Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

download Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

of 34

Transcript of Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    1/83

    1

    TESIS

    PELATIHAN SENKUCHU DACHI  SAMBIL MENENDANG

    LEBIH MENINGKATKAN KESEIMBANGAN TUBUH

    DARI PADA PELATIHAN KOKUCHU DACHI  

    SAMBIL MENENDANG KARATEKA DOJO

    SMPK ST.THERESIA KUPANG

    LASARUS LAAK

    PROGRAM MAGISTER

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2013

    TESIS

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    2/83

    2

    PELATIHAN SENKUCHU DACHI  SAMBIL MENENDANG

    LEBIH MENINGKATKAN KESEIMBANGAN TUBUH

    DARI PADA PELATIHAN KOKUCHU DACHI  

    SAMBIL MENENDANG KARATEKA DOJO

    SMPK ST.THERESIA KUPANG

    LASARUS LAAK

    NIM. 1190361026

    PROGRAM MAGISTER

    PROGRAM STUDI FISIOLOGI OLAHRAGA

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2013

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    3/83

    3

    PELATIHAN SENKUCHU DACHI  SAMBIL MENENDANG

    LEBIH MENINGKATKA KESEIMBANGAN TUBUHDARI PADA PELATIHAN KOKUCHU DACHI  

    SAMBIL MENENDANG KARATEKA DOJO

    SMPK ST.THERESIA KUPANG

    Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

    Pada Program Magister, Program Studi Fisiologi Olahraga

    Program Pascasarjana Universitas Udayana

    LASARUS LAAK

    NIM.1190361026

    PROGRAM MAGISTER

    PROGRAM STUDI FISIOLOGI OLAHRAGA

    PROGRAM PASCASARJANA

    UNIVERSITAS UDAYANA

    DENPASAR

    2013

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    4/83

    4

    LEMBAR PENGESAHAN

    TESIS INI TELAH DISETUJUI

    TANGGAL 2 Juli 2013

    Pembimbing I Pembimbing

    II

    Dr. dr.I Putu Gede Adiatmika,M.Kes Simson R.A

    Kerihi,S.Pd,M.Pd

     NIP.19660309 198902 1 003 NIP.19560824 1983

    1 003

    Mengetahui

    Ketua Program Studi Magister

    Fisiologi Olahraga DirekturProgram Pascasarjana Program Pascasarjana

    Universitas Udayana Universitas Udayana

    Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc,Sp.And,AIFO Prof. Dr. dr. A.A.Raka Sudewi, Sp. S(K)

     NIP.19440201 196409 1 001 NIP. 19590215 198510 2 001

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    5/83

    5

    PENETAPAN PANITIA PENGUJI

    Tesis Ini Telah Diuji Pada

    Tanggal 2 Juli 2013

    Panitia Penguji Tesis berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana,

     No: 0940/UN14.4/HK/2013, Tanggal 11 Juni 2013

    Ketua : Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M. Kes

    Sekretaris : Simson R.A Kerihi,S.Pd, M.Pd

    Anggota : 1.dr. Ketut Karna, PFK,M,Kes

    2. Drs. Nurdin U. Badu, M.For

    3. dr. Ida Bagus Ngurah , M.For

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    6/83

    6

    ABSTRAK

    PELATIHAN SENKUCHU DACHI SAMBIL MENENDANG LEBIHMENINGKATKAN KESEIMBANGAN TUBUH DARI PADA PELATIHAN

    KOKUCHU DACHI SAMBIL MENENDANG KARATEKA DOJO SMPK

    ST.THERESIA KUPANG

    Keseimbangan tubuh dalam olahraga karate merupakan salah satu unsur

     biomotorik yang amat diperlukan pada saat atlet melakukan tangkisan,serangan

    terutama serangan beruntung. Untuk meningkatkan keseimbangan tubuh

    diperlukan suatu model pelatihan yang sesuai dengan spesifik gerakan pada

    olahraga yang digeluti. Sehubungan dengan hal terebut maka dilakukan penelitian

    yang bertujuan untuk menentukan model pelatihan keseimbangan tubuh yang

    manakah lebih efektif meningkatkan keseimbangan tubuh pada karateka dengan palatihan Senkuchu Dachi sambil menendang ke depan dibandingkan dengan

     pelatihan Kokuchu Dachi sambil menendang ke depan.

    Jenis penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan rancangan

    randomized pre and post test group design.  Jumlah sampel 28 karateka, yang

    dialokasikan menjadi 2 kelompok,yaitu kelompok 1 mendapatkan pelatihan

    Senkuchu Dachi sambil menendang ke depan selama 8 minggu dengan frekuensi 3

    kali per minggu. Sedangkan kelompok 2 mendapat pelatihan berupa  Kokuchu

     Dachi sambil menendang ke depan selama 8 minggu dengan frekuensi 3 kali per

    minggu. Alat yang digunakan untuk mengukur keseimbangan tubuh adalah test of  

    dinamic balence  dengan menggunakan kotak atau matras berukuran 30 X 30 cm.

    Data hasil penelitian tes keseimbangan tubuh antara kedua kelompok dianalisis

    dengan Uji T-Tes pada tingkat kemaknaan 0,05 . Selanjutnya untuk mengetahui

    efek pelatihan antara kedua kelompok dianalisis dengan uji T-Tes pada tingkat

    kemaknaan 0,05.

    Berdasarkan analisis hasil dapat dijelaskan bahwa setelah 8 minggu

     pelatihan (  posttest  ) rerata keseimbangan posttest  pada kelompok 1 adalah 60.00

    dan pada kelompok 2 adalah 50.71 Perbedaan rerata keseimbangan antara kedua

    kelompok tersebut adalah signifikan < 0,05 Selajutnya berdasarkan uji T-

    Tes  dapat dijelaskan bahwa perbedaan rerata keseimbangan post test antara

    kelompok 1 dan 2 adalah segnifikan ( p < 0,05 ).

    Berdasarkan rerata keseimbangan bahwa kelompok 1 mempunyaikeseimbangan yang lebih baik dari kelompok 2 dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa kelompok 1 yaitu berupa palatihan Senkuchu Dachi  sambil

    menendang kedepan merupakan model pelatihan yang lebih baik untuk

    meningkatkan keseimbangan tubuh atlet dibandingkan kelompok  Kokuchu Dachi 

    . Disarankan agar para pelatih, atlet, dan praktisi olahraga. dapat mengadopsi

    model pelatihan ini untuk meningkatkan keseimbangan tubuh.

    Kata kunci : Senkuchu dachi , kokuchu dachi, keseimbangan

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    7/83

    7

    ABSTRACT

    THE TRAINING OF SENKUCHU DACHI WITH KICKING MOREINCREASE THE BODY BALANCE THAN THE TRAINING OF

    KOKUCHU DACHI WITH KICKING AT KARATEKA DOJO SMPK

    ST.THERESIA KUPANG

    The body balance in karate sport is one of the biomotoric elements that

    was very necessary when the athlete is doing defense and attack, mainly

    successive attacks. To increase the body balance is needed a type of training that

    appropriate with the movement specification of sport cultivate. Related with it,

    then was conducted the research which purpose to determine the type of body balance training which one is more effective to increase the body balance of

    karateka with Senkuchu Dachi training while kicking forward than Kokuchu

    Dachi while kicking forward.

    The kind of this research is experimental use randomize design pre and

     post test group design. The number of samples is 28 karateka, which is divided

    into two group, group 1 get Senkuchu Dachi training while kicking forward for 8

    weeks with frequency 3 times a week. While for group 2 got Kokuchu Dachi

    training while kicking forward for 8 weeks with frequency 3 times a week. The

    equipment which is used to measure the body balance is test of dinamic balance

     by using a box or mat sized 30 x 30 cm. The data of the body balance test between

    two groups is analyzed with t-test at the significance level 0,05. Then, to know the

    effect of training between both of group was analyzed with t-test at the

    significance level 0,05.

    Based on the result of analyses that can be explain after training for 8

    weeks (posttest) the average balance of posttest in group 1 is 60 and group two is

    50,71. The difference balance of two groups is significance

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    8/83

    8

    UCAPAN TERIMA KASIH

    Puji syukur penulis haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

     berkat rahmat-Nyalah penulis dapat menyelesaikan tesis ini dalam rangka

    memenuhi salah satu syarat untuk mencapai derajat Magister Fisiologi Olahraga

    (M.Fis) pada Program Studi Fisiologi Olahraga Program Pascasarjana Universitas

    Udayana. Tesis ini berjudul ―Pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang lebih

    meningkatkan keseimbangan tubuh dari pada pelatihan Kokuchu Dachi sambil

    menendang kareteka Dojo SMPK St. Theresia Kupang.

    Dalam penyusunan tesis ini tidak terlepas dari motivasi, semangat, petunjuk dan

     bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih

    kepada berbagai pihak.

    1. 

    Rektor Universitas Udayana, Dekan Fakultas Kedokteran, dan

    Koordinator Program Pascasarjana Universitas Udayana atas

    kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti

     pendidikan pascasarjana di Universitas Udayana.

    2.  Prof. Dr. dr. J. Alex Pangkahila, M.Sc, Sp.And sebagai Ketua Program

    Studi Magister Fisiologi Olahraga, atas saran dan bimbingannya.

    3.  Rektor Universitas PGRI NTT atas kesempatan yang diberikan kepada

     penulis untuk mengikuti pendidikan Program Pascasarjana Fisiologi

    Olahraga pada Universitas Udayana.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    9/83

    9

    4. 

    Dr.dr.I Putu Gede Adiatmika,M.Kes sebagai pembimbing I, atas

     petunjuk, dorongan dan bimbingannya.

    5.  Simson R.A. Kerihi S.Pd,M.Pd sebagai Pembimbing II atas petunjuk ,

    dorongan dan bimbingannya.

    6.  Drs.Oktovianus Fufu,M.Pd selaku ketua program studi PJKR

    Universitas PGRI memberi motifasi dan semangatnya.

    7.  Katharina Luruk dan anakku tersayang Geraldy Y. Laak yang

    memberikan semangat dan doa nya.

    8. 

    Para Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang telah

    membekali penulis dengan berbagai disiplin ilmu sehingga penulis

    dapat menyelesaikan tesis ini.

    9.  Para Dosen Pascasarjana Universitas PGRI NTT atas bimbingan,

    dorongan dan semangatnya.

    10. Semua staf Dosen dan pegawai Laboratorium Fisiologi Olahraga

    Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, yang membantu dan

    meminjamkan alat-alat selama pendidikan.

    11. Rekan-rekan Mahasiswa Program Pascasarjana yang turut membantu

     penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

    12. Pihak lain yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu,

    yang telah membantu dalam penulisan tesis ini.

    Penulis menyadari bahwa isi dari tesis ini masih jauh dari sempurna

    sehingga bila terdapat kesalahan-kesalahan dalam penulisan dan lain-lain, penulis

    sangat mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaannya. Sebagai penututp

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    10/83

    10

     penulis sampaikan terima kasih dan semoga tesis ini bermanfaat bagi dunia

     pendidikan khususnya bidang olahraga.

