Tutorial Klinik Katarak

38
Bagian Ilmu Penyakit Mata Tutorial Klinik Fakultas Kedokteran Umum Universitas Mulawarman Disusun Oleh : Cininta Savitri Noor Fitriyani Al’amrie 06.55388.00331.09 Pembimbing : dr. Manfred, Sp.M Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik 1

description

n m m

Transcript of Tutorial Klinik Katarak

Page 1: Tutorial Klinik Katarak

Bagian Ilmu Penyakit Mata Tutorial Klinik

Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Mulawarman

Disusun Oleh :

Cininta Savitri

Noor Fitriyani Al’amrie 06.55388.00331.09

Pembimbing :

dr. Manfred, Sp.M

Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

Pada Bagian Ilmu Kedokteran Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Umum

Universitas Mulawarman

Samarinda

2013

1

Page 2: Tutorial Klinik Katarak

BAB I

PENDAHULUAN

Katarak merupakan penyakit mata yang dicirikan dengan adanya kabut pada

lensa mata. Lensa mata normal transparan dan mengandung banyak air, sehingga

cahaya dapat menembusnya dengan mudah. Walaupun sel-sel baru pada lensa akan

selalu terbentuk, banyak faktor yang dapat menyebabkan daerah di dalam lensa

menjadi buram, keras dan pejal. Lensa yang tidak bening tersebut tidak akan bisa

meneruskan cahaya ke retina untuk diproses dan dikirim melalui saraf optik ke otak.1

Penyakit katarak banyak terjadi di negara-negara tropis seperti Indonesia. Hal

ini berkaitan dengan faktor penyebab katarak, yakni sinar ultraviolet yang berasal

dari sinar matahari. Penyebab lainnya adalah kekurangan gizi yang dapat

mempercepat proses berkembangnya penyakit katarak.2

Penyakit katarak merupakan gangguan penglihatan yang paling dominan

dialami oleh para lanjut usia (lansia) dalam beberapa tahun terakhir. Dari jumlah 200

juta penduduk Indonesia, sebanyak 1,5 persen atau 3 juta orang mengalami kebutaan.

Dari angka tersebut, 0,76 persennya (2,28 juta) menderita katarak. Sementara itu,

menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), sebanyak 80 persen penyandang

tuna netra dari 45 juta orang buta di seluruh dunia, berusia di atas 50 tahun.3

Katarak tidak perlu diterapi jika penglihatannya hanya sedikit kabur. Tidak

ada medikasi, tetes mata, maupun kacamata yang dapat menghilangkan katarak

begitu katarak itu sudah terbentuk. Pembedahan hanya satu-satunya jalan untuk

menghilangkan katarak. Jika pasien sudah tidak dapat lagi melihat dengan baik

dalam melakukan pekerjaannya mka pembedahan katarak perlu dipertimbangkan.4

Pada laporan kasus ini akan dipaparkan bagaimana mendiagnosis dan

penanganan pada pasien katarak senil immatur.

2

Page 3: Tutorial Klinik Katarak

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. ANATOMI DAN FISIOLOGI LENSA

1. Anatomi Lensa

Jaringan ini berasal dari ektoderm permukaan yang berbentuk lensa di

dalam mata dan bersifat bening. Lensa di dalam bola mata terletak di

belakang iris yang terdiri dari zat tembus cahaya berbentuk seperti cakram

yang dapat menebal dan menipis pada saat terjadinya akomodasi.5

Lensa berbentuk lempeng cakram bikonveks, avaskular tak berwarna,

transparan dan terletak di dalam bilik mata belakang. Tebal sekitar 4 mm dan

diameternya 9 mm. Kapsul lensa adalah suatu membran semipermeabel yang

dapat dilewati air dan elektrolit. Disebelah depan terdapat selapis epitel

subkapsular. Lensa akan dibentuk oleh sel epitel lensa yang membentuk serat

lensa di dalam kapsul lensa. Epitel lensa akan membentuk serat lensa terus-

menerus sehingga mengakibatkan memadatnya serat lensa di bagian sentral

lensa sehingga membentuk nukleus lensa. Bagian sentral lensa merupakan

serat lensa yang paling dahulu dibentuk atau serat lensa yang tertua di dalam

kapsul lensa. Di dalam lensa dapat dibedakan nukleus embrional, fetal dan

dewasa. Di bagian luar nukleus ini terdapat serat lensa yang lebih muda dan

disebut sebagai korteks lensa. Korteks yang terletak di sebelah depan nukleus

lensa disebut sebagai korteks anterior, sedang di belakangnya korteks

posterior. Nukleus lensa mempunyai konsistensi lebih keras di banding

korteks lensa yang lebih muda. Di bagian perifer kapsul lensa terdapat zonula

Zinn yang menggantungkan lensa di seluruh ekuatornya pada badan siliar. Di

sebelah anterior lensa terdapat humor aquaeus dan disebelah posterior

terdapat viterus.5

3

Page 4: Tutorial Klinik Katarak

Secara fisiologik lensa mempunyai sifat tertentu,yaitu :

Kenyal atau lentur karena memegang peranan terpenting dalam

akomodasi untuk menjadi cembung.

