unud-215-550711293-tesis 1-3

46
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai kepribadian dan pengembangan budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh potensi keindahan dan kekayaan alam. Pemanfaatan disini bukan bearti merubah secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik wisata. Oleh karena itu pengelolaan dan memanfaatkan potensi pariwisata yang dimiliki daerah juga dikelola oleh masing-masing daerah. Begitu juga halnya dengan Kabupaten Sambas, dimana Kabupaten Sambas memiliki banyak potensi dan sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata. Kabupaten Sambas merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di Provisi Kalimantan Barat, dimana Ibukota Kabupatennya terletak di Sambas. Batas administratif Kabupaten Sambas yaitu, sebelah utara berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kota Singkawang, sebelah barat berbatasan dengan Laut Natuna, Samudera Pasifik, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang. Mengingat letak kawasan Kabupaten Sambas ini sangat strategis yaitu berbatasan langsung dengan Malaysia Timur, maka diharapkan nantinya akan ada peluang kerjasama dalam bidang pariwisata dengan Malaysia Timur. Kabupaten Sambas juga memiliki berbagai potensi dibidang pariwisata yang tidak kalah bagusnya dengan daerah-daerah lain yang ada di Kalimantan

Transcript of unud-215-550711293-tesis 1-3

Page 1: unud-215-550711293-tesis 1-3

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengembangan kepariwisataan berkaitan erat dengan pelestarian nilai-nilai

kepribadian dan pengembangan budaya bangsa, dengan memanfaatkan seluruh

potensi keindahan dan kekayaan alam. Pemanfaatan disini bukan bearti merubah

secara total, tetapi lebih berarti mengelola, memanfaatkan dan melestarikan setiap

potensi yang ada, dimana potensi tersebut dirangkaikan menjadi satu daya tarik

wisata. Oleh karena itu pengelolaan dan memanfaatkan potensi pariwisata yang

dimiliki daerah juga dikelola oleh masing-masing daerah. Begitu juga halnya

dengan Kabupaten Sambas, dimana Kabupaten Sambas memiliki banyak potensi

dan sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai daya tarik wisata.

Kabupaten Sambas merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

Provisi Kalimantan Barat, dimana Ibukota Kabupatennya terletak di Sambas.

Batas administratif Kabupaten Sambas yaitu, sebelah utara berbatasan dengan

Serawak, Malaysia Timur, sebelah selatan berbatasan dengan Kota Singkawang,

sebelah barat berbatasan dengan Laut Natuna, Samudera Pasifik, dan sebelah

timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkayang. Mengingat letak kawasan

Kabupaten Sambas ini sangat strategis yaitu berbatasan langsung dengan

Malaysia Timur, maka diharapkan nantinya akan ada peluang kerjasama dalam

bidang pariwisata dengan Malaysia Timur.

Kabupaten Sambas juga memiliki berbagai potensi dibidang pariwisata

yang tidak kalah bagusnya dengan daerah-daerah lain yang ada di Kalimantan

Page 2: unud-215-550711293-tesis 1-3

2

Barat. Khususnya wisata alam, Kabupaten Sambas memiliki sebuah danau yang

sudah dikenal sejak dari dulu yaitu Danau Sebedang. Dimana Danau Sebedang

merupakan salah satu daya tarik wisata yang digemari oleh wisatawan lokal

maupun domestik. Danau ini merupakan satu-satunya danau terbesar diwilayah

pesisir Kalimantan Barat. Jarak Danau Sebedang ini tidak jauh dari pusat kota

Kabupaten Sambas.

Danau Sebedang ini terletak di Desa Sempalai Sebedang ± 17 km dari

jantung Ibukota Kabupaten Sambas, sekitar 202 kilometer dari Kota Pontianak

Ibukota Provinsi Kalimantan Barat. Areal perairan Danau Sebedang yang luasnya

± 65 Ha serta kawasan daratan sekitarnya yang dibatasi oleh lereng perbukitan di

sekitarnya dan jalan raya Pontianak-Sambas di sebelah barat. Diperkirakan untuk

khusus luas danaunya sekitar satu kilometer persegi, dikelilingi oleh perbukitan

yang memiliki ketinggian sekitar 400 meter di atas permukaan laut (dpl), dan

pemandangan alamnya yang indah diantara bukit-bukit dan pepohonan yang

rindang dengan latar hutan tropis yang hijau dan lebat, serta memiliki nilai

sejarah yang terkait dengan kebudayaan masa Kesultanan Sambas yang perlu

dipelihara dan dilestarikan. Dahulunya danau ini merupakan salah satu tempat

permandian dan peristirahatan yang favorit bagi para Sultan Sambas beserta

keluarganya, disamping itu di sekitar kawasan terdapat Makam Bujang Nadi dan

Dara Nandung yang menjadi kisah rakyat yang lestari hingga saat ini.

Kawasan Danau Sebedang juga merupakan salah satu daya tarik wisata

andalan Kabupaten Sambas, karena danau ini letaknya sangat strategis

menjadikan kawasan ini tepat sekali dipilih sebagai salah satu tujuan rekreasi

Page 3: unud-215-550711293-tesis 1-3

3

yang menyenangkan bersama keluarga atau kolega. Pengunjung dapat menikmati

keindahan panorama alamnya dengan cara berjalan kaki mengelilingi danau, atau

sambil minum-minum di kantin-kantin/rumah makan yang menghadap ke danau.

Selain itu keelokkan danau ini juga dapat dinikmati pengunjung dengan bersantai

di shelter-shelter yang tersedia, atau sambil duduk lesehan di atas tikar yang

disewakan. Bila bosan, pengunjung dapat mengelilingi danau dengan menyewa

perahu (sumber www.wisatawan melayu.com).

Kawasan ini juga merupakan pintu gerbang masuk ke Kabupaten Sambas

dan ramai dikunjungi para wisatawan pada sore hari, yaitu hari sabtu, minggu dan

hari-hari libur lainnya. Sebagian pengunjung yang datang tidak hanya berniat

menikmati kepermaian alamnya, tetapi ada juga yang menyalurkan hobi seperti

memancing, karena danau ini terdapat banyak ikan, mendayung sampan, tempat

para muda mudi berenang, menikmati masakan dan minuman segar yang tersedia

khas masakan khas Sambas serta dapat juga merentasi keindahan pepohonan

tropis di sekitar kawasan danau tersebut. Tidak hanya itu saja, dimalam hari danau

ini semarak dengan adanya bunyi-bunyian lagu yaitu terdapat tempat-tempat

hiburan atau karaoke. Danau ini juga menjadi sumber air bersih bagi penduduk

beberapa Kecamatan di Sambas dan juga menyimpan berbagai kekayaan

ekosistem lainnya.

Keunikan dari daya tarik wisata Danau sebedang ini tidak terlepas dari tiga

budaya yang menyatu, maksudnya bermula dari kata “Sambas” yang mempunyai

makna“Sam artinya tiga dan Bas artinya suku”, jadi Sambas adalah tiga suku yaitu

suku Melayu, Dayak dan Cina. Keanekaragaman suku tersebut, merupakan salah

Page 4: unud-215-550711293-tesis 1-3

4

satu ciri khas dari kebudayaan Kabupaten Sambas. Tidak heran jika di kawasan

danau ini terdapat makam keramat Bujang Nadi dan Dare Nandung serta kuburan

etnik cina. Dimana makam Bujang Nadi dan Dare Nandung ini memiliki lagenda

yang unik bagi Kerajaan Sambas, begitu juga halnya dengan kuburan etnik cina,

dapat menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung ke kawasan tersebut dengan

melihat langsung tradisi sembahyang kubur.

Pada sore hari, eksotisme kawasan Danau Sebedang kian tampak dan kian

terasa. Bagi pengunjung yang mendatangi danau pada malam hari tidak perlu

khawatir akan kesepian. Karena semakin malam, semakin banyak pengunjung

yang datang , suasananya bertambah semarak dan hidup dengan iringan suara

musik yang berasal dari kafe-kafe di kawasan tersebut.

Danau Sebedang juga biasanya dijadikan tempat kegiatan pramuka,

berkemah, pergelaran, pameran, pasar tradisional dan setiap tahunnya bertepatan

pada hari perayaan seperti Idul Fitri maupun Idul Adha, tempat ini dijadikan

sebagai tempat hiburan rakyat, yaitu hiburan band-band yang artisnya sengaja

didatangkan dari ibu kota provinsi maupun artis-artis yang terkenal yang pernah

muncul di televisi. Fasilitas-fasilitas untuk kenyamanan wisatawan juga sudah ada

seperti tempat-tempat penginapan sederhana, warung makan, kafe-kafe/tempat

hiburan (karaoke di malam hari).

Kawasan Danau Sebedang ini dikenal sebagai daya tarik wisata sudah

cukup lama, Hanya saja banyak potensi-potensi yang ada sebagai daya tarik

wisata belum dikembangkan secara maksimal dan profesional. Oleh karena itu

Pemerintah Kabupaten melalui DISPORABUDPAR ( Dinas Pemuda Olahraga

Page 5: unud-215-550711293-tesis 1-3

5

Kebudayaan dan Pariwisata) Sambas, anggota DPRD Sambas melalui Komisi B

berusaha untuk mengembangkan danau sebedang ini ke tahap yang maksimal.