    Denpasar, 12 Juni 2013

    Penulis,

    Lasarus Laak

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    11/83

    11

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL …………………...................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

    PENETAPAN PANITIA PENGUJI .......................................................... iii

    UCAPAN TERIMAKASIH ...................................................................... iv

    ABSTRAK .................................................................................................. v

    ABSTRACT ................................................................................................ viDAFTAR ISI............................................................................................... viii

    DAFTAR GAMBAR.................................................................................. ix

    DAFTAR TABEL....................................................................................... x

    DAFTAR GRAFIK .................................................................................... xi

    DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ............................................. xvii

    Bab I. PENDAHULUAN……………………………………….............. 1

    1.1. Latar Belakang......................................................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah.................................................................... 4

    1.3. Tujuan Penelitian..................................................................... 5

    1.4. Manfaat Penelitian................................................................... 6

    BAB II. KAJIAN PUSTAKA…………………………………….......... 7

    2.1. Pelatihan….............................................................................. 7

    2.1.1 Tujuan pelatihan……………………………........................ 7

    2.1.2 Prinsip pelatihan……………………………...................... 92.2. Keseimbangan Tubuh............................................................. 10

    2.2.1 Mekanisme keseimbangan tubuh…………......................... 13

    2.2.2 Deteksi Akselerasi Liners dan Rotasi………...................... 16

    2.2.3 Jenis –   jenis keseimbangan…………………...................... 17

    2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan…........... 18

    2.2.5 Cara mengatur keseimbangan………………...................... 23

    2.3. Pelatihan Senkuchu Dachi Sambil Menendang....................... 29

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    12/83

    12

    2.4. Pelatihan Kokuchu Dachi Sambil Menendang....................... 30

    BAB III. KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS

    PENELITIAN………………………………………………………........ 37 

    3.1. Kerangka Berpikir................................................................... 37

    3.2. Konsep..................................................................................... 38

    3.3. Hipotesis Penelitian................................................................. 39

    BAB IV. METODE PENELITIAN……………………………….......... 40 

    4.1. Rancangan Penelitian............................................................... 40

    4.2. Tempat Penelitian..................................................................... 40

    4.3. Waktu Penelitian……………………………………......…..... 40

    4.4. Populasi dan Sampel................................................................ 40

    4.4.1Populasi………………………………………....................... 40

    4.4.2Kriteri sampel…………………………………...................... 40

    4.4.3Besar sampel…………………………………....................... 42

    4.4.4Teknik pengambilan sampel……………………................... 43

    4.4.5Karateka drop out……………………………....................... 44

    4.5. Variabel………………………………………………............ 44

    4.5.1Identifikasi…………………………………......................... 44

    4.5.2Klasifikasi……………………………………...................... 44

    4.5.3Definisi Operasional…………………………...................... 44

    4.6. Alat Pengumpulan Data……………………………….......... 48

    4.7. Tata Laksana Penelitian……………………………….......... 48

    4.7.1 Tahap persiapan dan Administrasi…………....................... 49

    4.7.2 Tahap pelaksanaan penelitian……………........................... 50

    4.8. Analisis Data…………………………………………........... 54

    4.8.1 Analisis Deskriptif…………………………........................ 54

    4.8.2 Analisis komparasi…………………………........................ 54

    4.9. Alur Penelitian……................................................................. 56

    BAB V HASIL PENELITIAN .............................................................. 57

    5.1. Karakteristik subjek Penelitian .............................................. 57

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    13/83

    13

    5.2. Lingkungan pelatihan ............................................................ 58

    5.3. Analisis kemaknaan perbedaan rerata keseimbangan

    t-test keseimbanagan tubuh..................................................... 59

      BAB VI. PEMBAHASAN ........................................................... 62

    6.1. Karakteristik subjek Penelitian ................................................. 62

    6.2 Lingkungan pelatihan................................................................. 63

    6.3 Keseimbangan tubuh sebelum dan sesudah latihan................... 61

    6.4 Kelemahan pelatihan ............................................................... 68

    BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ........................................... 69

    7.1 Simpulan ..................................................................................... 69

    7.2 Saran ........................................................................................... 69

    DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 71

    LAMPIRAN................................................................................................... 74

    PROGRAM LATIHAN ................................................................................ . 82

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    14/83

    14

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1. Tes keseimbangan dinamis…………………............................ 26

    Gambar 2.2. Alur gerakan pelatihan senkuchu dachi dan

    kokuchu dachi …....................................................................... 27

    Gambar 2.3. Ukuran jarak dan ketinggian senkuchu dachi dan

    kokuchu dachi ........................................................................... 31

    Gambatr 2.4. Sikap awal pelatihan senkuchu dachi sambil menendang….... 32

    Gambar 2.5. Sikap awal pelatihan kokuchu dachi sambil menendang ........ 32

    Gambar 3.1. Konsep penelitian…….............................................................. 38

    Gambar 4.1. Rancangan penelitian………………………………............... 40

    Gambar 4.2. Alur penelitian….………………………………………......... 56

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    15/83

    15

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Tes keseimbangan tubuh ,.………………………..................... 74

    Lampiran 2 Data umur,B.B,T.B, Indeks masa tubuh ………...................... 75

    Lampiran 3 Pengukuran berat badan dan tinggi badan Senkuchu Dachi ....... 76

    Lampiran 4 Pengukuran berat badan dan tinggi badan Kokuchu Dachi.......... 77

    Lampiran 5 Pengukuran keseimbangan statis dan dinamis ............................ 78

    Lampiran 6 Pengukuran Senkuchu Dachi dan Kokuchu Dachi ...................... 79

    Lampiran 7 Hasil olahan gabungan 1 dan 2 ................................................... 80

    Lampiran 8 T-Test Independen Sample ........................................................... 81

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    16/83

    16

    DAFTAR TABEL

     No Keterangan Halaman

    Tabel 1 Karakteristik Subjek Penelitian 57

    Tabel 2 Data suhu basah,suhu kering dan kelembaban relatif 58

    Tabel 3 Analisis keseimbangan sebelum pelatihan 59

    Tabel 4 Analisis keseimbangan sesudah pelatihan 60

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    17/83

    17

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 1 Perbedaan rerata rangking antara kedua kelompok setelah

    Pelatihan ................................................................................... 65

    Grafik 2 Perbedaan Rerata Keseimbangan .............................................. 66

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    18/83

    18

    DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

    Singkatan:

    BB = Berat Badan

    TB = Tinggi Badan

    UR = Umur

    P = Populasi penelitian

    R = Randominasi

    S = Sampel

    P1 = Kelompok pelatihan pertama

    P2 = Kelompok pelatihan dua

    SD = Senkuchu Dachi

    KD = Kokuchu Dachi

    ST = Santa Theresia

    SMPK = Sekolah Menengah Pertama Katolik

     NTT = Nusa Tenggara Timur

    PGRI = Persatuan Guru Republik Indonesia

    ᴼC = Derajat Celsius

    01 = Sebelum pelatihan kelompok pertama

    2 = Setelah pelatihan kelompok pertama

    03 = Sebelum pelatihan kelompok dua

    04 = Setelah pelatihan kelompok dua

    n = Besar sampel

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    19/83

    19

    α  = 0,05

    µ1 = Rerata sebelum melakukan pelatihan

    µ2 = Asumsi rerata setelah pelatihan

    ƒ( α,ß)  = Nilai yang ada pada label

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    20/83

    20

    BAB l

    PENDAHULUAN

    1.1.  Latar Belakang Masalah

    Keseimbangan termasuk komponen biomotorik yang paling berperan

    memantapkan posisi dan gerakan tubuh.Unsur keseimbangan ini sangat menonjol

    dalam kegiatan-kegiatan berjalan ,berdiri dan berbagai jenis gerakan cabang

    olahraga.

    Pada olahraga karate, keseimbangan tubuh merupakan salah satu

    unsur biomotorik yang amat diperlukan pada saat atlet melakukan tangkisan

    serangan dan menangkis lalu dilanjutkan dengan serangan terutama serangan yang

     beruntun. Nakayama ( 1996 ) mengatakan bahwa dasar untuk meningkatkan

    teknik karate adalah kemahiran menjaga keseimbangan tubuh dalam bentuk yang

     benar.

    Keseimbangan pada karate diartikan, bagaimana seorang atlet selalu

     berada dalam keadaan seimbang namun tetap mudah melakukan semua gerakan

    yang dikehendaki dan yang diperlukan ( Prihastono, 1995 ).

    Menurut Nala ( 2011 ) keseimbangan adalah kemampuan tubuh

    melakukan reaksi atas perubahan sikap dan posisi tubuh tetap stabil terkendali.

    Perubahan posisi tubuh pada waktu memperagakan gerakan Senkuchu Dachi pada

    kata dan komite, yaitu ketika atlet melakukan gerakan beruntun dan bervariasi

    serta cepat mengharuskan posisi tubuh dalam keadaan seimbang.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    21/83

    21

    Keseimbangan pada olahraga karate dapat ditingkatkan dengan

    memperhatikan faktor-faktor yang terkait didalamnya. Pelatihan komponen

    keseimbangan dilakukan baik secara statis maupun dinamis, dimana tipe

     pelatihannya disesuaikan dengan gerakan khusus yang terdapat dalam cabang

    olahraganya, dimana dibutuhkan komponen ini (Nala, 2011 ).

    Olahraga karate banyak dilakukan oleh banyak masyarakat

    diantaranya siswa SMPK St Theresia Kupang. Imformasi pelatih dan hasil

     pengamatan dilapangan serta hasil tes yang dilakukan oleh mahasiswa Pasca

    Sarjana Program Studi Magister Fisiologi Olahraga Universitas Udayana di dapat

    hasil tes keseimbangan tubuh pada Dojo SMPK St. Theresia Kupang, masih

    sendah sehingga pelatihan keseimbangan, pelatihan keseimbangan perlu

    ditingkatkan. Senkuchu Dachi adalah pelatihan keseimbangan dengan berat badan

    ke depan dan  Kokuchu Dachi  pelatihan keseimbangan dengan berat badan

     belakang.

    Hal ini mendapat perhatian khusus karena dalam olahraga karate

    keseimbangan dibutuhkan oleh atlet khususnya pada memperagakan gerakan

     senkuchu dachi  pada kata dan komite, yaitu atlet melakukan, yaitu gerakan

     beruntun dan bervariasi serta cepat (Prihastono, 1995).

    Dari permasalahan di lapangan perlu dicarikan tipe pelatihan yang

    cocok serta takaran yang sesuai, sehubungan dengan upaya peningkatan

    komponen keseimbangan dalam cabang olahraga karate .

    Dewasa ini ada berbagai metode pelatihan yang dikembangkan untuk

    meningkatkan unsur komponen tubuh karateka, namun pada kenyataannya

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    22/83

    22

     pelatihan mana yang sesuai untuk meningkatkan komponen tersebut masih

     bervariasi. Selain itu peranan pelatihan belum mengikuti prinsip-prinsip pelatihan

    dan takaran pelatihan dalam meningkatkan komponen biomotorik keseimbangan

    tubuh. Mereka kurang memperhatikan tipe pelatihan dan takaran pelatihan yang

    merupakan ukuran untuk menentukan kuantitas dan kualitas dari pelatihan yang

    menjadi bagian dari metodologi pelatihan.

    Dalam penelitian ini yang ingin ditingkatkan adalah komponen

     biomotorik keseimbangan tubuh pada karateka Dojo SMPK St.Theresia Kupang

    dengan membandingkan pelatihan  senkuchu dachi  sambil menendang dengan

     pelatihan kokuchu dachi sambil menendang terhadap keseimbangan tubuh.

