Wpw syndrome jadi

39
1. BADRIN ISHAQ 2. MARETHA FITRIANA 3. MICHAEL EKA 4. RINA SEPTIANI 5. SHOFWATUL ANAM

Transcript of Wpw syndrome jadi

Page 1: Wpw syndrome jadi

1. BADRIN ISHAQ

2. MARETHA FITRIANA

3. MICHAEL EKA

4. RINA SEPTIANI

5. SHOFWATUL ANAM

Page 2: Wpw syndrome jadi

Wolff-Parkinson-White syndrome (WPW) adalah

salah satu gangguan beberapa sistem konduksi dari

jantung.

Wolff-Parkinson-White sindrom adalah suatu kondisi

yang menyebabkan Takikardia dari jantung

(detak jantung cepat). Ada jalur listrik yang abnormal di

dalam jantung yang merupakan penyebab dari kondisi

ini.

Page 3: Wpw syndrome jadi

WPW disebabkan oleh adanya abnormal jalur konduksi listrik aksesori antara atrium dan ventrikel . Sinyal listrik yang merambat ini jalur normal (dikenal sebagai Bundle of Kent) dapat merangsang ventrikel berkontraksi sebelum waktunya,

Pada Sindrom Wolff-Parkinson-White (WPW) atau Sindrome pre-eksitas, aktivasi ventrikel oleh impuls dari atrium yang muncul lebih awal dari yang diharapkan melalui jalur konduksi atrioventrikuler normal. Impuls tersebut dihantarkan melalui Accessory Pathway atau disebut jalur pintas (bypass) terhadap nodus AV.

WPW

Page 4: Wpw syndrome jadi

ACCESSORY PATHWAY

AP (Accessory Pathway) merupakan sebuah

jaringan yang memungkinkan atrium dan ventrikel

memiliki hubungan selain melalui AV node.

Karena AP tidak memiliki decremental properties

(sifat memperlambat rambatan konduksi), AP

sering disebut dengan jalurcepat/bypass.

Page 5: Wpw syndrome jadi

LOKASI AP

AP bisa terdapat dimana saja sepanjang annulus

atrioventrukuler.

Letak AP terbagi atas 3 bagian :

1. Bagian kiri : Bagian kiri terbagi lagi menjadi anterolateral

kiri, lateral kiri dan posterior kiri

2. Bagian kanan: Bagian kanan terbagi menjadi; anterior

kanan, posterior kanan, lateral kanan.

3. Bagian Septum : Jarak pada septum dibagi menjadi:

anteroseptum dan posteroseptum yang bisa disebelah

kiri atau kanan lalu terakhir jarak septum tengah.

Page 6: Wpw syndrome jadi

Sindrom WPW merupakan bawaan sejak lahir di

alam, yang berarti bahwa itu hadir sejak lahir,

namun efek dari denyut jantung yang cepat

mungkin tidak muncul sampai seseorang berada

dalam usia remaja atau awal 20 thn.

Page 7: Wpw syndrome jadi

EKG PADA WPW

Irama : Teratur

HR : 60 – 100 x/menit

Gel P : Normal

PR Interval : Kurang dari 20 s

QRS Complex : lebih dari 0,12 s dan terdapat gelombang delta pada kompleks QRS

Page 8: Wpw syndrome jadi

Gambar preexcitation dari EKG dengan jalur aksesori nyata yang

mengarah pertemuan pola EKG WPW. Seperti yang terlihat di

sini, konduksi listrik dari atrium ke ventrikel dapat terjadi

melalui nodal AV (yang normal) dan jalur tambahan secara

bersamaan. Ini mengarah pada penciptaan gelombang delta,

terlihat di EKG dan ditandai dengan anak panah.

