tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

21
Lab/SMF Ilmu Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman RSUD Abdul Wahab Sjahranie Tutorial Klinik Glaukoma Akut Okuli Sinistra + Katarak Senil Stadium Matur Okuli Sinistra Disusun Oleh: Andreas Tedi S.K.K 0910015001 Radhiyana Putri 0910015031 PEMBIMBING: dr. Syamsul Hidayat, Sp.M Laboratorium/SMF Ilmu Kesehatan Mata 1

description

Ilmu kesehatan Mata

Transcript of tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

Page 1: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

Lab/SMF Ilmu Kesehatan Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

RSUD Abdul Wahab Sjahranie

Tutorial Klinik

Glaukoma Akut Okuli Sinistra +

Katarak Senil Stadium Matur Okuli Sinistra

Disusun Oleh:

Andreas Tedi S.K.K 0910015001

Radhiyana Putri 0910015031

PEMBIMBING:

dr. Syamsul Hidayat, Sp.M

Laboratorium/SMF Ilmu Kesehatan Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

Samarinda

2015

1

Page 2: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

BAB I

PENDAHULUAN

Glaukoma adalah salah satu penyakit nervus optikus yaitu berupa kerusakan progresif

nervus optikus yang dapat menimbulkan kebutaan ireversibel pada mata. Glaukoma

seringkali ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai dengan pencekungan

diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Glaukoma adalah penyebab kebutaan

kedua terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk dunia akan menderita

gangguan penglihatan karena glaukoma. Hampir 80.000 penduduk Amerika serikat buta

karena glaukoma sehingga penyakit ini menjadi penyebab utama kebutaan yang dapat

dicegah di Amerika serikat. Di Indonesia glaukoma kurang dikenal di masyarakat padahal

cukup banyak yang menjadi buta karenanya. Berdasarkan klasifikasi Vaughen, glaukoma

terbagi atas glaukoma primer, glaukoma kongenital, glaukoma sekunder, dan glaukoma

absolut. Glaukoma sekunder merupakan peningkatan tekanan intraokuler yang terjadi sebagai

manifestasi dari penyakit lain. Glaukoma sekunder dapat terjadi pada lensa yang mengalami

katarak.

Katarak adalah keadaan kekeruhan yang terjadi pada lensa mata. Katarak terjadi

apabila lensa mata berubah menjadi keruh akibat berbagai penyebab antara lain genetik,

kongenital, metabolik, traumatik, toksik, dan yang paling banyak dijumpai adalah katarak

senilis. Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu

usia di atas 50 tahun. Katarak senilis (age related cataract) merupakan penyebab kebutaan

dan penurunan visus terbanyak pada usia tua. Jumlah penderita katarak di seluruh dunia saat

ini lebih dari 15 juta dan akan mencapai 40 juta pada tahun 2025. Berbagai penelitian cross

sectional di Amerika Serikat mengidentifikasikan adanya katarak pada 10 % penduduk.

Angka ini meningkat 50 % untuk mereka yang berusia 65 hingga 74 tahun. Untuk warga

yang berusia lebih dari 75 tahun, angka prevalensinya 70 %. Sedangkan di Indonesia,

berdasarkan riset tahun 2007, prevalensi kebutaan nasional sebesar 0,9 %, dengan penyebab

utama adalah katarak. Prevalensi kasus katarak di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 1,8 %.

Angka ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan data tahun 2001, yaitu 1,2 %.

Katarak memberikan gejala berupa penurunan penglihatan secara perlahan-lahan,

pandangan berkabut, pandangan silau saat siang hari ataupun bila terkena sinar langsung.

Operasi katarak merupakan satu-satunya cara untuk mencegah kebutaan akibat katarak yang

dilakukan seluruh dokter spesialis mata di Indonesia sesuai dengan stadium katarak, baik di

Rumah Sakit maupun secara missal. Pada tutorial kasus ini akan dipaparkan bagaimana cara

mendiagnosis dan penanganan pada pasien galukoma akut dan katarak senil matur.

2

Page 3: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Katarak

Berdasarkan data WHO, katarak merupakan penyebab utama dari kebutaan dan

gangguan penglihatan di seluruh dunia. WHO memperkirakan katarak menyebabkan buta

yang bersifat reversibel lebih dari 17 juta dari 37 juta individu yang mengalami kebutaan di

seluruh dunia. Walaupun katarak dapat disebabkan oleh faktor metabolik, kongenital,

ataupun traumatik, namun katarak yang berhubungan dengan usia yaitu katarak senilis lah

yang mempunyai efek sosioekonomik paling besar. Hal ini disebabkan oleh prevalensinya

yang tinggi. Berikut tabel yang memaparkan klasifikasi kekeruhan pada lensa :

3

Page 4: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

2.3 Katarak Senilis

2.3.1 Definisi

Katarak senilis adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu

usia di atas 50 tahun.

