Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
-
Upload
intan-soraya -
Category
Documents
-
view
226 -
download
1
Transcript of Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
1/25
CARPAL TUNNEL SYNDROME
Pembimbing :
dr. Yudi Yuwono Wiwoho, Sp.BS
Penyusun :
Fildzah Dini Safitri (030.06.092)
Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah
Rumah Sakit Umum Pusat Angkatan Udara
Periode 18 November 18 Januari 2012
Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=CARPAL&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FCarpal_tunnel_syndrome&ei=6Jx-UOKTBobXrQe-jYGoBg&usg=AFQjCNEmQbduOpl9uXQu9N-_sQqTvzL46Qhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=CARPAL&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FCarpal_tunnel_syndrome&ei=6Jx-UOKTBobXrQe-jYGoBg&usg=AFQjCNEmQbduOpl9uXQu9N-_sQqTvzL46Q -
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
2/25
STATUS ILMU BEDAH SARAF
SMF BEDAH SARAF
RUMAH SAKIT DR. ERWAN ANTARIKSA ANGKATAN UDARA
Nama Mahasiswa : FILDZAH DINI SAFITRI
NIM : 030.06.092
Dokter Pembimbing : dr. YUDI YUWONO WIWOHO Sp.BS
IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny. Euis Ratna Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 57 tahun Suku bangsa : Jawa
Status perkawinan : Menikah Agama : Islam
Pekerjaan : Pensiunan Tanggal masuk RS: 2
Desmber 2012
Alamat : Kelapa II Wetan jakarta Ruangan : Cendrawasih
I ANAMNESIS
Diambil dari autoanamnesis dengan pasien, pada tanggal 2 Desember
2012 Jam 12.30 WIB
II. Keluhan Utama
Rasa nyeri dan pegal pada tangan sebelah kiri
III. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan rasa nyeri dan pegal pada tangan sebelah kiri yang
sudah dirasakan sejak 1 tahun yang belakangan ini, awalnya timbul rasa kesemutan pada
telapak tangan terutama pada ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah yang kemudian rasa
kesemutan itu menjalar sampai ke lengan bawah. Gejala menjadi lebih jelas apabila untuk
bekerja menggunakan tangan kiri berlebihan. Sekarang pasien juga merasa terkadang
tangannya menjadi baal dan menjadi kurang kuat disertai rasa pegal yang timbul saat
menggenggam sesuatu terlalu lama atau sedang bilas saat buang air dengan tangan.
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
3/25
Sebelumnya pasien pernah melakukan pengobatan ke dokter umum dan keluhan tidak
membaik, dokter juga sudah menyarankan untuk melakukan tindakan operasi, tetapi
pasien takut. Jenis obat yang diminum adalah penghilang rasa nyeri (analgetik).
IV. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien pernah dilakukan operasi carpal tunnel syndrome pada tangan sebelah kanan pada
tahun 1994. Pasien mempunyai riwayat terjatuh pada tangan kiri berupa fr. Radius distal
kiri dan di pasang gips pada tahun 2009. Pasien mempunyai riwayan DM dan Hipertensi
V. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit diabetes melitus (+)
Riwayat hipertensi (+)
Tidak ada riwayat keluhan yang sama pada keluarga
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 130 / 80 mmHg
Nadi : 80 x/menit, reguler
Pernapasan : 22x/ menit, reguler, teratur
Suhu : 36 0 C
STATUS GENERALIS
Kepala : Normosefali, simetris
Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil isokorPemeriksaan telinga : Otore (-/-), deformitas (-/-)
Pemeriksaan hidung : Deformitas (-/-), rhinorrhea (-/-)
Pemeriksaan mulut : Bibir kering (-), faring hiperemis (-)
Leher : Tidak ada pembesaran KGB, JVP tidak meningkat
Tiroid dalam batas normal
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
4/25
Pulmo : Bentuk dan gerak simetris, suara dasar vesikuler,
Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)
Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen : Supel, datar
Hepar/Lien tidak teraba
Timpani, BU (+), NT(-)
Ekstremitas : Akral hangat pada kedua ekstremitas, tidak ada oedem, tes tunel (+), tes
phalen (+), Jejas post operasi fr.radius.
