Unstable Angina
-
Upload
frisma-indah-permatasari -
Category
Documents
-
view
44 -
download
2
description
Transcript of Unstable Angina
Unstable Angina Pectoris
Poetri Sariasih Saptlya1102007214
Amita Shindu Kusuma1102008025
Fathia Nurafiatin1102008103
Pembimbing :dr. Librantoro, Sp.JP FIHA
IDENTITAS PASIEN• No. RM : 3140**• Nama : Tn. R• Umur : 73 tahun• Agama : Islam• Alamat : Kramat sawah III, Jakarta• Tanggal masuk rawat : 15 Agustus 2014• Tanggal pemeriksaan : 15 Agustus 2014
ANAMNESA• Keluhan Utama: Sesak nafasRiwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke RS Ridwan dengan keluhan keluhan sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk RS. Keluhan sesak disertai dengan Nyeri dada rasa nya seperti terasa berat didada, panas, dan menjalar ke lengan kiri , jantung berdebar-debar, keringat dingin , mual, perut kembung,hal ini dirasakan pada saat sarapan pagi,saat mau tidur malam, dan pada saat pasien sedang duduk santai.Lama nya sakit kira-kira selama 30-40 menit. Pusing, muntah, demam, batuk disangkal oleh pasien. BAB(+), BAK(+) normal .
• Riwayat Penyakit Dahulu :Riwayat penyakit asma disangkalRiwayat penyakit hipertensi disangkalRiwayat penyakit jantung disangkalRiwayat alergi disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga :Tidak ada
• Riwayat kebiasaan / Sosial :Merokok disangkal
Pemeriksaan Fisik• Keadaan umum : tampak sakit sedang• Kesadaran : compos mentis• Tekanan darah : 180/110 mmHg• Nadi : 64x/m• Respirasi : 28x/m• Suhu : 36 0C
• Kepala : Normocepal, rambut distribusi merata.• Mata : Pupil isokor, conjungtiva anemis -/-,
sclera ikterik -/-, • Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening.• Thoraks: Simetris, tidak ada retraksi
Cor : BJ I-II regular, murmur (-), gallop (-)Pulmo : Suara nafas vesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-
• Abdomen : Datar, bising usus (+) normal, supel, nyeri tekan epigastrium (+), hepar dan lien tidak teraba.
• Ekstremitas : Akral dingin, CRT < 2 detik, tidak ada sianosis, tidak ada
edema.
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan
Hb (g/dl)
Ht (%) Trombosit (/µL)
Leukosit (/µL)
15-8-2014 15,6 46 214.000 9000
Pemeriksaan
Kalium
mEq
Natrium
mEq/L
Chlorida
mEq/L
15-8-2014 3,6 145 111
Pemeriksa
an
SGOT
(U/L)
SGPT
(U/L)
Ureum
Mg/dL
Creatinin
Mg/dL
GDS
mg/dL
15-8-2014 24 21 36 0,88 117
Pemeriksa
an
Cholester
ol total
HDL
cholester
ol
LDL
cholester
ol
Trigliserid
a
Uric acid
18-8-2014 164 45 94 124 3,3
Pemeriksaan EKG
DIAGNOSIS• Unstable Angina Pectoris
PENATALAKSANAAN• ISDN 5 mg/ 8 jam• Lovenox 0,6 cc/ 12 jam • CPG 75 mg/ 24 jam• Aspilet 80 mg / 24 jam
ANALISA KASUS
Pasien datang ke RS Ridwan dengan keluhan keluhan sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk RS. Keluhan sesak disertai dengan Nyeri dada rasa nya seperti terasa berat didada, panas, dan menjalar ke lengan kiri , jantung berdebar-debar, keringat dingin , mual, perut kembung,hal ini dirasakan pada saat sarapan pagi,saat mau tidur malam, dan pada saat pasien sedang duduk santai.Lama nya sakit kira-kira selama 30-40 menit
Definisi Angina Pectoris Tidak Stabil
sindroma kronis dimana klien mendapat serangan sakit dada yang khas yaitu seperti ditekan, atau terasa berat di dada yang seringkali menjalar ke lengan sebelah kiri yang timbul pada waktu istirahat serta durasi yang cukup lebih lama dibandingkan angina pectoris stabil
Gejala Angina Pectoris Tidak Stabil
• Pasien dengan angina yang masih baru dalam 2 bulan, dimana angina cukup berat dan frekuensi cukup sering, lebih dari 3 kali per hari.
