Tugas Trafik

6
Rekayasa Trafik Telekomunikasi mengacu pada konsep point process. Pada konsep ini, trafik yang datang diasumsikan datang secara berturutan, tidak ada yang datang persis bersamaan. Selalu ada interval waktu yang disebut inter arrival time. Jenis trafik bisa dibagi dengan berbagai cara, tergantung cara pandangnya dan tergantung teknik yang ada di sistem telekomunikasi. 1.12.1. Paket Secara umum teknologi switching yang ada di sistem telekomunikasi bisa dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu penyambungan sirkit (circuit switching) dan penyambungan paket (packet switching). Pada sistem telekomunikasi yang menggunakan teknologi penyambungan paket, trafik yang datang dan dilayani di jaringan telekomunikasi adalah dalam bentuk paket-paket. Pada saat yang akan datang, semua jaringan telekomunikasi akan berbasis protokol internet (internet protocol = IP), dan semua jaringannya akan menggunakan konsep penyambungan paket, dengan demikian jenis trafik yang dijadikan acuan dalam buku ini, umumnya adalah berupa paket. Trafik Pada Level Paket Berdasar level, maka jenis trafik yang paling dasar yang bisa dikategorikan dalan level paket (packet level). Pengamatan, pemodelan, dan pengukuran trafik pada level paket berarti mengamati trafik yang datang ke jaringan akses (access network) maupun jaringan penyambungan (switching network) dalam bentuk dasarnya, yaitu sebagai paket. Yang diperhatikan di sini adalah berbagai hal terkait dengan kedatangan paket, tanpa memperhatikan kedudukan paket tersebut dalam kelompok-kelompok paket. Yang diamati antara lain: a) Ukuran paket : setiap paket diamati berdasar berapa bit atau byte-nya, termasuk header-nya. Selain satuan atau byte, ukuran paket bisa dinyatakan dalam satuan detik. Misal ukuran suatu paket yang ukurannya = 100 bit per paket ditransmisikan dengan kecepatan 100 M bit per detik, maka ukuran paket tersebut bisa dinyatakan dengan satuan

