Usg Obstetri Dan Biometri Janin

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak diperkenalkan pertama kali dibidang obstetri oleh Ian Donald sekitar 50 tahun yang lalu, USG telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam hal tekhnik maupun kualitas resolusi yang dihasilkan. Hal ini telah membawa kemajuan yang sangat dramatis didalam hal diagnosis dang penanganan kehamilan. Dengan ultrasonografi memungkinkan untuk melakukan pengukuran terhadap tulang dan struktur jaringan lunak janin secara cepat dan akurat dibandingkan dengan pemeriksaan rontgen. Melalui pemeriksaan biometri janin dengan USG, maka dapat diperoleh keterangan penting, antara lain : umur kehamilan, kesesuaian besarnya janin dengan usia kehamilan, dan malformasi janin. Umur janin adalah pertanyaan pertama yang penting dalam praktek obstetri modern dan merupakan satu pertanyaan yang paling sering dalam pelayanan rujukan di negara-negara dimana pemeriksaan ultrasonografi secara rutin pada kehamilan tidak dilakukan. Evaluasi pertumbuhan janin dan deteksi pertumbuhan janin yang terhambat juga merupakan perhatian utama karena janin yang mengalami hambatan pertumbuhan mempunyai risiko morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Bila penyebab kematian perinatal oleh karena prematuritas dan infeksi dapat dikendalikan maka deteksi malformasi akan menjadi satu hal yang penting. 1

description

sdfiuvgkbACVVVVsbdujcvkufabrakybfvkuybfsbdujcvkufabrakybfvkuybfsbdujcvkufabrakybfvkuybfsbdujcvkufabrakybfvkuybfsbdujcvkufabrakybfvkuybfsbdujcvkufabrakybfvkuybfsbdujcvkufabrakybfvkuybfsbdujcvkufabrakybfvkuybfsbdujcvkufabrakybfvkuybf

Transcript of Usg Obstetri Dan Biometri Janin

Page 1: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejak diperkenalkan pertama kali dibidang obstetri oleh Ian Donald sekitar 50 tahun

yang lalu, USG telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, baik dalam hal tekhnik

maupun kualitas resolusi yang dihasilkan. Hal ini telah membawa kemajuan yang sangat

dramatis didalam hal diagnosis dang penanganan kehamilan.

Dengan ultrasonografi memungkinkan untuk melakukan pengukuran terhadap tulang

dan struktur jaringan lunak janin secara cepat dan akurat dibandingkan dengan pemeriksaan

rontgen. Melalui pemeriksaan biometri janin dengan USG, maka dapat diperoleh keterangan

penting, antara lain : umur kehamilan, kesesuaian besarnya janin dengan usia kehamilan, dan

malformasi janin.

Umur janin adalah pertanyaan pertama yang penting dalam praktek obstetri modern

dan merupakan satu pertanyaan yang paling sering dalam pelayanan rujukan di negara-negara

dimana pemeriksaan ultrasonografi secara rutin pada kehamilan tidak dilakukan. Evaluasi

pertumbuhan janin dan deteksi pertumbuhan janin yang terhambat juga merupakan perhatian

utama karena janin yang mengalami hambatan pertumbuhan mempunyai risiko morbiditas

dan mortalitas yang tinggi. Bila penyebab kematian perinatal oleh karena prematuritas dan

infeksi dapat dikendalikan maka deteksi malformasi akan menjadi satu hal yang penting.

Biometri janin mempunyai tabel normal yang sudah dibuat oleh beberapa peneliti

seperti Jeanty, Hadlock dan lain-lain yang bisa digunakan sebagai pegangan, namun yang

paling akurat apabila tabel tersebut diperoleh dari masyarakat kita sendiri. Tabel

pertumbuhan yang digunakan atau dibuat di negara lain belum tentu sesuai dengan

masyarakat Indonesia.

1

Page 2: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Defenisi

Pemeriksaan USG merupakan suatu metode diagnostik dengan menggunakan

gelombang ultrasonic untuk mempelajari morfologi dan fungsi suatu organ berdasarkan

gambaran eko dari gelombang ultrasonic yang dipantulkan oleh organ.