2.3.2 Klasifikasi

Secara klinis, katarak senilis dikenal dalam 4 stadium, yakni stadium insipien,

stadium imatur, stadium matur, stadium hipermatur. Berikut pembagian klinis dari katarak

senilis:

Insipien Imatur Matur HipermaturKekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Seluruh Cairan lensa Normal Bisa

Bertambah (air masuk)

Normal Bisa Berkurang (air+massa lensa keluar)

Iris Normal Bisa Terdorong

Normal Bisa Tremulans

Bilik mata depan

Normal Bisa Dangkal Normal Bisa Dalam

Sudut bilik mata

Normal Bisa Sempit Normal Bisa Terbuka

Shadow test Negatif Bisa Positif Negatif Bisa Pseudopositif Penyulit - Glaukoma

Fakomorfik - Uveitis,

Glaucoma Fakolitik

Pada katarak senilis sebaiknya disingkirkan penyakit mata lokal dan penyakit sistemik seperti

diabetes mellitus yang dapat menimbulkan katarak komplikata. Pada Katarak insipien

kekeruhan dimulai pada tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior

(katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat didalam korteks.

Pada Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Jika mengambil air, lensa akan

menjadi intumesen (pembengkakan lensa), bertambahnya volume lensa akibat meningkatnya

tekanan osmotik bahan lensa yang degenerative. Lensa yang menjadi bengkak dan besar akan

mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal dibanding dengan keadaan normal.

Pencembungan lensa akan memberi penyulit glaukoma. Intumesen biasanya terjadi pada

katarak yang berjalan cepat. Lensa yang mencembung daya biasnya akan bertambah, yang

memberikan miopisasi.

Katarak matur adalah bentuk katarak yang seluruh proteinnya mengalami kekeruhan. Bila

kondisi intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali

pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan

4

Page 5: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

mengakibatkan kalsifikasi lensa (deposit ion Ca). bilik mata depan akan berkedalaman

normal.

Pada Katarak hipermatur, protein-protein dibagian korteks lensa telah mencair. Cairan ini

bisa keluar dari kapsul yang utuh, meninggalkan lensa yang mengerut dengan kapsul keriput.

Katarak hipermatur yang nucleus lensanya mengambang dengan bebas di dalam kantung

kapsulnya disebut katarak morgagni.

Berdasarkan morfologinya, katarak senilis dibagi menjadi 3 tipe, yakni tipe nuklear, tipe

kortikal, dan tipe subkapsular. Katarak senilis paling sering ditemui tipe nuklear, kemudian

disusul tipe kortikal. Tipe subkapsular mungkin terjadi, terutama subkapsular posterior.

Katarak Senilis Nuklear merupakan hasil proses penuaan lensa yang berlebihan, yang

melibatkan nukleus lensa yang berwarna kecoklatan. Korteks anterior dan posterior

cenderung jernih dan masih tipis. Bentuk kekeruhan nuklear ini dapat menyebabkan

terjadinya miopia berat yang memungkinkan penderita membaca jarak dekat tanpa memakai

kacamata koreksi seperti seharusnya (second sight of the aged). Pada Katarak Senilis

Kortikal kekeruhan lensa melibatkan korteks anterior, posterior, serta ekuatorial. Pada

awalnya katarak bermula dengan adanya vakuol air pada korteks yang kemudian menyusup

diantara lamelar korteks. Kekeruhan dimulai pada daerah perifer dan menjalar menuju sentral

dan sering digambarkan sebagai radial spoke-like, atau shield-like configuration. Pada

katarak kortikal terjadi peningkatan cairan yang masuk pada lensa mengakibatkan separasi

lamelar dan akhirnya terjadi kekeruhan seluruh korteks berwarna abu-abu putih yang tidak

merata. Kekeruhan ini bisa terjadi cepat tetapi juga bisa tahunan. Derajat gangguan fungsi

penglihatan bervariasi, tergantung seberapa dekat kekeruhan lensa dengan sumbu

penglihatan. Pada katarak senilis subkapsular anterior kekeruhan terjadi tepat dibawah