STATUS NEUROLOGIS
Kesadaran : Compos Mentis
GCS : E4 M6 V5 (15)
Kepala : Normocephaly
Mata : pupil isokor
STATUS LOKALIS
Inspeksi : Tampak jejas post operasi pada tangan kanan
Palpasi : Tes tunel (+), Tes phalen (+)
Perkusi : (-)
Transluminasi : (-)
TANDA RANGSANGAN MENINGEAL
Kaku kuduk : negatif
Brudzinski I : negatif
Brudzinski II : negatif
Laseque : negatif
Kernig : negatif
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
5/25
NERVI CRANIAL
N I
Daya penghidu : tidak dilakukan
N II
Ketajaman penglihatan (hitung jari) : tidak dilakukan
Pengenalan warna : tidak dilakukan
Lapang pandang (konfrontasi) : tidak dilakukan
Funduskopi : tidak dilakukan
N III, N IV, N VI
Ptosis : negatif
Strabismus : tidak dilakukan
Nistagmus : tidak dilakukan
Exoptalmus : negatif
Enoptalmus : negatif
Gerakan bola mata
Lateral : dapat dilakukan
Medial : dapat dilakukan
Atas lateral : dapat dilakukan
Atas medial : dapat dilakukan
Bawah medial : dapat dilakukan
Bawah lateral : dapat dilakukan
Atas : dapat dilakukan
Bawah : dapat dilakukan
N. V
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
6/25
Mengigit (M.messeter, M temporalis) : dapat dilakukan
Membuka mulut : dapat dilakukan
Sensibilitas
o
Atas : tidak dilakukano Tengah : tidak dilakukan
o Bawah : tidak dilakukan
Refleks masseter : tidak dilakukan
N. VII
Pasif
Kerutan kulit dahi : tidak dilakukan
Kedipan mata : dapat dilakukan
Aktif
Mengerutkan dahi : tidak dilakukan
Mengerutkan alis : tidak dilakukan
Menutup mata dengan kuat : tidak dilakukan
Meringis/menyeringai : tidak dilakukan
Menggembungkan pipi : tidak dilakukan
Gerakan bersiul : tidak dilakukan
Daya pengecapan lidah 2/3 : tidak dilakukan
lidah depan
N. VIII
Mendengarkan detik arloji : tidak dilakukan
Tes schwabach : tidak dilakukan
Tes rinne : tidak dilakukan
Tes weber : tidak dilakukan
N. IX
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
7/25
Arcus pharynx : tidak dilakukan
Posisi uvula : tidak dilakukan
Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : tidak dilakukan
Refleks muntah : tidak dilakukan
N. X
Arcus pharynx : tidak dilakukan
Bersuara : dapat dilakukan
Menelan : dapat dilakukan
N. XI
Memalingkan kepala : dapat dilakukan
Sikap bahu : tidak dilakukan
Mengangkat bahu : tidak dilakukan
N. XII
Menjulurkan lidah : dapat dilakukan
Atrofi lidah artikulari : tidak dilakukan
Tremor lidah : tidak dilakukan
Fasikulasi : tidak dilakukan
MOTORIK
Gerakan : Normal
Kekuatan otot : Lemah pada bagian tangan kiri
Tonus otot : Menurun pada bagian tangan kiri
Trofi : -
REFLEKS FISOLOGIS
Refleks tendon
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
8/25
o Refleks biceps : tidak dilakukan
o Refleks triseps : tidak dilakukan
o Refleks patella : tidak dilakukan
o Refleks achilles : tidak dilakukan
REFLEKS PATOLOGIS
Hoffman trommer : tidak dilakukan
Babinski : tidak dilakukan
Chaddock : tidak dilakukan
Openheim : tidak dilakukan
Gordon : tidak dilakukan
