library.binus.ac.id · Web viewDengan kata lain, massa yang dimaksud dalam hal ini adalah kumpulan...
Transcript of library.binus.ac.id · Web viewDengan kata lain, massa yang dimaksud dalam hal ini adalah kumpulan...
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Sebelumnya (State of The Art)
Tabel 2.1
Penelitian Sebelumnya
No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metodologi
PenelitianHasil
Penelitian1 Wina Rasissa (2014)
STIKOM InterStudiPengaruh Program Music Everywhere di NET. TV Terhadap Minat Bermusik Masyakarat
Social Learning
Kuantitatif Hasil peneltian menunjukan bahwa program Music Everywhere di NET. TV memilikin pengaruh terhadap minat bermusik masyarakat.Dari hasil penelitian menunujukan bahwa variabel Program Music Everywhere di NET. TV (X) tidak terlalu signifikan pengaruhnya terhadap minat bermusik.
2 Nurlailah dan Suzy Azeharie (2011)
Universitas InterStudi Jakarta
Pengaruh Program MTV Terhadap Gaya Hidup Remaja
-Program tayangan TV-Media Televisi
-Kuantitatif Eksplanatif-Wawancara-Kuesioner-Non
Hasil Penelitian menunjukkan bahwa program MTV
9
10
No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metodologi
PenelitianHasil
PenelitianJakarta probablity
sampling-Accidential sampling
mempunyai pengaruh terhadap gaya hidup remaja yang tercermin dalam aktivitas, minat dan pendapat.
3 Prasisca Agustina (2013)
Universitas Mulawarman Samarinda
Dampak Tayangan (Drama Korea) “Boys Before Flowers” Di Televisi Dalam Perubahan Sikap dan Perilaku Remaja
-Teori Tayangan-Peengertian siaran-Pengertian perilaku-Pengertian remaja-Teori kutivasi-Teori disonasi kognitif
-Kualtitatif
-Deskriptif Kualitatif
-Model miles dan huberman
-Purposif sampling
Tayangan serial drama korea “Boys Before Flowers” membawa dampak negatif dan positif yang cukup bessar dalam perubahan sikap dan perilaku remaja
4 Prof. Dr. Nesrin KALYONCU Abant İzzet Baysal University Faculty of Education Music Education Department Bolu, TURKEY
ADOLESCENTS
VIEWS ON THE
IMPACT OF
TELEVISION MUSIC
PROGRAMS IN THEIR CONSUMP
TIONBEHAVIOR
Teori Use and Gratification
Penelitian Kuantitatif Deskriptif
Dalam survei ini telah meneliti dampak program musik televisi pada perilaku konsumsi remaja di Turki.Tiga poin berkonsentrasi pada dalam penelitian; ini adalah konsumsi program musik TV, dampak dari program ini pada konsumsi
11
No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metodologi
PenelitianHasil
Penelitianmusik dan non-musik / umum. Sampel penelitian terdiri dari 110 remaja antara 13 dan 16 yang dipilih secara acak di provinsi Bolu Turki. Data survei telah dikumpulkan melalui kuesioner yang terdiri dari pertanyaan berakhir terbuka dan tertutup. Menurut statistik deskriptif data, sebagian besar remaja lebih memilih saluran musik / televisi penyiaran genre musik populer dan klip. Kira-kira setengah dari remaja dipengaruhi oleh program musik TV dalam hal konsumsi musik mereka. Program
12
No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metodologi
PenelitianHasil
Penelitianmusik mempengaruhi sebagian besar perilaku remaja seperti 'Media membeli untuk mendengarkan musik', 'download track audio dari internet' dan 'membeli CD / VCD /kaset'. Selain itu, sepertiga dari remaja dipengaruhi oleh program musik TV dalam hal konsumsi umum mereka. Program musik mempengaruhi sebagian besar perilaku remaja dalam konteks ini seperti 'rambut styling', 'membeli majalah', 'membeli produk dari penyanyi / musisi', dan 'membeli aksesoris.
5 Journal “Acta
Journal “Acta
Teori Uses And Effects
Penelitian Kuantitatif
Dalam era informasi
13
No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metodologi
PenelitianHasil
PenelitianDiurna” Volume III.
No.2. Tahun 2014
Deskriptif sekarang ini, televisi memang boleh dikatakan telah merebut minat masyarakat di berbagai penjuru dunia. Televisi menyajikan berbagai macam program tayangan baik yang berdasar realitas, rekaan dan ciptaan yang sama sekali baru. Pemahaman terhadap siaran di televisi adalah menyangkut bagaimana masyarakat memahami isi pesan siaran tersebut, Sikap tertarik dan tindak lanjut menyaksikan siaran televisi, hal ini menyangkut penilaian masyarakat terhadap pesan,
14
No Nama Peneliti Judul Penelitian Teori Metodologi
PenelitianHasil
Penelitiankemudian mengambil keputusan untuk menyaksikan siaran itu untuk menambah pengetahuan, mengembangkan wawasan masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan memberi hiburan.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Komunikasi Massa
Manusia dalam kehidupannya pasti berinteraksi dengan manusia lainnya
dengan media atau saluran apapun dan terkadang interaksi tersebut menghasilkan
suatu efek atau gejala lain. Maka dari itu komunikasi dan masyarakat tidak dapat
dipisahkan, dan oleh karena itu istilah komunikasi massa muncul.
Komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan
atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan
itu disebarkan melalui media massa modern pula antara lain surat kabar, majalah,
televisi atau gabungan diantara media tersebut. Komunikator dalam komunikasi
massa menyebarkan pesan – pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian
dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu dengan yang
lainnya. Anonimias audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan
pula dengan komunikasi lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling
mengenal satu sama lain.
Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa
(media cetak dan elektronik). Sebab awal perkembangannya saja, komunikasi massa
berasal dari pengembangan kata media of mass communication (media komunikasi
15
massa). Dalam hal ini kita juga perlu membedakan massa dalam arti “umum” dengan
massa dalam arti komunikasi massa. Misalnya, kita pernah mendengar seorang
penyiar televisi mengatakan, “pemirsa, massa yang jumlahnya ratusan itu bergerak
menuju gedung DPR-RI untuk memperotes kebijakan pemerintah”. Kata massa
dalam hal ini lebih mendekati arti secara sosiologis. Dengan kata lain, massa yang
dimaksud dalam hal ini adalah kumpulan individu yang berbeda di suatu lokasi
tertentu.
Massa dalam arti komunikasi massa lebih merujuk pada penerima pesan
yang berkaitan dengan media massa. Dengan kata lain, massa dalam sikap dan
perilakuknya berkaitan dengan peran media massa. Oleh karena itu, massa di sini
menunjuk kepada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Beberapa
istilah ini berkaitan dengan media massa, (Nurudin:4:2014).
Menurut Cangara, (2012:41) komunikasi massa dapat didefinisikan sebagai
proses komunikasi yang berlangsung di mana pesannya dikirim dari sumber yang
melembaga kepada khalayak yang sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat
mekanis seperti radio, televisi, surat kabar, dan film. Sifat pesannya terbuka dengan
khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi
kebutuhan. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya
lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi
komunikasi yang begitu cepat, khususnya media massa elektronik seperti radio dan
televisi, maka umpan balik dari khalayak bisa dilakukan dengan cepat kepada
penyiar, misalnya melalui program interaktif.
Pengertian komunikasi massa merujuk kepada pendapat Tan dan Wright,
dalam Ardianto (2005:3), merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal,
berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan
menimbulkan efek tertentu.
2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa
Komunikasi massa, berfungsi untuk menyebarluaskan informasi, meratakan
pendidikan, merangsang pertumbuhan ekonomi, dan menciptakan kegembiraan
dalam hidup seseorang. Akan tetapi, dengan perkembangan teknologi komunikasi
yang begitu cepat terutama dalam bidang penyiaran dan media pandang dengar
(audiovisual), menyebabkan fungsi media massa telah mengalami banyak perubahan
(Cangara,2014:69).
16
Dalam Cangara, (2014:70-71) Sean MacBride, ketua komisi masalah-
masalah komunikasi UNESCO (1980) mengemukakan bahwa komunikasi tidak bisa
diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi juga sebagai kegiatan individu
dan kelompok mengenai pertukaran data, fakta, dan ide. Oleh karena itu, komunikasi
massa dapat berfungsi sebagai berikut:
1. Informasi; yakni kegiatan untuk mengumpulkan, menyimpan data, fakta dan
pesan, opini, dan komentar, sehingga orang bisa mengetahui keadaan yang
terjadi di luar dirinya, apakah itu dalam lingkungan daerah, nasional atau
internalsional.
2. Sosialisasi; yakni menyediakan dan mengajarkan ilmu pengetahuan
bagaimana orang bersikap sesuai nilai-nilai yang ada, serta bertindak sebagai
anggota masyarakat secara efektif.
3. Motivasi; yakni mendorong orang untuk mengikuti kemajuan orang lain
melalui apa yang mereka baca, lihat, dan dengar lewat media massa.
4. Bahan diskusi; menyediakan informasi sebagai bahan diskusi untuk mencapai
persetujuan dalam hal perbedaan pendapat mengenai hal-hal yang
menyangkut orang banyak.
5. Pendidikan; yakni membuka kesempatan untuk memperoleh pendidikan
secara luas, baik untuk pendidikan formal di sekolah maupun untuk di luar
sekolah. Juga mengingkatkan kualitas penyajian materi yang baik, menarik
dan mengesankan.
6. Memajukan kebudayaan; media massa menyebarluaskan hasil-hasil
kebudayaan melalui pertukaran program siaran radio dan televisi, ataukah
bahan cetak seperti buku dan penerbitan-penerbitan lainnya. Pertukuran ini
akan memungkinkan pengingkatan daya kreativitas guna memajukan
kebudayaan nasional masing-masing negara, serta mempertinggi kerja sama
hubungan antarnegara.
7. Hiburan; media massa telah menyita banyak waktu luang untuk semua
golongan usia dengan difungsiannya sebagai alat hiburan dalam rumah
tangga. Sifat estetikanya yang dituangkan dalam bentuk lagu, lirik, dan bunyi
maupun gambar dan bahasa, membawa orang pada situasi menikmati hiburan
seperti halnya kebutuhan pokok lainnya.
8. Integrasi; banyak bangsa di dunia dewasa ini diguncang oleh kepentingan-
kepentingan tertentu karena perbedaan etnis dan ras. Komunikasi seperti
17
satelit dapat dimanfaatkan untuk menjebatani perbedaan-perbedaan itu dalam
memupuk dan memperkokoh persatuan bangsa.
2.2.3 Ciri-Ciri Komunikasi Massa
Seperti dikatakan oleh Severin dan Tankard, Jr dalam Effendy, (2014:21-
25) komunikasi massa itu adalah keterampilan, seni, dan ilmu, dikaitkan dengan
pendapat Devito bahwa komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan
melalui media massa di bandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, maka
komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat
komponennya. Ciri-cirinya adakag sebagai berikut:
1. Komunikasi massa berlangsung satu arah
Berbeda dengan komunikasi antarpersona (interpersonal
communiaction) yang berlangsung dua arah (two-way traffic
communication), komunikasi massa berlangsung satu arah (one-way
communication). Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari
komunikan kepada komunikator. Dengan lain perkataan, wartawan
sebagai komunikator tidak mengetahui tanggapan khalayak yang
dijadikan sasarannya. Dimaksudkan tidak mengetahui dalam keterangan
diatas ialah tidak mengetahui pada waktu proses komunikasi itu
berlangsung. Sebagai konsekuensi dari situasi komunikasi seperti itu,
komunikator pada komunikasi massa harus melalukan perencanaan dan
persiapan sedemikian rupa sehingga pesan yang disampaikannya kepada
komunikan harus komunikatif dalam arti kata dapat diterima secara
inderawai (received) dan secara rohani (accepted) pada satu kali
penyiaran.
