PENGANTAR REDAKSI - UNUD

8

Transcript of PENGANTAR REDAKSI - UNUD

Page 1: PENGANTAR REDAKSI - UNUD
Page 2: PENGANTAR REDAKSI - UNUD

i

PENGANTAR REDAKSI

i bulan September tahun ini aktivitas Tri Dahrma di Univeritas Udayana terlihat sangat menggeliat. Hal ini terjadi karena sebagian besar kegiatan terkonsentrasi pada bulan September yang merupakan bulan perayaan Dies Natalis ke 52 Universitas Udayana

yang jatuh pada tanggal 29 September 2014. Seminar hasil-hasil penelitian, lokakarya, diskusi politik sampai pada pelayanan kepada masyarakat terlaksana meriah pada bulan ini. Ditambah lagi Ikatan Alumni Universitas Udayana (IKAYANA) menyelenggarakan reuni agung dengan berbagai kegiatan yang juga dikaitkan dengan perayaan dies. Menjadi meriah karena kebetulan ketua IKAYANA juga rektor Unud, Prof. Dr. Dr. Ketut Suastika, Sp. PD.KEMD sangat gesit menyemangati para panitia berbagai kegiatan tersebut. Salah satu kegiatan yang terkait dengan pengabdian kepada masyarakat adalah pemberian anugrah Udayana kepada penulis yang sangat gigih memperhatikan dan mempertahankan permainan tradisional Bali yaitu Made Taro. Perhatian lain dari Rektor Unud melalui LPPM adalah pemberian insentif bagi penulis buku, artikel ilmiah dan penerima HAKI, termasuk artikel yang dimuat dalam Jurnal Udayana Mengabdi (JUM) ini. Suatu bentuk apresiasi yang patut diapresiasi.

Sidang pembaca yang terhormat, Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dalam salah satu pasal menyebutkan bahwa hasil pengabdian kepada masyarakat harus didesiminasikan. Salah satu bentuk desiminasi adalah mempublikasikannya dalam jurnal ilmiah. Selanjutnya Dikti juga mensyaratkan agar penerima hibah pengabdian kepada masyarakat Dikti harus mempublikasikan hasil pengabdiannya dalam jurnal nasional maupun internasional. Dalam nomor ini JUM memuat beberapa hasil pengabdian yang didanai dari Dikti, khususnya program Iptek bagi Wilayah yang lebih populer dengan istilah IbW.

Industri sablon memerlukan inovasi diversifikasi produk dengan mengembangkan desain berbasis kebutuhan masyarakat yang menjadi perkembangan fashion terkini. Berdasarkan analisa distribusi rantai markov perkembangan motif fashion mengalami keadaan mantap tergantung dari trend pengaruh lingkungan dan siklus tersebut akan berulang tergantung dari pengaruh tokoh atau brand image promotor. Oleh karena itu motif desain untuk Usaha Kecil dan Menengah yang bergerak di bidang percetakan dan sablon di Madura memerlukan motif yang mempromosikan kekayaan budaya dan pariwisata berbasis kearifan lokal Madura sebagai pusat oleh-oleh dan promosi wisata Madura. Dengan kondisi usaha yang dialami kelompok usaha ini memerlukan sentuhan dari pihak lain agar terjadi pengembangan usaha yang signifikan. Budi Dwi Satoto dan Bain Khusnul Khotimah dari Universitas Trunojoyo Madura telah melakukan pemberdayaan masyarakat Kepulauan Talango Kabupaten Sumenep yang bergerak di bidang usaha percetakan dan sablon digital printing melalui program IbW Dikti.

