Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

download Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

of 25

Transcript of Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    1/25

    CARPAL TUNNEL SYNDROME

    Pembimbing :

    dr. Yudi Yuwono Wiwoho, Sp.BS

    Penyusun :

    Fildzah Dini Safitri (030.06.092)

    Kepaniteraan Klinik Ilmu Bedah

    Rumah Sakit Umum Pusat Angkatan Udara

    Periode 18 November 18 Januari 2012

    Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti

    http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=CARPAL&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FCarpal_tunnel_syndrome&ei=6Jx-UOKTBobXrQe-jYGoBg&usg=AFQjCNEmQbduOpl9uXQu9N-_sQqTvzL46Qhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=CARPAL&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CCMQFjAA&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FCarpal_tunnel_syndrome&ei=6Jx-UOKTBobXrQe-jYGoBg&usg=AFQjCNEmQbduOpl9uXQu9N-_sQqTvzL46Q
  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    2/25

    STATUS ILMU BEDAH SARAF

    SMF BEDAH SARAF

    RUMAH SAKIT DR. ERWAN ANTARIKSA ANGKATAN UDARA

    Nama Mahasiswa : FILDZAH DINI SAFITRI

    NIM : 030.06.092

    Dokter Pembimbing : dr. YUDI YUWONO WIWOHO Sp.BS

    IDENTITAS PASIEN

    Nama lengkap : Ny. Euis Ratna Jenis kelamin : Perempuan

    Usia : 57 tahun Suku bangsa : Jawa

    Status perkawinan : Menikah Agama : Islam

    Pekerjaan : Pensiunan Tanggal masuk RS: 2

    Desmber 2012

    Alamat : Kelapa II Wetan jakarta Ruangan : Cendrawasih

    I ANAMNESIS

    Diambil dari autoanamnesis dengan pasien, pada tanggal 2 Desember

    2012 Jam 12.30 WIB

    II. Keluhan Utama

    Rasa nyeri dan pegal pada tangan sebelah kiri

    III. Riwayat Penyakit Sekarang

    Pasien datang dengan keluhan rasa nyeri dan pegal pada tangan sebelah kiri yang

    sudah dirasakan sejak 1 tahun yang belakangan ini, awalnya timbul rasa kesemutan pada

    telapak tangan terutama pada ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah yang kemudian rasa

    kesemutan itu menjalar sampai ke lengan bawah. Gejala menjadi lebih jelas apabila untuk

    bekerja menggunakan tangan kiri berlebihan. Sekarang pasien juga merasa terkadang

    tangannya menjadi baal dan menjadi kurang kuat disertai rasa pegal yang timbul saat

    menggenggam sesuatu terlalu lama atau sedang bilas saat buang air dengan tangan.

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    3/25

    Sebelumnya pasien pernah melakukan pengobatan ke dokter umum dan keluhan tidak

    membaik, dokter juga sudah menyarankan untuk melakukan tindakan operasi, tetapi

    pasien takut. Jenis obat yang diminum adalah penghilang rasa nyeri (analgetik).

    IV. Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien pernah dilakukan operasi carpal tunnel syndrome pada tangan sebelah kanan pada

    tahun 1994. Pasien mempunyai riwayat terjatuh pada tangan kiri berupa fr. Radius distal

    kiri dan di pasang gips pada tahun 2009. Pasien mempunyai riwayan DM dan Hipertensi

    V. Riwayat Penyakit Keluarga

    Penyakit diabetes melitus (+)

    Riwayat hipertensi (+)

    Tidak ada riwayat keluhan yang sama pada keluarga

    PEMERIKSAAN FISIK

    Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    Tekanan Darah : 130 / 80 mmHg

    Nadi : 80 x/menit, reguler

    Pernapasan : 22x/ menit, reguler, teratur

    Suhu : 36 0 C

    STATUS GENERALIS

    Kepala : Normosefali, simetris

    Mata : CA (-/-), SI (-/-), pupil isokorPemeriksaan telinga : Otore (-/-), deformitas (-/-)

    Pemeriksaan hidung : Deformitas (-/-), rhinorrhea (-/-)

    Pemeriksaan mulut : Bibir kering (-), faring hiperemis (-)

    Leher : Tidak ada pembesaran KGB, JVP tidak meningkat

    Tiroid dalam batas normal

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    4/25

    Pulmo : Bentuk dan gerak simetris, suara dasar vesikuler,

    Ronkhi (-/-), Wheezing (-/-)

    Jantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)

    Abdomen : Supel, datar

    Hepar/Lien tidak teraba

    Timpani, BU (+), NT(-)

    Ekstremitas : Akral hangat pada kedua ekstremitas, tidak ada oedem, tes tunel (+), tes

    phalen (+), Jejas post operasi fr.radius.