• Pasien dengan serangan angina pada waktu istirahat.• Sifat, tempat dan penyebaran nyeri dada mirip dengan
angina pektoris stabil.• Durasi serangan dapat timbul lebih lama dari angina
pektoris stabil.• Pencetus atau penyebab dapat terjaddi pada keadaan
istirahat atau pada tingkat aktivitas ringan.
Pemeriksaan Fisik
Status generalis• Keadaan umum : tampak sakit sedang• Kesadaran : compos mentis• Tekanan darah : 180/110 mmHg• Nadi : 64x/m• Respirasi : 28x/m• Suhu : 36 0CFaktor pencetus dari angina pectoris tidak stabil salah satunya memiliki hipertensi
Pemeriksaan EKG
EKG pada Angina Pektoris Tidak Stabil
Depresi segmen ST dengan atau tanpa inversi gelombang T (penanda iskemia), kadang-kadang elevasi segmen ST sewaktu ada nyeri, tidak dijumpai gelombang Q.
TINJAUAN PUSTAKA
Angina pectorisSuatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu:-dada seperti ditekan benda berat-nyeri seperti ditusuk-tusuk dan-biasanya menjalar hingga kelengan kiri atau ke kedua lengan sebagai konsekuensi dari iskemia miokard
Klasifikasi angina pectoris
• Serangan saat aktivitas• hilang dengan istirahat• reversible dan tidak progresifAngina stabil
• frekuensi dan derajat keparahannya meningkat• Durasi serangan yang lama• Terasa sedikit berkurang dengan pemberian nitrat
sublingual
Angina tidak stabil
• Serangan dapat muncul saat istirahat• Umumnya terjadi pada midnight – pagi hari• Segera menghilang setelah pemberian nitrogliserin
Angina prinzmetal
Kriteria unstable angina pectoris
• Serangan angina yang baru muncul dalam 2 bulan, terasa cukup berat dan frekuensi lebih sering (biasanya hingga >3x/hari).
• Pasien dengan angina yang makin memberat, sebelumnya angina stabil, lalu serangan angina timbul lebih sering, dan lebih berat sakit dadanya, sedangkan faktor presipitasi makin ringan.
• Pasien dengan serangan angina pada waktu istirahat.
Unstable
angina pectori
s
Klasifikasi berdasarkan beratnya angina
• Angina yang berat untuk pertama kali . • Pasien dengan durasi angina kurang dari 2 bulan,
bertambah berat atau terjadi ≥ 3 kali perhari, atau angina yang jelas lebih sering dan timbul dengan aktivitas ringan.
Class I • Angina saat istirahat; subakut • Pasien dengan 1 kali atau lebih serangan angina
dalam 3 bulan dan tidak ada serangan dalam 48 jam terakhir.
Class II
• Angina saat istirahat; akut• Pasien dengan 1 kali atau lebih serangan angina
saat istirahat dalam 48 jam terakhir Class III
Epidemiologi
Amerika serikat• Tahun 2004, National Center for Health Statistics:
rawat-inap 1,565,000 untuk primer atau sekunder diagnosis akut koroner sindrom (ACS), 669,000 untuk UA dan 896,000 untuk infark miokard (MI)
• Tahun 2003, ada 4,497,000 kunjungan ke bagian gawat darurat Amerika Serikat dengan diagnosa Cardiovascular Disease (CVD)
Indonesia • Tahun 2008, prevalensi infark miokard pada wanita
mencapai 4,12% dan 7,6% pada pria, atau 5,29 secara keseluruhan
• Tahun 2000 hanya 1,2%.• Depkes RI: prevalensi Penyakit Jantung Koroner (PJK)
di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Faktor risikoFaktor risiko yang tidak dapat
diubah
• Umur• jenis kelamin• riwayat penyakit dalam
keluarga
Faktor risiko yang dapat diubah
• Merokok• hiperlipidemia• hipertensi• obesitas• DM
Patofisiologi
patogenesis
Ruptur plak
trombosis dan
agregasi trombosit
Vasospasme
erosi pada plak tanpa
ruptur
Algorithm to risk stratify patients with
unstable angina based on ECG and repeated
troponin measurements
AnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan Penunjang:-EKG-Laboratorium (Enzim)
DIAGNOSIS Kategori Gambaran
Kelas I Aktifitas sehari-hari seperti jalan kaki, berkebun, naik
tangga 1-2 lantai dan lain-lainnya tidak menimbulkan
nyeri dada. Nyeri dada akan timbul bila latihan berat,
bekerja cepat atau terburu-buru dan berpergian.
