WEBINAR KELAS PPDS

87
WEBINAR KELAS PPDS dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

Transcript of WEBINAR KELAS PPDS

Page 1: WEBINAR KELAS PPDS

WEBINAR KELAS PPDS dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

Page 2: WEBINAR KELAS PPDS

Komplikasi kronik DM Neuropati perifer, gangguan vascular, infeksi, perubahan tekanan pada plantar kaki

Kaki Diabetik

Page 3: WEBINAR KELAS PPDS

Klasifikasi Wagner

Pencegahan

Kontrol GD, Antibiotik

Kontrol GD, Debridemant,

Antibiotik

Debridemant, Amputasi kecil

Debridemant, Amputasi luas

Amputasi bawah lutut

Page 4: WEBINAR KELAS PPDS

Faktor risiko kaki diabetik

• Usia dan jenis kelamin

• Lamanya menderita DM

• Dislipidemia dan obesitas

• Hipertensi

• Merokok

• Neuropati

• Pola makan dan diet

• Penyakit Arteri Perifer

• Kontrol glikemik buruk

• Perawatan kaki

• Penggunaan alas kaki tidak tepat

Page 5: WEBINAR KELAS PPDS

Ankle Brachial Index

Page 6: WEBINAR KELAS PPDS
Page 7: WEBINAR KELAS PPDS

Tes Garputala (128 Hz)

• Metode pemeriksaan konvensional ini sangat mudah, noninvasif, murah dan gampang.

• Tujuan : mengetahui sensibilitas kaki melalui vibrasi. Deteksi dengan garputala dapat dimulai di plantar hallux.

Page 8: WEBINAR KELAS PPDS

Pengelolaan Kaki Diabetes

• Pencegahan Primer

Penyuluhan untuk pencegahan kaki diabetes

• Pencegahan Sekunder

Mechanical control-pressure control

Metabolic control

Vascular control

Educational control

Wound control

Microbiological control-infection control

Page 9: WEBINAR KELAS PPDS

Mechanical control-pressure control

• mengurangi kecepatan saat berjalan kaki, istirahat (bed rest), kursi roda, alas kaki, removable cast walker, total contact cast, walker, sepatu boot ambulatory. Total contact cast

Page 10: WEBINAR KELAS PPDS

Wound control prinsip : moist wound healing 1. Debridemant bila ada jaringan nekrotik (debridemen mekanik,

enzimatik, autolitik, biologik, dan debridement bedah)

2. Irigasi dengan cairan fisiologis

3. Dressing

Komponen zat penyerap :

carbonated dressing

alginate dressing

hydrophilic fiber

silver impregnated

Luka yang masih produktif

Luka yang masih produktif dan terinfeksi

Page 11: WEBINAR KELAS PPDS

Indikasi Amputasi

• Jaringan nekrotik luas

• Iskemi jaringan yang tidak dapat direkonstruksi

• Gagal revaskularisasi

• Charchot’s foot dengan instabilitas

• Gas gangrene dan necrotizing fasciitis

• Tidak membaik dengan terapi adekuat

• Gangren

• Deformitas anatomi yang berat dan tidak terkontrol

• Ulkus berulang

Page 12: WEBINAR KELAS PPDS

Seorang wanita 59 tahun datang ke IGD RSMH dengan keluhan jari kaki kanan yang menghitam sejak 1 minggu. Tidak ada demam atau nyeri. Pasien memiliki riwayat diabetes melitus tipe 2 sejak 15 tahun yang lalu dan sudah mendapatkan insulin detemir 1x22 unit dan insulin aspart 3x18 unit. Pasien juga memiliki riwayat hipertensi dan mendapat pengobatan valsartan 1x160 mg. Pasien sudah berobat ke rumah sakit dan dilakukan amputasi pada jari 1 tapi luka tidak sembuh. Pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital normal dan suhu 37.0oC, serta gambaran pedis sebagai berikut:

Page 13: WEBINAR KELAS PPDS

• Hasil laboratorium menunjukkan glukosa darah puasa 230 mg/dL, HbA1c 7,9 %, leukosit 7.000/uL.Pemeriksaan penunjang yang paling tepat pada pasien ini adalah:

A. Foto polos pedis, MRI pedis, dan USG doppler

B. Faal hemostasis, foto polos pedis, dan arteriografi

C. Faal hemostasis, foto polos pedis, dan USG doppler

D. Faal hemostasis, USG doppler kaki, dan USG soft tissue

E. Foto polos pedis dengan USG soft tissue, dan arteriografi.

Penunjang penunjang yang dibutuhkan dalam pengelolaan pasien dengan kaki diabetik adalah Faal hemostasis, foto polos pedis, dan arteriografi (Sumber Buku PAPDI hal 2468)

Page 14: WEBINAR KELAS PPDS

• Tn BR seorang laki-laki 43 tahun datang ke poli Penyakit Dalam dengan keluhan badan lemas, pasien mudah lapar sehingga banyak makan, dan sering merasa haus, sehingga banyak minum. Pasien memiliki gaya hidup yang buruk, makan yang manis-manis dan tidak terkontrol sejak kuliah, Pasien juga memiliki kedua orangtua dengan riwayat diabetes melitus. Kakek pasien meninggal karena gula darah yang terlampau tinggi. Pada mulanya glukosa darah masih terkendali dengan pengaturan diet namun sejak 5 tahun terakhir selain pengaturan gaya hidup, pasien harus mengkonsumsi metformin 3x500 mg. Hasil laboratorium saat ini menunjukkan glukosa darah puasa 192 mg/dL, glukosa darah 2 jam post prandial 223 mg/dL. HbA1C 7,4%.

Page 15: WEBINAR KELAS PPDS

Gangguan metabolisme yang terjadi pada kasus diatas adalah:

A. Proliferasi dari sel pankreas yang tidak adekuat

B. Penurunan glucose transporter 4 (GLUT-4)

C. Sensitivitas hormon glukagon yang meningkat

D. Adanya resistensi dari reseptor glukosa

E. Peningkatan sensitivitas reseptor insulin di sel hati

Page 16: WEBINAR KELAS PPDS

Klasifikasi pada kaki diabetes berdasarkan PEDIS international Consensus on diabetic foot adalah terdiri dari berikut ini kecuali ?

A. Impaired perfusion

B. Size

C. Impaired Sensation

D. Inflamation

E. Tissue Loss

Page 17: WEBINAR KELAS PPDS

Pemeriksaan fisik pada kaki diabetes meliputi pemeriksaan sebagai berikut , kecuali?

A. Pemeriksaan vascular pulsasi arteri, perubaahan warna kulit, edema, perubaahaan suhu, kelainan local ekstremitas

B. Pemeriksaan neuropati garpu tala, sensasi halus dg kapas, sensasi suhu panas-dingin, refleks fisiologis, pemeriksaan klonus, Romberg test

C. Pemeriksaan kulit turgor, warna kulit, kulit kering, callus, ulkus, gangrene, tanda infeksi

D. Pemeriksaan sepatu dan alas kaki jenus sepatu, kecocokan bentuk kaki,insole

E. Pemeriksaan valgus dan varus

Page 18: WEBINAR KELAS PPDS

Tindakan pencegahan bila ada luka di kaki (Texas Modifikasi Stadium A tingkat 0). Berdasarkan kategori resiko lesi kaki diabetik adalah sebagai berikut

A. Gunakan kaos kaki

B. Periksa kaki setiap 1 minggu untuk deteksi dini setiap hari

C. boleh berjalan tanpa alas kaki tidak boleh berjalan tanpa alas

D. Selalu menjaga kaki dalam keadaan basah jaga kondisi tidak basah

E. Gunakan bantal panas untuk kaki jangan gunakan bantal panas

Page 19: WEBINAR KELAS PPDS

Yang termasuk kedalam patogenesis terrjadinya ulkus pada kaki oleh karena diabetes melitus yaitu sebagai berikut, kecuali ?

A. Terjadinya Dry skin fissura

B. Akibat Peningkatan plantar pressure

C. Otot hipertrofi

D. Engarged vein, warm foot

E. Autonomic neuropathy

Page 20: WEBINAR KELAS PPDS

Indikasi amputasi pada kaki diabetik adalah sebgai berikut kecuali?