description

Rekayasa Trafik

Transcript of Tugas Trafik

Rekayasa Trafik Telekomunikasi mengacu pada konsep point process. Pada konsep ini, trafik yang datang diasumsikan datang secara berturutan, tidak ada yang datang persis bersamaan. Selalu ada interval waktu yang disebut inter arrival time.Jenis trafik bisa dibagi dengan berbagai cara, tergantung cara pandangnya dan tergantung teknik yang ada di sistem telekomunikasi.1.12.1. PaketSecara umum teknologi switching yang ada di sistem telekomunikasi bisa dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu penyambungan sirkit (circuit switching) dan penyambungan paket (packet switching). Pada sistem telekomunikasi yang menggunakan teknologi penyambungan paket, trafik yang datang dan dilayani di jaringan telekomunikasi adalah dalam bentuk paket-paket. Pada saat yang akan datang, semua jaringan telekomunikasi akan berbasis protokol internet (internet protocol = IP), dan semua jaringannya akan menggunakan konsep penyambungan paket, dengan demikian jenis trafik yang dijadikan acuan dalam buku ini, umumnya adalah berupa paket.Trafik Pada Level PaketBerdasar level, maka jenis trafik yang paling dasar yang bisa dikategorikan dalan level paket (packet level). Pengamatan, pemodelan, dan pengukuran trafik pada level paket berarti mengamati trafik yang datang ke jaringan akses (access network) maupun jaringan penyambungan (switching network) dalam bentuk dasarnya, yaitu sebagai paket. Yang diperhatikan di sini adalah berbagai hal terkait dengan kedatangan paket, tanpa memperhatikan kedudukan paket tersebut dalam kelompok-kelompok paket. Yang diamati antara lain:a) Ukuran paket : setiap paket diamati berdasar berapa bit atau byte-nya, termasuk header-nya. Selain satuan atau byte, ukuran paket bisa dinyatakan dalam satuan detik. Misal ukuran suatu paket yang ukurannya = 100 bit per paket ditransmisikan dengan kecepatan 100 M bit per detik, maka ukuran paket tersebut bisa dinyatakan dengan satuan detik, yaitu 100 bit / (100 M bit per detik) = 1 mikro detik.b) Interval waktu kedatangan: biasa dinyatakan dengan satuan waktu merupakan interval waktu antar kedatangan paket. Sebagai acuannya adalah saat datangnya, bukan saat berakhirnya. Misal paket ke n yang ukurannya 1 mili detik datang pk 10.00.00 (pulu sepuluh, lebih 0 menit, lebih 0 detik), berarti ujung paket datang pada pukul 10.00.0,001 (pukul sepuluh, lebih 0 menit, lebih 0,001 detik). Paket ke n+1 yang ukurannya 10 mili detik datang pada pukul 10.00.0,101 (pukul sepuluh, lebih 0 menit, lebih 0,101 detik) dan berakhir datangnya pada pukul 10.00.0,111 (pukul sepuluh, lebih 0 menit, lebih 0,111 detik). Maka interval kedatangan antar dua paket tersebut adalah = pukul 10.00.0,101 pukul 10.00.00 = 0,101 detik = 101 mili detik.1.12.3. Trafik Pada Level ServiceSelain diamati dalam bentuknya sebagai suatu paket, trafik telekomunikasi sering diamati pada level layanan, antara lain adalah:1) Trafik direct services: Secara umum trafik direct service harus diamati latency dan jitter nya, karena layanan ini bersifat langsung dan real time. Pada komunikasi yang bersifat langsung, antara dua pelanggan atau user dan juga bisa berlangsung antara pelanggan atau user dengan servernya secara saat itu juga. Maka kualitas layanan sangat tergantung pada delay. Delay merupakan selang waktu yang dihitung sejak saat pengiriman dilakukan oleh pelanggan/user/server pengirim sampai dengan saat diterima oleh pelanggan/user/server penerima.a) Telephony, push to talk dan video telephony : trafik telekomunikasi pada layanan-layanan ini diamati dalam bentuk call atau panggilan. Jadi informasi mengenai ukuran serta interval kedatangan yang diamati adalah terkait dengan call. Ukuran trafik telepon mengacu pada level layanan adalah berupa waktu pembicaraan telepon. Interval kedatangan berupa selang waktu antara mulai datangnya permintaan sambungan telepon ke n dibandingkan dengan mulai datangnya permintaan sambungan ke n+1.b) HTTP (web browsing), streaming, FTP, ping, dan mobile broadcast: trafik telekomunikasi pada layanan HTTP diamati dalam bentuk hit ke suatu alamat web tertentu. Ukuran trafik pada level layanan ini berupa jumlah hit dan selang waktu kedatangan adalah selisih waktu antara dua hit berturutan ke alamat web server tertentu.2) Trafik store and forward service. Yang termasuk store and forward service adalah: E-mail, SMS (Short Message Service), MMS (Multimedia Message Service). Berbeda