TUMOR ESOFAGUS.doc

21
TUMOR ESOFAGUS Pendahuluan Tumor esophagus merupakan jenis tumor yang paling sering terjadi di dalam sel yang melewati dinding kerongkongan. Tumor esophagus ada yang bersifat jinak dan ada yang bersifat ganas. Tumor jinak yang paling sering terdapat pada esofagus adalah tumor yang berasal dari lapisan otot, yang disebut dengan leiomioma. Sedangkan tumor yang bersifat ganas sering dikenal dengan kanker esofagus. Jenis yang paling sering terjadi pada kanker kerongkongan adalah squamous cell carcinoma dan adenokarsinoma. Dari kedua tumor tersebut sekitar 95% tumor yang ada di esofagus adalah tumor yang bersifat ganas. 1 Kanker esofagus merupakan jenis kanker yang sering ditemukan di daerah yang dikenal dengan julukan Asian Esophageal Cancer Belt yang terbentang dari tepi selatan laut Kaspia di sebelah barat sampai ke utara Cina meliputi Iran, Asia Tengah, Afghanistan, Siberia, dan Mongolia. 1,2 Kanker esofagus merupakan peringkat keenam penyebab kematian yang disebabkan oleh kanker. Sekitar 80% kematian terjadi di Negara berkembang seperti Afrika Selatan dan CIna. Insiden karsinoma esofagus sangat bervariasi di berbagai Negara, banyak ditemukan di China, Jepang, Rusia, Hongkong, Skandinavia, dan Iran. Di Negara – Negara barat seperti Amerika dan Inggris jarang ditemukan karsinoma esofagus. Dilaporkan di China insiden karsinoma esofagus 19,6/100.000 pada laki – laki dan 9,8/100.000

description

TUMOR ESOFAGUS.doc

Transcript of TUMOR ESOFAGUS.doc

Page 1: TUMOR ESOFAGUS.doc

TUMOR ESOFAGUS

Pendahuluan

Tumor esophagus merupakan jenis tumor yang paling sering terjadi di dalam sel yang melewati

dinding kerongkongan. Tumor esophagus ada yang bersifat jinak dan ada yang bersifat ganas.

Tumor jinak yang paling sering terdapat pada esofagus adalah tumor yang berasal dari lapisan

otot, yang disebut dengan leiomioma. Sedangkan tumor yang bersifat ganas sering dikenal

dengan kanker esofagus. Jenis yang paling sering terjadi pada kanker kerongkongan adalah

squamous cell carcinoma dan adenokarsinoma. Dari kedua tumor tersebut sekitar 95% tumor

yang ada di esofagus adalah tumor yang bersifat ganas.1

Kanker esofagus merupakan jenis kanker yang sering ditemukan di daerah yang dikenal dengan

julukan Asian Esophageal Cancer Belt yang terbentang dari tepi selatan laut Kaspia di sebelah

barat sampai ke utara Cina meliputi Iran, Asia Tengah, Afghanistan, Siberia, dan Mongolia.1,2

Kanker esofagus merupakan peringkat keenam penyebab kematian yang disebabkan oleh kanker.

Sekitar 80% kematian terjadi di Negara berkembang seperti Afrika Selatan dan CIna. Insiden

karsinoma esofagus sangat bervariasi di berbagai Negara, banyak ditemukan di China, Jepang,

Rusia, Hongkong, Skandinavia, dan Iran. Di Negara – Negara barat seperti Amerika dan Inggris

jarang ditemukan karsinoma esofagus. Dilaporkan di China insiden karsinoma esofagus

19,6/100.000 pada laki – laki dan 9,8/100.000 pada wanita, bahkan pada propinsi Hunan, Shanxi,

dan Hebey insiden mencapai 100/100.000 penduduk. Sedang di Amerika dilaporkan insiden