2. Komunikator pada komunikasi massa melembaga
Media massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga,
yakni suatu institusi atau organisasi. Oleh karena itu, komunikatornya
melembaga atau dalam bahasa asing disebut institutionalized
communicator atau organized communicator. Komunikator pada
komunikasi massa, misalnya wartawan surat kabar atau penyiar televisi
karena media yang dipergunakannya adalah suatu lembaga dalam
menyebarluaskan pesan komunikasinya bertindak atas nama lembaga,
sejalan denga kebijaksanaan (policy) surat kabar dan stasiun televisi
18
yang diwakilinya. Ia tidak mempunyai kebebasan individual. Sebagai
konsekuensi dari sifat komunikator yang melembaga itu, peranannya
dalam proses komunikasi ditunjang oleh orang-orang lan.
Kemunculannya dalam media komunikasi tidak sendirian, tetapi
bersama orang lain. Komunikator pada komunikasi massa dinamakan
juga komunikator kolektif (collective communicator) karena tersebarnya
pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat
kerja.
3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum
Pesan yang disebarkan melalui media massa bersifat umum karena
ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum. Jadi tidak
ditujukan kepada perseorangan atau kepada sekelompok orang tertentu.
Hal inilah yang antara lain membedakan media massa dengan media
nirmassa. Surat, telepon, telegram, dan teleks misalnya, adalah nirmassa,
bukan media massa karena ditujukan kepada orang tertentu. Demikian
pula majalah organisasi, surat kabar kampus, radio telegrafi atau radio
citizen band, film dokumenter, dan televisi siaran sekitar (closed circuit
television) bukanlah media massa, melainkan media nirmassa karena
ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak
menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum.
Media massa akan menyiarkan berita mengenai seorang menteri yang
meresmikan sebuah proyek pembangunan, tetapi tidak akan menyiarkan
berita seorang menteri yang menyelenggrakan khitanan putranya.
4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan
Ciri lain dari media massa adalah kemampuannya untuk menimbulkan
keserempakan (simultaneity) pada pihak khalayak dalam menerima
pesan-pesan yang disebarkan. Hal inilah merupakan ciri yang paling
hakiki daripada dengan media komunikasi lainnya. Contohnya pesan
yanh disebarkan dalam bentuk pidato presiden di radio akan diterima
oleh khalayak dalam jumlah jutaan bahkan puluhan juta atau ratusan juta
serempak bersama-sama pada saat presiden berbicara. Oleh karena itulah,
pada umumnya yang termasuk ke dalam media massa adalah surat kabar,
majalah, radio, televisi, dan film yang mengandung ciri keserempakan
tersebut.
19
5. Komunikan komunikasi massa bersifat heterogen
Komunikan atau khalayak yang merupakan kumpulan anggota
masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran
yang dituju komunikator bersifat heterogen. Dalam keberadaannya
secara terpencar-pencar, di mana satu sama lainnya tidak saling mengenal
dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam
berbagai hal: jenis kelamin, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan,
pengalaman, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita, dan
sebagainya. Heterogenitas khalayak seperti itulah yang menjadi kesulitan
seroang komunikator dalam menyebarkan pesannya melalui media massa
karena setiap individu dari khalayak itu menghendaki agar keinginannya
dipenuhi. Bagi para pengolah media massa adalah suatu hal yang tidak
mungkin untuk memenuhinya. Satu-satunya cara untuk dapat
mengelompokkan mereka menurut jenis kelamin, usia, agama, pekerjaan,
pendidikan, kebudayaan, kesenangan (hobi), dan lain-lain berdasarkan
perbedaan sebagaimana dikemukakan di atas.
2.2.4 Efek-Efek Komunikasi Massa
Efek-efek komunikasi massa bisa dibagi menjadi beberapa bagian. Secara
sederhana Keith R. Stamm dan John E. Bowes (1990) membagi kedua bagian dasar.
Pertama, efek primer meliputi terpaan, perhatian, dan pemahaman. Kedua, efek
sekunder meliputi perubahan tingkat kognitif (perubahan pengetahuan dan sikap),
dan perubahan perilaku (menerima dan memilih).
- Primer
Komunikasi massa dapat mempengaruhi sikap seseorang dan membentuk
sikap seseorang. Media pula yang menentukan pembentukan citra karena
sumber informasi dalam pembentukan citra bersal dari media.
- Sekunder (kognitif)
Efek sekunder lebih menyangkut pada kesadaran dan pengetahuan. Menjadi
tahu, sadar, ingat dan kenal, Nurudin (2007:206-211).
2.2.5 Media
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang
bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam
20
berkomunikasi adalah pancaindra manusia, seperti mata dan telinga. Pesan-pesan
yang diterima pancaindera selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk
mengobrol dan menentukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam
tindakan, Cangara (2014:123).
2.2.5.1 Media Massa
Khalayak tersebar tanpa diketahui di mana mereka berada, maka biasanya
digunakan media massa. Media massa adalah alat yang digunakan dalam
penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak (penerima) dengan menggunakan
alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.
Media massa memiliki karakteristiknya sendiri, yaitu;
1. Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari
banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai pada
penyajian informasi.
2. Bersifat satu arah, aritnya komunikasi yang dilakukan kurang
memungkinkan terjadinya dialog antara pengirim dan penerima.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan jarak,
karenaa ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, di
mana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak orang pada saat
yang sama.
4. Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat
kabar, dan semacamnya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan di
mana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin, dan suku bangsa.
(Cangara,2014:126-127).
Media massa terdiri dari surat kabar, film, radio, televisi, komputer, satelit
komunikasi dan internet.
2.2.5.2 Peran Media Massa
Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu
sebagai institusi pelopor perubahan. Ini adalah paradigma utama media massa.
Dalam menjalankan paradigmanya media massa berperan:
a) Sebagai institusi pencerahan masyarakat, yaitu perannya sebagai
media edukasi. Media massa menjadi media yang setiap saat
21
mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi
masyarakat yang maju.
b) Selain itu, media massa juga menjadi media informasi, yaitu media
yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat.
Dengan informasi yang terbuka dan jujur dan benar disampaikan
media massa kepada masyarakat, maka masyarakat akan menjadi
masyarakat yang kaya dengan informasi, masyarakat yang terbuka
dengan informasi, sebaliknya pula masyarakat akan menjadi
masyarakat informatif.
c) Media massa sebagai hiburan. Sebagai agent of change, media massa
juga menjadi institusi budaya, yaitu institusi yang setiap saat menjadi
corong kebudayaan, katalisator perkembangan budaya,
(Bungin,2013:85-86).
2.2.6 Televisi
2.2.6.1 Definisi Televisi
Televisi adalah sebuah alat telekomunikasi yang berfungsi sebagai
penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monochrome (hitam-
putih) maupun berwarna. Televisi merupakan gabungan dari kata tele yang berasal
dari bahasa Yunani yang berarti jauh dan visio dari bahasa Latin yang berarti tampak,
sehingga televisi dapat diartikan sebagai alat komunikasi jarak jauh yang
menggunakan media visual/penglihatan.
Menurut Adi Badjuri dalam bukunya Jurnalistik Televisi, teleivisi adalah
media pandang sekaligus media dengar (audio-visual). Orang memandang gambar
yang ditayangkan di televisi, sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar
tersebut.
2.2.6.2 Karakteristik Televisi
Televisi memiliki karakteristik yang membedakan televisi dengan media
elektronik yang lainnya. Dalam (Badjuri,2010:39-40) karakteristiknya meliputi:
a. Mengutamakan gambar
Kekuatan televisi terletak lebih pada gambar yang didukung oleh narasi atau
sebaliknya paparan dari narasi yang diperkuat oleh gambar. Tentu saja
22
gambar yang dimaksud adalah hidup yang membuat televisi lebih menarik
dibanding media cetak.
b. Mengutamakan kecepatan
Jika deadline media cetak 1 x 24 jam, deadline atau tenggat televisi bisa
disebut setiap detik. Televisi mengutamakan kecepatan. Kecepatan bahkan
menjadi salah satu unsur yang menjadikan berita televisi bernilai. Berita
paling menarik atau menonjol dalam rentang waktu tertentu, pasti akan
ditayangkan paling cepat oleh televisi.
c. Bersifat sekilas
Jika media cetak mengutamakan dimensi ruang, televisi lebih mengutamakan
dimensi waktu atau durasi. Durasi berita televisi terbatas. Berita yang
ditayangkan televisi cenderung bersifat sekilas dan tidak mendalam.
d. Bersifat satu arah
Televisi bersifat satu arah. Pemirsa tidak bisa pada saat itu juga memberikan
respon pada berota yang ditayangkan, kecuali pada beberapa program
interaktif. Pemirsa tidak bisa, misalnya, meminta presenter membacakan
ulang berita televisi karena pemirsa tersebut belum memahami atau ingin
lebih memahami berita tersebut.
e. Daya jangkau luas
Televisi memiliki daya jangkau yang luas. Ini berarti televisi menjangkau
segala lapisan masyarakat, dengan berbagai latar belakang sosial-ekonomi.
Orang buta huruf tidakmungkin membaca berita media cetak, tetapi ia bisa
menonton berita televisi. Siaran atau berita televisi juga harus dapat
menjangkau rata-rata status sosial ekonomi khalayak.
2.2.6.3 Keunggulan Televisi
1. Kesan realistik.
2. Masyarakat lebih tanggap: menonton dalam suasana santai, rekreatif.
3. Adanya pemilihan area siaran (zoning) dan jaringan kerja
(networking) yang mengefektifkan penjangkauan masyarakat.
4. Terkait erat dengan media lain
5. Cepat dari segi waktu, cepat dalam menyebarkan berita ke masyarakat
luas
6. Terjangkau luas, menjaungkau masyarkat luas.
23
2.2.6.4 Kelemahan Televisi
1. Jangkauan pemirsa massal, sehingga pemilahan (sulit menentukan untuk
pangsa pasar tertentu) sering sulit dilakukan
2. Iklan relatif singkat, tidak mampu menyampaikan data lengkap dan rinci (bila
diperlukan konsumen)
3. Relatif mahal
4. Pembuatan iklan tv cukup lama
(Badjuri, 2010:41)
2.2.6.5 Manfaat Televisi
Menurut Effendy (dalam Burton:2007:33) televisi memiliki beberapa
manfaat bagi masyarakat, yaitu :
1. Televisi sebagai sumber informasi
Peran yang paling utama dari televisi yaitu sebagai sumber informasi, karena
khalayak selalu membutuhkan informasi terbaru baik dari negeri sendiri
maupun dari belahan dunia yang lain. Khalayak juga dapat mengetahui
berbagai kejadian dan peristiwapenting yang ada di daerah lain tanpa harus
berada di sana.
Acara-acara yang bersifat informatif seperti berita, dokumenter, wawancara,
diskusi dan feature juga dapat dimanfaatkan oleh khalayak sebagai sumber
pengetahuan sehingga dapat menambah wawasan yang cukup banyak.
