9. Peramalan Demand & Trafik
Click here to load reader
-
Upload
anna-itu-saia -
Category
Documents
-
view
1.832 -
download
165
Transcript of 9. Peramalan Demand & Trafik
BABFORECASTING
PERAMALAN DEMAND
Pendahuluan
Perencanaan jaringan telekomunikasi yang semakin komplek membutuhkan standarisasi perencanaan yang baik. Standarisasi perencanaan yang dimaksud diatas adalah perencanaan peramalan trafik dan peramalan demand.
Peramalan adalah perkiraan tentang sesuatu yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan pada data yanga ada waktu sekarang dan waktu lampau, yang dilakukan berulang dan harus selalu diulang sesering mungkin.
Maksud & Tujuan Peramalan
Mempersiapkan dasar perencanaan yang akan memandu implementasi dari sesuatu kegiatan
Memberikan informasi dasar yang diperlukan untuk perencanaan
Memberikan rencana masa depan yang paling mendekati kenyataan, yang akan dipakai sebagai alat bantu untuk menentukan strategi perusahaan
Dll
Alur Perencanaan
PERAMALAN PERENCANAAN
PASSIVE AKTIF
Strategi:•Budget•Rencana•Pelaksanaan
PENYUSUNANALTERNATIF
PEMILIHANALTERNATIF
PERAMALAN PERENCANAAN
PASSIVE AKTIF
Strategi:•Budget•Rencana•Pelaksanaan
PENYUSUNANALTERNATIF
PEMILIHANALTERNATIF
Ruang Lingkup Peramalan
Pengumpulan & pengaturan data (internal & eksternal)
Manajemen jumlah demand Menganalisa perbedaan antara nilai ramalan
& realisasi, serta memperbaiki metode peramalan yang dipilih
Peramalan jumlah demand secara makro & mikro
PROSES PERAMALAN
Defenisi masalah Pengumpulan data Pemilihan metode peramalan Analisa peramalan pelaporan/dokumentasi
Tingkat Kebutuhan Telepon Menurut Teori Pemasaran
Tingkat kondisi berlebihan (overfull demand)
Tingkat kondisi penuh (full demand) Tingkat kondisi menurun (faltering demand) Tingkat kondisi kurang (latent demand) Tingkat kondisi tidak ada (no demand)
Tingkat Kebutuhan Telepon
Dalam merencanakan atau membangun suatu jaringan telekomunikasi, faktor yang perlu diperhatikan secara teliti adalah : Daftar tunggu Jumlah semua calon pelanggan
yang secara resmi mendaftar ke kantor pelayanan telepon/UPT setempat.
Waktu tunggu Tempo antara calon pelanggan mulai mengajukan permohonan sampai dengan selesainya penyambungan telepon ke rumah mereka (kring)
Tingkat Kebutuhan Telepon
Bila kurang diperhatikan akan mengakibatkan prakiraan kebutuhan telepon meleset, karena adanya kemungkinan tidak jadi memasang telepon saat ada nomor penyambungan disebabkan : Berubah kemauan Pindah alamat, mengakibatkan kebutuhan batal
atau sebaliknya
Tingkat Kebutuhan Telepon
Ada 3 (tiga) kemungkinan yang dapat tersirat dari daftar tunggu : Tiba-tiba membludaknya calon pelanggan
sehingga mengakibatkan kebutuhan tertahan (suppressed demand)
Daftar tunggu kebutuhan telepon yang sebenarnya
Daftar tunggu menunjukkan angka yang sesuai(mendekati)
The adapted solutions for high-growth economies
NGN/IMS
Payment
Managed Services
UniversalBackhauling
Metroaggregation
IP Backbone
All-IT ServiceDelivery
Universal Transport
High Traffic Access
< 30 US$
From 100US$
Turnkey Deployment & Integration Expertise
Next Billion Voice Users
Low cost voice SMS, WAP
Next Billion Internet Users
Internet via EDGE, UMTS, WiMAX, DSL
VoIP TV WiFi
GSM: >77% and going up!
Alcatel GSM Local Loop benefits Working with world-wide leading technology
Figures talk by themselves: >1,7 Billion users world-wide 670 GSM networks in > 200 countries
Proven : a very mature technology
GSM market share is still growing, partly due to TDMA migration to GSM
The most wide-spread cellular technology Manufacturers’ competition leads to cost reduction in infrastructure and
terminals The solution to reduce operational costs (Easy deployment & operation)
Experience in professional servicesThe EDATEL example in Colombia
Backhaul
GSM Adapter
PSTNPSTN
MSC
BTS
BSC
TC
HLR
Dedicated complete GSM 900 network
BSS (12 BTS), NSS, MW, shelters, power supply The spectrum has been allocated specifically for the WLL rural project
Typical cell range: 35kms Terminals : Sagem GSM adapter + outdoor antenna
Several access technologies co-exist and will go on co-existing
Speed/User
UMTS/FDD R99CDMA 2000
GPRS/EDGE
WiFi
FiberxDSLWired
Satellite
High end PDALaptop
“Fixed” “On the move””On the pause”
Very High
High
Medium
TDDTD-SCDMA
HSDPA
”Always on”
WiMAX
Mobility
PDA with phone Phones
802.20
3G LTE
Complementary access solutions for different mobility and nomadic needs
Global coverageHot spots Hot zones
Flexibility needed to answer market evolution dynamicsFlexibility needed to answer market evolution dynamics
Deliver Cost Effective High Speed Data Solution
WiMAX
012345
Spectral efficiency
Global cost
CPE cost
Mobility
Security
Reach
Number ofsimultaneous subs
/ cell
Spectrum width
012345
Spectralefficiency
Global cost
CPE cost
Mobility
Security
Reach
Number ofsimultaneous
subs / cell
Spectrum w idth
cc
WiFi
012345
Spectral efficiency
Global cost
CPE cost
Mobility
Security
Reach
Number ofsimultaneous subs /
cell
Spectrum w idth
Combined Voice, Data &
multimedia “on the move”
Hotspot coverage
“on the pause”
Note: Comparative ranking with other technologies in performance per cell. Global cost per end user including spectrum fee.