Masih dalam lingkup program IbW, I G.A. lani Triani dan kawan-kawan dari Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Unud mengangkat bumbu tradisional Bali Suna Cekuh, sebagai bumbu penyedap dalam pembuatan kripik pisang. Suna Cekuh adalah bawang putih dan kencur yang sering digunakan sebagai bumbu dapur. Bawang putih merupakan kelompok rempah-rempah yang memiliki khasiat sebagai antimikroba dan antioksidan, demikian juga dengan kencur. Kedua bumbu dapur ini sudah sering dipakai sebagai bahan penyedap untuk berbagai jenis masakan, khususnya masakan Bali bumbu Suna Cekuh sudah sangat populer

Page 3: PENGANTAR REDAKSI - UNUD

Udayana Mengabdi Volume 13 Nomor 2 TahuN 2014

ii

dikalangan masyarakat, dengan rasa gurih dan enak serta merangsang selera makan. Hasil dari kegiatan pengabdian tersebut selengkapnya disajikan dalam nomor ini.

Optimalisasi pengembangan usaha peternakan sapi Bali yang lebih kompetitif dan berkelanjutan saat ini perlu dilakukan mengingat luasan lahan yang tersedia terus mengalami penyusutan. Salah satu cara adalah dengan menerapkan teknologi. I Made Mudita, dkk. dari Fakultas Peternakan Unud memproleh hibah IbW dari Dikti untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang menerapkan teknologi aplikatif. Sebenarnya kegiatan ini merupakan penerapan hasil penelitian yang dilakukan oleh yang bersangkutan sebelumnya. Desiminasi teknologi produksi bioinokulan berbasis cairan rumen “Bali-bio”, teknologi produksi silase pakan berbasis limbah dan pakan suplemen Urea Molases Blok/UMB, teknologi produksi pupuk organik dan biourine serta pemberian motivasi dan kiat-kiat pengembangan usaha peternakan yang menguntungkan adalah langkah yang telah dilakukannya. Melalui kegiatan sosialisasi/penyuluhan, pelatihan singkat dan pembentukan demplot di kedua mitra yang dipilih diharapkan tercipta peternakan yang kompotitif dan berkelanjutan.

Peleburan bahan gamelan merupakan proses pencairan unsur logam Cu (tembaga) dan unsur logam Sn (timah putih) sehingga menjadi logam paduan perunggu (bronze) yang terbentuk pada temperatur peleburan mencapai ± 10830 C. Proses ini dilakukan di tungku peleburan (prapen) melalui pembakaran bahan bakar berupa arang kayu serta tambahan udara pembakaran sehingga menghasilkan energi panas. Untuk kebutuhan udara pembakaran perajin gamelan yang ada di Dusun Tihingan memanfaatkan tenaga mekanik yang disebut blower sebagai penghembus udara melalui pipa distribusi (injektor) sehingga kapasitas dan laju aliran udara kontinu. Bentuk laluan injektor dan penampungan udara dari blower ke ruang bakar bahan bakar sangat berperan dalam menentukan kecepatan proses peleburan, hal ini dipengaruhi oleh tekanan, volume udara serta pengarah udara. IGN.Priambadi, dkk. dari Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Udayana melakukan modifikasi untuk mendapatkan laju alir udara yang lebih stabil dan menerapkannya di Desa Tihingan Klungkung yang merupakan sentra kerajinan gamelan sangat terkenal.

Usaha mengurangi pemakaian insektisida dalam pengendalian hama tanaman telah banyak dilakukan melalui sistem pengendalian hama terpadu (PHT) yang penerapannya didasari oleh pendekatan ekologi. PHT adalah tindakan pengelolaan hama yang mempertimbangkan secara seksama beberapa teknik pengendalian yang tersedia, sehingga dapat mengendalikan populasi hama pada tingkat yang tidak merugikan dan mengurangi resiko terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Tanaman jeruk di Desa Taro Gianyar akhir-akhir ini banyak yang terserang hama yang berdampak pada kerugian ekonomi yang tidak sedikit. Permasalahannya adalah 1) Apakah petani jeruk di Dusun Sengkaduan, Desa Taro sudah mengetahui seranggga D. citri sebagai hama dan sebagai vektor penyakit CVPD. 2) Apakah petani jeruk di Dusun Sengkaduan Desa Taro gejala serangan penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit CVPD. 3) Apakah petani jeruk di Dusun Sengkaduan, Desa Taro sudah mengetahui pengendalian D. citri dan penyakit CVPD. Permasalahan di atas di pecahkan oleh N. Wijaya, dkk, dari Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Hasil selengkapnya disajikan pada nomor ini.