Salah satunya dengan membangun atau merelokasi warung maupun rumah makan

milik masyarakat setempat ke tahap yang memungkinkan.

Keberadaan aktivitas dimalam hari yaitu adanya kafe-kafe yang

menyediakan tempat hiburan (karaoke) mengundang kontroversi opini masyarakat

setempat. Pertumbuhan warung-warung dan kafe-kafe secara tidak terkendali dan

kurang tertata dan tidak memperhatikan kaidah-kaidah keindahan, kelestarian

lingkungan dan keamanan telah menurunkan daya tarik utama danau sebedang.

Bahkan kafe-kafe yang menggelar acara hiburan hingga larut malam cenderung

membawa kawasan ini menjadi ajang PROJUMINA (Prostitusi, Judi dan

Minuman Keras) yang meresahkan masyarakat. Hal ini dapat menurunkan citra

positif danau sebedang sehingga mengurangi minat wisatawan untuk berwisata ke

dalam kawasan danau, kecuali bagi wisatawan yang memang membutuhkan

hiburan malam. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan semangat dan visi

pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai tujuan wisata andalan yang

menitikberatkan pada keindahan alam dan pelestarian budaya setempat.

Kurangnya pengawasan serta perhatian yang lebih dari Pemerintah

Kabupaten dalam pengelolaan serta pemanfaatan potensi Kawasan Danau

Sebedang ini sebagai daya tarik wisata, sehingga mengakibatkan kawasan danau

ini belum dikelola secara professional, permasalahan yang didapati juga yaitu

kurangnya partisipasi maupun kerjasama masyarakat lokal terhadap pelaksanaan

pariwisata di kawasan danau ini. Dari berbagai permasalahan yang ada mengenai

Page 6: unud-215-550711293-tesis 1-3

6

keberadaan danau ini menjadi tantangan besar bagi Pemerintah Kabupaten

Sambas. Perlunya menyusun suatu rencana maupun strategi pengembangan

kawasan Danau Sebedang ini yang nantinya dapat dijadikan pedoman sekaligus

acuan bagi Pemerintah sendiri, pihak investor maupun masyarakat lokal dalam

upaya mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Sambas, dan juga dijadikan

sebagai langkah awal yang sangat penting untuk penentuan langkah-langkah

lanjutan yang lebih operasional.

Dari penjelasan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti

tentang “Pengembangan Kawasan Danau Sebedang Sebagai Daya Tarik Wisata Di

Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat”.

1.1. Rumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang tersebut, maka secara khusus peneliti ingin

menjawab beberapa permasalahan sebagai berikut.

1. Upaya apa saja yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sambas dalam

mengembangkan kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di

Kabupaten Sambas?

2. Faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendukung Pemerintah

Kabupaten Sambas dalam mengembangkan kawasan Danau Sebedang sebagai

daya tarik wisata di Kabupaten Sambas?

3. Bagaimana strategi pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai

daya tarik wisata di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat?

Page 7: unud-215-550711293-tesis 1-3

7

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan permasalahan, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mendeskripsikan strategi-strategi pengelolaan dan pengembangan

kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas

Provinsi Kalimantan Barat.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang dilakukan oleh Pemerintah

Kabupaten Sambas dalam pengembangan kawasan Danau Sebedang sebagai

daya tarik wisata di Sambas Provinsi Kalimantan Barat.

2. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menghambat dan

mendukung Pemerintah Kabupaten dalam pengembangan danau sebedang

sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat.

3. Untuk merumuskan strategi-strategi yang tepat dalam mengembangkan

kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Provinsi

Kalimantan Barat.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:

1.4.1 Manfaat Akademis

1. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi ilmiah ,

pengetahuan dan pengalaman dalam mengkaji dan mengembangkan daya

tarik wisata khususnya di kawasan sebuah danau.

Page 8: unud-215-550711293-tesis 1-3

8

2. Dapat menambah literatur bahan kajian penelitian dalam pengembangan

sebuah daya tarik wisata kepada peneliti-peneliti selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Sebagai gambaran untuk memecahkan masalah-masalah yang

berhubungan dengan pengembangan daya tarik wisata di Kabupaten

Sambas.

2. Sebagai masukan kepada Pemerintah Kabupaten Sambas dalam

mengembangkan daya tarik wisata khususnya Kawasan Danau Sebedang.

3. Diharapkan dapat membantu Pemerintah Kabupaten dalam merumuskan

strategi kebijakan yang tepat, khususnya dalam mengembangkan Kawasan

Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas Provinsi

Kalimantan Barat.

Page 9: unud-215-550711293-tesis 1-3

9

BAB IIKAJIAN PUSTAKA, KONSEP, LANDASAN TEORI

DAN MODEL PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Beberapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan dengan

penelitian ini, khususnya tentang strategi pengembangan sebuah kawasan wisata

yaitu khususnya berkaitan dengan penelitian ini yaitu Strategi Kebijakan

Pengembangan Kawasan Danau Sebedang Sebagai Daya Tarik Wisata Di

Kabupaten Sambas Provinsi KalimantanBarat. Untuk lebih jelasnya, akan

dipaparkan penelitian terdahulu sebagai referensi penelitian ini.

Menurut Cochrane (dalam Sutiarso, 2004:13) yang memiliki objek wisata

alam Bromo-Tengger menyatakan bahwa kegiatan pariwisata alam tidak mungkin

secara sendirian dapat mendukung konservasi pada area yang ditargetkan.

Dukungan pemerintah dalam perangkat peraturan-peraturan dan insentif masih

esensial dilakukan. Unsur nilai-nilai tradisional yang hidup dimasyarakat,

perencanaan yang terintegrasi, dan dorongan pemegang kebijakan dalam wujud

peraturan-peraturan dan insentif sangat penting dilakukan sehingga

pengembangan dan pengelolaan suatu wilayah dapat menekan bahkan

menghilangkan konflik-konflik kepentingan sosial, ekonomi, lingkungan dan

budaya yang mungkin akan terjadi.

Dari penelitian tersebut dapat diambil benang merahnya bahwa

pengembangan dan pengelolaan suatu kawasan wisata yaitu khususnya Kawasan

Danau Sebedang tidak terlepas dari adanya campur tangan Pemerintah

Kabupaten, Swasta dan melibatkan masyarakat setempat sebagai pendukung

Page 10: unud-215-550711293-tesis 1-3

10

pelaksanaan dan tanpa meninggalkan nilai-nilai tradisional masyarakat, agar

keunikan dan ciri khas kawasan wisata tersebut berbeda dengan tempat yang lain.

Perlunya perencanaan yang integritas sesuai dengan kebijakan yang telah dibuat

(RTRKW-DS) oleh pelaku kebijakan sebagai landasan untuk untuk mentaati

peraturan-peraturan yang telah ditetapkan di kawasan wisata Danau Sebedang.

Peraturan tersebut diharapkan dapat menghindari konflik-konflik sosial dan

kerusakan lingkungan di sekitar Kawasan Danau Sebedang.

Penelitian Yustina (2010) tentang” Pengembangan Kawasan Detusoko

Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Ende Provinsi Nusa Tenggara Timur

menyatakan bahwa pariwisaata merupakan salah satu industri yang kurang

mendapat perhatian di wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) pada umumnya dan

Ende khususnya, sedangkan di satu sisi, industri pariwisata adalah kegiatan

ekonomi yang dapat menjadi faktor penarik bagi sektor ekonomi lainnya. Hal ini

ditujukan oleh rendahnya jumlah kunjungan wisatawan, yang disebabkan oleh

kurangnya promosi dari pihak pemerintah, alokasi dana untuk sektor pariwisata

terbatas, serta kurangnya pemanfaatan potensi pariwisata daerah sebagai daya

tarik wisata.

Permasalahan dalam penelitian Yustina tersebut hampir sama dengan

penelitian yang akan diteliti, persamaannya seperti kurangnya promosi dari pihak

Pemerintah, alokasi dana untuk sektor pariwisata terbatas, serta kurangnya

pemanfaatan potensi sebagai daya tarik wisata, sedangkan perbedaannya pada

objek penelitian. Oleh karena itu dengan adanya persamaan salah satu

permasalahan tersebut, dapat dijadikan sebagai acuan dalam penelitian ini dan

Page 11: unud-215-550711293-tesis 1-3

11

diharapkan dengan adanya penelitian Yustina tersebut dapat memberikan

gambaran bagaimana mengatasi permasalah tersebut serta strategi apa yang dapat

dijadikan acuan untuk mengembangkan kawasan Danau Sebedang sebagai daya

tarik wisata di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat.