6/100.000 pada laki – laki dan 1,6/100.000 pada wanita.1,3

Tumor Esofagus

Tumor esofagus terdiri dari tumor yang bersifat jinak dan yang bersifat ganas (kanker). Berbagai

jenis tumor yang bermassa jinak dapat tumbuh dan berkembang dari lapisan dinding yang

berbeda yang ada di esofagus. Tumor jenis ini biasanya tanpa gejala dan tumbuh secara lambat,

bahkan tumor jinak ini sering tercatat hanya sebagai temuan insidentil selama radiografi rutin

atau endoskopi. Tumor jinak yang paling sering terdapat pada esofagus adalah tumor yang

berasal dari lapisan otot, yang disebut leiomioma. Karena tumor berasal dari propria muskularis,

tumor tersebut ditutupi oleh submukosa yang utuh dan mukosa, sehingga sulit untuk dilakukan

Page 2: TUMOR ESOFAGUS.doc

biopsy secara endoskopi. Sedangkan tumor yang bersifat ganas sering dikenal dengan kanker

esofagus.1,4,5

Kanker esofagus adalah karsinoma yang berasal dari epitel berlapis gepeng yang melapisi lumen

esofagus. Kanker esofagus dimulai dari lapisan dalam (mukosa) dan tumbuh hingga ke

submukosa dan lapisan otot. Dari kedua tumor tersebut hampir 95% tumor yang ada di esofagus

adalah tumor yang bersifat ganas.5

Klasifikasi Tumor

Berdasarkan histopatologinya, kanker esofagus dibagi menjadi 4 jenis yaitu,

1. Tumor epitel

Merupakan jenis tumor yang berasa; dari lapisan epitel esofagus. Tumor jenis ini

merupakan tumor yang paling sering didapatkan pada esofagus. Tumor epitel dibagi

menjadi squamous cell carcinoma dan adenokarsinoma.5

2. Tumor metastase

3. Limfoma

Jenis tumor yang berasal dari sel kekebalan tubuh yang ada di esofagus.

4. Sarcoma

Merupakan jenis tumor yang berasal dari dinding muscular esofagus.

Berdasarkan jenis sel yang melapisi esofagus, maka kanker esofagus dibagi menjadi epitel

berlapis gepeng (squamous cell carcinoma) dan adenokarsinoma. Squamous cell carconima

dapat terjadi di sepanjang esofagus. Jenis kanker ini meliputi 95% kejadian kanker esofagus di

Amerika Serikat. Kanker yang terjadi di sel kelenjar disebut adenokarsinoma. Jenis sel ini

bukanlah sel yang biasanya ada dan menjadi bagian di lapisan dalam esofagus. Sebelum menjadi

adenokarsinoma, sel glandular menggantikan posisi sel squamous dan inilah yang sering disebut

dengan Barett’s esophagus. Kanker tipe ini sering terjadi di bagian yang lebih bawah dari

esofagus, yang merupakan tempat terbanyak kejadian adenokarsinoma.

Epidemiologi

Kanker esofagus merupakan peringkat keenam penyebab kematian karena kanker. Sekitar 80%

kematian terjadi di nnegara berkembang seperti Afrika Selatan dan China. Di Amerika pada

Page 3: TUMOR ESOFAGUS.doc

tahun 2000, angka kejadian kasus baru mencapai angka 12.300 sedangkan angka kematian

mencapai 12.100 dalam 25 tahun terakhir ini, terjadi peningkatan kejadian adenokarsinoma

esofagus distal yang cukup signifikan.1,3,6

Kanker esofagus merupakan jenis kanker yang sering ditemukan di daerah yang dikenal dengan

julukan Asian Esophageal Cancer Belt yang terbentang dari tepi laut selatan Kaspia di sebelah

barat sampai ke utara Cina meliputi Iran, Asia Tengah, Afganistan, Siberia, dan Mongolia. Selain

itu kanker esofagus banyak terdapat di Finlandia, Islandia, Afrika Tenggara, dan Perancis Barat