Para pembaca yang budiman, adanya persyaratan dari Dikti untuk mempublikasikan hasil pengabdian dalam jurnal sejatinya bagi kami pengelola JUM sangat diuntungkan. Kami akhirnya mendapat naskah yang bagus dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Ini penting supaya JUM tidak hanya diisi oleh penulis internal, tapi juga eksternal. Ayo teman-teman yang lain, kami tunggu naskahnya.

Page 4: PENGANTAR REDAKSI - UNUD

ISSN : 1412-0925JURNAL PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

Udayana MengabdiJ O U R NA L O F C O M M U N I T Y S E RV I C E S

KETUA PENYUNTINGKomang Budaarsa

PENYUNTING PELAKSANANyoman Sadra Dharmawan

Gede MahardikaNyoman Wijaya

Made AntaraNengah Sudipa

Ketut Kartha DinataWayan P Windia

Sang Made Sarwadana

INSTITUSI PENERBITLembaga Penelitian dan Pengabdian

kepada Masyarakat Universitas UdayanaKampus Bukit Jimbaran - Badung Bali

Telepon : (0361)704622

KESEKRETARIATANNi Nyoman Suryani

Staf LPPM Unud

E-mail:[email protected]@yahoo.com

Jurnal UDAYANA MENGABDI diterbitkan sebagai media komunikasi, informasi, edukasi dan pemba-hasan masalah-masalah pembangunan, utamanya hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat dan hasil-hasil penelitian dalam berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Tujuan penerbitan jurnal ini adalah menyebarluaskan hasil-hasil pengabdian kepada masyarakat dan penelitian, meningkatkan kecerdasan penulis dan pembaca pada umumnya, serta landasan pengambilan kepu-tusan bagi pejabat terkait.

DAFTAR ISI

PENGANTAR REDAKSI .............................................................................................. . i

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KEPULAUAN TALANGO KABUPATEN SUMENEP MELALUI USAHA PERCETAKAN DAN SABLON DIGITAL PRINTING

Budi Dwi Satoto dan Bain Khusnul Khotimah......................................................... 53

PELATIHAN PENGOLAHAN KRIPIK PISANG BUMBU INSTAN ”SUNA CEKUH” DI DESA TIGA BANGLI

I G.A. Lani Triani, A.A.M.D. Anggreni , M. Indri H.A , dan A.S. Duniaji ................ 59

INTRODUKSI PEMBUATAN ASINAN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN BUAH SALAK DI DESA SIBETAN KARANGASEM

Duniaji, A.S, I.A. Mahatma, Ni W. Wisaniyasa dan N. N. Puspawati ................ 63

PEMBINAAN PETANI DI DESA SONGAN, KECAMATAN KINTAMANI-BANGLI MENGENAI PENGGUNAAN PESTISIDA

N. M. Utami Dwipayanti, M. Ayu Hita Pretiwi Suryadhi, N. K. Sutiari, I N. Sujaya, I M. Agus Gelgel Wirasuta, dan N. T. Suryadhi ............................... 66

APLIKASI INJEKTOR PADA TUNGKU PELEBURAN PERUNGGU UNTUK MENINGKATKAN KINERJA PRODUKSI GAMELAN BALI

IGN.Priambadi, I K. G. Sugita, I Putu Lokantara, I M. Parwata dan K. Astawa . 69

PENGENALAN PENGUKURAN SUDUT (ANGLE) DAN APLIKASINYA DI KELAS V SEKOLAH DASAR (SD N 5 KERAMAS – BLAHBATUH)