    STATUS NEUROLOGIS

    Kesadaran : Compos Mentis

    GCS : E4 M6 V5 (15)

    Kepala : Normocephaly

    Mata : pupil isokor

    STATUS LOKALIS

    Inspeksi : Tampak jejas post operasi pada tangan kanan

    Palpasi : Tes tunel (+), Tes phalen (+)

    Perkusi : (-)

    Transluminasi : (-)

    TANDA RANGSANGAN MENINGEAL

    Kaku kuduk : negatif

    Brudzinski I : negatif

    Brudzinski II : negatif

    Laseque : negatif

    Kernig : negatif

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    5/25

    NERVI CRANIAL

    N I

    Daya penghidu : tidak dilakukan

    N II

    Ketajaman penglihatan (hitung jari) : tidak dilakukan

    Pengenalan warna : tidak dilakukan

    Lapang pandang (konfrontasi) : tidak dilakukan

    Funduskopi : tidak dilakukan

    N III, N IV, N VI

    Ptosis : negatif

    Strabismus : tidak dilakukan

    Nistagmus : tidak dilakukan

    Exoptalmus : negatif

    Enoptalmus : negatif

    Gerakan bola mata

    Lateral : dapat dilakukan

    Medial : dapat dilakukan

    Atas lateral : dapat dilakukan

    Atas medial : dapat dilakukan

    Bawah medial : dapat dilakukan

    Bawah lateral : dapat dilakukan

    Atas : dapat dilakukan

    Bawah : dapat dilakukan

    N. V

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    6/25

    Mengigit (M.messeter, M temporalis) : dapat dilakukan

    Membuka mulut : dapat dilakukan

    Sensibilitas

    o

    Atas : tidak dilakukano Tengah : tidak dilakukan

    o Bawah : tidak dilakukan

    Refleks masseter : tidak dilakukan

    N. VII

    Pasif

    Kerutan kulit dahi : tidak dilakukan

    Kedipan mata : dapat dilakukan

    Aktif

    Mengerutkan dahi : tidak dilakukan

    Mengerutkan alis : tidak dilakukan

    Menutup mata dengan kuat : tidak dilakukan

    Meringis/menyeringai : tidak dilakukan

    Menggembungkan pipi : tidak dilakukan

    Gerakan bersiul : tidak dilakukan

    Daya pengecapan lidah 2/3 : tidak dilakukan

    lidah depan

    N. VIII

    Mendengarkan detik arloji : tidak dilakukan

    Tes schwabach : tidak dilakukan

    Tes rinne : tidak dilakukan

    Tes weber : tidak dilakukan

    N. IX

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    7/25

    Arcus pharynx : tidak dilakukan

    Posisi uvula : tidak dilakukan

    Daya pengecapan lidah 1/3 belakang : tidak dilakukan

    Refleks muntah : tidak dilakukan

    N. X

    Arcus pharynx : tidak dilakukan

    Bersuara : dapat dilakukan

    Menelan : dapat dilakukan

    N. XI

    Memalingkan kepala : dapat dilakukan

    Sikap bahu : tidak dilakukan

    Mengangkat bahu : tidak dilakukan

    N. XII

    Menjulurkan lidah : dapat dilakukan

    Atrofi lidah artikulari : tidak dilakukan

    Tremor lidah : tidak dilakukan

    Fasikulasi : tidak dilakukan

    MOTORIK

    Gerakan : Normal

    Kekuatan otot : Lemah pada bagian tangan kiri

    Tonus otot : Menurun pada bagian tangan kiri

    Trofi : -

    REFLEKS FISOLOGIS

    Refleks tendon

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    8/25

    o Refleks biceps : tidak dilakukan

    o Refleks triseps : tidak dilakukan

    o Refleks patella : tidak dilakukan

    o Refleks achilles : tidak dilakukan

    REFLEKS PATOLOGIS

    Hoffman trommer : tidak dilakukan

