Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

56
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan konstituen terbesar dalam tubuh manusia. Persentasenya dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas seseorang. Pada bayi yang baru berusia sekitar 1 tahun, kandungan air dalam tubuhnya berkisar antara 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang, persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur menurun. Kecepatan pergantian air di dalam tubuh adalah cukup tinggi, sehingga perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh dapat dengan mudah terjadi. Bila seseorang mengalami muntah atau diare maka akan terjadi penurunan cairan tubuh yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisiologis yang berat (Bojonegoro, 2010). Demikian pula bila seseorang melakukan aktivitas yang berat seperti bekerja atau berolah raga yang banyak menguras tenaga maka akan terjadi penurunan cairan tubuh. Hal inilah yang mengakibatkan rasa haus sehingga menimbulkan rasa ingin minum. Cairan yang keluar dari tubuh mengandung ion elektrolit seperti natrium dan kalium yang harus segera digantikan. Untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh beserta ion elektrolit yang ada di dalamnya, maka akan lebih baik bila air minum yang diminum mengandung ion yang sesuai dengan ion yang telah dikeluarkan. Salah satunya adalah air mineral, minuman yang dikonsumsi oleh para olahragawan untuk menjaga keseimbangan ion dan cairan sehabis melakukan

description

file

Transcript of Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

Page 1: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan konstituen terbesar dalam tubuh manusia. Persentasenya

dapat berubah tergantung pada umur, jenis kelamin, dan derajat obesitas

seseorang. Pada bayi yang baru berusia sekitar 1 tahun, kandungan air dalam

tubuhnya berkisar antara 70-75 %. Seiring dengan pertumbuhan seseorang,

persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur menurun.

Kecepatan pergantian air di dalam tubuh adalah cukup tinggi, sehingga

perubahan jumlah dan komposisi cairan tubuh dapat dengan mudah terjadi. Bila

seseorang mengalami muntah atau diare maka akan terjadi penurunan cairan

tubuh yang dapat mengakibatkan terjadinya gangguan fisiologis yang berat

(Bojonegoro, 2010). Demikian pula bila seseorang melakukan aktivitas yang berat

seperti bekerja atau berolah raga yang banyak menguras tenaga maka akan terjadi

penurunan cairan tubuh. Hal inilah yang mengakibatkan rasa haus sehingga

menimbulkan rasa ingin minum.

Cairan yang keluar dari tubuh mengandung ion elektrolit seperti natrium

dan kalium yang harus segera digantikan. Untuk menggantikan cairan yang keluar

dari tubuh beserta ion elektrolit yang ada di dalamnya, maka akan lebih baik bila

air minum yang diminum mengandung ion yang sesuai dengan ion yang telah

dikeluarkan. Salah satunya adalah air mineral, minuman yang dikonsumsi oleh

para olahragawan untuk menjaga keseimbangan ion dan cairan sehabis melakukan

Page 2: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

2

olahraga yang melelahkan. Banyak dijumpai dipasaran minuman yang berlabel

pengganti cairan tubuh. Berkaitan dengan ini, industri minuman melakukan

terobosan dengan berlomba-lomba memproduksi minuman isotonik. Minuman ini

seringkali dihubungkan dengan minuman pengganti ion tubuh dan minuman

penambah stamina. Minuman tersebut diantaranya minuman dengan label “pocari

sweat” atau juga “fatigon hydro”. Pocari sweat adalah minuman isotonik yang

dapat menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang hilang akibat beraktivitas

berat. Pocari sweat dapat diserap oleh tubuh karena osmolaritasnya yang baik dan

terdiri dari elektrolit untuk menggantikan cairan tubuh. Konsentrasi elekrolit

dalam pocari sweat tercantum dalam kemasannya sebagai berikut :

Tabel 1.1 Kandungan kimia Pocari sweat

Ion/Unsur/Zat Konsentrasi (mEq/L)

Na+ 21 K+ 5

Ca2+ 1 Mg2+ 0,5 Cl- 16

Sitrat 10 Laktat 1

Page 3: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

3

Minuman fatigon hydro yang pada labelnya terbuat dari air kelapa segar,

komposisi elektrolit dalam kemasannya adalah :

Tabel 1.2 Kandungan kimia Fatigon hydro

Ion/Unsur/Zat Konsentrasi (mg/L)

Natrium 440

Kalium 1080

Vitamin C 80

Magnesium 56

Kalsium 48

Air kelapa yang dinyatakan sebagai minuman isotonik alami kiranya tidak

perlu dikesampingkan karena tanaman kelapa tersebar luas di sekitar kita apalagi

di pedesaan sangat mudah didapatkan. Air kelapa muda juga baik digunakan

sebagai minuman pengganti oralit pada penderita diare. Oralit sebagai larutan

rehidrasi oral yang direkomendasikan oleh WHO mengandung zat sebagai berikut

(Anonim, 2010) :

Tabel 1.3 Kandungan kimia Oralit

Ion/Unsur/Zat Konsentrasi (g/L)

Natrium klorida 2,6

Glukosa 13,5

Kalium klorida 1,5

Trisodium sitrat 2,9

Berdasarkan umur buah kelapa yang dicirikan dengan ketebalan daging

buah kelapa, maka rasa air kelapa-nya pun berbeda. Hal ini disebabkan oleh

kandungan zat terlarut yang berbeda dalam air kelapa tersebut.

Page 4: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

4

Dari uraian di atas, maka kandungan zat terlarut pada air kelapa perlu

ditentukan. Pada penelitian ini yang akan ditentukan hanya kandungan ion

natrium dan ion kalium saja. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa secara

kuantitatif natrium dan kalium merupakan kation utama dalam cairan tubuh (West

and Todd, 1981).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Berapakah kandungan natrium dan kalium dalam air kelapa varietas

gading, hijau dan hibrida?

2. Bagaimanakah kecenderungan perubahan kandungan natrium dan

kalium pada air kelapa yang sangat muda, kelapa muda dan kelapa tua?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai adalah:

1. Untuk mengetahui kandungan natrium dan kalium dalam air kelapa

varietas gading, hijau dan hibrida.

2. Untuk mengetahui kecenderungan perubahan kandungan natrium dan

kalium pada air kelapa yang sangat muda, muda dan tua.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin dicapai adalah untuk memberikan informasi ilmiah

tentang kandungan natrium dan kalium dalam cairan isotonik air kelapa.

Page 5: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

5

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Natrium

Logam natrium diisolasi pertama kali oleh Sir Humphry Davy pada tahun

1807 di Royal Institution London. Nomor atomnya adalah 14 sedangkan massa

atomnya 22,989. Konfigurasi elektron atom natrium dalam keadaan dasar adalah

(Ne) 3s1. Natrium adalah logam yang lunak dan berwarna putih keperakan.

Natrium termasuk logam yang sangat reaktif dan sangat mudah teroksidasi.

Reaksinya dengan air berlangsung sangat cepat sampai menimbulkan nyala

(Emsley, 1991). Jumlah natrium dalam kerak bumi relatif tinggi dibandingkan

dengan unsur lainnya (Shriver dan Atkins, 1990). Jumlah natrium dalam kerak

bumi adalah 2,63 % sedangkan kalium 2,40 %. Jumlah natrium dalam air laut

adalah sebesar 1,14 % .

Peran biologis dari natrium sangat mendasar pada semua spesies termasuk

manusia. Total natrium dalam tubuh manusia yang mempunyai bobot tubuh

sekitar 70 kg adalah 100 g. Kandungan natrium yang terdapat pada organ tubuh

manusia adalah sebagai berikut (Emsley, 1991) :

Otot : 2600 --- 7800 ppm ( mg/kg)

Tulang : 10.000 ppm ( mg/kg)

Darah : 1970 ppm ( mg/L)

Asupan natrium dari makanan sehari-hari berkisar antara 2 sampai 15 g.

Hampir seluruh natrium tubuh berada dalam darah dan dalam cairan di sekeliling

sel. Natrium tubuh berasal dari makanan dan minuman dan dibuang melalui air

Page 6: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

6

kemih dan keringat. Ginjal yang normal dapat mengatur natrium yang dibuang

melalui air kemih, sehingga jumlah total natrium dalam tubuh sedikit bervariasi

dari hari ke hari.

