smartaccounting.files.wordpress.com · Web viewTeknik tes dalam penelitian ini dilaksanakan sebelum...
-
Upload
trinhquynh -
Category
Documents
-
view
227 -
download
0
Transcript of smartaccounting.files.wordpress.com · Web viewTeknik tes dalam penelitian ini dilaksanakan sebelum...
EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM POSING DAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI
POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN AKUNTANSI
Artikel PenelitianDisampaikan dalam rangka Simposium Nasional Akuntansi XI Tanggal 23-24 Juli 2008
di Universitas Tanjung Pura Pontianak
Oleh:
Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.Bestari Dwi Handayani, S.E., M.Si.
FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2008EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM POSING
DAN TUGAS TERSTRUKTUR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA KULIAH AKUNTANSI POKOK BAHASAN JURNAL PENYESUAIAN
MAHASISWA SEMESTER I JURUSAN AKUNTANSI
Amir Mahmud, S.Pd., M.Si.1
Bestari Dwi Handayani, S.E., M.Si.2
ABSTRACT
The Study was based on the reality of Basic Accounting lecture especially adjustment process. During the lecture, most of the students couldn,t participate actively. They didn’t show their self awairness in learning. Based on the reality arouse whether the problem posing and structure task learning model could improve the students self awairness in learning or not. In line with the problem, the objective of this study is to get the description of the teaching experience employing the problem posing and structure task learning model improve the students capability.
This study is the pre-experiment study. The object of this study consist in two classes, the first class is the treatment class, wich problem posing and structure task learning model treatment and the second class is the control class with conventional model learning. The setting of the study is the first semester students of Basic Accounting Accounting Program, Economics Faculty, the State University of Semarang. The data were collected through test. Independent sample t-test and paired sample t-test were used to analysed data.
The result of this study shared that use of problem posing and structure task learning model could improve the students self awareness in learning. It was because they were free to decide their own learning objective and source. All students in treatment class actively in decision making.
Key Words: Learning Process, problem posing and structure task learning model, adjustment process.
1. PENDAHULUAN
Akuntansi adalah bahasa atau alat komunikasi bisnis yang dapat memberikan
informasi tentang kondisi keuangan (ekonomi) berupa posisi keuangan yang tertuang
dalam jumlah kekayaan, utang dan modal suatu bisnis dan hasilnya pada suatu waktu atau
periode tertentu (Sofyan, 2003:1). Mata pelajaran akuntansi memerlukan konsentrasi,
1 Dosen FE Universitas Negeri Semarang2 Dosen FE Universitas Negeri Semarang
ketelitian, dan keterampilan yang tinggi. Mahasiswa akuntansi seharusnya memiliki
pemahaman dan kemampuan dalam menyusun laporan keuangan sebagai sumber
informasi keuangan suatu perusahaan.
Pembelajaran akuntansi berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggungjawab melalui prosedur
pencatatan, pengelompokan, pengikhtisaran transaksi keuangan, penyusunan laporan
keuangan dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan. Salah
satu materi mata pelajaran akuntansi pada mata kuliah Dasar Akuntansi adalah jurnal
penyesuaian pada perusahaan dagang, dimana materi ini merupakan bagian dari siklus
akuntansi perusahaan dagang yang memuat semua jurnal yang digunakan untuk
menyesuaikan posisi masing-masing akun sehingga sesuai dengan posisinya pada
tanggal laporan (Sofyan, 2004:22).
Materi jurnal penyesuaian bagi sebagian besar mahasiswa/peserta didik merupakan
materi yang dianggap sulit. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 10 tahun,
mahasiswa yang mempelajari jurnal penyesuaian selalu mengalami kesulitan, terutama
mahasiswa semester I. Materi pos deferral dan accrual yang merupakan bagian tak
terpisahkan dari jurnal penyesuaian selalu menyisakan persoalan bagi mahasiswa
dibandingkan dengan materi yang lain dalam serangkaian siklus akuntansi. Bahkan
pokok bahasan jurnal penyesuian menjadi salah satu rekomendasi yang perlu dimasukan
dalam kurikulum Pendidikan Latihan Profesi Guru (PLPG), karena ternyata guru-guru
pun menghadapi persoalan yang sama ketika mengajarkan materi jurnal penyesuaian
pada siswa-siswanya.