    Model pelatihan ini gerakannya sesuai dengan tipe pelatihan

    keseimbangan dimana menurut Nala ( 2011 ),tipe pelatihan keseimbangan dapat

     berupa tali dengan satu tungkai, meniti balok kayu sepanjang 10 meter yang

    terletak 30 cm di atas tanah dengan kecepatan tertentu dengan variasi pandangan

    mata lurus ke depan,melihat kesamping, keatas atau mata tertutup, berjalan

     berdampingan berdua, kemudian tiba-tiba teman mendorong ke samping, dan

     berbagai variasi gerak lainnya. 

    Dipilihlah model pelatihan Senkuchu Dachi  sambil menendang

    dengan pelatihan  Kokuchu Dachi  sambil menendang sebagai model pelatihan

    keseimbangan tubuh karena selain pelatihannya sesuai dengan gerakan khusus

    dalam karate mudah dilaksanakan juga tidak membutuhkan dana yang besar untuk

    memperoleh alat canggih sehingga dalam proses pelatihan, seorang pelatih karate

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    23/83

    23

    dalam meningkatkan salah satu unsur komponen biomotorik khususnya

    keseimbangan tubuh dapat berjalan lancar.

    Berdasarkan hal ini dilakukan pelatihan Senkuchu Dachi  sambil

    menendang dengan pelatihan  Kokuchu Dachi  sambil menendang terhadap

    keseimbangan tubuh, pada karateka Dojo SMPK St. Theresia Kupang.

    Sampai saat ini manfaat kedua bentuk pelatihan tersebut dianggap

     baik, namun belum ada data yang menyatakan pelatihan mana yang lebih baik,

    sehingga perlu diteliti lebih lanjut.

    1.2 Rumusan Masalah 

    Berdasarkan latar belakang masalah, masalahnya adalah :

    1.  Apakah pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang dapat mmeningkatkan

    keseimbangan tubuh karateka di Dojo SMPK St .Theresia Kupang ?

    2. 

    Apakah pelatihan  Kokuchu Dachi  sambil menendang dapat meningkatkan

    keseimbangan tubuh karateka di Dojo SMPK St. Theresia Kupang ?

    3.  Apakah pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang lebih baik dari

    Kokuchu Dachi meningkatkan keseimbangan tubuh karateka di SMPK St.

    Theresia Kupang ?

    1.3 

    Tujuan Penelitian 

    1.3.1Tujuan umum :

    Untuk mengetahui pelatihan yang baik efektif antara Senkuchu Dachi

    sambil menendang dengan pelatihan  Kokuchu Dachi sambil menendang dalam

    meningkatkan keseimbangan tubuh pada karateka Dojo SMPK ST.Theresia

    Kupang

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    24/83

    24

    1.3.2 Tujuan khusus :

    1.3.1.1 Mengetahui pelatihan keseimbangan tubuh dalam pelatihan

    Senkuchu Dachi 

    1.3.1.2 Mengetahui pelatihan keseimbangan Kokuchu Dachi 

    1.3.1.3 Mengetahui pelatihan keseimbangan yang baik, efektif dan efesien

    1.4  Manfaat Penelitian

    Hasil Penelitian ini diharapkan dapat :

    1. 

    Secara teoritis memperoleh konsep ilmia tentang metode pelatihan Senkuchu

     Dachi sambil menendang lebih efektif meningkatkan keseimbangan tubuh

    2. 

    Secara praktis memberikan imformasi alternative atau masukan kepada

    Pembina,pelatih dan atlet mengenai cara melatih keseimbangan tubuh.

    3.  Pada karateka merangsang peneliti lain untuk mengadakan peneliti lebih

    lanjut sehubungan dengan komponen biomotorik keseimbangan tubuh.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    25/83

    25

    BAB ll

    KAJIAN PUSTAKA

    2.1.  Pelatihan

    Pelatihan merupakan suatu proses sistematis dari pengulangan suatu

    kenirja progresif yang juga menyangkut proses belajar serta memiliki tujuan untuk

    memperbaiki system dan fungsi dari organ tubuh agar penampilan atlet mencapai

    optimal (Bompa, 1993). Secara fisiologi pelatihan fisik merupakan suatu proses

     pembentukan refleksi bersyarat, proses belajar gerak serta proses menghafalkan

    gerak (Nala 2011). Dengan demikian pelatihan merupakan suatu gerakan fisik

    atau aktivitas mental yang dilakukan secara sistematis dan berulang-ulang

    (repetitive) dalam jangka waktu (durasi) lama, dengan pembebanan yang

    meningkatsecara progresif dan individual, yang bertujuan untuk memperbaiki

    system serta fungsi fisiologi dan psikologi tubuh agar pada waktu melakukan

    aktivitas olahraga dapat mencapai penampilan yang optimal.

    2.1.1 Tujuan Pelatihan

    Setiap pelatihan tentu mempunyai tujuan. Bila ditetapkan terlebih

    dahulu tujuan setiap pelatihan, akan menyulitkan dalam menyusun program

     pelaksanaan pelatihannya, atau apa yang diinginkan tidak tercapai (Nala, 2011).

    Tujuan pelatihan secara garis besar menurut Bompa (1983) adalah sebagai berikut

    :

    1.  Mengembangkan komponen fisik umum atau multilateral komponen

     biomotorik secara umum.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    26/83

    26

    2. 

    Mengembangkan komponen fisik khusus. Pengembangan komponen

     biomotoriknya disesuaikan dengan tipe atau spesifikasi olahraganya.

    3.  Memperbaiki teknik atau ketrampilan sesuai dengan tipe atau

    spesialisasi olahraga. Pelatihannya dilakukan dengan memperhitungkan

     berbagai faktor yang dapat mempengaruhinya.

    4.  Memperbaiki strategi dan taktik bermain. Dalam pelatihan

    diperhitungkan juga kekuatan dan kelemahan serta waktu dari lawan

    yang akan dihadapi, sehingga strategi dapat dipesiapkan dengan tepat.

    5. 

    Meningkatkan kualitas kemampuan atlet. Pelatihan ini lebih banyak

    menyangkut pelatihan mental.

    6.  Meningkatkan persiapan dan kerja sama tim. Beberapa cabang olahraga

    ada yang bermain secara beregu, sehingga memerlukan kerja sama dan

    saling pengertian yang baik antara sesame pemain.

    7.  Meningkatkan derajat kesehatan atlet. Memberikan takaran dan

     peningkatannya yang sesuai dengan kemampuan atlet, disertai pemberin

    gizi yang berimbang.

    8.  Mencegah cedera, melakukan pemanasan sebelum dilatih pada inti

     pelatihan, meningkatkan komponen kelentukan, kekuatan otot,tendo dan

    ligamentum terlebih dahulu bagi atlet pemula.

    9.  Memperkaya pengetahuan teori. Diperkenalkan terutama tentang

    fisiologi dan psikologi dasar pelatihan, perencanaan,gizi dan regenerasi.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    27/83

    27

    2.1.2 Prinsip Pelatihan

    Pelatihan olahraga merupakan suatu pelatihan dalam upaya untuk

     peningkatan fungsi sistem organ tubuh agar mampu memenuhi kebutuhan secara

    optimal ketika berolahraga. Agar pelatihan olahraga mencapai hasil yang

    maksimal, harus memiliki prinsip pelatihan. Tanpa adanya prinsip atau patokan

    yang harus diikuti oleh semua pihak yang terkait, terutama pelatih dan atlet

     pemula dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada evaluasi pelatihan akan sulit

    untuk mencapai hasil yang maksimal.

    Prinsip pelatihan adalah suatu petunjuk dan peraturan yang sistematis

    dengan memberikan beban yang ditingkatkan secara progresif, yang harus ditaati

    dan dilaksanakan agar tercapai tujuan pelatihan (Nala, 2011).

    Adapun prinsip-prinsip pelatihan itu menurut Bompa (1983 ) adalah :

    1. 

    Prinsip aktif dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pelatihan.

    2.  Prinsip pengembangan multilateral .

    3.  Prinsip spesialisasi.

    4.  Prinsip individu.

    5.  Prinsip variasi dan keserbaragaman.

    6. 

    Prinsip mempergunakan model proses pelatihan.

    7.  Prinsip peningkatan beban progresif dalam pelatihan.

    Jadi ketujuh prinsip tersebut merupakan satu kesatuan yang harus

    diikuti serta ditaati oleh setiap pemain yang ingin mencapai prestasi optimal pada

    cabang olahraga yang ditekuninya.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    28/83

    28

    2.2.  Keseimbangan Tubuh

    Keseimbangan diartikan sebagai kemampuaan seseorang dalam

    mengontrol alat-alat tubuh yang bersifat neuroumuscular ( Nurhasan, 1986).

    Frass dan Deutch dikutip oleh Lubis ( 2001 ) mendefinisikan keseimbangan

    sebagai kemampuan untuk mempertahankan equibrium saat diam dan pada waktu

    melakukan gerakan. Sementara Nala ( 2011 ) mengatakan bahwa keseimbangan

    adalah kemampuan tubuh melakukan reaksi atas perubahan sikap dan posisi

    tubuh,sehingga tubuh tetap stabil terkendali.

    Berdasarkan pendapat tersebut , dikemukakan bahwa keseimbangan

    adalah kemampuan seseorang dalam mempertahankan equilibrium  tubuhnya

    dalam keadaan diam atau bergerak. Equilibrium itu sendiri dapat diartikan sebagai

    kualitas absolut, yang memiliki pengertian jumlah semua tenaga (  force  ) yang

     bekerja saling berlawanan pada sebuah benda ( Lubis, 2001 ).

    Keseimbangan dalam olahraga karate dapat diartikan bagaimana

    seseorang atlet selalu berada dalam keadaan seimbang namun tetap mudah

    melakukan semua gerakan yang dikehendaki dan yang diperlukan (Prihastono,

    1995 ). Nakayama (1996 ) berpendapat bahwa dasar untuk meningkatkan teknik

    karate adalah kemahiran menjaga keseimbangan dalam bentuk yang benar.

    Berbicara mengenai keseimbangan tubuh tidak terlepas dari ke

    stabilan karena ke stabilan adalah sebagai suatu kegitan untuk menahan seluruh

    gaya yang mempengaruhi susunan tubuh manusia agar tetap seimbang Pate (

    1993).

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    29/83

    29

    Gaya yang dimaksud adalah tenaga internal dan eksternal yang

     bekerja pada tubuh.Bekerjanyagaya dapat internal atau eksternal dimana gaya

    yang dihasilkan oleh tubuh yang dikenakan pada benda atau badan lain sedangkan

    gaya eksternal ialah gaya dari luar tubuh. Dalam kinesiologi, gaya internal ialah

    gaya otot-otot yang bekerja pada berbagai struktur badan. Gaya eksternal yang

     paling terkenal ialah berat atau gaya gravitasi (Soedarminto, 1992).

    Keseimbangan dalam aktivitas gerak seperti berdiri, Untuk dapat

    mempertahankan posisi tertentu, gaya gravitasi harus dilawan melalui mekanisme

    motor dan sensori organ proprioseptif di sendi dan apparatus vertibular didalam

    telinga. Aparatus vertibular mendeteksi perubahan sinyal mengaktifkan respon

    motor adaptif yang diperlukan dalam mempertahankan keseimbangan. Respon ini

    menyertakan otot pendukung dan postural dari anggota gerak dan tubuh serta otot

     penggerak kepala (Syaifuldin, 2002).Menurut Nala (2011) reseptor yang berada di

    telinga amat sensitif terhadap perubahan posisi kepala atau arah gerakan.