kapsula lensa dan dihubungkan dengan metaplasi fibrosa dari epitel anterior lensa. Sedangkan

tipe subkapsular posterior kekeruhan terjadi didepan kapsula posterior, dan dihubungkan

dengan migrasi sel epitel posterior dari lensa. Pasien katarak tipe ini terutama berusia lebih

muda dan mengalami kesulitan jika menghadapi cahaya lampu mobil dari arah yang

berlawanan dan juga oleh sinar matahari terik. Penglihatan jarak dekat mereka lebih

terganggu dibandingkan penglihatan jarak jauh. Tipe subkapsular posterior sering

dihubungkan dengan katarak akibat paparan sinar ultraviolet, penggunaan kortikosteroid

jangka panjang, trauma, peradangan, dan retinitis pigmentosa

2.3.3 Patogenesis

Patogenesis katarak sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Pada lensa katarak

secara karakteristik dapat ditemukan agregat-agregat protein yang menghamburkan berkas

5

Page 6: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

cahaya dan mengurangi transparansiya.Temuan tambahan mungkin berupa vesikel di antara

serat-serat lensa atau migrasi sel epitel dan pembesaran sel-sel epitel yang menyimpang.

Setelah usia pertengahan terjadi proses kondensasi normal dalam nukleus lensa. Semakin tua

usia lensa, maka akan semakin meningkat berat dan ketebalannya namun berkurang daya

akomodasinya. Seiring dengan terbentukya lapisan baru lensa secara konsentrik, teradilah

pengerasan lensa (sklerosis lensa). Modifikasi kimiawi dan proses proteolitik yang terjad

pada molekul kristalin menghasilkan pembentukan agregat protein dengan berat molekul

yang besar. Agregat ini dapat menjadi cukup besar untuk mengubah indeks refraksi lensa

yang membuat pemantulan cahaya dan mengurangi transparansi lensa.

Modifikasi kimiawi lain yang terjadi yaitu peningkatan pigmentasi. Pada usia lanjut

juga terjadi penurunan konsentrasi glutation dan kalium namun terjadi peningkatan

konsentrasi natrium dan kalsium pada sitoplasma sel yang menyusun lensa.

2.3.4 Gambaran Klinis

Gambaran klinis katarak senilis bervariasi menurut tipe dan maturasi katarak. Pada

awalnya, hanya terdapat sedikit keluhan penglihatan, kemudian terjadi kehilangan

penglihatan progresif tanpa nyeri. Tajam penglihatan dekat biasanya masih baik kecuali pada

tipe posterior subkapsuler dan pada vakuola hidropik padat yang terletak pada bagian sentral.

Keluhan yang paling umum adalah rasa silau, terutama terjadi saat individu dengan katarak

mengemudikan kendaraan. Hal ini terjadi karena katarak mendispersikan cahaya putih dan

mengakibatkan penurunan tajam penglihatan secara drastis, multilopia, “starburst”, serta

penurunan tajam penglihatan malam hari yang dramatis. Gejala lain yang mungkin timbul

adalah diplopia dan gangguan tajam penglihatan warna.

2.3.5 Diagnosis

Dalam menegakkan diagnosis katarak, diperlukan anamnesis dan pemeriksaan fisik

maupun pemeriksaan penunjang. Pasien dengan katarak biasanya datang sendiri ke dokter

mata dan mengeluhkan ada katarak. Pada kondisi seperti ini anamnesis dilakukan mengarah

secara langsung. Pasien juga akan mengeluhkan bagaimana penurunan tajam penglihatan ini

mengganggu beberapa kegiatan yang sebelumnya dapat dikerjakan. Namun ada juga pasien

yang baru menyadari penurunan tajam penglihatan pada saat dilakukan pemeriksaan. Derajat

klinis pembentukan katarak, dengan menganggap bahwa tidak terdapat penyakit mata lain,

terutama dinilai berdasarkan hasil uji ketajaman penglihatan Snellen. Secara umum,

penurunan ketajaman penglihatan berhubungan langsung dengan kepadatan katarak.

Beberapa orang yang klinis katarak cukup bermakna berdasarkan pemeriksaan oftalmoskop

atau slit lamp dapat melihat cukup baik sehingga melaksanakan aktivitas sehari-hari. Lainnya

6

Page 7: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

megalami penurunan tajam penglihatan yang tidak sebanding dengan derajat kekeruhan lensa

yang diamati. Setelah itu dapat dilakukan pemeriksaan status oftalmologi secara lengkap.