Kondisi sebagaimana diuraikan di atas semakin diperparah dengan sistem
pembelajaran yang diterapkan oleh dosen. Selama ini proses pembelajaran yang ditemui
masih menggunakan metode pembelajaran yang sifatnya monoton. Proses pembelajaran
seperti ini kurang dipahami oleh mahasiswa saat menerima materi yang diajarkan oleh
dosen, sehingga mengakibatkan prestasi belajar yang dihasilkan rendah, tidak seperti
yang diharapkan. Hasil observasi awal pada Jurusan Akuntansi FE UNNES, rata-rata
prestasi belajar mahasiswa pada ulangan harian akuntansi pokok bahasan jurnal
penyesuaian dari tahun-tahun sebelumnya masih sangat rendah, yaitu Tahun 2003/2004
mahasiswa semester I kelas A 6,30, Semester I kelas B 6,25, Tahun 2004/2005
mahasiswa semester I kelas 6,80, Semester I kelas B 6,00, Tahun 2005/2006 mahasiswa
semester I kelas A 6,40 dan Semester I kelas B 6,75. Ini membuktikan bahwa
pembelajaran akuntansi pada pokok bahasan jurnal penyesuaian masih kurang efektif.
Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang melibatkan mahasiswa lebih aktif
di dalam kelas.
Selain itu, banyak mahasiswa yang malas belajar dan berlatih memecahkan atau
menyelesaikan soal-soal akuntansi jika tidak mendapat tugas dari dosen. Banyak
mahasiswa yang tidak memiliki kesiapan ketika akan mengikuti kuliah. Mahasiswa tidak
mengerti materi apa yang akan mereka pelajari dan gambaran materi itu. Mahasiswa juga
tidak mau membaca terlebih dahulu materi yang akan diajarkan, jika tidak mendapat
tugas dari dosennya. Dengan memperhatikan fenomena tersebut maka suatu tantangan
bagi dosen akuntansi untuk mampu mengarahkan dan meningkatkan keaktifan
mahasiswa serta sebagai penguatan pemahaman konsep-konsep akuntansi pada
umumnya, dan jurnal penyesuaian pada khususnya adalah dengan latihan dan pemberian
tugas terstruktur.
Dalam dunia pendidikan terdapat metode Problem Posing yang merupakan salah
satu pendekatan pembelajaran inovatif untuk membangun struktur kognitif mahasiswa.
Mahasiswa diberi kesempatan secara terbuka dan secara luas untuk mengembangkan
kreativitas dengan cara menyusun soal sendiri dan cara penyelesaian sendiri. Problem
Posing adalah salah satu pembelajaran yang menuntut adanya keaktifan mahasiswa baik
mental dan fisik. Penelitian ini bermaksud mengungkap efektivitas penerapan metode
tersebut terhadap prestasi belajar mata kuliah Akuntansi pokok bahasan jurnal
penyesuaian pada mahasiswa semester I Jurusan Akuntansi.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan penelitian yang dirumuskan adalah: (1)
Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi antara penerapan metode problem
posing dan tugas terstruktur, dengan penggunaan metode konvensional pada mahasiswa
Jurusan Akuntansi Semester I FE UNNES Tahun Akademik 2006/2007; dan (2) Apakah
metode pembelajaran problem posing dan pemberian tugas terstruktur lebih efektif dari
pada metode konvensional dalam meningkatkan prestasi belajar mata kuliah akuntansi
pokok bahasan jurnal penyesuaian mahasiswa Semester I FE UNNES Tahun Akademik
2006/2007.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji efektivitas dan ada tidaknya
perbedaan prestasi belajar akuntansi antara penerapan metode problem posing dan
pemberian tugas terstruktur, dengan metode konvensional pada mata kuliah akuntansi
pokok bahasan jurnal penyesuaian mahasiswa semester I FE UNNES Tahun Akademik
2006/2007.
2. LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Konsep Belajar dan Prestasi Belajar
Belajar merupakan proses internal komplek. Hal ini karena melibatkan seluruh
aspek mental, yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam proses
belajar, dosen dapat mengamati secara langsung proses internal mahasiswa. Proses
belajar tersebut merupakan respon mahasiswa terhadap tindakan belajar dan mengajar
dari dosen (Dimyati dan Mudjiono, 2002:18).
