UAS filsafat

16
Nama : Dwi Yuliannisa Amri NIM : 20151030015 Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam Setiap dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran tidak lepas dari 3 bidang norma atau kaidah yang menjadi pegangan, dan juga yang menjadi tolak ukur untuk menentukan seorang dokter atau dokter gigi tersebut bersalah atau tidak dalam berpraktik. Permasalahannya adalah bagaimanakah seorang dokter dapat memilah antara norma etika sebagai anggota profesi dan norma etika sebagai pelaksana praktik kedokteran?. Kapankah seorang dokter masuk dalam lingkup norma disiplin kedokteran dan kapan pula seorang dokter sebagai warga masyarakat diatur dalam lingkup hukum (pidana, perdata, dan administrasi). Dengan berlakunya undang-undang praktik kedokteran No. 29 tahun 2004, maka apa yang menjadi norma atau kaidah-kaidah bagi setiap dokter atau dokter gigi baik sebagai individu maupun sebagai organisasi profesi. Sebagai individu pengembangan ilmu pengetahuan kedokteran dalam penerapannya maupun sebagai individu dalam pergaulan masyarakat di bidang praktik kedokteran telah diatur dan telah diberlakukan. Undang-undang praktik kedokteran mengatur tentang profesi dan etika kedokteran dan kedokteran gigi pada pasal 1 angka 11, pasal 8, pasal 68 dan sebagainya, mengatur disiplin keilmuan kedokteran dan kedokteran gigi antara lain Bab VIII, pasal 55 sampai dengan 70, pasal 44, 45, 46, dan 48 dan sebagainya. Dan yang mengatur mengenai hukum kedokteran dan kedokteran gigi

description

UAS filsafat

Transcript of UAS filsafat

Page 1: UAS filsafat

Nama : Dwi Yuliannisa Amri

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam

Setiap dokter atau dokter gigi yang melakukan praktik kedokteran tidak lepas dari 3

bidang norma atau kaidah yang menjadi pegangan, dan juga yang menjadi tolak ukur untuk

menentukan seorang dokter atau dokter gigi tersebut bersalah atau tidak dalam berpraktik.

Permasalahannya adalah bagaimanakah seorang dokter dapat memilah antara norma etika

sebagai anggota profesi dan norma etika sebagai pelaksana praktik kedokteran?. Kapankah

seorang dokter masuk dalam lingkup norma disiplin kedokteran dan kapan pula seorang

dokter sebagai warga masyarakat diatur dalam lingkup hukum (pidana, perdata, dan

administrasi).

Dengan berlakunya undang-undang praktik kedokteran No. 29 tahun 2004, maka apa

yang menjadi norma atau kaidah-kaidah bagi setiap dokter atau dokter gigi baik sebagai

individu maupun sebagai organisasi profesi. Sebagai individu pengembangan ilmu

pengetahuan kedokteran dalam penerapannya maupun sebagai individu dalam pergaulan

masyarakat di bidang praktik kedokteran telah diatur dan telah diberlakukan. 

Undang-undang praktik kedokteran mengatur tentang profesi dan etika kedokteran dan

kedokteran gigi pada pasal 1 angka 11, pasal 8, pasal 68 dan sebagainya, mengatur disiplin

keilmuan kedokteran dan kedokteran gigi antara lain Bab VIII, pasal 55 sampai dengan 70,

pasal 44, 45, 46, dan 48 dan sebagainya. Dan yang mengatur mengenai hukum kedokteran

dan kedokteran gigi antara lain Bab X, Bab VI, Bab VII dan sebagainya dalam undang-

undang praktik kedokteran. 

Etika Kedokteran adalah nilai/ petunjuk pemberi arah pengambilan keputusan (baik,

mulia) dalam praktek kedokteran (Dorlan, 1960). Menurut MKEK, etika kedokteran adalah

sekumpulan nilai & moralitas profesi kedokteran yang tercantum dalam (KODEKI), Fatwa

Etik, pedoman dan kesepakatan etik lainnya. Norma atau kaidah etika menjadi lingkup dokter

dan dokter gigi baik sebagai individu dalam profesi dan sebagai penyelenggaraan profesi

dalam praktik kedokteran. Seorang dokter atau dokter gigi harus taat pada norma etika baik

dia tidak berpraktik maupun juga saat melakukan praktik kedokteran. Seorang dokter dan

dokter gigi tidak memiliki STR, SIP, pemalsuan ijazah, pengguna obat terlarang dan

sebagainya, secara etika sebagai anggota profesi tetap dianggap melanggar etika dan dapat

diproses oleh organisasi profesinya.