Untuk lensa bisa dinilai lebih baik dan lebih detail secara tiga dimensi dengan fokal

illumination dengan slit lamp pada mata yang sudah dilatasi maksimal. Kekeruhan lensa yang

sudah matur bisa didiagnosis dengan melihat adanya pupil putih (leukokoria) dengan mata

biasa.

2.3.6 Tatalaksana

Pengobatan terhadap katarak adalah pembedahan. Pembedahan dilakukan jika tajam

penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari-hari,

bila katarak ini menimbulkan penyulit seperti glaukoma dan uveitis. Pembedahan lensa

dengan katarak dilakukan bila mengganggu kehidupan sosial atau atas indikasi medis lainnya.

Indikasi yang paling sering dari operasi katarak ialah indikasi sosial yaitu pasien

menginginkan operasi untuk memperbaiki penglihatannya. Apabila pasien memiliki katarak

bilateral dengan fungsi penglihatan yang signifikan maka operasi dilakukan pertama pada

mata dengan katarak yang lebih berat. Indikasi medis dari operasi katarak antara lain

glaukoma fakolitik, glaukoma fakomorfik, uveitis fakoantigenik, dan dislokasi lensa ke

kamera okuli anterior. Tambahan indikasi dari operasi katarak yaitu apabila lensa sudah

keruh seluruhnya sehingga tidak dapat dinilai fundus dan dapat mengganggu diagnosis dan

manajemen penyakit mata lain misalkan retinopati diabetik dan glaukoma.

Ekstraksi katarak adalah cara pembedahan dengan mengangkat lensa yang katarak.

Dapat dilakukan dengan intrakapsular yaitu mengeluarkan lensa bersama dengan kapsul

lensa, atau ekstrakapsular yaitu mengeluarkan isi lensa (korteks dan nukleus) dengan

meninggalkan kapsul posterior. Metode operasi yang umum dipilih untuk katarak dewasa

atauanak-anak adalah dengan ECCE (extra capsular cataract extraction). Penanaman lensa

intraokular merupakan bagian dari prosedur ini. Insisi dibuat pada limbus atau kornea perifer,

bagian superior atau temporal. Dibuat sebuah saluran pada kapsul anterior dan nukeus serta

korteks lensanya diangkat. Kemudian lensa intraokular ditempatkan pada kantung kapsular

yang sudah kosong, disangga oleh kaspul posterior yang masih utuh, tetapi prosedur ini

memerlukan insisi yang relative besar.

Fakoemulsifikasi saat ini ialah teknik ECCE yang paling sering digunakan. Teknik ini

menggunakan vibraor ultrasonik genggam untuk menghanurkan nukleus yang keras hingga

substansi nukleus dan korteks dapat diaspirasimelalui insisi berukuran 3 mm. Ukuran insisi

tersebut cukup intuk memasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat. Jika digunakan lensa

yang tidak dapat dilipat insisi dilebarkan hingga 5 mm. Keuntungan yang didapat dari bedah

7

Page 8: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

insisi kecil ini adalah kondisi intraoperasi yang lebih terkendali, menghindari penjahitan,

perbaikan luka lebih cepat dengan derajat distorsi kornea yang lebih rendah dan mengurangi

derajat peradangan intraokular pasa operasi. Namun teknik fakoemulsifikasi menimbulkan

ririko yang lebih besar terjadinya pergeseran materi nukleus ke posterior melalui suatu

robekan kapsul posterior. Kejadian ini membutuhkan tindakan bedah vitreoretina yang

kompleks. Setelah tindakan bedah katarak ekstrakapsular apapun, mungkin terjadi kekeruhan

sekunder pada kapsular posterior yang memerlukan disisi dengan menggunakan laser. ICCE

(intracapsular cataract extraction) merupakan suatu tindakan mengangkat seluruh lensa

berikut kapsulya. Metode ini jarang dilakukan saat ini. Dapat dilakukan pada Zonula Zinn

telah rapuh atau berdegenerasi dan mudah putus. Insiden terjadinya ablasio retina pasca

operasi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ECCE. Namun metode ICCE tetap merupakan

suatu prosedur yang berguna, khusunya bila tidak tersedia fasilitas untuk melakukan bedah

ekstrakapsular.