Suatu gangguan keseimbangan antara asupan dan pengeluaran natrium akan

mempengaruhi jumlah total natrium di dalam tubuh. Perubahan jumlah total

natrium sangat berkaitan erat dengan jumlah cairan dalam tubuh. Kehilangan

natrium tubuh tidak menyebabkan konsentrasi natrium darah menurun tetapi

menyebabkan volume darah menurun. Jika volume darah menurun, tekanan darah

akan turun, denyut jantung akan meningkat, pusing dan kadang-kadang terjadi

syok (Nurcahya, t.t). Sebaliknya, volume darah dapat meningkat jika terlalu

banyak natrium di dalam tubuh. Cairan yang berlebihan akan terkumpul dalam

ruang di sekeliling sel dan menyebabkan edema. Salah satu tanda dari adanya

edema ini adalah pembengkakan kaki, pergelangan kaki dan tungkai bawah.

Tubuh secara teratur memantau konsentrasi natrium darah dan volume

darah. Jika kadar natrium terlalu tinggi, otak akan menimbulkan rasa haus dan

mendorong kita untuk minum (Nurcahya, t.t).

Natrium sebagai kation utama di dalam cairan ektraseluler, dan paling

berperan di dalam mengatur keseimbangan cairan (Bojonegoro, 2010). Apabila

tubuh banyak mengeluarkan natrium seperti dalam kasus muntah dan diare

sementara pemasukannya terbatas maka akan terjadi keadaan dehidrasi disertai

kekurangan natrium. Kekurangan air dan natrium dalam plasma akan diganti

dengan air dan natrium dari cairan interstitial (Bojonegoro, 2010). Apabila

kehilangan cairan terus berlangsung air akan ditarik dari dalam sel dan apabila

Page 7: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

7

volume plasma tidak dapat dipertahankan terjadilah kegagalan sirkulasi

(Bojonegoro, 2010).

2.2 Kalium

Kalium ditemukan oleh Sir Humphry Davy pada tahun 1807 di London.

Nomor atomnya adalah 19 dan massa atom relatifnya adalah 39,0983. Konfigurasi

elektronnya dalam keadaan dasar adalah (Ar) 4s1. Kalium adalah logam yang

lunak dan berwarna putih. Reaksinya dengan oksigen berlangsung cepat dan

dengan air berlangsung sangat dahsyat (Emsley, 1991).

Kalium sangat diperlukan oleh semua mahluk hidup. Unsur ini merupakan

kation utama di dalam cairan intraseluler dan berperan penting dalam terapi

gangguan keseimbangan air dan elektrolit. Jumlah kalium dalam tubuh sekitar 53

mEq/kg berat badan (Bojonegoro, 2010).

Kalium memiliki peranan penting dalam metabolisme sel serta dalam fungsi

sel saraf dan otot. Sebagian besar kalium terdapat di dalam sel. Konsentrasi

kalium yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan timbulnya

masalah yang serius, seperti irama jantung yang abnormal. Kalium yang disimpan

di dalam sel membantu memelihara konsentrasi kalium dalam darah agar tetap

konstan. Keseimbangan kalium dijaga dengan menyesuaikan jumlah asupan

kalium dalam makanan dengan jumlah kalium yang dibuang. Sebagian besar

kalium dibuang melalui air kemih, walaupun ada beberapa yang dibuang melalui

tinja. Dalam keadaan normal ginjal menyesuaikan pembuangan kalium agar

seimbang dengan asupan kalium melalui makanan. Makanan yang merupakan

Page 8: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

8

sumber kalium di antaranya pisang, tomat, jeruk, melon, kentang kacang-

kacangan bayam dan sayuran berdaun hijau lainnya.

Kandungan kalium dalam organ tubuh manusia antara lain pada :

Otot : 16.000 ppm(mg/kg)

Tulang : 2100 ppm(mg/kg)

Darah : 1620 ppm (mg/L).

2.3 Cairan Tubuh

Sekitar dua pertiga dari berat badan kita adalah cairan, terdiri dari air dan

ion atau senyawa yang larut di dalamnya. Cairan ini berfungsi untuk mengatur

suhu tubuh dan membantu proses percernaan. Persentase cairan tubuh dapat

berubah tergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang.

Seiring dengan pertumbuhan seseorang persentase jumlah cairan tubuh terhadap

berat badan berangsur-angsur turun. Pada laki-laki dewasa berkisar antara 50–60

persen berat badan, sedangkan pada wanita dewasa sekitar 50 persen berat badan

(Bojonegoro, 2010).

Seluruh cairan tubuh didistribusikan ke dalam kompartemen intraseluler dan

kompartemen ekstraseluler. Cairan intraseluler merupakan cairan yang terkandung

di dalam sel. Pada orang dewasa sekitar 2/3 dari cairan di dalam tubuh terdapat di

intraseluler. Untuk orang dewasa dengan berat badan sekitar 70 kg memiliki

cairan intraseluler sekitar 27 liter, sebaliknya pada bayi sekitar setengah dari berat

badannya merupakan cairan intraseluler (Bojonegoro, 2010).

Cairan ekstraseluler adalah cairan yang berada di luar sel. Jumlah relatif

cairan ekstraseluler berkurang seiring dengan usia. Pada bayi baru lahir sekitar

Page 9: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

9

setengah dari cairan tubuh terdapat pada cairan ekstraseluler. Setelah usia 1 tahun,

jumlah cairan ekstraseluler menurun sampai sekitar 1/3 dari volume cairan total

(Bojonegoro, 2010). Cairan ekstraseluler dibagi menjadi :

1. Cairan interstitial

2. Cairan intravaskular

3. Cairan transeluler

Cairan interstitial adalah cairan yang mengelilingi sel. Cairan intravaskular

merupakan cairan yang terkandung dalam pembuluh darah contohnya, volume

plasma. Rata-rata volume darah orang dewasa sekitar 5-6 liter, dimana sekitar 3

liter merupakan plasma sisanya terdiri dari sel darah merah, sel darah putih, dan

platelet (West and Todd, 1981).

Cairan transeluler merupakan cairan yang terkandung diantara rongga tubuh

tertentu, seperti serebrospinal, perikardial, pleura, sendi sinovial, intra okular, dan

sekresi saluran pencernaan (Bojonegoro, 2010), cairan tubuh merupakan larutan

partikel senyawa dalam air. Partikel terlarut tersebut dibedakan menjadi elektrolit

dan non elektrolit. Elektrolit merupakan zat yang terdisosiasi dalam larutan dan

mengantarkan listrik. Elektrolit dibedakan menjadi :

1. Ion positif (kation)

2. Ion negatif (anion)

Jumlah kation dan anion dalam larutan selalu sama. Kation utama dalam

cairan ekstraseluler adalah natrium (Na+). Sedangkan kation utama dalam cairan

intraseluler adalah kalium (K+). Anion utama dalam cairan ekstraseluler adalah

klorida (Cl-) dan bikarbonat (HCO3-), sedangkan anion utama dalam cairan intra

Page 10: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

10

seluler adalah ion pospat (PO43-) (Bojonegoro, 2010). Senyawa non elektrolit di

dalam cairan tubuh adalah senyawa yang tidak terdisosiasi dalam air, diantaranya

glukosa dan urea. Senyawa lainnya adalah kreatinin dan bilirubin.

Darah sendiri terdiri dari sel darah merah (eritrosit) dan plasma darah.

Kation utama dalam sel darah merah adalah kalium dengan jumlah natrium yang

sedikit, sebaliknya konsentrasi natrium pada plasma darah tinggi sedangkan

kalium rendah (West and Todd, 1981).

Sebaran Na+ dan K+ dalam bagian tubuh ditunjukkan pada tabel 2.1 dibawah

ini.

Tabel 2.1 Sebaran Na dan K dalam tubuh

Plasma (mEq/L) Eristrosit (mEq/L)

Na 13.5 - 15 18

K 3.6 – 6.2 80

Angka dalam tabel 2.1 diatas menunjukkan perbedaan yang besar antara

natrium dan kalium pada sel darah dan plasma.

2.4 Kelapa

Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren-arenan atau Arecaceae.

Dalam klasifikasi tumbuhan, pohon kelapa termasuk dalam genus: cocos dan

species: nucifera. Kelapa berasal dari pesisir samudra Hindia, namun kini telah

tersebar di seluruh daerah tropis (Setyamidjaya, 1991).