Morfologi dan fungsi organ janin dapat dipelajari kasat mata dengan menggunakan

USG 2-Dimensi (USG 2-D) jenis real-time. Fungsi hemodinamik uterus plasenta-janin dapat

dipelajari dengan lebih mudah dan akurat dengan tekhnik pemeriksaan doppler (color

doppler dan pulsed doppler). Dalam dekade terakhir ini telah dikembangkan tekhnik

pemeriksaan USG 3-Dimensi (USG 3-D), baik jenis 3-D statik maupun 3-D real-time (USG

4-Dimensi atau life 3-D). Melalui USG 3-D morfologi, perilaku, dan sirkulasi janin-plasenta

dapat dipelajari dengan lebih mudah dan jelas berdasarkan aspek 3-Dimensi.

II.2. Fisika Dasar Gelombang Suara

Frekuensi gelombang ultrasonic yang digunakan pada alat USG diagnostik

disesuaikan dengan keperluan. Pemeriksaan USG pada kehamilan trimester II dan III

dilakukan melalui dinding perut ibu (transabdominal). Frekuensi gelombang ultrasonic yang

digunakan berkisar antara 3-5 Mhz, yang mampu memberikan kedalam penetrasi hingga 15-

20 cm. Pada kehamilan trimester I pemeriksaan USG paling baik dikerjakan melalui vagina

(transvaginal). Frekuensi gelombang ultrasonic yang digunakan adalah 7,5 Mhz atau lebih,

yang mempunya kedalaman penetrasi sekitar 5-10 cm, tetapi memberikan kualitas resolusi

yang lebih baik.

II.3. Bioefek Gelombang Ultrasonik

Pada peristiwa perambatan gelombang ultrasonik, didalam medium terjadi perubahan-

perubahan siklik berupa getaran partikel, perubahan tekanan, perubahan densitas, dan

perubahan suhu. Secara teoritis, gelombang ultrasonik mempunyai potensi yang dapat

merusak struktur jaringan tubuh janin, terutama pada kehamilan trimester I dimana proses

organo-genesis sedang terjadi dan merupakan saat yang paling rentan untuk mengalami

gangguan.

2

Page 3: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

Dari penelitian epidemiologik pada manusia dan penelitia in-vivo pada mamalia tidak pernah

terbukti bahwa pemeriksaan dengan USG diagnostik komersial dapat menyebabkan cacat

bawaan atau kematian janin. Hal yang perlu diwaspadai adalah pemeriksaan doppler, dimana

pemeriksaan tidak dilakukan dengan cara scanning dan intensitas gelombang ultrasonic yang

digunakan lebih besar dari alat USG diagnostik. Pemeriksaan doppler pada kehamilan

trimestel I (terutama transvaginal) sebaiknya dihindari atau dikerjakan hati-hati, apabila

pemeriksaan tersebut mempunyai manfaat yang besar dibandingkan resikonya.

Pada prinsipnya pemeriksaan USG dalam kehamilan sebaiknya hanya dikerjakan bila ada

indikasi yang jelas ; dengan menggunakan intensitas (power) yang serendah mungkin dalam

waktu sesingkat mungkin, sejauh hasil pemeriksaan dapat diperoleh dengan cukup

memuaskan (ALARA, As Low As Reasonably achieviable).

II.4 Teknik Pemeriksaan USG

Pemeriksaan USG obsstetri daoat dikerjakan melalui cara transabdominal (USG-TA)

atau transvaginal (USG-TV).

II.4.1. Pemeriksaan USG Transabdominal

Pada kehamilan trimester 1 pemeriksaan USG-TA sebaiknya dikerjakan melalui

kandung kemih yang terisi penuh ( sehingga dapat disebut juga pemeriksaan USG

transvesikal), gunanya untuk menyingkirkan usus keluar dari rongga pelvik, sehingga tidak

menghalangi pemeriksaan genitalia interna.Massa usus yang berisi gas akan menghambat

transmisi gelombang ultrasonik.

Sebelum memulai pemeriksaan, dinding abdomen ibu harus dilumuri jel (gel) untuk lubrikasi

dan menghilangkan udara diantara permukaan transduser dan dinding abdomen.

Pada kehamilan trimester II dan III uterus telah cukup besar letaknya di luar rongga

pelvik.volume cairan amnion sudah cukup banyak.pemeriksaan USG-TA dapat dikerjakan

tanpa memerlukan persiapan kandung kemih.

