Wahyu Paper Glaukoma
-
Upload
wahyumemed -
Category
Documents
-
view
39 -
download
5
Transcript of Wahyu Paper Glaukoma
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optik dan pengecilan lapangan pandang, biasanya
disertai peningkatan tekanan intraokuli. Pada sebagaian besar kasus glaukoma
tidak disertai dengan penyakit mata lainnya (glaukoma primer).1
Hampir 60 juta orang terkena glaukoma. Diperkirakan 3 juta penduduk
Amerika Serikat terkena glaukoma, dan diantara kasus – kasus tersebut, sekitar
50% tidak terdiagnosis. Sekitar 6 juta orang mengalami kebutaan akibat
glaukoma, termasuk 100.000 penduduk Amerika, menjadikan penyakit ini sebagai
penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah di Amerika serikat. Glaukoma
sudut terbuka primer, bentuk tersering pada ras kulit hitam dan kulit putih.
Glaukoma sudut tertutup didapatkan pada 10 – 15% kasus ras kulit putih.
Presentasi ini jauh lebih banyak daripada orang Asia. 1,5
Mekanisme peningkatan tekanan intraokuli pada glaukoma adalah
gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan sistem drainase sudut bilik
mata depan (glaukoma sudut terbuka) atau gangguan akses aqueous humor ke
sistem drainase (glaukoma sudut tertutup). Terapi ditujukan untuk menurunkan
tekanan intraokuli dan, apabila mungkin, memperbaiki sebab yang
mendasarinya.1,3
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan
yang memberikan kesan warna tersebut pada penderita glaukoma. Kelainan mata
glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atrofi saraf optik,
dan menciutnya lapangan pandang. Penyakit yang ditandai dengan peningkatan
tekanan intraokuler ini, disebabkan bertambahnya produksi cairan mata oleh
badan siliar, berkurangnya pengeluaran cairan di daerah sudut bilik mata.1,3
1
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
Glaukoma mengenai 2 % diatas 40 tahun dan 10 % diatas 80 %, 50 %
tidak terdiagnosis. Pada populasi Eropa dan Afrika, glaukoma sudut terbuka
merupakan glaukoma yang terbanyak. Lebih dari setengah kejadian glaukoma
sudut tertutup terjadi pada individu area Timur. 5
1.2. Tujuan
Untuk menambah wawasan dan mengetahui lebih lanjut mengenai
Glaukoma primer sudut tertutup serta dapat membantu mendiagnosis secara cepat
dan tepat.
2
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi
Bola mata orang dewasa normal hampir bulat, dengan diameter
anteroposterior sekitar 24,2 mm. Aqueous humor adalah cairan jernih yang
dibentuk oleh korpus siliaris dan mengisi bilik mata anterior dan posterior.
Aqueous humor mengalir dari korpus siliaris melewati bilik mata posterior dan
anterior menuju sudut kamera okuli anterior. Aqueous humor diekskresikan oleh
trabecular meshwork.1,2
Prosesus siliaris, terletak pada pars plicata adalah struktur utama korpus
siliaris yang membentuk aqueous humor. Prosesus siliaris memiliki dua lapis
epitelium, yaitu lapisan berpigmen dan tidak berpigmen. Lapisan dalam epitel
yang tidak berpigmen diduga berfungsi sebagai tempat produksi aqueous
humor.2,3,5
Sudut kamera okuli anterior, yang dibentuk oleh pertautan antara kornea
perifer dan pangkal iris, merupakan komponen penting dalam proses pengaliran
aqueous humor. Struktur ini terdiri dari Schwalbe’s line, trabecular meshwork dan
scleral spur.2,3,5
Trabecular meshwork merupakan jaringan anyaman yang tersusun atas
lembar-lembar berlubang jaringan kolagen dan elastik. Trabecular meshwork
disusun atas tiga bagian, yaitu uvea meshwork (bagianpaling dalam),
corneoscleral meshwork (lapisan terbesar) dan juxtacanalicular/endothelial
meshwork (lapisan paling atas). Juxtacanalicularmeshwork adalah struktur yang
berhubungan dengan bagian dalam kanalis Schlemm.2,4,5
Kanalis Schlemm merupakan lapisan endotelium tidak berpori dan lapisan
tipis jaringan ikat. Pada bagian dalam dinding kanalis terdapat vakuola-vakuola
3
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
berukuran besar, yang diduga bertanggung jawab terhadap pembentukan gradien
tekanan intraokuli .2
Aqueous humor akan dialirkan dari kanalis Schlemm ke vena episklera
untuk selanjutnya dialirkan ke vena siliaris anterior dan vena opthalmikus
superior. Selain itu, aqueous humor juga akan dialirkan ke vena konjungtival,
kemudian ke vena palpebralis dan vena angularis yang akhirnya menuju ke vena
ophtalmikus superior atau vena fasialis. Pada akhirnya, aqueous humor akan
bermuara ke sinus kavernosus.2,5
Gambar 2.1 Struktur trabecular meshwork.
