Urolithiasis

16
Urolithiasis Definisi Urolithiasis berasal dari bahasa yunani (oûron : urine dan lithos : batu ) didefinisikan sebagai suatu kondisi terbentuknya urinary calculy di traktus urinarius. Nephrolithiasis adalah batu yang berada di ginjal, ureterolithiasis adalah batu ureter dan vesicolithiasis merupakan batu yang berada di urinary bladder. Lokasi batu saluran kemih Insiden dan Etiologi

Transcript of Urolithiasis

Page 1: Urolithiasis

UrolithiasisDefinisi

Urolithiasis berasal dari bahasa yunani (oûron : urine dan lithos : batu ) didefinisikan

sebagai suatu kondisi terbentuknya urinary calculy di traktus urinarius. Nephrolithiasis

adalah batu yang berada di ginjal, ureterolithiasis adalah batu ureter dan vesicolithiasis

merupakan batu yang berada di urinary bladder.

Lokasi batu saluran kemih

Insiden dan Etiologi

Penyakit batu saluran kemih menyebar di seluruh dunia dengan perbedaan di negara

berkembang banyak ditemukan batu buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak

dijumpai batu saluran kemih bagian atas (gunjal dan ureter), perbedaan ini dipengaruhi

status gizi dan mobilitas aktivitas sehari-hari. Angka prevalensi rata-rata di seluruh dunia

adalah 1-12 % penduduk menderita batu saluran kemih.

Page 2: Urolithiasis

Penyebab terbentuknya batu saluran kemih diduga berhubungan dengan gangguan aliran

urine, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan keadaan-keadaan lain

yang masih belum terungkap (idiopatik)

Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu

saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik.

1. Faktor Intrinsik, meliputi:

a. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.

b. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun

c. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding

pasien wanita.

2. Faktor Ekstrinsik, meliputi:

a. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang

lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone

belt (sabuk batu)

b. Iklim dan temperatur

c. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral

kalsium dapat meningkatkan insiden batu saluran kemih.

d. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya

batu saluran kemih.

e. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang

pekerjaannya banyak duduk atau kurang aktivitas fisik (sedentary life).

Page 3: Urolithiasis

Komposisi Batu Saluran Kemih

Batu saluran kemih pada umumnya mengandung unsur: kalsium oksalat, kalsium fosfat,

asam urat, magnesium-amonium-fosfat (MAP), xanthyn dan sistin. Pengetahuan tentang

komposisi batu yang ditemukan penting dalam usaha pencegahan kemungkinan

timbulnya batu residif.

Batu Kalsium

Kristal kalsium oksalat

Batu kalsium oksalat

Page 4: Urolithiasis

Batu kalsium (kalsium oksalat dan atau kalsium fosfat) paling banyak ditemukan

yaitu sekitar 75 - 80% dari seluh batu saluran kemih. Faktor tejadinya batu kalsium

adalah:

1. Hiperkalsiuria: Kadar kalsium urine lebih dari 250 - 300 mg/24 jam, dapat

terjadi karena peningkatan absorbsi kalsium pada usus (hiperkalsiuria

absorbtif), gangguan kemampuan reabsorbsi kalsium pada tubulus ginjal

(hiperkalsiuria renal) dan adanya peningkatan resorbsi tulang (hiperkalsiuria

resoptif) seperti pada hiperparatiroidisme primer atau tumor paratiroid.

2. Hiperoksaluria: Ekskresi oksalat urine melebihi 45 gram/24 jam, banyak

dijumpai pada pasien pasca pembedahan usus dan kadar konsumsi makanan kaya

oksalat seperti teh, kopi instan, soft drink, kakao, arbei, jeruk sitrun dan sayuran

hijau terutama bayam.

3. Hiperurikosuria: Kadar asam urat urine melebihi 850 mg/24 jam. Asam urat

dalam urine dapat bertindak sebagai inti batu yang mempermudah terbentuknya

batu kalsium oksalat. Asam urat dalam urine dapat bersumber dari konsumsi

makanan kaya purin atau berasal dari metabolisme endogen.

