urolithiasis
-
Upload
weny-mayrenda -
Category
Documents
-
view
821 -
download
3
Transcript of urolithiasis
Case Report Session
UROLITHIASIS
Weny Mayrenda
G1A105015
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI DOKTER
BAGIAN RADIOLOGI RSUD RADEN MATTAHER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JAMBI
2010
1
1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Rj
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Kumpeh Jambi
Agama : Islam
2. ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Nyeri saat buang air kecil
Keluhan Tambahan :
Kencing tidak lancer (menetes)
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RSUD Raden mattaher ( IGD ) dengan keluhan nyeri saat
kencing dan kencing menetes sejak 5 hari SMRS. Pasien mengaku sejak 2
minggu SMRS mengalami nyeri dibagian bawah perut, demam (+), BAB normal.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pada umur 9 tahun pasien mengaku pernah BAK keluar batu
DM (-)
Hipertensi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga yang menderita sakit dengan gejala yang sama seperti
os
2
3. PEMERIKSAAN FISIK
- Status Generalis
KU : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Vital sign :
N : 84 x/menit
R : 24 x/menit
t : Afebris
- Kepala
• Bentuk : Mesocephal, simetris
• Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor diameter 3 mm,
reflek cahaya (+/+)
• Hidung : tak
• Mulut : tak
• Telinga : tak
• Leher : Kelenjar thyroid tidak membesar, kelenjar limfe tidak membesar, JVP
tidak meningkat
- Thorax
• Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Thrill (-)
Perkusi : batas jantung dbn
Auskultasi : Bunyi jantung N, reguler, Gallop (-)
• Pulmo
Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, retraksi (-), ketinggalan gerak (-)
Palpasi : Stem fremitus kanan sama dengan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapangan paru
Auskultasi : Suara dasar vesikuler kanan dan kiri, suara tambahan (-)
3
- Abdomen
Inspeksi : datar, sikatrik (-)
Auskultasi : peristaltic (+) N
Palpasi : hepar tidak teraba, lien tidak teraba
Perkusi : timpani
- Extremitas superior : Edema (-/-), akral hangat
- Extremitas Inferior : Edema (-/-), akral hangat
4. Pemeriksaan Radiologi Tampak batu kandung kemih yang berukuran besar dan opak Tampak batu opak pada uretra Kontur ginjal tidak tampak kelainan Haustrae usus baik Tulang-tulang tidak tampak kelainan
Kesan : Urolithiasis (batu vesica urinaria dan uretra)
4
TINJAUAN PUSTAKA
1. DefinisiUrolithiasis adalah suatu keadaan dimana terdapat batu pada saluran kencing.
2. Etiologi
Secara epidemiologis terdapat beberapa faktor yang mempermudah terjadinya batu saluran kemih yang dibedakan sebagai faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik;
Faktor intrinsik, meliputi:
1. Herediter; diduga dapat diturunkan dari generasi ke generasi.2. Umur; paling sering didapatkan pada usia 30-50 tahun3. Jenis kelamin; jumlah pasien pria 3 kali lebih banyak dibanding pasien wanita.
Faktor ekstrinsik, meliputi:
1. Geografi; pada beberapa daerah menunjukkan angka kejadian yang lebih tinggi daripada daerah lain sehingga dikenal sebagai daerah stone belt (sabuk batu)
2. Iklim dan temperatur3. Asupan air; kurangnya asupan air dan tingginya kadar mineral kalsium dapat
meningkatkan insiden batu saluran kemih.4. Diet; diet tinggi purin, oksalat dan kalsium mempermudah terjadinya batu saluran kemih.5. Pekerjaan; penyakit ini sering dijumpai pada orang yang pekerjaannya banyak duduk atau
kurang aktivitas fisik (sedentary life).