Schaefer : tidak dilakukan
SENSIBILITAS
Eksteroseptif
o Nyeri : dapat dilakukan
o Suhu : dapat dilakukan
o Taktil : tidak dilakukan
Propioseptif
o Vibrasi : tidak dilakukan
o Posisi : tidak dilakukan
o Tekan dalam : tidak dilakukan
KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN
Tes telunjuk hidung : tidak dilakukan
Test telunjuk telunjuk : tidak dilakukan
Tes tumit lutut : tidak dilakukan
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
9/25
Tes romberg : tidak dilakukan
Tes fukuda : tidak dilakukan
Disdiadokinesis : tidak dilakukan
FUNGSI OTONOM
Miksi : tidak dilakukan
Defekasi : tidak dilakukan
FUNGSI LUHUR
Fungsi bahasa : tidak dilakukan
Fungsi orientasi : tidak dilakukan
Fungsi memori : tidak dilakukan
Fungsi emosi : tidak dilakukan
Fungsi kognisi : tidak dilakukan
DIAGNOSA K LINIS : dymielinitis n.medianus dextra
PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Pemeriksaan laboratorium :
Hb : 13 gr/dl
Trombosit : 332.000 /mm3
Ht : 39 %
Leukosit : 9200 /mm3
LED : 15 mm/jam
Bleeding time : 230(1-3 menit)
Clotting time : 5 (2-6 menit)
Ureum : 40 mg %
Creatinin : 0.63 mg %
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
10/25
GDP : 125 mg/dl
GDPP : 95 mg/dl
Hitung jenis
- Eosinofil : 1 %- Segmen : 76 %
- Limfosit : 21 %
- Monosit : 2 %
Pada pemeriksaan EMG (Elektromiografi), didapatkan :
- Diemyelintis N.Medianus kanan dan kiri
RESUME
Pasien Perempuan, 59 tahun datang dengan keluhan rasa nyeri dan pegal pada tangan sebelah
kiri yang sudah dirasakan sejak 1 tahun belakangan ini, awalnya timbul rasa kesemutan pada
telapak tangan terutama pada ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah yang kemudian rasa
kesemutan itu menjalar sampai ke lengan bawah. Gejala menjadi lebih jelas apabila untuk
bekerja menggunakan tangan kiri berlebihan. Sekarang pasien juga merasa terkadang
tangannya menjadi baal dan menjadi kurang kuat disertai rasa pegal yang timbul saat
menggenggam sesuatu terlalu lama atau sedang bilas setelah buang air dengan tangannya.
Sebelumnya pasien pernah melakukan pengobatan ke dokter umum dan keluhan tidak
membaik, dokter juga sudah menyarankan untuk melakukan tindakan operasi, tetapi pasien
takut. Jenis obat yang diminum adalah penghilang rasa nyeri (analgetik). Pasien pernah
dilakukan operasi carpal tunnel syndrome pada tangan sebelah kanan pada tahun 1994.
Pasien mempunyai riwayat terjatuh pada tangan kiri berupa fr. Radius distal kiri dan di
pasang gips pada tahun 2009. Pasien mempunyai riwayat DM dan Hipertensi. Riwayatkeluarga mempunyai riwayat DM dan Hipertensi. Pada pemeriksaan EMG (Elektromiografi),
didapatkan :
- Diemyelintis N.Medianus kanan dan kiri
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
11/25
Tidakan yang dilakukan terhadap pasien adalah di konsul dr. Yudi Yuwono, Sp. BS untuk
dilakukan tindakan operasi pembedahan dan konsul ke dokter anestesi, untuk mempersiapkan
operasi.