    Babinski : tidak dilakukan

    Chaddock : tidak dilakukan

    Openheim : tidak dilakukan

    Gordon : tidak dilakukan

    Schaefer : tidak dilakukan

    SENSIBILITAS

    Eksteroseptif

    o Nyeri : dapat dilakukan

    o Suhu : dapat dilakukan

    o Taktil : tidak dilakukan

    Propioseptif

    o Vibrasi : tidak dilakukan

    o Posisi : tidak dilakukan

    o Tekan dalam : tidak dilakukan

    KOORDINASI DAN KESEIMBANGAN

    Tes telunjuk hidung : tidak dilakukan

    Test telunjuk telunjuk : tidak dilakukan

    Tes tumit lutut : tidak dilakukan

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    9/25

    Tes romberg : tidak dilakukan

    Tes fukuda : tidak dilakukan

    Disdiadokinesis : tidak dilakukan

    FUNGSI OTONOM

    Miksi : tidak dilakukan

    Defekasi : tidak dilakukan

    FUNGSI LUHUR

    Fungsi bahasa : tidak dilakukan

    Fungsi orientasi : tidak dilakukan

    Fungsi memori : tidak dilakukan

    Fungsi emosi : tidak dilakukan

    Fungsi kognisi : tidak dilakukan

    DIAGNOSA K LINIS : dymielinitis n.medianus dextra

    PEMERIKSAAN PENUNJANG :

    Pemeriksaan laboratorium :

    Hb : 13 gr/dl

    Trombosit : 332.000 /mm3

    Ht : 39 %

    Leukosit : 9200 /mm3

    LED : 15 mm/jam

    Bleeding time : 230(1-3 menit)

    Clotting time : 5 (2-6 menit)

    Ureum : 40 mg %

    Creatinin : 0.63 mg %

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    10/25

    GDP : 125 mg/dl

    GDPP : 95 mg/dl

    Hitung jenis

    - Eosinofil : 1 %- Segmen : 76 %

    - Limfosit : 21 %

    - Monosit : 2 %

    Pada pemeriksaan EMG (Elektromiografi), didapatkan :

    - Diemyelintis N.Medianus kanan dan kiri

    RESUME

    Pasien Perempuan, 59 tahun datang dengan keluhan rasa nyeri dan pegal pada tangan sebelah

    kiri yang sudah dirasakan sejak 1 tahun belakangan ini, awalnya timbul rasa kesemutan pada

    telapak tangan terutama pada ibu jari, jari telunjuk dan jari tengah yang kemudian rasa

    kesemutan itu menjalar sampai ke lengan bawah. Gejala menjadi lebih jelas apabila untuk

    bekerja menggunakan tangan kiri berlebihan. Sekarang pasien juga merasa terkadang

    tangannya menjadi baal dan menjadi kurang kuat disertai rasa pegal yang timbul saat

    menggenggam sesuatu terlalu lama atau sedang bilas setelah buang air dengan tangannya.

    Sebelumnya pasien pernah melakukan pengobatan ke dokter umum dan keluhan tidak

    membaik, dokter juga sudah menyarankan untuk melakukan tindakan operasi, tetapi pasien

    takut. Jenis obat yang diminum adalah penghilang rasa nyeri (analgetik). Pasien pernah

    dilakukan operasi carpal tunnel syndrome pada tangan sebelah kanan pada tahun 1994.

    Pasien mempunyai riwayat terjatuh pada tangan kiri berupa fr. Radius distal kiri dan di

    pasang gips pada tahun 2009. Pasien mempunyai riwayat DM dan Hipertensi. Riwayatkeluarga mempunyai riwayat DM dan Hipertensi. Pada pemeriksaan EMG (Elektromiografi),

    didapatkan :

    - Diemyelintis N.Medianus kanan dan kiri

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    11/25

    Tidakan yang dilakukan terhadap pasien adalah di konsul dr. Yudi Yuwono, Sp. BS untuk

    dilakukan tindakan operasi pembedahan dan konsul ke dokter anestesi, untuk mempersiapkan

    operasi.