    Gerakan kepala merupakan rangsangan bagi reseptor apparatus

    vertibular.Rangsangan ini dikirim ke pusat pengatur keseimbangan yang ada di

    otak melalui urat saraf aferen. Dengan diterimanya rangsangan ini olah otak, maka

    diperintahkan melalui saraf motorik kepada otot skeletal, agar otot ini

    mengadakan gerakan, kontraksi atau relaksasi untuk mengantisipasi keadaan,

    sehingga posisi tubuh tetap seimbang terkendali. Reseptor ini amat peka terutama

    terhadap perubahan percepatan liniar (lurus) dan angular (berputar).

    Dalam olahraga fungsi alat vestibular ini amat berperan untuk ikut

    menjaga keseimbangan tubuh. Pusat keseimbangan pada otak juga menerima

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    30/83

    30

     pancaran rangsangan dari saraf aferen mata, sehingga apa yang dilihat oleh mata

     juga akan merangsang pusat keseimbangan yang ada di otak ini. Dengan demikian

    terjadi kerjasama yang amat erat antara mata dan pusat keseimbangan ini dalam

    mengatur keseimbangan tubuh.

    2.2.1  Mekanisme Keseimbangan Tubuh

    Pengaturan keseimbangan tubuh tergantung pada imformasi perasaan

    keseimbangan yang bersal dari eksteresseptor ( kulit ), proprioseptor ( pada

    otot,tendon, sendi ), penglihatan, alat vestibular, makula organ sensoris utrikulus

    dan sakulus. Mekanisme keseimbangan tubuh terutama diatur oleh paratus

    vestibular, yang merupakan suatu organ sensiris untuk keseimbangan.Aparatus

    vestibular merupakan organ yang dapat dipakai untuk menditeksi sensasi yang

     berhubungan dengan keseimbangan ini.

    Dalam setiap apparatus vestibular terdapat tiga buah kanalis

    semisirkularis, yang dikenal sebagai kanalis semisirkularis anterior, posterior, dan

    horisontal, yang satu sama lain saling tegak lurus, sehingga ketiga kanalis ini

    terdapat dalam tiga bidang. Bila kepala tunduk kira-kira 30 derajat ke depan,

    maka kedua kanalis semisirkulasi horisontal akan terletak kira-kira pada bidang

    horizontal sesuai dengan permukaan bumi. Maka kemudian kanalis anterior akan

    terletak pada bidang vertical yang arah proyeksinya ke depan dan 45 derajat ke

    luar dan kanalis posterior juga akan terletak pada bidang vertical tapi proyeksinya

    ke belakang dan 45 derajat keluar ( Guyton, 2011 ).

    Apabila seseorang karateka dalam melakukan aktifitas berdiri satu

    tungkai,melompat,mendarat satu kaki serta menendang memerlukan pengaturan

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    31/83

    31

    sikap dan keseimbangan tubuh dimana menurut Syaifuddin (2002 ) sikap dan

    keseimbangan tubuh dapat dapat dipertahankan karena adanya interaksi antara

     berbagai reflex yang kompleks dan mengikutsertakan 3 proses, yaitu sebagai

     berikut :

    1.  Sikap statik / sikap tonik

    Sikap berdiri diatas kedua kaki dicapai melalui fiksasi persendian,

    yaitu kontraksi simultan otot ekstensor dan fleksor. Untuk mempertahankan sikap

    statis yang optimal diperlukan keutuhan korteks serebri dan basal ganglia.Refleks

    medulla spinalis saja tidak cukup untuk membentuk sikap berdiri yang baik. Peran

    neuron motorik dan eferen gama pada tonus otot serta pengaturan reflex regang

    oleh pusat supraspinalis dibutuhkan bagian depan midbrain, sedangkan untuk

    reaksi yang kuat positif dan negative membutuhkan keutuhan basal ganglia dan

    konteks serebri.

    2.  Koreksi terhadap perubahan kecil pada posisi tubuh.

    Merupakan rentetan respons yang timbul akibat perubahan posisi

    tubuh yang disebut rightingreflex. Refleks yang integrasinya terjadi pada

    midbrain  berguna untuk mempertahankan posisi berdiri yang normal dengan

    kepala tetap tegak. Reseptor yang mendeteksi perubahan tubuh adalah alat

    vestibular, proprioseptor pada otot tendon dan sendi leher dan proprioseptor.

    a)  Alat vestibular terdapat pada telinga dalam. Penting untuk mempertahankan

    sikap, dan terhadap dua jenis organ dengan fungsi yang berbeda, yaitu

    urtikulus dan sakulus semisirkularis untuk mendeteksi posisi kepala

    terhadap tarikan gravitasi, dan kanalis semisirkularis ubtuk mendeteksi

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    32/83

    32

     percepatan yang mempengaruhi posisi kepala kanalis semisirkularis juga

    membantu mengontrol arah gerakan bola mata. Nukleus vertsibularis

     berhubungan dengan nucleus nervus lll dan mengontrol gerakan bola mata

    dengan serebelum dan motorik spinal.

     b)  Proprioseptor pada otot, tendon dan sendi leher. Bekerja membantu

     perubahan yang terdapat pada otot dan sendi leher ketika posisi kepala

     berubah sehingga tubuh dapat menyesuaikan diri dengan posisi kepala.

    c) 

    Proprioseptor pada otot, tendon, legamentum, dan seluruh tubuh, terutama

    sekitar vetebralis, tungkai bererta reseptor raba, dan tekan pada telapak kaki.

    Reseptor ini penting untuk mengenal posisi berbagai bagian tubuh.

    Perbaikan posisi tubuh diawali rangsangan pada reseptor regang pada otot,

    ligamentum, dan sendi berupa perubahan panjang serta tegangan otot

    ekstensor maupun fleksor.

    3.  Pemeliharaan sikap pada saat melakukan gerakan.

    Statokinetik refleksi berfungsi untuk mempertahankan sikap

    tubuh pada waktu melakukan gerakan sehingga distribusi beban merata dan

    otot-otot berada dalam keadaan seimbang dan sesuai dengan gerakan yang

     bersangkutan.

    2.2.2.  Deteksi Akselerasi Liners dan Deteksi Akselerasi Rotasi Oleh Makula.

    Syaifuddin ( 2002 ) menjabarkan deteksi akselerasi linier oleh organ

    makula dan diteksi akselerasi rotasi sebagai berikut :

    a.  Deteksi akselerasi linier oleh organ makula

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    33/83

    33

    Sakulus ( kantung kecil ) dan utrikulus ( tas kecil )adalah tonjolan

    kecil pada diding telinga dalam yang masing-masing berisi makula ( organ makula

    ). Yang terendam dalam endolimfe.Setiap makula merupakan organ reseptor

    transduksi mekanoelektrik yang berisi sel rambut.

    Setiap sel rambut terdiri atas beberapa stercosilia di apeksnya satu

    kinosilia ( filament proto plasma ), dikelilingi membran otolitik yang berisi kristal

    kalsium karbonat kecil panjang 1  –   19 mikron 0 yang disebut otolit ( batu

     bertelinga ). Jika kepala bergerak ( percepatan ) liner ke jurusan manapun maka

    macula bergerak bersamanya, tetapi otolit yang lebih pekat dari cairan

    disekitarnya ketinggalan gerak sehingga stereosilis mengalami distorsi (

    menyimpan bayangan ) dan menghasilkan potensial reseptor dalam sel rambut.

    Potensial ini secara sinaptik memicu potensial aksi serabut saraf vestibular yang

    kemudian dikirim ke otak

    .Orientasi sakulus dan utrikulus sedemikian rupa sehingga macula

    member informasi pada otak tentang perubahan linier kepala dan juga badan

    sebagai konsekuensinya. Aktivasi ( mengaktifkan ) makula terjadi terutama saat

    awal ( akselerasi ) dan akhir ( deselerasi ) gerakan.

     b. Deteksi akselerasi rotasi.

    Kanalis semisirkulasi dari apparatus vertibula berperan dalam gerak

    rotasi. Tiga kanal yang berisi cairan terletak tegak satu sama lain. Oleh karena itu

    gerak rotasi kepala ke jurusan manapun akan merangsang setidaknya salah satu

    kanal. Disetiap ujung masing-masing kanal terdapat organ indera transduksi

    mekanoelektrik yang disebut ampulla. Seperti macula, setiap ampulla berisi sel

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    34/83

    34

    rambut dengan struktur silia yang sama. Silia dikelilingi lapisan gelatin yang

    disebut kupula (cangkir kecil, ― cup ― kecil) Kupula menyilang lumen kanal ke

    dinding kanal lainnya.

    Akselerasi rotasi gerakan kepala menggerakan kanalis semisirkularis,

    mengubah pelekatan kupula ke jurusan yang sama, tetapi cairan endolimfe

    tertinggi. Oleh Karena inersia, perbedaan gerakan caira akan mendistorsi

    stereosilia dan membuat potensial reseptor dalam sel rambut. Potensial reseptor

    memicu serabut saraf vertibular. Potensial aksi (impuls saraf) memberikan

    informasi pusat vertibular otak tentang gerak rotasi tertentu.

    2.2.3.  Jenis-jenis Keseimbangan

    Komponen biomotorik keseimbangan termasuk komponen yang

     paling berperan dalam memantapkan posisi dan gerakan tubuh. Mulai dari , kuda-

    kuda, duduk, berdiri, jalan, melompat dan berbagai gerakan tubuh lainnya,

    komponen ini berperan. Apalagi dalam gerakan olahraga, jelas komponen ini amat

    dibutuhkan. Berdasarkan atas posisi dan gerakan tubuh komponen biomotorik

    keseimbangan ini dibagi atas keseimbangan statis dan dinamis ( Nala, 2011 ).

    Dimana menurut Harsono (1988) keseimbangan statis ( static balance  )ruang

    geraknya biasanya sangat kecil, misalnya berdiri diatas dasar yang sempit (balok

    keseimbangan, rel kereta api) melakukan handstand,  mempertahankan

    keseimbangan setelah berputar-putar di tempat. Sedangkan keseimbangan

    dinamik (dynamic balance) yaitu kemampuan orang untuk bergarak dari satu titik

    atau ruang (  space  ) ke lain titik atau ruang dengan mempertahankan

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    35/83

    35

    keseimbangan (equilibrium) misalnya menari,pelatihan pada kuda atau palang

    sejajar,ski air, skating, sepatu roda dan sebagainya.

    2.2.4.  Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keseimbangan

    Keseimbangan termauk komponen biomotorik yang paling berperan

    dalam memantapkan posisi dan gerakan tubuh. Menurut Nala (2011)

    keseimbangan tergantung pada tiga faktor yaitu :

    1.  Bidang tumpuan

    2. 

    Letak titik berat tubuh

    3. 

    Letak garis berat tubuh

    Selanjutnya Soedarminto (1992) menjelaskan foktor letak titik berat

     berbeda-beda sesuai bentuk ( indeks masa tubuh ), umur dan jenis kelamin.

    Berikut ini akan diuraikan secara singkat mengenai faktor-faktor yang

    mempengaruhi keseimbangan tubuh.