3. Patofisiologi
1. Teori nukleasi: Batu terbentuk di dalam urine karena adanya inti batu atau sabuk batu (nukleus). Partikel-partikel yang berada dalam larutan kelewat jenuh akan mengendap di dalam nukleus itu sehingga akhirnya membentuk batu. Inti bantu dapat berupa kristal atau benda asing saluran kemih.
2. Teori matriks: Matriks organik terdiri atas serum/protein urine (albumin, globulin dan mukoprotein) sebagai kerangka tempat mengendapnya kristal-kristal batu.
3. Penghambat kristalisasi: Urine orang normal mengandung zat penghambat pembentuk kristal yakni magnesium, sitrat, pirofosfat, mukoprotein dan beberapa peptida. Jika kadar salah satu atau beberapa zat ini berkurang akan memudahkan terbentuknya batu dalam saluran kemih.
5
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis tergantung pada adanya obstruksi, infeksi dan odema. Ketika batu menghambat aliran urin, terjadi obstruksi menyebabkan peningkatan tekanan hidrostatik dan distensi pada ginjal serta ureter proksimal. Infeksi (pielonefritis dan sistitisyang disertai menggigil, demam dan disuria) dapat terjadi dari iritasi terus-menerus. Beberapa batu jika ada akan menyebabkan sedikit gejala namun secara perlahan merusak unit fungsional (nefron) ginjal, sedangkan yang lain menyebabkan nyeri luarbiasa dan ketidaknyamanan. Hemturia dan piuria pada wanita kebawah mendekati kandungkemih sedangkan pada pria mendekati testis. Bila nyeri mendadak akut, disertai nyeri tekan diseluruh kostovertebral, dan muncul muntah-muntah, maka pasien sedang mengalami episode kolik renal.
Batu yang terjebak dalam ureter menyebabkan gelombang nyeri yang luarbiasa akut dan kolik yang menyebar ke paha dan genetalia. Pasien sering akan merasa ingin berkemih namun hanya sedikit urin yang keluar, dan biasanya mengandung darah akibat aksi abrasif batu. Kelompok gejala ini disebut Kolik uretral. Umumnya pasien akan mengeluarkan batu dengan diameter labih dari 1 cm biasanya harus diangkat atau dihancurkan hingga dapat diangkat atau dikeluarkan secara sepontan.Batu yang terjebak di kandung kemih biasanya menyebabkan gejala iritasi dan berhubungan dengan infeksi dengan traktus urinarius dan hematuri. Jika batu menyebabkan obstruksi pada leher kandung kemih, akan terjadi retensi urin. Jika infeksi berhubungan dengan adanya batu, maka kondisi ini jauh lebih serius , disertai sepsisi yang mengancam kehidupan.
5. Evaluasi Diagnostik
Diagnosa ditegakkan dengan study ginjal, kandungkemih (GUK), urografi intravena atau pielografi retrograde. Uji kimia dan urin 24 jam untuk mengukur kadar kalsium, asam urat, kreatinin, natrium, pH dan volume total merupakan bagian dari upaya diagnostik. Riwayat diet dan medikasi serta riwayat adanya batu ginjal dalam keluarga didapatkan untuk mengidentifikasi faktor yang mencetuskan terbentuknya batu pada pasien.
6. PanatalaksanaanTujuan dasar penatalaksanaan adalah untuk menghilangkan batu, menentukan
jenis batu, mencegah kerusakan nefron , mengendalikan infeksi, dan mengurangi obstruksi yang terjadi.
6
7. PrognosisPrognosis batu sakuran kemih tergantung dari faktor-faktor antara lain:
1. Besar batu2. Letak batu3. Adanya infeksi4. Adanya obstruksi
Makin besar batu makin jelek prognosisnya. Letak batu yang dapat menyebabkan obstruksi dapat mempermudah terjadinya infeksi. Makin besar kerusakan jaringan adanya infeksi karena faktor obstruksi akan dapat menyebabkan penurunan fungsi ginal sehingga prognosisnya makin jelek.
7