Jernih atau transparan karena diperlukan sebagai media penglihatan.

Terletak di tempatnya.5

Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :

Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan presbiopia.

Keruh atau apa yang disebut katarak.

Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.5

Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi

bertambah besar dan berat. Sesuai dengan bertambahnya usia, serat-serat

lamelar subepitel terus diproduksi, sehingga lensa lama-kelamaan menjadi

kurang elastik.5

Lensa terdiri dari enam puluh lima persen air, 35% protein, dan

sedikit sekali mineral yang biasa ada di jaringan tubuh lainnya. Kandungan

kalium lebih tinggi di lensa daripada di kebanyakan jaringan lain. Asam

4

Page 5: Tutorial Klinik Katarak

askorbat dan glutation terdapat dalam bentuk teroksidasi maupun tereduksi.

Tidak ada serat nyeri, pembuluh darah atau pun saraf di lensa.6

2. Fisiologi Lensa

Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina. Untuk

memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot siliaris relaksasi, menegangkan

serat zonula dan memperkecil diameter anteroposterior lensa sampai ukurannya yang

terkecil, daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya paralel atau terfokus

ke retina. Untuk memfokuskan cahaya dari benda dekat, otot siliaris berkontraksi

sehingga tegangan zonula berkurang. Kapsul lensa yang elastik kemudian

mempengaruhi lensa menjadi lebih sferis diiringi oleh peningkatan daya biasnya.6

Kerjasama fisiologik tersebut antara korpus siliaris, zonula, dan lensa untuk

memfokuskan benda dekat ke retina dikenal sebagai akomodasi. Seiring dengan

pertambahan usia, kemampuan refraksi lensa perlahan-lahan berkurang.

Selain itu juga terdapat fungsi refraksi, yang mana sebagai bagian optik bola mata

untuk memfokuskan sinar ke bintik kuning, lensa menyumbang +18.0- Dioptri.6

3. Metabolisme Lensa Normal

Transparansi lensa dipertahankan oleh keseimbangan air dan kation (sodium

dan kalium). Kedua kation berasal dari humour aqueous dan vitreous. Kadar kalium

di bagian anterior lensa lebih tinggi di bandingkan posterior. Dan kadar natrium di

5

Page 6: Tutorial Klinik Katarak

bagian posterior lebih besar. Ion K bergerak ke bagian posterior dan keluar ke

aqueous humour, dari luar Ion Na masuk secara difusi dan bergerak ke bagian

anterior untuk menggantikan ion K dan keluar melalui pompa aktif Na-K ATPase,

sedangkan kadar kalsium tetap dipertahankan di dalam oleh Ca-ATPase

Metabolisme lensa melalui glikolsis anaerob (95%) dan HMP-shunt (5%). Jalur

HMP shunt menghasilkan NADPH untuk biosintesis asam lemak dan ribose, juga

untuk aktivitas glutation reduktase dan aldose reduktase. Aldose reduktse adalah

enzim yang merubah glukosa menjadi sorbitol, dan sorbitol dirubah menjadi fructose

oleh enzim sorbitol dehidrogenase. Gangguan lensa adalah kekeruhan, distorsi,

dislokasi, dan anomali geometric. Pasien yang mengalami gangguan-gangguan

tersebut akan menderita kekaburan penglihatan tanpa nyeri.7

B. DEFINISI

Katarak adalah keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata yang dapat

terjadi akibat hidrasi (penambahan cairan lensa), denaturasi protein lensa atau dapat

juga akibat dari kedua-duanya. Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan

progresif. Katarak menyebabkan penderita tidak bisa melihat dengan jelas karena

dengan lensa yang keruh cahaya sulit mencapai retina dan akan menghasilkan

bayangan yang kabur pada retina. Jumlah dan bentuk kekeruhan pada setiap lensa

bervariasi. Katarak dapat terjadi pada saat perkembangan serat lensa masih

berlangsung atau sesudah serat lensa berhenti dalam perkembangannya dan telah

memulai proses degenerasi.8

Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut,

yaitu usia diatas 50 tahun.5 Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara

pasti. Katarak senile ini jenis katarak yang sering ditemukan dengan gejala pada

umumnya berupa distorsi penglihatan yang semakin kabur pada stadium insipiens

pembentukkan katarak, disertai penglihatan jauh makin kabur. Penglihatan dekat

mungkin sedikit membaik, sehingga pasien dapat membaca lebih baik tanpa kaca

mata (second sight). Miopia artificial ini disebabkan oleh peningkatan indeks refraksi

lensa pada stadium insipient.9

6

Page 7: Tutorial Klinik Katarak

C. EPIDEMIOLOGI

Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengidentifikasi adanya katarak

pada sekitar 10% orang, dan angka kejadian ini meningkat hingga sekitar 50% untuk

mereka yang berusia antara 65 sampai 74 tahun, dan hingga sekitar 70% untuk

mereka yang berusia lebih dari 75 tahun.8

Sperduto dan Hiller menyatakan bahwa katarak ditemukan lebih sering pada

wanita dibanding pria. Pada penelitian lain oleh Nishikori dan Yamomoto, rasio pria

dan wanita adalah 1:8 dengan dominasi pasien wanita yang berusia lebih dari 65

tahun dan menjalani operasi katarak.8

D. ETIOLOGI

Sebagian besar katarak terjadi karena proses degeneratif atau bertambahnya

usia seseorang. Usia rata-rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas.