Source: Alcatel
Data Intensive Broadband
“on the zone”
Key Performances Parameters Typical Throughput and Reach
10 100 1000 10000 100000
Data rate [Kbps]
EDGE900 (200 KHz)
HSDPA FDD (5 MHz)
UMTS TDD (5 MHz)
CDMA2000 EV-DO
WiMAX (5 MHz)
WiMAX (10 MHz)
Throughput per Sector
AveragePeak
WiMAX offers around 2 to 4 times more throughput than HSDPA for the same spectrum width and provides a much better bandwidth at cell edge
Typical sellable end-user peak rates
-128 kbps for GSM/EDGE-512-1Mps for HSDPA-Several Mbps for WiMAX
0,0 km 0,2 km 0,4 km 0,6 km 0,8 km 1,0 km 1,2 km 1,4 km
Range [km]
EDGE900
EDGE1800
HSDPA-FDD (2 GHz)
UMTS TDD (2 GHz)
UMTS-TDD (3,5 GHz)
CDMA2000 (2 GHz)
WiMAX (PCMCIA)
WiMAX (RG) Typical Range Dense Urban
20 M
9 M
800k
1M
2M
300k
Getting the Internet to the countryside
• Leapfrog to WiMAX 802.16e-2005: new global standard for fixed wireless
• Commercial deployments starting mid 2006
• Alcatel makes broadband access for all available everywhere• Extension of DSL outside cities• Alcatel delivers cost-effective
services IPTV, VoIP enabler in cities
• Joint-venture with C-DOT in India: end-to-end solutions for high-growth markets worldwide
Mapping of broadband technologies: (most cost effective by data rate and environment)
WiMAX: a complement to DSL for expanding broadband footprint
xDSL / PON
Access rate
(peak)
Urban Subs/km2Rural
2G / 3G
WiMAX
Reference solutions to manage a combination of access technologies as one system
WiMAX is expected to be for datawhat GSM is today for voice
WiMAX is an affordable technology that brings wireless broadband to hundreds of users over several kilometers for
voice and data
*Assumptions:Antenna height:35 mMorpho: Rural – low
treedensity
Indoor penetration: 12 dB
Pcov: 90%Shadowing: 5 dB stdFrequency: 3,5 GHz
BW: 5 MHz
*Assumptions:Antenna height:35 mMorpho: Rural – low
treedensity
Indoor penetration: 12 dB
Pcov: 90%Shadowing: 5 dB stdFrequency: 3,5 GHz
BW: 5 MHz
e.g Service: 512 Kbps 260 users / sector*e.g Service: 512 Kbps 260 users / sector*
9 km 5 km
PCMCIA INDOOR CPE OUTDOOR CPE
15 km
India perfect illustration for Alcatel "Next Billions" Program
A Broadband Wireless R&D Center in Chennai, India
Development of end-to-end solution: •radio access (Alcatel WiMAX 802.16e)•operation support systems•Low-cost customer premises equipment
Facilitate industrialization and volume production in India, for India
E-health with broadband
India1.1 bn people
GDP growth + 8%Mobile rate 7%
+ 90% subscribers yearly
Faktor Akurasi Peramalan
Data penunjang yang akurat harus cukup sehingga dapat disusun dalam bentuk historical data yang tepat dan dapat menggambarkan informasi dasar berbagai faktor-faktor dalam pemenuhan kebutuhan telepon
Suatu prosedur atau tahapan-tahapan perhitungan dengan bantuan proses komputer, agar hasil prkiraan dapat diperoleh segera dan dapat dilaksanakan secara berulang untuk berbagai alternatif data dan model perhitungan
Memperhitungakan dampak dari kendala-kendala yang ada pada saat ini yang mungkin akan mempengaruhi dalam pemenuhan kebutuhan telepon
Peramalan di bidang telekomunikasi
Berdasarkan rekomendasi CCITT working group GAS 5 meliputi fase-fase :
Pengumpulan data Peninjauan Penelitian Evaluasi & perhitungan dalam berbagai cara
agar keakuratannya tinggi Yang perlu diramal
Demand forecasting Trafik forecasting
Periode Peramalan Periode 0 (nol) tahun, yaitu saat dilakukan survey :
Kebutuhan pada periode 0 tahun. Jumlah calon pelanggan yang telah terdaftar pada daftar tunggu.
Periode 5 (lima) tahun : Kebutuhan pada periode 0 tahun. Perkiraan pertumbuhan kebutuhan telepon untuk 5 tahun
kedepan, sesuai dengan perkiraan pertumbuhan kota jangka pendek.
Periode 15 tahun dihitung untuk masing-masing lokasi berdasarkan : Kebutuhan pada periode 0 tahun. Prakiraan pertumbuhan kebutuhan telepon untuk 15 tahun
kedepan, sesuai dengan prakiraan pertumbuhan kota jangka panjang.
Komponen Peramalan
Komponen dalam peramalan demand telepon tersebut meliputi : Kondisi eksisting jumlah telepon, penduduk, dan
lain-lain saat ini Jumlah sambungan telepon per sentral saat ini Jumlah sambungan telepon per sentral masa
yang akan datang Peramalan demand ssl Kondisi ssl saat t
Macam Peramalan
Tak ada satu metode yang memadai untuk semua keadaan. Maka harus digunakan metode yang berbeda untuk periode yang berbeda. Peramalan selalu dibatasi oleh lingkup daerah yang hendak diramalkan, karenanya dikenal 2(dua) macam peramalan, yaitu : overall forecast (peramalan menyeluruh)
hanya cocok untuk tujuan jangka panjang detailed forecast (peramalan terinci)
dilakukan untuk tiap-tiap bagian daerah operasi sedemikian hingga satuan-satuannya akan dapat dikerjakan. Detailed Forecast ini didasarkan pada peramalan tentang pelanggan dan hasil pengukuran.
Penyajian Peramalan Tergantung pada keperluan perencanaan, hasil
peramalan hendaknya disajikan dalam bermacam cara, misalnya : Distribusi pelanggan di suatu Wilayah
letak tiap-tiap pelanggan jumlah pelanggan pada tiap luas daerah tertentu jumlah pelanggan tiap wilayah sentral jumlah pelanggan tiap kategori pelanggan
Jenis Pelanggan Situasi Pelanggan
ResidensialResidensialUsaha(business)Usaha(business)PerkantoranPerkantoranCoin box
Satu nomorLebih dari satu nomorSatu nomorDengan PABXSatu nomorParalel 3 pesawatDaerah pertokoan
Penyajian Peramalan
Data sosioekonomi para pelanggan jenis pekerjaan kepala keluarga tingkat pendidikan pendapatan (atau pengeluaran) per kapita tarif jasa telepon
Selain faktor sosioekonomi di atas, dalam meramalkan kebutuhan telepon kita perlu mengetahui tentang kebiasaan-kebiasaan dari para pelanggan menurut kategorinya. Hal ini akan sangat berguna untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan. Oleh karena itu, kita harus berusaha mengetahui kemampuan sentral dan pemakaian saluran per kategori pelanggan.
