tumor tulang
description
Transcript of tumor tulang
TUMOR TULANG
Tumor tulang merupakan kelainan pada sistem musculoskeletal yang bersifat neoplastik.
Tumor dalam arti yang sempit berarti benjolan, sedangkan setiap pertumbuhan yang baru dan
abnormal disebut neoplasma. Tumor dapat bersifat jinak atau ganas. Tumor ganas tulang dapat
bersifat primer yang berasal dari unsur-unsur tulang sendiri, tumor primer tulang merupakan
kelainan yang agak jarang ditemukan. Tumor tulang sekunder biasa dari metastase (infiltrasi)
tumor-tumor ganas organ lain ke dalam tulang. Insidens dari beberapa neoplasma berkaitan
dengan usia misalnya osteosarkoma terjadi kebanyakan pada anak dan remaja, dan
osteoklastoma terjadi pada masa dewasa. Lokasi anatomik juga mempunyai kekhususan, yaitu
tersering pada daerah metafisis tulang panjang yaitu: femur distal, tibia proksimal, dan humerus
proksimal.
ETIOLOGI
Penyebab dari tumor tulang belum diketahui, tapi dari penelitian molekuler biologi
terkini menyebutkan bahwa adanya hubungan tumor tulang dengan mutasi genetik dan aberasi
kromosom.
GAMBARAN KLINIS
Penderita dengan tumor primer tulang umumnya datang dengan pembengkakan, nyeri
yang seringnya dirasakan lebih sakit pada malam hari tanpa adanya aktivitas dari tulang, atau
patah tulang patologik. Sering pada diagnosis pertama disangka distorsi atau cedera olahraga - 1 -
karena sering didapat riwayat trauma lokal pada neoplasma musculoskeletal. Tapi gejala-gejala
umum seperti: penurunan berat badan, demam, keringat malam, malaise, biasanya tidak
ditemukan.
Pertumbuhan neoplasma jinak yang lambat jarang menimbulkan gejala. Nyeri merupakan
gejala yang sering dikeluhkan pada neoplasma ganas yang bertumbuh cepat. Mula-mula nyeri
hanya sedang saja dan hilang timbul tetapi akhirnya menjadi progresif, difus, dan terus-menerus.
Nyeri umumnya karena tekanan pada periost dan endosteum yang sensitif. Nyeri hebat dan tiba-
tiba biasanya disebabkan oleh fraktur patologis. Pembengkakan lokal dapat diketahui apabila
kelainan telah menembus batas tulang. Pembengkakan dari kelainan jinak biasanya menetap dan
tidak nyeri kecuali pada osteoma osteoid.
PATOGENESA
Sel neoplasma tidak selalu merusak tulang, tetapi keberadaannya menyebabkan resorpsi
tulang atau osteoklastik lokal. Sebaliknya sel neoplasma tertentu dapat bersifat osteoblastik lokal
dan membentuk tulang normal yang disebut kelainan tulang reaktif. Sel neoplasma kelompok
osteogenik adalah sel yang dapat menghasilkan osteoid dan tulang, sedangkan sel kelompok
osteolitik adalah sel yang meresorpsi tulang yang tampak pada gambaran radiologik sebagai
osteolisis atau osteosklerosis. Tulang yang lemah karena kerusakan lokal akibat resorpsi
osteoklastik mudah mengalami patah tulang patologis.
DIAGNOSIS
Anamnesa
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam anamnesa adalah :
1. Umur
Umur penderita sangat penting untuk diketahui karena banyak tumor tulang yang mempunyai
kekhasan dalam umur terjadinya, misalnya osteogenik sarkoma ditemukan pada anak sampai
sebelum dewasa muda, kondrosarkoma pada umur 40 tahun, giant cell tumor jarang pada
umur < 20 tahun.
2. Lama dan perkembangan tumor
- 2 -
Tumor jinak biasanya berkembang secara perlahan dan bila terjadi perkembangan yang cepat
dan dalam waktu singkat atau suatu tumor yang jinak tiba-tiba menjadi besar maka perlu
dicurigai adanya keganasan.