Wahyudi ( 2009 ) dalam penelitiannya, ”Strategi Pengembangan Sungai

Sampean Baru Sebagai Daya Tarik Wisata Arung Jeram Di Kabupaten

Bondowoso” menyatakan bahwa Sungai Sampean Baru berpotensi untuk

dikembangkan lebih lanjut sebagai daya tarik wisata arung jeram di Kabupaten

Bondosowo. Hal tersebut ditunjukkan oleh posisi Sungai Sampean Baru terletak

pada kuadran I yang artinya layak untuk dikembangkan dengan melakukan

diversifikasi produk dan melakukan pengelolaan yang professional. Strategi

pengembangan yang dilakukan yaitu : Strength Opportunities (SO), yaitu Strategi

Pengembangan Produk. Weakness Opportunity (WO), yaitu Strategi Promosi

(Pengembangan Pasar Wisata). Weakness Threats (WT), yaitu Strategi

Pengembangan Pariwisata Sungai. Strength Threats (ST), adalah Strategi

Pengembangan Kelembagaan dan DIKLAT SDM Pariwisata. Pengembangan

produk wisatanya yaitu, program pengembangan promosi, program

pengambangan Sungai Sampean Baru sebagai objek wisata arung jeram, program

pembentukan lembaga pengelola yang dikelola masyarakat dan pengembangan

sumber daya manusia pariwisata. Penelitian Wahyudi ini mengunakan analisis

SWOT. Persamaan penelitian ini terletak pada topiknya yaitu strategi

pengembangan sebagai daya tarik wisata dengan analisis SWOT sedangkan

perbedaannya pada objek penelitian.

Page 12: unud-215-550711293-tesis 1-3

12

Arsana (2010) dalam penelitiannya ”Strategi Penembangan Kawasan

Masceti Sebagai Daya Tarik Wisata Alam Berbasis Masyarakat Di Desa Medahan

Kecamatan Blahbatuh Kabupaten Gianyar” menyatakan bahwa, Kawasan

Masceti merupakan salah satu kawasan pariwisata yang terletak di pesisir selatan

Kabupaten Gianyar. Pengembangan sumber daya pariwisata alam di kawasan ini

belum optimal sehingga manfaat ekonomi yang didapat dari pengembangan

tersebut juga belum optimal. Hal tersebut desebabkan karena kurangnya sistem

pengelolaan dan lemahnya sumber daya manusia serta kesiapan dan dukungan

masyarakat terhadap pengembangannya belum optimal. Selain itu belum adanya

Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang penetapan kawasan strategis

pariwisata, serta kurangnya partisipasi masyarakat sehingga menyebabkan

pembangunan pariwisata belum tertata dengan baik serta mendorong munculnya

kekhawatiran akan terjadinya penyimpangan fungsi pesisir dan eksploitasi sumber

daya alam.

Penelitian Arsana bertujuan untuk mengetahui kondisi Kawasan Masceti

dan kondisi lingkungan internal dan eksternal, serta strategi dan program

pengembangan berdasarkan prinsip pariwisata berbasis masyarakat. Metode yang

digunakan dalam penelitiannya adalah metode deskriptif kualitatif yaitu untuk

mendeskripsikan kondisi Kawasan Masceti sesuai dengan prinsip pariwisata

berbasis kerakyatan dalam pengembangannya. Analisis SWOT digunakan untuk

menganalisis lingkungan internal dan eksternal dalam merumuskan strategi

alternatif dalam pengembangan kawasan Masceti sebagai objek wisata alam.

Pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Teori yang digunakan

Page 13: unud-215-550711293-tesis 1-3

13

yaitu teori perencanaan, teori perubahan budaya dan teori adaptasi. Hasil

penelitiannya menunjukkan pengembangan Kawasan pantai Masceti berada pada

posisi baik dan berpotensi untuk dikembangkan sebagai objek wisata alam, namun

pengembangannya belum berlandaskan prinsip pariwisataa berbasis masyarakat.

Pelitian Arsana tersebut dapat diambil sebagai acuan dan memiliki

persamaan dalam penelitian ini yaitu analisis data yang digunakan adalah analisis

SWOT, serta cara pengambilan sampelnya dengan metode Purposive Sampling

dan menggunakan teori perencanaan, pengembangan sumber alam belum optimal,

dll. Perbedaannya adalah pada lokasi penelitian, penelitian ini tidak

mencantumkan prinsip pengembangan yang berbasis kerakyatan, perumusan

strategi alternatif dan tidak menggunakan teori adaptasi dan teori budaya.

Berdasarkan dari penelitian Arsana tersebut diharapkan dapat dijadikan sebagai

acuan untuk mengembangkan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik

wisata di Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat.

Sonder (2009) Dalam Penelitiannya ”Pengembangan Kawasan Pariwisata

Pantai Lasiana Menuju Pariwisata Berkelanjutan Di Kota Kupang” mengatakan

bahwa kawasan pariwisata pantai Lasiana telah dekembangkan oleh Pemereintah

Provinsi dengan pembangunan sarana dan prasarana wisata sejak tahun 1986,

namun kondisinya banyak yang rusak. Penelitian ini bertujuan untuk : (1)

Mengetahui Kondisi Kawasan Pariwisata Pantai Lasiana Berdasarkan Prinsip

Pariwisata Berkelanjutan; (2) Mengetahui Partisipasi Para Pemangku Kepentingan

( Stakeholders) Dalam Pengembangannya; (3) Mengetahui Kondisi Lingkungan

Page 14: unud-215-550711293-tesis 1-3

14

Internal Dan Eksternal Kawasan Pariwisata Pantai Lasiana, dan (4) Merumuskan

Strategi Dan Program Pengembangan Menuju Pariwisata Berkelanjutan.

Beberapa konsep yang digunakan dalam penelitian Sonder yaitu konsep

strategi, pengembangan pariwisata, kawasan pariwisata, konsep pembangunan

pariwisata berkelanjutan dan pembangunan pariwisata berasis masyarakat.

Dengan beberapa teori yang mendukung yaitu teori perencanaan, siklus hidup

destinasi wisata dan teori partisipasi yang menekankan pentingnya partisipasi

seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan kawasan

pariwisata pantai Lasiana.

Hasil penelitia Sonder menunjukkan kondisi Pantai Lasiana dilihat

berdasarkan prinsip pariwisata berkelajutan dalam pengembangnya belum

optimal. Hal tersebut dapat dilihat pada dimensi ekonomi, wisatawan belum

merasa puas terhadap pengembangan pariwisata dan pengeluaran mereka belum

optimal, sedangkan dari penyedia jasa belum ada distribusi pendapatan yang adil,

belum mampu meningkatan kesempatan kerja masyarakat dan baru mampu

menambah sedikit peluang usaha bagi masyarakat. Dimensi ekologi,

menunjukkan produk yang dimanfaatkan wisatawan masih ramah lingkungan,

sedangkan dari penyedia jasa sudah upaya pemerintah dalam pengelola limbah,

konservasi lingkungan dengan penanaman pohon bakau. Dimensi sosial,

menunjukkan kepedulian sosial mereka masih kurang karena interaksi dengan

masyarakat terbatas dan juga komsumsi mereka terhadap produk masih rendah,

sedangkan dari penyedia jasa dalam pengembangan belum melibatkan pemangku

kepentingan secara aktif. Dimensi budaya, menunjukkan pembangunan sarana

Page 15: unud-215-550711293-tesis 1-3

15

wisata tidak optimal mencerminkan arsitektur bangunan masyarakat Nusa

Tenggara Timur.

Strategi umum dalam pengembangan kawasan pariwisata Pantai Lasiana

adalah strategi tumbuh ( Growth Strategy) khususnya strategi tumbuh dan bina

(grow and build) melalui konservasi via integrasi horizontal. Strategi-strategi yang

dapat diterapkan adalah strategi pengembangan produk, pengembangan pasar dan

penetrasi pasar. Strategi alternatif pengembangan kawansan pariwisata Pantai

Lasiana menuju pariwisata berkelanjutan adalah strategi pengembangan produk

yang berkelanjutan, strategi pengembangan sarana dan prasarana pokok maupun

penunjang pariwisata, strategi pengembangan dan penetrasi pasar, strategi

peningkatan keamanan dan kenyamanan, strategi pembentukan lembaga pengelola

dan pengembangan sumber daya manusia.

Dari beberapa uraian peneliti tersebut, keterkaitan penelitian yang

dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dengan penelitian yang akan dilakukan

terdapat kesamaan dan perbedaan, persamaannya yaitu, pada topik penelitian

membahas tentang pengembangan sebagai daya tarik wisata, serta memiliki

permasalahan yang hampir sama. Sedangkan perbedaannya yaitu pada penyajian

analisis data, lokasi penelitian yang akan diteliti, perbedaan beberapa konsep

maupun teori yang digunakan, perbedaan alur pikir model penelitian, serta

pembahasan hasil penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu analisis deskiriptif kualitatif dan analisis SWOT, beberapa konsep dan teori

juga memiliki persamaan, yaitu teori perencanaan serta penentuan informan

dengan purposive sampling.

Page 16: unud-215-550711293-tesis 1-3

16

2.2 Konsep

2.2.1 Strategi

Menurut Rangkuti, (2005:3) strategi merupakan alat untuk mencapai

tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang.