Disiplin Kedokteran merupakan aturan-aturan dan atau ketentuan penerapan keilmuan

dalam pelaksanaan pelayanan yang harus diikuti oleh dokter (KKI, 2007). Disiplin

Page 2: UAS filsafat

Nama : Dwi Yuliannisa Amri

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam

kedokteran dirumuskan profesi dan dilegitimasi oleh negara. Norma disiplin kedokteran, hal

ini sangat terkait dengan dilakukan dalam praktik kedokteran. Penerapan dan penegakan

norma-norma disiplin baru dapat dikatakan aktif bila dilakukan dalam menyelenggarakan

praktik kedokteran. Seorang dokter atau dokter gigi yang tidak memiliki STR atau SIP,

pemalsuan ijazah, pengguna obat-obat terlarang dan sebagainya, bila diterapkan dan terjadi

pada penyelenggaraan praktik kedokteran, maka tidak saja norma etika, tetapi norma-norma

disiplin juga berlaku dan dapat dikenakan, karena dianggap prilaku dokter itu berpengaruh

terhadap praktik kedokteran yang dilakukannya.

Hukum adalah sistem norma/ kumpulan peraturan yaitu keseluruhan peraturan tentang

tingkah laku yang berlaku dalam kehidupan bersama dan dapat dipaksakan pelaksanaannya

dengan suatu sanksi (Kanter, 2001).

Hukum yang spesifik dengan kedokteran adalah :

UU Praktek Kedokteran (No. 29 tahun 2004),

UU No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan

UU no.44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Norma hukum yang mengatur terhadap dokter dan dokter gigi secara individu untuk

pergaulan dalam masyarakat tetapi adapula norma hukum dalam pergaulan pada

penyelenggaraan praktik kedokteran. Jadi pada norma hukum mengatur dokter dan dokter

gigi baik diluar praktik kedokteran maupun didalam melaksanakan praktik kedokteran. 

Page 3: UAS filsafat

Nama : Dwi Yuliannisa Amri

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam

Dalam penanganan pelanggaran kasus kedokteran, kita harus memilah terlebih dahulu

apakah kasus ini termasuk dalam pelanggaran etika, disiplin, ataupun hukum, karena hal ini

kan menentukan nasib seorang tenaga medis kedepannya. Sebagai contoh adalah tenaga

medis terutama dokter menjadi bintang iklan atau brand ambasaddor dari sebuah produk. Hal

ini sebenarnya melanggar dari kodeki, dikarenakan dokter menggunakan gelarnya untuk

memperoleh kepercayaan konsumen untuk sebuah produk.

Daftar Pustaka :

Undang undang nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;

Konsil kedokteran Indonesia, Kemitraan dalam Hubungan Dokter, Pasien, Jakarta

2006;

Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 16/KKI/Per/VIII/2006 tentang Tata

Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter Dan Dokter Gigi oleh

MKDKI dan MKDKI Propinsi;

Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor 17/KKI/Kep/VIII/2006 tentang

Pedoman Penegaan Disiplin Profesi Kedokteran;

Hermien Hardiati Koeswadji, Hukum dan Masalah Medis, Airlangga Universitas,

Press, Surabaya, 1984.

Page 4: UAS filsafat

Nama : Dwi Yuliannisa Amri

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan

kesehatan kepada masyarakat. Definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo

Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah

pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran

masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah

upaya yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. definisi

pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan

sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan

meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atupun masyarakat. Sesuai

dengan batasan seperti di atas, mudah dipahami bahwa bentuk dan jenis pelayanan kesehatan

yang ditemukan banyak macamnya. Karena kesemuanya ini ditentukan oleh:

Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara sendiri atau secara bersama-

sama dalam suatu organisasi. 

Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan kesehatan,

pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan atau kombinasi

dari padanya.