A. Jaringan nekrosis luas

B. Iskemik jaringan yang dapat direkonstruksi

C. Gagal revaskularisasi

D. Gangren

E. Charcots foot

Page 21: WEBINAR KELAS PPDS

Tujuan nekrotomi dan amputasi pada penatalaksanaan kaki diabetik adalah sebgaia berikut, kecuali ?

A. Mengurangi jaringan yang viabel di sekitar ulkus

B. Meningkatkan penetrasi antibiotik ke luka yang treinfeksi

C. Memungkinkan drainase

D. Membuang jaringan infeksi

E. Menguirangi tekanan pada jaringan kapiler dan tepi luka

Page 22: WEBINAR KELAS PPDS

Pada tatalaksana holistik kaki diabetes meliputi beberapa aspek yang perlu dikontrol diantaranya adalah sebgai berikut, kecuali ?

A. Kontrol mekanik

B. Kontrol luka

C. Kontrol infeksi

D. Kontrol edukasi

E. Kontrol diet

Page 23: WEBINAR KELAS PPDS

Pengendalian morbiditas misalnya hipertensi, dislipidemia,gangguan fungsi hati dan ginjal, elektrolit, anemia, dan infeksi penyerta serta hipoalbuminemia termasuk dalam aspek kontrol apa dalam tatalaksana holistik kaki diabetes?

A. Kontrol mekanik

B. Kontrol luka

C. Kontrol infeksi

D. Kontrol metabolik

E. Kontrol diet

Page 24: WEBINAR KELAS PPDS

TB PARU

Dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

Page 25: WEBINAR KELAS PPDS

Pendahuluan

• Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.

• Terdapat beberapa spesies Mycobacterium, antara lain: M. tuberculosis, M. africanum, M. bovis, M. Leprae dsb.

• Tuberkolosis adalah penyakit akibat kuman mycobakterium tuberkulosis Prevalensi (2016) :

1.India

2.Indonesia

3.Nigeria

4.Pakistan

5.Afrika Selatan

Page 26: WEBINAR KELAS PPDS

Mekanisme Transmisi

Droplet Infection

Daya penularan ditentukan banyaknya kuman yang dikeluarkan dari paru penderita TB, derajat penyakit, konsentrasi droplet dalam udara dan lamanya menghirup udara tsb (Depkes RI, 2003)

Jumlah organisme yang ditularkan:

• Bicara: 0 – 200

• Batuk: 0 – 3500

• Bersin: 4500 – 1.000.000

Page 27: WEBINAR KELAS PPDS

Diagnosis

Page 28: WEBINAR KELAS PPDS

Pemeriksaan Bakteriologis

• Bahan pemeriksaan:

• Dahak, cairan pleura, CSF, BAL, urine, feces, jaringan biopsi, dll

• Cara pengumpulan dahak:

• Pengambilan dahak 2 kali, minimal 1 dahak pagi.

• Cara pemeriksaan dahak / bahan lain:

• Mikroskopis

• Biakan (kultur) gold standard.

Page 29: WEBINAR KELAS PPDS

Pemeriksaan Mikroskopis

• Pemeriksaan mikroskopis:

Biasa: pewarnaan ZN

Fluoresens: pewarnaan auraminrhodamin

• Pemeriksaan mikroskopis dibaca dengan skala IUATLD

• Biakan kuman :

media Lowenstei-Jensen dll

Page 30: WEBINAR KELAS PPDS

Uji Xpert MTB/Rif

• Identifikasi MTB dan resistensi terhadap Rifampicin

• Minimal 1 ml sputum, bukan saliva

• Pemeriksaan 1-2 jam

Page 31: WEBINAR KELAS PPDS

Klasifikasi pasien TB

• Pasien kasus baru:

pasien yang belum pernah mendapatkan pengobatan TB sebelumnya atau sudah pernah menelan OAT namun < 1 bulan (28 dosis).

• Pasien kambuh:

pasien TB yang pernah dinyatakan sembuh atau pengobatan lengkap dan saat ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologis atau klinis (baik karena benar-benar kambuh atau reinfeksi).

• Pasien yang diobati kembali setelah gagal:

pasien TB yang pernah diobati dan dinyatakan gagal pada pengobatan terakhir.

• Pasien loss to follow up:

pasien yang pernah diobati selama minimal 1 bulan (28 dosis) dan dinyatakan loss to follow up (dulu disebut pasien default).