Kelas II Aktifitas sehari-hari agak terbatas, misalnya angina
pektoris akan timbul bila melakukan aktivitas lebih
berat dari biasanya seperti berjalan kaki 2 blok, naik
tangga lebih dari 1 lantai, dan berjalan menanjak
Kelas III Aktifitas sehari-hari nyata terbatas, angina pektoris
timbul bila berjalan 1-2 blok, naik tangga lebih dari 1
lantai dengan kecepatan biasa
Kelas IV Angina bisa timbul waktu istirahat sekalipun, hampir
semua kegiatan dapat menimbulkan angina, termasuk
mandi dan menyapu.
• Serangan angina yang terjadi saat istirahat
• Durasi serangan mencapai ≥ 20 menit
• Onset angina baru ccsc kelas iii atau iv dalam waktu 4 minggu presentasi
• Peningkatan frekuensi dan intensitas angina sebelumnya stabil untuk ccsc kelas iii atau iv
• Angina dalam waktu 6 minggu setelah infark miokard
Pemeriksaan penunjang• ST depresi• inversi gelombang T• elevasi segmen ST• hambatan cabang
ikatan his• tanpa perubahan
segmen ST dan gelombang T
EKG
• treadmill• sepeda ergometer
Uji latih
• gangguan faal ventrikel kiri, adanya insufisiensi mitral dan abnormalitas gerakan dinding regional jantung, menandakan prognosis kurang baik
ekokardiografi
Pemeriksaan penunjang (2)
• Pembesaran jantung dapat menandakan adanya disfungsi pada organ jantung sebelumnya
Rontgen Thoraks
• Troponin T• Troponin I• pemeriksaan CK-
MB
laboratorium
Tatalaksana medikamentosa (antiangina)
• vasodilatasi pembuluh darah• mengurangi preload dan afterloadmengurangi
wall stress dan kebutuhan oksigen (Oxygen demand)
Nitrat
• menurunkan kebutuhan oksigen miokardium• penurunan denyut jantung dan daya kontraksi
miokardiumβ-blocker
• vasodilatasi koroner dan menurunkan tekanan darah
• Golongan dihidropiridin: nifedipin, Golongan nondihidropiridin: verapamil dan diltiazem.
Antagonis kalsium
Tatalaksana medikamentosa
• Aspirin• Tienopiridin• Klopidogrel• Inhibitor GP IIb/IIIa
Anti-agregasi trombosit
• Unfractionated Heparin • Low Molecular Weight Heparin
(LMWH) • Direct Thrombin Inhibitors
Anti-trombin
pembedahan • Ventricular aneurysmectomy : rekonstruksi terhadap kerusakan
ventrikel kiri. • Coronary arteriotomy : memperbaiki langsung terhadap
obstruksi arteri koroner. • Internal thoracic mammary : revaskularisasi terhadap miokard. • Coronary artery baypass grafting (cabg) : hasilnya cukup
memuaskan dan aman yaitu 80%-90% dapat menyembuhkan angina dan mortabilitas hanya 1 %.
Metode terbaru di samping pembedahan
Percutanecus transluminal
coronary angioplasty
(PCTA)
Percutaneous rotational coronary
angioplasty (PCRA)
Laser angioplasty
Komplikasi • Infark miokardium• Aritmia• Gagal jantung
Stratifikasi rasio• Risiko rendah: tidak mempunyai angina sebelumnya, dan sudah tidak
ada serangan angina, sebelumnya tidak memakai obat anti angina dan ECG normal atau tidak ada perubahan dari sebelumnya; enzim jantung tidak meningkat termasuk troponin dan biasanya usia masih muda.
• Risiko sedang: ada angina yang baru dan makin berat, didapatkan angina pada waktu istirahat, tak ada perubahan segmen ST, dan enzim jantung tidak meningkat.
• Risiko tinggi bila pasien mempunyai angina waktu istirahat, angina berlangsung lama, atau angina paska infark; sebelumnya sudah mendapat terapi yang intensive, usia lanjut, didapatkan perubahan segmen ST yang baru, didapatkan kenaikan troponin, dan ada keadaan hemodinamik tidak stabil
THANK YOU ..