Faktor Penentu Demand
Kependudukan Jumlah penduduk (kepadatan penduduk) Tingkat pertumbuhan penduduk per tahun Tingkat pendidikan
Indeks Ekonomi Product Domestic Regional Bruto (PDRB) Pendapatan Nasional (Nasional Income)
Faktor Penentu Demand
Telepon Terpasang Jumlah sambungan telepon terpasang Jumlah daftar tunggu
Tarif Telepon Ongkos pasang sambungan telepon Uang langganan berdasarkan pulsa
Faktor-faktor lain Pertumbuhan pembangunan
Lingkup Pekerjaan Peramalan
Pengumpulan Data Data External
Land Use Plan (Pemda) Data populasi (BPS) Data property (REI dan HKI) Data wilayah pengembangan zone industri dan bisnis
(Dep.Perindustrian dan BKPM) Data Utility (Bina Marga dan Perumka)
Lingkup Pekerjaan Peramalan
Data Internal Potensi Telepon (Divre, Datel, Lap Unit Sisfo) Gambar jaringan kabel existing (Peta dasar, skema
kabel) Data master plant sentral, peta lokasi, layout ruang
MDF/RPU
Analisa Data Pola Pendekatan Peramalan Demand
Metode Peramalan Demand
Metode Pendekatan Makro Metode Pendekatan Mikro Metode Pendekatan Makro-Mikro
Pendekatan Makro
Metode makro digunakan untuk mengetahui total permintaan. Secara keseluruhan di suatu wilayah pelayanan. Unsur unsur yang diperlukan adalah jumlah penduduk di wilayah tersebut, faktor pertumbuhan ekonomi secara nasional dan faktor faktor lain yang terjadi.
Pendekatan Makro
Beberapa metode dalam Pendekatan Makro adalah : TIME METHODE SERIES (Metode Deret
Berkala) REGRESI EKONOMI MAKRO
Metode Deret Berkala
Syarat-syarat yang harus dipenuhi : Tersedianya informasi kondisi masa lalu Informasi dapat dikuantitatifkan dalam bentuk
angka Diasumsikan bahwa proses perubahan data
masa lalu akan berlanjut di masa yang akan datang
Metode Deret Berkala
Langkah penting dalam memilih metode pada deret berkala adalah harus mempertimbangkan jenis pola yang akan diramalkan.
Pola data dibedakan menjadi 4 jenis, yaitu: Pola Horizontal
Pola horisontal adalah pola dimana nilai data berfluktuasi disekitar nilai rata-rata yang konstan. Deret seperti ini stasioner terhadap nilai rata-ratanya.
Metode Deret Berkala
Pola Musiman Pola musiman terjadi bila nilai data berfluktuasi secara periodik. Pola ini dipengaruhi oleh faktor musiman seperti kuartal atau bulanan yang merupakan gerakan berulang secara teratur
selama setahun.
Y
Waktu
Y
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Metode Deret Berkala
Pola Siklis Pola data yang memiliki gerakan menaik dan menurun secara siklis disekitar trend statistik. Pola ini dipengaruhi oleh fluktusasi ekonomi jangka panjang.
Metode Deret Berkala
Pola Trend Pola trend adalah pola data yang mempunyai gerakan berjangka panjang dan cenderung menuju ke satu arah, yaitu arah naik atau arah turun. Pola trend mencerminkan sifat kontinuitas sehingga memiliki gerakan yang paling stabil dibandingkan dengan ketiga pola lainnya.
Pola Trend
Trend Linier Bentuk persamaan umum trend linier ini :
Y = a + b X
dimana :
Y = kepadatan telpon/100 penduduk
X = Periode tahun
a,b= Konstanta nilai yang masih harus dihitung berdasarkan kumpulan
data kepadatan telpon per 100 penduduk pada tahun yang telah lewat.
Pola Trend Contoh Perhitungan Trend Linier YI = a + b X Y1 = n . a + b. X1 (1) XI .YI = a. XI + b. XI 2 (2)
5.52 = 10 a + b 45 (1)27.68 = 45 a + b. 285 (2)Dari persamaan (1) dan (2) diatas : (1) x 9 49.68 = 90 a + b 405 (2) x 2 55.36 = 90 a + b 570 -
- 5.68 = - b 165b = 0.0344a = 0.3971
Jadi persamaan trend liniernya :Y' = 0.3971 + 0.0344 X
Pola Trend
Trend Non Linier
a. Trend Kuadratik
Persamaan secara matematis :
Y = a + bX + c X2
X2 Y = a. X2 + b. X3 + c. X3
Pola TrendDengan menggunakan metode Least Square, diperoleh penyelesaian : Y = n.a + b.u + c. u2 uY = a.u + b.u2 + c. u3u2Y = a.u2 + b.u3 + c. u4 , jika u=0 dan u3=0
maka :Y = n.a + c. u2 dan uY = b. u2
sehingga : u2 y = a. u2 + c. u4
Pola Trend Contoh perhitungan trend kuadratik
Y = n.a + b.u + c. u2jika u=0 dan u3=0
5.52 = 10 a + c 330a = 0.552 - 33 c (1)
uY = a.u + b.u2 + c. u3 5.68 = b 330 b = 0.0172 (2)
u2Y = a.u2 + b.u3 + c. u4 , jika u=0 dan u3=0 190.16 = a 330 + c 19338 (3) Dari persamaan (1) dan (3) :
190.16 = 330 (0.052 – 33 c ) + 19338 cc = 9.47 x 10-4a = 0.520749
Jadi persamaan trend kuadratisnya :Y' = 0.520749 + 0.0172 U + 0.000947 U2
jika u=0 dan u3=0
Pola Trendb. Trend Eksponensial
Pola trend eksponensial digunakan untuk menghitung nilai-nilai data dengan rasio perubahan yang konstan.