Akan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terinfeksi virus

pada saat hamil muda.8

Penyebab Katarak lainnya Meliputi :

Faktor keturunan.

Cacat bawaan sejak lahir.

Masalah kesehatan, misalnya diabetes.

Penggunaan obat tertentu, khususnya steroid.

7

Page 8: Tutorial Klinik Katarak

Gangguan metabolisme seperti DM (Diabetus Melitus) kemungkinan disebabkan

oleh gangguan aliran darah ke mata dan perubahan penanganan dan metabolisme

glukosa.

Gangguan pertumbuhan,

Mata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam waktu yang cukup lama.

Rokok dan Alkohol

Operasi mata sebelumnya.

Trauma (kecelakaan) pada mata.

Faktor-faktor lainya yang belum diketahui.8

E. FAKTOR RISIKO

Faktor risiko lain yang dapat menyebabkan katarak  :

Penderita diabetes melitus / kencing manis.

Penggunaan beberapa jenis obat dalam jangka panjang.

Kebiasaan buruk, seperti merokok dan mengonsumsi alkohol.

Kurang asupan antioksidan, seperti vitamin A, C, dan E.

Paparan / radiasi sinar ultraviolet.8

F. PATOFISIOLOGI

Katarak senile biasanya berkembang lambat selama beberapa tahun,

kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang biasanya

mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun. Patofisiologi terjadinya katarak senilis

cukup rumit dan belum sepenuhnya dipahami. Namun kemungkinan, pathogenesis

penyakit ini melibatkan banyak faktor. Semakin bertambahnya usia lensa, maka akan

semakin tebal dan berat sementara daya akomodasinya semakin melemah. Ketika

lapisan kortikal bertambah dalam pola yang konsentris, nukleus sentral tertekan dan

mengeras, disebut nuclear sklerosis.10

Konsep penuaan:

- Teori putaran biologic

- Jaringan embrio manusia dapat membelah diri 50 kali kemudian mati

- Imunologis; dengan bertambahnya usia akan bertambah cacat imunologik yang

mengakibatkan kerusakan sel

8

Page 9: Tutorial Klinik Katarak

- Teori mutasi spontan

- Teori “ a free radical “

o Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediate reaktif kuat

o Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi

o Free redical dapat dinetralisasi oleh antioksidan dan vit. E

- Teori “ a cross-link”

Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul

protein sehingga mengganggu fungsi.10

Perubahan lensa pada usia lanjut:

Kapsul

o Menebal dan kurang elastis (1/4 dibanding anak)

o Mulai presbiopia

o Bentuk lamel kapsul berkurang atau kabur

o Terlihat bahan granular

Epitel – makin tipis

o Sel epitel (germinatif) pada ekuator bertambah besar dan berat

o Bengkak dan vakuolisasi mitokondria yang nyata

Serat lensa

o Lebih irregular

o Pada korteks jelas kerusakan serat sel

o Brown sclerotic nucleus, sinar ultraviolet lama kelamaan merubah protein

nucleus (histidin, triptofan, metionin, sistein, dan tirosin) lensa, sedang warna

coklat protein lensa nukleus mengandung histidin dan triptofan dibanding

normal.

o Korteks tidak berwarna karena:

Kadar a. askorbat tinggi dan menghalangi fotooksidasi

Sinar tidak banyak mengubah protein pada serat muda.11

Katarak pada usia lanjut terjadi melalui dua proses, yaitu :

1. Penumpukan Protein di Lensa Mata

9

Page 10: Tutorial Klinik Katarak

Komposisi terbanyak pada lensa mata adalah air dan protein. Penumpukan

protein pada lensa mata dapat menyebabkan kekeruhan pada lensa mata dan

mengurangi jumlah cahaya yang masuk ke retina. Proses penumpukan protein ini

berlangsung secara bertahap, sehingga pada tahap awal seseorang tidak merasakan

keluhan/gangguan penglihatan. Pada proses selanjutnya penumpukan protein ini

akan semakin meluas sehingga gangguan penglihatan akan semakin meluas dan

bisa sampai pada kebutaan. Proses ini merupakan penyebab tersering yang

menyebabkan katarak yang terjadi pada usia lanjut.