Untuk mencapai Indonesia Sehat pada tahun 2019, saat ini sedang dilakukan

transformasi dan reformasi pembangunan pelayanan kesehatan primer. Pembangunan

kesehatan merupakan salah satu upaya pemerintah Indonesia dalam pembangunan

nasional untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan

Page 5: UAS filsafat

Nama : Dwi Yuliannisa Amri

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam

kesehatan juga merupakan salah satu upaya utama untuk meningkatkan kualitas sumber

daya manusia yang pada gilirannya mendukung percepatan pencapaaian sasaran

pembangunan nasional.

Untuk menjamin akses masyarakat miskin terhadap peayanan kesehatan, sejak tahun

1998 pemerintah melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan kesehatan masyarakat

miskin. Pada tahun 1998 sampai dengan 2001 pemerintah meluncurkan Program Jaring

Pengaman Sosial Bidang Kesehatan JPS-BK. Program JPS – BK ini dibiayai dengan dana

pinjaman dari Asian Development Bank (ADB) yang diluncurkan untuk mengatasi

dampak buruk krisis ekonomi tahun 1997 terhadap derajat kesehatan keluarga miskin.

Program ini merupakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin melalui puskesmas

dan rujukannya ke puskesmas kabupaten/kota, meliputi segala bentuk pelayanan

kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas dan jaringannya, termasuk pelayanan

keluarga berencana dan rawat inap, pelayanan kebidanan dan rujukan bagi ibu hamil, ibu

bersalin dan ibu nifas dari keluarga miskin serta program perbaikan gizi.

Pada tahun 2008 pemerintah telah menetapkan kebijakan program Jaminan Kesehatan

Masyarakat (Jamkesmas). Program ini sebelumnya dikenal dengan nama Asuransi

Kesehatan Masyarakat Miskin (Askeskin). Perubahan mekanisme yang mendasar adalah

adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung

dari Kas Negara ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK), penggunaan tarif paket

Jamkesmas di Rumah Sakit (RS), penempatan verifikator independen di setiap Rumah

Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan

Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes (Persero) dalam manajemen kepesertaan.

Ketentuan yang mengatur tentang pelaksanaan dana Jamkesmas tahun 2008 dan 2009

diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan No 125/Menkes/SK/II/2008 tanggal 6

Februari 2008 dan Pedoman Pelaksanaan tahun 2009 yang merupakan lampiran dari

Keputusan Menteri Kesehatan No. 316/Menkes/SK/V/2009 tanggal 1 Mei 2009.

Berdasarkan Manajemen Pelaksanaan (Manlak) tahun 2009, tujuan program Jamkesmas

adalah sebagai berikut:

Tujuan Umum : Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan sehingga tercapai

derajat kesehatan yang optimal secara efektif dan efisien bagi seluruh peserta Jamkesmas.

Tujuan Khusus :

Page 6: UAS filsafat

Nama : Dwi Yuliannisa Amri

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam

a. Memberikan kemudahan dan akses pelayanan kesehatan kepada peserta di seluruh

jaringan PPK JAMKESMAS

b. Mendorong peningkatan pelayanan kesehatan yang terstandar bagi peserta, tidak

berlebihan sehingga terkendali mutu dan biayanya

c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel.

Tetapi terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi dalam pembangunan

kesehatan antara lain :

a. Masih tingginya disparitas status kesehatan. Meskipun secara nasional kualitas

kesehatan masyarakat telah meningkat, akan tetapi disparitas status kesehatan

antartingkat sosial ekonomi, antar kawasan, dan antar perkotaan-pedesaan masih

cukup tinggi.

b. Status kesehatan penduduk miskin masih rendah.

c. Beban ganda penyakit. Dimana pola penyakit yang diderita oleh masyarakat

adalah penyakit infeksi menular dan pada waktu yang bersamaan terjadi

peningkatan penyakit tidak menular, sehingga Indonesia menghadapi beban ganda

pada waktu yang bersamaan (double burden)

d. Kualitas, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan masih rendah

e. Terbatasnya tenaga kesehatan dan distribusinya tidak merata.

f. Perilaku masyarakat yang kurang mendukung pola hidup bersih dan sehat.

g. Kinerja pelayanan kesehatan yang rendah.

h. Rendahnya kondisi kesehatan lingkungan. Masih rendahnya kondisi kesehatan

lingkungan juga berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat. Kesehatan

lingkungan merupakan kegiatan lintas sektor belum dikelola dalam suatu sistem

kesehatan kewilayahan.

i. Lemahnya dukungan peraturan perundang-undangan, kemampuan sumber daya

manusia, standarisasi, penilaian hasil penelitian produk, pengawasan obat

tradisional, kosmetik, produk terapetik/obat, obat asli Indonesia, dan sistem

informasi.