N. M. Asih dan L. P. Suciptawati ................................................................................ 73

DESIMINASI TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK PENGEM-BANGAN USAHA PETERNAKAN KOMPETITIF DAN BERKELANJUTAN DI DESA BANJARANGKAN

I M. Mudita, I G. N. Kayana N. W. Siti, I W. Wirawan dan I. B. G. Partama ...... 76

PELATIHAN INTERNET DASAR DAN APLIKASI E COMMERCE KELOM-POK TANI AMBUDI MAKMUR BANGKALAN

Nachnul Ansori dan Trisita Novianti ........................................................................ 81

PENGENALAN KULIT KOPI TERFERMENTASI SEBAGAI PAKAN KELINCI DI DESA RIANG GEDE, KECAMATAN TABANAN, KABUPATEN TA-BANAN

I.M. Nuriyasa, I.M. Mastika, G.A.M.K, Dewi. , I.N. Suryani, E. Puspani, D.P.M.A Candrawati..................................................................................................... 85

PEMBERDAYAAN IBU-IBU, BIDAN DAN KADER POSYANDU MELALUI PENYULUHAN TENTANG PEMBERIAN MAKANAN SEHAT UNTUK MENINGKATKAN GIZI DAN DAYA TAHAN TUBUH BAYI DAN ANAK DI DESA PENGOTAN KABUPATEN BANGLI

Rini Noviyani, N. P. Ariantari, Rasmaya Niruri, K.Widyani Astuti, dan S. Chandra Yowani .................................................................................................. 89

PELATIHAN BAHASA INGGRIS PEMANDU WISATA LOKAL DI DESA KAPAL

I N. Sudipa, I M. Rajeg dan LP. Laksminy ................................................................. 93

PELATIHAN TEKNIK PEMBUATAN BUBUR KERTAS (PULP) DARI LIM-BAH KORAN BEKAS BAGI SENIMAN DAN PENGRAJIN OGOH-OGOH DI DESA MELINGGIH, PAYANGAN, GIANYAR

T. G. T. Nindhia, I W. Surata, I K. A. Atmika, D. N. K. P. Negara, A.A.I.A. S. Komaladewi, M. Sucipta d an I N Suarnadwipa ................................. 96

AWAS BAHAYA PENYAKIT CVPD DAN TEKNIK PENGENDALIANNYA PADA TANAMAN JERUK

I N. Wijaya, M. Sritamin, W. Adiartayasa, I G. N. Bagus, M. Sudarma dan N. M. Puspawati ................................................................................................... 100

PEDOMAN PENULISAN • WRITING GUIDANCE .......................................................... 104

Page 5: PENGANTAR REDAKSI - UNUD

85

PENGENALAN KULIT KOPI TERFERMENTASI SEBAGAI PAKAN KELINCI DI DESA RIANG GEDE, KECAMATAN TABANAN, KABUPATEN TABANAN

i.m. nuriyaSa, i.m. maStiKa, G.a.m.K, dewi. , i.n. Suryani, e. PuSPani, d.P.m.a candrawati

Fakultas Peternakan Universitas [email protected]

ABSTRACT

Farmers in Riang Gede village, Tabanan District, Tabanan regency generally raise rabbits traditionally by providing grass field as basic feed and concentrate supplementation very minimum. Short course on diet manufacturing techniques in the form of pellets was performed in Juni 2014, aims to introduce the feed pellets, according to the rabbit nutrient requirements standard. Short course was suported by Tabanan Departement of Animal Production and Animal Sciense Post Gradute Program, Udayana University. This training introduces fermented of coffee leather as rabbit diet formulation in pellet form. There were 18 local famers and 9 farmer’s wife and 5 Riang Gede community leaders. The teams presented about (1) Rabbit nutrient requirment, (2) Prospect of rabbit, (3) energy and protein balance, (4) rabbit desease dan (4) diet manufacturing techniques in the form of pellets. Farmers can understand the course material and interested in creating a diet in the form of pellets. Based on the limited discussion, it could be seen that participants were very enthusiastic in joining this activity. They used this occasion for making discussion with the concerned team from Udayana University.