2.2. Fisiologi Aqueous Humor
Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan aqueous
humor dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Aqueous humor adalah
suatu cairan jernih yang mengisi bilik mata depan dan belakang. Volumenya
4
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
adalah sekitar 250 µL, dan kecepatan pembentukannya, yang memiliki variasi
diurnal, adalah 2,5 µL/mnt. Tekanan osmotiknya sedikit lebih tinggi dibandingkan
plasma. Komposisi aqueous humor serupa dengan plasma, kecuali bahwa cairan
ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktat yang lebih tinggi; protein,
urea, dan glukosa yang lebih rendah.2,3,4
Aqueous humor diproduksi dengan kecepatan 2-3 μL/menit dan mengisi
bilik anterior sebanyak 250 μL serta bilik posterior sebanyak 60 μL. Aqueous
humor berfungsi memberikan nutrisi (berupa glukosa dan asam amino) kepada
jaringan-jaringan mata di segmen anterior, seperti lensa, kornea dan trabecular
meshwork. Selain itu, zat sisa metabolisme (seperti asam piruvat dan asam laktat)
juga dibuang dari jaringan-jaringan tersebut. Fungsi yang tidak kalah penting
adalah menjaga kestabilan tekanan intraokuli, yang penting untuk menjaga
integritas struktur mata. Aqueous humor juga menjadi media transmisi cahaya ke
jaras penglihatan.2,4
Produksi aqueous humor melibatkan beberapa proses, yaitu transport aktif,
ultrafiltrasi dan difusi sederhana. Transport aktif di sel epitel yang tidak
berpigmen memegang peranan penting dalam produksi aqueous humor dan
melibatkan Na+/K+-ATPase. Proses ultrafiltrasi adalah proses perpindahan air dan
zat larut air ke dalam membran sel akibat perbedaan tekanan osmotik. Proses ini
berkaitan dengan pembentukan gradien tekanan di prosesus siliaris. Sedangkan
proses difusi adalah proses yang menyebabkan pertukaran ion melewati membran
melalui perbedaan gradien elektron.2,5
Sistem pengaliran aqueous humor terdiri dari dua jenis sistem pengaliran
utama, yaitu aliran konvensional/ trabecular outflow dan aliran
nonkonvensional/uveoscleral outflow. Trabecular outflow merupakan aliran
utama dari aqueous humor, sekitar 90% dari total. Aqueous humor mengalir dari
bilik anterior kekanalis Schlemm di trabecular meshwork dan menuju ke vena
episklera, yang selanjutnya bermuara pada sinus kavernosus. Sistem pengaliran
ini memerlukan perbedaan tekanan, terutama di jaringan trabekular.2,4
5
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
Uveoscleral outflow, merupakan sistem pengaliran utama yang kedua,
sekitar 5-10% dari total. Aqueous humor mengalir dari bilik anterior ke muskulus
siliaris dan rongga suprakoroidal lalu ke vena-vena di korpus siliaris, koroid dan
sklera. Sistem aliran ini relatif tidak bergantung kepada perbedaan tekanan.2,4,5
Gambar 2.2 Trabecular Outflow (kiri) dan Uveosceral Outflow (kanan).