dengan trafik direct service yang harus diamati latency dan jitter nya, karena layanan ini bersifat langsung dan real time, pada trafik yang bersifat store and forward, persyaratan latency dan jitter tidak terlalu mendesak. Jika pada direct service, persyaratan latency dan jitter dalam orde puluhan mili detik, maka pada store and forward, persyaratan latency dan jitter umumnya pada orde detik atau menit.1.12.4. Pure Chance Traffic Type 1 (PCT-1)Jenis trafik yang masuk dalam Pure Chance Traffic adalah yang berada di suatu sistem telekomunikasi yang memenuhi dua persyaratan sebagai berikut:a) Semua kanal atau server atau trunk bersifat identik dan bekerja secara paralel dan disebut sistem yang homogenb) Semua trafik yang datang ke jaringan telekomunikasi bisa mengakses kanal, trunk, atau server. Tidak ada pembatasan atau pengelompokkan masukan tertentu saja yang boleh mengakses jaringan. Jaringan seperti disebut memiliki full accessibility.Ada tiga tipe trafik PCT, kategori PCT-1 adalah trafik yang mengikuti prinsip poisson process. Yaitu trafik yang bisa diamati melalui point process, memiliki ukuran trafik (paket atau layanan) yang terdistribusi eksponensial negatif dan memiliki inter arrival time yang terdistribusi poisson. Laju kedatangan paket rata-rata adalah dan laju pelayanan rata-rata adalah . Pada trafik PCT-1 dapat dibenarkan untuk menggunakan nilai rata-rata sebagai dasar perhitungan, atau yang sudah dikenal dengan istilah PASTA (Poisson Arrival Set Time Arrival). Trafik yang datang bisa dinyatakan dengan satuan erlang dan ditulis dengan notasi A=/.1.12.4. Pure Chance Traffic Type 2 (PCT-2)Salah satu jenis trafik telekomunikasi disebut sebagai trafik psuedo-random, atau disebut juga sebagai Pure Chance Traffic Type 2. Trafik semacam ini, dibangkitkan oleh sumber trafik yang bersifat on/off atau sporadic. Ada saat dimana source membangkitkan trafik ada saat source tidak membangkitkan trafik. Interval waktu pengiriman trafik oleh source mempunyai distribusi eksponensial negatif, dan memiliki laju pengiriman trafik sebesar . Interval waktu penghentian pengiriman trafik oleh source juga mempunyai distribusi eksponensial negatif, dengan laju penghentian trafik sebesar .Trafik yang masuk (offered traffic) dinyatakan dalam nilai = offered traffic per source yang idle = / dan trafik yang terlayani (carried traffic) dinyatakan dalam nilai = carried traffic per source = /(1+).1.12.5. Non Pure Chance TrafficTidak semua trafik di jaringan telekomunikasi yang masuk kategori pure chance traffic dan bisa dimasukkan dalam kelompok PCT-1 maupun PCT-2.Sifat khusus pada trafik PCT adalah boleh digunakan prinsip PASTA, yang merupakan kaidah yang berlaku pada poisson process. Dengan menggunkan prinsip PASTA, besar kecilnya intensitas trafik boleh hanya dilihat dari nilai rata-rata nya saja. Ini terjadi karena nilai peakedness dari trafik yang mengikuti proses poisson adalah sama dengan 1 (atau sangat mendekati 1). Peakedness adalah perbandingan nilai rata-rata dengan variance.Contoh trafik yang tidak mengikuti kaidah proses poisson adalah trafik luap (overflow traffic). Trafik luap terdapat pada jaringan telekomunikasi yang trafiknya dirutekan melalui beberapa pilihan (alternative) rute. Di setiap saat, trafik diusahakan akan dilewatkan pada rute jaringan yang kinerjanya adalah terbaik, yang disebut sebagai rute pilihan pertama (first choice route). Tetapi bila suatu saat ternyata rute pilihan pertama tersebut sedang mengalami penurunan kinerja yang disebabkan terlalu banyak melayani trafik, maka trafik akan dilewatkan melalui rute pilihan alternatif. Trafik yang dipaksa melewati rute alternatif disebut sebagai trafik luap. Trafik luap ini umumnya mempunyai peakedness yang tidak mendekati satu, maka tidak bisa diperlakukan sebagai PCT.1.13. Contoh-Contoh SoalContoh Soal 1. Perhitungan trafik pada jam sibukTerdapat data pengukuran volume trafik selama 5 hari kerja (dengan satuan menit)PeriodDay 1Day 2Day 3Day 4Day 5

9.00 9.1599908670120

9.15 9.30106100105100130

9.30 9.45114118115110135

9.45 10.00119120123114145

10.00 10.15125121110115140

10.15 10.30120130112116110

10.30 10.45118135140120110

10.45 11.00110125125125100

11.00 11.1510011012513098

11.15 11.309810012013595

11.30 11.45969910514580

11.45 12.00909810814070

Hitunglah intensitas dan volume trafik menggunakan:a) Metode FDMH, diasumsikan jam sibuk = 09.00 10.00b) Metode TCBHc) Metode ADPH