Hal ini dapat titunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama

30 tahun terakhir. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dalam perkembangan tersebut

berikut ini:

a. Chandler (1962) strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan

perusahaan dalam kaitannya dengan jangka panjang, program tindak lanjut,

serta prioritas alokasi sumber daya.

b. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965), strategi merupakan alat

untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus

strategi adalah memutuskan apakah bisnis trsebut ada atau tidak ada.

c. Argyris (1985), Mintzbertg (1979), Steiner dan Miner (1977), strategi

merupakan respon-secara terus memerus maupun adaptif-terhadap peluang

dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat

mempengarushi organisasi.

d. Porter (1985), strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai

keunggulan bersaing.

e. Andrews (1985), Chaffe (1985), strategi adalah kekuatan motivasi untuk

stakeholders, seperti debtholders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas,

pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak

langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua

tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Page 17: unud-215-550711293-tesis 1-3

17

f. Hamel dan Prahalad (1995), strategi merupakan tindakan yang bersifat

incremental (senantiasa meningkat) terus menerus dan dilakukan berdasarkan

sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa

depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari ”apa

yang dapat terjadi”, bukan dimulai dari ”apa yang terjadi”. Terjadinya

kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan

kompetensi inti (corecompetencies). Perusahaan perlu mencari kompetensi inti

di dalam bisnis yang dilakukan.

Menurut Yoeti (1996:164) pengertian strategi harus dibedakan dengan

pengertian taktik. Strategi diperlukan agar suatu perencanaan dapat dilaksanakan

secara praktis dan spesifik mungkin, maka didalamnya harus mencakup

pertimbangan dan penyesuaian terhadap reaksi-reaksi orang dan pihak yang

dipengaruhi, dalam hal demikian diperlukan suatu strategi yang dapat membantu

perencanaan yang telah dibuat.

Konsep strategi dimaksudkan adalah bagaimana membuat langkah awal

suatu perencanaan atau taktik-taktik apa saja yang akan dilakukan dalam

merencanakan, merumuskan kebijakan dalam pengelolaan maupun

pengembangan kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten

Sambas Provinsi kalimantan Barat.

2.2.2 Kebijakan Pemerintah

Kebijakan ( policy ) merupakan arah atau tuntunan dalam pelaksanaan

suatu kegiatan oleh suatu pemerintah yang diekspresikan dalam sebuah

pernyataan umum mengenai tujuan yang ingin dicapai, yang menuntun tindakan

Page 18: unud-215-550711293-tesis 1-3

18

dari para pelaksana, baik di pemerintahan maupun di luar pemerintahan, dalam

mewujudkan harapan yang telah ditetapkan tersebut. Istilah kebijakan (policy) dan

perencanaan (planning) berkaitan erat. Perencanaan menyangkut strategi sebagai

implementasi dari kebijakan. Perencanaan merupakan prediksi dan oleh

karenanya memerlukan beberapa pemikiran persepsi akan masa depan. Walau

prediksi dapat diturunkan dari observasi dan penelitian, namun demikian juga

sangat tergantung pada tata nilai. Perencanaan seharusnya mengandung informasi

yang cukup untuk pengambilan keputusan. Perencanaan merupakan bagian dari

keseluruhan proses perencanaan-pengambilan keputusan pelaksanaan. ( Pitana &

Diarta, 2009: 106).

Pengertian kebijakan terdapat penekanan pada koordinasi dari berbagai

organisasi dan instansi yang terlibat dlam penyediaan pelayanan, perencanaan,

pengembangan, dan manajemen pariwisata. Menurut Pitana dan Diarta

(2009:110), proses implementasi kebijakan pariwisata memerlukan beberapa

tahapan, yaitu sebagai berikut:

1. Mengevaluasi potensi pasar

Hal ini merupakan proses cepat untuk mengidentifikasi pasar potensial dan

memuaskan penanam modal bahwa terdapat pasar potensial yang

menyebabkan proses selanjutnya layak dilakukan.

2. Memilih lokasi yang cocok

Pemilihan lokasi yang cocok harus dilakukan dengan hati-hati dan dikaitkan

dengan ketersediaan infrastuktur seperti ketersedian jalan, listrik, air atraksi

Page 19: unud-215-550711293-tesis 1-3

19

wisata yang tersedia, dan pesaing. Keberadaan proyek harus dapat

memanfaatkan keunggulan destinasi lokal untuk menarik calon konsumen.

3. Mengidentifikasi pemain kunci (stakeholders)

Pengusaha harus melakukan kontak dengan petugas lokal yang terkait untuk

memastikan tidak ada masalah yang menyangkut apa yang boleh dan apa yang

tidak boleh terkait dengan rencana pembangunan fasilitas pariwisata.

Disamping itu juga perlu dijalin komunisi dengan masyarakat lokal, biro

hukum , arsitek, termasuk competitor.

4. Melakukan studi fisibilitas pasar dan keuangan

Studi yang dilakukan untuk menguji viability proyek yang akan dilakukan.

Hal ini menyangkut riset permintaan dan penawaran serta riset financial. Hal

ini merupakan proses yang panjang, melibatkan trend atau kecendrungan

secara ekonomi nasional, keragaman pariwisata nasional secara keseluruhan,

serta proyeksi masyarakat lokal akan keberadaan proyek. Studi ini akan

mengidentifikasi tipe proyek pariwisata tersebut, seberapa banyak, dari mana

mereka datang, kapan akan datang, dan seterusnya.

Pelaku pariwisata yang tak kalah penting juga adalah pemerintah.

Permerintah mempunyai peranan penting dan mempunyai otoritas atau

kewenangan dalam mengatur, menyediakan dan peruntukan infrastruktur yang

terkait dengan keutuhan pariwisata. Selain itu pemerintah juga bertanggung jawab

dalam menentukan arah yang dituju dalam perjalanan pariwisata. Kebijakan

makro yang ditempuh permerintah merupakan panduan bagi stakeholder yang lain

di dalam memainkan peran masing-masing (Janianton & Weber : 21).

Page 20: unud-215-550711293-tesis 1-3

20

Beberapa peran mutlak menjadi tanggungjawab permerintah adalah

sebagai berikut:

1. Penegasan dan konsistensi tentang tata-guna lahan pengembangan

kawasan wisata, termasuk kepastian hak kepemilikan system penyewaan, dan

sebagainya.

2. Perlindungan lingkungan alam dan cagar budaya untuk mempertahankan

daya tarik objek wisata, termasuk aturan pemanfaatan sumberdaya lingkungan

tersebut.

Kebijakan pemerintah terkait dengan pembangunan pariwisata, adalah

salah satu faktor yang memiliki peran yang sangat penting. Menurut Pendit

(2006:11) ada landasan prinsip-prinsip dasar pelaksanaan pariwisata yang disebut

dasa sila yang terdiri dari atas : kebijakan pemerintah, perasaan ingin tahu, sifat

ramah tamah, jarak dan waktu, atraksi, akomodasi, pengangkutan, harga-harga,

publisitas dan promosi, dan kesempatan belanja. Politik pemerintah dalam kaitan

dengan dasa sila tersebut dapat diartikan sebagai kebijakan pemerintah yang

merupakan arahan tentang garis-garis besar pelaksanaan pembangunan pariwisata

yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah bersama-sama dengan segenap

komponen masyarakat.

2.2.3 Pengembangan Kawasan Pariwisata

Pengembangan kawasan pariwisata merupakan bagian kegiatan ekonomi

yang multi dimensional tidak hanya mempunyai tujuan akhir berupa output

ekonomi atau nilai finansial yang diperoleh tetapi juga menyangkut persoalan

sosial, agama, budaya dan keamanan yang bahkan menjadi ruh pariwisata untuk

Page 21: unud-215-550711293-tesis 1-3

21

dieksploitasi menjadi daya tarik wiasata yang mempunyai daya jual tinggi. Di sisi

lain pengembangan pariwisata berada pada area tatanan wilayah administrasi

Pemerintahan Daerah yang memiliki otoritas dan otonomi daerah yang

mempunyai implikasi luas terhadap pengembangan pariwisata. Pengembangan

potensi wisata akan terjadi saling ketergantungan antara daerah yang satu dengan

daerah yang lain. Pariwisata yang diharapkan menjadi sub sektor andalan dalam

menyelesaikan krisis ekonomi, harus diarahkan kepada kesiapan menghadapi era

liberalisasi. Keunggulan pariwisata adalah karena pariwisata sudah menjadi

bagian dari peradaban manusia (growth within civilization). Seperti halnya

pembangunan pada umumnya, keberhasilan pembangunan pariwisata bergantung

pada keterpaduan sektor-sektor terkait (linked sectors) dan wilayah-wilayah

pengembangan terkait (linked regions) serta keterlibatan pihak-pihak tertentu

(stakeholders) secara sinergis. Sehingga kinerja kepariwisataan juga merupakan

potret dari kinerja antar-sektor, antar wilayah dan antar-stakeholder secara

simultan. ( www.jayinsanpariwisata.blogspot.com ).