    DIAGNOSA K ERJA : Carpal tunnel syndrome sinistra dengan post pasang gips fr. Radius

    distal sinistra

    PENATALAKSANAAN:

    Konsul dr. Yudi Yuwono, Sp. BS

    Rawat

    Pro operasi release carpal tunnel syndrome :

    Instruksi Persiapan operasi CTS:

    Surat ijin operasi

    Konsul anestesi

    Hubungi / dijadwalkan ke OK

    Puasa 8 jam sebelum operasi

    1 jam pre-operasi injeksi ceftizoxime 2 gram IV (sebelumnya dilakukan skin test)

    Penemuan Pembedahan (2 Desember 2012) :

    Laporan tindakan bedah :

    Pasien telentang diatas meja operasi dengan sedasi ringan

    Asepsis dan antisepsis daerah lapangan operasi dan sekitarnya

    Infiltrasi anestesi local disepanjang rencana insisi kulit dengan lidokain dan

    bupivakain

    Insisi linier di palmar tangan sinistra sehingga tebukanya ligament carpi

    transversum

    Pendarahan dirawat dengan kauter

    Pasang spinder kulit

    Insisi diperdalam sampai teridentifikasi flexor retinaculum (ligamentum carpi

    transversum)

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    12/25

    Di lakukan penutupa ligament carpi transversum searah N. medianus yang terletak

    di bawahnya

    Perdarahan dirawat

    Luka operasi ditutup lapis demi lapis. (Operasi selesai)

    Instruksi post op (2 Desember 2012) :

    Awasi KU, kesadaran, tanda vital

    Diit bebas, minum bebas

    Mobilisasi duduk, jalan

    Obat-obatan :

    Inj. Ceftizoxime 1 x 2 g IV

    Inj. Tramadol 3 x 1 IV

    Inj. Ondansentron 8mg 3 x 1 ampul IV

    Inj. Transamin 3 x 500 mg IV

    Inj. Ranitidin 2 x 1 IV

    Inj. Adona 3 x 1 ampul IV

    Inj. Vit K 3 x 1 ampul IV

    Inj. Metifer 3 x 1 ampul IV

    Inj. Ikaneuron 1 x 1 ampul drip IVFD

    Infus RL 8 jam/kolf

    Bila tidak ada keluhan malam ini boleh rawat jalan

    Obat pulang :

    Cespan 2 x 200g tab

    Mefinal 3 x 500g tab

    Inj. Adona 3 x 1 tab

    Inj. Vit K 3 x 1 tab

    Kalnex 3 x 500g tab

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    13/25

    Metifer 3 x 500mg tab

    Ikaneuron 5000 1 x 1 tab

    LAMPIRAN FOTO :

    FOLLOW UP

    3 Desember 2012

    S : Keluhan nyeri (-)

    O : KU Baik , Compos Mentis, Afebris

    Status Lokalis : Luka operasi tenang, nyeri luka operasi saja

    A : Post Op CT Release hari ke 3

    P : Ganti balut

    4 Desember 2012

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    14/25

    S : Keluhan nyeri (-)

    O : KU Baik , Compos Mentis, Afebris

    Status Neurologis: Tidak ada perburukan

    Status Lokalis : Luka operasi bagus

    A : Kontrol hari ke-7 post op CT Release

    P : App hecting + GV

    Th/ Aufix 2 x 200g

    Metifer 3 x 500mg tab

    Ikaneuron 5000 1 x 1 tab

    Enervon C 1 x 1

    5 Desember 2012

    S : Kadang-kadang timbul nyeri, sudah mengangkat barang berat

    O : KU Baik , Compos Mentis, Afebris

    Status Neurologis: Tidak ada perburukan

    Status Lokalis : Luka bekas operasi kering

    A : Kontrol post op CT Release

    P : GV

    Konsul fisioterapi

    Terapi obat diteruskan

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    15/25

    TINJAUAN PUSTAKA

    Carpal Tunnel Syndrome

    Carpal tunnel syndrome adalah keadaan nervus medianus tertekan di daerah

    pergelangan tangan sehingga menimbulkan rasa nyeri, parestesia, dan kelelahan otot

    tangan. Tempat penekanan nervus medianus lainnya adalah di daerah siku. Ini

    menyebabkan sindrom pronator, yaitu pada gerak pronasi lengan bawah secara maksimal

    akan menimbulkan rasa nyeri.