Pengetahuan berarti tindakan yang diambil untuk mengetahui sesuatu. Ketika
seseorang menggunakan media massa untuk memperoleh informasi
mengenai sesuatu, maka ia menggunakan media massa secarfa kognitif.
Penggunaan media secara kognitif secara langsung sejalan dengan fungsi
pengawasan (surveillance).
2. Televisi sebagai sarana yang mendidik
Peran yang sangat penting juga yaitu televisi sebagai sarana pendidikan massa
(mass education), televisi berisi berbagai tayangan-tayangan yang
menampilkan gambar, suara, maupun tulisan yang mengandung ilmu
pengetahuan, sehingga khalayak dapat menambah wawasan dari berbagai
tayangan tersebut.
24
3. Televisi sebagai pembawa pengaruh
Pengaruh disini dapat diartikan sebagai pengaruh positif ataupun negatif.
Sebagaimana fakta serta realita yang dapat dilihat sehari-hari, mulai dari gaya
hidup, cara berbicara, pola pikir sampai perilaku khalayak merupakan
cerminan dari tayangan-tayangan yang ada di televisi, untuk itu diperlukan
tayangan yang mendidik.
2.2.7 Program Acara
Kata “program” berasal dari bahasa Inggris programme atau progam yang
berarti acara atau rencana. Undang-Undang Penyiaran Indonesia tidak menggunakan
kata program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didefinisikan
sebegai pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk. Namun
kata “program” lebih sering digunakan dalam dunia penyiaran di Indonesia daripada
kata “siaran” untuk mengacu kepada pengertian acara. Program adalah segala hal
yang ditampilkan stasiun penyiaran untuk memenuhi kebutuhan audiennya. Program
atau acara yang disajikan adalah faktor yang membuat audien tertarik untuk
mengikuti siaran yang dipancarkan stasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi.
Program dapat disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau
pelayanan (service) yang dijual kepada pihak lain, dalam hal ini audien dan
pemasang iklan. Dengan demikian, program adalah produk yang dibutuhkan orang
sehingga mereka bersedia mengikutinya. Dalam hal ini terdapat suatu rumusan dalam
dunia penyiaran yaitu program yang baik akan mendapatkan pendengar atau
penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan
pendengar atau penonton (Morissan:2009:199-200).
Menurut Morrisan (2008:325-333) suatu program acara memiliki elemen
penting yang mencakup:
1. Durasi
Suatu program dikatakan berhasil apabila rating dari program ini terus
naik dan minati oleh audiencenya. Kunci sukses untuk
mempertahankan keeksistensiannya dalam program televisi yaitu
dengan adanya konsep maupun inovasi-inovasi cerita (edisi) dalam
setiap penayangannya. Dalam penelitian ini, durasi yang dimaksud
adalah apakah tayangan program acara Berpacu Dalam Melodi di
25
NET.TV menampilkan konsep dan penataan yang menarik sehingga
membuat audiens tidak jengah dan bosan untuk menonton.
2. Kesukaan
Beberapa audiens memilih sebuah program acara yang menampilkan
pembawa acara yang mereka sukai. Namun, ada kalanya bahwa
seseorang akan menyukai sebuah program televisi meliihat dari sisi
pesan yang disampaikan oleh program tersebut. Pembawa acara
talkshow haruslah mampu berpikir cepat serta talk active sehingga
mampu mengarahkan audience untuk mengerti apa yang dibahas dan
apa yang perlu audiens pelajari. Di dalam penelitian ini peneliti perlu
mengetahui bagaimana sikap audiens terhadap pembawa acara di
dalam tayangan program Berpacu Dalam Melodi NET.TV.
3. Konsistensi
Suatu program acara pada dasarnya pasti memiliki tema acara yang
dibawa sejak awal.Konsistensi digunakan karena peneliti ingin
mengetahui apakah tayangan program acara Berpacu Dalam Melodi
di NET.TV memiliki konsep yang tetap di mata audiens.
4. Energi
Sebuah program acara haruslah memiliki energi tersendiri sehingga
audiens yang menonton tidak mengalihkan perhatiannya.Energi ini
dapat didasari oleh kecepatan maupun ketepatan cerita, daya tarik
pada audience, serta gambar yang kuat seperti memancing rasa
penasaran dan ingin tahu audiens. Di dalam penelitian ini, peneliti
ingin mengetahui apa saja yang membuat audiens tetap mengikuti
rangkaian acara di dalam tayangan program acara Berpacu Dalam
Melodi di NET.TV hingga selesai.
5. Timing
Dalam membuat sebuah program acara haruslah memperhatikan serta
mempertimbangkan waktu penayangannya. Di dalam penelitian ini,
peneliti ingin mengetahui sesuai atau tidaknya jam penayangan
program acara Berpacu Dalam Melodi di NET.TV.
6. Tren
Suatu program yang berjalan dengan tren yang ada pastinya akan lebih
menjamin keberhasilan sebuah program acara. Hal ini membuat
26
peneliti ingin mengetahui apakah audiens menyaksikan tayangan
program acara Berpacu Dalam Melodi di NET.TV karena tren.
2.2.8 Jenis Program
Stasiun televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang
jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Pada dasarnya apa saja bisa
dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama program itu menarik dan
disukai audien, dan selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum dan
peraturan yang berlaku.
Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar
berdasarkan jenisnya yaitu: Program Informasi dan Program Hiburan
(entertainment). Program informasi kemudian dibagi lagi menjadi dua jenis, yaitu
berita keras (hard news) yang merupakan laporan berita terkini yang harus segera
disiarkan dan berita lunak (soft news) yang merupakan kombinasi dari fakta, gosip
dan opini. Sementara program hiburan terbagi atas tiga kelompok besar, yaitu musik,
drama permainan (game show), dan pertunjukan (Morissan:2009:207-219).