    1.  Bidang tumpuan

    Bidang tumpuan adalah dasar tempat bertumpu atau berpijak tubuh,

     baik dilantai, tanah, balok, kursi, meja, tali atau tempat lainnya. Semakin

    luas/leher dasar atau bidang tumpuan tersebut akan semakin mantap atau stabil

     posisi tubuh. Posisi berbaring adalah posisi stabil atau mantap dibandingkan

    dengan posisi duduk atau berdiri, sebab bidang tumpuan hanya selebar

     pinggul/pantat dan tungkai ( bersila ) atau sebesar kedua telapak kaki saja. Jika

     berdiri, jalan atau lari maka bidang tumpuannya kecil, hanya seluas telapak kaki.

    Apalagi bila sedang melompat ,dalam posisi melayang jelas tidak ada bidang

    tumpuan. Oleh sebab itu keseimbangan tubuh goyang atau labil.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    36/83

    36

    2. 

    Letak titik berat tubuh

    Titik berat tubuh manusia terletak kira-kira setinggi sepertiga bagian

    atas tulang sacrum,kalau tubuh dalam posisi berdiri tegak. Semakin rendah atau

    dekat letak titik berat ini terhadap bidang tumpuan akan semakin mantap atau

    stabil posisi tubuh. Pada posisi berbaring titik berat tubuh akan rendah ,yakni

    letaknya dekat bidang tumpuan, dibandingkan dalam posisi duduk, berdiri atau

    melompat ke atas, sehingga posisi tubuh berbaring akan lebih mantap

    dibandingkan dengan posisi duduk atau berdiri.

    3. 

    Letak garis berat tubuh

    Garis berat tubuh adalah garis vertikal yang melalui titik pusat bidang

    tumpuan. Garis berat ini sering disebut garis gaya gravitasi.Sebuah garis vertical

    (tegak lurus) imajiner melalui titik berat tubuh. Semakin dekat letak garis berat ini

    dengan titik pusat bidang tumpuan, apalagi melaluinya, akan semakin stabil posisi

    tubuh. Dalam posisi berdiri garis berat tubuh ini akan melalui titik berat dan juga

    titik pusat bidang tumpuan, olah sebab itu posisi berdiri tegak lebih stabil

    dibandingkan dengan posisi badan condong ke depan belakang atau samping.

    Letak berat garis ini berubah-ubah sesuai dengan bergerernya titik berat kea rah

    depan, belakang atau samping. Bila tubuh bagian atas (kepala dan dada ) menjulur

    ke depan, maka titik berat tubuh juga akan berpindah ke depan. Dengan

    sendirinya garis berat ini juga akan bergeser ke depan sehingga tidak melalui

    titik pusat bidang tumpuan. Oleh sebab itu ada usaha dari tubuh untuk menggerer

    letak titik berat dan dengan sendirinya garis berat tubuh akan bergeres ke

     belakang atau mendekati titik pusat bidang tumpuan. Caranya dengan menarik

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    37/83

    37

     bagian badan lainya (tungkai atau lengan) ke belakang sehingga terjadi

    keseimbangan.

    4.  Indeks massa tubuh

    Tinggi badan dan berat badan seseorang mencerminkan proporsi

    tubuh orang yang bersangkutan. Keadaan ini berkaitan dengan dengan

    keseimbangan dimana menurut Pate (1993) bendan dengan masa yang lebih besar

    mempunyai keseimbangan yang lebih besar dari pada benda berukuran sama

    yang lebih ringan. Benda-benda yang berat lebih kuat menolak pengaruh gaya dari

    luar dari pada lawan yang lebih ringan. Terkait dengan tinggi pendek dan berat

    ringan seseorang akan berbeda letak titik berat yang mempengaruhi

    keseimbangan. Untuk mengetahui bentuk atau proporsi tubuh dilakukan

     penghitungan indeks massa tubuh (IMT) yaitu melalui rumus berat badan dalam

    kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat Depkes RI (1994) menetapkan

    criteria berdasarkan IMT seseorang yaitu :

    IMT < 17,0 : Kriteria kurus dengan kekurangan berat badan tingkat

     berat

    IMT < 17,0 –  18,5 : Kriteria kurus dengan kekurangan tingkat ringan

    IMT < 18,5 –  25,0 : Kriteria normal

    IMT < 21 –  22,5 : Kriteria ideal puteri dan putera

    IMT < 25,0 –  27,0 : Kriteria gemuk dengan kelebihan berat badan tingkat

    ringan

    IMT < 27,0 : Kriteria gemuk dengan kelebihan berat tingkat berat.

    5.  Umur

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    38/83

    38

    Letak titik berat tubuh berkaitan dengan pertambahan usia pada

    kanak-kanak letaknya lebih tinggi karena relative kepalanya lebih besar dari

    kakinya lebih kecil (Soedarminto, 1992). Keadaan ini akan berpengaruh pada

    keseimbangan tubuh, semakin rendah letak titik berat ini terhadap bidang tumpuan

    akan semakin mantap atau stabil posisi tubuh (Nala, 2011).

    6.  Jenis kelamin

    Perbedaan keseimbangan tubuh antara pria dan wanita disebabkan

    oleh adanya perbedaan letak titik berat. Pada pria letaknya kira-kira 56% dari

    tinggi badannya sedangkan pada wanita letaknya kira-kira 55% dari tinggi

     badannya pada wanita letaknya rendah karena panggul dan paha relative lebih

     berat dan tungkainya pendek ( Soedarminto, 1992 ).

    7.  Suhu lingkungan

    Tingkat kelembaban udara sekitar dapat mempengaruhi penampilan

    fisik seseorang. Toleransi setiap indifidu berbeda-beda satu sama lain. Orang

    Indonesia umumnya beraklimatisasi dengan iklim tropis yang cukup sekitar 29 –  

    39 derajat Celsius dengan kelembaban sekitar 85-95 % .Terhadap suhu udara 38

    derajat Celsius toleransi masih bias berlangsung 60 menit dan hanya 42 menit bila

    suhu udara 33,5 derajat Celsius cuaca akan mempengaruhi pengaturan suhu tubuh

    seseorang, bila pelatihan dilakukan pada udara nyaman maka tubuh hanya

    mengatasi beban berupa pengeluaran panas tubuh.

    Bila udara tidak nyaman,maka tubuh terpaksa mendapat beban

    tambahan untuk melawan panas. Manuaba ( 1983 ) daerah nyaman bagi orang

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    39/83

    39

    Indonesia untuk kelembaban relative berkisar 70-80 % , kelembaban udara secara

    tidak langsung berpengaruh terhadap unsur-unsur biomotorik.

    Ketinggian tempat juga berpengaruh pada setiap aktivitas olahraga,

    terutama unsur keseimbangan tubuh. Menurut Stephard (1978 ) bahwa tiap

     peningkatkan ketinggian 1000 meter akan diikuti penurunan percepatan gravitasi

    sebesar 0,3 cm/dtk. Maka apabila aktivitas olahraga dilakukan pada beda

    ketinggian lebih dari 1000 meter akan mempengaruhi performan para atlet yang

     bersangkutan.

    Dari uraian di atas jelas bahwa faktor-faktor tersebut berpengaruh

    terhadap pelatihan yang diberikan dengan demikian faktor-faktor tersebut harus

    dikendalikan sehingga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil

     pelatihan yang diberikan.

    2.2.5. 

    Cara Mengatur Keseimbangan

    Pengukuran keseimbangan terdiri dari dua tipe yaitu pengukuran

    keseimbangan statis dan keseimbangan dinamis (Nurhasan, 1986) dimana

    komponen keseimbangan statis tubuh dalam posisi diam dan keseimbangan

    dinamis tubuh dalam posisi bergerak (Nala, 2011). Adapun tes yang sering

    digunakan dalam pengukuran komponen keseimbangan ini diantaranya adalah :

    keseimbangan statis diukur dengan lamanya (detik) berdiri dengan satu tungkai

    dalam posisi ― Kapal terbang ― (tubuh horisontal, kedua lengan dijulurkan

    kesamping, tungkai yang satu diangkat horizontal). Keseimbangan dinamis diukur

    dengan cara meniti balok dengan lebar panjang dan tinggi tertentu secepat-

    cepatnya dalam detik( Nala, 2011 ) sedangkan dalam penelitian ini tes yang

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    40/83

    40

    digunakan untuk mengukur keseimbangan tubuh karateka di dojo Smpk St.

    Theresia Kupang digunakan tes keseimbangan dinamis ( tes of dynamic balance )

    . Tes ini gerakannya sesuai dengan kebutuhan gerakan dalam olahraga karate yang

     banyak dilakukan sambil berpindah-pindah tempat seperti menangkis, memukul,

    melompat,menendang yang banyak dilakukan dengan gerakan-gerakan beruntun

    serta cepat dari titik satu ke titik lain.

    Berdasarkan pada gerakan-gerakan tersebut, komponen keseimbangan

    yang diperlukan adalah komponen keseimbangan dinamis. Dimana komponen

    keseimbangan ini memerlukan suatu alat tes yang sesuai dengan kebutuhan

    gerakan-gerakan yang ada dalam olahraga karate. Sehubungan dalam penilitian ini

    yang diberi pelatihan congkok sambil menendang dan pelatihan lompat ke

    samping sambil menendang yang dilaksanakan secara bervariasi dari posisi

     jongkok satu tungkai,menendang yang dilakukan bergantian kaki kiri dan kanan,

    melompat kesamping kiri dan kanan dengan menendang, tentunya memerlukan

    komponen keseimbangan dinamis. Dimana menurut Prihastono ( 1995 ) tes dan

     pengukuran pada unsur ini menggunakan tes keseimbangan dinamis ( test of

    dynamic balance ).

    Tes Keseimbangan Dinamis

    Tujuan: Untuk mengukur keseimbangan dinamis

    Validitas dan reliabilitas : 0,90

    Fasilitas dan sarana : Lantai padat dan rata, sepuluh kotak yang

    ukuran masing-masing kotak ukurannya

    30 cm x 30 cm, serta tali dan stop watch.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    41/83

    41

    Prosedur Pelaksanaan :

    Peserta berdiri di kotak awal dengan bertumpu pada salah satu kaki (

    Kanan ) tumit diangkat setinggi 5 cm ( jingkat ). Kedua lengan ditekuk di depan

    dada ( kamaete ) sedang posisi kepala tegak. Dengan aba-aba yang diberikan

    tester peserta tes melompat tepat di atas kotak No 1 yang tersedia dan mendarat

    kaki kiri sebagai tumpuan yang posisi tumit diangkat setinggi 5 cm ( jingkat ) dan

     posisi kepala tegak, kaki satunya diangkat menempel di samping lutut, sedang

     posisi kedua lengan ditekuk di depan dada. Posisi ini dipertahankan selama 5

    detik pada kotak no 1 , dengan aba-aba tester lakukan tendangan ke depan no 2

    dengan kaki kanan sebagai tumpuan yang posisinya sama seperti posisi awal,

    demikian gerakan ini dilakukan seterusnya dari kotak berikut sampai kotak

    terakhir (3,4,5,6,7,8,9,dan kotak akhir

    Ketentuan :

    1.  Tiap komponen pada kotak atlet berhenti 5 detik.

    2.  Apabila kaki yang menempel di samping lutut bergerak menjauh dari

    lutut dan kaki tumpu tumit menyentuh lantai dianggap gagal, begitu

     pula apabila kaki jingkat berpindah atau bergeser keluar dari daerah (

    kotak ) yang telah ditentukan.