    CTS lebih sering pada wanita, puncaknya pada usia 42 tahun (40-60 tahun).

    Risiko untuk menderita CTS sekitar 10% pada populasi dewasa.

    I. Anatomi

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    16/25

    Terowongan carpal merupakan kompartemen anatomi yang terletak di dasar

    pergelangan tangan. Sembilan tendon fleksor dan saraf median melewati terowongan

    karpal yang pada tiga sisinya dikelilingi oleh tulang karpal yang membentuk lengkungan.

    Saraf dan tendon menyediakan fungsi, perasaan, dan gerakan untuk beberapa jari. Otot-

    otot fleksor jari dan pergelangan tangan termasuk tendon mereka berasal di lengan bawah

    di epikondilus medial sendi siku dan menempel pada Metaphalangeal (MP),

    interphalangeal proksimal (PIP), dan interphalangeal distal tulang jari-jari dan jempol

    (BSI). Terowongan carpal sekitar selebar ibu jari dan batas yang terletak di lipatan kulit

    pergelangan tangan distal distal dan meluas ke telapak untuksekitar 2 cm.

    Figure. 2 anatomi wrist

    Saraf median dapat dikompresi dengan penurunan ukuran kanal, peningkatan ukuran isi

    (seperti pembengkakan jaringan pelumas di sekitar tendon fleksor), atau keduanya. Cukup

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    17/25

    melenturkan pergelangan tangan ke 90 derajat akan mengurangi ukuran kanal.

    Kompresi saraf median karena dijalankan dalam untuk ligamen karpal transversal

    (TCL) menyebabkan atrofi eminensia tenar, kelemahan fleksor polisis brevis, polisis

    opponens, polisis brevis abductor, serta kehilangan sensori dalam distribusi saraf median

    distal ligamentum karpal transversal. Ada cabang sensorik superfisial saraf median, yang

    cabang proksimal ke TCL dan perjalanan dangkal untuk itu. Cabang ini Oleh karena itu

    terhindar, dan innervates telapak ke arah jempol.

    II. PATOFISIOLOGI

    Sindroma Terowongan Karpal terjadi perlahan-lahan (kronis). Pada jaringan

    pelindung tendon yaitu tenosynovium membengkak, dicurigai karena cairan synovial

    yang berfungsi melindungi dan melumasi tendon tertimbun, terjadi juga penebalan

    fleksor retinakulum. Kedua keadaan ini akan menekan n.Medianus. Tekanan yang

    berulang-ulang dan lama pada n.Medianus akan menyebabkan tekanan intrafasikuler

    meninggi. Keadaan ini menyebabkan perlambatan aliran vena. Kongesti ini lama-lama

    akan mengganggu nutrisi intrafasikuler, selanjutnya terjadi anoksia yang akan merusak

    endotel, menimbulkan kebocoran protein sehingga terjadi edema epineural. Hipotesa ini

    dapat menerangkan keluhan yang sering pada Sindroma Terowongan Karpal yaitu beruparasa nyeri dan sembab terutama malam atau pagi hari, yang akan berkurang setelah

    tangan yang bersangkutan digerak-gerakan atau diurut, mungkin karena perbaikan dari

    gangguan vaskuler ini. Bila keadaan berlanjut terjadi fibrosis epineural dan merusak

    serabut saraf. Selanjutnya saraf menjadi atrofi dan diganti jaringan ikat sehingga fungsi

    n.Medianus akan terganggu. Pada Sindroma Terowongan Karpal yang akut, biasa terjadi

    kompresi yang melebihi tekanan perfusi kapiler, sehingga terjadi gangguan

    mikrosirkulasi saraf. Saraf menjadi iskemik, terjadi peninggian tekanan fasikuler yang

    juga akan memperberat keadaan iskemik ini. Selanjutnya terjadi pelebaran pembuluh

    darah yang menyebabkan edema yang menimbulkan terganggunya sawar darah saraf dan

    selanjutnya merusak saraf tersebut. Pengaruh mekanik/tekanan langsung pada saraf tepi

    dapat pula menimbulkan invaginasi nodus Ranvier dan demieliminasi setempat sehingga

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    18/25

    konduksi saraf terganggu. Selainnya dari faktor mekanik dan vaskuler ini mungkin ada

    keadaan lain yang membuat n.Medianus menderita dalam terowongan karpal.