Laut. Di Amerika Utara dan Eropa Barat, kanker esofagus lebih sering terjadi pada orang kulit

hitam dibandingkan dengan orang kulit putih. Squamous cell carcinoma adalah jenis kanker

yang sering terjadi pada orang kulit hitam, sedangkan adenokarsinoma sering terjadi pada orang

kulit putih. Berdasarkan jenis kelamin, laki – laki beresiko terkena kanker esofagus 3 hingga 4

kali lebih besar dibandingkan dengan wanita. Hal ini terutama dikaitkan dengan tingginya

konsumsi alcohol dan rook pada pria. Berdasarkan tingkatan usia, usia lebih dari 65tahun

memiliki resiko paling tinggi untuk menderita kanker esofagus. Sekitar 15% penderita

didiagnosa menderita kanker esofagus pada usia kurang dari 55 tahun. 1,2,5

Faktor Resiko

Penyebab kanker esofagus belum diketahui dengan pasti akan tetapi para peneliti percaya bahwa

beberapa factor resiko seperti merokok dan alcohol, dapat menyebabkan kanker esofagus dengan

cara merusak DNA sel yang melapisi bagian dalam esofagus, seperti yang terjadi pada GERD,

Barett’s esophagus, dan akhalasia dapat memicu terjadinya kanker. Beberapa faktor resiko yang

dapat mempertinggi kejadian kanker esofagus diantaranya adalah :

1. Merokok dan konsumsi alcohol

Konsumsi alcohol dan merokok berkaitan dengan kejadian kanker esofagus. Alcohol dan

rokok dapat menyebabkan iritasi kronik pada mukosa esofagus. Orang yang merokok 1

bungkus per hari memiliki resiko 2 kali lebih tinggi untuk menderita adenokarsinoma

esofagus dibandingkan dengan yang tidak merokok.

2. Obesitas

Page 4: TUMOR ESOFAGUS.doc

Orang yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki resiko tinggi untuk menderita

adenokarsinoma esofagus. Hal ini berkaitan denan peingkatan tekanan intra abdomen dan

refluk esofagus.

3. Gastro esophageal reflux disease (GERD)

Orang yang menderita GERD, beresiko 2 hingga 16 kali lebih tinggi untuk menderita

adenokarsinoma esofagus dibandingkan dengan orang normal. Resiko bergantung pada

seberapa panjang refluk dan gejala yang terjadi. Sekitar 30% kejadian kanker esofagus

dikaitkan dengan kejadian GERD.

4. Barret’s esophagus

Jika refluk di bagian lower esophagus berlangsung terus menerus dan dalam jangka

waktu yang lama, maka refluk ini akan menyebabkan kerusakan pada dinding esofagus.

Hal ini dapat mengakibatkan sel skuamous yang melapisi esofagus menjadi hilang dan

digantikan oleh sel glandular. Sel glandular ini biasanya terlihat seperti sel yang melapisi

dinding lambung dan usus halus, dan lebihresisten terhadap asam lambung. Kondisi ini

dinamakan Barett’s esophagus. Sekitar 10% orang dengan gejala GERD menderita

Barett’s esophagus. Kebanyakan orang yang menderita Barett’s esophagus memiliki

gejala dada rasa terbakar. Penyakit ini memiliki resiko 30 hingga 125 kali lebih besar

untuk menyebabkan terjadinya kanker esofagus dibandingkan orang normal. Hal ini

dikarenakan sel glandular pada Barett’s espophagus menjadi abnormal hingga menjadi

dysplasia, kondisi prekanker.6,7

5. Diet

Makan makanan yang banyak mengandung buah – buahan dan sayur – sayuran, berkaitan

dengan berkurangnya angka kejadian esofagus. Buah – buahan dan asyur – sayuran

mengandung banyak vitamin dan mineral yang membantu dalam mencegah terjadinya

kanker.

6. Akhalasia

Pada penyakit ini, otot pada bagian bawah esofagus tidak berfungsi dengan baik.

Makanan dan cairan yang masuk ke dalam lambung menjadi tertahan dan cenderung

berkumpul di esofagus. Akibatnya, esofagus mengompensasi dengan melaukan dilatasi.