8

Page 9: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

BAB III

LAPORAN KASUS

Anamnesa (autoanamnesa) dan pemeriksaan fisik dilakukan pada hari Sabtu, 17

Oktober 2015

Identitas Pasien

Nama : Ny. F

Umur : 51 tahun

Agama : Islam

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Jl. Karya Bakti Rt.4

Anamnesa

Keluhan Utama: Nyeri mata kiri

Riwayat Penyakit Sekarang

Nyeri mata kiri menjalar ke kepala kiri dikeluhkan pasien sejak 14 hari sebelum MRS.

Nyeri dirasakan pasien semakin bertambah parah dalam 6 hari terakhir sebelum MRS. Nyeri

pada mata kiri dirasakan hingga 2 sampai 3 jam. Keluhan ini disertai dengan nyeri di

belakang mata kiri seperti ditusuk-tusuk dan mata dirasakan seperti mau terdorong keluar.

Awalnya pasien mengeluhkan mata kiri yang sangat merah sejak 6 bulan yang lalu. Selain

itu, mata kiri pasien juga gatal dan bengkak. Selain itu, pasien mengeluhkan penglihatannya

makin kabur, awalnya penglihatan kabur sudah dialami pasien sejak 1 tahun yang lalu namun

saat mata kiri merah dan bengkak, pasien mengaku penglihatan terasa makin kabur. Saat itu

pasien sempat berobat, namun setelah 4 bulan menggunakan obat tersebut, tidak ada

perubahan pada mata kiri pasien. Mata kiri pasien tetap merah namun gatal dan bengkak

sudah tidak lagi dialami pasien. Namun mata kiri pasien makin kabur yaitu hanya dapat

melihat bayangan gerakan. Pasien mengeluhkan bila matanya tersebut terkena cahaya akan

terasa perih dan pusing. Pasien juga mengeluhkan mual dan sempat muntah 3 kali.

Riwayat Penyakit Dahulu:

- Riwayat diabetes mellitus, hipertensi, penyakit jantung, dan asma disangkal pasien

- Riwayat alergi makanan yaitu ikan asin

9

Page 10: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

-Pasien sering mengalami sakit mata sejak remaja yaitu mata merah dan banyak

mengeluarkan kotoran

Riwayat Penyakit Keluarga:

- Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan serupa

Pemeriksaan Fisik

Keadaaan Umum : sakit ringan

Kesadaran : kompos mentis

Tanda vital :

TD : 130/90 mmHg RR : 18x/menit

Nadi : 70x/menit Suhu : 36,9oC

Status Generalisata

Kepala leher : dalam batas normal

Thorax : dalam batas normal

Abdomen : dalam batas normal

Ekstremitas : dalam batas normal

Status Oftalmologi

Pemeriksaan Oculi Sinistra Oculi Dekstra

Visus

Pergerakan bola mata

Silia

Palpebra superior

Palpebra inferior

Konjungtiva tarsus

Konjungtiva bulbi

0

Baik ke segala arah

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Terdapat bintik bewarna hitam

6/60, pinhole 6/30

Baik ke segala arah

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

Tidak ada kelainan

10

Page 11: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

Kornea

COA

Pupil

Shadow test

Iris

Lensa

TIO (palpasi)

TIO tonometer Schiotz

Funduskopi

Vitreus

Keruh, edema (+)

Kedalaman dangkal

Bulat, regular, 3 mm, refleks

cahaya langsung (+), refleks

cahaya tak langsung (+)

(-)

Warna coklat

Keruh pada bagian lensa

Keras

81,7

Refleks fundus (-),

Sulit dievaluasi

Jernih

Kedalaman cukup

Bulat, regular, 3 mm, refleks

cahaya langsung (+), refleks

cahaya tak langsung (+)

(-)

Warna coklat

normal

normal

14,6

Refleks fundus (+),

Jernih

Diagnosis Kerja :

Glaukoma Akut OS + Katarak Senile Matur OS

Penatalaksanaan : - Timolol Eye Drop 2 x 1 tetes OS

- Xitrol Eye Drop 4 X 1 tetes OS

- Gliserin 2 x 1cc/KgBB

- Glaucom 2 x 1

- KSR 2 x 1

- K- diklofenak 2 x 50 mg

- Observasi TIO

Prognosis :