• Pasien yang riwayat pengobatan sebelumnya tidak diketahui (tidak masuk kelompok di atas).

Page 32: WEBINAR KELAS PPDS

Tatalaksana

Terduga TB

1. Pasien Baru

2. Belum pernah riw. OAT

3. Status HIV (-)

4. Kontak TB RO (-)

1. Pasien pengobatan ulang

2. HIV (+)

3. Kontak TB RO (+)

Apakah faskes punya TCM ?

Langkah 1

Langkah 2

Page 33: WEBINAR KELAS PPDS

Pasien Baru

Tidak ada TCM

Pemeriksaan mikroskopis

BTA

Ada TCM

Lakukan TCM

Pasien Pengobatan

ulang

Tidak ada TCM

Ada TCM

Lakukan TCM

Langkah 3

Page 34: WEBINAR KELAS PPDS
Page 35: WEBINAR KELAS PPDS
Page 36: WEBINAR KELAS PPDS

OAT lini pertama : INH Rifampicin Pirazinamid Etambutol Streptomicin Pasien baru : 2HRZE/4RH, atau 2HRZE/4R3H3 Pasien dengan riw.pengobatan : 2RHZES/RHZE/5RHE atau RHZES/RHZE/5R3H3E3

Page 37: WEBINAR KELAS PPDS

OAT FDC 4 FDC : RHZE 150/75/400/275 2 FDC : RH 150/150

Page 38: WEBINAR KELAS PPDS
Page 39: WEBINAR KELAS PPDS
Page 40: WEBINAR KELAS PPDS

Hasil Pengobatan

Page 41: WEBINAR KELAS PPDS
Page 42: WEBINAR KELAS PPDS

Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan batuk sejak 1 bulan yang lalu. Batuk berdahak warna kekuningan. Pasien mengalami penurunan berat badan sebanyak 2 kg. Dua tahun yang lalu pasien pernah berobat dengan keluhan yang sama. Saat itu pasien diperiksa dahaknya dan disuruh minum obat teratur selama 6 bulan, tetapi hanya minum obat selama tiga minggu karena keluhan membaik. Hasil pemeriksaan sputum BTA saat ini positif pada tiga kali pemeriksaan. Apakah diagnosis yang paling tepat pada kasus tsb?

A. TB paru kasus gagal pengobatan B. TB paru kasus resistensi obat C. TB paru kasus putus obat D. TB paru kasus kambuh E. TB paru kasus baru

Page 43: WEBINAR KELAS PPDS

Seorang perempuan 35 tahun datang dengan keluhan batuk berdarah sejak 1 minggu yll. Keluhan ini pernah dirasakan 4 bulan yll dan sempat membaik. Pasien pernah mengalami pengobatan TB selama 6 minggu lalu berhenti pengobatan karena merasa sembuh. Hasil BTA saat ini +/+. Diagnosis ?

A. TB kasus baru

B. TB relapse

C. TB gagal pengobatan

D. TB drop out

E. TB MDR

Page 44: WEBINAR KELAS PPDS

Laki – laki 44 tahun datang berobat dengan keluhan batuk berdahak dan sesak. Sebelumnya pasien merupakan penderita TB paru rutin menjalani pengobatan. Pengobatan telah dikatakan tuntas dan sembuh, namun pasien kembali berobat dengan sputum 2x hasil BTA positif. Apakh diagnosis yang paling tepat pada kasus tersebut

A. TB MDR

B. TB kasus gagal

C. Poliresisten TB

D. TB relaps

E. TB monoresisten

Page 45: WEBINAR KELAS PPDS

Seorang laki-laki 30 tahun mengeluh batuk sudah lebih dari 3 minggu, keringat malam hari, dan BB menurun. Di puskesmas pasien didiagnosis TB Paru dan diberi obat OAT. Setelah 2 minggu, pasien mengeluh mual dan muntah hebat. Didapatkan sclera ikterik, AST 1200IU/L, ALT 360 IU/L. Obat apakah yang paling banyak menyebabkan kondisi pasien tersebut?