Perencanaan Pengembangan kawasan pariwisata tidak terlepas dari adanya

sebuah kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah maupun swasta yang berkerjasama

untuk membangun dan mengelola tempat wisata sebagai daya tarik wisata yang

bertujuan untuk menarik perhatian wisatawan maupun menambah kunjungan

wisatawan ke tempat wisata tersebut. Rencana disusun dengan maksud untuk

mengatasi persoalan yanga ada dan menghindari persoalan yang diperkirakan

akan muncul di kemudian hari sebagai konsekwensi dari pelaksanaan rencana. Di

dalamnya mengandung berbagai langkah kebijakan dalam upaya mengatasi

Page 22: unud-215-550711293-tesis 1-3

22

persoalan masa kini dan upaya mencegah munculnya persoalan yang tidak

dikehendaki di kemudian hari. Rencana pengembangan kepariwisataan adalah

upaya untuk meningkatkan peran pariwisata dengan maksud dan tujuan yang

harus tetap berada dalam bingkai RTRW sedemikian rupa sehingga hasil akhirnya

adalah mensejahterakan masyarakat keseluruhan, terutama masyarakat daerah dan

obyek pembangunan harus berimbas positif bagi kehidupan dan penghidupan

masyarakat secara keseluruhan( Warpani & Indira, 2007:161 ).

Tujuan pengembangan pariwisata tidak lain adalah upaya mendukung baik

tujuan pembangunan daerah yang lebih luas maupun tujuan pembangunan

nasional, sehingga harus dapat “dibaca” sebagai kebijakan yang saling

menunjang. Kebijakan yang tertuang di dalam rencana hendaknya mencerminkan

keterlibatan masyarakat dalam setiap aspek khususnya yang menyangkut hajat

hidup masyarakat. Pengembangan pariwisata hendaknya bermuara pada

mensejahterakan masyarakat.

Perencanaan pengembangan pariwisata harus diintegrasikan dengan

perencanaan dan pegembangan secara keseluruhan, supaya perencanaan

pengembangan pariwisata benar-benar epektif, sehingga keseimbangan

pengembangan atau pembangunan dapat dicapai dan dipertahankan. Perencanaan

pariwisata bearti pengorganisasian searta menyeluruh pengembangan atau

pembangunan fasilitas-fasilitas pariwisata, sehingga fasilitas-fasilitas itu secara

epektif dapat memenuhi tugas-tugas sebagaimana mestinya. Dengan demikian

perencanaan pariwisata merupakan bagian dari pengembangan atau pembangunan

seluruhnya dan dapat menggunakan sumber-sumber kekayaan alam, kemampuan

Page 23: unud-215-550711293-tesis 1-3

23

manusia, secara sumber-sumber keuangan dengan sebaik-baiknya (Muljadi,

2009:67-68).

Dampak positif secara ekonomi pembangunan pariwisata yang terlihat

dengan perkembangan perolehan devisa negara tersebut juga menyisakan banyak

dampak negatif terhadap lingkungan alam dan sosial budaya masyarakat. Oleh

karenanya pembangunan pariwisata harus mempunyai sasaran yang jelas untuk

meminimalkan dampak negatif pembangunan pariwisata nasional maupun daerah.

2.2.4 Daya Tarik Wisata

Daya tarik wisata yang dimiliki suatu destinasi pariwisata atau daerah

tujuan wisata (DTW), yakni sesuatu yang dapat dilihat, misalnya pemandangan

alam, peninggalan purbakala, pertunjukan, atau sesuatu yang dapat dilakukan,

misalnya rekreasi, olahraga, meneliti, atau sesuatu yang dapat dibeli, yakni

barang-barang unik atau cendramata, atau sesuatu yang dapat dinikmati,

misalnnya seperti udara sejuk bebas dari pencemaran, pelayanan atau sesuatu

yang dapat dimakan misalnya makanan atau minuman khas daerah/negara.

Artinya, daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memicu seseorang dan/atau

sekelompok orang mengunjungi suatu tempat karena sesuatu itu memiliki makna

tertentu, misalnya: lingkungan alam, peninggalan atau tempat sejarah, peristiwa

tertentu ( Warpani & Indira, 2007:45 ).

Menurut Muljadi (2009:57-59), Pengusahaan daya tarik wisata meliputi

kegiatan membangun dan mengelola daya taik wisata beserta sarana yang

diperlukan atau kegiatan mengelola daya tarik wisata yang telah ada. Pengusahaan

daya tarik wisata (ODTW) terdiri dari:

Page 24: unud-215-550711293-tesis 1-3

24

1. Pengusahaan Daya Tarik Wisata Alam

Pengusahaan ini merupakan usaha pemanfaatan sumber daya alam dan tata

lingkungannya yang telah ditetapkan sebagai daya tarik wisata untuk dijadikan

sarana wisata. Kegiatan pengusahaan daya tarik wisata alam meliputi:

a. Pembangunan prasarana dan sarana pelengkap beserta fasilitas pelayanan

lain bagi wisatawan.

b. Pengelolaan daya tarik wisata alam, termasuk prasarana dan sarana yang

ada.

c. Penyediaan sarana dan fasilitas bagi masyarakat disekitarnya untuk

berperanserta dalam kegiatan pengusahaan daya tarik wisata alam.

2. Pengusahaan Daya Tarik Wisata Budaya

Pengusahaan daya tarik wisata budaya merupakan usaha pemanfaatan seni

budaya bangsa yang telah dilengkapi sebagai daya tarik wisata,untuk dijadikan

sarana wisata. Kegiatan pengusahaan daya tarik wisata budaya meliputi:

a. Pembangunan daya tarik wisata, termasuk penyediaan sarana, prasarana

dan fasilitas pelayanan lain bagi wisatawan.

b. Pengelolaan daya tarik wisata, termasuk sarana dan prasarana yang ada.

c. Penyelenggaraan pertunjukan seni budaya yang dapat member nilai

tambah terhadap daya tarik wisata serta memberikan manfaat bagi

masyarakat di sekitarnya.

3. Pengusahaan Daya Tarik Wisata Minat Khusus

Pengusahaan daya tarik wisata minat khusus merupakan usaha

pemanfaatan sumber daya alam dan atau seni budaya bangsa untuk dijadikan

Page 25: unud-215-550711293-tesis 1-3

25

sasaran wisata bagi wisatawan yang mempunyai minat khusus. Kegiatan

pengusahaan daya tarik wisata minat khusus meliputi:

a. Pembangunan dan pengelolaan prasarana dan sarana serta fasilitas

pelayanan bagi wisatawan di lokasi objek dan daya tarik wisata

b. Penyediaan informasi mengenai daya tarik wisata secara lengkap,

akurat, dan mutakhir.

Menurut Page, (dalam penelitian Damayanti 2009), daya tarik wisata

dibagi menjadi beberapa kategori yaitu:

1. Sumber-sumber alam seperti laut dan pantai

2. Sumber-sumber buatan manusia, berupa bangunan yang berada di atas

daya tarik wisata

3. Kegiatan-kegiatan khusus (spesial event) seperti festival, atau kegiatan

olah raga misalnya olimpiade, dan sebagainya.

UU No 10 Tahun 2009 memaparkan daya tarik wisata adalah segala

sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa

keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi

sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.

2.2.5 Danau Sebedang

Danau adalah satu bentuk ekosistem yang menempati daerah yang relative

kecil pada permukaan bumi disbanding dengan habitat laut dan daratan. Bagi

manusia kepentingannya jauh lebih bearti dibandingkan dengan luas daerahnya.

Keberadaan ekosistem danau memberikan fungsi yang menguntungkan bagi

Page 26: unud-215-550711293-tesis 1-3

26

kehidupan manusia ( rumah tangga, industri, dan pertanian ). Beberapa fungsi

danau secara ekosistem adalah sebagai berikut.

1. Sebagai sumber plasma nutfah yang berpotensi sebagai penyumbang

bahan genetik.

2. Sebagai tempat berlangsungnya siklus hidup jenis flora atau fauna yang

khas.

3. Sebagai sumber air yang dapat digunakan langsung oleh masyarakat

sekitarnya (rumahtangga, industri dan pertanian).

4. Sebagai tempat penyimpanan kelebihan air yang berasal dari air hujan,

aliran permukaan sungai-sungai atau dari sumber-sumber air bawah tanah.

5. Memelihara iklim mikro, di mana keberadaan ekosistem danau dapat

mempengaruhi kelembapan dan curah hujan setempat.

6. Sebagai sarana transportasi untuk memindahkan hasil-hasil pertanian dari

tempat satu ke tempat lainnya.

7. Sebagai penghasil energy melalui PLTMH.

8. Sebagai sarana rekreasi dan daya tarik wisata. ( Sumber

DISPORABUDPAR)

Kalimantan Barat memiliki dua buah danau yang dijadikan sebagai tempat

wisata yaitu Danau Sentarum dan Danau Sebedang. Danau Sebedang merupakan

salah satu daya tarik wisata andalan Kabupaten Sambas , Danau Sebedang ini

terletak di Desa Sempalai Sebedang Kecamatan Sebawi Kabupaten Sambas

.Danau Sebedang ini juga menjadi tempat sumber air bersih bagi penduduk

beberapa Kecamatan di Sambas dan juga menyimpan berbagai kekayaaan

Page 27: unud-215-550711293-tesis 1-3

27

ekosistem, keberadaan danau ini dikenal sejak dulu olehn masyarakat setempat

maupun masyarakat umum. Dulunya danau ini adalah tempat peristirahatan

favorit Sultan Sambas beserta keluarganya.