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau
kegiatan tertentu Prestasi akademik adalah hasil belajar yang diperoleh dari kegiatan
pembelajaran di sekolah atau di perguruan tinggi yang bersifat kognitif dan biasanya
ditentukan melalui pengukuran dan penilaian. Sementara prestasi belajar adalah
penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata kuliah,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh dosen (Tulus,
2004:74).
Prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang berasal dari
faktor intern maupun faktor ekstern mahasiswa. Faktor intern adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada
di luar individu. Faktor intern meliputi: (a) faktor jasmaniah, (b) faktor psikologis, dan (c)
faktor kelelahan. Sedangkan faktor ekstern meliputi: (a) faktor keluarga, (b) faktor
sekolah/lembaga pendidikan, dan (c) faktor masyarakat (Slameto, 2003:54). Metode
pembelajaran yang diterapkan oleh dosen merupakan salah satu faktor ekstern yang ikut
berpengaruh terhadap prestasi belajar.
2.2. Metode Problem Posing, Tugas Terstruktur dan Konvensional
Pembelajaran secara umum adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dosen
sedemikaian rupa sehingga tingkah laku mahasiswa berubah ke arah yang lebih baik.
Dalam pelaksanaan strategi belajar mengajar dibutuhkan teknik yang disebut metode
mengajar. Metode adalah cara atau teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan,
sedangkan pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh dosen sedemikian
rupa sehingga tingkah laku mahasiswa berubah ke arah yang lebih baik (Max, 2000:24).
Jadi metode pembelajaran adalah merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan oleh
dosen sedemikian rupa sehingga tingkah laku mahasiswa berubah ke arah yang lebih baik
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Problem Posing merupakan suatu model pembelajaran yang mewajibkan para
mahasiswa untuk mengajukan soal sendiri melalui belajar soal (berlatih soal) secara
mandiri. Model Pembelajaran Problem Posing mulai dikembangkan di tahun 1997 oleh
Lyn D. English (dalam Amin, 2004:31), dan awal mulanya diterapkan dalam mata
pelajaran matematika. Selanjutnya, model ini dikembangkan pula pada disiplin ilmu yang
lain.
Dalam menggunakan metode Problem Posing dosen dapat memulai perkuliahan
dengan menjelaskan materi kepada mahasiswa dan dilanjutkan dosen memberikan latihan
soal-soal secukupnya kepada mahasiswa. Setelah melakukan pembahasan soal yang
diberikan oleh dosen, mahasiswa diminta untuk mengajukan soal yang menantang dan
mahasiswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Selanjutnya, secara acak
dosen mempersilakan mahasiswa untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas.
Langkah-langkah pembelajaran akuntansi dengan menggunakan pendekatan
Problem Posing yaitu: (1) memahami soal, (2) merencanakan langkah penyelesaian soal,
dan (3) menyelesaikan soal tersebut. Dengan demikian kekuatan-kekuatan yang terdapat
dalam metode Problem Posing adalah sebagai berikut
a. Memberi penguatan terhadap konsep yang diterima dan memperkaya konsep-konsep
dasar melalui belajar mandiri.
b. Diharapkan mampu melatih mahasiswa dalam meningkatkan kemampuan dalam
belajar mandiri.
c. Orientasi pembelajaran adalah investigasi dan penemuan yang pada dasarnya adalah
pemecahan masalah.
Metode pembelajaran yang tidak terpisahkan dari Problem Posing adalah tugas
terstruktur. Metode ini dapat diartikan suatu model pembelajaran dimana dosen dapat
menyuruh mahasiswa untuk mempelajari lebih dahulu topik yang akan dibahas,
menyuruh mencari bukti dari teorema yang harus dipecahkan sendiri maupun
berkelompok kemudian hasilnya didiskusikan dengan dosen (Erman, 1993:262). Dengan
metode Tugas Terstruktur dosen harus memperhatikan individu mahasiswa baik dari segi
intelegensi maupun kemampuan kerja. Dalam kondisi semacam ini dosen harus selalu
siap menampung keluhan dan kesulitan mahasiswa yang ditemukan pada saat
penyelesaian tugas. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan tugas terstruktur adalah
tugas yang diberikan oleh dosen pada mahasiswa, yaitu membaca materi yang akan
dibahas pada pertemuan berikutnya dan mengerjakan soal yang berkaitan dengan materi
tersebut.