DIAGNOSA K ERJA : Carpal tunnel syndrome sinistra dengan post pasang gips fr. Radius
distal sinistra
PENATALAKSANAAN:
Konsul dr. Yudi Yuwono, Sp. BS
Rawat
Pro operasi release carpal tunnel syndrome :
Instruksi Persiapan operasi CTS:
Surat ijin operasi
Konsul anestesi
Hubungi / dijadwalkan ke OK
Puasa 8 jam sebelum operasi
1 jam pre-operasi injeksi ceftizoxime 2 gram IV (sebelumnya dilakukan skin test)
Penemuan Pembedahan (2 Desember 2012) :
Laporan tindakan bedah :
Pasien telentang diatas meja operasi dengan sedasi ringan
Asepsis dan antisepsis daerah lapangan operasi dan sekitarnya
Infiltrasi anestesi local disepanjang rencana insisi kulit dengan lidokain dan
bupivakain
Insisi linier di palmar tangan sinistra sehingga tebukanya ligament carpi
transversum
Pendarahan dirawat dengan kauter
Pasang spinder kulit
Insisi diperdalam sampai teridentifikasi flexor retinaculum (ligamentum carpi
transversum)
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
12/25
Di lakukan penutupa ligament carpi transversum searah N. medianus yang terletak
di bawahnya
Perdarahan dirawat
Luka operasi ditutup lapis demi lapis. (Operasi selesai)
Instruksi post op (2 Desember 2012) :
Awasi KU, kesadaran, tanda vital
Diit bebas, minum bebas
Mobilisasi duduk, jalan
Obat-obatan :
Inj. Ceftizoxime 1 x 2 g IV
Inj. Tramadol 3 x 1 IV
Inj. Ondansentron 8mg 3 x 1 ampul IV
Inj. Transamin 3 x 500 mg IV
Inj. Ranitidin 2 x 1 IV
Inj. Adona 3 x 1 ampul IV
Inj. Vit K 3 x 1 ampul IV
Inj. Metifer 3 x 1 ampul IV
Inj. Ikaneuron 1 x 1 ampul drip IVFD
Infus RL 8 jam/kolf
Bila tidak ada keluhan malam ini boleh rawat jalan
Obat pulang :
Cespan 2 x 200g tab
Mefinal 3 x 500g tab
Inj. Adona 3 x 1 tab
Inj. Vit K 3 x 1 tab
Kalnex 3 x 500g tab
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
13/25
Metifer 3 x 500mg tab
Ikaneuron 5000 1 x 1 tab
LAMPIRAN FOTO :
FOLLOW UP
3 Desember 2012
S : Keluhan nyeri (-)
O : KU Baik , Compos Mentis, Afebris
Status Lokalis : Luka operasi tenang, nyeri luka operasi saja
A : Post Op CT Release hari ke 3
P : Ganti balut
4 Desember 2012
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
14/25
S : Keluhan nyeri (-)
O : KU Baik , Compos Mentis, Afebris
Status Neurologis: Tidak ada perburukan
Status Lokalis : Luka operasi bagus
A : Kontrol hari ke-7 post op CT Release
P : App hecting + GV
Th/ Aufix 2 x 200g
Metifer 3 x 500mg tab
Ikaneuron 5000 1 x 1 tab
Enervon C 1 x 1
5 Desember 2012
S : Kadang-kadang timbul nyeri, sudah mengangkat barang berat
O : KU Baik , Compos Mentis, Afebris
Status Neurologis: Tidak ada perburukan
Status Lokalis : Luka bekas operasi kering
A : Kontrol post op CT Release
P : GV
Konsul fisioterapi
Terapi obat diteruskan
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
15/25
TINJAUAN PUSTAKA
Carpal Tunnel Syndrome
Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah
pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot
tangan. Tempat penekanan nervus medianus lainnya adalah di daerah siku. Ini
menyebabkan sindrom pronator, yaitu pada gerak pronasi lengan bawah secara maksimal
akan menimbulkan rasa nyeri.