Luas danau ini mencapai 1 km2 dan± 65 Ha keseluruhan kawasan daratan

dikeliling oleh perbukitan yang memiliki ketinggian sekitar 400 meter di atas

permukaan laut. Letaknya di Desa Sempalai Sebedang, Kecamatan Sambas,

Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, atau tepatnya sekitar 202 kilometer dari

Kota Pontianak dengan transportasi darat.

Danau Sebedang ini merupakan danau terbesar yang ada di pesisir

Kalimantan Barat. Keunikan dari danau ini adalah memiliki pepohonan yang

rimbun serta perbukitan yang mengeliling kawasan danau. Di sekitar Danau

Sebedang terdapat kawasan hutan lindung berupa perbukitan di sebelah timur dan

selatannya. Keberadaan kawasan lindung ini sudah ditetapkan dalam SK Bupati

No. 351 Tahun 1994).

Di sekitar Kawasan Danau Sebedang juga terdapat makam keramat yaitu

makam Bujang Nadi dan Dara Nandung berserta perkuburan etnis Cina. Selain itu

dipinggiran Danau ini terdapat berbagai fasilitas wisata berupa warung atau rumah

makan, kafe-kafe serta beberapa tempat penginapan dan rumah tinggal

masyarakat.(http://www.kidnesia.com/Kidnesia/Indonesiaku/Propinsi/Kalimantan-

Barat/Tempat-Menarik/Danau-Sebedang)

2.3 Landasan Teori

Untuk melakukan pengkajian terhadap permasalahan di dalam penelitian

ini maka diperlukan berbagai teori yang relevan sebagai landasan dalam

Page 28: unud-215-550711293-tesis 1-3

28

penentuan kebijakan pemerintah Kabupaten dalam pengembangan daya tarik

wisata yang sesuai dengan obyek penelitian yaitu Kawasan Danau Sebedang di

Kabupaten Sambas.

Berikut ini akan dikemukakan teori-teori yang memiliki relevansi dengan

penelitian ini.

2.3.1 Teori Perencanaan

Perencanaan mengandung prediksi dari suatu kegiatan ganda dan menuju

ke keterpaduan pembangunan. Rencana mencakup faktor-faktor sosial, budaya,

ekonomi, politik, fisik dan teknis, dengan memperhatikan keadaan masa lampau,

kini, dan perkiraan keadaan yang akan datang, serta factor-faktor penentu

perkembangan. Pada dasarnya rencana adalah mempengaruhi factor-faktor

perkembangan sedemikian rupa agar perkembangan bergerak menuju kearah yang

dikehendaki. Di dalam perencanaan ini termasuk perencanaan kepariwisataan

perlu dipahami perihal kebutuhan di satu sisi serta pemahaman cara pemenuhan

kebutuhan tersebut di sisi lain (Warpani & Indira, 2007:158).

Menurut Mill (2000) dalam, (Smith & Robinson, 2006) bila tidak ada

perencanaan pada suatu tempat wisata dapat berakibat negatif pada tempat

tersebut. Akibat ter sebut dapat berupa: (1) kerusakan atau perubahan permanen

lingkungan fisik, (2) kerusakan atau perubahan permanen kawasan-kawasan

historis/budaya dan sumber-sumber alam, (3) terlalu banyak orang dan kemacetan.

(4) adanya pencemaran, dan (5) masalah-masalah lalu lintas.

Sujarto ( 1986 ) dalam Paturusi( 2008:7) mendefinisikan perencanaan

sebagai usaha untuk memikirkan masa depan (cita-cita) secara rasional dan

Page 29: unud-215-550711293-tesis 1-3

29

sistematik dengan cara memanfaatkan sumber daya yang ada serta memperhatikan

kendala (constrain) dan keterbatasan (limitation) seefisien dan seefektif mungkin.

Oleh karena itu suatu perencanaan menjadi baik, maka seorang perencana setidak-

tidaknya harus memiliki pengetahuan yang cukup di bidangnya, keterampilan

yang memadai serta perilaku dan kepribadian yang baik.

Perencanaan adalah pemikiran tentang keadaan dasar organisasi mengenai

penentuan bagaimana seharusnya organisasi berposisi untuk menghadapi

lingkungannya, dan bagaimana akan memanfaatkan kekuatan-kekuatannya serta

bagaimana pula akan mengahadapi tantangan dan kesempatan yang ditimbulkan

oleh lingkungannya David R. Hampton, dan George a Steiner berpendapat bahwa

Perencanaan strategi adalah suatu proses identifikasi kesempatan (opportunities)

dan tantangan (threats) disamping diupayakannya berbadgai data untuk dasar

keputusan perusahaan yang lebih baik guna memanfaatkan kesempatan &

mengatasi tantangan yg ada.

(http://www.oppapers.com/essays/Teori-Perencanaan/365673)

Weaver dan Opperman, dalam Pitana (2005:44), perencanaan,

pengembangan dan pemasaran suatu destinasi wisata memerlukan kerjasama dan

koordinasi berbagai pihak: pejabat pemerintah, perencana fisik, atsitek, analis

finansial, investor, pakar ekonomi, sosiolog, arkeolog, dan elemen yang terkait

didalamnya.

Rangkuti (2005:3) mengatakah bahwa suatu perusahaan dapat

mengembangkan strategi untuk mengatasi ancaman eksternal dan merebut

peluang yang ada. Proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi itu

Page 30: unud-215-550711293-tesis 1-3

30

disebut perencanaan strategis. Tujuan utama perencanaan strategis adalah agar

perusahaan dapat melihat secara obyektif kondisi-kondisi internal dan eksternal,

sehingga perusahaan dapat mengantisipasi perubahan lingkungan eksternal.

Perencanaan strategis penting untuk memperoleh keunggulan bersaing dan

memiliki produk yang sesuai dengan keinginan konsumen dengan dukungan yang

optimal dari sumber daya yang ada

Suatu perencanaan bila dilakukan dengan baik tentu akan memberikan

manfaat yang sebesar-besarnya dan dapat mengurangi resiko lebih kecil.

Perencanaan dalam pengembangan pariwisata dimaksudkan agar perkembangan

pariwisata dapat dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan, baik itu ditinjau dari

segi ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup. Begitu juga halnya dengan

pengembangan Kawasan Danau Sebedang, Pemerinth Kabupaten harus membuat

perencanaan dan membuat kebijakan maupun strategi yang benar-benar

bermanfaat bagi kegiatan pariwisata demi menunjang membangkitkan ekonomi,

yang tentunya diharapkan dengan adanya perencanaan pengembangan kawasan

Danau Sebedang tersebut dapat merubah tingkat sosial masyarakat setempat

tampa merubah budaya dan mengekalkan budaya leluhur mereka.

2.3.2 Teori Siklus Hidup Destinasi

Destinasi berjalan menurut siklus evolusi yang terdiri dari tahap

pengenalan (introduction), pertumbuhan (growth), pendewsaan (maturity),

penurunan (decline), dan peremajaan (rejuvenation). Tujuan dari penggunaan

model siklus hidup destinai (destination Lifecycle model) adalah sebagai alat

untuk memahami evoslusi dari produk dan destinasi pariwisata. Model siklus

Page 31: unud-215-550711293-tesis 1-3

31

hidup destinasi ini ditententukan oleh keputusan strategis manajemen dan sangat

tergantung pada faktor eksternal, seperti kompetisi, pengembangan produk

subsitusi atau sejenis, perubahan selera konsumen dan regulasi pemerintah.

(Pitana 2009:131). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Tabel 2.1

Tabel 2.1 Siklus Hidup Destinasi

NO Tahapan Siklus Keterangan1 Exploration Kunjungan terbatas dan sporadic dari orang ingin bertualang.

Terjadi kontak yang intensif dengan penduduk lokal dan menggunakan fasilitas yang dimiliki penduduk dengan dampak social dan ekonomi sangat kecil

2 Involment Meningkatnya pengunjung yang mendorong penduduk lokal menawarkan fasilitas secara ekslusif kepada pengunjung. Kontak dengan penduduk lokal tetap tinggi dan beberapa darimereka mulai menyesuaikan pola sosialnya untuk mengakomodasi perubahan kondisi ekonomi akibat keberadaan wisatawan. Promosi destinasi wisata mulai diinisiasi.

3 Development Investor luar mulai tertarik untuk menanamkan modalnya guna membangun berbagai fasilitas pariwisata di destinasi tersebut seiring dengan berkembangnya pemasaran destinasi. Aksesibilitas mengalami perbaikan, advertising semakin intensif dan fasilitas lokal mulai diisi dengan fasilitas modern dan terbaru. Hasilnya adalah semakin menurunnya partisipasi dan control oleh penduduk lokal. Atraksi buatan mulai muncul, khusus diperuntukan wisatawan. Tenaga kerja dan fasilitas import mulai dibutuhkan untuk mengantisipasi pertumbuhan pariwisata yang begitu cepat.