Keywords: fermented coffee pulp, rabbit nutrien requirement standard, diet manufacturing techniques in the form of pellets.

PENDAHULUAN

Kelinci belum sepopuler ternak ruminansia (sapi, kambing) sebagai sumber protein hewani, walaupun daging kelinci mempunyai kandungan protein paling tinggi dan kandungan lemak daging paling rendah. USDA (2009) menyatakan kandungan protein daging kelinci, sapi dan babi secara berturut-turut adalah 20,8%, 16,3% dan 11,9%. Ditinjau dari kandungan lemak, daging kelinci paling rendah (kualitas daging paling tinggi) daripada ternak sapi dan babi. Kandungan lemak daging kelinci, sapi dan babi secara berturut-turut adalah 10,2%, 28,0% dan 45%. Potensi dari tenak ini sangat memungkinkan dikembangkan dalam usaha untuk mencapai target swasembada pangan khususnya protein hewani. Protein hewani mempunyai asam-asam amino lebih lengkap dan lebih seimbang daripada protein nabati. Konsumsi protein hewani berkorelasi positif terhadap tingkat kecerdasan masyarakat.

Usaha budidaya ternak kelinci sebagai penghasil daging lebih menguntungkan dibandingkan ternak lain, terutama ruminansia. Hal ini disebabkan kelinci merupakan ternak prolifik, dapat bunting dan menyusui, pada waktu yang bersamaan, interval beranak cepat dan dapat tumbuh cepat. Berbagai keuntungan ekonomi pada usaha skala kecil dan menengah antara lain (i) kebutuhan modal tetap dan modal kerja yang relatif kecil, (ii) pakan tidak tergantung pada bahan baku impor dan mampu

mengkonsumsi hijauan dan produk limbah secara efisien dan tidak bersaing dengan pangan, (iii) mudah dibudidayakan, (iv) tidak membutuhkan lahan luas, (v) dapat memanfaatkan limbah pertanian dan limbah industri pangan, (vi) menghasilkan daging secara efisien, (vii) menghasilkan beragam produk seperti daging, kulit, kulit-bulu, pupuk organik, kelinci hias, (viii) kualitas daging, protein tinggi dan rendah kolesterol (McNitt et al.,1996). Menurut Nuriyasa (2012) dibalik sifat unggul yang dimiliki kelinci, terdapat juga sifat yang tidak menguntungkan yaitu ternak kelinci sensitif terhadap faktor makanan.

Peternakan konvensional dengan kandang sederhana di belakang rumah atau sitem back yard farming (Schiere, 1999) merupakan pilihan sebagian besar peternak kelinci di Desa Dajan Peken. Pakan kelinci yang diberikan oleh peternak kelinci di Desa ini berupa rumput lapangan dengan suplementasi pakan seadanya juga berupa nasi, dedak, ampas tahu atau campuran ketiganya dengan komposisi yang tidak pasti.

Mengacu pada kondisi yang dipaparkan di atas maka permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Masih terbatasnya pengetahuan peternak tentang kebutuhan nutrien pada ternak kelinci, (2) Peternak kelinci di Desa Dajan Peken belum mengetahui cara pembuatan pakan kelinci dalam bentuk pellet.

Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memperkenalkan kulit kopi terfermentasi sebagai bahan dasar pembuatan pakan kelinci. Kegiatan

Udayana Mengabdi 13 (2): 85 - 88 ISSN : 1412-0925

Page 6: PENGANTAR REDAKSI - UNUD

Udayana Mengabdi Volume 13 Nomor 2 TahuN 2014

86

ini juga bertujuan untuk memberikan tambahan pengetahuan pada peternak di Desa Dajan Peken, Tabanan terutama persoalan yang menyangkut nutrien, standar kebutuhan nutrien pada ternak kelinci dan proses pembuatan pakan kelinci dalam bentuk pellet.