3. Nyeri
Nyeri merupakan keluhan utama pada tumor ganas. Adanya nyeri menunjukkan tanda
ekspansi tumor yang cepat dan penekanan ke jaringan sekitarnya, perdarahan atau
degenerasi.
4. Pembengkakan
Kadang-kadang penderita mengeluhkan adanya suatu pembengkakan, yang timbul secara
perlahan-lahan dalam jangka waktu yang lama atau secara tiba-tiba.
Pemeriksaan klinik
Hal-hal yang penting pada pemeriksaan klinis adalah:
1. Lokasi
2. Besar, bentuk, batas dan sifat tumor
3. Gangguan pergerakan sendi
4. Spasme otot dan kekakuan tulang belakang
5. Fraktur patologis
Pemeriksaan Radiologi
1. Foto polos tulang dapat memberikan gambaran tentang:
- tumor jinak berbatas tegas dan korteks selalu utuh
- batas tumor ganas biasanya kurang jelas atau samar
- umumnya terlihat pembentukan tulang baru
- lokalisasi pada tulang vertebra :
a. jinak : osteoma osteoid, osteoblastoma, atau hemangioma
b. ganas: metastasis atau mieloma
- lokalisasi pada tulang pipih seperti pelvis atau skapula:
c. metastasis, mieloma, atau kondrosarkoma
- lokalisasi pada tulang panjang:
d. epifisis: kondrosarkoma atau tumor sel raksasa
e. metafisis : osteosarkoma
f. diafisis : metastasis atau tumor Ewing
- 3 -
2. Radionuklida scanning
3. CT Scan
4. MRI
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah meliputi : LED, Hb, serum alkali fosfatase, serum elektroforesis
protein
2. Pemeriksaan urine : yang penting adalah pemeriksaan protein Bence Jones
Biopsi
Dalam kaitan dengan pengobatan, biopsi merupakan tindakan untuk mencegah diagnosis
yang terlewat dan yang berlebihan. Biopsi dapat berupa biopsi insisional atau eksisional.
Sampel biopsi hendaknya cukup besar dan representatif. Biopsi secara pembedahan lebih
bermakna daripada biopsi aspirasi. Pada keganasan yang dicurigai telah menyebar dalam
sumsum tulang seperti pada mieloma multiple, biopsi aspirasi sumsum tulang sternum atau krista
iliaka biasanya cukup adekuat.
Sedapat mungkin biopsi dilakukan pada anggota gerak yang diturniket tetapi sebaiknya
tidak dieksanginasi karena risiko diseminasi sel tumor. Sayatan dilakukan longitudinal sejajar
sumbu ekstremitas, untuk mencegah gangguan terhadap tindak bedah kuratif. Biopsi diambil
dari pinggir tumor, karena bagian tengah sering menunjukkan nekrosis. Hemostasis dilakukan
secara teliti, dan sedapat mungkin tidak digunakan penyalir sebab daerah bekas biopsi akan
dikeluarkan seluruhnya pada tindak bedah kuratif.
KLASIFIKASI
Klasifikasi keganasan didasarkan luas penyebaran menurut TNM, yaitu penyebaran
setempat dan metastasis. Disamping itu ditentukan derajat keganasan secara histologik
berdasarkan derajat keganasan secara histologik berdasarkan derajat diferensiasi sel, aktivitas
mitosis, dan kecepatan perkembangan gambaran klinik.
Tulang tidak mempunyai sistem limfe, karena itu jarang ditemukan penyebaran ke
kelenjar limfe. Metastasis jauh kebanyakan ditemukan di paru dan rangka.
Jaringan tulang berasal dari mesoderm yang dapat berdiferensiasi menjadi osteoblast,
osteoklast, kondroblast, fibroblast(kolagenoblast) dan mieloblast. Klasifikasi tumor didasarkan
pada asal sel sehingga dapat dibagi dalam kelompok osteogenik, kondrogenik, kolagenik, dan
- 4 -
mielogenik. Masing-masing kelompok dapat berupa kelainan reaktif, bukan neoplasma,
hamartoma yaitu neoplasma jinak dan neoplasma sejati.