2.3. Tekanan Intraokuli
Tekanan intraokuli merupakan kesatuan biologis yang menunjukkan
fluktuasi harian. Tekanan yang tepat adalah syarat untuk kelangsungan
penglihatan yang normal yang menjamin kebeningan media mata dan jarak yang
konstan antara kornea dengan lensa dan lensa dengan retina. Homeostasis tekanan
intraokular terpelihara oleh mekanisme regulasi setempat atau sentral yang
berlangsung dengan sendirinya.1,2
Tekanan mata yang normal berkisar antara 10-21 mmHg. Tekanan
intraokuli kedua mata biasanya sama dan menunjukkan variasi diurnal. Pada
malam hari, karena perubahan posisi dari berdiri menjadi berbaring, terjadi
peningkatan resistensi vena episklera sehingga tekanan intraokuli meningkat.
Kemudian kondisi ini kembali normal pada siang hari sehingga tekanan intraokuli
kembali turun. Variasi nomal antara 2-6 mmHg dan mencapai tekanan tertinggi
saat pagi hari, sekitar pukul 5-6 pagi.1,2
6
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tekanan intraokuli, antara lain
keseimbangan dinamis produksi dan ekskresi aqueous humor, resistensi
permeabilitas kapiler, keseimbangan tekanan osmotik, posisi tubuh, irama
sirkadian tubuh, denyut jantung, frekuensi pernafasan, jumlah asupan air, dan
obat-obatan.2,4
2.4. Glaukoma
2.4.1. Defenisi
Glaukoma adalah sekelompok penyakit yang memiliki karakteristik berupa
kerusakan saraf/ optic neuropathy dan berkurangnya/ terjadi penyempitan luas
lapangan pandang serta biasanya disertai adanya peningkatan tekanan intraokuli.
Glaukoma juga dapat diartikan sebagai semua bentuk penyakit yang biasanya
berpotensi untuk progresif dan memiliki karakteristik neuropati optik yang
berhubungan dengan penurunan luas lapangan pandang, dimana tekanan
intraokuli yang berfungsi sebagai faktor penting. 2,5
2.4.2. Etiologi dan Faktor Resiko
Glaukoma terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara proses produksi
dan ekskresi/ aliran keluar aqueous humor. Beberapa faktor resiko yang dapat
pemicu terjadinya glaukoma adalah tekanan darah yang tinggi, diabetes melitus,
miopia, ras kulit hitam, pertambahan usia dan pascabedah.2
2.4.3. Epidemiologi
Glaukoma mempengaruhi lebih dari 2% pada usia diatas 40 tahun dan 10% diatas
80 tahun dimana 50% tidak terdiagnosis.4
2.4.4. Patogenesis dan Patofisiologi
2.4.4.1. Glaukoma Sudut Terbuka
7
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka.
Glaukoma sudut terbuka terjadi karena pembendungan terhadap aliran keluar
aqueous humor, sehingga menyebabkan penimbunan. Hal ini dapat memicu
proses degenerasi trabecular meshwork, termasuk pengendapan materi ekstrasel
di dalam anyaman dan di bawah lapisan endotel kanalis Schlemm.2,4,7
Mekanisme kerusakan neuron pada glaukoma sudut terbuka dan
hubungannya dengan tingginya tekanan intraokular masih belum begitu jelas.
Teori utama memperkirakan bahwa adanya perubahan-perubahan elemen
penunjang struktural akibat tingginya tekanan intraokular di saraf optikus, setinggi
dengan lamina kribrosa atau pembuluh darah di ujung saraf optikus. Teori lainnya
memperkirakan terjadi iskemia pada mikrovaskular diskus optikus). Kelainan
kromosom 1q-GLC1A (mengekspresikan myocilin) juga menjadi faktor
predisposisi.2,7
2.4.4.2. Glaukoma Sudut Tertutup
Glaukoma sudut tertutup terjadi apabila terbentuk sumbatan sudut kamera
anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran aqueous humor dan tekanan
intraokular meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan
penglihatan yang kabur. Serangan akut sering dipresipitasi oleh dilatasi pupil,
yang terjadi spontan di malam hari, saat pencahayaan kurang.2,7
1) Glaukoma Sudut Tertutup Akut
Pada glaukoma sudut tertutup akut terjadi peningkatan tekanan bola
mata dengan tiba-tiba akibat penutupan pengaliran keluar aqueous humor secara
mendadak. Ini menyebabkan rasa sakit hebat, mata merah, kornea keruh dan
edematus, penglihatan kabur disertai halo (pelangi disekitar lampu). Glaukoma
sudut tertutup akut merupakan suatu keadaan darurat.7
2) Glaukoma Sudut Tertutup Kronis.