Orang dengan akhalasia memiliki resiko untuk mengalami kanker esofagus 15 kali lebih

besar dibandingkan dengan orang normal. Sekitar 6% (1 dari 20 orang) dari semua kasus

Page 5: TUMOR ESOFAGUS.doc

akhalasia berkembang menjadi kanker squamous cell carcinoma. Pada umumnya, kanker

terjadi sekitar 17 tahun setelah pasien didiagnosa akhalasia.

7. Bakteri lambung

Bakteri lambung, Helicobacter pylori dapat menyebabkan masalah lambung, termasuk

ulserasi dan beberapa jenis kanker lambung. Infeksi karena bakteri ini dapat diobati

dengan antibiotic dan tambahan obat yang mengurangi asam lambung. Orang yang

mendapat terapi H.pylori beresiko untuk mengalami kanker esofagus dibandingkan

dengan orang yang tidak mendapat terapi. Hal ini dikarenakan infeksi H.pylori.

menyebabkan asam lambung berdampak pada rendahnya refluks ke esofagus. Jadi infeksi

dapat menyebabkan banyak masalah di lambung, tetapi di lain pihak infeksi tersebut

membantu melindungi esofagus.

Manifestasi Klinis

Keterlambatan antara awitan gejala – gejala dini serta waktu ketika pasien mencari bantuan

medis seringkali antara 12-18 bulan, biasanya ditandai dengan lesi ulseratif esofagus tahap

lanjut.

1. Disfagia

Gejala utama dari kanker esofagus adalah masalah menelan, sering dirasakan oleh

penderita seperti ada makanan yang tersangkut di tenggorokan atau dada. Ketika menelan

menjadi sulit, maka penderita biasanya mengganti makanan dan kebiasaan makannya

secara tidak sadar. Penderita makan dengan jumlah gigitan yang lebih sedikit dan

mengunyah makanan dengan lebih pelan dan hati – hati. Seiring dengan pertumbuhan

kanker yang semakin besar, penderita mulai makan makanan yang lebih lembut dengan

harapan makanan dapat dengan lebih mudah masuk melewati esofagus, hingga akhirnya

penderita berhenti mengkonsumsi makanan pdat dan mulai mengkonsumsi makanan cair.

Akan tetapi, jika kanker tetap terus tumbuh, bahkan makanan cair pun tidak bisa

melewati esofagus. Untuk membantu makanan melewati esofagus biasanya tubuh

mengkompensasi dengan menghabiskan saliva. Hal ini juga yang menyebabkan orang

yang menderita kanker esofagus sering mengeluh banyak mengeluarkan mucus atau

saliva.1,5,8

2. Merasakan benjolan pada tenggorokan dan rasa nyeri saat menelan

Page 6: TUMOR ESOFAGUS.doc

3. Nyeri pada dada, regurgitasi makanan yang tak tercerna dengan bau nafas dan akhirnya

cegukan.

Nyeri dada sering dideskripsikan dengan perasaan tertekan atau terbakar di dada. Gejala

ini sering diartikan dengan gejala yagn berkaitan dengan organ lain, seperti jantung,

sehingga sering kali orang tidak menyadari kalau gejala tersebut adalah salah satu gejala

yang sering dikeluhkan pada penderita kanker.

4. Hemoragi, kehilangan berat badan dan kekuatan secaara progresif akibat kelaparan.

Sekitar sebagian dari pasien yang menderita kanker esofagus mengalami penurunan berat

badan. Hal ini terjadi karena masalah menelan sehingga penderita mendapat masukan

makanan yang kurang untuk tubuhnya. Penyebab lain dikarenakan berkurangnya nafsu

makan dan meningkatnya proses metabolism kanker yang diderita oleh pasien.1

Perdarahan juga bisa terjadi pada pasien kanker esofagus. Sel tumor mampu tumbuh

keluar aliran darah, menyebabkan terjadinya nekrosis dan ulserasi pada mukosa dan

menghasillkan perdarahan di daerah gastrointestinal. Jika perdarahan terjadi dalam

jumlah yang banyak, maka feses juga bisa berubah menjadi warna hitam tapi hal ini

bukan berarti tanda bahwa kanker esofagus pasti ada.