At vitam : Dubia ad malam

11

Page 12: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

At functionam : ad malam

BAB IV

PEMBAHASAN

Kasus katarak pada pasien ini terjadi pada usia 51 tahun sehingga dapat digolongkan

ke dalam jenis katarak senil. Katarak senil adalah semua kekeruhan lensa yang terdapat pada

usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Berbagai studi cross-sectional melaporkan prevalensi

katarak pada individu berusia 65-74 tahun adalah sebanyak 50 %, prevalensi ini meningkat

hingga 70 % pada individu di atas 75 tahun.3

Pekerjaan pasien pada kasus ini adalah pedagang yang sering bekerja di luar ruangan

dan tidak pernah menggunakan kacamata khusus untuk bekerja. Beberapa penelitian telah

dilakukan untuk mengidentifikasi faktor resiko untuk perkembangan katarak senil. Berbagai

penyebab yang berpengaruh adalah kondisi lingkungan (seperti ultraviolet), penyakit

sistemik, trauma, toksik akibat penggunaan kortikosteroid, ergot atau antikolinesterase

topikal, herediter, penyait pada mata, dan usia. Pada pasien ini, katarak yang terjadi paling

mungkin disebabkan oleh karena proses degeneratif akibat bertambahnya usia dan penyakit

yang dialami pada mata, karena pada anamnesis tidak ditemukan faktor resiko lain seperti

riwayat keluarga dengan katarak, penyakit sistemik seperti diabetes melitus, riwayat trauma

ataupun penggunaan kortikosteroid yang lama.1,3

Diagnosis pada pasien ini ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Berdasarkan anamnesis didapatkan, mata kiri kabur sejak 1 tahun yang lalu dan makin kabur

sejak 2 bulan belakangan dimana pandangan kabur hanya dapat melihat bayangan gerakan

dan terasa perih serta pusing bila terkena sinar matahari. Berdasarkan pemeriksaan fisik pada

mata kiri didapatkan, visus mata kiri 0, kekeruhan pada bagian lensa, COA dangkal, shadow

test (-), dan pada funduskopi didapatkan refleks fundus (-). 1,3

Keluhan pasien ini sesuai menurut literatur dimana ditemukan gejala-gejala subjektif

pada katarak yaitu:4

Penglihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut yang menghalangi objek

Peka terhadap sinar atau cahaya

Seperti ada titik gelap di depan mata

Penderita mengeluhkan adanya bercak-bercak putih yang tak bergerak

Melihat lingkaran di sekeliling cahaya (halo) atau cahaya terasa menyilaukan mata

Penurunan ketajaman penglihatan

Sukar mengerjakan pekerjaan sehari-hari

12

Page 13: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

Katarak senil dapat dibagi menjadi 4 stadium yaitu insipien, imatur, matur, dan

hipermatur. Katarak matur merupakan bentuk katarak yang seluruh proteinnya mengalami

kekeruhan. Bila kondisi intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga

lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama

akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Pada kasus ini tindakan yang dilakukan adalah berupa

pembedahan. Hal ini sesuai dengan literatur, dimana pembedahan dilakukan jika penderita

tidak mampu lagi melakukan pekerjaannya sehari-hari atau atas indikasi medis lainnya

seperti glaukoma dan uveitis.1,6

Prognosis pada pasien ini ad malam karena penglihatan masih bisa kembali normal.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: tutorial katarak senile matur + glaukoma akut

1. Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata Edisi III. Jakarta: Penerbit Fakultas Kedokteran

Indonesia. hal: 200-211

2. Cahyani, E. 2001. Kadar Asam Urat Serum pada Penderita Katarak. Jurnal Cermin

Dunia Kedokteran. No 132: 32-33

3. Harper, Richard A. dan Jhon P.Shock. 2008. Oftalmologi Umum Edisi XVII. Jakarta:

Penerbit EGC. hal: 169-175

4. Chitkara, DK.,et al. 2004. Pathopysiology and Epidemiology of Cataract dalam

Ophtalmology Edisi II. USA: Mosby. hal : 260-270

5. Victor, Vicente. 2010. Cataract Senile. (online) www.emedicine.com, diakses pada

05 Mei 2012

6. Angra S.K dan Madan Mohan. 2003. Medical Therapy of Cataract (Evaluation of

Catalin). Indian Jornal Ophtalmology.Vol 31: 5-8

7. Dhawan, Sanjay. 2010. Lens and Cataract. (online) www.emedicine.com, diakses

pada 05 Mei 2012

8. Victor V. 2006. Cataract Senile. (online) www.emedicine.com, diakses pada 12 Mei

2012

9. Stone, J.H. 2007. Cataract Review. British Medical Journal. Vol 43: 98-102

14