CTS lebih sering pada wanita, puncaknya pada usia 42 tahun (40-60 tahun).
Risiko untuk menderita CTS sekitar 10% pada populasi dewasa.
I. Anatomi
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
16/25
Terowongan carpal merupakan kompartemen anatomi yang terletak di dasar
pergelangan tangan. Sembilan tendon fleksor dan saraf median melewati terowongan
karpal yang pada tiga sisinya dikelilingi oleh tulang karpal yang membentuk lengkungan.
Saraf dan tendon menyediakan fungsi, perasaan, dan gerakan untuk beberapa jari. Otot-
otot fleksor jari dan pergelangan tangan termasuk tendon mereka berasal di lengan bawah
di epikondilus medial sendi siku dan menempel pada Metaphalangeal (MP),
interphalangeal proksimal (PIP), dan interphalangeal distal tulang jari-jari dan jempol
(BSI). Terowongan carpal sekitar selebar ibu jari dan batas yang terletak di lipatan kulit
pergelangan tangan distal distal dan meluas ke telapak untuksekitar 2 cm.
Figure. 2 anatomi wrist
Saraf median dapat dikompresi dengan penurunan ukuran kanal, peningkatan ukuran isi
(seperti pembengkakan jaringan pelumas di sekitar tendon fleksor), atau keduanya. Cukup
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
17/25
melenturkan pergelangan tangan ke 90 derajat akan mengurangi ukuran kanal.
Kompresi saraf median karena dijalankan dalam untuk ligamen karpal transversal
(TCL) menyebabkan atrofi eminensia tenar, kelemahan fleksor polisis brevis, polisis
opponens, polisis brevis abductor, serta kehilangan sensori dalam distribusi saraf median
distal ligamentum karpal transversal. Ada cabang sensorik superfisial saraf median, yang
cabang proksimal ke TCL dan perjalanan dangkal untuk itu. Cabang ini Oleh karena itu
terhindar, dan innervates telapak ke arah jempol.
II. PATOFISIOLOGI
Sindroma Terowongan Karpal terjadi perlahan-lahan (kronis). Pada jaringan
pelindung tendon yaitu tenosynovium membengkak, dicurigai karena cairan synovial
yang berfungsi melindungi dan melumasi tendon tertimbun, terjadi juga penebalan
fleksor retinakulum. Kedua keadaan ini akan menekan n.Medianus. Tekanan yang
berulang-ulang dan lama pada n.Medianus akan menyebabkan tekanan intrafasikuler
meninggi. Keadaan ini menyebabkan perlambatan aliran vena. Kongesti ini lama-lama
akan mengganggu nutrisi intrafasikuler, selanjutnya terjadi anoksia yang akan merusak
endotel, menimbulkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. Hipotesa ini
dapat menerangkan keluhan yang sering pada Sindroma Terowongan Karpal yaitu beruparasa nyeri dan sembab terutama malam atau pagi hari, yang akan berkurang setelah
tangan yang bersangkutan digerak-gerakan atau diurut, mungkin karena perbaikan dari
gangguan vaskuler ini. Bila keadaan berlanjut terjadi fibrosis epineural dan merusak
serabut saraf. Selanjutnya saraf menjadi atrofi dan diganti jaringan ikat sehingga fungsi
n.Medianus akan terganggu. Pada Sindroma Terowongan Karpal yang akut, biasa terjadi
kompresi yang melebihi tekanan perfusi kapiler, sehingga terjadi gangguan
mikrosirkulasi saraf. Saraf menjadi iskemik, terjadi peninggian tekanan fasikuler yang
juga akan memperberat keadaan iskemik ini. Selanjutnya terjadi pelebaran pembuluh
darah yang menyebabkan edema yang menimbulkan terganggunya sawar darah saraf dan
selanjutnya merusak saraf tersebut. Pengaruh mekanik/tekanan langsung pada saraf tepi
dapat pula menimbulkan invaginasi nodus Ranvier dan demieliminasi setempat sehingga
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
18/25
konduksi saraf terganggu. Selainnya dari faktor mekanik dan vaskuler ini mungkin ada
keadaan lain yang membuat n.Medianus menderita dalam terowongan karpal.