4 Consolidation Porsi terbesar dari ekonomi lokal berhubungan dan bersumber dari pariwisata. Level kunjungan tetap meningkat umum dengan rata-rata kenaikan yang semakin menurun. Usaha pemasaran semakin diperluas untuk menarik wisatawan yang bertempat tingal semakin jauh dari sebelumnya. Fasilitas yang sudah tua sekarang menjadi ketinggalan zaman dan kurang diminati.

5 Stagnation Kapasitas maksimal dari faktor penunjang telah tercapai batas maksimum atau, menyebabkan masalah ekonomi, sosial dan lingkungan. Jumlah puncak kunjungan wisata tercapai. Atraksi buatan menggantikan atraksi alam dan budaya, dan destinasi tidak lagi menarik.

6 Post-stagnation

1. Decline Wisatawan tertarik dengan destinasi lain yang baru. Fasilitas pariwisata digantikan oleh fasilitas non pariwisata. Atraksi wisatawan menjadi semakin kurang menarik dan fasilitas pariwisata menjadi kurang bermanfaat. Keterlibatan masyarakat lokal mungkin meningkat seiring dengan penurunan pasar wisatawan. Daerah destinasi menjadi terdegradasi kualitasnya, kumuh dan fasilitasnya tidak berfungsi sebagaimana mestinya sebagai penunjang aktivitas pariwisata.

2. Rejuvenation Terjadi perubahan dramatis dalam penggunaan dan pemanfaatan sumber daya pariwisata. Terjadi penciptaan seperangkat atraksi wisata artificial baru atau penggunaan sumber daya alam yang tidak tereksploitasi sebelumnya.

Sumber: Butler (1980, dalam Pitana 2009 :132)

Page 32: unud-215-550711293-tesis 1-3

32

Berdasarkan teori tersebut, maka Kawasan Danau Sebedang saat ini dapat

dimasukkan pada tahap penemuan (exploration) dan Pengembangan

(development). Hal tersebut ditandai oleh Kawasan Danau Sebedang ini sudah

dikenal sejak lama dan adanya kunjungan dari wisatawan, fasilitas-fasilitas yang

ada sudah tidak kondusif lagi, tata ruang kawasan tidak memadai (aktivitas wisata

tertumpu pada bagian utara-timur), oleh sebab itu perlunya pengembangan

kawasan ini menjadi lebih baik yaitu dengan menetapkan strategi kebijakan apa

yang tepat dalam pengembangan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di

Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat.

2.4 Model Penelitian

Untuk menjawab permasalahan yang telah dirumuskan, diperlukan

kerangka konsep dan atau model penelitian yang dapat dijadikan kerangka kerja

di dalam penelitian ini. Alur pikir dari model penelitian ini berawal dari adanya

potensi-potensi danau sebedang sebagai daya tarik wisata serta ketertarikan

wisatawan untuk berkunjung ke Danau Sebedang, oleh karena itu Pemerintah

Kabupaten juga mempunyai keinginan untuk mengembangkan Danau Sebedang

sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas. Hanya saja belum adanya data

tercatat dari berapa banyak jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke kawasan

tersebut. Hal ini sulit untuk mengetahui secara pasti berapa banyak jumlah

wisatawan yang berkunjung. Untuk mengetahui persoalan tersebut, Pemerintah

Kabupaten berkeinginan untuk merumuskan beberapa strategi kebijakan dalam

pengembangan Kawasan Danau Sebedang.

Page 33: unud-215-550711293-tesis 1-3

33

Dari berbagai macam masalah yang di dapat, secara khusus peneliti ingin

menjawab beberapa permasalahan dengan rumusan masalah seperti ; (1)Upaya

apa saja yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Sambas dalam mengembangkan

Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas

Kalimantan Barat? (2) Faktor-faktor apa saja yang menghambat dan mendukung

Pemerintah Kabupaten Sambas dalam mengembangkan Kawasan Danau

Sebedang sebagai daya tarik wisata di sambas? (3) Bagaimana strategi

pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten

Sambas Kalimantan Barat Provinsi Kalimantan Barat?

Dari ketiga perumusan masalah tadi akan dikaji dan di dasarkan dengan

beberapa konsep, teori serta akan dianalisis dengan metode Deskriptif Kualitatif

dan analisis SWOT, setelah itu ditemukan suatu hasil dan kemudian akan

direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Sambas sebagai sumbangan

atau masukan pemikiran bagi Pemerintah Kabupaten dalam mengembangkan

Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas

Kalimantan Barat. Untuk lebih jelasnya, alur penelitian ini akan digambarkan

dalam bentuk bagan penelitian. Model penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Pemerintah Kabupaten Sambas

Page 34: unud-215-550711293-tesis 1-3

34

-

-

Pengembangan Kawasan Danau Sebedang Sebagai Daya Tarik Wisata

Potensi Danau SebedangWisatawan

Upaya Yang Dilakukan Strategi Pengembangan

Faktor penghambat & Pendukung

KonsepStrategiKebijakan PemerintahPengembangan Kawasan WisataDaya Tarik WisataDanau Sebedang

TeoriTeori PerencanaanTeori Siklus Hidup Destinasi

Page 35: unud-215-550711293-tesis 1-3

35

Gambar 2.1 Model PenelitianKeterangan :

: Menunjukkan relasi / pengaruh: Menunjukkan hubungan timbal balik

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian dan masalah yang akan diteliti maka

metode penelitian yang akan digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif,

dimana data yang terkumpul akan disajikan dalam bentuk kata-kata atau berupa

paparan. Dalam penelitian ini, peneliti langsung memasuki objek penelitian

sehingga dapat mengumpulkan data-data yang aktual dan kemudian dianalisa dan

diinterpretasikan sehingga dapat dirumuskan strategi kebijakan yang tepat dalam

pengembangan Kawasan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten

Sambas Kalimantan Barat.

Berdasarkan penjelasan Neuman, 1977 dalam Sarjana, (2006 : 38) tentang

penelitian lapangan, maka pada penelitian ini penulis berinteraksi dengan

kelompok sosial di Kabupaten Sambas, seperti kalangan pemerintah, kelompok

masyarakat, swasta maupun wisatawan untuk mengetahui dan mempelajari

Hasil

Rekomendasi

Page 36: unud-215-550711293-tesis 1-3

36

kondisi sosial ekonomi serta masalah-masalah kepariwisataan Kabupaten Sambas.

Selanjutnya tahap-tahap penelitian ini di antaranya yaitu:

1. Membaca literatur-literatur terkait

2. Mencari akses/izin masuk ke lokasi penelitian

3. Masuk ke lokasi penelitian dan menjalin hubungan sosial dengan anggota

kelompok sosial

4. Mengamati, menyimak, dan mengumpulkan data-data penting

5. Mulai menganalisa data, membangun kerangka pemikiran

6. Melakukan wawancara dengan anggota-anggota kelompok yang diteliti

7. Melengkapi analisis dan menulis laporan.

3.2 Lokasi Penelitian

Penetapan lokasi penelitian sangat penting dalam rangka

mempertanggungjawabkan data yang diperoleh. Oleh karena itu maka lokasi

penelitian perlu ditetapkan terlebih dahulu. Dalam penelitian ini lokasi yang

dipilih adalah Danau Sebedang, yaitu terdapat di Desa Sebedang Sempalai,

Kecamatan Sebawi, Kabupaten Sambas Provinsi Kalimantan Barat, dimana

jaraknya tidak jauh ± 17 km dari jantung ibukota Kabupaten Sambas dan berjarak

sekitar 202 km dari ibu kota provinsi Pontianak. Batas administratif Kabupaten

Sambas yaitu, sebelah utara berbatasan dengan Serawak, Malaysia Timur, sebelah

selatan berbatasan dengan Kota Singkawang, sebelah barat berbatasan dengan

Laut Natuna, Samudera Pasifik, dan sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

Bengkayang, dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2

Kabupaten Sambas

Page 37: unud-215-550711293-tesis 1-3

37

Gambar : 3.1 Letak Kabupaten SambasSumber : BAPEDA Kabupaten Sambas

Lokasi Penelitian

Page 38: unud-215-550711293-tesis 1-3

38

Gambar 3.2 Lokasi Penelitian Danau SebedangSumber: BAPEDA

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk kalimat atau

uraian. Sementara itu. Data kuantitatif adalah jenis data yang dinyatakan dalam

bentuk angka (Nawawi, 2007 : 103). Dimana penelitian ini akan digunakan kedua

jenis data tersebut, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif .

Data kualitatif yang dimaksud mencakup informasi-informasi maupun

uraian-uraian yang relevan seperti data mengenai Danau Sebedang maupun Kota

Sambas serta peranan pemerintah dalam merumuskan kebijakan dalam

pengembangan Danau Sebedang maupun data yang lain yang didapat dari

informan langsung maupun sumber lain guna kelengkapan data yang diperlukan,

sedangkan data kuantitatifnya yang berupa angka-angka seperti jumlah penduduk

Kabupaten Sambas dan jumlah pengunjung yang datang ke danau ini.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi

dua, yaitu sumber data primer dan data skunder. Dimana sumber dara primer

adalah sumber data yang diperoleh langsung dari informan atau data yang telah

dikumpul dari responden yang ditentukan. Sumber data skunder yaitu sumber data

yang diperoleh tidak langsung yang telah ada atau data yang diperoleh dari

dokumen arsip resmi dari instansi yang terkait seperti peta geografis dan

demografis lokasi yang akan diteliti maupun dokumen seperti buku-buku koleksi

Page 39: unud-215-550711293-tesis 1-3

39

perpustakaan umum maupun pribadi, jurnal, brosur dan data yang diperoleh dari

pemerindah daerah Kabupaten Sambas.