Klasifikasi tumor tulang dan jaringan lunak (WHO 1972)
Asal Sel Jinak Ganas
Jaringan tulang(Osteogenik) OsteomaOsteoid osteomaOsteoblastoma
OsteosarkomaParosteal osteosarkoma
Jaringan tulang rawan (Kondrogenik)
KondromaOsteokondromaKondroblastoma
Fibroma kondromiksoid
KondrosarkomaKondrosarkoma juksta
kortikal
Giant Cell Tumor - - - OsteoklastomaSumsum tulang (Mielogenik) - - -
Sarkoma EwingLimfosarkoma
ReticulosarkomaMultiple myeloma
Vaskuler HemangiomaLimfagioma
Tumor glomusIntermediate :
Hemangioma-endoteliomaHemangioma-perisitoma
Angiosarkoma
Jaringan ikat Fibroma desmoplastikLipoma
FibrosarkomaLiposarkoma
Mesenkimoma ganasSarkoma tak berdiferensiasi
Tumor lain NeurilemomaNeurofibroma
KordomaAdamantinoma
Tumor tanpa klasifikasi Kista soliterKista aneurisma
Kista juksta-artikulerDefek metafisis
Granuloma eosinofilDisplasia fibrosaMiositis osifikans
Tumor brownHiperparatiroidisme
Tumor ganas akibat metastasis
- 5 -
Klasifikasi keganasan didasarkan luas penyebaran menurut TNM, yaitu penyebaran
setempat dan metastasis. Selain itu, ditentukan derajat keganasan sel secara histologik
berdasarkan derajat diferensiasi sel, aktivitas mitosis, dan kecepatan perkembangan gambaran
klinis.
Klasifikasi TNM
T – Tumor primer
Tx - Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 - Tidak ada tumor primer
T1 - Tumor terbatas dalam periosteum
T2 - Tumor menembus periosteum
T3 - Tumor masuk organ atau struktur sekitar tulang
N – Kelenjar limfe regional
N0 - Tidak ditemukan tumor di kelenjar limfe
N1 - Tumor di kelenjar limfe regional
M – Metastasis jauh
Mx - Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 - tidak ada metastasis jauh
M1 - terdapat metastasis jauh
Dari sekian banyak neoplasma di atas yang akan kita bicarakan di sini terutama neoplasma
tulang jinak dan ganas yang sering ditemukan saja, antara lain:
NEOPLASMA TULANG JINAK
I. Osteoma
II. Osteoid osteoma
III. Enkondroma
IV. Osteokondroma
NEOPLASMA TULANG GANAS
I. Osteogenik sarcoma (Osteosarkoma)
II. Giant Cell Tumor (Osteoklastoma)
III. Multiple Myeloma
- 6 -
IV. Sarcoma Ewing
A. NEOPLASMA TULANG JINAK
OSTEOMA
Klinis :
Tumor jinak yang paling sering ditemukan (39,3%) dari seluruh tumor jinak tulang.
Terutama pada usia 20-40 tahun. Bentuk kecil tetapi dapat menjadi besar tanpa
menimbulkan gejala yang spesifik.
Lokasi :
Sering ditemukan pada tulang tengkorak seperti maxilla, mandibula, palatum, sinus paranasalis
dan dapat pula pada tulang-tulang panjang seperti tibia, femur dan phalangs.
Radiologis :
Bentuk bulat dengan batas tegas tanpa adanya destruksi tulang.
Patologi :
Dapat ditemukan lesi pada tulang kompak dengan sistem Havers shunt atau pada trabekula
tulang dengan sumsumnya disebut spongiosteoma. Strukturnya terdiri atas jaringan tulang
dewasa yang didominasi oleh struktur-struktur lamellar dengan pertumbuhan yang sangat
lambat. Osteoma yang berlokasi pada tulang panjang biasanya bersifat multiple dan merupakan
bagian dari sindroma Garner.