Berikut merupakan jenis-jenis program Informasi:
- Berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan menarik
yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang
harus segera ditayangkan agar dapat diketahui audien secepatnya.
- Straight news berarti berita langsung (straight), maksudnya suaru berita
yang singkat (tidak detail) dengan hanya menyajikan informasi terpenting
saja yang mencakup 5W+1H terhadap suatu berita yang diberitakan.
Berita jenis ini sangat terikat oleh waktu (deadline) karena informasinya
sangat cepat basi jika terlambat disampaikan kepada audien.
- Feature adalah berita ringan namun menarik. Pengertian menarik di sini
adalah informasi yang lucu, unik, aneh, menimbulkan kekaguman dan
sebagainya.
- Berita lunak atau soft news adalah segala informasi yang penting dan
menarik yang disampaikan secara mendalam namun tidak bersifat harus
segera ditayangkan.
Berikut merupakan program hiburan:
- Drama. Program drama adalah pertunjukan yang menyajikan cerita
mengenai kehidupan atau karakter seorang atau beberapa tokoh yang
27
diperankan oleh pemain (artis) yang melibatkan konflik dan emosi.
Program televisi yang termasuk dalam program drama adalah sinetron
dan film.
- Game show atau permainan merupakan suatu bentuk program yang
melibatkan sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok yang
saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu atau biasanya hadiah. Game
show dibagi menjadi tiga jenis yaitu quiz show, ketangkasan dan reality
show.
- Musik
2.2.8.1 Musik
Program musik dapat ditampilkan dalam dua format, yaitu videoklip atau
konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun
di dalam studio (indoor). Program musik di televisi saat ini sangat ditentukan dengan
kemampuan artis menarik audien. Tidak saja dari kualitas suara namun juga
berdasarkan bagaimana mengemas penampilannya agar menjadi lebih menarik.
Menurut Vane-Gross: The programmer who wish to present music shows would do
well to be cautions. They should select an artist with wide demographic appeal,
supply as much visual support as possible, and not let a sequence go too long.
(Programmer yang ingin menyajikan pertunjukan musik haruslah cermat. Mereka
harus memilih artis yang memiliki data tarik demografis yang luas, menyajikan
sebanyak mungkin dukungan visual, dan tidak membiarkan satu gambar ditampilkan
terlalu lama).
Menurut Vane-Gross, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan agar
acara musik bisa mendapatkan sebanyak mungkin audien, yaitu:
1. Pemilihan artis yang memiliki daya tarik demografis yang besar, misalnya
artis yang memiliki banyak penggemar pria atau wanita, kelompok remaja
(ABG), kalangan orang tua. Seperti halnya di Berpacu Dalam Melodi
NET. TV, pemilihan host juga dirasa tepat, David memiliki banyak
penggemar di kalangan muda, serta artis-artis yang menjadi bintang tamu
pun rata-rata memang artis yang terkenal dan telah memiliki banyak
penggemar.
2. Pengambilan gambar yang menarik serba visual. Televisi harus
menampilkan sebanyak mungkin gambar pendukung dan tidak
membiarkan suatu pengambilan gambar (sekuen) yang terlalu lama.
28
Mengambil gambar artis yang tengah menyanyi tidak sama dengan
mewawancarai si arits. Dalam shooting musik, maka gambar harus
berganti-ganti secara dinamis (Morissan:2009:219).
2.2.9 Teori Khusus
2.2.9.1 Teori Uses and Effect
Menurut Sven Windahl, teori uses and effect merupakan kombinasi dari
teori uses and gratification dan tradisional efek. Ini adalah model yang didapat oleh
Windahl setelah dia melakukan penelitan lanjutan dari teori sebelumnya yaitu uses
and gratification yang ditemukan oleh Katz, Blumler dan Gurevitch pada tahun
1974.
Konsep penggunaan use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat
penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan
media dan penyebabnya akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan
tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. Pada uses and effect, kebutuhan
hanya salah satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penggunaan media.
Karakteristik individu, harapan dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses
kepada media, akan membawa individu kepada keputusan untuk menggunakan atau
tidak menggunakan isi media massa.
Hasil dari proses komunikasi massa dan kaitannya dengan penggunaan
media akan membawa pada bagian penting berikutnya dari teori ini. Hubungan
antara penggunaan dan hasilnya, dengan memperhitungkan pula isi media, memilih
beberapa bentuk yang berbeda, yaitu:
a) Pada kebanyakan teori efek tradisonal, karakteristik isi media menentukan
sebagian besar dari hasil. Dalam hal ini, penggunaan media hanya dianggap
berperan sebagai perantara, yang memperkuat atau melemahkan efek dari isi
media.
b) Dalam berbagai proses, hasil lebih merupakan akibat penggunaan daripada
karakteristik isi media. Penggunaan media dapat mengembalikan, mencegah
atau mengurangi aktivitas lainnya, di samping dapat pula memilih
konsekuensi psikologis seperti ketergantungan pada media tertentu. Jika
penggunaan merupakan penyebab utama dari hasil, maka ia disebut
konsekuensi.
29
c) Hasil media ditentukan sebagian oleh isi media (melalui perantaraan
penggunaan) dan sebagian lain oleh penggunaan media itu sendiri. Oleh
karenanya ada dua proses yang bekerja secara serempak yang bersama-sama
menyebabkan terjadinya suatu hasil yang kita sebut ‘conseffects’ (gabungan
antara konsekuesi dan efek). Proses pendidikan biasanya menyebabkan hasil
yang berbentuk ‘conseffect’. Dimana sebagai dari hasil disebabkan oleh isi
yang mendorong pembelajaran (efek), dan sebagian lain merupakan hasil dari
suatu proses penggunaan media yang secara otomatis mengakumulasikan dan
menyimpan pengetahuan (Sendjaja, 2007:41-43).