5. Pada pemeriksaan fisik tampak pasien menjadi kurus karena gangguan menelan dan

anoreksia. Jika telah lanjut, terdapat pembesaran kelenjar getah bening daerah

supraklavikula dan aksila, serta hepatomegali.

Stadium Kanker Esofagus

The American Joint Committee on Cancer staging 2007 membagi stadium tumor berdasarkan

TNMG sistem. T adalah tumor primer, N adalah pembesaran kelenjar limfe regional, M adalah

metastasis jauh, dan G adalah gradasi histologi. TNMG sistem dapat ditegakan dari hasil

pemeriksaan klinis, esofagoskopi, dan CT scan. 9,10

Tumor Primer (T)

Tx Tumor primer tidak dapat dinilai

T0 Tidak ada bukti ada tumor primer

Tis Karsinoma in situ

Page 7: TUMOR ESOFAGUS.doc

T1 Invasi ke lamina propia atau submukosa

T2 Invasi ke tunika muskularis propia

T3 Invasi ke tunika adventitia

T4 Invasi ke struktur sekitar

Regional Lymph Nodes

Nx Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai

N0 Tidak ada metastasis jauh

N1 Ada metastasis ke KGB regional

Metastasis

Mx Metastasis tak dapat dinilai

M0 Tak ada metastasis jauh

M1 Ada metastasis jauh

Klasifikasi Metastase

Tumor pada bagian bawah esofagus

M1a Metastasis di limfa nodus ciliac

M1b Metastasis jauh lainnya

Tumor pada bagian tengah esofagus

M1a Tidak aplikabel

M1b Nodus limfa non regional dan/atau metastasis jauh lainnya

Tumor pada bagian atas esofagus

M1a Metastasis ke nodus servikal

M1b Metastase ke tempat lain

Page 8: TUMOR ESOFAGUS.doc

Penegakan Diagnostik

Evaluasi diagnostik

Diagnosis kanker esofagus dapat ditegakkan dengan anamnesis dan pemeriksaan penunjang

termasuk di dalamnya imaging studies dan endoskopi.

1. Laboratorium

Pada pemeriksaan darah rutin didapatkan di antaranya LED meningkat, terdapat

gangguan faal hati dan ginjal, dilihat dari nilai SGOT, SGPT, ureum, dan kreatinin yang

mengalami peningkatan.11

2. Imaging studies

a. Barium swallow

Pada uji ini, cairan yang disebut barium ditelan. Barium akan melapisi dinding

esofagus. Ketika dilakukan penyinaran (sinar X), barium akan membentuk esofagus

dengan jelas. Tes ini dapat digunakan untuk melihat apakah ada kelainan pada

permukaan dinding esofagus. Tes ini biasanya menjadi pilihan utama untuk melihat

Page 9: TUMOR ESOFAGUS.doc

penyebab disfagia. Bahkan sebagian kecil tumor, dapat terlihat dengan

mengguanakan tes ini. Tes barium tidak dapat digunakan untuk menentukan seberapa

jauh kanker telah bermetastase.

b. CT scan

CT scan biasanya tidak digunakan untuk mendiagnosis kanker esofagus, tetapi CT

scan dapat membantu dalam menentukan penyebaran dari kanker esofagus. CT scan

dapat menunjukkan apakah pembedahan merupakan tatalaksana terbaik untuk kanker

esofagus. Sebelum gambar diambil, pasien diminta untuk minum cairan kontras,

sehingga esofagus dan bagian usus dapat terlihat jelas sehingga tidak terjadi

pembiasan pada daerah sekitarnya.12,13

3. Endoskopi

a. Upper Endoscopy

Endoskopi merupakan uji diagnostic yang paling utama untuk mendiagnosis kanker

esofagus. Dengan bantuan endoskopi, dokter dapat melihat kanker melalui selang dan