2. Perubahan Warna Pada Lensa Mata Yang Terjadi Perlahan-Lahan Seiring Dengan

Pertambahan Usia

Pada keadaan normal lensa mata bersifat bening. Seiring dengan pertambahan

usia, lensa mata dapat mengalami perubahan warna menjadi kuning keruh atau

coklat keruh. Proses ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan (pandangan

buram/kabur) pada seseorang, tetapi tidak menghambat penghantaran cahaya ke

retina.8

Ada banyak mekanisme yang memberi kontribusi dalam progresifitas

kekeruhan lensa. Epitel lensa berubah seiring bertambahnya usia, terutama dalam

hal penurunan densitas (kepadatan) sel epithelial dan penyimpangan diferensiasi

sel serat lensa (lens fiber cells). Walaupun epitel lensa yang mengalami katarak

menunjukkan angka kematian apoptotic yang rendah, akumulasi dari serpihan-

serpihan kecil epithelial dapat menyebabkan gangguan pembentukan serat lensa

dan homeostasis, dan akhirnya mengakibatkan hilangnya kejernihan lensa. Lebih

jauh lagi, dengan bertambahnya usia lensa, penurunan rasio air dan mungkin

metabolit larut air dengan berat molekul rendah dapat memasuki sel pada nukleus

lensa melalui epithelium dan korteks yang terjadi dengan penurunan transport air,

nutrien dan antioksidan. Kemudian, kerusakan oksidatif pada lensa akibat

pertambahan usia mengarahkan pada terjadinya katarak senilis. Mekanisme

lainnya yang terlibat adalah konversi sitoplasmik lensa dengan berat molekul

rendah yang larut air menjadi agrerat berat molekul tinggi larut air, fase tak larut

air dan matriks protein membrane tak larut air. Hasil perubahan protein

menyebabkan fluktuasi yang tiba-tiba pada indeks refraksi lensa, menyebarkan

jaras-jaras cahaya dan menurunkan kejernihan. Area lain yang sedang diteliti

10

Page 11: Tutorial Klinik Katarak

meliputi peran dari nutrisi pada perkembangan katarak secara khusus keterlibatan

dari glukosa dan mineral serta vitamin.12

G. KLASIFIKASI KATARAK SENIL

Katarak senil secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipient, imatur,

intumesen, matur, hipermatur dan morgagni. Pada katarak senile sebaiknya

disingkirkan penyakit mata lokal dan penyakit sistemik seperti diabetes militus yang

dapat menimbulkan katarak komplikata.10

Perbedaan stadium katarak senil

Insipien Imatur Matur Hipermatur

Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif

Cairan lensa Normal Bertambah

(air masuk)

Normal Berkurang

(air+masa lensa keluar)

Iris Normal Terdorong Normal Tremulans

Bilik mata depan Normal Dangkal Normal Dalam

Sudut bilik mata Normal Sempit Normal Terbuka

Shadow test Negatif Positif Negatif Pseudopos

Penyulit - Glaukoma - Uveitis + Glaukoma

Katarak insipien. Pada stadium ini akan terlihat hal-hal berikut:

11

Page 12: Tutorial Klinik Katarak

Kekeruhan mulai dari tipe ekuator berbentuk jenji menuju korteks anterior

dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks.

Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular

posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degenerative

(benda Morgagni) pada katarak insipien.

Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refaksi yang

tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk

waktu yang lama.10

Katarak intumesen. Kekeruhan lensa disertai pembengkakan lensa akibat

lensa yang degeneratif menyerap air.

Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak

dan besar yang akan mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding

dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit

glaukoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan

mengakibatkan miopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks

hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang memberikan

miopisasi.

Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan

jarak lamel serat lensa.10

Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak, lensa masih memiliki

bagian yang jernih. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak

imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotik

bahan lensa yang degeneratif. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat

menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaukoma sekunder.10

Katarak matur. Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa

lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion Ca yang menyeluruh. Bila

katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar,

sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh

lensa yang mengakibatkan kalsifikasi lensa. Bilik mata depan akan berukuran

kedalaman normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh,

sehingga uji bayangan iris negatif.10

12

Page 13: Tutorial Klinik Katarak

Katarak hipermatur. Katarak hipermatur, katarak yang mengalami proses

degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair.10

Masa lensa yang sedang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga

lensa menjadi mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik

mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus

sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan

lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair

tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantong

susu disertai dengan nukleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih

berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni.10

13

Page 14: Tutorial Klinik Katarak

Tidak diketahui kenapa katarak senil pada orang tertentu berbentuk korteks

anterior dengan celah air, nukleus dan korteks subkapsular posterior. Mungkin

terdapat faktor penentu lainnya.10

Katarak Brunesen. Katarak yang berwarna coklat sampai hitam (katarak

nigra) terutama pada nukleus lensa, juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes

mellitus dan miopia tinggi. Sering tajam penglihatan lebih baik daripada dugaan

sebelumnya dan biasanya ini terdapat pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang

belum memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior.10

Klasifikasi katarak berdasarkan lokasi terjadinya:

1.) Katarak Inti ( Nuclear )

Merupakan yang paling banyak terjadi. Lokasinya terletak pada nukleus atau

bagian tengah dari lensa. Biasanya karena proses penuaan.