Persamaan trend eksponensial :Y = a.bXlog Y = log a + X log b X log Y = log a. X +log b. X2
Dengan menggunakan metode Least Square, diperoleh penyelesaian yang lebih mudah yakni :log Y = n log a (u log Y) = log b u2, dimana u = 0
Pola TrendContoh perhitungan Trend EksponensialPersamaan trend eksponensial :Y = a.bXlog Y = log a + X log b X log Y = log a. X +log b. X2Dengan menggunakan metode Least Square, diperoleh
penyelesaian yang lebih mudah yakni : log Y = n log a (1) (u log Y) = log b u2 (2)dimana u = 0Dari persamaan (1) : -2,6525 = 10 log a
a = 0.5429Dari persamaan (2) : 4.3679 = 330 . log b
b = 1.0309Jadi persamaan trend eksponensialnya :
Y' = 0.5429 x 1,0309 U
Metode Regresi
a. Metode Regresi Linier• Metode ini mengasumsikan bahwa faktor
yang diramal mempunyai hubungan sebab dan akibat antara dua variabel.
• Tujuannya adalah untuk mendapatkan bentuk hubungan antara variabel bebas dan variabel tak bebas (variabel yang akan diramalkan).
• Persamaan umum : Y= a+bX
Metode Regresi
Y=na + Xb
XY= Xa + X2b
dimana,
Y = Variabel tak bebas hasil ramalan (misal ramalan kepadatan telepon per 100 penduduk)
X = Varibel tak bebas (misal PDRB)
a,b = konstanta
n = jumlah pengamatan
Metode Regresi
b. Regresi Non Linier Penggambaran garis linier yang mencerminkan hubungan antara dua variabel yang tidak berasosiasi secara linier akan mengkasilkan garis taksir yang kurang tepat.rumus : Y’ = a + bX + cX2
Y = na + b + cX2
XY = aX + bX2 + cX3
Metode Ekonomi Makro Dalam peramalan demand dengan menggunakan metode
ekonomi makro, faktor-faktor dominan yang diperhitungkan adalah trend kepadatan telepon, PDRB, dan jumlah penduduk.
Data atau informasi tersebut dapat diperoleh dari instansi PEMDA, dan biro pusat statistik dan hasil survey.
Formula dasar :Log Y = a + b log Xdimana :Y = kepadatan telepon per 100 penduduk pada tahun tsb.X = PDRB perkapita menurut harga konstan dalam US $a & b = Konstanta yang dicari
Metode Ekonomi Makro Formula JICA – 1976
Log Y = -3,036 + 1,119 Log Xdimana Y = kepadatan telepon per 100 pelanggan
X = GDP (Gross Domestic Product) perkapita
Formula CCITTLog DT = 4,16 + 1,68 Log Xdimana DT = kepadatan telepon per 100 penduduk
X = GDP perkapita
Pendekatan Mikro
Peramalan secara mikro digunakan untuk mengetahui permintaan secara rinci yang sifatnya langsung ke lokasi-lokasi, seperti daftar tunggu dari tahun ke tahun di setiap lokasi pada wilayah pelayanan, dirinci dan dicatat secara teliti dan terus-menerus.
Peramalan kebutuhan telepon dengan pendekatan secara mikro dilakukan dengan mencari faktor-faktor yang berhubungan langsung dengan kebutuhan telepon.
Pendekatan Mikro
Dilihat dari cara penentuannya, maka metode mikro ini sifatnya lebih rinci sehingga ia lebih dianggap memenuhi harapan tentang :
1) Berapa jumlah permintaan pada suatu wilayah pelayanan.
2) Bagaimana kelompok-kelompok atau penyebaran permintaan suatu wilayah
3) Berapa jumlah RK dan dimana letaknya masing-masing, berapa jumlah DCL dan dimana letaknya.
4) Berapa volume kebutuhan material fisik menyeluruh
5) Berapa personil yang dibutuhkan
6) Berapa laba yang diperoleh
Pendekatan Mikro
Pola Demand Daerah Pemukiman Daerah pertokoan dan perdagangan Daerah perkantoran Daerah industri Daerah fasilitas umum Daerah kosong
Pendekatan Mikro
Klasifikasi Bangunan Permukiman termasuk apartemen Pertokoan dan perdagangan swasta Perkantoran Industri ABRI Hotel Rumah Sakit Tempat Pendidikan Fasilitas Umum
Pendekatan Mikro
Faktor Penetrasi (FP) Bangunan
Faktor penetrasi menunjukkan kepadatan telepon per unit bangunan. Setiap klasifikasi bangunan dialokasikan dengan faktor penetrasi tersendiri. Faktor penetrasi dapat pula dinyatakan sebagai kepadatan telepon per hektar. Metoda ini digunakan bila lokasi/daerah masih belum ada bangunannya dan tidak ada data detail mengenai pembangunan yang akan dilakukan.
FP = Pelanggan + Calon Pelanggan + Suppressed Demand
Klasifikasi Bangunan
Pendekatan Mikro Langkah-langkah peramalan demand secara mikro
Survey pengumpulan data Survey klasifikasi bangunan Survey teknik Perhitungan faktor penetrasi Perhitungan pertumbuhan bangunan Perhitungan demand forcast untuk pusat perbelanjaan Perhitungan demand forcast untuk gedung perkantoran Perhitungan demand forcast untuk kawasan industri Perhitungan demand forcast untuk gedung/bangunan lainnya Perhitungan demand forcast untuk seluruh daerah pelayanan
STO Perbandingan hasil peramalan demand mikro dan makro
Metode Pendekatan Makro-Mikro
Dengan menggunakan metode campuran Makro-Mikro, diharapkan dapat memberikan perkiraan kebutuhan permintaan yang lebih akurat untuk suatu wilayah pelayanan dalam jangkauan waktu tertentu.
Metode Pendekatan Makro-Mikro
Dengan obyek kota Proyeksi jumlah penduduk
data tahun yang lalu diproyeksikan ketahun yang akan datang dengan menggunakan formula logistik atau berdasarkan Land Use Plan Kota
Estimasi kepadatan telepon kepadatan telepon per 100 penduduk diestimasi dengan menggunakan formula logistik dan hasil pengumpulan data
Metode Pendekatan Makro-Mikro
Estimasi kepadatan telepon estimate
kepadatan telepon estimate menunjukan nilai batas maksimum demand telepon per 100 penduduk.