III.Etiologi
Sebagian besar kasus CTS (>50%) bersifat idiopatik, terutama pada penderita
lanjut usia. Selain itu gerakan yang berulang-ulang pada pergelangan tangan dapat
menambah resiko Carpal Tunnel Syndrom. Berbagai kondisi dapat berkontribusi sebagai
penyebab, yaitu:
1. Herediter (keturunan)
2. Trauma (trauma langsung pada pergelangan tangan, pekerjaan dengan gerakan
mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan tangan yang berulang)
3. Infeksi ( tuberculosis)
4. Metabolik (Asam urat)
5. Endokrin (terapi estrogen dan androgen, diabetes mellitus, kehamilan)
6 . K eg an as an
7. Penyakit kolagen pembuluh darah (artritis reumatoid,
poli mia lgia reumatika)
8. Degenerasi (osteoartitis)
9 . T u m o r
IV.GEJALA KLINIS
a) Gangguan sensorik
Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gejala awal
biasanya adalah parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa jari seperti terkena
aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari, walaupun kadang-kadang
dirasakan mengenai seluruh jari, keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di
malam hari. Gejala lainya adalah nyeri ditangan yang juga dirasakan lebih memberat
di malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri
umunya agak berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakan tanganya
atau dengan meletakan tanganya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
19/25
berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tanganya. Bila penyakit
berlanjut rasa nyeri dapat bertambah berat dengan frekuensi serangan yang semakin
sering bahkan dapat menetap. Kadang-kadang nyeri dapat terasa sampai kelengan
atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah distal pergelangan
tangan. Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari tangan dan
pergalangan tangan terutama di pagi hari. Gejala ini akan berkurang setelah penderita
menggunakan tanganya. Hiperetesia dapat dijumpai pada daerah yang implus
sensoriknya diinervasi oleh nevus medianus.
Figure 3. sign and symptoms
b) Gangguan motoris
Pada tahap lebih lanjut penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang terampil
misalnya saat atau memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada tangan juga sering
dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang penderita sewaktu menggenggam.
Pada penderita CTS ini pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar dan
otot-otot lainya yang diinervasi oleh nervus medianus.
Klasifikasi stadium:
NO STADIUM STK GEJALA Tanda-tanda1 Asimptomatik - Phalen & Tinel (+)
2 Ringan Sedang (+), Intermitten Phalen & Tinel (+)
3 Berat (+/-), kontinyu Defisit neurologis
(+/-)
4 Berat sekali Selalu ada Atrofi tenar
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
20/25
V. PEMERIKSAAN
Untuk itu dapat dilakukan beberapa pemeriksaan dan tes provokasi untuk mempertajam
diagnosis.
1. Tes Phalen (Phalens test)
Penderita diminta untuk fleksi palmar secara maksimal. Bila sebelum 60 detik
timbul rasa kebas, kesemutan atau seperti kena listrik pada daerah distribusi n.Medianus,
tes dinyatakan positif. Banyak penulis yang menyatakan tes ini baik untuk diagnosis
Sindroma terowongan karpal, dengan sensitifitas 75% dan spesifisitas 95%.
(Pemeriksaan ini juga dilakukan serentak pada kedua tangan agar dapat dibandingkan).
Walaupun Sindroma Terowongan Karpal banyak yang bilateral, tangan mana yang lebih
dahulu positif dapat menentukan bahwa Sindroma Terowongan Karpal pada tangan
tersebut lebih berat dari tangan yang satu lagi. (Tes ini tak dapat dinilai bila ada gangguan
pergerakan sendi).