A. Isoniazid

B. Rifampisin

C. Streptomisin

D. Pirazinamid

E. Etambutol

Page 46: WEBINAR KELAS PPDS

Kategori resisten OAT terhadap isoniazid rifampisin dengan fluoroquinolon dan salah satu dari 3 obat injeksi disebut

A. TB MDR

B. TB XDR

C. Poliresisten TB

D. Total drug Resistance

E. TB RR

Page 47: WEBINAR KELAS PPDS

Ny MS usia 29 tahun, datang dibawa keluarga dengan penurunan kesadaran pada pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somolen, TD 110/60 N 50 RR 30 T 35 C, BB saat ini 75 kg tb 158 cm. Pasien memiliki riwayat sakit hipotiroidisme dan berat badan berlebih. Pasien sering mengkonsumsi narkoba. Hasil Laboratorium: hb 12, wbc 16.500 Serum Kreatinin 0.9 mg/dL, TSH 42.1 mU/L ft4 0.09 ng/dl, Diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah…

a. Koma miksedema

b. Stroke akut

c. Intoksikasi opioid

d. Av block Jantung

e. Syok Sepsis

Hidrocortison 100 mg tiap 8 jam + levotiroksin loading dose 500 ug i.v diikuti dosis 100 ug/hari

Page 48: WEBINAR KELAS PPDS

Yang termasuk patofisiologi terjadinya koma miksedema adalah sebagai berikut, kecuali ?

A. Hipoxia

B. Retensi Co2

C. Ketidak seimbangan elektrolit

D. Ketidak seimbangan cairan

E. hipertermia

Page 49: WEBINAR KELAS PPDS

Hiperkalsemia

• Hormon paratiroid menghasilkan kalsium

• Parathyroid hormone related protein (PTHrp) penyebab tersering hiperkalsemia terkait kanker.

• Bila produksi PTHrp >> akan berfungsi sbg hormone yg bekerja sistemik absorbsi kalsium di usus, reabsorpsi kalsium di tubulus ginjal dan metabolisme tulang ↑

• Gejala klinis : fatigue, lemah otot, depresi, nyeri perut, konstipasi, anoreksi.

• Komplikasi ginjal akut dan kronis

• Tatalaksana : Meningkatkan ekskresi kalsium urin NaCl 0,9% i.v Hambat resorpsi tulang bifosfonat

Page 50: WEBINAR KELAS PPDS

Pasien laki2 39 tahun datang dengan keluahn nyeri tulang dan membawa hasil laboratorium calcium 11,9, Pasien dilakukan serangkaian pemeriksaan termasuk rekam jantung. Kelainan ekg apa yang dapat ditemukan pada pasien dengan kadar ca 11,9?

A. QT yang memanjang

B. QT yang memendek

C. AF

D. AV block

E. SVT

Page 51: WEBINAR KELAS PPDS

Selain Parathyroid Hormon yang berperan dalam mengatur kadar kalsium dalam darah adalah…

A. Tiroid

B. 1,25 OH vitamin D

C. ACTH

D. 25(OH)D3

E. Adrenalin

Page 52: WEBINAR KELAS PPDS

Hiperaldosteron

• kelainan endokrin yang menyebabkan produksi berlebihan dari hormon aldosteron.

• Hormon aldosterone diproduksi oleh kelenjar adrenal.

• Etiologi : Primer Adrenal hyperplasia (60-70%), adenoma (Conn’s syndrome, 30-40%), carcinoma

Sekunder extra adrenal disorder

Nonaldosteron mineralcorticoid excess

• Manifestasi klinis : mild to moderate HT (HT refrakter dg 3 obat), hipokalemia, alkalosis metabolic, mild hipernatremia

Page 53: WEBINAR KELAS PPDS
Page 54: WEBINAR KELAS PPDS
Page 55: WEBINAR KELAS PPDS

Seorang laki laki 40 tahun datang ke IGD dengan keluhan badan terasa lemas sejak 1 minggu yang lalu dan bertambah berat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Keluhan lemas sudah dirasakan berulang sejak 3 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 180/110 mmHg, frekuensi nadi 118x/menit, frekuensi napas 22x/menit, suhu 36,40C. Pemeriksaan ekstremitas motorik:2/2/2/2.Hasil laboratorium: natrium 139 mEq/L; kalium 1.9 mEq/L; klorida 112 mEq/L; kreatinin 1.0 mg/dL; ureum 42 mg/dL. Urinalisis protein (-), reduksi (-), eritrosit 0-1/LPB, leukosit 3-5/LPB. Pasien dilakukan pemeriksaan saline loading dan didapatkan aldosteron yang tinggi, dari pemeriksaan supresi test dengan menggunakan dexametason tidak didapatkan supresi terhadap ACTH, dari pemeriksaan penunjang CT scan adrenal tidak didapatkan kelainan