Keluhan yang biasa terjadi:

• Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat, dan untuk melihat

dekat melepas kaca matanya

• Setelah mengalami penglihatan kedua ini ( melihat dekat tidak perlu kaca

mata) penglihatan mulai bertambah kabur atau lebih menguning. Lensa lebih

coklat

• Menyetir malam silau dan sukar

• Sukar membedakan warna biru dan ungu

2.) Katarak Kortikal

Katarak kortikal ini biasanya terjadi pada korteks. Mulai dengan kekeruhan putih

mulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga mengganggu penglihatan.

Banyak pada penderita DM.

Keluhan yang biasa terjadi:

• Penglihatan jauh dan dekat terganggu

• Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra

3.) Katarak Subkapsular

Mulai dengan kekeruhan kecil dibawah kapsul lensa, tepat pada lajur jalan sinar

masuk. DM, renitis pigmentosa dan pemakaian kortikosteroid dalam jangka

waktu yang lama dapat mencetuskan kelainan ini. Biasanya dapat terlihat pada

kedua mata.

14

Page 15: Tutorial Klinik Katarak

Keluhan yang biasa terjadi:

• Mengganggu saat membaca

• Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahaya

• Mengganggu penglihatan

H. MANIFESTASI KLINIS

Semua sinar yang masuk ke mata harus terlebih dahulu melewati lensa.

Karena itu setiap bagian lensa yang menghalangi, membelokkan atau menyebarkan

sinar bisa menyebabkan gangguan penglihatan. Beratnya gangguan penglihatan

tergantung kepada lokasi dan kematangan katarak.8

Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan secara

progresif (seperti rabun jauh memburuk secara progresif). Pengelihatan seakan-akan

melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. Pada akhirnya apabila

katarak telah matang pupil akan tampak benar-benar putih, sehingga refleks cahaya

pada mata menjadi negatif (-).8

Bila Katarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat

menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan Uveitis. Gejala subyektif penyakit

katarak meliputi :

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek.

Peka terhadap sinar atau cahaya.

Seperti ada titik gelap di depan mata

Dapat melihat dobel pada satu mata. Diplopia monokuler yaitu penderita melihat

dua bayangan yang disebabkan oleh karena refraksi dari lensa sehingga benda-

benda yang dilihat penderita akan menyebabkan silau.

Memerlukan pencahayaan yang terang untuk dapat membaca.

Lensa mata berubah menjadi buram seperti kaca susu. Penderita mengeluh adanya

bercak-bercak putih yang tak bergerak.

kesulitan melihat pada malam hari, benda yang menyilaukan

melihat lingkaran di sekeliling cahaya (halo) atau cahaya terasa menyilaukan mata

penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (bahkan pada siang hari)

15

Page 16: Tutorial Klinik Katarak

visus mundur yang derajatnya tergantung lokalisasi dan tebal tipisnya kekeruhan.

Bila kekeruhan tipis, kemunduran visus sedikit atau sebaliknya, dan kekeruhan

terletak di ekuator, tak ada keluhan apa-apa.

sering berganti kaca mata.

Sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari.

Penglihatan menguning

Untuk sementara jelas melihat dekat.

Pada stadium permulaan penderita mengeluh miopi, hal ini terjadi karena proses

pembentukan katarak sehingga lensa menjadi cembung dan refraksi power mata

meningkat, akibatnya bayangan jatuh di depan retina.8

Gejala obyektif :

- Pada lensa tidak ada tanda-tanda inflamasi

- Jika mata diberi sinar dari samping : lensa tampak keruh keabuan atau keputihan

dengan latar hitam.

- Pada fundus reflex dengan opthalmoskop: kekeruhan tersebut tampak hitam

dengan latar orange, dan pada stadium matur hanya didapatkan warna putih atau

tampak kehitaman tanpa latar orange, hal ini menunjukkan bahwa lensa sudah

keruh seluruhnya.

- Kamera anterior menjadi dangkal dan iris terdorong kedepan, sudut kamera

anterior menyempit sehingga tekanan intraokuler meningkat, akibatnya terjadi

glaukoma.

Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif. Biasanya, pasien

melaporkan penurunan ketajaman penglihatan dan silau dan gangguan fungsional

sampai derajat tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan tadi. Temuan

objektif biasanya meliputi pengembunan seperti mutiara keabuan pada pupil

sehingga retina tak akan tampak pada oftalmoskop.8

Ketika lensa sudah menjadi opak, cahaya akan dipendarkan dan bukannya

ditransmisikan dengan tajam menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah

pandangan kabur atau redup, menyilaukan yang menjengkelkan dengan distorsi

bayangan dan susah melihat di mlam hari. Pupil yang normalnya hitam akan tampak

kekuningan abu-abu atau putih. Katarak biasanya terjadi bertahap selama bertahun-

tahun dan ketika katarak sudah sangat memburuk lensa koreksi yang lebih kuat pun

16

Page 17: Tutorial Klinik Katarak

tak akan mampu memperbaiki penglihatan. Bisa melihat dekat pada pasien rabun

dekat (hipermetropia), dan juga penglihatan perlahan-lahan berkurang dan tanpa rasa