2. Tanda dari Tinel (Tinels sign)
Dengan mengetok n.Medianus melalui fleksor retinakulum di lipat pergelangan
tangan, tepat lateral tendo palmaris longus, dalam posisi sedikit dorsofleksi, timbul rasa
seperti kena listrik atau nyeri pada daerah distribusi n.Medianus, distal pergelangan, tes
dinyatakan positif. Ketokan sebaiknya dengan perkusi yang cukup besar sehingga dapat
mengetok seluruh fleksor retinakulum. Ketokan dengan jari biasanya kurang memadai.
Bila rasa nyeri yang timbul menjalar ke arah proksimal, mungkin jebakan terletak
proksimal dari terowongan karpal. Dan bila rasa nyeri menjalar ke distal dan proksimal,
mungkin ada suatu double crush yaitu jebakan terjadi di terowongan karpal dan juga di
proksimal terowongan karpal. Tes ini memiliki sensitifitas 64% dan spesifisitas mencapai
99% untuk mendiagnosis Sindroma Terowongan Karpal.
3. Tanda mengibaskan tangan (Flick sign)
Penderita diminta mengibaskan tangannya atau menggerak-gerakan jarinya. Bila
dengan cara ini keluhannya berkurang atau menghilang maka akan mendukung diagnosis
Sindroma Terowongan Karpal.
6. Tes ekstensi pergelangan (Wrist extension test)
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
21/25
Penderita diminta ekstensi dorsal pergelangan secara maksimal. Bila sebelum 60
detik timbul rasa kebas, semutan atau seperti kena listrik pada daerah distribusi
n.Medianus, dinyatakan tes positif hal ini dapat menyokong diagnosis Sindroma
Terowongan Karpal. (sebaiknya pemeriksaan dilakukan serentak pada kedua tangan
sehingga dapat dibandingkan). Bila ada gangguan pergerakan sendi (arthritis, ankylose
dll) tes ini tak dapat dinilai.
7. Tes bendungan (Tourniquet test)
Dengan melakukan bendungan memakai alat pemeriksa tekanan darah
(tensimeter) proksimal siku sedikit diatas tekanan sistolik. Bila dalam 60 detik timbul
rasa kesemutan, kebas atau seperti kena listrik pada derah distribusi n.Medianus, tes
dinyatakan positif hal ini menyokong untuk diagnosis Sindroma Terowongan Karpal.
(Tes ini akan positif pula pada beberapa penyakit lain misalnya penyakitRaynaud).
8. Tes Tekanan (Pressure test)
Dengan memakai ibu jari, n.Medianus di pergelangan (tempat memeriksa tanda
dari Tinel) ditekan dengan lembut. Bila dalam waktu < 120 detik timbul rasa kesemutan,
kebas, seperti kena listrik ataupun nyeri di daerah distribusi n.Medianus dinyatakan tes
positif, menyokong untuk diagnosis Sindroma Terowongan Karpal. (Pemeriksaan
dilakukan serentak pada kedua tangan).
VI.Pemeriksaan Penunjang
1. Elektrofisiologi Diagnostik
Electromyography (EMG) : dapat ditemukan gelombang tajam, potensial
fibrilasi dan aktivitas insrsional yang meningkat.
Kecepatan hantar saraf : sinyal akan tertangkap lebih lambat dan lemah.
2. Pencitraan MRI
USG : terdapat peningkatan area cross-sectional dari nervus medianus di
carpal tunnel dibandingkan dengan kontrol.
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
22/25
VII.Penatalaksanaan
Istirahatkan pergelangan tangan, menghindari gerakan berulang/berlebihan
pergelangan tangan dan tangan yang dapat mengeksaserbasi gejala.
1. Bidai pergelangan tangan : biasanya digunakan pada pasien dengan gejala ringan
sampai sedang yang berlangsung kurang dari 1 tahun. Digunakan untuk
mereposisi tangan supaya tidak fleksi dan ekstensi tangan.