Diagnosa banding :
1. Osteokondroma
2. Parosteal osteosarkoma
- 7 -
3. Periostitis ossifikans
Terapi :
Bila osteoma kecil dan tidak memberikan keluhan tidak perlu tindakan khusus. Bila besar
menimbulkan gangguan kosmetik dan terdapat penekanan ke jaringan sekitar sebaiknya
dilakukan eksisi.
OSTEOMA OSTEOID
Lesi jinak ini pertama kali diterangkan oleh JAFFE pada tahun 1935, oleh sebagian ahli,
neoplasma ini dianggap sebagai lesi reaktif, bukan neoplasma tulang.
Klinis :
Didapatkan terutama pada kaum pria muda berumur antara 10-25 tahun dengan keluhan utama
nyeri pada tulang yang bersangkutan. Nyeri bersifat menetap yang tidak hilang oleh istirahat dan
makin terasa pada malam hari. Nyerinya dapat bersifat ringan sampai berat, ciri istimewa
nyerinya ialah nyeri dapat dihilangkan dengna pengobatan aspirin.
Lokasi :
Dapat mengenai semua tulang, tetapi biasanya pada tulang panjang seperti femur dan tibia.
Radiologi :
Tampak sebagai daerah nidus radiolusen yang dikelilingi oleh pinggir sklerotik. Ukuran lesi
tidak lebih dari 1-2 cm.
Patologi :
Didapat sebagai jaringan yang seluler, banyak vaskularisasinya.
Diagnosa Banding :
Abses Brodie, Periostitis, Sarkoma Ewing
- 8 -
Terapi :
Operatif, dengan melakukan eksisi lengkap daripada seluruh jaringan nidus disertai eksisi
sebagian tulang. Setelah itu evaluasi dengan pemeriksaan Ro perlu dilakukan untuk menilai
apakah eksisi yang dilakukan akurat.
ENDOKONDROMA
Klinis :
Merupakan neoplasma jinak yang berasal dari dalam rongga sumsum tulang. Sebagian ahli
menganggap tumor itu sebagai suatu hamartoma. Tumor jinak ini didapat pada dewasa muda dan
tidak mengakibatkan keluhan sakit/nyeri.
Lokasi :
Tumor ini paling sering mengenai tulang-tulang tubuler kecil pada tangan dan kaki, kadang-
kadang juga pada tulang yang lebih besar.
Radiologi :
Tampak sebagai lesi yang radiolusen dengan kemungkinan adanya bercak-bercak kalsifikasi.
Tidak ada pembentukan tulang reaktif baru. Bila ada erosi korteks pada tulang tubuler yang
besar, menandakan terjadinya degenerasi maligna.
Patologi :
Pembentukan tulang rawan matur tanpa tanda-tanda pleomorf, mitosis atau gejala keganasan
lainnya. Sering ditemukan perubahan miksoid pada jaringan Enchondromatosis adalah bentuk
multiple daripada enchondroma disebut juga sebagai ollier’s disease. Bila enchondromatosis
disertai dengan adanya multiple hemangioma di jaringan lunak disebut sebagai Mafucci
Syndrome.
Terapi :
Operatif dengan cara melakukan kuret daripada lesi, kemudian rongga lesi diisi dengan bone
graft.
Prognosis :
Ada kemungkinan terjadi degenerasi maligna terutama bila tumor didapat pada tulang panjang
besar atau di pelvis sebesar kurang lebih 20-25%. Dicurigai perubahan ke arah ganas bila
tumornya terasa sakit, lebih sering pada enkondromatosis daripada enkondroma soliter.
- 9 -
OSTEOKONDROMA / OSTEOCARILAGENOUS EXOSTOSIS
Klinis :
Merupakan tumor jinak tersering kedua (32,5%) dari seluruh tumor jinak tulang. Terutama
ditemukan pada remaja yang pertumbuhannya aktif dan pada semasa muda. Gejala nyeri terjadi
bila terdapat penekanan pada bursa atau jaringan lunak sekitarnya. Benjolan yang keras dapat
ditemukan pada daerah sekitar lesi.