melakukan biopsy terhadap jaringan lain yang ada di sekitar kanker yang Nampak

tidak normal. Contoh jaringan yang telah diambil kemudian dikirim ke laboraorium,

dan dengan bantuan mikroskop dapat ditentukan apakah jaringan tersebut merupakan

jaringan yang bersifat ganas (kanker). Jika kanker esofagus menutupi lumen esofagus,

maka lumen tersebut dengan bantuan alat dan endoskopi dapat dilebarkan sehingga

makanan dan cairan dapat melaluinya.9,10

b. Endoscopic ultrasound

Merupakan jenis endoskopi yang menggunakan gelombang suara untuk melihat

gambar bagian dalam tubuh. Endoskopi jenis ini sangat berguna untuk menentukan

ukuran dari kanker esofagus dan seberapa jauh kanker tersebut telah menyebar ke

jaringan lain. Uji ini tidak memeiliki dampak radiasi, sehingga aman untuk

digunakan.

4. Bronkoskopi dan mediastinokopi

Bronkoskopi biasanya dilakukan, khususnya pada tumor pada sepertiga tengah dan atas

esofagus, untuk menentukan apakah trakea telah terkena dan untuk membantu dalam

menentukan apakah lesi dapat diangkat. Sedangkan mediastinoskopi digunakan untuk

menentukan apakah kanker telah menyebar ke nodus dan struktur mediastinal lain.

Page 10: TUMOR ESOFAGUS.doc

Penatalaksanaan

Sebelum merencanakan dan memberikan terapi pada karsinoma esofagus, perlu dilakukan

penentuan stadium (staging) dan pengelompokan stadium tumor. Penentuan tingkatan tumor ini

dimulai dengan anamnesis dan pemeriksaan jasmani yang teliti, dilengkapi dengan pemeriksaan

laboratorium. Prosedur dilanjutkan dengan esofagografi memakai suspense barium, fot dada, CT

scan dada dan abdomen. Pada kasus – kasus tertentu perlu dilakukan bronkoskopi,

mediastinokopi, atau sidik tulang.11

Ada beberapa pilihan yang dapat digunakan untuk terapi kanker esofagus. Pilihannya adalah

pembedahan, terapi radiasi, kemoterapi, atau kombinasi dari ketiga jenis pilihan. Sebagai contoh,

terapi radiasi dan kemoterapi dapat diberikan sebelum atau sestelah operasi. Pilihan terapi

bergantung pada beberapa hal, diantaranya :

Lokasi kanker di dalam kerongkongan

Apakah kanker telah menyerang struktur di sekitarnya

Apakah kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening atau organ tubuh lainnya

Gejala dan kondisi kesehatan secara umum

1. Operasi

Ada beberapa jenis operasi untuk kanker kerongkongan. Jenis tergantung terutama di

mana kanker itu berada. Untuk pembedahan harus ditentukan apakah dapat dioperasi atau

tidak berdasarkan keadaan umum pasien secara klinis, tidak adanya fiksasi tumor ke

jaringan sekitar, atau tidak adanya metastasis ke organ lain. Pembedahan dapat

dikombinasikan dengan terapi lain seperti kemoterapi dan radioterapi. Pada stadium dini,

dimana besar tumor kurang dari 2 cm, dilakukan pembedahan enbloc esophagostomy.

Penderita akan merasakan nyeri pada masa awal setelah operasi. Namun obat – obatan

akan membantu dalam mengurangi rasa sakit tersebut. Efek samping yang ditimbulkan

dari tindakan pembedahan di antaranya adalah meingkatnya resiko infeksi termasuk

pneumoni, perdarahan setelah pembedahan, dan gangguan pernafasan.1,3,11

Esofagektomi

Merupakan tindakan pembedahan yntuk mengangkat semua bagian dari esofagus,

termasuk sebagian kecil dari lambung. Saat esofagus diangkat maka limfa nodus yang

berada dekat dengan esofagus juga terangkat. Bagian atas esofagus sering dihubungkan