Figure. 4 bidai pergelangan tangan
2. Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Berfungsi untuk menghilangkan nyeri
jika terdapat peradangan. Contoh: ibuprofen, ketoprofen, dan naproxen.
3. Kortikosteroid. Disuntikan langsung ke carpal tunnel untuk menghilangkan nyeri.
lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau
metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan karpal.
Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan
setelah diberi 3 kali suntikan. Digunakan untuk menghilangkan nyeri dan
mengurangi peradangan, sehingga mengurangi tekanan.
4. Operasi. Jika gejala CTS menetap disarankan untuk melakukan operasi carpal
tunnel. Bertujuan untuk mengurangi tekanan di carpal tunnel yaitu dengan cara
membelah lapisan transcutaneus (TCL/Transcutaneus layer). Pembedahan
dilakukan untuk melebarkan kanalis karpalis dengan melepaskan ligamentum
yang menjerat/menjepit atap dari kanalis karpalis, dibuka kemudian dilebarkan
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
23/25
ruangannya sehingga dapat menurunkan tekanan pada nervus medianus.
Figure. 5 terapi operatif
VIII. DIAGNOSA BANDING
1. De quervein Syndrome
2. CRS (Cervical Root Syndrome)
3. Pronator teres Syndrome
IX.PROGNOSA
STK derajat ringan: dengan pemberian obat oral, imobilisasi dan injeksi kortison sertarehabilitasi medik memberikan kesembuhan 80 %.
STK sedang dan berat: bila injeksi kortison dan imobilisasi tidak bermanfaat, maka
disarankan operasi. Kekambuhan setelah operasi 10 %.
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
24/25
TINJAUAN PUSTAKA
1. Viera AJ. Management of carpal tunnel syndrome. Am Fam Physician.
2003;68:265-72.
2. Ebenbichler GR, Resch KL, et al. Ultrasound treatment for treating carpal tunnel
syndrome: randomised sham controlled trial. BMJ 1998;316:7315.
3. Diagnosis of the carpal tunnel syndrome [editorial]. Lancet 1985;9:8548.
4. Miller AL, Birdsall TC. Etiology and conservative treatment of carpal tunnel
syndrome. Alt Med Rev 1997;2(1):26-35.
5. Mumenthaler M. Lesions of the peripheral nerves: median nerve. Neurology: a
textbook for physicians and students with 185 self-testing questions 2nd ed. Thieme-
Straton, New York, 1983:415-9.
6. Kao SY. Carpal tunnel syndrome as an occupational disease. J Am Board Fam Pract
2003;16(6):533-42.
7. tevens JC, Sun S, Beard CM, O'Fallon WM, Kurband LT. Carpal tunnel syndrome in
Rochester, Minnesota, 1961 to 1980. Neurology 1988;38:134-8.
-
7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt
25/25
8. Occupational disease surveillance: carpal tunnel syndrome. MMWR Morb Mortal
Wkly Rep 1989;38:485-489.
9. DeKrom MCTFM, Knipschild PG, Kester ADM, et al. Carpal tunnel syndrome:
prevalence in the general population. J Clin Epidemiol 1992;45:3736.
10. Dammers JWHH, Veering MM, Vermeulen M. Injection with methyl prednisolone
proximal to the carpal tunnel: randomised double blind trial. BMJ 1999;319:8846.
11. Wibowo BS. Electrophysiological evaluation of carpal tunnel syndrome in jakarta.
Neurona 2000;18:24-6.
12. Katz JN, Simmons BP. Carpal Tunnel Syndrome. N Engl J Med 2002;346;23:1807-
11.
13. Moeliono F. Etiologi, diagnosis dan terapi sindroma terowongan karpal (s.t.k) atau
(carpal tunnel syndrome/cts). Neurona 1993;10:16-27.