Kegiatan ini bermanfaat untuk mempercerpat pengembangan ternak kelinci di Desa Peken Tabanan khususnya dan di Bali serta Indonesia pada umumnya. Perkembangan ternak kelinci akan dapat meningkatkan konsumsi protein hewani masyarakat, mencerdaskan bangsa dan dapat meningkatkan kesejahtraan peternak.

METODE PEMECAHAN MASALAH

Permasalahan yang dijumpai di lapangan yaitu pada peternak kelinci khususnya di Tabanan adalah pengetahuan peternak tentang pakan yang menyangkut kuantitas dan kualitas sangat rendah. Peternak menggunakan rumput lapangan sebagai pakan utama pada semua status fisiologi (pertumbuhan, bunting, laktasi). Tambahan konsentrat berupa dedak atau ampas tahu diberikan hanya bersifat eksidental dengan takaran yang tidak menentu. Kondisi ini menyebabkan sering terjadi kanibalisme induk kelinci terhadap anaknya. Peternak di Desa Dajan Peken kebanyakan membuat kandang di emperan rumah (back yard farming system) dengan menggunakan atap kantang dari seng atau asbes. Kondisi ini menyebabkan stres panas pada ternak kelinci dan memicu bertambahnya kejadian kanibalismen.

Permasalahan di atas di pecahkan dengan memperkenalkan kulit kopi terfermentasi sebagai pakan kelinci dalam bentuk pelet. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di desa Dajan Peken, Tabanan dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama adalah penyuluhan berupa ceramah tentang : (1) kebutuhan nutrien ternak kelinci, (2) prospek peternakan kelinci, (3) keseimbangan energi dan protein, (4) penyakit dan pengendalian penyakit, (5) pembuatan pakan dalam bentuk pellet. Setalah ceramah dilanjutkan dengan sesi kedua yaitu demontrasi pembuatan pakan kelinci dalam bentuk pelet. Pada Gambar 1. Nampak Dr. Ir. I Made Nuriyasa, MS sedang menjelaskan cara pembuatan pakan dalam bentuk pelet yang didampingi oleh Ibu Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan yaitu Ibu Ir. Ketut Warsiki, penuh bersemangat menunjukkan bahan pakan yang akan dipakai dalam pembuatan MNB dalam bentuk pelet.

Setelah penjelasan mengenai pembuatan pakan pelet selesai, pembinaan dilanjutkan dengan proses penggilingan bahan pakan yang sedah tercampur menjadi bahan pakan dalam bentuk pelet, seperti pada Gambar 2.

Gambar 2. Proses penggilingan pakan dalam bentuk pelet

Pakan dalam bentuk pelet adalah merupakan pakan lengkap dengan komposisi bahan dan kandungan nutrisi sedah disesuaikan dengan kebutuhan ternak kelinci, seperti disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Komposisi Bahan Pakan Ternak Kelinci dengan Bahan Dasar Kulit Kopi

Bahan Komposisi (%)Kulit kopi terfermentasi 40Bungkil kelapa 2,5Tepung ikan 10Tepung tapioka 13Tepung kedelai 8Ampas tahu 13Dedak padi 3Rumput gajah 3Garam dapur 0,25Pignox 1,05Serbuk gergaji kayu 6,2Total 100Sumber: Nuriyasa (2014)

Pakan komplit dengan bahan dasar kulit kopi merupakan pakan lengkap dalam bentuk pelet. Pemberian pakan ini dapat ditambahkan hijauan segar atau rumput lapangan dalam jumlah kecil hanya