Page 11: TUMOR ESOFAGUS.doc

dengan bagian lambung yang tersisa, bagian lambung tersebut ditarik ke arah dada atau

leher menjadi bagian baru dari esofagus. Banyaknya esofagus yang diangkat, bergantung

pada staging tumor dan lokasi tumor berada. Jika tumor terletak di bagian distal esofagus,

maka bagian esofagus yang diangkat bisa mencapai 8 hingga 10 cm dari esofagus

normal.4,11

Beberapa metode esofagektomi :

a. McKeown’s operation

Pendekatan 3 lapangan operasi, meliputi laparotomi, thorakotomi, dan insisi servikal,

dibuat anastomosis antara lambung ke esofagus di servikal.

b. Ivor Lewis operation

Pendekatan 2 lapangan operasi, meliputi laparotomi dan thorakotomi, dilakukan

anastomosis antara lambung dengan esofagus di toraks.

c. Laparoscopy-assisted esophagectomy\

Hampir sama dengan transhiatal approach tetapi menggunakan instrument

laparoskopi untuk mobilisasi esofagus intra torakal.

d. Open esophagectomy

Esofagus dapat diangkat dengan melakukan insisi melalui abdomen dan torak, yang

dikenal dengan nama esofagektomi transtorakal. Jika insisi dilakukan melalui

abdomen dan leher disebut esofagektomi transhiatal

e. Minimally invasive esophagectomy

f. Esofagus dapat diangkat melalui insisi yang kecil, tindakan ini disebut dengan

esofagektomi invasive minimal. Ahli bedah menggunakan sejenis teleskop yang tipis

melalui insisi. Alat ini akan mempermudah ahli bedah untuk melihat esofagus selama

operasi.14,15

Efek samping tindakan pembedahan

Seperti operasi lainnya, tindakan pembedahan pada esofagus juga memiliki beberapa

resiko. Serangan jantung atau pembentukan bekuan darah di paru dan di otak dapat

terjadi selama proses pembedahan. Komplikasi paru – paru, seperti pneumoni, kebocoran

pada tempat penyambungan esofagus dan lambung, mual, dan muntah, meningkatkan

resiko infeksi, striktur esofagus dapat terjadi sebagai akibat dari tindakan pembedahan.

2. Terapi radiasi

Page 12: TUMOR ESOFAGUS.doc

Terapi radiasi (disebut juga radioterapi) menggunakan sinar berenergi tinggi untuk

membunuh sel – sel kanker. Sinar tersebut hanya mempengaruhi sel – sel kanker, tidak

untuk sel – sel di sekitarnya. Terapi radiasi dapat digunakan sebelum atau setelah operasi.

Bahkan dapat digunakan sebagai terapi tunggal, pengganti operasi. Terapi radiasi

biasanya dikombinasi dengan kemoterapi untuk mengo=bati kanker kerongkongan. Ada

dua jenis terapi radiasi dalam pengobatan kanker kerongkongan. 1,3,11

- Terapi radiasi eksternal: radiasi berasal dari sebuah mesin besar di luar tubuh. Mesin

ini bertujuan untuk meradiasi kanker. Perawatan biasanya selama 5 hari dalam

seminggu selama beberapa minggu

- Terapi radiasi internal (brachytherapy) : radiasi ini menggunakan semprotan anestesi

untuk daerah kerongkongan sehingga pasien merasa lebih nyaman sepanjang terapi.

Sebuah tabung/selang ditempatkan ke dalam kerongkongan. Zat radiasi akan keluar

melalui tabung tersebut. Ketika tabung diangkat, zat radioaktif juga akan hilang

bersamaan dengan keluarnya tabung, sehingga tidak meninggalkan sisa di dalam

tubuh. Untuk jenis terapi radiasi ini, biasanya pengobatan tidak dilakukan secara

kombinasi dengan terapi lainnya.