II.4.2. Pemeriksaan USG Transvaginal

Berbeda dengan USG –TA, pemeriksaan USG-TV harus dilakukan dalam keadaan

kandung kemih yang kosong agar organ pelvik berada dekat dengan permukaan transduser

dan berada di dalam area penitrasi transduser.Jika dibandingkan USG-TA (yang harus

3

Page 4: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

dikerjakan dalam keadaan kandung kemih terisi penuh), pemeriksaan USG-TV pada

kehamilan trimester I lebih dapat diterima oleh pasien.Pemeriksaan USG-TV dapat dilakukan

setiap saat, dan organ pelvik berada dalam posisi yang sebenarnya.

Dalam persiapan transduser terlebih dahulu diberi jel pada permukaan elemennya ( untuk

menghilangkan udara di permukaan transduser), kemudian dibungkus dengan alat

pembungkus khusu atau kondom ( berfungsi sebagai alat pelindung).Sebelum di masukkan ke

dalam vagina, ujung pembungkus transduser diberi jel.Transduser dimasukkan kedalam

hingga mencapai daerah forniks.Manuver gerakan transduser di dalam vagina merupakan

kombinasi gerakan maju mundur, gerakan memutar (rotasi), dan gerakan angulasi kesamping

kiri-kanan atau keatas-bawah

II.5. Indikasi Pemeriksaan USG

II.5.1 Indikasi Pemeriksaan USG Pada Kehamilan Trimester I

1. Penentuan adanya kehamilan intrauterin.

2. Penentuan adanya denyut jantung mudigah atau janin

3. Penentuan usia kehamilan

4. Penentuan kehamilan kembar

5. Perdarahan pervaginam

6. Terduga kehamilan ektopik

7. Terdapat nyeri pelvik

8. Terduga kehamilan mola

9. Terduga adanya tumor pelvik / kelainan uterus

10. Membantu tindakan invasif seperti pengambilan sampel jaringan vili koriales

(chorionic villus sampling), pengangkatan IUD4.

II.5.2. Indikasi Pemeriksaan USG Pada Kehamilan Trimester II Dan III

1. Penentuan Usia kehamilan

2. Evaluasi pertumbuhan janin

3. Terduga kematian janin

4. Terduga kehamilan kembar

5. Terduga kelainan volume cairan amnion

6. Evaluasi kesejahteraan janin

7. Ketuban pecah dini atau persalinan preterm

4

Page 5: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

8. Penentuan persentasi janin

9. Membantu tindakan versi luar

10. Terduga inkompetensia serviks

11. Terduga plasenta previa

12. Terduga solutio plasenta

13. Terduga kehamila mola

14. Terdapat nyeri pelvik / nyeri abdomen

15. Terduga kehamilan ektopik

16. Kecurigaan ada kelainan kromosomal (usia ibu > 35 tahun, atau hasil test biokimiawi

abnormal)

17. Evaluasi kelainan kongenital

18. Riwayat kelainan kongenital pada kehamilan sebelumnya

19. Terduga adanya tumor pelvik atau kelainan uterus

20. Membantu tindakan invasif, seperti amniosentesis, kordosentesis atau amnioinfusi.

II.6. Ultrasografi Kehamilan Trimester I

II.6.1. Kantung Gestasi / Kantong Kehamilan (Gestational Sac, GS)

Dengan USG-TV yang cukup baik kualitasnya, struktur kantung gestasi (KG) intrauterin

dapat terlihat mulai kehamilan 4,5 minggu (17 hari pasca konsepsi, atau sekitar 10 hari sejak

blostosis bernidasi kedalam lapisan endometrium). Pada saat itu diameter mencapai 2-3 mm.

Struktur KG intrauterin secara konsisten terlihat mulai kehamilan 5 minggu, saat diameter

mencapai > 5 mm. Dengan USG-TA kehamilan intrauterin dapat terlihat setelah diameter KG

mencapai 5 mm; dan secara konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu, saat diameter KG

mencapai > 10 mm.

Kantung Gestasi terlihat sebagai struktur kistik (anekoik) berbentuk bundar atau oval, dengan

dinding yang hiperekoik, dan letak eksentrik didalam lapisan endometrium yang menebal.