Diagnosis pada psien ini adalah:

A. Sindroma Barter

B. Sindroma Nefritik

C. Sindroma Gitelman

D. Conn Syndrome

E. Hiperaldosteronisme skunder

Page 56: WEBINAR KELAS PPDS

Bronkiektasis • kelainan kronik yang ditandai dengan

dilatasi bronkus secara permanen, disertai proses inflamasi pada dinding bronkus dan parenkim paru sekitarnya.

• Patogenesis yang terjadi berkaitan kombinasi inflamasi berulang dinding bronkus dan fibrosis parenkim, menghasilkan dinding bronkus yang lemah dan berlanjut menjadi dilatasi dan distrosi yang irreversibel

Page 57: WEBINAR KELAS PPDS

Gejala eksaserbasi akut

• Perubahan produksi sputum

• Sesak nafas bertambah

• Batuk bertambah

• Demam (suhu badan >38,0˚C)

• Peningkatan wheezing

• Malaise fatigue, letahargie, atau penurunan toleransi aktivitas

• fisik

• Penurunan faal paru

• Perubahan radiologis baru yang sesuai dengan proses infiltasi

• paru

• Perubahan pada suara nafas

Page 58: WEBINAR KELAS PPDS

Alur diagnostik bronkiektasis

Page 59: WEBINAR KELAS PPDS

Tatalaksana

• identifikasi keadaan eksaserbasi akut

• terapi underlying disease

• drainase postural –> mengurangi sekresi sputum

• antibiotik

• bronkodilator

• nebulizer sputum

• terapi bedah untuk menghilangkan segmen paru atau lobus paru yang mengalami kerusakan hebat yang dapat menjadi sumber infeksi atau perdarahan

Page 60: WEBINAR KELAS PPDS
Page 61: WEBINAR KELAS PPDS
Page 62: WEBINAR KELAS PPDS

Komplikasi

• Bronkitis kronis

• Pneumonia dengan atau tanpa atelectasis

• Pleuritis

• Efusi pleura atau empyema

• Abses metastasis di otak

• Hemoptisis

• Sinusitis

• Kor pulmonale kronik

• Kegagalan pernapasan

• Amiloidosis

Page 63: WEBINAR KELAS PPDS

• Seorang laki laki 52 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas disertai dahak yang kadang berwarna kuning kehijauan, dan demam sejak 6 bulan yang lalu. Pasien memiliki riwayat infeksi paru berulang dalam 2 tahun terakhir ini. pasien juga pernah mendapat pengobatan TB paru selama 6 bulan 4 tahun yang lalu. merokok selama 30 tahun sebanyak 1 bungkus per hari. PF: tampak sakit sedang; TD 120/80 mmHg; nadi 100x/menit; RR 30x/menit, tempt 39 0C; dan ronki basah kasar nyaring di basal kedua paru. Laboratorium: Hb 10.5 g/dL; leukosit 12000/µL; trombosit 148000/µL.

Page 64: WEBINAR KELAS PPDS

Patofisiologi yang sesuai untuk kasus tersebut adalah:

A. Inflamasi pada alveoli

B. Kolaps dinding bronkus

C. Obstruksi lumen bronkus

D. Destruksi dinding bronkus

E. Inflamasi pada dinding bronkus

Page 65: WEBINAR KELAS PPDS

ATRIAL FIBRILASI dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

Page 66: WEBINAR KELAS PPDS

Pendahuluan

• Atrial berkontraksi lebih cepat dari biasanya.

• Ketika ini terjadi, ventrikel tidak memiliki cukup waktu untuk mengisi sepenuhnya dengan darah untuk memompa ke paru-paru dan tubuh

Page 67: WEBINAR KELAS PPDS

Ciri-ciri AF pada gambaran EKG :

• Pola interval RR yang ireguler

• Tidak dijumpainya gelombang P yang jelas

• Interval antara dua gelombang aktivasi atrium tersebut biasanya bervariasi, umumnya kecepatannya melebihi 450x/ menit.