sakit.8

Orang dengan katarak secara khas selalu mengembangkan strategi untuk

menghindari silau yang menjengkelkan yang disebabkan oleh cahaya yang salah

arah. Misalnya ada yang mengatur ulang perabot rumahnya sehingga sinar tidak akan

langsung menyinari mata mereka. Ada yang mengenakan topi berkelapak lebar atau

kacamata hitam dan menurunkan pelindung cahaya saat mengendarai mobil pada

siang hari.8

Seorang dokter mata akan memeriksa mata dengan berbagai alat untuk

menentukan tipe, besar dan letaknya kekeruhan pada bagian lensa. Bagian dalam dari

mata diperiksa dengan alat oftalmoskop, untuk menentukan apakah ada kelainan lain

di mata yang mungkin juga merupakan penyebab berkurangnya pengliahatan. Bila

diketahui adanya gejala di atas sebaiknya segera diminta pendapat seorang dokter

mata. Secara umum seseorang yang telah berusia 40 tahun sebaiknya mendapatkan

pemeriksaan mata setiap 1 tahun.8

I. DIAGNOSA

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Anamnesa:

• Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak)

• Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah

• Gambaran umum gejala katarak yang lain,seperti:

a. Berkabut, berasap, penglihatan tertutup film

b. Perubahan daya lihat warna

c. Gangguan mengendarai kendaraan malam hari, lampu besar sangat menyilaukan

mata

d. Lampu dan matahari sangat mengganggu

e. Sering meminta ganti resep kaca mata

f. Lihat ganda

g. Baik melihat dekat pada pasien rabun dekat (hipermetropia)

h. Gejala lain juga dapat terjadi pada kelainan mata lain

17

Page 18: Tutorial Klinik Katarak

Pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan adalah:

# Pada katarak sebaiknya dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan sebelum

dilakukan pembedahan untuk melihat apakah kekeruhan sebanding dengan

turunnya tajam penglihatan. Pada katarak nuclear tipis dengan myopia tinggi akan

terlihat tajam penglihatan yang tidak sesuai, sehingga mungkin penglihatan yang

turun akibat kelainan pada retina dan bila dilakukan pembedahan maka akan

memberikan hasil tajam penglihatan yang tidak memuaskan. Sebaliknya pada

katarak kortikal posterior yang kecil akan mengakibatkan penurunan tajam

penglihatan yang sangat berat pada penerangan yang sedang ataupun keras akan

tetapi bila pasien berada ditempat gelap maka tajam penglihatan akan

memperlihatkan banyak kemajuan.

# Pemeriksaan mata standar dan dengan melihat lensa melalui senter tangan, kaca

pembesar, slit lamp, funduskopi, pada kedua mata bila mungkin, tonometer

sebaiknya dengan pupil berdilatasi. Dengan penyinaran miring (45 derajat dari

poros mata) dapat dinilai kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris

pada lensa yang keruh ( iris shadow ). Bila letak bayangan jauh dan besar berarti

kataraknya imatur, sedang bayangan kecil dan dekat dengan pupil terjadi pada

katarak matur.

# Pemeriksaan prabedah yang diperlukan lainnya seperti adanya infeksi pada

kelopak mata, konjungtiva, karena dapat menjadi penyulit yang berat berupa

panoftalmitis pasca bedah dan fisik umum.

# USG mata sebagai persiapan untuk pembedahan katarak.

J. DIAGNOSIS BANDING

Diagnosis banding katarak adalah

- Leukokoria

- Fibroplasti retrolensa

- Ablasi retina

- Membrana pupil iris persistans

- Oklusi pupil

- Retinoblastoma

K. PENATALAKSANAAN

18

Page 19: Tutorial Klinik Katarak

Pengobatan katarak senil yang pernah dipakai adalah :

- Iodium tetes, salep, injeksi dan iontoforesis, tidak jelas efektif, sedang beberapa

pasien puas.

- Kalsium sistein

- Imunisasi dengan yang memperbaiki cacat metabolism lensa.

- Dipakai lentokalin dan karaktolisin dari lensa ikan.

- Vitamin dosis tinggi juga diperlukan.10

Satu-satunya pengobatan untuk katarak adalah pembedahan. Pembedahan

dilakukan jika penderita tidak dapat melihat dengan baik dengan bantuan kaca mata

untuk melakukan kegiatannya sehari-hari atau bila katarak ini menimbulkan penyulit

seperti glukoma dan uveitis. Pembedahan lensa dengan katarak dilakukan bila

mengganggu kehidupan sosial atau atas indikasi medis lainnya. Beberapa penderita

mungkin merasa penglihatannya lebih baik hanya dengan mengganti kaca matanya,

menggunakan kaca mata bifokus yang lebih kuat atau menggunakan lensa pembesar.