    Hasil pengukuran adalah : skor yang terbaik dari tiga kali percobaan,

    dimana skor diambil berdasarkan banyaknya kotak yang dapat dilalui

    dalam setiap tes, dengan ketentuan 1 kotak keberhasilan nilai 10. Jadi

    tiap kotak yang ada yaitu kotak 1 sampai kotak terakhir masing-masing

    diberi nilai 10.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    42/83

    42

    Gambar 2.1 Tes Keseimbangan Dinamis

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    43/83

    43

    Alur Pelatihan Gerakan Senkuchu dan Kokuchu

    Gambar 2.2. Alur gerakan pelatihan Senkuchu Dachi dan Kokuchu Dachi sambil

    menendang

    2 ki

    1 ka

    3 ka

    4 ki

    5 ka

    6 ki

    7 ka

    8 ki

    9 ka

    10 ki

    akhir

    awal

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    44/83

    44

    Dalam penelitian ini akan dibedakan dua tipe pelatihan keseimbangan,

    yaitu pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang dan pelatihan Kokuchu Dachi 

    sambil menendang. Kedua pelatihan tersebut merupakan pelatihan keseimbangan

    dimana menurut Nala ( 2011 ), tipe pelatihan keseimbangan dapat menendang

    dengan satu tungkai, meniti balok kayu sepanjang 10 meter yang terletak 30 cm di

    atas tanah dengan kecepatan tertentu dengan variasi pandangan mata lurus ke

    depan, melihat kesamping, ke atas, atau mata tertutup, berjalan berdampingan

     berdua, kemudian tiba-tiba teman mendorong ke samping, dan berbagai variasi

    gerakan lainnya. Dilihat dari variasi gerakan dalam pelatihan tersebut dimana

    gerakannyan dilakukan dengan tumpuan satu kaki kemudian melompat melewati

    tali dan mendarat satu kaki dirangkai dengan gerakan menendang dengan oleh

    tungkai yang satunya, hal ini membutuhkan pengaturan keseimbangan tubuh,

    karena dengan variasi gerakan berdiri satutungkai, melompat,mendarat satu kaki

    dan dirangkai tendangan akan mengakibatkan berpindahan garis gaya berat

    dimana menurut Pate ( 1993 ) garis gaya berat : suatu garis khayal yang

    menggabarkan tarikan vertical gaya berat. faktor gaya ini melewati pusat gaya

     berat dan merupakan suatu faktor penting yang menentukan keseimbangan.

    Menurut Soedarmito (1992) sebuah objek akan tetap dalam keadaan seimbang

    hanya selama garis beratnya jatuh didalam dasar penumpu. Bila gaya yang

    ditantang olah badan itu gaya ke bawah dari gravitasi, maka makin dekat garis

     berat kepada tidak pusat dasar penumpu, makin stabil keseimbangannya dan

    sebaliknya makin dekat garis gaya berat ke tepi dasar penumpu makin goyah

    keseimbangannya.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    45/83

    45

    Sehubungan dengan gerakan melompat dan menendang yang

    dilakukan pada olahraga karate baik pada komite maupun kata, maka unsure

    keseimbangan tubuh diperlukan dalam gerakan-gerakan tersebut dimana

    mengharuskan karateka memelihara keseimbangan dengan menggunakan sesuatu

    otot untuk mengubahkedudukan bagian-bagian badan sehingga pusat gaya berat

     badan telah berada dalam batas-batasdukungan. Dari pelatihan jongkok sambil

    menendang dan pelatihan lompat kesamping sambil menendang memerlukan

     pemeliharaan keseimbangan dimana menurut Pate ( 1993 ) memelihara

    keseimbangan tergantung pada umpan balik yang tepat yang didapat dari reseptor

    sensorik system saraf.

    Berbagai organ indra yang menerima rangsangan dari dalam tubuh (

     propriseptor ) memberikan kepada olahragawan informasi yang berkaitan dengan

     posisi bagian badan. Proses ini seringkali dianggap sebagai persepsi kenestetis.

    Umpan balik yang berguna ini diteruskan ke otot untuk diiterpretasikan lalu

    respon gerakan yang sesuai dikirimkan ke susunan otot.

    2.3.  Pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang

    Analisis gerakan pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang

    sebagai berikut :

    Posisi awal berdiri kaki kangkang lalu tungkai kiri ke depan, tali dipasang setinggi

    40 cm yang didasarkan pada kemampuan karateka sebagai pengontrol ketinggian

    tendangan, dengan posisi kedua lengan di tekuk dengan sikap siap ( kamaete ) di

    depan dada sambil menendang dansebaliknya. Kemudian karetaka melompat

    kesamping kanan didasarkan kemampuan karateka, melewati tali dengan tolakan

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    46/83

    46

    satu kaki ( kiri ) dan mendarat satu kaki kanan. Setelah mendarat secepatnya

    lakukan tendangan lurus kedepan ( maegeri ) dengan tungkai kiri, selesai

    menendang tarik kaki secepatnya ke posisi kaki terangkat setinggi lutut lalu

     jongkok posisi kedua lengan ditekuk dengan sikap siap ( kamaete ) di depan dada,

    Gerakan pelatihan ini dilakukan pergantian arah serta kaki, kanan-kiri- kanan- kiri

    dengan repetisi masing-masing kiri- kanan 10 kali pelatihan 2- 5 set, frekuensi 4-5

    kali seminggu ( Nala, 2011 ). Secara jelas gambar pelatihan tersebut dapat dilihat

     pada gambar 2 hal 26 dan gambar 3 hal 27

    2.3. Pelatihan Kokuchu Dachi Sambil Menendang

    Analisis gerakan pelatihan  Kokuchu Dachi sambil menendang adalah

    sebagai berikut :

    Posisi awal karateka berdiri kaki kangkang tungkai kanan ditarik kebelakang di

    ikuti pinggul tali di pasang setinggi 40 cm didasarkan pada kemampuan karateka

    sebagai pengontrol ketinggian tendangan, dengan satu tungkai ( kanan ) sedang

    tungkai kiri diangkat kaki sebagi pengontrol keseimbangan, posisi kedua lengan

    ditekuk di depan dada pandangan lurus ke depan. Kemudian karateka

    melakukandengan kaki kiri tendangan lurus ke depan ( maegeri ) dengan tungkai

    kanan, secepatnya kaki kanan di tarik ke posisi kaki terangkat setinggi lutut.

    Selanjutnya kembali dan satu kaki kanan sedangkan tungkai kiri

    melakukan tendangan lurus ke depan ( maegeri ) dimana gerakannya dilakukan

    cepat dan langsung kembali ditarik ke posisi kaki terangkat setinggi lutut.

    Gerakan pada pelatihan ini dilakukan berulang-ulang sambil melompat melewti

    tali ke kiri ke kanan  –  ke kiri ke kanan pada tempat yang sama ( tetap ) di mana

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    47/83

    47

     jarak lompatan 90 cm didasarkan pada kemampuan karateka, dengan repetisi

    masing-masing kaki kiri dan kanan 10 kali. Pelatihan 2-5 set, frekwensi 4-5 kali

    seminggu ( Nala, 20011 ).

    40 cm

    40 cm

    Gambar 2.3 Ukuran jarak dan ketinggian Senkuchu Dachi dan kukuchu

    Dachi   ( untuk melatih keseimbangan tubuh )

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    48/83

    48

    Gambar 2.4 Pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang

    (maegeri chudan ke depan)

    Gambar 2.5 Pelatihan Kokuchu Dachi sambil menendang 

    ( latihan maegeri chudan dengan berat tungkai ke belakang )

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    49/83

    49

    Analisis gerak dan pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang dan

     pelatihan Kokuchu Dachi sambil menendang sebagai berikut :

    Dari analisis gerak dari pelatihan kuda-kuda ke depan sambil menendang

    dan kuda-kuda ke belakang sambil menendang sama-sama menggunakan satu

    kaki sebagai tumpuanserta satu kaki sebagai untuk menendang yang dilakukan

    secara bergantian kaki kiri dan kanan dengan menggunakan beban yang sama

    yaiyu berat badan sendiri. Bedanya pada pelatihan kuda-kudake depan sambil

    menendang dan tumpuan berpindah-pindah ke arah samping seperti hanya dalam

    olahraga karate khusus pada kumite gerakan melompat kesamping dan

    menendang banyak kali dilakukan ke segala arah untuk mendekati lawan (sasaran)

    untuk menyarankan tendangan pada bidang sasaran sedangkan pada pelatihan

    kuda-kuda ke belakangsambil menendang dilakukan pada bidang tumpuan awal

    (di depan tali) kemudian pergantian kaki melewati tali dan mendarat satu kaki di

    kiri tali,setelah menendang lakukan melewati tali ke depan kanan pada bidang

    tumpuan awal.Jadi bidang tumpuan pada bagian kiri dan kanan tali tetap tidak

     berpindah-pindah.

    Dilihat dari prinsip-prinsip pelatihan, khususnya prinsip spesialisasi maka

    tipe pelatihan jongkok ke depan sambil menendang sesuai dengan gerakannya

    dengan alat ukur yang akan digunakan ( Tes of Dynamic Balance ) dari pelatihan

    lompat kesamping sambil menendang .

    Di mana dalam pelaksanaan tes tersebut orang coba melangkah dari

    kotak-kekotak yang tersedia dengan cara berpindah-pindah dari kotak satu ke

    kotak lainnya yang berjumlah 10 kotak selain itu ditinjau dari prinsip spesialisasi

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    50/83

    50

    tersebut, maka pelatihan Senkuchu Dachi  ke depan sambil menendang lebih

    spesifik tipenya dari pada pelatihan  Kokuchu Dachi  ke belakang sambil

    menendang terhadap peningkatan keseimbangan tubuh karateka dimana

    kebutuhan gerakan-gerakan dalam olahraga karate khususnya gerakan Senkuchu

     Dachi ke depan sambil menendang lebih sering dilakukan kearah sasaran (lawan

    tanding) dan  Kokuchu Dachi  ke belakang untuk menghindari serangan lawan.

    Dihubungkan dengan waktu yang tersedia dalam pertandingan karate (kumite)

    dilakukan dalam satu babak 2-3 menit bersih, maka mengharuskan karate lebih

     banyak melakukan serangan kebidang sasaran (lawan tanding) untuk

    mendapatkan nilai kemenangan dalam waktu singkat dari pada hanya menghindar

    atau bertahan.

    Untuk serangan yang dilakukan dengan Senkuchu Dachi  dengan

    tendangan membutuhkan pengaturan keseimbangan tubuh bagi seorang karateka

    untuk dapat menendang yang sudah terpola reaksi metorik saat melakukan

    aktivitas Senkuchu Dachi sambil menendang dalam olahraga karate yang banyak

    dilakukan kearah depan untuk mencapai bidang sasaran atau lawan tarung yang

     posisinya selalu berada didepan.

    Program latihan

    -  Latihan dasar

    Gedang barai, oi suki chudan, angyoke, uci uke, soto uke, suto uke,maigeri

    chudan,maigeri djodan.

    -  Intensitas 8 minggu

    -  Repetisi10 kali kiri dan kanan

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    51/83

    51

    -  Set 4 kali

    Istrahat antar set 3 menit

    -  Densitas 3 kali seminggu.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    52/83

    52

    BAB III

    KERANGKA BERPIKIR,KONSEP DAN HIPOTESIS

    3.1  Kerangka Berpikir

    2.3.2.  Keseimbangan dalam karate merupakan komponen biomotorik yang

     paling berperan dalam memantapkan posisi gerak tubuh

    2.3.3.  Karate banyak dilakukan oleh masyarakat di SMPK St. Theresia Kupang

     para karateka pemula

    3.1.2. 