3.4 Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:59), dalam pengumpulan data, alat atau

instrument penelitian menjadi sangat penting, agar data dapat dikumpulkan sesuai

keperluan. Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrument atau alat

penelitian terpenting adalah peneliti sendiri. Kualitas instrumen penelitian

berkenaan dengan validitas dan reliabilitas instrumen dan kualitas pengumpulan

data berkenaan dengan ketepatan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan

data. Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel dalam penelitian ini

digunakan beberapa instrumen penelitian yaitu pedoman wawancara untuk

wawancara mendalam dan alat bantu seperti kamera, pedoman wawancara, dan

notes untuk observasi.

3.5 Teknik Penentuan Informan

Metode yang digunakan dalam penentuan informan adalah metode

purposive, yaitu cara penentuan yang berdasarkan atas tujuan tertentu dan atas

pertimbangan peneliti. Informasi yang ditetapkan sesuai dengan penelitiannya dan

memiliki kriteria, yaitu (1) mereka yang mengetahui informasi sehubungan

dengan masalah yang diteliti; (2) mereka yang diterima oleh berbagai kelompok

yang terkait dengan pengembangan; dan (3) mereka yang memiliki pengetahuan

tentang pariwisata ( Mardalis, 2008).

Penentuan informan disini adalah tokoh-tokoh yang mengetahui dan

memahami informasi objek penelitian yang dilakukan, sehingga dapat

Page 40: unud-215-550711293-tesis 1-3

40

menemukan data yang diperlukan mengenai pengembangan Danau Sebedang

sebagai daya tarik di Kabupaten Sambas. Tokoh-tokoh tersebut, yaitu: Dinas

Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata (3), Sekretaris Camat (1), Kepala

Desa Sebedang (1), Sekretaris Desa (1), Ketua POKDARWIS (1), Tokoh

Masyarakat (2), Pengusaha Industri Pariwisata di sekitar Kawasan Danau

Sebedang (Pemilik Tempat Penginapan, Pemilik warung, rumah makan,

Kafe/Karaouke) sebanyak (7), Akademisi (3), wisatawan (10), untuk khusus

wisatawan dilakukan secara aksidental sampling( penentuan informan secara

kebetulan). Jumlah keseluruhan dari informan adalah 30 orang. Pemilihan

informen tersebut didasarkan atas pertimbangan tertentu yaitu orang yang

dianggap tahu tentang apa keberadaan Danau Sebedang.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Dalam setiap penelitian, disamping menggunakan metode yang tepat

diperlukan pula kemampuan memilih dan bahkan juga menyusun teknik

pengumpulan data yang relevan. Kecermatan dalam memilih dan menyususn

teknik pengumpulan data ini akan sangat mempengaruhi objektivitas hasil

penelitian (Nawawi, 2007: 100). Teknik pengumpulan data yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah : observasi, wawancara, Studi dokumen.

3.6.1 Observasi

Observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan

langsung dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yaitu

Page 41: unud-215-550711293-tesis 1-3

41

danau sebedang. Observasi ini juga dilakukan dengan pengamatan secara

langsung ke Danau Sebedag sehingga data yang diperoleh adalah data yang

aktual dan lebih komprehensif mengenai kondisi Danau Sebedang. observasi ini

diarahkan pada kegiatan wisata di Danau Sebedang dengan cara mengamati dan

mengikuti aktivitas tersebut, dibantu dengan field note menggunakan instrumen

kamera dan tape recorder. Fokus pengamatan meliputi: aktivitas wisatawan,

pelaku wisata dan masyarakat lokal.

3.6.2 Wawancara

Wawancara yaitu cara pengumpulan data dengan bertanya langsung

kepada responden sesuai dengan daftar pertanyaan yang telah dibuat yang

digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan . Wawancara digunakan

untuk menghimpun data sosial, terutama untuk mengetahui tanggapan, pendapat,

keyakinan, perasaan, motivasi dan kebijakan yang akan dibuat. Wawancara

sebagai teknik pengumpulan data dapat digunakan dalam tiga fungsi (Nawawi,

2007:118) yaitu (1) sebagai teknik pengumpul data dapat digunakan data utama

atau data primer, (2) sebagai teknik untuk melengkapi data yang tidak dapat

diperoleh dari hasil observasi, dan (3) sebagai alat pengukur atau pembanding

(kriterium) untuk menguji kebenaran, ketelitian dan ketepatan data yang diperoleh

dengan menggunakan teknik lain.

Dalam penelitian ini, akan digunakan teknik wawancara tidak terstruktur

(Unstructured interview) atau wawancara bebas. Pedoman wawancara yang akan

digunakan berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana peranan pemerintah daerah dalam

Page 42: unud-215-550711293-tesis 1-3

42

mengembangakan Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata ini, peneliti akan

mewancarai pihak-pihak yang mewakili berbagai tingkatan yang ada dalam objek

penelitian. Dimana responden yang akan diwawancarai adalah pemerintah daerah

yang terkait, akdademisi, tokoh masyarakat, pelaku pariwisata Danau Sebedang,

dan wisatawan yang berkunjung pada saat proses wawancara dilaksanakan.

3.6.3 Studi Dokumen

Teknik dokumen merupakan teknik memperoleh data dengan menpelajari

dokumen-dokumen yang berhubungan dengan apa yang akan diteliti. Dan teknik

ini juga adalah cara mengumpulkan data dari sumber-sumber tertulis, terutama

berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, jurnal-

jurnal, surat kabar, majalah dan lain sebagainya yang berhubungan dengan

penelitian yang ingin diteliti yaitu tentang strategi pengembangan kawasan Danau

Sebedang yang didapat dari pemerintah daerah sambas sebagai acuan dan

referensi dalam pelaksanaan penelitian ini.

3.7 Analisis Data

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, maka data yang terkumpul akan

diolah atau dianalis. Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

yaitu:

a. Analisis Deskriptif Kualitatif

Analisis data deskriptif kualitatif ini sifatnya tidak terlalu mengutamakan

makna, sebaliknya, penekanannya pada deksriptif menyebabkan format deskiptif

kualitatif lebih banyak menganalisis permukaan data, hanya memperhatikan

proses-proses kejadian suatu fenomena, bukan kedalaman data atau makna data.

Page 43: unud-215-550711293-tesis 1-3

43

Walaupun demikian, deskriptif-kualitatif mengadopsi cara berpikir induktif untuk

mengimbangi cara berpikir deduktif. Untuk lebih jelasnya alur dari analisis data

deskriptif kualitatif dapat dilihat dalam Gambar 3.3 model strategi analisis data

deskriptif kualitatif (Bungin, 2009:146).

Gambar 3.3 Model Strategi Analisis Data Deskriptif- KualitatifSumber : Diadaptasi Dari Bungin, (2009)

b. Analisis SWOT.

Analisis SWOT adalah kombinasi potensi internal (kekuatan dan

kelemahan) dan potensi eksternal (peluang dan ancaman) yang umum dan populer

digunakan merumuskan suatu rencana atau strategi atau program ( Rangkuti,

Klasifikasi Data

Kesimpulan Kategorisasi

Kesimpulan Cirri-ciri umum

Dalil

Hukum

Teori

DATA

DATA

DATA

Induktif Analitis

DATA

Page 44: unud-215-550711293-tesis 1-3

44

2005:19). Analisis SWOT membandingkan antara faktor-faktor internal yang

berupa kekuatan dan kelemahan dengan faktor-faktor eksternal, yang berupa

peluang dan ancaman. Kombinasi kedua faktor tersebut dapat dilihat pada Matrik

SWOT Tabel 3.1.

Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk menganalisis ke tiga

permasalahan dalam penelitian ini. Sedangkan analisis SWOT digunakan untuk

menganalisis rumusan masalah yang ketiga yaitu strategi pengembangan kawasan

Danau Sebedang sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Sambas Kalimantan

Barat.

Tabel 3.1Matrik Analisis SWOT

Matrik Analisis SWOT

Strength (S)Tentukan faktor kekuatan

Internal

Weakness (W)Tentukan faktor kelemahan

InternalOpportunity (O)

Tentukan faktor peluang Eksternal

Strategi SOCiptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WOCiptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T)Tentukan faktor ancaman Eksternal

Strategi STCiptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WTCiptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

Sumber : Diadaptasi dari Rangkuti (2005)

3.8 Penyajian Hasil Penelitian

Penyajian hasil analisis data dilakukan secara formal yaitu berupa tabel

dan informal disajikan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat verbal (dalam

bentuk naratif) sebagai sarananya dengan memakai ragam bahasa ilmiah.

Page 45: unud-215-550711293-tesis 1-3

45

Page 46: unud-215-550711293-tesis 1-3

46