Akumulasi demand telepon
jumlah demand telepon diperoleh dengan mengalikan jumlah penduduk dengan kepadatan telepon per 100 penduduk
Metode Pendekatan Makro-Mikro
Dengan obyek pelayanan sentral pertimbangan untuk menentukan calon pelanggan sama seperti pada forcasting demand dengan obyek kota.Hal-hal yang berakitan : Proyeksi jumlah penduduk yang berada dalam pelayanan
sentral Estimasi kepadatan demand Kepadatan telepon ultimate Estimasi proyeksi populasi Penyesuaian hasil estimasi Total hasil peramalan demand telepon per sentral
BABFORECASTING
PERAMALAN TRAFIK
Pendahuluan Jaringan telekomunikasi dibuat dengan tujuan untuk
menyediakan sarana pertukaran informasi antara pengguna yang menginginkannya ketika ia memerlukan informasi. Dalam proses tukar-menukar informasi tersebut terjadi perpindahan informasi dari pengirim ke penerima. Perpindahan informasi dari satu tempat ke tempat lain di dalam jaringan telekomunikasi tersebut disebut dengan trafik telekomunikasi (teletraffic).
Jaringan telekomunikasi yang meliputi jaringan suara, jaringan data, jaringan local area (LAN), jaringan telepon bergerak seluler memerlukan biaya yang amat besar. Dalam system ini sangat tidak ekonomis jika sumber daya (perangkat) seperti fasilitas switching dan fasilitas transmisi disediakan untuk masing-masing pelanggan.
Pendahuluan Dengan alasan ekonomi fasilitas tersebut digunakan secara
bersama untuk sejumlah pelanggan. Akibat kondisi tersebut timbul panggilan ditolak atau menunggu dalam melakukan hubungan telekomunikasi. Untuk memuaskan pelanggan penolakan atau menunggu panggilan tidak boleh lebih dari nilai tertentu. Untuk menentukan seberapa besar jaringan yang diperlukan dengan grade of service (tingkat pelayanan) tertentu, maka diperlukan bantuan teori teletraffic.
Teletraffic teory didefinisikan sebagai aplikasi dari teori probabilitas ( stokastik proses, teori antrian dan simulasi) untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berhubungan dengan perencanaan, evaluasi unjuk kerja dan maintenance dari system telekomunikasi. Teletraffic meliputi trafik untuk komunikasi data dan trafik telekomunikasi.
Traffic point of view
Sistem telekomunikasi menurut cara pandang trafik
Sistem melayani trafik yang masuk Trafik dibangkitkan oleh pengguna sistem
SistemIncomingtraffic
outgoingtraffic
Beberapa pertanyaan yang menarik
Bila diketahui kondisi sistem tertentu dan trafik yang masuk
Bagaimana Quality of Service (QoS) yang dialami pengguna?
Bila diketahui trafik yang masuk dengan QoS yang dipersyaratkanBagaimana suatu sistem di-dimensioning ?
Bila diketahui kondisi sistem dan QoS tertentuBerapa beban trafik maksimum ?
Tujuan Umum Peramala Trafik
Menentukan hubungan antara ketiga faktor berikut ini Quality of Service Beban trafik Kapasitas sistem
Contoh Penggambaran Trafik
Suatu panggilan telepon Trafik = panggilan telepon Sistem = Jaringan telepon QoS = Peluang berbunyinya telepon yang dituju
123456
Hubungan antara ketiga faktor secara kualitatif
Dengan QoS tertentu Dengan Kapasitas sistem
tertentu
Dengan Beban trafik tertentu
Untuk menyatakan hubungan antara ketiga faktor secara kuantitatif maka Diperlukan model matematis
Model teletraffic
Model teletraffic bersifat stokastik (probabilistik) Kita tidak tahu kapan akan datang panggilan
Variabel dalam model tersebut bersifat acak (random variables) Jumlah panggilan yang sedang berlangsung Jumlah paket yang ada di buffer
Random variable (peubah acak) dinyatakan oleh sutu distribusi Peluang adanya n panggilan yang sedang berlangsung Peluang terdapatnya n paket di dalam buffer
Tujuan mempelajari teletraffic untuk keperluan praktis
Perencanaan jaringan Dimensioning Optimisasi Analisa kinerja
Manajemen dan pengendalian jaringan Pengoperasian yang efisien Pemulihan kegagalan Manajemen trafik
Arti & Deskripsi Trafik
Pemakaian fasilitas telekomunikasi (saluran, alat penyambungan, alat kendali dsb.) yang diukur dengan waktu
SistemPola kedatangan panggilan
Pola lamanya waktu pendudukan
•Berkas sempurna•Berkas tak sempurna•Sistem rugi•Sistem tunggu•FIFO•Etc.
Deskripsi Trafik Salah satu pendeskripsian matematis dari trafik adalah birth and
death process (Proses kelahiran dan kematian) Merupakan salah satu kasus Markov chain dimana perubahan
keadaan (state) terjadi selangkah demi selangkah (one step at a time)
Dalam jaringan telepon, proses kelahiran adalah proses datangnya panggilan sedangkan proses kematian adalah proses berakhirnya panggilan
Pola kedatangan panggilan dan pola pendudukan dideskripsikan dengan distribusi probabilitas
Bila deskripsi pola trafik dengan distribusi probabilitasnya serta disiplin operasinya diketahui, maka banyak hal dapat diketahui (harga rata-rata trafik, blocking dst.)