Metode konvensional merupakan motode pembelajaran yang biasa dilaksanakan
dan disukai oleh dosen dalam proses pembelajaran sehari-hari, karena paling mudah cara
mengatur kelas. Menurut Wina (2005:115) dalam model pembelajaran konvensional
mahasiswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi
secara pasif dan mahasiswa lebih banyak belajar secara individual dengan menerima,
mencatat, dan menghafal materi. Metode konvensional lebih menekankan pada metode
ceramah, metode ceramah adalah penuturan bahan perkuliaha secara lisan (Nana,
2005:77).
2.3. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian merupakan bagian dari siklus akuntansi yang memuat semua
jurnal yang digunakan untuk menyesuaikan posisi masing-masing akun sehingga sesuai
dengan posisinya pada tanggal laporan. (Sofyan, 2004:22). Jurnal penyesuaian adalah
jurnal yang bertujuan untuk memperbaiki akun buku besar pada akhir periode. Tujuan
dari jurnal penyesuaian adalah: (a) Agar setiap akun riil, khususnya akun aktiva dan
akun-akun utang, menunjukkan jumlah yang sebenarnya pada akhir periode; dan (b) Agar
setiap akun nominal (akun pendapatan dan akun beban) menunjukan pendapatan dan
biaya yang seharusnya diakui dalam satu periode.
2.4. Kerangka Berfikir
Pembelajaran dengan metode problem posing cenderung lebih menekankan pada
keaktifan mahasiswa dalam pembelajaran, karena pada perkuliahan akuntansi khususnya
jurnal penyesuaian mahasiswa dituntut aktif untuk berlatih menyelesaikan permasalahan
(soal) dengan menggunakan bahasa dan ide mereka sendiri. Melalui bahasa dan ide
mereka sendiri mahasiswa akan menyusun soal yang sesuai dengan kemampuannya.
Secara sedikit demi sedikit akan berkembang dan dengan banyaknya latihan, maka
mahasiswa akan lebih mudah dalam memahami dan membuat jurnal penyesuaian.
Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan metode problem posing, yaitu dengan
cara menghadapkan mahasiswa atau peserta didik kepada suatu permasalahan dengan
maksud agar peserta didik atau mahasiswa menyadari masalah, menelaah masalah dari
bermacam-macam segi, merumuskan masalah lalu mencari pemecahan masalah dengan
berbagai macam jalan.
Agar proses belajar mencapai hasil yang baik, maka dalam pembelajaran diperlukan
adanya kesiapan individu dalam belajar. Kesiapan merupakan keseluruhan kondisi
seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban di dalam cara
tertentu terhadap suatu situasi (Slameto, 2003:113). Menurut Thorndike (dalam Slameto,
2003:114) bahwa kesiapan adalah prasyarat untuk belajar berikutnya. Dalam
pembelajaran akan lebih baiknya jika sebelum materi dijelaskan, terlebih dahulu materi
tersebut dipelajari. Karena mahasiswa akan lebih siap dalam menerima materi.
Pembelajaran akuntansi dengan menggunakan metode konvensional umumnya
lebih didominasi dengan kegiatan ceramah dan komunikasi lebih cenderung satu arah,
sehingga mahasiswa menjadi kurang aktif. Metode ini lebih bersifat monoton dan
membosankan bagi mahasiswa. Dalam banyak hal, dengan menggunakan metode
konvensional bahkan dosen menghabiskan seluruh waktu perkuliahan untuk memaparkan
materi, karena memang tuntutan muatan materi yang perlu disampaikan luas dan
mendalam. Kondisi demikian tentu bukan merupakan langkah terbaik, sehingga perlu
dicari alternative yang inovatif .