Page 9: Wpw syndrome jadi

GEJALA WPW

Biasanya pada pasien WPW dapat menyebabkan kejadian

dadakan dari kecepatan jantung yang tinggi dengan palpitasi

Nyeri dada yang khas mulai terjadi secara mendadak sering kali

sewaktu olahraga, hal ini terjadi hanya beberapa detik atau

bertahan hingga beberapa jam

Detak jantung yang cepat dapat menyebabkan pingsan atau gagal

jantung

Serangan ini mulai dan berakhir tiba-tiba (paroksismal)

Terkadang tidak timbul gejala

Sesak napas

Page 10: Wpw syndrome jadi

Individu dengan Wolff-Parkinson-White

syndromes juga harus menghindari kafein,

alkohol dan produk tembakau, karena zat ini

akan memberikan kontribusi bagi detak

jantung lebih cepat.

Page 11: Wpw syndrome jadi

WOLFF-PARKINSON-WHITE

SYNDROME DAPAT DIDIAGNOSIS

DENGAN TES BERIKUT: Kontinyu rawat EKG pemantauan (seperti dengan

monitor Holter)

EKG (elektrokardiogram)

Sebuah tes disebut studi elektrofisiologi (EPS) dilakukan dengan menggunakan kateter yang berulir ke jantung dari infus ditempatkan di femoral. Ini dapat membantu mengidentifikasi lokasi dari jalur listrik tambahan.

Page 12: Wpw syndrome jadi

PROGNOSIS

Kateter ablasi menyembuhkan gangguan ini

pada kebanyakan pasien. Tingkat

keberhasilan untuk prosedur ini berkisar

antara 85 dan 95%. Tingkat keberhasilan

akan bervariasi tergantung pada lokasi dan

jumlah jalur ekstra.

Page 13: Wpw syndrome jadi

KOMPLIKASI

1. Komplikasi dari operasi

2. Gagal Jantung

3. Efek samping dari obat-obatan

4. Dengan pasien yang terkena Atrial fibrilasi

apabila terdapat AP maka dapat menyebabkan

VF, sehingga dapat menimbulkan kematian dan

membutuhkan kardioversi.

Page 14: Wpw syndrome jadi

NAMA : NY. IDA FARIDA

MR : 2013 – 34 – 32 - 93

TTL : 09 – 12 - 1970

UMUR : 43 THN

GENDER : WANITA

DIAGNOSA : WPW

Data pasien:

Page 15: Wpw syndrome jadi

Ruang Rawat : GP II Lt. 4

Tanggal Tindakan : 26 Februari 2013

Diagnosa : WPW

Prosedur : Proablasi

Rencana : EPSL + ABLASI

DR. Pengirim : DR. Dicky. A Hanafi

Page 16: Wpw syndrome jadi

DATA DASAR MEDIS ( LABOLATORIUM )

Keluhan Utama : Berdebar – debar

Riwayat Penyakit : Pasien mengeluh berdebar – debar sejak

1 minggu ini, memberat dalam 1 hari terakhir.

Disertai nyeri dada dan panas didada, lokasi

pindah – pindah, dada terasa penuh tidak

tembus punggung, punggung tidak menjalar.

Kemudian berobat di RS Budi Mulya

disarankan ke RJNHK. 6 bulan yang lalu

pernah nyeri dada namun hilang sendiri dan

pasien juga mengeluh demam. Pasien baru ke

PJNHK belum pernah berobat jantung

sebelumnya.

Page 17: Wpw syndrome jadi

Penyakit Dahulu : Asma (-)

Stroke (-)

Faktor Risiko : HT (+)

DM (-)

FH (-)

MONOPOUSE (-)

MEROKOK (-)

Pemeriksaan Fisik : TD 164/99

HR 130 X/ Menit

Elektrofisiologi : ST, QRT Rate 111, QRS Axis normal. P Wave

normal, PR Interval 0.04, QRS DURASI 0,12, Delta Wave

(+), Qdi V1 – V3.

Page 18: Wpw syndrome jadi

Foto Rotgen : CTR 50 % , Sag Ao dilatasi , PO normal, Kaoyorks (-), Iorfilrat (-).

