Tumor Faring

22
TUGAS THT OLEH: KELAS C, KELOMPOK 4 TUMOR FARING

Transcript of Tumor Faring

Page 1: Tumor Faring

TUGAS THT

OLEH: KELAS C, KELOMPOK 4

TUMOR FARING

Page 2: Tumor Faring

TUMOR FARING ADALAH PERTUMBUHAN SEL SECARA ABNORMAL YANG TERJADI PADA EPITEL FARING.

TUMOR INI DAPAT BERSIFAT JINAK MAUPUN GANAS, SERING TERJADI PENUNDAAN PEMERIKSAAN PADA PASIEN INI KARENA GEJALA YANG TIMBUL SEPERTI OTALGIA ATAU UNILATERAL OTITIS MEDIA SEHINGGA MENGAKIBATKAN TUMOR KERKEMBANG MENJADI GANAS

Definisi Tumor Faring

Page 3: Tumor Faring

Tempat-tempat yang biasa terjadi tumor faring :

Orofaring, yang meliputi tumor pangkal lidah, tonsil dan permukaan bawah palatum lunak.

Hipofaring, yang meliputi tumor daerah laringofaring (postcricoid, sinus pyriform dan posterior dinding faring).

Nasofaring, yang berada di belakang rongga hidung dan di atas palatum lunak.

Page 4: Tumor Faring

Gambaran Anatomi Faring

Page 5: Tumor Faring

Etiologi Tumor Faring

Penyebab pasti tumor ganas (karsinoma) faring tidak di ketahui namun ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadinya karsinoma faring yaitu :

1. Faktor Genetik2. Virus Eipstein-Barr3. Faktor Lingkungan

Page 6: Tumor Faring

Faktor Genetik

walaupun karsinoma faring tidak termasuk tumor genetik, tetapi kerentanan terhadap karsinoma faring pada kelompok masyrakat tertentu relatif sering terjadi dan memiliki agregasi familial.

Penelitian menunjukkan gen HLA (human leukocyte antigen) dan gen pengode enzim sitokrom kemungkinan adalah gen kerentanan terhadap karsinoma faring, mereka berkaitan dengan sebagian besar karsinoma faring. 

Page 7: Tumor Faring

Virus Eipstein-BarrVirus ini akan menghasilkan protein tertentu yang

berfungsi untuk proses poliferasi dan mempertahankan kelangsungan hidup virus dalam tubuh host.

Pada penelitian, pasien dengan tumor ganas faring akan ditemukan banyaknya protein ini.

Virus ini merupakan virus DNA yang diklasifikasi sebagai anggota famili virus Herpes yang saat ini telah diyakini sebagai agen penyebab beberapa penyakit yaitu, mononucleosis infeksiosa, penyakit Hodgkin, limfoma-Burkitt dan kanker nasofaring.

VEB tidak secara langsung memberikan gejala saat masuk dalam tubuh, melainkan inkubasi dalam mukosa saluran nafas. VEB akan aktif jika didukung dengan faktor lain, misalnya: perokok, imunitas tubuh yang rendah, riwayat kanker pada kelurga, kurang istirahat, stress, dll.

Page 8: Tumor Faring

Faktor Lingkungan

Penelitian akhir-akhir ini menemukan zat-zat yang mudah di temukan pada lingkungan berikut berkaitan dengan timbulnya karsinoma faring: Golongan Nitrosamin, diantaranya

dimetilnitrosamin dan dietilnitrosamin.  Hidrokarbon aromatic.Unsur Renik, diantaranya nikel sulfat.

Page 9: Tumor Faring

Diagnosis Tumor Faring

Riwayat dan pemeriksaan merupakan bagian yang paling penting dari evaluasi diagnostik. Otitis media persisten unilateral pada orang dewasa, harus menjadi perhatian penting diduga adannya karsinoma nasofaring.

Butuh perhatian khusus apabila terdapat gejala sumbatan dihidung unilateral atau terjadi perdarahan. Penggunaan alat nasopharyngolaryngoscopy yang fleksibel dan palpasi perlu dilakukan apabila adanya kecurigaan massa nasofaringeal.

Page 10: Tumor Faring

Sistem TNM dipakai untuk mengklasifikasi tumor ganas sebelum dilakukan terapi. TNM ini ditujukan untuk mengetahui perluasan

tumor secara anatomi dengan pengertian :

T – perluasan dari tumor primer

N – status terdapatnya kelenjar limfa regional

M – ada atau tidaknya metastasis jauh

Page 11: Tumor Faring

Setiap massa nasofaring atau mukosa asimetri harus dilakukan dibiopsi. Sebelum biopsi, perlu dilakukan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dari nasofaring dan daerah leher akan berguna untuk menentukan lokasi yang tepat dan besarnya tumor.

Computed Tomography (CT) Scan adalah pilihan untuk penentuan invasi dasar pada tulang tengkorak. Lebih baik melakukan pemeriksaan radiografi sebelum biopsi agar tidak terjadi kesalahan perubahan setelah biopsy dengan lesi itu sendiri.