Struktur tersebut berasal dari kantung korion yang berisi cairan korion. Gambaran hiperekoik

dinding KG berasan dari lapisan korion, jaringan trofoblast, dan desidua kapsularis. Sering

kali dinding KG terlihat sebagi dua lapisan konsentrik (double decidual sac), dimana lapisan

sebelah dalam berasal dari chorion laeve dan desidua kapsularis; sedangkan lapisan sebelah

luar berasal dari desidua parietalis atau desidua vera.

5

Page 6: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

Struktur KG harus dibedakan dari struktur anekoik lainnya didalam cavum uteri, seperti

hematometra, hidrometra, kista endometrial, endometritis, atau kantung gestasi palsu

(Pseudo-gestational Sac), pada kehamilan ektopik (Gambar 1).

Perhitungan umur kehamilan dengan mengukur kantong kehamilan dapat diperoleh dengan

cara :

1. Mengukur diameter kantong kehamilan, selanjutnya digunakan rumus :

Umur kehamilan (minggu) = rata-rata GS (mm) + 25,43 / 7,02 minggu atau umur

kehamilan (minggu) = diameter kantong kehamilan (cm) x 1,384 + 4,452.

2. Bila diameter kantong kehamilan belum mencapai 25 mm, maka secara kasar umur

kehamilan dapat dihitung dengan rumus :

Umur kehamilan (hari) = Diameter kantung kehamilan + 30

3. Mengukur volume kantong kehamilan dan diperlukan pengukuran 2 dimensi dengan 3

ukuran (L, T dan AP), selanjutnya dimasukkan dalam rumus : GS volume (ml) =

L(cm) x T(cm) x AP (cm) x 0,5233. Hasil ini kemudian dimasukkan dalam tabel yang

sudah tersedia untuk menentukan umur kehamilan.

Selain untuk menentukan umur kehamilan, pemeriksaan keadaan kantong kehamilan juga

untuk konfirmasi kehamilan intrauterin dan untuk menyingkirkan blighted ovum.

Gambar 1. Kantong kehamilan

6

Page 7: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

Gambar 2. Pengukuran kantong kehamilan

II.6.2. Yolk Sac

Suatu kehamilan intrauterin baru dapat dipastikan setelah terlihat struktur yolk sac didalam

KG. Yolk sac berbentu cincin berdinding tipis yang letaknya didalam ruang korion. Dengan

USG-TV akan konsisnten terlihat mulai kehamilan 5,5 minggu, saat diameter KG > 10 mm;

sedangkan dengan USG-TA akan konsisten terlihat mulai kehamilan 6 minggu setelah

diameter KG > 20 mm.

Selama kehamilan 5-10 minggu diamter yolk sac mencapai 5-6 mm. Setelah itu yolk sac akan

menyusut dan pada kehamilan 12 minggu biasanya tidak terlihat lagi.

Apabila yolk sac tidak ditemukan dalam kantung gestasi yang diameternya > 10 mm (USG-

TV) atau > 20mm (USG-TA), maka kemungkinan besar kehamilan tidak akan berkembang

normal dan akan mengalami abortus.

II.6.3. Crown Rumph Lenght (CRL)

CRL adalah ukuran terpanjang janin dari kepala sampai bokong tanpa menyertakan

anggota gerak. Dengan USG-TV struktur janin pertama kali dapt terlihat pada kehamilan 5,5

minggu, berupa penebalan pada dinding yolk sac. Panjangnya sekitar 2-3 mm dan belum

memperlihatkan denyut jantung. Panjang janin akan bertambah sekitar 1-2 mm perhari.

Panjang mudigah dinyatakan dengan ukuran jarak kepala-bokong (JKB) atau Crown-Rump

Lenght (CRL). Janin mulai menunjukkan aktivitas denyut jantung pada usia kehamilan

sekitar 6 minggu. Setelah CRL mencapai 5 mm dan diameter KG sekitar 18 mm. Sejak itu

struktur Janin dan aktivitas denyut jantung akan konsisten terlihat dengan USG-TV. Dengan

USG TA struktur mudigah akan konsisten terlihat setelah diameter KG > 25 mm.