Kelapa banyak varietasnya, namun secara garis besar dapat dibagi menjadi

dua kelompok besar yaitu :

Page 11: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

11

a. Kultivar kelapa genjah adalah kelapa yang dalam usia 4 – 6 tahun telah

menghasilkan buah. Contohnya adalah kelapa gading (varietas

Eburnia), kelapa raja (varietas Regia), kelapa raja Malabar (varietas

Pretiosa) dan kelapa puyuh (varietas Pumila).

b. Kultivar kelapa dalam adalah kelapa yang baru memiliki buah setelah

mencapai umur 15 tahun, tinggi pohonnya dapat mencapai 30 meter.

Contohnya adalah kelapa hijau (varietas Viridis), kelapa merah

(varietas Rubescens).

Kelapa hibrida merupakan hasil persilangan antara kelapa genjah dengan

kelapa dalam. Kelapa secara alami tumbuh di daerah pantai dan dapat tumbuh

hingga ketinggian 1000 meter dari permukaan laut. Namun pada daerah

ketinggian akan mengalami perlambatan pertumbuhan. Pohon kelapa merupakan

tanaman serbaguna bagi masyarakat tropis. Hampir semua bagian tumbuhan

kelapa dapat dimanfaatkan. Batangnya dipakai sebagai kayu bahan bangunan

dengan mutu menengah.

Daun kelapa yang muda disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman

dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang menarik termasuk

untuk sarana sesajen/banten terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali. Sabut

kelapa yang berupa serat-serat kasar diperdagangkan untuk pengisi jok kursi,

anyaman tali, keset serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok kelapa

dipakai sebagai bahan bakar, dijadikan arang dan bahan baku berbagai bentuk

hiasan dan kerajinan tangan (Setyamidjaya, 1991).

Page 12: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

12

Endosperma buah kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang melekat

pada dinding dalam tempurung (daging buah kelapa) adalah sumber penyegar

yang sangat populer. Daging buah muda yang berwarna putih dan lunak biasa

disajikan sebagai es kelapa muda. Daging buah tua kelapa yang sudah mengeras

biasa diambil cairan sarinya dengan diperas dan cairannya disebut santan. Atau

daging buah tua ini diambil dan dikeringkan dijadikan komoditi perdagangan

bernilai yang disebut kopra. Kopra adalah bahan baku untuk pembuatan minyak

kelapa.

Air kelapa yang jumlahnya berkisar antara 25 persen dari komponen buah

kelapa. Pemanfaatannya masih terbatas dan kebanyakan terbuang sebagai limbah.

Hasil analisis menunjukkan bahwa air kelapa tua terdiri atas air sebanyak 91,23

%, protein 0,29 %, lemak 0,15 %, karbohidrat 7,27 % dan abu 1,06 %. Air kelapa

juga mengandung vitamin C dan vitamin B kompleks (Anonim, 2010). Sedangkan

dalam air kelapa muda kandungannya adalah air sebanyak 95,5 %, protein 0,1 %,

lemak kurang dari 0,1 %, karbohidrat 4 %, dan abu 0,4 %. Air kelapa muda juga

mengandung vitamin C dan vitamin B komplek yang terdiri atas asam nikotinat,

asam pantotenat, biotin, asam folat, vitamin B1 dan sedikit piridoksin. Air kelapa

muda juga mengandung sejumlah mineral antara lain kalium, natrium, kalsium,

magnesium, besi, tembaga, fosfor, dan sulfur (Anonim, 2010).

Secara alami air kelapa mempunyai komposisi gula dan mineral yang

lengkap, sehingga mempunyai potensi yang besar untuk dikembangkan sebagai

minuman isotonik yaitu minuman yang memiliki kesetimbangan elektrolit seperti

cairan dalam tubuh manusia. Air kelapa muda juga telah digunakan sebagai

Page 13: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

13

larutan rehidrasi oral bagi penderita diare. Hasil penelitian menunjukkan air

kelapa memiliki Indeks Rehidrasi yang lebih baik dibandingkan dengan sport

drink atau minuman penambah stamina (Lysminiar, 2010). Indeks Rehidrasi

adalah indikator banyaknya cairan rehidrasi yang diberikan yang dipergunakan

oleh tubuh. Indeks Rehidrasi lebih tinggi berarti air kelapa muda lebih efektif dan

lebih cepat memperbaiki dehidrasi. Kelebihan lain adalah memiliki rasa lebih

lezat dan mudah ditoleransi lambung sehingga air kelapa muda dapat diminum

dalam jumlah cukup banyak. Menurut Mortin Satin, Kepala Badan Perserikatan

Bangsa-Bangsa yang mengurusi Pangan dan Pertanian, air kelapa adalah

minuman yang mengandung kalium tinggi dan sebaliknya mengandung natrium

lebih rendah bila dibandingkan sport drink dan energy drink. (Kohler, t.t)

2.5 Spektrometri Serapan Atom

Spektroskopi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara radiasi

gelombang elektromagnetik dengan materi. Absorpsi maupun emisi energi radiasi

oleh atom maupun molekul merupakan dasar dari beberapa metoda dalam kimia

analitik. Dengan melakukan interpretasi terhadap data yang didapatkan maka akan

diperoleh informasi yang terjadi secara kualitatif maupun kuantitatif (Pietrzyk and

Frank, 1970).

Secara kualitatif posisi dari garis atau pita absorpsi maupun emisi yang

terjadi pada spektrum elektromagnetik, menunjukkan adanya atom atau senyawa

yang khas. Untuk mengetahui secara kuantitatif maka yang diukur adalah

intensitas dari garis atau pita absorpsi maupun emisi dari materi yang diselidiki

Page 14: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

14

dan standar. Konsentrasi dari zat yang diselidiki selanjutnya dihitung berdasarkan

data yang didapat.

Bila suatu atom atau molekul menyerap energi, maka elektron dari atom

atau molekul tersebut akan berpindah ke tingkat energi yang lebih tinggi atau

keadaan tereksitasi. Diagram tingkat energi dari atom ditunjukkan seperti gambar

berikut :

Garis horisontal menunjukkan dua tingkat energi elektronik dalam atom. E0

menunjukkan tingkat energi elektronik keadaan dasar. E* menunjukkan tingkat

energi elektronik dalam keadaan tereksitasi. Elektron dapat mengalami transisi

dari keadaan E0 ke E* bila ditambahkan energi dalam bentuk sinar atau panas.

Penyerapan energi mengakibatkan atom dalam keadaan tereksitasi. Dalam

keadaan tereksitasi maka atom dapat mengurangi kelebihan energi dengan cara

melepaskan foton yang ekivalen dengan perbedaan tingkat energi antara E* dan

E0. Untuk molekul akan memungkinkan terjadinya transisi dari beberapa tingkat

energi ke keadaan dasar. Oleh sebab itu spektrum yang dihasilkan dari suatu

molekul tampak lebih melebar. Tipe spektrum dari molekul dikenal dengan

spektrum pita, karena merupakan transisi dari berberapa tingkat energi yang akan

menghasilkan sejumlah garis membentuk pita (Pietrzyk and Frank.1970).

Gambar 2.1. Diagram tingkat energi elektron

Page 15: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

15

Berbeda dengan molekul, atom tidak mengalami vibrasi atau rotasi sehingga

atom tidak memiliki energi vibrasi atau rotasi. Transisi antara tingkat energi dari

atom menghasilkan garis yang sangat tajam. Spektrum absorpsi dari atom akan

dikenal sebagai spektrum garis. Oleh karena adanya perbedaan antara tingkat

energi elektronik molekul dan atom-atom, maka posisi dari pita atau garis dapat

digunakan untuk pengamatan secara kualitatif zat yang dianalisa.

Spektrometri serapan atom pada dasarnya digunakan untuk mengukur

konsentrasi ion logam yang sangat rendah dalam berbagai jenis sampel yang

terdapat dalam materi organik maupun anorganik. Apabila radiasi

elektromagnetik dengan panjang gelombang tertentu dilewatkan pada sel yang

mengandung atom-atom logam yang bebas, maka sebagian cahaya tersebut akan

diserap dan intensitas sinar yang diserap akan berbanding lurus dengan banyaknya

atom logam bebas yang berada dalam sel.

Hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi diturunkan dari :

1. Hukum Lambert : Bila suatu sumber sinar monokromatik melewati

medium transparan, maka intensitas sinar yang diteruskan berkurang

dengan bertambahnya ketebalan medium yang mengabsorpsi.

2. Hukum Beer : Intensitas sinar yang diteruskan berkurang secara

eksponensial dengan bertambahnya konsentrasi spesi yang menyerap

sinar tersebut.

Dari kedua hukum tersebut diperoleh suatu persamaan :

It = Io.e-(εbc), atau

A = - Log It/Io = εbc

Page 16: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

16

Dimana, Io = Intensitas sinar awal yang dikenakan

It = Intensitas sinar yang diteruskan

ε = Absortivitas molar

b = Panjang medium

c = Konsentrasi atom-atom yang menyerap sinar

A = Absorbans

Alat spektrometri serapan atom terdiri dari sumber cahaya, sel,

monokromator dan sistem detektor.

Sumber cahaya (lampu katoda berongga) akan memancarkan sinar dalam

bentuk garis yang memiliki panjang gelombang yang sesuai dengan unsur yang

dianalisis.

Pada sel yang dalam alat dikenal dengan nyala atomisasi akan terjadi proses

atomisasi. Diawali dengan proses nebulisasi untuk menghasilkan suatu kabut

aerosol yang halus dari larutan sampel. Kemudian diikuti dengan solvasi terhadap

kabut aerosol menjadi aorosol kering atau molekul padat. Selanjutnya energi

thermal dari nyala akan merngubah partikel menjadi uap yang yang mengandung

spesi molekul, ion dan atom-atom bebas dalam wujud gas.

Pada proses atomisasi energi thermal didapatkan dengan membakar

campuran gas bahan bakar dengan oksidan. Beberapa contoh dari campuran gas

bahan bakar dan oksidan yang sering digunakan dalam spektrometri serapan atom.

Page 17: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

17

Bahan Bakar Oksida Rentang Suhu (0C)

Gas Alam Udara 1700-1900

Hidrogen Udara 2000-2100

Asetilin Udara 2100-2400

Asetilin Nitro Oksida 2500-2800

Asetilin Oksigen 3050-3150

Teknik analisis yang banyak digunakan dan sesuai untuk spektrometri

serapan atom adalah kurva kalibrasi dan metoda penambahan standar. Pada teknik

kurva kalibrasi diplot antara sederetan konsentrasi larutan standar dengan

absorban (A). Contoh seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 2.2. Tahapan proses atomisasi

Gambar 2.3. Kurva kalibrasi

Page 18: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

18

Garis linier yang terbentuk mengikuti persamaan Y = aX + b, dimana Y

adalah absorban, X adalah konsentrasi, a adalah slope, dan b adalah intersep. Nilai

a maupun b dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :

22 )( XXnYXXYna

nXaYb

2222 )()( YYnXXn

YXXYnr

Konsentrasi larutan sampel dapat dihitung dengan memasukkan nilai

absorban dari sampel ke dalam persamaan garis regresi.

Salah satu keuntungan bekerja dengan teknik spektrometri serapan atom

adalah lebih mudahnya preparasi sampel. Dalam preparasi kita tidak perlu

melakukan pemisahan unsur yang dianalisis dari unsur yang lain artinya larutan

sampel dapat langsung dianalisis kandungan unsurnya.

Page 19: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

19

BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESA PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Cairan merupakan bagian terbesar dari tubuh manusia. Perubahan jumlah

dan komposisi cairan tubuh dapat terjadi dengan mudah sebagai akibat dari

berbagai hal, diantaranya seseorang melakukan olah raga atau aktivitas yang

banyak menguras tenaga. Kasus lain seperti proses perdarahan, muntah-muntah

diare yang selanjutnya mengakibatkan dehidrasi, keadaan ini selanjutnya dapat

menyebabkan terjadinya gangguan fisiologis yang berat. Jika gangguan yang

terjadi tidak diatasi secara tepat maka risiko yang dialami seseorang akan makin

berat. Salah satu cara yang merupakan langkah awal untuk mengatasi masalah

yang terjadi adalah dengan mengganti cairan yang hilang dengan minum air.

Cairan yang hilang dari tubuh akibat kegiatan atau peristiwa yang terjadi terdiri

dari air, ion elektrolit seperti Na dan K maupun senyawa lainnya. Tentunya akan

lebih baik bila cairan yang diminum adalah cairan yang memiliki kandungan ion

yang sama dengan ion yang hilang dari tubuh.

Minuman yang mengandung ion yang disesuaikan dengan kandungan ion

utama dalam tubuh manusia belakangan ini semakin gencar menyerbu pasaran.

Dengan label minuman isotonik diyakini minuman ini dapat lebih cepat

menggantikan cairan dan ion-ion elektrolit yang hilang dari tubuh. Seperti pocari

sweat, minuman ini dapat diserap oleh tubuh karena osmolaritasnya yang baik dan

terdiri dari elektrolit Na+ 21 mEq/L, K+ 5 mEq/L, dan Cl 16 mEq/L. Selain itu,

Page 20: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

20

minuman fatigon hydro adalah minuman yang dalam labelnya dibuat dari air

kelapa dalam kemasannya tercantum kandungan natriumnya 440 mg, kalium 1080

mg, magnesium 56 mg, kalsium 48 mg, vitamin C 80 mg, dalam tiap liter

kemasannnya.

Sementara itu, air kelapa dikenal sebagai cairan isotonik alami. Hal ini

berarti bahwa air kelapa sangat tepat digunakan untuk menggantikan cairan tubuh

yang hilang akibat berbagai aktifitas yang melelahkan. Disamping itu, buah

kelapa mudah didapatkan. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan

ion–ion utama yang terdapat pada air kelapa. Ditinjau dari umur buah kelapa,

airnya memiliki rasa yang berbeda. Hal ini tentu disebabkan oleh perbedaan

kandungan komponen terlarut di dalamnya.

Berkaitan dengan hal diatas perlu dilakukan penelitian tentang

kecenderungan perubahan kandungan kimia dari air kelapa sehubungan dengan

umur buahnya. Dalam penelitian ini, hanya akan dianalisis kandungan kalium dan

natrium dari air kelapa yang sangat muda, air kelapa muda dan kelapa tua.

3.2 Konsep

Kandungan zat kimia dalam tumbuhan senantiasa mengalami perubahan

selama masa pertumbuhan. Demikian pula kandungan Na dan K yang diserap oleh

akar kemudian didistribusikan ke bagian tumbuhan yang lain sampai pada buah

kelapa. Diperkirakan kandungan Na dan K pada air kelapa yang sangat muda,

muda dan tua berbeda. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang kandungan Na

dan K pada air kelapa yang sangat muda, muda dan kelapa tua.

Page 21: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

21

3.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir dan konsep yang dikemukakan diatas dapat

dirumuskan suatu hipotesa bahwa akan terjadi kecenderungan perubahan

kandungan Na dan K pada air kelapa yang sangat muda, kelapa muda dan kelapa

tua.

Page 22: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

22

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Tempat penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Analitik Universitas Udayana Kampus

Bukit Jimbaran.

4.2 Bahan dan peralatan

4.2.1 Bahan yang diteliti

Bahan yang diteliti adalah air kelapa yang sangat muda, air kelapa muda

dan air kelapa tua. Buah kelapa yang dijadikan sampel percobaan dipetik dari

pohon yang tumbuh di Kerambitan Tabanan, yang terdiri dari :

1. Kelapa hijau (varietas Viridis)

2. Kelapa gading (varietas Eburnia)

3. Kelapa hibrida

4.2.2 Bahan kimia

Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Na2SO4 (p.a)

2. KBr (p.a)

3. HNO3

Page 23: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

23

4.2.3 Peralatan

Alat yang digunakan adalah alat gelas yang umum dipakai untuk

praktikum kimia seperti gelas beker, labu ukur, neraca analitik. Untuk pengukuran

kadar logam digunakan alat spektrometer serapan atom (varian spectr AA-30).

4.3 Rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok dengan tiga

perlakuan dan lima ulangan. Ketiga jenis perlakuan tersebut adalah kelapa yang

sangat muda, muda dan kelapa tua.