4. Hipositraturia: Dalam urine, sitrat bereaksi dengan kalsium membentuk kalsium

sitrat sehingga menghalangi ikatan kalsium dengan oksalat atau fosfat. Keadaan

hipositraturia dapat terjadi pada penyakit asidosis tubuli ginjal, sindrom mal-

absorbsi atau pemakaian diuretik golongan thiazide dalam jangka waktu lama.

5. Hipomagnesiuria: Seperti halnya dengan sitrat, magnesium bertindak sebagai

penghambat timbulnya batu kalsium karena dalam urine magnesium akan

bereaksi dengan oksalat menjadi magnesium oksalat sehingga mencegah ikatan

dengan kalsium dengan oksalat.

Page 5: Urolithiasis

Batu Struvit

Batu struvit berbentuk staghorn

Batu struvit disebut juga sebagai batu infeksi karena terbentuknya batu ini dipicu

oleh adanya infeksi saluran kemih. Kuman penyebab infeksi ini adalah golongan

pemecah urea (Uera splitter seperti: Proteus spp., Klebsiella, Serratia, Enterobakter,

Pseudomonas dan Stafilokokus) yang dapat menghasilkan enzim urease dan mengubah

urine menjadi basa melalui hidrolisis urea menjadi amoniak. Suasana basa ini

memudahkan garam-garam magnesium, amonium, fosfat dan karbonat membentuk batu

magnesium amonium fosfat (MAP) dan karbonat apatit. Batu ini memiliki penampakan

staghorn pada ginjal.

Batu Urat

Batu asam urat meliputi 5 - 10% dari seluruh batu saluran kemih, banyak dialami

oleh penderita gout, penyakit mieloproliferatif, pasein dengan obat sitostatika dan

urikosurik (sulfinpirazone, thiazide dan salisilat). Kegemukan, alkoholik dan diet tinggi

protein mempunyai peluang besar untuk mengalami penyakit ini. Faktor yang

Page 6: Urolithiasis

mempengaruhi terbentuknya batu asam urat adalah: urine terlalu asam (pH < 6, volume

urine < 2 liter/hari atau dehidrasi dan hiperurikosuria.

Batu uric acid

Pathogenesis Batu saluran kemih

secara alami urin mengandung substansi yang menghambat kristalisasi garam

kalsium dan lain-lain yang mengikat kalsium dalam suatu larutan kompleks, namun

mekanisme proteksi ini kurang sempurna, karena ketika urin menjadi tersupersaturasi

oleh materi larut air karena kecepatan ekskresi yang terlalu tinggi dan/atau konservasi air

yang ekstrim, maka akan terbentuk Kristal yang kemudian akan berkembang menjadi

batu.

Page 7: Urolithiasis

1. Supersaturasi

Pertumbuhan batu pada traktus urinarius membutuhkan urin yang memiliki

kelarutan diatas keseimbangan normal, sehingga keadaan urin yang tersupersaturasi

adalah hal yang biasa salam pembentukan batu saluran kemih.

Kejadian supersaturasi pada urin dapat meningkat karena dehidrasi atau ekskresi yang

berlebih dari kalsium, oksalat, fosfat, sistin atau uric acid . pH urin pun merupakan faktor

yang penting dalam pembentukan batu saluran kemih, fosfat dan uric acid adalah asam

lemah yang mudah terdisosiasi dalam rentang pH urin fisiologis. Ketika pH urin dibawah

5,5, maka kristal uric acid (pK 5,47) mendominasi, sedangkan kristal fosfat jarang. Di sisi

lain, Kelarutan kalsium oksalat, tidak dipengaruhi oleh perubahan pH urin.