Besaran trafik
Volume trafik (V) Jumlah lamanya waktu pendudukan perangkat
telekomunikasi Total holding time
Holding time = durasi panggilan Pangggilan (call) = permintaan koneksi dalam sistem teletraffic
Holding time = service time
Intensitas trafik (A) Jumlah lamanya waktu pendudukan per satuan waktu Volume trafik dibagi perioda waktu tertentu
Diketahui ada n saluran
Diketahui ada sejumlah p saluran (dari n saluran yang ada) diduduki pada saat bersamaan
Bila tp menyatakan jumlah waktu pendudukan p saluran dalam perioda T, maka :
tp = Tp=0
n
Besaran trafik
Total holding time semua saluran
Maka intensitas trafik
p.tpp=1
n
p.tp/T =p=1
n
p=1
n
p(tp/T)
V
A =
Pendekatan lain perhitungan intensitas trafik
Jumlah waktu dari seluruh pendudukan per satuan waktu (perioda pengamatan)
Contoh : Suatu berkas saluran terdiri dari 4 saluran. Di dalam satu jam (jam sibuk) misalnya diketahui Saluran 1 diduduki selama total 0,25 jam Saluran 2 diduduki selama total 0, 5 jam Saluran 3 diduduki selama total 0,25 jam Saluran 4 diduduki selama total 0, 5 jam Maka: A =(0,25+0,5+0,25+0,5)jam/1 jam = 1,5 jam/jam
n=1
N
tnV =
Pendekatan lain perhitungan intensitas trafik (cont)
Hasil-hasil lain Waktu pendudukan rata-rata :
Jumlah pendudukan per satuan waktu C = A/tr = N/T
A = C.tr C = jumlah panggilan (pendudukan) per satuan waktu (1 jam sibuk) tr = lamanya waktu pendudukan rata-rata dinyatakan dalam satuan waktu yang
sama dengan C Contoh : C = 3600 panggilan/jam = 60 panggilan/menit = 1
panggilan/detik tr = 1/60 jam/panggilan = 1 menit/panggilan = 60 detik/panggilan Maka : A = 3600 x 1/60 = 60 jam/jam = 60 x 1 = 60 menit/menit
n=1
N
tntr =1/N
Contoh Intensitas Trafik
Misalkan ada suatu sentral. Asumsikan bahwa Rata-rata terdapat 1800 panggilan baru dalam 1 jam, dan Rata-rata waktu pendudukan adalah 3 menit
Maka intensitas trafik adalah
a = 1800x3/60 = 90 Erlang Jika rata-rata waktu pendudukan naik dari 3 menit
menjadi 10 menit, maka
a = 1800 x 10/60 = 300 Erlang
Contoh Intensitas Trafik (cont)
PertanyaanSuatu perusahaan rata-rata melakukan panggilan keluar sebanyak 120 kali pada 1 jam sibuk. Masing-masing panggilan rata-rata berdurasi 2 menit. Pada arah ke dalam (menerima), perusahaan tersebut menerima 200 panggilan yang durasi panggilannya rata-rata 3 menit.Hitung trafik keluar (outgoing traffic), trafik ke dalam (incoming traffic), dan trafik total.
Jawab Out going traffic adalah 120 X 2/60 = 4 erlangIncoming traffic adalah 200 X 3/60 = 10 erlangTrafik total adalah 4 + 10 = 14 erlang
Karakteristik trafik Karakteristik tipikal untuk beberapa kategori
pelanggan telepon Private subscriber : 0,01 – 0,04 erlang Business subscriber : 0,03 – 0,06 erlang Private branch exhange : 0.10 – 0,60 erlang Pay phone : 0,07 erlang
Hal ini berarti, misalnya : Seorang pelanggan rumahan (private subscriber) biasanya
menggunakan 1% s.d. 4% waktunya untuk berbicara melalui telepon (pada suatu selang waktu yang disebut “jam sibuk”)
Diperlukan 2250 – 9000 pelanggan rumahan untuk menghasilkan trafik 90 erlang
Jenis Trafik
Trafik yang ditawarkan (offered traffic) : A Trafik yang dimuat (carried traffic) : Y Trafik yang ditolak atau hilang (lost traffic) : R
Relasi ketiga jenis trafik tersebut : A = Y + R
Jenis Trafik (cont) Definisi-definisi intensitas trafik sebelumnya
mengacu pada carried traffic Secara natural, offered traffic dapat didefinisikan
sebagai jumlah rata-rata upaya pendudukan selama perioda waktu yang sama dengan waktu rata-rata pendudukan dari pendudukan yang sukses Arti dari berhasil tergantung dari fungsi perangkat yang
diamati. Sehingga, pendudukan yang berhasil terhadap perangkat pengendali (common control device) belum tentu membawa pada keberhasilan pembentukan jalur komunikasi
Lost trafik dihitung dari perbedaan antara offered dan carried traffic
Variasi Trafik dan Jam Sibuk
Trafik dalam suatu peralatan sistem telekomunikasi akan bervariasi
Terdapat dua pengertian : jam sibuk dan jam tersibuk
Jam tersibuk : satu jam tiap hari dimana trafik tertinggi (tersibuk)
Jam sibuk : satu jam yang diambil dari kurva rata-rata dimana trafik tersibuk Time Consistent Busy Hour (TCBH)
TCBH diambil dari hasil pengukuran beberapa hari, kemudian dibuat kurva rata-ratanya
Variasi Trafik dan Jam Sibuk Rekomendasi CCITT E.500
Bila mempunyai alat ukur otomatis yang mampu mengukur secara terus menerus sepanjang tahun, maka jam sibuk dapat ditentukan dari hasil tiap hari dalam selang waktu yang penting (significant). Dari hasil tiap hari pengukuran nilai trafik pada jam sibuk tersebut, dipilih (tidak perlu berurutan) 30 tertinggi dan 5 tertinggi sehingga diperoleh nilai trafik rata-rata dari 30 tertinggi (A30) dan 5 tertinggi (A5)
Bila tidak ada alat ukur otomatis, maka pengukuran dilakukan manual selama 10 hari berurutan dalam selang (musim) yang sibuk, kalau perlu ditambah sampai 13 minggu dimana mencakup musim yang sibuk
Dalam prakteknya, setiap negara dapat melakukan cara lain tergantung jenis dan kemampuan alatnya
Pengantar Peramalan Trafik
Peramalan Trafik dilakukan untuk mengestimasi jumlah trafik pada waktu dilakukan forecast demand. Peramalan trafik digunakan sebagai dasar untuk : Manajemen planning Theoretical study dari optimum network Menentukan jumlah equipment
Peramalan dibedakan dalam tiga periode, yaitu : periode jangka pendek periode jangka menengah periode jangka panjang
Pengantar Peramalan Trafik
Peramalan trafik ada dua yaitu : peramalan trafik untuk jumlah satuan sambungan peramalan trafik untuk perencanaan jaringan
Peramalan trafik jumlah satuan sambungan
Trend Method suatu kuantitas yang diambil dari hasil pengamatan dalam suatu waktu seri (time seris) dapat mengikuti suatu pola tertentu dan dicari perkembangannya untuk waktu yang akan datang yaitu memperkirakan kecenderungan perkembangan untuk yang akan datang.Contoh : Trend garis lurus
Statistical Demand Analysis dapat dianggap bahwa perkembangan suatu besaran tertentu (misalnya jumlah pelangga) mengikuti suatu pola tertentu misalnya tergantung atas jumlah penduduk, standard kehidupan, perkembangan ekonomi dan lain-lain. Bila beberapa variable mempunyai relasi yang nalar pada perkembangan telepon, maka variable tersebut dapat digunakan untuk menjelaskan perkembangannya.