Cara mendapatkan bidang potong untuk pengukuran CRL adalah sebagai berikut :

1. Usahakan janin ditampilkan pada potongan sagital.

2. Janin dalam sikap ekstensi.

3. Janin diukur pada jarak terpanjang.

4. Kaliper ditempatkan pada tepi luar kepala dan bokong janin tanpa mengukur anggota

gerak atau yolk sac.

5. Hasil yang dipakai merupakan rata-rata dari 3 pengukuran.

Perhitungan umur kehamilan dengan mengukur CRL dapat diperoleh dengan cara :

7

Page 8: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

1. Setelah mengukur CRL, selanjutnya digunakan rumus :

Umur kehamilan (hari) = 8,052 x (CRL)1/2 + 23,73.

2. Menggunakan the rule of thumb untuk mendapatkan umur kehamilan secara kasar,

yaitu :

Umur kehamilan (minggu) = CRL (cm) + 6,5.

II.7. Ultrasonografi Kehamilan Trimestrer II Dan III

II.7.1. Diameter Biparietal (BPD)

BPD adalah jarak maksimal antara tulang parietal depan dan belakang pada posisi

kepala oksiput transversa. Pengukuran BPD paling akurat dalam penentuan usia kehamilan

antara 12-28 minggu dimana pertumbuhan BPD menunjukkan garis yang linier. Disamping

untuk menentukan umur kehamilan, pengukuran ini dapat juga digunakan untuk menentukan

berat janin dan deteksi kelainan kepala janin (makrosefalus, mikrosefalus atau hidrosefalus).

Cara mendapatkan bidang potong untuk pengukuran BPD adalah sebagai berikut

(Gambar 3) :

1. Cari potongan kepala sampai mendapatkan bentuk paling simetris, yaitu jarak antara

garis tengah dan tulang kepala pada kedua sisi harus sama.

2. Pengukuran DBP dilakukan pada penampang aksial kepala setinggi thalamus (bidang

transtalamik), karena melalui bidang ini akan diperoleh ukuran DBP yang terbesar.

Potongan harus tegak lurus pada garis tengah.

3. Gunakan gain yang rendah untuk mencegah penebalan tulang tengkorak karena

artefak.

4. Bentuk kepala harus oval yang dikonfirmasi dengan indeks sefalik (normal antara 75-

85).

5. Pengukuran dilakukan pada jarak biparietal yang terbesar, dari permukaan luar tulang

parietal bagian proksimal kearah permukan dalam parietal bagian distal (‘luar

kedalam’), tegak lurus falx cerebri. Penelitian lain melakukan pengukuran DBP pada

permukaan luar tulang parietal bagian proksimal dan distal (‘luar ke-luar’).

Pada waktu mencari BPD kita akan melihat thalamus sebagai suatu struktur

berbentuk “hati” atau “anak panah “. Ujung dari bentuk “anak panah” tersebut adalah

arah daerah tulang belakang janin, sehingga dengan memeriksa BPD kita dapat pula

sekaligus mengetahui presentasi dan posisi janin.

8

Page 9: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

Gambar 3. Bidang potong untuk pengukuran BPD

Tabel 1. Daftar tabel biometri janin; ukuran BPD normal sesuai usia kehamilan

Weeks 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

BPD

(mm)21 25 28 32 35 39 42 46 49 52 55 58 61 64 67 69

Weeks 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

BPD

(mm)72 74 77 79 82 84 86 88 90 92 94 95 97 98 100

II.7.2. Lingkar Kepala (Head Circumference, HC)

HC digunakan pada keadaan dimana indeks sefalik diluar batas normal, yaitu terlalu

bulat (brakhisefalus) atau terlalu oval (dolikosefalus). Pengukuran pada keadaan ini memberi

hasil yang lebih baik dari BPD untuk menentukan umur kehamilan. Selain untuk menentukan

umur kehamilan, HC juga digunakan untuk mendiagnosis mikrosefalus atau PJT.

Untuk menentukan bidang yang baik untuk pengukuran BPD perlu ditentukan indeks

sefalik, yaitu perbandingan antara diameter biparietal (BPD) dengan diameter oksipito-

frontalis (OFD). Indeks ini tidak berubah selama kehamilan, yaitu 0,75-0,85. Bila indeks

lebih kecil atau lebih besar maka BPD tidak digunakan untuk menentukan umur kehamilan

dan digantikan dengan HC.