Pada glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi jalan
keluar tanpa gejala yang nyata, akibat terbentuknya jaringan parut antara iris dan
8
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
jalur keluar aqueous humor. Glaukoma sudut tertutup biasanya bersifat herediter
dan lebih sering pada hipermetropia. Pada pemeriksaan didapatkan bilik mata
depan dangkal dan pada gonioskopi terlihat iris menempel pada tepi kornea.7
2.4.4.3. Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital adalah bentuk glaukoma yang jarang ditemukan.
Glaukoma ini disebabkan oleh kelainan perkembangan struktur anatomi mata
yang menghalangi aliran keluar aqueous humor. Kelainan tersebut antara lain
anomali perkembangan segmen anterior dan aniridia (iris yang tidak
berkembang). Anomali perkembangan segmen anterior dapat berupa sindrom
Rieger/ disgenesis iridotrabekula, anomali Peters/ trabekulodisgenesis
iridokornea, dan sindrom Axenfeld.1,2,7
BAB III
9
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
KESIMPULAN
Glaukoma adalah sekelompok penyakit yang memiliki karakteristik
berupa kerusakan saraf/ optic neuropathy dan berkurangnya/ terjadi penyempitan
luas lapangan pandang serta biasanya disertai adanya peningkatan tekanan
intraokuli.
Glaukoma terjadi akibat adanya ketidakseimbangan antara proses produksi
dan ekskresi/ aliran keluar aqueous humor. Menurut mekanismenya glaukoma
dibagi menjadi 5 yaitu glaukoma sudut terbuka dan tertutup, glaukoma kongenital,
glaukoma sekunder, glaukoma tekanan normal.
Glaukoma sudut tertutup merupakan bagian dari glaukoma primer.
Glaukoma sudut tertutup terjadi apabila terbentuk sumbatan sudut kamera anterior
oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran aqueous humor dan tekanan intraokular
meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan penglihatan
yang kabur.
10
PAPERDEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATAFAKULTAS KEDOKTERAN USU/ RSUP H. ADAM MALIK MEDAN
NAMA : Wahyu Medsa Y.PNIM : 080100364
DAFTAR PUSTAKA
1. Riordan P, Whitcher, J. 2009. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum
Edisi 17. Jakarta : EGC.
2. American Academy of Opthalmology. Glaucoma, Basic and Clinical
Sciences Course, Section 10, 2011 – 2012
3. Ilyas S. 2009. Ilmu Penyakit Mata edisi Ketiga. Jakarta : Balai Penerbit
FK UI
4. Lang G.K., Opthalmology – A Short Textbook. Thieme, 2000.
5. Kanski J, Bowling B. Clinical Ophthalmology, Elsevier, 2011.
6. Care. Schacknow P, Samples J. The Glaucoma Book A Practical,
Evidence – Based Approach to Patient, Springer, 2010
7. Guidelines for Glaucoma 2nd Edition. Japan Glaucoma Society. Available
at : http://www.ryokunaisho.jp/english/Guidelines_for_Glaucoma.pdf
8. Phacomorphic Glaucoma. Medscape Reference. Available :
http://emedicine.medscape.com/article/1204917
9. Ectopia Lentis. Medscape Reference. Available :
http://emedicine.medscape.com/article/1211159
10. Phacolytic Glaucoma. Medscape Reference. Available :
http://emedicine.medscape.com/article/1204814
11. Lens – Particle Glaucoma. Medscape Reference. Available :
http://emedicine.medscape.com/article/1204687
12. Phacoanaphylaxis. Medscape Reference. Available :
http://emedicine.medscape.com/article/1211403
11