Lokasi :
Biasanya pada daerah metafisis tulang panjang khususnya femur distal, tibia proksimal dan
humerus proksimal. Osteokondroma juga bisa ditemukan pada tulang scapula dan ilium. Tumor
bersifat soliter dengan dasar lebar atau kecil seperti tangkai dan bila multiple dikenal sebagai
diafisial aklasia (eksostosis herediter multiple) yang bersifat herediter dan diturunkan secara
dominan gen mutan.
Radiologis :
Ditemukan adanya penonjolan tulang yang berbatas tegas sebagai eksostosis yang muncul dari
metafisis tetapi yang terlihat lebih kecil disbanding dengan yang ditemukan pada pemeriksaan
fisik oleh karena sebagian besar tumor ini diliputi oleh tulang rawan. Tumor dapat bersifat
tunggal atau multiple tergantung dari jenisnya.
Patologi :
Ditemukan adanya tulang rawan hialin di daerah sekitar tumor dan terdapat eksostosis yang
berbentuk tiang di dalamnya. Lesi yang besar dapat berbentuk gambaran bunga kol dengan
degenerasi dan kalsifikasi di tengahnya.
Terapi :
Apabila terdapat gejala penekanan pada jaringan lunak misalnya pada pembuluh darah atau saraf
sekitarnya atau tumor tiba-tiba membesar disertai rasa nyeri maka diperlukan tindakan operasi
secepatnya, terutama bila hal ini terjadi pada orang dewasa.
B. NEOPLASMA TULANG GANAS
OSTEOSARKOMA / SARKOMA OSTEOGENIK
Merupakan neoplasma tulang ganas primer yang paling sering didapat. Bersifat sangat ganas,
menyebar cepat pada periosteum jaringan ikat diluarnya dan cepat bermetastasis ke paru
secara hematogen.
- 10 -
Klinis :
1. Pria lebih banyak diserang daripada wanita dengan perbandingan 2:1
2. Didapat terutama pada usia muda, berumur 10-20 tahun.
3. Keluhan utama penderita ialah perasaan sakit pada bagian tulang yang terkena disertai
adanya benjolan.
4. Didapat pula tanda-tanda keganasan umum seperti anemia, berat badan yang menurun.
Lokasi :
Didapat pada metafisis tulang-tulang panjang terutama pada bagian distal femur, proksimal
tibia dan proksimal humerus.
Radiologi :
Didapat 3 macam gambar radiologi yaitu :
1. Gambaran osteolitik, dimana proses destruksi merupakan proses utama
2. Gambaran osteoblastik, yang diakibatkan oleh lebih banyak pembentukan tumor tulang.
3. Gambaran campuran antara proses destruksi dan proses pembentukan tumor tulang
Pertumbuhan neoplasma yang cepat mengakibatkan terangkatnya periosteum dan tulang
reaktif terbentuk antara periosteum yang terangkat dengan tulang dan pada X-ray terlihat
sebagai “segitiga codman”. Kombinasi antara tulang reaktif dan tulang neoplastik yang
dibentuk sepanjang pembuluh darah yang berjalan radier dari korteks tulang kearah masa
tumor membentuk gambaran “sunburst app”.
Patologi :
- 11 -
Gambaran histologinya bervariasi. Kriteria untuk diagnosis adalah didapatnya stroma
sarcoma dengan pembentukan osteoid neoplastik dan tulang disertai gambaran anaplasia
yang menyolok.
Terapi :
Penderita dengan Osteosarkoma membutuhkan terapi operatif berupa amputasi. Amputasi
dapat dilakukan melalui tulang daerah proksimal tumor atau melalui sendi (disartikulasi)
proksimal dari pada tumor.
Menurut penyelidikan antar tehnik amputasi melalui tulang dengan diartikulasi tidak ada
perbedaan bermakna dalam hasil survival rate. Selain terapi operatif, maka pada penderita
osteosarkoma diperlukan juga terapi ajuvan berupa pemberian kemoterapi atau radioterapi.