4.4 Metode penelitian

Penelitian ini dilakukan mengikuti tahapan sebagai berikut:

1. Penyiapan sampel

2. Pembuatan larutan standar

3. Pengukuran kadar yang meliputi pengukuran absorbans standar dan

pengukuran absorbans sampel

4.4.1 Penyiapan sampel

1. Buah kelapa yang dijadikan sampel percobaan diambil airnya.

2. Selanjutnya air kelapa tersebut disaring.

3. Diambil sebanyak 10 mL air kelapa yang telah disaring kemudian diasamkan

dengan penambahan sebanyak 0,5 ml HNO3 pekat.

4. Dibaca absorbannya untuk menentukan kadar Na dan kadar K.

Page 24: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

24

4.4.2 Pembuatan larutan standar

4.4.2.1 Larutan standar Na

Ditimbang sebanyak 308 mg Na2SO4 kemudian dimasukkan ke dalam

labu ukur 1 liter. Dilarutkan dengan aquadest dan ditambahkan sedikit asam nitrat

agar pH larutan sekitar 6.0. Diperoleh larutan standar Na yang konsentrasinya 100

ppm. Dari larutan standar 100 ppm tersebut dibuat larutan standar Na yang

konsentrasinya 25 dan 50 ppm.

4.4.2.2 Larutan standar K

Ditimbang sebanyak 3,051 g KBr kemudian dimasukkan ke dalam labu

ukur 1 liter. Dilarutkan dengan aquadest dan ditambahkan sedikit asam nitrat agar

pH larutan disekitar 6.0. Diperoleh larutan standar K yang konsentrasinya 1000

ppm. Dibuat larutan standar K yang kadarnya 100, 200 dan 400 ppm dengan

pengenceran larutan 1000 ppm.

4.4.3 Pengukuran kadar

4.4.3.1 Pembuatan kurva standar Na dan K.

Diukur absorbans larutan standar Na yang konsentrasinya masing-masing

25, 50 dan 100 ppm. Diukur pula standar K yang konsentrasinya adalah 100, 200

dan 400 ppm. Standar Na diukur pada panjang gelombang 330,3 nm, sedangkan

standar K diukur pada panjang gelombang 404,4 nm. Dibuat kurva regresi antara

absorban dengan konsentrasi untuk standar Na dan K.

Page 25: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

25

4.4.3.2 Pengukuran kadar Na dan K dalam sampel

Diukur absorban untuk menentukan kadar logam Na dan K dari sampel

air kelapa yang telah dipreparasi. Dilakukan pengenceran bila nilai absorbannya

terlalu tinggi. Absorban yang terbaca digunakan untuk menghitung kadar Na dan

K berdasarkan kurva regresi dari masing-masing standar.

4.5 Analisis data

Data kadar kalium dan natrium pada semua jenis kelapa dideskripsikan.

Selanjutnya diuji normalitas dan homogenitas pada P = 0,05.

Perbedaan rata-rata kadar Na dan K pada masing-masing buah kelapa diuji

menggunakan Anova One Way. Diteruskan dengan uji Post Hoc (LSD) untuk

mengetahui besarnya perbedaan.

Kalau data tidak berditribusi normal dan tidak homogen maka dilakukan uji

nonparametrik.

Page 26: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

26

BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1 Penampakan dari kelapa yang sangat muda, muda dan kelapa tua

Faktor yang dijadikan acuan dalam penelitian ini untuk menyatakan buah

kelapa itu sangat muda, muda dan tua adalah penampakan dan ciri dari daging

buah kelapa. Kelapa yang sangat muda dicirikan dari belum adanya daging buah

yang menempel pada batok muda buah kelapa. Kelapa muda dicirikan dengan

adanya daging buah yang lembek yang terdapat pada batok kelapa. Sedangkan

kelapa tua memiliki daging buah yang keras atau daging buahnya sudah bisa

diparut.

Berdasarkan perbedaan umur buah kelapa tersebut, ternyata sifat fisika dari

air kelapa yang diamati memiliki perbedaan. Perbedaannya adalah pada derajat

kekeruhan air kelapa, dimana semakin tua umur buah kelapa tingkat

kekeruhannya sangat dominan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dalam tabel 5.1 di

bawah ini.

Tabel 5.1 Sifat fisik air kelapa

Jenis kelapa Sifat fisika / kekeruhan

Sangat muda Sangat bening

Muda Agak bening

Tua Keruh

Page 27: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

27

Akibat adanya kekeruhan, maka sampel air kelapa disaring terlebih dahulu

sebelum dilakukan pengukuran. Filtrat inilah yang selanjutnya dipreparasi untuk

dibaca pada spectra AA.

5.2 Data kandungan Natrium dan Kalium pada air kelapa

Dalam penelitian ini untuk setiap varietas kelapa terdapat tiga perlakuan dan

lima ulangan. Ketiga perlakuan tersebut adalah kelapa yang sangat muda, kelapa

muda dan kelapa tua. Untuk ulangan diambil 5 butir buah kelapa pada setiap

perlakuan. Kandungan Na dan K diukur dengan menggunakan spektrometer

serapan atom (varian spektr AA-30). Data selengkapnya kandungan Na dan K

pada sampel kelapa yang dianalisis dapat dilihat pada lampiran 7.

Kandungan Na dan K dari kelapa gading untuk setiap perlakuan dapat

dilihat pada tabel 5.2.

Tabel 5.2 Kandungan Na dan K kelapa gading

Umur kelapa

Na K

ppm mEq/L ppm MEq/L

Sangat muda 8,44 0,38 4223,2 108,08

Muda 9,64 0,4 3729,2 95,38

Tua 23,08 1,0 3531,6 90,32

Page 28: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

28

Kandungan Na dan K dari kelapa hijau untuk setiap perlakuan dapat dilihat

pada tabel 5.3.

Tabel 5.3 Kandungan Na dan K kelapa hijau

Umur kelapa

Na K

ppm mEq/L ppm MEq/L

Sangat muda 3,96 0,2 3681,2 94,8

Muda 4,4 0,2 3562,4 91,1

Tua 6,66 0,3 3469,6 88,8

Kandungan Na dan K dari kelapa hibrida untuk setiap perlakuan dapat

dilihat pada tabel 5.4.

Tabel 5.4 Kandungan Na dan K kelapa hibrida

Umur kelapa

Na K

ppm mEq/L ppm MEq/L

Sangat muda 7,8 0,32 5457,6 139,56

Muda 11,38 0,5 5162,4 131,88

Tua 70,9 3,06 1904,4 48,76

Page 29: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

29

5.3 Kecenderungan Perubahan Kandungan Na dan K

Kecenderungan perubahan kandungan natrium dalam air kelapa yang sangat

muda, kelapa muda dan kelapa tua pada kelapa gading, hijau dan kelapa hibrida

dapat dilihat pada gambar 5.1.

0

10

20

30

40

50

60

70

80

Sangat muda Muda Tua

ppm

Jenis kelapa

Kandungan Na air kelapa

Gading

Hijau

Hibrida

Gambar 5.1. Kecenderungan perubahan kandungan Na

Page 30: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

30

Kecenderungan perubahan kandungan kalium dalam air kelapa yang sangat

muda, kelapa muda dan kelapa tua pada kelapa gading, hijau dan kelapa hibrida

dapat dilihat pada gambar 5.2.

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Sangat muda Muda Tua

ppm

Jenis kelapa

Kandungan K air kelapa

Gading

Hijau

Hibrida

Gambar 5.2. Kecenderungan perubahan kandungan K

Page 31: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

31

BAB VI

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini dijumpai bahwa kadar K dalam air kelapa sangat tinggi

sehingga dalam pengukuran K, air kelapa diencerkan terlebih dahulu.

Pengenceran dilakukan sebanyak 20 kali. Untuk pengukuran kadar Na tidak perlu

dilakukan pengenceran. Kandungan Na dan K pada masing-masing buah kelapa

didapatkan sesuai dengan tabel 5.2, 5.3 dan 5.4 diatas.