Sehingga sistem pelayanan kesehatan masih perlu untuk dikembangkan dan masih

banyak jumlah masyarakat miskin yang belum terjangkau pelayanan medic dengan

tingkat kesadaran akan kesehatan yang rendah sehingga daya tarik rumah sakit menurun,

Page 7: UAS filsafat

Nama : Dwi Yuliannisa Amri

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam

serta tenaga medis yang ada di Indonesia ini masing sangat kurang meliputi SDM, dana,

manajemen, profesionalisme sehingga sebagian besar masayarakat miskin memilih

periksa kesehatan di swasta walau harus bayar mahal. Hal ini yang memicu timbulnya

wirausaha sosial pelayanan medis dengan inovasi di bidang pelayanan medik dengan

sistem manajemen : Biaya murah, pelayanan profesional dan cepat dan sustainable.

Kesempatan ini dapat dikembangkan oleh para lulusan tenaga medik freshgraduate lama

untuk berupaya mewujudkannya dan menjadikan suatu pembangunan pelayanan

kesehatan indonesia yang lebih baik. Ada beberapa strategi menurut Prof. Suwito untuk

wirausaha kesehatan ini :

• Rekrut tenaga medik sebagai relawan dengan ketulusan hati untuk mengabdikan

kepakarannya menolong masyarakat miskin yang sakit

• Mencari dana pada para dermawan yang cenderung jumlahnya meningkat (Infaq,

Sodakoh, Zakat dll.)

• Berprinsip merasa nikmat dalam berinfaq dll. apabila yang didanai ada kegiatan untuk

kesejahteraan masyarakat yang dilakukan secara profesional

• Penggunaan alat diagnostik dan terapi konvensional (inspeksi, palpasi, perkusi &

auskultasi, otoskopi, rinoskopi, opthalmoskopi yang sederhana dengan menajamkan

ketajaman indera, serta dilakukan dengan komunikasi efektif)

• Pemeriksaan medik profesional tidak berarti harus pakai teknologi dan instrumen

elektronik canggih

• Ketepatan diagnosis tidak dengan alat elektromedik canggih demikian pula akurasi

terapi

• Last but not least : berdoa memohon ridha dan barokah Allah

• Daya tahan tubuh pasien sendiri (Sistem Imun)

Hal yang peling penting dalam pelayanan kesehatan ini adalah pelayanan kesehatan

dengan pendekatan holistik serta mengaplikasikan hal hal sebagai berikut:

Pelayanan berpusat pada pasien (patient centered care) dan perhatian khusus kepada

hubungan dokter pasien

Pendekatan Holistik: masalah penyakit pasien tidak hanya disebabkan dimensi fisik

tetapi juga dari segi psikologi dan sosial (bio-psiko-sosial) dari pasien, keluarga dan

komunitasnya. Pendekatan holistik sangat penting pada zaman sekarang ketika

Page 8: UAS filsafat

Nama : Dwi Yuliannisa Amri

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam

teknologi tinggi kedokteran telah menyebabkan dehumanisasi pasien dan fragmentasi

pelayanan kesehatan.

Kedokteran Pencegahan: memberikan dampak kepada status kesehatan yang lebih

panjang daripada kedokteran kuratif

Mencakup semua usia (Life cycle): melayani pasien segala usia, sehingga disebut

“specialist in breadth”

Tempat pelayanan: Klinik, di rumah pasien, setting pelayana lainnya

Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dilakukan oleh tenaga medis professional yang

terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran yang permanen, pelayanan kedokteran,

asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang

diderita oleh pasien (America Hospital Association, 1974). Rumah sakit sebagai salah satu

lembaga yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan yang tidak mencari keuntungan secara

maksimal dalam tujuan pendiriannya.

Untuk mengelolah suatu rumah sakit dengan menerapkan konsep spiritual haruslah

dimulai dari niat kedepannya untuk rumah sakit adalah menolong yang mengalami gangguan

kesehatan, bukan untuk mencari keuntungan yang banyak dari penderitaan orang yang sakit,

dan rumah sakit dapat dijadikan sebagai tempat saran dakwah serta tempat ibadah ghoira

mahdloh/ muamalah.