9

Page 10: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

Perhitungan umur kehamilan dengan mengukur HC dapat diperoleh dengan cara :

1. Menggunakan rumus :

HC = 1,57 (BPD + OFD)

2. Mengukur lingkar kepala secara langsung menggunakan tracing.

Tabel 2. Daftar tabel biometri janin; ukuran HC normal sesuai usia kehamilan

Weeks 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

HC

(mm)70 84 98 11

1124 13

7150

162 175 187 198 210 221 232 242 252

Weeks 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

HC

(mm)262 27

1280

288

296 304

311

318 324 330 335 340 344 348 351

II.7.3. Lingkar Perut (Abdominal Circumference, AC)

Pengukuran AC biasanya untuk menaksir besarnya janin setinggi hepar. Pada keadaan

dimana terjadi gangguan nutrisi yang lama maka hepar janin akan mengecil. Dengan

demikian pengukuran AC dimaksudkan untuk menilai status gizi atau nutrisi dari janin.

Untuk menentukan umur kehamilan maka parameter ini mempunyai nilai diagnostik

yang paling rendah dibandingkan dengan BPD, FL atau HC akan tetapi sangat bermanfaat

untuk menentukan pertumbuhan janin dan taksiran berat badan janin serta diagnosis

mikrosefsalus.

Cara mendapatkan bidang potong untuk pengukuran AC adalah sebagai berikut

(Gambar 4) :

1. Bidang yang diambil adalah potongan transversal abdomen melalui pertemuan vena

umbiilikalis dan vena porta kiri yang tampak seperti tongkat hoki.

2. Sudut pengambilan harus tepat dimana potongan transversal tulang belakang terlihat

jelas dan tulang rusuk tidak terlihat.

3. Bentuk sebulat mungkin karena bila tidak dapat menambah ukuran antero-posterior.

4. Tidak tampak jantung (terlalu tinggi) dan ginjal janin (terlalu rendah).

5. Lambung akan terlihat bila berisi cukup cairan.

10

Page 11: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

6. Diameter antero-posterior diambil dari prosesus spinosus vertebra ke arah tepi luar

dinding perut didepannya sedangkan diameter transversa diambil pada bidang tegak

lurus dan pertengahan diameter antero-posterior, dari tepi luar ke tepi luar abdomen

janin (outer to outer).

Gambar 4. Bidang potong untuk pengukuran AC

Cara pengukuran AC untuk perhitungan umur kehamilan adalah :

1. Langsung mengukur keliling abdomen janin menggunakan tracing.

2. Menggunakan rumus :

AC = 1,57 (Diameter Transversa + Diameter Antero-posterior) x 1,57

selanjutnya dimasukkan ke dalam tabel yang tersedia.

Tabel 3. Daftar tabel biometri janin; ukuran AC normal sesuai usia kehamilan

Weeks 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

AC(mm) 56 69 81 93 105 117

129

141 152 16

4175 186 197 208 219 229

Weeks 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

AC(mm) 240

250

260

270 280 29

0299

309 318 32

7336 345 354 362 371

II.7.4. Panjang Femur (Femur Lenght, FL)

Akurasi pengukuran FL cukup lebar, yaitu 4-5 minggu dan tidak dapat

menggantikan BPD, tetapi dapat sebagai pembanding atau bila BPD tidak dapat diukur

dengan baik, misalnya kepala sudah jauh masuk panggul atau kelainan kepala seperti

anensefalus.

11

Page 12: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

Cara untuk mendapatkan tulang femur dan mengukur FL adalah sebagai berikut

(Gambar 5) :

1. Ikuti tubuh janin secara longitudinal sepanjang tulang vertebra sampai terlihat vesika

urinaria.

2. Cari krista iliaka yang berupa dua gema yang ekogenik pendek sepanjang vesika

urinaria.

3. Gerakkan transduser sedikit ke arah distal. Gema ekogenik yang tampak dekat krista

iliaka adalah femur.

4. Kalau pangkal femur telah ditemukan, transduser diputar 90o sampai terlihat seluruh

panjang femur.

5. Tanda seluruh panjang femur telah diambil bila dibawahnya tampak bayangan

akustik.