    Keseimbangan belum optimal dilakukan sehingga perlu ditingkatkan

     pelatihan yang terus-menerus sehingga biasa bermanfaat bagi seorang

    karateka

    3.1.3.  Pelatihan karate ada beberapa diantara  senkuchu dachi  dan kokuchu

    dachi merupakan unsur yang paling peranan untuk menghadapi serangan

    lawan

    3.1.4.  Kedua pelatihan perlu dilatih karena tidak pula dilakukan dengan baik

    oleh kareteka pemula maupun kareteka senior.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    53/83

    53

    3.2.  Konsep

    Berdasarkan latar belakang masalah , tujuan penelitian dan tinjauan

    teoritis, maka disusunlah kerangka konsep dalam penelitian ini sebagai berikut :

    Gambar 3.6 Konsep Penelitian

    Pelatihan Senkuchu Dachi   sambil menendang

    Pelatihan Kokuchi Dachi   sambil menendang

    Factor Individu

      Umum

      Jenis Kelamin

      Tinggi badan

      Berat Badan

      Indeks masa tubuh

      Letak titik berat tubuh

      Letak garis berat tubuh

    Faktor

    Lingkungan

      Suhu

    Lingkungan

      Kelembaban

    udara

    Keseimbangan Tubuh

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    54/83

    54

    3.3.  Hipotesis Penelitian

    Berdasarkan kerangka konsep di atas maka dapat dirumuskan

    hipotesis sebagai jawaban sementara dari penelitian ini sebagai berikut :

    1.  Pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang meningkatkan

    keseimbangan tubuh karateka Dojo SMPK St.Theresia Kupang

    2.  Pelatihan Kokuchu Dachi sambil menendang meningkatkan keseimbangan

    tubuh karateka Dojo SMPK St.Theresia Kupang

    3. 

    Pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang lebih baik dalam

    meningkatkan keseimbangan tubuh dari pada pelatihan  Kokuchu Dachi 

    sambil menendang pada karateka Dojo SMPK St. Theresia Kupang.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    55/83

    55

    BAB IV 

    METODE PENELITIAN

    4.1. Rancangan Penelitian

    Rancangan penelitian ini adalah  Randomized pretest dan posttest control group

    design ( Bakta, 1997, Pocock, 2008 )

    Pre Test And Post Test 

    01 Senkuchu 02

    R Ra

    P S

    03  Kokuchu  04

    Gambar 4.7 Rancanga penelitian

    Keterangan :

    P = Popolasi

    S = Sampel

    R = Randomisasi

    Ra= Rendam alokasi

    01 = Observasi kelompok sebelum pelatihan

    02 = Observasi kelompok sesudah pelatihan

    03 = Observasi awal kelompok sebelum pelatihan

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    56/83

    56

    04 = Observasi akhir kelompok sesudah pelatihan

    SD = Pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang kedepan

    KD = Pelatihan Kokuchu Dachi sambil menendang ke depan

    4.2 Tempat Penelitian

    Penelitian dilakukan di halaman Dojo SMPK St. Theresia Kupang

    4.3. Waktu Penelitian

    Penelitian dilakukan dari tanggal 9 Februari sampai dengan 10 April

    2013.

    4.4. Populasi dan Sampel.

    4.4.1 Populasi

    Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah karateka pemula Dojo

    SMPK St. Theresia Kupang jumlah populasi adalah 28 orang

    4.4.2 Kriteria Sampel 

    Kriteria sampel yang ditetapkan masuk dalam penelitian ini yang

    memenuhi Kriteria inklusi sebagai berikut :

    1.  Anggota karateka pemula di SMPK St. Theresia Kupang

    2. 

    Jenis kelamin Laki-laki

    3.  Usia 12-14 tahun

    4.  Tinggi badan 140 sampai dengan 168 cm

    5.  Berat badan 38-60 kg

    6.  Berbadan sehat ( pemeriksaan dokter )

    7.  Indeks masa tubuh mempunyai criteria normal

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    57/83

    57

    8. 

    Bersedia mengikuti pelatihan

    4.4.3 Besar Sampel

    Besar sampel ditentukan berdasarkan Studi pendahuluan 8 orang

    karateka untuk mendapatkan skor keseimbangan tubuh postest

    keseimbangan tubuh karateka adalah 36 dengan standar deviasi 4,89. Skor

    keseimbangan tubuh setelah pelatihan dilakukannya43,2 (peningkatan

    20% ) Data yang diperoleh dimasukkan ke dalam rumus Pocock 2008

    sebagai berikut :

    2σ² 

    n = x f (α , β ) 

    (µ₂ — µ₁)²

    Keterangan :

    n = Besar sampel

    α = 0,05

    μ₁  = Rata-rata keseimbangan tubuh sebelum pelatihan

    μ₂  = Rata-rata keseimbangan tubuh sesudah pelatihan

    Berdasarkan penghitungan dengan rumus di atas adalah sebagai berikut :

    μ₁  = 36 awal

    μ₂  = 43,2 ( sesudah pelatihan )

    ƒ ( α‚β) = 13 ( sesuai table )

    σ  = 4,89

    n= 2σ²  x f(σ,β)

    (μ2-μ1)²

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    58/83

    58

    2 x 4,89²n = Χ 13 

    ( 7,2)²

    n = 2 x 23,9121

    ( 7,2 )²

    47,8242

    n = x 13

    51,84

    n = 11,99295 dibulatkan menjadi 12, sehingga kedua kelompok diperoleh

    masing-masing 12 orang

    Menurut Basuki ( 1985 ). Untuk mengantisipasi apabila subjek terpilih droup out ,

    sehingga tidak perlu mensubstitusi subjek lain, maka jumlah sampel harus

    ditambah minimum 20% dari jumlah ( n ). Maka dalam penelitian ini jumlah

    sampel adalah 14 x 2 =28 karateka, maka kedua kelompok 28 orang

    4.4.4 Teknik Pengambilan Sampel

    Populasi penelitian adalah karateka pemula Dojo SMPK St. Theresia Kupang

    sebanyak 150 karateka. Dari jumlah tersebut yang memenuhi kriteria sebanyak 30

    karateka. Kemudian di undi sederhana dengan memakai undian diambil sampel

    sebanyak 28 orang karateka , selanjutnya dibagi 2 kelompok dimana masing-

    masing kelompok 14 karateka

    4.4.5 Karateka Drop Out 

    1. Subjek ( Karateka cedera, sakit saat pelatihan

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    59/83

    59

    2. Subjek ( karateka ) tiga kali berturut – turut tidk mengikuti pelatihan

    3. Subjek (karateka ) meninggalkan pelatihan tanpa pemberitahuan.

    4.5. Variabel

    4.5.1 Indentifikasi

    -  Variabel bebas pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang dan

     pelatihan  Kokuchu Dachi  sambil menendang.

    -  Variabel tergantung adalah keseimbangan tubuh.

    -  Variabel control adalah umur, letak titik berat tubuh,letak garis

     berat tubuh, kelembaban dan suhu.

    4.5.2 Klasifikasi

    Kelompok 1: Pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang kedepan ( P1 )

    Kelompok 2 : Pelatihan Kokuchu Dachi sambil menendang ( P2 ).

    4.5.3 Definisi Operasional

    Setelah variabel-variabel yang diteliti diidentifikasikan dan diklasifikasikan maka

     perlu didefinisikan secara operasional.Hal ini dimaksudkan untuk menunjukkan

    alat pengumpul data apa saja yang sesuai untuk digunakan. Definisi operasional

    yang berkaitan dengan penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

    Pelatihan Senkuchu Dachi sambil menendang adalah model pelatihan

    keseimbangan di mana subjek mengambil posisi awal berdiri didepan tali

    dengan jarak 45 cm, kaki terbuka dua lebar bahu lalu Senkuchu Dachi tali

    dipasang di depan setinggi 40 cm didasarkan kemampuan karateka sebagai

     pengontrol ketinggian tendangan, dengan posisi kedua lengan ditekuk dengan

    sikap siap ( kamaete ) di depan dada pandangan lurus kedepan, dilakukan

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    60/83

    60

    tendangan ke depan ( maegeri ) dimana gerakan ini dilakukan dengan cepat dan

    langsung kembali di tarik ke posisi semula, pergantian kaki kiri dan kaki kanan

    repetisi 10 kali. Intensitas pelatihan 80% yaitu 10 repetisi. Dari Pelatihan

    Senkuchu Dachi sambil menendang dilakukan dengan ketentuan :

    Lama pelatihan : 8 minggu

    Ffrekuensi pelatihan : 3 kali seminggu

    Repetisi : 10 kali kiri kanan

    Set : 4 kali

    Istirahat antar set : 3 menit.

    1. 

    Pelatihan  Kokucu Dachi  sambil menendang adalah pelatihan

    keseimbangan dimana subjek mengambil posisi awal berdiri didepan tali yang

    dipasang setinggi 40 cm didasarkan kemampuan karateka sebagai pengontrol

    ketinggian tendangan, dengan satu tungkai ( kanan ) sedangkan tungkai kiri

    menjaga keseimbangan tubuh, posisi kedua lengan ditekuk dengan sikap siap (

    kamaete ) di depan dada pandangan lurus kedepan, kemudian melakukan

    tendangan melewati tali pengontrol , setelah mendarat lakukan tendangan lurus

    kedepan ( maegeri ) dengan tungkai kanan setelah itu secepatnya kaki kanan

    ditarik ke posisi kaki terangkat setinggi lutut. Selanjutnya kembali melakukan

    tendangan sesuai kemampuan si atlet ketempat awal ( disamping kanan tali )

    dan mendarat satu kaki kanan sedangkan tungkai kiri melakukan tendangan

    lurus ke depan ( maegeri ) dimana gerakannya dilakukan dengan cepat dan

    langsung kembali tarik ke posisi kaki terangkat setinggi lutut. Gerakan ini

    dilakukan berulang-ulang sambil melewati tali kanan  –   kiri  –   kanan pada

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    61/83

    61

    tempat yang sama ( tetap ) dimana jarak tendangan 90 cm didasarkan pada

    kemampuan karateka pada saat uji coba. Gerakan ini dilakukan dengan

    intensitas 80% dari kemampuan maksimal karateka Senkuchu Dachikiri ke

    kanan diikuti tendangan. Pelatihan Kokuchu Dachi sambil menendang

    dilakukan dengan ketentuan :

    Lama pelatihan : 8 minggu

    Frekwensi pelatihan : 3 kali per minggu

    Repetisi : 10 kali kiri kanan

    Set : 4 kali

    Istirahat antar set : 3 menit

    Umur adalah Usia subjek yang diambil berdasarkan Kartu Pelajar

    Keseimbangan tubuh adalah keseimbangan tubuh dinamis yang diukur dengan

    menggunakan Tes keseimbangan Dinamis Kirkendall, 1987 ). Untuk lebih

     jelas lihat halama 26.

    Tinggi badan adalah tinggi tubuh yang dalam pada posisi tegakdari telapak

    kaki sampai vertex engan ketelitian o,1 cm

    6. Berat badan dinyatakan dengan kg, subjek naik timbangan dengan

    menggunakan pakaian dogi.

    7. Indeks masa tubuh adalah Proporsi tubuh yang dihitung melalui rumus

     berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat.