Gambar 1. Penjelasan Cara Pembuatan Pakan dalam Bentuk Pelet

Page 7: PENGANTAR REDAKSI - UNUD

87

sebagai camilan. Pakan komplit ini mengandung ME: 2602,58 kkal/kg, Protein kasar: 16,99%, Ca: 0,49%, P: 0,33%, Lemak: 5,98% dan serat kasar: 11,41%. Peternak yang memberikan pakan komplit diharuskan memberikan air minum. Sebagai alternatif, peternak juga diberikan pembinaan mengenai penggunaan pakan dalam bentuk suplementasi Multi Nutrien Block (MNB) dengan tetap menggunakan pakan dasar berupa rumput lapangan dalam bentuk segar. MNB disusun dari limbah pertanian dan bahan lain yang mudah didapatkan, salah satu contoh pada Tabel 2.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelatihan di KelasPelatihan dilaksanakan di Balai Desa Riang

Gede, Tabanan agar lokasi representatif untuk semua banjar adat yang ada di Desa Riang Gede. Sejak penjajagan awal sampai kegiatan pengabdian masyarakat berlangsung nampak tanggapan aparat desa di Dajan Peken sangat baik yang diindikaskan dengan penentuan waktu ceramah dikoordinasikan langsung Bapak Kepala Desa Riang Gede, Tabanan bersama dengan ketua kelompok ternak Trewulu. Acara pengabdian disepakati tanggal 20 Juni 2014. Partisipasi yang tinggi juga ditunjukkan oleh anggota kelompok ternak Trewulu, Desa Riang Gede, Tabanan karena disela-sela kesibukan membuat sarana upakara menjelang rerahinan, peternak kelinci beserta ibu-ibu peternak tetap komitmen untuk mengadiri ceramah. Indikasi lainnya adalah tim penyuluh dari Universitas Udayana disambut langsung oleh Kepala Desa Riang Gede yang sekaligus membuka acara ceramah seperti pada Gambar 3. Partisipasi peternak yang tinggi ditunjukkan oleh kesediaan dan keterbukaan peternakan mengantarkan tim penyuluh melihat langsung peternakan kelinci pada kelompok ternak Trewulu Desa Riang Gede, Tabanan. Pengabdian kepada masyarakat di Desa Riang Gede bisa dikatakan diikuti oleh semua komponen masyarakat yang ada di Desa Dajan Peken, Tabanan dengan usia, jenis kelamin dan tingkat pendidikan yang berbeda. Pengabdian diikuti oleh semua anggota kelompok ternak Trewulu, semua Kepala Lingkungan dan beberapa anggota PKK Desa Riang Gede, Tabanan. Respon khalayak sasaran yakni masyarakat desa khususnya peternak kelinci Desa Dajan Peken, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan cukup baik. Hal ini tercermin dari kehadiran 100% dari dari jumlah anggota kelompok ternak kelinci yang terdaftar, seperti pada Gambar 4.

Materi ceramah di kelas yang meliputi: (1) kebutuhan nutrien ternak kelinci, (2) prospek peternakan kelinci, (3) keseimbangan energi dan protein, (4) penyakit pada ternak kelinci, (5) cara membuat pakan dalam bentuk pellet yang disampaikan

oleh Ibu, Prof. Dr. Ir. G.A.M Kristina Dewi dan Bapak Dr. Ir. I Made Nuriyasa, MS.

Saat ceramah dan diskusi semua peserta sangat serius dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan terbukti dengan banyaknya masalah peternakan khususnya masalah hubungan cara pemberian pakan, prospek peternakan kelinci di masa depan dan cara pengolahan daging kelinci. Tercatat 75% dari peternak yang hadir mengajukan permasalahan, baik berupa kasus maupun menanyakan hal-hal yang belum mereka pahami. Ransum kelinci dalam bentuk pelet yang disebut dengan Multi Nutrien Block (MNB) komposisi bahan yang digunakan disajikan pada Tebl 2.