6. Seluruh panjang femur terlihat utuh dan tidak terputus serta ujung tulang tampak

tegas.

7. Pengukuran panjang femur diambil dari trokanter mayor sampai kondilus lateralis.

Kaput femoris dan epifisis tidak termasuk dalam pengukuran.

8. Apabila dalam satu bidang terlihat kedua femur kiri dan kanan, maka yang diukur

adalah femur yang paling dekat dengan transduser.

Gambar 5. Bidang potong untuk pengukuran FL

12

Page 13: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

Tabel 4. Daftar tabel biometri janin; ukuran FL normal sesuai usia kehamilan

Weeks 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27

FL (mm) 8 11 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 44 47 49 52

Weeks 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42

FL (mm) 54 56 59 61 63 65 67 68 70 72 73 75 76 78 79

II.7.5. Detak Jantung Janin (HR)Merupakan jumlah detakan jantung janin yang dihitung dalam satu menit.  satuannya beat per menit (bpm).  HR normal memiliki nilai 120-160 Bpm.  jika HR diluar range tersebut, maka dicurigai adanya kelainan pada perkembangan janin.

Gambar 6. Bidang potong untuk pengukuran HR

II.7.6. Parameter Lain Pada Trimester II dan III

Selain parameter yang diuraikan diatas, untuk menentukan umur kehamilan bisa

dilakukan pengukuran dari :

1. Fetal Ocular Biometry ( Jarak kedua bola mata)

2. Humerus Length (Panjang humerus)

3. Tibia and Fibula Length (Panjang tibia dan fibula)

4. Ulna and Radius Length (Panjang radius dan ulna)

5. Fetal Kidney Biometry (Volume, ketebalan, panjang dan lebar )

6. Fetal Adrenal Biometry.

II.7.7. Kesesuaian Besar Janin Dengan Umur Kehamilan

Kebanyakan jenis-jenis tindakan obstetri yang diambil sangat dipengaruhi oleh

taksiran berat badan janin, oleh karena itu berbagai cara telah dikembangkan untuk

13

Page 14: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

menentukan taksiran berat janin secara USG. Beberapa formula yang dibuat dan dikenal

antara lain : Osaka, Tokyo, Chambell, Hansmann, Hadlock, dan Shepard.

Beberapa cara-cara pengukuran biometri yang digunakan untuk menghitung taksiran

berat badan janin antara lain :

1. Pengukuran BPD dan AC. Cara ini adalah yang paling banyak dianut oleh karena

sangat sederhana pemakaiannya dan cukup baik nilai diagnostiknya. Kelemahan cara

ini adalah kesulitan pengukuran dari BPD pada janin tertentu dan tidak menggunakan

HC atau FL.

2. Pengukuran HC dan AC. Tabel yang disusun didasarkan pada perhitungan rumus

TBBA = 94,593 (HC) + 34,226 (AC) – 2134,616

3. Pengukuran AC, FL, dan HC. Tabel yang disusun didasarkan pada perhitungan

rumus :

Log 1 o TBBA = 1,326 – 0,00326 AC x FL + 0,0107 HC + 0,0438 AC +

0,158 FL

Dengan menaksir berat badan janin, maka dapat diduga kemungkinan terjadinya

pertumbuhan janin terhambat sehingga dapat dilakukan evaluasi lebih lanjut.

II.7.8. Malformasi Janin

Biometri janin yang abnormal dapat juga digunakan untuk mendiagnosis adanya

kelainan kongenital secara USG. Kelainan biometri janin bisa berupa ukuran yang tidak

normal atau perbandingan dengan bagian-bagian tubuh lain yang tidak proporsional.

II.7.9. Plasenta

II.7.9.1. Ukuran Plasenta

Sampai kehamilan 20 minggu plasenta menempati sekitar ¼ luas permukaan miometrum, dan

ketebalannya tidak lebih dari 2-3 cm. Menjelang kehamilan aterm plasenta menempati sekitar

1/8 luas permuakaan miometrium, dan ketebalannya dapat mencapai 4-5 cm, ketebalan

plasenta normal jarang melebihi 4 cm. Plasenta yang menebal (plasentomegali) dapat

dijumpai pada ibu yang menderita diabetes melitus, ibu anemia (Hb < 8 g%), hidrops fetalis,

tumor plasenta, kelainan kromosom, infeksi (sifilis, CMV), dan perdarahan plasenta. Plasenta

yang menipis dapat dijumpai pada preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat (PJT), infark

14

Page 15: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

plasenta, dan kelainan kromosom. Belum ada batasan yang jelas mengenai ketebasan

minimal plasenta yang dianggap normal. Beberapa penulis memakai batasan tebal minimal

plasenta normal 1,5-2,5 cm dan berat plasenta rata-rata 500 gra.