Untuk memahami jurnal penyesuaian diperlukan suatu keterampilan dan ketelitian
mahasiswa dalam menganalisis ayat-ayat penyesuaian yang pada akhirnya sangat
berpengaruh dalam pembuatan laporan keuangan perusahaan. Dengan implementasi
metode Problem Posing dan pemberian tugas terstruktur mahasiswa akan lebih
memahami materi jurnal penyesuaian karena mahasiswa dituntut aktif dalam
pembelajaran. Dengan pengajuan soal tersebut akan melatih keterampilan dan ketelitian
mahasiswa dalam membuat jurnal penyesuaian.
Dari uraian di atas kerangka berfikir dapat digambarkan sebagai berikut:
2.5. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, hipotesis penelitian yang
dirumuskan adalah :
Hipotesis 1: Terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi pokok bahasan jurnal
penyesuaian antara penerapan metode problem posing dan tugas terstruktur
dengan penerapan metode konvensional.
Hipotesis 2: Terdapat perbedaan prestasi belajar mata kuliah Akuntansi pokok bahasa
jurnal penyesuaian antara sebelum dan sesudah penerapan metode problem
posing dan tugas terstruktur.
Metode Konvensional
Metode Problem Posing dan
Pemberian Tugas Terstruktur
Dibandingkan
Prestasi Belajar Metode
konvensional
Metode Pembelajaran
Prestasi Belajar Metode Problem
Posing dan Pemberian Tugas Terstruktur
3. METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Penelitian merupakan penelitian pra-eksperimental. Dalam penelitian ini terdiri dari
dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, sehingga dalam
penelitian ini dikategorikan sebagai The Static Group Comparation: Randomized Control
group Only Design. Kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam
jangka waktu tertentu. Selanjutnya, kedua kelompok tersebut dikenai pengukuran yang
sama. Perbedaan yang timbul dianggap bersumber pada variabel perlakuan (Sumadi,
2006:104).
Perlakuan kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah penerapan metode
pembelajaran Problem Posing dan pemberian tugas terstruktur. Sementara itu pada kelas
kontrol tidak diberikan perlakuan, dimana pembelajaran hanya dengan menggunakan
metode konvensional yang biasa diterapkan oleh dosen. Hasil pengukuran dalam
penelitian ini dengan menggunakan Post test yang berupa prestasi belajar akuntansi
pokok bahasan jurnal penyesuaian pada mahasiswa.
3.2. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa semester I Jurusan Akuntansi FE
UNNES Tahun Akademik 2006/2007 terdiri dari 2 kelas yaitu A dan B dengan jumlah
total 80 mahasiswa.
3.3. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini berupa prestasi belajar akuntansi pokok bahasan
jurnal penyesuaian, yaitu skor nilai test yang diukur dari rentang 0 – 100. Dalam
penelitian ini, terdapat dua variabel prestasi belajar, yang masing-masing bersifat
independent/bebas. Variabel prestasi belajar akuntansi dengan metode problem posing
dan tugas terstruktur diberi kode X1 dan variabel prestasi belajar dengan metode
konvensional diberi kode X2.
3.4. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik tes.
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk
mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki
oleh individu atau kelompok (Suharsimi, 2006:150). Teknik tes dalam penelitian ini
dilaksanakan sebelum dan sesudah mahasiswa mempelajari jurnal penyesuaian melalui
pre test dan post test. Pre test dilaksanakan pada tahap awal sebelum eksperimen
dimulai, dimaksudkan untuk mengetahui keadaan mahasiswa sebelum treatment antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen. Post test dilaksanakan setelah treatment, digunakan
untuk mengukur hasil prestasi mahasiswa setelah penerapan treatment.
3.5. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah independent
sample t-test dan paired sample t-test. Independent sample t-test untuk menguji ada
tidaknya perbedaan prestasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sementara
itu paired sample t-test dilakukan untuk menguji efektivitas penerapan metode problem
posing dan tugas terstruktur pada kelompok eksperimen.
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Kemampuan Awal Mahasiswa
Dari pre test mahasiswa diperoleh deskripsi kemampuan awal kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol dalam tabel berikut ini:
Tabel 1: Kemampuan Awal Mahasiswa
Keterangan Kelas Eksperimen(X1)
Kelas Kontrol(X2)
Mean 54,62 56,71Std. Deviation 11,03 8,70Maks 75 75Min 30 40N 39 41
Dari Tabel 1 dapat diketahui nilai rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas
kontrol masing-masing 54,62 dan 56,71 dengan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 30
untuk kelompok eksperimen, dan nilai tertinggi 75 dan nilai terendah 40 untuk kelompok
kontrol.