Dibandingkan dengan kandungan Na dalam minuman Pocari Sweat (21,0

mEq/L) dan Fatigon Hydro (440 mg/L) maka kandungan Na dalam air kelapa jauh

lebih rendah. Kandungan Na tertinggi didapatkan pada kelapa hibrida tua sebesar

3 mEq/L atau 7,9 mg/L. Juga bila dibandingkan dengan larutan oralit dimana

kadar NaCl 2,6 g/L setara dengan Na 1031 mg/L maka kandungan Na pada air

kelapa jauh lebih rendah. Kandungan Na cenderung naik atau makin besar dengan

bertambahnya umur dari buah kelapa. Kandungan Na terendah pada kelapa

gading, kelapa hijau dan kelapa hibrida adalah pada kelapa yang sangat muda,

selanjutnya kandungan Na bertambah untuk kelapa muda dan kandungan paling

besar terdapat pada kelapa tua. Hal ini kiranya sesuai dengan kaidah alami

pertumbuhan dimana Na diserap di akar dan ditransfer kedalam buah kelapa serta

terakumulasi diantaranya dalam air buah kelapa.

Sebaliknya kandungan K dalam air kelapa jauh lebih tinggi dibandingkan

dengan kadar K dalam minuman isotonik Pocari Sweat maupun Fatigon Hydro.

Dalam minuman Pocari Sweat kandungan K sebesar 5 mEq/L dan di dalam

Page 32: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

32

Fatigon Hydro sebesar 1080 mg/L. Dalam air kelapa harga K tertinggi dijumpai

pada kelapa hibrida yang sangat muda yaitu sebesar 139,56 mEq/L atau 5457,6

mg/L. Pada kelapa gading yang sangat muda kandungan K sebesar 108,08 mEq/L

atau 4223,2 mg/L. Pada kelapa hijau yang sangat muda sebesar 94,8 mEq/L atau

3681,2 mg/L. Kandungan K dalam oralit yang berasal dari senyawa KCl sebesar

1,5 g/L besarnya K adalah 791 mg/L.

Dari ketiga perbandingan diatas maka kandungan K dalam air kelapa, baik

kelapa yang sangat muda, muda maupun tua terbilang sangat tinggi.

Kecenderungan perubahan kandungan Na dan K dalam air kelapa dapat

dilihat pada gambar 5.1 dan 5.2.

Kandungan Na cenderung naik atau makin besar seiring umur dari buah

kelapa. Namun kandungan K yang diamati justru mengalami penurunan sesuai

dengan bertambahnya umur buah kelapa. Hal ini dapat dijelaskan dengan

perubahan yang terjadi pada air kelapa. Perubahan yang teramati adalah tingkat

kekeruhan yang berbeda pada air kelapa yang sangat muda, muda dan kelapa tua.

Keadaan yang jernih teramati pada kelapa yang sangat muda berubah menjadi

sangat keruh pada kelapa tua.

Seperti kita ketahui, kandungan minyak pada daging kelapa bertambah bila

buah kelapa semakin tua. Kalium yang terdapat pada air kelapa akan mengalami

reaksi dengan minyak yang kita kenal dengan reaksi penyabunan. Reaksi

penyabunan antara minyak dengan ion kalium dapat dinyatakan sesuai persamaan

berikut (Baum and Scaife, 1975):

Page 33: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

33

Pada reaksi penyabunan ini, K yang bereaksi dengan minyak terlebih dahulu

karena K lebih reaktif dibandingkan dengan Na. Reaksi penyabunan imilah yang

mengakibatkan terjadinya penurunan pada kandungan K.

Analisis perbedaan kandungan Na dan K pada air kelapa yang sangat muda,

muda dan kelapa tua dilakukan dengan menggunakan Anova One Way yang

dilanjutkan dengan uji Post Hoc (LSD). Hasil analisis menunjukkan bahwa

kandungan Na air kelapa gading, hijau dan kelapa hibrida berbeda nyata untuk

kelapa yang sangat muda, muda maupun kelapa tua (pada tingkat keyakinan 95

%). Namun pada kandungan K hal yang berbeda dijumpai pada kelapa hijau. Pada

kelapa gading dan kelapa hibrida perbedaannya signifikan untuk kelapa yang

sangat muda, muda dan tua, sedangkan untuk kelapa hijau tidak menunjukkan

perbedaan yang signifikan di dalam kelompok kelapa maupun dalam anggota

kelompok.

Page 34: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

34

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan dan pembahasan yang telah

diuraikan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai

berikut :

1) Kandungan Na tertinggi sebesar 70,9 ppm pada air kelapa hibrida tua dan Na

terendah 3,96 ppm pada air kelapa hijau yang sangat muda. Sedangkan K

tertinggi adalah sebesar 5457,6 ppm pada air kelapa hibrida yang sangat

muda dan K terendah sebesar 1904,4 ppm pada air kelapa hibrida tua.

2) Kecenderungan perubahan kandungan Na adalah naik dengan bertambahnya

umur dari buah kelapa.

3) Kecenderungan perubahan kandungan K adalah turun dengan bertambahnya

umur buah kelapa. Penurunan kandungan K diakibatkan terjadinya reaksi

penyabunan antara minyak dengan ion K sebab K lebih reaktif dari Na.

7.2 Saran

Air kelapa sangat baik diminum terutama untuk kasus rehidrasi bagi penderita

yang mengalami kehilangan cairan tubuh, karena air kelapa mengandung kation

utama Na dan K. Selain itu air kelapa memiliki Indeks Rehidrasi yang lebih baik

dibandingkan dengan air biasa atau minuman isotonik buatan.

Page 35: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

35

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. t.t. Kandungan-buah-kelapa-dilihat-dari-segi-kesehatan. Available from: URL: http://www.smallcrab.com/kesehatan. Diunduh tanggal 27 Desember 2010.

Anonim. 2010. Penatalaksanaan Diare Menurut World Health Organization Tahun 2005/Makalah atau Referat Kedokteran. Available from: URL: http://bukanjokimakalah.co.cc/p=32. Diunduh tanggal 9 Mei 2011.

Baum, S.J. and Scaife, C.W.J. 1975. Chemistry: A Life Science Approach, 1st. Ed. New York: Macmillan Publishing Co. Inc.

Bojonegoro, I. 2010. Cairan tubuh. Available from : URL: http ://biologi gonz.blogspot /2010 /08.html. Diunduh tanggal 26 Desember 2010.

Campbell, N.A., Reece, J.B., and Mitchell, L.G. 2000. Biologi. Edisi kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Emsley, J. 1991. The Element. 2nd. Ed. OXFORD: Clarendon Press.

Garret, R.H. and Grisham, C.M. 1997. Principles of Biochemistry with a Human Focus. 1st. Ed. University of Virginia Brooks/Cole Thomson Learning.

Harvey, D. 2000. Modern Analytical Chemistry. International Ed, Boston: Mc.Grawhill. Higher Education.

Kohler, J. t.t. Coconut Water Information. Available from URL: http:// www. living-foods.com. Diunduh tanggal 9 Oktober 2011.

Lysminiar, A.N. 2010. Air Kelapa sebagai Cairan Elektrolit Tubuh Alami. Available from: URL: http://lysminiar-an.students-blog.undip.ac.id. Diunduh tanggal 30 Oktober 2010.

Muchson-boy. t.t. tahukah – anda – air – kelapa – adalah – larutan – isotonik – alami – sama – dengan - cairan - plasma-darah. Available from: URL: http://deteksi.org/11581. Diunduh tanggal 31 Oktober 2010.

Nurcahya. t.t. Keseimbangan garam. Available from: URL: http:// www.indonesia indonesia .com/f/11142. Diunduh tanggal 26 Desember 2010.

Nur, M.A. dan Adijuwana, H. 1989. Teknik Spektroskopi dalam Analisis Biologis. Depdikbud. Dirjen Dikti. Pusat Antar Universitas Ilmu Hayati IPB.

Pietrzyk, D.J. and Frank, C.W. 1970. Analytical Chemistry 2nd. Ed. New York: Academic Press.

Setyamidjaya, D. 1991. Bertanam Kelapa, Budidaya dan Pengolahannya, 3rd. Ed, Jakarta: Penerbit Kanisius.

Page 36: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

36

Shriver, D.F., Atkins, P.W., and Langford, C.H. 1990. Inorganic Chemistry, Oxford: Oxford University Press.

Wallace, R.A., King, J.L., and Sanders, G.P. 1986. Biology, The Science of Life. 2nd. Ed. London: Scott Foresman and Company.