II.7.9.2. Letak (posisi) Plasenta

1Identifikasi letak placenta sangat penting. Plasenta bisa berkembang dibagian mana saja

pada permukaan endometrium, sesuai dengan letak implantasi blostosis. .  Ada kasus dimana

placenta menghalangi jalan lahir janin.  Ini disebut dengan placenta previa. Letak plasenta

yang menutupi ostium uteri internum (OUI) pada kehamilan trimester I tidak akan selamanya

menjadi plasenta previa. Dengan bertambahnya usia kehamilan, sebagian besa vili akan

mengalami atrofi, uterus semakin membesar, dan segmen bawah uterus akan terbentuk,

plasenta yang semula menutupi OUI akan bergeser keatas, sehingga letaknya menjadi

normal.

Gambar 7. Bidang potong gambaran plasenta

II.7.10. Tali Pusar

Tali pusar adalah penghubung janin dengan ibunya.  Tali pusar terdiri dari 2 arteri 1 vena. Kelainan yang dapat terlihat dalam USG contohnya adalah melilitnya tali pusar pada leher.  Hal ini akan berbahaya karena dapat mencekik janin.  Pemeriksaan lilitan tali pusar dapat dilakukan dengan colour dopler.  Jika terlihat warna disekeliling leher janin, mungkin itu adalah lilitan tali pusar.

15

Page 16: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

Gambar 8. bidang potong pemeriksaan lilitan tali pusar dengan colour dopler

II.7.11. Pemeriksaan Cairan Amnion

Pengukuran volume cairan amnion telah menjadi suatu komponen integral dari

pemeriksaan kehamilan untuk melihat adanya resiko kematian janin. Hal ini didasarkan

bahwa penurunan perfusi uteroplasenta dapat mengakibatkan gangguan aliran darah ginjal

dari janin , menurunkan volume miksi dan menyebabkan terjadinya oligohidroamnion.

Pemeriksaan cairan amnion dapat dilakukan dengan cara metode AFI (Amniotic Fluid

Indeks) yang diperkenalkan oleh Phelan :

1. Abdomen dibagi atas 4 kuadran

2. Setiap kuadran diukur indeks cairan amnionnya

3. Pengukuran harus tegak lurus dengan bidang horizontal dan tidak ada boleh ada bagian

janin diantaranya

Gambar 9. 4 kuadrant abdomen

Tabel 5. Interpretasi Pengukuran cairan amnion dengan metode AFI

Hasil Pengukuran Interpretasi

>2cm , <8cm Volume cairan amnion normal

>8cm Polihidramnion

8-12cm Polihidramnion ringan

12-16cm Polihidramnion sedang

>16cm Polihgidramnion berat

>1cm , <2cm Borderline, evaluasi ulang

<1 cm Oligohidramnion

16

Page 17: Usg Obstetri Dan Biometri Janin

BAB III

KESIMPULAN

Telah dibahas sejumlah parameter janin yang dipakai sehari-hari dalam menentukan

umur kehamilan secara USG. Setiap parameter mempunyai tingkat kepercayaan dan

kemudahan dalam pengukurannya pada umur kehamilan tertentu. Pengukuran biometri janin

secara tepat dapat mengurangi kesalahan dalam prakiraan umur kehamilan.Selain untuk prakiraan

umur kehamilan, pengukuran biometri janin juga dapat digunakan untuk menentukan adanya

hambatan pertumbuhan janin dan adanya malformasi. Teknik pengukuran penting diperhatikan

karena kesalahan pengukuran menyebabkan kesalahan mengambil kesimpulan. Menentukan

biometri janin juga berguna untuk menaksir berat janin serta melihat kemungkinan adanya

kelainan kongenital dari organ-organ yang diperiksa.

17