4.1.2. Uji Kesamaan Rata-rata Pre-test
Pengujian selanjutnya pada tahap kemampuan awal mahasiswa adalah pengujian
kesamaan rata-rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian ini
menggunakan data pre test pada mata kuliah akuntansi pokok bahasan jurnal
penyesuaian. Hasil dari pengujian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 2: Uji Kesamaan Rata-rata Pre-test
Kelompok Nilai Rata-Rata
t Sig. 2 tailed
Kriteria
Eksperimen 54,62-0,944 0,348 Tidak
berbedaKontrol 56,71
Berdasarkan Tabel 2 diketahui nilai t-hitung sebesar -.944 dengan p-value = .348,
menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan prestasi belajar dari kedua kelompok. Jadi
antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol memiliki kemampuan awal yang
sama pada mata kuliah Akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian.
4.1.3. Deskripsi Data Kemampuan Akhir Mahasiswa
Dari Post-test yang dilakukan terhadap kedua kelompok dimana kelompok
eksperimen menggunakan metode problem posing dan tugas terstruktur, sementara
kelompok kontrol menggunakan metode konvensional, diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 3: Kemampuan Akhir Mahasiswa
Keterangan Kelas Eksperimen(X1)
Kelas Kontrol(X2)
Mean 74,10 69,76Std. Deviation 6,06 6,51Maks 85 85Min 60 60N 39 41
Berdasarkan tabel 3 diketahui dari 39 mahasiswa kelompok eksperimen rata-rata
prestasi belajar mencapai 74,10, sedangkan dari 41 mahasiswa kelompok kontrol
mencapai 69,76. Nilai tertinggi untuk kelompok eksperimen mencapai 85 dan kelompok
kontrol pada nilai yang sama yaitu 85. Nilai minimum kedua kelas tersebut juga sama,
yaitu 60.
4.1.4. Pengujian Hipotesis 1
Hipotesis 1 menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar akuntansi pokok
bahasan jurnal penyesuaian antara penerapan metode problem posing dan tugas
terstruktur dengan penerapan metode konvensional. Untuk menguji hipotesis ini, maka
digunakan independent sample-test pada skor post-test pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Berdasarkan pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai
berikut:
Tabel 4: Uji Beda Penerapan Metode Problem Posing dan Tugas Terstruktur dengan Metode Konvensional
Kelompok Nilai Rata-Rata
T Sig. 2 tailed
Kriteria
Eksperimen 74,103,087 0,003 BerbedaKontrol 69,76
Berdasarkan tabel tersebut diperoleh thitung = 3,087 dengan p-value = 0.003. Hal ini
menunjukkan ada perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dengan
demikian hipotesis 1 yang telah diuraikan di atas dinyatakan diterima. Penerapan metode
problem posing dan tugas terstruktur berdampak pada perbedaan prestasi belajar
akuntansi pada pokok bahasan jurnal penyesuaian jika dibandingkan dengan penerapan
metode konvensional.
4.1.5. Pengujian Hipotesis 2
Hipotesis 2 menyatakan bahwa terdapat perbedaan prestasi belajar mata kuliah
Akuntansi pokok bahasa jurnal penyesuaian antara sebelum dan sesudah penerapan
metode problem posing dan tugas terstruktur. Untuk menguji hipotesis ini, maka
digunakan paired sample t-test pada skor pre-test dan post-test kelompok eksperimen.
Berdasarkan pengolahan data yang dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5: Uji Beda Sebelum dan Sesudah Penerapan Metode Problem Posing dan Tugas Terstruktur
Kelompok Nilai Rata-Rata
t Sig. 2 tailed
Kriteria
Sebelum 54,62-10,620 0,000 BerbedaSesudah 74,10
Berdasarkan tabel 5 tampak bahwa penerapan metode problem posing dan tugas
terstruktur dalam pembelajaran mata kuliah akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian
terbukti efektif, karena dapat meningkatkan prestasi belajar mahasiswa. Nilai t-hitung
sebesar -10,620 dengan p-value 0,000 membuktikan bahwa nilai rata-rata sebesar 54,62
sebelum penerapan metode problem posing dan tugas terstrukur secara nyata berbeda
dengan nilai rata-rata sebesar 74,10 setelah penerapan metode tersebut. Dengan demikian
hipotesis 2 yang diajukan tidak dapat ditolak.