Peramalan trafik jumlah satuan sambungan (cont)
Analycal Comparison membandingkan tahap-tahap perkembangan telekomunikasi. Dianggap bahwa perkembangan dari suatu Negara (wilayah) akan mengikuti (sama dengan) perkembangan Negara (wilayah) yang sudah lebih berkembang.
Individual Judgement ini ditentukan secara pribadi. Peramalan didasarkan pada pengalaman dan informasi yang telah dikumpulkan. Tidak ada analisis secara sistematis yang dibuat.
Peramalan trafik untuk perencanaan jaringan
Matriks trafik sekarang
Jumlah sst tiap sentral sekarang
Jumlah sst tiap sentral y a d
Peramalan trafik
Matriks trafik y a d
Metode Peramalan Trafik Bila data trafik tersedia, maka peramalan trafik bisa
menggunakan metode : Time Series
Metode ini menentukan trend time series berdasarkan data sebelumnya. Metode ini antara lain: Trend linier Trend quadratic Eksponensial Logistik
Metode Regresi Global Forecasting dengan pertimbangan local Simple forecasting untuk pertumbuhan laju trafik poin to
point
Metode Peramalan Trafik (cont)
Bila data trafik tidak tersedia, maka peramalan trafik bias menggunakan metode: Forecasting total originating trafik Forecasting long distance outgoing trafik Forecasting trafik flow antar sentral
Metode Peramalan Trafik
Untuk keperluan peramalan trafik, diperlukan: kondisi trafik saat ini A(0) jumlah sambungan telepon per exchange saat ini
N(0) jumlah sambungan telepon per exchange masa
yang akan datang N(0)
Mariks Trafik
Untuk mengidentifikasi kebutuhan trafik tiap-tiap sentral, dibuat suatu matrik yang menggambarkan konsisi trafik dari beberapa tempat yang berbeda.
Ke dari
1
i
j
n
O
1 A(11) A(1n) O(1) i A(ii) A(ij) O(i) j A(ji) A(jj) O(j) n A(n1) A(nn) O(n) T T(1) T(i) T(j) T(n) A
Mariks Trafik
Dimana : A(ij) adalah trafik dari i ke j A(ji) adalah trafik dari j ke i A(ii) adalah trafik local sentral i O(i) adalah jumlah seluruh trafik originating
sentral i T(j) adalah seluruh trafik terminating sentral j
i j
AjTiO )()(
Point to Point Forecast
Estimasi total trafikUntuk mengestimasi total trafik dari berbagai katagori subscriber dihitung dengan rumus :
dimana : Nn (t) = peramalan jumlah subscriber untuk
kategori n n = trafik pada subscriber dengan kategori n
nn tNtNtNtA ).(...).().()( 2211
Point to Point Forecast
Jika tidak mungkin membagi subscriber dalam kategori-kategori maka total trafik yang akan dating dihitung dengan rumus :
dimana : N (t) = jumlah subscriber pada tahun ke t N (0) = jumlah subscriber pada tahun sekarang A (t) = jumlah trafik pada tahun ke t A (0) = jumlah trafik pada tahun sekarang
)0(
)()0()(N
tNAtA
Point to Point Forecast
Estimasi point to point trafikUntuk mengestimasi trafik dari suatu sentral ke sentral lain, dihitung dengan rumus :
dimana : G = Pertumbuhan subscriber pada suatu sentral
dan W = Bobot
Ada beberapa metode mendapatkan bobot W Metode RAPP’S 1 Metode RAPP’S 2 Metode AUSTRALIAN TELECOM
)0(
)(
i
ii N
tNG
)0(
)(
j
jj N
tNG
ji
jjiiijij WW
GWGWAtA
)0()(
Point to Point Forecast
Formula RAPP’S 1
Diasumsikan bahwa trafik per subscriber dari sentral I ke sentral
j sebanding dengan jumlah subscriber pada sentral j
Formula RAPP’S 2
Diasumsikan bahwa trafik originating dan trafik terminating per subscriber sangat kecil
2)(tNW ii 2)(tNW jj
)(tNW ii )(tNW jj
Point to Point Forecast
Formula Australian Telecom
Persamaan ini diperoleh dari penurunan RAPP’S 1. dari
substitusi persamaan tersebut diperoleh:
2
)()0( tNNW iii
2
)()0( tNNW jji
jiijij
ji
ij
ji
ij
GGAtA
NN
A
tNtN
tA
.).0()(
)0().0(
)0(
)().(
)(
KRUITHOF’S DOUBLE FACTOR METHOD
Metode ini digunakan untuk menentukan trafik yang akan datang dari suatu tempat ke tempat lain atau Aij dalam matrik trafik. Dengan asumsi: Beban trafik diketahui Rencana jumlah trafik originating (jumlah baris) dan trafik
terminating (jumlah kolom) juga telah ditentukan.
Tujuan metode ini adalah mencari konfigurasi beban trafik terbaik antara 2 sentral.