30
Gambar 2.1
2.2.9.2 Konsep Dasar Orientasi Kognitif
Menurut Prof. Dr. Sarlito W. Sarwono (2006:83-90), teori-teori yang
berorientasi kognitif adalah teori-teori yang menitikberatkan proses-proses sentral
(misalnya sikap, ide, harapan) dalam menerangkan tingkah laku. Orientasi ini
dibedakan dari orientasi psikoanalitik yang mempelajari proses yang paling dalam
(misalnya: ketidaksadaran) dan teori-teori behavioristik yang menekankan studinya
tentanng tingkah laku pada proses-proses luar (misalnya rangsang dan balas).
Menurut Prof. Dr. Nina W. Syam dalam bukunya Psikologi Sebagai Akar Ilmu
Komunikasi, kognitif merupakan aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang
diketahui manusia.
Akan tetapi, teori-teori kognitif tidak selalu dapat dibedakan dengan jelas
dari teori-teori behavioristik, khususnya yang tergolong neo-behaviorisme. Karena
itu, berikut beberapa perbedaan antara teori kognitif dan neo-behaviorisme:
Audiens dan karakteristik intra/ekstra individu termasuk kebutuhan dan kepentingan
Akses kepada harapan dan persepsi terhadap media, isi, dan komunikator
Keputusan untuk menggunakan alternatif fungsional
Keputusan untuk menggunakan media dan isi
Penggunaan media:Jumlah isi yang digunakan, jenis isi yang digunakan, hubungan dengan isi yang
digunakan, cara konsumi
Media dan karakteristik isi
Hasil pada tataran individu
Efek:Terutama disebabkan oleh media/ karakteristik ini
Konsekuensi:Terutama disebabkan oleh penggunaan media
Conseffects:Disebabkan sekaligus oleh isi dan penggunaan media
Hasil pada tataran lainnya
31
1. Behaviorisme terutama berkaitan dengan pembiasaan (conditioning), baik
yang klasik maupun yang operan dan banyak mempelajari proses belajar.
Teori-teori kognitif di lain pihak lebih banyak mempelajari pembentukan
konsep, berpikir, dan membangun pengetahuan.
2. Behaviorisme mempelajari perilaku-perilaku yang kasat mata, sedangkan
teori-teori kognitif membicarakan konsep-konsep mentalistik.
3. Behaviorisme menganggap bahwa pada setiap perilaku atau peristiwa
psikologik ada proses organismik (fisiologik) yang mendasarinya, sedangkan
aliran kognitif menerangkannya sebagai perbedaan dari keadaan kesadaran
(Ausubel, 1965, hlm. 7).
4. Analisis dari behaviorisme bersifat molekular (tingkah laku diuraikan ke
dalam refleks-refleks), sedangkan analisis kognitif bersifat molar (secara
keseluruhan).
5. Behaviorisme mementingkan faktor genetik, sedangkan aliran kognitif tidak.
6. Menurut behaviorisme setiap tingkah laku dirangsang oleh kebutuhan primer
tertentu dan kalau kebutuhan ini tidak dipenuhi, maka tidak akan terjadi
proses belajar. Di pihak lain, teori kognitif berpendapat bahwa proses belajar
dapat terjadi tanpa dipenuhinya kebutuhan tertentu (Allport,1937).
Istilah-Istilah Dasar dalam Teori Kognitif:
a) Kognisi dan Struktur Kognitif
- Scheerer (1954, hlm. 49), kognisi adalah proses sentral yang menghubungkan
peristiwa-peristiwa di luar (eksternal) dan di dalam (internal) diri sendiri.
- Festinger (1957), kognisi adalah elemen-elemen kognitif, yaitu hal-hal yang
diketahui oleh seseorang tentang dirinya sendiri, tentang tingkah lakunya, dan
tentang keadaan disekiatnya.
- Neisser (1967), kognisi adalah proses mengubah, mereduksi, memperinci,
menyimpan, mengungkapkan, dan memakai setiap masukan (input) yang
datang dari alat indra.
b) Rangsang
Rangsang (stimulus) merupakan suatu hal yang rumit. Untuk
mendefinisikannya perlu pertimbangan seluruh proses persepsi. Memang
yang pertama-tama berperan adalah rangsang proksimal (misalnya
32
serangkain gelombang cahaya yang dipantulkan oleh sebuah benda yang
bernama meja dan menyentuh retina kita), tetapi yang kita indrakan bukanlah
rangsang proksimal itu, melainkan kesannya yang tertangkap oleh alat-alat
indra kita. Jadi, menurut Scheerer ada tiga macam rangsang sesuai dengan
adanya tiga elemen dari proses pengindraan, yaitu:
1) Rangsang yang merupakan objek dalam bentuk fisiknya (rangsang
distal);
2) Rangsang sebagai keseluruhan yang tersebar dalam lapang proksimal
(belum menyangkut proses sistem syarat);
3) Rangsang sebagai representasi fenomenal (gejala yang dikesankan
dari objek-objek yang ada di luar.
c) Respon
Menurut Scheerer, respon (balas) adalah proses pengorganisasian rangsang.
Rangsang proksimal diorganisasikan sedemikian rupa sehingga terjadi
representasi fenomenal dari rangsang proksimal itu. Proses ini yang disebut
respons. Orang dewasa, menurut Hunt (1962), mempunyai sejumlah besar
unit untuk memproses informasi. Unit-unit ini dibuat khusus untuk
menangani representasi fenomenal dari keadaan di luar yang ada dalam diri
seorang individu (internal environment). Lingkungan internal ini dapat
digunakan untuk memperkirakan peristiwa-peristiwa yang terjadi di luar.