    III.Etiologi

    Sebagian besar kasus CTS (>50%) bersifat idiopatik, terutama pada penderita

    lanjut usia. Selain itu gerakan yang berulang-ulang pada pergelangan tangan dapat

    menambah resiko Carpal Tunnel Syndrom. Berbagai kondisi dapat berkontribusi sebagai

    penyebab, yaitu:

    1. Herediter (keturunan)

    2. Trauma (trauma langsung pada pergelangan tangan, pekerjaan dengan gerakan

    mengetuk atau fleksi dan ekstensi pergelangan tangan yang berulang)

    3. Infeksi ( tuberculosis)

    4. Metabolik (Asam urat)

    5. Endokrin (terapi estrogen dan androgen, diabetes mellitus, kehamilan)

    6 . K eg an as an

    7. Penyakit kolagen pembuluh darah (artritis reumatoid,

    poli mia lgia reumatika)

    8. Degenerasi (osteoartitis)

    9 . T u m o r

    IV.GEJALA KLINIS

    a) Gangguan sensorik

    Pada tahap awal gejala umumnya berupa gangguan sensorik saja. Gejala awal

    biasanya adalah parestesia, kurang merasa (numbness) atau rasa jari seperti terkena

    aliran listrik (tingling) pada jari dan setengah sisi radial jari, walaupun kadang-kadang

    dirasakan mengenai seluruh jari, keluhan parestesia biasanya lebih menonjol di

    malam hari. Gejala lainya adalah nyeri ditangan yang juga dirasakan lebih memberat

    di malam hari sehingga sering membangunkan penderita dari tidurnya. Rasa nyeri

    umunya agak berkurang bila penderita memijat atau menggerak-gerakan tanganya

    atau dengan meletakan tanganya pada posisi yang lebih tinggi. Nyeri juga akan

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    19/25

    berkurang bila penderita lebih banyak mengistirahatkan tanganya. Bila penyakit

    berlanjut rasa nyeri dapat bertambah berat dengan frekuensi serangan yang semakin

    sering bahkan dapat menetap. Kadang-kadang nyeri dapat terasa sampai kelengan

    atas dan leher, sedangkan parestesia umumnya terbatas di daerah distal pergelangan

    tangan. Dapat pula dijumpai pembengkakan dan kekakuan pada jari-jari tangan dan

    pergalangan tangan terutama di pagi hari. Gejala ini akan berkurang setelah penderita

    menggunakan tanganya. Hiperetesia dapat dijumpai pada daerah yang implus

    sensoriknya diinervasi oleh nevus medianus.

    Figure 3. sign and symptoms

    b) Gangguan motoris

    Pada tahap lebih lanjut penderita mengeluh jari-jarinya menjadi kurang terampil

    misalnya saat atau memungut benda-benda kecil. Kelemahan pada tangan juga sering

    dinyatakan dengan keluhan adanya kesulitan yang penderita sewaktu menggenggam.

    Pada penderita CTS ini pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar dan

    otot-otot lainya yang diinervasi oleh nervus medianus.

    Klasifikasi stadium:

    NO STADIUM STK GEJALA Tanda-tanda1 Asimptomatik - Phalen & Tinel (+)

    2 Ringan Sedang (+), Intermitten Phalen & Tinel (+)

    3 Berat (+/-), kontinyu Defisit neurologis

    (+/-)

    4 Berat sekali Selalu ada Atrofi tenar

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    20/25

    V. PEMERIKSAAN

    Untuk itu dapat dilakukan beberapa pemeriksaan dan tes provokasi untuk mempertajam

    diagnosis.

    1. Tes Phalen (Phalens test)

    Penderita diminta untuk fleksi palmar secara maksimal. Bila sebelum 60 detik

    timbul rasa kebas, kesemutan atau seperti kena listrik pada daerah distribusi n.Medianus,

    tes dinyatakan positif. Banyak penulis yang menyatakan tes ini baik untuk diagnosis

    Sindroma terowongan karpal, dengan sensitifitas 75% dan spesifisitas 95%.

    (Pemeriksaan ini juga dilakukan serentak pada kedua tangan agar dapat dibandingkan).