Aij diubah menjadi o
iij s
sA
KRUITHOF’S DOUBLE FACTOR METHOD
Penyesuaian terhadap baris
Penyesuaian terhadap kolom
dimana : n = iterasi ke n Oi(t) = trafik originating sentral i pada tahun ke t ( nilai
yang diharapkan) Tj(t) = trafik terminating sentral j pada tahun ke t ( nilai
yang diharapkan
tOnO
nAnA i
i
ijij
1
1
tTnT
nAnA j
j
ijij
1
1
Studi Kasus 1
Perhitungan TRAFIK SENTRAL dari WILAYAH TRAFIK
Trafik dari sentral 1 ke sentral lainnya (mis: dalam MEA)
Diketahui : a) wilayah local dibagi dalam beberapa wilayah trafik
(no.1,2,3,dan 4). Trafik yad antara wilayah trafik tsb diramalkan.
b) Wilayah local dibagi dalam beberapa wilayah sentral ( wilayah sentral tidak sama dengan wilayah trafik)
c) Dicoba dihitung trafik yad antara sentral A dan sentral, B
Studi Kasus 1
d) Beberapa informasi tambahan Sentral A :
5000 sst dari wilayah trafik I yang seluruhnya 10.000 sst 8000 sst dari wilayah trafik 2 yang seluruhnya 12.000 sst
Sentral B : 9000 sst dari wilayah trafik 3 yang seluruhnya di sentral B : 2000 sst dari wilayah trafik 4 yang seluruhnya 6000 sst
e) Dari ramalan trafik didapat: Dari wil trafik Ke wil trafik Total trafik (erl)
1122
3434
10090
10595
Studi Kasus 1 Penyelesaian
Asumsi: trafik dari 1 sst di wilayah trafik tertentu ke 1 sst di wilayah trafik tertentu yang lain konstan (tetap).
Sehingga trafik yang diharapkan (yg akan ada) antara sentral A dan sentral B dapat dihitung:Trafik A – B : 5000 x 9000 x 0,000001111 +
5000 x 2000 x 0,0000015 + 8000 x 9000 x 0,000000972 + 8000 x 2000 x 0,00001319 = 50 + 15 + 69,98 + 21,1 = 156,08 erl
Dr wil trafik Ke wil trafik Trafik antara 2 sst (erl)
1122
3434
100/(10000.9000) = 0,000001111 90/(10000.6000) = 0,0000015105/(12000.9000) = 0,000000972 95/(12000.6000) = 0,000001319
Studi Kasus 1 Cari matrik trafik antar sentral dari matrik trafik antar wilayah sbb:
Wilayah trafik I: Jumlah sst : 10.000 Originating trafik/sst : 0,06 erlDistribusi trafik : 60% ke wil I, 25 % ke wil II, 15 % ke wil
III
Wilayah trafik II :Jumlah sst : 5.000 Originating trafik/sst : 0,05 erlDistribusi trafik : 50% ke wil I, 30 % ke wil II, 20 % ke wil
III
Wilayah trafik III: Jumlah sst : 5.000 Originating trafik/sst : 0,04 erlDistribusi trafik : 50% ke wil I, 25 % ke wil II, 25 % ke wil
III
Studi Kasus 1
Dari soal sebelumnya, bagaimana jika dilayani oleh beberapa sentral, yaitu sentral 1,2,…n ???
Hitung trafik dari sentral 1 ke sentral 2 bila: Sentral 1 melayani 5000 sst dari wil I dan 3000
sst dari wil II Sentral 2 melayani 4000 sst dari wil I dan 2000
sst dari wil III.
Studi Kasus 1
PenyelesaianDr wil trafik Ke wil trafik Total trafik
IIIIIIIIIIIII
IIIIII
IIIIIII
25% x 10000 x 0,06 = 150 Erl15% x 10000 x 0,06 = 90Erl50% x 5000 x 0,05 = 125Erl20% x 5000 x 0,05 = 50Erl
50% x 5000 x 0,04 = 100Erl25% x 5000 x 0,04 = 50Erl
60% x 10000 x 0,06 = 360Erl
Dr wil trafik Ke wil trafik Total trafik
IIIIII
IIIII
III
(5000/10000) (4000/10000) x 360 Erl = 72 Erl(5000/10000) (2000/5000) x 90 Erl = 18 Erl
(3000/5000) (4000/10000) x 125 Erl = 30 Erl(3000/5000) (2000/5000) x 50 Erl = 12Erl
Trafik dari sentral 1 ke senral 2: 72+18+30+12= 132 Erl
Studi Kasus 2
Pada suatu MEA dengan 2 buah sentral, diketahui trafik existing sebagai berikut: trafik internal sentral A = 20 erlang trafik internal sentral B= 80 erlang trafik dari sentral A ke sentral B = 40 erlang trafik dari sentral B ke sentral A = 40 ErlangDengan menggunakan kruithoff double factor, hitunglah harga trafik di atas pada 2 tahun yang akan datang, jika saat yang diramalkan : trafik internal sentral A + trafik dari sentral A ke B = 120 erlang trafik internal sentral B + trafik dari sentral B ke A = 180 erlang trafik internal sentral A + trafik dari sentral B ke A = 80 erlang trafik internal sentral B + trafik dari sentral A ke B = 220 erlang
Studi Kasus 2
Penyelesaian Trafik tahun ke nol = A(0)
Trafik tahun yang diramalkan = A(t)
Dr ke
A B O
A 20 40 60
B 40 80 120
T 60 120 180
Dr ke
A B O
A ? ? 120
B ? ? 180
T 80 220 300
Studi Kasus 2 Langkah pertama : Penyesuaian terhadap baris
AAA(1) = 20 x 120 / 60 = 40AAB(1) = 40 x 120 / 60 = 80ABA(1) = 40 x 180 / 120 = 60ABB(1) = 80 x 180 / 120 = 120
Dari hasil perhitungan, didapatkan matrik A(1) sbb:
Matrik trafik yang dihasilkan belum sesuai dengan matrik trafik yang diharapkan, maka dilanjutkan dengan langkah berikutnya yaitu penyesuaian terhadap kolom.
Dr / ke A B O
A 40 80 120
B 60 120 180
T 100 200 300
tOnO
nAnA i
i
ijij
1
1
Studi Kasus 2 Langkah pertama : Penyesuaian terhadap kolom
AA(2) = 40 x 80 / 100 = 32AB(2) = 80 x 220/ 200 = 88BA(2) = 60 x 80 / 100 = 48BB(2) = 120 x 220 / 200 = 132
Dari hasil perhitungan, didapatkan matrik A(1) sbb:
Dari hasil perhitungan iterasi ke 2, matrik trafik yang dihasilkan sudah sama dengan yang diharapkan, maka iterasi berhenti. A(2) = A(t).
tTnT
nAnA j
j
ijij
1
1
Dr/ke A B O
A 32 88 120
B 48 132 180
T 80 220 300