Urolithiasis
-
Upload
resi-nurseptiani -
Category
Documents
-
view
49 -
download
5
Transcript of Urolithiasis
![Page 1: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/1.jpg)
UrolithiasisDefinisi
Urolithiasis berasal dari bahasa yunani (oûron : urine dan lithos : batu ) didefinisikan
sebagai suatu kondisi terbentuknya urinary calculy di traktus urinarius. Nephrolithiasis
adalah batu yang berada di ginjal, ureterolithiasis adalah batu ureter dan vesicolithiasis
merupakan batu yang berada di urinary bladder.
Lokasi batu saluran kemih
Insiden dan Etiologi
Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara
berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak
dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi
status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia
adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.
![Page 2: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/2.jpg)
Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran
urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain
yang masih belum terungkap (idiopatik)
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu
saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.
1. Faktor Intrinsik, meliputi:
a. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.
b. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun
c. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding
pasien wanita.
2. Faktor Ekstrinsik, meliputi:
a. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang
lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone
belt (sabuk batu)
b. Iklim dan temperatur
c. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral
kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.
d. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya
batu saluran kemih.
e. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang
pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).
![Page 3: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/3.jpg)
Komposisi Batu Saluran Kemih
Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat,
asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang
komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan
timbulnya batu residif.
Batu Kalsium
Kristal kalsium oksalat
Batu kalsium oksalat
![Page 4: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/4.jpg)
Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan
yaitu sekitar 75 - 80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium
adalah:
1. Hiperkalsiuria: Kadar kalsium urine lebih dari 250 - 300 mg/24 jam, dapat
terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria
absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal
(hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorbsi tulang (hiperkalsiuria
resoptif) seperti pada hiperparatiroidisme primer atau tumor paratiroid.
2. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urine melebihi 45 gram/24 jam, banyak
dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya
oksalat seperti teh, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran
hijau terutama bayam.
3. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat
dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya
batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi
makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.
4. Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium
sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan
hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom mal-
absorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.
5. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai
penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan
bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan
dengan kalsium dengan oksalat.
![Page 5: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/5.jpg)
Batu Struvit
Batu struvit berbentuk staghorn
Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu
oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan
pemecah urea (Uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter,
Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah
urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini
memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu
magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit. Batu ini memiliki penampakan
staghorn pada ginjal.
Batu Urat
Batu asam urat meliputi 5 - 10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami
oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan
urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi
protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang
![Page 6: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/6.jpg)
mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume
urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.
Batu uric acid
Pathogenesis Batu saluran kemih
secara alami urin mengandung substansi yang menghambat kristalisasi garam
kalsium dan lain-lain yang mengikat kalsium dalam suatu larutan kompleks, namun
mekanisme proteksi ini kurang sempurna, karena ketika urin menjadi tersupersaturasi
oleh materi larut air karena kecepatan ekskresi yang terlalu tinggi dan/atau konservasi air
yang ekstrim, maka akan terbentuk Kristal yang kemudian akan berkembang menjadi
batu.
![Page 7: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/7.jpg)
1. Supersaturasi
Pertumbuhan batu pada traktus urinarius membutuhkan urin yang memiliki
kelarutan diatas keseimbangan normal, sehingga keadaan urin yang tersupersaturasi
adalah hal yang biasa salam pembentukan batu saluran kemih.
Kejadian supersaturasi pada urin dapat meningkat karena dehidrasi atau ekskresi yang
berlebih dari kalsium, oksalat, fosfat, sistin atau uric acid . pH urin pun merupakan faktor
yang penting dalam pembentukan batu saluran kemih, fosfat dan uric acid adalah asam
lemah yang mudah terdisosiasi dalam rentang pH urin fisiologis. Ketika pH urin dibawah
5,5, maka kristal uric acid (pK 5,47) mendominasi, sedangkan kristal fosfat jarang. Di sisi
lain, Kelarutan kalsium oksalat, tidak dipengaruhi oleh perubahan pH urin.
2. Nukleasi
Pada urin yang tersupersaturasi oleh kalsium dan oksalat maka dalam larutan urin
kedua ion ini membentuk gugus. Gugus yang kecil akan terdispersi karena gaya yang
menyatukan kedua ion ini jauh lebih lemah daripada tendensi gaya yang memisahkan
mereka, sementara gugus yang besar akan tetap stabil karena keseimbangan gaya atraktif
pada permukaan gugus ini telah hilang. Setelah gugus ini stabil,maka dalam keadaan urin
yang tersaturasi nuklei akan tumbuh dengan menggunakan debris sel, kalsifikasi pada
papilla renalis, dan Kristal urin lain sebagai dasar pembentukan kristal, proses ini dikenal
dengan heterogenous nucleation.
3. Penghambat Kristalisasi:
Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium,
sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini
berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.
![Page 8: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/8.jpg)
DIAGNOSIS
Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit batu
ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan penunjang lain
untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan
faal ginjal.
A. Anamnesis
Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus dikejar mengenai
onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang dapat membuat
bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah, gross hematuria,
dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu sebelumnya
sering mempunyai tipe nyeri yang sama.
Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain :
1. Tidak ada gejala atau tanda
2. Nyeri pinggang
3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik
4. Pielonefritis dan/ atau sistitis
5. Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing
B. Pemeriksaan Fisik
Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi,
berkeringat, dan nausea.
Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat
atau dengan hidronefrosis.
Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal dan
retensi urin.
Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien
dengan urosepsis.
![Page 9: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/9.jpg)
C. Pemeriksaan penunjang
Radiologi
Secara radiologik, batu ada yang radioopak dan ada yang radiolusen. Sifat
radioopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu, sehingga dari sifat ini dapat
diduga jenis batu yang dihadapi. Jenis batu yang radiolusen umumnya adalah dari
jenis asam urat murni.
Pada yang radioopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk
menduga adanya batu saluran kemih bila diambil foto dua arah. Pada keadaaan
yang istimewa tidak jarang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat
terhindar dari pengamatan. Karena itu, foto polos perlu sering ditambah dengan
foto pielografi intravena atau yang biasa disebut foto BNO-IVP. Pada batu
radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian
(filling defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang
mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam
hal ini perludilakukan pielografi retrograd.
Gambaran BNO-IVP
![Page 10: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/10.jpg)
Foto Polos Abdomen
Gambaran batu berbentuk staghorn pada ginjal kanan.
Batu ginjal bilateral, dengan plebolit pada pelvis
![Page 11: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/11.jpg)
Batu pada urinary bladder
![Page 12: Urolithiasis](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022062220/55721311497959fc0b918735/html5/thumbnails/12.jpg)
Gambaran batu pada urinary bladder dengan filling defect