4.2. Pembahasan
Hasil penelitian menujukkan bahwa kelompok eksperimen dengan menggunakan
metode problem posing dan pemberian tugas terstruktur lebih efektif dari pada kelompok
kontrol dengan menggunakan metode konvensional, hal ini ditunjukkan oleh hasil
pengujian dengan menggunakan uji t, yang hasilnya terdapat perbedaan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Pada kelompok kontrol terjadi peningkatan
prestasi belajar yang lebih rendah dari pada peningkatan prestasi belajar mahasiswa pada
kelompok eksperimen.
Perbedaan prestasi antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada mata
pelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian, pada kelas eksperimen dengan
menggunakan metode problem posing dan pemberian tugas terstruktur dapat
mangarahkan mahasiswa dalam situasi belajar yang lebih menciptakan keaktifan karena
mahasiswasiswa dapat menuangkan ide-idenya dalam membuat soal dan menjawab soal
yang mereka buat sendiri. Melalui pembuatan soal sendiri oleh mahasisswa, mahasiswa
lebih sering berlatih soal sehingga dapat meningkatkan pemahaman materi perkuliahan
yang sedang dipelajari. Disamping itu mahasiswa diberi tugas terstruktur yang diberikan
setiap akhir pembelajaran dan kemudian dilakukan pembahasan pada pertemuan
berikutnya mengenai kesulitan dalam pemahaman materi dan dalam mengerjakan soal.
Dibandingkan dengan kelompok kontrol, peningkatan rata-rata prestasi belajar lebih
rendah dari pada kelompok eksperimen. Rendahnya kenaikan rata-rata prestasi belajar
pada mata kuliah akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian pada kelompok kontrol
dikarenakan metode yang digunakan dalam pembelajaran yaitu metode konvensional
memiliki kelemahan-kelemahan diantaranya yaitu: (1) Dengan ceramah cenderung
seluruh waktu dimonopoli dosen; (2) Dosen tidak tahu sejauh mana informasi diterima
oleh mahasiswa; dan (3) Mahasiswa cenderung pasif, sehingga tidak berkembang.
Penyebab lainnya adalah bahwa metode pembelajaran konvensional yang dilakukan
selama ini kurang mampu mengaktifkan mahasiswa secara optimal. Keaktifan mahasiswa
hanya cenderung pada saat mengerjakan latihan-latihan soal yang diberikan oleh dosen.
Pada kondisi ini motivasi mahasiswa cenderung lebih rendah dari pada kelompok
eksperimen yang pada akhirnya berpengaruh terhadap rendahnya prestasi belajar
mahasiswa.
5. SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa Metode
pembelajaran Problem Posing dan pemberian tugas terstruktur pada kelas eksperimen
lebih efektif dari pada metode konvensional pada kelas kontrol. Rata-rata prestasi belajar
akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian pada kelas eksperimen dengan
menggunakan metode problem posing dan pemberian tugas terstruktur lebih tinggi
sebesar 74,10 dari pada rata-rata kelas kontrol dengan menggunakan metode
konvensional (ceramah) sebesar 69,76. Penerapan metode problem posing dan tugas
terstruktur juga mampu meningkatkan prestasi belajar mata kuliah akuntansi pada
mahasiswa dari 54,62 menjadi 74,10.
5.2. Keterbatasan
Penelitian ini telah dilakukan secara cermat agar benar-benar memberikan hasil
yang representative. Namun demikian, disadari bahwa terdapat beberapa keterbatasan
sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan pra-eksperimental, dimana responden penelitian telah
mengetahui bahwa dirinya sedang diteliti kemampuannya sebelum dan sesudah
dilakukan perlakuan, baik perlakuan dengan penerapan problem posing dan tugas
terstruktur maupun dengan penerapan metode konvensional. Dengan kondisi
demikian, maka hasil yang diperoleh pun sebatas pada hasil yang masih semu.