Jika katarak tidak mengganggu biasanya tidak perlu dilakukan pembedahan.10

Indikasi operasi :

- Indikasi sosial: jika pasien mengeluh adanya gangguan penglihatan dalam

melakukan rutinitas pekerjaan

- Indikasi medis: bila ada komplikasi seperti glaukoma

- Indikasi optik: jika dari hasil pemeriksaan visus dengan hitung jari dari jarak 3 m

didapatkan hasil visus 3/60

Apabila diindikasikan pembedahan, maka ekstraksi lensa akan secara

defenitif memperbaiki ketajaman penglihatan pada lebih dari 90%. Sisanya 10%

pasien mungkin telah mengalami penyulit pasca bedah serius misalnya glukoma,

ablasio retina, perdarahan corpus vitreum, infeksi atau pertumbuhan epitel ke bawah

(ke arah kamera anterior ) yang menghambat pemulihan visus. Lensa intraokular dan

lensa kontak kornea menyebabkan penyesuaian setelah operasi katarak menjadi lebih

mudah dibandingkan pemakaian kacamata katarak yang tebal.9

Persiapan bedah katarak. Biasanya pembedahan dipersiapkan untuk

mengeluarkan bagian lensa yang keruh dan dimasukkan lensa buatan yang jernih

permanent. Pra bedah diperlukan pemeriksaan kesehatan tubuh umum untuk

menentukan apakah ada kelainan yang menjadi halangan untuk dilakukan

19

Page 20: Tutorial Klinik Katarak

pembedahan. Pemeriksaaan ini akan memberikan informasi rencana pembedahan

selanjutnya. Pemeriksaan tersebut termasuk hal-hal seperti:

- Gula darah telah terkontrol

- Hb, Leukosit, masa perdarahan, masa pembekuan

- Tekanan darah ≤ 160/100 mmHg

- Elektrokardiografi

- Riwayat alergi obat

- Pemeriksaan rutin medik lainnya dan bila perlu konsultasi untuk keadaan fisik

prabedah

- Tekanan bola mata normal dan tidak ada glaukoma

- Tidak ada infeksi disekitar mata seperti keratitis, konjungtivitis, blefaritis,

hordeolum dan kalazion.

- Uji Anel positif, dimana tidak terjadi obstruksi fungsi ekskresi saluran lakrimal

sehingga tidak ada dakriosistitis.

- Uji Ultrasonografi Sken A, untuk mengukur panjang bola mata yang bersama

dengan mengukur. Pada pasien tertentu kadang-kadang terdapat perbedaan lensa

yang harus ditanam pada kedua mata. Dengan cara ini dapat ditentukan ukuran lensa

yang akan ditanam untuk mendapatkan kekuatan refraksi pasca bedah.

- Sebelum dilakukan operasi harus diketahui fungsi retina, khususnya makula,

diperiksa dengan alat retinometri

- Jika akan melakukan penanaman lensa maka lensa diukur kekuatannya ( dioptri )

dengan alat biometri

- Keratometri, mengukur kelengkungan kornea untuk bersama ultrasonografi dapat

menentukan kekuatan lensa yang akan ditanam

Teknik anestesi yang digunakan:

1. Lokal

Pada Operasi katarak teknik anestesi yang umumnya digunakan adalah anestesi

lokal. Adapun anestesi lokal dilakukan dengan teknik:

a. Topikal anestesi

b. obat anestesi yang dipakai Lidokain + Markain (1:1)Sub konjungtiva ( sering

digunakan )

c. Retrobulbaer

20

Page 21: Tutorial Klinik Katarak

d. Parabulbaer

2. Umum

Anestesi umum digunakan pada pasien yang tidak kooperatif, bayi dan anak.13

Komplikasi pasca Operasi. Komplikasi dapat ditekan seminimal mungkin

jika perawatan pre-operasi dan pasca operasi dilakukan sesuai prosedur. Adapun

komplikasi yang dapat terjadi antara lain:

- Hilangnya vitreous, jika kapsul posterior mengalami kerusakan selama operasi,

maka gel vitreous masuk ke dalam bilik anterior yang merupakan resiko

terjadinya glaukoma atau traksi pada retina

- iris prolaps

- endophthalmitis ( infeksi intraokuler ),

- astigmatisme pasca operasi.

Pembedahan katarak terdiri dari pengangkatan lensa dan menggantinya

dengan lensa buatan. Berikut Pembedahan Katarak:

1. Pengangkatan lensa. Ada 2 macam pembedahan yang bisa digunakan untuk

mengangkat lensa:

Pembedahan ekstrakapsuler : lensa diangkat dengan meninggalkan

kapsulnya. Untuk memperlunak lensa sehingga mempermudah pengambilan lensa

melalui sayatan yang kecil, digunakan gelombang suara berfrekuensi tinggi

(fakoemulsifikasi). Termasuk kedalam golongan ini ekstraksi linear, aspirasi dan

irigasi. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan

kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra okular,

kemungkinan akan dilakukan bedah glaukoma, mata dengan presdiposisi untuk

terjadinya prolaps badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata

dengan sitoid makular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada

saat melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Kejadian

komplikasi setelah operasi lebih kecil kalau kapsul bagian belakang utuh. Penyulit

yang dapat timbul pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder.10

Pembedahan intrakapsuler : lensa beserta kapsulnya diangkat. Pada saat ini

pembedahan intrakapsuler sudah jarang dilakukan.10

2. Fakofragmentasi dan fakoemulsifikasi. Merupakan teknik ekstrakapsular yang

menggunakan getaran-getaran ultrasonik untuk mengangkat lensa melalui irisan

21

Page 22: Tutorial Klinik Katarak

yang kecil (2-5 mm), sehingga mempermudah penyembuhan luka pasca-operasi.

