vina (lo2,3,4)

10
LO2 Operkulektomi adalah suatu prosedur bedah yang dilakukan untuk menghilangkan inflamasi karena adanya infeksi pada jaringan lunak yang menutupi gigi yang baru erupsi. (J. D. Manson, 1975:233) Dasar pemikiran Akumulasi plak pada daerah sekitar gigi yang baru erupsi, paling sering terjadi pada gigi molar ke-3 karena tumbuhnya paling terakhir dari gigi yang lain dan didaerah tersebut terjadi penyingkapan mukosa dan adanya poket. Adanya inflamasi dan jaringan lunak di atas gigi mengakibatkan terjadi trauma yang dikarenakan oleh gigi antagonis. Biasanya ditandai adanya rasa sakit, sulit membuka mulut, dan terjadi trismus.jaringan diatas gigi tampak kemerahan. Terdapat pus dan eksudat pada daerah gingiva yang tersingkap, dan terkadang pasien mengeluh adanya bau mulut(J. D. Manson, 1975:233). LO3 Teknik pada gingivektomi: 1.1.1 Gingivektomi bedah Step 1: Poket pada masing-masing permukaan dieksplorasi dengan probe periodontal dan ditandai dengan pocket marker. Masing-masing poket ditandai pada beberapa daerah sebagai outline pada permukaannya.

description

tutorial

Transcript of vina (lo2,3,4)

LO2Operkulektomi adalah suatu prosedur bedah yang dilakukan untuk menghilangkan inflamasi karena adanya infeksi pada jaringan lunak yang menutupi gigi yang baru erupsi. (J. D. Manson, 1975:233)

Dasar pemikiran Akumulasi plak pada daerah sekitar gigi yang baru erupsi, paling sering terjadi pada gigi molar ke-3 karena tumbuhnya paling terakhir dari gigi yang lain dan didaerah tersebut terjadi penyingkapan mukosa dan adanya poket. Adanya inflamasi dan jaringan lunak di atas gigi mengakibatkan terjadi trauma yang dikarenakan oleh gigi antagonis. Biasanya ditandai adanya rasa sakit, sulit membuka mulut, dan terjadi trismus.jaringan diatas gigi tampak kemerahan. Terdapat pus dan eksudat pada daerah gingiva yang tersingkap, dan terkadang pasien mengeluh adanya bau mulut(J. D. Manson, 1975:233).

LO3Teknik pada gingivektomi:1.1.1 Gingivektomi bedahStep 1: Poket pada masing-masing permukaan dieksplorasi dengan probe periodontal dan ditandai dengan pocket marker. Masing-masing poket ditandai pada beberapa daerah sebagai outline pada permukaannya.Step 2: Pisau periodontal (Kirkland knives) digunakan untuk insisi pada daerah permukaan fasial dan lingual. Pisau periodontal Orban digunakan untuk insisi interdental, jika diperlukan, dan pisau Bard-Parker, dan gunting digunakan sebagai instrumen tambahan.Insisi dimulai dari apikal ke tanda poket dan aecara langsung ke koronal di antara dasar poket dan puncak tulang. Proses penyembuhan tidak akan terjadi masalah jika daerah ditutupi periodontal pack secara adekuat.Insisi kontinyu dan terputus bisa digunakan. Insisi harus dibevel kurang-lebih 45o sehingga blade dapat menembus seluruh gingiva menuju ke dasar poket. Insisi yang akurat akan dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk kontur jaringan yang ramping; bila insisi terlalu datar akan terbentuk kontur pascaoperasi yang kurang memuaskan Kealahan yang paling sering dibuat pada operasi ini adalah insisi pada posisi koronal sehingga dinding dasar poket tetap tertinggal dan penyakit cenderung timbul kembali.Step 3: Menghilangkan dinding poket yang telah dieksisi, membersihkan daerah, dan memeriksa permukaan akar. Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh dinding poket dari jaringan di bawahnya, dinding poket akan dapat dengan mudah dihilangkan dengan kuret atau skaler yang besar. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan granulasi dapat dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam(Carranza, 2002:749-750).

gambar 1. Membuat titik perdarahan dengan penanda poket, titik-titik perdarahan tersebut menunjukkan kedalaman poket

gambar 2. A, insisi terputus. B, insisi secara langsung.gambar 3. A, posisi penanda poket. B, insisi bevel yang terletak di apikal dari titik yang dibuat dengan penanda poket

gambar 4. 1, Jaringan granulasi. 2, kalkulus dan deposit lain di akar. 3, daerah yang bersih pada dasar poket