Page 68: WEBINAR KELAS PPDS

Klasifikasi (waktu dan durasi)

1. AF yang pertama kali terdiagnosis

2. AF paroksismal (terminasi spontan < 48 jam, namun dapat berlanjut hingga 7 hari)

3. AF persisten (>7 hari atau FA yang memerlukan kardioversi dengan obat atau listrik)

4. AF persisten lama (long standing persistent) (>1 tahun strategi kendali irama masih akan diterapkan)

5. AF permanen (ditetapkan sebagai permanen) strategi kendali irama sudah tidak digunakan lagi

Page 69: WEBINAR KELAS PPDS

• AF sorangan (lone): FA tanpa disertai penyakit struktur kardiovaskular lainnya, termasuk hipertensi, penyakit paru terkait atau abnormalitas anatomi jantung seperti pembesaran atrium kiri, dan usia di bawah 60 tahun.

• AF non-valvular: FA yang tidak terkait dengan penyakit rematik mitral, katup jantung protese atau operasi perbaikan katup mitral.

• AF sekunder: FA yang terjadi akibat kondisi primer yang menjadi pemicu FA, seperti infark miokard akut, bedah jantung, perikarditis, miokarditis, hipertiroidisme, emboli paru, pneumonia atau penyakit paru akut lainnya. Sedangkan FA sekunder yang berkaitan dengan penyakit katup disebut FA valvular.

Page 70: WEBINAR KELAS PPDS

Rate Control

Page 71: WEBINAR KELAS PPDS

Rhtym Control

Page 72: WEBINAR KELAS PPDS

Kendali fase akut

Page 73: WEBINAR KELAS PPDS

Kardioversi

Kardioversi elektrik dengan arus bifasik lebih dipilih dibandingkan arus

monofasik karena membutuhkan energi yang lebih rendah dan

keberhasilan lebih tinggi

Hipotensi Syok

Chest pain Heart failure

UNSTABLE

Page 74: WEBINAR KELAS PPDS

Seorang wanita 56 tahun masuk rumah sakit dengan keluhan sesak napas terutama bila aktifitas. Pasien didiagnosa dengan Atrial Fibrilasi Rapid Ventrikular Response dengan ekg sebagai berikut.

Pemberian warfarin diberikan untuk pencegahan komplikasi tromboemboli dengan target INR adalah :

A. INR 1 dengan rentang antara 0,5– 1,5

B. INR 1,5 dengan rentang antara 1– 2

C. INR 2 dengan rentang antara 1,5– 2,5

D. INR 3 dengan rentang antara 2,5– 3,5

E. INR 2,5 dengan rentang antara 2– 3

Page 75: WEBINAR KELAS PPDS

Tamponade Jantung

• Sindroma klinis yang disebabkan akumulasi cairan pada ruang pericardium yang menyebabkan berkurangnya pengisian ventrikel diastolik

• Etiologi : trauma >>, neoplasma, infeksi, pericarditis, drugs, cardiovascular surgery, connective tissue disease, dsb.

Page 76: WEBINAR KELAS PPDS
Page 77: WEBINAR KELAS PPDS
Page 78: WEBINAR KELAS PPDS
Page 79: WEBINAR KELAS PPDS

Seorang perempuan 35 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan sesak napas memberat sejak 1 minggu terakhir. Pasien didiagnosis dengan SLE dengan keterlibatan ginjal, hematologi, dan mukokutan, sejak 3 tahun terakhir dan masih rutin mengonsumsi obat steroid. Pasien memiliki riwayat tuberculosis selama 6 bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan teknan darah 125/82 mmHg, frekuensi nadi 108 x/menit, ireguler dengan pulsus paradoksus, frekuensi napas 24 x/menit dengan napas uremic, suhu 37,9 C, distensi vena leher, kerdiomegali, suara jantung menjauh, edema kedua tungkai, pemeriksaan ekokardiografi menunjukkan low voltage. Pemeriksaan ekokardiografi menunjukkan efusi pericardial dengan ketebalan 22 mm. Langkah selanjutnya yang sebaiknya dilakukan pertama kali pada pasien ini adalah :