Pada tindakan ini lensa yang katarak di fragmentasi dan di aspirasi. Teknik ini

kurang efektif pada katarak yang padat. Tindakan operasi katarak dengan teknik

fakoemulsifikasi memiliki banyak keunggulan diantaranya:

- Luka operasi sangat pendek

- Dengan alat fako seluruh lensa dapat dihancurkan dan kemudian

disedot/dihisap keluar.

- Penggunaan lensa tanam hanya cukup ditutup dengan 1 atau 2 jahitan, atau

pada kondisi tertentu tidak memerlukan jahitan sama sekali.

- Masa penyembuhan lebih singkat.

3. Penggantian lensa.

Penderita yang telah menjalani pembedahan katarak biasanya akan

mendapatkan lensa buatan sebagai pengganti lensa yang telah diangkat.Lensa

buatan ini merupakan lempengan plastik yang disebut lensa intraokuler, biasanya

lensa intraokuler dimasukkan ke dalam kapsul lensa di dalam mata.

Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan

jarang sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa menyebabkan

gangguan penglihatan yang serius. Untuk mencegah infeksi, mengurangi peradangan

22

Page 23: Tutorial Klinik Katarak

dan mempercepat penyembuhan, selama beberapa minggu setelah pembedahan

diberikan tetes mata atau salep. Untuk melindungi mata dari cedera, penderita

sebaiknya menggunakan kaca mata atau pelindung mata yang terbuat dari logam

sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.8

L. PENCEGAHAN

Umumnya katarak terjadi bersamaan dengan bertambahnya umur yang tidak

dapat dicegah. Pemeriksaan mata secara teratur sangat perlu untuk mengetahui

adanya katarak. Bila telah berusia 60 tahun sebaiknya mata diperiksa setiap tahun.

Pencegahan utama adalah mengontrol penyakit yang berhubungan dengan katarak

dan menghindari faktor-faktor yang mempercepat terbentuknya katarak. Pada saat ini

dapat dijaga kecepatan berkembangnya katarak dengan:

- Tidak merokok, karena merokok mengakibatkan meningkatkan radikal bebas dalam

tubuh, sehingga risiko katarak akan bertambah

- Pola makan yang sehat, memperbanyak konsumsi buah dan sayur

- Lindungi mata dari sinar matahari, karena sinar UV mengakibatkan katarak pada

mata

- Menjaga kesehatan tubuh seperti kencing manis dan penyakit lainnya.13

23

Page 24: Tutorial Klinik Katarak

DAFTAR PUSTAKA

1. Hardy MD Robert A. Katarak. 2002. Dalam Vaughan, MD Daniel G.

Oftalmologi Umum: Jakarta. Hal. 199-200.

2. Ilyas DSM, Sidarta. 2006. Ilmu Penyakit Mata, FKUI: Jakarta. Hal.204-205.

3. Satriani, Arba'iyah. Tinggi, Kasus Penyakit Katarak Pada Lansia. (Online)

9 Oktober 2008, (http://www.kabarindonesia.com, Diakses tanggal 20

Februari 2013).

4. Natakusuma, Lucky. Y. Referat Terapi Katarak. (Online) 6 April 2010,

(http://www.docstoc.com, Diakses tanggal 20 Februari 2013).

5. Ilyas DSM, Sidarta. 2008. Ilmu Penyakit Mata, FKUI: Jakarta. Hal.8-9.

6. Mila. Anatomi Lensa. (Online) 3 Desember 2010, (http://www.doktercute-

fetus.blogspot.com, Diakses tanggal 20 Februari 2013).

7. Schote, T. Pocket Atlas of Ophthamology. 2006. Katarak. New York.

Hal.192-193.

8. Purnomo, Aris. Konsep Penyakit Katarak. (Online) 21 Juni 2010,

(http://www.arispurnomo.com, Diakses tanggal 20 Februari 2013).

9. Riodan, P., Anatomi & Embriologi Mata. (Ed) Vaughan, D. G., Asbury, T.

dan Riodan, P., Oftalmologi Umum, Jakarta : Widya Medika, 2000, 1-29

10. Ilyas DSM, Sidarta. 2008. Ilmu Penyakit Mata, FKUI: Jakarta. Hal.205-208.

11. Oktaviani, Rosalia. Katarak. (Online) 15 Maret 2010,

(http://www.oktavia.wordpress.com, Diakses tanggal 20 Februari 2013).

12. Amoaku W.M.K Galloway NR. 2006. Common Deseases and Their

Management, Singapore. Hal.132-133.

13. Fajaru. Semua Tentang Katarak. (Online) 6 Juni 2008,

(http://www.kinton.multiply.com, Diakses tanggal 20 Februari 2013).

24