Page 12: Tumor Faring

Gejala yang timbul berupa sakit tenggorokan unilateral adalah gejala yang paling umum dari karsinoma hypopharyngeal.

Gejala lainnya termasuk disfagia, odynophagia, otalgia, dan suara serak. Sekitar 25% dari pasien datang dengan otalgia, yang lain 25% hadir dengan pembengkakan dileher.

Pada tahap yang lebih lanjut gejala tumor nasofaring akan terjadi gangguan pada penglihatan akibat kelumpuhan otot-otot mata.

Page 13: Tumor Faring

Laryngopharyngoscopy yang kaku atau fleksibel digunakan untuk memperlihatkan hipofaring. Apex dari pyriform sinus dan daerah postcricoid, tidak dapat diperiksa dalam metode ini. Kumpulan saliva yang asimetri dapat menunjukkan massa hypopharyngeal.

Manipulasi lateral pada kartilago tiroid biasanya menghasilkan krepitasi. Dengan lesi postcricoid, suara ini biasanya hilang.

Page 14: Tumor Faring

Gambaran Tumor Nasofaring

Page 15: Tumor Faring

Diagnosis Banding Tumor Faring

Diagnosis banding dari tumor faring adalah limfoma dan rhabdomyosarcoma. Biopsy

adalah salah satu cara yang digunakan untuk membedakan tumor ini.

Page 16: Tumor Faring

Patofisiologis Tumor Faring

Karsinoma faring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun, kebanyakan terjadi pada laki-laki.

Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja yang berhubungan dengan debu serbuk kayu, kimia toksik, dan logam berat. Proses terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli.

Page 17: Tumor Faring

Bila kanker terbatas pada pita suara (intrinsik) menyebar dengan lambat. Pita suara kurang akan pembuluh limfe sehingga tidak terjadi metastase ke arah kelenjar limfe.

Bila kanker melibatkan epiglottis (ekstrinsik) metastase lebih sering terjadi. Tumor superglotis dan subglotis terjadi cukup besar, sebelum mengenai pita suara sehingga mengakibatkan suara serak.

Tumor pita suara yang terjadi lebih dini biasanya pada waktu pita suara masih dapat digerakan.

Page 18: Tumor Faring

TERAPI

Terapi Tumor NasofaringPada pasien kanker nasofaring stadium

dini (stadium I dan II) terapi pilihan adalah radioterapi definitif. Pada kanker nasofaring stadium lanjut (stadium III dan IV) pemberian kemoterapi dikombinasikan dengan radioterapi.Terapi Hypofaring

Perawatan tumor hypopharyngeal dilakukan secara operasi dan radioterapi pasca operasi. Tumor kecil dapat diobati hanya dengan radiasi saja, tetapi kebanyakan pasien datang dengan tumor stadium lanjut

Page 19: Tumor Faring

RINGKASAN

Tumor faring adalah pertumbuhan sel secara abnormal yang terjadi pada epitel faring. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor faring ini dapat terjadi ditiga lokasi, yaitu :

-Nasofaring-Hipofaring-Orofaring

Penyebab pasti tumor ganas (karsinoma) faring tidak di ketahui namun ada beberapa faktor yang diduga dapat memicu terjadinya karsinoma faring yaitu :

-Faktor Genetik-Virus Eipstein-Barr-Faktor Lingkungan

Page 20: Tumor Faring

RINGKASAN

Sistem TNM dipakai untuk mengklasifikasi tumor ganas sebelum dilakukan terapi. TNM ini ditujukan untuk mengetahui perluasan tumor secara anatomi dengan pengertian :

- T – perluasan dari tumor primer- N – status terdapatnya kelenjar limfa regional- M – ada atau tidaknya metastasis jauh

Diagnosis banding dari tumor faring adalah limfoma dan rhabdomyosarcoma. Karsinoma faring banyak dijumpai pada usia lanjut diatas 40 tahun, kebanyakan terjadi pada laki-laki. Hal ini mungkin berkaitan dengan kebiasaan merokok, bekerja yang berhubungan dengan debu serbuk kayu, kimia toksik, dan logam berat. Proses terjadinya belum diketahui secara pasti oleh para ahli.

Page 21: Tumor Faring

RINGKASAN

Pada pasien kanker nasofaring stadium dini (stadium I dan II) terapi pilihan adalah radioterapi definitif. Pada kanker nasofaring stadium lanjut (stadium III dan IV) pemberian kemoterapi dikombinasikan dengan radioterapi.

Sedangkan, perawatan tumor hypopharyngeal dilakukan secara operasi dan radioterapi pasca operasi. Tumor kecil dapat diobati hanya dengan radiasi saja, tetapi kebanyakan pasien datang dengan tumor stadium lanjut.

Page 22: Tumor Faring

TERIMA KASIH