A. Melakukan pemeriksaan ureum dan kreatinin serta inisiasi hemodialisis bila perlu

B. Melakukan perikardiosintesis segera dan analisis cairan perikard

C. Memeriksa kultur darah dan memberikan antibiotic intravena

D. Memberikan obat anti tuberculosis dan kortikosteroid

E. Memberikan kortikosteroid intravena dan NSAID

Page 80: WEBINAR KELAS PPDS

Pneumothoraks dr. Renny A. Puspitasari, Sp.PD

Page 81: WEBINAR KELAS PPDS

• Pneumothoraks : Udara bebas di dalam rongga pleura

• Jenis menurut kejadian :

1. Spontan primer (idiopatik),

sekunder (peny dasar)

2. Traumatik

3. Iatrogenik efek samping Tindakan

4. Katamenial wanita dan muncul pada awal menstruasi

• Jenis berdasarkan fistel :

1. Tertutup fistel tertutup secara spontan

2. Terbuka ada hub antara pleura dg bronkus

pleura dg dinding dada

• Pneumothorax ventil :

Berbahaya! Kegawatan

Udara bisa masuk tetapi tidak bisa keluar, mendadak, makin lama makin memberat, segera WSD

Page 82: WEBINAR KELAS PPDS

Tek. Rongga pleura(-) Insipirasi : 4-8 cmH20 Ekspirasi : 2-4 cmH20

• Kumpulan udara atau gas dalam rongga pleura

• Spontan (Primer dan Sekunder), trauma, tension (nafas cepat, sianosis, hipotensi)

• Gejala : Sesak nafas, nyeri dada

Page 83: WEBINAR KELAS PPDS

Diagnosis Tatalaksana

• Rontgen

• CT scan

• Bronkoskopi

• USG FAST USG

• BAL

• Thoracoscopy

• Konservatif :

ukuran kecil (<20%), tidak ada sesak nafas, tidak ada penyakit paru yg mendasari umumnya menghilang spontan

Pneumonia sekunder (<1 cm)

• WSD Indikasi :

• Pneumothoraks

• Efusi pleura

• Chylothorax

• Empiema

• Hematothorax

• Hydrothorax

Page 84: WEBINAR KELAS PPDS
Page 85: WEBINAR KELAS PPDS

Seorang laki-laki usia 30 tahun masuk ke UGD dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan tiba-tiba sejak 2 jam yang lalu., saat sedang berisitirahat. Pasien juga merasakan sesak napas yang semakin memberat, disertai batuk. Pasien merupakan perokok sejak 10 tahun lalu, dalam sehari mengkonsumsi 1 bungkus rokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD : 120/70, Nadi 110 kali/menit, Napas: 32 kali/menit, Suhu: 36,7 C. Bunyi pernapasan menurun pada sisi thorax kanan, dan hipersonor pada perkusi, vocal fremitus menurun

pada palpasi.

Prosedur selanjutnya yang penting dilakukan pada pasien ini adalah:

A. X-Ray Thorax posteroanterior

B. X-Ray Thorax lateral

C. Bronkoskopi

D. CT scan thorax

E. Ultrasonografi thorax

Page 86: WEBINAR KELAS PPDS

Seorang laki-laki usia 30 tahun masuk ke UGD dengan keluhan nyeri dada yang dirasakan tiba-tiba sejak 2 jam yang lalu., saat sedang berisitirahat. Pasien juga merasakan sesak napas yang semakin memberat, disertai batuk. Pasien merupakan perokok sejak 10 tahun lalu, dalam sehari mengkonsumsi 1 bungkus rokok. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD : 120/70, Nadi 110 kali/menit, Napas: 32 kali/menit, Suhu: 36,7 C. Bunyi pernapasan menurun pada sisi thorax kanan, dan hipersonor pada perkusi, vocal fremitus menurun pada palpasi.

Page 87: WEBINAR KELAS PPDS

Rontgen thorax sebagai berikut, diagnosis yang paling tepat pada pasien ini adalah:

A. Emboli Paru Akut

B. Tamponade Jantung

C. Infark Miokard Akut

D. Asma Bronkiale

E. Pneumothorax