    Walaupun Sindroma Terowongan Karpal banyak yang bilateral, tangan mana yang lebih

    dahulu positif dapat menentukan bahwa Sindroma Terowongan Karpal pada tangan

    tersebut lebih berat dari tangan yang satu lagi. (Tes ini tak dapat dinilai bila ada gangguan

    pergerakan sendi).

    2. Tanda dari Tinel (Tinels sign)

    Dengan mengetok n.Medianus melalui fleksor retinakulum di lipat pergelangan

    tangan, tepat lateral tendo palmaris longus, dalam posisi sedikit dorsofleksi, timbul rasa

    seperti kena listrik atau nyeri pada daerah distribusi n.Medianus, distal pergelangan, tes

    dinyatakan positif. Ketokan sebaiknya dengan perkusi yang cukup besar sehingga dapat

    mengetok seluruh fleksor retinakulum. Ketokan dengan jari biasanya kurang memadai.

    Bila rasa nyeri yang timbul menjalar ke arah proksimal, mungkin jebakan terletak

    proksimal dari terowongan karpal. Dan bila rasa nyeri menjalar ke distal dan proksimal,

    mungkin ada suatu double crush yaitu jebakan terjadi di terowongan karpal dan juga di

    proksimal terowongan karpal. Tes ini memiliki sensitifitas 64% dan spesifisitas mencapai

    99% untuk mendiagnosis Sindroma Terowongan Karpal.

    3. Tanda mengibaskan tangan (Flick sign)

    Penderita diminta mengibaskan tangannya atau menggerak-gerakan jarinya. Bila

    dengan cara ini keluhannya berkurang atau menghilang maka akan mendukung diagnosis

    Sindroma Terowongan Karpal.

    6. Tes ekstensi pergelangan (Wrist extension test)

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    21/25

    Penderita diminta ekstensi dorsal pergelangan secara maksimal. Bila sebelum 60

    detik timbul rasa kebas, semutan atau seperti kena listrik pada daerah distribusi

    n.Medianus, dinyatakan tes positif hal ini dapat menyokong diagnosis Sindroma

    Terowongan Karpal. (sebaiknya pemeriksaan dilakukan serentak pada kedua tangan

    sehingga dapat dibandingkan). Bila ada gangguan pergerakan sendi (arthritis, ankylose

    dll) tes ini tak dapat dinilai.

    7. Tes bendungan (Tourniquet test)

    Dengan melakukan bendungan memakai alat pemeriksa tekanan darah

    (tensimeter) proksimal siku sedikit diatas tekanan sistolik. Bila dalam 60 detik timbul

    rasa kesemutan, kebas atau seperti kena listrik pada derah distribusi n.Medianus, tes

    dinyatakan positif hal ini menyokong untuk diagnosis Sindroma Terowongan Karpal.

    (Tes ini akan positif pula pada beberapa penyakit lain misalnya penyakitRaynaud).

    8. Tes Tekanan (Pressure test)

    Dengan memakai ibu jari, n.Medianus di pergelangan (tempat memeriksa tanda

    dari Tinel) ditekan dengan lembut. Bila dalam waktu < 120 detik timbul rasa kesemutan,

    kebas, seperti kena listrik ataupun nyeri di daerah distribusi n.Medianus dinyatakan tes

    positif, menyokong untuk diagnosis Sindroma Terowongan Karpal. (Pemeriksaan

    dilakukan serentak pada kedua tangan).

    VI.Pemeriksaan Penunjang

    1. Elektrofisiologi Diagnostik

    Electromyography (EMG) : dapat ditemukan gelombang tajam, potensial

    fibrilasi dan aktivitas insrsional yang meningkat.

    Kecepatan hantar saraf : sinyal akan tertangkap lebih lambat dan lemah.

    2. Pencitraan MRI

    USG : terdapat peningkatan area cross-sectional dari nervus medianus di

    carpal tunnel dibandingkan dengan kontrol.

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    22/25

    VII.Penatalaksanaan

    Istirahatkan pergelangan tangan, menghindari gerakan berulang/berlebihan

    pergelangan tangan dan tangan yang dapat mengeksaserbasi gejala.