Laboratorium : HB 13,4 Ier 17 Gds 11,6 Ca 2,29Ieu 9570 Bleu 8 Na 138 Ce 102

Ket 39 Cr 0,87 U 2,6 Ng 2,2

Diagnosis : - Obs palpitasi

- WPW syndrome type B

- Hipertensi II

- HHD

Terapi : Hipokalemia

Page 19: Wpw syndrome jadi

ECHOKARDOIGRAFI

Fungsi sistoloki LV normal, EF 66 %

Global normokinetik

Disfungsi diastolik, gangguan relaksasi

Katup –katup normal

Kontraktilitas RV baik

Page 20: Wpw syndrome jadi

PELETAKAN KATETER

RVA di RV arah apex menggunakan 6 F melalui Femoralis, menggunakan kateter Quadripolar

HIS di AV node ( Tricuspid annulus bagian superior), dapat dilihat antara atrial dan venntrikel (septum) menggunakan 7 F melalui Femoralis, menggunakan kateter Quadripolar

HRA di Dinding Atrium kanan menggunakan 6 F melalui Femoralis, menggunakan kateter Quadripolar

CORONARIUS SINUS di ujung distal kateter untuk descending SC, untuk menentukan letak AP menggunakan 6 F melalui Jugularis, menggunakan kateter Dekapolar

Page 21: Wpw syndrome jadi

LAO

cs

Page 22: Wpw syndrome jadi

CS

HR

A

HIS

RV

A

RAO

Page 23: Wpw syndrome jadi

PERSIAPAN ALAT DAN PASIEN

Inform Consent

Puasa 6 jam sebelum tindakan

Obat- obatan anti Arrhytmia

sudah dihentikan sebelum

tindakan sesuai aturan

Pasang folley kateter

IV access

Cukur daerah inguinalis,

jugularis dan subclavia

Mesin Flouroscopy

EP Monitor & komputer system

Stimulator & Amplifer

Junction Box

Catheter

Peralatan tambahan :

Dinamap & Oximetri

External defibrilator

TPM & Peralatn CPR/ Trolley Emergency

Sryringe Pump

Instrumen steril

Persiapan pasien Persiapan alat

Page 24: Wpw syndrome jadi

EKG PASIEN Terdapat Delta Wave

Page 25: Wpw syndrome jadi

Gambar di atas merupakan gambaran ketika ventrikel dengan menggunakan incremental

pacing dengan stimulus 450 ms dan terjadi konduksi retrograde yaitu di pacing di ventrikel

dengan diikuti gelombang A dan gambarannya capture dengan ciri gelombang QRS di

ECG lebar (berdepolarisasi), dan irama pacing sama dengan irama di ECG.

Page 26: Wpw syndrome jadi

WP measurement

(Retrograde) pada

pacing Ventrikel

Pada incremental pacing, saat pacing di ventrikel dengan

stimulus 240 ms, gel. V diikuti dengan gel A (retrograde),

tetapi ketika pacing dengan stimulus 230 ms, gel V sudah

tidak diikuti dengan gel A dan ini disebut Winckebach point.

Page 27: Wpw syndrome jadi

V ERP

Metode Pacing dengan decremental pacing, S1 450 ms dan S2 210 ms

(gambar kiri) dan gambar kanan S1 450 ms dan S2 200 ms. Pada keadaan

diatas dapat dikatakan V ERP karena ketika di beri stimulus S1 450 ms S2

210 ms ventrikel masih capture dan masih diikuti dgn gel. A, tetapi pada

stimulus S1 450 ms S2 200 gel. V tidak diikuti depolarisasi QRS yang lebar (no

capture) tdk diikuti gel .A

Page 28: Wpw syndrome jadi

WP measurement

(Antegrade) pada

pacing Atrium

Secara Antegrade pacing di atrium dimulai dengan stimulus

270 ms, disaat pada stimulus 250 ms, 240 ms, 230 ms sudah

terdapat blok karena ada spike dan sudah tidak

terdepolarisasi.