Hal ini memang tidak mudah untuk tidak mencari keuntungan di rumah sakit dikarenakan

rumah sakit saat ini banyak yang didirikan oleh pihak swasta dengan impian keuntungan

yang besar, tidak hanya pemilik rumah sakit yang menginginkan keuntungan besar tetapi

tenaga medis pun meninginkan jasa medis yang cukup besar dikarenakan oleh pola pikir

mahalnya biaya pendidikan dan lamanya lama menempuh gelar dokter dan dokter

spesialis/subspesialis. Serta pada era ini dimana pasar asing sudah mulai masuk ke Indonesia

yang menjadikan rumah sakit betorientasi ke arah dunia barat dari segi pengetahuan,

teknologi yang cangih, sumber daya manusia medis asing, serta manjaemen maupun

administrasi rumah sakit. Sehinngga banyak sekali konsumen/ pasien yang mengikuti arus

dunia barat dalam hal keinginan mendapatkan mutu dan pelayanan praktek kedokteran di

Indonesia dengan konsep dunia barat yang menimbulkan biaya pengobatan yang tinggi dan

hal ini tidak dipermasalahkan oleh konsumen. Terutama konsumen dengan kelas menengah

atas.

Page 9: UAS filsafat

Nama : Dwi Yuliannisa Amri

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam

Strategi pengelolaan rumah sakit secara syariah adalah dengan menggunakan prinsip

bahwa bukan meniadakan nilai bisnis dalam praktek kedokteran, tetapi upaya (kiat, strategi)

supaya nilai ekonomi (bisnis, profit) tidak mengalahkan nilai etika kedokteran (moralitas) dan

Minimalisasi faktor bisnis, atau setidaknya menyeimbangkan kedua nilai tersebut. Strategi

yang dapat di tempuh adalah membuat keseimbangan antara biaya operasional (operating

cost) dengan beaya efektif (efective cost) supaya tetap terjangkau oleh berbagai lapisan sosial

ekonomi masyarakat serta menggunakan :

Transaksi Ekonomi Islami :

Tanggung jawab horisontal (sesama manusia)

Tanggung jawab vertikal (Tuhan)

Nilai ekonomi setingkat dengan moral

Program Pelayanan Medis : (Prinsip Dasar)

Melihat kondisi sosial ekonomi pasien, pelayanan medis dapat dibedakan,

tetapi

Tanggung jawab terhadap keselamatan jiwa pasien tetap tidak dapat dibedakan

Menggunakan etika bisnis yang dianjurkan rasullulah

Menggunakan niat yang tulus

Al Qur’an dan Hadist sebagai pedoman

Meneladani Akhlak Rasulullah SAW

Melakukan jual-beli yang halal

Melaksanakan keadilan

Melaksanakan kejujuran

Menepati janji

Menunaikan hak

Menuliskan muamalah yang tidak tunai

Tidak melakukan Etika bisnis yang dilarang

Riba

Melakukan penipuan

Mengambil secara batil

Berlaku curang dan merugikan

Melakukan penimbunan

Page 10: UAS filsafat

Nama : Dwi Yuliannisa Amri

Mata Kuliah : Filsafat Ilmu Dan Etika Bisnis Islam

Memonopoli

Berkhianat terhadap rekan bisnis

Menggunakan sumpah palsu

Menyerahkan kepada yang belum mampu

Mengobral sumpah

Nilai bisnis dalam pelayanan medis tidak dapat dihindari namun harus tetap

memperhatikan nilai moralitas (prinsip keadilan), karena mata pencaharian terbaik menurut

Rasulullah s.a.w. bersabda :

“Sesungguhnya mata pencaharian terbaik adalah berdagang, apabila diberi amanat

tidak khianant, apabila berjanji tidak mengingkari, apabila membeli tidak mencela barang

yang dibeli, apabila menjual tidak memuji-muji barang yang dijualnya. Jika mereka disuruh

membayar hutang mereka tidak berdalih dan apabila yang membayar hutang lambat

pembayarannya, mereka tidak akan menyempitkan orang yang berhutang” (Baihaqi dan

Ashbahani dari Mu’adz bin Jabal r.a.)