]. Natrium nitrat juga diolah secara sintetis dengan mereaksikan asam nitrat dengan abu soda. Natrium nitrat memiliki sifat antimikrobial sehingga digunakan sebagai pengawet makanan. Senyawa ini ditemukan secara alami dalam sayuran hijau berdaun. Selain itu, senyawa ini berpotensi kesehatan dalam menambah oksigen pada darah, selain efek sampingnya pada kesehatan khususnya bila terdapat dalam dosis tinggi.

http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_nitrat

Dampak Sulfur Oksida (SOx) Terhadap KesehatanPosted on Desember 30, 2008 by Prabu

18 Votes

Sulfur yang ada di udara hanya sepertiga yang merupakan hasil aktivitas manusia, dan kebanyakan dalam bentuk SO2, sedangkan duapertiga dari jumlah sulfur di udara berasal dari sumber-sumber alam seperi volkano dan terdapat dalam bentuk H2S dan oksida. Udara yang tercemar Sulfur Oksida (SOx) menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernafasannya. Hal ini karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung, tenggorokan, dan saluran nafas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena. Pengaruh utama polutan SOx terhadap manusia adalah iritasi sistem pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada konsentrasi SO 2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada beberapa individu yang sensitive iritasi terjadai pada konsentrasi 1-2 ppm. SO2 dianggap polutan yang berbahaya bagi kesehatan terutama terhadap orang tua dan penderita yang mengalami penyakit kronis pada sistem pernafasan dan kardiovaskular.

Sulfur dioksida (SO2) bersifat iritan kuat pada kulit dan lendir, pada konsentrasi 6-12 ppm mudah diserap oleh selaput lendir saluran pernafasan bagian atas, dan pada kadar rendah dapat menimbulkan spesme tergores otot-otot polos pada bronchioli, speme ini dapat menjadi hebat pada keadaan dingin dan pada konsentrasi yang lebih besar terjadi produksi lendir di saluran pernafasan bagian atas, dan apabila kadarnya bertambah besar maka akan terjadi reaksi peradangan yang hebat pada selaput lendir disertai dengan paralycis cilia, dan apabila pemaparan ini terjadi berulang kali, maka iritasi yang berulang-ulang dapat menyebabkan terjadi hyper plasia dan meta plasia sel-sel epitel dan dicurigai dapat menjadi kanker.

http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/30/dampak-sulfur-oksida-sox-terhadap-kesehatan/

Kalium bromatDari Wikipedia, ensiklopedia bebas

Kalium bromat

IUPAC nama[hide] Kalium bromat Nama lainnya[hide] Kalium bromat (V); asam Bromic, garam kalium Identifier

Nomor CAS

7758-01-2

PubChem

23673461

ChemSpider

22852

Nomor EC

231-829-8

Nomor UN

1484

KEGG

C19295

ChEBI

CHEBI: 38211

RTECS jumlah

EF8725000

Jmol -3D gambar

Gambar 1

SMILES[show]

InChI[show]

Properti

Molekul rumus

KBrO 3

Massa molar

167.00 g / mol

Penampilan

kristal putih bubuk

Kepadatan

3,27 g / cm 3

Titik lebur

350 C, 623 K, 662 F

Titik didih

370 C (terurai) 3,1 g/100 mL (0 C) 6,91 g/100 ml (20 C) 13,3 g/100 ml (40 C) 49,7 g/100 ml (100 C)

Kelarutan dalam air

Kelarutan

sedikit larut dalam alkohol larut dalam aseton , etanol

Struktur

Struktur kristal

bersegi enam

Bahaya

MSDS

ICSC 1115

Uni Eropa Indeks

035-003-00-6

Uni Eropa klasifikasi

Carc. Cat. 2 Beracun (T) Oksidan (O)

Frase-R

R45 R9 R25

S-phrases

S53 S45

NFPA 704

0 2 2OXTitik nyala Yg tdk dpt menyala

LD 50

321 mg / kg

(memverifikasi) (apa adalah:

/

Kecuali jika dinyatakan sebaliknya, data diberikan untuk bahan dalam mereka keadaan standar (at 25 C, 100 kPa)

Infobox referensi

Bromat Kalium (KBrO 3), adalah bromat dari kalium dan berbentuk kristal putih atau bubuk.Isi[hide]

1 Persiapan 2 Penggunaan dalam baking 3 Peraturan 4 Referensi

[ sunting ]PersiapanKalium bromat diproduksi dengan melewatkan bromin ke dalam larutan kalium hidroksida . Sebuah proses elektrolitik industri digunakan untuk produksi skala besar. Atau, dapat dibuat sebagai produk sampingan dari kalium bromida produksi dengan penyerapan bromin dari air samudera ke kalium karbonat .

[ sunting ]Penggunaan

di kue

Bromat Kalium biasanya digunakan sebagai tepung perbaiki ( E nomor E924), memperkuat adonan dan memungkinkan lebih tinggi meningkat. Ini adalah agen oksidasi , dan di bawah kondisi yang tepat, akan benar-benar habis dalam roti baking. Namun, jika terlalu banyak yang ditambahkan, atau jika roti tidak dipanggang cukup lama atau tidak pada suhu cukup tinggi, maka jumlah sisa akan tetap ada, yang mungkin berbahaya jika dikonsumsi. Bromat Kalium juga dapat digunakan dalam produksi malt barley dimana US Food and Drug Administration (FDA) telah diresepkan kondisi tertentu di mana ia dapat digunakan secara aman, yang mencakup label standar untuk jadi malt produk jelai. [1] Ini adalah oksidator yang sangat kuat (E = 1,5 volt sebanding dengan kalium permanganat ). Bromat dianggap sebagai kategori 2B (mungkin karsinogenik bagi manusia) karsinogen oleh Badan Internasional untuk Penelitian Kanker (IARC). [2]

[ sunting ]PeraturanKalium bromat telah dilarang digunakan dalam produk makanan di Uni Eropa, Kanada, Nigeria, Brasil[3]

,

Peru dan beberapa negara lainnya. Itu dilarang di Sri Lanka pada tahun 2001 [4] dan China pada tahun 2005. Di Amerika Serikat, belum dilarang. FDA disetujui penggunaan bromat sebelum klausa Delaney dari Makanan, Obat, dan Kosmetik Undang -yang melarang berpotensi karsinogenik zat-mulai berlaku pada tahun 1958, sehingga lebih sulit untuk itu sekarang dilarang.[ rujukan? ]

Sebaliknya , sejak tahun

1991 FDA telah mendesak tukang roti untuk secara sukarela berhenti menggunakannya. Di California label peringatan diperlukan bila tepung bromated digunakan. Jepang dipanggang barang produsen berhenti menggunakan kalium bromat secara sukarela pada tahun 1980, namun Baking Yamazaki dilanjutkan penggunaannya pada tahun 2005, mengklaim mereka memiliki metode produksi baru untuk mengurangi jumlah bahan kimia yang tetap dalam produk akhir.[5]

http://en.wikipedia.org/wiki/Potassium_bromate