Page 29: Wpw syndrome jadi

Metode Pacing dengan decremental pacing pada

pacing Atrial S1 450 dan S2 210 (gambar kiri) dan

gambar kanan S1 450 dan S2 250. Pada keadaan

diatas dapat dikatakan A ERP karena ketika di beri

stimulus S1 450 ms S2 210 ms Atrial masih

capture dan masih diikuti dgn gel. V, tetapi pada

stimulus S1 450 ms da S2 250 gel. A tidak diikuti

depolarisasi Atrial (no capture).

A ERP

Page 30: Wpw syndrome jadi

MENGHITUNG

SNRT

Dari gambar diatas, terlihat bahwa atrium di

pacing 450 ms kemudian kita hitung dari

irama akhir pacing sampai timbul irama

intrinsiknya. Yaitu 651 ms. Dengan nilai

normal < 1500 ms.

Page 31: Wpw syndrome jadi

MENGHITUNG

SNRT

Dari gambar diatas, terlihat bahwa atrium di

pacing 350 ms kemudian kita hitung dari

irama akhir pacing sampai timbul irama

intrinsiknya. Yaitu 663 ms. Dengan nilai

normal < 1500 ms.

Page 32: Wpw syndrome jadi

Metode decremental pacing dengan S1 450 ms dan

S2 250 ms tercetus takhiaritmia yaitu SVT dengan

ciri ( pada awalnya dengan pacing di atrial diikuti

ventrikel, namun setelah pacing terjadi reentry

potensial di HIS (gelombang HIS terlebih dahulu

muncul lalu V lalu A).

Page 33: Wpw syndrome jadi

Dengan metode Burst pacing yang digunakan

untuk memicu tachyarrhytmia ataupun

menghentikan tachyarrhytmia /overdrive pacing

dengan pacing di ventrikel dengan stimulus 270 ms

maka SVT diberhentikan.

Page 34: Wpw syndrome jadi
Page 35: Wpw syndrome jadi

DARI GAMBARAN DI ATAS DI DAPAT

BASIC INTERVALNYA SEBAGAI BERIKUT:

A-H Interval : 72 ms (60-125 ms)

H-V Interval : 42 ms (35-55 ms)

P-R Interval : 145 ms (120-200 ms)

QRS : 65 ms (60-120 ms)

QT Interval : 302 ms ( 320-420 ms)

R-R Interval : 542 ms

QTc : 410 ms

Page 36: Wpw syndrome jadi

NORMAL BASIC INTERVAL

A-H Interval : 60-125 ms

H-V Interval : 35-55 ms

P-R Interval : 120-200 ms

P-A Interval : 24-45 ms

QRS : 60-120 ms

Q-T Interval : 320-420 ms

Page 37: Wpw syndrome jadi

Pada gambaran gelombang pertama terjadi Sinus

lalu kemudian pada beat ke 4 terjadi PVC , lalu

beat ke 5 muncul junctional, kemudian induce

(tercetus) SVT.

Page 38: Wpw syndrome jadi

KESIMPULAN

WPW adalah konduksi abnormal yang disebabkan oleh jalur tambahan dalam sistem konduksi antara atrium dan ventrikel

Pada WPW aktivasi ventrikel oleh impuls dari atrium yang muncul lebih awal dari yang diharapkan melalui jalur konduksi atrioventrikuler normal. Impuls tersebut dihantarkan melalui Accessory Pathway atau disebut jalur pintas (bypass) terhadap nodus AV

Dalam kasus WPW dapat dilakukan sebuah tes yang disebut studi elektrofisiologi (EPS) dilakukan dengan menggunakan kateter yang berulir ke jantung dari infus ditempatkan di femoral. Ini dapat membantu mengidentifikasi lokasi dari jalur listrik tambahan

Page 39: Wpw syndrome jadi

TERIMAKAS

IH