2. Skor prestasi belajar yang diperoleh juga mengabaikan variabel lain yang mungkin
ikut mempengaruhi, seperti keadaan fisik dan psikis mahasiswa yang sudah barang
tentu tidak dapat dilepaskan dari kinerja mahasiswa.
3. Jumlah responden yang dilibatkan dalam penelitian ini relatif sedikit, yakni 39 orang
untuk kelompok eksperimen dan 41 orang untuk kelompok kontrol. Jumlah yang
relatif sedikit ini barangkali belum merepresentasikan seluruh anggota populasi yang
ada, yakni mahasiswa semester I Jurusan Akuntansi pada seluruh perguruan tinggi
yang ada di Indonesia.
5.3. Saran
Berdasarkan simpulan dan keterbatasan, maka rekomendasi yang perlu dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran akuntansi pokok bahasan jurnal penyesuaian bagi pengajar
sesungguhnya sangat sederhana, tetapi bagi mahasiswa/peserta didik merupakan
materi yang dianggap sangat sulit. Oleh karena itu, dalam pembelajaran perlu
mempertimbangkan metode pembelajaran yang inovatif, salah satunya adalah metode
problem posing dan tugas terstruktur yang secara nyata efektif dalam meningkatkan
pemahaman mahasiswa.
2. Untuk penelitian lebih lanjut, disarankan agar dilakukan eksperimen yang
sesungguhnya, dimana dosen secara sengaja dan terencana melakukan proses
pembelajaran dengan kedua metode tersebut pada kelompok sampel yang berbeda,
sehingga nantinya dapat diketahui nilai prestasi mahasiswa yang sesungguhnya.
3. Penelitian yang akan datang juga dapat menambah jumlah sampel yang lebih banyak,
diperluas objeknya, bukan hanya pada satu perguruan tinggi dan perlu
mempertimbangkan jenjang program studi (D3 dan S1). Di samping itu, penelitian
lebih lanjut disarankan untuk memasukkan variabel-variabel yang diduga
berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa pada mata kuliah akuntansi,
khususnya pokok bahasan jurnal penyesuaian.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Sugandi dan Haryanto. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES
Amin Suyitno. 2004. Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika 1. Semarang: Universitas Negeri Semarang
Catharina Tri Anni. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press.
Catur Indah Sulistyo. 2003. ’Efektifitas pengajaran matematika dengan menggunakan Poblem Posing dan pemberian Tugas terstruktur terhadap prestasi belajar matematika pokok bahasan peluang kelas 11 semester 1 SMU Negeri 1 Semarang’. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. Skripsi Tidak Dipublikasikan.
Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Erman Suherman, 1993. Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung: Wijaya Kusuma
Haryono Al Jusup. 2001. Dasar-Dasar Akuntansi Jilid 1. Yogyakarta: STIE YKPN
Kadir. 2005. ’Pengaruh Pendekatan Problem Posing Terhadap Prestasi Belajar Matemetikan Jenjang Pengetahuan, Pemahaman, Aplikasi dan Evaluasi ditinjau dari Metakognisi Siswa SMU di DKI Jakarta’. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan. No. 053. Hal. 230-251
Max Darsono, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV.IKIP Semarang Press.
Nana Sudjana. 2002. Metode Statistik. Bandung : Tarsito
-----------------.2004. Penilaian Hasil Proses Belajar Mangajar. Bandung: Rosdakarya.
----------------. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Ridwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta
Rooijakkers, Ad. 2003. Mengajar Dengan Sukses:Petunjuk Untuk Merencanakan dan Menyampaikan Pengajaran. Jakarta: PT Grasindo
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sofyan Syafri Harahap. 2004. Teori Akuntansi. Jakarta : Rajawali Press.
Suharsimi Arikunto. 2003 Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sumadi Suryabrata. 2006. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Research. Jakarta: Bumi Aksara.
Tulus Tu’u. 2004. Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta : Grasindo.
Undang-undang Republik Indonesia No 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2005. Jakarta: Sinar Grafika.
Wina Sanjaya. 2005. Pembelajaran dalam Implemetasi Kurikulum Berbasis kompetensi. Jakarta: Prenada Media.
Zainal Arifin. 1991. Evaluasi Instruksional: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: Remaja Rosdakarya.