Werdyaningsih, E. t.t. Isotonik. Available from: URL: http: // komunikasi. um. ac.id /p = 810. Diunduh tanggal 31 Oktober 2010.

West, E.S., and Todd W.R. 1981. Textbook of Biochemistry. 3rd. Ed. New York: The Macmillan Company.

Page 37: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

37

LAMPIRAN

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Standar

Lampiran 1.1. Pembuatan Standar Na2SO4 dengan kandungan Na+ 100 ppm

Jumlah Na2SO4 yang ditimbang untuk membuat 1 liter larutan adalah 308

mg. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut. Dalam 142 mg Na2SO4 jumlah

Na adalah sebanyak 46 mg. Untuk mendapatkan Na 100 mg maka jumlah Na2SO4

yang diperlukan adalah 100/46 x 142 mg = 308,7 mg.

Jadi Na2SO4 yang harus ditimbang untuk membuat 1 liter larutan Na 100

ppm adalah sebanyak 0,3087 gram.

Lampiran 1.2. Pembuatan Standar KBr dengan kandungan K 1000 ppm

Jumlah KBr yang ditimbang untuk membuat 1 liter larutan adalah 3051,28

mg. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut. Dalam 119 mg KBr terdapat K

sebanyak 39 mg. Untuk mendapatkan K 1000 mg maka jumlah KBr yang

diperlukan adalah 1000/39 x 119 mg = 3051,28 mg.

Jadi KBr yang harus ditimbang untuk membuat 1 liter larutan K 1000 ppm

adalah sebanyak 3,051 gram.

Page 38: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

38

Lampiran 2. Kurva Regresi Standar Na

Page 39: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

39

Lampiran 3. Kurva Regresi Standar K

Page 40: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

40

Lampiran 4. Perhitungan Koefisien Korelasi Linier dari Kurva Regresi

Larutan Standar Natrium

Konsentrasi Larutan Standar Na Absorbansi

0 0

25 0.083

50 0.193

100 0.412

Dari data diatas ditentukan persamaan regresi linier larutan standar Kalium

yaitu Y = aX + b, dimana Y = absorbansi, X = konsentrasi, a = slope, b = intersep

dan r = koefisien korelasi linier, sebagai berikut :

X Y X2 Y2 XY

0 0 0 0 0

25 0.083 625 0.006889 2.075

50 0.193 2500 0.037249 9.65

100 0.412 10000 0.169744 41.2

∑ = 175 ∑ = 0.688 ∑ = 13125 ∑ = 0.213882 ∑ = 52.925

218753.91

30625525004.1207.211

)175()131254()688.0175()925.524(

)( 222

XXn

YXXYna

0042.0

4

7304.0688.04

)1750042.0(688.0n

XaYb - 0.0106

2222 )()( YYnXXn

YXXYnr

Page 41: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

41

22 )688.0()213882.04()175()131254(

688.0175925.524

4345.913.91

275.83604.1207.211

)382184.0)(21875(4.1207.211

9985.0

Jadi, persamaan regresi linier larutan standar Na yaitu :

Y = 0.0042X – 0.0106

dengan harga koefisien korelasi linier (r) sebesar 0.9985

Page 42: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

42

Lampiran 5. Perhitungan Koefisien Korelasi Linier dari Kurva Regresi

Larutan Standar Kalium

Konsentrasi Larutan Standar K (ppm) Absorbansi

0 0

100 0.108

200 0.228

400 0.439

Dari data diatas ditentukan persamaan regresi linier larutan standar Kalium

yaitu Y = aX + b, dimana Y = absorbansi, X = konsentrasi, a = slope, b = intersep

dan r = koefisien korelasi linier, sebagai berikut :

X Y X2 Y2 XY

0 0 0 0 0

100 0.108 10000 0.011664 10.8

200 0.228 40000 0.051984 45.6

400 0.439 160000 0.192721 175.6

∑ = 700 ∑ = 0.775 ∑ = 210000 ∑ = 0.256369 ∑ = 232.0

3500005.385

4900008400005.542928

)700()2100004()775.0700()2324(

)( 222

XXn

YXXYna

0011.0

4005.0

477.0775.0

4)7000011.0(775.0

n

XaYb

0012.0

2222 )()( YYnXXn

YXXYnr

Page 43: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

43

22 )775.0()256369.04()700()2100004(

775.07002324

61.3855.385

85.1486975.385

)424851.0)(350000(5.542928

9984.0

Jadi, persamaan regresi linier larutan standar Na yaitu :

Y = 0.0011X + 0.0012

dengan harga koefisien korelasi linier (r) sebesar 0.9984

Page 44: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

44

Lampiran 6. Data kandungan Natrium dan Kalium pada air kelapa

a. Kelapa gading

Sangat Muda No Kadar Na Kadar K ppm mEq ppm mEq

1 8,7 0,4 4200 107,7 2 7,9 0,3 4110 105,1 3 8,9 0,4 4452 113,9 4 8,6 0,4 4098 104,8 5 8,1 0,4 4256 108,9

Mean 8,44 0,38 4223,2 108,08 SD 0,38 0,04 128,416 3,296

Muda 1 9,1 0,4 3714 95,0

2 9,6 0,4 3690 94,4 3 9,8 0,4 3668 93,8 4 9,9 0,4 3762 96,20 5 9,8 0,4 3812 97,50

Mean 9,64 0,4 3729,2 95,38 SD 0,287 0 51,855 1,324

Tua 1 21,1 0,9 3600 92,1

2 20,2 0,9 3220 84,9 3 20,7 0,9 3524 90,1 4 27,0 1,2 3560 91,0 5 26,4 1,1 3654 93,5

Mean 23,08 1,0 3531,6 90,32 SD 2,975 0,126 114,280 2,938

b. Kelapa hijau

Sangat Muda No Kadar Na Kadar K ppm mEq ppm mEq

1 4,1 0,2 3526 90,2 2 3,9 0,2 3580 91,6 3 3,8 0,2 3718 95,1 4 3,7 0,2 3662 93,7 5 4,3 0,2 3920 100,3

Mean 3,96 0,2 3681,2 94,8 SD 0,215 0 136,438 3,494

Page 45: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

45

Muda 1 4,6 0,2 3668 93,8 2 4,5 0,2 3614 92,4 3 4,0 0,2 3320 84,9 4 4,4 0,2 3580 91,6 5 4,5 0,2 3630 92,8

Mean 4,4 0,2 3562,4 91,1 SD 0,209 0 124,46 3,180

Tua 1 6,6 0,3 4046 103,5

2 6,1 0,3 3776 96,6 3 4,6 0,2 3774 96,5 4 6,5 0,3 3026 77,4 5 9,5 0,4 2726 70

Mean 6,66 0,3 3469,6 88,8 SD 1,591 0,06 5036,69 12,803

c. Kelapa hibrida

Sangat Muda No Kadar Na Kadar K ppm mEq ppm mEq

1 7,7 0,3 5224 133,6 2 7,2 0,3 5440 139,1 3 9,0 0,4 5624 143,8 4 7,8 0,3 5554 142,0 5 7,3 0,3 5446 139,3

Mean 7,8 0,32 5457,6 139,56 SD 0,642 0,04 135,64 3,456

Muda 1 10,6 0,5 5052 129,2

2 12,5 0,5 5606 143,4 3 12,0 0,5 5126 131,1 4 11,0 0,5 5034 128,7 5 10,8 0,5 4994 127,7

Mean 11,38 0,5 5162,4 131,88 SD 0,739 0 225,89 5,796

Tua 1 69,7 3,0 1712 43,8

2 41,8 1,8 2086 53,4 3 68,3 3,0 2222 57,0 4 93,1 4,0 1848 47,3 5 81,6 3,5 1654 42,3

Mean 70,9 3,06 1904,4 48,76 SD 17,102 0,731 217,60 5,62

Page 46: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

46

Lampiran 7. Analisis statistik

Oneway gadingna hijauna hibridana gadingk hijauk hibridak by usia /statistics descriptives /plot means /missing analysis /posthoc=lsd alpha(0.05). Oneway

Descriptives N Mean Std. Deviation Std. Error GadingNa sangat muda 5 8.4400 .42190 .18868

muda 5 9.6400 .32094 .14353 tua 5 23.0800 3.32671 1.48775 Total 15 13.7200 7.10163 1.83363