    1. Bidai pergelangan tangan : biasanya digunakan pada pasien dengan gejala ringan

    sampai sedang yang berlangsung kurang dari 1 tahun. Digunakan untuk

    mereposisi tangan supaya tidak fleksi dan ekstensi tangan.

    Figure. 4 bidai pergelangan tangan

    2. Obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Berfungsi untuk menghilangkan nyeri

    jika terdapat peradangan. Contoh: ibuprofen, ketoprofen, dan naproxen.

    3. Kortikosteroid. Disuntikan langsung ke carpal tunnel untuk menghilangkan nyeri.

    lnjeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison 10-25 mg atau

    metilprednisolon 20 mg atau 40 mg diinjeksikan ke dalam terowongan karpal.

    Tindakan operasi dapat dipertimbangkan bila hasil terapi belum memuaskan

    setelah diberi 3 kali suntikan. Digunakan untuk menghilangkan nyeri dan

    mengurangi peradangan, sehingga mengurangi tekanan.

    4. Operasi. Jika gejala CTS menetap disarankan untuk melakukan operasi carpal

    tunnel. Bertujuan untuk mengurangi tekanan di carpal tunnel yaitu dengan cara

    membelah lapisan transcutaneus (TCL/Transcutaneus layer). Pembedahan

    dilakukan untuk melebarkan kanalis karpalis dengan melepaskan ligamentum

    yang menjerat/menjepit atap dari kanalis karpalis, dibuka kemudian dilebarkan

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    23/25

    ruangannya sehingga dapat menurunkan tekanan pada nervus medianus.

    Figure. 5 terapi operatif

    VIII. DIAGNOSA BANDING

    1. De quervein Syndrome

    2. CRS (Cervical Root Syndrome)

    3. Pronator teres Syndrome

    IX.PROGNOSA

    STK derajat ringan: dengan pemberian obat oral, imobilisasi dan injeksi kortison sertarehabilitasi medik memberikan kesembuhan 80 %.

    STK sedang dan berat: bila injeksi kortison dan imobilisasi tidak bermanfaat, maka

    disarankan operasi. Kekambuhan setelah operasi 10 %.

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    24/25

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Viera AJ. Management of carpal tunnel syndrome. Am Fam Physician.

    2003;68:265-72.

    2. Ebenbichler GR, Resch KL, et al. Ultrasound treatment for treating carpal tunnel

    syndrome: randomised sham controlled trial. BMJ 1998;316:7315.

    3. Diagnosis of the carpal tunnel syndrome [editorial]. Lancet 1985;9:8548.

    4. Miller AL, Birdsall TC. Etiology and conservative treatment of carpal tunnel

    syndrome. Alt Med Rev 1997;2(1):26-35.

    5. Mumenthaler M. Lesions of the peripheral nerves: median nerve. Neurology: a

    textbook for physicians and students with 185 self-testing questions 2nd ed. Thieme-

    Straton, New York, 1983:415-9.

    6. Kao SY. Carpal tunnel syndrome as an occupational disease. J Am Board Fam Pract

    2003;16(6):533-42.

    7. tevens JC, Sun S, Beard CM, O'Fallon WM, Kurband LT. Carpal tunnel syndrome in

    Rochester, Minnesota, 1961 to 1980. Neurology 1988;38:134-8.

  • 7/22/2019 Carpal Tunnel Syndrome Jadi Bgt

    25/25

    8. Occupational disease surveillance: carpal tunnel syndrome. MMWR Morb Mortal

    Wkly Rep 1989;38:485-489.

    9. DeKrom MCTFM, Knipschild PG, Kester ADM, et al. Carpal tunnel syndrome:

    prevalence in the general population. J Clin Epidemiol 1992;45:3736.

    10. Dammers JWHH, Veering MM, Vermeulen M. Injection with methyl prednisolone

    proximal to the carpal tunnel: randomised double blind trial. BMJ 1999;319:8846.

    11. Wibowo BS. Electrophysiological evaluation of carpal tunnel syndrome in jakarta.

    Neurona 2000;18:24-6.

    12. Katz JN, Simmons BP. Carpal Tunnel Syndrome. N Engl J Med 2002;346;23:1807-

    11.

    13. Moeliono F. Etiologi, diagnosis dan terapi sindroma terowongan karpal (s.t.k) atau

    (carpal tunnel syndrome/cts). Neurona 1993;10:16-27.