2. Nukleasi

Pada urin yang tersupersaturasi oleh kalsium dan oksalat maka dalam larutan urin

kedua ion ini membentuk gugus. Gugus yang kecil akan terdispersi karena gaya yang

menyatukan kedua ion ini jauh lebih lemah daripada tendensi gaya yang memisahkan

mereka, sementara gugus yang besar akan tetap stabil karena keseimbangan gaya atraktif

pada permukaan gugus ini telah hilang. Setelah gugus ini stabil,maka dalam keadaan urin

yang tersaturasi nuklei akan tumbuh dengan menggunakan debris sel, kalsifikasi pada

papilla renalis, dan Kristal urin lain sebagai dasar pembentukan kristal, proses ini dikenal

dengan heterogenous nucleation.

3. Penghambat Kristalisasi:

Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium,

sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini

berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.

Page 8: Urolithiasis

DIAGNOSIS

Selain dari anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk menegakkan diagnosis, penyakit batu

ginjal perlu didukung dengan pemeriksaan radiologik, laboratorium, dan penunjang lain

untuk menentukan kemungkinan adanya obstruksi saluran kemih, infeksi dan gangguan

faal ginjal.

A. Anamnesis

Anamnesa harus dilakukan secara menyeluruh. Keluhan nyeri harus dikejar mengenai

onset kejadian, karakteristik nyeri, penyebaran nyeri, aktivitas yang dapat membuat

bertambahnya nyeri ataupun berkurangnya nyeri, riwayat muntah, gross hematuria,

dan riwayat nyeri yang sama sebelumnya. Penderita dengan riwayat batu sebelumnya

sering mempunyai tipe nyeri yang sama.

Gejala dan tanda yang dapat ditemukan pada penderita batu ginjal antara lain :

1. Tidak ada gejala atau tanda

2. Nyeri pinggang

3. Hematuria makroskopik atau mikroskopik

4. Pielonefritis dan/ atau sistitis

5. Pernah mengeluarkan batu kecil ketika kencing

B. Pemeriksaan Fisik

Penderita dengan keluhan nyeri kolik hebat, dapat disertai takikardi,

berkeringat, dan nausea.

Masa pada abdomen dapat dipalpasi pada penderita dengan obstruksi berat

atau dengan hidronefrosis.

Bisa didapatkan nyeri ketok pada daerah kostovertebra, tanda gagal ginjal dan

retensi urin.

Demam, hipertensi, dan vasodilatasi kutaneus dapat ditemukan pada pasien

dengan urosepsis.

Page 9: Urolithiasis

C. Pemeriksaan penunjang

Radiologi

Secara radiologik, batu ada yang radioopak dan ada yang radiolusen. Sifat

radioopak ini berbeda untuk berbagai jenis batu, sehingga dari sifat ini dapat

diduga jenis batu yang dihadapi. Jenis batu yang radiolusen umumnya adalah dari

jenis asam urat murni.

Pada yang radioopak pemeriksaan dengan foto polos sudah cukup untuk

menduga adanya batu saluran kemih bila diambil foto dua arah. Pada keadaaan

yang istimewa tidak jarang batu terletak di depan bayangan tulang, sehingga dapat

terhindar dari pengamatan. Karena itu, foto polos perlu sering ditambah dengan

foto pielografi intravena atau yang biasa disebut foto BNO-IVP. Pada batu

radiolusen, foto dengan bantuan kontras akan menyebabkan defek pengisian

(filling defect) di tempat batu berada. Yang menyulitkan adalah bila ginjal yang

mengandung batu tidak berfungsi lagi sehingga kontras ini tidak muncul. Dalam

hal ini perludilakukan pielografi retrograd.

Gambaran BNO-IVP

Page 10: Urolithiasis

Foto Polos Abdomen

Gambaran batu berbentuk staghorn pada ginjal kanan.

Batu ginjal bilateral, dengan plebolit pada pelvis

Page 11: Urolithiasis

Batu pada urinary bladder

Page 12: Urolithiasis

Gambaran batu pada urinary bladder dengan filling defect