Efek samping terapi radiasi bergantung pada dosis dan tipe radiasi. Terapi radiasi

eksternal yang dilakukan pada daerah dada dan abdomen dapat menyebabkan radang

tenggorokan, atau nyeri pada perut dan usu. Efek samping lainnya yaitu mual dan

muntah. Selain itu, kulit di daerah yang mendapat terapi dapat menjadi merah, kering,

dan nyeri.

Terapi radiasi dapat menyebabkan masalah dalam proses menelan. Misalnya, kadang

– kadang terapi radiasi dapat melukai esofagus dan menyebabkan kesulitan dalam

menelan. Atau, radiasi juga dapat menyebabkan esofagus menjadi sempit. Oleh

karena itu biasanya sebuah tabung plastic dimasukkan ke dalam esofagus untuk

menjaga agar esofagus tetap terbuka.

3. Kemoterapi

Kebanyakan orang dengan kanker kerongkongan mendapatkan kemoterapi. Kemoterapi

mengguankan obat untuk menghancurkan sel – sel kanker. Obat – obat untuk kanker

kerongkongan biasanya diberikan melalui pembuluh darah (intravena). Kemoterapi

Page 13: TUMOR ESOFAGUS.doc

biasanya diberikan dalam beberapa siklus. Setiap siklus memeiliki masa perawatan

diikuti oleh masa istirahat.11

Regimen yang sering digunakan untuk kemoterapi adalah :

- 5- fluorouracil

- 5- fluorouracil + Cisplatin

- ECF (Epirubicin + Cisplatin + 5- fluorouracil)

- IFL (Irinotecan + 5- fluorouracil + Leucovorin)

- TLC (Paclitaxel + Ifosphamid + Carboplatin)

Efek samping tergantung tetrutama pada obat yang diberikan dan berapa banyak dosis

yang digunakan. Kemoterapi dapat membunuh sel kanker dengan cepat, akan tetttapi obat

tersebut juga dapat membahayakan sel – sel normal yang ada di dalam tubuh yang

membelah dengan cepat seperti :

- Sel darah : saat kemoterapi menurunkan kadar sel darah yang sehat, maka seseorang

dapat lebih mudah untuk mendapatkan infeksi, mudah memar, atau berdarah, dan

merasa sangat lemah dan lelah.

- Sel – sel pada akar rambut : kemoterapi menyebabkan rambut rontok.

- Sel yang melapisi saluran pencernaan : kemoterapi dapat menyebabkan kurang nafsu

makan ,mual, muntah, diare, atau mulut dan bibir luka.

Efek samping lainnya yaitu ruam pada kulit, nyeri pada sendi, rasa baal atau mati rasa

pada tangan dan kaki, gangguan pendengaran dan pembengkakan kaki.

4. Terapi paliatif

Pada stadium lanjut dilakukan tindakan paliatif agar pasien dapat menikmati makanan

peroral

- Dilatasi mekanik

Dilatasi mekanik digunakan ketika tindakan pembedahan dan radioterapi bersifat

kontraindikasi. Teknik dilatasi ini mengguanakan balon dilatators yang dimasukkan

ke esofagus dengan bantuan endoskopi. Karena resiko perforasi esofagus cukup

tinggi pada tindakan ini, maka dialtasi mekanik harus dilakukan secara perlahan dan

hati – hati.1,11

- Terapi Yag laser

Page 14: TUMOR ESOFAGUS.doc

Terapi ini cukup efektif untuk mengobati obstruksi yang disebabkan oleh tumor

esofagus. Massa tumor dpat dihancurkan dengan menggunakan laser sehingga lumen

bebas dari massa.

Prognosis

JIka terdiagnosis secara dini, secara keseluruhan tumor esofagus memiliki prognosisi yang baik.

Sebanyak 70% penderita mengalami metastase pada kelenjar limfa nodus. Jika tidak ada

keterlibatan limfa nodus, maka 50% pasien dapat bertahan hidup selama 5 tahun. Jika sudah

terjadi metastase, maka hanya 1 dari 8 penderita yang mampu bertahan hingga 5 tahun.1,5,9