Tabel 2. Komposisi Bahan Penyusun Multi Nutrien Block (MNB)

Bahan Komposisi (%)Molases 9Polar 17,5Ampas tahu 59Tepung tapioka 5Pignox 4,5Garam dapur 0,5Minyak kelapa 4,5Total 100Sumber: Nuriyasa (2014)

Pada saat kegiatan diberikan arahan secara langsung tentang segala hal yang berkaitan dengan kualitas dan

Gambar 3. Pembukaan Ceramah Oleh Bapak Kepala Desa Riang Gede

Gambar 4. Kelompok Ternak Kelinci Trewulu Saat Mengikuti Penyuluhan

Pengenalan Kulit Kopi Terfermentasi Sebagai Pakan Kelinci di Desa Riang Gede, Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan [I.M. Nuriyasa, dkk.]

Page 8: PENGANTAR REDAKSI - UNUD

Udayana Mengabdi Volume 13 Nomor 2 TahuN 2014

88

kuantitas ransum yang mesti diberikan pada ternak kelinci, sehingga masing-masing peternak memahami kekurangan manajemen peternakannya terutama dalam hal kualitas dan kuantitas ransum yang dapat menunjang pertumbuhan kelinci dengan maksimal. Pada saat pelatihan pembuatan pakan kelinci dalam bentuk pelet, peternak saat antusias mengikuti dan ada ketertarik yang sangat tinggi untuk memiliki mesin pelet. Antusias tersebut kemudian diajukan kepada Kepala Dinas Peternakan Tabanan untuk mohon bantuan pengadaan mesin pelet. Pada kesempatan tersebut Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Tabanan langsung merespon dengan mempasilitasi dan mengawal proposal yang akan diajukan oleh kelompok ternak kelinci Trewulu Desa Riang Gede, Tabanan.

SIMPULAN DAN SARAN

SimpulanSimpulan yang dapat diambil adalah kegiatan

pengabdian kepada masyarakat ini mendapatkan sambutan positif dari Aparat Desa dan peternak kelinci di Desa Riang Gede, Kabupaten Tabanan yang dapat dilihat dari kehadiran kelompok ternak bahkan masyarakat yang belum beternakpun banyak yang mengikuti penyuluhan oleh tim penyuluh.

Setalah diberikan penjelasan, peternak menyadari bahwa faktor makanan (kuantitas dan kualitas) perlu mendapat perhatian yang serius. Disadri oleh peternak bahwa pemberian pakan dalam bentuk pelet akan menjamin ternak kelinci mendapat nutrien (zat makanan) yang seimbang sesuai dengan kebutuhan ternak.

SaranDari kegiatan yang telah dilakukan dapat disarankan

perlu adanya pembinaan berkesinambungan sehingga inovasi baru yang diberikan betul-betul dapat dilaksanakan serta disebarluaskan sehingga tujuan kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani peternak dapat benar-benar terwujud. Perlu dilakukan pengabdian masyarakat dalam hal penanganan pasca panen agar peternak kelinci dapat meningkatkan pengasilannya

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Ketua Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Universitas Udayana atas bantuan dana dalam pelaksanaan kegiatan pengabdian ini. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Dinas Peternakan, Kabupaten Tabanan, Program Studi Magister Ilmu Peternakan, Universitas Udayana serta semua pihak yang telah memberikan dukungan sehingga kegiatan pengabdian ini dapat terselenggara dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Mc.Nitt, J.I., N.M. Nephi, S.D. Lukefahr and P.R. Cheeke. 1996. Rabbit Production. Interstate Pub-lishers, Inc.p. 78-109.

Nuriyasa, M. 2012. Respon Biologi serta Pendugaan Kebutuhan Energi dan Protein Ternak Kelinci Lokal (Lepus nigricollis) pada Kondisi Lingkungan Berbeda di Daerah Dataran Rendah Tropis. DIser-tasi Program Pasca Sarjana, Universitas Udayana, Denpasar.

Schiere, J.B. 1999. Backyard Farming in the Tropics. CTA Pubblished.

USDA. 2009. Rabbit Protein. http://www.mybunny-farm.com/rabbitprotein/ Diunduh Tanggal 20 Nopember 2011.