Proses yang berlangsung secara rutin inilah yang oleh Hunt dinamakan
respons.
d) Arti
Arti (meaning) adalah konsep utama dalam teori kognitif dan memainkan
peran dalam menerangkan segala proses psikologik yang rumit. Ausubel
(1965) menyatakan bahwa arti menyatakan bahwa arti merupakan hasil dari
proses belajar yang berwujud gejala idiosinkratik. Dalam proses belajar, arti
yang terpendam (inherent) dalam simbol dikonversikan dalam isi kognitif
yang berbeda-beda. Perubahaan dari struktur kognitif yang disebabkan oleh
masuknya isi baru ini menimbulkan arti yang baru.
33
Beberapa Proses Psikologik Diterangkan oleh Teori Kognitif:
1. Persepsi
Scheerer (1954) menyatakan bahwa persepsi adalah representasi fenomenal
tentang objek distal sebagai hasil pengorganisasian objek distal itu sendiri,
medium, dan rangsang proksimal.
Empat aspek dari persepsi yang menurut Berlyne (1957) dapat membedakan
persepsi dari berpikir adalah:
1) Hal-hal yang diamati dari sebuah rangsang bervariasi,
tergantung pola dari keseluruhan di mana rangsang tersebut
menjadi bagiannya.
2) Persepsi bervariasi dari orang ke orang dan dari waktu ke
waktu.
3) Persepsi bervariasi tergantung dari arah (fokus) ke alat indra.
4) Persepsi cenderung berkembang ke arah tertentu dan sekali
terbentuk kecenderungan itu biasanya akan menetap.
2. Belajar
Menurut Ausubel (1961) ada empat tipe belajar:1) Belajar dengan menerima saja (reception learning);
Si pelajar hanya menyerap bahan-bahan yang tersedia baginya
sehingga di masa yang akan datang ia bisa mereproduksi
kembali.
2) Belajar dengan menemukan sesuatu (discovery learning);
Si pelajar menemukan sendiri materi yang harus dipelajarinya.
Ia tidak hanya menyerap, tetapi mengorganisasi dan
mengintregrasikan materi-materi yang dipelajari ke dalam
sturuktur kognitifnya. Pengulangan dari discovery learning
mengingkatkan kemampuan penemuan dari individu yang
bersangkutan.
3) Belajar dengan menghafal (rote learning);
Si pelajar mengingat-ingat kembali bahan yang dipelajari
secara verbatim, yaitu sebagai rangkaian kata-kata.
4) Belajar dengan mengartikan (meaningful learning):
34
Si pelajar berada dalam situasi yang mengandung setidak-
tidaknya dua sifat:
1) Bahan yang akan dipelajari secara potensial
mempunyai arti;
2) Si pelajar sudah mempunyai kecenderungan
(kecenderungan berpikir) untuk menghubungkan
informasi-informasi atau konsep-konsep baru dengan
struktur kognitif yang sudah ada dan relevan.
2.2.9.3 Pengetahuan (Knowledge)
Menurut Karyono dalam bukunya Pengantar Psikologi Kognitif (2009:63)
ilmu adalah pengetahuan yang terorganisir. Dari sisi psikologi pengetahuan secara
garis besar dapat diartikan sebagai pengorganisasian dan penyimpanan informasi di
memori. Informasi diperoleh dari merasakan (sense) tetapi yang dirasakan sebagai
pengorganisasian dan penyimpanan informasi di memori. Informasi diperoleh dari
merasakan (sense) tetapi yang dirasakan bukan berarti pengetahuan. Pengetahuan
adalah informasi yang diorganisasikan, bagian-bagiannya terstruktur dan membentuk
sistem jaringan informasi dan bentuk informasinya sudah berbentuk makna
(semantic).
2.2.10 STAN Music Community
STAN Music Community atau disingkat dengan SMC adalah suatu club
musik di Sekolah Tinggi Akuntansi Negara dan merupakan salah satu unit kegiatan
mahasiswa atau UKM di kampus tersebut. UKM ini sudah terbentuk sejak tahun
2005. Kegiatan SMC sendiri berupa latihan musik, yang mereka sebut dengan
“klinik”. Klinik ini diadakan pada sabtu dan minggu. SMC memiliki berbagai genre
musik, tidak hanya satu genre, dan klinik tersebut memiliki waktu latihan yang
berbeda-beda sesuai dengan genre dan alat musik apa. Contohnya seperti klinik
biola, gitar, piano dsb. Jumlah anggota sekitar 300an, namun seiring dengan
berjalannya waktu tidak semua jumlah anggota yang hingga sekarang masih aktif.
Maka dari itu, tidak diketahui berapa jumlah anggota yang sekarang masih aktif.
2.2.11 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan pada April hingga Mei. Penelitian dilakukan di
Sekolah Akuntansi Negara (STAN), kuesioner akan diberi langsung ke tempat
35
penelitian kepada Ketua dari STAN Music Community. Selain itu penelitian juga
akan dilakukan di NET. TV untuk mewawancarai salah satu produser atau tim kreatif
ataupun production assistant dari Berpacu Dalam Melodi.
2.3 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat dijelaskan bahwa komunikasi
massa yang disebarkan melalui media massa televisi yang menayangkan program
Berpacu Dalam Melodi Di NET.TV, kemudian isi media atau isi dari tayangan dan
terakhir pengetahuan musik dari Anggota STAN Music Community yang menonton
tayangan tersebut dan secara tidak langsung akan menambah pengetahuan musik
mereka lebih luas.
TAYANGAN PROGRAM BERPACU DALAM MELODI
NET. TV
PENGETAHUAN MUSIK ERA 2000-AN
Isi MediaKesukaan: host, kontestan, grafis visual,
dekorasi, pengambilan gambar Konsistensi: konsep, konten
Energi: tempo pembawaan acaraTren: mengikuti zaman/tren sekarang
Penggunaan Media
Timing: waktu tayang BDM
Durasi per segmen
Anggota STAN Music Community
36