    8. Jenis kelamin yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jenis kelamin

    laki-laki berdasarkan kartu Pelajar

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    62/83

    62

    9. Bidang tumpuan adalah telapak kaki yang menginjak dasar lantai yang

    terbuat dari semen/ keramik.

    10. Garis berat tubuh adalah garis vertikal yang melalui titik pusat

     bidang tumpuan.

    11. Letak titik berat tubuh adalah terletak kira-kira setinggi bagian atas

    tulang sakrum, kalau posisi tubuh berdiri tegak.

    Suhu adalah keadaan suhu udara lingkungan pelatihan, yaitu suhu kering, suhu

     basah dalam derajat Celcius yang dikonversi ke derajat Fahrenheit kemudian

    kelembaban relatif dilihat pada psychometric chart.

    4.6 Alat Pengumpulan Data

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

    a.  Stop watch digital merek Diamond, alat untuk mengukur waktu dalam

    satuan menit. 

     b. Antropometer super buatan Jepang, alat untuk mengukur tinggi adan

    dalam satuan cm 

    c. Timbangan berat badan merek  DetectoMedica scale  buatanAmerika

    untuk mengukur berat badan dalam satuan berat kilogram. 

    d. 

    Termometer basah dan kering adalah alat untuk mengukur temperature

    atau suhu udara dalam satuan derajat Celcius. 

    e.  Tes keseimbangan dinamis untuk mengukur skor keseimbangan tubuh

    dinamis. 

    f.  Alat tulis menulis 

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    63/83

    63

    4.7. Tata Laksana Penelitian

    Secara garis besar langkah-langkah yang akan dilakukan dalam

     penelitian ini Adalah sebagai berikut :

    4.7.1. Tahap persiapan dan Administrasi

    a.  Studi kepustakaan dari buku, jurnal internet dan lain-lain yang relevan

    dengan topik penelitian.

     b. 

    Mengurus surat-surat yang diperlukan untuk mendukung jalannya

     penelitian

    c. 

    Menetapkan tempat penelitian dalam hal ini penelitian dilakukan di

    satu sekolah yaitu Dojo SMPK St. Theresia, jalan Jend A. Yani No

    52A Kupang.

    d. 

    Meminta ijin persetujuan meneliti pada pemilik dan pengurus Dojo

    Smpk St. Theresia dan subjek terpilih.

    e.  Melakukan pemilihan sampel dengan cara acak sederhana.

    f.  Mengukur antropometri subjek dengan antropometer yang akan

    digunakan

    sebagai salah satu kriteria penentuan sampel.

    g.  Mempersiapkan dan meminjam alat-alat yang akan digunakan dalam

     penelitian.

    h.  Menghubungi dan mempersiapkan petugas petugas pengumpul data

    dalam penelitian ini

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    64/83

    64

    i. 

    Uji coba di tempat penelitian dan kesiapan alat yang akan diperlukan

    selama penelitian.

    4.7.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian

    A. Tata laksana untuk subjek

    1.  Subjek hadir di tempat latihan 10 menit sebelum latihan dimulai.

    2.  Sebelum pelatihan dimulai subjek melakukan tradisi karate (upacara

    ).

    3. 

    Setelah subjek 5 menit kemudian dilakukan perhitungan denyut nadi

    istrahat, Subjek dalam keadaan rileks.

    4. 

    Selanjutnya subjek diberikan pengarahan dan melakukan pemanasan

    selama 15 menit.

    5.  Kemudian subjek dipisah menjadi dua grup sesuai dengan

    kelompoknya masing-masing untuk melakukan pelatihan.

    6.  Kelompok 1( P1 ) diberikan pelatihan Senkuchu Dachi sambil

    menendang ke depan.

    7.  Kelompok 2( P2 ) diberikan pelatihan  Kokuchu Dachi  sambil

    menendang.

    8. 

    Sebelum mengakhiri pelatihan, semua kelompok melakukan

     pelatihan ringan secara bersama-sama dan melakukan pendinginan

    selama 5 menit kemudian diakhiri dengan tradisi karate.

    9.  Pelatihan ini dilaksanakan selama 8 minggu frekuensi 3 kali

     perminggu diawali dengan pre test dan pos test sesudah pelatihan.

    B. Tata laksana untuk peneliti

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    65/83

    65

    Langkah-langkah pelaksanaan penelitihan yang dilakukan oleh

     peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut :

    1.  Menjelaskan kepada subjek terpilih tentang tata cara pelatihan cara

    tes keseimbangan dinamis pre test dan pos test.

    2.  Menjelaskan dan membuat kesepakatan dengan pengurus Dojo,

     pelatih dan subjek terpilih tentang penelitihan ini dilakukan di luar

     jam pelajaran sekolah sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar

    mengajar.

    3. 

    Menjelaskan tentang jadwal pelatihan yang akan dilaksanakan selama

    8 minggu dengan frekuensi 3 kali perminggu.

    4.  Menjelaskan pada subjek tentang cara tes keseimbangan dinamis,

     pada saat pre test dan pos test.

    5. 

    Melakukan pengukuran pada subjek terpilih meliput tinggi badan,

     berat badan, indeks masa tubuh dan pengukuran suhu udara basah

    dan suhu udara kering saat pelatihan.

    6.  Pemeriksaan kesehatan sebelum pelaksanaan penelitihan.

    7.  Terhadap populasi terjangkau yaitu sebanyak 50 orang karateka

     pemula Dojo SMPK St. Theresia yang memenuhi criteria inklusi 30

    karateka kemudian diacak sederhana dengan member nomor yang

    sesuai dengan dengan jumlah karateka diundi menjadi 2 kelompok

    yaitu kelompok 1 kelompok kelompok pelatihan Senkuchu

     Dachisambil menendang ( P1 ) kelompok 2 kelompok pelatihan

     Kokuchu Dachi sambil menendang ( P2 ).

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    66/83

    66

    8. 

    Penjelasan tentang pelatihan-pelatihan Senkuchu Dachi sambil

    menendang (P1) dan pelatihan  Kokuchu Dachi  sambil menendang

    P2) dilakukan dengan prosedur sebagai berikut :

    a.  Sebelum melakukan pemanasan dan peregangan, para karateka

    seperti biasa melakukan tradisi karate ( upacara ) yaitu dengan

    urutan:

    1. Duduk bersimpuh/berdiri dengan tenang menghadap ke depan di

     pimpin oleh sensai ( guru ) atau karateka yang paling senior.

    Pembacaan sumpah karate.

    Mengheningkan cipta.

    2  Hormat kepada Bendera Merah Putih.

    3  Hormat kepada sensai ( guru ).

    Hormat kepada kawan dan tempat latihan.

     b.  Fase pemanasan dan peregangan untuk setiap kelompok pelatihan

     berlangsung selama 15 menit, dilakukan dalam rangkaian gerakan lari

    mengelilingi rungan dojo atau lapangan gerakan khalistenik pada sendi bahu,

     pinggul, lutut dan pergelangan kaki. Peregangan statis disesuaikan dengan

    gerakan-gerakan dalam karate seperti dalam posisi berdiri kaki diangkat

    seperti gerakan menendang kemudian ditahan bergantian kiri,kanan dan lain-

    lain, sesudah pemanasan karateka menuju tempat pelatihan.

    c.  Latihan inti kelompok pelatihan Senkuchu Dachisambil menendang

    dan pelatihan Kokuchu Dachi sambil menendang yang masing-masing

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    67/83

    67

    kelompok melakukan pelatihan 4 set 10 repetisi istirahat antara set 3

    menit.

    d.  Fase pendinginan untuk setiap kelompok pelatihan dilakukan dengan

    gerakan ringn sambil mengayun lengan ke depan ke belakang,

    samping kiri kanan, ke atas kemudian lepas. Pelemasan otot

    lengan,punggung, dan tungkai selama 5 menit.

    e.  Kemudian pelatihan diakhiri dengan tradisi karate upacara kembali

    dan dilanjutkan dengan penyampaian-penyampaian prihal mengenai

     pelatihan berikutnya.

    4.8. Analisis Data

    4.8.1. Analisis Deskriptif

    Untuk menganalisis data subjek penelitian seperti Umur, Tinggi badan, Berat

     badan, Indek masa tubuh yang datanya diambil sebelum pelatihan dan

    sesudah pelatihan.

    4.8.2. Analisis Komparasi

    a. Uji Normalitas

    Bertujuan untuk mengetahui distribusi data masing-masing kelompok

     perlakuan dari kedua kelompok pelatihan.

    Batas kemaknaan yang digunakan α = 0,05. Jika α = > 0.05 data  berskala

    normal.

     b. Uji homogenitas

    Bertujuan untuk mengetahui variasi data dengan batas kemaknaan atau

    tingkat kepercayaan yang digunakan adalah Levene test , α = 0,05,

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    68/83

    68

    Jika α  0 >0 ,05 maka data homogen.

    a. 

    Uji Komparasi

    Uji komparasi data antara sebelum dan sesudah pelatihan dengan

    menggunakan uji komparasi keseimbangan parametric ( T- independent test .

    Batas kemaknaan yang digunakan adalah α  = 0,05. Jika hasilnya α <

    0,05,maka hipotesis penelitian diterima atau ada perbedaan yang signifikan

    sedangkan jika α > 0,05 maka hipotesis ditolak atau tidak ada perbedaan yang

    signifikan.

    Jika data normal

    a. Antara sebelum dan sesudah pelatihan : t- paired.

     b. Antara kelompok Senkuchu Dachi dan Kokuchu Dachi : t. independent.

    Jika data tidak normal

    a. 

    Antara sebelum dan sesudah latihan –  wilkom test.

     b.  Antara Senkuchu Dachi dan Kokuchu Dachi  –  U mean whitney.

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    69/83

    69

    4.10. Alur Penelitian

    Gambar 4.8. Alur Penelitian

    POPULASI

    KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSLUSIACAK SEDERHANA

    SAMPEL

    KELOMPOK I KELOMPOK II

    TES AWAL TES AWAL

    PERLAKUAN 8 MINGGU

    SENKUCHU DACHI

    PERLAKUAN 8 MINGGU

    KONKUCHU DACHI

    TES AKHIR TES AKHIR

    ANALISIS DATA

    PENYUSUNAN

    LAPORAN

  • 8/19/2019 Unud 863 629569589 Tesis Lengkap_sardi Laak

    70/83

    70

    BAB V 

    HASIL PENELITIAN

    Hasil observasi dan pengukuran terhadap variabel-variabel penelitian

    dapat disajikan sebagai berikut :

    5.1 Karakteristik subjek Penelitian

    Karakteristik atau ciri-ciri fisik subjek penelitian meliputi umur, tinggi badan,

     berat badan dan indeks masa tubuh sebelum pelatihan dapat dilihat pada Tabel 1

    Tabel 1. Karakteristik Subjek Penelitian

    Klmpk I Klmpk II Rentang

    Variabel Rerata SD Rerata SD

    Umur (th) 13,21 0,67 13,42 0,75 12-14

    Tinggi badan (cm) 153,64 8,34 155,93 8,37 140-168

    Berat badan (kg) 46,78 7,18 50,14 6,26 38-60

    Indeks massa 19,73 1,87 20,54 0,72 17-24

    Tubuh ( kg )

    Dan Tabel , menunjukan bahwa variabel umur, tinggi badan, berat badan, dan

    indeks masa tubuh kedua kelompok menunjukan sebelum pelatihan berada dalam

    kelompok yang sama.

    5.2 Lingku