HijauNa sangat muda 5 3.9600 .24083 .10770 muda 5 4.4000 .23452 .10488 tua 5 6.6600 1.77848 .79536 Total 15 5.0067 1.56043 .40290

HibridaNa sangat muda 5 7.8000 .71764 .32094 muda 5 11.3800 .82583 .36932 tua 5 70.9000 19.12028 8.55085 Total 15 30.0267 31.65539 8.17339

GadingK sangat muda 5 4223.2000 143.57298 64.20779 muda 5 3729.2000 57.97586 25.92759 tua 5 3511.6000 170.01412 76.03262 Total 15 3821.3333 331.78277 85.66594

HijauK sangat muda 5 3681.2000 152.54245 68.21906 muda 5 3562.4000 139.15028 62.22990 tua 5 3469.6000 563.13835 251.84313 Total 15 3571.0667 332.90142 85.95478

HibridaK sangat muda 5 5457.6000 151.65355 67.82153 muda 5 5162.4000 252.55653 112.94671 tua 5 1904.4000 243.28337 108.79963 Total 15 4174.8000 1678.90505 433.49142

Page 47: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

47

Descriptives

95% Confidence Interval for Mean Minimum Maximum

Lower Bound Upper Bound

GadingNa sangat muda 7.9161 8.9639 7.90 8.90

muda 9.2415 10.0385 9.10 9.90

tua 18.9493 27.2107 20.20 27.00

Total 9.7872 17.6528 7.90 27.00

HijauNa sangat muda 3.6610 4.2590 3.70 4.30

muda 4.1088 4.6912 4.00 4.60

tua 4.4517 8.8683 4.60 9.50

Total 4.1425 5.8708 3.70 9.50

HibridaNa sangat muda 6.9089 8.6911 7.20 9.00

muda 10.3546 12.4054 10.60 12.50

tua 47.1590 94.6410 41.80 93.10

Total 12.4965 47.5568 7.20 93.10

GadingK sangat muda 4044.9306 4401.4694 4098.00 4452.00

muda 3657.2135 3801.1865 3668.00 3812.00

tua 3300.4996 3722.7004 3220.00 3654.00

Total 3637.5982 4005.0685 3220.00 4452.00

HijauK sangat muda 3491.7935 3870.6065 3526.00 3920.00

muda 3389.6221 3735.1779 3320.00 3668.00

tua 2770.3714 4168.8286 2726.00 4046.00

Total 3386.7120 3755.4213 2726.00 4046.00

HibridaK sangat muda 5269.2972 5645.9028 5224.00 5624.00

muda 4848.8097 5475.9903 4994.00 5606.00

tua 1602.3238 2206.4762 1654.00 2222.00

Total 3245.0534 5104.5466 1654.00 5624.00

Page 48: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

48

ANOVA

Sum of Squares df Mean Square F p.

GadingNa Between Groups 660.672 2 330.336 87.329 .000

Within Groups 45.392 12 3.783

Total 706.064 14

HijauNa Between Groups 20.985 2 10.493 9.609 .003

Within Groups 13.104 12 1.092

Total 34.089 14

HibridaNa Between Groups 12561.761 2 6280.881 51.373 .000

Within Groups 1467.128 12 122.261

Total 14028.889 14

GadingK Between Groups 1329600.533 2 664800.267 37.716 .000

Within Groups 211516.800 12 17626.400

Total 1541117.333 14

HijauK Between Groups 112499.733 2 56249.867 .469 .637

Within Groups 1439027.200 12 119918.933

Total 1551526.933 14

HibridaK Between Groups 38878228.800 2 19439114.400 399.515 .000

Within Groups 583881.600 12 48656.800

Total 39462110.400 14

Page 49: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

49

Post Hoc Tests

Multiple Comparisons

Dependent Variable (I) usia (J) usia

Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

GadingNa sangat muda muda -1.20000 1.23007 .349

tua -14.64000* 1.23007 .000

muda sangat muda 1.20000 1.23007 .349

tua -13.44000* 1.23007 .000

tua sangat muda 14.64000* 1.23007 .000

muda 13.44000* 1.23007 .000

HijauNa sangat muda muda -.44000 .66091 .518

tua -2.70000* .66091 .002

muda sangat muda .44000 .66091 .518

tua -2.26000* .66091 .005

tua sangat muda 2.70000* .66091 .002

muda 2.26000* .66091 .005

HibridaNa sangat muda muda -3.58000 6.99316 .618

tua -63.10000* 6.99316 .000

muda sangat muda 3.58000 6.99316 .618

tua -59.52000* 6.99316 .000

tua sangat muda 63.10000* 6.99316 .000

muda 59.52000* 6.99316 .000

GadingK sangat muda muda 494.00000* 83.96761 .000

tua 711.60000* 83.96761 .000

muda sangat muda -494.00000* 83.96761 .000

tua 217.60000* 83.96761 .024

tua sangat muda -711.60000* 83.96761 .000

muda -217.60000* 83.96761 .024

HijauK sangat muda muda 118.80000 219.01501 .597

tua 211.60000 219.01501 .353

muda sangat muda -118.80000 219.01501 .597

tua 92.80000 219.01501 .679

tua sangat muda -211.60000 219.01501 .353

muda -92.80000 219.01501 .679

Page 50: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

50

HibridaK sangat muda muda 295.20000 139.50885 .056

tua 3553.20000* 139.50885 .000

muda sangat muda -295.20000 139.50885 .056

tua 3258.00000* 139.50885 .000

tua sangat muda -3553.20000* 139.50885 .000

muda -3258.00000* 139.50885 .000

Multiple Comparisons

Dependent Variable (I) usia (J) usia

95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound

GadingNa sangat muda muda -3.8801 1.4801

tua -17.3201 -11.9599

muda sangat muda -1.4801 3.8801

tua -16.1201 -10.7599

tua sangat muda 11.9599 17.3201

muda 10.7599 16.1201

HijauNa sangat muda muda -1.8800 1.0000

tua -4.1400 -1.2600

muda sangat muda -1.0000 1.8800

tua -3.7000 -.8200

tua sangat muda 1.2600 4.1400

muda .8200 3.7000

HibridaNa sangat muda muda -18.8168 11.6568

tua -78.3368 -47.8632

muda sangat muda -11.6568 18.8168

tua -74.7568 -44.2832

tua sangat muda 47.8632 78.3368

muda 44.2832 74.7568

GadingK sangat muda muda 311.0503 676.9497

tua 528.6503 894.5497

muda sangat muda -676.9497 -311.0503

tua 34.6503 400.5497

tua sangat muda -894.5497 -528.6503

muda -400.5497 -34.6503

Page 51: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

51

HijauK sangat muda muda -358.3927 595.9927

tua -265.5927 688.7927

muda sangat muda -595.9927 358.3927

tua -384.3927 569.9927

tua sangat muda -688.7927 265.5927

muda -569.9927 384.3927

HibridaK sangat muda muda -8.7637 599.1637

tua 3249.2363 3857.1637

muda sangat muda -599.1637 8.7637

tua 2954.0363 3561.9637

tua sangat muda -3857.1637 -3249.2363

muda -3561.9637 -2954.0363

*. The mean difference is significant at the 0.05 level.

Page 52: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

52

Lampiran 8. Kecenderungan Perubahan Kandungan Na dan K

Page 53: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

53

Kandungan K

Page 54: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

54

Page 55: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

55

Lampiran 9. Perhitungan Konversi dari ppm menjadi mEq

Reaksi perubahan yang terjadi adalah :

Na Na+ + e

1 Eq Na = 1 mol Na

1 mEq Na = 1 mmol Na

1 mol Na = 23 g Na

1 mmol Na = 23 mg Na

1 mEq Na = 23 mg Na

23 mg Na/L = 1 mEq Na/L

23 ppm Na = 1 mEq Na/L

1 ppm Na = 1/23 mEq Na/L

Hal yang sama untuk K yaitu :

1 ppm K = 1/39 mEq K/L

39 ppm K = 1 mEq K/L

Page 56: Unud 426 752253172 Tessis Made Arsa

56

Lampiran 10. Gambar jenis kelapa

Gambar 1. Kelapa Hijau

Gambar 2. Kelapa Hibrida

Gambar 3. Kelapa Gading