Menurut J.D. manson (1975) dalam buku Ajar Periodonti, prosedur gingivektomi bedah adalah sebagai berikut:a. Local anastesi, anastesi sangat dianjurkan sebelum perawatanb. Memberi tanda pada poket poket marker sampai terjadi titik perdarahanc. Insisi, daerah pada titik perdarahan merupakan acuan untuk melakukan insisi, akan tetapi insisi dilakukan lebih ke apikal dari titik perdarahan samapi pisau dapat mencapai dasar poket.gan jaringand. Pembuanagn jaringan nekrotike. Aplikasi periodontal dressingf. Instruksi pasien: Hindari makan dan minum selama 1 jam Hindari makanan berat, kasar dan lengket Gunakan sikat gigi dengan halus pada region yang tidak dilakukan pembedahan Jika terjadi perdarahan tekan dressing selama 15 menit, jangan berkumur. Gunakan analgesic seperti aspirin apabila timbul rasa sakit Lepas dressing setelah 5-7 hariPasien perlu diberikan informasi yang lengkap tentang cara-cara perawatan pasca operasi. Nasehat berikut harus diberikan pada pasien :1. Hindari makan atau minum selama 1 jam setelah operasi.2. Jangan minum yang panas atau alkohol selama 24 jam. Jangan berkumur-kumur 1 hari setelah operasi.3. Jangan makan makanan yang keras, kasar atau lengket dan kunyahlah makan pada sisi yang tidak dioperasi.4. Minum analgesik bila merasa sakit setelah efek anestesi menghilang. Aspirin merupakan kontraindikasi selama 24 jam.5. Gunakan larutan kumur salin hangat setelah satu hari. Gunakan larutan klorheksidin di pagi dan malam bila tidak melakukan pengontrolan plak secara mekanis. Teh kopi dan rokok harus dihindari bila menggunakan klorheksidin untuk mengurangi stain.6. Bila terjadi perdarahan, tekanlah dressing selama 15 menit dengan menggunakan sapu tangan bersih yang sudah dipanaskan, jangan berkumur, hubungi dokter bila perdarahan tidak berhenti.7. Sikat bagian mulut yang tidak dioperasi saja.8. Bila tahap pasca operasi tidak menimbulkan ganguan, namun sakit dan bengkak timbul 2 3 hari kemudian, segeralah hubungi dokter. (Manson, 1993, hal 181)Dressing periodontal. Dressing yang digunakan untuk menutupi luka mempunyai berbagai macam fungsi sebagai berikut:1. untuk melindungi luka dari iritasi.2. Untuk menjaga agar daerah luka tetap dalam keadaan bersih.3. Untuk mengontrol perdarahan.4. untuk mengontrol produksi jaringan granulasi yang berlebihan.Karena itu, dressing dapat mempercepat pemulihan dan memberikan kenyamanan pascaoperasi. (Manson J.D., B.M. Eley. 1993: 180)

Persyaratan dari Dressing periodontal yang ideal, yaitu:1. Harus bersifat tidak mengiritasi dan tidak merangsang terjadinya reaksi alergi2. Harus dapat dipasang cekat pada gigi geligi dan jaringan dan dapat mengalir diantara gigi geligi sehingga dapat tertahan cukup kuat. Waktu pengerasan yang lambat memungki8nkan dressing dimanipulasi dengan mudah.3. Dapat mencegah akumulasi sisa makanan dan saliva4. Mempunyai sifat antibakteri sehingga dapat mencegah pertumbuhan bakteri5. Harus cukup keras sehingga tidak mudah tergeser6. Rasanya tidak mengganggu (Manson, 1993: 180)

LO4

Respon jaringan setelah perawatan

Permukaan dalam flap yang berkontak dengan tulang dan gigi akan mengalami inflamasi, demolasi, organisasi, dan pemulihan. Beku darah yang tipis, digantikan oleh jaringan granulasi dalam waktu satu minggu. Kira-kira 2 hari setelah operasi, epithelium akan mulai berproliferasi dari tepi flap ke atas luka jaringan ikat. Epitelium akan bergeser ke apical dengan kecepatan 0,5 mm perhari untuk membentuk pertautan epithelium yang baru. Jaringan akan masak menjadi jaringan ikat kolagen dalam waktu 2 5 minggu. Permukaan dalam flap akan bergabung dengan tulang untuk membentuk mukoperiosteum yang menambah lebar daerah perlekatan gingival. Perlekatan epithelium yang masak terbentuk dalam waktu 4 minggu. Perlekatan jaringan ikat akan terbentuk kembali antara jaringan marginal dan sementum akar dari tepi tulang sampai ke dasar epithelium jungsional. Dengan cara ini epithelium jungsional tidak akan bermigrasi lebih apical lagi. Kebersihan mulut yang baik sangat diperlukan selama periode pemulihan ini (Caranza, 2002:).

Sumber :Carranza FA dan Henry HT. 2002. Gingival curettage, in: Carranza FA Jr & Newman MG (eds), Clinical Periodontology, 9th edition. USA: WB Saunders Co.Manson J.D. dan B.M. Eley. 1993. Buku Ajar Periodonti Edisi 2. Jakarta: HipokratesManson J. D. 1975. Periodontics. London: Hendry Kimton Publisher