Para ahli berpendapat bahwa pada saat diagnosis osteosarkoma ditegakkan, maka dianggap
kebanyakan penderita sudah mempunyai mikro metastase di paru-paru sehingga setelah
amputasi walaupun X-Ray paru-paru masih belum nampak metastase, perlu diberikan
kemoterapi untuk memberantas mikrometastase.
Prognosis :
Pada permulaannya prognosis Osteosarkoma adalah buruk, 5 years survival rate-nya hanya
berkisar antar 10-20%. Belakangan ini dengan terapi ajuvan berupa sitostatik yang agresif
dan intensif yang diberikan prabedah dan pasca bedah maka survival rate menjadi lebih baik
dapat mencapai 60-70%. Berkat terapi adjuvant juga terapi amputasi belakangan ini sudah
berkurang. Sekarang pada pusat-pusat pengobatan kanker yang lengkap, maka terapi non
amputasi atau limb Salvage lebih sering dilakukan.
GIANT CELL / OSTEOKLASTOMA
Tumor tulang yang asalnya masih kontroversial ada yang berpendapat tumor ini berasal dari
jaringan ikat, pendapat lain mengatakan tumor ini asalnya dari sel osteoklas, tetapi ada juga
yang berpendapat asal tumor ini asalnya tidak diketahui. Bersifat jinak tetapi secara lokal
berperangai agresif. Mengenai golongan umur dewasa muda terutama antara 20-35 tahun.
- 12 -
Lokasi :
Didapat pada epifisis tulang panjang yang dapat meluas ke arah metafisis. Tempat yang
paling sering adalah proksimal tibia, distal femur dan distal radius.
Radiologi :
Tampak daerah osteolitik di epifisis dengna batas yang jelas dan memberikan kesan
multilokuler gambaran “soap bubble”.
Patologi :
Stroma yang vaskuler dengan banyak sel-sel datia/giant cell. Sel-sel datia juga terdapat pada non
ossifying fibroma, kista tulang, kondromiksoid fibroma, kondroblastoma. Tetapi dengan
pemeriksaan mikroskopik yang cermat semua lesi yang disebut tadi (disebut juga sebagai variasi
dari pada giant cell tumor) dapat dibedakan dari giant cell tumor yang sejati.
- 13 -
Terapi :
Operasi kuret yang diikuti dengan pengisian bone graft atau bone cement. Pada beberapa hal
dapat dilakukan reseksi tumor, eksisi luas yang disebut tindakan rekonstruksi. Kadang-kadang
juga memerlukan amputasi.
MULTIPLE MIELOMA / PLASMA SEL MIELOM / PLASMASITOMA
Neoplasma tulang ganas yang sering didapat. Lebih banyak didapat pada kaum pria dengan usia
diatas 40 tahun.
Klinis :
Tumor mengakibatkan rasa sakit. Pada penderita dapat ditemukan anemia, suhu badan yang
meninggi, berat badan yang menurun dan perasaan mudah lelah. Didapat pada darah ada
peninggian kadar gammaglobulin. Urine mengandung protein sepesifik yaitu protein Bence
Jones, yang dapat ditemukan pada lebih kurang 50% penderita mieloma.
Fraktur patologis merupakan komplikasi yang sering terjadi karena adanya proses destruksi yang
cepat dengna disertai sedikit reaksi pembentukan tulang reaktif. Tidak adanya pembentukan
tulang reaktif penyebab tumor ini sering tidak terdeteksi dengan bone scan. Diagnosis
ditegakkan dengan pemeriksaan BMP di daerah sternum atau Krista iliaka dimana akan dilihat
adanya sel-sel plasma abnormal adanya protein Bence Jones dalam urine dan peninggian gamma
globulin pada elektroforesis.
Lokasi :
Pada orang tua sumsum tulang masih didapat di tulang vertebra, pelvis dan tengkorak, maka
neoplasma ini paling sering ditemukan pada tulang-tulang tersebut.
Radiologi :
Lesi mengakibatkan gambaran punched out berupa lesi osteolitik yang bulat.
- 14 -
Terapi :
Radioterapi dan kemoterapi. Pada fraktur patologis yang mengenai tulang ekstremitas dilakukan
fiksasi internal.
Prognosis :
Buruk, 5 years survival rate 10%. Penderita pada umumnya meninggal 2 tahun setelah diagnosis
ditegakkan.
SARKOMA EWING
Tumor ganas yang jarang didapat. Menyerang golongan usia muda, kebanyakan di bawah usia
20 tahun. Lebih banyak didapat pada kaum pria.
Klinis :
Penderita mengeluh sakit dengan disertai adanya benjolan. Kemungkinan ada suhu badan yang
meninggi, leukositosis dan laju endap darah meningkat.
Lokasi :
- 15 -
Pada diafisis tulang-tulang panjang, paling sering pada femur, tibia, ulna dan fibula dapat juga
mengenai tulang-tulang ceper.
Radiologi :
Tampak proses destruksi tulang dengan batas yang tidak jelas. Pembentukan tulang reaktif baru
oleh periosteum bisa berlapis-lapis yang memberikan gambaran “onion skin app” atau tegak
lurus yang nampak sebagai sunburst.
Diagnosa Banding :
Gambaran klinis dan radiologis sarcoma Ewing mirip dengan osteomielitis, osteosarkoma dan
neuroblastoma metastatik.
Terapi :
- Operasi berupa reseksi luas atau amputasi
- Kemoterapi
- Radioterapi
Prognosis :
Buruk. Mortalitas pada tahun-tahun pertama setelah diagnosis 95%. Akhir-akhir ini dengan
terapi kombinasi radioterapi, kemoterapi dan operasi, prognosis menjadi lebih baik.
METODE PENGOBATAN
Operasi
Eksisi tumor dengan cara operasi dapat dilakukan dengan beberapa tehnik :
1. Intralesional atau intrakapsuler
Tehnik ini dilakukan dengan cara eksisi/kuretase tumor, tidak dianjurkan pada tumor ganas
dan biasanya dilakukan pada kelompok tumor low grade tumor, misalnya giant cell tumor.
2. Eksisi marginal
- 16 -
Eksisi marginal adalah pengeluaran tumor di luar dari kapsulnya. Tehnik ini terutama
dilakukan pada tumor jinak atau tumor ganas jenis low grade malignancy
3. Eksisi luas (eksisi en block)
Pada eksisi luas, tumor dikeluarkan secara utuh disertai jaringan di sekitar tumor yang berupa
pseudokapsul atau jaringan yang bereaksi di luar tumor. Tindakan eksisi luas dilakukan pada
tumor ganas dan biasanya dikombinasi dengan pemberian kemoterapi atau radioterapi pada
pre/pasca operasi.
4. Operasi radikal
Operasi radikal dilakukan seperti pada eksisi luas dan ditambah dengan pengeluaran seluruh
tulang serta sendi dan jaringan sebagai satu bagian yang utuh. Cara ini biasanya berupa
amputasi anggota gerak diatasnya dan disertai pengeluaran sendi di atasnya.
KESIMPULAN
Dengan staging yang tepat serta pemberian kemoterapi untuk mengontrol penyebaran
tumor, tindakan amputasi dapat dihindarkan dengan suatu tehnik yang disebut limb-sparing
surgery yaitu berupa eksisi yang luas disertai penggantian anggota gerak dengan
mempergunakan bone graft atau protesis yang disesuaikan.
Radioterapi berupa radiasi dengan energi tinggi merupakan suatau cara untuk eradikasi
tumor-tumor ganas yang radiosensitive dan dapat juga sebagai pengobatan awal sebelum
tindakan operasi dilakukan. Kemoterapi merupakan suatu pengobatan tambahan pada tumor
ganas tulang dan jaringan lunak. Obat-obatan yang digunakan adalah metrotreksat, adriamisin,
siklofosfamid, vinkristin dan sisplatinum.
- 17 -